Jurnal Epilepsi Winda

24
Risiko mortalitas jangka panjang oleh penyebab kematian pada pasien yang baru terdiagnosis epilepsi di Finlandia: sebuah penelitian berbasis buku catatan pasien secara nasional Abstrak Untuk memperkirakan angka kematian jangka panjang berdasarkan penyebab kematian secara nasional, kohort berdasarkan buku daftar pasien dengan epilepsi (PDE) yang baru terdiagnosa. Seluruh PDE Finlandia yang non - institusional berusia 10-74 Tahun (n = 10.818) yang memenuhi syarat untuk penggantian obat antiepilepsi untuk pertama kalinya antara tahun 1990 dan 1994, telah diidentifikasi dalam database Lembaga Asuransi Sosial Finlandia. Mortalitas diperbandingkan terhadap kohort referensi berbasis populasi (n = 43.894 ). Hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan / confidence interval 95 % nya (95% CI) selama follow up sepanjang 18 tahun dihitung dengan menggunakan model hazard proporsional . Potensi tahun kehidupan potensial yang hilang / Potential years of life lost (PYLL) dan kelebihan dari sebagian kecil dari penyebab kematian disebabkan epilepsi juga dihitung. PDE menyumbang sebanyak 137.610 orang - tahun pengamatan dan terdapat 3.558 kematian. Mortalitas tetap tinggi hingga 18 tahun pasca diagnosis (HR 3,21, 95% CI 3,07-3,35). Mortalitas penyakit jantung iskemik pada PDE adalah dua kali lipat (HR 2,31 , 95 % CI 2,09-2,54), dan tetap terus meningkat selama sepanjang follow up baik pada pria 1

Transcript of Jurnal Epilepsi Winda

Risiko mortalitas jangka panjang oleh penyebab kematian pada pasien yang baru terdiagnosis epilepsi di Finlandia: sebuah penelitian berbasis buku catatan pasien secara nasional

Abstrak Untuk memperkirakan angka kematian jangka panjang berdasarkan penyebab kematian secara nasional, kohort berdasarkan buku daftar pasien dengan epilepsi (PDE) yang baru terdiagnosa. Seluruh PDE Finlandia yang non - institusional berusia 10-74 Tahun (n = 10.818) yang memenuhi syarat untuk penggantian obat antiepilepsi untuk pertama kalinya antara tahun 1990 dan 1994, telah diidentifikasi dalam database Lembaga Asuransi Sosial Finlandia. Mortalitas diperbandingkan terhadap kohort referensi berbasis populasi (n = 43.894 ). Hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan / confidence interval 95 % nya (95% CI) selama follow up sepanjang 18 tahun dihitung dengan menggunakan model hazard proporsional . Potensi tahun kehidupan potensial yang hilang / Potential years of life lost (PYLL) dan kelebihan dari sebagian kecil dari penyebab kematian disebabkan epilepsi juga dihitung. PDE menyumbang sebanyak 137.610 orang - tahun pengamatan dan terdapat 3.558 kematian. Mortalitas tetap tinggi hingga 18 tahun pasca diagnosis (HR 3,21, 95% CI 3,07-3,35). Mortalitas penyakit jantung iskemik pada PDE adalah dua kali lipat (HR 2,31 , 95 % CI 2,09-2,54), dan tetap terus meningkat selama sepanjang follow up baik pada pria maupun wanita. Kebanyakan kematian prematur dalam hal PYLL ini disebabkan kanker otak (17%), kanker lainnya (15%), penyakit jantung iskemik (11%), serta penyakit serebrovaskular (10%). Persentase kematian pada PDE (secara statistik yang disebabkan epilepsi) adalah 3,9% untuk kecelakaan, 3,4% untuk penyakit yang berhubungan dengan alkohol, dan 1,6% untuk bunuh diri. PDE memiliki tingkat kematian yang cukup besar dari penyakit tidak menular , yang tidak hilang selama 18 tahun. Penyakit-penyakit sistem sirkulasi dan kanker, terutama kanker otak, merupakan penyebab paling utama kematian yang hampir saja tak berkenaan sebagai indikator mortalitas.

