upl dan ukl

64
i KATA PENGANTAR Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup, kami selaku Pemrakarsa Kegiatan menyusun Studi Lingkungan. PT. Untung Bersama Sejahtera mengadakan beberapa kegiatan/usaha yang baru, maka berdasarkan peraturan yang ada (Permen LH No. 11 tahun 2006) maka kegiatan industri PT. Untung Bersama Sejahtera wajib menyusun review dokumen UKL-UPL yang pedoman penyusunannya berdasarkan Keputusan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan UKL-UPL dan sebagai pengendalian dokumen sesuai UU No.32 Tahun 2009 tentang kegiatan wajib UKL-UPL. Melalui penyusunan dokumen UKL UPL ini, nantinya diharapkan dampak yang akan timbul dapat diupayakan langkah - langkah penanganannya. Sehingga hasil studi ini dapat menjadi pedoman bagi pemrakarsa dan instansi/lembaga yang terlibat dan terkait dengan rencana tersebut, terutama dalam menentukan kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Pemrakarsa berterima kasih kepada Tim Studi, Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, dan Dinas/Instansi terkait atas saran masukannya. Terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini. Surabaya, 27 September 2010 PT. Untung Bersama Sejahtera

description

kesehatan

Transcript of upl dan ukl

Page 1: upl dan ukl

i

KATA PENGANTAR

Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan

hidup, kami selaku Pemrakarsa Kegiatan menyusun Studi Lingkungan. PT. Untung

Bersama Sejahtera mengadakan beberapa kegiatan/usaha yang baru, maka

berdasarkan peraturan yang ada (Permen LH No. 11 tahun 2006) maka kegiatan

industri PT. Untung Bersama Sejahtera wajib menyusun review dokumen UKL-UPL

yang pedoman penyusunannya berdasarkan Keputusan Gubernur Jatim No. 10

Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan UKL-UPL dan sebagai pengendalian

dokumen sesuai UU No.32 Tahun 2009 tentang kegiatan wajib UKL-UPL.

Melalui penyusunan dokumen UKL UPL ini, nantinya diharapkan dampak yang

akan timbul dapat diupayakan langkah - langkah penanganannya. Sehingga hasil

studi ini dapat menjadi pedoman bagi pemrakarsa dan instansi/lembaga yang

terlibat dan terkait dengan rencana tersebut, terutama dalam menentukan

kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Pemrakarsa berterima kasih kepada Tim Studi, Badan Lingkungan Hidup Kota

Surabaya, dan Dinas/Instansi terkait atas saran masukannya. Terima kasih juga

diberikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dokumen

ini.

Surabaya, 27 September 2010

PT. Untung Bersama Sejahtera

Page 2: upl dan ukl

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................1

1.2 Dasar Hukum ..............................................................................3

1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL Dan UPL....................................................6

1.4 Identitas Pemrakarsa.....................................................................7

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ............................................9

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .............................................9

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ............................................9

2.2.1 Lokasi dan Tata Letak Usaha dan/atau Kegiatan.................................9

2.2.2 Hubungan Antara Lokasi Kegiatan Dengan Potensi Sumber Daya Yang Ada 11

2.3 Skala Usaha dan/atau Kegiatan....................................................... 11

2.3.1 Deskripsi Detail Desain ............................................................. 11

2.3.2 Neraca Proses Produksi ............................................................ 15

2.3.2.1 Neraca Proses .................................................................. 15

2.3.2.2 Neraca Air ...................................................................... 20

2.3 Pengelolaan Limbah Non B3 Eksisting .............................................. 24

2.4 Sistem PMK Eksisting.................................................................. 24

2.5 Pengelolaan Lumpur IPAL Menjadi Paving ......................................... 25

2.6 Pembuatan Batako .................................................................... 26

2.7 Komposting............................................................................. 28

2.8 Lokasi Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 ...................... 29

2.9 Informasi Lingkungan ................................................................. 30

2.9.1 Fisik Kimia......................................................................... 30

2.9.2 Biologi ............................................................................. 36

2.9.3 Sosekbud .......................................................................... 36

2.9.4 Kesehatan Masyarakat........................................................... 39

Page 3: upl dan ukl

iii

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI .................................... 41

3.1 Tahap Operasi........................................................................... 41

BAB IV PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN................... 43

4.1 Program Pengelolaan Lingkungan .................................................... 43

4.1.1 Tahap Operasi ....................................................................... 43

4.2 PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN .............................................. 49

4.2.1 Tahap Operasi ....................................................................... 49

BAB V SURAT PERNYATAAN DAN LAMPIRAN.............................................. 56

5.1 Surat Pernyataan ....................................................................... 56

5.2 Lampiran................................................................................. 56

Page 4: upl dan ukl

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemanfaatan Lahan PT. Untung Bersama Sejahtera ....................... 10

Tabel 2.2 Jenis dan Kapasitas Produksi PT. Untung Bersama Sejahtera ............ 12

Tabel 2.3 Bahan Baku dan Bahan Penolong dari PT. Untung Bersama Sejahtera .. 12

Tabel 2.4 Penggunaan Energi Listrik PT. Untung Bersama Sejahtera................ 12

Tabel 2.5 Sumber Tenaga Penggerak PT. Untung Bersama Sejahtera ............... 13

Tabel 2.6 Penggunaan Air PT. Untung Bersama Sejahtera Untuk Proses............ 13

Tabel 2.7 Rincian Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas............................. 13

Tabel 2.8 Rincian Jenis Alat Angkut dan Kendaraan ................................... 14

Tabel 2.9 Jenis dan Jumlah Alat Pendukung Proses Produksi......................... 14

Tabel 2.10 Jumlah dan Klasifikasi Pekerja .............................................. 15

Tabel 2.11 Kualitas Air Effluen IPAL...................................................... 32

Tabel 2.12 Data Debu dan Kualitas Udara Lapangan Basket .......................... 33

Tabel 2.13 Data Debu dan Kualitas Udara di Jalan Lebak Gang II C Surabaya...... 34

Tabel 2.14 Data Debu dan Kualitas Udara di Jalan Lebak Gang III Surabaya ....... 35

Tabel 2.15 Kualitas Udara Emisi Lingkungan ............................................ 36

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin............................. 37

Tabel 2.17 Klasifikasi Pendidikan Penduduk berdasarkan Kelompok Umur ......... 37

Tabel 2.18 Struktur Mata Pencaharian Penduduk ...................................... 38

Tabel 2.19 Kelompok Tenaga Kerja berdasarkan Usia di Kelurahan Gading (2010) 38

Tabel 2.20 Kondisi Perumahan dan Jenis Kompleks Pemukiman ..................... 38

Tabel 2.21 Tenaga Kesehatan Puskesmas Gading ...................................... 39

Tabel 3.1 Jenis Dampak dan Sumber Dampak Pada Tahap Operasi .................. 41

Page 5: upl dan ukl

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. UBS...................................................8

Gambar 2.1 Diagram alir proses produksi................................................ 16

Gambar 2.2 Bagan Neraca Penggunaan Air .............................................. 20

Gambar 2.3 Skema Sumber dan Pengolahan Limbah Cair ............................. 21

Gambar 2.4 Skema Sumber dan Pengolahan Limbah Padat ........................... 22

Gambar 2.6 Alur Proses Operasional DAF ................................................ 24

Gambar 2.7 Proses Pembuatan Paving.................................................. 26

Gambar 2.8 Proses pengeringan dan pembuatan batako .............................. 27

Gambar 2.9 Penanganan Sampah Basah dan Sampah Kering.......................... 28

Gambar 2.10 Layout Lokasi TPA B3 di Glory ............................................ 29

Tabel 3.1 Jenis Dampak dan Sumber Dampak Pada Tahap Operasi .................. 41

Page 6: upl dan ukl

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DATA DAN HASIL LABORATORIUM

1. Hasil uji emisi

a. 7 November 2008

b. 23 Mei 2009

c. 5 Desember 2009

2. Hasil uji udara ambien

a. 7 November 2008

b. 23 Mei 2009

c. 5 Desember 2009

3. Hasil uji kebisingan

a. 7 November 2008

b. 23 Mei 2009

c. 5 Desember 2009

4. Hasil uji TCLP dari Sucofindo

LAMPIRAN B PERIZINAN

1. Surat persetujuan penanaman modal dalam negeri Tahun 1995

2. Izin lokasi thn 1993

3. Akta pendirian Thn 1991

4. Surat keterangan terdaftar pajak dan kopi NPWP Thn 2007

5. Surat keterrangan pendaftaran ulang izin gangguan, Thn 2007

6. Surat persetujuan perluasan penanaman modal dalam negeri Tahun 1998

7. Surat persetujuan penanaman modal dalam negeri Tahun 1991

8. Izin usaha industri: 27/T/INDUSTRI/2001

9. Izin pengambilan air bawah tanah

10. Izin IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair) Tahun 2007

11. Izin paving: KepMENLH no 91 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan limbah B3

berupa sludge IPAL sebagai Bahan Baku Pembuatan Paving Block kepada PT.

UBS

12. Izin TPS B3 – KepMENLH no 44 Tahun 2005

Page 7: upl dan ukl

vii

13. Surat keterangan perusahaan tentang izin pengumpulan dan penyaluran

pelumas bekas dari Dirjen Migas kepada PT. Sido Mulyo

14. Kopi KTP penanggung jawab pengelolaan dan pemantauan lingkungan di PT.

UBS

15. Sertifikat tanah PT. UBS

16. Surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

LAMPIRAN C DENAH, GAMBAR, FOTO-FOTO DAN DOKUMENTASI

a. Foto-foto TPS B3, cerobong, IPAL B3, saluran drainase, dan asrama

b. Denah/layout pabrik

c. Dimensi (volume) IPAL PT. UBS

d. Lokasi pabrik skala Surabaya

e. SOP penanganan Udara

f. SOP pembuatan batako

LAMPIRAN D CV TIM STUDI

Page 8: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Untung Bersama Sejahtera pada tanggal 31 Mei 2000 telah memperoleh

rekomendasi/persetujuan pelaksanaan UKL-UPL untuk pelaksanaan kegiatan industri

emas dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur sesuai

dengan Pedoman SK Menteri Perindustrian Nomor 250/04/SK/10/1994. Namun karena

adanya perubahan atau kegiatan baru: a) penambahan gedung baru di kompleks area

PT. UBS, dan b) kegiatan pemanfaatan lumpur IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

yang mengandung B3 untuk dijadikan paving, maka PT. Untung Bersama Sejahtera

melakukan review/penyusunan kembali dokumen UKL-UPL berdasarkan

kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang terbaru.

Kebijaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan tersebut sesuai dengan

ketentuan dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (berlaku mulai 3 Oktober 2009) dan PP No 27 tahun 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

No 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib

Dilengkapi dengan studi AMDAL. Berdasarkan peraturan yang ada tersebut maka PT.

Untung Bersama Sejahtera (PT. UBS) wajib menyusun dokumen UKL-UPL yang

pedoman penyusunannya berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup. Adapun hal-hal yang melandasi kegiatan ini wajib

UKL-UPL adalah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, adalah sebagai berikut :

- Pada Pasal 1, no.12 berisi : Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah

pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak

berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

- Pada Pasal 1, no. 35 berisi : izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada

setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau

UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai

prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

Page 9: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 2

- Pada Pasal 34, ayat 1 berisi : setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak

termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23

ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL.

- Pada Pasal 34, ayat 2 berisi : Gubernur atau bupati/walikota menetapkan jenis

usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

- Pada Pasal 36 berisi : (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki

amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan. (2) Izin lingkungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan keputusan

kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 atau

rekomendasi UKL-UPL. (3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan

lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. (4) Izin lingkungan diterbitkan

oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

- Pada Pasal 37 ayat 1 berisi : Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai

dengan kewenangannya wajib menolak permohonan izin lingkungan apabila

permohonan izin tidak dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL.

- Pada Pasal 111 ayat 1 berisi : Pejabat pemberi izin lingkungan yang

menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga

miliar rupiah)

Sedangkan berdasarkan Permen LH No. 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana

Usaha Dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup tidak tercantum pembangunan kegiatan ini sehingga karena

pembangunan ini tidak masuk ke dalam kegiatan yang tidak wajib Amdal, maka wajib

UKL-UPL sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 34 Ayat 1 di atas.

Melalui penyusunan dokumen UKL-UPL ini nantinya diharapkan dampak yang

akan timbul dapat diupayakan langkah - langkah penanganannya. Sehingga hasil studi

ini dapat menjadi pedoman bagi pemrakarsa dan instansi/lembaga yang terlibat dan

terkait, terutama dalam menentukan kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup.

Dasar dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan mengacu kepada Surat Edaran Walikota Surabaya Nomor

660.1/759/402.4.20/2003 tentang Kegiatan/Usaha yang wajib dilengkapi dengan

Page 10: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 3

dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan UKL-UPL (Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) dan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup tertanggal

28 Oktober 2002, maka PT. Untung Bersama Sejahtera hanya diwajibkan menyusun

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

Pada tanggal 31 Mei 2000, pihak pemrakarsa telah memperoleh

rekomendasi/persetujuan pelaksanaan UKL/UPL untuk pelaksanaan kegiatan industri

emas dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur sesuai

dengan pedoman SK Menteri Perindustrian Nomor 250/04/SK/10/1994. Namun karena

masa berlaku dokumen UKL dan UPL telah selesai, maka dilakukan penyusunan

kembali dokumen berdasarkan pedoman penyusunan dokumen UKL dan UPL terbaru

yaitu SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002.

1.2 Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen UKL

dan UPL ini adalah :

1. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun

6. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara

8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun

9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air

Page 11: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 4

10. Peraturan MENLH Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL

11. Peraturan MENLH Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun

12. Peraturan MENLH Nomor 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan

Peraturan MENLH Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label pada Bahan Berbahaya dan Beracun

13. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan

14. Peraturan MENLH Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

15. Peraturan MENLH Nomor 30 Tahun 2009 tentang Perizinan dan Pengawasan

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan

Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah

Daerah

16. Peraturan MENLH Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

17. Keputusan MENLH Nomor Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak

18. Keputusan MENLH Nomor 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

Kegiatan Industri

19. Keputusan MENLH Nomor Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat

Kebisingan

20. Keputusan MENLH Nomor Kep-49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran

21. Keputusan MENLH Nomor Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan

22. Keputusan MENLH Nomor Kep-45/MENLH/11/1997 tentang Indeks Standar

Pencemar Udara

23. Keputusan MENLH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Syarat-

syarat Kualitas Air Minum

25. Keputusan MENLH Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air

Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan

26. Keputusan MENLH Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi

Usaha dan atau Kegiatan Domestik

Page 12: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 5

27. Keputusan MENLH Nomor 122 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

28. Peraturan MENKES No. 416/Menkes/Per/Xi/1990t tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air

29. Peraturan Menteri Kesehatan No. 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Syarat-syarat

Pengawasan Kualitas Air Minum

30. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 68/BAPEDAL/05/1994 tentang Tata Cara

Memproleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan,

Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

31. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan

Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

32. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah

B3

33. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan

Teknis Pengelolaan Limbah B3

34. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara

Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan,

dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah B3

35. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label

Limbah B3

36. Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman

Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak

37. Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 tentang Pedoman

Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

38. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Kualitas

Udara dan Emisi di Jawa Timur

39. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan UKL-UPL

40. Surat Edaran Walikota Surabaya Nomor 660.1/759/402.4.20/2003 tentang

Kegiatan/Usaha yang wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan) dan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan)

41. Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air

42. Perda Kota Surabaya No. 1 Tahun 2004 tentang Izin Gangguan

43. Perda Kota Surabaya 7/2009 tentang Bangunan

Page 13: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 6

44. Perda Kota Surabaya 3/2007 tentang Rencara Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya

45. Perda 7/2002 tentang Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya

1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL Dan UPL

Tujuan disusunnya dokumentasi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan

Pemantauan Lingkungan PT. Untung Bersama Sejahtera Surabaya antara lain :

1. Kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya menjalankan pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Memberikan informasi tentang kegiatan PT. Untung Bersama Sejahtera serta

memberikan kemungkinan dampak yang ditimbulkan dan komponen lingkungan

yang terkena dampak terutama pada tahap operasi kepada Instansi yang

bertanggungjawab mengelola lingkungan hidup.

3. Memberikan upaya dalam mengantisipasi, mencegah, mengendalikan dan

menanggulangi kemungkinan dampak yang timbul dengan adanya kegiatan

pengoperasian PT. Untung Bersama Sejahtera dalam memproduksi perhiasan

emas.

4. Mengupayakan pengelolaan lingkungan dalam menekan, mengurangi dampak

negatif dari emisi dan effluen limbah serta bertanggungjawab dalam melestarikan

kemampuan lingkungan hidup di sekitar lokasi kegiatan.

5. Memberikan gambaran dalam upaya perlindungan terhadap komponen lingkungan

di sekitar lokasi kegiatan, serta bertanggungjawab atas biaya yang harus

dikeluarkan dalam pemantauan baik secara rutin maupun insidental pada tahap

operasi dari kegiatan ini.

Adapun fungsi dari Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan PT. Untung Bersama Sejahtera Surabaya antara lain :

1. Sebagai instrumen pengikat, serta pedoman bagi pihak pengelolan PT. Untung

Bersama Sejahtera Surabaya, sekaligus sebagai alat evaluasi dalam proses

kegiatan produksi yang tertuang dalam dokumentasi UKL & UPL bagi Dinas

Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya.

2. Sebagai pedoman bagi Dinas Instansi terkait di Pemerintah Kota Surabaya dalam

melaksanakan pengawasan dan pemantauan lingkungan.

Page 14: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 7

1.4 Identitas Pemrakarsa

Identitas Pemrakarsa Kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Perusahaan : PT. Untung Bersama Sejahtera

Alamat Kantor/Usaha/Kegiatan : Jl. Kenjeran No. 395-399 Surabaya

Penanggungjawab : Danie Kurniawan Sugianto (Manajer Lingkungan)

Telpon : 031 3818434 ext 745;

Fax: 031-3822588;

Email: [email protected]

Kopi identitas diri dari Manajer Lingkungan dapat dilihat pada Lampiran B.

Struktur organisasi perusahaan divisi lingkungan dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Tim Penyusun UKL-UPL ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim : Ir. Agus Slamet, MSc

2. Wakil Ketua : Ir. Mohammad Razif, MM.

3. Anggota : Arie Dipareza S, ST, MEPM

4. Asisten : Nassa A, ST.

Page 15: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab I Pendahuluan 8

Teknik dan Pemerintahan

Ir. Bambang Agus S Drs. Rusdi Hartoyo, SH Assman Div.Lingkungan

Sri Rubiari, ST

Team Personalia (Kemasyarakatan)

CN. Sutrisno Ketua komite Lingkungan

Divisi adalah Asst-Man Divisi:

Pengawas Lingkungan di Divisi Yang dipimpin (Kondisi Lingkungan Bersih)

Kabag. Proses Pengolahan Limbah Cair

Sutrisno

Anggota : 1. Siswaji 2. Sulistiyo 3. Ervan Suhartanto 4. Priyo santoso 5. Harianto 6. Eko Purnomo 7. Sugeng

8. Roni Hadi Sutrisno

Kabag. Scrubber

Rahmad Abadi

Kabag. Paving

Syaiful Anam

Anggota : 1. Dwi Ardiyansyah 2. Asroni 3. Sugiarto

4. Prasetyo

Anggota : 1. Irohman 2. Marsudi

3. Subeki

Manager Lingkungan

Danie Kurniawan Sugianto

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. UBS

Page 16: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 9

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

PT. Untung Bersama Sejahtera sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

industri emas memproduksi (sejak tahun 1994 hingga sekarang). Hal ini berdasarkan

Keputusan Menteri Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan koordinasi Badan

Penanaman Modal No. 188/T/INDUSTRI/1995 :

1. Bidang usaha : indsutri barang perhiasan

2. Produksi : kalung, cincin, liontin, gelang, anting dan lainnya

3. Bahan : emas dan perak

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.2.1 Lokasi dan Tata Letak Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi perusahaan PT. Untung Bersama Sejahtera dapat dipaparkan sebagai

berikut :

Jalan : Kenjeran No. 395 – 399

Kelurahan : Gading

Kecamatan : Tambaksari

Kabupaten : Kota Surabaya

Lokasi Pabrik : Peta Lokasi Perusahaan Skala Surabaya (Lampiran C)

Luas lahan yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 17: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 10

Tabel 2.1 Pemanfaatan Lahan PT. Untung Bersama Sejahtera

Luas areal Jenis Bangunan

m2 %

1. Lahan tertutup Bangunan/Material kedap Air

a. Bangunan pabrik 7209,469 16,58881

b. Bangunan lain

(kantor/gudang/bengkel) 7750,568 17,83387

c. Pelataran tempat menyimpan bahan

baku/produksi 0 0

d. Mess/perumahan/asrama 2786,6 6,411899

e. Jalan / saluran 11355,21 26,12806

f. Lainnya (misal tempat parkir,WWTP dan

sebagainya) 2106,41 4,846798

2. Lahan terbuka

a. Lapangan olahraga 413,18 0,950717

b. Taman/open space 480 1,104468

c. Lainnya 0 0

3. Lahan cadangan 11358,39 26,13538

Lahan Total 43459,83 100

Adapun status dan keadaan lahan yang digunakan perusahaan adalah sebagai

berikut :

1. Luas Lahan total yang dikuasai di Surabaya 43.459,83 m2 Untuk mengetahui

gambaran lahan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran C berupa tapak/lay

out pabrik PT. Untung Bersama Sejahtera.

