Isi
-
Upload
rizani-firdaus -
Category
Documents
-
view
215 -
download
3
description
Transcript of Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Energi listrik digunakan untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari,
dimulai dari penerangan, tenaga penggerak, pemanas dan lain-lain. Oleh karena
itu, untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik maka
diperlukan keandalan pada sistem penyalurannya. Energi listrik dapat
dibangkitkan dan disalurkan ke pusat beban secara berkelanjutan, ekonomis,
effisien, aman dan optimum dengan keandalan yang tinggi apabila dilengkapi
dengan sistem pengaman yang memadai. Tanpa adanya sistem pengaman,
berbagai gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik, baik eksternal maupun
internal tidak dapat diatasi dengan baik. Untuk itu digunakan relay proteksi
sebagai pengaman, salah satunya adalah relay arus lebih. Dengan demikian
mengurangi kerusakan dan pemadaman, baik pada pusat beban maupun pada
komponen sistem tenaga listrik.
1.2 Tujuan
Sesuai dengan kurikulum yang ada di Universitas Diponegoro, maka
tujuan Kerja praktek ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang relay OCR yang dipergunakan di PT
PLN (Persero) WS2JB Area Jambi
2. Mengetahui tentang perhitungan setting relay OCR pada gardu hubung.
3. Mengetahui tentang karakteristik relay OCR.
1
2
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis hanya menjelaskan
tentang gardu hubung, serta perhitungan setting relay arus lebih (OCR) pada
gardu hubung PT. PLN area Jambi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gardu Hubung PT PLN Arean Jambi
2.1.1 Pengertiam umum gardu hubung
Gardu Hubung merupakan tempat pemusatan daya dari pembangkit dan
interkoneksi atau dengan kata lain Gardu hubung merupakan gardu yang
menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan
menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah
tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau
transformator distribusi, seperti Gambar (1)
Gambar 1. Diagram tunggal gardu hubung
Didalam gardu hubung terdapat macam-macam peralatan yang diletakan dalam
kubikel,seperti Gambar (2) sebagai berikut :
Gambar 2. Kubikel Gardu Hubung PT. PLN area Jambi
3
4
2.1.2 Peralatan Utama Gardu Hubung
1. Pemutus Tenaga (PMT)
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu
untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus
hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal
ataupun tidak normal.
Gambar 3. PMT dan PMS pada GH PT. PLN area Jambi
2. Pemisah (PMS)
Disconnecting Switch atau saklar pemisah (PMS) yaitu suatu peralatan
sistem tenaga yang berfungsi sebagai pemisah peralatan listrik dari peralatan lain
yang bertegangan, dimana PMS ini dapat membuka dan menutup hanya pada
kondisi tanpa beban, seperti Gambar (3)
3. Ligthning Arrester ( LA )
Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap
surya petir. Alat ini bersifat bypass disekitar ilolasi yang berbentuk jalan dan
mudah dialirin arus ke sistem pentanahan pada saat terjadi surja hubung atau
5
sambaran petir, sehingga hal itu tidak menibulkan tegangan lebih dan tidak
merusak peralatan listrik. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai
isolator. Bila timbul tegangan surja maka arrester bersifat sabagai konduktor yang
tahananya relative rendah, sehingga dapat dilalaui arus dengan baik. Adapun
arrester yang digunakan pada gardu hubung PT. PLN area Jambi seperti Gambar
(4) :
Gambar 4. LA pada GH PT. PLN area Jambi
4. Rel Daya ( Busbar )
Busbar jenis tunggal adalah sistem rel yang sederhana, karena hanya
menggunakan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistem ini
sangat menguntungkan. Rel daya tunggal digunakan pada gardu skala kecil yang
hanya mempunyai sedikit saluran ke luar ( outgoing ). Sistem Busbar pada gardu
hubung PT. PLN area Jambi seperti Gambar (5).
