MODUL Modul Anestesi dan Penyakit Khusus ..... 232 29 Modul Anestesi dan Uncommon Diseases ..... 35...

350
MODUL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF KOLEGIUM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF (KATI) 2017

Transcript of MODUL Modul Anestesi dan Penyakit Khusus ..... 232 29 Modul Anestesi dan Uncommon Diseases ..... 35...

MODUL

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

KOLEGIUM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

(KATI)

2017

ii

MODUL

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Editor:

Achsanuddin Hanafie

Zulkifli Hamzah

Arie Utariani Mayang Indah Lestari

Tatang Bisri Nancy Margarita Rehatta

Diterbitkan oleh:

KOLEGIUM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Copyright © 2017

ISBN 978 602 71632 8 7

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh

isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit

Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif

Bagian Anestesiologi FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo

Gedung GPDT Lt. 5

Jl. Prof. Dr. Mustopo No 6-8

Surabaya

iii

DAFTAR KONTRIBUTOR

Achsanuddin Hanafie

Guru Besar Anestesiologi

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Konsultan Anestesi Obstetri

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP. H. Adam Malik Medan

Akhyar Hamonangan Nasution

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP. H. Adam Malik Medan

Adhrie Sugiarto

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Aldy Heriwardito

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Anas Alatas

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Andi Ade Wijaya

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Andi Muh. Takdir Musba

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Ari Santri Palinrungi

Spesialis Anestesiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

iv

Arie Utariani

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

Arif HM. Marsaban

Spesialis Anestesiologi Konsultan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Bambang Suryono

Magister Kesehatan

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Obstetri

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi dan Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta

Christijogo Sumartono

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Regional

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

Darto Satoto

Guru Besar Anestesiologi

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Regional

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Djudjuk R. Basuki

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Konsultan Anestesi Regional

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang

Elizeus Hanindito

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Spesialis Anestesiologi Konsutan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

Hamzah

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

v

Hasanul Arifin

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RS. Pendidikan Universitas Sumatera Utara Medan

Heru Dwi Jatmiko

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

RSUP. Dr. Kariyadi Semarang

I Putu Pramana Suarjaya

Magister Kesehatan

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesia & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

RSUP. Sanglah Denpasar

Iwan Fuadi

Magister Kesehatan

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Johan Arifin

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Pediatri

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

RSUP. Dr. Kariyadi Semarang

Made Wiryana

Guru Besar Anestesiologi

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Obstetri

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

RSUP. Sanglah Denpasar Bali

Mayang Indah Lestari

Spesialis Anestesiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUP. Dr. Moh. Hoesin Palembang

vi

M. Sofyan Harahap

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

RSUP. Dr. Kariyadi Semarang

Nancy Margaritta Rehatta

Guru Besar Anestesiologi

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya

Nur Surya Wirawan

Magister Kesehatan

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Priyambodo

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Regional

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Purwoko

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Obstetri

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

RSUD. Dr. Moewardi Solo

Putu Agus Surya Panji

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

RSUP. Sanglah Denpasar

Ratna Farida

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Rizal Zainal

Kandidat Doctor of Phylosophy

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUP. Dr. Moh. Hoesin Palembang

vii

Septian

Spesialis Anestesiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

RSUD. Dr. Moewardi Solo

Sri Rahardjo

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Obstetri

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta

Syafri K. Samsul Arif

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Kardiovaskular

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Syafruddin Gaus

Doctor of Phylosophy

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Tatang Bisri

Guru Besar Anestesiologi

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesia & Critical Care

Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi Obstetri

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Untung Widodo

Doctor in Medicine

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta

Zafrullah Khany Jasa

Doktor Ilmu Kedokteran

Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesia & Critical Care

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

RSUD. Dr. Zainal Abidin Aceh

viii

Zulkifli

Magister Kesehatan

Kandidat Doctor of Phylosophy

Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care

Magister Administrasi Rumah Sakit

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUP. Dr. Moh. Hoesin Palembang

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kita sehingga

buku Modul Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif dapat diselesaikan. Buku ini

merupakan hasil karya dari panitia ad hoc yang terdiri dari Ketua Program Studi (KPS) dan Sekretaris Program

Studi (SPS) dari dua belas pusat pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Indonesia yaitu Universitas

Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro,

Universitas Sebelas Maret, Universitas Hasanudin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Udayana,

Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, dan Universitas Syiah Kuala, serta perwakilan dari Keseminatan

dari pusat pendidikan subspesialis atau konsultan.

Pada dasarnya pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan profesi untuk mencapai kompetensi

tertentu lanjutan dari pendidikan profesi dokter dan harus memenuhi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI) level 8. Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif adalah jalur profesi yang

diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran menggunakan kurikulum dari Kolegium Anestesiologi dan Terapi

Intensif (KATI), dilaksanakan di rumah sakit pendidikan dan jejaringnya untuk menghasilkan dokter Spesialis

Anestesiologi dan Terapi Intensif. Agar lulusan pendidikan dokter spesialis mempunyai mutu yang setara maka

perlu diterapkan standar pendidikan profesi dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Sesuai dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 37 tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis

Anestesiologi dan Terapi Intensif dan Nomor 38 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan

Terapi Intensif perlu dibuatkan modul pendidikan sehingga dihasilkan dokter spesialis yang profesional melalui

proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

Buku ini merupakan revisi dari buku modul yang diterbitkan tahun 2008 sebagai salah standar dalam

penyelenggaraan pendidikan dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Surabaya, Oktober 2017

Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., SpAn, KNA, KMN

Ketua Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia

x

DAFTAR ISI

No. Topik Halaman

1 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - I ………………………….......................................... 1

2 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - II …………………………......................................... 9

3 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - III …………………………......................................... 15

4 Modul Pengelolaan Nyeri …………………………………………………….................................. 21

5 Modul Kedokteran Perioperatif - I ………………………………………….................................... 29

6 Modul Kedokteran Perioperatif - II ………………………………………....................................... 37

7 Modul Persiapan Obat dan Alat …………………………………………….................................... 43

8 Modul Anestesi Umum ……………………………………………………….................................. 50

9 Modul Anestesi Regional - I …………………………………………….…..................................... 57

10 Modul Anestesi Regional - II ……………………………………………….................................... 72

11 Modul Traumatologi - I ………………………………………………………................................. 90

12 Modul Traumatologi - II ……………………………………………….……................................... 98

13 Modul Intensive Care - I ……………………………………………………................................... 106

14 Modul Intensive Care - II …………………………………………………….................................. 120

15 Modul Anestesi Bedah THT - I ……………………………………………..................................... 137

16 Modul Anestesi Bedah THT - II …………………………………………….................................... 144

17 Modul Anestesi Bedah Ortopedi - I …………………………………….…...................................... 152

18 Modul Anestesi Bedah Ortopedi - II …………………………………..…....................................... 159

19 Modul Anestesi Bedah Darurat ……………………………………………..................................... 166

20 Modul Anestesi Bedah Minimal Invasif ………………………………..…...................................... 173

21 Modul PPGD Kedokteran Emergensi ………………………………….…...................................... 181

22 Modul Anestesi Bedah Rawat Jalan ………………………......…………........................................ 188

23 Modul Anestesi Di Luar Kamar Bedah ……………………………………..................................... 196

24 Modul Anestesi Bedah Mata ………………………………………………..................................... 203

25 Modul Anestesi Bedah Obstetri - I ……………………………….………....................................... 209

26 Modul Anestesi Bedah Obstetri - II ………………………………………....................................... 216

27 Modul Anestesi Bedah Urologi …………………………………………..…................................... 226

28 Modul Anestesi dan Penyakit Khusus ……………………………………....................................... 232

29 Modul Anestesi dan Uncommon Diseases ……………………………….............................................. 240

30 Modul Anestesi Bedah Onkologi dan Bedah Plastik ………………..….......................................... 246

31 Modul Komunikasi dan Profesionalisme …………………………………...................................... 253

32 Modul Anestesi Pediatri - I ………………………………………………….................................... 260

33 Modul Anestesi Pediatri - II ………………………………………………….................................. 267

34 Modul Anestesi Geriatri ………………………………………………………................................ 274

xi

35 Modul Anestesi Bedah Saraf - I …………………………………………........................................ 281

36 Modul Anestesi Bedah Saraf - II ……………………………………………................................... 288

37 Modul Penelitian …………………………………………………………….….............................. 296

38 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - I …………………………………....................................... 302

39 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - II ………………………………......................................... 311

Indeks ................................................................................................................................................ 320

Daftar Lampiran ................................................................................................................................ 328

xii

PETA KURIKULUM PENDIDIKAN

SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

No. Modul

Tahap

I II III

1 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - I

2 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - II

3 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi - III

4 Modul Pengelolaan Nyeri

5 Modul Kedokteran Perioperatif - I

6 Modul Kedokteran Perioperatif - II

7 Modul Persiapan Obat dan Alat

8 Modul Anestesi Umum

9 Modul Anestesi Regional - I

10 Modul Anestesi Regional - II

11 Modul Traumatologi - I

12 Modul Traumatologi - II

13 Modul Intensive Care - I

14 Modul Intensive Care - II

15 Modul Anestesi Bedah THT - I

16 Modul Anestesi Bedah THT - II

17 Modul Anestesi Bedah Ortopedi - I

18 Modul Anestesi Bedah Ortopedi - II

19 Modul Anestesi Bedah Darurat

20 Modul Anestesi Bedah Minimal Invasif

21 Modul PPGD Kedokteran Emergensi

22 Modul Anestesi Bedah Rawat Jalan

xiii

23 Modul Anestesi Di Luar Kamar Bedah

24 Modul Anestesi Bedah Mata

25 Modul Anestesi Bedah Obstetri - I

26 Modul Anestesi Bedah Obstetri - II

27 Modul Anestesi Bedah Urologi

28 Modul Anestesi dan Penyakit Khusus

29 Modul Anestesi dan Uncommon Diseases

30 Modul Anestesi Bedah Onkologi dan Bedah Plastik

31 Modul Komunikasi dan Profesionalisme

32 Modul Anestesi Pediatri - I

33 Modul Anestesi Pediatri - II

34 Modul Anestesi Geriatri

35 Modul Anestesi Bedah Saraf - I

36 Modul Anestesi Bedah Saraf - II

37 Modul Penelitian

38 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - I

39 Modul Anestesi Bedah Kardiotorasik - II

Keterangan Tahap Kompetensi Peserta Didik:

Tahap I : Semester 1 s/d 4

Tahap II : Semester 5 s/d 6

Tahap II : Semester 7 s/d 8

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ABC Airway Breathing Circulation

AGD Analisa Gas Darah

APACHE Acute Physiology and Chronic Health Evaluation

ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome

ASA American Society of Anesthesiologists

BHD Bantuan Hidup Dasar

BHL Bantuan Hidup Lanjut

Bipap Bi Pressure Airway Pressure

Ca

Calcium

CBT Computer Based Test

CPB Cardiopulmonary Bypass

CbD Case based Discussion

Cl Chlorida

COX-2 Cyclooxygenase-2

COX-1 Cyclooxygenase-1

CPAP Continous Positive Airway Pressure

CT-Scan Computed Tomography Scan

CVC Central Venous Catheter

DM Diabetes Mellitus

DO2 Oxygen Delivery

DOPS Direct Observation of Procedural Skills

DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien

DVT Deep Vein Thrombosis

EMQ Extended Medical Question

EKG Elektrokardiografi

ETT Endotracheal Tube

Hb Hemoglobin

HELLP Syndrome Hemolysis Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count

IABP Intra-Aortic Balloon Pump

ICU Intensive Care Unit

IPDS Institusi Pendidikan Dokter Spesialis

IPSG International Patient Safety Goals

Lab Laboratorium

LCD Liquid Crystal Display

LMA Laryngeal Mask Airway

MAC Minimum Alveolar Concentration

MCQ Multiple Choice Question

Mg Magnesium

MRI Magnetic Resonance Imaging

Na Natrium

NIBP Non-Invasive Blood Pressure

N20 Nitrous Oxygen

NYHA New York Heart Association

NIV Non-Invasive Ventilation

xv

ORIF Open Reduction and Internal Fixation

OSCE Objective Structured Clinical Examination

OLV

O2ER

One Lung Ventilation

Oxygen Extraction Ratio

PAL Peer Assisted Learning

PaCO2 Arterial Pressure of Carbon dioxide

PaO2 Arterial Pressure of Oxygen

PACU Post Anesthesia Care Unit

PAP Pulmonary Arterial Pressure

PCA Patient Controlled Analgesia

PDT Percutaneous Dilatational Trachestomy

PCV Pressure Control Ventilation

PICU Pediatric Intensive Care Unit

PONV Post Operative Nausea and Vomiting

PPGD Pedoman Pelatihan Gawat Darurat

PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik

PSV Pressure Support Ventilation

PS Pressure Support

Q SOFA Quick Sequential Organ Failure Assessment

RJP Resusitasi Jantung Paru

SAB Subarachnoid Block

SNP Standar Nasional Pendidikan

SOFA Sequential Organ Failure Assessment

SpO2 Saturation of Peripheral Oxygen

STATICS Scope, Tube, Airway, Tape, Introducer, Connector, Suction

THT-KL Telinga Hidung Tenggorokan-Kepala Leher

T & A Tonsilectomy and Adenoidectomy

USG Ultrasonography

VAS Visual Analog Scale

MODUL 1:

KETERAMPILAN DASAR

ANESTESIOLOGI - I

(Anatomi, Fisiologi-Patofisiologi, dan Farmakologi)

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Keterampilan Dasar Anestesiologi - I

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

memiliki pengetahuan dasar (anatomi, fisiologi-patofisiologi dan

farmakologi dari sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat

dan perifer, metabolisme dan ekskresi) yang diperlukan untuk

memahami lebih lanjut ilmu anestesi secara komprehensif untuk

mendukung kemampuan yang dipersyaratkan sebagai Dokter

Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan untuk

memahami lebih lanjut ilmu anestesi secara komprehensif.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:

1. Untuk memahami ilmu dasar anatomi sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat dan perifer,

metabolisme dan ekskresi

2. Untuk memahami fisiologi dan patofisiologi sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat dan perifer,

metabolisme dan ekskresi

3. Untuk memahami farmakologi sistem pernapasan, kardiovaskular saraf pusat dan perifer, metabolisme,

dan ekskresi

1

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan anatomi jalan napas dan organ pernapasan

b. Mampu menjelaskan anatomi jantung dan pembuluh darah

c. Mampu menjelaskan anatomi susunan saraf pusat dan perifer

d. Mampu menjelaskan anatomi sistem metabolisme dan ekskresi

e. Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi jalan napas dan organ pernapasan

f. Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi jantung dan pembuluh darah

g. Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi susunan saraf pusat dan perifer

h. Mampu menjelaskan fisiologi dan patofisiologi sistem metabolisme dan ekskresi

i. Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap jalan napas dan organ pernapasan

j. Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap jantung dan pembuluh darah

k. Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap susunan saraf pusat dan perifer

l. Mampu menjelaskan farmakologi yang berpengaruh terhadap sistem metabolisme dan ekskresi

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan penilaian pada jalan napas dan pernapasan

b. Mampu melakukan penilaian gangguan atau perubahan pada jalan napas dan pernapasan

c. Mampu melakukan pengelolaan gangguan jalan napas dan pernapasan

d. Mampu melakukan penilaian pada jantung dan pembuluh darah

e. Mampu melakukan penilaian gangguan atau perubahan pada jantung dan pembuluh darah

f. Mampu melakukan pengelolaan gangguan jantung dan pembuluh darah

g. Mampu melakukan penilaian susunan saraf pusat dan perifer

h. Mampu melakukan penilaian gangguan atau perubahan pada susunan saraf pusat dan perifer

i. Mampu melakukan pengelolaan gangguan susunan saraf pusat dan perifer

j. Mampu melakukan penilaian sistem metabolisme dan ekskresi

k. Mampu melakukan penilaian gangguan atau perubahan pada sistem metabolisme dan ekskresi

l. Mampu melakukan pengelolaan gangguan sistem metabolisme dan ekskresi

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

2

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,

komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk

cucitangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Anatomi

a. Anatomi jalan napas dan organ pernapasan

b. Anatomi jantung dan pembuluh darah

c. Anatomi susunan saraf pusat dan saraf perifer

d. Anatomi sistem metabolisme dan ekskresi

2. Fisiologi dan Patofisiologi

a. Fisiologi dan patofisiologi jalan napas dan organ pernapasan

b. Fisiologi dan patofisiologi jantung dan pembuluh darah

c. Fisiologi dan patofisiologi susunan saraf pusat dan saraf perifer

d. Fisiologi dan patofisiologi sistem metabolisme dan ekskresi

3. Farmakologi

a. Farmakologi yang berpengaruh terhadap jalan napas dan organ pernapasan

b. Farmakologi yang berpengaruh terhadap jantung dan pembuluh darah

c. Farmakologi yang berpengaruh terhadap susunan saraf pusat dan saraf perifer

d. Farmakologi yang berpengaruh terhadap sistem metabolisme dan ekskresi

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskusi imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audio visual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Anatomi sistem pernapasan: jalan napas atas dan bawah, paru-

paru, rongga toraks, dan otot-otot pernapasan.

2. Fisiologi sistem pernapasan: pengaturan pernapasan, volume

pernapasan, pertukaran gas oksigenasi, ventilasi, dan oxygen

delivery.

3. Patofisiologi sistem pernapasan: gagal napas oksigenasi dan/atau

ventilasi, obstruksi jalan napas atas dan bawah, gangguan difusi

pertukaran gas, prolonged apnea, dan pulmonary arrest.

4. Farmakologi obat pelumpuh otot dan antidotumnya,

bronkodilator, depresan napas, interaksi obat, sekretolitik,

antikolinergik, dan antikolinesterase.

4

5. Anatomi sistem kardiovakular: topografi batas-batas jantung

normal, ruang jantung, septum, katup jantung, sirkulasi koroner,

landmark vena-vena jugularis interna, subklavia, dan femoralis.

6. Fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan fungsi jantung,

tekanan darah, irama jantung, sirkulasi koroner, dan oxygen

delivery.

7. Patofisiologi sistem kardiovaslular: hipertensi, hipotensi, syok,

henti jantung, aritmia, gangguan konduksi, gangguan sirkulasi

koroner, infark otot jantung, gangguan katup, gangguan septum,

sindroma Eissenmenger, dan anemia.

8. Farmakologi: inotropik, vasopressor, antihipertensi, antiaritmia,

vasodilator arteri, vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah,

komponen darah, cairan kristaloid, kolloid, dan obat diuretika.

9. Anatomi sistem saraf pusat, cerebrum, cerebellum, batang otak,

medulla spinalis, sistem ventrikel otak, saraf otak/kranial, saraf

perifer, saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik, tulang belakang

dan medula spinalis, pleksus brakhialis, plexus axillaris, ruang

subarakhnoid, ruang epidural dan aliran darah otak.

10. Fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri atau sensorik,

simpatetik dan parasimpatetik, refleks spinal, refleks vagal,

sistem neuro-hormonal, sistem cairan serebrospinal (CSS),

pengaturan tekanan intrakranial (TIK), autoregulasi otak, aliran

darah dan metabolisme otak.

11. Patofisiologi sistem saraf: kesadaran menurun, serebral

metabolik, peningkatan tekanan intrakranial, kejang, paralisis,

gangguan sistem otonom, termasuk pusat pengaturan sistem

vital.

12. Farmakologi obat anestesi umum inhalasi, intravena, obat

anestesi lokal, analgetik, obat sedasi, anti kejang, neurotropik,

diuretik osmotik, steroid, opioid dan antidotumnya.

13. Anatomi sistem metabolisme dan ekskresi: anatomi hepatobilier,

aliran darah hepar, saluran pencernaan, ginjal, endokrin

14. Fisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: fungsi hepatobilier,

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, fungsi saluran

pencernaan, endokrin, renal

15. Patofisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: gangguan fungsi

hepatobilier, kelainan endokrin, gangguan fungsi renal

16. Farmakologi obat yang berpengaruh terhadap metabolisme dan

ekskresi (fungsi hepatobilier, saluran pencernaan, endokrin, dan

renal)

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

5

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menjelaskan anatomi sistem pernapasan: jalan napas atas dan bawah, paru-

paru, rongga toraks, dan otot-otot pernapasan.

2. Mampu menjelaskan fisiologi sistem pernapasan: pengaturan pernapasan, volume

pernapasan, pertukaran gas oksigenasi, ventilasi, dan oxygen delivery.

3. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem

pernapasan: gagal napas oksigenasi dan/atau ventilasi, obstruksi jalan napas atas

dan bawah, gangguan difusi pertukaran gas, prolonged apnea, dan pulmonary arrest.

4. Mampu menjelaskan farmakologi obat pelumpuh otot dan antidotumnya,

bronkodilator, depresan napas, interaksi obat, sekretolitik, antikolinergik, dan

antikolinesterase.

5. Mampu menjelaskan anatomi sistem kardiovakular: topografi batas-batas jantung

normal, ruang jantung, septum, katup jantung, sirkulasi koroner, landmark vena-

vena jugularis interna, subklavia, dan femoralis.

6. Mampu menjelaskan fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan fungsi jantung,

tekanan darah, irama jantung, sirkulasi koroner, dan oxygen delivery.

7. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem

kardiovaslular: hipertensi, hipotensi, syok, henti jantung, aritmia, gangguan

konduksi, gangguan sirkulasi koroner, infark otot jantung, gangguan katup,

gangguan septum, sindroma Eissenmenger, dan anemia.

8. Mampu menjelaskan farmakologi: inotropik, vasopressor, antihipertensi, antiaritmia,

vasodilator arteri, vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah, komponen darah,

cairan kristaloid, kolloid, dan obat diuretika.

9. Mampu menjelaskan anatomi sistem saraf pusat, cerebrum, cerebellum, batang otak,

medulla spinalis, sistem ventrikel otak, saraf otak/kranial, saraf perifer, saraf

6

simpatetik dan saraf parasimpatetik, tulang belakang dan medula spinalis, pleksus

brakhialis, plexus axillaris, ruang subarakhnoid, ruang epidural dan aliran darah otak.

10. Mampu menjelaskan fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri atau sensorik,

simpatetik dan parasimpatetik, refleks spinal, refleks vagal, sistem neuro-hormonal,

sistem cairan serebrospinal (CSS), pengaturan tekanan intrakranial (TIK),

autoregulasi otak, aliran darah dan metabolime otak.

11. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem saraf:

kesadaran menurun, cerebral metabolik, peningkatan tekanan intrakranial, kejang,

paralisis, gangguan sistem otonom, termasuk pusat pengaturan sistem vital.

12. Mampu menjelaskan farmakologi obat anestesi umum inhalasi, intravena, obat

anestesi lokal, analgetik, obat sedasi, anti kejang, neurotropik, diuretik osmotik,

steroid, opioid dan antidotumnya.

13. Mampu menjelaskan anatomi sistem metabolisme dan ekskresi: anatomi

hepatobilier, aliran darah hepar, saluran pencernaan, ginjal, endokrin

14. Mampu menjelaskan fisiologi sistem metabolisme dan ekskresi: fungsi hepatobilier,

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, fungsi saluran pencernaan, endokrin,

renal

15. Mampu menjelaskan patofisiologi dan melakukan tatalaksana gangguan sistem

metabolisme dan ekskresi: gangguan fungsi hepatobilier, kelainan endokrin,

gangguan fungsi renal

16. Mampu menjelaskan farmakologi obat yang berpengaruh terhadap metabolisme dan

ekskresi (fungsi hepatobilier, saluran pencernaan, endokrin, dan renal)

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

7

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

8

MODUL 2:

KETERAMPILAN

DASAR ANESTESIOLOGI – II

(Manajemen Jalan Napas)

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Keterampilan Dasar Anestesiologi - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu menilai kondisi jalan napas dan melakukan pengelolaan

gangguan jalan napas, baik tanpa alat maupun dengan alat bantu,

seperti pemasangan oropharyngeal airway (OPA),

nasopharyngeal airway (NPA), laryngeal mask airway (LMA),

video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, intubasi

endotrakea, krikotirotomi, percutaneus dilatational

tracheostomy (PDT), alat pengisapan (suctioning), mengelola jalan

napas pada difficult airway.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dasar tentang teknik pengelolaan

jalan napas dasar (basic airway management technique) dan lanjut (advanced airway management technique)

yang diperlukan untuk memahami ilmu anestesi secara komprehensif.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:

1. Menilai kondisi jalan napas.

2. Melakukan pengelolaan gangguan jalan napas termasuk jalan napas sulit (difficult airway), baik tanpa

alat maupun dengan alat, seperti pemasangan nasopharyngeal airway (NPA), oropharyngeal airway

(OPA), laryngeal mask airway (LMA), video laryngoscope, intubasi endotrakeal, krikotirotomi,

percutaneus dilatational tracheostomy (PDT), dan alat pengisapan (suctioning).

9

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jalan napas

b. Mampu menjelaskan sumbatan jalan napas dan gangguan pernapasan

c. Mampu menjelaskan teknik membebaskan jalan napas secara manual dan dengan alat

d. Mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi pemasangan LMA, nasopharyngeal airway

(NPA), oropharyngeal airway (OPA), video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, intubasi

endotrakea, penggunaan PDT dan alat pengisapan (suctioning)

e. Mampu menjelaskan komplikasi pemasangan nasopharyngeal airway (NPA), oropharyngeal

airway (OPA), LMA, video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, pipa endotrakeal, penggunaan

PDT dan alat pengisapan (suctioning)

f. Mampu menilai dan menjelaskan algoritme difficult airway

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pembebasan jalan napas secara manual dan dengan alat

b. Mampu melakukan pemasangan LMA, nasopharyngeal airway (NPA), oropharyngeal airway

(OPA)

c. Mampu melakukan tindakan intubasi endotrakea, termasuk penggunaan alat khusus seperti video

laryngoscope, fiberoptic bronchoscope dan melakukan pengisapan (suctioning)

d. Mampu melakukan pemasangan LMA dan intubasi endotrakea pada pasien dengan dugaan fraktur

vertebra servikal

e. Mampu melakukan pengelolaan jalan napas menurut algoritma difficult airway

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

10

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Pengelolaan jalan napas neonatus, anak dan dewasa:

a. Anatomi dan fisiologi jalan napas neonatus, anak dan dewasa

b. Patofisiologi dan penilaian gangguan jalan neonatus, anak dan dewasa

c. Pengelolaan jalan napas neonatus - dewasa secara manual

d. Pengelolaan jalan neonatus, anak dan dewasa dengan pemasangan pipa orofaring dan pipa nasofaring

e. Pengelolaan jalan napas neonatus - dewasa dengan pemasangan laryngeal mask airway (LMA)

f. Pengelolaan jalan napasneonatus - dewasa dengan melakukan pemasangan pipa endotrakeal secara

oral dan nasal

g. Penilaian pasien neonatus - dewasa dengan difficult airway

h. Perencanaan dan pengelolaan jalan napas pasien neonatus - dewasa dengan difficult airway

i. Melakukan pengisapan (suctioning)

2. Pengelolaan jalan napas tingkat lanjut pada neonatus – dewasa,dengan tindakan/penggunaan:

a. Krikotirotomi

b. Percutaneus dilatational tracheostomy (PDT)

c. Video laryngoscope, fiberoptic bronchoscope, dan alat-alat lain untuk difficult airway.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

11

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audio visual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Anatomi jalan napas dengan prediksi jalan napas sulit

(dificult airway)

2. Fisiologi pernapasan keseimbangan kebutuhan dan

penyediaan oksigen/oxygen delivery

3. Patofisiologi sistem pernapasan: penyebab internal dan

eksternal gangguan sistem pernapasan

4. Farmakologi obat yang digunakan pada keadaaan gangguan

pernapasan dan jalan napas sulit

5. Penggunaan alat untuk membebaskan jalan napas dan

memberikan pernapasan

6. Penggunaan alat penghisap (suction)

12

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menilai/mendeteksi jalan napas bebas, apakah bebas atau obstruksi

2. Mampu mendeteksi pernapasan adequat atau tidak

3. Mampu menemukan penyebab gangguan jalan napas dan pernapasan

4. Mampu melakukan pembebasan jalan napas secara manual seperti head tilt, chin

lift, jaw thrust

5 Mampu melakukan pembebasan jalan napas dengan menggunakan alat seperti

Oral airway devices (Oropharyngeal airways), LMA, nasopharyngeal airway

(NPA), oropharyngeal airway (OPA), video laryngoscope, fiberoptic

bronchoscope, intubasi endotrakea dan penggunaan PDT dan alat pengisapan

(suctioning)

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

13

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Carin H. Benumof and Hagberg's Airway Management. 3rd

ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia.

8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

14

MODUL 3:

KETERAMPILAN DASAR

ANESTESIOLOGI – III

(Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut)

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul : Keterampilan Dasar Anestesiologi - III

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. MetodePembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, peserta Program Pendidikan

Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif mampu

mengetahui penyebab henti jantung, mendiagnosis henti jantung

dan henti napas, melakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk

Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut pada pasien

dewasa, anak dan neonatus baik di dalam maupun di luar kamar

operasi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan individu dan kerjasama secara tim

melakukan resusitasi jantung paru untuk Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjut dengan baik dan

benar, sebelum terlibat atau terjun melakukan tindakan anestesi.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan:

1. Menjelaskan penyebab henti jantung dan henti napas

2. Mendiagnosis henti jantung dan henti napas

3. Melakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut pasien dewasa, anak

dan neonatus baik didalam kamar maupun diluar kamar operasi

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Menjelaskan penyebab henti jantung dan henti napas

b. Menjelaskan diagnosa henti jantung dan henti napas

c. Menjelaskan resiko terjadinya keterlambatan pertolongan henti jantung dan napas

15

d. Menjelaskan algoritme resusitasi jatung paru (RJP)

e. Menjelaskan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut

f. Menjelaskan hasil dari RJP

g. Mendiagnosis mati batang otak

2. KeterampilanKlinis (Psikomotor)

a. Melakukan diagnosa henti jantung dan henti napas

b. Melakukan RJP dengan langkah yang benar baik di prehospital dan hospital

a. Melakukan pembacaan EKG pasien henti jantung

c. Melakukan penilaian hasil dari RJP

d. Melakukan algoritme resusitasi jatung paru (RJP)

e. Mampu melakukan defibrilasi sesuai guideline

f. Mampu melakukan pemberian obat resusitasi dengan benar

g. Mendiagnosis mati batang otak

h. Melakukan keputusan untuk menghentikan resusitasi

i. Mampu melakukan transportasi pasien pasca henti jantung ke ruang perawatan intensif

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para

medis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

16

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Anatomi, fisiologi dan patofisiologi

a. Jalan napas dan pernapasan

b. Kardiovaskular

2. Farmakologi obat resusitasi

a. Farmakokinetik

b. Farmakodinamik

3. Melakukan praktek RJP yang benar

a. Penggunaan alat bantu napas, alat pijat jantung dan defibrilator

b. Pengelolaan pasca henti jantung

4. Algoritme RJP Bantuan hidup dasar dan Bantuan hidup lanjut

a. Dewasa

b. Anak

c. Neonatus

5. Pencegahan henti jantung dan henti napas (Early Warning System)

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

c. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

d. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

e. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

17

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan penilaian kesadaran pada pasien henti jantung

dan henti nafas

2. Call for help atau aktivasi sistem emergensi dan minta

Automated External Defibrillator (AED)

3 Melakukan penilaian denyut carotis (tidak lebih dari 10

detik)

4. Melakukan RJP (kompresi dada:bantuan napas = 30:2)

5. Melakukan tindakan defibrilasi dengan AED atau defibrilator

6. Melakukan penilaian keberhasilan RJP setelah 2 menit

7. Melakukan Bantuan Hidup Lanjut

8. Melakukan pengelolaan pasca henti jantung atau (post

cardiac arrest care)

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

18

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan penilaian kesadaran pada pasien henti jantung dan henti napas

2. Mampu melakukan call for help atau aktivasi sistem emergensi dan minta Automated

External Defibrillator (AED)

3. Mampu melakukan penilaian denyut carotis (tidak lebih dari 10 detik)

4. Mampu melakukan RJP (kompresi dada:bantuan napas = 30:2)

5. Mampu melakukan tindakan defibrilasi dengan AED atau defibrilator

6. Mampu melakukan penilaian keberhasilan RJP setelah 2 menit

7. Mampu melakukan Bantuan Hidup Lanjut

8. Mampu melakukan pengelolaan pasca henti jantung atau (post cardiac arrest care)

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf

mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

19

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 1-14. Circulation 2015; 132(18)(Supplement)2

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

20

MODUL 4: PENGELOLAAN NYERI

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Pengelolaan Nyeri

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan pengelolaan komprehensif nyeri akut

maupun nyeri kronik. Penatalaksanaan tersebut dapat

menggunakan analgetika opioid dan non opioid serta

pemberian adjuvant dengan cara intermittent, kontinyu

ataupun patient controlled analgesia (PCA), serta dengan

pendekatan teknik blok saraf, blok neuraksial dan teknik

intervensi nyeri dasar.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik akan mampu melakukan pengelolaan nyeri akut dan kronik

termasuk nyeri kanker dengan pendekatan farmakologis, blok saraf dan neuraksial serta tindakan intervensi

dasar.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik akan:

1. Mampu memahami tentang patofisiologi nyeri dan memahami kerja analgesia dalam menghambat

perjalanan nyeri akut, kronik dan kanker

2. Mampu memahami dan mengaplikasikan penggunaan analgesia opioid, non-opioid, dan adjuvant

analgesia lainnya pada pengelolaan nyeri akut, kronik dan kanker

3. Mampu melakukan pengelolaan nyeri akut terutama nyeri pasca bedah dan nyeri akut lainnya dengan

pendekatan farmakologi, blok saraf, blok neuraksial dan teknik patient controlled analgesia

4. Mampu melakukan pengelolaan nyeri kronik termasuk nyeri kanker dengan pendekatan farmakologi dan

tindakan intervensi dasar tindakan intervensi pain management dasar tertentu seperti injeksi trigger point

21

dan muskuloskletal, blok saraf perifer dan blok saraf neuraksial dengan atau tanpa penuntun ultrasound

dan fluoroskopi.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan tentang definisi, mekanisme dan klasifikasi nyeri

b. Mampu menjelaskan pathway dari mekanisme nyeri

c. Mampu menjelaskan farmakologi analgesia opioid, non-opioid dan adjuvant yang digunakan dalam

penanganan nyeri akut, kronik dan kanker

d. Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis, tindakan blok saraf dan neuraksial yang

dipergunakan dalam pengelolaan nyeri akut

e. Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis (sesuai konsep 3-step ladder WHO), tindakan

intervensi dasar dan non farmakologis yang dipergunakan dalam pengelolaan nyeri kronik dan

kanker serta konsep paliatif

f. Mampu menjelaskan titik tangkap kerja pendekatan farmakalogis maupun non farmakologis pada

nyeri akut, kronik dan kanker dengan konsep analgesia multimodal

g. Mampu menjelaskan pengelolaan nyeri pada nyeri khusus antara lain nyeri pada luka bakar, trauma,

nyeri herpetik, complex regional pain syndrome dan nyeri kronik lainnya

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan penilaian nyeri dan tindakan penanganan nyeri akut dengan pendekatan

farmakologi, blok saraf perifer dan neuraksial

b. Mampu melakukan penilaian efektifitas pengelolaan nyeri akut terutama pada nyeri pasca bedah,

nyeri di ruang gawat darurat, di ruangan perawatan dan rawat jalan

c. Mampu melakukan evaluasi dan tindakan penanganan nyeri kronik dengan pendekatan farmakologi

dan intervensi pain management dasar tertentu seperti injeksi trigger point dan muskuloskletal, blok

saraf perifer, blok saraf neuraksial serta menilai efektifitas pengelolaan nyeri kronik

d. Mampu memilih dan menetapkan kombinasi pendekatan yang dipergunakan pada nyeri kronik

(termasuk nyeri kanker) sesuai tahapannya mulai dari Farmakologi sampai tindakan intervensi dasar

tertentu

e. Mampu mengenali dan mengelola efek samping yang disebabkan pengelolaan nyeri akut, kronik.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

22

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedisdannon

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cucitangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Definisi, mekanisme dan klasifikasi nyeri: perjalanan nyeri dari transduksi, transmisi, modulasi sampai

persepsi, nosiseptor, neurotransmitter, nyeri nosiseptik, nyeri neuropatik, nyeri akut dan nyeri kronik

2. Farmakologi analgesia

a. Opioid: klasifikasi opioid, farmakodinamik dan farmakokinetik, efek samping dan penanganannya

b. Nonopioid: Parasetamol, NSAIDs (non-selektif dan selektif COX-2 inhibitor)

c. Adjuvant (anti depresan, anti konvulsan, gabapentinoid, antianxietas, kortikosteroid, dan lain-lain).

3. Penanganan nyeri pascabedah dan nyeri akut lainnya

a. Mekanisme nyeri pascabedah: peran inflamasi, sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral, nyeri

persisten

b. Teknik penanganan nyeri pasca bedah dan nyeri akut lainnya:

c. Intravena analgesia

d. Blok saraf perifer sebagai analgesia

e. Blok neuraksial: epidural analgesia perioperatif

f. Patient controlled Analgesia

g. Analgesia peroral

4. Penanganan nyeri kronik

a. Mekanisme nyeri kronik

b. Penanganan nyeri kronik

1) Analgesia farmakologi (opioid, non-opioid dan adjuvant analgesia);

2) Teknik intervensi pada nyeri kronik: injeksi trigger point, injeksi muskuloskletal, blok saraf dan

neuraksial, injeksi epidural dengan atau tanpa penuntun ultrasound dan fluoroskopi

5. Penanganan nyeri kanker dan paliatif

a. Penanganan nyeri kanker dan paliatif: mekanisme dan sumber nyeri kanker, peranan analgesia pada

23

perawatan kanker dan paliatif

b. Konsep step ladder analgesia

c. Teknik penanganan nyeri kanker lanjut: pendekatan farmakologi, pendekatan intervensi blok saraf,

blok neuraksial dan blok simpatik.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

24

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audio visual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Pernapasan

1. Informed consent

2. History taking dan pemeriksaan fisik. Prioritas fungsi vital

stabil, pada kasus darurat.

3 Evaluasi tingkat nyeri dan aspek psikologis

4. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terkait

prosedur/obat (faal hemostasis, liver profile)

5. Pemilihan teknik penanganan

6. Persiapan alat, bahan dan obat

7. Pelaksanaan tindakan penanganan nyeri

Tindakan Pengelolaan Nyeri (Analgesia Epidural, PCA, Tindakan Intervensi Dasar (Blok Saraf Perifer,

Neuraksial, Injeksi Trigger Point, Muskuloskeletal)

1. Penjelasan prosedur pada penderita

2. Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan tehnik yang

dipilih dan senyaman mungkin

3. Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis/antisepsis pada

daerah anestesi

4.

Lakukan prosedur tindakan analgesia yang telah

direncanakan sesuai standar prosedur operasional

(masing-masing check-list sesuai tindakan)

Perawatan Pasca Tindakan

1. Komplikasi dan penangannya bila ada

2. Efek samping dan penangannya bila ada

3. Pengawasan terhadap fungsi vital

4. Pemantauan khusus dengan alat khusus

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

25

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan pengkajian awal nyeri secara komprehensif, anamnesa,

pemeriksaan fisik, menentukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

tambahan lain sesuai kondisi pasien

2. Mampu melakukan pengkajian ulang nyeri secara komprehensif

3. Mampu mendiagnosa nyeri sesuai dengan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

4. Mampu melakukan monitoring nyeri secara berkala sesuai dengan skala nyeri

5. Mampu melakukan informed consent pengelolaan nyeri secara jelas dan dimengerti

oleh pasien dan keluarga

6. Mampu melakukan persiapan alat, bahan dan obat untuk tindakan pengelolaan

nyeri akut

7. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri akut dan penatalaksanaan

komplikasi yang mungkin terjadi

8. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri kronik dan penatalaksanaan

komplikasi yang mungkin terjadi

9. Mampu melakukan tindakan pengelolaan nyeri kanker dan penatalaksanaan

komplikasi yang mungkin terjadi

10. Mampu berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam menatalaksana nyeri

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

26

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos test:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Fishman SM, Ballantyne JC, Rathmell JP. Bonica’s Management of Pain. 4th

ed. Philadelphia: Wolter

KluwerLippincott William Wilkins; 2011.

4. Katzung BG, Trevor AJ.Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

5. Macintyre PE, Schug SA. Acute Pain Management: A Pratical Guiede. 4th

ed. Boca Raton Florida; CRC

27

Press; 2014.

6. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

7. Waldman S. Atlas of Interventional Pain Management. 4th

ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015.