2. Peruntukan Lahan

Peruntukan lahan di daerah pabrik PT. Untung Bersama Sejahtera di Surabaya

dilihat dari RUTR yang disusun oleh Pemda Surabaya (Perda Nomor 23 1978),

merupakan daerah peruntukan untuk pergudangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran B.

3. Ketinggian tapak dengan lingkungan sekitar : + 0,5 m

4. Status lahan PT. Untung Bersama Sejahtera di Surabaya adalah Hak Milik sesuai

akte tanah tertanggal 31 Januari 2001. Bukti status tersebut terdapat dalam

Lampiran B

Page 18: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 11

2.2.2 Hubungan Antara Lokasi Kegiatan Dengan Potensi Sumber

Daya Yang Ada

A. Sumber Daya Air

Sumber daya air yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan adalah air PDAM

dan sumur.

B. Sumber Daya Energi

Sumber daya energi yang diperlukan pada setiap tahap operasi akan disuplai

dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan genset.

C. Sumber Daya Alam Hayati

Sumber daya alam hayati seperti vegetasi darat yang pada umumnya berupa

tanaman liar seperti rumput yang terdapat di lokasi proyek akan hilang pada

tahap pra kontruksi dan kontruksi, akan tetapi akan diganti dengan tanaman hias

dan pohon yang tertata rapi

D. Hubungan dengan masyarakat sekitar

Yang dilakukan PT. UBS untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar

adalah:

1. Pemberian pengobatan gratis untuk warga sekitar yang berdomisili di jl lebak

jaya II A,jl Lebak jaya IIB dan jl lebak Jaya IIC

2. Pemberian sembako pada hari hari besar keagamaan

3. Memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk berjualan di kantin UBS

4. Membantu pembangunan masjid di lokasi sekitar pabrik

2.3 Skala Usaha dan/atau Kegiatan

2.3.1 Deskripsi Detail Desain

PT. Untung Bersama Sejahtera bergerak di bidang industri emas yang

memproduksi kalung, cincin, gelang dan barang perhiasan lainnya yang terbuat dari

emas dan perak. Adapun jenis dan kapasitas produksi, jumlah bahan baku serta

bahan penolong, jumlah penggunaan energi dan air dapat dijelaskan secara rinci di

bawah ini.

1. Jenis dan Kapasitas Produksi

Perusahaan industri penghasil perhiasan emas ini menghasilkan produksi

(pertahun) seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2 berdasarkan data sekunder dari

perusahaan.

Page 19: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 12

Tabel 2.2 Jenis dan Kapasitas Produksi PT. Untung Bersama Sejahtera

Izin (kg) Riil (Kg)1. Kalung emas/perak 5690 5164 bahan jadi2. Liontin emas/perak 5690 784 bahan jadi3. Gelang emas/perak 7900 3518 bahan jadi4. Anting emas/perak 8980 609 bahan jadi5. Bross emas/perak 5880 936 bahan jadi

(pertahun) Sifat produkJenis ProduksiKapasitas produksi

Sumber : UBS

2. Jumlah Bahan Baku dan Bahan Penolong

Tabel 2.3 memaparkan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan

perusahaan ini untuk membuat perhiasan emas. Tabel ini mencakup bahan baku dan

bahan penolong, kapasitas perbulannya, bentuk fisik, sifat bahan, asal bahan, cara

penyimpanan dan neraca bahan.

Tabel 2.3 Bahan Baku dan Bahan Penolong dari PT. Untung Bersama Sejahtera

Produk (%) Sisa (%)

Bahan baku

Emas 569,152 Padat Tidak berbahaya DN dan import Gudang tertutup 99,9 0,1

Perak 150,734 Padat Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 99,9 0,1

Tembaga 198,615 Padat Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 99,9 0,1

Bahan penolong

HCl 6702,8 cair korosif DN Gudang tertutup 1 99

HNO3 30275,2 cair korosif DN Gudang tertutup 1 99

H2SO4 364 cair korosif DN Gudang tertutup 1 99

NaCN 262 serbuk beracun DN Gudang tertutup 1 99

Garam 22 serbuk Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Glukosa 4 serbuk Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Boric acid 1060,4 serbuk berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Na2CO3 106 serbuk berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Detergent 93,6 cair Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Compound 77,2 cair Tidak berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

NaOH 1,63 Padat berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Na2S2O5 1164 serbuk berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Sulfamic acid 77,6 cair berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Porstex 95,2 cair korosif DN Gudang tertutup 1 99

H2O2 588 cair berbahaya DN Gudang tertutup 1 99

Asal bahan (DN/impor) Cara penyimpananNeraca bahan

Bahan Kapasitas per bulan (kg) Bentuk fisik Sifat bahan

3. Jumlah Penggunaan Energi

Energi yang digunakan oleh PT. Untung Bersama Sejahtera adalah listrik dengan

spesifikasi sebagai berikut (Tabel 2.4):

Tabel 2.4 Penggunaan Energi Listrik PT. Untung Bersama Sejahtera

Jenis Energi Kapasitas terpasang Pemakaian/bulan sumber (perum/captive)

1. Listrik 3465 KVA 2425,50 Kva PLN2. Genset 3850 KVA 2695,00 Kva sendiri (standby unit)

Page 20: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 13

Energi genset hanya digunakan pada saat darurat, apabila listrik dari PLN

padam. Adapun sumber tenaga penggerak yang dimiliki antara lain :

Tabel 2.5 Sumber Tenaga Penggerak PT. Untung Bersama Sejahtera

Jumlah Merek Type Kapasitas

1 PERKINS I 4012 TAG 1250 KVA

1 PERKINS II 4012TAG2A 1500 KVA

1 MAN I D2842LE200 500 KVA

1 MAN IV D2842LE201 600 KVA

4. Jumlah Penggunaan Air

Sumber Air pada PT. Untung Bersama Sejahtera terdiri atas PDAM dan air

sumur. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Penggunaan Air PT. Untung Bersama Sejahtera Untuk Proses

Jenis Sumber Kapasitas Penggunaan

(m3/bulan) Diolah/tidak

1. PDAM 2900 Diolah (sebagian untuk keperluan cooling tower)

2. Sumur 2500 Diolah

Jumlah air total 5400 -

Air PDAM hanya diolah sebagian untuk kebutuhan cooling tower.

5. Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas

Penggunaan bahan bakar dan pelumas pada perusahaan dapat dilihat pada

Rincian Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas dibawah ini.

Tabel 2.7 Rincian Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas

Jenis Kebutuhan perbulan

(Liter) Penanganan sisa

(diolah/dibuang/dibakar/dsb)

1. Bensin 700 Habis terpakai

2. Solar 5000 Habis terpakai

3. Oli 800 Sisa oli dijual ke pengepul

Pengepul oli yang dimaksud adalah PT. Sido Mulyo Patuk Pulo yang telah

memiliki izin pengumpulan dan penyaluran pelumas dari BP Migas (Lampiran B).

Page 21: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 14

6. Penggunaan Kendaraan

Penggunaan kendaraan pada PT. Untung Bersama Sejahtera untuk masing-

masing akitifitas yang dilakukan pada areal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Rincian Jenis Alat Angkut dan Kendaraan

Penggunaan Jenis Kendaraan Volume/Hari atau per

Waktu Periodik

1. Bahan baku dan

penolong Truk/pick up 2 kali/bulan

2. Limbah Pick up 1 kali/bulan

3. Buruh/Karyawan Colt 4 kali/hari

7. Penanganan Bahan Baku

Untuk menangani bahan baku, maka dibutuhkan alat-alat berat untuk

mengangkut bahan tersebut, yang akan disajikan pada Tabel 2.9 (data sekunder).

Tabel 2.9 Jenis dan Jumlah Alat Pendukung Proses Produksi

Jumlah Kondisi Negara Energi Jenis dampak/cemaranunit (%) Pembuat Penggerak (getar/bising/panas/tajam)

1. Mesin Rantai 127 80 itali Listrik Bising2. Mesin Hamering 19 85 itali Listrik Bising3. Mesin plong 16 90 RRC Listrik Bising,getar4. Mesin pemurnian 3 80 lokal Listrik Bising5. Mesin hollowing 3 85 lokal Listrik Bising6. Mesin plating 16 85 lokal Listrik Bising7. Mesin patri 9 80 lokal Listrik Bising8. Mesin selep 19 90 itali Listrik Bising9. Mesin campur bahan 1 90 lokal Listrik Bising10. Mesin anneling 7 85 lokal Listrik Bising11. Mesin Oven 11 85 amerika Listrik Bising,panas12. Mesin lilin 10 80 lokal Listrik Bising,panas13. Mesin lebur 5 80 itali Listrik Bising,panas14. Mesin Cor 2 80 itali Listrik Bising15. Mesin giling 7 80 lokal Listrik Bising16. Mesin glundung 6 80 lokal Listrik Bising17. Mesin tarik kawat 2 80 itali Listrik Bising18. Mesin keter 8 80 itali Listrik Bising19. Mesin Bor 9 80 amerika Listrik Bising20. Mesin poles 5 80 lokal Listrik Bising21. Mesin-mesin umum 83 85 lokal Listrik Bising22. mesin workshop 28 95 lokal Listrik Bising23. Laser Welding 88 80 Italy&China Listrik -

Jenis Alat

Mesin-mesin umum diatas merupakan alat-alat umum seperti alat pencetak,

mesin pengemas dan lain sebagainya.

8. Waktu Operasi

Waktu operasi proses produksi dan jam kerja karyawan PT. Untung Bersama

Sejahtera adalah 8 jam/shift dengan 3 shift/hari atau menyesuaikan dan 6 hari

kerja/minggu menyesuaikan.

