jadi

download jadi

of 30

Transcript of jadi

RESUME KEGIATAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK PELEDAKAN CV.PANGHEGARDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Praktikum Teknik Peledakan Pada Laboratorium Tambang Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Ajaran 2011/2012

Disusun Oleh : Muchamad Thasmiadi 100.70.1.09.024

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011 M / 1433 H

RESUME KEGIATAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK PELEDAKAN CV.PANGHEGAR

1.

Latar BelakangPertambangan merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa

tahap seperti kegiatan Eksplorasi, Eksploitasi dan pemasaran. Dalam kegiatan eksploitasi baik dalam proses pengupasan maupun proses pengambilan mineral berharga dibutuhkan suatu teknik yang memenuhi syarat seccara ekonomis dan teknis, dalam pengupasa over burden (batuan penutup) dapat dilakukan dengan menggunakan alat mekanis maupun teknik peledakan. Peledakan adalah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memecahan suatu material batuan dengan menggunakan bahan peledak. Dalam suatu peledakan dibutuhkan perhitungan dan perencanaan dalam hal metoda peledakan serta peralatan yang digunakan agar hasil yang dicapai dapat optimal. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menyebabkan hasil yang tidak sempurna dan mengandung resiko dan bahaya yang besar terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Kunjungan ke CV.PANGHEGAR ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui penerapan teori tentang teknik peledakan yang telah diperoleh melalui praktikum. Diharapkan dengan melakukan kunjungan ini mahasiswa dapat memahami seberapa penting suatu perhitungan geometri serta safety pada suatu proses peledakan pada pertambangan.

2. 2.1.

Landasan Teori Peralatan PeledakanPeralatan peledakan merupakan peralatan yang secara umum dipakai

dalam peledakan tetapi dapat dipakai berulang-ulang. Contoh peralatan peledakan

2.1.2

Alat Bor Prinsip pemboran adalah untuk mendapatkan kualitas lubang tembak

yang tinggi, dihasilkan oleh pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat. Jumlah batuan yang harus digali/diledakkan dan jadwal dari operasi biasanya menentukan diameter lubang tembak dan ukuran peralatan bor yang dipergunakan, sedangkan metoda pemboran tergantung pada sifat-sifat fisik dan geologi dari batuan yang akan digaliledakkan.

Foto 2.1 Furukawa HCR1200-ED

2.1.2

Kompresor Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan

tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara, dengan tujuan untuk meningkatkan tekanan, dalam hal ini tekanan alat pemboran.

Foto 2.2 Kompressor Airman PDS100S

2.1.3

Blasting Machine Blasting machine (BM) atau exploder adalah alat pemicu pada peledakan

yang menggunakan metode listrik. Alat ini merupakan sumber energi penghantar

arus listrik menuju detonator. Cara kerja BM pada umumnya didasarkan pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat yang dikehendaki.

Foto 2.3 BM 175-10ST Blasting Machine

2.2.2.2.1

Perlengkapan PeledakanSumbu Bakar Adalah sumbu yang berfungsi untuk menghantarkan nyala/panas ke

dalam detonator biasa. Sumbu bakar ini berisi bahan peledak berkekuatan lemah, seperti black powder, yang dibungkus dengan bahan tekstil dan kemudian dilapisi dengan bahan kedap air, seperti bitumen

Foto 2.4 Sumbu Bakar

2.2.2

Kabel Listrik Adalah kabel-kabel listrik yang ada di permukaan tanah yang berfungsi

untuk mendistribusikan arus listrik dari sumber arus ke setiap ujung legwire. Kabel-kabel listrik ini dibagi dua jenis sesuai dengan fungsinya, yaitu kabel utama dan kabel pembantu.

