JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

9
HUBUNGAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP CEMARAN Escherichia coli PADA MAKANAN GADO-GADO DI SEPANJANG JALAN KOTA MANADO CORRELATION FOOD HANDLER’S HYGIENE SANITATION PRACTICE WITH CONTENT OF Escherichia coli in GADO-GADO ON MANADO CITY STREETS Ika Puspita, Henry Palandeng, J. Sinolungan Bidang Minat Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Background: Food is something that is very important for human’s health. Now days, there are diseases happened through food that is often called Food Borne Disease. These diseases influenced lot of causal factor, one of them is pathogen bacterium called Escherichia coli (E. coli). Methods: This Study uses an analytic survey with cross sectional approach. The total samples in this study were 31 samples. Data were collected over gado-gado food’s sample and interview technique and measurement were taken. The statistical tests were used to analyze the correlation between variable using Spearman Rank tests. Results: The results of study showed that 35.5% food handler’s hygiene sanitation practice is not good and 48.4% food handler’s hygiene sanitation practice is good enough. There are 16.1% food handler’s hygiene sanitation practice is good. As a result of 31 gado-gado’s food sample, 26 sample showed number of germ E. coli more than 0 colony/gr and 5 sample showed number of germ E. coli is 0 colony/gr. Conclusion: The result from analyzed data showed that there are no correlation between food handler’s hygiene sanitation practice with content Escherichia coli on gado-gado on Manado City streets. Keywords: Food Handler’s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN Latar belakang: Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit melalui makanan yang disebut Food Borne Disease Penyebab penyakit bawaan makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya bakteri patogen seperti Escherichia coli (E. coli). Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel. Pengambilan data melalui pengambilan sampel makanan gado-gado dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji Spearman Rank. Hasil Penelitian : Hasil Penelitian menunjukkan 35.5% penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi kurang baik , 48.4% penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi dengan cukup baik dan 16.1% penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi dengan baik. Dari 31 sampel makanan gado-gado, 26 sampel menunjukkan angka kuman E. coli lebih dari 0 koloni/gr dan 5 sampel menunjukkan angka kuman E. coli 0 koloni/gr. Kesimpulan: Hasil Uji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara praktik higiene sanitasi penjamah makanan terhadap cemaran Escherichia coli pada makanan gado-gado di sepanjang jalan Kota Manado. Kata Kunci : Praktik Higiene Sanitasi Penjamah Makanan, Escherichia coli

description

hfjh

Transcript of JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

Page 1: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

HUBUNGAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP

CEMARAN Escherichia coli PADA MAKANAN GADO-GADO DI SEPANJANG JALAN KOTA

MANADO

CORRELATION FOOD HANDLER’S HYGIENE SANITATION PRACTICE

WITH CONTENT OF Escherichia coli in GADO-GADO ON MANADO CITY STREETS

Ika Puspita, Henry Palandeng, J. Sinolungan

Bidang Minat Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT

Background: Food is something that is very important for human’s health. Now days, there are diseases

happened through food that is often called Food Borne Disease. These diseases influenced lot of causal factor,

one of them is pathogen bacterium called Escherichia coli (E. coli).

Methods: This Study uses an analytic survey with cross sectional approach. The total samples in this study were

31 samples. Data were collected over gado-gado food’s sample and interview technique and measurement were

taken. The statistical tests were used to analyze the correlation between variable using Spearman Rank tests.

Results: The results of study showed that 35.5% food handler’s hygiene sanitation practice is not good and

48.4% food handler’s hygiene sanitation practice is good enough. There are 16.1% food handler’s hygiene

sanitation practice is good. As a result of 31 gado-gado’s food sample, 26 sample showed number of germ E.

coli more than 0 colony/gr and 5 sample showed number of germ E. coli is 0 colony/gr.

Conclusion: The result from analyzed data showed that there are no correlation between food handler’s hygiene

sanitation practice with content Escherichia coli on gado-gado on Manado City streets.