28

MODUL 5: KEDOKTERAN PERIOPERATIF - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul : Kedokteran Perioperatif - 1

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan tindakan perioperatif pasien yang akan

dilakukan pembedahan dengan gangguan fungsi organ ringan.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan

evaluasi preoperatif pada pasien-pasien yang akan dilakukan pembedahan dengan comorbid /gangguan fungsi

organ ringan.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:

1. Melakukan dan menjelaskan prosedur pemeriksaan preoperatif mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan

2. Mampu melakukan dan menjelaskan pemeriksaan perioperatif pada pasien dengan comorbid/gangguan

fungsi organ ringan (kelainan jantung, paru, dan komorbiditas lain)

3. Mampu melakukan dan menjelaskan informed consent yang adekuat

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif (penatalaksanaan pra- durante dan pasca operatif)

b. Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien gangguan fungsi ringan pada jantung, paru

dan otak

c. Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan diabetes, gangguan fungsi hepar,

insufisiensi adrenal, dan salah gizi (malnutrisi dan obese)

29

d. Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan elektrolit

e. Menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan,

elektrolit dan keseimbangan asam basa

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif (penatalaksanaan pra, durante dan pasca operatif)

b. Mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif pada pasien gangguan fungsi ringan pada jantung,

paru dan otak

c. Mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan diabetes, gangguan fungsi

hepar, insufisiensi adrenal, dan salah gizi (malnutrisi dan obese)

d. Mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan elektrolit

e. Mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif pada pasien dengan gangguan keseimbangan

cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

1) Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Evaluasi preoperatif:

a. Anamnesis

b. Pemeriksaaan fisik

c. Menentukan pemeriksaan laboratorium

30

d. Pemeriksaan tambahan lain yang sesuai

e. Daftar masalah yang timbul

f. Perencanaan anestesi.

2. Penatalaksanaan selama pembedahan:

a. Daftar masalah pascabedah yang timbul

b. Cara monitoring/evaluasi dan simpulan

c. Penatalaksanaannya

3. Penatalaksanaan pasien pascabedah:

d. Daftar masalah pascabedah yang timbul

e. Cara evaluasi

f. Diagnosis

g. Penatalaksanaannya

4. Penatalaksanaan perioperatif kelainan fungsi ringan pada jantung, paru dan otak:

a. Preoperatif (cara evaluasi dan risiko) termasuk pemeriksaan yang diperlukan

b. Durante operasi

c. Pascabedah

5. Penatalaksanaan perioperatif kelainan (diabetes, gangguan fungsi hepar, insufisiensi adrenal, dan salah

gizi (malnutrisi dan obese) :

a. Preoperatif (cara evaluasi dan risiko)

b. Selama operasi

c. Pascabedah.

6. Penatalaksanaan gangguan elektrolit:

a. Nilai-nilai normal elektrolit dalam darah

b. Cara evaluasi, diagnosis, diagnosis banding dan penatalaksanaan gangguan keseimbangan elektrolit

perioperatif (pre, durante dan pascaoperasi), seperti hipernatremi, hiponatremi, hiperkalemi,

hipokalemi

7. Penatalaksanaan cairan perioperatif

a. Distribusi cairan pada masing-masing kompartemen tubuh

b. Cara kerja hormon-hormon yang mempengaruhi absorbsi renal dari natrum dan cairan serta

ekskresinya

c. Menentukan keseimbangan cairan pada fase awal postoeratif baik dengan cara invasif dan noninvasif

d. Menetukan kebutuhan cairan pasien 24 jam pascabedah

e. Menjelaskan kandungan dari berbagai jenis cairan infus

8. Keseimbangan asam basa perioperatif

a. Dasar-dasar kelaianan asam basa

b. Mengenali dan evaluasi gangguan asam basa perioperatif (pre, durante dan postoperasi);

c. Pemeriksaan analisa gas darah

31

d. Analisa penyebab gangguan keseimbangan asam basa

e. Menentukan gangguan keseimbangan asam basa baik yang terkompensasi maupun yang tidak

terkompensasi.

9. Komunikasi perioperatif dengan pasien dan keluarga

a. Diskusi

b. Informed Consent

c. Penyampaian terjadinya perburukan dan keadaan yang tidak diinginkan.

10. Etika dan profesionalisme

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

32

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan gunanya evaluasi penilaian pasien preoperatif baik

anamnesis, pemeriksaaan fisik, pemeriksaan-pemeriksaan untuk

skrining sebelum tindakan pembedahan baik emergensi maupun

bedah elektif

2. Melakukan anamnesis yang komprehensif preoperatif baik pada

kasus bedah elektif dan bedah emergensi

3 Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan jantung menetukan

jenis pemeriksaan yang diperlukan preoperatif

4. Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan paru-paru dan

menentukan jenis pemeriksaan yang diperlukan preooperatif

5. Melakukan evaluasi pasien dengan kelainan fungsi : diabetes,

gangguan fungsi hepar, ginjal, disfungsi adrenal, dan malnutrisi

baik preoperatif maupun selama pembedahan

6. Menjelaskan dan menatalaksana adanya gangguan diabetes,

gangguan fungsi hepar, insufisiensi adrenal, dan malnutrisi pada

pascabedah

7. Dapat membuat daftar masalah-masalah yang sering timbul

pascabedah cara evaluasi nya, diagnosisnya, dan menatalaksana

nya masing-masing

8. Mengetahui nilai normal dari kadar elektrolit darah

9. Mengetahui adanya gangguan keseimbangan elektrolit dari

masing-masing jenis elektrolit

10. Mampu menjelaskan diagnosis banding dan penatalaksanaan

dari: hipernatremi, hiponatremi, hiperkalemia, hipokalemia,

perioperatif

11. Mengetahui distribusi cairan pada masing-masing kompartemen

tubuh

33

12. Mengetahui dan mengerti cara kerja hormon-hormon yang

mempengaruhi absorbsi renal dari natrum dan cairan serta

ekskresi nya

13. Cara untuk menentukan keseimbangan cairan pada fase awal

postoeratif baik dengan cara invasive dan non invasif

14. Mampu menentukan kebutuhan cairan pasien 24 jam pascabedah

15. Mempu menjelaskan kandungan dari berbagai jenis cairan infus

16. Mampu mengenali adanya gangguan keseimbangan asam basa

perioperatif melalui pemeriksaan AGD, dan mngenal dasar-

dasar kelainan asam basa

17. Mampu melakukan analisis penyebab gangguan keseimbangan

asam basa

18. Mampu melakukan terapi/ intervensi untuk mengatasi gangguan

keseimbangan asam basa

19. Mampu menentukan gangguan keseimbangan asam basa baik

yang terkompensasi maupun yang tidak terkompensasi.

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif, anamnesis,

pemeriksaaan fisik, menentukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

tambahan lain sesuai kondisi pasien

2. Mampu melakukan evaluasi preoperatif dan penatalaksanaan selama pembedahan

dan pascabedah pada pasien-pasien bedah dengan kelainan fungsi jantung

34

3. Mampu melakukan evaluasi preoperatif dan penatalaksanaan selama pembedahan

dan pascabedah pada pasien-pasien bedah dengan kelainan fungsi paru

4. Mampu melakukan dan menatalaksana baik preoperatif, selama pembedahan dan

pascabedah pasien-pasien dengan kelainan fungsi hepar

5 Mampu melakukan dan menatalaksana baik preoperatif, selama pembedahan dan

pascabedah pasien-pasien dengan kelainan fungsi ginjal

6 Mampu melakukan dan menatalaksana baik preoperatif, selama pembedahan dan

pascabedah pasien-pasien dengan kelainan fungsi insufisiensi adrenal

7 Mampu melakukan dan menatalaksana baik preoperatif, selama pembedahan dan

pascabedah pasien-pasien dengan kelainan malnutrisi

8 Mampu menatalaksana gangguan keseimbangan elektrolit pada kasus-kasus

emergensi

9 Mampu menatalaksana gangguan keseimbangan elektrolit pada kasus-kasus elektif

10 Mampu menatalaksana gangguan keseimbangan cairan pada kasus- kasus elektif

dan emergensi

11 Mampu menatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa pada kasus-kasus

elektif dan emergensi

12 Mampu melakukan informed consent pada kasus-kasus khusus perioperatif

13 Mampu berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam menatalaksana kasus bedah

disemua fase perioperatif (pre, durante dan post operatif)

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

35

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos test:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Cohn SL. Perioperative Medicine. London: Springer; 2011.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th

ed. Philadelphia: Elsevier;

2018.

6. Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014.

7. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

8. Newman MF, Fleisher LA, Fink MP. Perioperative Medicine Managing for Outcome. Philadelphia:

Saunder; 2008.

9. Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,

Medicine, and Surgery. 4th

ed. London: Elsevier; 2004.

36

MODUL 6: KEDOKTERAN PERIOPERATIF - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Kedokteran Perioperatif - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan tindakan perioperatif pada pasien

yang mengalami gangguan fungsi organ sedang sampai berat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu

melakukan penatalaksanaan gangguan fungsi organ sedang sampai berat.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:

1. Menjelaskan dan mengatasi gangguan fungsi organ vital (sistem respiratory dan sistem kardiovaskuler)

2. Memonitor hemodinamik baik makrosirkulasi maupun mikrosirkulasi serta segala kelainannya seperti

pada syok

3. Mampu menjelaskan mengenai oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen

extraction ratio (O2ER), proses penggunaan O2 ditingkat selular, dan segala kelainannya

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif )

a. Mampu menjelaskan perjalanan O2 dari sistem pernafasan sampai ke tingkat selular

b. Mampu menjelaskan mengenai oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen

extraction ratio (O2ER)

c. Mampu menjelaskan cara memonitoring hemodinamik, mengenal kelainan yang terjadi dan

melakukan intervensinya

d. Mampu menjelaskan hubungan antara makrosirkulasi dan mikrosirkulasi serta mengetahui teknik

untuk menilai fungsi mikrosirkulasi

37

e. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif gangguan cairan, elektrolit dan keseimbangan

asam basa pada pasien dengan kelainan sedang sampai berat

f. Mampu menjelaskan cara monitoring hemodinamik secara statik dan dinamik dalam menilai fluid

responsiveness

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Melakukan perjalanan O2 dari sistem pernafasan sampai ke tingkat selular

b. Melakukan mengenai oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen extraction

ratio (O2ER)

c. Melakukan cara memonitoring hemodinamik, mengenal kelainan yang terjadi dan melakukan

intervensinya

d. Melakukan hubungan antara makrosirkulasi dan mikrosirkulasi serta mengetahui teknik untuk

menilai fungsi mikrosirkulasi

e. Melakukan penatalaksanaan perioperatif gangguan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa

pada pasien dengan kelainan sedang sampai berat

f. Melakukan cara monitoring hemodinamik secara statik dan dinamik dalam menilai fluid

responsiveness

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para

medis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedisdannon

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

a. Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

b. Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberianobat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

38

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Proses oksigenasi sampai tingkat sistem sel:

a. Pengertian oksigenasi jaringan;

b. Perjalanan O2 dari sistem pernafasan sampai ke tingkat selular;

c. Oxygen delivery (DO2), oxygen consumption (VO2) dan Oxygen extraction ratio (O2ER), proses

penggunaan O2 ditingkat selular beserta aplikasi klinis

d. Evaluasi dan monitoring fungsi oksigenasi pada perioperatif

e. Penatalaksanaan perioperatif pasien dengan kelainan oksigenasi di tingkat jaringan dan kelainan

fungsi sistem hemodinamik baik pada makrosirkulasi maupun mikrosirkulasi.

2. Monitoring hemodinamik:

a. Non-invasif dan invasif.

b. Kelainan hemodinamik yang terjadi dan penatalaksanaannya

c. Kelainan yang terjadi antara makrosirkulasi dan mikrosirkulasi dan penatalaksanaannya

d. Penilaian baik tidaknya fungsi mikrosirkulasi

e. Dengan metode statik dan atau dinamik dalam penilaianfluid responsiveness

f. Pada berbagai jenis syok (hipovolemi, kardiogenik, distributif dan obstruktif) serta

penatalaksanaannya.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

39

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan pengertian oksigenasi jaringan, perjalanan O2 dari

sistem pernafasan sampai ke jaringan

2. Menjelaskan DO2 dan aplikasi klinis dari pengertian DO2

3 Menjelaskan mengenai VO2 dan dampak klini VO2 pada kasus

sehari-hari

4. Menjelaskan mengenai O2 ER dan kaitannya dengan aplikasi

klinis dan cara memonitornya

5. Menjelaskan mengenai monitoring hemodinamik di tingkat

makrosirkulasi

6. Menjelaskan mengenai mikrosirkulasi dan cara monitoring dari

mikrosirkulasi

7 Menjelaskan penatalaksanaan syok hipovolemi

8 Menjelaskan penatalaksanaan transfusi pada syok hipovolemi

9 Menjelaskan penatalaksanaan syok sepsis

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

40

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan penilaian kecukupan oksigenasi jaringan,

2. Mampu melakukan penilaian kecukupan DO2 dan aplikasi klinis

3. Mampu melakukan penilaian VO2 dan dampak klinis VO2 pada kasus sehari-hari

4. Mampu melakukan penilaian O2 ER dan kaitannya dengan aplikasi klinis dan cara

memonitornya

5 Mampu melakukan monitoring hemodinamik di tingkat makrosirkulasi

6 Mampu melakukan monitoring di tingkat mikrosirkulasi

7 Mampu melakukan penatalaksanaan syok hipovolemi

8 Mampu melakukan penatalaksanaan transfusi pada syok hipovolemi

9 Mampu melakukan penatalaksanaan syok sepsis

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

41

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos test:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Cohn SL. Perioperative Medicine. London: Springer; 2011.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th

ed. Philadelphia: Elsevier;

2018.

6. Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014.

7. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

8. Newman MF, Fleisher LA, Fink MP. Perioperative Medicine Managing for Outcome. Philadelphia:

Saunder; 2008.

9. Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,

Medicine, and Surgery. 4th

ed. London: Elsevier; 2004.

42

MODUL 7: PERSIAPAN OBAT DAN ALAT

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Persiapan Obat dan Alat

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu menyiapkan alat dan obat anestesi untuk pembiusan

serta obat untuk menangani kegawatdaruratan pasien yang akan

dilakukan pembiusan.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan menyiapkan alat

dan obat anestesi untuk pembiusan serta obat untuk mengani kegawatdaruratan pasien yang akan dilakukan

pembiusan.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:

1. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan menyiapkan alat dan obat anestesi umum, anestesi regional

maupun anestesi blok perifer

2. Mampu menyiapkan obat emergensi untuk menangani kegawat daruratan dan komplikasi yang mungkin

terjadi, terhadap pasien yang akan dilakukan operasi darurat maupun elektif.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif )

a. Mampu memahami dan menjelaskan cara mengidentifikasi kelainan atau penyakit pasien pada saat

preoperatif sehingga dapat mempersiapkan alat dan obat yang diperlukan sesuai dengan

kebutuhan

b. Mampu memahami dan menjelaskan rencana anestesi untuk prosedur bedah yang akan dilakukan

serta alat dan obat-obat yang diperlukan

43

c. Mampu memahami dan menjelaskan cara mempersiapkan alat dan obat untuk rencana operasi

dengan anestesi umum atau anestesi regional dan anestesi blok perifer

d. Mampu memehami dan menjelaskan cara kerja mesin anestesi, flowmeter, vaporizer, alat monitor,

kateter intravena, set infus cairan, set transfusi darah, set infus tetes mikro, set infus tetes makro,

alat syringe pump, infusion pump, mesin pengisap (suction), nerve stimulator dan USG serta

kelengkapannya

e. Mampu memahami dan menjelaskan cara mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit nafas (breathing

circuit) mesin anestesi, termasuk penyaring (filter), alat penguap (vaporizer) secara benar, trouble

shooting sederhana, serta cara pemeliharaan mesin dan assesorisnya secara benar;

f. Mampu memahami dan menjelaskan cara pemasangan dan menginterpretasikan hasil monitor

g. Mampu memahami dan menjelaskan tanda tanda yang mengarah kegawatan pasien, alat alat dan

obat-obat yang diperlukan untuk mengatasinya

h. Mampu memahami dan menjelaskan cara penanggulangan nyeri pascabedah, alat dan obat-obat

yang dibutuhkan

i. Mampu memahami dan menjelaskan alat dan obat yang dibutuhkan untuk transportasi pasien bila

pasien ada indikasi dirawat di ICU

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting dalam rekam medik preoperatifterkait dengan alat-

alat dan obat-obat yang dipakai dalam tindakan anestesi

b. Mampu mempersiapkan dan memasang alat/mesin anestesi dengan benar;

c. Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat untuk tindakan anestesi umum, mulai

premedikasi, induksi, intubasi atau sungkup muka/laringeal mask airway (LMA), pemeliharaan

anestesi dan pengelolaan pascaanestesi,

d. Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat untuk tindakan teknik anestesi

intravena total, anestesi inhalasi, anestesi balans

e. Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat-obat untuk tindakan anestesi regional,

teknik epidural, spinal atau blok syaraf lain serta obat untuk menangani kegawat daruratannya

f. Mampu mempersiapkan dan mengoperasikan syringe pump, infusion pump, defibrillator

g. Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat-obat untuk keadaan emergensi dan

resusitasi

h. Mampu memasang dan menggunakan alat pemantau non invasif dan invasif dengan benar

i. Mampu melakukan pencatatan rekam medik terkait alat dan obat anestesi yang dipakai dalam

anestesi secara benar

j. Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk penanggulangan nyeri pasca bedah

k. Mampu mempersiapkan alat dan obat pada transportasi pasien masuk ICU

44

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para

medis dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

a. Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

b. Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Alat untuk Anestesi Umum

a. Alat untuk induksi anestesi umum

b. Alat untuk pemeliharaan anestesi umum

2. Alat untuk Anestesi Regional

a. Alat untuk teknik Epidural, SAB, Caudal dan PNB

b. Alat untuk pemeliharaan anestesi regional

3. Alat untuk Penunjang

a. Alat untuk Diagnostik dan Evaluasi

b. Alat untuk Monitoring

4. Obat untuk anestesi umum

a. Obat untuk premedikasi

b. Obat untuk induksi

c. Obat untuk pemeliharaan anestesi

d. Obat untuk keadaan darurat

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

45

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskusI mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

46

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk anestesi

umum

2. Menentukan jenis alat alat dan obat yang diperlukan untuk

beberapa jenis anestesi regional dan antidotum untuk intoksikasi

sistemik

3 Menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk anestesi

umum dan anestesi regional

4. Mengetahui cara untuk penggunaan alat syringe pump dan

infusion pump

5. Menyiapkan mesin anestesi, alat alat monitor, dan syringe dan

infusion pump, mesin pengisap (suction)

6. Menyiapkan alat dan obat untuk tindakan ekstubasi

7 Alat dan obat untuk mencegah dan menangani komplikasi

pascabedah

8 Alat dan obat untuk transportasi pasien kritis

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

47

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk anestesi umum

2. Mampu menentukan jenis alat alat dan obat yang diperlukan untuk beberapa jenis

anestesi regional dan antidotum untuk intoksikasi sistemik

3. Mampu menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk anestesi umum dan

anestesi regional

4. Mengetahui indikasi untuk penggunaan alat syringe pump dan infusion pump

5 Mampu melakukan setup mesin anestesi, alat alat monitor, dan syringe dan infusion

pump, mesin pengisap (suction)

6. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk tindakan ekstubasi

7. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk mencegah dan menangani komplikasi

pascabedah

8. Mampu menyiapkan alat dan obat untuk transportasi pasien kritis ke ICU

pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

48

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos test:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

49

MODUL 8: ANESTESI UMUM

INFORMASI UMUM 1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul Anestesi Umum

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul Capaian Pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan tindakan anestesi umum intravena, inhalasi,

intramuskuler baik nafas spontan atau kendali, diintubasi atau dengan

LMA pada pasien dengan status fisik ASA I-II sesuai dengan standar

prosedur operasional yang berlaku.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu memberikan teknik anestesi umum intravena,

inhalasi, intramuskuler baik nafas spontan atau kendali, di intubasi atau dengan LMA pada pasien dengan

status fisik ASA I-II.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan:

1. Memahami indikasi anestesi umum

2. Memahami teknik induksi anestesi

3. Memahami cara pemeliharaan anestesi

4. Memahami dan menjelaskan bila terjadi komplikasi saat induksi, pengelolaan dan saat emergence

(bangun)

5. Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestesi intravena dan anestetika

inhalasi

6. Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat pelumpuh otot

7. Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan pelumpuh otot.

50

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan mekanisme kerja terjadinya anestesi umum

b. Mampu menjelaskan obat dan cara pemberiannya untuk induksi anestesi umum

c. Mampu memahami dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi selama anestesi antara lain

obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, dan hipertensi

d. Mampu memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestesi intravena

dan anestetika inhalasi

e. Mampu memahami dan menjelaskan teknik balans anestesi umum intravena dan inhalasi

f. Mampu memahami dan menjelaskan teknik anestesi dengan sungkup, LMA, endotracheal

g. Mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan komplikasi intubasi untuk anestesi umum;

h. Mampu memahami dan menjelaskan kapan dilakukan ekstubasi serta komplikasi ekstubasi.

i. Mampu menjelaskan tindakan intubasi ulang bila diperlukan pada kondisi khusus.

2. Keterampilan klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pembebasan jalan nafas tanpa alat (triple manuver), dengan alat bantu nafas

mulut faring /Oro Phayngeal Airway (OPA), LMA, dan intubasi

b. Mampu melakukan induksi intravena dan induksi inhalasi dengan tepat

c. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat induksi intravena, induksi inhalasi seperti obstruksi

jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, dan hipertensi

d. Mampu melakukan pemantauan dengan baik tahapan kedalaman stadium anestesi

e. Mampu melakukan ekstubasi

f. Mampu mengatasi komplikasi akibat ekstubasi

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

51

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Dasar-dasar Anestesi Umum

a. Pengertian anestesi umum

b. Fisiologi tubuh yang berpengaruh terhadap anestesi umum

c. Teknik anestesi umum dengan LMA, intubasi dan TIVA

d. Balans anestesi

e. Monitoring selama anestesi umum

f. Komplikasi yang terjadi selama anestesi umum dan penatalaksanaannya.

2. Alat dan Obat Anestesi Umum

a. Berbagai macam dan cara kerja mesin anestesi

b. Obat induksi anestesi

c. Macam-macam gas anestesi

d. Berbagai macam obat pelumpuh otot

e. Berbagai jenis narkotik dan obat analgetik

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

52

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan pemasangan monitor

2. Melakukan pemasangan jalur vena

3. Melakukan induksi intravena

4. Melakukan induksi inhalasi

5. Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas

hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi.

6. Melakukan ventilasi dengan sungkup

7 Melakukan pemasangan OPA

8 Malakukan pemasangan LMA dan memeriksa ketepatan posisinya.

9 Melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan posisinya

10 Melakukan ventilasi mekanik manual

11 Melakukan ventilasi mekanik dengan ventilator mesin anestesi.

12 Melakukan pengakhiran anestesi

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

53

13. Melakukan ekstubasi

14. Melakukan pengelolaan pasien pasca ekstubasi

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan pemasangan monitor pasien dengan baik dan benar

2. Mampu melakukan pemasangan jalur intra vena yang baik dan benar.

3. Mampu melakukan induksi intravena pada pasien ASA I dan II secara baik

tanpa kompilkasi

4. Mampu melakukan induksi inhalasi pada pasien ASA I dan II secara baik

tanpa kompilkasi

5. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas hipoksemia,

hiperkarbia, hipotensi, hipertensi.

6. Mampu memberikan ventilasi dengan sungkup pada pasien dengan berbagai

kondisi airway.

7. Mampu melakukan pemasangan OPA dengan tepat

8. Mampu melakukan pemasangan LMA dan memeriksa ketepatan posisi

dengan benar.

9. Mampu melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan posisi pipa

endotrakheal dengan baik dan benar

10. Mampu melakukan ventilasi mekanik manual dengan baik dan benar selama

induksi anestesi sampai selesai operasi

54

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

11. Mampu memberikan ventilasi mekanik dengan ventilator mesin anestesi

12. Mampu melakukan pengakhiran anestesi umum setelah selesai operasi

13. Mampu melakukan ekstubasi dengan tepat dan benar tanpa komplikasi

14. Mampu melakukan penilaian dan pengelolaan pasien pasca ekstubasi

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos test:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

55

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia Fundamentals.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

56

MODUL 9: ANESTESI REGIONAL - I

INFORMASI UMUM 1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul Anestesi Regional I

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside practice

6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang

benar dan bertanggung jawab pada tindakan anestesi

neuraksial tingkat dasar dan menengah (intermediate) pada

orang dewasa untuk berbagai prosedur dengan status fisis

ASA I-II, sesuai kaidah dalam referensi dan standar prosedur

operasional yang berlaku, mampu mengantisipasi dan

menanggulangi komplikasi yang terjadi, mampu

berkomunikasi efektif dengan pasien maupun mitra kerja serta

bersikap profesional.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta Program Pendidikan Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

tahap I mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan bertanggungjawab pada tindakan anestesi

neuraksial tingkat dasar (blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal pada dewasa) dan tingkat

menengah (blok kombinasi spinal epidural pada dewasa) untuk berbagai prosedur dengan status fisis ASA I-

II, sesuai standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Menjelaskan anatomi tulang belakang dan susunan saraf pusat, jaras nyeri, fisiologi Liquor

Cerebrospinal (LCS) pada pasien dewasa

2. Mempertimbangkan pemilihan obat anestetik lokal berdasarkan farmakologinya

57

3. Memberi informasi dan edukasi yang baik kepada pasien dan keluarganya tentang prosedur anestesi

neuraksial yang akan dijalani, risiko, komplikasi dan penanggulangannya

4. Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA I-II yang menjalani anestesi neuraksial tingkat

dasar (blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal pada dewasa) termasuk melakukan

pemantauan dan membuat rekam medis yang baik

5. Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA I-II yang menjalani anestesi neuraksial tingkat

menengah (blok kombinasi spinal epidural pada dewasa), termasuk melakukan pemantauan dan membuat

rekam medis yang baik

6. Mendeteksi komplikasi blok neuraksial yang terjadi dan melakukan penanggulangan secara cepat dan

tepat

7. Melakukan pengelolaan pasca-anestesi neuraksial yang baik termasuk menanggulangi efek samping yang

mungkin terjadi di ruang rawat

8. Berkomunikasi dengan efektif dengan semua anggota tim kerja atas dasar saling menghargai;

9. Bersikap professional yang mengacu pada prinsip patient safety.

10. Memahamidan menjelaskan bila terjadi komplikasi saat induksi, pengelolaan dan saat emergence

(bangun)

11. Memahami dan menjelaskanfarmakokinetik dan farmakodinamik obat anestesi intravena dan anestetika

inhalasi

12. Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat pelumpuh otot

13. Memahami dan menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan pelumpuh

otot.

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif )

a. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi tulang belakang, medula spinalis beserta struktur

penunjang di sekitarnya, termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang terkait;

b. Mampu menjelaskan fisiologi jaras nyeri;

c. Mampu menjelaskan farmakologi obat anestetika lokal;

d. Mampu menjelaskan mekanisme kerja anestesi neuraksial terhadap saraf somatik dan autonom serta

manifestasinya terhadap sistim kardiovaskular, respirasi, saluran cerna, saluran kemih dan endokrin;

e. Mampu menjelaskan berbagai indikasi dan kontra indikasi anestesi neuraksial;

f. Mampu menyimpulkan dan menjelaskan dampak gangguan koagulasi atau efek obat

antikoagulan/antiplatelet terhadap pelaksanaan anestesi neuraksial;

g. Mampu mempertimbangkan alternatif obat anestetik lokal dan obat ajuvan yang tepat untuk anestesi

neuraksial;

h. Mampu mempertimbangkan berbagai aspek teknik pelaksanaan anestesi spinal terkait posisi pasien,

pendekatan jarum menurut anatomi tulang belakang, jenis jarum yang digunakan, dan penggunaan

obat sedasi pada anestesi spinal.

58

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan anestesi blok subaraknoid, blok epidural lumbal, blok kaudal dan blok kombinasi

spinal epidural pada dewasa sebagai teknik anestesi tunggal untuk pasien klasifikasi ASA 1 dan 2,

dengan indikasi yang tepat dan sesuai standard prosedur operasional yang berlaku;

b. Mampu mengukur ketinggian blok anestesi neuraksial serta menghubungkannya dengan faktor

kelengkungan tulang belakang, posisi pasien dan barisitas obat anestetik lokal, dan faktor lain yang

mempengaruhi ketinggian blok;

c. Mampu melakukan pemantauan dengan baik dan benar selama prosedur serta membuat rekam medis

anesthesia dengan baik;

d. Mampu mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana komplikasi anestesi neuraksial.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

B. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Tulang belakang

a. Struktur tulang belakang lumbosakral dan jaringan lunak di sekitarnya

b. Lengkungan tulang belakang

c. Penanda level tulang belakang

2. Medula spinal dan ruang subaraknoid

a. Struktur medula spinal

b. Ruang subaraknoid, cairan serebro spinal dan barisitas;

59

c. Sirkulasi darah pada medula spinal

d. Sebaran dermatom, miotom dan osteotomi

e. Pertumbuhan medula spinalis sejak anak sampai dengan dewasa

3. Farmakologi obat anestetik lokal

a. Golongan obat anestetik lokal

b. Farmakodinamik obat anestetik lokal pada saraf

c. Farmakokinetik obat anestetik lokal

d. Intoksikasi anestetik lokal.

4. Mekanisme kerja anestesi neuraksial

a. Pada saraf somatik

b. Pada saraf autonom

c. Efek pada sistim kardiovaskular

d. Efek pada sistim respirasi

e. Efek pada sistim pencernaan

f. Efek pada sistim saluran kemih

g. Efek pada sistim metabolik endokrin

5. Indikasi dan kontraindikasi anestesi neuraksial

a. Indikasi anestesi neuraksial

b. Kontraindikasi absolut

c. Kontraindikasi relatif

6. Obat pengencer darah dan anestesi neuraksial

a. Obat antikoagulan oral

b. Obat antiplatelet

c. Obat heparin standard (unfractioned)

d. Obat “Low-molecular-weight heparin”

7. Pemilihan obat anestetik lokal

a. Faktor pasien, jenis operasi, teknik operasi dan pemilihan teknik anestesi neuraksial

b. Faktor yang mempengaruhi penyebaran obat di ruang subrakanoid dan ketinggian blok saraf

c. Faktor yang mempengaruhi penyebaran obat di ruang epidural/kaudal dan ketinggian blok saraf

d. Farmakokinetik blok epidural, kombinasi spinal-epidural, dan perbedaannya dengan anestesi spinal.

8. Obat ajuvan anestetik lokal untuk anestesi neuraksial

a. Indikasi dan kontraindikasi obat ajuvan

b. Macam-macam obat ajuvan untuk anestesi neuraksial

c. Farmakologi obat ajuvan anestetik lokal.

9. Teknik anestesi neuraksial

a. Persiapan anestesi neuraksial

b. Teknik anestesi subaraknoid (spinal)

60

c. Teknik anestesi epidural lumbal

d. Teknik anestesi kaudal pada dewasa

e. Teknik anestesi kombinasi spinal epidural

f. Macam-macam jarum anestesi neuraksial

g. Memilih teknik anestesi neuraksial yang tepat untuk suatu prosedur

10. Mengatur dan mengukur ketinggian blok anestesi neuraksial

a. Lengkung tulang belakang

b. Hal yang mempengaruhi ketinggian blok pada anestesi spinal, epidural, kaudal dan kombinasi

spinal-epidural

c. Mengukur ketinggian blok teknik “pinprick” dan sensasi suhu

11. Sedasi pada anestesi neuraksial

a. Keuntungan dan kerugian sedasi untuk anestesi neuraksial

b. Obat sedasi pilihan

12. Pemberian penjelasan mengenai anestesi neuraksial

a. Teknik komunikasi efektif pada pasien

b. Teknik komunikasi dan diskusi efektif dengan sejawat

c. Memahami latar belakang psikososial budaya pasien

d. Prosedur pengisian lembar persetujuan tindak medis.

13. Komplikasi anestesi neuraksial

a. Komplikasi segera dan komplikasi lambat (pasca operasi)

b. Mencegah dan mengatasi hipotensi pasca anestesi neuraksial

c. Identifikasi dan tata laksana “high-spinal” dan “total-spinal”

d. Tata laksana blok yang tidak adekuat

e. Intoksikasi obat anestetik local

f. Post Dural Puncture Headache

g. Komplikasi infeksi

h. Komplikasi lain-lain

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

61

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

D. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistim informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

Anestesi Subaraknoid

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

62

3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik

ASA

6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan

meminta persetujuan pasien (informed consent)

7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan

sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam

kamar operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan

monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping

yang dapat terjadi

Prosedur Anestesi Subaraknoid

8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan

jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan

9. Memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Memasang monitor standar dan akses intravena

11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk /

miring)

13. Mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan

menggunakan garis Tuffier atau teknik lain, kemudian

menentukan titik punksi (pendekatan midline atau paramedian)

14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang

ditentukan.

15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi.

16. Melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser)

titik pungsi, dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih

(midline atau paramedian) menuju perkiraan letak celah

interlaminar vertebra.

17. Mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum

dan duramater

18. Mencabut mandrin/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung

jarum sudah berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan

adanya cairan serebrospinal yang mengalir lancar keluar dari

jarum spinal.

19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan

lancar dari jarum spinal, mengulangi langkah No.16-18

20. Menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal

yang sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke

dalam spuit, bila lancar, suntikkan obat anestesi lokal secara

perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang untuk memastikan

ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.

63

21. Mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan

yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid

22. Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan

yang terjadi.

23. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.

Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

24. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan

teknik “pin prick”, suhu, maupun teknik lain.

25. Melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

Pascabedah

26. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

27. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

28. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

29. Melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan

penatalaksanaannya

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Anestesi Blok Epidural

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan perkenalan dan membuka hub.dokter-pasien

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik

ASA

6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan

meminta persetujuan pasien (informed consent)

7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan

sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam

kamar operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan

monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping

yang dapat terjadi.

Prosedur Anestesi Epidural

8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan

jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan

64

9. Memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Memasang monitor standar dan akses intravena

11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk /

miring)

13. Melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan

garis Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi

(pendekatan midline atau paramedian)

14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang

ditentukan

15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi

16. Melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan

arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau

paramedian) menuju perkiraan letak celah interlaminar vertebra.

17. Mencabut mandrin/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural

dengan spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum

sambil melakukan identifikasi ruang epidural dengan teknik

“Loss of Resistance” atau “hanging drop”.

18. Memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid

(tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum

dengan deras) dan memperhatikan kedalaman jarum.

19. Memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-

5 cm di dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung

kateter telah masuk melewati ujung jarum. Jika kateter sukar

didorong masuk padahal ujung kateter telah melewati ujung

jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum

epidural, lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk

ke ruang epidural dengan mudah, cabut jarum epidural tanpa

mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman kateter sampai

ke permukaan kulit.

20. Menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai

keinginan dengan cara menarik kateter jika diperlukan.

Perhatikan penanda kedalaman pada kateter epidural.

21. Menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter

epidural.

22. Membalut area pungsi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.

23. Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Epidural

24. Memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat,

dengan melakukan aspirasi dan pemberian test dose

25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga

cairan serebrospinal, jangan memberikan obat melalui kateter

(termasuk test dose), cabut kateter dan ulangi langkah 16-23.

65

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter,

injeksikan obat test dose perlahan ke dalam kateter.

Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural

harus disertai kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang

mungkin terjadi, antara lain ditandai dengan perubahan tanda

vital pada monitor dan adanya keluhan pasien.

27. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan

teknik “pin prick”, suhu, maupun teknik lain.

28. Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak

adekuat

29. Memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor

tanda vital pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang

terjadi selama operasi.

30. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.

Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

Pascabedah

31. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

32. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

33. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

34. Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan

penatalaksanaannya

66

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

Anestesi Subaraknoid

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA

6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta

persetujuan pasien (informed consent)

7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum

pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat

premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan

efek samping yang dapat terjadi

Prosedur Anestesi Subaraknoid

8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan

ukuran jarum yang akan digunakan.

9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena

11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.

12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Mampu mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan garis

Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau

paramedian)

14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.

15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi.

16. Mampu melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik punksi,

dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju

perkiraan letak celah interlaminar vertebra.

17. Mampu mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan

duramater

18. Mampu mencabut mandren/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum sudah

berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan serebrospinal yang

mengalir lancar keluar dari jarum spinal.

19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan lancar dari jarum

spinal, mampu mengulangi langkah no.16-18

67

Anestesi Subaraknoid

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

20. Mampu menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang sudah

dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam spuit, bila lancar,

suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang

untuk memastikan ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.

21. Mampu mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang

diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid

22. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan yang

terjadi.

23. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula

dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

24. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin

prick”, suhu, maupun teknik lain.

25. Mampu melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

Pasca Bedah

26. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

27. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

28. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

29. Mampu melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang

dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

Anestesi Blok Epidural

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hub.dokter-pasien

2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA

6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta

persetujuan pasien (informed consent)

7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum

pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat

premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan

efek samping yang dapat terjadi.

68

Anestesi Blok Epidural

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

Prosedur Anestesi Epidural

8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan

ukuran jarum yang akan digunakan

9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena

11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Mampu melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan garis

Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau

paramedian)

14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan

15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi

16. Mampu melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah jarum

sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju perkiraan letak

celah interlaminar vertebra.

17. Mampu mencabut mandren/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural dengan

spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum sambil melakukan

identifikasi ruang epidural dengan teknik “Loss of Resistance” atau “hanging drop”.

18. Mampu memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak ada

cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan deras) dan

memperhatikan kedalaman jarum.

19. Mampu memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5 cm di

dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung kateter telah masuk

melewati ujung jarum. Jika kateter sukar didorong masuk padahal ujung kateter telah

melewati ujung jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum epidural,

lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural dengan

mudah, cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman

kateter sampai ke permukaan kulit.

20. Mampu menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai keinginan dengan

cara menarik kateter jika diperlukan. Perhatikan penanda kedalaman pada kateter

epidural.

21. Mampu menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter epidural.

22. Mampu membalut area punksi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.

23. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Epidural

24. Mampu memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat, dengan

melakukan aspirasi dan pemberian test dose

69

Anestesi Blok Epidural

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga cairan

serebrospinal, tidak memberikan obat melalui kateter (termasuk test dose), cabut

kateter dan ulangi langkah 16-23.

26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter, mampu minjeksikan

obat test dose perlahan ke dalam kateter.

Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural harus disertai

kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang mungkin terjadi, antara lain ditandai

dengan perubahan tanda vital pada monitor dan adanya keluhan pasien.

27. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin

prick”, suhu, maupun teknik lain.

28. Mampu melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

29. Mampu memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor tanda vital

pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi selama operasi.

30. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula

dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

Pascabedah

31. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

32. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

33. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

34. Mampu memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang

dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

70

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Hadzic A. NYSORA Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management. United States: Mc

Graw-Hill; 2007.

5. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

71

MODUL 10: ANESTESI REGIONAL - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul Anestesi Regional-II

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside practice

6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan

bertanggung jawab pada tindakan anestesi neuraksial tingkat

menengah pada orang dewasa dan pediatrik, serta blok saraf tepi

tingkat dasar untuk berbagai prosedur dengan status fisis ASA I-III,

sesuai kaidah dalam referensi dan standar prosedur operasional

yang berlaku, mampu mengantisipasi dan menanggulangi

komplikasi yang terjadi, mampu berkomunikasi efektif dengan

pasien maupun mitra kerja serta bersikap profesional.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif tahap magang mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan bertanggungjawab pada

tindakan anestesi neuraksial tingkat menengah (blok epidural torakal, blok kaudal pada pediatrik) dan

tindakan blok saraf tepi tingkat dasar pada dewasa untuk berbagai prosedur dengan status fisik ASA I-III,

sesuai standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku. Selain itu Residen juga mampu menjelaskan prinsip

manajemen nyeri berbasiskan anestesi regional.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Menjelaskan anatomi tulang belakang dan susunan saraf pusat, jaras nyeri, fisiologi LCS pada pediatrik

2. Mempertimbangkan pemilihan obat anestetik lokal beserta ajuvan berdasarkan farmakologinya

3. Memberi informasi dan edukasi yang baik kepada pasien dan keluarganya tentang prosedur anestesi

72

regional yang akan dijalani, risiko, komplikasi dan penanggulangannya, untuk kasus pada pasien

populasi khusus (pediatrik, lansia, gangguan ginjal, gangguan hormonal, gangguan jantung dan paru)

4. Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA 1-3 yang menjalani anestesi neuraksial tingkat

menengah (blok epidural torakal pada dewasa dan blok kaudal pada pediatrik) termasuk melakukan

pemantauan dan membuat rekam medis yang baik

5. Melakukan pengelolaan perioperatif untuk pasien ASA 1-3 yang menjalani blok saraf tepi tingkat dasar

untuk ekstremitas atas (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilar, blok pergelangan tangan

dan jari-jari), untuk ekstremitas bawah (blok femoralis, blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan

kaki dan jari-jari kaki), termasuk melakukan pemantauan dan membuat rekam medis yang baik

6. Mendeteksi komplikasi blok neuraksial dan blok saraf tepi yang terjadi dan melakukan penanggulangan

secara cepat dan tepat

7. Mampu menyimpulkan dampak gangguan koagulasi atau efek obat antikoagulan/antiplatelet terhadap

pelaksanaan anestesi blok saraf perifer

8. Melakukan pengelolaan pasca-anestesi regional yang baik termasuk mencegah dan menanggulangi efek

samping yang mungkin terjadi di ruang rawat

9. Berkomunikasi dengan efektif dengan semua anggota tim kerja atas dasar saling menghargai;

10. Bersikap professional yang mengacu pada prinsip patient safety

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menggambarkan anatomi tulang belakang, medula spinal dan struktur sekitarnya pada

pediatrik

b. Mampu menggambarkan secara skematik pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakralis pada

dewasa

c. Mampu menjelaskan persarafan dinding toraks dan dinding abdomen, serta persarafan kepala dan

leher

d. Mampu menjelaskan fisiologi konduksi saraf perifer, prinsip kerja nerve stimulator dan

ultrasonografi dalam identifikasi saraf perifer

e. Mampu menjelaskan fisiologi blok epidural torakal dan blok perifer dalam menghilangkan nyeri

f. Mampu menjelaskan alasan pemilihan obat anestesi lokal dan ajuvannya pada blok epidural torakal

dan blok perifer dalam menghilangkan nyeri

g. Mampu menganalisis pemilihan pasien, prosedur dan jenis operasi yang tepat untuk tiap jenis blok

saraf perifer

h. Mampu menyebutkan langkah-langkah blok epidural torakal dan blok perifer dasar dengan bantuan

stimulator saraf

i. Mampu menjelaskan cara mengantisipasi, mengenal, dan mengatasi komplikasi blok epidural

torakal dan blok saraf perifer dasar

73

j. Mampu menganalisisdan menjelaskandampak gangguan koagulasi atau efek obat

antikoagulan/antiplatelet terhadap pelaksanaan anestesi blok saraf perifer

k. Memahami prinsip dasar manajemen nyeri berbasiskan anestesi regional

l. Mampu menyebutkan pilihan anestesi regional yang tepat untuk mengatasi nyeri kronik dan nyeri

kanker

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu mendemonstrasikan dan melakukanblok epidural torakal pada dewasa dan blok kaudal pada

pediatrik termasuk melakukan pemantauan dan membuat rekam medis yang baik, sesuai standar

operasional yang berlaku

b. Mampu mendemonstrasikan dan melakukanblok saraf tepi tingkat dasar untuk ekstremitas atas (blok

interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilar, blok pergelangan tangan dan jari-jari), untuk

ekstremitas bawah (blok femoralis, blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan kaki dan jari-jari

kaki) dengan alat bantu identifikasi saraf yang tersedia (nerve stimulator dan/atau ultrasound)

c. Mampu mengatasicara mengantisipasi, mengenal, dan mengatasi komplikasi blok epidural torakal

dan blok saraf perifer

d. Mampu mengatasi cara blok yang tidak berjalan sempurna dan membangun komunikasi tentang hal

ini dengan sejawat bedah dan pasien

e. Mampu melakukan pemantauan dengan baik dan benar selama prosedur anestesi regioanal serta

membuat rekam medis anesthesia dengan baik

f. Mampu mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana komplikasi anestesi neuraksial

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

74

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

B. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Anatomi saraf tulang belakang pada pediatri:

a. Anatomi tulang belakang anak

b. Anatomi dan pertumbuhan medula spinal pada anak

c. Anatomi dan fisiologi cairan serebrospinal

2. Anatomi ruang epidural torakal dan struktur sekitarnya, pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakralis,

persarafan dinding toraks dan dinding abdomen, serta persarafan kepala dan leher pada dewasa:

a. Anatomi ruang epidural torakal

b. Anatomi pleksus brakhialis

c. Anatomi pleksus lumbosakralis

d. Anatomi persarafan dinding toraks

e. Anatomi persarafan dinding abdomen

f. Anatomi persarafan kepala dan leher

3. Fisiologi konduksi saraf perifer, cara kerja nerve stimulator dan ultrasonografi dalam identifikasi saraf

perifer

a. Fisiologi konduksi saraf perifer

b. Cara kerja nerve stimulator

c. Prinsip kerja ultrasonografi

d. Identifikasi saraf dengan nerve stimulator dan ultrasonografi.

4. Fisiologi blok epidural torakal dan blok perifer dalam menghilangkan nyeri

a. Fisiologi blok epidural torakal

b. Fisiologi bloksaraf perifer (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok aksilaris, blok femoralis,

blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan tangan dan kaki, blok jari-jari tangan dan kaki)

5. Farmakologi dan pemilihan obat anestesi lokal dan ajuvannya pada blok epidural torakal dan blok

perifer dalam menghilangkan nyeri

a. Farmakologi obat anestesi lokal pada blok epidural torakal dan blok saraf perifer

b. Farmakologiobat ajuvan pada blok epidural torakal dan blok saraf perifer

6. Pemilihan pasien, prosedur dan jenis operasi yang tepat untuk tiap jenis blok saraf

a. Indikasi dan kontraindikasi blok epidural torakal

b. Indikasi dan kontraindikasi blok saraf perifer dasar

c. Pemeriksaan pra anestesi dan pemilihan jenis blok saraf sesuai faktor pasien, jenis operasi, dan

teknik operasi

75

7. Teknik blok epidural torakal dan blok perifer dasar (blok interskalenus, blok supraklavikular, blok

aksilaris, blok femoralis, blok sciatik, blok popliteal, blok pergelangan tangan dan kaki, blok jari-jari

tangan dan kaki)

a. Teknik blok epidural torakal: Loss of resistance, hanging drop

b. Teknik blok ekstremitas atas dipandu stimulator saraf dan USG

c. Teknik blok ekstremitas bawah dipandu stimulator saraf dan USG

8. Komplikasi blok epidural torakal dan blok saraf tepi

a. Komplikasi blok epidural torakal: segera, pasca operasi

b. Komplikasi blok interskalenus dan blok supraklavikular

c. Komplikasi blok aksilaris

d. Komplikasi blok femoralis

e. Komplikasi blok sciatik dan popliteal

f. Komplikasi blok pergelangan tangan dan kaki

g. Komplikasi blok jari-jari tangan dan kaki

9. Obat pengencer darah dan anestesi blok saraf perifer

a. Obat antikoagulan oral

b. Obat antiplatelet

c. Obat heparin standard (unfractioned)

d. Obat “Low-molecular-weight heparin”

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

76

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

Anestesi Subaraknoid

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik

ASA

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

D. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistim informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

77

6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan

meminta persetujuan pasien (informed consent)

7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan

sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar

operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring

untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat

terjadi

Prosedur Anestesi Subaraknoid

8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan

jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan

9. Memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Memasang monitor standar dan akses intravena

11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan

garis Tuffier atau teknik lain, kemudian menentukan titik punksi

(pendekatan midline atau paramedian)

14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang

ditentukan.

15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi.

16. Melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik

pungsi, dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline

atau paramedian) menuju perkiraan letak celah interlaminar

vertebra.

17. Mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan

duramater

18. Mencabut mandrin/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum

sudah berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan

serebrospinal yang mengalir lancar keluar dari jarum spinal.

19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan

lancar dari jarum spinal, mengulangi langkah No.16-18

20. Menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang

sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam

spuit, bila lancar, suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan

sambil dilakukan aspirasi berulang untuk memastikan ujung jarum

tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.

21. Mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan

yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid

22. Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan

yang terjadi.

23. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.

78

Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

24. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik

“pin prick”, suhu, maupun teknik lain.

25. Melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

Pascabedah

26. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

27. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

28. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

29. Melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Anestesi Blok Epidural

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik

ASA

6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan

meminta persetujuan pasien (informed consent)

7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan

sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar

operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring

untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat

terjadi.

Prosedur Anestesi Epidural

8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan

jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan

9. Memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Memasang monitor standar dan akses intravena

11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan

garis Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi

(pendekatan midline atau paramedian)

79

14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang

ditentukan

15. Melakukan injeksi anestetika lokal pada titik punksi

16. Melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah

jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian)

menuju perkiraan letak celah interlaminar vertebra.

17. Mencabut mandrin/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural

dengan spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum

sambil melakukan identifikasi ruang epidural dengan teknik “Loss of

Resistance” atau “hanging drop”.

18. Memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak

ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan

deras) dan memperhatikan kedalaman jarum.

19. Memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5

cm di dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung

kateter telah masuk melewati ujung jarum. Jika kateter sukar

didorong masuk padahal ujung kateter telah melewati ujung jarum,

jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum epidural, lalu

ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural

dengan mudah, cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu

perhatikan kedalaman kateter sampai ke permukaan kulit.

20. Menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai

keinginan dengan cara menarik kateter jika diperlukan. Perhatikan

penanda kedalaman pada kateter epidural.

21. Menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter

epidural.

22. Membalut area pungsi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.

23. Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Epidural

24. Memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat, dengan

melakukan aspirasi dan pemberian test dose

25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga

cairan serebrospinal, jangan memberikan obat melalui kateter

(termasuk test dose), cabut kateter dan ulangi langkah 16-23.

26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter,

injeksikan obat test dose perlahan ke dalam kateter.

Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural

harus disertai kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang mungkin

terjadi, antara lain ditandai dengan perubahan tanda vital pada

monitor dan adanya keluhan pasien.

27. Menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik

“pin prick”, suhu, maupun teknik lain.

28. Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

80

29. Memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor tanda

vital pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi

selama operasi.

30. Mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya.

Dapat pula dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

Pascabedah

31. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

32. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

33. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

34. Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Blok Saraf Tepi

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik

ASA

6. Menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan

meminta persetujuan pasien (informed consent)

7. Memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan

sebelum pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar

operasi. Setelah obat premedikasi diberikan diperlukan monitoring

untuk mengidentifikasi kemungkinan efek samping yang dapat

terjadi.

Prosedur Blok Saraf Tepi

8. Memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan

jenis dan ukuran jarum yang akan digunakan. Termasuk alat

pemandu (ultrasound dan/atau stimulator saraf)

9. Memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Memasang monitor standar dan akses intravena

11. Melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.

12. Memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok yang akan

dilakukan

81

13. Mengidentifikasi landmark sesuai blok, dan membuat penanda pada

kulit pasien.

14. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang

ditentukan.

15. Menginjeksi anestetik lokal pada titik punksi.

16. Melakukan penusukan jarum blok pada titik punksi, dengan arah

jarum sesuai pendekatan dan metode yang dipilih menuju target

saraf.

17. Memastikan letak ujung jarum tepat dan sedekat mungkin pada

target saraf.

Bila dipandu dengan stimulator saraf: didapatkan gerakan twitching

sesuai otot yang dipersarafi target saraf pada kuat arus antara 0,3-0,5

mA dengan durasi rangsangan 0,1-0,3 ms.

Bila dipandu dengan ultrasound: didapatkan gambaran/image ujung

jarum tepat pada tepi saraf target

18. Menghubungkan jarum dengan spuit, lakukan aspirasi. Jika

didapatkan darah, jangan suntikkan obat anestetik lokal. Jika hasil

aspirasi negatif, suntikkan obat anestetik lokal dengan konsentrasi

dan volume yang tepat secara perlahan-lahan, diselingi tindakan

aspirasi berulang setiap menyuntikan 5 mL obat.

Hentikan penyuntikan jika pasien mengeluh nyeri saat penyuntikan

obat anestetik lokal.

19. Memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi komplikasi

terutama tanda-tanda intoksikasi obat anestetik lokal.

20. Membalut area punksi.

21. Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Blok Saraf Tepi

22. Menilai kecukupan blok yang adekuat untuk operasi dengan

menggunakan teknik “pin prick”, suhu, maupun penilaian kekuatan

motorik pada area yang terblokade

23. Mengidentifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

24. Memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama operasi

agar tidak terjadi penekanan atau malposisi

Pascabedah

25. Memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

26. Menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

27. Melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

28. Memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya,

termasuk memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama

agar tidak terjadi penekanan atau malposisi.

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

82

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

Anestesi Subaraknoid

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA

6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta

persetujuan pasien (informed consent)

7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum

pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat

premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan

efek samping yang dapat terjadi

Prosedur Anestesi Subaraknoid

8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan

ukuran jarum yang akan digunakan.

9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena

11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.

12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Mampu mengidentifikasi celah L3-L4, L4-L5, L5-S1 dengan menggunakan garis

Tuffier atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau

paramedian)

14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.

83

Anestesi Subaraknoid

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi.

16. Mampu melakukan penusukan jarum spinal (dengan/tanpa introduser) titik punksi,

dengan arah jarum sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju

perkiraan letak celah interlaminar vertebra.

17. Mampu mendorong jarum sampai melewati tahanan ligamentum flavum dan

duramater

18. Mampu mencabut mandren/stylet jarum, dan memastikan posisi ujung jarum sudah

berada pada ruang subaraknoid, ditandai dengan adanya cairan serebrospinal yang

mengalir lancar keluar dari jarum spinal.

19. Jika tidak ada cairan serebrospinal yang mengalir keluar dengan lancar dari jarum

spinal, mampu mengulangi langkah no.16-18

20. Mampu menyambungkan jarum dengan spuit berisi obat anestesi lokal yang sudah

dipersiapkan. Aspirasi sedikit cairan serebrospinal ke dalam spuit, bila lancar,

suntikkan obat anestesi lokal secara perlahan sambil dilakukan aspirasi berulang

untuk memastikan ujung jarum tetap pada ruang subaraknoid selama penyuntikan.

21. Mampu mencabut jarum dan mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang

diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Subaraknoid

22. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi.

23. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula

dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

24. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin

prick”, suhu, maupun teknik lain.

25. Mampu melakukan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

Pascabedah

26. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

27. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

28. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

29. Mampu melakukan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang

dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

84

Anestesi Blok Epidural

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hub.dokter-pasien

2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA

6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta

persetujuan pasien (informed consent)

7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum

pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat

premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan

efek samping yang dapat terjadi.

Prosedur Anestesi Epidural

8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan

ukuran jarum yang akan digunakan

9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi

10. Mampu memasang monitor standar dan akses intravena

11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor

12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok (duduk / miring)

13. Mampu melakukan identifikasi celah intervertebra dengan menggunakan garis Tuffier

atau teknik lain kemudian menentukan titik punksi (pendekatan midline atau

paramedian)

14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan

15. Mampu melakukan injeksi anestetik lokal pada titik punksi

16. Mampu melakukan penusukan jarum epidural pada titik punksi, dengan arah jarum

sesuai pendekatan yang dipilih (midline atau paramedian) menuju perkiraan letak

celah interlaminar vertebra.

17. Mampu mencabut mandren/stylet jarum lalu menyambung jarum epidural dengan

spuit dan dorong jarum menembus ligamentum flavum sambil melakukan identifikasi

ruang epidural dengan teknik “Loss of Resistance” atau “hanging drop”.

18.

Mampu memastikan letak ujung jarum tidak pada ruang subaraknoid (tidak ada cairan

serebrospinal yang mengalir keluar dari jarum dengan deras) dan memperhatikan

kedalaman jarum.

85

Anestesi Blok Epidural

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

19. Mampu memasang kateter epidural sesuai kedalaman yang diinginkan (3-5 cm di

dalam ruang epidural), dan mampu menilai apakah ujung kateter telah masuk

melewati ujung jarum. Jika kateter sukar didorong masuk padahal ujung kateter telah

melewati ujung jarum, jangan menarik kateter keluar tanpa menarik jarum epidural,

lalu ulangi langkah No.15-18. Jika kateter dapat masuk ke ruang epidural dengan

mudah, cabut jarum epidural tanpa mencabut kateternya, lalu perhatikan kedalaman

kateter sampai ke permukaan kulit.

20. Mampu menyesuaikan panjang kateter dalam ruang epidural sesuai keinginan dengan

cara menarik kateter jika diperlukan. Perhatikan penanda kedalaman pada kateter

epidural.

21. Mampu menghubungkan kateter epidural dengan alat pengunci dan filter epidural.

22. Mampu membalut area punksi dan fiksasi kateter epidural dengan tepat.

23. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Anestesi Epidural

24. Mampu memastikan ujung kateter epidural pada posisi yang tepat, dengan melakukan

aspirasi dan pemberian test dose

25. Jika saat aspirasi didapatkan darah maupun cairan bening diduga cairan serebrospinal,

tidak memberikan obat melalui kateter (termasuk test dose), cabut kateter dan ulangi

langkah 16-23.

26. Jika saat aspirasi tidak didapatkan apapun keluar dari kateter, mampu minjeksikan

obat test dose perlahan ke dalam kateter.

Catatan: setiap kali memasukkan obat ke dalam kateter epidural harus disertai

kewaspadaan perubahan kondisi pasien yang mungkin terjadi, antara lain ditandai

dengan perubahan tanda vital pada monitor dan adanya keluhan pasien.

27. Mampu menilai kecukupan dan ketinggian blok spinal, menggunakan teknik “pin

prick”, suhu, maupun teknik lain.

28. Mampu melakukan identifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat

29. Mampu memberikan tambahan obat epidural, sambil terus memonitor tanda vital

pasien secara berkala dan identifikasi perubahan yang terjadi selama operasi.

30. Mampu mengidentifikasi komplikasi hipotensi dan melakukan terapinya. Dapat pula

dilakukan tindakan pencegahan hipotensi sejak awal.

Pascabedah

31. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

32. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat

33. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan

34. Mampu memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang

dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

86

Anestesi Blok Saraf Tepi

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan perkenalan dan membuka hubungan dokter-pasien

2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

4. Mampu meminta pemeriksaan tambahan jika diperlukan

5. Mampu menyimpulkan kondisi pasien dan faktor risiko serta status fisik ASA

6. Mampu menjelaskan dan edukasi tindakan yang akan dilakukan, dan meminta

persetujuan pasien (informed consent)

7. Mampu memberikan obat premedikasi bila diperlukan, dapat diberikan sebelum

pasien masuk kamar operasi atau saat berada dalam kamar operasi. Setelah obat

premedikasi diberikan diperlukan monitoring untuk mengidentifikasi kemungkinan

efek samping yang dapat terjadi.

Prosedur Blok Saraf Tepi

8. Mampu memeriksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan, menentukan jenis dan

ukuran jarum yang akan digunakan. Termasuk alat pemandu (ultrasound dan/atau

stimulator saraf)

9. Mampu memeriksa kesiapan alat emergensi

10 Mampu memasang monitor standar dan akses intravena

11. Mampu melakukan interpretasi kondisi pasien berdasar hasil monitor.

12. Mampu memposisikan pasien sesuai untuk tindakan blok yang akan dilakukan

13. Mampu mengidentifikasi landmark sesuai blok, dan membuat penanda pada kulit

pasien.

14. Mampu melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada landmark yang ditentukan.

15. Mampu menginjeksi anestetik lokal pada titik punksi.

16. Mampu melakukan penusukan jarum blok pada titik punksi, dengan arah jarum sesuai

pendekatan dan metode yang dipilih menuju target saraf.

17. Mampu memastikan letak ujung jarum tepat dan sedekat mungkin pada target saraf.

Bila dipandu dengan stimulator saraf: didapatkan gerakan twitching sesuai otot yang

dipersarafi target saraf pada kuat arus antara 0,3-0,5 mA dengan durasi rangsangan

0,1-0,3 ms.

Bila dipandu dengan ultrasound: didapatkan gambaran/image ujung jarum tepat pada

tepi saraf target.

18. Mampu menghubungkan jarum dengan spuit, lakukan aspirasi. Jika didapatkan darah,

jangan suntikkan obat anestetik lokal. Jika hasil aspirasi negatif, suntikkan obat

anestetik lokal dengan konsentrasi dan volume yang tepat secara perlahan-lahan,

diselingi tindakan aspirasi berulang setiap menyuntikan 5 mL obat.

Hentikan penyuntikan jika pasien mengeluh nyeri saat penyuntikan obat anestetik

local.

87

Anestesi Blok Saraf Tepi

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

19. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala dan identifikasi komplikasi terutama

tanda-tanda intoksikasi obat anestetik lokal.

20. Mampu membalut area punksi.

21. Mampu mengembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Pemeliharaan Blok Saraf Tepi

22. Mampu menilai kecukupan blok yang adekuat untuk operasi dengan menggunakan

teknik “pin prick”, suhu, maupun penilaian kekuatan motorik pada area yang

terblokade.

23. Mampu mengidentifikasi dan penatalaksanaan bila blok tidak adekuat.

24. Mampu memperhatikan anggota tubuh pasien yang diblok selama operasi agar tidak

terjadi penekanan atau malposisi.

Pascabedah

25. Mampu memonitor tanda vital pasien berkala di ruang pemulihan.

26. Mampu menilai kesiapan pasien untuk dipindahkan ke ruang rawat.

27. Mampu melakukan serah terima pasien alih rawat ke ruangan.

28. Mampu memberikan edukasi kepada tim ruang rawat kemungkinan komplikasi yang

dapat terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya, termasuk memperhatikan anggota

tubuh pasien yang diblok selama agar tidak terjadi penekanan atau malposisi.

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

88

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Hadzic A. NYSORA Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management. United States: Mc

Graw-Hill; 2007.

5. Hadzic A. Hadzic’s Peripheral Nerve Block and Anatomy for Ultrasound-Guided Regional Anaesthesia. 2nd

ed. United States: Mc Graw-Hill; 2012.

6. Marhofer P. Ultrasound Guidance in Regional Anesthesia: Principles and Pratical Implementation. 2nd

ed.

U.K: Oxford University Press; 2010.

7. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

89

MODUL 11: TRAUMATOLOGI - I

INFORMASI UMUM 1. Nama Program Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1

2. Nama Modul Anestesia Traumatologi - I

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu menjelaskan dan melakukan penatalaksanaan awal pada pasien

trauma.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan

penatalaksanaan awal pada pasien trauma.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola

kegawatan pasien trauma:

1. Mampu melakukan survei primer pasien trauma

2. Mampu melakukan survei sekunder pasien trauma

3. Mampu melakukan rujukan pasien trauma bila diperlukan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan ( Kognitif )

a. Mampu menilai dengan cepat kegawatan pada pasien trauma

b. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas

c. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan gangguan pernafasan

d. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan syok

e. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan penurunan kesadaran

90

f. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan kejang

g. Mampu menjelaskan penatalaksanaan resusitasi cairan

h. Mampu menjelaskan indikasi dan cara menggunakan defibrilator

i. Mampu menjelaskan monitoring kontinyu invasif dan non invasif

j. Mampu merencanakan tindakan yang perlu untuk menanggulangi kegawatan pasien trauma (airway,

breathing, syock, defibrilasi)

k. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan keracunan dan penyalahgunaan obat

l. Mampu menjelaskan pemakaian obat-obat emergensi dan alat-alat bantu emergensi

m. Mampu menjelaskan tata laksana stabilsasi, tansportasi dan rujukan pasien trauma

n. Mampu menjelaskan peranan anestesi sebagai bagian yang solid dari tim emergensi

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan penilaian awal pasien trauma (initial assement / survei primer)

b. Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas paripurna

c. Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan gangguan pernafasan dan memberikan tatalaksana

nafas bantu mekanik

d. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita syok

e. Mampu melakukan penatalaksanaan penderita penurunan kesadaran

f. Mampu melakukan penatalaksanaan penderit dengan kejang

g. Mampu melakukan pemasangan akses vena dengan jarum besar, melalui akses vena tepi dan vena

sentral

h. Mampu melakukan akses intra osseus untuk terapi cairan (terutama pada pediatrik)

i. Mampu melakukan penatalaksanaan resusitasi cairan

j. Mampu melakukan kardioversi dan defibrilasi

k. Mampu melakukan monitoring invasif dan noninvasif kontinyu

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

91

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Survei primer

a. Sumbatan jalan nafas, penyebab sumbatan jalan nafas, tindakan pembebasan jalan nafas dan

penyebab kegawatan pernafasan pasien trauma

b. Pemberian oksigen dan pemberian nafas bantu (ventilasi dan oksigenasi)

c. Diagnosis pasien syok, penyebab syok dan tindakan mengatasi syok pada pasien trauma, terutama

syok hemoragik/ perdarahan

d. Penilaian kesadaran pasien secara cepat dengan metode AVPU:

1) A=Awake

2) V= Verbal atau respon terhadap panggilan/bicara

3) P= Pain ataurespon terhadap rangsang nyeri

4) U= Unresposive atau tidak ada respon terhadap semua rangsangan

e. Pemeriksaan menyeluruh sambil menjaga agar tidak terjadi hipotermia

2. Resusitasi dan stabilisasi

a. Tujuan pemberikan oksigen dan pernafasan buatan (ventilasi)

b. Diagnosis, patogenesis, dan penatalaksanaan pasien dengan syok hipovolemik, syok hemoragik,

syok kardiogenik, syok neurogenik, syok septik

c. Jalur vaskular (kanulasi) vena perifir dan vena sentral

d. Pilihan jenis cairan kristaloid, koloid, dan transfusi dalam proses resusitasi

e. Tujuan pemberian larutan infus yang dihangatkan

f. Monitoring hemodinamik, non invasif maupun invasif (kanulasi intra arterial)

g. Tindak lanjut bila ada masalah yang mengancam nyawa pada survei primer berlanjut

3. Survei sekunder

a. Pemeriksaan head to toe:

1) Pemeriksaan kepala, batok kepala, kulit kepala, bola mata, telinga, jaringan lunak, dan periorbita

2) Pemeriksaan leher: luka tembus leher, emfisema subkutan, deviasi trakea, distensi vena leher

3) Pemeriksaan neurologik: Glasgow Coma Scale (GCS), pemeriksaan fungsi medula spinalis,

penilaian sensasi dan refleks

4) Pemeriksaan dada: klavicula, semua tulang iga, suara nafas dan jantung, pemantauan EKG dan

92

echocardiografi

5) Pemeriksaan abdomen: luka tembus abdomen yang memerlukan eksplorasi bedah, mampu

melakukan pemasangan pipa nasogastrik pada trauma tumpul abdomen

6) Pemeriksaan dubur (anal-toucher)

7) Pemasangan kateter kandung kemih bila tidak ada darah di meatus externus urethrae

8) Pemeriksaan pelvis dan ekstremitas

b. Pemeriksaan AMPLE

1) A: Allergy

2) M: Medication

3) P: Past Illness / Pregnancy

4) L: Last meal

5) E: Event

c. Pemeriksaan tambahan, seperti laboratorium, rontgen foto, dan CT- Scan.

4. Penilaian cedera leher, trauma kepala, dada, abdomen, pelvis, tulang belakang dan ekstremitas

a. Identifikasi trauma multipel, abdomen merupakan bagian tersering yang mengalami cedera. Evaluasi

awal terhadap pasien trauma abdomen tetap harus menyertakan A (Airway and C-Spine), B

(Breathing), C (Circulation), dan D (Disability dan penilaian neurologik) dan E (Exposure)

b. Jenis trauma abdomen, trauma penetrasi luka tembak, luka tusuk atau trauma non penetrasi,

kompressi, hancur (crash), sabuk pengaman (seat belt), cedera akselerasi/ deselerasi

c. Indikasi dan kontraindikasi DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)

d. Masalah khusus fraktur tulang pelvis

e. Pemeriksaan tonus sfinkter anus, darah dalam rektum, pemeriksaan darah di meatus urethrae

eksterna

f. Stabilisasi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan segera dan immobilisasi tulang leher

g. Penilaian tanda tanda fungsi vital dan derajat kesadaran (GCS) secara berulang ulang

h. Tnda tanda klinis trauma tulang belakang, posisi netral pada waktu pemeriksaan pasien trauma

tulang belakang, ”log rolling”, in-line immobilization, pemasangan stiff cervical colllar

i. Gangguan fungsi otonom pada cedera medula spinalis

j. Keadaan-keadaan yang harus diperiksa pada pasien dengan trauma ekstremitas (warna dan suhu

kulit, perabaan nadi distal, tempat tempat yang berdarah, deformitas ekstremitas, gerakan ekstremitas

secara aktif dan pasif, gerakan ekstremitas tak wajar dan ada krepitasi, derajat nyeri bagian yang

cedera)

k. Diagnosis sindroma kompartemen pada ekstremitas, penyebab dan terjadinya pada kasus trauma

ekstermitas yang bagaimana dan menjelaskan kerusakan jaringan pada sindroma kompartemen

akibat hipoksemia dan akibat reperfusi

l. Pengelolaan cedera ekstremitas dengan tetap memelihara aliran darah ke jaringan perifer, mencegah

infeksi dan nekrosis kulit, mencegah kerusakan pada syaraf perifer

93

m. Penghentian perdarahan eksternal, immobilisai dan mengatasi nyeri

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart

dan audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

94

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan survei primer, resusitasi dan stabilisasi

2. Melakukan survei sekunder

3. Melakukan persiapan dan pelaksanaan transportasi pasien trauma

yang memerlukan pembedahan dan yang tidak memerlukan

pembedahan

4. Melakukan koordinasi dengan semua personil yang terlibat dalam

semua proses diatas.

5. Melakukan monitoring baik non invasif maupun invasif pada

pasien trauma yang memerlukannya.

6. Melakukan prolong life support baik untuk pasien trauma yang

akan dilakukan pembedahan atau akan masuk ruangan, atau

sebelum perrawatan di ICU

7. Mempersiapkan tindakan anestesi pada pasien tauma yang akan

dilakukan pembedahan

8. Melakukan perlindungan fungsi organ penting seperti jantung,

paru-paru, otak dan medula spinalis, ginjal, dan organ lain

9. Melakukan prosedur rujukan pasien trauma

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memu:askan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

95

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan / langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menjelaskan evaluasi kecukupan O2 pada tingkat jaringan

2. Mampu menjelaskan evaluasi kecukupan DO2

3. Mampu menjelaskan evaluasi VO2

4. Mampu menjelaskan evaluasi O2ER

5. Mampu melakukan penatalaksanaan gangguan hemodinamik

6. Mampu melakukan penatalaksanaan gangguan mikrosirkulasi

7 . Mampu melakukan terapi cairan dan transfuse darah pada syok hipovolemik /

perdarahan

8. Mampu melakukan penatalaksanaan syok septik

9. Mampu menjelaskan mengenai rekomendasi yang terkait dengan tatalaksana dan

informed consent syok septik

10. Mampu melakukan penatalaksanaan gangguan keseimbangan asam-basa pada kasus-

kasus trauma

11. Mampu melakukan komunikasi yang efektip antar disiplin ilmu dalam

penatalaksanaan kasus trauma eergensi non pembedahan dan pembedahan pada

periode perioperatif (pre, durante dan post operatif) dengan cara professional

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

96

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

3. Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency Medicine:

A Comprehensive Study Guide. 8th

ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.

4. Lee CY. Manual of Anaesthesia Singapore: McGraw-Hill; 2006.

5. Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd

ed. Oxford: University Press; 2015.

6. Scher CS. Anesthesia for Trauma New Evidence and Challenges. New York: Springer; 2014

97

MODUL 12: TRAUMATOLOGI - II

INFORMASI UMUM 1. Nama Program

Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1

2. Nama Modul Anestesia Traumatologi - II

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode

Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program Pendidikan

Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif mampu melakukan

pengelolaan lanjut pasien trauma dengan pembedahan dan pengelolaan

pascabedah.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan

lanjut pasien trauma dengan pembedahan dan pengelolaan pascabedah.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta di didik untuk mampu:

1. Mengelola pasien setelah melalui survei primer dan sekunder

2. Mengelola pasien untuk menjalani berbagai pemeriksaan lanjut seperti laboratorium lengkap, radiologi,

CT Scan, dan pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau noninvasif) untuk persiapan anestesia

jika diperlukan pembedahan

3. Mengelola pasien pascabedah

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan pengelolaan pasien setelah melalui survei primer dan sekunder

b. Mampu menjelaskan pengelolaan pasien untuk menjalani berbagai pemeriksaan lanjut seperti

98

laboratorium lengkap, radiologi, CT Scan, dan pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau

noninvasif) untuk persiapan anestesia jika diperlukan pembedahan

c. Mampu menjelaskan kebutuhan anestesi yang khusus untuk berbagai pembedahan penyelamatan

(damage control surgery) dan kebutuhan anestesi lainnya

d. Mampu menjelaskan teknik hemodilusi dan transfusi masif

e. Mampu menjelaskan teknik hipotermia dan mengatasi hipertemi

f. Mampu menjelaskan pengelolaan pasien pascabedah:

1) Bantuan nafas

2) Bantuan sirkulasi

3) Kendali tekanan intra-kranial

4) Renal support

5) Dukungan nutrisi

6) Analgesia (lihat Modul 4-Pengelolaan Nyeri)

7) Penanganan sepsis

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pengelolaan pasien setelah melalui survei primer dan sekunder

b. Mampu melakukan pengelolaan pasien untuk menjalani berbagai pemeriksaan lanjut seperti

laboratorium lengkap, radiologi, CT Scan, dan pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau

noninvasif) untuk persiapan anestesia jika diperlukan pembedahan

c. Mampu menentukan dan menyiapkan kebutuhan anestesi yang khusus untuk berbagai pembedahan

penyelamatan (damage control surgery) dan kebutuhan anestesi lainnya

d. Mampu melakukan teknik hemodilusi dan transfusi masif

e. Mampu melakukan teknik hipotermia dan mengatasi hipertemi

f. Mampu melakukan pengelolaan pasien pascabedah meliputi:

1) Bantuan nafas

2) Bantuan sirkulasi

3) Kendali tekanan intrakranial

4) Renal support

5) Dukungan nutrisi

6) Analgesia (lihat Modul 4-Pengelolaan Nyeri)

7) Penanganan sepsis

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

99

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

B. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Perawatan perioperatif dan peritrauma

a. Monitoring fungsi vital jangka panjang dengan pemindai elektronik

b. Penggunaan ventilator dengan berbagai patologi pasien yang menyebabkan interaksi berbeda

c. Thoracic drainage dan pompanya

d. Monitoring tekanan intrakranial

e. Penggunaan pompa infus, pompa suntik (syringe-pump)

f. Alat untuk membuat hipotermi/hipertermi

2. Pemeriksaan penunjang post trauma

a. Laboratorium khusus

b. Pembacaan foto sinar-X

c. CT scan kepala

d. Pemeriksaan penunjang lainnya sesuai kebutuhan

3. Perawatan pascatrauma

4. Sedasi dan analgesia pasien trauma

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

100

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

D. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

101

F. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Evaluasi Pasien Trauma Pasca Resusitasi (setelah melalui survei primer dan sekunder)

1. Mengenali respon fisiologi pasca resusitasi

2. Menilai hasil pemeriksaan neurologi termasuk skala GCS

3. Menilai hasil pemeriksaan darah

4. Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal

5. Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati

6. Menilai hasil pemeriksaan fungsi endokrin

7. Menilai hasil pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau

noninvasif) seperti foto sesuai lokasi trauma, CT scan, FAST, DPL,

dan lain-lain

8. Menilai hasil EKG

9. Menentukan status fisik ASA

Pengelolaan di Kamar Operasi

10. Melakukan persiapan pasien

11. Melakukan persiapan obat-obatan anestesi dan emergeni

12. Melakukan persiapan alat (STATICS, mesin anestesi, alat

emergensi dan alat monitor)

13. Melakukan pemasangan alat-alat monitor

14. Melakukan teknik anestesi khusus sesuai kebutuhan untuk berbagai

pembedahan penyelamatan (damage control surgery) dan anestesi

lainnya seperti teknik hemodilusi, transfusi masif, hipotermia dan

pengelolaan hipertemi

15. Melakukan pemantauan selama anestesi dan mengatasi komplikasi

yang terjadi

Pengelolaan pascabedah

16. Melakukan pengelolaan pascabedah: bantuan nafas, bantuan

sirkulasi, kendali tekanan intra-kranial, renal support, dukungan

nutrisi, dan penanganan sepsis

17. Melakukan pengelolaan nyeri

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

102

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

G. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan /Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Evaluasi Pasien Trauma Pasca Resusitasi (setelah melalui survei primer dan

sekunder)

1. Mampu mengenali respon fisiologi pasca resusitasi

2. Mampu menilai hasil pemeriksaan neurologi termasuk skala GCS

3. Mampu menilai hasil pemeriksaan darah

4. Mampu menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal

5. Mampu menilai hasil pemeriksaan fungsi hati

6. Mampu menilai hasil pemeriksaan fungsi endokrin

7. Mampu menilai hasil pemeriksaan diagnostik canggih lainnya (invasif atau

noninvasif) seperti foto sesuai lokasi trauma, CT scan, FAST, DPL, dan lain-lain

8. Mampu menilai hasil EKG

9. Mampu menentukan status fisik ASA

Pengelolaan di Kamar Operasi

10. Mampu melakukan persiapan pasien

11. Mampu melakukan persiapan obat-obatan anestesi dan emergensi

12. Mampu melakukan persiapan alat (STATICS, mesin anestesi, alat emergensi dan alat

monitor)

13. Mampu melakukan pemasangan alat-alat monitor

14. Mampu melakukan teknik anestesi khusus sesuai kebutuhan untuk berbagai

pembedahan penyelamatan (damage control surgery) dan anestesi lainnya seperti

teknik hemodilusi, transfusi masif, hipotermia dan pengelolaan hipertemi

15. Mampu melakukan pemantauan selama anestesi dan mengatasi komplikasi yang

terjadi

Pengelolaan Pascabedah

16. Mampu melakukan pengelolaan pascabedah: bantuan nafas, bantuan sirkulasi,

kendali tekanan intrakranial, renal support, dukungan nutrisi, dan penanganan sepsis

17. Mampu melakukan pengelolaan nyeri

103

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

104

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

3. Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency Medicine:

A Comprehensive Study Guide. 8th

ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.

4. Lee CY. Manual of Anaesthesia. Singapore: McGraw-Hill; 2006.

5. Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd

ed. Oxford: University Press; 2015.