Page 22: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 15

9. Shift Tenaga Kerja

Jumlah shift tenaga kerja dalam satu hari sebanyak 3 (tiga) kali shift. Adapun

jumlah pekerja pada PT. Untung Bersama Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Jumlah dan Klasifikasi Pekerja

Lokal Komuter harian1. Manager ke atas 18 9 27 27 - - - - - 272. Staff 176 126 302 302 - - - - 198 1043. Buruh/karyawan 1787 1209 2996 2996 - - 2 76 2918 -TOTAL 1981 1344 3325 3325 - - 2 76 3116 131

PendidikanWNI

Daerah asal

WNA SD SLTP SLTA Akad/perg.tinggiKlasifikasi Pekerja

Lk W jml

Jenis Kelamin

Jumlah tenaga yang menetap di asrama PT. UBS, baik asrama Glory, Asrama 26

dan Lebak Arum adalah 1103 orang, sedangkan sisanya 2222 orang tinggal di luar

asrama.

2.3.2 Neraca Proses Produksi

2.3.2.1 Neraca Proses

Berikut adalah diagram alir proses produksi:

Page 23: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 16

Gambar 2.1 Diagram alir proses produksi

Page 24: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 17

Proses produksi secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

1. Peleburan

2. Pencetakan dan Casting

3. Pembentukan

4. Finishing

5. Pengaturan Warna (kenampakan)

6. Refinery

Rangkuman proses dijelaskan dapat diuraikan sebagai berikut. Proses produksi

secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

a. Peleburan

Proses peleburan ditujukan untuk membuat emas dengan kadar sesuai dengan

pesanan. Bahan baku terdiri dari emas,perak dan tembaga dengan bahan bantu asam

borat (HBR). Peleburan menggunakan system induksi panas memakai tenaga listrik

dalam suatu bejana reaktor. Hasil peleburan berupa emas cair yang siap untuk

dicetak atau casting, Bahan buangan berupa emisi gas buang yang mengandung asam

borat.

b. Pencetakan dan Casting-Plate

Pencetakan

Pada proses pembuatan kalung dan gelang, maka emas cair dengan kadar

(karat) tertentu yang dihasilkan dari proses peleburan di cetak dalam bentuk kawat

atau lempengan dengan ukuran tertentu. Hasil cetakan berupa emas lonjoran dengan

diameter tertentu atau berbentuk lempengan yang selanjutnya dikirim ke unit

pembentukan.

Casting dan Plate

Proses casting ditujukan untuk membuat bentuk perhiasan seperti liontin,

cincin, anting-anting dan gelang dengan model-model yang diinginkan. Pada proses

casting diperlukan bahan pencetak (casing) yang terbuat dari gips. Emas cair dari unit

peleburan dituang ke alat pencetak (Casing) selanjutnya bila telah dingin bahan

casing dilepas dilakukan dengan pemukulan dan disemprot dengan air. Bahan cetakan

dari gips yang telah dipakai dimasukkan ke unit recovery untuk mengambil emas yang

terikut dalam casing. Pada proses pengambilan emas yang terbawa bersama cetakan

Page 25: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 18

ini digunakan air, sehingga pada proses ini dihasilkan lumpur gips. Dari proses cetak

dan casing ini, jika ada barang yang rusak maka barang yang rusak tersebut

dikumpulkan dan dilebur kembali.

c. Pembentukan

Produk yang diperoleh dari proses pencetakan dan casting selanjutnya di

bentuk sesuai dengan kebutuhan.

� Pembentukan kalung dan gelang

Hasil cetakan kebanyakan berupa bahan kalung dan gelang yang

selanjutnya di bentuk sesuai pesanan. Proses pembentukan perhiasan ini

dilakukan secara manual dengan mesin gerinda. Dalam proses pembentukan,

selain dihasilkan perhiasan dengan bentuk tertentu juga dihasilkan potongan

atau serbuk halus ataupun serpihan emas. Serpihan emas ini dikumpulkan untuk

dilebur kembali dalam unit peleburan atau terkadang di murnikan lagi dalam

unit refinery.

� Pembentukan Cincin, Liontin dan Anting-anting

Hasil casting menggunakan gips berupa perhiasan cincin, liontin ataupun

anting-anting dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dalam proses pembentukan

dari produk casting ini sering dilakukan penyambungan bahan dengan

menggunakan alat solder (patri). Dari proses ini dihasilkan produk utama juga

dihasilkan produk sampingan berupa serpihan emas dan bahan solder yang

mengandung nikel, seng, dan logam lain. Serpihan ini dikumpulkan untuk

dimurnikan dalam unit Refinery.

� Hollowing

Hollowing adalah pembentukan perhiasan seperti gelang dan kalung yang

berongga, dimana bahan bakunya adalah plate emas dengan ketebalan tertentu.

Sebagai bahan casing adalah besi dan tembaga, dimana bahan cetakan dari besi

ini dilarutkan dengan menggunakan HCL dan bahan cetakan dari tembaga

dilarutkan dengan menggunakan HNO3. Sehingga dalam proses ini akan

dihasilkan larutan HCL yang mengandung besi atau larutan HNO3 yang

mengandung tembaga.

d. Finishing

Semua produk dari proses pembentukan dimasukkan dalam unit finishing.

Dalam unit ini dilakukan proses penghalusan dan pencucian dengan menggunakan air,

Page 26: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 19

detergent dan NaCN. Proses penghalusan dilakukan dalam mesin penghalus pada unit

bombing dan unit glundung. Pencucian dilakukan berulang-ulang sehingga dihasilkan

perhiasan dengan kilap tertentu. Didalam proses finishing dilakukan penghilangan

kotoran dan lemak, sehingga dihasilkan air limbah basa detergent, basa Cyanide dan

basa non Cyanide dengan kandungan detergent, NaCN dan logam-logam.

e. Pengaturan warna

Produk-produk yang telah jadi dari proses finishing ada beberapa yang harus

diatur kenampakan warna dan kilap emasnya. Pada proses ini dilakukan penyepuhan

atau pelapisan kembali dengan mencelupkan bahan-bahan kedalam larutan elektrolit

yang mengandung emas. Sebelum di sepuh, perhiasan dicuci dengan larutan basa dan

asam selanjutnya dibilas dengan air. Sehingga dari proses ini dihasilkan limbah cair

yang bersifat basa dan asam.

f. Unit Refinery (Pemurnian)

Barang rusak, serpihan emas dan scrab dikumpulkan dan dimasukkan dalam unit

pemurnian. Pada unit ini digunakan bahan pelarut emas yaitu air raja yang terdiri

dari HCl dan HNO3 pekat dalam suatu reaktor pemurnian. Hasil proses berupa cairan

yang mengandung emas dan serbuk halus AgCl. Pada proses ini dihasilkan gas buang

yang bersifat asam. Gas buang ini ditangkap dengan menggunakan system Wet

scrubber dan direct contact condensor untuk mengambil komponen gas yang bersifat

asam. Selanjutnya cairan yang mengandung emas dipisahkan dari serbuknya dan

dimasukkan dalam unit Au Removal.

� Unit Au Removal

Pada unit ini ditambahkan Sodium metabisulfit (Na2S2O5) dan dihasilkan

endapan emas murni. Hasil pemisahan endapan emas akan diperoleh cairan

limbah yang mengandung logam-logam seperti Cu, Ni, Co, Zn, Cd dan Fe

� Unit Ag Removal

Pada unit ini dilakukan pengolahan endapan perak AgCl dengan cara

penambahan soda ash selanjutnya dilakukan proses peleburan. Dari proses ini

selain dihasilkan produk utama juga dihasilkan produk sampingan berupa emisi

gas.

Page 27: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 20

2.3.2.2 Neraca Air

Neraca air merupakan neraca proses penggunaan air yang digunakan untuk

proses produksi, Kamar mandi/MCK, dapur, cooling tower dan penyiraman. Kedua

sumber air berasal dari air sumur dan air PDAM.

Sebagian besar air buangan proses produksi diolah menggunakan IPAL

sedangkan untuk MCK dan kantin dilakukan Grease trap terlebih dahulu sebelum di

proses/dibuang ke septictank.

Gambar 2.2 Bagan Neraca Penggunaan Air

Selanjutnya dilakukan penggolongan jenis limbah yang dihasilkan yaitu limbah

padat dan limbah cair. Masing-masing limbah memiliki cara dan tahapan pengolahan

yang berbeda. Dapat dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4. Adapun dimensi (volume) dari

IPAL PT. UBS dapat dilihat pada Lampiran C.

MCK dan kantin

3417,5 m3/bulan

Proses Produksi 1862,5 m3/bulan

Cooling tower dan pencucian, 90 m3/bulan

Penyiraman tanaman 30 m3/bulan

Septic tank IPAL

Domestik

IPAL 1862,5 m3/bulan

Reuse Effluen

Daur ulang untuk proses produksi cooling tower dan pencucian

Badan air penerima

DAF

5400

m3/bulan

Page 28: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 21

Limbah cair

Limbah cair non B3

Limbah Dapur Limbah domestik (KM,Wc)

Scraping / DAF

Saluran kota

Septic tank

Limbah cair B3

Basa

CnBasa non Cn

Basa

DetergentAir Bilasan Asam

IPALScrubber

Lumpur B3

Paving

Air hasil

olahan IPAL

Saluran kota

Batako

Reuse

Gambar 2.3 Skema Sumber dan Pengolahan Limbah Cair

Page 29: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 22

Limbah Padat

Limbah Padat Non

B3Limbah Padat B3

Domestik Proses Produksi

Sampah Kering

Incinerator

Sampah Basah

Komposting

Tidak

Mengandung

Bahan Baku

Reuse/dibuang ke

TPA

Limbah Cair

IPAL

Lumpur IPAL

Paving

Batako

Gambar 2.4 Skema Sumber dan Pengolahan Limbah Padat

Page 30: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 23

DISSOLVED AIR FLOTATION

BAK PENAMPUNG

Air Bilasan

TERMINAL TANK

MIXING TANK

FILTRATION

KOLAM PANTAU

KE SUNGAI

FILTER PRESS

THICKNER THICKNER

Ke terminal tank

Sludge padat B3

Basa Detergen

MIXING TANK

MIXING TANK

MIXING TANK SEDIMENTASI

SEDIMENTASI MIXIN

FILTER 6 KOLOM

Tampungan hasil pengolahan CN secara batch

Basa Cyanide

MIXING TANK

MIXING TANK

Basa non Cyanide

STRIPPING untuk

pengolahan batch

Gambar 2.5 Flow Diagram Proses IPAL PT. UBS

Page 31: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 24

2.3 Pengelolaan Limbah Non B3 Eksisting

Untuk limbah dari dapur system pengolahannya tetap menggunakan unit

dissolved air flotation (DAF) yang digunakan untuk pemisahan minyak dan kotoran –

kotoran bahan makanan. Alur proses operasional DAF dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.6 Alur Proses Operasional DAF

2.4 Sistem PMK Eksisting

Sistem PMK yang ada di PT. Untung Bersama Sejahtera sekarang ini sudah

dirancang dengan dibentuknya tim fire fighting dan penyediaan sarana untuk

pemadam api meliputi penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) sebanyak 72

tabung untuk jenis powder dan 150 tabung untuk jenis gas yang menyebar ke 35

bagian dan Penyediaan sarana Instalasi hydrant sebanyak 9 unit hydrant box dengan

9 Nozle ukuran 2,5 inchi, Lokasi berada di luar gedung dan dalam gedung. Untuk

Page 32: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 25

selanjutanya program yang akan dilakukan adalah perancangan jalur evakuasi dan

penyediaan pintu Emergency Exit.

