JR FER 1 Intensitas Nyeri Menstruasi Dan Sudut Perkiraan Dari Fleksi Uterus
-
Upload
novi-rindi -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
description
Transcript of JR FER 1 Intensitas Nyeri Menstruasi Dan Sudut Perkiraan Dari Fleksi Uterus
Intensitas Nyeri Menstruasi dan Sudut Perkiraan dari Fleksi Uterus
Abstrak
Tujuan penelitian: untuk menilai pengaruh dari posisi uterus yang dinilai dengan
menggunakan ultrasound terhadap intensitas nyeri panggul. Desain penelitian:
studi deskriptif analitik. Tempat penelitian: Bagian Ginekologi universitas tingkat
ketiga. Populasi: [8] pasien dengan nyeri panggul. Metode penelitian: Setiap
wanita yang menjalani pemeriksaan fisik, sonografi transvaginal, dan kuesioner yang
diisi secara pribadi mengenai nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale
(VAS) yang panjangnya 10 cm. Hasil utama yang diukur: Skor nyeri menstruasi
dan dispareunia yang diperoleh dari Visual Analog Scale (VAS) berkaitan dengan
posisi uterus (antefleksi atau retrofleksi) dan sudut dari fleksi uterus (sudut aktual
antara serviks dan korpus uterus) yang dievaluasi dengan menggunakan sonografi
transvaginal. Hasil penelitian: Perkiraan sudut versi uterus tidak memiliki hubungan
dengan intensitas dari nyeri apapun. Perkiraan dari sudut fleksi uterus pada uterus
yang retrofleksi lebih tinggi dibandingkan dengan uterus yang antefleksi (182.3o ±
50.30 vs 142.3o ± 24.20, p < 0.0001). Intensitas nyeri menstruasi paling rendah pada
sudut antara 1500 dan 2100 (4.9 ± 3.1) (p = 0.002), nyeri sedang pada sudut fleksi
<1500 (6.3 ± 2.8) dan paling tinggi pada sudut fleksi ≥2100 (7.9 ± 2.3 ). Nyeri
menstruasi berat lebih sering terjadi pada sudut fleksi ≥2100 (77.7%) dibandingkan
yang berada diantara 1500 dan 2100 (31.4%; p = 0.0008) atau yang <1500 (45.2%; p
= 0.005). Intensitas dari nyeri menstruasi dan dispareunia tidak berkaitan dengan
sudut dari fleksi uterus. Pada analisis regresi multipel, sudut dari fleksi uterus hanya
berhubungan secara independen terhadap nyeri menstruasi (r = 0.272; p = 0.002).
Kesimpulan: Pada wanita dengan nyeri panggul, sudut fleksi yang diperkirakan
dengan menggunakan ultrasound merupakan risiko independen untuk nyeri
menstruasi yang berat.
Pendahuluan
Posisi uterus secara tradisional diidentifikasi dengan dua buah sudut yaitu sudut
versi uterus, yang dibentuk oleh sumbu korpus uterus dengan vagina, dan sudut
fleksi uterus, yang dibentuk oleh sumbu longitudinal serviks uterus dengan korpus
uterus. Anteversi didefinisikan sebagai sudut yang hampir mengarah ke kanan pada
sudut yang dibentuk oleh sumbu longitudinal dari korpus uterus dengan sumbu
longitudinal dari vagina. Kebalikannya, retroversi didefinisikan sebagai sudut korpus
uterus yang searah dengan sudut yang dibentuk oleh korpus uterus dan serviks
uterus, dengan korpus dari uterus menghadap posterior mengarah ke arah lekukan
sakrum (1-3). Sedangkan, antefleksi didefinisikan sebagai angulasi ke arah anterior
antara korpus uterus dengan serviks dengan fundus uterus menghadap ke arah
dinding abdomen anterior, dan retrofleksi merupakan fundus uterus yang
menghadap ke arah dinding abdomen posterior (1-3).
