JADI

51
MAKALAH KOMUNITAS KEBIDANAN MENGKATEGORIKAN JENIS KELUARGA DAN STAKE HOLDER YANG ADA PADA TINGKATAN DI KOMUNITAS Di Susun Oleh: Aizah Putri Permatasari Alika Emas Putri Andini Fitriani Lusiana Fitria Bella Makrifatul Arofah Wita Mulyana Setya Eka Nurizki Zulfan Diary Kelas : 2 A Non Reguler 1

description

test

Transcript of JADI

MAKALAH KOMUNITAS KEBIDANANMENGKATEGORIKAN JENIS KELUARGA DAN STAKE HOLDER YANG ADA PADA TINGKATAN DI KOMUNITAS

Di Susun Oleh: Aizah Putri Permatasari Alika Emas Putri Andini Fitriani Lusiana Fitria Bella Makrifatul Arofah Wita Mulyana Setya Eka Nurizki Zulfan DiaryKelas : 2 A Non Reguler

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA IIIPRODI D-III KEBIDANANKata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kebidanan Komunitas ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 01 Maret 2015

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar2Daftar Isi3BAB I Pendahuluan4BAB II Pembahasan5BAB III Penutup36Daftar Pustaka37

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangDefinisi KebidananKomunitassebagai segala aktifitas yang dilakukan olehbidanuntuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanankomunitasyang lain menyebutkan upaya yang dilakukanBidanuntuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanankomunitasadalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)

BAB IIPEMBAHASAN

Mengkategorikan Jenis Keluarga Dan Stake Holder Yang Ada Pada Tingkatan Di KomunitasKategori Keluarga Dan Stake Holder Yang Ada Pada Tingkatan Di Komunitas:

A. Pengertian KeluargaKeluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.Definisi KeluargaKeluarga dapat didefinisikan dari berbagai mcam orientasi dan cara pandang yang berbeda- beda. Adapun beberapa Definisi Keluarga sesuai waktu perkembangan konsep atau teori tentang keluarga adalah sebagai berikut : BUSSARD dan BALL (1966) KELUARGA merupakan Lingkungan Sosial yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan seseorang. Dalam keluarga itulah seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, terbentuknya nilai-nilai, dan kebiasaan kebiasaan yang berfungsi sebagai saksi segenap budaya dari luar dan mengakomodir hubungan anak dengan lingkungannya. WHO (1969) KELUARGA adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. DUVAL (1972) KELUARGA adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari tiap-tiap anggota keluarganya. HELVIE (1981) KELUARGA adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. DEPKES RI (1988) KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. BAILON dan MAGLAYA (1989) KELUARGA adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam perannya masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. UNDANG UNDANG NO. 10 TAHUN 1992 (Tentang : Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. SAYEKTI (1994) KELUARGA adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. FRIEDMAN (1998) KELUARGA adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. BKKBN (1999)KELUARGA adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :

Unit terkecil masyarakat.

Terdiri atas dua orang atau lebih.

Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.

Hidup dalam satu rumah tangga.

Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.

Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

Mempunyai ikatan emosional

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

Menciptakan dan mempertahankan suatu budaya tertentu.

Ciri-ciri Keluarga:Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton, bahwa ciri-ciri suatu keluarga antara lain : 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. 3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan perhitungan garis keturunan. 4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. Ciri-ciri Keluarga Indonesia:Pada umumnya keluarga-keluarga di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Mempunyai ikatan yg sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.

2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3) Umumnya suami sebagai pengambil keputusan.