Keywords: Food Handler’s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli

RINGKASAN

Latar belakang: Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit

melalui makanan yang disebut Food Borne Disease Penyebab penyakit bawaan makanan dipengaruhi oleh

berbagai faktor salah satunya bakteri patogen seperti Escherichia coli (E. coli).

Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian Cross

Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel. Pengambilan data melalui pengambilan

sampel makanan gado-gado dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji Spearman Rank.

Hasil Penelitian : Hasil Penelitian menunjukkan 35.5% penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi

kurang baik , 48.4% penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi dengan cukup baik dan 16.1%

penjamah makanan melakukan praktik higiene sanitasi dengan baik. Dari 31 sampel makanan gado-gado, 26

sampel menunjukkan angka kuman E. coli lebih dari 0 koloni/gr dan 5 sampel menunjukkan angka kuman E.

coli 0 koloni/gr.

Kesimpulan: Hasil Uji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara praktik higiene sanitasi penjamah

makanan terhadap cemaran Escherichia coli pada makanan gado-gado di sepanjang jalan Kota Manado.

Kata Kunci : Praktik Higiene Sanitasi Penjamah Makanan, Escherichia coli

Page 2: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

PENDAHULUAN Makanan merupakan hal yang penting

bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi

penyakit melalui makanan yang disebut Food

Borne Disease atau penyakit bawaan makanan

seperti diare atau keracunan makanan.

Penyebab penyakit bawaan makanan

dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya

bakteri patogen seperti Escherichia coli (E.

coli). Food Borne Disease biasanya bersifat

toksik maupun infeksius, disebabkan oleh agen

penyakit yang masuk kedalam tubuh melalui

konsumsi makanan yang terkontaminasi

(WHO, 2005).

Berdasarkan laporan Badan Pengawas

Obat dan Makanan (BPOM) Nasional kasus

keracunan tahun 2010 yang disebabkan oleh

makanan menduduki peringkat kelima

sebanyak 592 kasus dan pada tahun 2004

penyebab terjadinya Food Borne Diseases

(Januari hingga Agustus) yaitu 16%

disebabkan oleh mikroba patogen dan 2% oleh

senyawa kimia (Suwondo, 2004).

Makanan jajanan yang berair dan tidak

panas mempunyai risiko tinggi terhadap

kejadian kontaminasi (Vitayata, 1995). Gado-

gado merupakan salah satu makanan yang

tidak panas ketika disajikan sehingga

berpotensi terjadi kontaminasi oleh mikroba.

Masalah utama pada makanan siap saji

makanan gado-gado adalah masalah keamanan

yang disebabkan oleh tahap persiapan dan

pengolahan yang kurang memperhatikan aspek

higiene dan sanitasi oleh penjamah makanan.

Sayuran merupakan salah satu bahan pangan

yang sering terkontaminasi oleh E. coli

sehingga jika dalam tahap persiapannya dan

pengolahannya tidak memenuhi syarat seperti

perebusan sayur pada suhu yang tidak

mencapai 60oC selama 15 menit hal ini bisa

menjadi salah satu faktor risiko terjadinya

kontaminasi E. coli pada gado-gado.

Sepanjang jalan Kota Manado tersedia

berbagai rumah makan dengan menu

bervariatif salah satunya gado-gado dan

biasanya menjadi tempat wisata kuliner bagi

masyarakat Kota Manado maupun luar Kota

Manado karena tempat yang mudah dijangkau.

Mengingat pentingnya sanitasi dan higiene

makanan untuk mencegah terjadinya Food

Borne Disease dan mendukung visi Kota

Manado menjadi Kota Ekowisata tahun 2015

sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan praktik higiene

sanitasi penjamah makanan terhadap cemaran

E. coli pada makanan gado-gado di sepanjang

jalan Kota Manado.