Foto 2.5 Electro-Galvanized Wire

2.2.3

Detonator Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam

bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer

Foto 2.6 Detonator Listrik Dayadet

Foto2.7 Detonator Non Electric Dayadet

2.2.4

Primer Primer berfungsi untuk menghentakkan (shock) ANFO atau blasting agent

lainnya, sedangkan primer itu sendiri dihentakkan oleh detonator atau sumbu ledak. Primer ada yang sudah dibuat langsung di pabrik, tetapi dapat juga dibuat

sendiri dari dinamit. Ukuran atau berat dinamit yang diperlukan, disesuaikan dengan diameter dan dalamnya lubang ledak. Untuk diameter lubang ledak yang kecil ( 3 cm), primer dapat dibuat dari 1/3 atau dodol dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram, sedangkan untuk ukuran yang besar ( 10 cm), primer dapat dibuat dari tiga (3) atau enam (6) dodol yang disatukan. Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya dimasukkan ke salah satu dari dodol dinamit.

Foto2.8 Primer

2.2.5

Blasting Agent Blasting Agent adalah campuran bahan-bahan kimia yang tidak

diklasifikasikan sebagai bahan peledak, di mana campuran tersebut terdiri dari bahan bakar (fuel) dan oksida

Gambar 2.9 Blasting Agent PANFO

2.3.

Pola Pemboran (Drill Paterns)Pola pemboran dapat diklasifikasikan menjadi : Square Stanggred atau Zig-Zag

Dalam square pattern jarak burden dan spasing sama, Rectangular pattern jarak spasing dalam satu baris lebih besar dari pada jarak burden , dan Square atau rectangular pattern dapat dibuat dengan membor sistem stranggered

(a) Square drill pattern

(b) Rectangular drill pattern Gambar 2.10 Square dan Rectangular Drill Pattern

Gambar 2.11 Stranggerd Drill Pattern

2.4.

Arah PemboranAda dua cara dalam membuat lubang bor, yaitu membor dengan lubang

miring atau lubang tegak

Gambar 2.12 Pemboran Tegak (a) dan Miring (b)

2.5.untuk :

Pola PeledakanDengan menggunakan delay detonator pola peledakan dapat dirancang

1. Mendapatkan fragmentasi batuan yang diinginkan. 2. Mengatur arah lemparan batuan. 3. Mengurangi dan menghindari terjadinya ground vibration, over break dan flying rock. Beberapa model pola peledakan adalah sebagai berikut : 2.5.1. Square Pattern Pada umumnya square pattern digunakan dengan kombinasi V delay pattern.

Gambar 2.13 V Delay Pattern

2.5.2

Rectangular Pattern Rectangular pattern biasanya dibuat dengan sistem straggered pattern

untuk mendapatkan distribusi bahan peledak dengan baik. Dengan pola ini baris demi baris daripada delay pattern lebih cocok dengan seperti apa yang digambarkan. Cara ini juga sering dipakai untuk memotong overburden dimana lemparan optimum diperlukan. Bila getaran menjadi batasan, pemboran diperbanyak dan tiap barisnya juga dipasang delay detonator yang lebih banyak.

Gambar 2.14 Stranggerd Patern dengan Peledakan ke Arah Pojok (Corner)

2.6.

Geometri PeledakanFaktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mendesain geometri

peledakan antara lain : 2.6.1 Diameter Lubang Bor Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan. Dengan lubang bor yang lebih besar, lebih besar pula tingkat produksi yang dihasilkan. Untuk kontrol desain dengan hasil fragmentasi yang bagus, menurut pengalaman, diameter lubang bor harus berkisar antar 0,5 1% dari tinggi jenjang. D = 5 10 K

Dimana : d = diameter lubang bor (mm) K = tinggi jenjang (m) 2.6.2 Ketinggian Jenjang (L) dan Kedalaman Lubang Bor (H) Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan lubang bor dan alat muat yang tersedia. Ketinggian jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang. Lebih tepatnya, jenjang yang rendah dipakai diameter lubang kecil, sedangkan diameter bor besar untuk jenjang yang tinggi memberikan ilustrasi tentang beberapa faktor dalam penentuan tinggi jenjang sehubungan dengan diameter lubang bor. Secara praktis hubungan diantara lubang bor dengan ketinggian jenjang dapat diformulasikan sbb :