Gambar 5. Busbar pada GH PT. PLN area Jambi
6
Sistem busbar yang ada pada gardu hubung . PLN area Jambi adalah sistem single
bus ( rel daya tunggal ). Tengangan 20 kV yang berada pada busbar
didistribusikan kebeban melalui tiga penyulang :
1. Penyulang Pijoan
2. Penyulang Mayang
3. Penyulang Kebun Handil
5. Transformator Ukur
Pada umumnya alat - alat ukur seperti voltmeter dan ampermeter dibuat
dalam batas yang relative kecil. Untuk itu pada pengukuran listrik arus bolak–
balik digunakan transformator yang berfungsi sesuai kegunaannya antara lain:
a. Transformator Arus ( Current Transfomator )
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus yang besar menjadi
arus yang kecil.Gambar Current Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area
Jambi
Gambar 6. Current Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi
b. Transformator Tegangan ( Potensial Transformer )
Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan kerja dari
yang besar pada tengangan menengah menjadi tegangan yang kecil. Gambar
Potensial Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi
7
Gambar 7. Potensial Transfomator pada gardu hubung PT. PLN area Jambi
6. Batere
Batere dipakai sebagai sumber tenaga untuk peralatan control dan proteksi
dari Gardu Hubung. Peranan dari batere ini adalah sangat penting karena justru
pada saat gangguan, batere inilah yang merupakan sumber tenaga untuk
menggerakan alat – alat control dan proteksi. Pada gardu hubung PT. PLN area
Jambi jenis batere yang digunakan adalah jenis batere Alkali.
Gambar 8. Batere GH PT PLN area Jambi
7. Relay
Relay adalah peralatan elektronik yang memberikan perintah pada PMT
untuk membuka apabila terjadi suatu gangguan. Ini untuk melindungi peralatan
tenaga listrik dan sistem jaringannya. Prinsip kerja relay adalah sebagai otak dari
sebuah sistem tenaga listrik. Relay akan bekerja apabila dideteksi adanya
gangguan, seperti Gambar (9).
8
Gambar 9. Prinsip Kerja Relay
Dan Gardu hubung PT. PLN area jambi menggunakan relay SPAJ 140C dan relay
SPAJ 144C, sesuai dengan data berikut :
Gambar 10. Relay SPAJ 140 C
Gambar 11. Ralay SPAJ 144 C
9
Fungsi relay yaitu sebagai berikut ini:
o Merupakan rele pengaman utama dan cadangan,
o Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa maupun hubung
pendek satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman beban lebih (overload),
o Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi radial,
o Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga dan saluran transmisi.
Disamping itu ada syarat penting dalam pengamanan, yaitu:
a. Kepekaan (Sensitivity)
Pada prinsipnya relay harus peka sehingga dapat mendeteksi gangguan
dikawasan pengamannya meskipun dalam kondisi rangsangan yang minimum.
b. Keandalan (Reliability)
Ada 3 aspek keandalan, yaitu sebagai berikut :
1. Depedability yaitu tingkat kepastian bekerjanya, dapat diandalkan dan
tidak boleh gagal dalam bekerja.
2. Security yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja.
3. Avaliability yaitu perbandingan antara waktu dimana pengaman dalam
keadaan siap kerja dan waktu total operasinya.
c. Selektivitas ( selectivity)
Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu yang menjadi kawasan pengamanan
utamanya.
d. Kecepatan
Untuk memperkecil kerugian/ kerusakkan akibat gangguan, maka bagian
yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin.
10
Adapun jenis-jenis relay sebagai berikut :
Pengamanan Generator
o Relay Stator Hubung Tanah
o Relay arus urutan negatif
o Relay diferensial
o Relay hilang medan
o Relay Tegangan lebih
o Relay daya balik
o Relay arus lebih / Relai jarak
o Relay Putaran lebih
o Relay Out of step
Pengamanan Transformator
o Relay Diferensial
o Relay Tangki
o Relay Buchhclzs
o Relay Suhu (Temperatur)
o Relay Arus Lebih
o Relay Tekanan
Penggamanan Transmisi
o Relay Jarak
o Relay Current Differential
o Relay Phase Comparison
Pengamanan Distribusi
o Relay Gangguan Antar Fasa (OCR)
o Relay Gangguan Satu Fasa Ketanah (GFR)
Dikarenakan relay gardu hubung PT. PLN area Jambi adalah pengaman sistem
jaringan 20 kv, maka relay arus lebih (OCR).