Berdasarkan hal diatas, maka tujuan

umum penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan praktik higiene sanitasi terhadap

cemaran Escherichia coli pada makanan gado-

gado di sepanjang jalan Kota Manado.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian

survey analitik dengan rancangan cross

sectional di rumah makan sepanjang jalan

Kota Manado pada bulan Mei-Juni 2013.

Populasi dan sampel pada penelitian ini

adalah sama yaitu seluruh rumah makan yang

menjual gado-gado di sepanjang jalan Kota

Manado sebanyak 31 rumah makan.

Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner praktik higiene

sanitasi penjamah makanan dan pemeriksaan

laboratorium untuk pemeriksaan angka kuman

E. coli pada sampel gado-gado.

Analisis univariat dilakukan untuk

mengetahui/menunjukkan distribusi frekuensi

dari data masing-masing variabel dan analisis

bivariat untuk menunjukkan hasil uji hubungan

antara variabel bebas (praktik higiene sanitasi

penjamah makanan) dan variabel terikat

(cemaran Escherichia coli) dengan

menggunakan Uji Spearman Rank.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Penjamah

Tabel 1. Distribusi Penjamah Makanan

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %

Laki-Laki

Perempuan

18

13

58.1

41.9

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat jumlah

penjamah makanan dengan jenis kelamin laki-

laki, yakni 18 orang (58.1%) sedangkan untuk

Page 3: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

jenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang

(41.9%).

Tabel 2. Distribusi Penjamah Makanan

Berdasarkan Umur

Jenis Kelamin N %

Laki-Laki

Perempuan

18

13

58.1

41.9

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel 2 penjamah makanan

dengan umur diantara 20-35 sebanyak 19

orang (61.3%), 35-50 sebanyak 9 orang

(32.3%) dan lebih dari 50 tahun sebanyak 3

orang (6.4%).

2. Analisis Univariat

Tabel 3. Distribusi Praktik Higiene Sanitasi

Penjamah Makanan

Praktik Penjamah

Makanan

N %

Kurang

Cukup

Baik

11

15

5

35.5

48.4

16.1

Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat

penjamah makanan yang melakukan praktik

higiene sanitasi kurang baik sebanyak 11

penjamah (35.5%), praktik higiene sanitasi

cukup baik sebanyak 15 penjamah (48.4%)

dan praktik higiene sanitasi baik sebanyak 5

penjamah (16.1%).

Tabel 4. Distribusi Cemaran E. coli Pada

Makanan Gado-Gado

Cemaran

E. coli Pada

Gado-Gado

Angka Kuman E. coli

(Koloni/gr) Total

N (%) 0 koloni/gr

N (%)

> 0

koloni/gr

N (%)

Cluster 1

Cluster 2

Cluster 3

2 (20)

2 (20)

1 (9.1)

8(80 )

8 (80)

10 (90.9)

10 (100)

10 (100)

11 (100)

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat pada

cluster 1 dan cluster 2 memiliki hasil sampel

yang sama yaitu 2 sampel (20 %) dengan hasil

pemeriksaan angka kuman E. coli 0 koloni/gr

dan 8 sampel (80 %) dengan hasil pemeriksaan

angka kuman E. coli lebih dari 0 koloni/gr.

Sedangkan pada cluster 3 terdapat 1 sampel

(9.1 %) dengan hasil pemeriksaan angka

kuman E. coli 0 koloni/gr dan 10 sampel (90.9

%) dengan hasil pemeriksaan angka kuman E.

coli lebih dari 0 koloni/gr.

Praktik

Penjamah Makanan

Angka Kuman E. coli (Koloni/gr)

Total

N (%)

p

Value 0 koloni/gr

N (%)

> 0 koloni/gr

N (%)

Kurang

Cukup

Baik

1 (9.1)

3 (20)

1 (20)

10 (90.9 )

12 (80)

4 (80)

11 (100)

15 (100)

5 (100)

0.627

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa

praktik penjamah makanan kurang baik dengan

hasil pemeriksaan angka kuman E. coli 0

koloni/gr sebanyak 1 penjamah (9.1%)

sedangkan praktik kurang baik dengan hasil

pemeriksaan angka kuman E. coli lebih dari 0

koloni/gr sebanyak 10 penjamah (90.9%).

