IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum...

80
95 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Indomobil Group Indomobil Group adalah suatu grup perusahaan yang merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan distributor dari merek kendaraan yang terkenal, yaitu Suzuki, Nissan, Hino, Audi, Volvo, Renault, Volkswagen dan Cherry. Untuk merek Suzuki, Nissan dan Hino adalah merek yang diimpor secara terurai dan sebagian komponennya dibuat di dalam negeri. Sedangkan merek lainnya diimpor dalam keadaan utuh, kecuali merek Cherry yang masih dalam skala kecil, dengan komponen dibuat di dalam negeri. Fokus dalam penelitian ini adalah tiga merek pertama, yaitu Suzuki, Nissan dan Hino. Perusahaan yang menaungi kendaraan merek Suzuki adalah PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM), dan yang menaungi kendaraan merek Nissan adalah PT. Nissan Motor Indonesia (PT. NMI), serta kendaraan merek Hino adalah PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT. HMMI). Secara umum, posisi produk Indomobil Group dalam pangsa pasar (market share) mobil nasional, yaitu Suzuki 13% (58.095 unit), Nissan 4% (19.040 unit), dan Hino jumlahnya kecil, namun merupakan produsen mobil Truk dan Bus peringkat pertama untuk kelas jenis kendaraan niaga besar (truk dan bus) di Indonesia per Agustus 2008 (Indomobil Group, 2008). Visi dan misi dari Indomobil Group adalah : Visi : Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri Misi : Mengembangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki secara berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi kepuasan pelanggan. Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan usaha perseroan. Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak terkait yang berkepentingan, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

Transcript of IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum...

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

95

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Indomobil Group

Indomobil Group adalah suatu grup perusahaan yang merupakan agen

tunggal pemegang merek (ATPM) dan distributor dari merek kendaraan yang

terkenal, yaitu Suzuki, Nissan, Hino, Audi, Volvo, Renault, Volkswagen dan

Cherry. Untuk merek Suzuki, Nissan dan Hino adalah merek yang diimpor

secara terurai dan sebagian komponennya dibuat di dalam negeri. Sedangkan

merek lainnya diimpor dalam keadaan utuh, kecuali merek Cherry yang masih

dalam skala kecil, dengan komponen dibuat di dalam negeri. Fokus dalam

penelitian ini adalah tiga merek pertama, yaitu Suzuki, Nissan dan Hino.

Perusahaan yang menaungi kendaraan merek Suzuki adalah PT. Suzuki

Indomobil Motor (PT. SIM), dan yang menaungi kendaraan merek Nissan

adalah PT. Nissan Motor Indonesia (PT. NMI), serta kendaraan merek Hino

adalah PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT. HMMI).

Secara umum, posisi produk Indomobil Group dalam pangsa pasar

(market share) mobil nasional, yaitu Suzuki 13% (58.095 unit), Nissan 4%

(19.040 unit), dan Hino jumlahnya kecil, namun merupakan produsen mobil

Truk dan Bus peringkat pertama untuk kelas jenis kendaraan niaga besar (truk

dan bus) di Indonesia per Agustus 2008 (Indomobil Group, 2008).

Visi dan misi dari Indomobil Group adalah :

Visi : Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri

Misi : Mengembangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki secara

berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi

kepuasan pelanggan.

Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan

usaha perseroan.

Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak terkait

yang berkepentingan, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

96

Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan nilai terbaik

yang diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di sekitar lokasi pabrik

dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan (pemangku kepentingan).

4.1.2 PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM)

Perusahaan industri otomotif ini beroperasi di daerah Bekasi yang

berlokasi di jalan Jl Raya Diponegoro KM 38.2, Tambun, Bekasi semenjak Mei

1991. PT. SIM bergerak dalam bidang pembuatan komponen body dan

assembling mobil baru merek Suzuki. Perusahaan mempekerjakan 2.775 orang

karyawan, dengan perincian sebagai berikut :

Production

Press : 157 orang

Welding : 651 orang

Painting : 409 orang

Assembly : 521 orang

PMC : 223 orang

Final Inspection : 69 orang

PPIC : 29 orang

Subtotal 2.059 orang

Production support : 424 orang

Other : 292 orang

Total : 2.775 orang

Bentuk struktur organisasi pada perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor

sebagaimana dimuat pada Gambar 9.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

97

Jumlah produksi mobil merek Suzuki yang telah diproduksi dan yang masih

diproyeksikan untuk masa mendatang dimuat pada Tabel 13.

Tabel 13. Realisasi produksi mobil merek Suzuki

Tahun Produksi Realisasi (unit) Proyeksi (unit)

2000 46568 -

2001 53226 -

2002 62955 -

2003 71295 -

2004 81813 -

2005 104099 -

2006 51902 -

2007 60012 -

2008 83042 -

2009 49747 -

2010 - 107.820

Sumber : Laporan Produksi PT SIM, 2000-2009

Production

Pressing

shop

Welding

shop

Assembling

shop Final

inspection

Power

Maint.

Part

insp

PPIC Design Tech. control Manufacture eng NA

Gambar 9

Struktur organisasi PT SIM ( PT. SIM, 2008)

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

98

Produk dari PT. SIM adalah berbagai jenis kendaraan roda empat seperti dimuat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Daftar produk Suzuki

No. Nama Jenis Cc Transmisi

1 Neo Baleno Sedan 1500 Manual

2. Neo Baleno Sedan 1500 Automatic

3. Carry SL410MB Minibus 1000 Manual

4. Carry SL410PU Pick Up 1000 Manual

5. Karimun Estillo Sedan kecil 1100 Manual

6. Futura SL415MB Minibus 1500 Manual

7. Futura SL415PU Pick Up 1500 Manual

8. APV GC415VMB Minibus 1500 Manual

9. APV GC415VMB Minibus 1500 Automatic

10. Swift STMT Sedan 1500 Manual

11. Swift STAT Sedan 1500 Automatic

12. SX-Over MT Sedan 1500 Manual

13. SX-Over AT Sedan 1500 Automatic

14. Grand Vitara 2.0 MT Jeep 2000 Manual

15. Grand Vitara 2.0 AT Jeep 2000 Automatic

16. Grand Vitara 2.4 MT Jeep 2400 Manual

17. Grand Vitara 2.4 AT Jeep 2400 Automatic

Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

99

4.1.3 Proses produksi

Proses pembuaatan komponen kendaraan bermotor roda empat dan

perakitannya bermula dari pengadaan material terurai atau completely knocked

down (CKD) yang terdiri dari CKD import dan CKD lokal. CKD impor

merupakan komponen jadi yang didatangkan dari beberapa negara produsen

CKD, seperti Jepang. Kondisi CKD impor merupakan komponen jadi yang

sudah siap pakai untuk melengkapi pembuatan sebuah kendaraan utuh atau

completely built up (CBU). Sedangkan CKD lokal merupakan komponen yang

di produksi sendiri di dalam negeri oleh PT Suzuki Indomobil Motor dari bahan

baku yang sebagian besar berbahan dasar logam jenis Fe3C (besi baja).

Sebagian besar bahan baku tersebut merupakan bahan baku lokal, namun

beberapa diantaranya masih merupakan bahan baku impor.

Bahan baku berbentuk steel plat dan steel pipe ini pertama kali diproses

pada shearing shop. Pada tahap ini dilakukan pemolaan berdasarkan spesifikasi

kendaraan yang akan diproduksi. Bahan baku kemudian dipotong pada cutting

shop berdasarkan pola yang ditentukan sebelumnya. Hasil pemotongan

merupakan raw parts yang sudah berbentuk sesuai peruntukannya. Proses ini

menggunakan cutter bertekanan hydraulic dengan variable tekanan 0-50

kg/cm2. Raw parts selanjutnya dicetak pada Stamping Press Shop membentuk

stamped parts yang sudah mulai berbentuk tiga dimensi. Proses ini

menggunakan stamper bertekanan hydraulic dengan variable tekanan antara 15

– 5.000 tom/m2. Stamped parts kemudian disambung antara satu dengan yang

lain dan atau dengan komponen non stamped parts pada bending shop

membentuk small parts dan big parts, seperti top roof, fuel tank, chasis.

Beberapa bagian small parts dan big parts yang terbentuk disambung lagi

melalui pengelasan pada welding shop sehingga membentuk komponen yang

lebih sempurna untuk dipakai pada proses perakitan CBU. Komponen ini

dikenal sebagai welded parts. Welded parts selanjutnya memasuki proses

surface treatment yang terdiri dari pemolesan, pembersihan, dan pengecatan.

Sebagian welded parts memang harus mengalami pemolesan dengan

menggunakan buffer dan grinder pada Buffing Shop guna meratakan bekas-

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

100

bekas pengelasan yang menebal. Namun sebagian lagi tidak memerlukan proses

pemolesan dan dapat langsung memasuki proses pengecatan.

Sebelum pengecatan welded parts (baik yang dipoles maupun tanpa

poles) terlebih dahulu dilakukan pretreatment guna membebaskan senyawa

lemak yang menempel pada permukaan komponen yang bersumber dari cairan

oli yang membasahi permukaan bahan baku sejak awal proses produksi, guna

menghindari overheating sekaligus gesekan yang dapat menimbulkan cacat

pada permukaan komponen, khususnya saat proses stamping press.

Komponen yang sudah bebas noda lemak diumpan ke Painting Shop

melalui overhead conveyor yang bergerak seperti ikan lumba-lumba.

Pengecatan dengan teknologi ramah lingkungan yang dikenal dengan cathodic

electro deposition. Teknologi yang menggunakan metode electroplating ini

memberikan muatan listrik negatif pada material cat (sebagai katode).

Timbulnya gaya listrik akibat perbedaan muatan mengakibatkan terjadinya

adhesi elektrokimia yang sangat kuat diantara ion berbeda, sehingga ikatan

permukaan antara material komponen dan material cat berada pada tingkat

kekuatan sangat tinggi. Komponen yang sudah di cat selanjutnya dikeringkan

dengan oven pada suhu 1700C. Pengecatan ini selain bertujuan untuk

memberikan nilai estetika, juga memberikan proteksi tehadap komponen yang

rawan oksidasi. Painted parts, CKD lokal dan CKD impor secara simultan

diumpan ke Assembling Shop guna perakitan CBU kendaraan bermotor roda

empat.

Produk CBU memasuki tahapan proses produksi akhir berupa test inspection,

yang dilakukan, terutama untuk menguji body performance, mechanical and

lighting performance, electrical and audio performance, kekedapan suara dan

air dalam kabin, serta performa kendaraan saat dipacu pada beberapa tingkat

kesulitan medan jalan. Sebagai rangkaian akhir manajemen mutu produksi

diterapkan secara cradle to grave dengan sistem manajemen mutu ISO 9001

(PT SIM, 2008).

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

101

4.2 Analisa Kawasan PT SIM

4.2.1 Kondisi Geografis dan Keadaan Wilayah

PT SIM berada di lokasi Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun

Selatan Kabupaten Bekasi yang secara geografis kelurahan Jatimulya terletak

pada ketinggian 14 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan rataan suhu di

Kelurahan Jatimulya 320

- 400C dengan luas wilayah ± 567,321 ha, terdiri dari

18 wilayah rukun warga dan 168 wilayah rukun tetangga (RT).

Secara administratif wilayah Jatimulya berbatasan dengan daerah-

daerah seperti dimuat pada Tabel 15.

Tabel 15. Batas wilayah Kelurahan Jatimulya

Letak Batas Desa/Kelurahan Keterangan

Sebelah Utara Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan

dan jalan protokol Diponegoro

Kabupaten

Bekasi

Sebelah Timur Setia Darma dan Lambang Sari

Kecamatan Tambun Selatan

Kabupaten

Bekasi

Sebelah Selatan Mustikajaya dan Mustika sari Kecamatan

Mustikajaya

Kota Bekasi

Sebelah Barat Margahayu dan Pengasinan Kecamatan

Bekasi Timur dan Rawa Lumbu

Kota Bekasi

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

4.2.2 Keadaan Penduduk

Kelurahan Jatimulya merupakan kelurahan terpadat se Kabupaten Bekasi

dengan jumlah penduduk 79.697 jiwa yang terdiri dari 37.373 jiwa laki-laki dan

42.324 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga 17.343, sesuai laporan

penyelenggaraan Pemerintahan Tahun 2009.

Dilihat dari mata pencahariannya, struktur penduduk kelurahan

Jatimulya, seperti dimuat pada Tabel 16.

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

102

Tabel 16. Struktur penduduk kelurahan Jatimulya

No. Jenis Pekerjaan Persentase

(%)

1 Bidang Pertanian 15,4

2 Bidang Peternakan 0,04

3 Bidang Jasa Pemerintahan/Non Pemerintahan 19,08

4 Biadang Perdagangan 34,84

5 Bidang Industri 12,41

6 Bidang Jasa Lembaga Keuangan 3,28

7 Bidang Jasa Komunikasi dan Angkutan 5,72

8 Bidang Jasa Lainnya 8,16

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dengan demikian mayoritas penduduk Kelurahan Jatimulya adalah bekerja di

sektor perdagangan, jasa dan industri. Sedangkan yang bekerja di sektor

pertanian hanya sebagian kecil saja. Mayoritas masyarakat Kelurahan Jatimulya

merupakan suku/etnis Betawi sebanyak 35,62%, suku/etnis Jawa sebanyak

14,43%, suku/etnis Sunda sebanyak 11,77%, suku/etnis Batak 5,76% dan

suku/etnis lainnya sebanyak 0,57%. Meskipun demikian, migrasi penduduk dari

berbagai etnis tersebut telah hidup berdampingan dan berkembang di wilayah

Kelurahan Jatimulya. Nilai-nilai, norma dan kaidah budaya Betawi tampak

melekat dan dominan dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Jatimulya.

Selain dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Betawi, pola kehidupan

masyarakat Kelurahan Jatimulya diwarnai oleh nilai-nilai agama, khususnya

agama Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Dinamika religiusitas

masyarakat nampak dalam aktivitas sehari-hari dan pembinaan keagamaan,

seperti taman pendidikan agama Islam, organisasi massa ke-Islaman, yayasan,

masjid, madrasah, majlis ta‟lim, lembaga ekonomi Islam dan lain-lain.

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

103

4.2.3 Penggunaan Lahan

Mayoritas wilayah Kelurahan Jatimulya merupakan lahan permukiman dan

terdiri dari beberapa daerah industri baik itu industri rumahtangga sampai

kepada industri berat. Pembagian lahan secara terinci dimuat pada Tabel 17.

Tabel 17. Pembagian lahan di kelurahan Jatimulya

No. Penggunaan Luas (Ha)

1 Permukiman (61%)

a. Permukiman KPR-BTN 121.123

b. Permukiman umum 224.943

2 Untuk Bangunan (34%)

a. Perkantoran 3.075

b. Sekolah 6.319

c. Pertokoan/Perdagangan 2.826

d. Pasar 0.800

e. Tempat peribadatan (Masjid, Mushola) 56.575

f. Kuburan/makam 6.085

g. Jalan 109.970

h. Lain-lain 6.205

3. Pertanian sawah (3%)

a. Sawah Pertanian Teknis (irigasi) 5.673

b. Sawah Tadah Hujan 11.025

4. Rekreasi dan Olah Raga (2%)

a. Lapangan Sepak Bula 3.200

b. Lapangan Bola Volley/Basket 1.650

c. Lain-lain 5.830

Jumlah Luas Seluruhnya 567.321

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Lokasi pusat Pemerintahan Kelurahan Jatimulya dekat dengan perbatasan

Kabupaten, sehingga jarak dari pusat pemerintahan Kelurahan Jatimulya ke

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

104

pusat pemerintahan Kabupaten bekasi tidak terlalu dan dapat dijangkau, yaitu

sekitar 15 km.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Gender

Tabel 18. Jumlah penduduk menurut kelompok umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Tahun 2008 (orang) Tahun 2009

(orang)

1 0 – 1 1.564 1,594

2 > 1 - < 5 4,692 4.782

3 > 5 - < 7 6,256 6.376

4 > 7 - < 15 7.820 7.970

5 > 15 - < 56 33.627 34.270

6 > 56 24.243 24.706

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari Tabel 18 terlihat bahwa kelompok usia terbesar yang mendominasi dalam

struktur penduduk Kelurahan Jatimulya adalah kelompok produktif, yaitu usia

>15 tahun hingga 55 tahun. Sedangkan kelompok terkecil adalah usia 1 tahun ke

bawah. Ini berarti kelurahan Jatimulya sebagian besar adalah kelompok pekerja.

Jumlah penduduk perempun sedikit lebih banyak dari pada penduduk laki-laki

(Tabel 19).