4) Berbentuk monogram

B. Tipe KeluargaGambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pengelompokan secara Tradisional Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu : a. Nuclear Family (Keluarga Inti) Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. b. Extended Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, bibi dsb. 2. Pengelompokan secara Modern Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya : a. Tradisional Nuclear Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. b. Niddle Age/Aging Couple Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier. c. Dyadic NuclearAdalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.

d. Single Parent

Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

e. Dual Carrier

Adalah : Keluarga dengan suami istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki anak.

f. Three Generation

Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.

g. Comunal

Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami-istri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

h. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation

Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.

i. Composite /Keluarga Berkomposisi

Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.

j. Gay and Lesbian Family

Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

Gambaran tentang Tipe/Bentuk keluarga tersebut menunjukkan banyaknya jenis/tipe keluarga yang ada disekitar kita, dan hal ini mengharuskan kepada para profesionalis khusunya dalam bidang kesehatan untuk dapat memahami konteksnya masing-masing dan lebih bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup dalam memberikan pelayanan.Fungsi KeluargaAda beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut : Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedaman adalah sebagai berikut : Fungsi AfektiYaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.

Fungsi SosialisasiAdalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Fungsi ReproduksiAdalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi EkonomiAdalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi Keluarga menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 1992 jo PP No. 21 Tahun 1994. Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut : Fungsi Keagamaan Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.

Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalanajaran agama.

Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau dimasyarakat. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi Budaya Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi Cinta Kasih Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus. Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi Perlindungan Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi Reproduksi Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat, baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga disekitarnya. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai odal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi Sosialisasi Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat bagi anak untuk dapat mencari pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah ataupun masyarakat. Fungsi Ekonomi Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Fungsi Pelestarian Lingkungan Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan diluar atau disekitar keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998) Terdapat 3 Fungsi Pokok Keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu : a. ASIH Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya. b. ASUHMemenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anak-anak yang sehat, baik fisik maupun mental, social dan spiritual.c. ASAHAdalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.Tugas Keluarga Dalam Bidang KesehatanSesuai dengan Fungsi Keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka keluarga juga mempunyai Tugas dalam Bidang Kesehatan yang harus dilakukan sebagaimana yang dikemukakan oleh Freeman (1981), yang antara lain adalah :1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan segala perubahan yang terjadi dalam keluarga. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. 3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. Tugas ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama agar masalah yng lebih parah tidak terjadi. 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

C. Hubungan Antara Masalah Kesehatan Dengan Keluarga Dan AnggotanyaDewasa ini pembangunan di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab semua masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya yang menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok (2007) peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:a.Mengenal Masalah KesehatanKesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggita keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.b.Memutuskan Tindakan Yang Tepat Bagi KeluargaPeran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yag mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan system akan melibatkan lembaga kesehatan professional ataupun praktisi local (dukun) dan sangat bergantung pada :1)Apakah masalah dirasakan oleh keluarga?2)Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga?3)Apakah kepala keluarga takut akibat akibat terapi yang dialakukan terhadap salah satu angghota keluargaya?4)Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?5)Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk mampu menjangkau fasilitas kesehatan?c.Memberikan Perawatan Terhadap Keluarga Yang SakitBeberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tanggung jawabnya secara penuh. Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban yang paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji:1)Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?2)Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien?3)Bagaiman sikap keluarga terhadap pasien? (aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien).d.Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan Keluarga1)Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki sekitar lingkungan rumah2)Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya3)Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatane.Menggunakan Pelayanan KesehatanMenurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada aggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantra atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam menfaatkan sarana kesehatan perludikaji tentang:1)Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga2)Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan3)Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada4)Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluargaTenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatn yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama komunikasi (bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalamn yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan denga petugas kesehatan.Tujuan Perawatan Kesehatan KeluargaTujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga:Tujuan umum :Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.Tujuan Khusus :a. Meningkatka kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.e. Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalamMemecahkan Masalah Kesehatan KeluargaHambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah:1. Hambatan dari keluarga- Pendidikan keluarga yang rendah- Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)- Kebiasaan-kebiasaan yang melekat- Sosial budaya yang menunjang2. Hambatan dari perawata.Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: phn kit, transportasib.Kondisi alam (geografi yang sulit)c.Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)d.Keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluargaFaktor Yang Mempengaruhi Derajat KesehatanMenurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu:a)Faktor Perilaku,b)Lingkungan,c)Keturunand)Pelayanan Kesehatan.Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi.Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan mencuci tangan sebelummakan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna.Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit sperti gatal-gatal, infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat dihindari, seprti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya.Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kabupaten/kota.Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakan secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif.Dengan berbagai upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi, dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan 24 Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan tangggung jawab, diusahakan jangan sampai menghilangkan culture atau budaya bangsa Indonesia dimana mahluk hidup saling membutuhkan satu sama lain.