11
8. Peralatan Kontrol
Peralatan kontrol digunakan untuk mengontrol peralatan gardu hubung.
Peralatan kontrol ini terdapat pada panel box kontrol. Panel box kontrol pada GH
PT. PLN area Jambi yaitu :
Gambar 12. Panel Box Kontrol
2.2 Relay Arus Lebih (OCR)
Pada dasarnya relay arus lebih adalah alat yang mendeteksi besaran arus
yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting. Karakteristik Waktu Kerja OCR yaitu
sebagai berikut ini :
o Relay arus lebih seketika (moment). Rele arus lebih dengan karakteristik
waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu rele mulai saat rele
arusnya pick up (kerja) sampai selesainya kerja rele sangat singkat (20-100
ms), yaitu tanpa penundaan waktu. Rele ini pada umumnya
dikombinasikan dengan rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu
(definite time) atau waktu terbalik (inverse time) dan hanya dalam
beberapa hal berdiri sendiri secara khusus.
o Relay arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time). Rele
arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu
12
mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan
nilai tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakan.
o Relay arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time). Rele
dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai rele
arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai
yang berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan.
Koordinasi relai arus lebih
1. Definite Time Relay.
Koordinasi Relay yang mentripkan PMT (Pemutus) dalam jaringan Radial
dilakukan dengan membuat setelan waktu yang tetap untuk setiap titik gangguan
hubungan singkat, tetapi nilai setelannya bertingkat.
Gambar 13. Definite Time Relay
Pada Gambar (13) arus gangguan makin dekat ke sumber makin besar , tetapi
waktu kerja relay malah makin lambat.
2. Inverse Time Relay.
Waktu kerja relay berdasarkan arus gangguan yang mengalir pada relay.
Jadi Koordinasinya perlu hasil hitungan Arus gangguan Hubungan Singkat di
setiap titik gangguan. Cara Kerja Inverse Time Relay :
a. Relay mulai kerja pada arus gangguan pick up >I set.
b. Bila perbandingan arus gangguan dan setelan arus >I, maka elemen waktu
mulai menghitung.
13
c. Hitungan waktu selesai bila kontak menutup,dan lamanya tergantung
perbandingan arus itu, makin besar arus makin cepat relay bekerja.
Gambar 14. Inverse Time Relay
Pada gambar Gambar (14), arus gangguan makin dekat kesumber arus gangguan
makin besar, waktu kerja relay sudah dapat ditekan. Untuk mendapatkan
karakteristik yang diharapkan seperti diatas perlu dihitung arus gangguan, nilai
setelan arus dan setelan waktu.
3. Inverse Definite Minimum Time (IDMT) Relay.
Gambar 15. Kombinasi relay inverse dan definite
Relay mempunyai kombinasi antara Inverse dan Definte Time relay.Relay Jenis
ini yang digunakan pada Gardu Hubung Kantor.
2.3 SETTING RELAY GARDU HUBUNG PT. PLN AREA JAMBI
Gardu hubung merupakan gardu yang menerima energi listrik dari gardu
induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau
14
membagi energi listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi
primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi. Untuk menjamin
penyaluran energi listrik pada gardu hubung maka diperlukan pengaman pada
sistem penyalurannya, salah satunya adalah penggunaan relay arus lebih (OCR).