6. Scher CS. Anesthesia for Trauma New Evidence and Challenges. New York: Springer; 2014.

105

MODUL 13: INTENSIVE CARE - I

INFORMASI UMUM 1. Nama Program

Studi/Jenjang Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis -1

2. Nama Modul Intensive Care - I

3. Mata Kuliah Sesuai SNP KATI

4. Tahap I

5. Metode

Pembelajaran Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program Pendidikan

Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif memiliki pengetahuan dan

keterampilan dasar meliputi penilaian klinis pasien dengan indikasi masuk ICU,

mampu menilai kebutuhan pemeriksaan penunjang untuk diagnostik pasien

kritis, mampu melakukan resusitasi dan stabilisasi awal pasien yang dirawat di

ICU serta melakukan monitoring pasien kritis.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan dan keterampilan dasar penilaian

klinis pasien dengan indikasi masuk ICU, mampu menilai kebutuhan pemeriksaan penunjang untuk diagnostik

pasien kritis, mampu melakukan resusitasi dan stabilisasi awal pasien yang dirawat di ICU serta melakukan

monitoring pasien kritis.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta di didik diharapkan:

1. Mampu memahami indikasi pasien yang membutuhkan perawatan intensif sesuai prioritas dan skoring

sistem

2. Mampu melakukan penilaian klinis awal pasien ICU

3. Mampu melakukan prosedur diagnostik

4. Mampu memahami tanda pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi awal di ICU

5. Mampu melakukan monitoring pasien yang dirawat di ICU

6. Mampu memilih dan menentukan pemeriksaan penunjang awal yang dibutuhkan oleh pasien sakit kritis

7. Mampu melakukan pendampingan pada transportasi pasien sakit kritis

106

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan kriteria seleksi pasien yang membutuhkan perawatan ICU:

1) Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh perawatan ICU

2) Koordinasi antardisiplin pasien masuk ke perawatan ICU

3) Pengelolaan administratif pasien kritis

b. Mampu menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:

1) Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk cardio-pulmonary arrest) pada pasien kritis

2) Pengelolaan awal pasien emergensi sepert gawat dan gagal napas akut, status astmatikus, PPOK

eksaserbasi akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok,

gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran

3) Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang

4) Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid

c. Mampu menjelaskan investigasi, interpretasi data dan diagnosis

d. Mampu menjelaskan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

1) Indikasi ventilasi mekanik dasar

2) Deteksi pneumotorak

3) Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah dan produk darah serta indikasi pemberian

inotropik dan vasopressor

4) Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi

5) Investigasi gangguan fungsi ginjal

6) Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna

e. Mampu menjelaskan bantuan nutrisi:

1) Prinsip penilaian status nutrisi

2) Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral

3) Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena

f. Mampu menjelaskan pemantauan dan penilaian klinis:

1) Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor

2) Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif

3) Penggunaan core temperature

4) Pemberian sedasi dan penilaiannya

5) Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang sedang menggunakan

ventilator

6) Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis

g. Mampu menjelaskan penggunaan alat secara aman berdasarkan:

1) Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi oksigen, humiidifikasi,

nebulizer dan ventilator mekanik

107

2) Prinsip kerja dan penggunaan monitor

h. Mampu menjelaskan patofisiologi:

a. Obstruksi jalan nafas

b. Gagal nafas tipe I dan II (pneumonia, asma, edema paru, efusi pleura dan pneumotorak (simple,

tension)

c. Syok (kardiogenik, hipovolemi, distributif dan obstruktif)

d. Sepsis dan syok sepsis

e. Hipertensi dan hipotensi

f. Gangguan fungsi ginjal

g. Gangguan kesadaran (delirium dan coma)

h. Cedera medula spinalis

i. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa

j. Keracunan akut

k. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP, perdarahan peripartum, peripartum heart disease, dan

lain-lain

l. Koagulopati

i. Mampu menjelaskan transportasi pasien kritis meliputi:

1) Transfer pasien kritis

2) Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi pasien kritis

j. Mampu menjelaskan manfaat pemeriksaan penunjang

k. Mampu menjelaskan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar

1) Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan elektrolit

2) EKG

3) Test fungsi paru, foto torak,

4) Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI

5) Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid

6) Dan lain-lain

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan seleksi pasien yang membutuhkan perawatan ICU:

1) Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh perawatan ICU

2) Koordinasi antardisiplin pasien masuk ke perawatan ICU

3) Pengelolaan administratif pasien kritis

b. Mampu menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:

1) Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk cardio-pulmonary arrest) pada pasien kritis

2) Pengelolaan awal pasien emergensi sepert gawat dan gagal napas akut, status astmatikus, PPOK

108

eksaserbasi akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok,

gangguan irama jantung dan penurunan kesadaran

3) Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang

4) Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid

c. Mampu melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis

d. Mampu melakukan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

1) Indikasi ventilasi mekanik

2) Deteksi pnemotorak

3) Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah dan produk darah serta indikasi pemberian

inotropik dan vasopressor

4) Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi

5) Investigasi gangguan fungsi ginjal

6) Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna

e. Mampu melakukan bantuan nutrisi:

1) Prinsip penilaian status nutrisi

2) Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral

3) Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena

f. Mampu melakukan pemantauan dan penilaian klinis:

1) Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor

2) Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif

3) Penggunaan core temperature

4) Pemberian sedasi dan penilaiannya

5) Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang sedang menggunakan

ventilator

6) Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis

g. Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:

1) Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi oksigen, humiidifikasi,

nebulizer dan ventilator mekanik

2) Prinsip kerja dan penggunaan monitor

h. Mampu melakukan transportasi pasien kritis meliputi:

1) Transfer pasien kritis

2) Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi pasien kritis

i. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan

j. Mampu melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar

1) Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan elektrolit

2) EKG

3) Test fungsi paru, foto torak,

109

4) Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI

5) Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid

6) Dan lain-lain

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

B. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Ilmu dasar terapi intensif:

a. Pengertian ICU

b. Organisasi, design dan team work building

c. Admission and discharge criteria

d. Monitoring (sistem respirasi, kardiovaskular, susunan saraf pusat dan perifer, metabolisme dan

ekskresi)

e. Sistem skoring tingkat keparahan penyakit dan outcome

f. Transportasi pasien kritis

2. Program pencegahan komplikasi perawatan intensif

a. Pencegahan infeksi

b. Pencegahan DVT

c. Pencegahan pressure sores

d. Pencegahan stress ulcer

110

e. Internasional Patient Safety Goals (IPSG)

3. Akses Vaskuler

a. Akses pembuluh darah vena perifer

b. Akses pembuluh darah vena sentral

c. Akses pembuluh darah arteri

4. Gangguan Respirasi

a. Obstruksi jalan nafas

b. Gagal nafas

c. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

d. Asthma

e. Terapi oksigen

f. Humidifikasi dan terapi inhalasi

5. Ventilasi Mekanik:

a. Prinsip ventilasi mekanik

b. Ventilasi mekanik non-invasif

c. Mode ventilasi mekanik

d. Pemantauan pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

6. Gangguan Hemodinamik:

a. Syok

b. Resusitasi cairan dan transfusi darah dan komponen

c. Sindroma gagal jantung akut

d. Henti jantung

e. Obat-obat regulasi hemodinamik

7. Neurocritical Care:

a. Penilaian tingkat kesadaran dan nyeri

b. Pemberian sedasi dan analgesi

c. Pengelolaan pasien cedera kepala sedang-berat

d. Pengelolaan hipertensi intrakranial

e. Pengelolaan stroke

f. Pengelolaan gangguan neuromuskuler

g. Pengelolaan cedera medula spinalis

8. Obstetric Critical Care:

a. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

b. Perdarahan peripartum

c. Peripartum heart disease

d. Dan lain-lain

111

9. Gangguan fungsi organ lainnya:

a. Gangguan fungsi hati dan saluran cerna

b. Gangguan fungsi ginjal

c. Koagulopati

10. Analisis dan interpretasi gangguan elektrolit dan asam-basa:

a. Natrium

b. Kalium

c. Klorida

d. Magnesium

e. Fosfat

f. Asam basa

g. Dan lain-lain

11. Gangguan Suhu Tubuh:

a. Hipotermi

b. Hipertermi

12. Inflamasi dan Infeksi

a. Inflamasi, infeksi dan disfungsi organ

b. Pneumonia

c. Infeksi intraabdominal

d. Sepsis dan syok sepsis

13. Antibiotik

a. Klasifikasi dan mekanisme kerja

b. Farmakokinetik antibiotik

c. Farmakodinamik antibiotik

14. Nutrisi dan metabolisme:

a. Kebutuhan nutrisi pasien kritis

b. Nutrisi enteral

c. Nutrisi parenteral

d. Monitoring

15. Intoksikasi:

a. Farmakologi toksin dan antidotum

b. Pengelolaan intoksikasi

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

112

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

D. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

113

F. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan seleksi pasien yang membutuhkan perawatan

ICU:

a. Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh

perawatan ICU

b. Koordinasi antar disiplin pasien masuk ke perawatan

ICU

c. Pengelolaan administratif pasien kritis

2. Menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:

a. Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk

cardio-pulmonary arrest) pada pasien kritis

b. Pengelolaan awal pasien emergensi seperti gawat dan

gagal napas akut, status astmatikus, PPOK eksaserbasi

akut, hipertensi emergensi, infark miokard akut, gagal

jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung dan

penurunan kesadaran

c. Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang

d. Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid

3. Melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis

4. Melakukan support sistem organ dan prosedur praktis

terkait:

a. Indikasi ventilasi mekanik

b. Deteksi pnemotorak

c. Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah

dan produk darah serta indikasi pemberian inotropik dan

vasopressor

d. Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi

e. Investigasi gangguan fungsi ginjal

f. Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna

5. Melakukan bantuan nutrisi:

a. Prinsip penilaian status nutrisi

b. Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral

c. Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena

6. Melakukan pemantauan dan penilaian klinis:

a. Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor

b. Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif

114

c. Penggunaan core temperature

d. Pemberian sedasi dan penilaiannya

e. Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk

pasien yang sedang menggunakan ventilator

f. Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis

7. Menggunakan alat secara aman berdasarkan:

a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan

nafas, terapi oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan

ventilator mekanik

b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor

8. Menjelaskan patofisiologi:

a. Obstruksi jalan nafas

b. Gagal nafas tipe I dan II (pneumonia, asma, edema

paru, efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

c. Syok (kardiogenik, hipovolemi, distributif dan

obstruktif)

d. Sepsis dan syok sepsis

e. Hipertensi dan hipotensi

f. Gangguan fungsi ginjal

g. Gangguan kesadaran (delirium dan coma)

h. Cedera medula spinalis

i. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa

j. Keracunan akut

k. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP, perdarahan

peripartum, peripartum heart disease, dan lain-lain

l. Koagulopati

9. Melakukan transportasi pasien kritis meliputi:

a. Transfer pasien kritis

b. Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi

pasien kritis

10. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan

11. Melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar:

a. Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan

elektrolit

b. EKG

c. Test fungsi paru, foto torak,

d. Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI

115

e. Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid

f. Dan lain-lain

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan seleksi pasien yang membutuhkan perawatan ICU:

a. Skala prioritas pasien sakit kritis untuk memperoleh perawatan intensif

b. Koordinasi antardisiplin pasien masuk ke perawatan intensif

c. Pengelolaan administratif pasien kritis

2. Mampu menjelaskan resusitasi dan stabilisasi awal:

a. Tanda dan gejala yang mengancam jiwa (termasuk cardio-pulmonary

arrest) pada pasien kritis

b. Pengelolaan awal pasien emergensi sepert gawat dan gagal napas akut,

status astmatikus, PPOK eksaserbasi akut, hipertensi emergensi, infark

miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung

dan penurunan kesadaran

c. Manfaat dan tujuan pemeriksaan penunjang

d. Tanda dan gejala reaksi anafilaksis dan anafilaktoid

3. Mampu melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis

4. Mampu melakukan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

a. Indikasi ventilasi mekanik

b. Deteksi pnemotorak

c. Indikasi dan cara pemberian kristaloid, koloid, darah dan produk darah

116

serta indikasi pemberian inotropik dan vasopressor

d. Mencegah cedera otak sekunder dan neuroproteksi

e. Investigasi gangguan fungsi ginjal

Investigasi gangguan fungsi hati dan saluran cerna

5. Mampu melakukan bantuan nutrisi:

a. Prinsip penilaian status nutrisi

b. Pemberian nutrisi enteral dan atau parenteral

c. Pemasangan pipa naso-orogastrik dan atau intravena

6. Mampu melakukan pemantauan dan penilaian klinis:

a. Indikasi dan indikasi-kontra penggunaan alat monitor

b. Prinsip kerja monitor non-invasif dan invasif

c. Penggunaan core temperature

d. Pemberian sedasi dan penilaiannya

e. Penilaian tingkat nyeri pada pasien sakit kritis termasuk pasien yang

sedang menggunakan ventilator

f. Cara penilaian tingkat kesadaran pasien sakit kritis

7. Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:

a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi

oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan ventilator mekanik

b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor

8. Mampu menjelaskan patofisiologi:

a. Obstruksi jalan nafas

b. Gagal nafas tipe I dan II (pneumonia, asma, edema paru, efusi pleura

dan pneumotorak (simple, tension)

c. Syok (kardiogenik, hipovolemi, distributif dan obstruktif)

d. Sepsis dan syok sepsis

e. Hipertensi dan hipotensi

f. Gangguan fungsi ginjal

g. Gangguan kesadaran (delirium dan coma)

h. Cedera medula spinalis

i. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa

j. Keracunan akut

k. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP, perdarahan peripartum,

peripartum heart disease, dan lain-lain

l. Koagulopati

9. Melakukan transportasi pasien kritis meliputi:

a. Transfer pasien kritis

117

b. Cara pemantauan dan penanganan saat transportasi pasien kritis

10 Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan

11. Melakukan interpretasi awal pemeriksaan penunjang dasar:

a. Hematologi rutin, kimia darah, urinalisis, gas darah dan elektrolit

b. EKG

c. Test fungsi paru, foto torak,

d. Rongent: kepala, vertebra dan iga, CT Scan, MRI

e. Fungsi endokrin: diabetes dan gangguan tiroid

f. Dan lain-lain

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pre tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Pos tes:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

118

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132(18)(Supplement)2

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

3. Bersten AD, Soni N. Oh’s Intensive Care Manual. 6th

ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevies;

2014.

4. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New York:

McGraw Hill; 2013.

5. Marino PL. Marino’s the ICU Book. 4th

ed. Philadelphia: Woters Kluwer; 2014.

6. Rhodes A, Evans LE, Alhazzani W, Levy MM, Antonelli M, et.al.Surviving Sepsis Campaign: International

Guidelines for Management of Sepsis and SepticShock: 2016. Intensive Care Med. 43: 304-377.

7. Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7th ed. Philadelphia:

Elsevier Saunders; 2017.

119

MODUL 14: INTENSIVE CARE - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Intensive Care - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

memiliki pengetahuan dan keterampilan lanjut meliputi

pengelolaan dan tindakan medis terhadap gangguan fungsi organ,

palliative care dan end of life care.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan lanjut meliputi

pengelolaan dan tindakan medis terhadap gangguan fungsi organ, palliative care dan end of life care.

Tujuan Khusus

Setelah melalui modul ini peserta didik diharapkan:

1. Mampu mengelola perawatan pasien pasca resusitasi termasuk Post Cardiac Arrest Care

2. Mampu melaksanakan proses diagnostik lanjut dan melakukan interpretasinya

3. Mampu melakukan pengelolaan pasien kritis dengan disfungsi organ multiple dan memberikan terapi

yang rasional

4. Mampu mengambil keputusan untuk penghentian perawatan dan discharge

5. Mampu melakukan prosedur - prosedur terkait pada palliative care dan end of life care

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:

1) Pengelolaan lanjutan pasca bantuan hidup dasar dan lanjut (Post Cardiac Arrest Care)

2) Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut, asthma akut, PPOK,

hipertensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung,

penurunan kesadaran)

120

b. Mampu menjelaskan penilaian klinis:

1) Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ

2) Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ

3) Hubungan infeksi dengan respons inflamasi

4) Patogenesis disfungsi organ multipel

5) Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel

6) Pengelolaan pasien multitrauma

7) Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis

c. Mampu menjelaskan investigasi, interpretasi data dan diagnosis:

1) Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

2) Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

d. Mampu menjelaskan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

1) Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan

lain-lain)

2) Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

3) Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya

4) Prinsip weaning dari ventilasi mekanik

5) Pengelolaan pneumotoraks

6) Indikasi bronkoskopi

7) Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan vasokonstriktor

8) Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah

9) Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal

10) Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal

11) Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU

12) Prinsip pengelolaan DVT

13) Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial

14) Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis

15) Pengelolaan pressure sores (decubitus)

e. Mampu menjelaskan penggunaan antibiotik:

1) Terapi antibiotik yang rasional

2) Pencegahan resistensi

3) Kultur dan uji sensitivitas

f. Mampu menjelaskan pemantauan dan pengukuran klinis:

1) Interpretasi informasi dari alat monitor

2) Prinsip kerja monitor invasif

3) Identifikasi penyebab error alat

4) Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit.

121

g. Mampu menjelaskan penggunaan alat secara aman meliputi:

1) Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya

2) Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor

h. Mampu menjelaskan kondisi medis dan pengelolaannya meliputi:

1) Patofisiologi dan pengelolaan ARDS

2) Patofisiologi dan pengelolaan nosocomial pneumonia

3) Patofisiologi dan pengelolaan ventilator- associated pneumonia

4) Patofisiologi dan pengelolaan PPOK

5) Pengelolaan edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)

6) Patofisiologi dan pengelolaan efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

7) Patofisiologi dan pengelolaan syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif

8) Pengelolaan hipertensi dan hipotensi

9) Patofisiologi infark miokard akut

10) Patofisiologi gagal jantung kiri dan kanan

11) Patofisiologi hipertensi pulmonal

12) Patofisiologi dan pengelolaan gangguan irama jantung

13) Pengelolaan awal gangguan ginjal akut dan kronik

14) Pengelolaan gangguan kesadaran (confusion dan coma)

15) Patofisiologi dan pengelolaan stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic

16) Patofisiologi dan pengelolaan kejang dan status epileptikus

17) Pengelolaan cedera medula spinalis

18) Patofisiologi penyakit neuro-muskular

19) Patofisiologi dan pengelolaan brain stem death

20) Patofisiologi gangguan koagulasi

21) Patofisiologi dan pengelolaan kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan

suprarenal, dan lain-lain)

22) Patofisiologi dan pengelolaan gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa

23) Pengelolaan lanjutan keracunan akut

24) Pengelolaan lanjutan preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

25) Patofisiologi dan pengelolaan gangguan jantung pada kehamilan

26) Patofisiologi dan pengelolaan awal sepsis

27) Patofisiologi dan pengelolaan hipotermi dan hipertermi.

i. Mampu menjelaskan prinsip pelaksanaan palliative care:

j. Mampu menjelaskan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar dan decision making:

1) Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care

2) Prinsip decision making pada perawatan end of life care

3) Prinsip with-holding dan withdrawing therapy

122

4) Cara menilai atau mengukur quality of life

5) Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:

1) Pengelolaan lanjutan pasca Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut (Post Cardiac Arrest Care)

2) Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut, asthma akut, PPOK,

hipertensi, infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung,

penurunan kesadaran)

b. Mampu melakukan penilaian klinis:

1) Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ

2) Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ

3) Hubungan infeksi dengan respons inflamasi

4) Patogenesis disfungsi organ multipel

5) Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel

6) Pengelolaan pasien multitrauma

7) Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis

c. Mampu melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis:

1) Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

2) Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

d. Mampu melakukan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

1) Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan

lain-lain)

2) Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

3) Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya

4) Prinsip weaning dari ventilasi mekanik

5) Pengelolaan pneumotoraks

6) Indikasi bronkoskopi

7) Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan vasokonstriktor

8) Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah

9) Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal

10) Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal

11) Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU

12) Prinsip pengelolaan DVT

13) Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial

14) Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis

15) Pengelolaan pressure sores (decubitus)

123

e. Mampu memberikan antibiotik:

1) Terapi antibiotik yang rasional

2) Pencegahan resistensi

3) Kultur dan uji sensitivitas

f. Mampu melakukan pemasangan akses vaskuler perifer dan sentral (baik menggunakan landmark

anatomi maupun panduan USG):

1) Kateter vena sentral

2) Kateter double lumen untuk akses hemodialisis

3) Artery line

g. Mampu melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:

1) Interpretasi informasi dari alat monitor

2) Prinsip kerja monitor invasif

3) Identifikasi penyebab error alat

4) Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit.

h. Mampu menggunakan alat secara aman meliputi:

1) Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya

2) Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor

i. Mampu melakukan pengelolaan meliputi:

1) ARDS

2) Nosocomial pneumonia

3) Ventilator-associated pneumonia

4) PPOK

5) Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)

6) Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

7) Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif

8) Hipertensi emergensi

9) Infark miokard akut

10) Gagal jantung kiri dan kanan

11) Hipertensi pulmonal

12) Gangguan irama jantung

13) Gangguan ginjal akut dan kronik

14) Gangguan kesadaran (confusion dan coma)

15) Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic

16) Cedera kepala sedang-berat

17) Kejang dan status epileptikus

18) Cedera medula spinalis

19) Penyakit neuro-muskular

124

20) Gangguan koagulasi

21) Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan suprarenal, dan lain-lain)

22) Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa

23) Keracunan akut

24) Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

25) Gangguan jantung pada kehamilan

26) Hipotermi dan hipertermi

j. Mampu melakukan palliative care

k. Mampu melakukan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar dan decision making:

1) Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care

2) Prinsip decision making pada perawatan end of life care

3) Prinsip with-holding dan withdrawing therapy

4) Cara menilai atau mengukur quality of life

5) Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,

komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk

cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:

a. Pengelolaan lanjutan pasca Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut (Post Cardiac Arrest Care)

125

b. Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut, asthma akut, PPOK, hipertensi,

infark miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok, gangguan irama jantung, penurunan kesadaran)

2. Inflamasi, infeksi dan disfungsi sistem organ:

a. Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ

b. Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ

c. Hubungan infeksi dengan respons inflamasi

d. Patogenesis disfungsi organ multipel

e. Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel

f. Pengelolaan pasien multitrauma

g. Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis

3. Pemeriksaan penunjang:

a. Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

b. Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang sesuai pada pasien sakit kritis

4. Support sistem organ:

a. Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan lain-

lain)

b. Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

c. Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya

d. Prinsip weaning dari ventilasi mekanik

e. Pengelolaan pneumotoraks

f. Indikasi bronkoskopi

g. Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan vasokonstriktor

h. Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah

i. Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal

j. Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal

k. Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU

l. Prinsip pengelolaan DVT

m. Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial

n. Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis

o. Pengelolaan pressure sores (decubitus)

5. Antibiotik:

a. Terapi antibiotik yang rasional

b. Pencegahan resistensi

c. Kultur dan uji sensitivitas

6. Akses vaskuler perifer dan sentral (baik menggunakan landmark anatomi maupun panduan USG):

a. Kateter vena sentral

b. Kateter double lumen untuk akses hemodialisis

126

c. Artery line

7. Pemantauan dan pengukuran klinis:

a. Interpretasi informasi dari alat monitor

b. Prinsip kerja monitor invasif

c. Identifikasi penyebab error alat

d. Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat keparahan penyakit

8. Penggunaan alat secara aman:

a. Prinsip kerja dan cara penggunaan ventilator invasif dan non-invasif dan asessorisnya

b. Prinsip kerja dan cara penggunaan aksesoris monitor

9. Pengelolaan diagnosis klinis:

a. ARDS

b. Nosocomial pneumonia

c. Ventilator-associated pneumonia

d. PPOK

e. Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)

f. Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

g. Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif

h. Hipertensi emergensi

i. Infark miokard akut

j. Gagal jantung kiri dan kanan

k. Hipertensi pulmonal

l. Gangguan irama jantung

m. Gangguan ginjal akut dan kronik

n. Gangguan kesadaran (confusion dan coma)

o. Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic

p. Cedera kepala sedang-berat

q. Kejang dan status epileptikus

r. Cedera medula spinalis

s. Penyakit neuro-muskular

t. Gangguan koagulasi

u. Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan suprarenal, dan lain-lain)

v. Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa

w. Keracunan akut

x. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

y. Gangguan jantung pada kehamilan

z. Hipotermi dan hipertermi

10. Palliative care:

127

11. End of life care:

a. Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care

b. Prinsip decision making pada perawatan end of life care

c. Prinsip with-holding dan withdrawing therapy

d. Cara menilai atau mengukur quality of life

e. Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk donor organ

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

128

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi

awal:

a. Pengelolaan lanjutan pasca Bantuan Hidup Dasar dan

Lanjut (Post Cardiac Arrest Care)

b. Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal

nafas akut, asthma akut, PPOK, hipertensi, infark

miokard akut, gagal jantung, hipotensi, syok,

gangguan irama jantung, penurunan kesadaran)

2. Melakukan penilaian klinis:

a. Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi

sistem organ

b. Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ

c. Hubungan infeksi dengan respons inflamasi

d. Patogenesis disfungsi organ multipel

e. Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel

f. Pengelolaan pasien multitrauma

g. Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis

3. Melakukan investigasi, interpretasi data dan diagnosis:

a. Seleksi pemilihan pemeriksaan penunjang lanjutan

yang sesuai pada pasien sakit kritis

b. Interpretasi pemeriksaan penunjang lanjutan yang

sesuai pada pasien sakit kritis

4. Melakukan support sistem organ dan prosedur praktis

terkait:

a. Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV,

SIMV, PSV, BiPAP, APRV, CPAP dan lain-lain)

129

b. Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

c. Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya

d. Prinsip weaning dari ventilasi mekanik

e. Pengelolaan pneumotoraks

f. Indikasi bronkoskopi

g. Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik,

vasodilator, dan vasokonstriktor

h. Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah

i. Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi

ginjal

j. Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal

k. Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada

pasien ICU

l. Prinsip pengelolaan DVT

m. Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial

n. Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis

o. Pengelolaan pressure sores (decubitus)

5. Memberikan antibiotik:

a. Terapi antibiotik yang rasional

b. Pencegahan resistensi

c. Kultur dan uji sensitivitas

6. Melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:

a. Interpretasi informasi dari alat monitor

b. Prinsip kerja monitor invasif

c. Identifikasi penyebab error alat

d. Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring

tingkat keparahan penyakit

7. Menggunakan alat secara aman berdasarkan:

a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk

jalan nafas, terapi oksigen, humidifikasi, nebulizer

dan ventilator mekanik

b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor

8. Melakukan pengelolaan meliputi:

a. ARDS

b. Nosocomial pneumonia

c. Ventilator-associated pneumonia

130

d. PPOK

e. Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)

f. Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

g. Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan

distributif

h. Hipertensi emergensi

i. Infark miokard akut

j. Gagal jantung kiri dan kanan

k. Hipertensi pulmonal

l. Gangguan irama jantung

m. Gangguan ginjal akut dan kronik

n. Gangguan kesadaran (confusion dan coma)

o. Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic

p. Cedera kepala sedang-berat

q. Kejang dan status epileptikus

r. Cedera medula spinalis

s. Penyakit neuro-muskular

t. Gangguan koagulasi

u. Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid,

gangguan suprarenal, dan lain-lain)

v. Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa

w. Keracunan akut

x. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

y. Gangguan jantung pada kehamilan

z. Hipotermi dan hipertermi

9 Melakukan palliative care

10. Melakukan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika

dasar dan decision making:

a. Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care

b. Prinsip decision making pada perawatan end of life

care

c. Prinsip with-holding dan withdrawing therapy

d. Cara menilai atau mengukur quality of life

e. Mengelola pasien dengan mati batang otak yang

dipersiapkan untuk donor organ

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

131

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur

standar atau penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama

penilaian oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:

a. Pengelolaan lanjutan pasca Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut (Post

Cardiac Arrest Care)

b. Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut,

asthma akut, PPOK, hipertensi, infark miokard akut, gagal jantung,

hipotensi, syok, gangguan irama jantung, penurunan kesadaran)

2. Mampu melakukan penilaian klinis:

a. Hubungan reaksi inflamasi dalam kaitan disfungsi sistem organ

b. Dampak terapi obat terhadap fungsi sistem organ

c. Hubungan infeksi dengan respons inflamasi

d. Patogenesis disfungsi organ multipel

e. Prinsip pencegahan disfungsi organ multipel

f. Pengelolaan pasien multitrauma

Pengelolaan pasien sepsis dan syok sepsis

3. Mampu melakukan pengelolaan pasca resusitasi dan stabilisasi awal:

a. Pengelolaan lanjutan pasca Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut (Post

Cardiac Arrest Care)

b. Pengelolaan lanjutan kegawatdaruratan medis (gagal nafas akut,

asthma akut, PPOK, hipertensi, infark miokard akut, gagal jantung,

hipotensi, syok, gangguan irama jantung, penurunan kesadaran)

4. Mampu melakukan support sistem organ dan prosedur praktis terkait:

a. Modus ventilasi mekanik lanjut (NIV, VCV, PCV, SIMV, PSV,

132

BiPAP, APRV, CPAP dan lain-lain)

b. Monitoring pasien dengan bantuan ventilasi mekanik

c. Komplikasi ventilasi mekanik dan pengelolaannya

d. Prinsip weaning dari ventilasi mekanik

e. Pengelolaan pneumotoraks

f. Indikasi bronkoskopi

g. Indikasi penggunaan inotropik, kronotropik, vasodilator, dan

vasokonstriktor

h. Indikasi dan cara terapi menggunakan produk darah

i. Diagnostik dan pengelolaan awal gangguan fungsi ginjal

j. Penyesuaian dosis obat pada gagal ginjal

k. Prinsip pemberian nutrisi enteral dan parenteral pada pasien ICU

l. Prinsip pengelolaan DVT

m. Prinsip pengelolaan peningkatan tekanan intra-kranial

n. Prinsip pengelolaan cedera medula spinalis

o. Pengelolaan pressure sores (decubitus)

5. Mampu memberikan antibiotik:

a. Terapi antibiotik yang rasional

b. Pencegahan resistensi

c. Kultur dan uji sensitivitas

6. Mampu melakukan pemantauan dan pengukuran klinis:

a. Interpretasi informasi dari alat monitor

b. Prinsip kerja monitor invasif

c. Identifikasi penyebab error alat

d. Cara penilaian dengan menggunakan sistem skoring tingkat

keparahan penyakit

7. Mampu menggunakan alat secara aman berdasarkan:

a. Prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat untuk jalan nafas, terapi

oksigen, humiidifikasi, nebulizer dan ventilator mekanik

b. Prinsip kerja dan penggunaan monitor

8. Mampu melakukan pengelolaan meliputi:

a. ARDS

b. Nosocomial pneumonia

c. Ventilator-associated pneumonia

d. PPOK

e. Edema paru (kardiogenik dan non-kardiogenik)

f. Efusi pleura dan pneumotorak (simple, tension)

133

g. Syok hipovolemi, kardiogenik, obstruktif, dan distributif

h. Hipertensi emergensi

i. Infark miokard akut

j. Gagal jantung kiri dan kanan

k. Hipertensi pulmonal

l. Gangguan irama jantung

m. Gangguan ginjal akut dan kronik

n. Gangguan kesadaran (confusion dan coma)

o. Stroke hemorrhagic dan nonhemorrhagic

p. Cedera kepala sedang-berat

q. Kejang dan status epileptikus

r. Cedera medula spinalis

s. Penyakit neuro-muskular

t. Gangguan koagulasi

u. Kegawatan endokrin (DM, gangguan fungsi thyroid, gangguan

suprarenal, dan lain-lain)

v. Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa

w. Keracunan akut

x. Preeklamsia, eklamsia, sindroma HELLP

y. Gangguan jantung pada kehamilan

z. Hipotermi dan hipertermi

9. Mampu melakukan palliative care

10. Mampu melakukan end of life care meliputi prinsip-prinsip etika dasar

dan decision making:

a. Prinsip etika dasar pada perawatan end of life care

b. Prinsip decision making pada perawatan end of life care

c. Prinsip with-holding dan withdrawing therapy

d. Cara menilai atau mengukur quality of life

e. Mengelola pasien dengan mati batang otak yang dipersiapkan untuk

donor organ

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

134

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132(18)(Supplement)2

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

3. Bersten AD, Soni N. Oh’s Intensive Care Manual. 6th

ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann

Elsevies; 2014.

4. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

5. Marino PL. Marino’s the ICU Book. 4th

ed. Philadelphia: Woters Kluwer; 2014.

135

6. Rhodes A, Evans LE, Alhazzani W, Levy MM, Antonelli M, et.al.Surviving sepsis campaign:

international guidelines for management of sepsis and septicshock: 2016. Intensive Care Med. 43: 304-

377.

7. Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7th

ed.

Philadelphia: Elsevier Saunders; 2017.

4. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

136

MODUL 15: ANESTESI BEDAH THT - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah THT - I

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini,diharapkan Peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah

THT yang sederhana dan tanpa comorbid yang berat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan mampu melakukan

pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang sederhana dan tanpa comorbid yang berat.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu:

1. Mengelola pelaksanaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang sederhana dan tanpa comorbid

yang berat

2. Memilih tekhnik anesesi yang aman dan tepat

3. Mengatasi komplikasi yang terjadi pada saat perioperatif

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Menjelaskan anatomi jalan nafas atas, laring hingga trakea dan telinga

b. Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya

c. Menjelaskan teknik hipotensi

d. Menjelaskan interaksi katekolamin dengan zat volatil, terutama Halothane

e. Menjelaskan pengaruh pemberian obat vasokonstriktor infiltrasi terhadap sistem kardiovaskular

f. Menjelaskan kejadian insiden PONV pascabedah telinga

g. Menjelaskan teknik anestesi tonsilektomi, risiko dan komplikasi serta penanganannya

h. Menjelaskan efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah

137

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Melakukan penilaian terhadap anatomi jalan nafas atas, laring hingga trakea dan telinga

b. Melakukan tatalaksana bila terjadi spasme laring

c. Melakukan teknik hipotensi

d. Melakukan penanganan akibat interaksi katekolamin dan zat volatil, terutama Halothane

e. Melakukan penanganan/meresusitasi kelainan kardiovaskuler akibat pemberian obat

vasokonstriktor

f. Melakukan penanganan PONV pascabedah telinga

g. Melakukan teknik anestesi pada tindakan tonsilektomi dan mengatasi komplikasi yang terjadi.

h. Melakukan penanganan atau pencegahan efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Jalan napas

a. Anatomi jalan napas atas

b. Fisiologi jalan napas atas

c. Evaluasi jalan napas

2. Telinga

138

a. Anatomi telinga

b. Fisiologi dan patofisiologi telinga

3. Tonsil

a. Anatomi tonsil

b. Derajat hipertrofi tonsil

4. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

a. Patofisiologi sleep apnea

b. Mengenali tanda-tanda OSA

5. Persiapan pra anestesi

a. Pengelolaan pasien pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

b. Penentuan ASA

c. Premedikasi

6. Anestesi

a. Penggunaan anastetika topikal pada jalan napas

b. Penggunaan blok saraf pada jalan napas

c. Pengaruh obat vasokonstriktor infiltrasi terhadap kardiovaskular dan penatalaksaannya

d. Teknik hipotensi terkendali

e. Efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah

f. Teknik anestesi tonsilektomi dan pembedahan THT superfisial/sederhana

g. Mekanisme spasme laring dan penanganannya

h. Manajemen cairan intraoperatif

7. Penatalaksanaan pasca anestesi

a. OSA, PONV: patofisiologi, pencegahan dan pengelolaannya

b. Risiko dan komplikasi operasi tonsilektomi serta penanganannya

c. Mekanisme spasme laring dan penangannya

d. Pengelolaan nyeri pascaoperasi

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

139

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

140

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Pra Anestesi

1. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan klasifikasi status fisik berdasarkan ASA

3. Persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, dan obat

4. Premedikasi

5. Pemasangan monitor

Anestesi

6. Induksi Anestesi umum (intubasi, sungkup, TIVA, LMA)

7. Rumatan dan pengakhiran anestesi

8. Anestesi intravena

9. Pemberian cairan dan tranfusi

10. Komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pasca Anestesi

11. Pengawasan ABC dan tanda vital

12. Penanganan OSA, PONV dan nyeri pascabedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu mengelola pasien pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang

2. Mampu mengenali tanda-tanda OSA

3. Mampu melakukan evaluasi jalan napas

141

4. Mampu memberikan premedikasi

5. Mampu menentukan klasifikasi ASA

6. Mampu membuat perencanaan teknik dan obat anestesi

7. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, dan obat-obatan

8. Mampu melakukan pemasangan monitor

9. Mampu memberikan obat induksi, perlumpuh otot dan analgetika

10. Mampu mengelola jalan napas (intubasi, LMA, needle cricothyroidotomy)

11. Mampu melakukan pemberian anestesi topikal pada jalan napas (termasuk injeksi

transkrikoid)

12. Mampu melakukan blok saraf untuk jalan nafas

13. Mampu menghentikan pemberian N2O pada bedah telinga tengah

14. Mampu melakukan anestesi untuk pembedahan THT superfisial/sederhana

termasuk pemantauan, manajemen cairan

15. Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring

16. Mampu mengantisipasi dan mengatasi perubahan kardiovaskular akibat

penggunaan epinefrin oleh ahli bedah THT

17. Mampu melakukan teknik hipotensi kendali

18. Mampu melakukan penatalaksanaan OSA dan PONV

19. Mampu mengenali dan mengatasi komplikasi operasi tonsilektomi

20. Mampu melakukan pengelolaan nyeri pascabedah

21. Mampu berkomunikasi perioperatif baik dengan pasien dan keluarga maupun

dengan tim bedah

22. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika dan profesionalisme

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

142

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Stuart – Smith K. Perioperative Medicine – Current Controversies. Switzerland: Springer; 2016.

5. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

6. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

143

MODUL 16: ANESTESI BEDAH THT - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah THT - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran modul ini,diharapkan Peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah

THT yang kompleks atau disertai penyakit penyerta yang berat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan dan kemampuan melakukan

pengelolaan perioperatif untuk prosedur bedah THT yang kompleks atau disertai penyakit penyerta yang

berat.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu:

1. Melakukan anestesi untuk operasi THT yang kompleks

2. Melakukan anestesi untuk operasi THT dengan risiko tinggi secara aman

3. Melakukan tatalaksana bila terjadi komplikasi

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Menjelaskan tingkat kesulitan jalan nafas

b. Menjelaskan urutan langkah-langkah tindakan pan-endoskopi (laringoskopi, esofagoskopi,

bronkoskopi, dan lain-lain)

c. Menjelaskan pemilihan teknik, alat dan obat anestesi yang akan digunakan

d. Menjelaskan komplikasi pada tindakan pan-endoskopi serta cara pemantauannya

144

e. Menjelaskan pengendalian hemodinamik pada saat laringoskopi dan bronkoskopi kaku

f. Menjelaskan risiko dan komplikasi tonsilektomi serta penanganannya

g. Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya

h. Menjelaskan algoritma penanganan jalan nafas sulit

i. Menjelaskan teknik tonsilektomi emergensi pada abses peritonsilar dengan trismus

j. Menjelaskan prosedur trakeostomi perkutan dan krikotirotomi emergensi

k. Menjelaskan prinsip ventilasi jet venturi pada bedah laser, laring dan trakea

2. Keterampilan Klinik (Psikomotor)

a. Mampu melakukan penanganan kesulitan jalan nafas

b. Mampu melakukan langkah-langkah tindakan pada pan-endoskopi (laringoskopi, esofagoskopi,

bronkoskopi, dan lain-lain)

c. Mampu melakukan pemilihan teknik, alat dan obat anestesi yang akan digunakan

d. Mampu melakukan penanganan komplikasi pada saat tindakan pan-endoskopi serta cara

pemantauannya

e. Mampu melakukan pengendalian hemodinamik pada saat tindakan laringoskopi dan bronkoskopi kaku

f. Mampu melakukan penilaian risiko dan penanganan komplikasi tonsilektomi

g. Mampu melakukan penanganan spasme laring

h. Mampu melakukan penanganan jalan nafas sulit sesuai algoritma

i. Mampu melakukan anestesi pada tonsilektomi emergensi dan abses peritonsilar dengan trismus

j. Mampu melakukan prosedur trakeostomi perkutan dan krikotirotomi emergensi

k. Mampu melakukan ventilasi jet venturi pada bedah laser, laring dan trakea

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

145

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,

komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk

cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Jalan napas

a. Anatomi jalan napas atas

b. Fisiologi jalan napas atas

c. Evaluasi jalan napas secara klinis dan radiologis

d. Penilaian kesulitan jalan napas (sulit ventilasi dan atau sulit intubasi)

e. Algoritme penanganan kesulitan jalan napas terbaru

f. Prosedur intubasi dengan bronkoskopi fiberoptik

g. Prosedur trakeostomi perkutan

h. Prosedur krikotirotomi emergensi

i. Positive airway pressure pada obstruksi parsial jalan nafas atas

2. Telinga

a. Anatomi telinga

b. Fisiologi telinga

3. Tonsil

a. Anatomi tonsil

b. Hipertrofi tonsil

c. Abses peritonsilar dengan trismus

4. Sleep apnea

a. Patofisiologi sleep apnea

b. Tanda-tanda sleep apnea

c. Komplikasi sleep apnea

5. Tindakan panendoskopi

a. Prosedur panendoskopi seperti laringoskopi, esofagoskopi, bronkoskopi, dan lain-lain

b. Pengelolaan jalan napas bersama saat prosedur panendoskopi

6. Persiapan pra anestesi

a. Pengelolaan pasien pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

b. Penentuan ASA

c. Perencanaan teknik, obat-obatan

d. Premedikasi

7. Anestesi

a. Anastesia topikal jalan napas (termasuk injeksi transkrikoid)

146

b. Blok saraf untuk jalan napas

c. Pengaruh obat vasokonstriktor local oleh operator terhadap kardiovaskular dan penatalaksaan

masuknya secara tak sengaja infiltrasi epinefrin ke dalam intravaskular

d. Teknik hipotensi kendali

e. Mengelola jalan napas

f. Efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah

g. Teknik pembiusan tonsilektomi

h. Mekanisme spasme laring dan penangannya

i. Apneic oxygenation dan kecepatan peningkatan PaCO2

j. Manajemen cairan intraoperatif

k. Ventilasi jet venture

8. Penatalaksanaan pasca anestesi

a. PONV: patofisiologi, pencegahan dan pengelolaannya

b. Risiko dan komplikasi operasi tonsilektomi serta penanganannya

c. Mekanisme spasme laring dan penangannya

d. Pengelolaan nyeri pascaoperasi

9. Komunikasi perioperatif

a. Diskusi dengan pasien dan keluarga

b. Informed consent dengan pasien dan keluarga

c. Penyampaian terjadinya perburukan dan keadaan yang tidak diinginkan dengan pasien dan keluarga

d. Koordinasi yang baik dengan tim bedah

10. Etika dan profesionalisme

a. Bekerja sesuai standar yang berlaku

b. Menerapkan kaidah-kaidah patient safety

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

147

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Pra Anestesi

1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA :

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Pemasangan monitor

5. Premedikasi

Anestesi

6. Induksi anestesi umum (intubasi, LMA, trakeostomi)

7. Rumatan dan pengakiran anestesi

148

8. Anestesi intravena

8. Pemberian cairan dan tranfusi

9. Komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pascabedah

10. Pengawasan ABC dan tanda vital

11. Penanganan OSA dan PONV serta nyeri pasca bedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan/Langkah Klinis Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu mengelola pasien pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang

2. Mampu mengenali tanda OSA

3. Mampu melakukan evaluasi kesulitan jalan napas secara klinis dan

radiologis

4. Mampu memberikan premedikasi

5. Mampu menentukan klasifikasi ASA

6. Mampu membuat perencanaan teknik dan obat-obatan

7. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS dan obat

8. Mampu melakukan pemasangan monitor

9. Mampu memberikan obat induksi, perlumpuh otot dan analgetika

10. Mampu mengelola jalan napas sulit berdasarkan algoritme terbaru

11. Mampu melakukan ventilasi jet venture

12. Mampu melakukan pemberian anestesi topikal pada jalan napas (termasuk

injeksi transkrikoid)

13. Mampu melakukan blok saraf untuk jalan nafas

149

14. Mampu mengelola jalan napas bersama saat prosedur pan-endoskopi

15. Mampu menghentikan pemberian N2O pada bedah telinga tengah

16. Mampu melakukan anestesi untuk pembedahan THT yang disertai dengan

penyulit termasuk pemantauan, manajemen cairan

17. Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring

18. Mampu mengantisipasi dan mengatasi perubahan kardiovaskular akibat

penggunaan epinefrin oleh ahli bedah THT

19. Mampu melakukan teknik hipotensi kendali

20. Mampu melakukan penatalaksanaan OSA dan PONV

21. Mampu mengenali dan mengatasi komplikasi operasi tonsilektomi

22. Mampu melakukan pengelolaan nyeri pascabedah

23. Mampu berkomunikasi perioperatif baik dengan pasien dan keluarga

maupun dengan tim bedah

24. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika dan profesionalisme

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

150

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Stuart – Smith K. Perioperative Medicine – Current Controversies. Switzerland: Springer; 2016.

5. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

6. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

151

MODUL 17: ANESTESI BEDAH ORTOPEDI - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Ortopedi - I

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 mampu melakukan

manajemen anestesi perioperatif bedah ortopedi sederhana

meliputi: debridement fraktur terbuka, reposisi tertutup fraktur

atau dislokasi, Open Reduction Internal Fixation (ORIF) fraktur

tulang panjang pada anggota gerakdan mampu mengatasii

komplikasi yang mungkin terjadi seperti: perdarahan, emboli

paru, thrombosis vena dalam, oklusi arteri perifer, dan

penggunaan tourniquet.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu melakukan pengelolaan anestesi untuk prosedur

bedah ortopedi sederhana baik kasus terencana maupun kasus emergensi (misalnya reposisi patah tulang

tertutup, debridement patah tulang terbuka, Open Reduction Internal Fixation (ORIF) anggota gerak bawah

dan lain-lain).

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu melakukan:

1. Evaluasi perioperatif pasien bedah ortopedi baik kasus terencana maupun emergensi

2. Mampu melakukan penatalaksanaan komplikasi/penyulit yang terjadi pada evaluasi preoperatif

3. Merancang pelaksanaan anestesi dan memilih teknik anestesi yang paling aman dan sesuai dengan kasus

bedah ortopedi sederhana

4. Mampu melakukan monitoring intraoperatif dan penatalaksanaan penyulit yang terjadi selama operasi

dan pascabedah

152

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan pemeriksaan perioperatif pada pasien ortopedi dan membuat rencana

anestesi yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi sederhana

b. Mampu menjelaskan tindakan anestesi umum dan regional meliputi penggunaan sungkup,

intubasi, regional SAB, Epidural, CSE, PNB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak, hip

fracture

c. Mampu menjelaskan masalah umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif

untuk pembedahan ortopedi emergensi

d. Mampu menjelaskan pengelolaan masalah terjadi selama pembedahan ortopedi, misalnya syok

perdarahan, oklusi arteri perifer

Mampu menjelaskan penyulit dari penyakit yang ditemukan pada pasien ortopedi

2. Keterampilan Klinik (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pemeriksaan perioperatif pada pasien ortopedi dan membuat rencana anestesi

yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi sederhana

b. Mampu melakukan tindakan anestesi umum dan regional meliputi penggunaan sungkup, intubasi,

regional SAB, Epidural, CSE, PNB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak, hip fracture

c. Mampu melakukan penilaian masalah umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan

preoperatif untuk pembedahan orthopedi emergensi

d. Mampu melakukan pengelolaan masalah terjadi selama pembedahan orthopedi, misalnya syok

perdarahan, oklusi arteri perifer

e. Mampu melakukan tindakan untuk mengatasi penyulit yang terjadi pada kasus orthopedi

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

153

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Evaluasi preoperatif: kasus bedah orthopedi umum baik elektif maupun emergensi

a. Anamnesa

b. Pemeriksaan fisik

c. Menentukan pemeriksaan penunjang

d. Pemeriksaan tambahan lain yang sesuai

2. Penatalaksanaan selama operasi pasien orthopedi umum

a. Daftar masalah selama operasi

b. Diagnosis

c. Penatalaksanaan problem yang terjadi

3. Penatalaksanaan Postoperatif pasien pascabedah orthopedi umum

a. Daftar masalah postoperatif

b. Diagnosis

c. Penatalaksanaannya

4. Penatalaksanaan komplikasi pada bedah orthopedi umum, baik karena trauma yang terjadi maupun

penyebab dari prosedur yang dilakukan seperti perdarahan yang masif dan nyeri

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

154

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Pemasangan monitor

5. Premedikasi

Anestesi

6. Anestesi umum (sungkup, TIVA intubasi dan LMA)

155

7. Anestesi subarahnoid

8. Anestesi epidural

9. Combined Spinal Epidural (CSE)

10. Blok Saraf Tepi

11. Pemberian cairan dan tranfusi

12. Penjelasan komplikasi dan penanganannya:

Penatalaksanaan Pascabedah

13. Pengawasan ABC dan tanda vital

Penanganan mual muntah dan nyeri pasca bedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan/langkah klinik

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Pra Anestesi

1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Menentukan klasifikasi ASA

3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat

4. Melakukan penatalaksanaan komplikasi yang terjadi preoperatif

Anestesi

5. Anestesi umum (sungkup, TIVA intubasi dan LMA)

6. Anestesi subarahnoid

7. Anestesi epidural

8. Combined Spinal Epidural (CSE)

9. Blok Saraf Tepi

10. Pemberian cairan dan tranfusi

156

11. Menjelaskan komplikasi dan penanganannya:

Penatalaksanaan Pascabedah

12. Pengawasan ABC dan tanda vital

13. Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

157

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

Ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

158

MODUL 18: ANESTESI BEDAH ORTOPEDI - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Ortopedi - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan Peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 mampu melakukan

anestesi pada tindakan ortopedi khusus seperti pada pembedahan

tulang belakang, total knee replacement, total hip replacement,

tumor, arthroskopi, pembedahan saraf ekstremitas.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu melakukan anestesi pada tindakan ortopedi

khusus seperti pada pembedahan tulang belakang, total knee replacement, total hip replacement, tumor,

arthroskopi, pembedahan saraf ekstremitas.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu melakukan:

1. Evaluasi perioperatif pasien bedah ortopedi khusus baik kasus terencana maupun emergensi;

2. Penatalaksanaan komplikasi/penyulit yang terjadi pada evaluasi perioperatif kasus orthopedi khusus

3. Perencanaan anestesi dan pemilihan teknik anestesi yang paling aman dan tepat pada kasus orthopedi

khusus

4. Pemantauan intraoperatif dan penatalaksanaan akan komplikasi yang terjadi selama operasi ortopedi

khusus;

5. Penatalaksanaan masa pulih sadar dan nyeri pasca bedah ortopedi khusus.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Menjelaskan tindakan anestesi pada bedah orthopedi khusus

b. Menjelaskan masalah perioperatif yang ditemukan pada pasien ortopedi khusus

159

c. Menjelaskan masalah yang dapat terjadi selama pembedahan ortopedi khusus baik berkenaan

dengan posisi, prosedur, obat (syok perdarahan, bone cement implantation syndrome, mismatch

ventilation akibat posisi lateral pada total hip replacement dan intoksikasi obat anestesi lokal)

d. Menjelaskan masalah yang dapat terjadi pasca pembedahan ortopedi khusus akibat teknik anestesi

dan tindakan bedah seperti kelumpuhan saraf phrenicus pada pembedahan tulang cervical,

penggunaan blok saraf perifer kontinyu plus perineural infus lokal anestesi pada total knee

replacemnet dengan arthroplasty dan lain-lain

2. Keterampilan Klinik (Psikomotor)

a. Melakukan tindakan anestesi pada bedah orthopedi khusus

b. Melakukan penilaian perioperatif yang ditemukan pada pasien ortopedi khusus

c. Melakukan penilaian masalah yang dapat terjadi selama pembedahan ortopedi khusus baik

berkenaan dengan posisi, prosedur, obat (syok perdarahan, bone cement implantation syndrome,

mismatch ventilation akibat posisi lateral pada total hip replacement dan intoksikasi obat anestesi

lokal)

d. Melakukan penilaian masalah yang dapat terjadi pasca pembedahan ortopedi khusus akibat teknik

anestesi dan tindakan bedah seperti kelumpuhan saraf phrenicus pada pembedahan tulang cervical,

penggunaan blok saraf perifer kontinyu plus perineural infus lokal anestesi pada total knee

replacemnet dengan arthroplasty dan lain-lain

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan

infeksi [termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

160

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Evaluasi Preoperatif kasus bedah ortopedi khusus seperti: pembedahan tulang belakang, total knee

replacement, total hip replacement, tumor, arthroskopi, pembedahan saraf ekstremitas

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan fisik

c. Menentukan pemeriksaan penunjang

2. Penatalaksanaan perioperatif pasien pasca bedah ortopedi khusus:

a. Daftar masalah perioperatif

b. Diagnosis

c. Penatalaksanaannya

3. Penatalaksanaan komplikasi pada bedah ortopedi khusus, baik karena penyakit maupun akibat penyakit

penyerta yang terjadi :

a. Preoperatif (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:

1) Perdarahan

2) Kelumpuhan saraf

3) Rheumatic arthritis

4) Penyakit penyerta

5) Spinal shock syndrome

b. Durante operasi (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:

1) Perdarahan;

2) Bone cement implantation syndrome.

c. Postoperatif (evaluasi dan penatalaksanaan) seperti:

1) Hematom epidural

2) Cedera spinal dan susunan saraf pusat

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

161

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Pemasangan monitor

Anestesi

5. Anestesi umum (intubasi, LMA)

6. Anestesi subarahnoid

7. Anestesi epidural

162

8. Teknik combine spinal epidural (CSE)

9. Tehnik Blok Saraf Tepi

10. Anestesi intravena

11. Pemberian cairan dan tranfusi

12. Komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pascabedah

13. Pengawasan ABC dan tanda vital

14. Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien No. Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan / langkah klinik

Lulus-pada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

Persiapan Pra Anestesi

1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Penjelasan dan penatalaksanaan komplikasi yang terjadi preoperatif, seperti:

rheumatoid arthritis, Spinal shock syndrome

Anestesi

5 Penjalasan tentang problem dan penatalaksanaan anestesi pada operasi ortopedi

khusus : pembedahan tulang belakang, total knee replacement, total hip

replacement, tumor, arthroskopi, pembedahan saraf ekstremitas

6. Menjelaskan komplikasi dan penanganannya: bone cement implantation syndrome

Penatalaksanaan Pascabedah

7 Menjelaskan komplikasi dan penanganannya: hematoma epidural dan spinal

163

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

164

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Farag E. Anesthesia for Spine Surgery. Cambridge. Cambridge University Press; 2012.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

Ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

165

MODUL 19: ANESTESI BEDAH DARURAT

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Darurat

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien

dengan pembedahan darurat mulai prarumah sakit, rumah sakit

(unit gawat darurat, kamar bedah, ruang pulih sadar pasca

anestesi,ruang rawat inap, unit terapi intensif, dan lain-lain).

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan

evaluasi dan pengelolaan perioperatif pada pasien-pasien yang akan menjalani pembedahan darurat.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan mampu:

1. Melakukan persiapan obat dan alat untuk melakukan anestesi operasi bedah darurat

2. Melakukan persiapan pemberian anestesi untuk operasi bedah darurat

3. Memberikan anestesi untuk bedah darurat

4. Mengatasi komplikasi anestesi untuk operasi bedah darurat

5. Melakukan informed consent yang adekuat

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mengetahui alat monitoring dan obat-obatan apa yang perlu di ada di kamar operasi bedah darurat

b. Memahami persiapan anestesi untuk operasi bedah darurat

c. Memahami teknik anestesi untuk operasi bedah darurat baik anestesi umum atau anestesi regional

166

d. Memahami komplikasi anestesi untuk operasi bedah darurat

e. Memahami kasus-kasus yang dilakukan operasi bedah darurat

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan persiapan obat dan alat untuk melakukan anestesi operasi bedah darurat;

b. Mampu melakukan persiapan pemberian anestesi untuk operasi bedah darurat

c. Mampu memberikan anestesi untuk bedah darurat baik anestesi umum atau anestesi regional

d. Mampu mengatasi komplikasi anestesi untuk operasi bedah darurat

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para

medis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberianobat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Survey primer

a. Jalan nafas

b. Breathing

c. Sirkulasi

d. Neurological Function

2. Pengelolaan jalan nafas darurat

a. Pendekatan intubasi endotrakheal pada kasus gawat darurat

b. Profilaksis aspirasi dan regurgitasi

167

c. Proteksi korda spinalis

d. Pengelolaan jalan nafas sulit

3. Resusitasi

a. Syok hipovolemia

b. Resusitasi hemostatik

c. Resusitasi cairan

d. Transfusi darah

4. Pengelolaan pascabedah

a. Pendekatan dalam ekstubasi pada kasus gawat darurat

b. Manajemen cairan pascabedah

c. Manajemen nyeri pascabedah

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttesi (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

168

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan gunanya evaluasi penilaian pasien preoperatif baik

anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain untuk skrining

pasien sebelum tindakan pembedahan darurat

2. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang yang komprehensif preoperatif pada kasus pembedahan

darurat

3. Melakukan resusitasi preoperatif yang diperlukan untuk

optimalisasi pasien yang akan menjalani pembedahan darurat

4. Melakukan persiapan alat dan obat yang diperlukan pada kasus

bedah darurat

5. Pemasangan alat monitor yang diperlukan pada kasus bedah

darurat

6. Melakukan teknik induksi, intubasi yang tepat pada kasus bedah

darurat

7. Melakukan pemeliharaan dan pengakhiran anestesi yang tepat pada

kasus bedah darurat

8. Melakukan prosedur pencegahan aspirasi saat induksi yang tepat

pada kasus bedah darurat

9. Pemilihan anestesi regional yang tepat pada kasus bedah darurat

10. Pengaturan posisi pasien pascabedah yang tepat pada kasus bedah

darurat

169

11. Pemberian oksigen pascabedah dengan kanul binasal atau simpel

mask/non rebreathing mask yang tepat pada kasus bedah darurat

12. Pemberian cairan pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat

13. Pemberian analgetik pascabedah yang tepat pada kasus bedah

darurat

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan / langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menjelaskan gunanya evaluasi penilaian pasien preoperatif baik anamnesa,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain untuk skrining pasien sebelum tindakan

pembedahan darurat

2. Mampu melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang

komprehensif preoperatif pada kasus pembedahan darurat

3. Mampu melakukan resusitasi preoperatif yang diperlukan untuk optimalisasi

pasien yang akan menjalani pembedahan darurat

4. Mampu melakukan persiapan alat dan obat yang diperlukan pada kasus bedah

darurat

5. Mampu melakukan pemasangan alat monitor yang diperlukan pada kasus bedah

darurat

6. Mampu melakukan teknik induksi, intubasi yang tepat pada kasus bedah darurat

7. Mampu melakukan pemeliharaan dan pengakhiran anestesi yang tepat pada kasus

bedah darurat

8. Mampu melakukan prosedur pencegahan aspirasi saat induksi yang tepat pada

kasus bedah darurat

9. Mampu memilih anestesi regional yang tepat pada kasus bedah darurat

170

10. Mampu mengatur posisi pasien pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat

11. Mampu memberikan oksigen pascabedah dengan kanul binasal atau simple

mask/non rebreathing mask yang tepat pada kasus bedah darurat

12. Mampu memberikan cairan pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat

13. Mampu memberikan analgetik pascabedah yang tepat pada kasus bedah darurat

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

171

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Cline DM, ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency

Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th

ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.

4. Ruskin KJ, Rosenbaum SH. Anesthesia Emergencies. 2nd

ed. Oxford University Press; 2015.

172

MODUL 20: ANESTESI BEDAH MINIMAL INVASIF

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Minimal Invasif

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar

dan bertanggungjawab untuk prosedur bedah invasif minimal, di

kamar operasi atau diluar kamar operasi, sesuai standar prosedur

operasional yang berlaku.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan

bertanggungjawab pada tindakan invasif minimal di kamar operasi atau di luar kamar operasi, sesuai kaidah

dalam referensi dan standar prosedur operasional yang berlaku.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik:

1. Mampu menjelaskan jenis tindakan invasif minimal beserta keuntungan dan kerugiannya

2. Mampu menilai dan memutuskan kelayakan pasien untuk menjalani prosedur invasif minimal

3. Mampu menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan, kondisi klinisnya serta

risiko yang dihadapi

4. Mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang baik dan sesuai dengan kondisi pasien serta jenis

tindakan invasif minimal yang akan dilakukan, termasuk tatalaksana pascabedahnya

5. Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai dengan kondisi pasien dan prosedur invasif

minimal yang dilakukan

173

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan ( Kognitif )

a. Mampu menjelaskan anatomi rongga abdomen, rongga toraks, anatomi dan fisiologi normal

kardiovasular dan paru dan fisiologi hemodinamika

b. Mampu menyimpulkan berbagai jenis tindakan invasif minimal, indikasi, keuntungan serta risiko

komplikasi akibat tindakan laparoskopik, terkait insuflasi gas dan lain-lain

c. Mampu mengenali penyakit penyerta pasien yang dapat memengaruhi jalannya anestesi dan

prosedur minimal invasif

d. Mampu mendeskripsikan prosedur invasif minimal, baik laparoskopik maupun intervensi

transkateter, elemen esensial, bahaya dan pertimbangan keamanan pasien

e. Mampu memahami dampak insuflasi gas dan perubahan posisi trendelenburg, anti-trendelenburg,

lateral atau litotomi terhadap perubahan fisiologi pasien

f. Mampu mengenali dan menangani segera komplikasi yang terjadi selama prosedur invasif minimal

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan langkah-langkah evaluasi prabedah yang meliputi; anamnesis, pemeriksaaan

fisis, pemeriksaan penunjang dan konsultasi untuk menentukan status fisik pasien

b. Mampu menentukan status fisik sesuai ASA dan mengenali penyakit sistemik lain yang diderita

pasien yang dapat memengaruhi jalannya anestesidan pembedahan

c. Mampu membuat perencanaan anestesi, pemilihan teknik anestesi serta jenis pemantauan yang

tepat

d. Mampu melakukan persiapan prabedah dengan benar, baik persiapan rutin maupun persiapan

khusus, di rumah sakit maupun di rumah (pada pasien rawat jalan)

e. Mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang baik dan aman, termasuk pemantauan yang

benar dan pembuatan rekam medis yang baik, untuk tindakan invasif minimal di kamar operasi

atau di luar kamar operasi

f. Mampu melakukan antisipasi terhadap perubahan fisiologi akibat insuflasi gas CO2 dan posisi

trendelenburg, anti-trendelenburg, lateral atau litotomi

g. Mampu melakukan pemantauan dengan seksama, mendeteksi komplikasi yang terjadi dan segera

melakukan penanggulangan

h. Mampu menentukan pasien yang perlu mendapatkan perawatan intensif pascatindakan invasif

minimal

i. Mampu melakukan manajemen nyeri akut pascabedah

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para

174

medis dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedisdannon

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberianobat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Rongga Abdomen

a. Struktur pembentuk abdomen

b. Anatomi organ intraabdomen

c. Persarafan rongga abdomen

d. Fisiologi organ intraabdomen.

2. Respirasi dan Kardiovaskular

a. Fisiologi ventilasi paru

b. Karakteristik sirkulasi pulmonal

c. Anatomi Jantung dan pembuluh darah

d. Fisiologi jantung, preload, afterload

e. Perbedaan distribusi ventilasi dan perfusi di paru.

3. Insuflasi CO2

a. Penekanan diafragma

b. Penekanan organ intraabdomen

c. Penekanan paru.

4. Lapaaroskopik/Torakoskopik

a. Gangguan ventilasi

b. Ganguan kardiovaskular : aritmia, hipertensi;

c. Gangguan elektrolit.

5. Pengaruh posisi

175

a. Trendelenburg

b. Anti-Trendelenburg

c. Lateral dekubitus

6. Pemberian penjelasan mengenai tindakan anestesi pada laparoskopi dan risikonya dalam anestesi

a. Penjelasan kepada pasien

b. Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai severity penyakit dan risiko anestesi;

c. Penulisan lembar persetujuan medis.

7. Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk tindakan minimal invasif

a. Pemeriksaan fisis dan penunjang

b. Penilaian risiko perioperatif

c. Persiapan prabedah.

8. Pemilihan teknik dan obat anestesi

a. Teknik anestesi

b. Obat anestesi.

9. Pemantauan hemodinamik invasif

a. Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line

b. Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral.

10. Rencana pengelolaan pascabedah

a. Manajemen nyeri pascabedah

b. Perawatan intensif.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

176

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Evaluasi Praoperasi

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

4. Konsultasi

5. Kesimpulan status fisik ASA

Persiapan Praoperasi

6. Informed consent

7. Persiapan di ruang perawatan (antara lain puasa, dan lain-lain)

8. Persiapan di kamar persiapan operasi (antara lain premedikasi,

infusi dan lain-lain)

177

9. Persiapan di kamar operasi (antara lain posisi, alat pantau dan lain-

lain)

Tindakan Anestesi

10. Induksi konvensional atau ”rapid sequence induction”

11. Pemasangan sonde lambung, ETT atau LMA atau jalan napas

yang lain sesuai kebutuhan.

12. Pemeliharaan anestesi

13. Penatalaksanaan ventilasi mekanik

14. Pemantauan intraoperatif

15. Manajemen cairan dan transfusidarah

16. Pemulihan anestesi

Perawatan Pascaanestesi

17. Penilaian skor Aldrette di ruang pulih

18. Terapi PONV

19. Manajemen nyeri akut

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan / langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang, informed

consent

2. Mampu menentukan status fisik ASA

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, obat

4. Mampu melakukan pemasangan pemantauan

5. Mampu menginterpretasi hasil pemantauan

6. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi ETT)

178

7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi selama anestesi

8. Mampu melakukan pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.

Tekanan darah, laju nadi, segmen ST, irama jantung, saturasi Hb (SpO2), ventilasi

(ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu tubuh selama anestesi

9. Mampu melakukan pengakhiran anestesi

10. Mampu melakukan manajemen pascabedah di ruang pulih, termasuk oksigenasi

11. Mampu menangani PONV

12. Mampu melakukan manajemen nyeri akut

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

179

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

5. Phillips N. Berry & Kohn’s Operating Room Technique, 13th

ed. Canada: Elsevier; 2013.

180

MODUL 21: KEDOKTERAN EMERGENSI - PPGD

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif / Spesialis - 1

2. Nama Modul : Kedokteran Emergensi - PPGD

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu mengenali, mendiagnosis dan melakukan

pertolongan pertama resusitasi, stabilisasi dan transportasi pasien

dengan kegawatan medis dan non-medis ke tempat rujukan

(Kamar operasi, High Care Unit [HCU], Intensive Care Unit

[ICU] atau Rumah Sakit [RS] Rujukan).

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai

kegawatdaruratan medis dan mampu mengenali dan mendiagnosisnya, serta mampu melakukan tatalaksana

pertolongan pertama untuk mempertahankan hidup pasien, stabilisasi dan transportasi pasien dengan

kegawatdaruratan medis untuk pertolongan selanjutnya atau merujuk pasien dengan kegawatan medis ke

tempat rujukan (Kamar operasi, HCU, ICU atau RS rujukan).

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan:

1. Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai kegawatdaruratan medis yang terjadi di berbagai

tempat, kasus trauma ataupun nontrauna, kegawatdaruratan yang terjadi melalui hipoksia, gangguan

jalan napas dan pernapasan, syok, serangan jantung, kejang, kesadaran menurun, dan lain-lain

2. Mampu melakukan tatalaksana pertolongan pertama untuk mempertahankan hidup pasien dengan

kegawatdaruratan medis dengan menguasai jalan napas dan pernapasan, memperbaiki sirkulasi,

menstabilkannya dengan bantuan napas buatan dan penggunaan obat-obat vasoaktif-inotropik positif

181

3. Mampu mentranspor pasien tersebut ke tempat fasilitas pertolongan lanjutan (Kamar operasi, HCU, ICU

atau RS rujukan)

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mengetahui kegawatdaruratan medis yang diakibatkan oleh hipoksia, gangguan jalan napas,

gangguan pernapasan (gagal napas), gangguan sirkulasi, atau syok, gangguan asam basa dan

ganggguan keseimbangan elektrolit, kejang, kesadaran menurun

b. Mengetahui kegawatdaruratan medis akibat trauma maupun non trauma

c. Mengetahui farmakologi obat-obat untuk menguasai jalan napas dan pernapasan

d. Mengetahui farmakologi obat-obat inotropik positif dan vasoaktif (adrenalin, noradrenalin,

dobutamin, dopamin, vasopressin, digoksin)

e. Resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid, koloid, produk darah maupun transfusi darah.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu menguasai jalan napas dan pernapasan pada kasus-kasus dengan kegawatdaruratan medis;

b. Mampu memperbaiki sirkulasi dan perfusi darah ke seluruh tubuh;

c. Mampu menstabilkan respirasi dan hemodinamik pasien dengan kegawatdaruratan medis;

d. Mampu mentransport pasien dengan kegawatdaruratan dari UGD ke kamar operasi, atau ke ICU

atau ke ICU RS lain.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

182

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Kegawatdaruratan medis karena gangguan jalan napas atas:

a. Obstruksi jalan napas atas parsial

b. Obstruksi jalan napas atas total, termasuk laryngospasme dan korpus alienum, aspirat darah sekret,

dan lain-lain

2. Kegawatdaruratan medis karena gangguan jalan napas bawah

a. Bronchospasme

b. Aspirasi (obstruksi – iritasi dan inflamasi)

c. Bronchopneumonia, dan lain-lain

3. Kegawatan medis karena gangguan pernapasan:

a. Gagal napas (hipoventilasi maupun hiperventilasi)

b. Acute Lung Injury akibat berbagai penyebab, trauma dan non trauma termasuk reaksi immune atau

yang terkait dengan transfusi (Transfusion-Related Acute Lung Injury [TRALI])

c. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

d. Obstruktif (gagal napas karena aspirasi, bronkopneumoniia, asma, dan lain-lain)

e. Restriktif (gagal napas karena kekakuan dinding toraks, atau efusi pleura, hematotoraks, pyothoraks,

dan lain-lain)

4. Kegawatdaruratan medi karena gangguan sirkulasi:

a. Syok (syok hipovolemik, distributif, kadiogenik maupun obstruktif)

b. Krisis hipertensi

c. Hipotensi

5. Kegawatdaruratan medis pada gangguan homeostasis milleu interna:

a. Asidosis dan alkalosis respiratorik maupun metabolik berat akibat berbagai penyebab

b. Abnormalitas kadar elektrolit berat (hipokalemia dan hiperkalemia berat, hiponatremia dan

hipernatremia berat

c. Hipergilkemia, hipoglikemia, hipoalbuminemia, hiperbilirubinemia, hiperuremia

6. Kegawatdaruratan medis karena gagal fungsi organ tunggal maupun multiple:

a. Gagal napas

b. Gagal jantung (decompensatio cordis)

c. Gagal ginjal akut maupun kronis

d. Gagal hepar dan gagal fungsi gastrointestinal

e. Gagal sistem hematopoetik

7. Kegawatdaruratan medis pada overdosis obat dan keracunan :

183

a. Overdosis opioid dan obat-obat sedatif

b. Keracunan alkohol dan metanol

c. Keracunan pestisida, sianida dan sejenisnya.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

184

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjalani pretes

2. Mengikuti kuliah kegawatdaruratan medis nontrauma

3. Mengikuti kuliah kegawatan medis akibat trauma

4. Mengikuti kuliah farmakologi obat-obat untuk mengelola jalan

napas dan pernapasan

5. Mengikuti kuliah farmakologi obat-obat untuk mengelola

hemodinamik (adrenalin, noradrenalin, dobutamin, dopamin,

vasopressin, digoksin)

6. Melakukan pertolongan pertama pada pasien dengan kegawat-

daruratan medis nontrauma

7. Melakukan pertolongan pertama pada pasien dengan kegawat-

daruratan medis karena trauma

8. Melakukan stabilisasi pernapasan dan hemodinamik

9. Mentranspor pasien dari UGD ke kamar operasi dan ke HCU, ICU

atau RS rujukan

10. Melakukan bimbingan bedside practice pertolongan pertama pada

pasien dengan kegawat-daruratan medis di UGD dan ruang

resusitasi

11. Menjalani posttest semua topik yg telah diajarkan

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik:

Tanggal:

Nama pasien:

No Rekam Medis:

185

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mempunyai pengetahuan mengenai kegawatdaruratan medis yang diakibatkan oleh

hipoksia, gangguan jalan napas, gangguan pernapasan (gagal napas), gangguan

sirkulasi, atau syok, gangguan asam-basa dan ganggguan keseimbangan elektrolit,

kejang, kesadaran menurun

2. Mempunyai pengetahuan mengenai kegawatdaruratan medis akibat trauma

maupun nontrauma

3. Mempunyai pengetahuan mengenai farmakologi obat-obat untuk menguasai jalan

napas dan pernapasan

4. Mempunyai pengetahuan mengenai farmakologi obat-obat inotropik positif dan

vasoaktif (adrenalin, noradrenalin, dobutamin, dopamine, vasopressin, digoksin)

5. Mempunyai pengetahuan mengenai resusitasi cairan menggunakan cairan

kristaloid, koloid, produk darah maupun transfusi darah

6. Mampu melakukan manajemen jalan napas dan pernapasan pada kasus-kasus

dengan kegawatdaruratan medis

7. Mampu melakukan tatalaksana dalam memperbaiki sirkulasi dan perfusi darah ke

seluruh tubuh pada kasus-kasus dengan kegawatdaruratan medis

8. Mampu melakukan tatalaksana stabilisasi respirasi dan hemodinamik pasien

dengan kegawatdaruratan medis

9. Mampu melakukan tatalaksana transport pasien dengan kegawat-daruratan medis

dari UGD ke kamar operasi, atau HCU atau ke ICU atau ke RS rujukan

10. Mampu berkomunikasi dengan baik dan efisien dengan TS bidang keahlian lain

yang terkait dengan kegawatdaruratan medis yang terjadi

11. Mampu memberikan informasi dengan baik dan efisien kepada pasien atau

keluarga pasien tentang kegawatdaruratan medis yang terjadi

12. Mampu menjelaskan mengenai tindakan pertolongan pertama yang harus

dikerjakan untuk menyelamatkan jiwa pasien dengan kegawat-daruratan medis

kepada pasien atau keluarga pasien, yang kemudian mendapat persetujuan tindakan

medis yang diperlukan

13. Mampu melakukan tatalaksana pertolongan pertama pada pasien dengan

kegawatdaruratan medis dengan baik dan menjunjung tinggi profesi kedokteran.

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

186

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. AHA Guidelines 2015 CPR and ECC. Part 114. Irculation 2015; 132 (18) (Supplement) 2.

2. Cline DM, Ma OJ, Meckler GD, Tintinalli JE, Stapezynski JS, Yealy D. Tintinalli’s Emergency

Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th

ed. Philadelphia: Mcgraw-Hill: 2015.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink M. Textbook of Critical Care. 7th

ed.

Philadelphia: Elsevier Saunders; 2017.

187

MODUL 22: ANESTESI BEDAH RAWAT JALAN

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah rawat Jalan

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan persiapan perioperatif pada pasien

ambulatori/rawat jalan dengan baik dan cermat serta mampu

memberikan anestesi umum maupun anestesi regional yang baik

dan tepat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu melakukan persiapan preoperatif pasien rawat jalan

dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum maupun regional yang baik dan tepat, melakukan

pemantauan dan tatalaksana pascaoperasi pasien rawat jalan.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan:

1. Mampu menilai kelayakan pasien untuk menjalani anestesi bedah rawat jalan

2. Mampu melaksanakan pengelolaan perioperatif pasien menjalani anestesi bedah rawat jalan, termasuk

membuat rekam medis yang baik

3. Mampu memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang

berhubungan dengan pembedahan, tentang risiko dan kemungkinan komplikasi anestesi pada bedah

rawat jalan

4. Mampu melakukan pemantauan perioperatif standar dan memilih tambahan pemantauan lain yang

perlu, melakukan interpretasi pemantauan pada pasien yang menjalani anestesi bedah rawat jalan

dengan tepat

5. Mampu melakukan pengelolaan pascaanestesi pasien ambulatori/bedah rawat jalan

188

6. Mampu menilai saat tepat bagi pasien rawat jalan untuk step down dan saat tepat untuk dipulangkan

dengan menggunakan Modified Aldrete Score, Post Anesthesia Discharge Scoring System (PADSS)

7. Mampu menjelaskan kepada pasien perawatan pascaanestesi bedah rawat jalan setelah pasien pulang,

termasuk kebutuhan obat analgesia dan yang harus dihubungi bila terjadi efek samping/ komplikasi

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan kriteria pemilihan pasien untuk bedah rawat jalan;

b. Mampu menjelaskan pemeriksaan praoperatif pasien untuk bedah rawat jalan, meliputi pemeriksaan

fisis dan penunjang yang tepat

c. Mampu menjelaskan status fisis pasien rawat jalan berdasarkan klasifikasi ASA

d. Mampu menjelaskan kondisi pasien yang tidak sesuai untuk operasi rawat jalan dan risikonya,

seperti bayi prematur dan eks-prematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA,

riwayat apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung

kongenital, pasien dengan riwayat hipertermia maligna, pasien obesitas morbid, pasien dengan

keganasan, gangguan jalan napas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah,

yang membutuhkan pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascaoperasi;

e. Mampu menjelaskan persiapan praoperatif bedah rawat jalan seperti puasa dan premedikasi;

f. Mampu menjelaskan rencana anestesi umum seperti anestesi intravena, sungkup, LMA atau intubasi

ETT, atau anestesi regional seperti spinal, epidural, kaudal maupun blok perifer untuk bedah rawat

jalan yang akan dilakukan

g. Mampu menjelaskan persiapan alat anestesi umum maupun regional dan obat-obatan dengan masa

kerja yang sesuai untuk anestesi rawat jalan

h. Mampu menjelaskan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi rawat jalan;

i. Mampu menjelaskan cara pemulihan pembiusan yang cepat (fast track anesthesia) untuk pasien

rawat jalan

j. Mampu menjelaskan penatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien rawat jalan;

k. Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat timbul pascabedah rawat jalan

l. Mampu menjelaskan kriteria pasien keluar dari PACU/ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2

(dengan Modified Aldrete Score), pulang kerumah (PADSS) atau harus dirawat pascabedah rawat

jalan

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pemilihan pasien untuk bedah rawat jalan

b. Mampu melakukan pemeriksaan praoperatif pasien untuk bedah rawat jalan, meliputi pemeriksaan

fisis dan penunjang yang tepat

c. Mampu mengklasifikasi status fisik pasien rawat jalan berdasarkan klasifikasi ASA

189

d. Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk bedah rawat jalan dan risikonya, seperti bayi

prematur dan ex-premature, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA, riwayat apnea,

spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung kongenital, pasien

dengan riwayat hipertermi maligna, pasien obesitas morbid, pasien dengan keganasan, gangguan

jalan napas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan

pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascaoperasi

e. Mampu melakukan persiapan praoperatif bedah rawat jalan seperti puasa dan premedikasi

f. Mampu melakukan anestesi umum seperti anestesi intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT,

anestesi regional seperti spinal, epidural atau kaudal untuk operasi pasien rawat jalan yang akan

dilakukan

g. Mampu melakukan persiapan alat anestesi umum maupun regional

h. Mampu melakukan pemberian obat-obat dengan masa kerja singkat yang sesuai untuk anestesi

rawat jalan

i. Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi rawat jalan

j. Mampu melakukan tatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien rawat jalan

k. Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi yang dapat timbul pascabedah rawat

jalan;

l. Mampu menilai kondisi pasien keluar dari PACU/ ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2 dengan

Modified Aldrete Score atau pulang (dengan PADSS), atau dirawat pascabedah rawat jalan

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

1. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

2. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

3. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

4. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

190

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Gambaran umum anestesi bedah rawat jalan

a. Definisi bedah rawat jalan

b. Jenis bedah rawat jalan

c. Standar staf, sarana dan prasarana pelayanan bedah rawat jalan

2. Seleksi pasien yang layak untuk anestesi rawat jalan

a. Kriteria ASA

b. Kriteria pasien pediatri

c. Kriteria comorbid

3. Persiapan prabedah

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan fisik

c. Pemeriksaan penunjang

d. Informed consent

e. Persiapan prabedah (di rumah sakit dan di rumah).

4. Pemilihan anestesi

a. Intravena

b. Inhalasi

c. Regional

5. Pengelolaan intraoperatif

a. Pemantauan

b. Rekam medis

6. Pengelolaan pascabedah

a. Pemantauan

b. Pengelolaan nyeri

c. Pengelolaan PONV

d. Discharge planning

e. Modified Aldrette Score

f. PADSS

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka;

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul;

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning);

191

b. Small group discussion;

c. Case based Discussion (CbD);

d. Problem based learning (PBL);

e. Bedside teaching;

f. Task-based medical education;

g. Peer assisted learning (PAL).

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan;

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya;

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul;

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul;

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Evaluasi Praoperasi

1. Melakukan anamnesis

2. Melakukan pemeriksaan fisik

3. Melakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai

192

4. Melakukan konsultasi

5. Membuat kesimpulan status fisik ASA

Persiapan Praanestesi

6. Melakukan informed consent

7. Melakukan persiapan di ruang perawatan (antara lain puasa dan

lain-lain)

8. Melakukan persiapan di kamar persiapan operasi (antara lain

premedikasi, infusi dan lain-lain)

9. Melakukan persiapan di kamar operasi (antara lain posisi, alat

pantau dan lain-lain)

Tindakan Anestesi

10. Melakukan induksi konvensional atau Rapid Sequence Induction

11. Melakukan pemasangan sonde lambung, endotracheal tube (ETT)

atau Laryngeal Mask Airway (LMA) atau jalan napas yang lain

sesuai kebutuhan.

12. Melakukan pemeliharaan anestesi

13. Melakukan penatalaksanaan ventilasi mekanik

14. Melakukan pemantauan intraoperatif

15. Melakukan manajemen cairan dan transfusi darah

16. Melakukan pemulihan anestesi

Perawatan Pascaanestesi

17. Melakukan penilaian skor Aldrete modifikasi di ruang pulih

18. Memberikan terapi Postperative Nausea and Vomiting (PONV)

19. Melakukan manajemen nyeri akut

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

193

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No. Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang,

informed consent

2. Mampu menentukan kelayakan anestesi bedah rawat jalan

3. Mampu menjelaskan risiko, efek samping, serta persiapan anestesi di

rumah

4. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS (lihat daftar

singkatan), dan obat-obat

Anestesi

5. Mampu melakukan tindakan anestesi umum (intubasi, LMA, TIVA) atau

anestesi regional (blok neuraksial, blok saraf perifer)

6. Mampu melakukan manajemen pemberian cairan dan tranfusi

7. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi,

oksigenasi.

tekanan darah, laju nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada),

dan jumlah urin.