2.5 Pengelolaan Lumpur IPAL Menjadi Paving

Komposisi campuran bahan paving yang kita gunakan adalah sludge : semen :

pasir dengan perbandingan 1 : 2,5 : 6. Bahan kimia yang kita gunakan di IPAL tetap

merupakan kombinasi antara NaOH dan Ca(OH)2 karena Ca(OH)2 menghasilkan

output IPAL yang lebih baik.Semen yang kami gunakan adalah Portland cement, pasir

dalam hal ini pasir kasar dan sludge adalah sludge hasil pengeringan yang telah

dihaluskan. Semua bahan tadi dimasukkan kedalam mesin pencampur agregat

(molen), tanpa menggunakan air untuk menghindari sludge lengket. Molen ini

digunakan untuk memperoleh campuran yang merata. Setelah merata, campuran

dituang ke tempat campuran, baru kita tambahkan air sedikit dan kita campur

ratakan kembali untuk siap dilakukan pencetakan paving satu - per satu. Paving yang

telah jadi di bawa ke tempat pengeringan dan dihamparkan selama 1 hari. Setelah

itu dilakukan pembasahan setiap pagi dan sore hari dengan cara di semprot air secara

perlahan untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara bahan-bahan di atas .

Pengeringan dilakukan selama 28 hari baru dapat dipasang untuk keperluan internal

perusahaan. Proses pembuatan dan pengeringan paving dapat dilihat pada gambar

2.7.

Page 33: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 26

Gambar 2.7 Proses Pembuatan Paving

2.6 Pembuatan Batako

Komposisi campuran bahan batako yang kita gunakan adalah sludge : semen :

pasir dengan perbandingan 2,5: 3 : 6. Sludge yang kita gunakan adalah sludge dari

hasil proses IPAL yang telah dikeringkan dan dihaluskan, Semen yang kami gunakan

adalah Portland cement, pasir dalam hal ini adalah pasir kasar.Semua bahan tadi

dicampur jadi satu diaduk sampai merata kemudian ditambahkan air sampai menjadi

adonan yang siap untuk diproses menjadi batako. Batako yang telah jadi

dihamparkan selama 1 hari bersama alas cetakan untuk menunggu proses

pengerasan, setelah itu dibawa ke tempat penjemuran setelah melalui proses

pelepasan alas cetakan selanjutnya dilakukan pembasahan setiap pagi dan sore hari

dengan cara di semprot air secara perlahan untuk mendapatkan ikatan yang kuat

antara bahan-bahan di atas. Pengeringan dilakukan selama 28 hari baru dapat

dipasang untuk keperluan internal perusahaan. Proses pembuatan dan pengeringan

batako dapat dilihat pada gambar berikut :

1 2

3 4

Page 34: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 27

Gambar 2.8 Proses pengeringan dan pembuatan batako

Page 35: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 28

2.7 Komposting

Limbah padat non B3 yang dihasilkan adalah sampah dari kegiatan domestik

(kantin dan dapur), yang terdiri dari 2 jenis yaitu sampah basah dan sampah kering.

Pengelolaan yang dilakukan dengan cara pengumpulan di tempat penampungan

sementara oleh petugas Cleaning Service (CS) selanjutnya secara rutin sampah basah

ini total dimanfaatkan sebagai kompos yang merupakan langkah improvement dari

Divisi kami, sementara sampah kering dimasukkan ke incinerator. Pengelolaan

sampah ini dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar a. Tempat penampungan sementara sampah dan incinerator yang digunakan

Gambar b. Gudang kompos, proses pembuatan sampai pengemasan kompos yang sudah jadi

Gambar 2.9 Penanganan Sampah Basah dan Sampah Kering

Incinerator Tempat penyimpanan sampah

sementara

Page 36: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 29

2.8 Lokasi Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3

Lokasi awal TPS B3 berada di Jl. Raya Kenjeran No.425-427 bagian Utara (Jl.

Lebak Jaya Tengah no 24) selanjutnya karena ada pemindahan asrama rajawali

(asrama pria di Jl. Raya Kenjeran 395-399) untuk digabungkan ke asrama Glory (Jl.

Raya Kenjeran No 425-427, sebelumnya Jl. Lebak Jaya Tengah No. 24) maka lokasi

TPS dipindahkan ke titik yang berbeda yaitu di bagian Selatan. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada peta layout gambar 2.9.

Gambar 2.10 Layout Lokasi TPA B3 di Glory

Lokasi TPS lama

Lokasi TPS Baru

Page 37: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 30

Gambar

Ukuran TPS B3 awal :

Panjang = 11 meter, Lebar = 10 meter dan Tinggi = 6 meter yang dibangun pada

tanggal 18 September 2004 dan selesai dibangun tanggal 20 Oktober 2004.

Gambar 2.10 TPS B3 Lama

Sejak tanggal 1 Maret 2008 tidak dioperasikan dan berpindah ke lokasi baru

yang mulai beroperasi sejak 1 Maret 2008 dengan ukuran sbb: Panjang 12,2 meter,

lebar 9,75 meter, tinggi 4,5 meter.

Gambar 2.11 TPS B3 Baru

2.9 Informasi Lingkungan

2.9.1 Fisik Kimia

Dari data sekunder yang diperoleh menunjukkan bahwa curah hujan bulan

basah terjadi pada bulan November hingga Mei, yaitu berkisar antara 105-445

mm/bulan sebaliknya bulan-bulan kering terjadi mulai bulan Juni hingga Oktober

Page 38: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 31

yaitu tercatat sekitar 15-75 mm/bulan. Sesuai dengan letak geografisnya, daerah

lokasi PT. Untung Bersama Sejahtera termasuk dalam daerah tropis. Berdasarkan

pada sistem klasifikasi Schmit dan Ferguson di Surabaya dan sekitarnya termasuk

daerah yang mempunyai iklim tipe D3 yang berarti 3 atau 4 bulan basah dan 5 atau 6

bulan kering.

Suhu udara ambien rata-rata untuk PT. Untung Bersama Sejahtera dan

sekitarnya adalah 29 0C. Suhu tertinggi yang tercatat adalah 34 0C dan suhu terendah

270C. Berdasarkan data tersebut, daerah PT. Untung Bersama Sejahtera dan

sekitarnya termasuk dalam daerah sedang.

Sumber air yang biasa dipergunakan oleh PT. Untung Bersama Sejahtera dan

penduduk sekitar adalah air PDAM dan sumur. Sumur yang digunakan pada umumnya

merupakan sumur dangkal dengan kedalaman maksimal 7 meter. PT. Untung Bersama

Sejahtera menggunakan 3 sumur (surat ijin terlampir) untuk kegiatan domestik

dengan kapasitas rata-rata 34 m3/hari dengan asumsi 25 hari kerja berarti jumlah

yang digunakan sebesar 2500 m3/bulan.

Air limbah domestik yang dihasilkan dari perusahaan (kegiatan MCK dan kantin)

dibuang ke badan air penerima yang berada di bagian timur bangunan PT. Untung

Bersama Sejahtera dengan kualitas yang disajikan pada Tabel 2.11.

Kualitas udara emisi adalah kualitas udara pada titik pembuangan limbah gas.

Pada pengukuran kualitas udara emisi pada perusahaan ini, titik sampel diambil

langsung pada cerobong (scrubber) masing-masing proses produksi. Adapun kualitas

udara emisi pada lingkungan sekitar perusahaan PT. Untung Bersama Sejahtera dapat

dilihat pada Tabel 2.12.

Page 39: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 32

Tabel 2.11 Kualitas Air Effluen IPAL

No. Parameter Satuan Baku Mutu Limbah Cair

Hasil Analisa 1

Hasil Analisa 2

Hasil Analisa 3

Metode Analisa

FISIKA

1. Suhu oC 45 28 28 29 Termometer

2. Total Dissolved Solid (TDS)

mg/l 5000 3015 3330 3270 Gravimetri

3. Padatan Tersuspensi

mg/l 500 2 1 2 Gravimetri

KIMIA

a.Kimia Anorganik

1. pH - 6,0 – 9,0 7,02 6,97 7,20 pH Meter

2. Barium mg/l Ba 5 - - - AAS

3. Besi mg/l Fe 20 <LD <LD <LD Spektrofotometri

4. Mangan mg/l Mn 10 <LD <LD <LD Spektrofotometri

5. Tembaga mg/l Cu 5 <LD 0,0142 <LD AAS

6. Seng (Zn) mg/l Zn 20 <LD 0,1963 0,0187 AAS

7. Kromium mg/l Cr6+ 2 <LD <LD <LD AAS

8. Krom Total Mg/l 2 <LD <LD <LD

9. Kadmium (Cd) mg/l Cd 1 <LD <LD <LD AAS

10. Raksa (Hg) mg/l Hg 0,01 <LD <LD <LD AAS

11. Timbal (Pb) mg/l Pb 3 <LD <LD <LD AAS

12. Arsen mg/l As 1 - - - AAS

13. Selenium mg/l Se 1 - - - AAS

14. Nikel Mg/l Ni 1 <LD <LD <LD

15. Kobalt mg/l Co 1 - - - AAS

16. Sianida mg/l CN 1 <LD <LD <LD Spektrofotometri

17. Sulfida mg/l H2S 1 <LD <LD <LD Iodometri

18. Fluorida mg/l F 30 0,81 0,76 0,61 Spektrofotometri

19. Sisa Khlor bebas

mg/l Cl2 0,01 <LD <LD <LD Iodometri

20. Nitrat mg/l NO3-

N 50 10,531 4,9385 9,4556 Spektrofotometri

21. Nitrit mg/l NO2-

N 5 0,7534 0,8100 1,3622 Spektrofotometri

22. Ammonia bebas mg/l NH3-

N 20 0,0110 0,0001 1,0236 Spektrofotometri

23. BOD mg/l O2 300 11,5 11,8 11,8 Winkler

24. COD mg/l O2 600 24,015 24,255 26,305 Reflux/titrimetri

25. Detergent Anionik

mg/l LAS 15 2,769 1,8039 1,5625 Spektrofotometri

26. Fenol mg/l 0,0050 <LD <LD 2 Spektrofotometri

27. Minyak dan Lemak

mg/l 20 <LD <LD 20 Gravimetri

Sumber : BTKL, 2010

Page 40: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 33

Tabel 2.12 Data Debu dan Kualitas Udara Lapangan Basket

Parameter Satuan

Baku Mutu Udara Ambien

Per. Gub.Jatim No.10/2009

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2

Hasil Analisa3

Metode

Analisa

Karbon Monoksida (CO)

