Isi

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Energi listrik digunakan untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari, dimulai dari penerangan, tenaga penggerak, pemanas dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik maka diperlukan keandalan pada sistem penyalurannya. Energi listrik dapat dibangkitkan dan disalurkan ke pusat beban secara berkelanjutan, ekonomis, effisien, aman dan optimum dengan keandalan yang tinggi apabila dilengkapi dengan sistem pengaman yang memadai. Tanpa adanya sistem pengaman, berbagai gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik, baik eksternal maupun internal tidak dapat diatasi dengan baik. Untuk itu digunakan relay proteksi sebagai pengaman, salah satunya adalah relay arus lebih. Dengan demikian mengurangi kerusakan dan pemadaman, baik pada pusat beban maupun pada komponen sistem tenaga listrik. 1.2 Tujuan 1

description

ocr

Transcript of Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Energi listrik digunakan untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari,

dimulai dari penerangan, tenaga penggerak, pemanas dan lain-lain. Oleh karena

itu, untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik maka

diperlukan keandalan pada sistem penyalurannya. Energi listrik dapat

dibangkitkan dan disalurkan ke pusat beban secara berkelanjutan, ekonomis,

effisien, aman dan optimum dengan keandalan yang tinggi apabila dilengkapi

dengan sistem pengaman yang memadai. Tanpa adanya sistem pengaman,

berbagai gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik, baik eksternal maupun

internal tidak dapat diatasi dengan baik. Untuk itu digunakan relay proteksi

sebagai pengaman, salah satunya adalah relay arus lebih. Dengan demikian

mengurangi kerusakan dan pemadaman, baik pada pusat beban maupun pada

komponen sistem tenaga listrik.

1.2 Tujuan

Sesuai dengan kurikulum yang ada di Universitas Diponegoro, maka

tujuan Kerja praktek ini adalah :

1. Menambah pengetahuan tentang relay OCR yang dipergunakan di PT

PLN (Persero) WS2JB Area Jambi

2. Mengetahui tentang perhitungan setting relay OCR pada gardu hubung.

3. Mengetahui tentang karakteristik relay OCR.

1

2

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis hanya menjelaskan

tentang gardu hubung, serta perhitungan setting relay arus lebih (OCR) pada

gardu hubung PT. PLN area Jambi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gardu Hubung PT PLN Arean Jambi

2.1.1 Pengertiam umum gardu hubung

Gardu Hubung merupakan tempat pemusatan daya dari pembangkit dan

interkoneksi atau dengan kata lain Gardu hubung merupakan gardu yang

menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan

menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah

tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau

transformator distribusi, seperti Gambar (1)

Gambar 1. Diagram tunggal gardu hubung

Didalam gardu hubung terdapat macam-macam peralatan yang diletakan dalam

kubikel,seperti Gambar (2) sebagai berikut :

Gambar 2. Kubikel Gardu Hubung PT. PLN area Jambi

3

4

2.1.2 Peralatan Utama Gardu Hubung

1. Pemutus Tenaga (PMT)

Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu

peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu

untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus

hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal

ataupun tidak normal.

Gambar 3. PMT dan PMS pada GH PT. PLN area Jambi

2. Pemisah (PMS)

Disconnecting Switch atau saklar pemisah (PMS) yaitu suatu peralatan

sistem tenaga yang berfungsi sebagai pemisah peralatan listrik dari peralatan lain

yang bertegangan, dimana PMS ini dapat membuka dan menutup hanya pada

kondisi tanpa beban, seperti Gambar (3)

3. Ligthning Arrester ( LA )

Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap

surya petir. Alat ini bersifat bypass disekitar ilolasi yang berbentuk jalan dan

mudah dialirin arus ke sistem pentanahan pada saat terjadi surja hubung atau

5

sambaran petir, sehingga hal itu tidak menibulkan tegangan lebih dan tidak

merusak peralatan listrik. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai

isolator. Bila timbul tegangan surja maka arrester bersifat sabagai konduktor yang

tahananya relative rendah, sehingga dapat dilalaui arus dengan baik. Adapun

arrester yang digunakan pada gardu hubung PT. PLN area Jambi seperti Gambar

(4) :

Gambar 4. LA pada GH PT. PLN area Jambi

4. Rel Daya ( Busbar )

Busbar jenis tunggal adalah sistem rel yang sederhana, karena hanya

menggunakan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistem ini

sangat menguntungkan. Rel daya tunggal digunakan pada gardu skala kecil yang

hanya mempunyai sedikit saluran ke luar ( outgoing ). Sistem Busbar pada gardu

hubung PT. PLN area Jambi seperti Gambar (5).