8. Mampu melakukan tindakan pengakhiran anestesi, kestabilan

hemodinamik, oksigenasi, dan perdarahan

9. Mampu mengantisipasi dan menatalaksana komplikasi yang terjadi

intraoperatif (bila ada)

Penatalaksanaan Pascaanestesi

10. Mampu melakukan pemantauan di ruang pulih

11. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya: nyeri, mual muntah

pascabedah, perdarahan dan sebagainya

12. Mampu menetapkan kriteria untuk layak step down

13. Mampu menetapkan kriteria untuk layak dipulangkan

14. Mampu memberikan penjelasan / edukasi pasien dan keluarga tentang

analgetika dan tatalaksana lain sesudah pulang

Sistem Penilaian (Sesuai IPDS)

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:

194

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

195

MODUL 23: ANESTESI DI LUAR KAMAR BEDAH

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif / Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi di Luar Kamar Bedah

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu melakukan persiapan perioperatif pada pasien yang

dilakukan anestesi di luar kamar bedah. Mampu memberikan

sedasi, anestesi umum maupun anestesi regional yang baik dan

tepat, termasuk pembuatan informed consent.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan

anestesi di luar kamar bedah, evaluasi preoperatif pada pasien-pasien yang akan dilakukan pembedahan,

penatalaksanaan postoperatif, dan penatalaksanaan gangguan elektrolit cairan dan asam basa perioperatif.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik diharapkan

1. Mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan anestesi di luar kamar bedah, mulai

dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan

2. Mampu melakukan ppengelolaan perioperatif pada pasien dengan komorbiditas serta pengisian informed

consent yang adekuat.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mengerti cara-cara melakukan evaluasi preoperatif pada pasien yang akan dilakukan tindakan

anestesi di luar kamar operasi

b. Mengerti cara-cara melakukan penatalaksanaan pascabedah pasien yang dilakukan anestesi diluar

196

kamar operasi

c. Mengetahui alat, monitor dan obat-obatan apa yang diperlukan di tempat Electroconvulasive

Therapy (ECT), endoskopi, radiologi, dan lain-lain

d. Mengetahui teknik anestesi untuk Computed Tomography (CT) Scan

e. Mengetahui teknik anestesi untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI)

f. Mengetahui teknik anestesi untuk neuroradiologi

g. Mengetahui teknik anestesi untuk terapi radiasi

h. Mengetahui teknik anestesi untuk endoskopi

i. Mengetahui tekik anestesi untuk tindakan kuretase

j. Mengetahui teknik Monitored Anesthesia Care (MAC)

k. Mengetahui teknik anestesi Electroconvulasive Therapy (ECT)

l. Mengetahui interaksi obat anestesi dengan obat psikiatri

m. Mengetahui teknik anestesi untuk tindakan kuretase

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif, anamnesis, diagnosis fisik,

menentukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan lain sesuai dengan kondisi

pasien

b. Mampu melakukan penatalaksanaan anestesi di luar kamar operasi

c. Mampu melakukan persiapan obat dan alat untuk melakukan anestesi di luar kamar bedah

d. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk Computed Tomography (CT) Scan

e. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI)

f. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk neuroradiologi

g. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk terapi radiasi

h. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk tindakan endoskopi

i. Mampu melakukan tindakan anestesi untuk tindakan kuretase

j. Mampu melakukan pemberian anestesi dengan teknik Monitored Anesthesia Care (MAC)

k. Mampu melakukan pemberian anestesi untuk Electroconvulasive Therapy (ECT)

l. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestesi dan obat psikiatri

m. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk radiodiagnostik.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

197

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Evaluasi Preoperasi:

a. Anamnesis

b. Diagnosis fisik

c. Menentukan pemeriksaan laboratorium

d. Pemeriksaan tambahan lain yang sesuai

2. Penatalaksanaan Pascaoperasi

a. Observasi pascaoperasi

b. Mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi

c. Penatalaksanaan komplikasi

3. Komunikasi Perioperatif dengan Pasien dan Keluarga

a. Diskusi

b. Informed consent

c. Penyampaian terjadinya perburukan dan keadaan yang tidak diinginkan

4. Etika dan Profesionalisme

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka;

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul;

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

198

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL).

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan;

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya;

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul;

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul;

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan evaluasi preoperasi secara komprehensif meliputi

anamnesis, diagnosis fisik, menentukan pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan tambahan lain sesuai kondisi pasien pada pasien

yang akan dilakukan anestesi di luar kamar operasi

199

2. Melakukan penatalaksanaan selama tindakan dan pasca-tindakan

pada pasien-pasien yang dilakukan anestesi di luar kamar operasi

3. Menjelaskan teknik anestesi untuk CT-scan

4. Menjelaskan teknik anestesi untuk MRI

5. Menjelaskan teknik anestesi untuk untuk neuroradiologi

6. Menjelaskan teknik anestesi untuk endoskopi

7. Menjelaskan teknik anestesi untuk terapi radiasi

8. Menjelaskan teknik anestesi Monitored Anesthesia Care (MAC)

9. Menjelaskan teknik anestesi untuk ECT

10. Menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestesi

dan obat psikiatri

11. Menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk

radiodiagnostik

12. Mengisi informed consent pada semua kasus kasus tindakan

13. Berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam tata laksana tindakan

anestesi di luar kamar operasi

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif meliputi anamnesis,

diagnosis fisik, menentukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan

lain sesuai kondisi pasien pada pasien yang akan dilakukan anestesi di luar kamar

operasi

2. Mampu melakukan penatalaksanaan selama tindakan dan pasca-tindakan pada

pasien-pasien yang dilakukan anestesi di luar kamar operasi

200

3. Mampu melakukan teknik anestesi untuk CT-scan

4. Mampu melakukan teknik anestesi untuk MRI

5. Mampu melakukan teknik anestesi untuk untuk neuroradiologi

6. Mampu melakukan teknik anestesi untuk terapi radiasi

7. Mampu melakukan teknik anestesi MAC

8. Mampu melakukan teknik anestesi untuk ECT

9. Menjelaskan teknik anestesi untuk endoskopi

10. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestesi dan obat

psikiatri

11. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk radiodiagnostik

12. Mampu mengisi informed consent pada semua kasus kasus tindakan

13. Mampu berkomunikasi antar disiplin ilmu dalam tatalaksana tindakan anestesi di

luar kamar operasi

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

201

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

202

MODUL 24: ANESTESI BEDAH MATA

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Mata

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan

Terapi Intensif mampu melakukan tindakan anestesi untuk

berbagai prosedur bedah mata baik untuk operasi rawat jalan

maupun rawat inap, mencakup evaluasi perioperatif pasien dan

merencanakan tindakan anestesi serta dapat mencegah

komplikasi yang mungkin terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu untuk melakukan pelayanan anestesi untuk berbagai

prosedur bedah mata baik untuk operasi rawat jalan maupun rawat inap, mencakup evaluasi pasien

perioperatif, merencanakan tindakan anestesi pada pembedahan sampai masa pemulihan, serta mencegah

komplikasi yang mungkin terjadi dan penatalaksanaan pascabedah.

Tujuan Khusus

Setelah mendapat modul ini peserta didik mampu menjalankan tindakan anestesi pada pasien bedah mata,

tindakan anestesi yang dapat menimbulkan komplikasi pada mata atau melakukan tindakan pada pasien

dengan penyakit lainnya pada mata.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Memahami anatomi mata dan inervasi yang dapat berhubungan dengan anestesi

b. Memahami fisiologi tekanan intraokuler dan hal-hal yang mempengaruhinya

c. Memahami farmakologi dan dampak fisiologi obat-obat topikal yang biasa digunakan dalam

203

prosedur bedah mata serta interaksinya dengan obat-obat anestetika

d. Memahami seleksi pasien untuk bedah mata rawat jalan

e. Memahami persiapan prabedah, antara lain:

1) Puasa pada pasien dewasa dan pediatri

2) Premedikasi

3) Persetujuan setelah menerima informasi yang adekuat

f. Memahami pemantauan standar yang harus ada pada setiap prosedur bedah mata

g. Memahami teknik anestesi yang benar untuk berbagai prosedur bedah mata

h. Memahami risiko dan komplikasi berbagai prosedur bedah mata

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Melakukan pemeriksaan dan persiapan anestesi yang benar untuk pasien bedah mata

b. Mendeteksi kelainan fisik maupun sistem tubuh yang diderita pasien bedah mata, membuat

klasifikasi ASA dengan benar serta merencanakan teknik anestesi yang tepat, termasuk

persiapannya

c. Menjelaskan teknik analgesi regional untuk bedah mata

d. Melakukan teknik anestesi untuk mencegah peningkatan tekanan intraokuler

e. Memberikan anestesi umum dengan teknik yang tepat untuk bedah mata

f. Melakukan pemantauan yang cermat dihubungkan dengan risiko dan komplikasi bedah mata

g. Dapat mendeteksi dini komplikasi yang terjadi dan mengambil tindakan yang tepat untuk

mengatasi

h. Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian ”ekstubasi sadar” dan ”ekstubasi dalam”

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

204

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Fisiologi dan Penyakit pada Mata.

a. Fisiologi mata dan persarafannya

b. Berbagai jenis penyakit mata atau penyakit dengan komplikasi pada mata

c. Penyakit mata yang memerlukan pembedahan

2. Anestesi pada Operasi Mata

Obat-obat anestesi dan pengaruhnya pada mata dan penglihatan

3. Tindakan anestesi pada pasien dengan penyakit mata

4. Komplikasi anestesi pada bedah mata dan penatalaksanaannya

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

205

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX.

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Melakukan persiapan preoperasi pasien bedah mata/kelainan pada

mata

2. Melakukan pemeriksaan obat-obatan yang sudah diberikan

3 Melakukan perencanaan tindakan anestesi yang akan dilakukan

4. Memberikan premedikasi pada pasien mata

5. Melakukan induksi dengan baik pada pasien mata dengan

mencegah komplikasi yang mungkin timbul

6. Melakukan pemantauan intraoperatif dengan teliti

7. Mengakhiri anestesi dengan “smooth”

8. Mencegah terjadinya kenaikan tekanan intraokuler selama tindakan

anestesi

9. Melakukan pemantauan pascaoperasi untuk mencegah atau

mengetahui secara dini komplikasi yang dapat terjadi

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

206

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan evaluasi preoperasi pasien bedah mata/kelainan pada mata

2. Mampu melakukan persiapan dan pemeriksaan obat-obatan yang sudah diberikan

dan diperlukan untuk tindakan anestesi

3. Mampu melakukan perencanaan tindakan anestesi yang akan dilakukan

4. Mampu melakukan pemberian premedikasi pada pasien mata dan monitoring

5. Mampu melakukan induksi dengan baik pada pasien mata dengan mencegah

komplikasi yang mungkin timbul

6. Mampu melakukan pemantauan intraoperatif dengan teliti dan menilai berbagai

kondisi yang dapat menimbulkan komplikasi

7. Mampu mengakhiri anestesi dengan “smooth” sampai dilakukan ekstubasi tanpa

adanya komplikasi

8. Mampu mencegah terjadinya kenaikan tekanan intraokuler selama tindakan

anestesi

9. Mampu melakukan pemantauan pascaoperasi untuk mencegah atau mengetahui

secara dini komplikasi yang dapat terjadi.

Sistem Penilaian (Sesuai IPDS)

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

207

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

5. Kumar CM, Jaichandran VV. Principles and Practice of Ophthalmic Anaesthesia, New Delhi: Jaypee

Brothers Medical Publisher; 2017.

208

MODUL 25: ANESTESI BEDAH OBSTETRI - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Obstetri- 1

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien

obstetri dan ginekologi tanpa penyulit serta penanganan

pascabedah di ruang pulih sadar.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan

perioperatif pasien obstetri dan ginekologi tanpa penyulit serta penanganan pascabedah di ruang pulih sadar.

Tujuan Khusus

Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:

1. Melakukan perioperatif pasien Obstetri tanpa penyulit

2. Melakukan perioperatif pasien Ginekologi tanpa penyulit

3. Melakukan pemilihan teknik anestesi yang aman dan tepat

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Menjelaskan perubahan fisiologi, farmakologi pada wanita hamil

b. Menjelaskan tentang sirkulasi uteroplasenta

c. Menjelaskan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea

sebelumnya

d. Menjelaskan farmakologi dan interaksi obat antara oksitosin, metilergometrin, magnesium sulfat,

indometasin, prostaglandin, steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetri dengan obat anestesi

209

e. Menjelaskan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk pasien obstetri dan

ginekologi elektif

f. Menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesi umum dan subaraknoid (lihat prosedur anestesi

umum dan subaraknoid)

g. Menjelaskan indikasi anestesi umum dan regional untuk pasien obstetri dan ginekologi tanpa

penyulit

h. Menjelaskan rencana anestesi umum (intubasi, LMA) untuk prosedur seksio searea, termasuk

teknik rapid sequence induction dan penatalaksanaan jalan napas pada ibu hamil (lihat modul dan

prosedur anestesi umum);

i. Menjelaskan rencana anestesi TIVA untuk tindakan kuretase

j. Menjelaskan tentang aortocaval compression dan supine hypotension syndrome serta

penanganannya

k. Menjelaskan pengelolaan bayi baru lahir

l. Menjelaskan penatalaksanaan post-partum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Melakukan tindakan anestesi pada kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat

seksio sesarea sebelumnya

b. Melakukan pemantauan interaksi obat antara oksitosin, metilergometrin, magnesium sulfat,

indometasin, prostaglandin, steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetri dengan obat anestesi

c. Melakukan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk pasien obstetri dan

ginekologi elektif

d. Melakukan persiapan alat dan obat untuk anestesi umum dan subaraknoid (lihat prosedur anestesi

umum dan subaraknoid)

e. Melakukan tindakan anestesi umum dan regional pada pasien obstetri dan ginekologi tanpa

penyulit

f. Melakukan tindakan anestesi umum (intubasi, LMA) untuk prosedur bedah seksio searea, termasuk

teknik rapid sequence induction dan penatalaksanaan jalan napas pada ibu hamil

g. Melakukan pemberian anestesi TIVA untuk tindakan kuretase

h. Melakukan penangan aortocaval compression dan supine hypotension syndrome

i. Melakukan pengelolaan bayi baru lahir

j. Melakukan penatalaksanaan post-partum, penanganan nyeri dan PONV

4. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis;

210

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis;

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,

komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi [termasuk

cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil pada ;

a. Sistem respirasi

b. Sistem kardiovaskular

c. Sistem genitourinari

d. Sistem gastrointestinal

e. Sistem susunan saraf pusat dan perifer

f. Sistem hematologi

g. Sistem muskuloskeletal

h. Aliran darah uteroplacenta

2. Anestesi untuk seksio sesaria tanpa penyulit

a. Anestesi subaraknoid

b. Anestesi umum

c. Manajemen perioperatif

3. Anestesi untuk bedah ginekologi tanpa penyulit

a. Anestesi subaraknoid

b. Anestesi umum

c. Manajemen perioperatif

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

211

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaahartikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX.

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screenwhiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

212

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

2. Menentukan klasifikasi ASA

3. Melakukan persiapan alat, mesin anestesi, STATICS dan obat

4. Melakukan pemasangan monitor

5 Premedikasi

Anestesi

5. Melakukan anestesia umum (intubasi, LMA)

6. Melakukan anestesi subaraknoid dan atau epidural

7. Melakukan anestesi TIVA

8. Melakukan memberikan cairan dan tranfusi

9. Mengenali komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pascaanestesi

10. Melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC) dan

tanda vital

11. Melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik:

Tanggal:

Nama pasien:

No Rekam Medis:

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Luluspada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang praanestesi

2. Mampu menentukan klasifikasi ASA

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat

4. Mampu melakukan pemasangan monitor

213

5. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi, LMA)

6. Mampu melakukan anestesi subaraknoid

7. Mampu melakukan anestesi intravena

8. Mampu memberikan cairan dan transfusi

9. Mampu mengenali komplikasi dan mengatasinya

10. Mampu melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC) dan tanda

vital pascabedah

11. Mampu melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

214

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

3. Bisri T, Wahjoeningsih, Suwondo SB, Anestesi Obstetri. Kolegium Anestesiologi dan Terapi

Intensif,2013.

4. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

5. Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong CA.Chesnut’s Obstetric Anesthesia: Principles and Practice. 5th

ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2014.

6. Datta S, Kodali BS, Segal S. Obstetric Anesthesia Handbook. 5th

ed. New York: Springer; 2010.

215

MODUL 26: ANESTESI BEDAH OBSTETRI - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis-1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Obstetri - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien

obstetri dan ginekologi dengan penyulit serta penanganan

pascabedah di ruang pulih dan terapi intensif.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien obstetri dan

ginekologi dengan penyulit serta penanganan pascabedah di ruang pulih sadar dan perawatan intensif.

Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien obstetri dan ginekologi dengan penyulit.

2. Mampu melakukan penanganan pascabedah di ruang pulih sadar dan perawatan intensif.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu

a. Menjelaskan tentang variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), dan

asfiksia neonatus

b. Menjelaskan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea

sebelumnya, perdarahan ante, intra dan postpartum

c. Menjelaskan tentang preeklamsia, eklamsia, sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low

Platelet Count (HELLP)

216

d. Menjelaskan tanda-tanda emboli air ketuban dan penatalaksanaannya

e. Menjelaskan tanda aspirasi pneumonia dan sindrom Mendelson

f. Menjelaskan tentang sindrom Meigs pada kasus tumor ginekologi

g. Menjelaskan kelainan atau penyakit pada pasien obstetri-ginekologi dengan risiko tinggi yang akan

mempengaruhi jalannya pembedahan

h. Menjelaskan persiapan alat dan obat (anestesi dan emergensi) untuk anestesi umum dan regional

i. Mampu menjelaskan indikasi anestesi umum atau regional untuk kasus obstetri dan ginekologi

dengan penyakit penyerta dan komplikasinya

j. Menjelaskan rencana anestesi regional untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi

k. Menjelaskan rencana anestesi umum untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi termasuk teknik

Rapid Sequence Induction (RSI) dan penatalaksanaan jalan napas sulit pada ibu hamil

l. Menjelaskan penatalaksanaan cairan dan tranfusi darah pada kasus obstetri-ginekologi

m. Menjelaskan resusitasi bayi baru lahir

n. Menjelaskan penatalaksanaan anestesi operasi nonobstetri pada pasien obstetri

o. Menjelaskan penatalaksanaan anestesi operasi ginekologi laparoskopi

p. Menjelaskan tentang Intrathecal Labor Analgesia (ILA) dan Patient Controlled Epidural Analgesia

(PCEA) untuk persalinan pervaginam

q. Menjelaskan tindakan resusitasi ibu hamil

r. Menjelaskan penatalaksanaan post-partum dan pascabedah termasuk penanganan nyeri dan PONV

s. Mampu menjelaskan indikasi perawatan intensif pascabedah

2. Keterampilan Klinis(Psikomotor)

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu

a. Melakukan penilaian variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), dan

asfiksia neonatus

b. Melakukan pengelolaan kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea

sebelumnya, perdarahan ante, intra dan postpartum

c. Melakukan pengelolaan preeklamsia, eklamsia, sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and

Low Platelet Count (HELLP)

d. Melakukan penilaian adanya emboli air ketuban dan penatalaksanaannya

e. Melakukan pengelolaan pada pasien dengan aspirasi pneumonia dan sindrom Mendelson

f. Melakukan pengelolaan sindrom Meigs pada kasus tumor ginekologi

g. Melakukan pengelolaan perioperatif pada pasien obstetri dan ginekologi dengan penyakit yang

mempunyai risiko tinggi dan akan mempengaruhi jalannya pembedahan

h. Melakukan persiapan alat dan obat (anestesi dan emergensi) untuk anestesi umum dan regional

i. Melakukan anestesi umum atau regional untuk kasus obstetri dan ginekologi dengan penyakit

penyerta dan komplikasinya

217

j. Melakukan anestesi umum untuk prosedur bedah obstetri dan ginekologi termasuk teknik Rapid

Sequence Induction (RSI) dan penatalaksanaan jalan napas sulit pada ibu hamil

k. Melakukan penatalaksanaan cairan dan tranfusi darah pada kasus obstetri-ginekologi

l. Melakukan resusitasi bayi baru lahir

m. Melakukan penatalaksanaan anestesi operasi nonobstetri pada pasien obstetri

n. Melakukan penatalaksanaan anestesi operasi ginekologi laparoskopi

o. Melakukan Intrathecal Labor Analgesia (ILA) dan Patient Controlled Epidural Analgesia (PCEA)

untuk persalinan pervaginam

p. Melakukan tindakan resusitasi ibu hamil

q. Melakukan penatalaksanaan post-partum dan pascabedah termasuk penanganan nyeri dan PONV

r. Melakukan perawatan intensif pascabedah

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh):

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

e. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

218

f. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

g. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist,pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Gawat janin:

a. Variabilitas denyut jantung janin

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

d. Asfiksia neonatus

e. Resusitasi neonatus

2. Persalinan kurang bulan (prematur):

a. Pengaruh obat-obat tokolitik terhadap manajemen anestesi

b. Manajemen perioperatif

3. Placenta previa:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

4. Solusio plasenta:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

5. Ruptur uteri:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

6. Preeklamsi, sindrom HELLP dan eklamsi:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

7. Diabetes mellitus:

a. Gejala dan tanda

219

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

8. Asma bronchial:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

9. Hamil kembar:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

10. Obesitas:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

11. Emboli cairan amnion:

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

d. Resusitasi ibu hamil.

12. Kehamilan multipara:

Manajemen perioperatif

13. Pneumonia aspirasi dan sindrom Mendelson

a. Gejala dan tanda

b. Penegakan diagnosis

c. Manajemen perioperatif

14. Pasien hamil yang akan menjalani bedah nonobstetri:

a. Algoritmen pasien hamil yang akan menjalani bedah nonobstetri

b. Pengaruh obat-obat tokolitik terhadap manajemen anestesi

c. Pemantauan kesejahteraan janin intraoperatif

d. Manajemen perioperatif

15. Tumor ginekologi:

a. Sindrom Meigs

b. Manajemen perioperatif pasien risiko tinggi

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

220

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaahartikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX.

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screenwhiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

221

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang

2. Menentukan klasifikasi ASA

3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat

4. Melakukan pemasangan monitor

5 Premedikasi

Anestesi

5. Melakukan anestesi umum (intubasi, LMA)

6. Melakukan anestesi subaraknoid

7. Melakukan TIVA

8. Melakukan memberikan cairan dan tranfusi

9. Mengenali komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pascaanestesi

10. Melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC)

dan tanda vital

11. Melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

222

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan / langkah klinik

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

praanestesi

2. Mampu menentukan klasifikasi ASA

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS (lihat daftar

singkatan) dan obat-obatan

4. Mampu melakukan pemasangan monitor

5. Premedikasi

6. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi, LMA)

7. Mampu melakukan anestesi subaraknoid

8. Mampu melakukan anestesi intravena

9. Mampu memberikan cairan dan transfusi

10.. Mampu mengenali komplikasi dan mengatasinya

11. Mampu melakukan pengawasan Airway, Breathing, Circulation (ABC) dan tanda

vital pascabedah

12. Mampu melakukan penanganan PONV dan nyeri pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

223

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

3. Bisri T, Wahjoeningsih, Suwondo SB, Anestesi Obstetri. Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif,

2013.

4. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

5. Chesnut DH, Polley LS, Tsen LC, Wong CA. Chesnut’s Obstetric Anesthesia: Principles and Practice. 5th

ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2014.

6. Datta S, Kodali BS, Segal S. Obstetric Anesthesia Handbook. 5th

ed. New York: Springer; 2010.

7. Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th

ed. Philadelphia: Elsevier;

2018.

8. Foley MR, Strong TH, Garite TJ. Obstetric Intensive Care Manual. 4th

ed. New York.

224

MODUL 27: ANESTESI BEDAH UROLOGI

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Urologi

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan

Terapi Intensif mampu melakukan tindakan anestesi umum atau

regional untuk bedah urologi, dan mampu mengatasi komplikasi

yang mungkin terjadi dengan benar dan tepat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah mengikuti modul ini, peserta didik akan mampu melakukan anestesi pada tindakan diagnostik

dan/atau bedah urologi, sistoskopi, bedah prostat, onkologi urologi, operasi batu ginjal terbuka, dan operasi

ureterorenoscopy (URS).

Tujuan Khusus

Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai kemampuan kognitif, psikomotor, komunikasi dan

keterampilan interpersonal dan profesionalisme terkait anestesi pada tindakan diagnostik dan/atau bedah

urologi, sistoskopi, bedah prostat, onkologi urologi, operasi batu ginjal terbuka, dan operasi ureterorenoscopy

(URS).

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan indikasi untuk pembedahan urologi

b. Mampu menjelaskan persiapan preanestesi untuk pembedahan urologi, termasuk pasien gagal ginjal

dengan hemodialisis regular

c. Mampu menjelaskan implikasi perioperatif gagal ginjal akut/kronik

d. Mampu menjelaskan konsekuensi fisiologik operasi endoskopik prostat

225

e. Mampu menjelaskan posisi untuk nefrektomi

f. Mampu menjelaskan implikasi perdarahan vena cava inferior karena keganasan ginjal

g. Mampu menjelaskan implikasi penyakit primer yang menyertai bedah urologi termasuk distress

pernapasan, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes

h. Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah dengan obat Nonsteroidal

Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) dan opioid epidural/sistemik

i. Mampu menjelaskan anestesi regional untuk bedah urologi mayor

j. Mampu menjelaskan implikasi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

k. Mampu menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom Transurethral Resection of the Prostate

(sindrom TURP).

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pengelolaan jalan napas normal atau dengan derajat kesulitan sedang memakai

bag-mask ventilation (BMV), Laryngeal Mask Airway (LMA), dan pipa endotrakea

b. Mampu mengoperasikan alat-alat pemantauan secara benar dan menjelaskan risiko dan keuntungan

penggunaan pemantauan invasif

c. Mampu melakukan pemasangan dan mempertahankan akses vena

d. Mampu melakukan induksi dan pemeliharaan anestesi umum pada pasien ASA I dan II, serta ASA

I, II dan IV dengan lebih mandiri

e. Mampu melakukan dan mengelola anestesi regional spinal dan epidural secara lebih mandiri;

f. Mampu menginterpretasikan hasil analisis gas darah, dan menjelaskan gangguan keseimbangan

asam-basa yang paling sering, termasuk asidosis dan alkalosis metabolik serta rencana terapinya

g. Mampu mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom TURP dan penatalaksanaannya.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab;

3) Taat mengisi dokumen medik;

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku.

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik.

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega,

paramedis dan nonparamedis;

226

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal.

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Bedah urologi:

a. Indikasi bedah urologi

b. Akses pembuluh darah untuk hemodialisis

c. Teknik pemantauan intraoperasi

d. Manajemen perioperatif pasien tanpa penyulit

e. Manajemen perioperatif pasien dengan penyulit

f. Komplikasi bedah urologi terkait dan tatalaksananya

g. Tatalaksana nyeri pascaoperasi

2. Sindrom TURP;

a. Gejala dan tanda sindrom TURP

b. Manajemen sindrom TURP

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul.

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

227

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD).

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif.

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan indikasi untuk pembedahan urologi.

2. Menjelaskan persiapan preanestesi untuk pembedahan

urologi, termasuk pasien gagal ginjal dengan hemodialisis

regular.

3. Menjelaskan implikasi perioperatif gagal ginjal akut/kronik.

4. Menjelaskan konsekuensi fisiologis operasi endoskopik

prostat.

5. Menjelaskan posisi untuk nefrektomi.

6. Menjelaskan implikasi perdarahan vena cava inferior karena

keganasan ginjal.

7. Menjelaskan implikasi penyakit primer yang menyertai

bedah urologi termasuk distress pernapasan, hipertensi,

penyakit jantung koroner, dan diabetes.

8. Menjelaskan penanggulangan nyeri pasca bedah dengan

NSAIDs dan opioid epidural/sistemik.

9. Menjelaskan anestesi regional untuk bedah urologi mayor.

228

10. Menjelaskan implikasi ESWL.

11. Menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom TURP.

12.

Melakukan pengelolaan jalan napas normal atau dengan

derajat kesulitan sedang memakai bag-mask ventilation,

LMA, dan pipa endotrakeal.

13.

Mengoperasikan alat-alat pemantauan secara benar dan

menjelaskan risiko dan keuntungan penggunaan pemantauan

invasif. Mampu melakukan dan mempertahankan akses

vena.

14.

Melakukan induksi dan pemeliharaan anestesi umum pada

pasien ASA I dan II, serta ASA I, II dan IV dengan lebih

mandiri.

15. Melakukan dan mengelola anestesi regional spinal, epidural

secara lebih mandiri.

16.

Menginterpretasi hasil analisis gas darah, dan menjelaskan

gangguan keseimbangan asam-basa yang palingsering,

termasuk asidosis dan alkalosis metabolik serta rencana

terapinya.

17. Mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda sindrom TURP dan

penatalaksanaannya.

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

229

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan/langkah klinik

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anestesi untuk bedah batu buli-buli

2. Mampu melakukan anestesi untuk URS

3. Mampu melakukan anestesi pada TURP

4. Mampu melakukan anestesi pada Transurethral Resection of Bladder

Tumor (TURB)

5 Mampu melakukan anestesi pada batu ginjal dan posisi ginjal

6 Mampu melakukan anestesi pada ileal conduit

7 Mampu melakukan anestesi pada ESWL

8 Mampu melakukan anestesi pada keganasan ginjal dengan perdarahan

9 Mampu melakukan anestesi regional pada bedah urologi

10 Mampu mendiagnosis sindrom TURP

11 Mampu melakukan penanggulangan sindrom TURP

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

230

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

5. Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York: Springer; 2014.

231

MODUL 28: ANESTESI DAN PENYAKIT KHUSUS

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/ Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi dan Penyakit Khusus

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu mengelola anestesi dan melaksanakan

perioperatif pada pasien dengan penyakit-penyakit khusus yang

ditemukan.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik dapat melakukan anestesi dan perioperative care pada pasien

dengan kasus/penyakit khusus.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memahami patofisiologi, diagnosis, dan terapi berbagai

kasus/penyakit khusus. Dengan demikian peserta didik mengetahui pertimbangan dan penatalaksanaan

anestesi sehingga dapat merencanakan pemilihan teknik, obat, perawatan, dan monitoring yang akan

dipergunakan dengan tepat.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan patofisiologi gangguan hormon tiroid ,dan gangguan metabolisme karbohidrat

b. Mampu menjelaskan patofisiologi malnutritionobesitas

c. Mampu menjelaskan perubahan tubuh pada adiksi narkotik

d. Mampu menjelaskan patofisiologi COPD dan Asthma Bronchiale

e. Mampu menjelaskan perubahan fungsi sistim tubuh akibat perubahan degeneratif pada usia lanjut

f. Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan hipertiroid dan

Diabetes mellitus

232

g. Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan obesitas

h. Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien dengan adiksi narkotik

i. Mampu merencanakan anestesi dan perioperative care untuk pasien dengan PPOK dan asma

bronkiale

j. Mampu merencanakan anestesi dan postoperative care untuk pasien geriatri

k. Mampu mengatasi komplikasi yang terjadi selama anestesi dan masa perioperatif pasien dengan

penyakit khusus.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan anamnesis dan diagnosis fisik pada pasien dengan penyakit khusus yang akan

mengalami pembedahan untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai

b. Mampu melakukan persiapan pra anestesi untuk pasien dengan penyakit khusus

c. Mampu melakukan pengelolaan anestesi pada pasien dengan penyakit khusus

d. Mampu melakukan postoperative care pada pasien dengan penyakit khusus.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Gangguang Hormon Tiroid

a. Hipotiroidisme

233

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

b. Koma miksedema

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

c. Hipertiroidisme: pengobatan dan pertimbangan anestesi preoperatif, intraoperatif, postoperatif

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

2. Diabetes Mellitus

a. Pertimbangan anestesi preoperatif

b. Pertimbangan intraoperatif

c. Pertimbangan postoperatif

3. Malnutrisi

a. Pertimbangan anestesi preoperatif

b. Pertimbangan intraoperatif

c. Pertimbangan postoperatif

4. Obesitas

a. Pertimbangan anestesi preoperatif

b. Pertimbangan intraoperatif

c. Pertimbangan postoperatif

5. Adiksi Narkotik:

a. Opioid

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

b. Alkoholisme

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

c. Kokain

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

234

d. Barbiturat

1) Pertimbangan anestesi preoperatif

2) Pertimbangan intraoperatif

3) Pertimbangan postoperatif

6. Asma Bronkiale

a. Pertimbangan anestesi preoperatif

b. Pertimbangan intraoperatif

c. Pertimbangan postoperatif

7. PPOK

a. Pertimbangan anestesi preoperatif

b. Pertimbangan intraoperatif

c. Pertimbangan postoperatif

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

235

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan perubahan fisiologi tanda dan gejala klinis, diagnosis

banding, terapi dan pengaruhnya terhadap anestesi, problem anestesi

yang dapat terjadi pada kasus khusus:

a. Hipertiroid dan Diabetes Mellitus

b. Malnutrisi

c. Obesitas

d. Adiksi narkotik

e. PPOK dan Asma bronkiale

f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit

penyerta

2. Melakukan manajemen preoperatif pada kasus khusus:

a. Hipertiroid dan Diabetes Mellitus

b. Malnutrisi

c. Obesitas

d. Adiksi narkotik

e. PPOK dan Asma bronkiale

f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit

penyerta

3. Melakukan manajemen intraoperatif pada kasus khusus:

a. Hipertiroid dan Diabetes Mellitus

b. Malnutrisi

c. Obesitas

236

d. Adiksi narkotik

e. PPOK dan Asma bronkiale

f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit

penyerta

4. Melakukan manajemen pascaoperatif pada kasus khusus:

a. Hipertiroid dan Diabetes Mellitus

b. Malnutrisi

c. Obesitas

d. Adiksi narkotik

e. PPOK dan Asma bronkiale

f. Perubahan respon tubuh karena usia lanjut dan penyakit

penyerta

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/langkah klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif, anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan lain

sesuai kondisi pasien

2. Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesi untuk pasien dengan

kasus khusus.

3. Mampu melakukan pemilihan teknik anestesi yang tepat dengan

mempertimbangkan konsiderasi pada pasien dengan kasus khusus

4. Mampu melakukan monitoring selama operasi dan mampu mengantisipasi serta

mengatasi perubahan hemodinamik yang terjadi akibat perubahan fisiologi maupun

tindakan anestesi pada pasien dengan kasus khusus

5. Mampu melakukan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang terjadi akibat

perubahan fisiologi maupun tindakan anestesi pada pasien dengan kasus khusus

237

6. Mampu melakukan perawatan pascaoperasi dengan memperhatikan ke khususan

masing-masing kasus

7. Mampu mengenali dan mengatasi komplikasi yang terjadi pascaoperasi

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

238

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Fleisher LA. Anesthesia and Uncommon Diseases. 6th

ed. Philadelphia: Elsevier; 2012.

4. Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th

ed. Philadelphia: Elsevier;

2018.

5. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

6. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

7. Stone DJ, Spiekerman BF, Bogdonoff D, Leisure GS, Mathes DD. Perioperative Care: Anesthesia,

Medicine, and Surgery. 4th

ed. London: Elsevier; 2004.

8. Yao FSF, Malhotra V, Fong J, Skubas NJ. Yao & Artusio’s Anesthesiology Problem-Oriented Patient

Management. 8th

ed. New York: Wolters Kluwer; 2016.

239

MODUL 29: ANESTESI DAN UNCOMMON DISEASES

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi dan Uncommon Diseases

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan

Terapi Intensif mampu mengelola anestesi dan melaksanakan

perioperatif pada pasien dengan uncommon diseases dan mampu

mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik dapat melakukan anestesi dan perioperative care pada pasien

dengan penyakit langka.

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Memahami patofisiologi berbagai penyakit langka

2. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang dikonsumsi pasien untuk jangka panjang

3. Merencanakan pemilihan teknis, obat, perawatan, dan monitoring yang akan dipergunakan

4. Memberikan asuhan medik perioperatiof penyakit langka dengan baik

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu merencanakan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk

mendiagnosis pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer

atau penyakit lain yang menyertai

b. Mampu menjelaskan patofisiologi penyakit-penyakit langka

c. Mampu menjelaskan anestesi dan perawatan pasca anestesi untuk pasien penderita penyakit langka

240

d. Mampu menjelaskan komplikasi yang terjadi selama anestesi dan masa perioperatif pasien dengan

penyakit langka.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan

untuk diagnosis pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer

atau penyakit lain yang menyertai

b. Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesi untuk pasien dengan penyakit langka

c. Mampu melakukan pengelolaan anestesi pada pasien dengan penyakit langka

d. Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada pasien dengan penyakit langka.

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan

nonparamedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Patofisiologi Penyakit langka;

a. Pheochromocytoma

b. Malignant hyperthermia

c. Miastenia Gravis

d. Sindrom Marfan;

241

e. Tetralogi of Fallot

f. Thalasemia.

2. Penatalaksanaan anestesi penyakit langka;

a. Pheochromocytoma

b. Malignant hyperthermia

c. Miastenia Gravis

d. Sindrom Marfan

e. Tetralogi of Fallot

f. Thalasemia

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/ essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/ CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

242

c. Mini-CEX

3. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan perubahan fisiologi tanda dan gejala klinis, diagnosis

banding, terapi dan pengaruhnya terhadap anestesi, problema

anestesi yang dapat terjadi pada kasus/penyakit langka

2. Melakukan manajemen preoperatif pada kasus/penyakit langka

3. Melakukan manajemen intraoperatif pada kasus/penyakit langka

4. Melakukan manajemen pascaoperatif pada kasus/penyakit langka

Catatan: Berikan tanda √ pada kotak yang tersedia

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

243

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan/langkah klinik

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan evaluasi preoperatif secara komprehensif, anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan lain

sesuai kondisi pasien

2. Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesi untuk pasien dengan

kasus langka

3. Mampu melakukan pemilihan teknik anestesi yang tepat dengan

mempertimbangkan konsiderasi pada pasien dengan kasus langka

4. Mampu melakukan monitoring selama operasi dan mampu mengantisipasi serta

mengatasi perubahan hemodinamik yang terjadi akibat perubahan fisiologi maupun

tindakan anestesi pada pasien dengan kasus langka

5. Mampu melakukan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang terjadi akibat

perubahan fisiologi maupun tindakan anestesi pada pasien dengan kasus langka

6. Mampu melakukan perawatan pascaoperasi dengan memperhatikan ke khususan

masing-masing kasus

7. Mampu mengenali dan mengatasi komplikasi yang terjadi pascaoperasi

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

244

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Andropoulos DB, Stayer S, Mossad EB, Miller-Hance WC. Anesthesia for Congenital Heart Disease. 3th

ed. New Jersey: John Wiley & Sons; 2015.

2. Fleisher LA. Anesthesia and Uncommon Diseases. 6th

ed. Philadelphia: Elsevier; 2012.

3. McConachie I. Anesthesia for The High-Risk Patient. 2nd

ed. Cambridge: Cambridge University Press;

2009.

4. Yao FSF, Malhotra V, Fong J, Skubas NJ. Yao & Artusio’s Anesthesiology Problem-Oriented Patient

Management. 8th

ed. New York: Wolters Kluwer; 2016.

245

MODUL 30: ANESTESI BEDAH ONKOLOGI

DAN BEDAH PLASTIK

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Onkologi dan Bedah Plastik

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan tindakan anestesi untuk bedah

onkologi dan bedah plastik, baik anestesi umum maupun anastesi

regional serta mampu mengatasi komplikasi yang mungkin

terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah mengikuti modul ini, peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan

pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur bedah onkologi dan bedah plastik.

Tujuan khusus

Setelah melalui modulini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuanevaluasi pasien preoperatif,

merancang pelaksanaan anestesi, pemberian anestesi intraoperatif, monitoring pasien, dan penatalaksanaan

masa siuman (emergence) dan pemulihanuntuk berbagai prosedur bedah onkologi dan bedah plastik.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan anesthesia untuk bedah onkologi umum, bedah rekonstruksi atau bedah

plastik, prosedur flap, abdominoplasty, breast reduction, skin grafting

b. Mampu mengidentifikasi masalah preoperatif yang umum ditemukan pada pasien onkologi dan

plastik/rekonstruksi dan membuat rencana anesthesia yang tepat untuk prosedur bedah yang paling

sering

c. Mampu mengidentifikasi dan mengelola masalah masalah umum pada pasien onkologi dan bedah

246

rekonstruksi trauma serta menjelaskan persiapan preoperative untuk pembedahan

onkologi/rekonstruksi termasuk puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetik

d. Mampu merencanakan dan memilih alat dan obat anestetika local untuk semua prosedur anastesi

regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan beratnya penyakit;

e. Mampu menjelaskan dasar farmakologi anestetika lokal, termasuk hal khusus yang menentukan

onset, durasi, potensi dan toksisitas

f. Mampu membahas topik topik anastesi yang khusus untuk bedah onkologi dan rekonstruksi

g. Mampu menjelaskan masalah penyakit penyerta, seperti penyakit respirasi, hipertensi, penyakit

arteri koroner, diabetes mellitus dan penyakit endokrin/metabolik yang lain

h. Mampu menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan patient controlled analgesia

(PCA) menggunakan beberapa jenis opiat dengan teknik, subarachnoid, epidural, kateter saraf

perifer kontinyu, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)

i. Mampu menjelaskan tehnik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan anastesi umum dengan alat dan obat yang benar dan mengelola pasien

intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf

b. Mampu melakukan anastesi regional dengan alat dan obat yang benar dan mengelola pasien

intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf

c. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk:

1) Bedah onkologi kepala dan leher

2) Bedah plastik kepala dan leher

3) Prosedur flap

4) Abdominoplasty

5) Breast reduction dan reconstruction

6) Skin grafting

Mampu mengelola difficult airway pada bedah onkologi dan bedah plastik daerah kepala leher

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

247

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Bedah onkologi umum

a. Evaluasi pasien preoperatif

b. Rencana tindakan anestesi

c. Pemberian anestesi intraoperatif

d. Pemantauan status fisiologis pasien

e. Penatalaksanaan masa siuman (emergence)

f. Pemulihan

g. Analgesia regional pada bedah onkologi dan bedah plastik.