Relay arus lebih atau over current relay (OCR) adalah alat yang mendeteksi
besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau
besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting. Saat melakukan setting
pada OCR perlu dilakukan perhitungan, agar settingan OCR dapat berfungsi
dengan baik. Untuk melakukan perhitungan setting relay arus lebih (OCR) harus
diketahui arus gangguan data CT yang digunakan
2.3.1 Data
Pada Makalah ini digunakan 2 jenis data, yaitu :
1. Data arus gangguan yang terjadi di tiap penyulang pada Tabel (4.1) digunakan
untuk perhitungan waktu kerja relay arus lebih, serta perhitungan koordinasi
kerja relay di gardu hubung PT. PLN area Jambi.
2. Data rasio CT dan setting relay pada Tabel (4.2) digunakan untuk perhitungan
waktu kerja relai arus lebih , serta perhitungan koordinasi kerja relay gardu
hubung PT. PLN area Jambi.
16
Tabel 2. Database tabel setting relay arus lebih pada GH PT PLN area Jambi
2.3.2 PERHITUNGAN SETTING RELAY OCR PADA GARDU HUBUNG
Pada pembahasan laporan ini digunakan relay arus lebih (OCR) dengan
karakteristik normal invers. Persamaan dasar yang digunakan untuk menghitung
waktu kerja OCR tipe normal invers adalah:
Dimana :
t = waktu trip (top) (detik)
K = time multiplier (tms)
β = 0.14
α = 0.02
I = Arus gangguan (Ampere)
I> = Arus setting (Iset) (Ampere)
Untuk melakukan perhitungan setting relay secara benar, diperlukan single
line diagram gardu hubung PT. PLN area Jambi, seperti yang ditunjukan pada
Gambar (4.1)
17
Gambar 16. Single line diagram gardu hubung PT.PLN area Jambi
Pada Gardu Hubung Kantor terdapat 3 penyulang Out Going, 1 penyulang
Incoming yaitu Penyulang Anggrek sebagai pensuplai utama Gardu Hubung
Kantor. Mengingat ada 3 penyulang outgoing yang mana untuk mensuplai
langsung ke jaringan Distribusi, maka untuk menjaga keandalan sistem perlu
setting dan koordinasi Relay yang tepat antara Gardu Hubung dan Gardu Induk
agar tidak menyebabkan padam total apabila terjadi gangguan jaringan pada salah
satu penyulang. Pada pembahasan selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk
setting OCR pada incoming dan outgoing gardu hubung.
a. Setting OCR incoming gardu hubung PT. PLN area Jambi
Jaringan untuk GH PT. PLN area Jambi didapat dari penyulang anggrek.
Oleh karena itu setting waktu (tms) dari relay arus lebih (OCR) digunakan nilai
yang lebih besar dari setting waktu (tms) jaringan outgoing GH PT. PLN area
Jambi. (Tabel 2) Pada data tebel (4.2) didapat nilai waktu setting OCR (tms)
untuk penyulang anggrek sebesar 0,2 detik. Dan pada Tabel (1) didapat arus
gangguan pada penyulang anggrek sebesar 404 A pada sisi sekunder CT.
Sehingga bisa dicari waktu kerja OCR sesuai perhitungannya.
Contoh perhitungan:
Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam tabel (3) sebagai berikut :
18
Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam tabel (3) sebagai berikut :
Tabel 3. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada incoming penyulang anggrek
dengan arus gangguan yang berbeda
Tabel (3) menunjukan bahwa semakin besar arus gangguan yang terjadi
maka waktu kerja OCR untuk memberikan perintah pada PMT untuk membuka
juga akan semakin cepat. Untuk arus gangguan sebesar 5400 ampere merupakan
settingan pada definite, sehingga waktu untuk membuka PMT akan instan sesuai
waktu setting yang dimasukan. Dari Tabel (3) dapat dibuat grafik waktu kerja
relay arus (OCR) lebih terhadap besarnya gangguan.