Gambar 5. Busbar pada GH PT. PLN area Jambi

6

Sistem busbar yang ada pada gardu hubung . PLN area Jambi adalah sistem single

bus ( rel daya tunggal ). Tengangan 20 kV yang berada pada busbar

didistribusikan kebeban melalui tiga penyulang :

1. Penyulang Pijoan

2. Penyulang Mayang

3. Penyulang Kebun Handil

5. Transformator Ukur

Pada umumnya alat - alat ukur seperti voltmeter dan ampermeter dibuat

dalam batas yang relative kecil. Untuk itu pada pengukuran listrik arus bolak–

balik digunakan transformator yang berfungsi sesuai kegunaannya antara lain:

a. Transformator Arus ( Current Transfomator )

Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus yang besar menjadi

arus yang kecil.Gambar Current Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area

Jambi

Gambar 6. Current Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi

b. Transformator Tegangan ( Potensial Transformer )

Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan kerja dari

yang besar pada tengangan menengah menjadi tegangan yang kecil. Gambar

Potensial Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi

7

Gambar 7. Potensial Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi

6. Batere

Batere dipakai sebagai sumber tenaga untuk peralatan control dan proteksi

dari Gardu Hubung. Peranan dari batere ini adalah sangat penting karena justru

pada saat gangguan, batere inilah yang merupakan sumber tenaga untuk

menggerakan alat – alat control dan proteksi. Pada gardu hubung PT. PLN area

Jambi jenis batere yang digunakan adalah jenis batere Alkali.

Gambar 8. Batere GH PT PLN area Jambi

7. Relay

Relay adalah peralatan elektronik yang memberikan perintah pada PMT

untuk membuka apabila terjadi suatu gangguan. Ini untuk melindungi peralatan

tenaga listrik dan sistem jaringannya. Prinsip kerja relay adalah sebagai otak dari

sebuah sistem tenaga listrik. Relay akan bekerja apabila dideteksi adanya

gangguan, seperti Gambar (9).

8

Gambar 9. Prinsip Kerja Relay

Dan Gardu hubung PT. PLN area jambi menggunakan relay SPAJ 140C dan relay

SPAJ 144C, sesuai dengan data berikut :

Gambar 10. Relay SPAJ 140 C

Gambar 11. Ralay SPAJ 144 C

9

Fungsi relay yaitu sebagai berikut ini:

o Merupakan rele pengaman utama dan cadangan,

o Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa maupun hubung

pendek satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai

pengaman beban lebih (overload),

o Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi radial,

o Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga dan saluran transmisi.

Disamping itu ada syarat penting dalam pengamanan, yaitu:

a. Kepekaan (Sensitivity)

Pada prinsipnya relay harus peka sehingga dapat mendeteksi gangguan

dikawasan pengamannya meskipun dalam kondisi rangsangan yang minimum.

b. Keandalan (Reliability)

Ada 3 aspek keandalan, yaitu sebagai berikut :

1. Depedability yaitu tingkat kepastian bekerjanya, dapat diandalkan dan

tidak boleh gagal dalam bekerja.

2. Security yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja.

3. Avaliability yaitu perbandingan antara waktu dimana pengaman dalam

keadaan siap kerja dan waktu total operasinya.

c. Selektivitas ( selectivity)

Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil

mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu yang menjadi kawasan pengamanan

utamanya.

d. Kecepatan

Untuk memperkecil kerugian/ kerusakkan akibat gangguan, maka bagian

yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin.

