Ukl Upl Kcu Bca Kuta

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Gedung KCU - BCA Kuta yang berlokasi di kawasan pariwisata Kuta, direncanakan sebagai salah satu usaha dalam penyediaan penunjang kegiatan ekonomi di Bali khususnya daerah Kuta Terwujudnya pembangunan Bank ini dapat dijadikan sebagai satu indikator bahwa Bali tetap menarik untuk kegiatan investasi di bidang pariwisata seiring meningkatnya kunjungan wisatawan. Menurut data statistik pada tahun 2013 kunjungan wisatawan meningkat 11,05 % dari tahun sebelumnya, tercatat kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2,5 juta kunjungan (Badan Pusat Statistik Nasional, Juli 2013). Namun demikian, perencanaan Bali dalam pengembangan pariwisata haruslah didasarkan atas satuan yang terukur dan terencana sesuai dengan daya lingkungan yang ada. Bali yang mengandalkan keindahan alam dan kekayaan budaya sebagai objek pariwisata jangan sampai tereksploitasiuntuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan wisatawan semata, melainkan harus menjaga kearifan Bali agar tetap ajeg dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar- tawar. Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana, maka setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar dapat diambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin terhadap dampak yang akan timbul. Terkait sengan upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan tersebut, maka pemrakarsa pembangunan Bank KCU - BCA Kuta, bermaksud membuat studi upaya pengelolaan lingkingan dan upaya pemantauan lingkunga sebagai langkah antisipatif dalam mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif yang akan mungkin terjadi. Sekalipun Bank ini didirikan dalam kawasan pariwisata dan jalan utama, namun aktivitas ini tetap diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik dampak yang bersifat positif maupun negatif.

description

dokumen ukl dan upl gedung kcu bca kuta

Transcript of Ukl Upl Kcu Bca Kuta

  • BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Pembangunan Gedung KCU - BCA Kuta yang berlokasi di kawasan

    pariwisata Kuta, direncanakan sebagai salah satu usaha dalam penyediaan penunjang kegiatan ekonomi di Bali khususnya daerah Kuta

    Terwujudnya pembangunan Bank ini dapat dijadikan sebagai satu indikator bahwa Bali tetap menarik untuk kegiatan investasi di bidang pariwisata seiring meningkatnya kunjungan wisatawan. Menurut data statistik pada tahun 2013 kunjungan wisatawan meningkat 11,05 % dari tahun sebelumnya, tercatat kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2,5 juta kunjungan (Badan Pusat Statistik Nasional, Juli 2013).

    Namun demikian, perencanaan Bali dalam pengembangan pariwisata haruslah didasarkan atas satuan yang terukur dan terencana sesuai dengan daya lingkungan yang ada. Bali yang mengandalkan keindahan alam dan kekayaan budaya sebagai objek pariwisata jangan sampai tereksploitasiuntuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan wisatawan semata, melainkan harus menjaga kearifan Bali agar tetap ajeg dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar.

    Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana, maka setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar dapat diambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin terhadap dampak yang akan timbul.

    Terkait sengan upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan tersebut, maka pemrakarsa pembangunan Bank KCU - BCA Kuta, bermaksud membuat studi upaya pengelolaan lingkingan dan upaya pemantauan lingkunga sebagai langkah antisipatif dalam mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif yang akan mungkin terjadi. Sekalipun Bank ini didirikan dalam kawasan pariwisata dan jalan utama, namun aktivitas ini tetap diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik dampak yang bersifat positif maupun negatif.

  • 1.2. Peraturan Perundang Undangan Yang Berlaku 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis

    Rencana Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL 3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

    4. Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1999 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

    5. Keputusan Gubernur Bali Nomor 515 Tahun 2000 tanggal 27 Nopember tentang Standar Baku Mutu Lingkungan.

    6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor Kep-056 Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

    1.3. Tujuan dan Kegunaan UKL UPL

    Tujuan 1. Memberikan informasi mengenai usaha/kegiatan yang dilaksanakan yang berpotensi

    menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 2. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi dan mengupayakan pengelolaan dan

    pemantauannya sehingga pencemaran dan perusakan lingkungan dapat diantisipasi sedini mungkin.