ppm 20,00 <LD <LD <LD CO Analyzer

Nitrogen Dioksida (NO2)

ppm 0,05 0,0028 0,0033 0,0022 Saltzman

Sulfur Dioksida (SO2)

ppm 0,10 0,0072 0,0049 0,0016 Pararosanilin

Oksidan (O3) ppm 0,10 0,0013 0,0091 0,0017 NBKI

Amonia (NH3) ppm 2,00 0,0236 0,0203 0,0472 Indofenol

Debu mg/m3 0,26 0,090 0,103 0,164 HVS/Gravimetri

Timah Hitam (Pb)

Hydrogen Sulfida (H2S)

mg/m3

ppm

0,06

0,03

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

HVS/AAS

Methylen Blue

Parameter

Satuan

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2

Hasil Analisa1

Suhu Udara oC 32 32 32

Kelembaban Nisbi (RH) % 56 56 54

Kecepatan Angin m/dt 0,2 – 0,4 0,2-0,4 0,2-0,8

Arah Angin ke - Barat Barat Barat

Cuaca - Cerah Cerah Cerah

Kebisingan Db 51,5 – 52,8 51,5-53,8 52,8-53,4

Sumber :Balai Besar Teknik kesehatan Lingkungan Surabaya, 2010 Keterangan : Jam 11.30 WIB

Page 41: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 34

Tabel 2.13 Data Debu dan Kualitas Udara di Jalan Lebak Gang II C Surabaya

Parameter Satuan

Baku Mutu Udara Ambien

Per. Gub.Jatim No.10/2009

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2

Hasil Analisa3

Metode

Analisa

Karbon Monoksida (CO) ppm 20,00 <LD <LD <LD CO Analyzer

Nitrogen Dioksida (NO2) ppm 0,05 0,0024 0,0050 0,0032 Saltzman

Sulfur Dioksida (SO2) ppm 0,10 0,0114 0,0140 0,0092 Pararosanilin

Oksidan (O3) ppm 0,10 0,0116 0,0075 0,0075 NBKI

Amonia (NH3) ppm 2,00 0,0146 0,0219 0,00116 Indofenol

Debu mg/m3 0,26 0,144 0,130 0,096 HVS/Gravimetri

Timah Hitam (Pb)

Hydrogen Sulfida (H2S)

mg/m3

ppm

0,06

0,03

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

HVS/AAS

Methylen Blue

Parameter

Satuan

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2 Hasil Analisa1

Suhu Udara oC 30 30 31

Kelembaban Nisbi ( RH ) % 60 60 52

Kecepatan Angin m/dt 0,1 – 0,2 0,1-0,2 0,2-0,6

Arah Angin ke - Barat Barat Barat

Cuaca - Cerah Cerah Cerah

Kebisingan Db 50,4 – 51,1 48,2-51,1 50,2-51,4

Sumber :Balai Besar Teknik kesehatan Lingkungan Surabaya, 2010

Keterangan : Jam 11.30 WIB

Page 42: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 35

Tabel 2.14 Data Debu dan Kualitas Udara di Jalan Lebak Gang III Surabaya

Parameter Satuan

Baku Mutu Udara Ambien

Per. Gub.Jatim No.10/2009

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2

Hasil Analisa3

Metode

Analisa

Karbon Monoksida (CO) ppm 20,00 <LD <LD <LD CO Analyzer

Nitrogen Dioksida ( NO2 ) ppm 0,05 0,0132 0,0029 0,0012 Saltzman

Sulfur Dioksida ( SO2 ) ppm 0,10 0,0138 0,0121 0,0140 Pararosanilin

Oksidan ( O3 ) ppm 0,10 0,0020 0,0046 0,0021 NBKI

Amonia ( NH3 ) ppm 2,00 0,0020 0,0020 0,0020 Indofenol

Debu mg/m3 0,26 0,120 0,243 0,185 HVS/Gravimetri

Timah Hitam (Pb)

Hydrogen Sulfida (H2S)

mg/m3

ppm

0,06

0,03

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

<LD

HVS/AAS

Methylen Blue

Parameter

Satuan

Hasil Analisa1

Hasil Analisa2 Hasil Analisa1

Suhu Udara oC 32 32 32

Kelembaban Nisbi ( RH ) % 58 58 56

Kecepatan Angin m/dt 0,2 – 0,3 0,2-0,3 0,2-0,6

Arah Angin ke - Barat Barat Barat

Cuaca - Cerah Cerah Cerah

Kebisingan Db 53,6 – 54,8 53,6-54,8 52,8-54,2

Sumber :Balai Besar Teknik kesehatan Lingkungan Surabaya, 2010 Keterangan : Jam 11.30 WIB

Page 43: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 36

Tabel 2.15 Kualitas Udara Emisi Lingkungan

Keterangan Kebisingan

dBA

1. JL Lebak Jaya Gang II C

Kadar Terukur I

Kadar Terukur II

Kadar Terukur III

49,4-52,3

48,4-51,3

47,8-50,6

2. JL Lebak Jaya Gang III

Kadar Terukur I

Kadar Terukur II

Kadar Terukur III

50,6-52,7

50,4-53,6

53,7-54,3

2.9.2 Biologi

Rona lingkungan dari perusahaan dari segi flora dan fauna dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Jenis biota pada air badan air (identifikasi secara visual) antara kepiting air,

ikan betik, katak dan jentik-jentik)

Fauna sekitar pabrik yang masih terlihat antara lain burung gereja (Passer

montanus), fauna reptilia seperti kadal, insekta nyamuk, kupu-kupu dan capung

masih banyak dijumpai. Fauna peliharaan dalam kawasan didominasi oleh ayam

bekisar yang merupakan lambang fauna Jawa Timur.

Flora disekitar pabrik yang masih banyak dijumpai dalam kawasan pabrik antara

lain : Sono (Pnerocarpus indicus), Bougenville (bongaiorllia specrabiks). Flora yang

ada di areal pabrik adalah penitian, flamboyan, mangga, sooko, sepatu, akasia,

palm, kana dan lain-lain.

2.9.3 Sosekbud

PT. Untung Bersama Sejahtera yang berlokasi di Jl. Kenjeran No. 395 – 399

Surabaya berada dalam wilayah Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari.

Kecamatan Tambaksari mempunyai luas wilayah 1335,672 Ha yang merupakan daerah

dataran rendah. Kelurahan Gading sendiri memiliki luas 349 Ha, berdasarkan data

Page 44: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 37

Monografi Kelurahan Gading tahun 2010 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Tabel 2.16

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan Laki-laki Wanita Jumlah

Gading 41.543 40.914 82.457

Sedangkan jumlah penduduk di Kelurahan Gading berdasarkan kelompok umur

pendidikan pada tahun 2010 dapat dilihat di Tabel 2.17

Tabel 2.17 Klasifikasi Pendidikan Penduduk berdasarkan Kelompok Umur

Umur (Tahun) Kelurahan

0 – 3 4 – 6 7 -12 13 - 15 16 – 18 19 – ke atas

Gading 6.418 5.959 11.482 4.854 4.369 46.375

Struktur mata pencaharian penduduk di Kelurahan ini ditunjukkan pada tabel

2.18. Sebagian besar penduduk Kelurahan Gading bermata pencaharian sebagai

swasta. Untuk kondisi perumahan dan jenis kompleks permukiman di Kelurahan

tersebut dapat dilihat pada tabel 2.18 yang diperoleh dari data sekunder.

Dari Tabel 2.18 tersebut dapat dilihat sebagian besar Kelurahan Gading

bertempat tinggal di rumah permanen, tetap masih ada rumah non permanen.

Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Gading sebagian besar adalah SMA (60%)

kemudian SD, SMP, dan hanya sedikit yang berpendidikan akademi/sarjana. Adapun

tingkat atau tenaga kerja di Kelurahan Gading berdasarkan usia dapat dilihat pada

Tabel 2.19.

Page 45: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 38

Tabel 2.18 Struktur Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Kelurahan Gading

1 PNS 1.740

2 Wiraswasta 4.354

3 TNI 327

4 POLRI 103

5 Swasta 19.549

6 Pensiunan 757

7 Pelajar 14.994

8 Ibu rumah tangga 21.789

9 Belum bekerja 17.186

JUMLAH 80.799

Tabel 2.19 Kelompok Tenaga Kerja berdasarkan Usia di Kelurahan Gading (2010)

Umur (Tahun) Kelurahan

10 – 14 15 – 19 20 – 26 27 – 40 41 – 56 57 – ke atas

Gading 8.070 10.137 8.210 12.811 18.271 6.186

Tabel 2.20 Kondisi Perumahan dan Jenis Kompleks Pemukiman

No. Uraian Jumlah (unit) Prosentase (%)

1. Rumah permanen 9.142 83,63

2. Rumah semi permanen 1.119 10,24

3. Rumah non permanen 421 3,85

4. Komplek BTN 250 2,29

5. Real estat - 0

JUMLAH 10.932 100

Page 46: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 39

2.9.4 Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Gading, maka berikut adalah

rona lingkungan kesehatan masyarakat di Kelurahan Gading kecamatan Tambaksari

tempat PT. Untung Bersama Sejahtera berada.