10

Adapun jenis-jenis relay sebagai berikut :

Pengamanan Generator

o Relay Stator Hubung Tanah

o Relay arus urutan negatif

o Relay diferensial

o Relay hilang medan

o Relay Tegangan lebih

o Relay daya balik

o Relay arus lebih / Relai jarak

o Relay Putaran lebih

o Relay Out of step

Pengamanan Transformator

o Relay Diferensial

o Relay Tangki

o Relay Buchhclzs

o Relay Suhu (Temperatur)

o Relay Arus Lebih

o Relay Tekanan

Penggamanan Transmisi

o Relay Jarak

o Relay Current Differential

o Relay Phase Comparison

Pengamanan Distribusi

o Relay Gangguan Antar Fasa (OCR)

o Relay Gangguan Satu Fasa Ketanah (GFR)

Dikarenakan relay gardu hubung PT. PLN area Jambi adalah pengaman sistem

jaringan 20 kv, maka relay arus lebih (OCR).

11

8. Peralatan Kontrol

Peralatan kontrol digunakan untuk mengontrol peralatan gardu hubung.

Peralatan kontrol ini terdapat pada panel box kontrol. Panel box kontrol pada GH

PT. PLN area Jambi yaitu :

Gambar 12. Panel Box Kontrol

2.2 Relay Arus Lebih (OCR)

Pada dasarnya relay arus lebih adalah alat yang mendeteksi besaran arus

yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang

boleh melewatinya disebut dengan setting. Karakteristik Waktu Kerja OCR yaitu

sebagai berikut ini :

o Relay arus lebih seketika (moment). Rele arus lebih dengan karakteristik

waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu rele mulai saat rele

arusnya pick up (kerja) sampai selesainya kerja rele sangat singkat (20-100

ms), yaitu tanpa penundaan waktu. Rele ini pada umumnya

dikombinasikan dengan rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu

(definite time) atau waktu terbalik (inverse time) dan hanya dalam

beberapa hal berdiri sendiri secara khusus.

o Relay arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time). Rele

arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu

12

mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan

nilai tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakan.

o Relay arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time). Rele

dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai rele

arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai

yang berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan.

Koordinasi relai arus lebih

1. Definite Time Relay.

Koordinasi Relay yang mentripkan PMT (Pemutus) dalam jaringan Radial

dilakukan dengan membuat setelan waktu yang tetap untuk setiap titik gangguan

hubungan singkat, tetapi nilai setelannya bertingkat.

Gambar 13. Definite Time Relay

Pada Gambar (13) arus gangguan makin dekat ke sumber makin besar , tetapi

waktu kerja relay malah makin lambat.

2. Inverse Time Relay.

Waktu kerja relay berdasarkan arus gangguan yang mengalir pada relay.

Jadi Koordinasinya perlu hasil hitungan Arus gangguan Hubungan Singkat di

setiap titik gangguan. Cara Kerja Inverse Time Relay :

a. Relay mulai kerja pada arus gangguan pick up >I set.

b. Bila perbandingan arus gangguan dan setelan arus >I, maka elemen waktu

mulai menghitung.

13

c. Hitungan waktu selesai bila kontak menutup,dan lamanya tergantung

perbandingan arus itu, makin besar arus makin cepat relay bekerja.

Gambar 14. Inverse Time Relay

Pada gambar Gambar (14), arus gangguan makin dekat kesumber arus gangguan

makin besar, waktu kerja relay sudah dapat ditekan. Untuk mendapatkan

karakteristik yang diharapkan seperti diatas perlu dihitung arus gangguan, nilai

setelan arus dan setelan waktu.

3. Inverse Definite Minimum Time (IDMT) Relay.

Gambar 15. Kombinasi relay inverse dan definite

Relay mempunyai kombinasi antara Inverse dan Definte Time relay.Relay Jenis

ini yang digunakan pada Gardu Hubung Kantor.

2.3 SETTING RELAY GARDU HUBUNG PT. PLN AREA JAMBI

Gardu hubung merupakan gardu yang menerima energi listrik dari gardu

induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau

14

membagi energi listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi

primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi. Untuk menjamin

penyaluran energi listrik pada gardu hubung maka diperlukan pengaman pada

sistem penyalurannya, salah satunya adalah penggunaan relay arus lebih (OCR).