Singkatan-singkatanPDEPasien dengan epilepsiOAEObat-obatan antiepilepsiRMSRasio mortalitas terstandarisasiHRHazard ratioCI 95 % Confidence interval 95%PYLLPotential years of life lostNENon-estimable risk / resiko yang tak terperhitungkan dikarenakan prognosis nol pada pasien atau referents selama periode follow up tertentu

2

PendahuluanPenelitian-penelitian follow-up epidemiologis pada pasien dengan epilepsi (PDE) telah mengaitkan epilepsi dengan meningkatnya mortalitas, begitu juga menurunnya harapan hidup relatif terhadap populasi keseluruhan. Untuk mewakili prognosis rata-rata epilepsi, kohort dari PDE yang baru terdiagnosa (dari semua etiologi) dengan follow up melampaui satu dekade telah menemukan rasio mortalitas terstandarisasi (RMS) dari 1,4 hingga 5,5. Kematian/mortalitas tercatat tertinggi pada tahun-tahun awal setelah diagnosis, terutama karena kasus dengan penyebab yang sangat fatal yang jauh dari epilepsi simptomatis, seperti kanker atau penyakit serebrovaskular. Risiko kematian melemah pada tahun-tahun lanjut follow up, tetapi ada temuan berupa dari peningkatan yang terjadi berikutnya pada mortalitas setelah satu dekade dari diagnosis.Semua penyebab kematian pada PDE telah menjadi topik tinjauan dan diskusi yang lebih komprehensif, sementara masih relatif sedikit yang diketahui mengenai kemungkinan perubahan jangka panjang pada risiko penyebab kematian yang spesifik. Faktor sosiodemografi, seperti tingkat pendidikan dan status perkawinan, penentuan yang penting dari kematian, tetapi belum diperhitungkan dalam penelitian sebelumnya pada mortalitas pada PDE. Para peneliti mengevaluasi resiko mortalitas jangka panjang dan penyebab kematian pada kohort representatif secara nasional dari PDE yang baru terdiagnosa di Finlandia.

Bahan dan metodePenggantian (reimbusrtment) obat antiepilepsi di Finlandia Semua penduduk tetap Finlandia berhak mendapat asuransi kesehatan nasional. Asuransi kesehatan nasional termasuk sistem penggantian obat, sepenuhnya menutupi biaya obat antiepilepsi (OAE) yang digunakan untuk mengobati epilepsi. Dikarenakan sistem kesehatan nasional, biasanya semua pasien dengan epilepsi yang baru terdiagnosa diobati dengan OAE di Finlandia, terlepas di wilayah mana mereka tinggal. Resep OAE untuk individu-individu yang secara permanen dirawat di sebuah instansi tidak secara rutin dicatat di database nasional. Persyaratan untuk penggantian untuk obat antiepilepsi ( OAE ) adalah sertifikat medis yang menunjukkan bahwa diagnosis klinis epilepsi ditegakkan oleh ahli saraf bersertifikat, dan didasarkan pada kriteria diagnostik internasional yang diusulkan oleh International League Against Epilepsy, yang meningkatkan keabsahan diagnosis. Tes diagnostik termasuk EEG dan neuroimaging (sebelumnya CT scan, kemudian MRI otak). Sertifikat untuk imbursement obat sedang ditinjau oleh spesialis untuk akurasi dan kesesuaian diagnosis sebelum disetujui, dan jika informasi penting yang hilang, sertifikat medis akan diminta untuk direvisi dengan informasi tambahan sebelum disetujui untuk memastikan keabsahan diagnosis epilepsi.

