Journal Reading Goiter
-
Upload
erlinda-nerini -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
Transcript of Journal Reading Goiter
JOURNAL READINGADHYAKSA MAHARDHIKA01.209.5818
Peran dari RAIU 24 Jam dalam Memprediksi Hasil dari Terapi Radioiodin Dosis Rendah pada Pasien dengan Diffuse Toxic Goiter
Nishikant Damle,1 Chandrasekhar Bal,1 Praveen Kumar,1 Ramamohan Reddy,1 Deepali Virkar2 1Department of Nuclear Medicine, All India Institute of Medical Sciences, New Delhi, India 2Department of Statistics, University of Mumbai, India *Received 07-12-11, Revised 3-04-12, Accepted 01-06-12 *Sumber : http://www.hormones.gr/828/article/article.html
PENDAHULUANDiffuse Toxic Goiter (DTG) adalah penyebab
paling sering dari hipertiroidisme dengan terapi radioiodin, obat anti tiroid, dan pembedahan menjadi pilihan utama untuk pengobatan
Terapi radioiodin lebih dipilih karena kemudahannya, harganya yang lebih murah, komplikasi yang lebih sedikit, dan merupakan pilihan utama pada kekambuhan penyakit Graves dan hyperthyroidisme karena nodul toksiknya
PENDAHULUAN
Uji RAIU adalah sebuah tes yang digunakan untuk membedakan tiroiditis dengan hipertiroidisme, untuk perhitungan dari dosis 131I pada ablasi tiroid, dan untuk memprediksi hasil dari terapi radioiodine
TUJUAN PENELITIAN
Mengevaluasi peran dari RAIU 24 jam dalam memprediksi hasil terapi radioiodine pada pasien dengan diffuse toxic goiter (DTG)
Membandingkan hasil terapi radioiodin antara pasien DTG dengan tingkat penyerapan radioiodin tinggi dengan pasien DTG dengan tingkat penyerapan radioiodin rendah
METODE PENELITIAN
Rekam medik dari pasien DTG yang diterapi radioaktif iodine diamati dengan metode retrospektif
Pasien-pasien ini telah diberi terapi dosis utama yaitu 185 MBq radioiodine antara Januari 1987 hingga Desember 2006
METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi :a) pasien terdiagnosis goiter diffuse yang
ditegakan baik dari perabaan dan/atau foto polos tiroid
b) berhenti menkonsumsi ATD minimal 3 hari sebelum tes RAIU 24 jam
c) tidak ada riwayat konsumsi obat lain yang mungkin mempengaruhi tes RAIU 24 jam
d) nilai dari RAIU 24 jam yang dieksklusi karena tiroiditis atau tirotoksikosis ekstratiroid
METODE PENELITIAN
Kriteria eksklusi :a) goiter multinodularb) nodul fungsional autonomi soliter,c) riwayat mengkonsumsi obat lain yang
mungkin mempengaruhi tes RAIU 24 jam
METODE PENELITIAN
Sebelum terapi, ukuran kelenjar ditentukan berdasarkan pembagian derajat 0-3 (0-tidak teraba/normal, 1-sedikit membesar, 2-pembesaran sedang, 3-sangat besar).
Pasien masuk kriteria inklusi dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan RAIU 24 jam (range normal : 15% - 35%) : kelompok pertama adalah pasien dengan nilai RAIU 24 jam < 50% sedangkan kelompok kedua dengan nilai RAIU 24 jam > 50%
METODE PENELITIAN
Pemantauan setelah terapi dilakukan setiap 3 bulan melalui tanda klinis, biokimia, dan uji RAIU selama 1 tahun, dan dikatakan dosis pertama sukses jika pasien menjadi eutiroid atau hipertiroid dan tidak harus mengulang terapi radioiodin selama 1 tahun pemantauan, sementara dikatakan gagal jika pasien menjadi hipertiroid persisten dan membutuhkan terapi lanjutan dengan radioiodin/ATD
METODE PENELITIAN
Setelah terapi, pasien dibagi menjadi hipertiroid persisten, eutiroid, dan hipotiroid berdasarkan uji klinis dan biokimia
Faktor perancu yang dapat mempengaruhi hasil seperti usia, jenis kelamin, ukuran kelenjar, lamanya menderita DTG, terapi dengan obat antitiroid (Anti Thyroid Drugs/ ATD), dan lama terapi, dicatat untuk analisa diskripsi
METODE PENELITIAN
Faktor perancu yang dapat mempengaruhi hasil seperti ukuran kelenjar, lamanya menderita DTG, terapi dengan obat antitiroid (Anti Thyroid Drugs/ ATD), dan lama terapi, dicatat untuk analisa diskripsi
Keberhasilan dari dosis pertama 131I, yang gambarkan sebagai euthyroid atau hipotiroid, ditentukan pada 12 bulan setelah terapi tanpa tambahan radioiodine atau obat antitiroid. Data dianalisis dengan IK 95% dan error 1% (α=0,01)