K = 0.1 0.2 d

Dimana : K = Tinggi Jenjang (m) d = diameter Lubang Bor (mm)

2.6.3

Burden (B) Burden dapat didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor ke bidang bebas

(free face) yang terdekat pada saat terjadi peledakan. Peledakan dengan jumlah baris (row) yang banyak, true burden tergantung penggunaan bentuk pola peledakan yang digunakan. Bila peledakan digunakan delay detonator dari tiaptiap baris delay yang berdekatan akan menghasilkan free face yang baru. Burden merupakan variabel yang sangat penting dan dalam mendesain peledakan. Dengan jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan yang dihadapi, terdapat jarak maksimum burden agar peledakan sukses (Gambar 3.4) memberikan ilustrasi efek variasi jarak dengan jumlah bahan peledak formasi yang sama. Jarak burden juga sangat erat hubungannya dengan besar kecilnya diameter lubang bor yang digunakan. Secara garis besar jarak burden optimum biasanya terletak diantara 25 40 diameter lubang, atau B = 25 40 d

Dimana : B = Burden (mm) d = Diamater Lubang Bor (mm) 2.6.4 Spasing (S) Spasing adalah jarak diantara lubang tembak dalam suatu row. Spasing merupakan fungsi dari pada burden dan dihitung setelah burden ditetapkan terlebih dahulu. Secara teoritis, optimum spasing (S) berkisar antar 1,1 1,4 burden (B) atau : S = 1,1 1,8 B

2.6.5

Subdrilling (J) Subdrilling adalah tambahan kedalaman dari pada lubang bor dibawah

rencana lantai jenjang. Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan pada lantai, karena dibagian ini merupakan tempat yang paling sukar diledakkan. Dengan demikian, gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar jenjang akan bekerja secara maksimum. Bila subdrilling berlebih akan menghasilkan excessive ground vibration. Bila subdrilling tidak cukup dapat mengakibatkan problem tonjolan pada lantai. Secara praktis subdrilling (J) dibuat antara 20 40% burden (B), atau J = (0,2 0,4) X B

2.6.7

Stemming (S) Stemming adalah tempat materail penuntup di dalam lubang bor diatas.

Kolom isian, bahan peledak. Stemming berfungsi untuk mengurung gas ledakkan. Ukuran stemming (S) yang diperlukan tergantung jarak burden (B) dan biasanya dibuat : S = (0,7 1) X B

2.6.8

Kolom Isian Bahan Peledak (Explosive Column) Agar sedapat mungkin seluruh energi bahan peledak, dalam suatu

ledakan, termanfaatkan untuk sejumlah massa batuan yang akan diledakan, maka distribusi bahan peledak didalam lubang bor adalah satu-satunya faktor yang penting demi suksesnya hasil peledakan. Bila Bulk explosive, misalnya ANFO atau bulk emulsion, dimasukan ke dalam lubang bor seluruh cross-section lubang bor dapat terisi penuh, keadaan demikian disebut fully coupled. Tapi bila bahan peledak cartridge digunakan biasanya berdiameter lebih kecil dari pada lubang bor, untuk kemudahan saat pengisian, keadaan demikian karena ada rongga/udara disebut decoupled terhadap dinding lubang bor

Gambar 2.15 Illustrasi Fully Coupled dan Decoupled

Tingkat decoupling dapat mempengaruhi daya kerja yang diperoleh didalam kolom isian bahan peledak. Karena adanya decoupling borehole presure akan berkurang, sehingga hasil kerja tidak tersalurkan seluruhnya kepada sejumlah massa batuan yang harus diledakan. 2.6.9 Menghitung Berat Bahan Peledak dalam Kolom Isian Berat bahan peledak yang terdapat di dalam kolom isian pada tiap lubang bor merupakan fungsi dari pada density, diameter dan kolom isian bahan peledak. Berat bahan peledak tersebut (loading factor) dapat dihitung dengan cara sbb : Loading factor = Loading Density X Panjang Kolom Isian

2.7.