Tabel 19. Jumlah penduduk berdasarkan gender (jenis kelamin)

No. Indikator Tahun 2008 (orang) Tahun 2009

(orang)

1 Jumlah penduduk 78.203 79.697

2 Jumlah laki-laki 36.703 37.373

3 Jumlah perempuan 41.501 42.324

4 Jumlah kepala keluarga 17.068 KK 17.343 KK

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

105

4.2.5 Data Tingkat Perkembangan

1.Pendidikan

a. Tingkat pendidikan

Tabel 20. Jumlah penduduk sesuai tingkat pendidikan

No. Tingkat pendidikan penduduk usia 15 tahun

keatas

Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk buta huruf 578 568

2. Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 1.736 1.769

3. Jumlah penduduk tamat SD/sederajat 4.051 4.128

4. Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat 9.838 10.026

5. Jumlah penduduk tamat SLTA/sederajat 29.514 30.078

6. Jumlah penduduk tamat D1-D3 8.681 8.846

7. Jumlah penduduk tamat S1-S3 3.483 3.551

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Jumlah penduduk kelurahan Jatimulya adalah sebagian besar lulusan SLTA atau

sederajat, disamping jumlah penduduk lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya

cukup memadai.

.b. Wajib belajar

Tabel 21. Wajar (Wajib Belajar) 9 tahun dan angka putus sekolah

No. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka Putus

Sekolah

Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun 7.820 7.970

2. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun masih

sekolah

7.780 7.935

3. Jumlah penduduk usia 7-15 tahun putus

Sekolah

40 35

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari angka di atas (Tabel 21), hanya sebagian kecil jumlah penduduk usia 7-15

tahun yang tidak dapat menyelesaikan sekolahnya atau putus sekolah.

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

106

. c. Prasarana pendidikan

Tabel 22. Prasarana pendidikan

No. Prasarana Pendidikan Tahun 2008

(buah)

Tahun

2009

(buah)

1. SLTA/sederajat 9 9

2. SLTP/sederajat 5 5

3. SD/sederajat 15 15

4. Jumlah lembaga pendidikan agama 47 51

5. Lembaga pendidikan lain (kursus/sejenis) 5 5

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

2. Kesehatan masyarakat

Pada umumnya kondisi kesehatan masyarakat Kelurahan Jatimulya

dalam kondisi baik, dimana angka kematian bayi adalah 0,1 % terhadap jumlah

bayi yang lahir. Selanjutnya, jumlah balita bergizi buruk adalah 0,3% dari

jumlah balita. Mayoritas masyarakat adalah pengguna air sumur pompa, dan

seluruh rumah tangga telah memiliki jamban/WC.

3. Ekonomi Masyarakat

3.a. Pengangguran

Tabel 23. Jumlah penduduk pengangguran

No. Pengangguran Tahun 2008

(orang)

Tahun

2009

(orang)

1. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun 33.627 34.270

2. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun

tidak kerja

4.630 4.718

3. Jumlah penduduk wanita usia 15-56

tahun menjadi ibu rumah tangga

24.201 24.964

4. Jumlah penduduk usia >15 tahun yang

cacat sehingga tidak dapat bekerja

7 7

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Jumlah penduduk yang tidak bekerja pada usia 15-56 tahun mencapai kurang

lebih 13% dari jumlah penduduk usia kerja antara 15-56 tahun. Angka ini tidak

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

107

terlalu besar, atau tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat Kelurahan

Jatimulya.

3.b Pendapatan

Tabel 24. Jenis mata pencaharian masyarakat

No.

Sumber Pendapatan

Tahun 2008

(orang)

Tahun 2009

(orang)

1. Pertanian 9.694 9.879

2. Kehutanan - -

3. Perkebunan - -

4. Peternakan 25 25

5. Perikanan - -

6. Perdagangan 21.832 22.252

7. Jasa 22.648 23.083

8. Penginapan/hotel/sejenis 187 187

9. Pariwisata - -

10. Industri Rumah tangga 8.278 8.436

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

3.c. Kelembagaan ekonomi

Tabel 25. Kelembagaan ekonomi

No. Kelembagaan ekonomi Tahun 2008

(buah)

Tahun 2009

(buah)

1. Pasar - -

2. Lembaga koperasi/sejenis 2 2

3. BUMDes - -

4. Warung makan 50 53

5. Angkutan R4 90 85

6. Toko/kios 212 256

7. Pangkalan ojek, becak, delman atau

sejenis

10 17

Sumber: Kelurahan Jatimulya, 2009

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

108

3.d. Tingkat kesejahteraan

Tabel 26. Tingkat kesejahteraan masyarakat

No. Tingkat kesejahteraan Tahun 2008

(kel)

Tahun

2009 (kel)

1. Jumlah keluarga 17.068 17.269

2. Jumlah keluarga prasejahtera 315 319

3. Jumlah keluarga sejahtera-1 3.474 3.513

4. Jumlah keluarga sejahtera-2 8.515 8.617

5. Jumlah keluarga sejahtera-3 2.858 2.892

6. Jumlah keluarga sejahtera-3 plus 1.906 1.928

Sumber : Kelurahan Jatimulya, 2009

Dari data pada Tabel 26 terlihat bahwa kelompok keluarga sejahtera-2 adalah

jumlah terbesar dalam struktur masyarakat ini. Keluarga sejahtera-2 adalah

keluarga yang dapat memenuhi indikator-indikator berikut :

1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang

baik.

4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5. Bila pasangan usia subur ingin ber Keluarga Berencana (KB) pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi.

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing.

8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/

telur.

9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian

baru dalam setahun.

10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

109

11.Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh

penghasilan.

13. Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun dapat baca tulisan latin.

14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat

kontrasepsi.

Atau secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga sejahtera-2 adalah

keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan

kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk

peningkatan pengetahuan agama, interaksi dengan anggota keluarga dan

lingkungannya, serta akses kebutuhan memperoleh informasi (BKKBN, 2008).

4. Keamanan dan ketertiban

Kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah kelurahan Jatimulya pada

periode 2008 hingga 2009 rsosialf aman. Hal ini ditandai dengan hanya terjadi 1

kejadian pada tahun 2008 yang merupakan konflik antar-kelompok, kasus

perkelahian 2 orang, pencurian 3 kali di tahun 2008 dan 1 kali di tahun 2009. Hal

ini ditunjang dengan banyaknya jumlah personil pos keamanan lingkungan, yaitu

147 orang di tahun 2008 dan 150 orang di tahun 2009. Jumlah Hansip yang adalah

15 orang.

4.2.6 PT.NMI

a. Gambaran Umum

PT. Nissan Motor Indonesia adalah produsen mobil merek Nissan

berlokasi di dalam kawasan industri Kota Bukit Indah tepatnya di Blok A-III

Lot 1-14. Lokasi tersebut berada di wilayah Desa Dangdeur, Kecamatan

Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Karakteristik dari Desa Dangdeur sebagai

kawasan industri yang dijadikan lokasi berdirinya pabrik ini, dikarenakan letak

geografisnya sebagai sarana kawasan bagi kegiatan industri dan komersial

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

110

lainnya berada dekat dengan kota Purwakarta, serta berada di tengah untuk jalur

ruas Jakarta-Bandung dan Cirebon dengan fasilitas yang sangat memadai untuk

mencapai ketiga kota utama tersebut. PT. Nissan Motor Indonesia atau PT NMI

memiliki luas areal seluas 211.636 m2 .

b. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan adalah perakitan dari komponen-

komponen mobil yang dirakit di Body Shop. Kemudian setelah dirakit, Body

mobil dikirim ke Paint Shop untuk proses pengecatan. Dari Paint Shop ke Final

Assy untuk proses pemasangan spare parts dan terakhir ke Test Central. Limbah

cair dari Paint Shop diolah di instalasi pengolah air limbah (IPAL), sedangkan

limbah padat ditampung dan diambil oleh swasta. Rangkaian proses produksi itu

(Gambar 10) didahului oleh proses stamping, yaitu proses pembuatan

komponen body.

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

111

Gambar 10. Diagram alur produksi (PT. NMI, 2008)

c. Produk PT. NMI

Produk dari mobil bermerek Nissan keluaran PT. Nissan Motor Indonesia cukup

beragam jenisnya, seperti dimuat pada Tabel 27.

Logistic

Material

Metal

Stamping

ng

Body Shop

Paint Shop Trim &

Chassis

Test Centre

(Cetak

Body)

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen –

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pengecatan

Komponen-

komponen

Body Part

Pembongkaran

peti-peti CKD

(completely

knock down)

Palet kayu

Kertas

Plastik

Besi

Bising

Debu

Debu

Bising

Sand

Blasting

Bising

Debu

Pretreatment

& E.D

Sisa

pengolahan

limbah

Sludge

phospatic

Sludge E.D

Gas

Kertas

Plastik

Debu

Bising

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

112

Tabel 27. Daftar Produk PT. NMI (Nissan)

No. Nama Jenis Cc Transmisi

1. Grand Livina 1.5 MT Sedan 1.500 Manual

2. Grand Livina 1.5 AT Sedan 1.500 Automatic

3. Livina XR Sedan 1.500 Manual

4. Livina XR Sedan 1.500 Automatic

5. Livina X-Gear Sedan 1.500 Manual

6. Livina X-Gear Sedan 1.500 Automatic

7. Latio Sedan kecil 1.500 Automatic

8. Grand Livina 1.8 MT Sedan 1.800 Manual

9. Grand Livina 1.8 AT Sedan 1.800 Automatic

10. Serena CT Minibus Automatic

11. Serena Highway Star Minibus Automatic

12. X-Trail 2.0 Jeep 2.000 Manual

13. X-Trail 2.0 Jeep 2.000 Automatic

14. X-Trail 2.5 Jeep 2.500 Manual

15. X-Trail 2.5 Jeep 2.500 Automatic

16. Frontier Navara DC 4x4 Jeep Manual

17. Frontier Navara DC 4x4 Jeep Automatic

Sumber : PT.NMI, 2008

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. NMI dimuat pada Tabel 28.

Tabel 28. Jumlah tenaga kerja di PT. Nissan Motor Indonesia

Klasifikasi Pekerja

Jumlah

Pendidikan

SMP

Pendidikan

SMA

Pendidikan

Akademi/Perg.

Tinggi

1. Manajer ke atas

2. Staff

3. Buruh/karyawan

8

54

443

-

-

-

-

7

423

8

47

10

Sumber : PT.NMI, 2008

4.2.7 PT.HMMI

a. Gambaran umum

PT. HMMI adalah perusahaan yang bergerak di dalam pebuatan

komponen dan perakitan kendaraan bermotor roda empat dan lebih yaitu jenis

truck dan bus. Perusahaan memiliki lokasi pabrik dalam Kawasan Industri Kota

Bukit Indah (KBI) terdapat di Blok D1 nomor 1, sebagaimana PT. Nissan

Motor Indonesia, terdapat di kawasan industri KBI berada di wilayah Desa

Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

113

PT. HMMI memiliki luas lahan 119.790 m2 dengan jumlah karyawan

588 orang (Tabel 29).

Tabel 29. Jumlah tenaga kerja di PT. HMMI

Klasifikasi

Pekerja

Jumlah

Pend.

SD

Pend.

SMP

Pend.

SMA

Pendidikan

Akademi/PT

1. Manajer keatas

2. Staff

3. Buruh/karyawan

4. Lainnya(satpam,

office boy, dll)

57

174

346

11

-

3

-

-

-

5

4

5

2

52

342

6

55

114

-

-

Total 588 3 14 402 169

Sumber : UPL/UKL tahun 2008 (PT. HMMI, 2009)

b. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan oleh PT. HMMI adalah sebagaiman yang

tergambar dalam proses alur produksi dimuat pada Gambar 11. Dari proses

produksi tersebut dihasilkan limbah baik padat, cair maupun polusi udara.

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

114

Raw material

Engine Suspensi

system

Drive

Axle

Lain-lain

(Tire,

spring

shock, dll)

Transmisi

Chassis Cabin/

body

Rinsing and Washing

Welding and

Assembling

Cabin

Steering

Assembling sub

assy & pelumasan

Painting

Assembling sub

assy & pelumasan

2

1

Assembling

engine assy

&

pelumasan

Assembling

suspensi

system & pelumasan

Assembling

drive axl &

pelumasan

Assembling

transmisi &

pelumasan

3

E/G

test

(kedap

suara)

Washing,

rinsing &

phospating

ED coat

Washing and

rinsing

Painting

Engine

assy

Suspensi

system

assy

Drive

axle

assy

Transmisi

assy

Transmisi

assy Chassis

assy

Cabin

assy

Assembling Kendaran Bermotor

Final inspection.

Warehouse/storage

Cabin assy

Gambar 11. Alur proses produksi

Keterangan:

1. Kayu, karton

2. Air cucian

3. Pelumas dan oli

4. Oli

4

Sludge and

waste water

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

c. Jenis Produk .

Jenis produk yang dikeluarkan oleh PT. HMMI bermerek Hino adalah produk

yang mengkhususkan diri pada jenis jenis kendaraan komersial besar baik truk

maupun bus, serta jenis chassis untuk berbagai keperluan modifikasi. Produk-

produk yang dimaksud dimuat pada Tabel 30.

Tabel. 30. Jenis produk PT HMMI (HINO)

No Nama Jenis GVW Transmisi

1. Dutro 110SDWU302 Pick Up/Truck 5.200 kg Manual

2. Dutro110LDWU342 Pick Up/Truck 7.500 kg Manual

3. Dutro 130MDWU342 Pick Up/Truck 8.000 kg Manual

4. Dutro 130HDWU342 Pick Up/Truck 8.750 kg Manual

5. FG235JJ Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

6. FG235JK Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

7. FG235JL Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

8. FG235JP Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

9. FG260JM Pick Up/Truck 15.100 kg Manual

10. SG260JT/H Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

11. FL235JN Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

12. FL235JW Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

13. FL235JT Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

14. FL260JT Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

15. FL260JW Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

16. FM260J Dump Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

17. FM260J Mixer Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

18. FM 320P T/H Pick Up/Truck 26.000 kg Manual

(PT.HMMI, 2009)

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

116

4.2.8 Analisa kawasan PT. NMI dan HMMI

PT. NMI dan HMMI sama-sama berlokasi di dalam Kawasan Industri Kota Bukit

Indah yang terletak di wilayah Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten

Purwakarta. Profil Desa Dangdeur adalah :

a. Kondisi geografis dan keadaan wilayah

Luas wilayah Desa Dangdeur adalah 840 Ha dan menurut tipologinya adalah

merupakan Desa sekitar hutan, karena terdapat hutan jati di wilayah tersebut yang

dikuasai oleh negara. Penggunaan lahan di desa Dangdeur secara terinci di Tabel 31.

Tabel 31. Luas lahan di Desa Dangdeur

Jenis Tanah Luas (Ha)

Tanah sawah

- Sawah tadah hujan 119,910

Tanah kering

- Tegal/ladang 115,445

- Pemukiman 107

Tanah perkebunan

- Tanah perkebunan rakyat 86,0211

Tanah fasilitas umum

- Kas desa 1,4875

- Lapangan 0,0780

- Perkantoran Pemerintah 0,5307

- Lainnya 6,7482

Tanah hutan

- Hutan lindung (Jati) 414

Tanah sawah adalah berbentuk sawah tadah hujan, karena sampai saat ini

belum ada irigasi yang dibuat untuk mengairi sawah tersebut. Sedangkan hutan

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

117

lindung yang dimaksud adalah milik Perum Perhutani dan terdiri dari hutan Jati.

Dilihat dari lokasinya letak desa Dangdeur berada 3,5 km dari ibu kota kecamatan

terdekat (Bungursari), dengan bentangan wilayah desa Dangdeur berbentuk datar.

b. Potensi sumberdaya manusia

Komposisi jumlah penduduk di desa Dangdeur adalah seperti dimuat pada

Tabel 32.

Tabel 32. Komposisi jumlah penduduk

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Dari data tersebut, terlihat jumlah laki-laki dan perempuan di desa Dangdeur adalah

seimbang atau setara. Dibanding dengan luas lahan Desa Dangdeur jumlah penduduk

Desa Dangdeur tidak terlalu besar dengan komposisi penduduk menurut kelompok

umur seperti dimuat pada Tabel 33

Tabel 33. Jumlah penduduk menurut kelompok umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang)

1 5 – 6 58

2 7 – 12 234

3 13 – 15 68

4 16 – 21 135

5 22 – 59 1.169

6 > 60 116

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Jumlah penduduk terbesar di Desa Dangdeur adalah kelompok usia 22 – 59 tahun

atau berada pada usia produktif. Tingkat pendidikan penduduk dimuat pada Tabel 34.