Populasi penelitianSemua penduduk Finlandia yang lahir antara tahun 1920 dan 1979 yang berhak atas pengembalian/penggantian obat antiepilepsi (dikarenakan terkena epilepsi untuk pertama kalinya antara 1 Januari 1990 dan 31 Desember 1994 (n = 10.818), diidentifikasi dari database Special Refund Entitlement Register dari Lembaga Asuransi Sosial Finlandia. Sebuah kohort referensi berdasarkan populasi tanpa epilepsi (n = 43894) diidentifikasi dari Pusat Daftar Penduduk menggunakan pencocokan frekuensi terhadap kohort pasien pada tahun kelahiran (dalam jangka waktu 5 tahun). Sejalan dengan peraturan di Finlandia, peneliti tidak memerlukan persetujuan dari subyek penelitian untuk memperoleh informasi tentang data sensus mereka, status vital, dan penyebab kematian untuk tujuan penelitian. Proyek ini disetujui oleh komite etika lokal Pirkanmaa dan Rumah Sakit Kabupaten Ostrobothnia Utara, dan Departemen Sosial dan Kesehatan memberi kewenangan akses terhadap catatan medis .PDE dimasukkan dalam follow up pada sebuah cara berdasarkan insidensi menurut tanggal awal masing-masing mereka pada saat penggantian OAE. Pada kohort referensi, tanggal untuk memulai follow up dipilih secara acak, sehingga setiap bulan antara tahun 1990 dan 1994 proporsi yang sama dari orang yang diteliti, ketika pasien memasuki fase follow up. Dikarenakan tanggal yang dipilih secara acak dalam memulai follow up, beberapa orang dari populasi tanpa epilepsi (referen) telah beremigrasi (n = 2.364) dari Finlandia, meninggal (n = 502) atau keduanya (n = 2) sebelum tanggal dimulainya penelitian. Individu-individu ini dikeluarkan dari penelitian, seperti salah satu PDE yang beremigrasi sebelum keputusan penggantian obatnya. Akhirnya, 10.817 PDE dan 41.032 referen/populasi tanpa epilepsi dimasukkan dalam analisis. Setiap individu memberikan kontribusi orang - waktu hingga tanggal kematian, emigrasi atau tanggal penutupan keseluruhan (1 Januari 2008), yang mana merupakan pertama kalinya. Penyebab-penyebab yang mendasari kematian antara tahun 1990 dan 2007 diidentifikasi dari statistik Finlandia dengan menggunakan deterministic record linkage berdasarkan nomor identifikasi pribadi yang unik yang diberikan ditugaskan pada semua penduduk Finlandia. Kematian diklasifikasikan menurut International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, revisi ke-9 dan ke-10 (ICD - 9 dan ICD - 10), dan kunci berikut disediakan oleh Statistik Finlandia digunakan untuk crosswalk antara dua versi ICD ini, adalah sebagai berikut : penyakit infeksi dan parasit tertentu (ICD-10 A00-B99, J65; ICD-9 001-033, 0341-0401, 0403-0992, 0994-134, 1362-139, 7713, 7908), kanker (ICD-10 C00-C97; ICD-9 140-208, 2386, 2733), diabetes mellitus (ICD-10 E10-E14; ICD-9 250), demensia (ICD-10 F01, F03,G30, R54; ICD-9 290, 3310, 4378A, 2904, 797), penyakit sistem saraf (ICD-10 G00-G29, G31.0-G31.1,G31.8-G620, G622-G720, G722-H95; ICD-9 320-3300,3308-3309, 3311-3570, 3576-389, 435, 7860), penyakit sistem sirkulasi (ICD-10 I00-I425, I427-I99; ICD-92891-2892, 390-4254, 4258-434, 436-4376, 4378X-444,447-459), penyakit jantung iskemik (ICD-10 I20-I25; ICD-9 410-414), penyakit jantung lainnya yang tidak termasuk penyakit jantung reumatik (ICD-10 I30-I425, I427-I52; ICD-9 420-4254,4258-429), penyakit serebrovaskuler (ICD-10 I60-I69;ICD-9 430-434, 436-4376, 4378X-438), pneumonia (ICD-10 J12-J18, J849; ICD-9 480-485), penyakit sistem pernafasan lainnya (ICD-10 J00-J06, J20-J39, J60-J64, J66-J848, J85-J99; ICD-9 0340, 460-478, 495, 500-519, 7991), Penyakit sistem pencernaan (ICD-10 K00-K291, K293-K67,K71-K85, K861-K93; ICD-9 0402, 520-5352, 5354-5709,5714-5770C, 5771A-5771B, 5772-579), penyakit sistem urogenital (ICD-10 N00-N99; ICD-9 580-629, 7880), malformasi kongenital (ICD-10 Q00-Q99; ICD-9 2377,740-759), penyakit terkait alkohol dan keracunan alkohol (ICD-10 F10, G312, G4051, G621, G721,I426, K292, K70, K860, K8600, O354, P043, X45;ICD-9 291, 303, 3050, 3575, 4255, 5353, 5710-5713, 5770D-5770F, 5771C-5771D, 7607A, 7795A, E851), kecelakaan (ICD-10 V01-X44, X46-X59, Y85-Y86; ICD-9 E800-E840, E850, E860-E949, E970), dan bunuh diri (ICD-10 X60-X84, Y870; ICD-9 E950-E959B, E959X). Pada analisis dengan pengecualian kematian akibat kanker otak, kode ICD-9 191 juga kode ICD-10 C71 dikecualikan/dikeluarkan. Dengan pengecualian kematian yang diklasifikasikan sebagai terkait-epilepsi:, maka kode ICD-9 345 dan kode ICD-10 G40-G41 dikecualikan.