2. Bedah plastik dan rekosntruksi

a. Evaluasi pasien preoperatif

b. Rencana tindakan anestesi

c. Pemberian anestesi intraoperatif

d. Pemantauan status fisiologis pasien

e. Penatalaksanaan masa siuman (emergence)

f. Pemulihan

g. Analgesia

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

248

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruangpelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan gunanya evaluasi penilaian pasien preoperatif baik

anamnesis, diagnosis fisik, pemeriksaan-pemeriksaan untuk

skrining sebelum tindakan pembedahan

249

2. Melakukan anamnesis yang komprehensif preoperatif baik pada

kasus bedah onkologi umum, bedah rekonstruksi atau bedah

plastik, prosedur flap, abdominoplasty, breast reduction, skin

grafting

3. Menentukan jenis pemeriksaan preoperatif yang diperlukan sesuai

dengan indikasi dan dapat menginterpretasi hasilnya

4. Merencanakan algoritme pada kasus intubasi sulit

5. Melakukan informed consent dengan jelas dan baik terutama

dalam kasus intubasi sulit

6. Menyiapkan kelengkapan alat-alat dan obat-obat untuk tindakan

anastesi yang telah direncanakan, termasuk mesin anastesi, cairan,

darah, alat, dan obat-obat resusitasi secara umum, serta peralatan

dalam kasus intubasi sulit.

7. Menyiapkan jenis pemantauan selama anastesi

8. Menyiapkan pengaturan posisi pasien selama operasi

9. Merencakan teknik khusus: seperti teknik hipotensi bila diperlukan

10. Menjelaskan tehnik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif

11. Mengetahui tanda-tanda dan melakukan antisipasi terhadap

keadaan emergensi

12. Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan

patient controlled analgesia (PCA) menggunakan beberapa jenis

opiat, pada teknik subarachnoid, epidural, kateter saraf perifer

kontinyu, dan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)

13. Mengetahui indikasi pasien masuk ICU

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

250

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anastesi umum dengan alat dan obat yang benar dan mengelola

pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf

2. Mampu melakukan anastesi regional dengan alat dan obat yang benar dan

mengelola pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf

3. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk bedah onkologi

kepala dan leher

4. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk bedah plastik

kepala dan leher

5. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk prosedur flap

6. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk abdominoplasty

7. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk breast reduction

dan reconstruction.

8. Mampu melakukan tindakan anestesi yang benar dan aman untuk skin grafting

9. Mampu mengelola difficult airway pada bedah onkologi dan bedah plastik daerah

kepala leher

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

251

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Georgiou A, Thompson C, Nickells J. Applied Anatomy for Anesthesia and Intensive Care. Spain:

Cambridge University Press; 2014.

5. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

252

MODUL 31:

KOMUNIKASI DAN PROFESIONALISME

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Komunikasi dan Profesionalisme

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I , II, III

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 (residen) Anestesiologi

dan Terapi Intensif mampu untuk melakukan komunikasi efektif

kepada pasien dan keluarga, teman sejawat, perawat dan tenaga

medik/nonmedik lainnya serta mampu menangani pasien sesuai

dengan etika.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu berkomunikasi efektif dan bersikap professional,

menghargai pasien sesuai prinsip dasar etik dan disiplin kedokteran,patuh pada hukum dan aturan, bertindak

dengan berorientasi pada keselamatan pasien sesuai standar pelayanan anesthesia dan terapi intensif.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu berkomunikasi efektif kepada pasien, keluarga

pasien, teman sejawat dan mitra kerja pada periode perioperatif (konseling medik, informed consent medik

dan penelitian, konsultasi) dan pada situasi khusus (penyampaian berita buruk, menghadapi pasien marah)

serta bersikap profesional dalam pelayanan anestesiologi dan terapi intensif berdasarkan etika dan disiplin

kedokteran.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai hukum dan aturan pelayanan anestesia dan terapi intensif

b. Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai standard pelayanan dan etika profesi anestesia dan terapi

intensif

253

c. Mengerti dan dapat menjelaskan mengenai etika pelayanan medik dan etika penelitian

d. Mengerti dan mamahami standard keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi dan terapi intensif

e. Mampu menjelaskan dan memahami dasar komunikasi kedokteran secara verbal-nonverbal

f. Mengerti dan mampu menjelaskan proses komunikasi pada wawancara atau konseling medik.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu menerapkan standar pelayanan dan etika profesi pada pelayanan anestesia dan terapi

intensif

b. Mampu menerapkan etika pelayanan medik dan etika penelitian di bidang Anestesiologi dan

Terapi Intensif

c. Mampu menerapkan standard keselamatan pasien dalam pelayanan anestesia dan terapi intensif

d. Mampu melakukan komunikasi efektif secara verbal dan non-verbal pada pelayanan anestesia dan

terapi intensif

e. Mampu melakukan komunikasi efektif pada wawancara atau konseling medik dalam pelayanan

anestesia dan terapi intensif

f. Mampu melakukan komunikasi efektif dengan teman sejawat dan mitra kerja

g. Mampu melakukan komunikasi efektif pada situasi khusus (pasien marah, penyampaian berita

buruk, emergensi)

h. Mampu melakukan dengan baik dan lengkap pencatatan dan pelaporan dokumen medik dalam

pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

254

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Hukum dan aturan praktik kedokteran dalam pelayanan anestesia dan terapi intensif

a. Undang-Undang praktik kedokteran

b. Peraturan konsil

c. Permenkes

2. Standar dan etika pelayanan anestesia dan intensif terapi

a. Etika profesi anestesia dan terapi intensif

b. Standar pelayanan medik anestesia dan terapi intensif

3. Etika pelayanan medik dan penelitian

a. Etika penelitian dengan subyek pasien

b. informed consent penelitian

c. Beneficience, malaficence, autonomy, justice

4. Standar keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi dan terapi intensif

a. International Patient Safety Goals

b. Surgical Safety Checklist

c. Anesthesia checklist

d. Keselamatan pasien pada pelayanan anestesi dan terapi intensif

5. Dasar komunikasi kedokteran secara verbal-nonverbal

a. Definisi komunikasi kedokteran

b. Prinsip komunikasi: hambatan komunikasi

c. Komunikasi verbal

d. Komunikasi non-verbal

6. Komunikasi efektif pada wawancara medik

a. Aspek dalam komunikasi: empati, kepercayaan, keterbukaan

b. Tahapan pada komunikasi wawancara medik

1) Initiating the session

2) Gathering information

3) Providing structures

4) Building relationship

5) Explaining and planning

6) Closing the session

7. Komunikasi dengan sejawat dan mitra kerja

a. Prinsip kesetaraan

b. Kerjasama tim

255

8. Komunikasi pada situasi khusus

a. Definisi berita buruk

b. Penyampaian berita buruk

c. Komunikasi dengan pasien marah

d. Komunikasi pada situasi emergensi

9. Dokumentasi medik anestesia

a. Pencatatan dan pelaporan rekam medik perioperatif

b. Informed consent

c. Rekam medik anestesia dan perawatan insentif

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

256

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruangpelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Menjelaskan UU praktek kedokteran ,peraturan kolegium dan

peraturan kementrian kesehatan mengenai pelayanan kedokteran

2. Menjelaskan etika profesi dan standar pelayanan anestesi dan

terapi intensif

3. Menjelaskan etika pelayanan medik dan etika penelitian

4. Menjelaskan standar keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi

dan terapi intensif

5. Menjelaskan keterampilan komunikasi

6. Menjelaskan komunikasi efektif pada wawancara medik

7. Menjelaskan komunikasi dengan sejawat dan mitra kerja

8. Menjelaskan prinsip komunikasi pada situasi

9. Menjelaskan dokumen medik yang diperlukan

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

257

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu meragakan standar keselamatan pasien dalam pelayanan anestesi

dan terapi intensif

2. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi

3. Mampu membuat informed consent penelitian

4. Mampu memperagakan praktek keselamatan pasien pada pelayanan

anestesi dan terapi intensif

5. Mampu memperagakan komunikasi efektif pada wawancara medik

6. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi dengan teman sejawat

dan mitra kerja

7. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi pada penyampaian

berita buruk

8. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi dengan pasien

9. Mampu memperagakan keterampilan komunikasi pada situasi emergensi

10. Mampu mencatat dan melaporkan dokumen medik anestesi dan perawatan

intensif yang lengkap dan benar

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

258

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Burnard P. Acquiring Interpersonal Skills. A Handbook of Experienitial Learning for Health

Professionals. 2nd

ed. Stanly Thornes Pub; 1996.

2. Comert M, Zil JM, Christalle E, Dirmaler J, Harter M, Scholl I. Assessing communication skills of

medical students in objective structured clinical examinations (OSCE): a systemic review of rating scales.

https:/doi.org/10.1371/journal.pone.0152717.

3. McTeigue J, Lee C. Legal and Ethical Issues for Health Professions. 3rd

ed. St. Louis Missouri: Elsevier;

2015.

4. PP Perdatin. Standar Pelayanan Profesi dan Etika Profesi. Jakarta 2003.

5. Staender S, Mellin-Olsen J.S, Pelosi P, Van Aken H. Safety in anaesthesia. Clinical Anaesthesiology

2011; 25 (2).

6. UU Praktek Kedokteran RI no 29 Tahun 2004.

259

MODUL 32: ANESTESI BEDAH PEDIATRI - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Pediatri - 1

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu mengelola dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar anestesi

pediatrik, baik elektif maupun darurat, serta dapat mengatasi

berbagai penyulit yang mungkin terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu mengelola dan melaksanakan prinsip-prinsip

dasar anestesi pediatrik, baik elektif maupun darurat serta dapat mengatasi berbagai penyulit yang mungkin

terjadi.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Memiliki pengetahuan mengenai etika dan komunikasi, anatomi, fisiologi, patofisiologi, farmakologi,

dan prinsip-prinsip teknik anestesi pada bayi dan anak;

2. Melatih kemampuan dan keterampilan dalam memberikan anestesi untuk prosedur pembedahan bayi dan

anak yang sederhana, mencakup evaluasi dan penilaian kondisi pasien preoperatif, merancang

penatalaksanaan anestesi, melakukan tindakan anestesi intraoperatif, pemantauan selama operasi,

penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan serta penanggulangan nyeri pascabedah;

3. Melatih kemampuan untuk mengatasi kondisi kedaruratan dan komplikasi tindakan anestesi pada bayi

dan anak.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

1. Mampu menjelaskan perbedaan anatomi, fisiologi, farmakologi dan psikologis pada bayi anak dan

orang dewasa

260

2. Mampu menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan pada kunjungan praanestesi, meliputi

anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang, premedikasi, puasa pada bayi dan anak

3. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien bayi dan anak dengan infeksi saluran

nafas atas

4. Mampu menjelaskan jenis dan ukuran ETT, LMA, laringoskop, sistem sirkuit nafas beserta

peralatan pelengkap lain (cunam Magill, stilet,jalan nafas oro/nasofarings, dll) yang dipakai untuk

anestesi bayi, dan anak

5. Mampu menjelaskan pemberian cairan perioperatif bayi dan anak, seperti jumlah dan jenis cairan

yang diberikan

6. Mampu menghitung volume darah total dan banyaknya perdarahan yang boleh hilang selama

operasi dan kapan membutuhkan transfusi darah

7. Mampu menjelaskan obat premedikasi apa saja, cara pemberiannya serta penyulit yang bisa

ditimbulkan dari pemberian obat premedikasi untuk bayi dan anak

8. Mampu menjelaskan cara induksi kasus bedah sederhana untuk bayi dan anak

9. Mampu menjelaskan bagaimana melaksanakan pemulihan yang mulus dan mengatasi nyeri

pascabedah pada kasus sederhana bayi dan anak

10. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis pada bayi

dan anak

11. Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis

yang terjadi pada bayi dan anak

12. Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional kaudal epidural, dosis dan jenis obat

analgetik lokal apa saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak serta penyulit yang bisa

ditimbulkan

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

1. Mampu melakukan RJP pada bayi dan anak

2. Mampu melakukan tindakan anestesi, pemantauan, penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan

pada kasus bedah sederhana

3. Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal secara klinis dan

radiologis pada bayi dan anak

4. Mampu melakukan ventilasi pada bayi dan anak dengan jalan nafas yang normal maupun dengan

kelainan, menggunakan sungkup muka, balon dan jalan nafas orofaring yang sesuai

5. Mampu melakukan intubasi pada bayi dan anak dengan jalan nafas yang normal maupun dengan

kelainan, menggunakan laringoskop, ETT, LMA yang sesuai

6. Mampu memasang jalur intravena, intraosseus,vena umbilikalis pada pasien bayi dan anak;

7. Mampu memberikan terapi cairan perioperatif kasus bayi dan anak

8. Mampu melakukan transfusi darah dan memakai penghangat intraoperatif kasus bayi dan anak

261

9. Mampu melakukan analgesia regional kaudal epidural pada bayi

10. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pascabedah pada bayi dan anak

11. Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea pada

bayi dan anak

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Etika dan komunikasi pada pasien pediatrik

2. Anatomi, fisiologi, dan psikologi bayi dan anak

3. Farmakologi obat anestetik untuk bayi dan anak

4. Terapi cairan dan elektrolit pada bayi dan anak

5. Persiapan prabedah anak dan bayi

6. Kondisi jalan nafas normal dan abnormal

7. Penatalaksanaan kasus anak di ruang pulih

8. Penatalaksanaan nyeri pascabedah

9. Kasus bedah darurat anak sederhana

10. Spasme laring, bronkus, edema glotis

11. Analgesia regional kaudal epidural

12. Pediatric Life Support

13. Neonatal Life Support.

262

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

263

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan pembuatan informed consient

2. Melakukan persiapan puasa

3. Melakukan pendekatan psikologis, anamnesa/

heteroanamnesa dan pemeriksaan fisis, pemeriksaan

tambahan

4. Melakukan pemeriksaan alat (mesin anestesi, gas anestesi,

pengisap, dan pemantau) dan obat (anestesi dan emergensi)

5. Melakukan pemasangan infus dan pengelolaan cairan dan

darah

Anestesi

6. Melakukan premedikasi, induksi, intubasi dan tindakan

anestesi (umum dan regional)

7. Melakukan pengaturan posisi yang diperlukan dalam tindakan

pembedahan dan anestesi serta memperhatikan penyulit yang

potensial terjadi akibat perubahan posisi

8. Melakukan pemilihan obat anestesi yang sesuai dengan

kebutuhan/comorbid penderita

9. Melakukan rumatan anestesi

Pascaanestesi

10. Melakukan pengelolaan dan pemantauan di ruang pulih, serta

penatalaksanaan nyeri pascabedah

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

264

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Persiapan Pra Anestesi

1. Mampu melakukan pembuatan informed consient

2. Mampu melakukan persiapan puasa

3. Mampu melakukan Pendekatan psikologis, anamnesa/ heteroanamnesa dan

pemeriksaan fisis, pemeriksaan tambahan

4. Mampu melakukan Pemeriksaan alat (mesin anestesi, gas anestesi,

pengisap, dan pemantau) dan obat (anestesi dan emergensi)

5. Mampu melakukan pemasangan infus dan pengelolaan cairan dan darah

Anestesi

6. Mampu melakukan premedikasi, induksi, intubasi dan tindakan anestesi

(umum dan regional)

7. Mampu melakukan pengaturan posisi yang diperlukan dalam tindakan

pembedahan dan anestesi serta memperhatikan penyulit yang potensial

terjadi akibat perubahan posisi

8. Mampu melakukan pemilihan obat anestesi yang sesuai dengan

kebutuhan/comorbid penderita

9. Mampu melakukan rumatan anestesi

Pascaanestesi

10. Perawatan dan pemantauan di ruang pulih, serta penatalaksanaan nyeri

pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

265

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

2. Cote CJ, Leman J, Anderson B. A Practice of Anesthesia for Infants and Children. 5th

ed. Canada:

Elsevier; 2013.

3. Davis PJ, Chadis FP. Smith’s Anesthesia for Infants and Children. 9th

ed. Philadelphia: Elsevier; 2017.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Jacob R, Janette T. Understanding Paediatric Anaesthesia. 5th

ed. New Delhi. Wolves Kluwers; 2015.

6. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

7. Lerman J. Neonatal Anesthesia. New York: Springer; 2015.

8. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

266

MODUL 33: ANESTESI PEDIATRI - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Pediatri - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 mampu mengelola dan

melakukan anestesi pada kasus-kasus pediatrik/neonatus elektif

maupun darurat yang disertai penyulit (kelainan kongenital,

kondisi penyulit seperti sepsis, dan lain-lain), dan mampu

mengatasi komplikasi yang terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan teknik lanjutan

anestesi pediatrik, mampu mempersiapkan, memberikan anestesi dan mengelola pasca-anestesi elektif maupun

darurat untuk berbagai tindakan bedah pediatrik dengan kondisi penyulit dan kelainan jalan nafas.

Tujuan khusus

Setelah melalui sesi ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan aspek

kognitif, psikomotor, komunikasi, etika dan profesionalisme terkait.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesi untuk kasus bayi dan anak dengan sepsis, kelainan

jalan nafas, kesulitan intubasi dan ventilasi seperti labiopalatognatoskisis bilateral komplit, Pierre

Robin, tumor gigi mulut dan jalan nafas;

b. Mampu menjelaskan hal penting apa saja yang harus diperhatikan pada kasus bayi dengan kelainan

kongenital dan anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeo-esofagus.

Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesi untuk kasus bayi dengan kelainan kongenital dan

267

anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeo-esofagus;

c. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea

pada bayi dan anak;

d. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya hipotermia pada kasus pediatrik, cara mencegah, cara

mengatasi dan komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkannya;

e. Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis

dan trakea yang terjadi pada bayi dan anak;

f. Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional, dosis dan jenis obat analgetik lokal apa

saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

1. Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal secara klinis dan radiologis pada

pasien pediatrik

2. Mampu menyiapkan kamar bedah secara lengkap untuk operasi pediatrik

3. Mampu memasang dan mengatur alat, obat-obat, cairan dan kelengkapan lain yang diperlukan

untuk operasi pediatrik

4. Mampu mempersiapkan alat untuk monitor noninvasif dan invasif

5. Mampu mempersiapkan alat untuk transfusi darah pasien pediatrik

6. Mampu melakukan pengecekan kelengkapan alat pembiusan, mesin anestesi dan obat , cairan yang

diperlukan untuk anestesi umum maupun regional

7. Mampu melakukan akses vena perifer dengan jarum 20-24G dan akses vena sentral

8. Mampu melakukan induksi anestesi umum pada pasien pediatrik dengan penyulit

9. Mampu melakukan ventilasi pada pasien pediatrik dengan kelainan jalan nafas menggunakan

sungkup muka, bag dan oral jalan nafas yang sesuai

10. Mampu melakukan intubasi trakea dengan/tanpa teknik cepat, terutama pada pasien pediatrik

dengan penyulit maupun kelainan jalan nafas

11. Mampu melakukan ventilasi tekanan positif melalui pipa trakea

12. Mampu memberikan anestesi pediatrik dengan posisi pasien lateral, litotomi dan telungkup;

13. Mampu melakukan tindakan anestesi pada kasus khusus dengan kelainan kongenital dan anomali

(lihat prosedur anestesi umum, intubasi dan pemasangan LMA)

14. Mampu melakukan pemasangan monitor invasif pada neonatus/infant

15. Mampu melakukan anestesi regional (epidural/blok plexus sederhana sperti ilioinguinal/tap blok)

pada neonatus/infant

16. Mampu melakukan resusitasi neonatus dan advanced life support (ALS) pada neonatus

17. Mampu melakukan jalur akses/pengambilan darah intraarterial

18. Mampu melakukan transportasi pasien ke ruang pulih, ruang rawat atau PICU

19. Mampu melakukan tindakan atau terapi terhadap komplikasi yang biasa terjadi di ruang pulih.

268

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untukpelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

a. Penatalaksanaan preoperatif (allo/autoanamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, persetujuan

setelah mendapat informasi yang adekuat) kasus bedah pediatri dengan penyulit

b. Persiapan anestesi (puasa, premedikasi) kasus bedah pediatri dengan penyulit

c. Klasifikasi ASA kasus bedah pediatri dengan penyulit

d. Persiapan STATICS, obat, mesin anestesi sesuai dengan tindakan anestesi yang dipilih

e. Obat induksi, pelumpuh otot, analgetika

f. Posisi pasien saat intubasi

g. Ventilasi pasien

h. Intubasi pasien

i. Monitoring intraanestesi

j. Analgetika pascaanestesi

k. Manajemen komplikasi anestesi:

a. Penanggulangan terhadap mual muntah

b. Penanganan nyeri

c. Obstruksi jalan nafas

d. Gangguan oksigenasi

e. Bradipnea

269

f. Apnea

g. Gangguan tekanan darah

h. Lama pulih sadar.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruangpelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

270

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Pra Anestesi

1. Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA:

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Pemasangan monitor

5. Interpretasi hasil monitor

Anestesi

6. Anestesi umum (intubasi, LMA)

7. Analgesia regional

8. Anestesi intravena dan MAC

9. Pemberian cairan dan transfusi

10. Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular, pernafasan.

Tekanan darah, nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada),

jumlah urin, suhu

11. Pengakhiran anestesi, masa siuman

12. Tindakan ekstubasi

13. Komplikasi dan penanganannya

Penatalaksanaan Pascabedah

14. Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah

15. Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular, kesadaran,

metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah

16. Penetapan kriteria untuk boleh kembali ke ruang rawat

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

271

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIK

No Kegiatan/Langkah Klinik

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anestesi untuk kasus bayi dan ventilasi seperti

labiopalatognatoskisis bilateral komplit, Pierre Robin, tumor gigi mulut dan jalan

nafas

2. Mampu melakukan persiapan/memasang dan mengatur alat, obat-obat, cairan dan

kelengkapan lain yang diperlukan untuk operasi pediatri

3. Mampu melakukan pemilihan teknik anestesi yang tepat dengan

mempertimbangkan konsiderasi pada pasien.

4. Mampu mempersiapkan alat untuk transfusi darah pasien pediatrk

5. Mampu menyatakan ketidaklayakan kondisi pasien untuk menjalani operasi kepada

ahli bedah, dokter anak maupun orang tua pasien

6. Mampu melakukan Klasifikasi ASA kasus bedah pediatri dengan penyulit.

7. Mampu mengenali dan mengatasi Posisi pasien saat intubasi dan Obat induksi,

pelumpuh otot, analgetika

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

272

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

2. Cote CJ, Leman J, Anderson B. A Practice of Anesthesia for Infants and Children. 5th

ed. Canada:

Elsevier; 2013.

3. Davis PJ, Chadis FP. Smith’s Anesthesia for infants and Children. 9th

ed. Philadelphia: Elsevier; 2017.

4. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

5. Jacob R, Janette T. Understanding Paediatric Anaesthesia. 5th

ed. New Delhi. Wolves Kluwers; 2015.

6. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

ed. United States; McGraw-Hill; 2015.

7. Lerman J. Neonatal Anesthesia. New York: Springer; 2015.

8. Miller RD, Cohen NH, erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

273

MODUL 34: ANESTESI GERIATRI

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Geriatri

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan penatalaksanaan perioperatif dan

anestesi pada pasien geriatri dengan benar dan aman serta

menjunjung tinggi etika profesi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menilai, merencanakan dan melakukan tatalaksana

anestesi dan mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dengan aman dan menjunjung tinggi etika

profesi.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menilai fungsi-fungsi organ, menetapkan status fisik

pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari ASA, mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi dan

mampu mengantisipasinya, mampu merencanakan dan melakukan tatalaksana anestesi dan pasca anestesi dan

pasca operasi pada pasien-pasien geriatri, bila perlu merujuk pasien-pasien geriatri dalam kondisi kritis ke

ICU.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan perubahan anatomi, fisiologi dan metabolisme pada pasien geriatri

b. Mampu menjelaskan patofiologi penurunan fungsi organ-organ jantung, paru, ginjal, hepar, dan otak

pada pasien geriatri

c. Mampu menjelaskan perubahan efek obat-obat anestesi pada pasien geriatri

d. Mampu menjelaskan perubahan psikologis pasien-pasien geriatri.

274

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu menilai fungsi-fungsi organ pasien geriatri

b. Mampu menetapkan status fisik pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari AS

c. Mampu mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi yang berpotensi terjadi pada pasien

geriatri

d. Mampu mengantisipasi risiko-risiko anestesi dan risiko-risiko operasi pada pasien geriatri

e. Mampu merencanakan anestesi yang aman pada pasien geriatri

f. Mampu memberikan anestesi yang aman pada pasien geriatri

g. Mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dan pasca operasi, mengatasi komplikasi dan

menilai kondisi pasien menggunakan skor Aldrette, skala Bromage, VAS dan pengawasan spesifik

yang terkait dengan operasinya

h. Mampu merujuk (stabilisasi dan transportasi) pasien geriatri pasca anestesi-pasca operasi dengan

kondisi kritis ke ICU

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap professional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Perubahan anatomi dan fisiologi pada geriatri:

a. Sistem kardiovaskuler

b. Sistem respirasi

275

c. Fungsi metabolisme dan endokrin

d. Fungsi renal

e. Fungsi gastrointestinal

f. Sistem saraf pusat

g. Sistem muskuloskeletal

2. Perubahan farmakologis pada geriatri:

a. Obat anestetika inhalasi

b. Obat anestetika non volatile (intravena)

c. Pelumpuh otot

3. Tatalaksana anestesi pada geriatri:

a. Penilaian risiko anestesi pada geriatri

b. Evaluasi preoperatif (terutama mengenai hal-hal berikut: persetujuan, manifestasi penyakit yang

kurang jelas dan kurang spesifik, status kognitif, delirium, malnutrisi, depresi, immobilisasi,

dehidrasi dan nyeri kronis)

1) Tatalaksana anestesi intraoperatif:

a) Anestesi umum

b) Anestesi regional

c) Hipotermia

2) Tatalaksana pasien pascaoperasi:

a) Manajemen nyeri akut post operatif

b) Lambat bangun

c) Manajemen komplikasi post operatif

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

276

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Pretest mengenai perubahan anatomi, fisiologi dan metabolisme,

farmakologi obat anestesi dan tatalaksana anestesi pada pasien

geriatri.

2. Kuliah dan diskusi mengenai perubahan anatomi, fisiologi dan

metabolisme pada pasien geriatri.

3. Kuliah dan diskusi mengenai perubahan farmakologi obat anestesi

pada pasien geriatri.

4. Kuliah dan diskusi mengenai tatalaksana anestesi pada pasien

geriatri (anestesi umum dan regional).

5. Post-test mengenai perubahan anatomi, fisiologi dan metabolisme,

277

farmakologi obat anestesi dan tatalaksana anestesi pada pasien

geriatri.

6. Pembimbingan dalam simulasi dengan manekin di Skills Lab

mengenai tatalaksana anestesi umum pada pasien geriatri.

7. Pembimbingan dalam simulasi dengan manekin di Skills Lab

mengenai tatlaksana anestesi regional (SAB, block epidural, blok

saraf perifer) pada pasien geriatri.

8. Pembimbingan dan diskusi dalam simulasi dengan manekin di Skills

Lab mengenai tatlaksana pasien post anestesi-post operasi dan

komplikasi yang mungkin pada pasien geriatri.

9. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi

umum pada pasien geriatri.

10. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi

regional (SAB) pada pasien geriatri.

11. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi

regional (blok epidural) pada pasien geriatri.

12. Pembimbingan dalam kamar operasi (bedside practice) anestesi

regional (blok saraf perifer) pada pasien geriatri.

13. Pembimbingan dalam ruang pulih sadar (bedside practice) untuk

pasien-pasien geriatri pasca anestesi-pasca operasi dengan anestesi

umum dan anestesi regional

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak

memuaskan

Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak

diamati

Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menjelaskan perubahan anatomi, fisiologi dan metabolisme pada pasien

geriatri.

278

2. Mampu menjelaskan patofiologi penurunan fungsi organ-organ jantung, paru,

ginjal, hepar, dan otak pada pasien geriatri.

3. Mampu menjelaskan perubahan efek obat-obat anestesi pada pasien geriatri.

4. Mampu menjelaskan perubahan psikologis pasien-pasien geriatri.

5. Mampu menilai fungsi-fungsi organ pasien geriatri.

6. Mampu menetapkan status fisik pasien geriatri sesuai dengan klasifikasi dari

American Society of Anaesthesiologist (ASA).

7. Mampu mengidentifikasi risiko anestesi maupun risiko operasi yang berpotensi

terjadi pada pasien geriatri.

8. Mampu mengantisipasi risiko-risiko anestesi dan risiko-risiko operasi pada pasien

geriatri.

9. Mampu merencanakan anestesi yang aman pada pasien geriatri.

10. Mampu memberikan/melakukan tatalaksana anestesi yang aman pada pasien

geriatri.

11. Mampu mengelola pasien geriatri pasca anestesi dan pasca operasi, mengatasi

komplikasi dan menilai kondisi pasien menggunakan skor Aldrette, skala

Bromage, VAS dan pengawasan spesifik yang terkait dengan operasinya.

12. Mampu merujuk (stabilisasi dan transportasi) pasien geriatri pasca anestesi-pasca

operasi dengan kondisi kritis ke ICU.

13. Mampu memberikan informasi dengan baik kepada pasien geriatri dan keluarganya

mengenai kondisi fisik, risiko dan manajemen anestesi yang aman untuk

mendapatkan persetujuan tindakan anestesi

14. Mampu berkomunikasi dengan baik dan efisien kepada mitra profesi (cutting

specialist dan konsulen profesi lain).

15. Mampu menerapkan nilai-nilai tertinggi etika dan kemanusiaan ketika memberikan

tindakan anestesi kepada pasien geriatri.

16. Mampu menjelaskan kepada pihak pasien, mitra propfesi dan MKDKI bila terjadi

risiko dan komplikasi anestesi maupun komplikasi operasi.

17. Mengetahui keterbatasan diri dan mengkonsultasikan pasien kepada teman sejawat

yang lebih berkompeten dalam bidang-bidang subspesialistik yang terkait.

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

279

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R, Sharar SR, Holt NF. Clinical

Anesthesia. 8th

ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 5th

Ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

4. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

5. Dodds C, Kumar C, Veering B. Oxford Textbook of Anaesthesia for the Elderly Patient. Oxford: Oxford;

2014.

280

MODUL 35: ANESTESI BEDAH SARAF- I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Saraf - I

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien

dengan cedera otak traumatik serta mampu mengatasi komplikasi

yang terjadi mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat

darurat, unit diagnostik, kamar bedah, PACU, ruang rawat inap,

unit terapi intensif dan lain-lain).

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan

perioperatif pasien dengan cedera otak traumatik serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi.

Tujuan khusus

Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:

1. Pengelolaan perioperatif pasien dengan cedera otak traumatik

2. Pengelolaan komplikasi yang terjadi mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat darurat, unit

diagnostik, kamar bedah, PACU, ruang rawat inap, unit terapi intensif dan lain-lain)

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Menjelaskan neurofisiologi dan neurofarmakologi

b. Menjelaskan penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial

c. Menjelaskan patofisiologi kelainan intraserebral pada trauma kepala

d. Menjelaskan bagaimana mengidentifikasi peningkatan tekanan intrakranial

281

e. Menjelaskan pemantauan prosedur untuk anestesi operasi intrakranial

f. Menjelaskan persiapan pengelolaan jalan nafas pada operasi servikal

g. Menjelaskan pemilihan anestesi untuk bedah saraf

h. Menjelaskan cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi

i. Menjelaskan rencana anestesi untuk pemantauan neurofisiologi

j. Menjelaskan tindakan untuk mengatasi peningkatan tekanan intrakranial

k. Menjelaskan cara proteksi otak perioperatif

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Melakukan pemantauan neurofisiologi dan neurofarmakologi

b. Melakukan penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial

c. Melakukan pengelolaan kelainan intraserebral pada trauma kepala

d. Melakukan identifikasi peningkatan tekanan intrakranial

e. Melakukan pemantauan untuk prosedur anestesi untuk operasi intrakranial

f. Melakukan pengelolaan jalan nafas pada operasi servikal

g. Melakukan pemilihan anestesi untuk bedah saraf

h. Melakukan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial

i. Melakukan proteksi otak perioperatif

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh).

282

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Aliran darah otak:

a. Pengaruh autoregulasi terhadap aliran darah otak

b. Pengaruh PaCO2 terhadap aliran darah otak

c. Pengaruh PaO2 terhadap aliran darah otak

d. Pengaruh simpatis dan parasimpatis terhadap aliran darah otak

e. Pengaruh hematokrit terhadap aliran darah otak

f. Pengaruh temperatur terhadap aliran darah otak

2. Tekanan Intrakranial:

a. Anatomi isi tengkorak

b. Cairan serebrospinal

c. Tekanan intrakranial normal

d. Volume intrakranial

e. Hubungan antara tekanan intrakranial dan mortalitas pada cedera kepala.

3. Metabolisme serebral:

a. Anatomi dan fisiologi otak

b. Basal metabolic rate otak

c. Cerebral Metabolic Rate (CMR)

4. Pengelolaan hipertensi intrakranial:

a. Metode untuk mengendalikan hipertensi intrakranial

b. Osmotik diuretik

c. Steroid

d. Pengelolaan ventilasi

e. Pengelolaan cairan dan tekanan arteri

f. Posisi

g. Obat yang menimbulkan vasokonstriksi serebral

h. Pengendalian temperatur

i. Drainase cairan serebrospinal

5. Pemantauan neurofisiologi dan neurofarmakologi:

a. Pemantauan sistemik (tekanan darah, MAP, laju jantung, respirasi, SpO2, etCO2, CPP, temperatur)

b. Pemantauan intrakranial (tekanan intrakranial, aliran darah otak, metabolisme otak dan oksigenasi

otak)

6. Cedera servikal:

a. Menegakkan diagnosis

b. Proteksi medula spinalis servikal

c. Perubahan posisi leher yang berpotensi memperburuk kondisi cedera servikal (cedera sekunder

medula spinalis)

283

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretest

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah, skills lab, perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screenwhiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

284

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Menentukan klasifikasi ASA

3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat

4. Melakukan pemasangan monitor

5. Premedikasi

Anestesi

6. Melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum

7. Melakukan monitoring dan komplikasi yang mungkin pada pasien

geriatri.

8. Melakukan pemberian cairan dan tranfusi

9. Mengenali komplikasi dan penanganannya

10. Melakukan ekstubasi

Penatalaksanaan Pascabedah

11. Melakukan pengawasan ABC dan tanda vital

12. Melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

Memuaskan : Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskan : Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

Tidak diamati : Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh

pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang pra anestesi

2. Mampu menentukan klasifikasi ASA

285

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, dan obat

4. Mampu melakukan pemasangan monitor

5. Mampu melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum

6. Mampu melakukan monitoring

7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi

8. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya

9. Mampu melakukan ekstubasi

10. Mampu melakukan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah

11. Mampu melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

286

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Bisri T. Neuroanestesi dan Critical Care: Cedera Otak Traumatika. Bandung: Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran; 2012.

2. Bisri T. Dasar-dasar Neuroanestesi. Bandung: Olah Saga Citra; 2012.

3. Cottrell JE, Patel P. Cottrell and Patel Neuroanesthesia. 6th

ed. Edinburg: Elsevier; 2017.

4. Matta BF, Menon DK, Smith M. Core Topics Neuroanesthesia and Neurointensive Care. Cambridge:

Cambridge University Press; 2011.

5. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia. 5th

ed, Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins; 2012.

6. Torbey MT. Neuro Critical Care. New York: Cambridge University Press; 2010.

287

MODUL 36: ANESTESI BEDAH SARAF- II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Saraf - II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif pasien

dengan tumor otak supratentorial, perdarahan intraserebral

nontrauma, operasi di luar otak akan tetapi pasiennya mengalami

kelainan otak, serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi

mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat darurat, unit

diagnostik, kamar bedah, ruang pulih sadar pasca anestesi, ruang

rawat inap, unit terapi intensif, dan lain-lain).

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan melakukan pengelolaan

perioperatif pasien dengan tumor otak supratentorial, perdarahan intraserebral nontrauma, operasi di luar otak

akan tetapi pasiennya mengalami kelainan otak, serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi.

Tujuan khusus

Setelah melalui modul ini peserta didik mempunyai pengetahuan dan kemampuan:

1. Pengelolaan perioperatif pasien dengan tumor otak supratentorial

2. Pengelolaan perioperatif perdarahan intraserebral nontrauma

3. Pengelolaan operasi di luar otak akan tetapi pasiennya mengalami kelainan otak

4. Pengelolaan komplikasi yang terjadi mulai pra rumah sakit, rumah sakit (unit gawat darurat, unit

diagnostik, kamar bedah, ruang pulih sadar pasca anestesi, ruang rawat inap, unit terapi intensif, dan

lain-lain)

288

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Menjelaskan neurofisiologi dan neurofarmakologi

b. Menjelaskan penilaian preoperatif pasien untuk operasi tumor supratentorial

c. Menjelaskan penilaian preoperatif pasien perdarahan intraserebral nontrauma

d. Menjelaskan penilaian preoperatif untuk operasi di luar otak akan tetapi pasiennya menderita

kelainan otak

e. Menjelaskan patofisiologi kelainan intraserebral akibat tumor supratentorial

f. Menjelaskan bagaimana mengidentifikasi peningkatan tekanan intrakranial

g. Menjelaskan pemantauan untuk prosedur intrakranial

h. Menjelaskan pemilihan anestesi untuk bedah saraf

i. Menjelaskan cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi

j. Menjelaskan cara merencanakan anestesi yang memungkinkan dilakukan pemantauan

neurofisiologi

k. Menjelaskan cara mengatasi peningkatan tekanan intrakranial

l. Menjelaskan proteksi otak selama periode perioperatif

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

Setelah melalui modul ini peserta didik mampu:

a. Melakukan pemantauan neurofisiologi dan neurofarmakologi

b. Melakukan penilaian preoperatif pasien untuk operasi tumor supratentorial

c. Melakukan penilaian preoperatif pasien perdarahan intraserebral nontrauma

d. Melakukan penilaian preoperatif untuk operasi di luar otak akan tetapi pasiennya menderita

kelainan otak

e. Melakukan anestesi untuk pengangkatan tumor supratentorial

f. Melakukan anestesi untuk evakuasi perdarahan intraserebral nontrauma

g. Melakukan anestesi untuk operasi di luar otak akan tetapi pasiennya menderita kelainan otak

h. Melakukan identifikasi peningkatan tekanan intrakranial pascabedah

i. Melakukan penatalaksanaan kegawatan pasca kraniotomi

j. Melakukan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial pascabedah

k. Melakukan proteksi otak selama periode perioperatif

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan nonparamedis

289

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi pasien,

komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Neurofisiologi

2. Pengaruh obat anestesi pada dinamika intrakranial (neurofarmakologi)

3. Tumor supratentorial:

a. Tumor otak primer

b. Tumor sekunder (metastase tumor)

4. Perdarahan intraserebral nontrauma

5. Operasi di luar otak akan tetapi pasiennya menderita kelainan otak

6. Faktor-faktor yang berkontribusi pada herniasi otak

7. Pengelolaan anestesi:

a. Evaluasi neurologi preoperatif (anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pengelolaan

obat, dan premedikasi)

b. Pemilihan obat anestesi

c. Metode untuk mengendalikan hipertensi intrakranial (diuretik, NaCl hipertonik, kortikosteroid,

hiperventilasi, optimal hemodinamik, terapi cairan)

d. Monitoring (EKG, tekanan darah noninvasif, artery line, stetoskop oesophageal, FiO2, pulse

oximetry, temperature, nerve stimulator, kateter urin, eTCO2, CVP, ICP monitor, analisis gas darah)

e. Pengelolaan anestesi (induksi anestesi, pemeliharaan anestesi, check list sebelum pasien

dibangunkan, akhir anestesi).

f. Pengelolaan pascabedah

290

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruangpelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen white board, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

291

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Menentukan klasifikasi ASA

3. Melakukan persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS dan obat

4. Melakukan pemasangan monitor

5. Premedikasi

Anestesi

6. Melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum

7. Melakukan monitoring, pemantauan dan penanganan komplikasi

yang mungkin terjadi

8. Melakukan pemberian cairan dan tranfusi

9. Mengenali komplikasi dan penanganannya

10. Melakukan ekstubasi

Penatalaksanaan Pascabedah

11. Melakukan pengawasan ABC dan tanda vital

12. Melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang pra anestesi

2. Mampu menentukan klasifikasi ASA

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi, dan obat

4. Mampu melakukan pemasangan monitor

292

5. Mampu melakukan induksi, rumatan dan pengakhiran anestesi umum

6. Mampu melakukan monitoring

7. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi

8. Mampu mengenali komplikasi dan penanganannya

9. Mampu melakukan ekstubasi

10. Mampu melakukan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah

11. Mampu melakukan penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan:Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

293

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Bisri T. Dasar-dasar Neuroanestesi. Bandung: Olah Saga Citra; 2012.