No. Komposisi Penduduk Jumlah (orang)

1 laki-laki 965

2 Perempuan 970

4 Total 1.935

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

118

Tabel 34. Jumlah KK menurut tingkat pendidikan

No. Tingkat pendidikan Jumlah (orang)

1. Tidak tamat SD 133

2. Tamat SD – SLTP 396

3. Tamat SLTA 89

4. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 13

Jumlah KK 631

Sumber: Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Kecamatan Bungursari 2009

Dilihat dari data pada Tabel 34 maka jumlah kepala keluarga penduduk desa

Dangdeur yang hanya tamat SD-SLTP cukup mendominasi, diikuti tamatan SLTP,

sehingga untuk usia produktif cukup sulit untuk bersaing memperebutkan lapangan

kerja di sektor formal karena kualifikasi pendidikan kurang memadai.

Mata pencaharian pokok penduduk desa Dangdeur adalah seperti dimuat pada

Tabel 35.

Tabel 35. Jenis mata pencaharian penduduk

No. Mata pencaharian Jumlah (orang)

1. Petani 282

2. Pedagang 67

3. Buruh 84

4. Pegawai swasta 63

5. Pegawai negeri 5

6. TNI/POLRI 4

7. Lain-lain 96

( Desa Dangdeur, 2009)

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur bekerja di sektor pertanian, baik sebagai

petani dan buruh tani, diikuti buruh dan juga pedagang. Dengan total tenaga kerja

yang ada adalah 564 orang (jumlah penduduk usia 15-60 tahun dikurangi jumlah ibu

rumahtangga dan penduduk masih bersekolah). Di Desa Dangdeur terdapat organisasi

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

119

Ibu-Ibu PKK yang berjumlah 24 orang anggotanya dan juga organisasi kepemudaan

Karang Taruna dengan jumlah anggota berjumlah 15 orang. Kelompok gotongroyong

merupakan kelompok yang memiliki anggota terbesar, yaitu 900 orang.

c. Kelembagaan ekonomi

Di luar dari lokasi kawasan industri Kota Bukit Indah maka desa Dangdeur

memiliki kelembagaan ekonomi seperti dimuat pada Tabel 36.

Tabel 36. Kelembagaan ekonomi yang ada di desa Dangdeur

No.

Jenis

Jumlah unit

Jumlah

anggota/tenaga

kerja (orang)

1. Koperasi - -

2. Industri Kerajinan 2 4

3. Toko/swalayan 1 14

4. Industri rumah tangga - -

5. Warung kelontong 3 6

6. Angkutan 16 32

7. Pedagang pengumpul/tengkulak 2 -

8. Pasar - -

9. Kelompok simpan pinjam 1 3

(Desa Dangdeur, 2009)

Dilihat dari sedikitnya kelembagaan ekonomi seperti lembaga koperasi tidak ada,

pasar tidak ada, demikian pula lembaga perbankan tidak ada. Lembaga yang ada di

Desa Dangdeur hanya kelompok simpan pinjam informal, sehingga tingkat

perputaran ekonomi masyarakat di desa ini relatif rendah.

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

120

d. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang ada di Desa Dangdeur dimuat pada Tabel 37.

Tabel 37. Lembaga pendidikan yang ada

No. Jenjang pendidikan Jumlah unit Jumlah peserta

(orang)

1. TK 1 15 orang

2. SD/sederajat 2 426 orang

3. SLTP/sederajat - -

4. SLTA/sederajat - -

5. Lembaga pendidikan keagamaan 2 100 orang

(Desa Dangdeur, 2009)

Dari lembaga pendidikan yang ada masyarakat Desa Dangdeur yang akan

melanjutkan ke jenjang pendidikan SLTP sederajat dan selanjutnya harus mencari

sekolah ke desa lain yang berarti menempuh jarak yang cukup jauh.

e. Prasarana dan sarana

1) Prasarana dan sarana transportasi

Sarana transportasi memegang peranan penting dalam peningkatan

pertumbuhan bagi suatu wilayah, termasuk Desa Dangdeur. Kondisi jalan sebagai

prasarana transportasi yang ada di daerah desa Dangdeur dimuat pada Tabel 38.

Tabel 38. Mutu jalan

No. Jenis Panjang jalan (km)

1. Jalan aspal 4,5

2. Jalan makada 3

3. Jalan tanah 3

4. Jalan antar desa (aspal) 3

(Desa Dangdeur, 2009)

Dari kondisi jalan yang ada di Desa Dangdeur hanya jalan utama yang

melintasi Desa Dangdeur yang beraspal sepanjang 4,5 km dan sisanya adalah ruas-

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

121

ruas jalan yang menghubungkan antar-pemukiman warga adalah jalan bebatuan,

serta jalan tanah yang tentu saja tidak nyaman dan cenderung sulit dilalui bila

hujan deras turun. Di desa tersebut terdapat satu buah jembatan beton.

2). Prasarana komunikasi

Di Desa Dangdeur terdapat warung telepon atau wartel sebagai sarana

komunikasi lewat telepon bagi warga. Namun tidak terdapat kantor pos ataupun

kantorpos pembantu.

3). Prasarana air bersih

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur menggunakan sumur gali sebagai sumber

air bersih yang digunakan warga dengan jumlah 250 buah sumur gali, sedangkan

sumur ponpa hanya 2 buah, mata air 2 buah dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) 1

buah. Jumlah pengguna sumur gali adalah sebanyak 420 Kepala Keluarga (KK),

pengguna sumur pompa 21 KK, dan pengguna MCK 50 KK. Pengguna mata air

juga terdapat di desa ini dengan jumlah 100 KK. Ini menunjukkan bahwa kondisi

sarana air bersih tercukupi secara alamiah dengan sumur gali namun memang faktor

kebersihannya tidak terkontrol.

4). Energi

Pengguna prasarana energi yang menggunakan kayu bakar sebagai alat untuk

memasak mencapai 150 KK. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih

mengandalkan SDA kayu bakar yang jelas akan merugikan lingkungan.

5). Prasarana peribadatan

Mayoritas penduduk Desa Dangdeur adalah pemeluk agama Islam, atau tidak

ada pemeluk agama lain yang tercatat. Desa Dangdeur memiliki 5 buah mesjid dan

3 buah langgar/mushola.

6). Prasarana kesehatan

Di Desa Dangdeur terdapat 1 buah Puskesmas pembantu dan 3 buah

Posyandu, dengan jumlah dukun terlatih 1 orang dan bidan desa 1 orang.

f. Ekonomi Masyarakat

1). Pengangguran

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

122

Dilihat dari angka yang ada jumlah pengangguran yang tercatat di Desa

Dangdeur adalah seperti dimuat pada Tabel 39.

Tabel 39. Jumlah pengangguran di desa Dangdeur

No. Kategori pengangguran Jumlah

(orang)

1. Jumlah angkatan kerja (15-55 tahun) 200

2. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang masih sekolah 150

3. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun menjadi ibu rumah tangga 630

4. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja penuh 153

5. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja tidak tentu 308

(Desa Dangdeur, 2009)

Data pada Tabel 39 menunjukkan bahwa angka angkatan kerja yang

bekerja tidak tentu jumlahnya cukup tinggi (308 orang). Ini memerlukan perhatian

pihak-pihak terkait, agar tidak menimbulkan masalah, bahkan tindak kriminal.

2) Kemiskinan

Tabel 40. Tingkat kesejahteraan keluarga

No.

Tingkat kemiskinan

Jumlah

kel.

1. Kepala Keluarga 631 kel

2. Keluarga prasejahtera 124 kel

3. Keluarga sejahtera 1 193 kel

4. Keluarga sejahtera 2 133 kel

5. Keluarga sejahtera 3 162 kel

6. Keluarga sejahtera plus 19 kel

(Kecamatan Bungursari, 2009)

Dilihat dari komposisi tingkat kemiskinan penduduk (Tabel 40), ternyata

sebagian masyarakat desa Dangdeur berada pada kondisi keluarga sejahtera 1, yaitu

193 keluarga (30,6%) dari 631 keluarga yang ada. Ini berarti keluarga dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, yaitu sesuai kebutuhan dasar pada

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

123

keluarga pra sejahtera, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial

psikologis keluarga seperti pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, dan interaksi

dengan lingkungan (BKKBN, 2008).

4.3 Implementasi CSR

Kinerja implementasi program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) di

perusahaan dalam lingkungan Indomobil Group baik oleh PT. Suzuki Indomobil

Motor terhadap masyarakA sekitar, yaitu Kelurahan Jatimulya dan PT. Hino Motors

Manufacturing Indonesia dan PT. Nissan Motors Indonesia terhadap masyarakat

sekitar yaitu Desa Dangdeur, dapat dilihat dari persepsi masyarakat terhadap kinerja

perusahaan dalam beraktivitas dan juga terhadap kinerja produk yang dihasilkannya

dalam hal ini adalah emisi gas buang. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

4.3.1 PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM)

a. Program CSR perusahaan

Program CSR yang dilakukan PT SIM amat bervariasi baik yang khusus

terhadap masyarakat Kelurahan Jatimulya yang secara langsung dalam bentuk

donasi (charity) ataupun bantuan dalam bentuk non-tunai (philantrophy), maupun

kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT SIM meliputi areal yang lebih luas yaitu :

1) Pada tanggal 19 Agustus 2008 PT SIM menyediakan psosialhan kepada 500

guru Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas

di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang dilakukan secara

gradual dalam 10 termin pada 10 sekolah di areal Jabodetabek.

2) PT SIM berkontribusi dalam penghijauan dengan melakukan penanaman 1.000

pohon di kaki gunung Merapi, Jawa Tengah yang dilanjutkan dengan

mengadakan pagelaran sendratari ”Hanoman Obong” di areal Candi Prambanan,

Jawa Tengah sebagai bentuk upaya pelestarian budaya tradisional. Kegiatan ini

dilakukan pada 29 – 31 Agutus 2008.

3) Pada periode 18 Oktober – 30 November 2008 dalam rangka mendukung

program Pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya posyandu PT SIM

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

124

berkontribusi dengan mengadakan psosialhan pengembangan keselamatan bayi,

perkembangan anak, sistem informasi bagi 500 kader Posyandu yang tersebar di

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

4) Pada tanggal 20 Desember 2008 diadakan kegiatan sumbangan berupa lebih

dari 1000 pohon dari berbagai varitas untuk ditanam di Jakarta, Bogor,

Tangerang dan Bekasi.

5) CSR „Suzuki Peduli Bencana Alam di Sumbar dan Tasikmalaya‟

6) CSR “Suzuki Peduli Pendidikan” di Yayasan Perguruan Islam TSAQOFAH

ISLAMIYYAH, Cipayung – Jakarta Timur.

7) Suzuki Merah Putih Peduli Budaya dan Pendidikan

PT.SIM mengadakan kegiatan CSR melalui program „SUZUKI MERAH

PUTIH PEDULI BUDAYA DAN PENDIDIKAN „ pada tanggal 25 Oktober

tahun 2009 dengan menyerahkan fasilitas perpustakaan di SD Negeri Kebon

Dalem Lor, Candi Prambanan. Acara diikuti oleh 550 orang, dengan konvoy

dari masing – masing daerah (Yogja, Purwokerto, Solo dan Tegal) ke obyek

Wisata Candi Sewu di kawasan Prambanan.

8) Guna memulihkan dan membangun kembali sarana dan prasarana pasca-gempa

PT. SIM melakukan kegiatan CSR „Suzuki Peduli‟; bantuan tersebut diserahkan

langsung oleh pihak PT.SIM kepada Walikota Pariaman, Drs. H. Mukhlis

Rahman, MM di Kantor Dinas Kesehatan, Kota Pariaman, Sumatera Barat

(15/12, 2009). Dan untuk wilayah Tasikmalaya, diserahkan langsung kepada

Walikota Tasikmalaya, H. Syarif Hidayat di Kantor Pemerintah Kota

Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (21/12 2009). Bantuan disalurkan

kepada masing–masing wilayah berupa 2 unit mobil Ambulance berbasis Suzuki

APV bagi pelayanan kesehatan pada dua Puskesmas; di Kecamatan Pariaman

Selatan dan di Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman serta sarana

Pendidikan berupa pembangunan gedung Sekolah Dasar No.27 Kp. Baru

Padusunan Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat senilai

Rp. 234.500.000,-. Sedangkan untuk wilayah Tasikmalaya, bantuan berupa 1

unit mobil Ambulance berbasis Suzuki APV kepada Sekretariat Satkorlak PBA

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

125

(Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana Alam) Pemerintah Kota

Tasikmalaya dan Sarana Pendidikan senilai Rp. 77,300.000,- kepada 7 Pondok

Pesantren (PP) di wilayah Kota Tasikmalaya.

9). Pada tanggal 13 April 2009 PT SIM berkontribusi dengan menyumbang 1 (satu)

unit mesin APV kepada Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya, Jakarta untuk

melengkapi laboratorium Fakultas dalam mendukung aktivitas belajar

mahasiswa.

4.3.2 PT Nissan Motors Indonesia

a. Program CSR perusahaan

Program CSR yang dilaksanakan pada PT. NMI adalah sebagai

berikut.

1) Berdasarkan hasil wawancara dengan Perangkat Desa, bentuk program CSR

perusahaan yang diberikan kepada masyarakat sekitar, khususnya Desa

Dangdeur adalah berupa sejumlah uang yang diberikan untuk membantu

memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang dirayakan di Desa tersebut.

2) PT Nissan Motor Indonesia (NMI) memberikan bantuan kepada SDN

Cijayanti 03, Bogor, dan SDN Babakan Madang 05, Bogor, berupa

perangkat komputer. Tak cuma itu, ada buku-buku ilmu pengetahuan untuk

keperluan perpustakaan, bola sepak dan kebutuhan belajar lainnya.

Pemberian bantuan ini merupakan bagian dari Nissan Sahabat Anak

Indonesia (NSAI), yaitu suatu kegiatan CSR Nissan dalam usaha membantu

pendidikan di Indonesia. Komitmen Nissan adalah melaksanakan kegiatan

CSR yang berkesinambungan di bidang pendidikan di Tanah Air. Kegiatan

ini dilakukan pada Desember tahun 2009

4.3.3 PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia

Berbagai bentuk pelaksanaan CSR di PT. HMMI meliputi :

a. Penanaman pohon di lingkungan sekitar pabrik dalam bentuk hutan kota.

Page 32: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

126

b. Penyerahan mobil Hino Dutro sebagai mobil perpusatakaan keliling kepada

yayasan Emmanuel yang akan dipergunakan di daerah Jakarta dan Bogor.

4.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis existing condition program CSR berkelanjutan

dalam industri otomotif pada PT SIM di lokasi Kelurahan Jarimulya dan juga

kepada PT. NMI dan PT. HMMI didesa Dangdeur yang menggunakan aplikasi

Rapfish dengan metode Multi Dimensional Scaling, diperoleh status keberlanjutan

setiap dimensi (ekonomi, sosial dan lingkungan) dan status keberlanjutan

keterpaduan dimensi (multidimensi) program CSR.

4.4.1 Analisis Keberlanjutan

4 .4.1.1 PT.SIM

a. Status Keberlanjutan Program CSR untuk setiap dimensi

Hasil analisis menunjukkan bahwa program CSR dari tiga dimensi yang

dianalisis untuk menentukan status keberlanjutan Program CSR menghasilkan

dimensi ekonomi (48,66) tidak berkelanjutan (skor < 50), dimensi sosial (51,15)

tergolong belum berkelanjutan (skor 50 – 75) dan lingkungan (49,99) yang juga

tergolong tidak berkelanjutan (skor < 50). Dimensi yang paling penting untuk

diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi lingkungan yang tergolong

rendah nilai indeks keberlanjutannya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor

dalam dua dimensi tersebut belum mendapatkan perhatian sepenuhnya dalam

kegiatan CSR di Indomobil Group di PT. Suzuki Indomobil Motor. Dengan

demikian, di masa mendatang dimensi ini perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 12.

Page 33: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

127

47

48

49

50

51

52Ekonomi (48.66)

Sosial (51.15)Lingkungan (49.99)

Gambar 12. Diagram Layang (Kite-Diagram) nilai indeks keberlanjutan program

CSR dalam Industri otomotif di PT SIM

b. Status keberlanjutan program CSR dimensi ekonomi

Terkait dengan dimensi ekonomi, analisis MDS mempertimbangkan

atribut-atribut yang menjadi unsur dalam CSR berkelanjutan yaitu faktor

pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan

dimensi ekonomi, yaitu (1) kecenderungan konsumtif, (2) peluang kerja

diperusahaan dan (3) peluang usaha, sebagaimana terlihat pada Gambar 13,

dimana ketiganya memiliki nilai terbesar dibanding atribut-atribut yang lainnya.

Atribut-atribut lainnya yang bukan merupakan faktor pengungkit dapat diabaikan.