Posisi uterus yang paling umum dijumpai adalah posisi anteversi. Uterus
retroversi diperkirakan terdapat pada kira-kira 20% (antara 10-38%) wanita (2),
dengan sudut yang lebih curam pada wanita Eropa/Kaukasia (4). Belum ada data
mengenai prevalensi dari fleksi uterus. Belum ada baku emas yang dikeluarkan
untuk mendefinisikan posisi dari uterus. Diagnosis dibuat dengan melakukan
pemeriksaan ginekologis secara bimanual, tetapi ultrasound transvaginal dengan
kandung kemih yang kosong diperkirakan merupakan metode yang sangat akurat
(3,5).
Laporan tahunan menunjukkan adanya kaitan antara uterus yang anteversi
dan retroversi dengan nyeri panggul kronik, dispareunia, dan dismenorea (6-8).
Fauconnier dkk. (8) menemukan bahwa uterus retroversi yang dapat digerakkan,
diperiksa dengan pemeriksaan ginekologis dasar, berkaitan dengan dispareunia dan
dismenorea tetapi tidak dengan nyeri intermenstrual. Pada studi observasional yang
tidak memiliki kontrol, koreksi dari posisi uterus mengurangi rasa nyeri (9-20), tetapi
efek dari tatalaksana tersebut belum dibuktikan dengan uji klinis secara acak. Belum
ada satupun artikel yang dikutip untuk topik ini yang menyatakan, selain sudut versi,
sudut fleksi dari uterus berkaitan dengan nyeri panggul. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan pengaruh dari posisi uterus, yaitu sudut versi uterus dan
sudut fleksi uterus, dengan intensitas rasa nyeri yang dirasakan wanita dengan nyeri
panggul.
Materi dan metode
Sebuah investigasi deskriptif dilakukan pada Rumah Sakit Universitas Modena
(Italia) ditujukan pada wanita dengan nyeri panggul antara September 2010 hingga
September 2012. Investigasi berasal dari data yang dikumpulkan pada saat praktek
klinis biasa. Setiap wanita menandatangani lembar persetujuan yang sebelumnya
telah disetujui oleh komite etik lokal (Desember 2007) untuk menggunakan data
sensitif dengan tujuan penelitian.
Semua pasien yang berkunjung dan berkonsultasi di bagian rawat jalan
ginekologi dengan nyeri panggul diminta untuk ikut dalam penelitian. Kriteria
pemilihan yaitu: (i) semua jenis nyeri panggul dalam 6 bulan terakhir, (ii) siklus
menstruasi yang teratur dalam 1 tahun terakhir, (iii) aktif secara seksual dalam 6
bulan terakhir. Kriteria eksklusi adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Posisi
dan pergerakan dari uterus diperiksa dengan menggunakan pemeriksaan
ginekologis secara bimanual dan ultrasound transvaginal, dimana kedua
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong. Wanita dengan fibroid
berdiameter >2 cm dikeluarkan dari penelitian. Setiap wanita yang diikutkan dan
setuju untuk mengikuti penelitian diminta untuk mengisi kuesioner secara lengkap
yang menginvestigasi riwayat umum dan riwayat ginekologis. Intensitas nyeri
diperiksa secara terpisah untuk nyeri menstruasi, nyeri intermenstruasi dan
dispareunia dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) yang panjangnya 10
cm (21). Operator yang sama melakukan pemeriksaan ultrasound dengan instrumen
yang sama (Voluson® model E 6, General Electric Healthcare Milano, Italy) yang
dilengkapi dengan probe endovaginal (Model RIC, 5-9 MHz; General Electric
Healthcare, Milano, Italy) dan operator tidak mengetahui berapa nilai VAS pada
wanita yang diperiksanya. Dengan menggunakan ultrasound, peneliti memeriksa
ukuran uterus, ukuran ovarium, kemungkinan penyebab dari nyeri panggul
(endometrioma dan/atau endometriosis yang dalam), adanya mioma >2 cm, versi
dari uteri (anteversi atau retroversi) dan sudut dari fleksi uterus (dalam derajat).
