Jurnal Baru Kekambuhan HT
-
Upload
zul-hermawan -
Category
Documents
-
view
127 -
download
1
description
Transcript of Jurnal Baru Kekambuhan HT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 45 tahun
ke atas. Pada lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial.
Salah satu contoh kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia
terhadap penyakit, khususnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang
umum di derita lansia salah satunya adalah hipertensi (Nugroho, 2006).
Hipertensi sering disebut sebagai masalah utama dalam kesehatan
masyarakat, yang pada umumnya dialami oleh lansia. Penyakit ini sering tidak
menampakkan gejala. Begitu penyakit ini di derita, tekanan darah pasien harus
dipantau dengan teratur. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tekanan darah
yang meningkat dan timbul gejala yang berlanjut pada organ tubuh seperti
stroke, penyakit jantung koroner (Armilawaty, 2007).
Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui
hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang mendapat
pengobatan dengan baik. Padahal hipertensi merupakan penyebab utama
penyakit jantung, kerusakan hati dan kerusakan ginjal.
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol, prevalensi 6-15% pada
orang dewasa.15% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
1
-
2
menyadari dan tidak mengetahui faktor-faktor resikonya.Dan 90% merupakan
hipertensi esensial saat ini penyakit degeneratif dan cardiofasculer sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia(Ririn 2008).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2006
penderita hipertensi tercatat 976 orang ( 15,7% ) dari jumlah lansia 6152 jiwa,
pada tahun 2007 tercatat 738 orang menderita hipertensi ( 16,5% ) dari
jumlah lansia 4467 jiwa. Sedangkan tahun 2008, jumlah penderita Hipertensi
mencapai 2.084 jiwa ( 26,7% ) dari jumlah lansia 7657 jiwa. Dan pada tahun
2009 periode Februari 2009 jumlah penderita Hipertensi sebanyak 1736
penderita. Selain dari data tersebut, di peroleh juga data dari Puskesmas
Sumbang II, menunjukan angka penderita Hipertensi di wilayah kecamatan
Sumbang pada tahun 2006 tercatat 575 orang (1,61%) dari jumlah penduduk
35707 jiwa. Pada tahun 2007 tecatat 575 orang (1,57%) dari jumlah penduduk
36583 jiwa. Pada tahun 2008 tercatat 362 orang (0,97%) dari jumlah
penduduk 37224 jiwa. Pada tahun 2009 tercatat 508 orang ( 1,32% ) dari
jumlah penduduk 38459 jiwa.
Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Sumbang II tahun 2009
angka kejadian hipertensi 508 orang dengan kriteria umur 21- 40 tahun yang
terdiri dari laki-laki 12 orang, perempuan 49 orang,umur 41-60 tahun terdiri
dari laki-laki 50 orang, permpuan 164 orang lebih dari 61 tahun terdiri dari
laki-laki 123 orang, perempuan 105 orang, jumlah penderita hipertensi pada
laki-laki 186 orang dan penderita hipertensi pada perempuan 322 orang. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap
-
3
65 responden yaitu lansia berusia lebih dari 45 tahun yang menderita penyakit
hipertensi di Puskesmas Sumbang II. Dari 65 responden tersebut
dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu responden kambuh dan responden
tidak kambuh.
Beberapa penelitian epidemiologi didapatkan bahwa pada lanjut usia,
dapat meningkatkan tekanan darah dan kecenderungan ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya antara lain obesitas, peningkatan usia, kebiasaan
minum kopi. Namun tidak semua lansia hipertensi dikarenakan oleh faktor
faktor tersebut. Menurut penelitian Diehl, 2004 menunjukkan bahwa lansia
menderita hipertensi karena faktor faktor konsumsi garam berlebih, lemak
kolesterol yang tinggi, dan kurangnya serat di dalam tubuh (Diehl, 2004).
Dilihat dari beberapa faktor dominan penyebab hipertensi, faktor
kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko seseorang terserang
penyakit hipertensi. Semakin besar massa tubuh, maka semakin banyak darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan kejaringan tubuh.
Berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat,
sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke dinding arteri. Selain itu,
kelebihan berat badan dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan
mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Faktor keturunan menunjukkan,
jika kedua orang tua kita menderita hipertensi, kemungkinan kita terkena
penyakit ini sebesar 60 %. Penelitian ini menunjukkan ada faktor gen
keturunan yang berperan. Dari faktor penambahan usia ditemukan adanya
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Faktor kebiasaan
-
4
minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 200 mg
kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan
darah 5 -10 mmHg. Dari faktor kebiasaan merokok terdapat zat kimia dalam
tembakau yang dapat merusak dinding arteri sehingga lebih rentan terhadap
penumpukan plak. Zat nikotin dalam tembakau dapat membuat kerja jantung
lebih keras karena terjadi penyempitan pembuluh darah sementara yang dapat
meningkatkan tekanan darah (Yulianti, 2006).
Dari faktor konsumsi garam berlebih, terdapat kadar natrium klorida
yang tinggi. Natrium klorida merupakan 2 komponen mineral yang sangat
diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa,
transmisi syaraf, serta kontraksi otot. Di dalam tubuh natrium klorida yang
tinggi akan mengikat komponen komponen cairan, dan harus dicairkan
sebelum tubuh dapat menanganinya. Selain itu, natrium klorida yang berkadar
tinggi akan ditimbun oleh ginjal. Dari faktor kurang tidur dapat memicu
masalah darah tinggi. Hal ini terjadi tekanan darah secara alami akan turun
selama tidur. Dari faktor kurangnya serat, dapat berisiko terjadinya penyakit
hipertensi, karena makanan berserat dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
tubuh. Tubuh yang kekurangan serat akibatnya kolesterol akan tinggi yang
dapat membentuk plak dalam arteri dan menyempit, akhirnya dapat
meningkatkan darah menjadi tinggi (Anies, 2007).