Leverage of Attributes

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

PENINGKATAN HARGA

DEGRADASI INFRASTRUKTUR

KECENDERUNGAN KONSUMTIF

PELUANG KERJA DIPERUSAHAAN

PENINGKATAN JENIS USAHA DAN JENIS

KEGIATAN

PELUANG USAHA

PENINGKATAN PENDAPATAN

PENINGKATAN JUMLAH LEMBAGA

EKONOMI DAN KEUANGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 13. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi PT. SIM

Page 34: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

128

Gambar 14. Hasil MDS dimensi ekonomi PT. SIM

Hasil uji MDS dimensi ekonomi pada PT SIM sebagaimana yang terlihat

pada Gambar 14 menunjukkan nilai 48,35. Nilai tersebut berada pada kategori

kurang berkelanjutan (standar 25 > nilai indeks ≤ 50). Aktivitas CSR dalam

dimensi ekonomi ini dinilai kurang memenuhi ekspektasi masyarakat.

c. Status keberlanjutan dimensi sosial

Untuk dimensi sosial, analisis keberlanjutan seperti pada Gambar 15

dengan menggunakan MDS terhadap atribut-atribut menghasilkan faktor

pengungkit yang sensitif terhadap CSR berkelanjutan dalam dimensi sosial,

seperti (1) kerenggangan sosial, (2) disintegrasi sosial, dan (3) erosi nilai-nilai

sosial. Tiga atribut ini merupakan atribut dengan nilai terbesar dari keseluruhan

atribut yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial.

Page 35: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

129

Leverage of Attributes

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

KERESAHAN SOSIAL

KONFLIK (BENTURAN

SOSIAL)

DISINTEGRASI

SOSIAL

EROSI NILAI-NILAI

SOSIAL

KERENGGANGAN

SOSIAL

KONDISI KEAMANAN

PENINGKATAN ETOS

KERJA

PENINGKATAN

KEREKATAN SOSIAL

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 15. Hasil Indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. SIM

Gambar 16. Hasil MDS dimensi sosial pada PT. SIM

Hasil uji MDS dimensi sosial pada PT. SIM sebagaimana yang terlihat

pada Gambar 16 menunjukkan nilai 51,15. Nilai indeks tersebut tergolong belum

berkelanjutan (skor 50 – 75). Aktivitas CSR dalam dimensi sosial dinilai belum

memenuhi ekspektasi masyarakat.

Page 36: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

130

d. Status keberlanjutan dimensi lingkungan

Untuk dimensi lingkungan, faktor pengungkit yang sensitif mempengaruhi

terhadap keberlanjutan dimensi lingkungan berdasarkan analisa MDS pada

Gambar 17 adalah (1) emisi gas buang mobil baru yang diproduksi, (2)

rehabilitasi lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan. Semuanya merupakan

atribut-atribut dengan nilai terbesar dibanding atribut lainnya.

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6 7 8

PENCEMARAN UDAHA

KEBISINGAN

PENCEMARAN AIR

ESTETIKA LINGKUNGAM

EMISI GASBUANG MOBIL BARU YANG

DIPRODUKSI

AKTIVITAS PENGHIJAUAN

REHABILITASI LINGKUNGAN

KONSERVASI LINGKUNGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 17. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT SIM

Page 37: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

131

Gambar 18. Hasil MDS dimensi lingkungan PT SIM

Hasil analisis MDS dimensi lingkungan pada PT SIM (Gambar 18)

menunjukkan nilai 49,63. Nilai tersebut berada pada katagori kurang berkelanjutan

(standar 25 > nilai indeks ≤ 50). Aktivitas CSR dalam dimensi lingkungan dinilai

kurang memenuhi ekspektasi masyrakat.

Parameter statistik yang digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap

hasil kajian yang dilakukan di PT. SIM adalah nilai stress dan koefisien determinasi

(r2). Dua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan perlu

tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat mencerminkan dimensi yang dikaji

mendekati kondisi sebenarnya. Nilai yang dihasilkan dari setiap dimensi dimuat

pada Tabel 41 memperlihatkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001). Artinya, hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan

bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0,25

(25%) dan nilai koefisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0.

Tabel 41. Hasil analisis MDS beberapa dimensi keberlanjutan Pada PT SIM

No. Dimensi Stress R2

1. Ekonomi 0,14 0,92

2. Sosial 0,14 0,92

3. Lingkungan 0,13 0,91

Page 38: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

132

Dari analisis Monte Carlo terlihat nilai indeks keberlanjutan CSR dalam

industri otomotif pada PT. SIM pada taraf kepercayaan 95% untuk setiap dimensi,

menunjukkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan dengan hasil analisis

MDS. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 42, dimana perbedaan yang ada antara hasil

MDS dan hasil Monte Carlo, baik untuk dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan

menunjukkan nilai yang sangat kecil (hampir mendekati nol), sehingga dapat

dianggap tidak ada perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Tabel 42. Tabel perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT SIM

No. Dimensi Hasil MDS (a) Hasil Monte

Carlo (b)

Perbedaan

(a-b)

1 Ekonomi 48,66 48,35 0.31

2 Sosial 51,15 50,92 0.23

3 Lingkungan 49,63 49,63 0

Penjelasan dari masing-masing faktor pengungkit untuk setiap dimensi, baik

dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut.

1) Dimensi Lingkungan

a. Emisi gas buang mobil yang dihasilkan

Emisi gas buang kendaraan bermotor produk Suzuki yang dihasilkan

sebagai mobil baru telah memenuhi baku mutu gas buang kendaraan bermotor

jenis mobil baru, sesuai standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup No.141 tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi

(Current Production). Bahkan diduga sebagian besar telah berada di bawah

baku mutu gas buang kendaraan yang disyaratkan.

Emisi gas buang sebagai atribut yang menjadi faktor pengungkit yang

perlu diperhatikan untuk mencapai kondisi keberlanjutan, sehingga atribut ini

harus dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan mutunya untuk mencapai

kondisi yang lebih baik lagi. Aturan baku mutu seperti yang tercantum dalam

keputusan Menteri Lingkungan Hidup tersebut pada dasarnya setara dengan

Page 39: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

133

Euro 2 dari yang tercantum dalam standar baku mutu emisi gas buang

kendaraan baru yang berlaku di Eropa dan tingkat internasional. Di negara-

negara Eropa standar yang telah diberlakukan adalah mencapai Euro 5. Acuan

Euro tersebut telah menjadi pedoman internasional dalam menentukan standar

baku mutu kendaraan baru, sehingga pencapaian sesuai standar yang

diberlakukan di Eropa menjadi standar yang ideal. Namun perlu dicatat pula

bahwa dampak pencemaran atau polusi dari emisi gas buang kendaraan

bermotor terhadap kesehatan tergantung dari berbagai faktor, bukan hanya emisi

gas buang mobil baru tetapi juga diantaranya adalah tingkat kepadatan

kendaraan di jalanan, kondisi emisi gas buang kendaraan yang ada di jalanan

termasuk mobil yang telah lama di produksi, dan bahan bakar yang digunakan.

b. Rehabilitasi lingkungan

Kondisi lingkungan di wilayah dimana perusahaan PT. SIM berlokasi pada

dasarnya adalah berada pada kondisi yang kurang baik, yaitu berada dekat

dengan beberapa sungai kecil atau kali, yaitu kali Sasak Jarang dan Kali Sasak

Dua Elok. Kali tersebut adalah anak dari kali Bekasi. Kondisi yang dialami

adalah secara kasat mata kotor. Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 19 -20.

Konsentrasi BOD dan COD

Air Sungai Sasak Jarang

0

20

40

60

80

100

120

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/

l

BO D

CO D

Konsentrasi BOD dan COD

Air Sungai Sasak Jarang

0

20

40

60

80

100

120

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/

l

BO D

CO D

Gambar 19. Konsentrasi BOD dan COD air sungai Sasak Jarang

Page 40: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

134

Konsentrasi TDS dan TSS

Air Sungai Sasak Jarang

0

200

400

600

800

1000

1200

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/l

TDS

TSS

Konsentrasi TDS dan TSS

Air Sungai Sasak Jarang

0

200

400

600

800

1000

1200

Hulu Tengah Hilir BML III

Mg/l

TDS

TSS

Sumber: Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi, 2009

Gambar 20. Konsentrasi TDS dan TSS air sungai Sasak Jarang

Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi

tahun 2009, hasil pengukuran mutu air memiliki kecenderungan konsentrasi

Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) lebih

tinggi dari Baku Mutu Air, sebaliknya, Total Dissolved Solid (TDS) dan Total

Suspended Solid (TSS) cenderung di bawah Baku Mutu Air Gol III (untuk:

pertanian), berdasarkan PP No.82 tahun 2001 . Hal ini menunjukkan adanya

pencemaran organik yang disebabkan oleh aktivitas rumahtangga di sepanjang

bantaran sungai.

Dari hasil pengukuran mutu air sungai tersebut dapat disimpulkan hal-hal

berikut :

1. Pencemaran senyawa organik, yang ditunjukkan dengan parameter kunci BOD

dan COD melampaui Baku Mutu Air Golongan III (untuk pertanian), baik di

hulu, tengah maupun hilir sungai dengan kisaran 500-550 mg/l. Hal ini

menunjukkan adanya pencemaran limbah domestik yang disebabkan oleh

aktivitas mandi-cuci-kakus di sepanjang sungai, atau pembuangan limbah

domestik tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Padatnya permukiman di

sepanjang sungai, merupakan salahsatu faktor tidak adanya tangki septik di tiap

rumah.

Page 41: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

135

2. Mutu air dengan parameter kunci padatan terlarut (TDS), merupakan salahsatu

rujukan bagi penyebab kekeruhan yang ada di badan air yang disebabkan oleh

partikel yang terlarut di dalam air. Kualitas TDS di semuai titik suatu sungai

yang tidak melampaui baku mutu golongan III, terdapat pada sungai Sasak

Jarang.

3. Mutu air dengan parameter kunci padatan tersuspensi (TSS), merupakan salah

satu rujukan bagi penyebab kekeruhan yang ada di badan air yang disebabkan

oleh partikel yang tidak terlarut, tetapi mengendap, misalnya lumpur. Partikel

penyebab kekeruhan, karena TSS dapat dipisahkan melalui unit pengendapan

secara gravitasi. Mutu TSS di semua titik pantau sungai tidak melampaui baku

mutu golongan III. Hal ini menunjukkan pencemaran yang mengakibatkan

kekeruhan sungai pada umumnya bukan berasal dari lumpur atau erosi tanah.

Dugaan penyebab pencemaran air sungai yang didominasi oleh kegiatan

domestik berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bekasi

(2009) menunjukkan fakta-fakta berikut:

1) Pembuangan air limbah domestik, terutama grey water secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu, sehingga Angka BOD dan COD air sungai masih

tinggi.

2) Adanya kegiatan domestik dari sebagian masyarakat yang tinggal di sepanjang

sungai telah mengakibatkan pencemaran sungai

3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang belum terintegrasi dan berwawasan

lingkungan

4) Perumahan kumuh di bantaran sungai, pengurugan badan air dan saluran

drainase, terutama setu /danau untuk keperluan perumahan dan permukiman

atau keperluan lainnya.

5) Pembuatan septik tank milik masyarakat yang kurang memenuhi syarat, baik

teknis maupun jumlahnya.

6) Sejumlah industri kecil dan rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan

fasilitas pengolahan limbah di sepanjang sungai di Kabupaten Bekasi

Page 42: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

136

mengakibatkan polusi organik di sungai seperti yang diindikasikan oleh

konsentrasi BOD yang tinggi.

7) Fasilitas pengolahan air limbah di rumah sakit yang berada di sekitar sungai

belum memenuhi standar baku mutu air.

8) Fasilitas pengolahan air limbah kegiatan industri kecil, pusat perdagangan dan

jasa perhotelan belum terpantau, sehingga diduga menjadi sumber pencemar

bagi air tanah dan permukaan

9) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara dan mempertahankan

saluran-saluran drainase di lokasi genangan air dan kesadaran untuk tidak

membuang sampah ke sungai.

10) Pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya kesehatan akibat

penyakit bawaan air (water borne desease) termasuk genangan air yang

tercemar masih kurang.

11) Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan budi daya mengurangi

daerah tangkapan air bagi aquifer dan meningkatkan resiko erosi dan

longsoran.

12) Upaya penegakan hukum yang masih kurang terhadap pelaku pencemaran atau

pelanggaran lingkungan.

Kali Bekasi telah tercemar akibat air yang mengaliri kali Bekasi di kota

Bekasi tercemar bahan berbahaya dan beracun (B3), yang disinyalir berasal dari

pembuangan limbah pabrik, industri, rumah sakit, dan industri rumahtangga yang

pengolahannya belum memenuhi standar. Kabupaten Bekasi adalah daerah perkotaan

dengan tingkat pencemaran yang cukup tinggi, terutama yang berasal dari sektor

transportasi dan industri, baik yang berasal dari Kabupaten Bekasi maupun dari Kota

di sekitarnya, serta pencemaran dari kegiatan domestik. Pencemaran udara di

Kabupaten Bekasi lebih dominan dalam skala mikro, tetapi tetap memiliki peran

mempengaruhi pada skala mikro maupun makro.

Upaya perbaikan atau rehabilitasi lingkungan baik yang diakibatkan oleh

aktivitas perusahaan maupun yang bukan diakibatkan perusahaan, menjadi penting

Page 43: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

137

untuk dilakukan mengingat kondisi mutu air sungai yang berada di atas baku mutu.

Kondisi pemukiman yang padat disamping lokasi pabrik dan berdekatan dengan

pabrik, dapat menimbulkan kondisi yang kurang baik bagi kesehatan. Aktivitas

perusahaan dalam memperbaiki (rehabilitasi lingkungan) dinilai masyarakat, tidak

ada.

c. Konservasi lingkungan

Upaya konservasi lingkungan atau pengawetan lingkungan yang dilakukan oleh

PT SIM terhadap kondisi yang seharusnya dipertahankan tetap baik. Upaya tersebut

berupa kegiatan kebersihan dan keindahan di wilayah dimana perusahaan berada.

Pada dasarnya kondisi kebersihan dan keindahan diwilayah Kelurahan Jati Mulya

cenderung kurang baik dengan kerapatan penduduk yang tinggi (tertinggi se

kabupaten Bekasi) namun upaya menjaga kebersihan lingkungan dan keindahan

Kawasan Kelurahan Jatimulya oleh PT. SIM dinilai masyarakat, tidak ada.

2) Dimensi Ekonomi

a. Kecenderungan konsumtif

Salahsatu ciri dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan masyarakat

tradisional Indonesia mengkonsumsi sesuatu, bukan karena betul-betul

membutuhkannya, tetapi lebih banyak merasa membutuhkannya. Barang yang

dikonsumsi bukan lagi dimiliki dari fungsi substansialnya, tetapi lebih ditekankan

hanya pada makna simbolis yang melekat pada benda itu. Di sini, fungsi benda telah

berubah menjadi sesuatu yang mempunyai makna simbolis, yang mungkin berkaitan

dengan status sosial, perasaan lebih berharga, atau sekedar terperangkap pada budaya

primer. Karena itu sering terlihat di masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa

semakin langka dan terbatas produksi suatu benda, semakin tinggi pula makna

simbolis yang melekat padanya.

Masyarakat tradisional Indonesia kini terlihat kian sudah berpindah kepada

membeli barang untuk menjadikan simbol. Di luar sadar, masyarakat tradisional

Indonesia kini menjadi semakin terjajah oleh produk negara-negara maju dan

Page 44: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

138

semakin teriring pada perilaku konsumtif dan tampaknya perubahan sosial budaya

masyarakat tradisional cenderung ke arah negatif. Adanya pembauran antara

penduduk pendatang (karyawan perusahaan) yang tinggal di sekitar lokasi pabrik di

kelurahan Jatimulya cenderung mengakibatkan masyarakat dapat menjadi lebih

konsumtif. Perbedaan budaya yang dibawa oleh pendatang dengan gaya hidup yang

berbeda (gaya hidup lebih moderen) mempunyai dampak positif dan negatif terhadap

masyarakat sekitar, meskipun dilihat dari nilai atribut tersebut sebenarnya kehadiran

perusahaan justru mengakibatkan kecenderungan konsumtif bagi kehidupan

penduduk sekitar perusahaan, dengan demikian perusahaan maupun karyawannya

diharapkan dapat menularkan pola kehidupan yang seimbang dan tidak terlalu secara

menyolok menunjukkan kelebihannya dibanding masyarakat sekitar, sehingga tidak

terjadi pola hidup yang tidak seimbang atau konsumtif.

b. Peluang kerja diperusahaan

Jenis pekerjaan yang ada di perusahaan otomotif seperti di PT. SIM

memerlukan kemampuan memadai untuk melakukannya, sehinga diperlukan lulusan

minimal setingkat SLTA sebagai tenaga kerja perusahaan. Disamping itu, industri

otomotif adalah industri yang menggunakan padat teknologi, sehingga jumlah

karyawan yang direkrut tidak terlalu banyak. Jumlah karyawan PT. SIM 2.775 orang,

sedangkan bila dilihat dari jumlah pengangguran yang ada di Kelurahan Jati Mulya

mencapai 4.718 (tahun 2009), maka meskipun perusahaan telah berusaha

menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya kelurahan Jati Mulya jelas

belum mencukupi kebutuhan yang ada.