D. Mengindentifikasi Struktur Organisasi Sesuai Dengan Tingkatan Dan Hubungan KekeluargaanStruktur KelurgaStruktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah : Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. Keluarga Kawin Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga Terdapat 3 macam tipe pemegang kekuasaan dalam suatu keluarga, yaitu : Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah. Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu. Equalitarian : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

E. Jenis Stake Holder Yang Ada Di Komunitas Dan Fungsi Masing-masing

1. Dasa Wisma Dalam KomunitasDasa wisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 rumah yang bertetangga. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan(PKK), pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran).Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat terwujud apabila manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).Hasil pemantauan oleh masyarakat diinformasikan kepada petugas kesehatan atau unit yang bertanggung jawab untuk dapatnya diambil tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka kewaspadaan dini terhadap ancaman muncul atau berkembangnya penyakit/masalah kesehatan yang disebabkan antara lain oleh status gizi, kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (surveilans).Secara umum tujuan dari kegiatan tersebut yang berbasis masyarakat adalah terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadapkemungkinan terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang akan mengancam dan merugikan masyarakat yang bersangkutan.

Peran DasawismaPeran serta masyarakat akan diperluas sampai ketingkat keluarga dengan sepuluh keluarga sebagai satuan untuk pembinaan dalambidang kesehatan secara swadaya.Salah seorang dari anggota keluarga persepuluhan untuk dipilih oleh mereka sendiri dan dijadikan pimpinan dan pembina atau penghubung.Tujuan pengamatan dan pemantauan oleh masyarakat, agar tercipta sistem kewaspadaan dan kesiap-siagaan dini masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan, yang akan mengancam dan merugikan masyarakat sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara efektif dan efisien.Bidanyang di tempatkan di desa akan membina pemimpin kelompok persepuluhan tersebut secara berkala dan menerima rujukan masalah kesehatan dari para anggota persepuluh tersebut dalam wilayah kerjanya.Salah satuorganisasi yang telah ada dan diakui manfaatnya bagi masyarakat, terutama dalam upaya meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan keluarga adalah gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selain ekonomi atau pendapatan keluarga, yang tak kalah penting diberdayakan dalam PKK adalah peningkatan kesehatan dan spritual.Disini yang paling berperan adalah dasawisma, yakni unit terkecil kelompok PKK yang terdiridari 10 anggota rumah tangga. Dari 10 anggota itu, ada seorang penanggung jawab untuk memantau kondisi rumah tangga yang lain. Prinsip dasawisma adalah pengawasan dan pemberdayaan hingga kemasyarakat bawah dan menyentuh unit masyarakat terkecil, yakni keluarga.Peran PKK diharapkan dapat menggugah masyarakat agar termotivasi untuk selalu dinamis, maumengubah keadaan kepada yang lebih maju lagi. Seperti dalam hal upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. PKK bukanlah tempat arisan dan pengajian saja, tetapi merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Kalau arisan dan pengajian, setiap perkumpulan beberapa orang bisa saja dilakukan. Tapi PKK lebih dari itu, merupakan wadah pemberdayaan.2. Kader KesehatanPengertianSecara umum istilah kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara Posyandu. L.A Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengembangkan masyarakat". Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan, bahwa:"Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela ".Fungsi Kadera. Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan data-data, melaksanakan survey mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat, menen tukankegiatanpenanggulangan masalah kesehatan ada bersama-bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, wawanmuka (kunjungan), dengan menggunakan alat peraga dan percontohan.c Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk bergotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.d. Memberikan pelayanan yaitu,: Membagi obat Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan Mengawasi pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnyaMelakukan pencatatan, tentang: Jumlah akseptor KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb KIA: jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya Imunisasi: jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan Gizi: jumlah bayi yang ada, jumlah bayi atau balita yang mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan. Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk.Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan. Keluarga binaan untuk masing-masing kader berjumlah 10-20 KK atau sesuai dengan kemampuan kader setempat.

