Isi Makalah Promkes

18
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Edukasi klien merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Masa rawat inap yang semaki pendek, peningkatan tuntutan waktu bagi perawat, peningkatan tuntutan waktu bagi perawat, peningkatan jumlah klien dengan penyakit kronis, dan kebutuhan untuk memberikan informasi yang tepat bagi klien dengan penyakit akut, semakin menekankan kepentingan kualitas edukasi klien. Perawat terus mencari cara untuk melakukan edukasi klien yang terbaik, sementara masyarakat semakin mampu mencari informasi kesehatan dan menemukan sumber daya yang tersedia di dalam sistem pelayanan kesehatan. Perawat memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah (Falvo,2004). Pendidikan atau edukasi klien dalam pelayanan kesehatan berperan untuk mengubah pasien menjadi lebih mandiri dan disiplin, mencegah kondisi pasien menurun, mencegah penyebaran penyakit, merubah gaya hidup pasien menjadi lebih baik, menjaga lingkungan agar tetap sehat, mengembangkan pengetahuan bagi perawat dan peran yang paling besar adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Di dalam edukasi klien terdapat discharge planning. Hubungan antara discharge planning dengan edukasi klien adalah ketika discharge planning mulai dilakukan, maka edukasi klien yang diberikan adalah asuhan mandiri di 1

Transcript of Isi Makalah Promkes

Page 1: Isi Makalah Promkes

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Edukasi klien merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Masa rawat

inap yang semaki pendek, peningkatan tuntutan waktu bagi perawat, peningkatan tuntutan

waktu bagi perawat, peningkatan jumlah klien dengan penyakit kronis, dan kebutuhan

untuk memberikan informasi yang tepat bagi klien dengan penyakit akut, semakin

menekankan kepentingan kualitas edukasi klien. Perawat terus mencari cara untuk

melakukan edukasi klien yang terbaik, sementara masyarakat semakin mampu mencari

informasi kesehatan dan menemukan sumber daya yang tersedia di dalam sistem

pelayanan kesehatan. Perawat memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan

perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah

(Falvo,2004). Pendidikan atau edukasi klien dalam pelayanan kesehatan berperan untuk

mengubah pasien menjadi lebih mandiri dan disiplin, mencegah kondisi pasien menurun,

mencegah penyebaran penyakit, merubah gaya hidup pasien menjadi lebih baik, menjaga

lingkungan agar tetap sehat, mengembangkan pengetahuan bagi perawat dan peran yang

paling besar adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Di dalam

edukasi klien terdapat discharge planning. Hubungan antara discharge planning dengan

edukasi klien adalah ketika discharge planning mulai dilakukan, maka edukasi klien yang

diberikan adalah asuhan mandiri di rumah. Ketika perawat memberikan penjelasan

tindakan dan memberikan saran yang terbaik untuk pasien melakukannya di rumah, itu

sudah termasuk discharge planning. Discharge planning dan edukasi klien adalah sebuah

rangkaian tindakan tim kesehatan.

1.2 Perumusan Masalah

1. Mengapa peran pendidikan / edukasi klien dalam pelayanan kesehatan sangat di perlukan?

2. Apa saja tujuan dari pendidikan/ edukasi klien di dalam pelayanan kesehatan?

3. Apakah hubungan antara pendidikan/edukasi klien dan discharge planning?

4. Mengapa klien perlu memiliki pendidikan tentang discharge planning?

1

Page 2: Isi Makalah Promkes

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa saja pendidikan yang di perlukan oleh pasien dalam pelayanan kesehatan

2. Memahami peran dari edukasi klien di dalam pelayanan kesehatan

3. Mengetahui tujuan dan fungsi dari pendidikan yang di miliki oleh klien dalam pelayanan kesehatan

4. Mengetahui definisi dari discharge planning secara konseptual

5. Mengetahui hubungan antara pendidikan/edukasi klien dengan discharge planning

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah yang berjudul pendidikan/edukasi

kesehatan pasien dalam praktek keperawatan ini adalah dengan

menggunakan studi pustaka.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut,

yaitu bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan,

rumusan masalah, mtode penulisan, dan sistematika penulisan; bab II

isi yang meliputi , peran pendidikan/ edukasi klien dalam pelayanan

kesehatan dan hubunga antara edukasi klien dan discharge planning.