19
Gambar 17. Grafik perbandingan antara waktu kerja OCR terhadap arus
gangguan yang terjadi di penyulang anggrek
Dari Gambar (17) diketahui bahwa semakin besar arus gangguan yang
terjadi maka waktu kerja relay arus lebih akan lebih cepat. Sehingga hasil
perhitungan sesuai dengan karakteristik relay yang digunakan, yaitu normal
inverse.
b. Setting OCR outgoing gardu hubung PT. PLN area Jambi
Jaringan outgoing untuk GH PT. PLN area Jambi dibagi menjadi 3 bagian,
seperti Gambar (4.1). Pembagiannya sebagai berikut :
1. Penyulang Pijoan
2. Penyulang Kebun Handil
3. Penyulang Mayang
Agar didapat syarat proteksi, yaitu selektif dalam mengisolir gangguan,
maka relay arus lebih (OCR) yang berada pada jaringan outgoing harus di setting
sedemikian rupa, agar diperoleh waktu operasi yang lebih cepat dari jaringan
incoming GH PT. PLN area Jambi. karena digunakan jenis dan karakteristik relai
yang sama, yaitu jenis OCR tipe normal invers, maka setting waktu (tms) relay
utuk jaringan outgoing di setel lebih kecil. Pada data Tabel (4.2) didapat nilai tms
untuk setting waktu ocr pada masing masing penyulang outgoing sebagai berikut :
20
Tabel 4. Waktu setting (tms) pada outgoing GH PT. area Jambi
Untuk data arus gangguan didapat dari data PT. PLN area Jambi untuk
masing masing outgoing gardu hubung, seperti tabel (4.5) berikut :
Tabel 5. Arus gangguan pada outgoing GH PT. area Jambi
Dengan adanya data arus gangguan dan waktu setting dapat dihitung
waktu operasi (top) pada masing-masing outgoing gardu hubung PT. area Jambi.
Contoh perhitungan :
a. Penyulang Pijoan
b. Penyulang Kebun Handil
21
c. Penyulang Mayang
Dengan cara yang sama didapat hasil perhitungan dalam Tabel (6) sebagai
berikut :
Tabel 6. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada outgoing GH PT. PLN area
Jambi dengan arus gangguan yang berbeda
Pada Tabel (6) waktu kerja OCR akan semakin cepat jika arus gangguan
semakin membesar. Untuk penyulang mayang dan pijoan waktu kerja OCR sama,
dikarenakan arus gangguan yang terjadi dikedua penyulang sama. Akan tetapi
untuk karakteristik OCR difinite berbeda, penyulang mayang 225 ampere
sedangkan penyulang pijoan 450 ampere. Penyulang mayang memiliki setting
arus yang lebih kecil karena didaerah penyulang mayang merupakan daerah padat
penduduk. Sehingga dibutuhkan waktu kerja OCR yang cepat agar jaringan
dipenyulang mayang aman. Sedangkan untuk penyulang kebun handil arus
22
gangguan pada karakteristik definite sebesar 300 ampere. Dari Tabel (6) dapat
dibuat grafik perbandingan antara waktu operasi tiap penyulangnya :
Gambar 18. Grafik perbandingan waktu kerja OCR outgoing GH PT.PLN area
Jambi tiap Penyulang.
Pada Gambar (18) dapat dilihat bahwa kurva waktu kerja untuk OCR pada
penyulang mayang dan pijoan adalah saling berimpitan. Hal ini karena kedua
feeder tersebut menggunakan rasio CT yang sama, sehingga kedua relay akan
membaca nilai arus gangguan yang sama.sedangkan penyulang kebun handil
menggunak rasio CT yang lebih kecil, sehingga memiliki kurva waktu kerja relay
yang sedikit berbeda.
2.3.3 Koordinasi Setting OCR gardu hubung PT. PLN area Jambi
Untuk penyetingan relay di gardu hubung Kantor, perhitungan untuk nilai
setting yang dimasukan dalam data setting pada relay harus di koordinasikan
dengan data setting relay di Gardu Induk Selincah agar tidak terjadi Black Out
(padam total) apabila salah satu penyulang di GH Kantor mengalami gangguan.