3. POSYANDULatar BelakangPuskesmas adalah ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan pertama di masyarakat yang diperkenalkan mulai tahun 1968. Sejak berdirinya Puskesmas banyak bentuk pemberdayaan masyarakat yang telah diselenggarakan, antara lain: Karang Balita (gizi), Pos KB Desa (KB), Pos Imunisasi (Imunisasi), Daerah Kerja Intensif Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (penyuluhan).PengertianPosyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan, yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini dalam rangka 1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.Tujuan penyelenggaraan PosyanduDepartemen Kesehatan (1988) telah merumuskan bahwa tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah untuk:a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran.b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia, dari Sejahtera (NKKBS)c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang menunjang kesehatan, dand. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.Sedangkan Dinas Kesehatan DKI (2006) merumuskan bahwa tujuan penyelenggaraan Posyandu antara lain :a. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasarc. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar.4. Karang Taruna HusadaKarang Taruna Husada adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat Karang Taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunar, kesehatan. Pada pelaksanaan kegiatan Posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotonog-royong pembasmian sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi Karang Taruna ini sangat besar.Fungsi Pokok Karang Taruna Penyelenggara usaha kesejahteraan social Penyelenggara pendidikan dan pelatihan masyarakat Penyelenggara pemberdayaan masyarakat Penyelenggaraan pengembangan jiwa kewirausahaan Pemberi pengertian, pemupukan dan pengembangan kesadaran tanggung jawab Penumbuh dan pengembang semangat kebersamaan Pemupuk kreativitas generasi muda Penyelenggara rujukan, pandamping dan advokasi social Penguat sisitem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permsalahan social

Mengindentifikasi Stake Holder Yang Ada Pada Tingkatan Di Komunitas1. DarawismaDasawisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-kelompok PKK memiliki peran strategis mewujudkan keluarga sejahtera. Untuk itu, di harapkan agar Dasawisma menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah karena sebagai mitra.Selain itu, melalui dasawisma tersebut diharapkan dapat memantau sekaligus mengantisipasi muncul serta berkembangkan penyakit yang belakangan menghebohkan, dan banyak menimpa anak-anak seperti demam berdarah.Banyak hal yang dapat dilakukan melalui dasawisma seperti melaksanakan kegiatan kerjabakti, mengadakan lomba mengambil jentiknya sehingga dapat mengantisipasi munculnya penyakit demam berdarah. Selainitu, terutama dalam hal administrasi, dengan mengupdate data di setiap kepala keluarga, usaha perbaikan gizi keluarga dan keluarga berencana (KB). Dengan begitu Keberadaan dasawisma akan mempermudah koordinasi dan jaringan, sehingga program-program PKK maupun yang melibatkan PKK dapat berjalan tepatsasaran.Pengetahuan dan keterampilan mutlak dimiliki bagi kader PKK, untuk memajukan serta meningkatkan mutu dan kemampuan organisasi. Karena, kesejahteraan bangsa dimulai dari kesejahteraan keluarga yang merupakan salah satu sasaran pembangunan.Juga mengingatkan semua yang tergabung dalam wadah organisasi PKK harus lebih mampu untuk berperan di masyarakat, baik sebagai motivator, komunikator, dinamisator pembangunan dan sebagainya yang mampu menyerap segala aspirasi yang tumbuh di masyarakat untuk membuktikan manfaat dan keberadaan PKK itu sendiri secara nyata.