Selama tahun 2003 tercatat 10 penyakit terbanyak yaitu :

A. Infeksi saluran pernafasan atas dan akut lain sejumlah 21.541 orang

B. Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas sejumlah 12.413 orang

C. Radang sendi termasuk rheumatik sejumlah 9.235 orang

D. Penyakit tulang belakang sejumlah 8.932 orang

E. Tukak lambung sejumlah 4.447 orang

F. Tonsilitis sejumlah 3.634 orang

G. Konjungtivitis atau kelainan sklera sejumlah 1.091 orang

H. Penyakit gusi dan jaringan periodonta sejumlah 1.034 orang

I. Scabies sejumlah 938 orang

J. Diare sejumlah 892 orang

Kacenderungan urutan 10 peringkat terbanyak ini masih berlanjut dari Tahun

2003 hingga tahun 2010. Sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia dapat dilihat

pada Tabel 2.21

Tabel 2.21 Tenaga Kesehatan Puskesmas Gading

1 Dokter Umum 1 PNS, 1 kontrak

2 Dokter Gigi 1 PNS, 1 PTT

3 Bidan 2 PNS

4 Perawat 2 PNS

5 Petugas Higienis dan Sanitarian 1 PNS

6 Bagian Tata Usaha 1 PNS

7 Petugas Apotik 1 PNS, 1 kontrak

8 Perawat Gigi 1 PNS

9 Pembantu Umum 1 kontrak

10 Petugas Loket 1 PNS

11 Penjaga Malam 1 (penduduk sekitar)

Total 16 orang

Fasilitas kesehatan yang tersedia antara lain :

Page 47: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab II Jenis Usaha dan Kegiatan 40

1. Pelayanan dalam gedung

a. Pemeriksaan KIA

b. Pelayanan Tumbuh Kembang bayi dan anak

c. Pemeriksaan ibu (hamil, nifas dan ASI)

d. Pelayanan KB

2. Pelayanan luar gedung

a. Kunjungan ke rumah

b. Peningkatan gizi (penimbangan, pencatatan, pelaporan dan penyuluhan)

c. Imunisasi (BCG, DPT, Polio, campak dan lain-lain

d. Penanggulangan diare dengan pemberian oralit

Page 48: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab III Dampak Lingkungan 41

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

3.1 Tahap Operasi

Kegiatan pada tahap operasi yang dilakukan di PT Untung Bersama Sejahtera

akan menimbulkan dampak yang diuraikan sebagi berikut:

Tabel 3.1 menunjukkan jenis dampak dan sumber dampak pada tahap operasi

di UBS.

Tabel 3.1 Jenis Dampak dan Sumber Dampak Pada Tahap Operasi

No Sumber Dampak Kriteria Jenis Dampak Tolok Ukur Dampak Besaran Dampak

1 Peleburan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Limbah Gas Non B3

Peningkatan Gas buang

Peraturan Gubernur Jawa Timur No 10 Tahun 2009

Hasil laboratorium rujukan

2 Casting dan Plate Limbah Padat Non B3 Proses produksi

Peningkatan Jumlah Lumpur Gips

PP No. 85 Tahun 1999

2112 Kg/bulan

3 Pembentukan Bahan menjadi Produk Setengah Jadi

Limbah Non B3 Peningkatan Kebisingan

KepMenLH Nomor 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Hasil laboratorium rujukan

4 Hollowing Limbah Cair B3 Peningkatan Limbah Cair

SK Gub Jatim No.45 Tahun 2002 Lampiran II Golongan IV

12,5 m3/bulan

5 Pengaturan warna dan Pembilasan Produk

Limbah Cair B3 Peningkatan Limbah Cair

SK Gub Jatim No.45 Tahun 2002 Lampiran II Golongan IV

1750 m3/bulan

6 Proses finishing Limbah Cair B3 Peningkatan Limbah Cair

SK Gub Jatim No.45 Tahun 2002 Lampiran II Golongan IV

1750 m3/bulan

7 Refinery Limbah Gas Non B3

Peningkatan Gas Buang

Peraturan Gubernur Jawa Timur No 10 Tahun 2009

Hasil laboratorium rujukan

Page 49: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab III Dampak Lingkungan 42

8 Penyaringan Limbah Cair B3 Peningkatan Limbah Cair

SK Gub Jatim No.45 Tahun 2002 Lampiran II Golongan IV

100 m3/bulan

9 Removal Ag Limbah Gas Non B3

Peningkatan Gas Buang

Peraturan Gubernur Jawa Timur No 10 Tahun 2009

Hasil laboratorium rujukan

Limbah Padat Non B3

Peningkatan Limbah Padat Domestik

Sampah basah : 0,4 Kg/bulan

Sampah kering : 0,3 Kg/bulan

Limbah cair Non B3

Peningkatan limbah cair kamar mandi

KepMENLH N0 112 Tahun 2003

10 Pemakaian kamar mandi dan dapur (kantin)

Limbah Cair Non B3

Peningkatan Limbah Cair Domestik dapur

KepMENLH N0 112 Tahun 2003

3417,5 m3/bulan

11 Pengolahan Air Limbah B3 Menggunakan IPAL

Limbah padat B3

Peningkatan Jumlah Lumpur

Keputusan Kepala Bappedal N0.1 Tahun 1995

1862,5 m3/bulan + 4-6 ton/bulan

Page 50: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 43

BAB IV PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

4.1 Program Pengelolaan Lingkungan

4.1.1 Tahap Operasi

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap operasi dan dampak yang

mungkin terjadi diuraikan berikut ini:

1. Peleburan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Kegiatan ini merupakan proses produksi dimana bahan baku dan bahan

penolong akan dilebur dengan suatu komposisi tertentu. Adapun jenis dampak yang

ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya diuraikan sebagai berikut :

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Peleburan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Kegiatan pengelolaan : Menggunakan exhaust fan untuk ruangan dan cyclone

Lokasi pengelolaan : Di dalam Divisi Produksi dekat mesin lebur

Periode pengelolaan : Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian scrubber

Pengawas : Kepala Bagian Scrubber

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

2. Casting dan Plate

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

PENINGKATAN JUMLAH LUMPUR GIPS (B3) – DI BAWAH BAKU MUTU

Page 51: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 44

Sumber dampak : Casting dan Plate

Jenis dampak : Peningkatan Jumlah Lumpur Gips

Tolok ukur dampak : PP No 85 Tahun 2009

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan agar limbah tersebut tidak mengurangi kualitas lingkungan

Kegiatan pengelolaan : Melakukan penampungan untuk selanjutnya lumpur gips diambil oleh pihak ketiga

Lokasi pengelolaan : Ruang proses produksi setelah proses pencetakan dan proses casting dan plate, serta tampungan akhir di sebelah timur refinery

Periode pengelolaan Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf Divisi Lingkungan

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

3. Pembentukan Bahan Menjadi Produk Jadi

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

PENINGKATAN KEBISINGAN

Sumber dampak : Pembentukan Bahan menjadi Produk Jadi

Jenis dampak : Peningkatan kebisingan

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 48 Tahun 1996

Tujuan pengelolaan : Menghindari kebisingan terlalu tinggi yang dapat mengganggu ketenangan dan kesehatan masyarakat dan karyawan

Kegiatan pengelolaan : Memasang peredam di sekitar lokasi yang paling bising serta penggunaan Alat Pelindung Diri seperti earplug

Lokasi pengelolaan : Sekitar proses produksi penyebab kebisingan

Periode pengelolaan : Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf divisi produksi

Pengawas : Kepala Bagian Proses Produksi

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Divisi Produksi

4. Hollowing

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

Page 52: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 45

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Hollowing

Jenis dampak : Peningkatan limbah cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan kualitas limbah cair di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dan tidak mencemari lingkungan

Kegiatan pengelolaan : Mengolah limbah cair dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah sehingga effluentnya sesuai baku mutu lingkungan

Lokasi pengelolaan : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Periode pengelolaan : Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian limbah cair

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

5. Pengaturan Warna dan Pembilasan Produk

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Pengaturan warna dan Pembilasan Produk

Jenis dampak : Peningkatan limbah cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002

Tujuan pengelolaan : Mengolah limbah cair dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah sehingga effluentnya sesuai baku mutu lingkungan

Kegiatan pengelolaan : mengolah limbah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lokasi pengelolaan : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Periode pengelolaan : Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian limbah cair

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

6. Proses finishing

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

Page 53: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 46

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Proses Finishing

Jenis dampak : Peningkatan limbah cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002

Tujuan pengelolaan : Mengolah limbah cair dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah sehingga effluentnya sesuai baku mutu lingkungan

Kegiatan pengelolaan : mengolah limbah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lokasi pengelolaan : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Periode pengelolaan Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian limbah cair

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

7. Refinery

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut :

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Refinery

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Kegiatan pengelolaan : Penggunaan blower untuk menarik udara di ruangan, scrubber tipe direct contact condensor, serta wet scrubber

Lokasi pengelolaan : Di dalam divisi dan area bagian scrubber

Periode pengelolaan Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian scrubber

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Scrubber

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Divisi Lingkungan

8. Penyaringan

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

Page 54: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 47

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Penyaringan

Jenis dampak : Peningkatan limbah cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002

Tujuan pengelolaan : Mengolah limbah cair dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah sehingga effluentnya sesuai baku mutu lingkungan

Kegiatan pengelolaan : mengolah limbah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lokasi pengelolaan : Instalasi Pengolahan Air Limbah

Periode pengelolaan Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian limbah cair

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

9. Removal Ag

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Removal Ag

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Kegiatan pengelolaan : Penggunaan blower ruangan dan wet scrubber

Lokasi pengelolaan : Area bagian scrubber

Periode pengelolaan Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf bagian scrubber

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Scrubber

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Divisi Lingkungan

10. Pemakaian Kamar Mandi dan Dapur

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH PADAT DOMESTIK (SAMPAH)

Page 55: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 48

Sumber dampak : Penggunaan dapur

Jenis dampak : Peningkatan limbah padat domestik (sampah) dari dapur

Tolok ukur dampak : -

Tujuan pengelolaan : Agar sampah terolah atau termanfaatkan seluruhnya sehingga tidak mencemari atau mengurangi kualitas lingkungan