Analisis statistikSignifikansi statistik dari perbedaan-perbedaan karakteristik dasar antara PDE dan referen dinilai menggunakan uji t untuk usia (variabel kontinu) dan uji Chi square untuk variabel berkategori. Dalam banyak analisis regresi, risiko kematian di antara PDE dievaluasi dalam kaitannya dengan kohort referensi tanpa epilepsi dengan rasio hazard (HR) dan interval kepercayaan 95% mereka (CI 95%) diperkirakan menggunakan pemodelan Cox proportional hazards.Sebuah P \ 0,05 dua sisi dianggap signifikan secara statistik. Seleksi variabel dalam pembentukan pemodelan didasarkan pada eliminasi mundur (berdasarkan rasio kemungkinan). Model Cox mengasumsikan proportional hazards, misal, kaitan log linear antara tingkat bahaya (hazard) dan parameter independen parameter pada model selama periode follow up. Pelanggaran asumsi proporsionalitas selama periode follow up total diuji dengan memperluas model Cox hingga memasukan kovariat bergantung-waktu yang mewakili interaksi antara masing-masing parameter independen dan fungsi parametrik periode follow up. Residual Schoenfeld berskala dengan waktu diplotkan untuk masing-masing parameter independen, yang selain uji global menunjukkan ketergantungan yang signifikan secara statistik dari mortalitas terhadap waktu dalam hal status epilepsi, usia, jenis kelamin, status pendidikan, dan status perkawinan (P \ 0,01). Untuk analisis utama, aksis waktu itu dibagi menjadi tiga interval , yang mewakili tahun-tahun dari awal follow up : 0-4, 5-11, dan 12-18. Alasan/rasional untuk interval pertama didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan resiko kematian yang semakin segera setelah diagnosis epilepsi, dengan pola menurun dan melereng sekitar 4-5 tahun setelah diagnosis epilepsi.