Ukuran uterus diperkirakan dengan gambaran keseluruhan dari uterus dengan probe
yang sejajar dengan serviks, sehingga garis endometrial terlihat (referencing image).
Panjang dari uterus, atau dikenal dengan diameter longitudinal, diukur dari batas
luar fundus hingga ke serviks. Dengan gambar yang sama, diameter anterior-
posterior terluas dari uterus diukur dengan dari batas terluar permukaan anterior
hingga ke permukaan posterior sejajar dengan diameter longitudinal uterus. Untuk
diameter transversal, transducer dirotasikan 900 dan diposisikan di satu sisi uterus
pada daerah dengan lebar terbesar hingga batas terluar telihat. Transducer
kemudian dipindahkan ke sisi yang lain untuk memastikan batas terluar disisi yang
lain juga terlihat. Volume dari uterus dan ovarium dihitung dengan metode ellipsoid
(longitudinal x antero-posterior x diameter transversal x 0.5233) yang dideskripsikan
oleh Gohari dkk. (22).
Versi didefinisikan sebagai posisi antara sumbu longitudinal dari vagina
dengan sumbu longitudinal dari korpus uterus (1-3). Uterus diklasifikasikan dengan
ultrasound sebagai ante- atau retroversi. Sebaliknya, sudut fleksi yang diperkirakan
dengan menggunakan ultrasound, sudut anterior antara sumbu longitidunal dari
serviks dengan sumbu longitudinal dari korpus uterus, dihitung dengan
menggunakan fungsi instrumen “Generic Angle”. Pencatatan tiga buah pengukuran
dilakukan untuk setiap pasien dan rata-rata dari ketiganya digunakan dalam analisis.
Koefisien variasi dari sudut perkiraan dari fleksi uterus adalah dibawah 3%.
Intensitas dari nyeri menstruasi, intermenstrual, dan dispareunia diperiksa
secara terpisah oleh setiap pasien dengan VAS yang panjangnya 10 cm dimulai dari
“nyeri paling ringan” hingga “nyeri paling berat”. Nyeri menstruasi juga dikategorikan
menjadi nyeri menstruasi berat dan tidak berat (Nilai VAS ≥7 dan <7) (21). Sudut
fleksi yang dikaitkan dengan peningkatan nilai VAS pada nyeri menstruasi dikerjakan
dengan mengelompokkan sudut fleksi kedalam kategori per 300. Jika intensitas nyeri
dari kategori-kategori yang berdekatan sama, kategori-kategori tersebut
digabungkan menjadi satu buah kategori. Di akhir proses pengelompokkan, terdapat
tiga buah kategori sudut fleksi yang didapatkan: sudut <1500 (n = 124), sudut antara
1500 dan 2100 (n = 35) dan sudut ≥2100 (n = 22) (Gambar 1).
