Ispa

16
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Fitri Wikaningtyas P07133114020

description

infeksi saluran pernapasan akut

Transcript of Ispa

ISPA

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)Fitri Wikaningtyas P07133114020Gejala Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Akhirnya terjadi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi

Etiologi ISPABakteri Virus Jamur Diplococcus pneumoniae, pneumococcus, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,influenza, adenovirus, sitomegalovieusAspergilus sp, Candida albicans, Histoplasma

Infeksi dapat menjalar ke paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari.

Host Environment Agent UsiaJenis KelaminStatus GiziStatus ImunisasiPemberian suplmntasi vit. APencemaran UdaraTempat tinggalKebiasaan merokok anggota keluargausiaInfeksi saluran pernafasan sering mengenai anak usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut (Koch et al, 2003).Jenis kelaminMeskipun secara keseluruhan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masalah ini tidak terlalu diperhatikan, namun banyak penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan prevelensi penyakit ISPA terhadap jenis kelamin tertentu. Status GiziPada KKP, ketahanan tubuh menurun dan virulensi pathogen lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan yang terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi anak.

Status imunisasi

Tupasi (1985) mendapatkan bahwa ketidakpatuhan imunisasi berhubungan dengan peningkatan penderita ISPA sesuai dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa imunisasi yang lengkap dapat memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian ISPA (Koch et al, 2003). Pemberian suplementasi vit. A

Pemberian vitamin A sangat berperan untuk masa pertumbuhannya, daya tahan tubuh dan kesehatan terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi mukus dan untuk mempertahankan sel epitel yang mengalami diferensiasi.

Pencemaran udaraSecara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Tempat tinggalMenurut (Entjang Indan, 2000), Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit di antaranya mempengaruhi kebersihan udara, karena rumah terlalu sempit maka ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh karena mudahnya perpindahan bibit penyakit dari manusia yang satu ke manusia yang lain.

Kebiasaan merokok anggota keluarga

Pada keluarga yang merokok, secara statistik anaknya mempunyai kemungkinan terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa episode ISPA meningkat 2 kali lipat akibat orang tua merokok (Koch et al, 2003).

Periode Prepatogenesis

Penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apaInteraksi antara agen-environmentSebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah endemis beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografis dapat menyebabkan mudahnya agen berkembang. Perubahan cuaca yang begitu cepat juga menjadi penyebab penyebaran virus dan bakteri.Interaksi antara host-environmentPencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah dapat menimbulkan penyakit ISPA jika terhirup oleh host.

Tahap PatogenesisTahap InkubasiTahap penyakit diniTahap Penyakit Lanjut Tahap penyakit akhir agen penyebab penyakit ISPA telah merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa yang notabennya merupakan pelindung utama pertahanan system saluran pernafasan kita. Akibatnya, Tubuhpun menjadi lemah apalagi diperparah dengan keadaan gizi dan daya tahan yang sebelumnya rendah.Tahap ini mulai dengan munculnya Gejala-gejala klinis dapat karena adanya interaksiMerupakan tahap dimana penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik. Dapat sembuh sempurna, sembuh dengan ateletaksis,menjadi kronis dandapat meninggal akibat pneumonia.Model Epidemiologi Penyakit

Kemampuan agen untuk menginfeksi inang meningkat, sehingga pada inang terjadi penyakit. Contoh : Mutasi strain virus influenza menjadi semakin virulen sehingga inang menjadi tidak kebal.

HEAKepekaan inang terhadap agen meningkat misalnya karena jumlah balita terinveksi virus ISPA lebih tinggi dari angka balita sehat yang akan berakibat pada pertumbuhan penduduk yang tidak stabil.

HEALingkungan berubah sehingga agen penyakit menyebar di lingkungan

HEALingkungan merubah inang menjadi lebih rentan. Misalnya jika terdapat perumahan yang telah terpapar polusi udara ataupun perumahan yang dekat dengan industri penyebab pencemaran udara, keadaan lingkungan tersebut dapat membuat inang/manusia menjadi lebih rentan terkena ISPA.

HEA