Hazard ratio (HR) pada masing-masing tiga interval follow up diuji heterogenitasnya dan, di sini, P \ 0,10 dianggap signifika secara statistik. Modifikasi efek dievaluasi dengan mempertimbangkan semua hal interaksi dua arah antara status epilepsi dan efek-efek utama pada sebuah model Cox yang sepenuhnya telah disesuaikan. Ada interaksi yang signifikan secara statistik antara status epilepsi dan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status perkawinan (P \ 0,01). Model yang akhir menyertakan usia dan jenis kelamin (variabel tetap ) untuk menyesuaikan efek pembaur potensial mereka pada analisis subkelompok .Pencapaian pendidikan dasar dan status perkawinan pada tahun 1985 (variabel kategori tetap) diperlakukan sebagai pengubah efek pada analisis regresi banyak bertingkat. Individu yang berusia 18 tahun atau lebih tua diklasifikasikan sebagai (1) menikah, (2) lajang, dan (3) bercerai, berpisah atau janda/duda. Pencapaian pendidikan dasar pada individu yang berusia 18 tahun atau lebih diklasifikasikan sebagai (1) kualifikasi tingkat dasar atau tidak ada informasi mengenai pendidikan lanjut, (2) tingkat menengah atas dan / atau kualifikasi kejuruan, (3) tingkat terendah pendidikan tinggi dan / atau derajat lebih rendah tingkat pendidikan tinggi tingkat (politeknik atau gelar universitas yang lebih rendah), dan (4) tingkat yang lebih tinggi dari tingkatan pendidikan tinggi atau doktor.Fraksi berlebih (excess fraction), yaitu persentase kematian pada PDE secara statistik yang disebabkan epilepsi, dievaluasi berdasarkan penyebab kematian sebagai perbedaan antara angka kematian yang ditemui dan angka kematian yang diperkirakan, dengan jumlah yang diperkirakan diperoleh ketika jumlah yang ditemukan dibagi berdasarkan HR yang berasal dari model Cox. Jumlah kematian yang berlebih kemudian dikaitkan dengan kematian secara keseluruhan PDE. Untuk memeringkatkan kepentingan relatif pada penyebab kematian dini yang berbeda dari dini kematian, kami mengkalkulasikan tahun potensi hidup yang hilang/ potential years of life lost (PYLL) dengan menggunakan harapan hidup yang tersisa pada masing-masing individu yang telah meninggal pada tahun awal follow up dengan usia tahunan dan jenis kelamin, berdasarkan statistik vital yang disediakan oleh Statistik Finlandia. Tahun-tahun hidup yang hilang untuk seluruh subyek penenlitian yang telah meninggal akibat penyebab tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah PYLL pada penyebab kematian.

HasilKami mengikuti 10.817 orang yang didiagnosis dengan epilepsi antara tahun 1990 dan 1994, dengan total 137.610 tahun pengamatan. Durasi rata-rata (persentil ke-25 dan ke-75) dari follow up adalah 14,6 tahun (10,6 dan 16,5) PDE dan 15,4 tahun ( 14,0-16,8) dalam kelompok referen. Ada perbedaan signifikan secara statistik antara PDE dan referen pada batas bawah usia (P \ 0,005 ; perbedaan mean 2,28 tahun , 95 % CI 2,66-1,91), jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan (P \ 0.005 untuk semua).

Mortalitas akibat semua penyebab Selama seluruh periode follow -up, HR untuk mortalitas adalah 3,21 ( 95 % CI 3,07-3,35 ) dengan penyesuaian terhadap usia dan jenis kelamin. Tingkat fatalitas kasus selama seluruh periode follow up adalah 4,1 % pada kalangan remaja (usia 10-17 tahun), 30,1% pada orang dewasa (usia 18-64 tahun), dan 79,4% pada lansia (usia 65-74 tahun). Pada kelompok referen, yang sesuai angka tersebut masing-masing 1,1 , 8,8 , dan 48,7 %. Pada analisis bertingkat, peningkatan mortalitas akibat epilepsi relatif lebih pada kelompok yang lebih muda usia (10-49 tahun), laki-laki, orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan mereka yang menikah. Karena dampak usia terhadap mortalitas begitu kuat, kami meneliti perubahan risiko kematian menggunakan set berbeda dalam kategorisasi usia, yang ditunjukkan pada Tabel 2 dengan penyesuaian untuk jenis kelamin dan pada Gambar . 1 dengan stratifikasi berdasarkan jenis kelamin. Mortalitas pada PDE dewasa menurun dengan follow up yang lebih lama dan pada semua kategori berdasarkan status perkawinan, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan, kecuali pada mereka dengan tingkat pendidikan yang tertinggi. Pada PDE dengan diagnosis terjadi pada masa remajanya,kelebihan resiko akan kematian tetap konstan di seluruh waktu interval.