Jenis Rangkaian ListrikTerdapat 4 type/cara melakukan penyambungan detonator listrik, yaitu

dirangkai secara hubungan : Seri Paralel seri Paralel Seri paralel Pemilihan sistem rangkaian akan tergantung dari pada jumlah detonator listrik yang akan diledakan. Secara umum, sambungan seri digunakan untuk jumlah lubang tembak yang sedikit, < 50 detonator. Sedangkan paralel seri atau seri paralel digunakan bila sejumlah besar detonator listrik yang akan diledakkan. Paralel biasanya hanya digunakan untuk peledakan secara khusus, banyak diterapkan pada tambang dalam.

2.7.1

Hubungan Seri Hubungan seri dalam suatu rangkaian peledakan dapat diilustrasikan

seperti pada gambar :

Gambar 2.16 Single Series Electric Blasting Circuit

Dasar perhitungan untuk mengetahui berapa voltase yang akan terdapat di dalam rangkaian tersebut adalah sebagai berikut : Rtotal = R1 + R2+ R3 + + Rn =nR i total = i 1 = i 2 = in Volt = i (nr)

2.7.2 Hubungan Paralel

Gambar 2.17 Hubungan Paralel

Prinsip dasar : 1/R total i total Volt

= 1/R1 + 1/R 2 + + 1/Rn = n/Rn = i 1 + i 2 + + in = i (nR)

2.7.3 Hubungan Seri Paralel Dalam hubungan seri paralel masing-masing sambungan seri digabungkan lagi dengan hubungan paralel dengan sambungan seri yang lain, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tipe hubungan ini sering digunakan bila jumlah total detonator listrik yang akan diledakan melebihi 50. Tiap-tiap seri sebaiknya terbatas hanya 40 detonator atau maksimum resisten 100 ohm.

Gambar 2.18 Hubungan Seri-Paralel

2.7.4 Hubungan Paralel Seri

Gambar 2.19 Hubungan Paralel Seri

3.

Resume Kegiatan LapanganPada kegiatan kunjungan ke CV.Panghegar pada tanggal 2 Februari

2012 dalam rangka kegiatan praktukum lapangan teknik peledakan diperoleh data-data dari kegiatan peledakan yang dilakukan di CV.PAnghegar. data-data yang diperoleh meluputi :

3.1.

Lokasi KegiatanLokasi kegiatan praktikum lapangan teknik peledakan berada di

CV.Panghegar yang terletak di desa batujajar, Kabupaten Bnadung Barat, Propinsi Jawa Barat. CV.Panghegar terletak di 60 54 10 LS dan 1070 27 13 BT. Jarak antara CV.Panghegar dan Kampus Universitas islam bandung 18 Km, dan dapat ditempuh dengan waktu 1 jam. CV.Panghegar merupakan suatu perusahaan tambang quari batu andesit. Dalam kegiatan pembongkaran batuan andesit CV.Panghegar menggunakan peledakan karena formasi batuan yang akan dibongkar mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi.

Gambar 3.1 Lokasi Kesampaian Daerah CV.Panghegar

3.2.

Gudang Bahan PeledakSetiap gudang bahan peledak pada kegiatan penambangan bahan galian

harus mempunyai izin dan persetujuan tertulis dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang sesuai dengan kapasitas dan lokasinya serta harus memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanannya. Adapun persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, meliputi : Perizinan Persyaratan fisik gudang Jenis-jenis gudang bahan peledak Jarak aman dari fasilitas umum Tata cara penyimpanan bahan peledak dalam gudang. bahan peledak yang terdiri tiga

Pada CV.Panghegar terdapat 3 gudang bangunan yaitu :

1. Gudang ANFO dengan Kapasotas 20 ton. 2. Gudang Booster / Primer 3. Gudang Detonator Jarak dari Gudang Handak ke area pertambangn batu andesit 500 m. Gudang handak di CV.Panghegar dibangun berdasarkan KepMen Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

Gambar 3.1 Denah Gudang Handak CV.Panghegar

3.3.