    3. Melaksanakan pemantauan terhadap dampak yang mungkin terjadi secara kontinyu sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan penyempurnaan UKL dan UPL ini.

    Kegunaan 1. Membantu pihak pengambil keputusan terkait dalam mempertimbangkan proses

    perijinan. 2. Merupakan pedoman bagi pramakarsa dalam pelaksanaan kegiatannya. 3. Untuk mencegah terjadinya tuduhan oleh pihak lain tentang adanya pencemaran dan

    perusakan lingkungan yang tidak dilakukan atau tidak dikelola oleh pemrakarsa.

  • BAB II

    DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

    2.1. Data Umum Perusahaan A. Pemrakarsa

    Nama Perusahaan : PT. Bank Central Asia Tbk Alamat : Menara BCA, Grand Indonesia

    Jl. MH Tamrin No.1, Jakarta 10310 No. Telpon : (021) 235 88000,

    B. Bidang Usaha : Bank Nama : Bank KCU - BCA Kuta

    C. Lokasi Usaha : Daerah Dekat Pantai Batas-batas lokasi usaha : Sebelah Utara : Jl. Sunset Road Sebelah Timur : Hotel Atanaya Sebelah Selatan : Toko oleh oleh Krisna Sebelah Barat : Jalan Lingkungan

    D. Keterangan Badan Usaha Bentuk Hukum : PT (Perseroan Terbatas)

    E. Rencana Penggunaan Lahan Luas lahan : 4136 m2 Luas Bangunan : 8734 m2 Jumlah Parkir : 10 mobil tamu dan 20 sepeda motor

    2.2. Kesesuaian rencana lokasi dengan Rencana Umum Tata Ruang (RTUR) Daerah Bali

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung No.2 Tahun 1979 tentang pembagian Wilayah Peruntukan Kuta dan Perda No. 29 TAHUN 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah Tingkat II Badung serta sesuai juga dengan Perda Provinsi Bali No.6 Tahun 1999 tentang RTRW

  • daerah Bali tentang kawasan Pariwisata, maka lokasi kegiatan terletak pada peruntukan kegiatan Pariwisata.

    2.3. Jarak Lokasi Kegiatan dengan Kegiatan Lain Tempat Pendidikan : 500 Meter Pusat Kota Denpasar : 15 Km Daerah Pantai Kuta : 4,2 km Bandara Ngurah Rai : 10 km Pelabuhan Benoa : 18 km Hutan Mangrove : 10 km

    2.4. Fasilitas Penunjang Bank ini memiliki fasilistas berupa gedung utama 3 lantai, lantai basement, ruang

    genset, ground water tank, brankas dan tempat parkir

    2.5. Peralatan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing yang dipergunakan - Air Conditioning di masing-masing menggunakan type 1 PK/unit, sedangkan untuk

    area kantor serta pelayanan menggunakan type 2 PK/unit. - Fire Protection. Untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran menggunakan

    instalasi dengan perlengkapan : fire alarm, fire detector, smoke detector, heat detector, fire hydrant, fire sprinkler dan fire extinguisher.

    - Instalasi air bersih menggunakan pipa PPR - Instalasi air kotor menggunakan pipa PVC - Pengolaan air limbah menggunakan STP (Sewage Treatment Plant) - Kebutuhan akan listrik disuplai oleh PLN, sedangkan sebagai cadangan akan

    disiapkan Generator Set. - Kebutuhan Air bersih disuplai dari PDAM kabupaten Badung dan sumur bor.

  • BAB III RONA LINGKUNGAN

    3.1. Iklim Komponen iklim yang dikaji dalam penelitian ini meliputi tipe iklim, suhu udara

    dan curah hujan dan hari hujan. Semua data iklim yang diperoleh merupakan data sekunder dari balai Meteorologi

    dan Geofisika Wilayah III stasiun Klimatologi Ngurah Rai Tuban periode tahun 1990-2002. Pendekatan ini diambil, karena Sunset Road dengan jarak 3 km masih dalam cakupan wilayah dari stasiun ini. Sedangkan data mengenai kualitas udara merupakan data primer lokasi kegiatan.