Praktik penjamah makanan cukup baik dengan

hasil pemeriksaan angka kuman E. coli 0

koloni/gr sebanyak 3 penjamah (20%)

sedangkan praktik penjamah makanan cukup

baik dengan hasil pemeriksaan angka kuman

E. coli lebih dari 0 koloni/gr sebanyak 12

penjamah (80%). Praktik penjamah makanan

baik dengan hasil pemeriksaan angka kuman

E. coli 0 koloni/gr sebanyak 1 penjamah (20%)

sedangkan praktik penjamah makanan baik

dengan hasil pemeriksaan angka kuman E. coli

lebih dari 0 koloni/gr sebanyak 4 penjamah

(80%). Hubungan antara praktik higiene

sanitasi makanan dengan cemaran E. coli pada

makanan gado-gado memperoleh nilai

probabilitas sebesar 0.627 yang berarti nilainya

lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) sehingga H0

diterima yaitu tidak ada hubungan antara

praktik higiene sanitasi penjamah makanan

terhadap cemaran E. coli pada makanan gado-

gado.

PEMBAHASAN

1. Praktik Higiene Sanitasi Penjamah

Makanan

Berdasarkan distribusi pada praktik higiene

sanitasi penjamah makanan pada tabel 3

menunjukkan 11 penjamah (35.5%) telah

Page 4: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

melakukan praktik higiene sanitasi kurang baik

dan 15 penjamah (48.4%) cukup baik dan 5

penjamah (16.1%) baik dalam melakukan

praktik higiene sanitasi.

Penelitian lain juga dilakukan oleh

Budiyono (2008) pada warung makan di

Tembalang Semarang menunjukkan bahwa 28

penjamah makanan melakukan praktik higiene

sanitasi dengan baik dan 8 penjamah makanan

melakukan praktik higiene sanitasi tidak baik.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara

ada beberapa praktik yang telah dilakukan

dengan baik tapi ada beberapa praktik juga

yang belum dilakukan dengan baik seperti

dalam penggunaan celemek tidak ditemukan

seorang penjamah yang menggunakan

celemek. Penelitian yang dilakukan Budiyono

(2008) juga menunjukkan dari 36 penjamah

makanan yang diteliti hanya 4 penjamah

(11.1%) yang menggunakan celemek

sedangkan 32 penjamah (88.9%) tidak

menggunakan celemek, hal ini menunjukkan

kesadaran penjamah untuk menggunakan

celemek masih rendah. Celemek adalah kain

penutup baju dari dada atau pinggang sampai

lutut yang berfungsi untuk menjaga kebersihan

pakaian. Menurut Moehyi (1992) pakaian kerja

yang bersih akan menjamin sanitasi dan

higiene pengolahan makanan karena tidak

terdapat debu atau kotoran yang melekat pada

pakaian yang secara tidak langsung dapat

menyebabkan pencemaran makanan.

Dari hasil penelitian menunjukkan 64.5%

tidak pernah, 16.1% jarang, 12.9% kadang dan

3.2% sering dalam praktik mencuci tangan

terlebih dahulu sebelum menangani makanan.

Kebiasaan mencuci tangan sebelum menangani

makanan dapat membantu memperkecil risiko

terjadi kontaminasi bakteri dari tangan ke

makanan.

Kuku merupakan bagian dari tangan. Kuku

tangan sering menjadi sumber kontaminan atau

mengakibatkan kontaminasi silang (Fathonah,

2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

16.1% kuku bersih dan pendek, 64.5% kuku

pendek tapi tampak kotor, dan 19.4% kuku

panjang dan tampak kotor.

