Isi

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4 minggu pascapersalinan. Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan adalah masa–masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat berat selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun lamanya. Ada 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues, postpartum depression dan postpartum psychosis. Postpartum blues atau sering disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang 1

description

depresi postpartum

Transcript of Isi

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah

melahirkan. Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah

dan terutama mudah frustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode

postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita

baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin

diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4 minggu

pascapersalinan.

Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan

adalah masa–masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara

emosional. Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi

kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan

ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau

berupa serangan yang sangat berat selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun

lamanya.

Ada 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues,

postpartum depression dan postpartum psychosis. Postpartum blues atau sering

disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat

sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung

saat masa nifas, dimana para wanita yang mengalami hal ini kadang tidak menyadari

bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum psychosis, dalam

kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai

setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.

Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988.

Depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan

menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido

(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). Tingkat keparahan

depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu

mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal

postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.

1

Page 2: Isi

1.2 Tujuan

jgjuhkj

1.3 Manfaat

Jhbgj

2

Page 3: Isi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang

bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung

terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.

Depresi pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi

post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan

kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan

selera untuk berhubungan intim dengan suami).

Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi

adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi.

Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau

putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu,

pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut

Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan

keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan

bunuh diri.

Menurut Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa

mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social

dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.

2.2 Penyebab Depresi PostPartum

Depresi postpartum tidak berbeda secara mencolok dengan gangguan mental

atau gangguan emosional. Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan

bukan penyebab tapi pencetus timbulnya gangguan emosional. Penyebab nyata

terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah adanya ketidakseimbangan hormonal

ibu, yang merupakan efek sampingan kehamilan dan persalinan. Faktor lain yang

dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang

mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang overprotective,

kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan dalam pernikahan. 

3

Page 4: Isi

Perempuan yang memiliki riwayat masalah emosional rentan terhadap gejala depresi

ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan,

kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi.

Karakteristik wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah :

1. wanita yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi,

2. wanita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis,

3. wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang–orang

terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan,

4. wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya

misalnya kurang komunikasi dan informasi,

5. wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan.

Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat

kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi

atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut

terlalu cepat atau terlalu lambat.

2. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi

seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal

ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh

seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan

persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut

untuk menjadi seorang ibu.

3. Faktor pengalaman. Depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada

perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang

berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi

dirinya dan dapat menimbulkan stres.

4. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan

sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki

dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan

peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.

5. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta

intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin

besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin

4

Page 5: Isi

besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang

bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.

6. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat

kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya

sedikit banyak berkurang.

2.3  GEJALA

Adapun gejala-gejala umum ibu depresi post partum adalah :

1. Merasa gelisah atau murung

2. Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan

3. Kurang energi atau motivasi

4. Banyak menangis

5. Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak

6. Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak

7. Kesulitan berpikir atau membuat keputusanMemiliki masalah memori

8. Merasa tidak berharga dan bersalah

9. Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai

10. Menarik diri dari teman dan keluarga

11. Hilang minat (anhedonia)

12. Mengalami perubahan cepat tingkatan suasa hati dari sedih jadi marah

13. Selalu merasa lelah sepanjang waktu

14. Hanya tertarik sedikit pada bayi

15. Tidak menikmati hidup lagi

16. Kesulitan untuk berkonsentrasi

17. Pernah berfikir untuk mencelakai diri sendiri atau bayi

Ling dan Duff (2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami

60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:

1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi

2. Kelelahan dan perubahan mood

3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur

4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain

5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.

5

Page 6: Isi

2.4 Gambaran Klinik

Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem

psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu

yang dapat berlangsung berbulan-bulan. Faktor resiko:

1. Keadaan hormonal

2. Dukungan social

3. Emotional relationship

4. Komunikasi dan kedekatan

5. Struktur keluarga

6. Antropologi

7. Perkawinan

8. Demografi

9. Stressor psikososial dan lingkungan

2.5  Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga

harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila

terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :

1. Beristirahat dengan baik

2. Berolahraga yang ringan

3. Berbagi cerita dengan orang lain

4. Bersikap fleksible

5. Bergabung dengan orang-oarang baru

6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :

1. Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.

2. Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri

tidak ingin dikunjungi.

3. Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan

pekerjaan rumah.

4. Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya

sendiri dan sementara jauh dari bayi.

6

Page 7: Isi

5. Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani

secara seksual.

2.6 Penatalaksanaan

1. Terapi Obat

Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat, obat yang umum

digunakan antara lain golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI),

SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan.

Obat anti depressant tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya

baru terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan.

2. Psikoterapi

Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan

kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy membantu pasien

mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal

dengan terapis. Pada terapi kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi

dan mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan

perilaku untuk mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik.

3. Konseling

Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang

luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah, apa yang dihadapi dalam

merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan.

4. Modifikasi Lingkungan

Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus

pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta membantu dalam

merawat anak.

2.7 Prognosis

Identifikasi dan intervensi secara dini prognosenya pada wanita yang

mengalami depresi postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah dilaporkan

tertangani dengan baik jika efek depresi post partum ini diketahui sejak awal.

Pencegahan yang paling utama adalah informasi tentang faktor resiko terjadinya

depresi postpartum di masyarakat sebagai nilai penting untuk mencegah terjadinya

depresi ini. Skrining awal terjadinya depresi postpartum ini dapat diketahui saat ibu

membawa bayinya pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi

7

Page 8: Isi

sehingga pencegahan terjadinya depresi postpartum dan depresi secara umum dapat

dihindari.

8

Page 9: Isi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan

menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido,

Terdapat Trias depresi yaitu Berkurang energi,  Penurunan efek, Hilang minat

(anhedonia). Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Ibu

yang depresi post partum biasanya akan merasa gelisah atau murung, merasa sedih,

putus asa, dan kewalahan. Pencegahannya dengan memberikan dukungan emosional,

pengobatannya diberikan antidepresan yang tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu,

karena efeknya baru terasa setelah 2 minggu. Psikoterapi antara lain talking therapy,

terapi interpersonal dan kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Peran bidan dalam

menghadapi ibu Depresi Post Partum, menjadi pendengar yang baik, melakukan

konseling, Sensitif pada reaksi ibu, terlibat sejak pada awal setelah kelahiran.

3.2 Saran

Agar dapat dicegah terjadinya depresi post partum sangat diperlukan dukungan

emosional dari anggota keluarga, jangan mengabaikan ibu jika ibu terlihat sedih

sarankan ibu untuk beristirahat yang cukup, jangan bekerja terlalu berat, berolahraga

ringan, berbagi cerita dengan suami. Peran suami sangat penting yaitu bertindak setia

dan penuh kasih sayang.

9