DAFTAR ISI - archive.org · 1 DAFTAR ISI Taqridh Pengasuh ..... iii
Isi
-
Upload
cicilia-aiiu-permatasari -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah
melahirkan. Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah
dan terutama mudah frustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode
postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita
baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin
diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4 minggu
pascapersalinan.
Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan
adalah masa–masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara
emosional. Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi
kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan
ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau
berupa serangan yang sangat berat selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun
lamanya.
Ada 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues,
postpartum depression dan postpartum psychosis. Postpartum blues atau sering
disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat
sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung
saat masa nifas, dimana para wanita yang mengalami hal ini kadang tidak menyadari
bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum psychosis, dalam
kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai
setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.
Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988.
Depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido
(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). Tingkat keparahan
depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu
mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal
postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
1
1.2 Tujuan
jgjuhkj
1.3 Manfaat
Jhbgj
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang
bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
Depresi pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi
post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan
kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan
selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi
adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi.
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau
putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu,
pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut
Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan
keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan
bunuh diri.
Menurut Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa
mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social
dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
2.2 Penyebab Depresi PostPartum
Depresi postpartum tidak berbeda secara mencolok dengan gangguan mental
atau gangguan emosional. Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan
bukan penyebab tapi pencetus timbulnya gangguan emosional. Penyebab nyata
terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah adanya ketidakseimbangan hormonal
ibu, yang merupakan efek sampingan kehamilan dan persalinan. Faktor lain yang
dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang
mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang overprotective,
kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan dalam pernikahan.
3
Perempuan yang memiliki riwayat masalah emosional rentan terhadap gejala depresi
ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan,
kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi.
Karakteristik wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah :
1. wanita yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi,
2. wanita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis,
3. wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang–orang
terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan,
4. wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya
misalnya kurang komunikasi dan informasi,
5. wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan.
Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat
kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut
terlalu cepat atau terlalu lambat.
2. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi
seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal
ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh
seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.
3. Faktor pengalaman. Depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada
perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang
berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi
dirinya dan dapat menimbulkan stres.
4. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan
sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki
dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan
peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.
5. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta
intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin
besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin
4
besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang
bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
6. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat
kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya
sedikit banyak berkurang.
2.3 GEJALA
Adapun gejala-gejala umum ibu depresi post partum adalah :
1. Merasa gelisah atau murung
2. Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan
3. Kurang energi atau motivasi
4. Banyak menangis
5. Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
6. Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
7. Kesulitan berpikir atau membuat keputusanMemiliki masalah memori
8. Merasa tidak berharga dan bersalah
9. Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
10. Menarik diri dari teman dan keluarga
11. Hilang minat (anhedonia)
12. Mengalami perubahan cepat tingkatan suasa hati dari sedih jadi marah
13. Selalu merasa lelah sepanjang waktu
14. Hanya tertarik sedikit pada bayi
15. Tidak menikmati hidup lagi
16. Kesulitan untuk berkonsentrasi
17. Pernah berfikir untuk mencelakai diri sendiri atau bayi
Ling dan Duff (2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami
60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
5
2.4 Gambaran Klinik
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem
psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu
yang dapat berlangsung berbulan-bulan. Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2. Dukungan social
3. Emotional relationship
4. Komunikasi dan kedekatan
5. Struktur keluarga
6. Antropologi
7. Perkawinan
8. Demografi
9. Stressor psikososial dan lingkungan
2.5 Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga
harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila
terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :
1. Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.
2. Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri
tidak ingin dikunjungi.
3. Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan
pekerjaan rumah.
4. Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya
sendiri dan sementara jauh dari bayi.
6
5. Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani
secara seksual.
2.6 Penatalaksanaan
1. Terapi Obat
Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat, obat yang umum
digunakan antara lain golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI),
SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan.
Obat anti depressant tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya
baru terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan.
2. Psikoterapi
Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan
kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy membantu pasien
mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal
dengan terapis. Pada terapi kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi
dan mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan
perilaku untuk mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik.
3. Konseling
Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang
luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah, apa yang dihadapi dalam
merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan.
4. Modifikasi Lingkungan
Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus
pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta membantu dalam
merawat anak.
2.7 Prognosis
Identifikasi dan intervensi secara dini prognosenya pada wanita yang
mengalami depresi postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah dilaporkan
tertangani dengan baik jika efek depresi post partum ini diketahui sejak awal.
Pencegahan yang paling utama adalah informasi tentang faktor resiko terjadinya
depresi postpartum di masyarakat sebagai nilai penting untuk mencegah terjadinya
depresi ini. Skrining awal terjadinya depresi postpartum ini dapat diketahui saat ibu
membawa bayinya pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi
7
sehingga pencegahan terjadinya depresi postpartum dan depresi secara umum dapat
dihindari.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido,
Terdapat Trias depresi yaitu Berkurang energi, Penurunan efek, Hilang minat
(anhedonia). Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Ibu
yang depresi post partum biasanya akan merasa gelisah atau murung, merasa sedih,
putus asa, dan kewalahan. Pencegahannya dengan memberikan dukungan emosional,
pengobatannya diberikan antidepresan yang tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu,
karena efeknya baru terasa setelah 2 minggu. Psikoterapi antara lain talking therapy,
terapi interpersonal dan kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Peran bidan dalam
menghadapi ibu Depresi Post Partum, menjadi pendengar yang baik, melakukan
konseling, Sensitif pada reaksi ibu, terlibat sejak pada awal setelah kelahiran.
3.2 Saran
Agar dapat dicegah terjadinya depresi post partum sangat diperlukan dukungan
emosional dari anggota keluarga, jangan mengabaikan ibu jika ibu terlihat sedih
sarankan ibu untuk beristirahat yang cukup, jangan bekerja terlalu berat, berolahraga
ringan, berbagi cerita dengan suami. Peran suami sangat penting yaitu bertindak setia
dan penuh kasih sayang.
9