Analisis Statistik
Perhitungan kesepakatan dengan nilai K antara ultrasound dengan pemeriksaan
ginekologikal dari posisi uterus telah dihitung. Nilai K berkisar antara nilai 0 (tidak
ada kesepakatan) hingga 1 (kesepakatan penuh) (23). Posisi uterus dan derajat
fleksi yang diukur dengan menggunakan ultrasound dipakai pada perhitungan,
Ketika dibutuhkan, angka kejadian akan dibandingkan dengan menggunakan tabel
kontigensi dan tes chi square. Perbandingan dari nilai numerikal antara kelompok
yang berbeda diuji dengan menggunakan one-way analysis of variance (ANOVA)
dan jika diperlukan dilanjutkan dengan post-hoc test. Analisis regresi multipel
digunakan untuk menguji hubungan antara nyeri (menstrual, intermenstrual, atau
dispareunia) dengan versi uterus atau sudut fleksi uterus. Variabel independen yang
dimasukkan dalam analisis adalah dalam bentuk data numerik (umur, indeks massa
tubuh, volume uterus, volume ovarium) dan data kategorikal (kehamilan
sebelumnya, riwayat operasi panggul, adanya endometriosis pada ultrasound
transvaginal, pergerakan dari uterus dan sudut fleksi uterus, serta versi uterus). Data
kategorikal dimasukkan sebagai variabel tambahan. Sebuah variabel tambahan
digunakan pada keadaan ditemukannya endometriosis (endometrioma dan/atau
endometriosis dalam vs. tidak ada temuan), kehamilan sebelumnya (ya vs. tidak),
riwayat operasi panggul (ya vs. tidak), dan pergerakan dari uterus (terfiksasi vs. tidak
terfiksasi). Sebuah variabel tambahan lainnya digunakan untuk fleksi uterus (sudut
<1500 vs. sudut antara 1500 dan 2100 vs. sudut ≥2100). Untuk semua analisis,
signifikasi secara statistikal dipertimbangkan melalui nilai 0.05 pada two-tailed p-
value. Semua hasil dicantumkan dalam format: rata-rata ± standar deviasi. Analisis
statistik dilakukan dengan paket statistikal STATVIEW version 5.01.98 (SAS Institute
Inc, Cary, NC, USA).
Hasil
Peneliti memilah 278 wanita dengan nyeri panggul. Dari total tersebut, 200 orang
sesuai untuk penelitian ini. Sembilan belas wanita dieksklusi dari analisis akhir
karena memiliki fibroid dengan diameter >2 cm. Kelompok pada akhir terdiri dari 181
wanita dengan nyeri panggul, dengan rata-rata usia 32.4 ± 7.8 tahun dan rata-rata
indeks massa tubuh 21.9 ± 3.7. Dari wanita-wanita tersebut, 168/181 (92.8%)
menderita nyeri menstruasi dan 46.4% diantaranya menderita nyeri menstruasi
berat, 123/181 (67.9%) nyeri intermenstrual dan 111/181 (61.3%) dispareunia. Tidak
ditemukan penyebab organik pada 136/181 (75.1%) dari wanita tersebut, ditemukan
endometriosis (endometrioma dan/atau endometriosis dalam) ditemukan pada
45/181 wanita, 15 diantaranya memiliki endometrioma saja (uni- maupun bilateral)
dan 30 memiliki endometriosis dalam (dengan atau tanpa endometrioma). Dari
kesuluruhan 18/181 (9.9%) memiliki uterus yang terfiksasi.
Uterus yang retroversi ditemukan pada 37/181 (20.4%) dari keseluruhan
wanita. Kesepakatan antara ultrasound dan pemeriksaan bimanual terletak pada
kategori intermediet/sedang dengan nilai K adalah 0.526. Rata-rata volume uterus
sama antara uterus ante- atau retroversi (63.6 ± 45.9 cm3 vs. 67.5 ± 39.5 cm3; p =
0.65). prevalensi dari uterus retroversi tidak berbeda pada wanita dengan atau tanpa
endometriosis (19.9 vs. 22.2%, p= 0.73) atau uterus yang terfiksasi (19.6 vs 27.8%,
p = 0.42). Prevalensi yang sama untuk uterus yang tidak terfiksasi ditemukan pada
wanita dengan (n = 71) dan tanpa (n = 110) kehamilan sebelumnya (25 vs. 18 %
secara berurutan; p = 0.3).
Rata-rata sudut fleksi adalah 150.40 ± 35.10 tetapi lebih tinggi pada uterus
yang retroversi dibanding uterus yang anteversi (182.30 ± 50.30 vs. 142.30 ± 24.20, p
< 0.0001). sudut fleksi uterus sama antara uterus yang dapat bergerak dan yang
terfiksasi (149.70 ± 33.90 vs. 156.90 ± 45.20, p = 0.41), dan wanita dengan atau tanpa
endometriosis (147.90 ± 32.30 vs. 158.20 ± 41.90, p = 0.09). Sebagai perbandingan
antara wanita yang belum pernah hamil dengan wanita yang memiliki kehamilan
sebelumnya, memiliki prevalensi sudut fleksi >2100 yang sama (11.2 vs. 13.6%).