Karena setting relay di Gardu Induk Selincah bukan menjadi wewenang Kantor
Cabang. Maka perhitungan nilai setting yang dimasukkan pada relay di GH
Kantor adalah tidak mutlak berdasarkan perhitungan panjang jaringan atau
besarnya penampang, jadi nilai setting yang dimasukkan berdasarkan
23
pertimbangan koordinasi nilai setting relay di GI Selincah. Dari database arus
gangguan GH PLN area Jambi (Tabel 1) diambil sempel arus gangguan sebesar
500 ampere untuk melihat koordinasi OCR normal invers pada gardu hubung PT.
PLN area Jambi sudah terlaksana dengan baik atau tidak. Oleh sebab itu akan
dilakukan perhitungan pada incoming penyulang anggrek beserta outgoing
penyulang kebun handil, mayang dan pijoan. Untuk waktu kerja incoming
penyulang anggrek perhitungannya sebagai berikut :
Penyulang Anggrek (incoming) :
I> (Iset) = 400 Ampere
t> (tms) = 0.200 detik
Maka waktu trip pada penyulang Anggrek adalah,
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 6.26 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Untuk waktu kerja OCR outgoing tiap penyulang perhitungannya sebagai berikut:
Penyulang Pijoan (outgoing) :
I>(Iset) = 150 Ampere
t> (tms) = 0.05 detik
24
Maka waktu trip pada penyulang Pijoan adalah,
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Penyulang Mayang (outgoing) :
I>(Iset) = 100 Ampere
t> (tms) = 0.05 detik
Maka waktu trip pada penyulang mayang adalah
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Penyulang Kebun Handil (outgoing) :
I>(Iset) = 100 Amper
t> (tms) = 0.05 detik
Maka waktu trip pada penyulang kebun handil adalah,
25
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu 0.21 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Dari perhitungan waktu kerja OCR di incoming dan outgoing GH PT. PLN
area Jambi dapat di buat tabel sebagai berikut :
Tabel. 7 Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PT. PLN area Jambi
Dari Tabel (7), dapat dilihat dengan arus gangguan sebesar 500 ampere,
maka waktu kerja OCR pada penyulang pijoan dan mayang sebeasar 0,29 detik,
penyulang kebun handil 0,21 detik, dan penyulang anggrek 6,21 detik. Jika di buat
grafik perbandingan waktu kerja OCR dari Tabel (7), akan telihat sebagai berikut :
Gambar 19. Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PLN area Jambi
Dari Gambar (19) terlihat bahwa OCR Penyulang Kebun Handil akan
bekerja terlebih dahulu apabila arus gangguan 500 ampere. Dan waktu kerja OCR
yang paling lama terdapat pada Penyulang anggrek, karena relay arus lebih (OCR)
ini difungsikan untuk pengaman cadangan dari relay arus lebih (OCR) di
26
outgoing. Koordinasi setting OCR GH PT. PLN area Jambi sudah baik, itu terlihat
dari waktu kerja OCR outgoing lebih cepat dari pada waktu kerja OCR incoming.
Sehingga jika terjadi gangguan pada jaringan, PMT pada penyulang outgoing
akan membuka terlebih dahulu. Ini menyebabkan PMT penyulang incoming tidak
akan membuka jika salah satu dari outgoing GH mengalami gangguan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Fungsi Relay bertujuan untuk mencegah kerusakan pada peralatan sistem
tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang
tidak normal.
b. Setiap setting relay di Gardu Hubung harus dikoordinasikan dengan setting
relay di Gardu Induk, sehingga tidak menyebabkan padam total (Black Out),
dan juga dapat mengetahui arah gangguan sehingga mudah untuk mengisolir
gangguannya.
c. Pada gardu hubung PT.PLN area Jambi karakteristik OCR yang digunakan
adalah normal inverse dan definite.
3.2 Saran
Pemasangan pengaman seperti relay haruslah memperhatikan syarat syarat
pengamanan seperti Keandalan, Kepekaan, Selektivitas, dan Kecepatan.
27