Relay arus lebih atau over current relay (OCR) adalah alat yang mendeteksi

besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau

besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting. Saat melakukan setting

pada OCR perlu dilakukan perhitungan, agar settingan OCR dapat berfungsi

dengan baik. Untuk melakukan perhitungan setting relay arus lebih (OCR) harus

diketahui arus gangguan data CT yang digunakan

2.3.1 Data

Pada Makalah ini digunakan 2 jenis data, yaitu :

1. Data arus gangguan yang terjadi di tiap penyulang pada Tabel (4.1) digunakan

untuk perhitungan waktu kerja relay arus lebih, serta perhitungan koordinasi

kerja relay di gardu hubung PT. PLN area Jambi.

2. Data rasio CT dan setting relay pada Tabel (4.2) digunakan untuk perhitungan

waktu kerja relai arus lebih , serta perhitungan koordinasi kerja relay gardu

hubung PT. PLN area Jambi.

15

Tabel 1. Database Arus gangguan GH PT. PLN area Jambi

16

Tabel 2. Database tabel setting relay arus lebih pada GH PT PLN area Jambi

2.3.2 PERHITUNGAN SETTING RELAY OCR PADA GARDU HUBUNG

Pada pembahasan laporan ini digunakan relay arus lebih (OCR) dengan

karakteristik normal invers. Persamaan dasar yang digunakan untuk menghitung

waktu kerja OCR tipe normal invers adalah:

Dimana :

t = waktu trip (top) (detik)

K = time multiplier (tms)

β = 0.14

α = 0.02

I = Arus gangguan (Ampere)

I> = Arus setting (Iset) (Ampere)

Untuk melakukan perhitungan setting relay secara benar, diperlukan single

line diagram gardu hubung PT. PLN area Jambi, seperti yang ditunjukan pada

Gambar (4.1)

17

Gambar 16. Single line diagram gardu hubung PT.PLN area Jambi

Pada Gardu Hubung Kantor terdapat 3 penyulang Out Going, 1 penyulang

Incoming yaitu Penyulang Anggrek sebagai pensuplai utama Gardu Hubung

Kantor. Mengingat ada 3 penyulang outgoing yang mana untuk mensuplai

langsung ke jaringan Distribusi, maka untuk menjaga keandalan sistem perlu

setting dan koordinasi Relay yang tepat antara Gardu Hubung dan Gardu Induk

agar tidak menyebabkan padam total apabila terjadi gangguan jaringan pada salah

satu penyulang. Pada pembahasan selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk

setting OCR pada incoming dan outgoing gardu hubung.

a. Setting OCR incoming gardu hubung PT. PLN area Jambi

Jaringan untuk GH PT. PLN area Jambi didapat dari penyulang anggrek.

Oleh karena itu setting waktu (tms) dari relay arus lebih (OCR) digunakan nilai

yang lebih besar dari setting waktu (tms) jaringan outgoing GH PT. PLN area

Jambi. (Tabel 2) Pada data tebel (4.2) didapat nilai waktu setting OCR (tms)

untuk penyulang anggrek sebesar 0,2 detik. Dan pada Tabel (1) didapat arus

gangguan pada penyulang anggrek sebesar 404 A pada sisi sekunder CT.

Sehingga bisa dicari waktu kerja OCR sesuai perhitungannya.

Contoh perhitungan:

Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam tabel (3) sebagai berikut :

18

Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam tabel (3) sebagai berikut :

Tabel 3. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada incoming penyulang anggrek

dengan arus gangguan yang berbeda

Tabel (3) menunjukan bahwa semakin besar arus gangguan yang terjadi

maka waktu kerja OCR untuk memberikan perintah pada PMT untuk membuka

juga akan semakin cepat. Untuk arus gangguan sebesar 5400 ampere merupakan

settingan pada definite, sehingga waktu untuk membuka PMT akan instan sesuai

waktu setting yang dimasukan. Dari Tabel (3) dapat dibuat grafik waktu kerja

relay arus (OCR) lebih terhadap besarnya gangguan.