2. Kader KesehatanDasar Pemikirana) Dari segi kemampuan masyarakatDalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dalam bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek, akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri.b) Dari segi kemasyarakatanPerilaku kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat itu sendiri. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat perlu memperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat, sehingga untuk mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pembangunan dibidang kesehatan, harus berusaha menumbuhkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan sendiri dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.Persyaratan menjadi kaderProses pemilihan kader hendaknya melalui musyawarah dengan Masyarakat, dan Para pamong desa harus juga mendukung. Persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan kader antara lain:a. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesiab. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kaderc. Mempunyai penghasilan sendirid. Tinggal tetap di desa yang bersangkutan,e. Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya,f. Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat,g. Berwibawa,h. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga untuk meningkatkan keadaan kesehatan keluarga.

3. Posyandu Penyelenggaraan PosyanduPada permulaan munculnya ide pembentukkan Posyandu, dibeberapa daerah sudah ada pos-pos pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat, namun pada umumnya pelayanan yang diberikan hanya salah satu pelayanan kesehatan, misalnya: pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, atau pos kesehatan Untuk itu, maka Posyandu diselenggarakan berdasarkan pengembangan dari pos-pos tersebut dengan melaksanakan berbagai pelayanan kesehatan secara terpadu. Sedangkan bagi daerah yang belum ada, dihimbau untuk pembentukan yang baru.Sedangkan kegiatan lain atau yang disebut kegiatan tambahan anatara lain:a. Bina Keluarga Balita (BKB)b. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Lear Biasa (KLB), Misalanya: ISPA, DBD, Gizi buruk, Polio, Campak, Diphteri, pertusis, atau tetanus neonatorum.d. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD),e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD),f. Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN)g. Tabungan Masyarakat (TABUMAS)h. Suami Siap Antar Jaga (SIAGA),i. Ambulan Desa.j. Penyehatan Air bersih clan penyehatan lingkungan pemukimank. Program diversivikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA),Jenjang PosyanduMenurut "Konsep ARRIF Jenjang Posyandu dikelompokkan menjadi empat strata:a. Posyandu Pratama (warna merah) Belum mantap Kegiatan belum rutin Kader terbatasb. Posyandu Madya (warna Kuning) Kegiatan lebih teratur Jumlah kader minimal lima orangc. Posyandu Purnama (warna Hijau) Kegiatan sudah teratur Cakupan program/kegiatan baik Jumlah kader lebih dari lima orang Mempunyai program tambahand. Posyandu Mandiri (warna biro) Kegiatan teratur dan mantap Memiliki dana sehat clan JKM yang mantap4. Karang Taruna HusadaSuatu kegiatan atau program dapat dikategorikan kedalam pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-macam, antara lain sebagai berikut :a. Tokoh atau Pimpinan MasyarakatDisebuah masyarakat apapun baik pedesaan, perkotaan maupun pemukiman elit atau pemukiman kumuh, secara alamiah akan terjadi kristalisasi adanya pemimpin atau tokoh masyarakat. Pemimpin atau tokoh masyarakat (Toma) ini dapat bersifat formal (Camat, Lurah, Ketua RT/RW) maupun bersifat informal (Ustad, Pendeta, Kepala Adat). Pada tahap awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider kesehatan terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh masyarakat.b. Organisasi MasyarakatDalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim, Koperasi-Koperasi dan sebagainya.c. Pendaatan MasyarakatSebagaimana uraian pada pokok bahasan Dana Sehat, maka secara ringkas dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut. Bahwa Dana sehat telah berkembang di Indonesia sejak lama (tahun 1980-an). Pada masa sesudahnya (1990-an) dana sehat ini semakin meluas perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).d. Material MasyarakatSeperti telah diuraikan sebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah satu potensi masyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.e. Pengetahuan MasyarakatSemua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh permberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat (community knowledge).f. Teknologi Masyarakat (Community Technologi)Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan. Misalnya penyaring air bersih menggunakan pasir atau arang, untuk pencahayaan rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya ditaruh kaca, untuk pengawetan makanan dengan pengasapan dan sebagainya.