Perlengkapan Peledakan CV.PanghegarPerlengkapan peledakan yang digunakan CV.Panghegar untuk

mendukung kegiatan peledakan terdiri dari : 3.3.1 Alat Bor Alat bor yang digunakan di CV.Panghegar adalah Jenis Crawler Rock Drill FURUKAWA PCR200 dengan diameter bit 2,5 Inchi.

Foto 3.1 Alat Bor PCR 200 Tabel 3.1 Spesifikasi Alat Bor PCR 200

Model Operating weight Drifter model Air consumption Bit diameter Rod diameter Rod length

PCR 200 5,000kg PD200 16m3/min 65 - 100mm 38mm 3,050mm or 3,660m

3.3.2

Compressor Compressor yang digunakan di CV.PAnghegar adalah type Airman PDS

100 S.

Foto 3.2 Kompressor Airman PDS750S Tabel 3.2 Spesifikai Kompressor Airman PDS750S

Spesifikasi PDS750S Type Free Air Delivery Working Pressure Max. Working Pressure Air Receiver Tank Air Outlets Engine Coupling Type Lubrication System Type Lubrication System Capacity Oil Cooler Type Separator 3.3.3 Blasting Machine Blasting Machine yang digunakan di CV.Panghegar adalah buatan sendiri dari juru ledak. Blasting ini dibuat menggunakan peralatan listrik sederhana dan sumber energi yang digunakan berasal dari Baterai A3 sebanyak 4 buah. Rotary Twin Screw, Single Stage 100 cfm 100 psi 120 psi 1.06 cu ft 3/4" x 2 Fiber Gear Direct Coupling Forced by Compressed Air 3.4 gal Separate External

Gambar 3.1 Sketsa Blasting Machine

3.4.

Peralatan Peledakan CV.PanghegarPeralatan yang digunakan di CV.Panghegar damalm kegiatan peledakan

terdiri dari. 3.4.1. Detonator Detonator yang digunakan pada peledakan di CV.Panghegar adalah jenis Detonator listrik dengan nomor delay 7,8, dan 9.

Foto 3.3 Detonator

3.4.2

Primer Jenis Primer yang digunakan pada kegiatan peledakan di CV.Panghegar

adalah Super Power 90 produksi india

dengan berat 200 gram. Metoda

primering yang digunakan pada peledakan di CV.Panghegar adalah Bottom Priiming yaitu primer yang diletakkan dibawah kolom lubang ledak.

Foto 3.4 Primer Super Power 90

Foto 3.5 Proses Pembuatan Primer

3.4.3

Blasting Agent Blasting Agent digunakan pada kegiatan peledakan di CV.Panghegar

adalah ANFO produksi MNK dengan berat 25 kg/karung. pada kegiatan peledakan ini untuk membuat ANFO menggunakan Amonium Nitrat yang dicampur solar dengan perbandingan 1.5 liter solar/25 kg Amoniun Nitrat. Jumlah bahan peledak yang digunakan pada kegiatan peledakan ini berjumlah 175 kg untuk 20 lubang dengan isian bahan peledak sebanyak 7 kg untuk tiap lubang.

Foto 3.5 ANFO

3.4.4

Connecting Wire Kabel Penghubung yang digunakan pada kegiatan peledakan di

CV.Panghegar adalah kabel tembaga dengan lapisan PVC berwarna merah dan Hitam.

Foto 3.6 Connecting Wire

3.5.

