Ispa

3
ISPA, FLU DAN BATUK AKIBAT PERUBAHAN CUACA Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak ternyata berpengaruh pada tubuh kita. Untuk menyesuaikan dengan perubahan cuaca, tubuh kita otomatis akan berusaha untuk menyesuaikan dengan suhu sekitar. Saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) kita mulai menurun, sehingga sering menyebabkan orang terserang penyakit di saat terjadi perubahan cuaca. Selain itu, temperatur dan cuaca yang berubah-ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus dan bakteri untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi, tidak heran bila banyak orang terserang penyakit di musim perubahan cuaca dibanding di musim yang suhunya relatif stabil. Pada saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau, keluhan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) bisa seketika banyak dijangkit masyarakat. Mulai dari rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis hingga laringitis. Umumnya gejala ISPA dapat berupa demam, batuk, pilek atau bersin maupun sakit tenggorokan. Selain ISPA, penyakit alergi seperti asma atau rhinitis juga sering muncul. Pada peralihan musim penghujan ke musim kemarau yang berudara dingin dan kering serta banyak debu juga bisa memicu kekambuhan penyakit asma. Flu Umumnya diawali dengan gejala seperti demam, batuk pilek, rasa kedinginan (menggigil), nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. Berbeda dengan diare, flu dapat ditularkan lewat dahak / lendir dari batuk atau bersin orang yang menderita flu, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus influenza. Namun virus ini juga dapat dilemahkan oleh sinar matahari, sabun dan desinfektan, sehingga masih dapat ditekan risiko penularannya. Batuk Batuk pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan benda asing yang berada di saluran pernafasan atas. Salah satunya, bisa disebabkan oleh flu atau ISPA yang menyebabkan terjadinya lendir atau radang saluran pernafasan. Di musim pancaroba, di mana virus flu dan kuman penyebab ISPA banyak berkembang biak, batuk pun semakin menjadi. Untuk menanganinya, perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu agar diketahui penyebab ataupun jenis batuk yang diderita, kemudian barulah pengobatan bisa diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita. Pencegahan dan Penanganan yang dapat dilakukan : 1. Makan Bergizi Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang terutama yang tinggi kandungan protein, vitamin A, vitamin C sebagai antioksidan dan mineral terutama seng (zinc), agar tubuh memiliki cukup pertahanan.

Transcript of Ispa

Page 1: Ispa

ISPA, FLU DAN BATUK AKIBAT PERUBAHAN CUACA

Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak ternyata berpengaruh pada tubuh kita. Untuk menyesuaikan

dengan perubahan cuaca, tubuh kita otomatis akan berusaha untuk menyesuaikan dengan suhu sekitar. Saat itu

pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) kita mulai menurun, sehingga sering

menyebabkan orang terserang penyakit di saat terjadi perubahan cuaca.

Selain itu, temperatur dan cuaca yang berubah-ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus dan bakteri

untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi, tidak heran bila banyak orang terserang penyakit di musim perubahan

cuaca dibanding di musim yang suhunya relatif stabil.

Pada saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau, keluhan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) bisa

seketika banyak dijangkit masyarakat. Mulai dari rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis hingga laringitis. Umumnya

gejala ISPA dapat berupa demam, batuk, pilek atau bersin maupun sakit tenggorokan.

Selain ISPA, penyakit alergi seperti asma atau rhinitis juga sering muncul. Pada peralihan musim penghujan ke

musim kemarau yang berudara dingin dan kering serta banyak debu juga bisa memicu kekambuhan penyakit

asma.

Flu

Umumnya diawali dengan gejala seperti demam, batuk pilek, rasa kedinginan (menggigil), nyeri otot, sakit

kepala, dan kelelahan. Berbeda dengan diare, flu dapat ditularkan lewat dahak / lendir dari batuk atau bersin

orang yang menderita flu, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus influenza. Namun virus ini

juga dapat dilemahkan oleh sinar matahari, sabun dan desinfektan, sehingga masih dapat ditekan risiko

penularannya.

Batuk

Batuk pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan benda asing yang berada di saluran

pernafasan atas. Salah satunya, bisa disebabkan oleh flu atau ISPA yang menyebabkan terjadinya lendir atau

radang saluran pernafasan.

Di musim pancaroba, di mana virus flu dan kuman penyebab ISPA banyak berkembang biak, batuk pun semakin

menjadi. Untuk menanganinya, perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu agar diketahui penyebab ataupun jenis

batuk yang diderita, kemudian barulah pengobatan bisa diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita.

 

Pencegahan dan Penanganan yang dapat dilakukan : 

1.      Makan Bergizi

Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang terutama yang tinggi kandungan protein, vitamin A, vitamin C

sebagai antioksidan dan mineral terutama seng (zinc), agar tubuh memiliki cukup pertahanan.

2.      Pelihara Lingkungan

Putuskan mata rantai penyakit dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Dan, hindarkan anak-anak dari tempat

yang berpotensi menularkan penyakit seperti rumah sakit.

Page 2: Ispa

3.      Lakukan Kebiasaan Hidup yang Baik

Bersama keluarga lakukan kebiasaan seperti mencuci tangan setiap akan makan dan setelah bepergian, karena

terbukti mampu menurunkan angka kematian bayi, diare dan risiko flu burung.

4.      Istirahatlah yang cukup

Dengan istirahat yang cukup akan meningkatkan daya tahan tubuh yang dibutuhkan untuk  melawan infeksi

kuman penyakit.

5.      Konsumsi Obat Pereda Nyeri dan Demam

Apabila menderita gejala nyeri sendi, demam yang biasanya terjadi pada kasus Flu, ISPA dan   Batuk Pilek,

penanganan yang dilakukan adalah dengan mengkonsumsi anti nyeri dan demam yang dijual bebas seperti

parasetamol.

Dengan perubahan cuaca yang sering terjadi pada musim tertentu, maka ada baiknya mempersiapkan daya

tahan tubuh agar terhindar dari penyakit. Semoga artikel ini membantu dan menambah pengetahuan agar kita

bisa tetap sehat walau dengan perbuahan cuaca yang rentan dengan penyakit tersebut.

1. Fuhrmann, Christopher. The Effects of Weather and Climate on the Seasonality of Influenza: What We Know and What We Need to Know. NOAA’s Southeast Regional Climate Center. Geography Compass 4/7 (2010): 718–730

2. National Institute of Allergy and Infectious Disease. Common Cold : Cause. 2011 May 20. [ cited 2014 Februari 2 ]. Available from:http://www.niaid.nih.gov/topics/commoncold/pages/cause.aspx

3. Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes Tanggulangi Penyakit Akibat Perubahan Iklim. 2013 June 18. [cited 2014 Februari 02]. Available from:http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2328

4. Mayo Clinic Staff. Lifestyle and Home Remedies, In: Influenza ( flu ) Disease and Conditions. 2013 Februari 21. [cited 2014 Februari 02]. Available from : http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/flu/basics/lifestyle-home-remedies/con-20035101