ITS-Master-22877-9106205402-Chapter1

10
9 BAB I PEDAHULUA 1.1. Latar Belakang Bagi perusahaan di bidang perbankan peranan teknologi informasi (TI) pada saat ini sudah menjadi sebuah kepentingan yang strategis. Keandalan TI akan meningkatkan competitive advantage, menjawab kebutuhan bisnis dalam memenuhi kebutuhan pasar dan time to market. Oleh karena itu organisasi TI harus selalu mencari pendekatan untuk mengembangkan pemanfaatan sumber daya TI secara efisien dan biaya yang efektif. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatur sumber daya TI dalam perusahaan semata-mata adalah bertujuan untuk mencari cara yang terbaik memenuhi kebutuhan bisnis dan mencapai tujuan perusahaan. Target tujuan perusahaan dapat tercapai jika seluruh komponen organisasi dalam perusahaan menetapkan tujuan organisasi yang mendukung tujuan perusahaan. Tata kelola teknologi informasi (IT Governance) merupakan salah satu disiplin ilmu dari tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang kegiatan utamanya adalah menghubungkan antara fokus bisnis dengan manajemen teknologi informasi dari sebuah organisasi [wikipedia, 2006] Pada tahun 2006, Bank Indonesia mengeluarkan PBI (Peraturan Bank Indonesia) No. 8/4/PBI/2006 tentang “Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum”. Peraturan ini mewajibkan seluruh komponen dalam perusahaan perbankan melakukan self assessment dalam rangka menyelaraskan proses yang

description

kjkjnjk

Transcript of ITS-Master-22877-9106205402-Chapter1

  • 9

    BAB I

    PEDAHULUA

    1.1. Latar Belakang

    Bagi perusahaan di bidang perbankan peranan teknologi informasi (TI) pada

    saat ini sudah menjadi sebuah kepentingan yang strategis. Keandalan TI akan

    meningkatkan competitive advantage, menjawab kebutuhan bisnis dalam memenuhi

    kebutuhan pasar dan time to market. Oleh karena itu organisasi TI harus selalu

    mencari pendekatan untuk mengembangkan pemanfaatan sumber daya TI secara

    efisien dan biaya yang efektif. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatur

    sumber daya TI dalam perusahaan semata-mata adalah bertujuan untuk mencari cara

    yang terbaik memenuhi kebutuhan bisnis dan mencapai tujuan perusahaan. Target

    tujuan perusahaan dapat tercapai jika seluruh komponen organisasi dalam perusahaan

    menetapkan tujuan organisasi yang mendukung tujuan perusahaan.

    Tata kelola teknologi informasi (IT Governance) merupakan salah satu

    disiplin ilmu dari tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

    yang kegiatan utamanya adalah menghubungkan antara fokus bisnis dengan

    manajemen teknologi informasi dari sebuah organisasi [wikipedia, 2006]

    Pada tahun 2006, Bank Indonesia mengeluarkan PBI (Peraturan Bank

    Indonesia) No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi

    Bank Umum. Peraturan ini mewajibkan seluruh komponen dalam perusahaan

    perbankan melakukan self assessment dalam rangka menyelaraskan proses yang

  • 10

    dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.

    Penerapan pelaksanaan Good Corporate Governance oleh organisasi TI dalam

    perusahaan perbankan diatur secara khusus. Oleh karena itu Bank Indonesia

    menerbitkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember

    2007, dan melampirkan dokumen berjudul PEDOMAN PENERAPAN

    MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    OLEH BANK UMUM.

    Penelitian ini dilakukan di PT Bank ABCD yang memiliki tujuan perusahaan

    untuk meraih pertumbuhan yang maksimal berdasarkan transparansi kerja, tanggung

    jawab kepada masyarakat, integritas sebagai salah satu pilar ekonomi di Indonesia

    dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai salah satu bank terbesar di

    Indonesia. Berdasarkan tujuan tersebut, maka organisasi TI menetapkan manual

    kebijakan TI yang disetujui oleh dewan direksi perusahaan, dimana salah satu pokok

    kebijakan tersebut yaitu organisasi TI mempunyai kewajiban untuk melakukan

    establish service continuity and availability.

    Menyadari tanggung jawab yang besar ini, manajemen TI harus memastikan

    bahwa setiap proses yang dilakukan oleh masing-masing komponen dalam organisasi

    TI selalu berjalan dengan baik dan selalu melakukan peningkatan proses. Salah satu

    proses penting yang berhubungan dengan pokok kebijakan TI untuk melakukan

    establish service continuity and availability adalah proses manajemen problem.