F. Mengembangkan Tim Kerja Berdasarkan Jenis Stake Holder Yang Ada Di komunitas1. Darawisma10 PROGRAM POKOK PKKA.PROGRAM POKJA IPokja I mengelola Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program Gotong Royong.1.Tugasa.Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling menghormati dan menghargai dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.b.Meningkatkan ketahanan keluarga dalam rangka mewujudkan kesadaran setiap warga tentang Penghayaan dan Pengamalan Pancasila melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN).c.Memantapkan Pola Asuh Anak dan Remaja dalam keluarga serta perlindungan anak melalui Lokakarya dan Uji coba.d.Peningkatan pemahaman dan pengamalan perilaku budi pekerti dan sopan santun dalam kelurga dan lingkungan.e.Meningkatkan pemahaman peraturan perundangan yang berkaitan dengan pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pencegahan perdagangan orang (Trafficking), peningkatan pemahaman penyalahgunaan narkoba melalui life skill dan parenting skill.f.Meningkatkan kesadaran hidup bergotong royong, kesetiakawanan sosial, keamanan lingkungan, Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD dan lain-lainnya.g.Memberdayakan LANSIA dalam kegiatan yang produktif dan menjadi teladan dalam keluarga dan lingkungan.

2.Prioritas Program1)Penghayatan dan Pengamalan PancasilaMenumbuhkan ketahanan keluarga melalui kesadaran bermasyarakat, berbangsadan bernegara perlu dilaksanan pemahaman secara terpadu:2)Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN)PKBN mencakup 5 (lima) unsur:Kecintaan tanah airKesadaran berbangsa dan bernegaraKeyakinan atas kebenaran PancasilaKerelaan berkorban untuk Bangsa dan NegaraMemiliki kemampuan awal bela Negara3)Kesadaran Hukum (KADARKUM)KADARKUM adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang peraturan perundang-undangan diprioritaskan di PKK untuk pencegahan PKDRT, Trafficking, Perlindungan Anak, Narkoba, dll.4)Pola Asuh Anaka dan RemajaPola asuh anak dan remaja adalah upaya untuk menumbuhkan dan membangun perilaku, budi pekerti, sopan santun di dalam keluarga sesuai budaya bangsa.5)Pemahaman dan Ketrampilan Hidup (Life Skill dan Parenting Skill)Pemahaman dan ketrampilan hidup adalah upaya menumbuhkan kesadaran orang tua dalam upaya penvegahan penyalahgunaan Narkoba6)Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib administrasi kependudukan di keluarga.3.Gotong RoyongKegiatan Gotong Royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar sesama keluarga, warga, dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan.1)Menumbuhkan kesadaran, kesetiakawanan sosial, bertenggang rasa, dan kebersamaan serta saling menghormati antar umat beragama.2)Memberdayakan LANSIA agar dapat amenjaga kesehatan fisik dan mental, kebugaran, ketrampilan agar dapat melaksanakan kegiatan secara produktif dan menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungannya.3)Berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan bakti sosial, kegiaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).B.PROGRAM POKJA IIPokja II mengelola Program Pendidikan dan Ketrampilan serta Pengembangan Kehidupan Berkoperasi.1.TugasMeningkatkan pendidikan dan ketrampilan dalam keluarga, peningkatan jenis dan mutu kader, peningkatan pengetahuan TP PKK dan kelompok-kelompok PKK dan Dasawisma melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan.a.Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB)b.Memantapkan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B, dan C.c.Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran dalam keluarga tentang pentingnya pendidikan anak sejak usia dini (0-6) tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya.d.Membantu program Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka meningkatkan pendidikan keluarga.e.Meningkatkan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK.f.Memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya perbaikan ekonomi keluarga dan mendorong terbentuknya koperasi yang dikelola oleh PKK.g.Identifikasi kebutuhan pelatihan.h.Menyusun modul-modul pelatihan.i.Berpartisipasi dalam Forum PAUD berkerjasama dengan Pokja IV yang difasilitasi oleh Kementrian Pendidikan Nasional.j.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pendidikan dasar untuk semua sesuai dengan tujuan MGDs yaitu agar setiap anak laki-laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan dasar.