19

Gambar 17. Grafik perbandingan antara waktu kerja OCR terhadap arus

gangguan yang terjadi di penyulang anggrek

Dari Gambar (17) diketahui bahwa semakin besar arus gangguan yang

terjadi maka waktu kerja relay arus lebih akan lebih cepat. Sehingga hasil

perhitungan sesuai dengan karakteristik relay yang digunakan, yaitu normal

inverse.

b. Setting OCR outgoing gardu hubung PT. PLN area Jambi

Jaringan outgoing untuk GH PT. PLN area Jambi dibagi menjadi 3 bagian,

seperti Gambar (4.1). Pembagiannya sebagai berikut :

1. Penyulang Pijoan

2. Penyulang Kebun Handil

3. Penyulang Mayang

Agar didapat syarat proteksi, yaitu selektif dalam mengisolir gangguan,

maka relay arus lebih (OCR) yang berada pada jaringan outgoing harus di setting

sedemikian rupa, agar diperoleh waktu operasi yang lebih cepat dari jaringan

incoming GH PT. PLN area Jambi. karena digunakan jenis dan karakteristik relai

yang sama, yaitu jenis OCR tipe normal invers, maka setting waktu (tms) relay

utuk jaringan outgoing di setel lebih kecil. Pada data Tabel (4.2) didapat nilai tms

untuk setting waktu ocr pada masing masing penyulang outgoing sebagai berikut :

20

Tabel 4. Waktu setting (tms) pada outgoing GH PT. area Jambi

Untuk data arus gangguan didapat dari data PT. PLN area Jambi untuk

masing masing outgoing gardu hubung, seperti tabel (4.5) berikut :

Tabel 5. Arus gangguan pada outgoing GH PT. area Jambi

Dengan adanya data arus gangguan dan waktu setting dapat dihitung

waktu operasi (top) pada masing-masing outgoing gardu hubung PT. area Jambi.

Contoh perhitungan :

a. Penyulang Pijoan

b. Penyulang Kebun Handil

21

c. Penyulang Mayang

Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam Tabel (6) sebagai

berikut :

Tabel 6. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada outgoing GH PT. PLN area

Jambi dengan arus gangguan yang berbeda

Pada Tabel (6) waktu kerja OCR akan semakin cepat jika arus gangguan

semakin membesar. Untuk penyulang mayang dan pijoan waktu kerja OCR sama,

dikarenakan arus gangguan yang terjadi dikedua penyulang sama. Akan tetapi

untuk karakteristik OCR difinite berbeda, penyulang mayang 225 ampere

sedangkan penyulang pijoan 450 ampere. Penyulang mayang memiliki setting

arus yang lebih kecil karena didaerah penyulang mayang merupakan daerah padat

penduduk. Sehingga dibutuhkan waktu kerja OCR yang cepat agar jaringan

dipenyulang mayang aman. Sedangkan untuk penyulang kebun handil arus

22

gangguan pada karakteristik definite sebesar 300 ampere. Dari Tabel (6) dapat

dibuat grafik perbandingan antara waktu operasi tiap penyulangnya :

Gambar 18. Grafik perbandingan waktu kerja OCR outgoing GH PT.PLN area

Jambi tiap Penyulang.

Pada Gambar (18) dapat dilihat bahwa kurva waktu kerja untuk OCR pada

penyulang mayang dan pijoan adalah saling berimpitan. Hal ini karena kedua

feeder tersebut menggunakan rasio CT yang sama, sehingga kedua relay akan

membaca nilai arus gangguan yang sama.sedangkan penyulang kebun handil

menggunak rasio CT yang lebih kecil, sehingga memiliki kurva waktu kerja relay

yang sedikit berbeda.

2.3.3 Koordinasi Setting OCR gardu hubung PT. PLN area Jambi

Untuk penyetingan relay di gardu hubung Kantor, perhitungan untuk nilai

setting yang dimasukan dalam data setting pada relay harus di koordinasikan

dengan data setting relay di Gardu Induk Selincah agar tidak terjadi Black Out

(padam total) apabila salah satu penyulang di GH Kantor mengalami gangguan.

