ITS Undergraduate 9889 Chapter1
-
Upload
rizal-affandi -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of ITS Undergraduate 9889 Chapter1
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tanaman tebu (Saccharum officinarum) dimanfaatkan
sebagai bahan baku utama dalam industri gula. Pengembangan
industri gula mempunyai peranan penting bukan saja dalam
rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta
penambahan atau penghematan devisa, tetapi juga langsung
terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan
penyediaan lapangan kerja (Farid, 2003). Bagian lain dari
tanaman seperti daunnya dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan
ternak dan bahan baku pembuatan pupuk hijau atau kompos.
Ampas tebu digunakan oleh pabrik gula itu sendiri untuk bahan
bakar selain itu biasanya dipakai oleh industri pembuat kertas
sebagai campuran pembuat kertas.
Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok)
adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Di
pedesaan dadhok sering dipakai sebagai bahan bakar untuk
memasak; selain menghemat minyak tanah yang makin mahal,
bahan bakar ini juga cepat panas. Dalam konversi energi pabrik
gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk
bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses
produksi dan pembangkit listrik (Anonim, 2007).
Pada saat masa panen akan terjadi peningkatan jumlah
dadhok dan dapat dianggap sebagai sampah yang biasanya
dihilangkan dengan cara dibakar. Di beberapa wilayah,
pembakaran areal tanaman tebu tidak diijinkan karena asap dan
senyawa-senyawa karbon yang dilepaskan dapat membahayakan
penduduk setempat. Meskipun CO2 yang dilepaskan sebenarnya
memiliki proporsi yang sangat kecil dibandingkan dengan CO2
yang ditangkap oleh tanaman untuk digunakan pada proses
fotosintesis (Anonim,2008). Volume dadhok dapat juga
meningkat pada masa perempalan atau pelepasan daun, yaitu
-
2
ketika ruas tebu dibersihkan dari daun tebu kering (dadhok) untuk
menghindari kebakaran. Bersamaan dengan pelepasan daun
kering, anakan tebu yang tidak tumbuh baik juga dibuang.
Perempalan pertama dilakukan pada saat 4 bulan setelah penanam
dan yang kedua ketika tebu berumur 6-7 bulan.
Daun tebu yang berada pada lahan perkebunan menjadi
limbah padat dari pabrik gula apabila dibiarkan akan menjadi
serasah. Serasah merupakan materi organik yang terdapat di lantai
hutan, sebagian besar tersusun atas tumbuhan mati dan potongan
organ tumbuhan, sehingga produksi serasah dapat diidentifikasi
sebagai berat material yang mati dalam luas area tertentu per
satuan waktu (Feliatra, 2001). Serasah dapat berupa sisa-sisa
tanaman termasuk dedaunan, cabang, ranting dan batang (Sutedjo
dkk, 1991). Pada penelitian ini, akan mencoba diisolasi bakteri
pendegradasi selulosa dari serasah daun tebu (S. officinarum).
Daun tebu pada umumnya tersusun atas selulosa dan
lignin yang sulit untuk didegradasi. Selulosa adalah polisakarida
yang tersusun atas 1000-10.000 unit glukosa yang diikat oleh
ikatan 1,4 -glukosida. Secara alami proses degradasi memerlukan bantuan mikroorganisme yang mengeluarkan enzim
selulotik. Selulosa dihidrolisis oleh enzim selulase dengan
memotong ikatan 1,4 -glukosida pada rantai panjang selulosa. Pada lingkungan aerobik, selulosa akan terurai menjadi glukosa
yang akan bergabung ke dalam sel yang sedang tumbuh dan
karbondioksida. Sedangkan pada lingkungan anaerobik, selulosa
akan terurai menjadi asam organik dan alkohol (Prihatiningrum,
2002). Proses penghancuran tersebut dipercepat dengan bantuan
bakteri selulolitik. Beberapa genus fungi selulolitik diantaranya
adalah Aspergillus, Fusarium, Phoma, dan Trichoderma (Atlas,
1997).
Beberapa penelitian sebelumnya mencoba mengetahui
beberapa aktivitas mikroorganisme yang dapat mendegradasi
selulosa. Salah satunya adalah isolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi enzimnya. Bakteri selulolitik diisolasi dari tanah dan pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil tanah
-
3
pada kedalaman 10 - 20 cm. Kemudian digunakan medium CMC
agar untuk mengisolasi bakteri selulolitik dan menguji aktivitas
selulolitik dengan mengukur perbandingan diameter zona bening
dan diameter koloni. Adanya zona bening pada biakan yang
dikulturkan pada medium CMC agar mengindikasikan
kemampuan bakteri dalam menghidrolisis selulosa. Didapatkan
31 isolat bakteri hasil isolasi yang dapat membentuk zona bening.
Isolat yang didapatkan kemudian diuji aktivitas enzim selulasenya
(Meryandini et al, 2009).
1.2 Perumusan masalah Mengingat akan terjadinya penumpukan biomassa daun tebu (S.
officinarum) pada saat masa panen dan masa perempalan, maka
permasalahan yang dikaji adalah :
1. Apakah dari serasah daun tebu (S. officinarum) dapat diisolasi mikroorganisme pendegradasi selulosa.
2. Bagaimana kemampuan dari mikroorganisme tersebut dalam mendegradasi daun tebu (S. officinarum).
1.3 Batasan Masalah Sumber inokulum dalam penelitian ini adalah dari perkebunan
tebu di desa. Singopadu Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Bakteri
yang diisolasi dan dikarakterisasi sampai tingkat genus adalah
bakteri aerob pendegradasi selulosa.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain untuk :
1. Mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri aerob yang mampu mendegradasi selulosa dari serasah daun tebu (S.
officinarum).
2. Menguji kemampuan bakteri tersebut dalam mendegradasi daun tebu (S. officinarum).
-
4
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
penelitian selanjutnya antara lain seperti :
1. Mengkarakterisasi isolat yang didapatkan hingga tingkat spesies dengan menggunakan Bergeys manual
2. Melakukan uji untuk mengetahui kemampuan degradasi isolat apabila dicampurkan 2 atau lebih isolat yang
ditemukan.