Saat ini, situasi pasar otomotif amat bersaing dan PT SIM yang mengeluarkan

produk mobil merek Suzuki masih berjuang keras untuk meraih tingkat penjualan

yang diharapkan. Konsekuensinya, perusahaan tidak hanya membuat produk sendiri,

seperti jenis produk APV, Futura dan lainnya, tetapi juga mengimpor mobil merek

Suzuki dari negara lain seperti Estillo dari India dan SX4 dari Jepang. Hal inilah yang

yang membuat perusahaan memutuskan untuk lebih memakai tenaga outsourcing dari

yayasan penyalur tenaga kerja dan menggunakan sistem kontrak, sehingga dapat

menggunakan tenaga kerja lebih fleksibel dari segi waktu atau sebagai tenaga kerja

Page 45: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

139

yang tidak tetap dan dapat dipekerjakan pada saat-saat perusahaan membutuhkan

untuk memenuhi kapasitas produksi yang diperlukan sesuai dengan permintaan pasar.

Apalagi saat ini perusahaan PT SIM sahamnya sebagian besar dimiliki oleh pihak

principal, yaitu Jepang yang lebih menekankan profit orinted dan rationalitas. Hal

inilah yang membuat masyarakat kelurahan Jatimulya menilai perusahaan belum

mampu mengadopsi kebutuhan akan lapangan kerja yang besar di masyarakat secara

langsung.

c. Peluang usaha

Sebagai dampak dari keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat

kelurahan Jatimulya, maka sudah sewajarnya masyarakat turut memperoleh manfaat

dari kehadiran perusahaan, termasuk manfaat ekonomi. Masyarakat kelurahan

Jatimulya menilai bahwa perusahaan belum dapat memberikan peluang usaha bagi

masyarakat. Untuk menjaga ketertiban kerja karyawan maka perusahaan

menyediakan catering atau makanan bagi karyawannya, sehingga tingkat

pertumbuhan warung-warung makan di daerah itu cenderung kecil untuk melayani

kebutuhan karyawan PT SIM. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada

pekerjaan yang diberikan kepada warga kelurahan Jatimulya berupa kemitraan

mengelola aktivitas perusahaan. Sedangkan masyarakat sendiri belum mampu

menciptakan peluang usaha baru berkaitan dengan keberadaan perusahaan, paling

yang terlihat adalah adanya beberapa pemuda yang menjadi tukang parkir liar (polisi

“cepek”) yang berada di pintu belakang perusahaan yang membantu menyeberangkan

mobil yang akan keluar pabrik.

3) Dimensi Sosial

a. Kerenggangan sosial

Masyarakat Kelurahan Jatimulya, khususnya penduduk lokal merasa bahwa

kehadiran perusahaan justru membuatnya menjadi merasa terkucil, kurang dihargai,

merasa hak-haknya terhadap kesepatan dan akses terhadap sumberdaya, pekerjaan

dan layanan sosial terabaikan. Hal ini dikarenakan belum ada upaya perusahaan untuk

menciptakan kohesi (kerekatan) sosial dengan melakukan hal-hal yang dapat

Page 46: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

140

mempererat hubungan tersebut ataupun kalau ada intensitas dan jumlahnya masih

belum memenuhi harapan masyarakat. Kerekatan sosial dapat muncul, apabila

perusahaan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar (Kelurahan

Jatimulya), baik dalam upaya pengurangan kemiskinan dan meningkatkan mutu hidup

masyarakat, membangun kepercayaan dan rasa saling menghormati, memperkecil

konflik, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan, membantu mengatasi

kriminalitas, mendukung wirausaha sosial lokal, penyediaan layanan sosial dalam

situasi sulit, mendorong toleransi antar agama, etnik, mendukung kegiatan budaya

dan pemeliharaan warisan budaya menurut International Business Leaders Forum

dalam Amri dan Sarosa (2008). Hal ini perlu mendapat perhatian perusahaan agar

tercipta kohesi sosial yang dapat menciptakan manfaat baik bagi masyarakat

Jatimulya maupun perusahaan. Manfaat bagi perusahaan adalah citra positif

perusahaan di mata masyarakat, terciptanya kondisi yang mendukung perusahaan

untuk melangsungkan aktivitas, dan terciptanya kondisi ekonomi yang lebih baik

dalam jangka panjang (Amri dan Sarosa 2008).

b. Disintegrasi sosial

Dari penelitian diperoleh bahwa integrasi antara perusahaan, termasuk

karyawan perusahaan, dan masyarakat sekitar sudah dalam kondisi baik, yaitu

berbaurnya masyarakat sekitar dengan penduduk pendatang yang merupakan

karyawan perusahaan dalam mengikuti berbagai perkumpulan dan lembaga yang ada

di lingkungan masyarakat kelurahan Jatimulya, sesuai penilaian masyarakat. Upaya

untuk mempertahankan situasi ini dan meningkatkan mutu integrasi menjadi faktor

kunci yang penting untuk diperhatikan dalam mencapai keberlanjutan dalan CSR.

c. Erosi nilai-nilai sosial

Kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Jatimulya diduga

tampaknya telah turut menciptakan menurunnya nilai-nilai sosial, seperti

kegotongroyongan, dan keramahtamahan.. Hal ini terjadi karena memang

kecenderungan pola hidup masyarakat yang semakin individualistis dan mulai

meninggalkan kebiasaan gotong royong, serta keramahtamahan. Hal itu amat tidak

terelakkan. Apalagi bukan hanya faktor kehadiran perusahaan ditempat itu, tetapi juga

Page 47: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

141

budaya baru yang datang baik melalui pengaruh televisi, internet dan sebagainya.

Dalam hal ini karyawan perusahaan yang merupakan pendatang tentu perlu

memperbaiki situasi ini agar nilai-nilai sosial yang ada dapat meningkat mutunya.

4.4.1.2 PT.NMI dan PT HMMI

a. Status Keberlanjutan Program CSR untuk setiap dimensi

Hasil analisis pada Gambar 21 menunjukkan bahwa program CSR dari tiga

dimensi yang dianalisis untuk menentukan status keberlanjutan Program CSR

menghasilkan dimensi ekonomi (68,46) belum berkelanjutan (skor 50 – 75), dimensi

sosial (74,65) tergolong belum berkelanjutan (skor 50 – 75) dan lingkungan (100)

berkelanjutan (skor >75) pada Gambar 21. Dimensi yang paling penting untuk

diperhatikan adalah dimensi ekonomi dan dimensi sosial yang tergolong rendah nilai

indeks keberlanjutannya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam dua dimensi

tersebut belum mendapatkan perhatian sepenuhnya dalam kegiatan CSR di Indomobil

Group, maka di masa mendatang dimensi ini perlu mendapat perhatian. Artinya

mendapat penilaian yang rendah dari stakeholders akibat aktivitas CSR perusahaan

berkaitan dengan dimensi ekonomi dan sosial belum memenuhi ekspektasi

stakeholders.

Gambar 21. Diagram layang nilai indeks keberlanjutan program CSR dalam industri

otomotif di PT NMI dan PT.HMMI

100

74,65

68,46

Page 48: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

142

b. Status keberlanjutan dimensi ekonomi

Pada dimensi ekonomi ini, analisis MDS mempertimbangkan atribut yang

menjadi unsur dalam aspek CSR berkelanjutan (Gambar 22) atas tiga faktor

pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif mempengaruhi terhadap

keberlanjutan dimensi ekonomi, meliputi (1) peluang usaha, (2) peningkatan harga

dan (3) peningkatan jumlah lembaga keuangan dan ekonomi adalah merupakan tiga

atribut dengan nilai terbesar dari hasil analisis MDS dibanding dengan atribut

lainnya. Dengan demikian atribut lainnya dapat diabaikan.

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6

PENINGKATAN HARGA

DEGRADASI INFRASTRUKTUR

KECENDERUNGAN KONSUMTIF

PELUANG KERJA DIPERUSAHAAN

PENINGKATAN JENIS USAHA DAN JENIS

KEGIATAN

PELUANG USAHA

PENINGKATAN PENDAPATAN

PENINGKATAN JUMLAH LEMBAGA

EKONOMI DAN KEUANGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 22. Hasil indeks keberlanjutan dimensi ekonomi PT NMI dan PT HMMI

Page 49: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

143

Gambar 23. Hasil MDS dimensi ekonomi PT.NMI dan PT.HMMI

Hasil analisa MDS dimensi ekonomi pada PT.NMI dan PT.HMMI sebagaimana

yang terlihat pada Gambar 23 menunjukkan nilai 68,46. Nilai tersebut berada pada

katagori belum berkelanjutan (skor 50 – 75). Aktivitas CSR dimensi ekonomi ini

dinilai belum memenuhi ekspektasi stakeholders.

c. Status keberlanjutan dimensi sosial

Hasil analisis keberlanjutan dimensi sosial dengan menggunakan MDS

menghasilkan tiga faktor pengungkit yang merupakan faktor yang sensitif

mempengaruhi terhadap keberlanjutan dimensi sosial, yaitu (1) kondisi keamanan,

(2) peningkatan kerekatan sosial dan (3) disintegrasi sosial sebagaimana Gambar 24.

Page 50: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

144

Leverage of Attributes

0 1 2 3 4 5 6 7 8

KERESAHAN SOSIAL

KONFLIK (BENTURAN

SOSIAL)

DISINTEGRASI

SOSIAL

EROSI NILAI-NILAI

SOSIAL

KERENGGANGAN

SOSIAL

KONDISI KEAMANAN

PENINGKATAN ETOS

KERJA

PENINGKATAN

KEREKATAN SOSIAL

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 24. Hasil indeks keberlanjutan dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI

Hasil analisis MDS dimensi sosial pada PT.NMI dan PT.HMMI pada Gambar 25

menunjukkan hasil perhitungan 74,65. Nilai tersebut berada pada kategori belum

berkelanjutan (skor 50 – 75). Ini menunjukkan bahwa aktivitas CSR dimensi sosial

dinilai belum memenuhi ekspektasi masyarakat Desa Dangdeur.

Gambar 25. Hasil MDS dimensi sosial PT. NMI dan PT HMMI

Page 51: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

145

d. Status keberlanjutan dimensi lingkungan

Untuk dimensi lingkungan, analisis keberlanjutan dengan menggunakan

MDS menghasilkan faktor pengungkit sebagai faktor yang sensitif mempengaruhi

keberlanjutan dimensi lingkungan meliputi (1) aktivitas penghijauan, (2) estetika

lingkungan, dan (3) konservasi lingkungan, sebagaimana terlihat pada Gambar 26.

Leverage of Attributes

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PENCEMARAN UDARA

KEBISINGAN

PENCEMARAN AIR

ESTETIKA LINGKUNGAN

EMISI GAS BUANG MOBIL BARU YANG

DIPRODUKSI

AKTIVITAS PENGHIJAUAN

REHABILITASI LINGKUNGAN

KONSERVASI LINGKUNGAN

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute

Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 26. Hasil indeks keberlanjutan dimensi lingkungan PT. NMI dan PT HMMI

Gambar 27. Hasil analisis MDS dimensi lingkungan PT. NMI dan PT. HMMI

Page 52: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

146

Hasil analisis MDS dimensi dimensi lingkungan pada PT.NMI dan PTT.HMMI

menunjukkan nilai sempurna 100 (Gambar 27). Dimana nilai tersebut berada pada

kategori berkelanjutan (skor 100). Hal ini karena masyarakat Desa dangdeur menilai

kondisi lingkungan di desanya masih terjaga dengan baik dan tidak ada pencemaran

lingkungan akibat dari aktivitas perusahaan.

Parameter statistik yang digunakan untuk menentukan kelayakan terhadap hasil

kajian yang dilakukan di PT. NMI dan PT. HMMI adalah nilai stress dan koefisien

determinasi (R2). Dua parameter ini untuk setiap dimensi berfungsi untuk menentukan

perlu tidaknya penambahan atribut, sehingga dapat mencerminkan dimensi yang dikaji

mendekati kondisi sebenarnya. Nilai yang dihasilkan dari setiap dimensi yang dimuat

pada Tabel 39 memperlihatkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001) artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan bahwa

hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari 0,25 (25%) dan nilai

keofisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0. Adapun nilai yang di hasilkan dari

setiap dimensi dimuat pada Tabel 43.

Tabel 43. Hasil keberlanjutan eseluruhan pada PT. NMI dan PT HMMI

No. Dimensi Stress R2

1. Ekonomi 0.14 0,92

2. Sosial 0.13 0,92

3. Lingkungan 0.13 0,93

Tabel 43 menunjukkan bahwa nilai stress berada di bawah 25% (Kavanagh,

2001). Artinya hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries (1999) yang menyatakan

bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0,25

(25%) dan nilai keofisien determinasi (R2) mendekati nilai 1,0 sebagaimana terlihat di

Tabel 43.

Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan CSR

dalam industri otomotif di Indomobil Group pada PT. NMI dan PT. HMMI pada taraf

kepercayaan 95%, memperlihatkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan

dengan hasil analisis MDS. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 44, dimana perbedaan yang

ada antara hasil MDS dengan hasil Monte Carlo baik untuk dimensi ekonomi, sosial

Page 53: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

147

dan lingkungan menunjukkan nilai sangat kecil (<5%), sehingga dapat dianggap tidak

ada perbedaan yang berarti diantara keduanya.

Tabel 44. Tabel Perbedaan MDS dan Monte Carlo pada PT NMI dan PT.HMMI

No. Dimensi MDS Monte Carlo Selisih

1 Ekonomi 68,46 66,57 1,89

2 Sosial 74,65 72,31 2,34

3 Lingkungan 100 96,12 3,88

1. Status keberlanjutan Program CSR Dimensi Lingkungan

a. Aktivitas Penghijauan

Pada dasarnya masyarakat menganggap perusahaan telah melakukan aktivitas

penghijauan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Namun dalam proses

pengolahan data dengan MDS muncul sebagai faktor atribut yang harus mendapat

perhatian yang lebih. Oleh karena itu dibutuhkan upaya agar kondisi ini dapat

dipertahankan untuk mencapai tingkat kerberlanjutan yang lebih maksimal, sehingga

upaya melakukan aktivitas penghijauan adalah untuk dapat mempertahankan apa

yang sudah didapatkan yaitu kondisi wilayah yang ”hijau”.

Meskipun demikian bukan berarti kondisi lahan di wilayah Desa Dangdeur

bukan tanpa masalah, dari informasi yang didapat sebagian lahan didaerah di Desa

Dangdeur khususnya lahan yang telah di plot oleh pengelola kawasan industri Kota

Bukit Indah untuk dijadikan areal pengembangan kawasan industri kondisinya telah

menjadi gundul akibat tidak adanya aktivitas yang dilakukan sementara lahan telah

dipersiapkan untuk menjadi kawasan pabrik. Menurut perangkat Desa Bapak Udin

dari bagian Tramtib Pemerintahan Desa Dangdeur (2010) tanah-tanah tersebut diduga

sebagian telah dikuasai oleh spekulan dan menunggu realisasi pembelian oleh

pengelola kawasan industri Kota Bukit Indah dan juga di beberapa tempat telah

digarap oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian, karena terlalu lama

dibiarkan kosong oleh pihak pemilik. Kondisi tanah yang gundul ini tentu kurang

baik terhadap kebersihan udara dan juga kurang baik terhadap kondisi lahan sebagai

daerah tangkapan air.

Page 54: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

148

b. Estetika lingkungan

Hasil analisis keberlanjutan dengan MDS menunjukkan bahwa estetika atau

keindahan lingkungan telah dilakukan dengan baik di lokasi perusahaan maupun di

lingkungan sekitar. Hal ini karena perusahaan memang berada di lokasi kawasan

industri yang sudah tertata dengan baik dan amat memperhatikan aspek estetika ini,

seperti penataan bangunan yang sesuai dengan lingkungan. Namun karena faktor

estetika lingkungan ini menjadi faktor penting dalam CSR berkelanjutan dalam

dimensi lingkungan maka perusahaan harus dapat mempertahankan kondisi ini

untuk mempertahankan keberlajutan atau membuat lebih baik lagi.

c. Konservasi lingkungan

Upaya konservasi lingkungan berupa menjaga kelestarian lingkungan termasuk

kebersihan dan keindahan di wilayah Desa Dangdeur pada dasarnya tidak

membutuhkan kerja keras lagi karena pada dasarnya kebersihan dan keindahan di

lingkungan Desa Dangdeur telah tertata rapi dan aspek ekologis tetap terjaga baik,

karena di Desa Dangdeur terlihat pertanian seperti rambutan dan sawah tadah hujan

terkelola baik. Upaya yang dilakukan perusahaan adalah setidaknya dapat

mempertahankan kondisi yang ada agar dapat terjaga dengan baik. Upaya yang

dilakukan dalam konservasi lingkungan juga adalah bagaimana sumberdaya lainnya

seperti air dan udara tetap terjaga.