Karena setting relay di Gardu Induk Selincah bukan menjadi wewenang Kantor

Cabang. Maka perhitungan nilai setting yang dimasukkan pada relay di GH

Kantor adalah tidak mutlak berdasarkan perhitungan panjang jaringan atau

besarnya penampang, jadi nilai setting yang dimasukkan berdasarkan

23

pertimbangan koordinasi nilai setting relay di GI Selincah. Dari database arus

gangguan GH PLN area Jambi (Tabel 1) diambil sempel arus gangguan sebesar

500 ampere untuk melihat koordinasi OCR normal invers pada gardu hubung PT.

PLN area Jambi sudah terlaksana dengan baik atau tidak. Oleh sebab itu akan

dilakukan perhitungan pada incoming penyulang anggrek beserta outgoing

penyulang kebun handil, mayang dan pijoan. Untuk waktu kerja incoming

penyulang anggrek perhitungannya sebagai berikut :

Penyulang Anggrek (incoming) :

I> (Iset) = 400 Ampere

t> (tms) = 0.200 detik

Maka waktu trip pada penyulang Anggrek adalah,

Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 6.26 detik jika terjadi gangguan pada

jaringan.

Untuk waktu kerja OCR outgoing tiap penyulang perhitungannya sebagai berikut:

Penyulang Pijoan (outgoing) :

I>(Iset) = 150 Ampere

t> (tms) = 0.05 detik

24

Maka waktu trip pada penyulang Pijoan adalah,

Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada

jaringan.

Penyulang Mayang (outgoing) :

I>(Iset) = 100 Ampere

t> (tms) = 0.05 detik

Maka waktu trip pada penyulang mayang adalah

Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada

jaringan.

Penyulang Kebun Handil (outgoing) :

I>(Iset) = 100 Amper

t> (tms) = 0.05 detik

Maka waktu trip pada penyulang kebun handil adalah,

25

Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.21 detik jika terjadi gangguan pada

jaringan.

Dari perhitungan waktu kerja OCR di incoming dan outgoing GH PT. PLN

area Jambi dapat di buat tabel sebagai berikut :

Tabel. 7 Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PT. PLN area Jambi

Dari Tabel (7), dapat dilihat dengan arus gangguan sebesar 500 ampere,

maka waktu kerja OCR pada penyulang pijoan dan mayang sebeasar 0,29 detik,

penyulang kebun handil 0,21 detik, dan penyulang anggrek 6,21 detik. Jika di buat

grafik perbandingan waktu kerja OCR dari Tabel (7), akan telihat sebagai berikut :

Gambar 19. Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PLN area Jambi

Dari Gambar (19) terlihat bahwa OCR Penyulang Kebun Handil akan

bekerja terlebih dahulu apabila arus gangguan 500 ampere. Dan waktu kerja OCR

yang paling lama terdapat pada Penyulang anggrek, karena relay arus lebih (OCR)

ini difungsikan untuk pengaman cadangan dari relay arus lebih (OCR) di

26

outgoing. Koordinasi setting OCR GH PT. PLN area Jambi sudah baik, itu terlihat

dari waktu kerja OCR outgoing lebih cepat dari pada waktu kerja OCR incoming.

Sehingga jika terjadi gangguan pada jaringan, PMT pada penyulang outgoing

akan membuka terlebih dahulu. Ini menyebabkan PMT penyulang incoming tidak

akan membuka jika salah satu dari outgoing GH mengalami gangguan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Fungsi Relay bertujuan untuk mencegah kerusakan pada peralatan sistem

tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang

tidak normal.

b. Setiap setting relay di Gardu Hubung harus dikoordinasikan dengan setting

relay di Gardu Induk, sehingga tidak menyebabkan padam total (Black Out),

dan juga dapat mengetahui arah gangguan sehingga mudah untuk mengisolir

gangguannya.

c. Pada gardu hubung PT.PLN area Jambi karakteristik OCR yang digunakan

adalah normal inverse dan definite.

3.2 Saran

Pemasangan pengaman seperti relay haruslah memperhatikan syarat syarat

pengamanan seperti Keandalan, Kepekaan, Selektivitas, dan Kecepatan.

27