    Manajemen problem adalah sebuah desain pengaturan proses yang diterapkan

    untuk menyelesaikan problem dan pertanyaan yang muncul dari pengguna layanan

    TI. Di dalam organisasi TI PT Bank ABCD telah dibentuk unit kerja helpdesk yang

  • 11

    bertugas sebagai single point of contact untuk setiap permintaan layanan dan

    penyelesaian problem dari para pengguna TI. Dalam menjalankan fungsi pekerjaan

    yang diberikan, unit kerja helpdesk dilengkapi sebuah sistem service desk sebagai alat

    bantu untuk melakukan otomasi proses manajemen problem antara lain : pencatatan

    insiden, permintaan layanan TI, pemantauan tindak lanjut proses penyelesaian insiden

    dan permintaan layanan TI, perhitungan service level agreement (SLA), sampai

    dengan penutupan kasus.

    Data insiden dan permintaan layanan TI selama beberapa bulan terakhir pada

    tahun 2011 dapat ditunjukkan dalam tabel 1 sebagai berikut :

    Tabel 1.1 . Jumlah tiket helpdesk pada bulan Juli November 2011

    Target pencapaian SLA adalah sebesar 90%, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2.

    Tabel 1.2. Pencapaian target service level agreement pada bulan Juli November

    2011

    Dalam rangka melakukan peningkatan proses, maka meskipun angka

    pencapaian selama ini secara rata-rata dapat tercapai, perlu dilakukan evaluasi dan

  • 12

    verifikasi terhadap pencapaian tersebut. Pada saat ini sebetulnya masih terdapat

    banyak hal yang menjadi room to improve antara lain sebagai berikut :

    1.1.1. Evaluasi terhadap kategorisasi tipe tiket helpdesk

    Penentuan ketegorisasi dilakukan oleh operator helpdesk dan dapat diubah

    oleh para teknisi unit pendukung lainnya. Hasil analisa lebih dalam, maka didapati

    bahwa kategori tipe tiket helpdesk sebagian besar dimasukkan ke dalam tipe

    permintaan layanan TI (user service request) sebagaimana digambarkan dalam tabel

    3 dibawah ini,

    Tabel 1.3. Kategorisasi tipe tiket helpdesk pada bulan Juli November 2011

    SLA untuk tipe user service request ditentukan maksimum selama 18 jam

    kerja, hal ini adalah target SLA yang paling longgar dibandingkan dengan target SLA

    yang ditentukan untuk tipe tiket helpdesk user service restoration yang mempunyai

    target SLA secara bertingkat sesuai dengan skala prioritas. Mempertimbangkan

    banyaknya jumlah pengguna layanan TI dan penyebaran lokasi kantor dalam

    perusahaan PT ABCD di seluruh Indonesia maka perbedaan target pencapaian SLA

    secara umum dapat diterima oleh para pengguna, akan tetapi sebetulnya banyak kasus

    yang dikeluhkan karena tidak tertangani dengan benar. Setelah dilakukan eskalasi dan

    dilakukan evaluasi ternyata kasus tersebut tidak mendapat perhatian yang seharusnya

    karena dimasukkan dalam kategori dengan target SLA yang lebih longgar.

  • 13

    1.1.2. Evaluasi terhadap kategorisasi prioritas tiket helpdesk

    Target SLA untuk tipe tiket helpdesk user service restoration mempunyai

    target SLA secara bertingkat. Pembagian skala prioritas berdasarkan tingkat severity

    yang ditentukan yaitu tingkat Critical dengan target maksimum penyelesaian selama

    2 jam, tingkat High dengan target maksimum penyelesaian selama 4 jam, tingkat

    Medium dengan target maksimum penyelesaian selama 8 jam kerja dan tingkat Low

    dengan target maksimum penyelesaian selama 16 jam kerja. Hasil analisa terhadap

    kategorisasi prioritas tiket helpdesk selama bulan Juli 2011 sampai dengan bulan

    November 2011 sebagaimana digambarkan dalam tabel 4 sebagai berikut,

    Tabel 1.4. Kategorisasi prioritas tiket helpdesk pada bulan Juli November 2011

  • 14

    Data dalam tabel 4 secara jelas menggambarkan bahwa sebagian besar tiket

    helpdesk yang masuk diberi kategori prioritas Low yang memiliki target pencapaian

    SLA paling longgar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah data yang dimasukkan

    dalam sistem helpdesk sudah sesuai dengan kondisi permintaan penanganan problem

    layanan TI yang sebenarnya?