Kegiatan pengelolaan : Mengolah sampah dengan komposting

Lokasi pengelolaan : Samping TPS B3 Jl. Kenjeran 425-427 Surabaya

Periode pengelolaan : Setiap waktu kerja

Pelaksana : Staf lingkungan bagian Paving

Pengawas : Kepala Bagian Paving

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

PENINGKATAN LIMBAH DOMESTIK KAMAR MANDI

Sumber dampak : Pemakaian kamar mandi dan WC

Jenis dampak : Peningkatan limbah kamar mandi dan WC

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 112 Tahun 2003

Tujuan pengelolaan : Kualitas badan air penerima terjaga dan tidak tercemar

Kegiatan pengelolaan : Mengolah limbah dengan menggunakan septic tank

Lokasi pengelolaan : Setiap area WC

Periode pengelolaan : Setiap waktu

Pelaksana : Staf masing-masing divisi

Pengawas : Kepala Bagian masing-masing divisi

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer masing-masing divisi

PENINGKATAN LIMBAH DOMESTIK DAPUR

Sumber dampak : Penggunaan dapur

Jenis dampak : Peningkatan limbah cair domestik dapur

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 112 Tahun 2003

Tujuan pengelolaan : Kualitas badan air penerima terjaga dan tidak tercemar

Kegiatan pengelolaan : Mengolah limbah dengan menggunakan DAF (Dissolved Air Flotation)

Lokasi pengelolaan : Samping dapur

Periode pengelolaan : Setiap waktu

Page 56: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 49

Pelaksana : Staf dapur atau cleaning service

Pengawas : Kepala Bagian Cleaning Service

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

11. Pengolahan Air Limbah Menggunakan IPAL

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN JUMLAH LUMPUR

Sumber dampak : Pengolahan Air Limbah Menggunakan IPAL

Jenis dampak : Peningkatan Jumlah Lumpur

Tolok ukur dampak : Kepala Bapedal No 1 Tahun 1995

Tujuan pengelolaan : Mengupayakan agar limbah tersebut tidak mengurangi kualitas lingkungan

Kegiatan pengelolaan : Lumpur tersebut ditiriskan denga menggunakan filter press selanjutnya dikemas dengan karung berlapis plastik dan sak kemudian dimanfaatkan sebagai paving dan batako

Lokasi pengelolaan : Di IPAL dan TPS B3

Periode pengelolaan : Setiap proses produksi

Pelaksana : Staf Proses Pengolahan Limbah Cair dan Staf Paving

Pengawas : Kepala Bagian Proses Pengolahan Limbah Cair dan Staf Paving

Pelaporan : BLH Kota Surabaya dan Asisten Manajer Lingkungan

4.2 PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN

4.2.1 Tahap Operasi

1. Peleburan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Peleburan bahan Baku dan Bahan Penolong

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur Jatim No.10 Tahun 2009

Tujuan pemantauan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Page 57: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 50

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Titik sampling yang berada di cerobong gas buang

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 6 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya

2. Casting dan Plate

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN JUMLAH LUMPUR GIPS

Sumber dampak : Casting dan Plate

Jenis dampak : Peningkatan Jumlah Lumpur Gips

Tolok ukur dampak : -

Tujuan pemantauan : Mengupayakan agar limbah tersebut tidak mengurangi kualitas lingkungan

Metode pemantauan : Pengecekan setiap hari apa lumpur terkemasi dengan baik

Lokasi pemantauan : Ruang proses produksi dan tampungan akhir di timur refinery

Frekuensi pemantauan : Setiap hari

Pelaksana : Staf Divisi Lingkungan Hidup

Pengawas : Kepala Bagian Limbah Cair

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

3. Pembentukan Bahan Menjadi Produk Jadi

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN KEBISINGAN

Sumber dampak : Pembentukan Bahan Menjadi Produk Jadi

Jenis dampak : Peningkatan Kebisingan

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 48 Tahun 1996

Tujuan pemantauan : Menghindari kebisingan terlalu tinggi yang dapat mengganggu ketenangan dan kesehatan masyarakat dan karyawan

Page 58: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 51

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Ruang Proses produksi

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 6 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya untuk selanjutnya diserahkan Divisi Lingkungan PT. UBS

4. Hollowing

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Hollowing

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 tahun 2002

Tujuan pemantauan : Mengupayakan kualitas limbah cair di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dan tidak mencemari lingkungan

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran outlet IPAL PT. UBS

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

5. Pengaturan Warna dan Pembilasan Produk

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Pengaturan warna dan pembilasan produk

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 tahun 2002

Tujuan pemantauan : Mengupayakan kualitas limbah cair di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dan tidak mencemari lingkungan

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran outlet IPAL PT. UBS

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Page 59: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 52

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

6. Proses Finishing

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Proses Finishing

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 tahun 2002

Tujuan pemantauan : Mengupayakan kualitas limbah cair di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dan tidak mencemari lingkungan

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran outlet IPAL PT. UBS

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

7. Refinery

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Refinery

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur Jatim No.10 Tahun 2009

Tujuan pemantauan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Titik sampling yang berada di cerobong gas buang

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 6 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

Page 60: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 53

8. Penyaringan

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH CAIR

Sumber dampak : Penyaringan

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Cair

Tolok ukur dampak : SK Gubernur Jawa Timur No 45 tahun 2002

Tujuan pemantauan : Mengupayakan kualitas limbah cair di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dan tidak mencemari lingkungan

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran outlet IPAL PT. UBS

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

9. Removal Ag

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN GAS BUANG

Sumber dampak : Refinery

Jenis dampak : Peningkatan Gas Buang

Tolok ukur dampak : Peraturan Gubernur Jatim No.10 Tahun 2009

Tujuan pemantauan : Mengupayakan agar kualitas udara emisi di bawah baku mutu kualitas udara emisi

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Titik sampling yang berada di cerobong gas buang

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 6 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

10. Pemakaian Kamar Mandi dan Dapur

Page 61: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 54

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN LIMBAH PADAT DOMESTIK DAPUR

Sumber dampak : Penggunaan dapur (kantin)

Jenis dampak : Peningkatan Limbah padat domestik dari dapur dan kantin

Tolok ukur dampak : Jumlah timbulan sampah

Tujuan pemantauan : Memastikan semua sampah domestik termanfaatkan dengan cara komposting

Metode pemantauan : Pengawasan langsung

Lokasi pemantauan : Lokasi komposting

Frekuensi pemantauan : Setiap hari

Pelaksana : Divisi Lingkungan PT. UBS

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

PENINGKATAN LIMBAH DOMESTIK KAMAR MANDI DAN WC

Sumber dampak : Pemakaian Kamar Mandi dan WC

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Domestik kamar mandi dan WC

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 112 Tahun 2003

Tujuan pemantauan : Mengupayakan air limbah berada di bawah baku mutu limbah domestik dengan mengolah limbah menggunakan septic tank

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran yang menjadi muara akhir limbah domestik sebelum masuk ke badan air

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

PENINGKATAN LIMBAH DOMESTIK DAPUR

Sumber dampak : Pemakaian dapur

Jenis dampak : Peningkatan Limbah Domestik

Tolok ukur dampak : KepMENLH No 112 Tahun 2003

Tujuan pemantauan : Mengupayakan air limbah berada di bawah baku mutu limbah domestik dengan mengolah limbah menggunakan

Page 62: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab IV Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 55

DAF (Dissolved Air Flotation)

Metode pemantauan : Pengukuran langsung

Lokasi pemantauan : Saluran yang menjadi muara akhir limbah domestik sebelum masuk ke badan air

Frekuensi pemantauan : 1 kali dalam 1 bulan

Pelaksana : Laboratorium rujukan

Pengawas : BLH Kota Surabaya

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

11. Pengolahan Air Limbah Menggunakan IPAL

Adapun jenis dampak yang ditimbulkan dan upaya pemantauan lingkungannya

diuraikan sebagai berikut:

PENINGKATAN JUMLAH LUMPUR

Sumber dampak : Pengolahan Air Limbah Menggunakan IPAL

Jenis dampak : Peningkatan Jumlah Lumpur

Tolok ukur dampak : Kep Kepala Bapedal No 1 Tahun 1995

Tujuan pemantauan : Memastikan bahwa lumpur termanfaatkan seluruhnya menjadi paving dan batako

Metode pemantauan : Pengawasan langsung

Lokasi pemantauan : Instalasi pengolahan air limbah dan TPS B3

Frekuensi pemantauan : Setiap hari

Pelaksana : Staf bagian IPAL dan bagian paving

Pengawas : Kepala Bagian IPAL dan Paving

Penerima laporan : BLH Kota Surabaya dan Divisi Lingkungan PT. UBS

Page 63: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab V Surat Pernyataan dan Lampiran 56

BAB V SURAT PERNYATAAN DAN LAMPIRAN

5.1 Surat Pernyataan

Surat pernyataan pemrakarsa dapat dilihat di halaman berikutnya. Surat

pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan UKL-UPL.

5.2 Lampiran

Lampiran ini berisi surat keputusan perizinan dan dokumentasi yang berkaitan dengan

usaha dan/atau kegiatan.

Page 64: upl dan ukl

Review UKL dan UPL

Bab V Surat Pernyataan dan Lampiran 57

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami:

Nama : Danie Kurniawan Sugianto

Alamat : Jl. Kenjeran No. 395-399 Surabaya

Jabatan : Manajer Lingkungan PT. Untung Bersama Sejahtera

Sebagai penanggungjawab UKL-UPL:

Kegiatan : industri barang perhiasan PT. Untung Bersama Sejahtera

Alamat kegiatan : Jl. Kenjeran No. 395-399 Surabaya

Bersama ini menyatakan dengan sebenarnya-benarnya bahwa:

1. Dokumen UKL-UPL ini telah kami susun dengan benar sesuai dengan kegiatan dan

aturan yang berlaku.

2. Kami telah memahami seluruh maksud yang tertuang dalam dokumen UKL-UPL

ini.

3. Kami sanggup melaksanakan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen ini dan bersedia secara berkala

setiap 6 bulan sekali melaporkan hasilnya kepada instansi tersebut.

4. Kami bersedia dipantau terhadap kegiatan usaha kami sebagaiman tertuang di

dalam dokumen ini oleh pihak yang berwenang dan memiliki Surat Tugas dari

pejaba yang bertanggung jawab.

5. Kami sanggup melaksanakan program penanaman pohon untuk menambah ruang

terbuka hijau di kompleks PT. UBS

6. Apabila kami lalai tidak melaksanakan item nomer 3 hingga 5 seperti yang kami

nyatakan di dalam dokumen UKL-UPL ini kami bersedia menghentikan kegiatan

dan bertanggung jawab terhadap segala akibat kelalaian kami serta sanggup

menerima sanksi hukum seuai dengan Perturan-perundangan yang berlaku.

7. Kami sanggup merevisi Dokumen UKL-UPL ini bila terjadi perubahan yang

mendasar terhadap kegiatan kami.

Surabaya, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan

Manajer Lingkungan PT. Untung Bersama Sejahtera

(Danie Kurniawan Sugianto)