2. Status Keberlanjutan Program CSR Dimensi Ekonomi

a. Peluang usaha

Peluang usaha yang timbul akibat keberadaan perusahaan PT. NMI dan

PT.HMMI dan juga keberadaan kawasan industri kota Bukit Indah menurut

pandangan masyarakat di desa Dangdeur telah memenuhi harapan, artinya perusahaan

diharapkan dapat mempertahankan kondisi ini, dan lebih baik bila dapat ditingkatkan.

b.Peningkatan harga

Keberadaan perusahaan di daerah ini ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap

kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat desa Dangdeur,

kalaupun meningkat lebih disebabkan oleh faktor lain seperti inflasi.

Page 55: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

149

c. Peningkatan jumlah lembaga keuangan dan ekonomi

Dampak dari kehadiran perusahaan PT.NMI dan PT.HMMI ternyata tidak

berdampak pada adanya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan dan ekonomi,

seperti adanya koperasi simpan pinjam, pasar, bank dan sebagainya. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi akibat keberadaan perusahaan di lokasi

kawasan Industri Kota Bukit Indah kurang memberikan dampak bagi masyarakat

sekitar perusahaan khususnya di desa Dangdeur. Dari kondisi yang ada, pasar di desa

Dangdeur tidak ada, demikian pula Bank, dan lembaga keuangan Lainnya.

3. Status keberlanjutan Program CSR Dimensi sosial

a. Kondisi keamanan

Kehadiran perusahaan di wilayah desa Dangdeur ternyata dinilai tidak

membuat kondisi keamanan desa menurun. Namun masyarakat menilai kondisi

keamanan berada pada keadaan yang tetap.

b.Peningkatan kerekatan sosial

Hal ini merupakan kondisi yang menunjukkan kepekaan perusahaan terhadap

kondisi warga sekitar yang mengalami kesulitan. Kinerja CSR perusahaan dalam

pandangan masyarakat desa Dangdeur adalah cukup atau agak setuju bahwa

kehadiran perusahaan meningkatkan kerekatan sosial, karena perusahaan telah

menjadi warga masyarakat yang peka terhadap kebutuhan-kebutuhan warga, sehingga

mau membantu dan tidak menjadi mercusuar sendiri di tengah kesulitan warga.

Kondisi ini amatlah baik bila dapat ditingkatkan agar perusahaan dapat menunjukkan

kepeduliannya yang lebih meningkat lagi terhadap masyarakat desa Dangdeur.

c.Disintegrasi sosial

Faktor lain yang menurut masyarakat sekitar kurang baik adalah kurang

berbaurnya karyawan perusahaan sekitar dengan penduduk lokal dalam berbagai

kelompok seperti karang taruna, pengajian, arisan warga. Hal ini dilihat dari pendapat

masyarakat bahwa warga lokal lebih banyak mengikuti kelompok-kelompok dalam

masyarakat Desa Dangdeur masyarakat dibanding penduduk pendatang.

Page 56: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

150

4.4.2 Uji Friedman

Uji Friedman dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa sampel telah diambil

dari populasi yang sama. Artinya apakah semua atribut dalam dimensi CSR berkelanjutan

sama-sama berpengaruh.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang sama dari setiap atribut yang digunakan secara

bersama-sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi

H 1 : Terdapat pengaruh yang sama dari setiap atribut yang digunakan secara bersama-

sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi

Adapun hipotesis yang diuji adalah terhadap atribut-atribut dari setiap dimensi

(ekonomi, sosial dan lingkungan) dari sumber data sebagaimana terlampir yang

dilakukan baik secara keseluruhan maupun secara parsial dengan hasil sebagai berikut:

a. PT. NMI dan PT. HMMI

1. Hasil uji gabungan atribut dari seluruh dimensi

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 588,453 > 35,17 (tabel) H1 diterima

2. Uji terhadap atribut dari keseluruhan dimensi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 171,609 > 16,92 (tabel) H1 diterima

3. Uji terhadap atribut dari keseluruhan dimensi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 430,775 > 22,36 (tabel) H1 diterima

4. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 219,127 > 14,07 (tabel) H1 diterima

5. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

Page 57: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

151

H hitung 176,129 > 11,07 (tabel) H1 diterima

6. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 31,041 > 3,84 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi menghasilkan :

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 230,363 > 14,07 (tabel) H1 diterima

8. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 123,694 > 9,49 (tabel) H1 diterima

9. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 101,054 > 5,99 (tabel) H1 diterima.

10. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 98,64 > 14,07 (tabel) H1 diterima.

11. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 122,334 > 9,49 (tabel) H1 diterima

12. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,039 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 6,497 > 5,99 (tabel) H1 diterima

b. PT SIM

1. Hasil uji atribut dari keseluruhan dimensi (sosial, ekonomi, lingkungan)

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 430,431 > 35,17 (tabel) H1 diterima

2. Uji terhadap keseluruhan dimensi dari atribut yang berdampak positif

Page 58: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

152

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 142,755 > 16,92 (tabel) H1 diterima

3. Uji terhadap keseluruhan dimensi dari atribut yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 297,381 > 22,36 (tabel) H1 diterima

4. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima

H hitung 145,888 > 14,07 (tabel) H1 diterima

5. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 120,097 > 11,07 (tabel) H1 diterima

6. Uji terhadap atribut dari dimensi sosial yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 15,868 > 3,84 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 132,641 > 14,07 (tabel) H1 diterima

7. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 34,158 > 9,49 (tabel) H1 diterima

8. Uji terhadap atribut dari dimensi ekonomi yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 83,658 > 5,99 (tabel) H1 diterima.

10. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 95,301 > 14,07 (tabel) H1 diterima.

11. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak negatif

Signifikansi hitung 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 60,156 > 9,49 (tabel) H1 diterima

Page 59: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

153

12. Uji terhadap atribut dari dimensi lingkungan yang berdampak positif

Signifikansi hitung 0,039 < 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima

H hitung 30,865 > 5,99 (tabel) H1 diterima

Dari hasil perhitungan didapat bahwa secara keseluruhan maupun secara parsial dapat

disimpulkan bahwa hipotesis H1 diterima atau terdapat pengaruh yang sama dari setiap

atribut yang digunakan secara bersama-sama terhadap CSR berkelanjutan setiap dimensi..

Hasil ini digunakan untuk melihat apakah setiap atribut dalam setiap dimensi dari CSR

berkelanjutan memiliki pengaruh bila digunakan secara bersama-sama sehingga analisis

selanjutnya dapat dilakukan.

4.4.3 Hasil Analisis Prospektif

Berdasarkan hasil analisis MDS, diperoleh masing-masing 9 faktor

pengungkit keberlanjutan aktivitas CSR dalam industri otomotif di Indomobil

Group baik pada PT.SIM maupun PT.NMI, PT.HMMI. Dalam proses CSR semua

faktor-faktor ini harus diperhatikan agar diperoleh status keberlanjutan dalam

pelaksanaannya. Secara operasional, faktor-faktor ini memiliki keterkaitan dalam

bentuk pengaruh dan ketergantungan antar faktor. Hal ini perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan kegiatan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil

Group. Namun demikian dalam implementasinya, pemilihan faktor yang paling

berpengaruh dan memiliki keterkaitan yang tinggi dengan faktor lainnya, sehingga

kegiatan perusahaan dapat mencapai hasil akhir yang diharapkan (visi misi).

Penentuan faktor kunci dilakukan dengan melibatkan semua stakeholders

yang terkait dengan kegiatan pengelolaan CSR berkelanjutan di Indomobil Group.

Untuk mengetahui faktor kunci yang paling berpengaruh dalam proses CSR

berkelanjutan di Indomobil Group, dilakukan analisis yang efektif dan relevansinya

tinggi. Artinya bahwa faktor kunci yang dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan

dan relevan untuk diterapkan, digunakan analisis prospektif yang dilakukan secara

partisipatif.

Page 60: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

154

Faktor kunci merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh lebih

tinggi daripada tingkat ketergantungannya terhadap faktor lain, sehingga faktor

tersebut menjadi penentu dalam kebijakan CSR berkelanjutan. Faktor penghubung

merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh hampir sama dengan

tingkat ketergantungan terhadap faktor lain. Faktor terikat merupakan faktor yang

memiliki tingkat pengaruh lebih rendah daripada tingkat ketergantungan terhadap

faktor lainnya. Faktor bebas merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat

pengaruh hampir sama rendahnya dengan tingkat ketergantungan terhadap faktor

lainnya.

a. Analisis Prospektif PT.SIM

Berdasarkan hasil analisis prospektif diperoleh 2 (dua) faktor kunci meliputi

peluang kerja diperusahaan dan disintegrasi sosial sebagaimana pada tercantum pada

Gambar 28.

Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji

Emisi gas buang mobil baru

Rehabilitasi lingkungan

Konservasi Lingkungan

Kecenderungan konsumtif

Peluang kerja di

perusahaan

Peluang usaha

Kerenggangan sosial

Diintegrasi sosial

Erosi nilai2 sosial

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

Ketergantungan

Pen

gar

uh

Gambar 28. Hasil analisis prospektif PT. SIM

Hasil analisis tersebut sesuai dengan kondisi lapangan di lokasi penelitian. Ke

dua faktor kunci tersebut disepakati oleh stakeholders sebagai faktor utama yang harus

diperhatikan.

Page 61: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

155

1) Peluang kerja diperusahaan

PT. SIM adalah perusahaan yang memiliki karyawan relatif cukup banyak.

Namun disamping itu juga menggunakan teknologi yang tinggi (padat teknologi).

Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terlatih, sehingga dalam perekrutan

tidak merekrut tenaga tidak terlatih. Ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan di

kelurahan Jatimulya menjadi problem, karena sistem perekrutan oleh PT SIM tidak

memiliki sistem yang mengutamakan perekrutan tenaga kerja dari wilayah kelurahan

Jatimulya (menurut Bapak Priyo Kurnianto dari bagian Human Resources

Development PT. SIM). Tenaga kerja usia produktif yang berada di desa ini juga

cukup banyak sehingga upaya perekrutan tenaga kerja dari desa akan sangat penting

dan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan menurut pandangan

stakeholders.

2). Disintegrasi sosial

Proses pembauran antara penduduk lokal dengan karyawan perusahaan

merupakan proses penting untuk diperhatikan. Kondisi saat ini menurut hasil

penelitian menunjukkan bahwa kondisi disintegrasi sosial antara karyawan

perusahaan yang pendatang dan penduduk lokal merupakan faktor penting yang perlu

diperhatikan agar terdapat pembauran. Dalam hal ini membentuk kelompok sendiri

yang ekslusif akan membuat disintegrasi sosial dan justru merugikan bagi

perusahaan.

b. Kemungkinan CSR berkelanjutan dimasa yang akan datang

Terdapat dua faktor kunci keberhasilan kebijakan CSR berkelanjutan

berdasarkan aspirasi stakeholders dan pakar, yaitu peluang kerja di perusahaan dan

disintegrasi sosial. Deskripsi kemungkinan perubahan kondisi (state) masing-masing

faktor kunci yang berpengaruh terhadap kebijakan CSR berkelanjutan dalam aktivitas

perusahaan akibat kegiatan yang dilakukan PT.SIM di masa mendatang dapat berbeda

antara kondisi satu dengan kondisi lain. Masing-masing faktor kunci tersebut

memiliki kemungkinan perubahan kondisi di masa mendatang :

Page 62: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

156

1) Peluang kerja di PT.SIM

Peluang kerja di PT. SIM di masa mendatang meliputi beberapa kemungkinan

berikut:

1) Peluang kerja di PT. SIM justru menurun, karena memang kebutuhan akan

tenaga kerja di PT SIM menurun akibat dari tingkat penjualan mobil menurun

(1A)

2) Peluang kerja di PT. SIM menurun karena adanya otomatisasi (1B)

3) Peluang kerja di perusahaan PT. SIM di masa mendatang adalah tetap seperti

keadaan sekarang, karena perusahaan tidak melakukan kegiatan apapun untuk

merubah kebijakan dalam perekrutan tenaga kerja, sementara tidak ada

perubahan berarti dari kondisi tingkat pendidikan dari tenaga kerja siap pakai

yang bermukim di Kelurahan Jatimulya dan juga tidak ada perubahan berarti

dari tingkat penjualan mobil (1C).

4) Peluang kerja di PT.SIM di masa mendatang adalah meningkat, karena

perusahaan tingkat penjualan mobil meningkat dan melakukan perubahan

dalam sistem perekrutan karyawan dengan lebih memperhatikan penerimaan

karyawan yang berdomisili di Kelurahan Jatimulya (1D)

2) Disintegrasi sosial

Disintegrasi sosial di masa mendatang memiliki beberapa kemungkinan berikut :

1) Disintegrasi menurun atau terjadi kecenderungan integrasi dalam hal ini terjadi

pembauran antara masyarakat sekitar perusahaan dengan karyawan PT SIM

sebagai pendatang (2A)

2) Tidak ada disintegrasi sosial yang terjadi atau keadaan tetap, karena tidak ada

perubahan dalam pola perilaku karyawan pendatang yang berdomisili di

kelurahan Jatimulya (2B)

3) Terjadi disintegrasi sosial yang meningkat, karena karyawan pendatang tidak

berusaha berbaur dengan masyarakat lokal disekitar dan lebih membentuk

kelompok sendiri, baik formal maupun informal (eksklusif) (2C)

Page 63: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

157

c. Analisis Prospektif PT.NMI dan PT.HMMI

Berdasarkan hasil analisis prospektif diperoleh tiga faktor kunci meliputi

peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat, aktivitas penghijauan, dan

peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan, sebagaimana pada kuadran

yang berada pada bagian kiri atas dari gambar tingkat kepentingan faktor-faktor yang

berpengaruh pada sistem yang dikaji seperti dimuat pada Gambar 29.

Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji

Disintegrasi sosial

Peningkatan kerekatan

sosial

Kondisi keamanan

Peningkatan jumlah

lemb eko & keu

Aktivitas

Penghijauan

Peluang usaha

Peningkatan harga

Estetika Lingkungan

Konservasi Lingkungan

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

Ketergantungan

Pe

ng

aru

h

Gambar 29. Hasil analisis prospektif PT.NMI dan PT.HMMI

Hasil analisis tersebut sesuai dengan kondisi lapangan di lokasi penelitian.

Ke-3 faktor kunci tersebut disepakati oleh stakeholders sebagai faktor utama yang

harus diperhatikan untuk memenuhi CSR berkelanjutan berikut :

1. Peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat

Para stakeholders menilai bahwa harga-harga kebutuhan pokok masyarakat yang

meningkat merupakan faktor penting yang perlu menjadi perhatian perusahaan.

Stakeholders berpendapat bahwa untuk mencapai CSR berkelanjutan pada PT. NMI

dan PT.HMMI, perlu memperhatikan faktor kenaikan harga barang-barang

kebutuhan pokok masyarakat yang berhubungan dengan daya beli masyarakat.

Page 64: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

158

2. Aktivitas penghijauan

Faktor kunci selanjutnya yang menjadi pilihan stakeholders adalah aktivitas

penghijauan, yang muncul sebagai kondisi yang harus diperhatikan.

3. Peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan

Keberadaan lembaga ekonomi dan keuangan seperti pasar, kantor pos, bank

ternyata memang tidak tumbuh secara nyata di Desa Dangdeur. Tujuan dari

keberadaan lembaga-lembaga ini adalah semakin meningkatnya pertumbuhan

ekonomi di Desa Dangdeur, sehingga atribut ini menjadi faktor kunci yang perlu

diperhatikan menurut pandangan stakeholders dalam mencapai CSR berkelanjutan.

d. Kemungkinan CSR berkelanjutan di masa mendatang

Deskripsi kemungkinan perubahan kondisi (state) masing-masing faktor kunci

yang berpengaruh terhadap kebijakan CSR berkelanjutan dalam aktivitas perusahaan

akibat kegiatan yang dilakukan PT. NMI dan PT. HMMI di masa mendatang dapat

berbeda antara kondisi satu dengan kondisi lain. Masing-masing faktor kunci tersebut

memiliki kemungkinan perubahan kondisi di masa mendatang sebagai berikut :

1) Peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, yaitu :

1. Harga kebutuhan pokok menurun, karena perusahaan mengadakan operasi pasar,

dengan mengadakan bazar murah dan sebagainya (IA).