Mortalitas spesifik-penyebabPada PDE dewasa dan lanjut usia, resiko-resiko tertinggi yang diamati sebagai penyebab kematian yaitu akibat cacat bawaan, penyakit dari sistem saraf (termasuk demensia), penyakit serebrovaskular penyakit, dan pneumonia (HR 5,43-11,9). Kanker otak menyebabkan 390 kematian pada orang dewasa dan lansia, dan enam kematian pada kalangan remaja dengan epilepsi, menyumbang kontribusi 10.870 tahun hidup yang hilang (17,4 % dari Total PYLL pada PDE). Penyebab lain kematian dengan dampak besar terhadap tahun hidup yang hilang adalah kanker, penyakit jantung iskemik , penyakit serebrovaskular, dan sebagai sebuah kelompok, penyebab kematian / mortalitas eksternal dan yang berhubungan dengan alkohol. Remaja memiliki peningkatan risiko kematian akibat kanker, dan setelah pengecualian kematian akibat kanker otak (enam kematian akibat kanker otak pada PDE dan satu pada referen), risiko masih tetap meningkat selama seluruh follow up (HR 9.16, 95 % CI 1,68-50,0). Pada kelompok usia ini, tidak ada kelebihan mortalitas akibat bunuh diri.Berdasarkan uji heterogenitas, PDE dewasa dan lanjut usia mengalami penurunan yang signifikan pada mortalitas spesifik-penyebab setelah Interval follow up awal akibat kanker, penyakit sistem saraf termasuk demensia, pneumonia, dan dari signifikansi batasan untuk penyakit serebrovaskular (Tabel 4). Resiko mortalitas akibat penyakit yakni jantung iskemik pada PDE dewasa dan lansia merupakan daya tarik tersendiri, dan meningkat dan relatif konstan sepanjang follow up pada pria dan wanita dengan epilepsi.

PembahasanKami mengevaluasi mortalitas jangka panjang dan penyebab kematian pada sebuah sampel besar pada orang baru didiagnosa PDE, yang diidentifikasi dari sebuah register / catatan nasional yang komprehensif. Sebagai informasi, ini adalah penelitian pertama pada PDE di mana kelebihan fraksi (atau fraksi yang menyebabkan) dan PYLL penyebab kematian spesifik diperhitungkan dalam populasi tersebut. Mortalitas pada PDE dalam kaitannya dengan populasi umum berkisar dari dua kali lipat pada mereka yang berusia 70-74 tahun hingga lima kali lipat pada mereka yang berusia 10-49 tahun pada awal penelitian, dengan modifikasi efek yang signifikan (heterogenitas risiko) berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat pendidikan.