Dalam usaha menurunkan angka morbiditas hipertensi pada lansia,
dengan mematuhi pola hidup yang seimbang diantaranya : mengurangi
konsumsi lemak, mengatur pola tidur, olahraga secara teratur, makan banyak
-
5
buah-buahan dan sayuran segar, mengurangi konsumsi garam, menghindari
rokok, dan menghindari minuman kopi (Anies, 2007).
Melihat dari data di atas, peneliti ingin mengetahui faktor faktor yang
menyebabkan kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia di Puskesmas
SumbangII. Faktor yang menyebabkan kekambuhanpenyakit hipertensi perlu
diketahui, karena menyebabkan kekambuhan masih banyak lansia tidak
mengetahui faktor faktor penyebab kekambuhan hipertensi. Dengan hal
tersebut angka penderita hipertensi pada lansia akan meningkat dan bisa
mengarah ke komplikasi yang berbahaya, bahkan akan menyebabkan
kematian.
B. Rumusan masalah
Hipertensi merupakan penyakit yang sering menyerang pada lansia,
di Kabupaten Banyumas sendiri terdapat 976 orang atau 976 lansia dari 6132
jiwa dan untuk Puskesmas Sumbang II Pada tahun 2009 angka kejadian
hipertensi sangatlah tinggi mencapai 508 Beberapa penelitian epidemiologi
didapatkan bahwa pada lanjut usia, dapat meningkatkan tekanan darah dan
kecenderungan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain
obesitas, peningkatan usia, kebiasaan minum kopi. Namun tidak semua lansia
hipertensi dikarenakan oleh faktor faktor tersebut. menunjukkan bahwa
lansia menderita hipertensi karena faktor faktor konsumsi garam berlebih,
lemak kolesterol yang tinggi, dan kurangnya serat di dalam tubuh
-
6
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kekambuhan penyakit
hipertensi pada lansia di Puskesmas Sumbang II.
C. Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor menyebabkan kekambuhan penyakit
hipertensi pada lansia di Puskesmas Sumbang II.
2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi garam berlebih
terhadap penyebab kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia.
b. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap penyebab
kekembuhan penyakit hipertensi pada lansia.
c. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan tidur terhadap penyebab
kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia.
d. Untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi makanan berserat
terhadap penyebab kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia .
e. Untuk mengetahui hubungan berat badan terhadap penyebab
kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia.
f. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan minum kopi terhadap
penyebab kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia.
g. Untuk mengetahui faktor yang dominan penyebab kekambuhan
penyakit hipertensi pada lansia.
-
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit
hipertensi pada lansia di Puskesmas Sumbang II sehingga peneliti dapat
memberikan pendidikan, penyuluhan, pencegahan faktor hipertensi pada
lansia.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit
hipertensi pada lansia sehingga dapat memberikan penyuluhan,
pencegahan faktor-faktor hipertensi pada lansia di lingkungan masyarakat.
3. Bagi Keluarga dan Masyarakat
Memberi pengetahuan bagi masyarakat dan keluarga tentang faktor
yang menyebabkan kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia.
E Penelitian terkait
Penelitian terkait dengan peneltian ini telah dilakukan oleh makara tahun
2006 dengan judul karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan hipertensi
di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten kebumen,Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif cross sectional Populasi
yang diteliti adalah seluruh masyarakat di desa Bocor yang menderita hipertensi.
Cara pengambilan sampel menggunakan cara non random accidental sampling,
dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner
serta pengukuran tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan hipertensi
-
8
terbanyak yang diderita masyarakat desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah adalah hipertensi grade I (53,93%). Faktor yang berhubungan yaitu:
umur (28,43 %), jenis kelamin (30,39%), tingkat penghasilan (51,95%), tingkat
pendidikan (35,29%), pekerjaan (44,11%), dan jumlah anak (42,15%), serta faktor
makanan (29,41%). Sehinggaperlunya membekali masyarakat dengan
pengetahuan mengenai hipertensi, agar hipertensi dapat dicegah sejak dini dan
agar masyarakat dapat menjalankan pola hidup sehat dan mengurangi asupan
garam dalam makanan sehari-hari.
Penelitian terkait dengan peneltian ini telah dilakukan oleh Isdiarto 2010
dengan judul factor resiko terjadinya hipertensi pada kunjungan pasien rawat
jalan di Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini
menggunakan metode analitik dengan pendekatan Case control study populasi
yang diteliti adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur.
Sample menggunakan sampling non random (Purposif sampling). Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan bermakna antara umur dengan terjadinya hipertensi
pada kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Rembang hasil yang di peroleh
P= 0,024 nilai OR= 7,000, tidak ada hubungan bermakna antra jenis kelamin
dengan terjadinya hipertensi pada kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas
Rembang hasil yang di peroleh P= 0,267, ada hubungan bermakna antara faktor
genetik dengan terjadinya hipertensi pada kunjungan pasien rawat jalan di
Puskesmas Rembang hasil yang di peroleh P= 0,000 nilai OR= 5,000, ada
hubungan bermakna antara kejadian stress terjadinya hipertensi pada kunjungan
-
9
pasien rawat jalan di Puskesmas Rembang hasil yang di peroleh P= 0,004 dengan
nilai OR= 6,000, ada hubungan bermakna antara konsumsi garam dengan
terjadinya hipertensi pada kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Rembang
hasil yang di peroleh P= 0,004 dengan nilai OR= 6,538 variabel dominan faktor
genetik dengan terjadinya hipertensi pada kunjungan pasien rawat jalan di
Puskesmas Rembang hasil yang di peroleh OR= 69,642.