Sebaliknya, mereka memiliki prevalensi yang lebih rendah untuk sudut fleksi <1500
(25 vs. 71%) dan prevalensi lebih tinggi untuk sudut fleksi 1500-2090 (64.7 vs. 15%)
(p < 0.0001).
Wanita dengan uterus baik anteversi maupun retroversi memiliki rata-rata
yang sama dalam hal nilai VAS dan prevalensi nyeri menstruasi, nyeri
intermenstruasi dan dispareunia, dan prevalensi nyeri menstruasi berat yang sama
(Tabel 1). Rata-rata nilai VAS untuk nyeri menstruasi berbeda secara signifikan (p =
0.002) antara wanita dengan berbagai derajat sudut fleksi uterus, dengan nilai paling
tinggi pada wanita dengan sudut fleksi ≥2100 (Tabel 2).
Nyeri menstruasi yang berat lebih sering ditemukan pada sudut fleksi ≥2100
dibandingkan dengan sudut fleksi antara 1500 dan 2100 atau sudut <1500 (Tabel 2).
Rata-rata nilai VAS dan prevalensi nyeri intermenstrual atau dispareunia tidak
berbeda diantara ketiga kategori sudut fleksi uterus (Tabel 2).
Sebuah model regresi multipel, termasuk umur, volume uterus dan ovarium,
kehamilan sebelumnya, riwayat operasi panggul, terdapatnya endometriosis,
mobilitas uterus, versi uterus dan ketiga kategori sudut fleksi uterus dibuat menjadi
variabel independen. Nilai VAS untuk nyeri menstrual berkaitan secara independen
(r = 0.272; p = 0.002) dengan sudut fleksi uterus ≥2100 saja (coefficient of regression
2.44; 95% confidence interval 1.09-3.79) dan sudut fleksi uterus <1500 (coefficient of
regression 1.17; 95% confidence interval 0.21-2.13).
Diskusi
Berdasarkan sepengetahuan peneliti, ini merupakan penelitian pertama yang
mengevaluasi dampak dari sudut fleksi dari uterus, daripada menggunakan versi
yang lebih mudah (2,8,19), terhadap intensitas gejala yang muncul pada wanita
dengan nyeri panggul.
Penelitian terbesar sebelumnya (8) telah dilakukan pada kelompok wanita
yang tidak dipilih; penelitian tersebut hanya didasarkan pemeriksaan ginekologis dan
dijumpai bahwa wanita dengan uterus retroversi yang dapat digerakkan lebih sering
mengalami nyeri menstruasi dan mempunyai nilai VAS yang lebih tinggi untuk
dispareunia, tetapi nyeri menstruasi yang berat tidak sehebat nyeri yang dialami
pada wanita dengan uterus anteversi. Penelitian ini dilakukan pada kelompok wanita
yang diseleksi dan mengalami nyeri panggul dan dispareunia. Versi dan angulasi
dari uterus ditentukan dari ultrasound. Ultrasound transvaginal dengan kosongnya
kandung kemih, merupakan metode yang sangat akurat untuk mengevaluasi posisi
uterus (3,5) dan dapat juga digunakan untuk menentukan sudut yang spesifik pada
fleksi uterus. Menurut peneliti, tidak ada kesepakatan antara retroversi yang
dievaluasi dengan ultrasound dan retroversi diperiksa dengan evaluasi bimanual
ginekologis.