2. Harga berfluktuasi sesuai harga pasar, sementara perusahan tidak berbuat apapun

untuk meningkatkan daya beli masyarakat desa Dangdeur (IB).

3. Harga kebutuhan pokok masyarakat desa Dangdeur meningkat, seiring terjadinya

inflasi ataupun terjadi kelangkaan barang di pasar (IC).

2) Aktivitas penghijauan

1. Kondisi lahan yang kritis menjadi hijau karena di lahan tersebut telah ditanami

pepohonan, sehingga upaya penghijauan menurun (2A).

2. Kondisi lahan yang kritis tetap tidak ada perubahan, akibat tidak ada usaha

penanaman pohon yang dilakukan (2B).

Page 65: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

159

3. Aktivitas penghijauan mulai meningkat, karena upaya perusahaan mulai meningkat

(2C).

4. Kondisi lahan menghijau, meskipun perusahaan tidak melakukan apa-apa, karena

pemilik lahan melakukan penanaman pohon (2D).

3). Peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan

1. Kondisi tetap seperti seadanya, karena tidak ada upaya perusahaan demi

tercapainya keberadaan lembaga ekonomi dan keuangan di Desa Dangdeur (3A).

2 Muncul lembaga ekonomi dan keuangan, seperti pasar dan lembaga simpan pinjam,

karena ada upaya perusahaan memfasilitasi (3B).

3. Muncul lembaga ekonomi dan keuangan di Desa Dangdeur, meskipun perusahaan

tidak melakukan atau memfasilitasi terbentuknya lembaga-lembaga tersebut, namun

pihak Pemerintah Daerah setempat maupun Pemerintah Pusat membangun dan

menyediakannya (3C)

Tabel 45. Incompatible antar keadaan dari ke dua faktor penting dalam kebijakan

CSR berkelanjutan pada PT. SIM

No. Faktor strategik Keadaan (state) masa depan

faktor

1. Peluang kerja di

perusahaan

Menurun,

kapasitas

produksi

menurun

(1A)

Menurun,

karena

adanya

otomatisasi

(1B)

Tetap, tidak ada

perubahan

kebijakan (1C)

Meningkat,

kapasitas

produksi

meningkat

(1D)

2. Disintegrasi

sosial

Menurun,

terjadi

pembauran

(2A)

Tetap, tidak

ada

perubahan

sikap (2B)

Meningkat,

terjadi

pengelompokan

secara eksklusif

(2C)

-

Page 66: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

160

Tabel 46. Incompatible antar keadaan dari ke tiga faktor penting dalam kebijakan CSR

berkelanjutan pada PT. NMI dan PT. HMMI

No. Faktor strategik Keadaan (state) masa depan

faktor

1. Peningkatan harga-

harga kebutuhan

pokok masyarakat

Menurun

(1A)

Tetap (1B) Meningkat

(1C)

-

2. Aktivitas

penghijauan

Menurun,

akibat

kondisi

lahan kritis

sudah di-

tanami

pohon (2A)

Tetap, tidak ada

upaya

penanaman

pohon (2B)

Meningkat

karena upaya

perusahaan

mulai terlihat

(2C)

Meningkat

karena

upaya

pemilik

lahan (2D)

3. Peningkatan

jumlah lembaga

ekonomi dan

keuangan

Tetap, tidak

ada

perubahan

(3A)

Muncul karena

perusahaan

memfasilitasi

(3B)

Muncul

karena

Pemerintah

memfasilitasi

(3C)

-

Berdasarkan hasil identifikasi tentang bagaimana faktor kunci dapat berubah

dengan menentukan keadaan pada setiap faktor dan memeriksa perubahan mana yang

tidak dapat terjadi secara bersamaan (incompatible) disajikan pada Tabel 45 dan 46.

Perubahan faktor yang dapat terjadi bersamaan merupakan skenario-skenario

startegik yang mungkin terjadi pada kebijakan CSR berkelanjutan baik pada PT. SIM

maupun pada PT. NMI dan PT. HMMI.

e. Skenario alternatif kebijakan

Berdasarkan kerangka teori dan Tabel 45 dan 46 dirumuskan tiga skenario

alternatif kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indomobil Group

adalah :

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

Dalam kondisi ini perusahaan dalam keadaan siap berkembang pesat

dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal tanpa peningkatan CSR

berkelanjutan. Kondisi ini mengacu kepada pendapat dari Milton Friedman, diacu

Page 67: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

161

dalam Solihin (2008) bahwa tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) adalah

menjalankan bisnis sesuai dengan kehendak pemilik perusahaan (owners), biasanya

dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dengan senantiasa

mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana

diatur oleh hukum dan perundang-undangan. Dengan demikian, tujuan perusahaan

korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham (shareholder‟s

value). Perusahaan bukanlah lembaga sosial yang harus memikirkan tingkat

kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar. Dalam hal ini aktivitas

CSR dilakukan dalam kaitannya untuk memaksimalkan laba perusahaan. Aktivitas

CSR seperti ini dilakukan sebagaimana yang ada sekarang (business as usual) dan

apabila dilakukan lebih dari kondisi ini, maka seluruhnya dilakukan dengan

mempertimbangkan dampaknya terhadap maksimalisasi laba.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

Strategi CSR yang dilakukan adalah mulai meningkatkan kinerja CSR

semata-mata karena memang saat ini sedang trend dimana-mana. Kata-kata CSR

bergema diberbagai tempat. Berbagai perusahaan atas nama CSR melakukan

kegiatan amal (charity) dan phylanthropys (kebajikan) mulai dari menyumbang

untuk bencana alam, penanaman pohon, pemberian beasiswa kepada pelajar

berprestasi dan sebagainya, tanpa perlu melihat relevansinya terhadap kinerja

usaha. CSR seperti ini dilakukan semata-mata hanya faktor ketulusan hati ataupun

mengikuti trend. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Milton Friedman. Dalam

strategi ini keterkaitan antara aktivitas CSR yang dilakukan dengan jenis usaha

tidak diperhitungkan.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

Strategi yang dilakukan ini adalah melakukan perbaikan kinerja CSR

namun dengan tetap memperhitungkan pertumbuhan usaha. Artinya sama-sama

meningkat. Kinerja perusahaan semakin baik seiring dengan peningkatan kinerja

CSR berkelanjutan dan pertumbuhannya keduanya yang rsosialf stabil. Aktivitas

CSR yang dilakukan harus sejalan dengan jenis usaha. Dalam hal ini perpaduan

dari kedua strategi sebelumnya. Dalam jangka panjang kondisi yang demikian

Page 68: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

162

dapat menjamin keberlanjutan aktivitas CSR dan pengembangan usaha di

Indomobil Group.

Dari tabel skenario faktor kunci dalam berbagai keadaan (Tabel 45 dan 46), maka

disusunlah pengelompokan untuk PT. SIM berikut:

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

(1A) Menurun, kapasitas produksi menurun; (1B) Menurun, adanya otomatisasi; (1C)

Tetap, tidak ada perubahan kebijakan; (2C) Meningkat, terjadi pengelompokan

secara eksklusif.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

(1D) Meningkat, kapasitas produksi meningkat; (1C) Tetap, tidak ada perubahan

kebijakan; (2A) Menurun, terjadi pembauran; (2B) Tetap, tidak ada perubahan sikap.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

(1D) Meningkat, kapasitas produksi meningkat, (2A) Menurun, terjadi pembauran

Untuk PT. NMI dan PT. HMMI adalah sebagai berikut.

1) Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR

(1B) Tetap; (1C) Meningkat; (2B) Tetap, tidak ada upaya penanaman pohon; (2D)

Meningkat karena upaya pemilik lahan; (2D) Meningkat karena upaya pemilik lahan;

(3A) Tetap, tidak ada perubahan; (3C) Muncul karena Pemerintah memfasilitasi.

2) Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha

(1A) Menurun; (2A) Lahan sudah ditanami pohon, aktivitas penghijauan menurun;

(3B) Muncul karena perusahaan memfasilitasi.

3) Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

(1A) Menurun; (2C) Meningkat karena upaya perusahaan meningkat; (3B) Muncul

karena perusahaan memfasilitasi.

Page 69: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

163

4.4.4 Analisis dengan AHP

a. Hasil AHP PT. Suzuki Indomobil Motor (PT.SIM)

Hasil analisis dari berbagai kelompok unsur dalam sistem kebijakan CSR

berkelanjutan berdasarkan hirarki dari masing-masing kelompok yang dibandingkan

secara berpasangan (pairwise comparison) dengan AHP untuk mendapatkan faktor-

faktor apakah yang menjadi prioritas dari setiap level hirarki yang perlu mendapat

perhatian dalam kebijakan CSR berkelanjutan pada PT. SIM sebagaimana dimuat pada

Gambar 30.

Gambar 30. Hirarki AHP PT.SIM

Dari hasil olah data kuesioner AHP dengan Software Criterium Decision Plus

(CDP) yang merupakan pendapat dari berbagai pakar dan tokoh yang merupakan

stakeholders dalam aktivitas CSR di PT. SIM diperoleh hasil bahwa masyarakat sekitar

menjadi aktor yang menjadi prioritas utama untuk mendapat perhatian untuk mencapai

CSR berkelanjutan (skor 0,33), diikuti dengan pemerintah daerah (skor 0,31), yaitu

Kebijakan CSR Berkelanjutan Dalam

Industri Otomotif

Masyarakat

sekitar (0,33)

Pengusaha

(0,23)

Pemerintah

Daerah (0,31)

Pemerintah

Pusat (0,13)

Ekonomi (0,41)

Lingkungan

(0,31)

Sosial (0,28)

Reha-

bilitasi

ling-

kungan

(0,17)

Kon-

servasi

ling-

kungan

0,09)

Pengembangan usaha

tanpa peningkatan

kinerja CSR (0,19)

Perbaikan kinerja CSR

secara konsisten tanpa

melihat kinerja usaha (0,26)

Perbaikan kinerja CSR

dan kemajuan usaha

secara simultan (0,56)

Alternatif

Faktor

Fokus

Aktor

Kriteria Peluang

kerja di

perusaha-

an (0,18)

Peluang

usaha

(0,20)

Emisi

gas

buang

mobil

baru

(0,05)

Kecen-

derungan

konsum-

tif (0,08)

Kereng-

gangan

sosial

(0,10)

Disinte-

grasi

sosial

(0,10)

Erosi

nilai2

sosial

(0,07)

Page 70: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

164

pemerintahan kelurahan Jatimulya hingga pemerintah kabupaten Bekasi, Prioritas

selanjutnya adalah pihak pengusaha (0,23) yaitu PT SIM dan terakhir adalah pemerintah

pusat (skor 0,13). Untuk level Faktor yang menjadi prioritas utama untuk mendapat

perhatian adalah faktor ekonomi (skor 0,41) diikuti faktor lingkungan (0,31) dan faktor

sosial (0,28).

Ditel untuk faktor mencapai pertumbuhan ekonomi, yang menjadi prioritas utama

adalah peluang usaha yang timbul bagi masyarakat kelurahan Jatimulya (skor 0,20),

kemudian peluang kerja di perusahaan (skor 0,16) dan prioritas terakhir Adalah

kecenderungan konsumtif (skor 0,06). Untuk faktor sosial, kriteria yang menjadi prioritas

utama untuk mendapat perhatian adalah kerenggangan sosial dan disintegrasi sosial yang

sama-sama memperoleh skor 0,10. Kemudian prioritas selanjutnya adalah erosi nilai-nilai

sosial (skor 0,07). Untuk faktor lingkungan, maka kriteria yang menjadi prioritas utama

adalah rehabilitasi lingkungan (skor 0,17). Selanjutnya adalah konservasi lingkungan

(skor 0,09) dan prioritas terakhir emisi gas buang mobil baru (skor 0,05).

Alternatif kebijakan yang diperoleh dari pendapat para pakar dan tokoh

masyarakat adalah meliputi perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

dengan skor 0,56. Prioritas selanjutnya perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa

melihat kinerja usaha (0,26) dan prioritas terakhir adalah pengembangan usaha tanpa

peningkatan kinerja CSR dengan skor (0,19).

b. Implementasi hasil AHP di PT. SIM

Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan merupakan hal

yang seharusnya menjadi dasar utama aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh PT.SIM

sesuai dari hasil rangkuman dari pendapat para stakeholders. Selama ini memang

lebih banyak kepada pihak yang berada di luar Kelurahan Jatimulya, sementara

kehadiran perusahaan di kelurahan Jatimulya merupakan faktor utama dalam aktivitas

CSR perusahaan yang harus mengedepankan kepentingan masyarakat sekitar dahulu

baru kepada pihak lain yang lebih luas (APCSRI, 2009).

Dalam hal ini masyarakat sekitar adalah prioritas utama dalam aktivitas CSR

perlu berperan atau mendapat perhatian, terutama dalam aktivitas CSR PT SIM, untuk

Page 71: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

165

itu perlu ditingkatkan peluang usahanya dari faktor ekonomi demi meningkatkan

kemakmuran masyarakat sekitar dan membuka lapangan usaha bagi para angkatan

kerja, sehingga ketergantungan akan lapangan pekerjaan sebagai karyawan dapat

dikurangi.

Peluang usaha ini perlu diciptakan oleh perusahaan, sehingga dari faktor ekonomi

kinerja CSR perusahaan dapat meningkat, dengan tetap memperhatikan kemajuan

usaha secara simultan. Aktivitas penciptaan peluang usaha oleh perusahaan perlu

dilakukan dengan tetap menjaga kemajuan usaha secara simultan. Artinya tanpa

kemajuan usaha, maka kinerja peningkatan peluang usaha sulit untuk dilaksanakan.

Dalam hal ini perusahaan harus profitable, agar dapat melaksanakan peningkatan

kesempatan peluang usaha. Untuk faktor sosial, kerenggangan sosial dan disintegrasi

sosial harus menjadi perhatian utama perusahaan, dengan memperhatikan kemajuan

usaha secara simultan, upaya-upaya dalam meningkatkan integrasi sosial antara

perusahaan dan masyarakat sekitar.

Perhatian yang lebih atas keadaan dan hal-hal yang menjadi kebutuhan

masyarakat Jatimulya dapat mempererat hubungan tersebut, misal memfasilitasi

penyediaan sarana ibadah, sarana olah raga, perhatian terhadap masalah-masalah yang

dihadapi oleh masyarakat, seperti adanya bahaya banjir, dan kebakaran akan dapat

mengurangi disintegrasi dan meningkatkan kerekatan sosial. Demikian pula dengan

para karyawan perusahaan, agar dapat lebih berbaur dengan masyarakat sekitar

perusahaan dan tidak membentuk kelompok-kelompok eksklusif tetapi ikut bergabung

dengan kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat Kelurahan Jatimulya.Untuk aspek

lingkungan, perusahaan harus memperhatikan unsur perbaikan atau rehabilitasi

lingkungan sebagai prioritas utama untuk dilaksanakan. Program perbaikan ini perlu

dilakukan dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha secara simultan, sehingga

upaya perbaikan lingkungan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Sebab upaya

perbaikan lingkungan memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Upaya perbaikan

lingkungan dapat dilakukan dengan melihat lingkungan seperti udara disekitar

Kelurahan Jatimulya, terutama di depan lokasi pabrik PT SIM yaitu di jalan

Diponegoro tingkat polusi cukup tinggi. Demikian pula dengan kondisi perairan sungai

Page 72: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

166

atau kali di sekitar perusahaan, yaitu kali Sasak Jarang telah tercemar berat. Memang

kondisi kerusakan lingkungan ini bukan karena aktivitas perusahaan semata, karena

begitu banyak pabrik yang berada diwilayah aliran kali Sasak Jarang dan juga polusi

udara disekitar jalan Diponegoro disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut. Namun upaya perusahaan dalam

mengupayakan rehabilitasi lingkungan ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dan

dalam bentuk-bentuk yang sesuai akan dapat meningkatkan kinerja CSR berkelanjutan

di PT SIM.

