Jalur Pembuangan Feses Yang Benar

13

description

jalur

Transcript of Jalur Pembuangan Feses Yang Benar

SUMURSumur merupakan sumber utaa persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis, sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis :1. Sumur dangkal (shallow well)Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapa air hujan di atas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi cuci kakus (MCK) 2. Sumur dalam (deep well)Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi.

Perbedaan antara sumur dangkal dan sumur dalam

2.12 Septic Tank Septictank adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat. Air limbah rumah tangga yang dimaksud di sini adalah semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus.

Jalur pembuangan feses yang benarKelembaban tanah perlu diperhatikan karena berdasarkan beberapa studi disimpulkan bahwa air tanah juga tidak luput dari pencemaran. Bahan pencemar dapat mencapai aquifer air tanah melalui berbagai sumber diantaranya meresapnya bakteri dan virus melalui septic tank. Mekanisme KerjaSeptic TankSeptic tankterdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

a. Proses kimiawiAkibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagaisludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebutscumyang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologisDalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalamsludgedanscum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volumesludge, sehingga memungkinkanseptic tanktidak cepat penuh. Kemudian cairanenfluentsudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairanenfluentini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Kedua tahapan di atas berlangsung di dalamseptic tank. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitasseptic tanksehingga isiseptic tankharus dibersihkan minimal sekali setahun.2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalamseptic tank.3. Septic tankbaru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dariseptic tanklain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri (Chandra, 2007).4. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 5. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta Gambaran pencemaran akibat adanya pembuangan kotoan rumah tangga terhadap tanah di sekitarnya

Dari gambar di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Pencemaran yang ditimbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada di dalam tanah dapat mencapai jarak 11 meter, searah dengan arah aliran air tanah. Oleh karena itu, pembuatan sumur pompa tangan atau sumur gali untuk keperluan air rumah tangga sebaiknya berjarak 11 meter dari sumber pencemar.2. Pencemaran dapat diperpendek jaraknya jika pembuangan kotoran belum mencapai permukaan air tanah karena perjalanan bakteri di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh aliran air di dalam tanah.3. Jika pencemaran bakteri hanya mencapai 11 meter, maka pencemaran yang diakibatkan oleh kandungan kimia dapat mencapai 95 meter. Dengan demikian, sumber air yang ada di dalam masyarakat sebaiknya berjarak lebih dari 95 meter dari tempat pembuangan bahan kimia. Manfaat dari pembuatan septictank yang benar dan ramah ingkungan adalah sebagai berikut : 1. Keberishan air tanah ikut terjaga 2. Perawatan lebih mudah karen tidak mudah penuh dan bau 3. Penghuni rumah dapat merasa nyaman karena saluran pembuangan tidak mampat sehingga memudahkan penyiraman. 4. Untuk septictank biologis, air pembuangannya dapat dimanfaatkan untuk ekosistem lain, misalnya untuk menyiram tanaman. Jarak aman antara Lubang Kakus dengan Sumber Air Minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

1. Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.2. Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat.3. Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus.4. Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.5. Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur.6. Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra, 2007:126-127).Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.

Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat. Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5x1,5x2 m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1x1x2 m.

Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.

Cara Kerja:HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:Dalam mengambil contoh air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasinya.Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril.Sterilisasi dilakukan pada suhu 180C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu dan waktu sterilisasi pada oven.

a.Prosedur pengambilan sampel Air Kran

1)Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;2)Lalu kran dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup untuk membersihkan mulut kran, kemudian tutup kembali;3)Nyalakan bunsen dengan korek api dan kapas diberi cairan spritus menggunakan krustang/pinset4)Mulut kran dipanaskan sampai timbul uap air keluar;5)Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai setengah saja untuk menghindari kontaminasi). Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan untuk menghindari kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan secara aseptis;6)Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas;7)Botol diisi sampel air botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);8)Bibir botol dipanasi lagi hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali;9)Matikan api di bunsen dengan penutup bunsen;10)Kemudian di beri label;11)Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.

b.Prosedur pengambilan Sampel Air Sumur Gali

1)Bawalah box penyimpanan alat-alat pengambilan sampel air seperti bunsen, alkohol 70%, cairan spritus, bunsen, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi tali untuk mengambil sampel air dengan panjang 10 meter, label dan alat tulis;2)Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan;3)Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;4)Pengambilan Sampel Air Sumur Gali pertama yang dilakukan dengan dua orang, satu yang memegang krustang untuk memanaskan bibir botol sampel dan yang satunya mangambil sampel air di sumur gali;5)Sebelum digunakan untuk pengambilan sampel air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyentuh langsung bagian botol;6)Buka botol sampel dan tutup botol dibungkus dengan kertas pelindung dan masukkan di kantong untuk menghindari kontaminasi;7)Panasi bibir sampel hingga cukup panas;8)Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke dalam sumur sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan);9)Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi;10)Pelan-pelan agar tidak menyentuh di dinding sumur untuk mencegah kontaminasi botol sampel;11)Botol diisi sampel air botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);12)Panasi lagi bibir sampel dengan api lalu tutup secepatnya;13)Kemudian siap diberi label;14)Kerjakan secara aseptis dan hati-hati

B.PembahasanPengambilan sampel air kranPertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, penuh kehati-hatian dan juga harus aseptis. Lalu alirkan air di kran selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan di bibir kran hingga mengeluarkan uap air atau bila cukup panas lalu di tutup. Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Buka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi setengah, tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan. Lalu panaskan bibir botol sampel hingga cukup panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga air dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.Pengambilan sampel air sumur galian (SGL)Persiapkan box penyimpanan alat-alat sampel untuk melakukan pengambilan sampel air sumur galian. Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, lalu untuk melakukan pengambilan sampel harus dengan dua orang. Orang pertama mengambil air sampel di sumur galian dan orang kedua memegang krustang dan kapas yang sudah terbakar oleh larutan spiritus. Kedua, setelah melumuri tangan dengan alkohol Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan. Sebelum digunakan untuk pengambilan air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyantuh langsung bagian botol. Tali diurai sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan), Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi. Lalu bila sudah angkat botol sampel pelan-pelan dan jangan sampai terkena dinding sumur, air di dalam botol sampel harus air agar oksigen di botol masih ada untuk bakteri bernapas dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.