Jurnal Anestesi Perbandingan Intensitas Nyeri Akut

23
Perbandingan Intensitas Nyeri Akut Setelah Pembedahan Pada Pasien dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu dibandingkan dengan Teknik Intermitten Teddy Ferdinand I. *, Djudjuk R. Basuki*, Isngadi* Pembimbing : dr. Nazarrudin, Sp. An Journal Reading

description

jurnal anestesi indonesia

Transcript of Jurnal Anestesi Perbandingan Intensitas Nyeri Akut

PowerPoint Presentation

Perbandingan Intensitas Nyeri Akut Setelah Pembedahan Pada Pasien dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu dibandingkan dengan Teknik IntermittenTeddy Ferdinand I. *, Djudjuk R. Basuki*, Isngadi*

Pembimbing :dr. Nazarrudin, Sp. AnJournal ReadingNyeri didefinisikan sebagai rasa yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan akut atau potensial. 1International Association for the Study of Pain : Nyeri akut onset baru, kemungkinan durasi cepatNyeri kronis berlangsung lama, tetap bertahan meski cedera penyebab telah sembuh. 1Pendahuluan Beberapa cara mengukur intensitas nyeri :Verbal Analogue Scale.Verbal Numerical Analogue Scale.Visual Analogue Scale.Pain Relief scale.PendahuluanPaling sering digunakan pada penelitian.Tindakan pembedahan membuat trauma pada jaringan yang akan menyebabkan pelepasan mediator-mediator inflamasi yang akan menimbulkan nyeri poten.4

Blok neuroaxial : spinal dan epidural, merupakan cara yang sangat baik untuk memberikan analgesia baik pada proses maupun setelah pembedahan. 3,5Pendahuluan Beberapa penelitian menunjukkan adanya hasil yang lebih baik pada pasien yang menggunakan epidural sebagai metode penanganan nyeri akut dibandingkan dengan cara konvensional. 2,4

Penggunaan epidural sebagai analgesia dapat menggunakan 3 teknik : a) kontinyu, b) intermitten, c) patient controlled analgesia.

Penelitian ini ingin membandingkan penggunaan epidural analgesia teknik kontinyu dan intermitten dengan menggunakan parameter VNAS.Pendahuluan Menggunakan uji klinis acak tersamar (clinical trial randomized) tunggal.Populasi : pasien yang akan menjalani operasi elektif dan emergensi di IBS dan IGD RSSA Malang dengan menggunakan teknik epidural anestesi.Teknik Pengambilan sampel : Metode purposive sampling.Metode PenelitianInklusi Ekslusi Usia 17-60 tahunStatus fisik ASA I-II BMI antara 18,5 25 Akan menjalani pembedahan elektif maupun emergensi pada ekstremitas dan abdomen menggunakan epidural anestesiBila pasien terdapat penyulit seperti :Gangguan konduksi jantungAlergi sistemikReaksi anafilaktikPenurunan kesadaran (GCS 3 (nyeri sedang).Dapat disimpulkan bahwa kedua teknik tsb memiliki efek analgesia yang baik terhadap nyeri akut pembedahan.Pembahasan Perbedaan intensitas nyeri pada kedua kelompok yang bermakna secara statistik yaitu pada jam ke-4 pasca pembedahan menunjukkan bahwa teknik kontinyu > baik dalam mengurangi nyeri.Namun pada jam ke-20 & ke-24, pasca pembedahan kelompok intermitten menunjukkan hasil yang lebih baik.Pembahasan Teknik Epidural Kontinyu : jumlah volume regimen epidural dan tekanan yang masuk ke rongga epidural relatif konstan, namun blok sensoris mengalami Hal ini kemungkinan terjadi krn tekanan volume yang konstan tidak akan menyebabkan pendesakkan pada komponen rongga epidural. Maka kecepatan metabolisme obat tdk terganggu, sehingga obat lebih cepat di metabolisme.Pembahasan Teknik Epidural intermitten : pertahanan blok sensoris tetap stabil, karena setiap pemberian bolus dari regimen akan menyebabkan tekanan di rongga epidural yang akan mendilatasi rongga epidural, sehingga blok akan kembali sesuai dengan blok semula, dan hasilkan tingkat blok sensoris yang lebih stabil.Pembahasan Epidural KontinyuEpidural IntermittenSangat baik mengurangi nyeri pada 4 jam pasca pembedahanNamun efeknya akan ber (-) setelah jam ke-8 sampai jam ke-16 setelah pembedahanPada jam ke-20 dan ke-24 efeknya akan berkurang lebih banyak lagiCenderung stabil dengan median skala NVAS 1, (min 0 max 2 )pada setiap 4 jam evaluasi nyeri akut selama 24 jam setelah pembedahan

Pembahasan Teknik epidural kontinyu mengurangi nyeri lebih baik daripada teknik epidural intermitten pada jam ke -4 setelah pembedahan.