    1. Iklim

    Secara umum tipr iklim daerah Kuta dan sekitarnya termasuk iklim Aw (berdasarkan Koppen), yaitu iklim tropis dengan hujan bermusim yang dicarikan suhu dan kelembapan udara relatif tinggi. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Schmidth dan Ferguson, yang mendasarkan perbandingan bulan kering dan basah termasuk tipe iklim D. Bulan kering (BK) adalah bulan-bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 60 mm, sedangkan bulan basah (BB) merupakan bulan-bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 60 mm, sedangkan bulan basah (BB) merupakan bulan-bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm.

    2. Suhu dan kelembapan udara

    Suhu udara rata-rata, suhu udara maksimum dan suhu udara minimum serta kelembapan udara disajikan pada Tabel 3.1. Berdasarkan data tersebut, suhu rata-rata tahunan di lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya adalah 27,2C dengan fluktuasi suhu udara berkisar antara 24,4Csampai dengan 30,7C.Suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan nopember (31,7C) dan suhu minimum terendah pada bulan agustus (23,0C).

    Kelembapan udara relatif rata-rata tahunan di lokasi rencana kegiatan cukup tinggi yaitu 81%,sedangkan fluktuasi bulanannya cukup kecil yaitu berkisar antara 78% sampai dengan 83%.

  • 3. Curah Hujan dari Hari Hujan Berdasarkan data yang diperoleh dari balai Meteorologi dan Geofisika

    Wilayah III di Tuban seperti yang terlihat pada tabel 3.2. jumlah curah hujan tahunan rata-rata adalah 1821 mm dengan curah hujan bulanan rata-rata tertinggi pada bulan januari adalah 430 mm dan terendah terjadi pada bulan agustus adalah 6 mm. Sedangkan jumlah hari rata-rata dalam setahun 135 hari, dengan hari hujan rata-rataper bulan tertinggi pada bulan januari (23 hari) dan terendah pada bulan Agustus (2 hari)

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di areal rencana kegiatan terdapat 2 pola musim yaitu musim penghujan (bulan November sampai dengan April) dan musim kemarau (Juni sampai Oktober), sedangkan bulan Mei merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

  • 3.2. Kualitas Udara Pencemaran udara diindikasikan oleh adanya satu atau lebih kontaminan atau

    kombinasinya didalam atmosfir seperti debu, uap air, gas, bau, asap dan uap lainnya yang dalam kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaannya dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia, hewan maupun tumbuhan.

    Secara umum kualitas udara yang mewakili lokasi kegiatan dan sekitarnya cukup baik, hal ini ditunjukkan dari kandungan kimia udara seperti CO, SO2, NO2, Pb, dan debu total masih dibawah nilai maksimum yang diperbolehkan (SK Gub. No. 515/2000). Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut.

  • 3.3. Hidrologi Disekitar lokasi kegiatan tidak ditemukan sungai. Keadaan topografinya relatif

    datar. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, maka perlu diperhatikan adanya saluran drainase yang memadai. Saluran drainase yang sempit dan berdekatan dengan daerah pemukiman menyebabkan luas daerah resapan air menjadi terbatas. Hal ini perlu dicermati untuk mengantisipasi terjadinya banjir, khususnya pada saat pembukaan lahan di musim hujan.

    Menurut peta Hidrologi pulau Bali, sebaran potensi air tanah di lokasi kegiatan tergolong tinggi lebih banyak terdapat di wilayah Bali Selatan. Kandungan air tanah di lokasi kegiatan tergolong tinggi dengan debit air sekitar 10 liter/detik. Keadaan muka air tanah pada sumur penduduk di jalan Pratama, di sebelah barat lokasi kegiatan berkisar antara 2-6 meter. Namun penerapan air tanah di sekitar lokasi kegiatan harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya instrusi air laut semakin tinggi.

    3.4. Transportasi Dengan adanya kegiatan pembangunan fisik Bank KCU - BCA Kuta (tahap

    konstruksi) dan juga nanti pada masa opersionalnya (tahap pasca konstruksi) akan mempengaruhi sistem transportasi yang ada di sekitar jalan Sunset Road karena merupakan jalur utama menuju simpang siur. Untuk mengetahui kepadatan lalu lintas di persimpangan jalan ini dilakukan pengamatan pada pagi dan siang hari, karena berdasarkan informasi diketahui jam puncak terjadi pada pagi dan siang hari.

  • BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

    4.1. Tahap Pra Konstruksi Pada tahap prakonstruksi hampir tidak ada kegiatan yang akan menjadi sumber

    dampak terhadap lingkungan karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersifat administratif (aspek perizinan) dan studi perencanaan (design engineering) yang dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk.

    4.2. Tahap Konstruksi a. Sumber dampak

    Dampak terhadap Kualitas udara dan kebisingan Dampak terhadap Hidrologi (Air bawah Tanah) Dampak terhadap Lalu Lintas Dampak terhadap estetika Lingkungan Dampak Terhadap Kamtibmas

    b. Jenis dampak Penurunan kualitas udara akibat meningkatnya konsentrasi debu dari

    pekerjaan strutur dan intensitas kebisingan yang diakibatkan alat berat yang beroprasi.

    Berkurangnya kuantitas air tanah karena dalam tahap konstruksi tidak hanya menggunakan PDAM melainkan juga menggunakan air bawah tanah (ABT).

    Dampak Lalu lintas bersumber dari kendaraan pengangkut peralatan dan material bangunan karena berada pada ruas jalan utama Sunset Road dan sempitnya lahan parkir.

    Menurunnya nilai estetika misalnya bau tidak sedap dari proyek dan juga dari MCK pakerja akan menimbulkan protes dari usaha sejenis disekitar.

    Timbulnya tindakan kriminal berupa pencurian dan penyelundupan material, selain itu sikap dan prilaku pekerja proyek luar daerah yang kurang baik dapat menikbulkan isu yang mengarah pada SARA.

  • 4.3. Tahap Operasional

    a. Sumber dampak Dampak Kualitas udara dan kebisingan Dampak terhadap air bersih Dampak terhadap Lalu Lintas Dampak aspek sosekbudkesmas

    b. Jenis dampak Besumber dari kegiatan transportasi operasional bank dan pengunjung dan

    juga asap dari genset, sedangkan suara dapat ditimbulkan dari mesin-mesin yang beroperasi didalam Bank

    Kebutuhan air bersih yang cukup tinggi, maka PDAM sebagai sumber utama air bersih akan menyuplai cukup besar dan menyebabkan berkurangnya cadangan air di kabupaten Badung.

    Tambahan volume lalu lintas dari para pekerja, dan tranportasi operasional bank dan kendaraan pengunjung Bank terutama pada saat musim liburan.

    Bisa terjadi dampak negatif bila tenaga kerja dalam bank tersebut tidak memakai penduduk lokal setempat karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

  • BAB V UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    5.1. Tahap Pra Konstruksi a. Sumber dampak

    Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa Persepsi masyarakat lokal terhadap pembangunan Bank

    b. Jenis Dampak Kelengkapan perijinan yang dimiliki pramakarsa kurang lengkap Adanya keresahan masyarakat sekitar akibat tidak adanya sosialisasi atau

    pemberitahuan tentang rencana pembangunan khususnya kepada warga sekitar.

    c. Upaya Pengelolaan Dampak Melangkukan kordinasi dengan dinas teknis terkait di Pemda Kabupaten

    Badung mengenai kelengkapan perijinan yang diperlukan. Mensosialisasikan atau minimal meberitahu rencana pembangunan bank

    tersebut kepada warga masyarakat sekitar.

    5.2. Tahap Konstruksi a. Sumber dampak

    Dampak terhadap Kualitas udara dan kebisingan Dampak terhadap Hidrologi (Air bawah Tanah) Dampak terhadap Lalu Lintas Dampak terhadap estetika Lingkungan

    b. Jenis dampak Penurunan kualitas udara akibat meningkatnya konsentrasi debu dari

    pekerjaan strutur dan intensitas kebisingan yang diakibatkan alat berat yang beroprasi.

  • Menurunnya muka air tanah sumur penduduk bila pengambilan air melebihi ambang batas toleransi yang diperkenankan.