Peneliti tidak menemukan hubungan antara derajat keparahan dari nyeri
panggul dan versi uterus. Retroversi uterus tidak mempunyai hubungan dengan
meningkatnya nyeri menstruasi (2,8,19) melainkan berhubungan dengan tingginya
sudut fleksi. Demikian pula, dalam pemilihan sampel untuk retroversi tidak muncul
sebagai determinan yang independen untuk intensitas dispareunia, seperti yang
telah disarankan di dalam tempat penelitian yang lain (8,13,17).
Intensitas nyeri yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan sudut fleksi yang
sangat ekstrim, baik pada ante- dan terutama retrofleksi. Maka, antefleksi dan
retrofleksi yang jelas dapat dikaitkan dengan meningkatnya nyeri menstruasi. Dalam
penelitian ini, kami eksklusikan wanita dengan mioma berukuran besar karena hal ini
dapat mengubah bentuk dan profil dari uterus, sehingga pengukuran sudut fleksi
uterus menjadi sulit. Berbeda dengan penelitian yang lain (8), peneliti tidak
mengeksklusikan wanita yang pernah menjalani operasi panggul sebelumnya,
uterus yang terfiksasi atau endometriosis panggul berdasarkan diagnosis
sementara, maupun kondisi yang berhubungan dengan nyeri panggul. Peneliti juga
tidak melakukan laparoskopi dan tidak mendapatkan diagnosis endometriosis dari
pemeriksaan histologi. Meskipun begitu, ultrasound transvaginal dianggap
mempunyai akurasi yang tinggi dalam mendiagnosa endometriosis, begitu juga
untuk endometriosis yang letaknya sangat dalam (24). Hasil yang didapatkan tidak
berbeda bahkan ketika subjek mungkin menderita karena endometriosis telah di
keluarkan dari analisa atau ketika hubungan antara sudut fleksi dan intensitas nyeri
menstruasi disesuaikan untuk faktor pembaur yang mungkin ada.
Semua wanita yang dimasukkan ke dalam penelitian pernah mengalami nyeri
menstruasi. Maka, nyeri menstruasi dapat terjadi pada posisi apapun. Namun,
intensitas nyeri sepertinya berhubungan dengan sudut fleksi uterus. Peneliti dapat
membuat hipotesis bahwa sudut fleksi memodulasi penutupan dari katup yang
terbentuk antara korpus uteri dan serviks: situasi yang terbaik adalah ketika korpus
dan serviks berada pada aksis yang sama (1800 ± 300) (Gambar 1). Tinggi atau
rendahnya derajat dari sudut fleksi dapat mempengaruhi pengeluaran dari darah
menstruasi. (8,12). Kontraksi miometrium yang kuat mungkin diperlukan agar dapat
melewati orifisium serviks interna, dan ini dapat dihubungkan dengan nyeri
menstruasi. Terdapat beberapa bukti bahwa posisi uterus dapat berubah selama
kehamilan (7,25). Data cross-sectional kami menunjukkan sudut fleksi uterus <1500
lebih sering pada wanita yang belum pernah hamil. Pada wanita yang sudah pernah
hamil, prevalensi dari sudut fleksi menurun (15 vs 71%), sedangkan prevalensi pada
sudut fleksi antara 1500 dan 2100 meningkat secara bersamaan (dari 25 ke 64%).
Tujuan dari penelitian ini bukan untuk mengevaluasi apakah posisi uterus
menginduksi nyeri panggul. Penelitian dilakukan pada kelompok wanita yang dipilih
dengan riwayat nyeri panggul. Kelompok pada penelitian ini tidak mewakili populasi
umum, meskipun dengan prevalensi retroversi uterus yang hampir sama (sekitar
20%) (4). Oleh karena itu, data yang ada tidak disamaratakan kepada semua
wanita, dan tidak dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa dari kalangan wanita
yang tidak dipilih, versi uterus dapat dikaitkan dengan meningkatnya risiko untuk
terjadinya dispareunia (8). Namun, data yang ada mungkin dapat membantu dalam
pemahaman terhadap kondisi anatomis dari uterus yang berkaitan dengan nyeri
menstruasi yang hebat.