Mortalitas / kematian dengan semua penyebab Secara umum, penelitian berbasis populasi pada PDE yang baru terdiagnosis (yang disebabkan oleh seluruh etiologi) menunjukkan peningkatan dua sampai tiga kali lipat angka kematian relatif terhadap populasi umum. Risiko kematian mencapai titik tertingginya segera setelah diagnosis sebagian besar mencerminkan subkelompok pasien dengan epilepsi simptomatis yang disebabkan oleh penyakit yang mendasari dengan prognosis buruk (misalnya kanker atau penyakit serebrovaskular). Setelah 4-5 tahun dari diagnosis (atau sebelum itu, dalam beberapa kohort), risiko mengalami penurunan mencapai plateau (SMR*2). Setelah tahun-tahun awal pasca diagnosis ini, penderita yang tetap hidup menggambarkan proporsi yang lebih rendah pada kasus dengan kondisi yang sangat fatal yang mendasari kondisi yang mereka alami. Sebuah tinjauan sistematis terbaru mengenai tren kematian dalam studi berbasis populasi terhadap PDE menyatakan kenaikan risiko kematian yang akan terjadi ketika masa-masa PDE difollow up selama lebih dari 10 tahun. temuan ini juga diperkuat oleh hasil dari penelitian berbasis populasi dari Estonia. Dalam penelitian kami, penurunan risiko kematian akibat semua penyebab, dari waktu ke waktu tampak jelas pada PDE berusia 18-64 tahun pada saat dimulainya penelitian. Pada pria lansia (berusia 65-74 tahun pada saat awal penelitian), terjadi peningkatan angka kematian setelah 8-9 tahun dari awal follow up hingga 12-13 tahun, meskipun ada tumpang tindih antara interval kepercayaan / confidence interval. Tidakada perubahan yang jelas pada risiko kematian dari waktu ke waktu sejak diagnosis pada wanita lansia dengan epilepsi. Pada analisis bertingkat, epilepsi yang berujung pada kematian relatif lebih tinggi pada kelompok pendidikan tinggi , dan mereka yang menikah. Oleh karenanya, epilepsi mungkin menipiskan perbedaan pada risiko kematian antara kelompok sosiodemografi.

Mortalitas spesifik-penyebabPada penelitian ini, PDE dewasa dan lansia memiliki risiko kematian yang meningkat pada semua penyebab kematian. PDE remaja memiliki peningkatan risiko kematian akibat kanker, yang secara statistik signifikan selama 4 tahun pascadiagnosis. Kebanyakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa PDE memiliki mortalitas yang lebih tinggi akibat kanker, penyakit cerebrovascular, pneumonia, penyakit pernafasan, malformasi kongenital, penyakit yang berhubungan dengan alkohol, kecelakaan, dan bunuh diri. Namun, hasil pada mortalitas akibat penyakit jantung iskemik bersifat kontradiktif (bertolak belakang), karena beberapa penelitian tidak menemukan peningkatan perbedaan yang signifikan pada risiko. Sebuah kohort berbasis rumah sakit besar dari Swedia menemukan peningkatan kematian akibat penyakit jantung iskemik (RMS 2.5), seperti yang ditemukan juga pada kohort berbasis rumah sakit dari Finlandia (HR 2.4). The National General Practice Study of Epilepsi menunjukkan peningkatan mortalitas penyakit jantung iskemik setelah 20 tahun masa follow up, sedangkan sebuah penelitian dari Taiwan Selatan melaporkan penurunan risiko pada PDE. Kami menemukan resiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dua kali lipat jika dibandingkan dengan populasi umum, yang tetap serupa di semua interval follow up pada orang dewasa dan lansia pria dan wanita penderita epilepsi.Merangkum angka kematian usia tertentu ke angka kematian sesuai usia (age-adjusted mortality) tidak dapat digunakan untuk menentukan peringkat pentingnya penyebab kematian dalam hal, misalnya, dampak ekonomi mereka, karena risiko dan kontribusi penyebab-penyebab kematian yang berbeda, beragam dalam hal usianya. Sebagai contoh, meskipun malformasi kongenital dan kelainan kromosom dikaitkan dengan risiko relatif kematian yang sangat tinggi (HR 11,9), jumlah kematian akibat kondisi tersebut tergolong kecil dan juga kontribusi terhadap tahun-tahun hidup yang hilang (Tabel 5).Bobot PYLL mengenai terjadinya kematian dini pada orang muda dan peringkat PYLL saat ini menunjukkan bahwa beberapa penyebab penting kematian dini pada PDE juga adalah penyebab yang sering mendasari epilepsi simptomatis, yaitu kanker otak, penyakit serebrovaskular dan penyakit dari sistem saraf. Sekedar informasi, penyebab kematian spesifik PYLL telah dikalkulasi dalam satu penelitian sebelumnya, sebuah sampel prevalensi tersier berbasis pengobatan pada PDE Finlandia, yang juga menunjukkan kanker dan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab signifikan kematian ( 45 % dari total PYLL).Pada penelitian ini, resiko kematian akibat kanker dan penyakit sistem saraf juga menurun secara signifikan selama interval follow up selanjutnya, yang juga terlihat pada kohort Dutch. Peningkatan mortalitas akibat kanker meningkat pada PDE telah ditemukan bahkan setelah pengecualian kematian dari tumor otak, yang juga ditemukan pada penelitian ini. Pada PDE, kanker otak ini menyebabkan PYLL yang lebih tinggi dibandingkan gabungan semua kanker lainnya. Pada penelitian selanjutnya, kanker otak mungkin juga harus diperlakukan sebagai kategori yang terpisah pada kematian yang terkait kanker.Pada PDE dewasa, peningkatan risiko kematian akibat penyebab yang berhubungan dengan alkohol dan bunuh diri masih tetap sama tingkatannya di sepanjang periode follow up, menunjukkan bahwa tidak ada periode atau waktu khusus (setelah tegaknya diagnosis epilepsi) saat risiko kematian akibat dari kondisi-kondisi ini akan menjadi sangat tinggi. Remaja tidak menunjukkan peningkatan bunuh diri dengan perbandingan terhadap kontrol sesuai-usia, namun peningkatan yang terjadi kemudian dalam mortalitas akibat kecelakaan diamati dengan follow up yang lebih lama, ketika mereka berada di usia dua puluhan. Pentingnya penyebab kematian eksternal dan yang berhubungan dengan alkohol ditekankan oleh fakta bahwa seperlima dari PYLL disebabkan oleh hal-hal tersebut.