    Dampak Lalu lintas bersifat negatif karena mobilitas kendaraan proyek mengganggu pengguna jalan lain di jalan Sunset Road. Disamping menimbulkan kemacetan dapat menimbulkan kerusakan fisik jalan dan mengotori jalan.

    Buruknya sanitasi sekitar proyek, protes dari pihak lain akibatbau tidak sedap yang mengganggu estetika proyek.

    c. Upaya Penglolaan dampak Untuk mencegah dan menanggulangi meningkatnya dapat dilakukan dengan

    menyiramkan air dan memasang terpal sebagai filter debu agar tidak menyebar ke usaha sejenis sekitar, dan melakukan penjadwalan alat berat agar tidak dioperasikan dalam waktu bersamaan.

    Menurunnya sumur dangkal dapat ditoleransi sepanjang air yang diambil tidak melebihi ambang batas.

    Dipasangi rambu jalan, agar pengguna jalan lain lebih waspada bila melintasi proyek, dan kendaraan proyek harus layak jalan , ban kendaraan harus bersih untuk mencegah terjadi ceceran tanah sepanjang jalan.

    Dibuatkan pagar proyek yang tertutup rapat agar aktivitas proyek tidak terlihat dari luar dan disediakan MCK yang memadai bagi seluruh pekerja.

    5.3. Tahap Operasional a. Sumber dampak

    Dampak Kualitas udara dan kebisingan Dampak terhadap Lalu Lintas Peluang Kerja

    b. Jenis dampak Meningkatnya konsntrasi gas pencemar (Nox, SO2, CO, Pb) dan

    meningkatnya intensitas bising. Tambahan volume lalu lintas menuju bank yang mengakibatkan kemacetan.

  • Bisa bersifat positif bila mempekerjakan masyarakat sekitar, namun dapt juga bersifat negatif apabila mempekerjakan prioritas tenaga kerja luar daerah.

    c. Upaya Pengelolaan dampak Melakukan penanaman pohon pada area parkir dan pemeliharaan genset

    secara rutin sehingga gas buang yang dikeluarkan sesuai dengan baku emisi yang ditetapkan. Untuk meredam kebisingan dapat dipasang alat peredam suara pada genset.

    Pengaturan posisi pintu masuk agar berbeda dengan keluar agar tidak menimbulkan kemacetan.

    Lebih memprioritaskan tenaga kerja langsung dari masayarakat sekitar dan bila perlu diperlukan kesepakatan tertulis premakarsa dengan tokoh masyarakat mengenai jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh bank.

  • BAB VI UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

    6.1. Tahap Pra Konstruksi Sebagaimana disebutkan pada bab III sebelumnya, bahwa pada masa

    prakonstruksi tidak terdapat kegiatan proyek yang akan menjadi sumber dampak terhadap lingkungan, oleh karena pada masa ini kegiatan lebih banyak bersifat on the desk. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengurusan kelengkapan perijinan, pembuatan master plan dan detail plan dari rencana kegiata pembangunan Bank KCU - BCA Kuta

    6.2. Tahap Konstruksi a. Sumber dampak

    Kualitas udara dan kebisingan Hidrologi (Air bawah Tanah) Lalu Lintas Estetika Lingkungan

    b. Jenis dampak Jenis dampak yang dipantau adalah perubahan kualitas udara akibat

    meningkatnya konsentrasi debu dan intensitas kebisingan. Perubahan kualitas air bawah tanah khususnya tinggi muka air tanah sumur

    penduduk terdekat. Adanya gangguan lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan pada ruas jalan

    Sunset Road. Menurunnya kebersihan lingkungan dan estetika proyek.

    c. Upaya Pemantauan Lingkungan Upaya pemantauan dilakukan dengan mengambil sampel debu menggunakan

    High Volume Sampler dan selanjutnya dianalisisi di laboratrium, sedangkan untuk kebisingan menggunakan Sound Level Meter dan selanjutnya hasil lab dapat dibandingkan dengan standar mutu baku yang ditetapkan.

  • Kualitas air dapat dilakukan dengan mengambil 2 sampel dari kedua titik pantau dan diuji di lab. Sedangkan untuk tinggi muka air tanah dapat dilakukan dengan mengukur secara langsung kedalaman air sumur dengan meteran panjang.