Terakhir bab III penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

2

Page 3: Isi Makalah Promkes

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Pendidikan atau Edukasi Klien dalam Pelayanan

Kesehatan

Pendidikan pada klien telah lama menjadi standar pada praktik

keperawatan profesional. Menurut Virginia Henderson (1966) bagian

dari peran perawat adalah untuk meningkatkan tingkat pemahaman

klien dan meningkatkan kesehatan.

Nursing’s Agenda for Health Care Reform dari American Nurses

Association (ANA) (1991) merekomendasikan perubahan struktur sistem

pelayanan kesehatan, dimana pelayanan lebih berfokus pada kesehatan

dan perawatan kesehatan daripada penyakit dan penyembuhan. Pada

dasarnya yang ingin dicapai adalah mempertahankan status kesehatan.

Klien saat ini mengetahui lebih banyak tentang kesehatan dan ingin

lebih dilibatkan dalam upaya mempertahankan kesehatan. Perawat

perlu memberikan pendidikan kesehatan sehingga klien menerima

informasi tentang perawatan kesehatan dengan cara yang lebih

menyenangkan dan dilakukan di tempat yang tidak asing baginya (ANA,

1991).

Pendidikan klien yang komprehensif meliputi tiga tujuan yaitu

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,

perbaikan kesehatan, dan koping terhadap gangguan fungsi. Perawat

merupakan sumber yang nyata dan memiliki kompetensi dalam usaha

meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis klien. Peningkatan perilaku

sehat melalui pendidikan meningkatkan harga diri dengan mengizinkan

klien mengambil tanggung jawab dalam menjaga kesehatannya.

3

Page 4: Isi Makalah Promkes

Pengetahuan yang lebih besar dapat menghasilkan kebiasaan

mempertahankan kesehatan yang lebih baik. Pada waktu klien

menyadari tentang kesehatannya, mereka cenderung untuk mencari

pertolongan secepatnya untuk masalah kesehatannya (Redman, 1993).

Klien yang dalam proses penyembuhan dari suatu penyakit atau

kecelakaan dan yang sedang beradaptasi terhadap perubahan dirinya

sering mencari informasi mengenai kondisinya. Perawat belajar untuk

mengidentifikasi keinginan klien untuk belajar dan membantu

memotivasi minatnya. Keluarga berperan penting dalam penyembuhan

klien, oleh karena itu perawat perlu mengkaji hubungan klien-keluarga.

Keluarga yang tidak memahami kebutuhan klien untuk meningkatkan

fungsi mandirinya, upaya yang mereka lakukan mungkin membuat klien

menjadi bergantung pada hal-hal yang tidak perlu dan menyebabkan

proses penyembuhan yang lambat.

Tidak semua klien benar-benar pulih dari sakit atau cedera, oleh

karena itu pengetahuan dan keterampilan baru seringkali dibutuhkan

klien untuk melanjutkan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pendidikan kesehatan memiliki tiga tujuan, primer, sekunder dan

tersier. Pendidikan kesehatan primer, berdasarkan dari Watts,

mengartikan bagaimana menginstruksikan orang lain untuk

menghindari atau mencegah penyakit, bagaimana merubah gaya hidup

dan mengontrol lingkungan agar tetap sehat. Pendidikan kesehatan

sekunder, menginstruksikan masyarakat bagaimana mendeteksi

penyakit lebih awal dan mencegah perkembangannya. Pendidikan

kesehatan tersier menjelaskan pasien tentang sakit yang diderita,

perawatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pendidikan atau edukasi klien dalam pelayanan kesehatan

berperan untuk mengubah pasien menjadi lebih mandiri dan disiplin,

mencegah kondisi pasien menurun, mencegah penyebaran penyakit,

merubah gaya hidup pasien menjadi lebih baik, menjaga lingkungan

agar tetap sehat, mengembangkan pengetahuan bagi perawat dan

4

Page 5: Isi Makalah Promkes

peran yang paling besar adalah meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan masyarakat.

“Perawat melihat dirinya sebagai advocat, sebagai seseorang

yang berdiri dan membela pasien serta keluarganya, untuk

menyampaikan saat mereka lemah dan tak berdaya” (Benner, 1984)

Edukasi klien merupakan dimensi dalam asuhan keperawatan

untuk mempertimbangkan kepentingan terbaik pasien dan mengakui

kepentingan terbaik pasien. Selama 3 dekade belakangan ini edukasi

klien telah dikenal sebagai standard praktik keperawatan profesional.