Pola Pemboran, Pola Peledakan dan Sistem Rangkaian di CV.PanghegarArah Pemboran pada kegiatan peledakan di CV.Panghegar adalah arah

pemboran tegak dengan pola pemboran rectangular staggered. Jumlah lubang ledak pada peledakan ini berjumlah 12 lubang dengan diameter 2.5 inci dengan kedalaman 6 meter. Jarak burden yang digunakan adalah 2 meter dengan spasi 2.25 meter. Volume batuan yang akan dibongkar pada peledakan ini adalah

700 m3. Pola peledakan yang diterapkan pada peledakan ini berupa rectangular pattern dengan sistem rangkaian seri.

Foto 3.7 Lubang Ledak

Gambar 3.2 Pola Pemboran

Gambar 3.3 Sistem Rangkain Listrik

4.

Tugas Perhitungan GeometriDiketahui : L SGe SGr Kb Std rock Vod std Jawab :6m : 0.85 : 160 lb/ft3 : 30 : 2.5 ton/m3 : 12.000 fps De : 2.5 Inch 1.20 156.125 lb/ft3 900 11.803 fps SGe Std : SGr std VOD : : :

Selesaikan dengan metode RL Ash dan C.J.Konya

a.

RL.Ash Burden Kb Kor = Kb std x Kb Kor = 30 x Kb kor = 30 x 0.68 x 1.007 = 20.54 x x

B

= = = 4. 27 ft

= 4.27 x 0.3048 = 1.3 m Spasi S = Ks x B = 1.25 x 1.3 = 1.6 m

Steaming T = Kt x B = 0.7 x 1.3 = 0.9 m

Subdrilling J = Kj x B = 0.3 x 1.3 = 0.4 m

Hole Depth H =L+J = 6 + 0.4 = 6.4 m

Powder Column Pc = H - T = 6.4 0.9 = 5.5 m

Volume V =BxSxL = 1.3 x 1.6 x 6 = 12.48 m 3

Tonase J = V x rock = 12.48 x 2.5 = 31.2 ton

Loading Density LD = 0.508 x De2 x SGe = 0.508 x 2.52 x 0.85 = 2.69 kg/m

Loading Factor LF = LD x PC = 2.69 x 5.5 = 14.8 kg / Lubang

Powder Factor PF = LF / Tonase = 14.8 / 31.2 = 0.47 kg/ton

Volume Bongkaran Volume Bongkaran = n lubang x Voume = 20 x 12.48 = 249.6 m3

Jumlah Bahan Peledak Jumlah Bahan Peledak = n lubang x LF = 20 x 14.8 = 296 kg-

Fragmentasi

= =

[ ] [ ]

[

]

[

]

-

= 7 x 0.079 x 2.63 x 1.092 = 1.58 m3

b.

C.J Conya Burden 3.15 x De x = 3.15 x 2.5 x = 3.15 x 2.5 x 0.69 = 5.43 = 5.43 x 0.3048 = 1.7 m

Strines Ratio Strines Ratio =

= = 3.5 Spasi S = = = 2.2 m

Steaming T = 0,7 x B = 0.7 x 1.7 = 1.2 m

Subdrilling J = 0.3 x B = 0.3 x 1.7 = 0.5 m

Hole Depth H =L+J = 6 + 0.5 = 6.5 m

Powder Column Pc = H - T = 6.5 1.2 = 5.3 m

Volume V =BxSxL = 1.7 x 2.2 x 6 = 22.44 m3

Tonase J = V x rock = 22.44 x 2.5 = 56.1 ton

Loading Density LD = 0.508 x De2 x SGe = 0.508 x 2.52 x 0.85 = 2.69 kg/m

Loading Factor LF = LD x PC = 2.69 x 5.3 = 14.27 kg / Lubang

Powder Factor PF = LF / Tonase = 14.27 / 56.1 = 0.25 kg/ton

Volume Bongkaran Volume Bongkaran = n lubang x Volume = 20 x 22.44 = 448.8 m3

Jumlah Bahan Peledak Jumlah Bahan Peledak = n lubang x LF = 20 x 14.27 = 285.4 kg