    Pemantauan volume kendaraan lalu lintas dapat dilakukan secara langsung di lakukan dengan menggunakan panca indra.

    Pemantauan untuk estetika lingkungan di lingkungan proyek dapat dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan menggunakan panca indra dan meyakinkan bahwa sampah dibuang ke TPA.

    6.3. Tahap Operasional a. Sumber dampak

    Kualitas udara dan kebisingan Lalu Lintas Peluang Kerja

    b. Jenis dampak Perubahan kualitas udara akibat meningkatnya konsentrasi gas pencemar dan

    intensitas kebisingan. Terjadinya gangguan lalu lintas khususnya kemacetan lalulintas menuju

    lokasi Bank. Peluang tenaga kerja lokal untuk bekerja di bank.

    c. Upaya Pemantauan Lingkungan Upaya pemantauan lingkungan lingkungan dapat dilakukan dengan metode

    APHA, sedangkan untuk kebisingan menggunakan Sound Level Maker. Hasil analisis di lab dan pengukuran kebisingan selanjutnya dibandingangkan dengan standar baku mutu yang ditetapkan.

    Pemantauan dilakukan secara langsung di lokasi Bank Pemantauan dilakukan secara langsung di lapangan melalui observasi dan

    wawancara dengan pengelola bank dan juga masyarakat setempat.

  • BAB VII PELAPORAN

    Hasil pelaksanaan UKL dan UPL akan dilaporkan kepada instansi terkait sebagai berikut :

    7.1. Instansi yang Dilapori

    a. Sekertariat Pemerintah Kabupaten Badung b. Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung c. Bappeda Kabupaten Badung d. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung e. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung f. Dinas Pertambangan Kabupaten Badung

    7.2. Instansi yang Dilapori

    Materi laporamn yang dimaksud adalah laporan mengenai pemantauan lingkungan yang berisi :

    a. Pelaksanaan pemantauan lingkungan

    b. Waktu dan frekuensi pemantauan c. Metode dan peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemantauan d. Hasil analisis atau hasil kajian geofisik-kimia, biologi dan sosial ekonomi antara

    lain : kualitas udara dan kebisingan, pengambilan ABT, gangguan lalu lintas, sanitasi lingkungan, keresahan masyarakat lokal sekitarnya, dan gangguan kamtibmas.

    7.3. Frekuensi waktu pelaporan

  • Pelaporan terhadap pemantauan lingkungan dilaksanakan mulai thap konstruksi. Waktu pelaporan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali (sudah diterima oleh instansi yang dilapori/dituju).

  • BAB VIII KESIMPULAN

    8.1. SIMPULAN Diterapkannya Analisis mengenai dampak lingkungan akan sangat membantu

    sebagai upaya dalam mengidentifikasi berbagai dampak-dampak yang akan terjadi pada sebuah pembangunan suatu proyek. Sehingga dengan demikian pembangunan suatu proyek dapat berjalan dengan baik tanpa menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan khususnya dampak-dampak terhadap lingkungan.

    8.2. SARAN - Sebaiknya setiap kegiatan yang akan direncanakan seperti proyek konstruksi baik

    skala besar maupun skala kecil sebaiknya dilakukan studi UKL dan UPL untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan dan mencari solusi pencegahan jika ditemukan dampak-dampak negatif.

    - Studi UKL dan UPL haruslah dilakukan sesuai acuan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.

    - Untuk dapat mengetahui dampak yang terjadi dari pembangunan proyek ini disarankan studi UKL dan UPL dilakukan terus menerus.

  • PETA LOKASI PROYEK

  • DAFTAR PUSTAKA :

    1. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Universitas Udayana (2003). Upaya pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Grand Aston Villas Nusa Dua-Bali. Denpasar.

    2. Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012

    3. Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana

    Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Menganai Dampak lingkungan Hidup

    5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

    6. Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1999 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

    7. Keputusan Gubernur Bali Nomor 515 Tahun 2000 tanggal 27 Nopember tentang Standar Baku Mutu Lingkungan.

    8. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor Kep-056 Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.