Di lingkungan internal PT.SIM, di masa mendatang harus meningkatkan

kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar untuk bekerja diperusahaan

dengan tetap memperhatikan kinerja usaha secara simultan, yaitu merekrut karyawan

yang lebih banyak lagi dari masyarakat sekitar perusahaan, khususnya dari kelurahan

Jatimulya yang tentunya dihubungkan dengan kebutuhan pengembangan usaha dan

peningkatan kapasitas produksi. Hal ini penting, karena tanpa mempertimbangkan

kebutuhan yang ada akan terjadi over kapasitas tenaga kerja, disamping tenaga kerja

yang direkrut harus memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

Dalam hubungannya dengan masyarakat sekitar, di kalangan karyawan harus

mau minimal mempertahankan keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar, dengan

tidak membentuk kelompok-kelompok yang eksklusif tanpa mau bergabung dengan

masyarakat sekitar. Sebab tanpa adanya keeratan hubungan dengan masyarakat sekitar

keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat menjadi terancam dan kurang

mendapat dukungan atau pembelaan dari masyarakat bila terjadi sesuatu yang

merugikan perusahaan. Perusahaan harus menggerakkan karyawannya untuk mencegah

disintegrasi sosial tetapi justru berbaur dengan masyarakat Kelurahan Jatimulya.

c. Hasil AHP PT.NMI dan PT HMMI

Hasil analisis dari berbagai kelompok unsur dalam sistem kebijakan CSR

berkelanjutan yang dianalisa berdasarkan hirarki dari masing-masing kelompok yang

dibandingkan secara berpasangan (pairwise comparison) dengan menggunakan AHP,

untuk mendapatkan faktor-faktor apakah yang menjadi prioritas dari setiap level hirarki

Page 73: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

167

yang merlu mendapat perhatian dalam kebijakan CSR berkelanjutan pada PT. SIM

sebagaimana dimuat pada Gambar 31.

Gambar 31. Hirarki AHP PT.NMI dan PT.HMMI

Untuk memilih kebijakan CSR yang berkelanjutan di PT.NMI dan PT.HMMI

maka disampaikan kuesioner kepada stakeholders yang terkait dan setelah diolah dengan

metode AHP dan dengan software Criterium Decision Plus diperoleh hasil berikut. Untuk

level aktor yang menjadi prioritas mendapat perhatian adalah aktor pengusaha (skor

0,42). Artinya, pengusaha harus berperan sentral menghasilkan kebijakan CSR

berkelanjutan di PT. NMI dan PT. HMMI. Prioritas kedua adalah masyarakat sekitar

(skor 0,24). Selanjutnya yang menjadi prioritas ketiga adalah pemerintah daerah (skor

0,20). Prioritas terakhir adalah pemerintah pusat (skor 0,13).

Kebijakan CSR Berkelanjutan Dalam

Industri Otomotif

Masyarakat

sekitar (0,24)

Pengusaha

(0,42)

Pemerintah

Daerah (0,20)

Pemerintah

Pusat (0,13)

Sosial (0,28) Lingkungan

(0,58)

Peluang

usaha

(0,10)

Pening-

katan

kereka-

tan

sosial

(0,17)

Pening-

katan

jumlah

lembaga

ekonomi

dan ke-

uangan

(0,04)

Aktivi-

tas

peng- hijauan

(0,15)

Ekonomi (0,14)

Pening-

katan

harga

kebutu-

han

pokok

masya-

rakat (0,01)

Kon-

disi

Kea-

manan

(0,10)

Kon-

servasi

Ling-

kungan

(0,28)

Pengembangan

usaha tanpa

peningkatan

kinerja CSR

(0,16)

Perbaikan kinerja

CSR secara

konsisten tanpa

melihat kinerja

usaha (0,17)

Perbaikan kinerja

CSR dan

kemajuan usaha

secara simultan

(0,67)

Alternatif

Faktor

Fokus

Aktor

Kriteria Disin-

tegrasi

sosial

(0,03)

Este-

tika

lingku-

ngan

(0,12)

Page 74: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

168

Dilihat dari level faktor, maka faktor lingkungan menjadi menjadi prioritas utama

untuk mendapat perhatian (skor 0,58). Hal ini berkaitan dengan bagaimana upaya

perusahaan untuk mempertahankan kondisi lingkungan agar tetap terjaga. Prioritas kedua

yang menjadi perhatian adalah faktor sosial (skor 0,28) dan terakhir adalah faktor

ekonomi (skor 0,14). Untuk level kriteria dari masing-masing faktor adalah di bawah

faktor ekonomi, yang menjadi prioritas utama adalah peluang usaha (skor 0,10), prioritas

kedua adalah peningkatan jumlah lembaga ekonomi dan keuangan (skor 0,04) dan

prioritas ketiga adalah peningkatan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat (skor 0,01).

Untuk kriteria yang berada di bawah faktor sosial, yang menjadi prioritas dan

menjadi perhatian utama adalah peningkatan kerekatan sosial (skor 0,17) disusul prioritas

kedua adalah kondisi keamanan (skor 0,10) dan prioritas ketiga adalah kriteria

disintegrasi sosial (skor 0,03). Untuk faktor lingkungan kriteria yang menjadi prioritas

utama adalah Konservasi Lingkungan (skor 0,28) dan diikuti dengan prioritas kedua,

yaitu aktivitas penghijauan (skor 0,15) dan prioritas ketiga, yaitu estetika lingkungan

(skor 0,12).

Alternatif kebijakan yang direkomendasikan untuk menjadi prioritas utama adalah

Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan (skor 0,67), disusul oleh

Perbaikan kinerja CSR secara konsisten tanpa melihat kinerja usaha (skor 0,17) dan

prioritas terakhir adalah Pengembangan usaha tanpa peningkatan kinerja CSR (skor

0,16).

d. Implementasi hasil AHP di PT NMI dan PT.HMMI

Implementasi kebijakan di PT NMI dan PT HMMI adalah dimulai dengan

memfokuskan prioritas utama pada pihak pengusaha sebagai aktor utama yang berperan

dalam aktivitas CSR berkelanjutan di PT NMI dan PT HMMI. Bentuknya adalah pihak

perusahaan perlu memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk penyiapan bagian

atau departemen yang mengurus masalah CSR dengan orang-orang yang kompeten di

dalamnya, sampai kepada penyediaan anggaran untuk aktivitasnya. Kebijakan

perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan menjadi prioritas utama

hasil dari analisis sesuai pendapat para pakar dan stakeholders aktivitas CSR di PT.

Page 75: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

169

NMI dan PT. HMMI. Oleh karena itu, pihak pengusaha selain melakukan aktivitas CSR

harus memperhatikan kemajuan secara simultan. Kebijakan upaya perbaikan kinerja

CSR dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha juga menjadi dasar dalam

melakukan upaya CSR untuk meningkatkan daya beli masyarakat desa Dangdeur,

sehingga sekalipun ada kenaikan harga-harga kebutuhan masyarakat di desa Dangdeur

tidak mengurangi daya beli masyarakat. Disamping itu, aktivitas penghijauan mulai

terlihat seiring dengan tetap memperhatikan kemajuan usaha. Aktivitas penghijauan

lebih kepada mempertahankan kondisi yang lebih baik dan khusus untuk lahan yang

memang sudah gundul di sekitar lokasi perusahaan.

Kehadiran pasar dan lembaga keuangan di desa Dangdeur sudah amat diharapkan

oleh masyarakat tersebut, maka perusahaan perlu memfasilitasi pembentukan pasar

untuk memudahkan masyarakat membeli kebutuhan pokok sehari-hari dan koperasi

simpan pinjam sebagai wadah masyarakat untuk meminjam uang untuk berbagai

keperluan. Tentu saja fasilitasi yang diberikan oleh perusahaan PT.NMI dan PT.HMMI

adalah disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dengan tetap memperhatikan

kemajuan usaha secara simultan.

4.4.5 Kebijakan umum CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

Berdasarkan hasil analisis dari industri otomotif di bawah naungan

Indomobil Group tersebut baik PT. SIM maupun PT. NMI dan PT. HMMI dimana

masing-masing terdapat perbedaan karakteristik baik dari segi lokasi perusahaan

dan aktivitas CSR yang berbeda, dapat ditarik kesimpulan berikut :

1.Masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat berbeda

dengan perusahaan lainnya, sehingga mengakibatkan atribut-atribut CSR

berkelanjutannya menjadi berbeda-beda.

2.Dari hasil penelitian terdapat satu atribut dari keseluruhan atribut CSR

berkelanjutan dari masing-masing perusahaan yang mempunyai kesamaan, yaitu

peluang usaha. Dengan demikian faktor peluang usaha menjadi atribut yang

penting untuk menjadi prioritas utama untuk diperhatikan dalam industri otomotif.

Page 76: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

170

a. Penciptaan peluang usaha

Peluang usaha yang timbul akibat adanya industri otomotif adalah amat

besar. Ini sesuai dengan karakteristiknya dimana industri otomotif menurut

Williams (2010) memberikan kontribusi utama terhadap perekonomian

dibandingkan jenis industri lainnya diseluruh dunia. Upaya peningkatan

peluang usaha yang berdasarkan pada pemberdayaan masyarakat adalah

bentuk pemberdayaan ekonomi lokal yang berarti memampukan masyarakat

sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan

pacu agar terjadi perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Pemacu tersebut

dapat menjadi multiplier effect yang akan melipatgandakan dampak berupa

nilai tambah bagi masyarakat (Nindita 2008). Pada dasarnya terdapat enam

modal yang tidak dimiliki oleh masyarakat miskin (Sachs (2005), diacu

dalam Nindita 2008) yaitu: modal manusia, modal usaha, infrastruktur, modal

alam, modal institusi publik dan modal pengetahuan. Dalam aspek

pembangunan ekonomi lokal yang terpenting adalah modal manusia (human

capital), modal usaha (business capital) dan modal pengetahuan (knowledge

capital). Peningkatan peluang usaha oleh industri otomotif bagi masyarakat

sekitar dapat dilakukan melalui peningkatan modal manusia melalui

peningkatan keterampilan melalui psosialhan-psosialhan untuk dapat menjadi

produktif secara ekonomi, pemberian beasiswa, menjadi orang tua asuh bagi

pelajar kurang mampu dilingkungan masyarakat sekitar, dan sebagainya.

Peningkatan peluang usaha dalam bentuk modal usaha dapat diberikan dalam

bentuk pemberian bantuan mesin dan peralatan, sarana-sarana produksi dan

jasa termasuk akses pasar, sedangkan peningkatan modal pengetahuan

diberikan dalam bentuk psosialhan teknis untuk meningkatkan produktifitas

sesuai usaha yang digeluti atau akan digeluti masyarakat sehingga keluaran

yang dihasilkan baik dalam bentuk produk dan jasa dapat memenuhi standar

yang ditetapkan dan dibutuhkan oleh pasar, termasuk perusahaan.

Page 77: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

171

Menurut Nindita (2008) berbagai aktivitas CSR perusahaan yang

berdampak pada peningkatan pemberdayaan ekonomi lokal termasuk

peningkatan peluang usaha masyarakat sekitar adalah :

1. Fasilities sitting and management adalah akibat keberadaan perusahaan

di suatu wilayah akan menyebabkan bermunculannya aktivitas-aktivitas

bisnis di sekitar lokasi perusahaan seperti warung-warung, penginapan,

kesempatan untuk menjadi pemasok bagi aktivitas perusahaan.

2. Employment, yaitu kesempatan terjadinya kontrak pembelian bahan baku

atau jasa baik yang sifatnya bahan baku seperti komponen dan jasa

produksi seperti pengerahan tenaga kerja maupun yang sifatnya

pendukung seperti kontrak katering, jasa angkutan karyawan dan

sebagainya dengan pemasok lokal.

3. Product and service development, use and delivery, melalui kebijakan

penetapan harga (pricing) dan penjualan (marketing), perusahaan dapat

mengelola permintaan atas produk dan jasa yang dijual. Saluran

distribusi yang dipergunakan dapat menciptakan dampak ekonomi secara

tidak langsung dengan memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.

4. Sourcing and Procurement, kegiatan perolehan dan pembelian

sumberdaya melalui pemasok lokal dapat memberikan manfaat secara

tidak langsung kepada masyarakat.

5. Financial Investment and Fiscal Contribution, investasi keuangan

perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk modal yang ditanam untuk

pengembangan komunitas dan organisasi venture capital, atau untuk

membantu pembentukan koperasi. Kontribusi fiskal berupa pajak atau

subsidi yang dibayarkan kepada pemerintah oleh perusahaan akan dapat

memberikan sumbangan kepada pengembangan ekonomi masyarakat

sekitar

6. Philanthropy and Community Investment, berbagai aktivitas corporate

giving yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat

dan penciptaan peluang usaha.

Page 78: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

172

b. Perbaikan kinerja CSR dan kemajuan usaha secara simultan

Upaya perbaikan kinerja CSR yang dilakukan adalah dengan

senantiasa memperhatikan kinerja usaha, karena akan sulit bagi perusahaan

untuk beraktivitas, termasuk aktivitas CSR tanpa memperhatikan kemajuan

usaha. Aktivitas CSR yang dilakukan dapat mengikuti competitive context-

focused philanthrophy atau CSR fokus kepada keunggulan kompetitif (Porter

and Kramer, diacu dalam Nindita, 2008) berikut :

1. Factor condition, yaitu aktivitas CSR yang dapat meningkatkan kualitas

input yang akan digunakan. Yaitu dengan melakukan aktivitas penyiapan

sumber daya manusia melalui kegiatan pemberian pelatihan teknis seperti

perbengkelan otomotif bagi masyarakat sekitar termasuk pelatihan

kewirausahaan dan bantuan permodalan, dimana aktivitas perbengkelan

otomotif justru menjadi sarana pendukung after sales service perusahaan.

Kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan dan peningkatan peluang

usaha baik pemasaran mobil maupun usaha-usaha yang mendukung

pemasaran baik yang in-line pelatihan kewirausahaan maupun out-line

dengan usaha pokok seperti pelatihan tenaga koperasi katering karyawan

perusahaan merupakan bagian dari aktivitas ini. Kegiatan peningkatan

kualitas infrastruktur seperti pembersihan lingkungan seperti kali disekitar

perusahaan, penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat dan

kontraktor lokal dapat menciptakan peluang usaha bagi masyarakat

sekitar. Dampak dari kegiatan ini selain lingkungan yang bersih, nyaman

dan meningkatkan kualitas kesehatan termasuk karyawan yang bermukim

di sekitar lokasi perusahaan, juga menguntungkan perusahaan menjadi

bebas banjir dan reputasi perusahaan meningkat.

2. Context for strategy and rivalry, aktivitas CSR berupa partisipasi secara

sukarela dalam kesepakatan-kesepakatan maupun gerakan-gerakan yang

mengarahkan pada iklim usaha yang lebih baik. Aktivitas ini dapat

diwujudkan dalam bentuk kerjasama antar perusahaan yang berada di

Page 79: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

173

wilayah operasi perusahaan untuk membantu masyarakat menciptakan dan

meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat sekitar, menciptakan

keterbukaan bagi pemasok lokal (local suppliers) untuk berkompetisi.

Aktivitas ini akan menguntungkan perusahaan dari segi biaya transport,

persediaan dan reputasi perusahaan.

3. Demand condition, adalah aktivitas CSR yang berfokus kepada konteks

aspek demand (kebutuhan) bertujuan untuk memperbesar cakupan pasar

produk yang dijual; mendapat masukan atas kelayakan standar produk;

dan kecerdasan dari konsumen lokal. Dengan meningkatkan kecerdasan

konsumen, maka perusahaan akan memperoleh masukan yang berguna

untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan memaksa perusahaan untuk

melakukan inovasi perbaikan dan pengembangan produk. Aktivitas CSR

jenis ini adalah bagaimana peluang usaha dapat tercipta bagi masyarakat

sekitar yang juga adalah konsumen namun justru memberikan umpan

balik bagi perusahaan untuk perbaikan produk maupun pelayanan seperti

misalnya pemberikan pelatihan bagi pengemudi angkutan kota cara

mengemudi yang baik, cara merawat kendaran, dan juga manajemen

pengelolaan angutan kota dan diikuti berbagi pengalaman driving

experience yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk

pengembangan produk dan pelayanan.

4. Related and supporting industries, produktifitas perusahaan sangat

tergantung dengan adanya industri pendukung yang baik. Meski

perusahaan dapat saja melakukan outsourcing, akan tetapi dengan adanya

industri pendukung di lokasi tempat perusahaan beroperasi akan sangat

menghemat biaya transport dan persediaan dan tentu saja menciptakan

peluang usaha. Perusahan dapat mendukung pengembangan dari klaster

dan industri yang berhubungan dengan usahanya.

Keempat jenis aktivitas dalam konteks competitive context-focused

philanthrophy atau CSR berfokus pada keunggulan kompetitif menjadi

Page 80: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab... · Sumber : UPL/UKL PT. SIM, 2008 . 99 ... Sawah Pertanian Teknis

174

dasar dalam melakukan aktivitas CSR dengan tetap memperhatikan

kinerja usaha, bahkan mendukung kinerja usaha.