Keterbatasan-keterbatasanSehubungan dengan penelitian-penelitian berbasis populasi, yang hampir melingkupi semua PDE dalam populasi tertentu, sebuah penelitian yang berbasis pada database penggantian (reimbursement) obat dari Lembaga Asuransi Sosial Finlandia menghilangkan subkelompok PDE yang dilembagakan secara permanen, untuk siapa OAE disediakan oleh lembaga mereka. Dikarenakan pendekatan berbasis record / catatan, tidak ada informasi yang tersedia pada etiologi epilepsi atau respon terhadap pengobatan. Ketiadaan remisi terminal (terminal remission) ternyata menjadi faktor risiko kematian yang cukup besar, yang tidak dapat disertakan dalam penelitian ini. Tidaklah memungkinkan untuk menganalisis secara terpisah kematian yang disebabkan langsung oleh epilepsi seperti kematian mendadak yang tak terduga dalam epilepsi / sudden unexpected death in epilepsy (SUDEP), karena itu bukan entitas yang terpisah di ICD. Informasi tentang tingkat pendidikan dan status perkawinan diperoleh beberapa tahun sebelum dimulainya follow up. Kesalahan klasifikasi kondisi paroksismal lainnya seperti epilepsi, seperti kejang simptomatis akut dan sinkop, dilaporkan telah menjadi relatif umum, mulai dari 5 sampai 30%, tergantung pada populasi epilepsi yang diteliti.Dari perspektif misdiagnosis epilepsi , ketidakpastian yang berkaitan dengan perkiraan risiko kematian telah terbukti menjadi lebih tinggi pada penelitian berbasis populasi, yang dapat memperlemah perbedaan-perbedaan pada mortalitas . Di Finlandia, diagnosis kebanyakan ditegakkan di sentra-sentra rujukan tersier dengan menggunakan kriteria yang konsisten , yang berkemungkinan akan meningkatkan validitas diagnosis.

KesimpulanPada follow up jangka panjang, PDE yang baru saja terdiagnosa memiliki mortalitas substansial penyakit non-menular utama, yang berkurang tapi tidak hilang setelah satu dekade sejak didiagnosis. Penyakit pada sistem peredaran darah dan kanker, terutama kanker otak, yang merupakan penyebab kematian yang paling utama hampir terlepas/tidak berkaitan sebagai indikator kematian.

Daftar Pustaka