Pada jam ke-20 dan ke-24 setelah pembedahan teknik epidural intermitten mengurangi nyeri lebih baik daripada teknik epidural kontinyu, namun masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.Kesimpulan Referensi Francesca, F., Bader, P., Echtle, D., Giunta, F., Williams, J. 2007. Guidelines on Pain Management. European Association of Urology. p. 4-8. Macintyre, P. E., Scott, D.A., Schug, S.A., Visser, E.J., Walker, S.M. 2010. Acute Pain Management: Scientific Evidence, third edition. Australian and New Zealand College of Anaesthetists and Faculty of Pain Melbourne. p. 1-21, 123-127, 175- 208, 237-245. Abdi, S., Shorten, G., Carr, D.B., Harmon, D., Piug, M.M., Browne, J. 2006. Postoperative Pain Management, an Evidence-Based Guide to Practice. Saunders Elsevier. Philadelphia. p. 56-60, 89-91. Charlton, Ed. 2008. The management of Postoperative Pain, Update in Anesthesia. United Kingdom. p. 2-4. Apfelbaum, J.L., Ashburn, M.A., 2012. Practice Guideline for Acute Pain Management in the Perioperative Setting. The American Society of Anesthesiologists, Inc. Lippincott Williams & Wilkins. Anesthesiology, 116; 248-73. 6. Boessenkool, W., 2012. Force and Pressure Feedback during Epidural Needle Insertion in the Ligamentum Flavum of Piglets. Delft University of technology. SN: 1545019. 7. Evers, A.S., Maze, M., Kharasch, E. D. 2011. Anesthetic Pharmacology, second edition. Cambridge University Press. New York. p. 574-586. Bassbaum, A., Bushnell, M.C. 2009. Science of Pain. Elsevier. Oxford, United Kingdom. p. 5-13, 89-95. Barash, P., Cullen, B.F., Stoelting, R.K., Cahalan, M.K., Stock, M.C., 2009. Clinical Anesthesia, Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. p. 532-540, 928-954, 1474- 1498. Benzon, H.T., Rathmell, J.P., Wu, C.L., Turk, D.C., Argoff, C.E., Hurley, R.W. 2014 Practical Management of Pain, fifth edition. Mosby. Philadeplhia. p. 271-289, 307-310. Boswell, M.V., Cole B.E. 2006. Weiners Pain Management A Practical Guide for Clinicians, seventh edition. Taylor & Francis Group. Boca Raton. p. 117-127.Emanuelsson, B.M.K., Zaric, D., Nydahl, P.A., Axellson, K.H., 1995. Pharmacokinetics of Ropivacaine and Bupivacaine During 21 Hours of Continuous Epidural Infusion in Healthy Male Volunteers. Anesth Analog 1995;81:1163-813. Hadzic, Admir. 2007. Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management. New York School of Regional Anesthesia. McGraw-Hill Company. China. p. 114-134, 343-350, 716-731. 14. Jagla, G., Waloca, J., Rajda, K., Dobrogowski, J., and Wordliczek. 2009. Anatomical aspects of epidural and spinal analgesia. Adv. Pall. Med. 8; 4; 135-146. 15. Kaye, Alan D., Vadivelu, Nalini, Urman, Richard D. 2012. Essentials in Regional Anesthesia. Springer. New York. p. 27-30. 16. Macintyre, P.E. 2008. Clinical Pain Management, Acute Pain, second edition. Hodder & Stoughton Limited. London, United Kingdom. p. 1-154, 430-543.17. Miller, R.D., Ericksson, L.I., Fleisher, L.A., Kronish, J.P.W., Young, W.L. 2010. Millers Anesthesia, Seventh edition. Churchill Livingstone Elsevier. San Francisco. p. 225-236, 568-598, 890-901. 18. Miller, R.D., Pardo, M.C., 2011. Basics of Anesthesia, Sixth edition. Elsevier Saunders. Philadelphia. p. 130-141, 650- 660.19. Morgan, G.E., Butterworth, J.F., Mackey, D.C, Wasnick, J.D. 2013. Clinical Anesthesiology, Fifth edition. Lange, McGraw-Hill Companies. San Francisco. p. 263-271, 937-941. 20. Neal, Joseph M., Rathmell, James P. 2007. Complications in Regional Anesthesia and Pain Management. Saunders Elsevier. Philadelphia. p.177-189. 21. Raj, P. Prithvi. 2003. Textbook of Regional Anesthesia. Churcill Livingstone. New York. p. 25-35, 341-370. 22. Son, W.G., Jang, M., Yoon, J.H., Lee, L.Y., Lee, I., 2014. The effect of injection speed on epidural pressure and distribution of solution in anesthetized dogs. Veterinary Anaesthesia and Analgesia, doi:10.1111/vaa.12147 23. Sinatra, R.S., Leon-Casasola, O.A.D, Ginsberg, B., Viscusi, Eugene R. 2009. Acute Pain Management. Cambridge University Press. United Kingdom. p. 3- 70, 221-227.