Dari hasil penelitian dalam praktik

penyimpanan peralatan makan 58.1% tidak

baik dan 41.9% baik. Berdasarkan pengamatan

selama penelitian ditemukan setelah pencucian

peralatan makan, penjamah hanya meletakkan

peralatan makan di tempat terbuka. Ada pula

yang ditutupi dengan kain/serbet serta tempat

sendok yang tidak memiliki penutup. Peralatan

makan tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari

debu maupun serangga sehingga dapat

memberikan kontribusi terjadinya kontaminasi

kuman pada makanan. Hasil penelitian

Susanna dan Hartono (2003) juga menyatakan

penempatan piring diletakkan pada tempat

terbuka dan tidak bersih serta penggunaan kain

lap dalam mengeringkan sendok, piring dan

garpu.

Dari hasil penelitian 74.2% penjamah

meletakkan makanan di lemari yang terbuka

dan 25.8% penjamah meletakkan makanan di

lemari yang tertutup. Menurut Moehyi (1992)

apabila memajang makanan tertutup rapat

kemungkinan terjadinya pencemaran makanan

akan menjadi kecil. Berdasarkan hasil

penelitian penjamah lebih banyak meletakkan

makanan di lemari yang terbuka karena lebih

memudahkan mereka untuk mengambil

makanan. Ada pula lemari yang memiliki

penutup dari kain yang tidak sesuai dengan

peraturan atau makanan yang hanya di tutupi

dengan selembar kertas. Hal ini tidak dapat

menghindari kontaminasi dari debu maupun

serangga.

Dari hasil penelitian dalam praktik

kebiasaan merokok saat menunggu pelanggan

menunjukkan 77.4% penjamah tidak merokok

saat menunggu pelanggan, 6.5% sering, 3.2%

kadang, 3.2% jarang dan 9.7% selalu merokok

ketika menunggu pelanggan. Menurut Depkes

RI (2001) kebiasaan merokok di lingkungan

pengolahan makanan mengandung banyak

risiko antara lain bakteri atau kuman dari

mulut dan bibir dapat dipindahkan ke tangan

sehingga tangan menjadi kotor dan akan

mengotori makanan, abu rokok dapat jatuh

kedalam makanan serta dapat menimbulkan

bau asap rokok yang dapat mengotori udara.

2. Cemaran E. coli Pada Gado-Gado

Berdasarkan distribusi pada praktik higiene

sanitasi penjamah makanan pada tabel 4 dari

hasil pemeriksaan angka kuman E. coli dari 31

sampel menunjukkan 5 sampel (16.1%)

dengan angka kuman E. coli 0 koloni/gr

sedangkan 26 sampel (83.9%) dengan angka

Page 5: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

kuman E. coli lebih dari 0 koloni/gr yang

tersebar dalam 3 cluster yang telah ditentukan.

Penelitian gado-gado dan ketoprak yang

dilakukan oleh Susanna (2003) di lingkungan

kampus UI Depok, hasil pemeriksaan 10

sampel gado-gado yang diambil ditemukan

seluruh sampel sampel angka kumannya

melebihi 0 koloni/gram.

Penelitian yang dilakukan Ermayanti (2004)

dari 30 sampel nasi pecel yang diperiksa

ditemukan 5 sampel (16.7%) tidak

mengandung E. coli dan 25 sampel (83.3%)

mengandung E. coli.

Penelitian lain pada nasi rames juga di

lakukan di Tembalang oleh Hidayat (2010)

sebanyak 19 sampel. Ditemukan 8 sampel

mengandung E. coli dan 11 sampel tidak

mengandung E. coli.