2.Prioritas Program1)Penddikan dan Ketrampilana.Meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran dan ketarmpilan keluarga yang mempunyai anak balita mengenai tumbuh kembang anak balita secara optimal.b.Menyusun modul pelatihan BKBdabi TP PKK dan mengadakan pelatihan BKB.c.Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK dengan mengadakan pelatihan/ Training of Trainer (TOT).d.Menyempurnakan modul-modul pelatihan TPK3PKK, LPPKK dan DAMAS PKK sesuai dengan perkembangan serta mensosialisasikannya antara lain melalui pelatihan-pelatihan: TPK3PKK, LP3PKK, dan DAMAS PKK.e.Meningkatkan pengetahuan PKK dalam kegiatan Pos PAUD melalui kegiatan PAUD yang diintegarsikan dengan BKBddan Posyandu dengan pereman mitra PAUD bekerjasama dengan Pokja IV.f.Meningkatkan jumlah pengetahuan dan ketrampilan kader dalam mendidik anak usia dini melalui pelatihan bekerjasama dengan instansi terkait dan HIMPAUDI.g.Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup (Life Skill) perempuan maupun laki-laki sehingga mampu berusaha secara bersama atau mandiri untuk memperkuat kehidupann diri dan keluarganya.h.Mengadakan manitoring dan evaluasi kegiatan Pos APUD di TP PKK Provinsi untuk mengetahui sejauh mana pengintegrasian PAUD, BKB, dan Posyandu.i.Meningkatkan kejar paket A, B, dan C melaui pelatihan Tutor Kejar Paket A, B, dan C bekerjasama dengan insansi terkait.j.Meningkatkan dan menyuluh keluarga tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun).k.Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan keluarga serta pengembangan Keaksaraan Fungsional (KF) dengan pendampingan melalui penyuluhan, oreintasi dan pelatihan.l.Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan baca tulis, serta membudayakan minat baca masyarakat melalui aman Bacaan Masyarakat (TBM) dan sudut baca bekerja sama dengan Instansi terkait.m.Meningkatkan pelaksanaan kerjasama dengan mitra sebagai pendamping, yaitu lintas sektoal dan lintas kelembagaan.

2)Pengembangan Kehidupan Berkoperasia.Melaksanakan evaluasi UP2K-PKK dan mengadakan lomba UP2K untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan UP2K-PKK di daerah dan mengetahui keberhasilannya.b.Mengadakan pelatihan UP2K-PKK dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang program UP2K-PKK agar TP PKK Provinsi mempunyai tenaga terampil dalam pengembangan program UP2K-PKK.c.Mendata ulang jumlah kelompok-kelompok UP2K-PKK.d.Mengatasi cara pemecahan masalah mengenai permodalan untuk kegiatan UP2K-PKK melalui APBD, Lembaga keuangan Mikro yang ada, baik yang bersifat bank seperti BRI Unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, Alokasi Dana Desa (AAD) dan lain-lain.e.Mengupayakan pemasaran UP2K-PKK melalui pasar, warung, ikut pada pameran, bazar baik lokal maupun nasional dan menjalin kemitraan dengan Dekranas/ Dekranasda.f.Memotifasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan pendapatan keluarga.g.Mendorong terbentuknya koperasi yang berbadan hukum yang dikelola oleh TP PKKC.PROGRAM POKJA IIIPokja III mengelola program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga.1.Tugasa.Mengupayakan ketahanan keluarga dibidang pangan sesuai dengan UU No. 17 Tahun 1996 tentang Pangan.b.Meningkatkan penganekaragaman tanaman pangan dalam upaya peningkatan gizi keluarga menuju keluarga yang berkualitas.c.Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi, berimbang (3B), yang aman dan berbasis sumber daya lokal.d.Mengusahakan pemanfaatan lahan baik darat maupun air minimal untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.e.Berperan dan membantu dalam program Cadangan Pangan Masyarakat.f.Memantapkan Gerakan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA PKK).g.Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya meringankan beban kerja sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien.h.Membudayakan Aku Cinta Makanan Indonesia dan Aku Cinta Produk Indonesia sehingga menumbuhkan rasa bangga.i.Mensosialisasikan pola pangan 3B untukkeluarga khususnya bagi balita dan lansia.