Fragmentasi

= =

[ ] [ ]

[

]

-

[

]

-

= 7 x 0.13 x 2.61 x 1.092 = 2.59 m3

5.5.1

Kesimpulan dan SaranKesimpulan Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa

kesimpulan, yaitu : 1. Dari perhitungan teori yang telah dilakukan baik secara metode R.L.Ash maupun C.J.Konya dapat dikatakan bahwa kegiatan peledakan yang dilakukan di CV.Panghegar merupakan kegiatan peledakan yang buruk karena geometri yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan melalui teori. 2. Berdasarkan beberapa data yang diperoleh edan prhitungan teori yang telah dilakukan seharusnya CV.Panghegar tidak bisa membongkar batu andesit sebanyak 700m3 hanya dengan 20 lubang ledak, karena dapat menimbulkan Flying Rock dan hasil Fragmentasi yang tidak sempurna. 3. Gudang Handak yang dibangun oleh CV.Panghegar telah memenuhi persyaratan sesuai dengan KepMen Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 Pertambangan Umum. tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4. Peralatan peledakan yang digunakan di CV.Panghegar terdiri dari Alat Bor jenis Furukawa PCR 200, Kompressor AIRMAN type PDS750S, serta Blasting Machine. 5. Perlengkapan Peledakan yang digunakan pada kegiatan peledakan di CV.PAnghegar adalah Detonator Listrik, Primer Super Power 90, ANFO, serta Connecting Wire Tembanga dengan lapisan PVC berwarna merah dan hitam. 6. Kegiatan Pemboran pada geometri peledakan yang dilakukan di CV.Panghegar mempunyai arah pemboran tegak dengan pola pemboran rectangular Staggered dan pola Peledakan rectangular Pattern. 7. Kegiatan peledakan yang dilakukan di CV.Panghegar dapat disimpulkan kedalam kegiatan peledakan yang tidak memenuhi standard operasional prosedur dari kegiatan peledakan, hal ini dikarenakan faktor safety yang tidak begitu diperhatikan oleh pekerja tambang, serta minimnya Alat Pelindung Diri yang digunakan Pekerja Tambang. 5.2 5.2.1 Saran Saran Untuk CV. Panghegar

1. Disarankan setiap kegiatan Peledakan untuk pembongkaran batu andesit di CV.Panghegar dilakukan berdasarkan Perhitungan dan penerapan dari teori Geometri peledakan agar hasil fragmentasi yang dapat diperoleh lebih maksimal. 2. Disarankan CV.Panghegar untuk menggunakan teori C.J.Konya dalam perhitungan Geometri serta menggunakan Pola pengeboran lubang ledak berupa rectangular Staggered agar hasil yang dicapai maksimal. 3. Disarankan agar para pekerja tambang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menghindari kecelakaan kerja dan menerapkan K3LH.

5.2.2

Saran Untuk CV. Laboratorium

1. Disarankan kepada laboratorium Tambang untuk memperbaharui diktat peledakan dan mengajarkan penggunaan Detonator Nonel. 2. Disarankan kepada Laboratorium untuk menambah jumlah Dummy dari peralatan dan perlengkapan yang berhubungan dengan teknik peledakan.

DAFTAR PUSTAKA

Staff Assisten, Diktat Penunutun Praktikum Teknik Peledakan, Laboratorium Tambang, Universitas islam bandung, 2011 www.furukawarockdrill.co.jp/en/products/crawler_drill http://www.mmdequipment.com/constructionequipment/aircompressorsspecs-PDS185S.htm http://www.researchenergy.com/images/Bm175st.gif http://3.bp.blogspot.com/_Xf7B0FWWWFU/SrIGAapxxHI/AAAAAAAAAKU/6z OY1v9EzS0/S254/CIMG1027.jpg http://www.google.co.id/search?gcx=c&sourceid=chrome&ie=UTF8&q=danfo