Makanan jajanan yang berair dan tidak

panas mempunyai risiko tinggi terhadap

kejadian kontaminasi (Vitayata, 1995). Nasi

rames, nasi pecel, ketoprak dan gado-gado

merupakan makanan yang tidak panas ketika

disajikan sehingga rentan terhadap

kontaminasi. Menurut Rahayu dkk (2011),

bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh

E. coli diantaranya sayuran. Pecel, ketoprak

dan gado-gado merupakan jenis makanan yang

terdiri dari bermacam-macam sayuran. Dari

bermacam-macam sayuran ini memungkinkan

terjadinya kontaminasi bakteri dari cara

pencucian atau dari cara memasak yang tidak

sesuai.

3. Hubungan Antara Praktik Higiene Sanitasi

Penjamah Makanan dengan Cemaran E.

coli

Hasil análisis data memperoleh hasil yaitu

antara praktik higiene sanitasi penjamah

makanan dengan cemaran E. coli mempunyai

probabilitas sebesar 0.627 (p > 0.05) yang

berarti bahwa tidak ada hubungan antara

praktik higiene sanitasi penjamah makanan

dengan cemaran E. coli pada makanan di

sepanjang jalan Kota Manado.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hakim (2012) tentang

hubungan kondisi higiene dan sanitasi dengan

keberadaan E. coli pada nasi kucing yang di

jual di wilayah Tembalang Semarang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara praktik dengan keberadaan E.

coli (p> 0.05).

Penelitian oleh Marlina (2007) tentang

hubungan kondisi sanitasi dan praktik

penjamah makanan dengan kandungan E. coli

pada tempe penyet di warung makan

Tembalang Semarang. Berdasarkan uji statistik

menunjukkan tidak ada hubungan antara

praktik penjamah dengan kandungan E. coli.

Sebagian besar penjamah makanan

melakukan praktik higiene sanitasi dengan

cukup baik, namun hasil pemeriksaan angka

kuman E. coli pada makanan yang

menunjukkan angka kuman lebih dari 0

koloni/gr bisa disebabkan berbagai faktor

seperti :

a. Air

Menurut Rahayu dkk (2011) kontaminasi

bakteri ini pada pangan biasanya berasal dari

kontaminasi air yang digunakan.

b. Kebersihan Peralatan Makan

Kebersihan peralatan makan merupakan salah

satu faktor penting dalam higiene dan sanitasi

makanan. Peralatan makan perlu dijaga

kebersihannya setiap akan digunakan karena

peralatan makan yang bersih dapat membantu

mencegah terjadinya kontaminasi makanan

oleh bakteri melalui peralatan makanan yang

digunakan.

c. Lama Waktu Memasak

Lama waktu pemasakan bisa mempengaruhi

kandungan E. coli pada makanan karena E.

coli merupakan bakteri yang sensitif terhadap

panas dan bakteri ini dapat bertahan pada suhu

60oC selama 15 menit

atau 55

oC selama 60

menit. Oleh karena itu, jika air atau sayuran

yang terkontaminasi dengan E. coli kemudian

tidak dimasak lebih dari suhu di atas maka E.

coli tetap ada.

d. Vektor

Vektor seperti lalat dapat menularkan

penyakit melalui makanan yang tidak ditutup

karena kebiasaan lalat yang menyukai tempat

kotor seperti sampah basah maupun kotoran

dan kemudian hinggap di makanan sehingga

dapat mengkontaminasi bakteri dari tempat

kotor tersebut ke makanan yang dapat

menyebabkan penyakit bawaan makanan

seperti diare.

Page 6: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar penjamah makanan

melakukan praktik higiene sanitasi dengan

cukup baik sebanyak 15 penjamah.

2. Sebagian besar sampel gado-gado yang

diteliti memiliki angka kuman E. coli lebih

dari 0 koloni per gram sebanyak 26 sampel.

3. Tidak ada hubungan antara praktik higiene

sanitasi penjamah makanan dengan

cemaran E. coli pada makanan gado-gado di

sepanjang jalan Kota Manado.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat

disarankan untuk:

1. Perlunya diadakan penyuluhan dan

pelatihan mengenai higiene sanitasi

makanan serta pembinaan untuk penjamah

makanan.