Masalah kesehatan dari Anggota DasawismaBeberapa masalah kesehatan yang menjadi jangkauan kerja dari anggota dasawisma sebagai berikut :1. Usaha perbaikan gizi keluarga2. Masalah pertumbuhan anak3. Makanan sehat bagi keluarga4. Masalah kebersihan lingkungan5. Masalah bencana dan kegawatdaruratan kesehatan termasuk resikonya6. Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita7. Masalah penyakit

2. Kader KesehatanTugas KaderKader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan, antara lain :a. Kegiatan di Posyandu: Melaksanan pendaftaran. Menimbang bayi dan balita, Bumil/ ibu menyusui, WUS atau PUS, Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan, Mengisi KMS Memberikan penyuluhan. Memberi dan membantu pelayanan.b. Kegiatan- diluar Posyandu: Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu, Melaksanakan kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada, misalnya: Pemberantasan penyakit menular. Penyehatan rumah dan pembuangan sampah. Pembersihan sarang nyamuk. Penyediaan sarana air bersih. Penyediaan sarana jamban keluarga. Pembuatan sarana pembuangan air limbah.

3. PosyanduDasar PelaksanaanPenyelenggaraan Posyandu didasarkan pada keputusan bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan KBN melalui Surat Keputusan Bersama: dengan Nomor 23 tahun 1985, 21 /Men. Kes/Inst. B./IV 1985, dan 112/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu, yaitu:a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKKb. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan masyarakat desa.c. Meningkatkan peran fungsi LKMD dan PKK dengan mengutamakan peranan kader pembangunan.

4. Karang Taruna HusadaContoh Pemberdayaan Masyarakata. Pemberdayaan Keluarga dibidang Kesehatan dan Gizipemberdayaan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan gizi bekerja sama menanggulangi masalah yang mereka hadapi dengan cara ikut berpartisipasi dalam memecahakan masalah yang dihadapi.b. Pemberdayaan Masyarakat di bidang GiziTujuannya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengurangi kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yang muncul dimasyarakat.Hal yang perlu diperhatikan : Pemberdayaan ekonomi mikro, kegiatan dilaksanakan secara lintas sektoral terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan. Advokasi untuk memperoleh dukungan, baik teknis maupun non teknis dari Pemda setempat untuk memobilisasi sumber daya masyarakat yang dimiliki.c. Pemberdayaan Petugasd. Subsidi Langsung1. Indikator Input :a. Para pemimpin, toma formal dan informal berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.b. Ukuran besarnya dana yang digunakan dalam kegiatan yang ada, baik dana yang berasal dari kontribusi masyarakat maupun yang bersumber dari luar.c. Bahan, alat serta material yang digunakan dalam kegiatan2. Proses, misalnya sepertia. Frekuensi kegiatan penyuluhan atau sejenisb. Frekuensi kegiatan pelatihan atau sejenisc. Banyaknya kader yang telah dilatihd. Jumlah pertemuan yang terselenggara dsb3. Output, a.l. sepertia. Jumlah/jenis UKBMb. Banyaknya sasaran masyarakat yang telah memperoleh informasi bahkan telah meningkat perilaku kesehatannya.c. Jumlah keluarga yang memperoleh akses untuk income generating.4. Dampaka. Penurunan angka-angka kesakitan oleh berbagai penyakitb. Penurunan angka-angka kematian secara umumc. Penurunan angka-angka kelahiran kasard. Peningkatan status gizi balita dsb.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanPelaksanaan pelayanan kebidanankomunitasdidasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).

DAFTAR PUSTAKA

Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun 2008; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta.Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul PelatihanBidanPoskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.Syahlan, J.H. (1996). KebidananKomunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatanhttp://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/dasa-wisma-dalam-komunitas.html#ixzz3T7hdwm1C37