2. Bisri DY, Bisri T. Anestesi untuk tumor otak: supratentorial-infratentorial. Bandung: Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran 2016.

3. Cottrell JE, Patel P. Cottrell and Patel Neuroanesthesia, 6th

ed. Edinburg: Elsevier; 2017.

4. Le Roux PD, Levine JM, Kofke WA. Monitoring in Neurocritical Care. Philadelphia: Elsevier Saunders;

2013.

5. Lee K. The NeuroICU Book. New York: Mc Graw Hill; 2012.

6. Matta BF, Menon DK, Smith M. Core Topics Neuroanesthesia and Neurointensive Care. Cambridge:

Cambridge University Press; 2011.

7. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia. 5th

ed, Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins; 2012.

8. Torbey MT. Neuro Critical Care. New York: Cambridge University Press; 2010.

294

MODUL 37: PENELITIAN

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Penelitian

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : I, II dan III

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif

mampu merancang usulan penelitian, melakukan penelitian,

membuat laporan hasil penelitian dan menulis naskah yang

dipublikasi pada jurnal kesehatan terakreditasi dalam bidang ilmu

anestesiologi dan terapi intensif, resusitasi dan critical care.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu menjadi seorang ilmuwan dan peneliti dalam bidang

anestesiologi, resusitasi dan critical care.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik menguasai pengetahuan:

1. Mengenai filsafat ilmu,

2. Metodologi penelitian,

3. Ilmu statistik kesehatan dan epidemiologi klinik,

4. Merancang dan membuat usulan penelitian

5. Merancang dan melaksanakan penelitian

6. Membuat karya tulis ilmiah dan mempublikasikannya dalam jurnal nasional terakreditasi dalam bidang

anestesiologi, resusitasi, critical care atau yang berkaitan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

1. Mampu menjelaskan pengertian dan aplikasi filsafat ilmu

2. Mampu menjelaskan metodologi penelitian dalam ilmu kedokteran

295

3. Mampu menjelaskan dan menerapkan ilmu statistik untuk penelitian

4. Mampu menjelaskan epidemiologi klinik

5. Mampu menjelaskan tata cara pembuatan usulan penelitian

6. Mampu menjelaskan tata cara membuat Tesis

7. Mampu menjelaskan tata cara publikasi di jurnal nasional terakreditasi.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

1. Mampu merancang suatu penelitian dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical care;

2. Mampu melaksanakan suatu penelitian dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical care

3. Mampu membuat karya ilmiah berupa tesis dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical care

4. Mampu menghasilkan publikasi karya ilmiah dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical

care yang diterbitkan oleh jurnal nasional terakreditasi

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga pasien yang dijadikan objek

penelitian, staf pendidik dan kolega, para medis dan non paramedis yang membantu penelitian

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik, lembar penelitian dan seluruh dokumen penelitian

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat yang dipakai untuk penelitian sesuai

SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu melaksanakan komunikasi terhadap penderita/keluarga pasien yang dijadikan subjek

penelitian, staf pendidik dan kolega, para medis dan non paramedis yang membantu penelitian

secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

Mampu melaksanakan kerjasama dengan penderita/keluarga pasien yang dijadikan subjek penelitian,

staf pendidik dan kolega, para medis dan non paramedis yang membantu penelitian

secara jujur, terbuka dan baik

d. Keselamatan Pasien

Pasien yang dijadikan subjek penelitaian harus dijaga keselamatannya dengan tetap menggunakan

kaidah patient safety

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Filsafat Ilmu

a. Pengertian /definisi Ilmu Pengetahuan

b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

c. Pengertian tentang Ilmu

296

2. Metodologi Penelitian

a. Desain penelitian (observasional atau intervensional, studi cross-sectional, studi kasus-kontrol, studi

kohort, studi kohort, meta-analisis, uji klinis, uji diagnostik)

b. Perkiraan besar sampel

c. Pengendalian variable-variabel penelitian

d. Pengukuran dalam penelitian

e. Analisis kesintasan (survival analysis)

f. Pengujian hipotesis

3. Statistik untuk Penelitian

a. Parameter numerik dan skala kategorik

b. Probabilitas dan nilai p

c. Uji kemaknaan (perbedaan, korelasi, prediksi)

4. Epidemiologi Klinik

a. Fungsi Epidemiologi Klinik dalam Kedokteran

b. Evidence Based Medicine

5. Proposal Penelitian

a. Pemilihan Subyek Penelitian

b. Penulisan/pembuatan proposal/usulan Penelitian

c. Kelayakan Etika Penelitian (Etical Clearance)

6. Penulisan Hasil Penelitian

a. Bentuk Umum Laporan Ilmiah

b. Penulisan Karya Akhir

c. Penulisan Artikel dalam Jurnal Ilmiah Terakreditasi

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretestt

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

297

3. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

4. Tugas ilmiah

5. Bimbingan khusus

6. Workshop/pelatihan terstruktur

7. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruang kuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Pretesttt

2. Kuliah Filsafat Ilmu dan Terapan

3. Kuliah Metodologi Penelitian dan Statistik untuk Penelitian

4. Kuliah Epidemiologi Klinik

5. Kuliah Etika Penelitian

6. Post test

7. Pembimbingan Pembuatan Usulan Penelitian

8. Seminar Usulan Penelitian

9. Ethical Clearance

10. Pembimbingan Pelaksanaan Penelitian

11. Pembimbingan Pembuatan Laporan Hasil Penelitian dan Naskah

publikasi

298

12. Seminar Laporan Hasil Penelitian

13. Ujian Karya Akhir

14. Artikel dalam jurnal nasional yang terakreditasi

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Mampu menjelaskan pengertian dan aplikasi filsafat ilmu

2. Mampu menjelaskan metodologi penelitian dalam bidang Kesehatan

3. Mampu menjelaskan dan menerapkan ilmu statistik untuk penelitian

4. Mampu menjelaskan epidemiologi klinik

5. Mampu merancang suatu penelitian dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan

critical care

6. Mampu melaksanakan suatu penelitian dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan

critical care

7. Mampu membuat karya ilmiah berupa Tesis dalam bidang anestesiologi, resusitasi

dan critical care

8. Mampu menghasilkan publikasi karya ilmiah dalam bidang anestesiologi,

resusitasi dan critical care yang diterbitkan oleh jurnal nasional terakreditasi

9. Menjadi seorang ilmuwan dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical care

yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan kemanusiaan

10. Menjadi seorang peneliti dalam bidang anestesiologi, resusitasi dan critical care

yang memberikan manfaat kepada kemanusiaan dan perkembangan ilmu

pengetahuan.

299

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Doi SAR, William GM. Methods of Clinical Epidemiology. Berlin – Heidelberg: Springer-Verlag, 2013.

2. Friedman LM, Furberg CD, DeMets DL, Reboussin DM, Granger CB. Fundamentals of Clinical Trials.

5th

ed. New York: Springer; 2015.

300

3. Sastroasmoro S dan Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 2, Jakarta; Sagung Seto;

2002.

4. Satake EB. Statistical Methods and Reasoning for the Clinical Sciences. Evidence-Based Practice. San

Diego: Plural Publishing; 2015.

5. Supino P G, and Borer J.S. Principles of Research Methodology. Berlin: Springer-Verlag; 2012.

301

MODUL 38: ANESTESI BEDAH KARDIOTORASIK - I

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Kardiotorasik -I

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : II

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis -1 Anestesiologi dan Terapi

Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar

dan bertanggungjawab pada berbagai kondisi patologis

mediastinum dan torak serta mampu mengatasi komplikasi yang

terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu melakukan pengelolaan perioperatif yang benar dan

bertanggungjawab pada berbagai kondisi patologis mediastinum dan toraks, sesuai kaidah dalam referensi

dan standar prosedur operasional yang berlaku.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Melaksanakan persiapan praoperatif pasien bedah toraks, elektif maupun emergensi

2. Menentukan pasien yang layak menjalani ventilasi satu paru

3. Menguasai teknik anestesi dengan ventilasi satu paru

4. Menguasai teknik anestesi pada pasien dengan massa mediastinum, termasuk penderita myasthenia

gravis dan sindroma vena cava superior

5. Melakukan pemantauan untuk bedah toraks, termasuk yang menggunakan teknik ventilasi satu paru,

invasif maupun tidak

6. Mengelola pascaanestesi pasien bedah toraks, termasuk pengelolaan nyeri pascabedah

.

302

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi paru normal

b. Mampu menjelaskan patofisiologi berbagai kelainan paru dan hubungannya dengan anestesi

c. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan kelainan paru, termasuk persiapan

prabedah yang baik

d. Mampu menjelaskan fisiologi pada ventilasi satu paru

e. Mampu menjelaskan indikasi, indikasi kontra dan komplikasi ventilasi satu paru

f. Mampu menjelaskan teknik anestesi, peralatan dan pemantauan yang diperlukan pada ventilasi satu

paru

g. Mampu menjelaskan berbagai lokasi massa mediastinum dan konsekuensi fisiologiknya

h. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan massa mediastinum

i. Mampu menjelaskan teknik anestesi pada massa mediastinum

j. Mampu menjelaskan patofisiologi sindrom vena cava superior

k. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan sindrom vena cava superior

l. Mampu menjelaskan patofisiologi myasthenia gravis dan implikasinya pada teknik anestesi

m. Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien myasthenia gravis

n. Mampu menjelaskan kegawatan torasik yang mengancam nyawa, termasuk traumatoraks

o. Mampu menjelaskan teknik anestesi pada bedah emergensi trauma toraks

p. Mampu menjelaskan pengelolaan pascabedah dan tatalaksana nyeri pasien bedah toraks.

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pemeriksaan praoperatif pasien untuk bedah toraks, meliputi pemeriksaan fisis

dan penunjang yang tepat

b. Mampu menilai kelayakan anestesi untuk bedah toraks

c. Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk teknik ventilasi satu paru dan risikonya;

d. Mampu melakukan persiapan praoperatif bedah toraks, termasuk fisioterapi dada dan terapi inhalasi

e. Mampu mempersiapkan peralatan dan pemantauan yang diperlukan untuk anestesi dengan ventilasi

satu paru

f. Mampu melakukan pemantauan invasif, yaitu kateter vena sentral dan arterial line

g. Mampu melakukan teknik anestesi dan pemantauan dengan ventilasi satu paru

h. Mampu melakukan intubasi dengan Double Lumen Tube

i. Mampu melakukan anestesi pada pasien dengan massa mediastinum

j. Mampu melakukan anestesi pada bedah emergensi toraks

k. Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi bedah toraks

l. Mampu melakukan penatalaksanan pascabedah toraks, termasuk tatalaksana nyeri

m. Mampu mengenali tandatanda dan mengatasi komplikasi yang dapat timbul pascaoperasi toraks.

303

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. Keselamatan Pasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Rongga toraks

a. Struktur pembentuk rongga toraks, perdarahan dan persarafannya

b. Organ/struktur vital di dalam rongga toraks

2. Rongga mediastinum

a. Batas-batas imajiner rongga mediastinum

b. Struktur vital di dalam dan sekitar rongga mediastinum

3. Sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal

a. Karakteristik sirkulasi sistemik

b. Karakteristik sirkulasi pulmonal

4. Ventilation-perfusion mismatch

a. Deadspace

b. Shunt

5. Perbedaan distribusi ventilasi dan perfusi di paru

6. Massa mediastinum anterior, superior, posterior, medial

7. Infeksi paru/trauma paru/tumor paru

8. Dampak mekanik massa mediastinum

a. Penekanan jalan nafas

304

b. Penekanan vena cava superior

c. Penekanan aorta dan arteri pulmonalis

d. Penekanan serabut saraf

9. Myasthenia Gravis

a. Epidemiologi, etiologi dan diagnosis

b. Tatalaksana perioperatif

10. Gangguan pertukaran gas di paru

a. Atelektasis

b. Efusi pleura

c. Infeksi paru

d. Tumor paru

e. Trauma paru

11. Hipertensi pulmonal

a. Definisi dan patofisiologi

b. Diagnosis dan prognosis

c. Tatalaksana

12. One Lung Ventilation (OLV)

a. Perubahan fisiologi pada OLV

b. Metode membuat OLV

c. Indikasi dan indikasi kontra OLV

d. Manajemen anestesi selama OLV

13. Pemberian penjelasan mengenai massa mediastinum atau kelainan paru dengan mempertimbangkan latar

belakang sosial, budaya dan pendidikan

a. Penjelasan kepada pasien

b. Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai beratnya penyakit dan risiko anestesi

c. Penulisan lembar persetujuan medis.

14. Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk pembedahan toraks

a. Pemeriksaan fisis dan penunjang

b. Penilaian risiko perioperatif

c. Persiapan prabedah

15. Pemilihan teknik dan obat anestesi

a. Teknik anestesi

b. Obat anestesi

16. Rencana pengelolaan pascabedah

a. Manajemen nyeri pascabedah

b. Perawatan intensif

17. Persiapan anestesi pasien dengan massa mediastinum

305

a. Persiapan prabedah

b. Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan

c. Rencana pascabedah

18. Persiapan anestesi pasien dengan kelainan paru

a. Persiapan prabedah

b. Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;

c. Rencana pascabedah

19. Pembuatan rencana tertulis manajemen perianestesi pasien dengan massa mediastinum atau kelainan

paru

20. Intubasi Double Lumen Tube (DLT)

a. Indikasi dan kontraindikasi

b. Jenis DLT

c. Teknik intubasi DLT

21. Pemantauan hemodinamik invasif

a. Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line

b. Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral

c. Interpretasi hasil pemantauan.

22. Manajemen pasca-anestesi

a. Komplikasi pascabedah toraks

b. Manajemen nyeri

c. Deteksi komplikasi pascabedah dan penanggulangan

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaita ndengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskus imengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

306

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essay terkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruangpelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

1. Persiapan Pra-Anestesi

1. Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang

2. Penentuan ASA

3. Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat

4. Pemasangan pemantau

5. Interpretasi hasil pemantauan

2. Pengelolaan di Kamar Operasi

6. Anestesi umum (intubasi ETT/ DLT)

7. Anestesi regional (epidural torakal)

8. Anestesi intravena

9. Pemberian cairan dan transfusi

10. Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular,

307

pernafasan. tekanan darah, nadi, saturasi Hb, (SpO2), ventilasi

(ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu

11. Pengakhiran anestesi, masa siuman

12. Tindakan ekstubasi

13. Komplikasi dan penanganannya

3. Pengelolaan Pascabedah

14. Transportasi pasien ke ICU.

15. Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah.

16. Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular, kesadaran,

metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah

17. Penetapan kriteria untuk laik / boleh kembali ke ruang

perawatan

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada

Kesempatan ke

1 2 3 4 5

1. Persiapan Praanestesi

1. Mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang

2. Mampu menentukan ASA

3. Mampu memersiapkan alat, mesin anestesi, STATICS, obat

2. Pengelolaan di Kamar Operasi

4. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi ETT/DLT)

5. Mampu melakukan anestesi intravena

6. Mampu melakukan pemberian cairan dan transfusi selama anestesi

308

7. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular,

pernafasan, tekanan darah, nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (EtCO2 bila

ada), jumlah urin, suhu

8. Pengakhiran anestesi, masa siuman

9. Tindakan ekstubasi

10. Komplikasi dan penanganannya

3. Pengelolaan Pascabedah

11. Menjelaskan mengenai rekomendasi yang terkait dengan tindakan anestesi

dan risiko

12. Mampu melaksanakan tindakan ekstubasi

13. Dapat menjeaskan komplikasi yang dapat terjadi dan mampu menjelaskan dan

melaksanaka penanganannya

14. Mampu melakukan transportasi pasien ke ICU dengan baik dan

bertanggungjawab.

15. Mampu melaksanakan pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah

16. Mampu melaksanakan penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular,

kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah

17. Mampu menetapkan kriteria laik pasien boleh kembali ke ruang rawat.

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

309

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

Ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

3. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

310

MODUL 39: ANESTESI BEDAH KARDIOTORASIK - II

INFORMASI UMUM

1. Nama Program Studi/Jenjang : Anestesiologi dan Terapi Intensif/Spesialis - 1

2. Nama Modul : Anestesi Bedah Kardiotorasik -II

3. Mata Kuliah : Sesuai SNP KATI

4. Tahap : III

5. Metode Pembelajaran : Belajar Mandiri, Bedside Practice

6. Deskripsi Modul : Capaian pembelajaran pada modul ini, diharapkan peserta

Program Pendidikan Dokter Spesialis - 1 Anestesiologi dan

Terapi Intensif mampu melakukan pengelolaan perioperatif

pasien dengan kelainan kardiovaskular untuk bedah nonkardiak

dan bedah kardiak serta mampu mengenal dan mengatasi

komplikasi yang terjadi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik tahap mandiri mampu melakukan persiapan prabedah kardiak,

pengelolaan perioperatif pasien dengan kelainan jantung untuk bedah nonkardiak serta mampu melakukan

pemasangan, pemantauan dan interpretasi monitor hemodinamik invasif, mendeteksi kegawatan

kardiovaskular dan meresponnya dengan tindakan dan atau obat-obatan kardiovaskular yang tepat sesuai

kaidah dalam referensi dan standar prosedur operasional yang berlaku.

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan mampu:

1. Mampu menilai kelayakan pasien untuk menjalani bedah kardiak dan bedah non kardiak pada pasien

dengan kelainan kardiovaskular

2. Mampu melaksanakan pengelolaan perioperatif pasien dengan kelainan kardiovaskular untuk bedah non

kardiak

3. Mampu melakukan persiapan praoperatif pasien bedah kardiak di bawah supervisi konsulen (Konsultan

Anestesi Kardiovaskular)

4. Mampu memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang

berhubungan dengan pembedahan, tentang risiko dan kemungkinan komplikasi yang berhubungan

dengan kelainan kardiovaskular pasien, anestesi, CPB maupun teknik pembedahannya sendiri

311

5. Mampu melakukan pemasangan dan interpretasi pemantauan untuk bedah jantung, invasif maupun

tidak

6. Mampu mendeteksi dan melakukan tindakan penyelamatan dengan cepat dan tepat pada kegawatan

kardiovaskular dan respirasi

7. Mampu menggunakan obat-obat kardiovaskular secara tepat

8. Mampu melakukan pengelolaan pascabedah jantung

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Keilmuan (Kognitif)

a. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung normal

b. Mampu menjelaskan pembagian penyakit-penyakit jantung

c. Mampu menjelaskan tentang penyakit jantung koroner beserta patofisiologi, risiko dan komplikasi

dihubungkan dengan anestesi

d. Mampu menjelaskan berbagai kelainan katup jantung beserta patofisiologinya

e. Mampu menjelaskan berbagai penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai beserta

patofisiologinya

f. Mampu menjelaskan berbagai jenis operasi kardiak, terbuka maupun tertutup

g. Mampu menjelaskan persiapan prabedah kardiak dewasa dan anak

h. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada penderita kelainan kardiovaskular pada pembedahan non

kardiak

i. Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan koroner

j. Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan katup jantung

k. Mampu menjelaskan secara garis besar anestesi pada pembedahan penyakit jantung bawaan

l. Mampu menjelaskan prinsip kerja dan komplikasi teknik Pintas Jantung-Paru (Cardiopulmonary

Bypass)

m. Mampu menjelaskan pemantauan hemodinamik yang diperlukan sebelum, selama dan sesudah

bedah jantung

n. Mampu menjelaskan prinsip perawatan pascabedah jantung

o. Mampu menjelaskan keadaan yang dimaksud dengan kedaruratan kardiovaskular perioperatif

p. Mampu menjelaskan obat-obat kardiovaskular dan penggunaannya

2. Keterampilan Klinis (Psikomotor)

a. Mampu melakukan pemeriksaan praoperatif pasien untuk bedah toraks, meliputi pemeriksaan fisis

dan penunjang yang tepat

b. Mampu menilai kelayakan anestesi untuk bedah toraks

c. Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk teknik ventilasi satu paru dan risikonya;

d. Mampu melakukan persiapan praoperatif bedah toraks, termasuk fisioterapi dada dan terapi inhalasi

e. Mampu mempersiapkan peralatan dan pemantauan yang diperlukan untuk anestesi dengan ventilasi

satu paru

312

f. Mampu melakukan pemantauan invasif, yaitu kateter vena sentral dan arterial line

g. Mampu melakukan teknik anestesi dan pemantauan dengan ventilasi satu paru

h. Mampu melakukan intubasi dengan Double Lumen Tube

i. Mampu melakukan anestesi pada pasien dengan massa mediastinum

j. Mampu melakukan anestesi pada bedah emergensi toraks

k. Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesi bedah toraks

l. Mampu melakukan penatalaksanan pascabedah toraks, termasuk tatalaksana nyeri

m. Mampu mengenali tandatandadan mengatasi komplikasi yang dapat timbulpascaoperasi toraks

3. Etika Profesionalisme, Komunikasi, Kerjasama, dan Keselamatan Pasien (Afektif)

a. Etika Profesionalisme

1) Mampu bersikap profesional terhadap penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, para medis

dan non paramedis

2) Mampu bersikap disiplin dan bertanggungjawab

3) Taat mengisi dokumen medik

4) Taat melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat sesuai SOP yang berlaku

b. Komunikasi

Mampu berkomunikasi pada penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis dan non

paramedis secara jujur, terbuka dan baik

c. Kerjasama

1) Mampu bekerjasama yang baik dengan penderita/keluarga, staf pendidik dan kolega, paramedis

dan nonparamedis

2) Mampu bekerjasama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal

d. KeselamatanPasien

Mampu mengikuti dan menjalankan kaidah-kaidah keselamatan pasien (IPSG 1-6: Identifikasi

pasien, komunikasi efektif, keamanan pemberian obat, surgical safety checklist, pencegahan infeksi

[termasuk cuci tangan], dan pencegahan pasien risiko jatuh)

C. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN

1. Rongga toraks

a. Struktur pembentuk rongga toraks, perdarahan dan persarafannya;

b. Organ/struktur vital di dalam rongga toraks.

2. Rongga mediastinum

a. Batas-batas imajiner rongga mediastinum

b. Struktur vital di dalam dan sekitar rongga mediastinum.

3. Sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal

a. Karakteristik sirkulasi sistemik;

313

b. Karakteristik sirkulasi pulmonal.

4. Ventilation-perfusion mismatch

a. Deadspace;

b. Shunt.

5. Perbedaan distribusi ventilasi dan perfusi di paru

6. Massa mediastinum anterior, superior, posterior, medial

7. Infeksi paru/Trauma paru/Tumor paru

8. Dampak mekanik massa mediastinum

a. Penekanan jalan nafas

b. Penekanan vena cava superior

c. Penekanan aorta dan arteri pulmonalis

d. Penekanan serabut saraf

9. Myasthenia Gravis

a. Epidemiologi, etiologi dan diagnosis;

b. Tatalaksana perioperatif.

10. Gangguan pertukaran gas di paru

a. Atelektasis

b. Efusi pleura

c. Infeksi paru

d. Tumor paru

e. Trauma paru.

11. Hipertensi pulmonal

a. Definisi dan patofisiologi

b. Diagnosis dan prognosis

c. Tatalaksana.

12. One Lung Ventilation (OLV)

a. Perubahan fisiologi pada OLV

b. Metode membuat OLV

c. Indikasi dan indikasi kontra OLV

d. Manajemen anestesi selama OLV.

13. Pemberian penjelasan mengenai massa mediastinum atau kelainan paru dengan mempertimbangkan latar

belakang sosial, budaya dan pendidikan

a. Penjelasan kepada pasien

b. Diskusi dan penjelasan kepada mitra kerja mengenai beratnya penyakit dan risiko anestesi

c. Penulisan lembar persetujuan medis.

14. Penilaian dan persiapan pasien pra-anestesi untuk pembedahan toraks

a. Pemeriksaan fisis dan penunjang

314

b. Penilaian risiko perioperatif

c. Persiapan prabedah.

15. Pemilihan teknik dan obat anestesi

a. Teknik anestesi

b. Obat anestesi.

16. Rencana pengelolaan pascabedah

a. Manajemen nyeri pascabedah

b. Perawatan intensif.

17. Persiapan anestesi pasien dengan massa mediastinum

a. Persiapan prabedah;

b. Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;

c. Rencana pascabedah.

18. Persiapan anestesi pasien dengan kelainan paru

a. Persiapan prabedah;

b. Rencana anestesi dan pemilihan obat yang sesuai, rencana pemantauan;

c. Rencana pascabedah.

19. Pembuatan rencana tertulis manajemen perianestesi pasien dengan massa mediastinum atau kelainan

paru

20. Intubasi Double Lumen Tube (DLT)

a. Indikasi dan kontraindikasi;

b. Jenis DLT;

c. Teknik intubasi DLT.

21. Pemantauan hemodinamik invasif

a. Indikasi, kontra indikasi, teknik, komplikasi arterial line;

b. Indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi kateter vena sentral;

c. Interpretasi hasil pemantauan.

22. Manajemen pasca-anestesi

a. Komplikasi pascabedah toraks;

b. Manajemen nyeri;

c. Deteksi komplikasi pascabedah dan penanggulangan.

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Tugas baca/belajar mandiri untuk menghadapi pretes

a. Bahan acuan sesuai daftar pustaka

b. Ilmu dasar yang berkaitan dengan modul

c. Ilmu klinis dasar yang berkaitan dengan modul

2. Kuliah dan diskusi mengenai pokok bahasan dan subpokok bahasan

315

a. Belajar dua arah (student centered learning)

b. Small group discussion

c. Case based Discussion (CbD)

d. Problem based learning (PBL)

e. Bedside teaching

f. Task-based medical education

g. Peer assisted learning (PAL)

3. Simulasi dengan manikin di skills lab

4. Role play untuk melatih kompetensi di ranah komunikasi/hubungan interpersonal dan profesionalisme

5. Tugas ilmiah (textbook reading, journal reading, telaah artikel, laporan kasus)

6. Bimbingan khusus

7. Workshop/pelatihan terstruktur

8. Kuliah tamu

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Kognitif

a. Pretest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali)

b. Posttest (MCQ/EMQ/Mini-CEX/essayterkendali/CbD)

2. Psikomotor

a. DOPS

b. OSCE

3. Mini-CEX

4. Afektif: Penilaian 360o

F. ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Ruangan: ruangkuliah; skills lab; perpustakaan, ruang pelayanan

2. Peralatan: anatomical model display/manikin/simulator, laptop, LCD, screen whiteboard, flipchart dan

audiovisual lainnya

3. Atlas, poster, buku acuan dan jurnal yang berkaitan dengan modul

4. Internet, sistem informasi dan teknologi yang berkaitan dengan modul

5. File pembelajaran seperti bahan kuliah dan video interaktif

G. DAFTAR TILIK CAPAIAN PEMBELAJARAN

No Penuntun Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

Persiapan Praanestesi

1. Anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang, informed

consent

2. Penentuan NYHA

316

3. Persiapan alat, mesin anestesi, STATICS, obat

4. Pemasangan pemantauan noninvasif

5. Interpretasi hasil pemantauan

Anestesi

6. Anestesi umum (intubasi ETT)

7. Insersi CVC

8. Insersi kanula arteri

9. Pemberian cairan dan tranfusi

10. Pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.

Tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST, ritme jantung. Saturasi

Hb (SpO2), ventilasi (EtCO2 bila ada), jumlah urin, suhu inti

11. Pengakhiran anestesi, kestabilan hemodinamik, oksigenasi,

perdarahan

12. Transportasi pasien ke ICU

Penatalaksanaan Pascabedah

13 Tekanan darah arteri, CVP, PAP (kalau ada), SpO2, EtCO2 (kalau

ada), perdarahan, produksi urin, pemeriksaan laboratorium, Xray,

kesadaran/ neurologik, usaha nafas.

14 Komplikasi dan penanganannya

Low cardiac output syndrome, krisis hipertensi pulmonal,

tamponade jantung, aritmia

15 Penetapan kriteria untuk layak ekstubasi, layak keluar ICU.

Catatan: Sudah/Belum dilakukan beri tanda (√ )

Keterangan:

() Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

() Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau

penuntun

(T/D) Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian

oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis

317

H. DAFTAR EVALUASI TINDAKAN KLINIS

No Kegiatan/Langkah Klinis

Lulus pada Kesempatan

ke

1 2 3 4 5

1. Mampu melakukan anamnesis, periksaan fisik, pemeriksaan penunjang, informed

consent

2. Mampu menentukan ASA dan NYHA

3. Mampu melakukan persiapan alat, mesin anestesi STATICS, obat

4. Mampu melakukan pemasangan pemantauan noninvasif

5. Mampu menginterpretasi hasil pemantauan

6. Mampu melakukan anestesi umum (intubasi ETT)

7. Mampu melaukan insersi CVC

8. Mampu melakukan insersi kanula arteri

9. Mampu melakukan pemberian cairan dan tranfusi selama anestesi

10. Mampu melakukan pemantauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi.

Tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST, irama jantung, saturasi Hb (SpO2),

ventilasi (EtCO2 bila ada), jumlah urin, suhu inti selama anestesi

11. Mampu melakukan pengakhiran anestesi, manajemen kestabilan hemodinamik,

oksigenasi, pendarahan

12. Mampu melakukan transportasi pasien ke ICU

13. Mampu melakukan pemantauan pascabedah berupa: tekanan darah arteri, CVP,

PAP (kalau ada), SpO2, EtCO2 (kalau ada), pendarahan, produksi urin,

pemeriksaan laboratorium, Xray, kesadaran/ neurologik, usaha nafas

14. Mampu menjelaskan komplikasi dan melakukan penanganannya: Low cardiac

output syndrome, krisis hipertensi pulmonal, tamponade jantung, aritmia.

Sistem Penilaian

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

> 75 – 100 A 4

> 70 – 75 B+ 3,5

> 65 – 70 B 3

> 60 – 65 C+ 2,5

Catatan: Sesuai IPDS

Pembobotan Nilai

No Penilaian Bobot

1. Sikap 40%

2. Pengetahuan 30%

3. Keterampilan 30%

Total 100%

318

Nilai Peserta

1. Pretest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

2. Posttest:

a. MCQ

b. EMQ

c. Mini-CEX

d. Essay terkendali

e. CbD

3. DOPS:

4. OSCE:

5. Mini-CEX

6. Penilaian 360o

Peserta dinyatakan:

Lulus

Tidak Lulus

Tanda tangan & Nama penguji

DAFTAR PUSTAKA

1. Andropoulos DB, Stayer S, Mossad EB, Miller-Hance WC. Anesthesia for Congenital Heart Disease. 3th

ed. New Jersey: John Wiley & Sons; 2015.

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC, Ortega R. Clinical Anesthesia

Fundamentals. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.

3. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th

ed. New

York: McGraw Hill; 2013.

4. Kaplan J, Reich D, Savino J. Kaplan's cardiac anesthesia. 6th

ed. St. Louis, Mo.: Saunders/Elsevier; 2011.

5. Kaplan JA, Reich DL, Savino JS. Kaplan’s Cardiac Anesthesia: New York: The Echo Era. 6th

ed. St.

Louis Missouri: Elsevier; 2011.

6. Lake C, Booker P. Pediatric cardiac anesthesia. 4th ed. Lipincott William & Wincott; 2004.

7. Miller RD, Cohen NH, Erikson LI, Fleisher LA, Wiener-Kronish JP, Young WL. Miller’s Anaethesia. 8th

ed. Philadelphia: Elsevier Sauders; 2015.

319

INDEKS

A

Airway 9, 91, 223

Advance Life Support (ALS) 268

Acute lung injury (ALI) 183

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) 122, 124, 127, 130, 133, 183

Asidosis respiratorik 183

Asidosis metabolik 226, 229

Alkalosis respiratorik 183

Alkalosis metabolic 226, 229

Aldrete score 189, 190, 193

Ambulatori 188

Ample 93

American Society of Anesthesiologists (ASA) 279

Anestesi 9, 15, 25, 31, 43

Anestesi umum 5, 7, 43

Anestesi Intravena 44, 141, 214,307

Anestesi regional 43, 166

Analgetika 21, 142, 272

Arterial line 176, 303

Analgesia 23, 100, 261

Asfiksia neonates 216

Atelektasis 305, 314

Aortocaval compression 210

B

Breathing 44, 91, 167, 213, 233

Bromage 275, 279

Bronkospasme 183

Bronkopneumonia 183

Bronchoscope 9, 13

Bedah rawat jalan 188

Blok perifer 43, 73, 189

Blok neuraksial 21, 58, 73, 194

Bedah mata 203

Bedside teaching 3, 17, 46, 113, 316

Bedah prostat 225

C

Circulation 93

Cairan serebrospinal (CSS) 5, 63, 75, 283

Cardiopumonary bypass (CPB) 312

Cardiac arest 18, 120

Caudal block 45

Computerized Tomography (CT)-Scan 200

Case based Discussion (CbD) 3, 39, 306, 313

Continuing Professional Development (CPD) 238, 247

Cox 2 inhibitor 23

Cerebral Metabolic Rate 283

CT scan 100

CVP 290, 317

CVC 317, 318

COPD 111, 232

320

CMV 139

CSE 153, 156, 163

D

Darurat 45, 166

Delivery O2 (DO2) 37, 38

Diluar kamar bedah 196

Dobutamin 182, 186

Dopamin 182, 185

Double lumen tube (DLT) 303, 306, 313

Difficult airway 9, 247, 251

Disability 93

Direct Observation of Procedural Skills (DOPS) 4, 8, 18, 101

Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) 93, 103

Deep vein thrombosis (DVT) 110, 121, 133

E

Emergensi 181

Efusi 108, 122, 183, 305

Endotracheal Tube (ETT) 178, 261

Epidural 5, 25

Efusi pleura 108, 127, 133, 305, 314

Evaluasi 360o

4, 6

End Tidal CO2 (ETCO2) 219, 326

Extended Medical Question (EMQ) 5, 13, 14, 239, 330

Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) 254, 227

Epidural block 49

F

Fast track anesthesia 213

FAST 114

Fluid responsiveness 42

G

Geriatri 310

Glidescope 12

GCS 105, 318, 325

H

High Care Unit (HCU) 205

Hanging drops 85, 97

Heparin 85

HELLP syndrome 122, 245

Hipotensi 15, 108

Hipertensi 15, 108

I

Intensive Care Unit (ICU) 49, 117, 136, 138, 135, 183

Intrathecal Labor Analgesia (ILA) 245

ICP 326

Intrakranial 324, 325

Intubasi 51

In-line immobilization 105

321

K

Kardiotorasik 337, 348

Komunikasi 281

L

Laringoscope 113

Laryngeal Mask Airway (LMA) 10, 11,12, 48, 54, 55, 57, 157, 169, 200

Liquid Crystal Display (LCD)

Loss of resistance 85, 97

Log rolling 105

M

Mata 228

Marfan syndrome 269

MKDKI 311

Minimal invasif 196

Multiple Choice Question (MCQ) 5, 14, 200, 329

Mini-CEX (Clinical Evaluation Exercise) 200, 335

Meigs syndrome 245

Malignant hyperthermia 269

Minimum Alveolar Concentration (MAC) 55

MAC awake 55

MRI 318, 325

Monitor anesthesia care 222

Myasthenia Gravis 269, 340

N

Nasopharyngeal Airway (NPA) 10

NIV 137

Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) 27, 254, 275

NYHA 342, 353

Nyeri 25

Nutrisi 143

O

Obstetri 235, 244

Onkologi 274

Osmotik 319

Objective Structured Clinical Examination (OSCE) 5,13, 191, 249, 337

One Lung Ventilation (OLV) 340

Oropharyngeal Airway (OPA) 10, 54, 57

Ortopedi 173

ORIF 173

P

PACU 175, 183, 255

Patient Controlled Analgesia (PCA) 25, 27, 275

Patient Controlled Epidural Analgesia (PCEA) 245

Paru 340

Parasetamol 27

Pediatri 290, 299

Penelitian 331

Phaechromocytoma 269

Pinprict 64, 69, 99

Post Anesthesia Discharge Scoring System (PADSS) 213

Perioperatif 33,41

322

Percutaneus dilatational tracheostomy (PDT) 10, 12, 13

Periferal blok 49

Primary survey 107

Prolong life support 107

Postanesthesia Care Unit (PACU) 29, 327

Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) 153, 313

Peer assisted learning (PAL) 191, 302, 303

Profesionalisme 281

PPOK 128, 137

R

Rawat jalan 212

Rumah Sakit (RS)

Rapid Sequence Induction 200, 218, 245

Resusitasi Jantung Paru (RJP) 2, 350

S

SAB 182

Safety 82, 83

Saraf 317

Syok hipovolemik 15, 122

Syok distributive 122

Syok kardiogenik 122

Syok obstruktif 122

Syok septik 122

Spinal 64

Scope, Tubes, Airway device, Tape, Connector, and Suction (STATICS) 11, 169, 170, 177, 321, 343, 345,

219, 240, 241, 250, 301

Subarachnoid block 49, 67

Standar Nasional Pendidikan (SNP) 14, 15, 21, 29, 311

Standar Operasional Prosedur (SOP) 227

Seksio sesarea 211, 218

Secondary survey 107

Steroid 319

Stiff cervical collar 105

Swan Ganz 351

SOFA 139

SOFA quick 139

T

Tetralogi Fallot 269

Thalasemia 270

THT 152, 162

Tiroid 262

Trendelenburg 198

Trigger point 27

Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI) 207

Trauma 102, 110

Total Intravenous Anesthesia (TIVA) 55, 219

Tekanan intraocular 205

Tekanan Intrakranial (TIK) 5, 7, 283, 290

Transurethral Resection of the Prostate (TURP) 254, 255

U

Uncommon diseases 268

Unit Gawat Darurat (UGD) 206, 208

323

Ureteroplacental blood flow 237

Urologi 253

URS 253

USG 48, 137

V

VAS 311

Vasopressin 325

Vagal 15

Ventilasi mekanik 118, 121,128

VO2 43

W

WHO 26

324

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Soal Multiple Choice Question (MCQ)

Lampiran 2 Contoh Soal Extended Matching Question (EMQ)

Lampiran 3 Contoh Soal Essay Terkendali

Lampiran 4 Formulir Mini-CEX

Lampiran 5 Formulir Case-Based Discussion (CBD)

Lampiran 6 Formulir Direct Observation of Procedural Skills (DOPS)

Lampiran 7 Formulir Penilaian 360o

Lampiran 8 Contoh Lembar Penilaian Objective Structured Clinical Examination

(OSCE)

325

Lampiran 1

CONTOH SOAL MULTIPLE CHOICE QUESTION (MCQ)

KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI - I

I. Pilih salah satu jawaban yang benar

1.

Berikut adalah batas antara jalan napas atas dan bawah:

a. Nasal

b. Faring

c. Laring

d. Bronkhus

Jawab: c

2.

Yang paling sering menyebabkan sumbatan jalan napas pada pasien yang mengalami penurunan

kesadaran:

a. Stridor

b. Lidah jatuh ke belakang

c. Cairan saliva

d. Perdarahan

Jawab: b

3. Rongga fisiologis antara pleura viseral dan pleura parietal disebut:

a. Pleura

b. Peritoneum

c. Perikardium

d. Ventrikel

Jawab: a

4. Udara yang masih bisa diekspirasikan setelah ekspirasi biasa disebut:

a. Residual volume

b. Total cavacity

c. Inspiratory reserve volume

d. Ekspiratory reserve volume

Jawab: d

326

Lampiran 2

CONTOH SOAL EXTENDEND MATCHING QUESTION (EMQ)

KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI - I

II. Pasangkan gambar berikut dengan pernyataan dibawahnya

1.

Pilihan terbaik untuk ventilasi spontan

2.

Pilihan terbaik untuk ventilasi kendali

3. Bain system adalah modifikasi dari

4. Jackson-Rees system

327

Lampiran 3

CONTOH SOAL ESSAY TERKENDALI

KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI – I

1.

Buatlah gambar anatomi jalan napas atas?

2.

Jelaskan fungsi jalan napas atas?

3. Jelaskan patofisiologi obstruksi jalan napas atas pada pasien tidak sadar?

4. Jelaskan mekanisme kerja pelumpuh otot depolarisasi?

328

Lampiran 4

FORMULIR MINI-CEX

329

Lampiran 5

FORMULIR CASE-BASED DISCUSSION (CBD)

330

Lampiran 6

FORMULIR DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS)

331

Lampiran 7

FORMULIR PENILAIAN 360o

332

333

La

mp

iran

8

CO

NT

OH

LE

MB

AR

PE

NIL

AIA

N O

BJE

CT

IVE

ST

RU

CT

UR

ED

CL

INIC

AL

EX

AM

INA

TIO

N (

OS

CE

)

334