2. Menggunakan alat pelindung diri untuk

menjaga kebersihan diri seperti memakai

celemek dan penutup kepala serta

membiasakan diri untuk selalu mencuci

tangan sebelum menangani makanan.

3. Perlunya adanya penelitian lanjut tentang

sanitasi makanan dengan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2008. Tingkat Pengetahuan dan

Praktik Penjamah Makanan Tentang

Higiene dan Sanitasi Makanan Pada

Warung Makan di Tembalang Kota

Semarang tahun 2008. FKM Undip

(online) (http:// http://www.ejournal.undip.ac.id/index.ph

p/jpki/article/view/2411/2136 diakses

tanggal 1 juli 2013)

Depkes RI, 2001. Prinsip-Prinsip Higiene dan

Sanitasi Makanan. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Ermayani, D. 2004. Hubungan Kondisi

Sanitasi dan Praktik Penjamah

Makanan dengan Kandungan

Escherichia coli pada Nasi Pecel di

Kelurahan Sumurboto dan Tembalang

Semarang. Skripsi. FKM UNDIP.

Semarang

Fathonah, S. 2005. Higiene dan Sanitasi

Makanan. Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang. Semarang

Hakim, A.R. 2012. Hubungan Kondisi Higiene

dan Sanitasi dengan Keberadaan

Escherichia coli Pada Nasi Kucing

yang Dijual di Wilayah Tembalang

Semarang tahun 2012. FKM Undip

(online) (http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/vie

w/1373/1394 diakses tanggal 1 juli

2013)

Hidayat, H.A. 2010. Hubungan Pengetahuan

dan Praktik Penjamah Makanan

Mengenai Higiene Sanitasi Makanan

dengan Keberadaan Escherichia coli

Pada Nasi Rames (Studi Pada Kantin di

Lingkungan Universitas Diponegoro

Tembalang). FKM Undip (online)

(http:// http://eprints.undip.ac.id/17259/

diakses tanggal 1 juli 2013)

Marlina. 2007. Hubungan Kondisi Sanitasi

dan Praktik Penjamah Makanan

dengan Kandungan Escherichia coli

pada tempe penyet di Warung Makan

Tembalang Semarang. FKM Undip

(online) (http:// http://eprints.undip.ac.id/29367/ diakses

tanggal 1 juli 2013)

Moehyi, Syahmin. 1992. Penyelenggaraan

Makanan Institusi dan Jasa Boga.

Jakarta: Bhratara

Rahayu, W dkk. 2011. Keamanan Pangan :

Keperdulian Kita Bersama. Bogor : IPB

Press

Susanna, D. Hartono, B. 2003. Pemantauan

Kualitas Makanan Ketoprak dan Gado-

Gado di Lingkungan Kampus UI

Depok, melalui pemeriksaan

Bakteriologis. FKM UI (online) (http:// http://repository.ui.ac.id/contents/kolek

si/2/881afd4e6559e236721be556a933f2

2c0043940d.pdf diakses tanggal 1 juli

2013)

Suwondo, A. 2004. Makalah Food Borne

Disease Sebagai Salah Satu Sinyal

Kontaminasi dan Bahan Toksik Pada

Page 7: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling

Pangan, Seminar Nasional Pangan dan

Kesehatan. Universitas Dipanegoro.

Semarang

Vitayata, A. 1995. Pembinaan Pengusaha

Makanan Jajanan dalam Upaya

Peningkatan Kualitas, Seminar

Nasional Sehari dan Festival Makanan

Tradisional. PusLitBang TekLemLit

UNDIP. Semarang

WHO. 2005. Penyakit Bawaan Makanan :

Fokus Pendidikan Kesehatan. Jakarta :

EGC

Page 8: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling
Page 9: JURNAL Ika Puspita 091511171 Kesling