    Manajemen problem yang diterapkan dalam sistem helpdesk mulai digunakan

    sejak tahun 2001. Selama masa penggunaan selama 10 tahun tersebut, sudah banyak

    tambahan layanan TI baru yang di-implementasikan dan sudah beroperasi untuk

    kegiatan bisnis perusahaan. Akan tetapi proses manajemen problem yang digunakan

    masih menggunakan proses yang sejak awal dimulainya penggunaan sistem helpdesk

    tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian tata kelola proses manajemen

    problem yang sesuai dengan kondisi layanan TI pada saat ini dan sebaiknya merujuk

    kepada perkembangan best practice framework dan standard yang terkini.

    Berdasarkan hasil survey terhadap 450 perusahaan besar di seluruh dunia

    yang dilakukan oleh IT Governance Institute (ITGI) dalam laporan yang diterbitkan

    pada awal tahun 2011 yaitu Global Status Report the Governance Enterprise IT

    (GEIT) 2011, mengemukakan informasi frameworks dan standard yang paling

    banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar adalah Information Technology

    Infrastructure Library (ITIL).

  • 15

    Gambar 1.1. Penggunaan frameworks dan standard oleh 450 perusahaan besar dunia

    1.2. Perumusan Masalah

    Dalam penelitian ini akan memberikan solusi terhadap permasalahan yang

    terjadi di dalam organisasi TI di PT Bank ABCD yaitu bagaimana melakukan

    pengembangan tata kelola dalam rangka peningkatan proses manajemen problem.

    1.3. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat kepada

    seluruh stakeholder organisasi TI sebagai berikut :

    1. Untuk regolator perbankan, bahwa komponen organisasi TI dalam

    perusahaan perbankan sudah melakukan langkah self assessment sesuai

    dengan PBI tentang pelaksanaan GCG di bank umum

  • 16

    2. Untuk klien organisasi TI yaitu para pengguna layanan TI dalam

    perusahaan perbankan, akan merasakan peningkatan produktifitas

    organisasi TI

    3. Untuk pihak manajemen perusahaan, akan mendapat jaminan bahwa

    layanan TI yang diberikan telah dilaksanakan mengikuti standard dan

    prosedur yang baik

    1.4. Tujuan Penelitian

    Memberikan dokumen prosedur yang sudah disesuaikan dengan kerangka

    kerja yang tepat agar dalam memberikan layanan TI kepada klien memiliki panduan

    yang baik.

    1.5. Batasan Permasalahan

    Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penyusunan model tata kelola TI difokuskan kepada aspek layanan TI

    yang dikhususkan pada aspek manajamen problem pada organisasi TI di

    PT Bank ABCD

    2. Penyusunan model tata kelola didasarkan pada kesenjangan antara proses

    TI sebelum dengan sesudah penyelarasan sesuai framework ITIL

    1.6. Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan karya tulis ini, sistematikan yang akan digunakan adalah

    sebagai berikut :

  • 17

    BAB 1 - PENDAHULUAN

    Bab ini akan memaparkan secara umum beberapa hal yang menjadi latar

    belakang penelitian terhadap kebutuhan peningkatan proses dalam komponen

    organisasi TI di sebuah perusahaan perbankan yaitu : peranan organisasi TI

    dalam perusahaan perbankan, adanya pengaturan yang ketat dari regulator

    perbankan tentang pelaksanaan kegiatan usaha perbankan di Indonesia,

    ketersediaan rujukan tentang framework dan standard yang dipublikasikan

    oleh beberapa organisasi international yang digunakan oleh banyak

    perusahaan di seluruh dunia. Kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah

    dan tujuan serta manfaat penulisan yang akan menjawab alasan dilakukannya

    penelitian ini. Pada bagian ini penulis juga memberikan batasan masalah

    penelitian serta sistematika penulisan.

    BAB 2 LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi bahan studi literatur mengenai proses problem management

    berdasarkan framework ITIL versi 3 yang menjadi dasar pendukung

    pemecahan masalah dalam penelitian ini.

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan metodologi dan langkah-langkah yang digunakan penulis

    dalam penelitian ini.

  • 18

    BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas deskripsi data hasil penelitian serta analisis dan interpretasi

    dari data-data yang didapatkan dari perusahaan. Pada bab ini juga terdapat

    profil perusahaan yang berisi tentang gambaran umum perusahaan serta

    proses bisnis perusahaan serta deskripsi tata kelola komponen organisasi TI

    di Bank ABCD berdasarkan model Framework ITIL

    BAB 5 DESAIN DOKUMEN TATA KELOLA

    Bab ini akan menampilkan hasil pembuatan dokumen tata kelola proses

    manajemen problem pada organisasi TI PT Bank ABCD berdasarkan

    framework ITIL. Dokumen tata kelola yang dibuat terdiri dari prosedur,

    formulir, matriks dan laporan pelaksanaan

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.