(Patient Education : Principles & Practice, sally and karen). Standard ini

mewajibkan perawat dan tim kesehatan untuk menilai kebutuhan

pembelajaran klien dan menyediakan edukasi tentang berbagai topik

seperti pengobatan, nutrisi, penggunaan alat medis, nyeri dan rencana

perawatan klien. Pencapaian yang berhasil membutuhkan kolaborasi

antar profesi kesehatan dan meningkatkan pemulihan klien.

Perawat bisa menjadi pendidik yang efektif jika melakukan lebih

dari sekedar memberikan informasi saja. Perawat harus menentukan

secara hati-hati apa yang klien perlu ketahui dan menentukan secara

hati-hati apa yang klien perlu ketahui dan menentukan waku kapan

klien siap belajar. (Klugger, 1991) mencatat 3 area yang merupakan

tanggung jawab klien dalam pendidikan klien :

1. Persiapan klien dalam menerima perawatan

2. Persiapan klien pulang dari perawatan rumah sakit

3. Pencatatan aktivitas pendidikan klien

Ketika perawat menilai kebutuhan pendidikan klien dan perawat

tersebut mampu mengimplementasikannya, klien sebaiknya disiapkan

untuk mengetahui tanggung jawabnya daam asuhan keperawatan.

Hubungan antara pendidikan klien dan hasil yang diharapkan

merupakan satu pemikiran penelitian keperawatan yang penting.

( Fundamental Keperawatan, Potter dan Perry.edisi 4)

5

Page 6: Isi Makalah Promkes

Rangkaian tindakan yang sistematik dan berurutan serta

terencana yang membentuk siklus tanpa terputus merupakan proses

dari pendidikan. Sedangkan pendidikan kesehatan adalah seuatu usaha

atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, dan masyarakat

dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan

secara optimal (Rochadi, 2011). Pendidikan klien merupakan proses

untuk membantu orang mempelajari perilaku yang ada kaitannya

dengan kesehatan, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari untuk mencapai kesehatan yang optimum dan kemandirian

dalam perawatan diri (Smith, 1998: Bell,1986).

Pendidikan kesehatan berperan bagi pasien didalam pe;ayanan

kesehatan adalah untuk menginstruksikan orang-orang (pasien),

bagaimana untuk mendeteksi penyakit pada tahap awal dan mencegah

perkembangannya. Ini merupakan pendidikan kesehatan primer.

Sedangkan pendidikan tersier dapat menginstruksikan pasien tentang

penyakit mereka dan pelayanan kesehatan yang tersedia. Jadi, pasien

bisa mencegah atau membatasi ketidakmampuan serta membantu

memulihkan pasien dari penyakitnya.

Untuk pembatasan ini, maka diberikanlah pelatihan oleh perawat

kepada klien tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas.

Supaya kedepannya pasien bisa dengan mandiri mencegah atau

membatasi penyakitnya.

Secara umum peran dari pendidikan atau edukasi klien adalah

untuk mengubah perilaku individu dan masyarakat dalam bidang

kesehatan serta tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan aktif

dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Serta edukasi klien bertujuan untuk pemeliharaan dan promosi

kesehatan serta pencegahan penyakit (Potter&Perry, 2005). Promosi

perilaku sehat melalui edukasi memungkinkan pasien mengambil

tanggungjawab yang lebih besar terhadap kesehatnnya, pengetahuan

6

Page 7: Isi Makalah Promkes

yang lebih baik akan menghasilkan kebiasaan pemeliharaan kesehatan

yang lebih baik pula. Tujuan lainnya adalah pendidikan kesehatan,

pasien yang sakit atau cedera membutuhkan informasi dan

keterampilan yang dapat membantu mereka mencapai kembali

kesehatannya (Potter&Perry, 2005).

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran dari pendidikan atau edukasi

klien dalam pelayanan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku

pasien dalam memelihara perilaku sehat, mandiri, merubahgaya hidup

menjadi sehat, memotifasi pasien dan berperan aktif dalam

mewujudkan derejat kesehatan yang optimal

2.2 Hubungan antara Pendidikan/ edukasi klien dengan

discharge planning

Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan

sebuah hubungan yang terintegrasi, yaitu antara perawatan yang

diterima pada waktu di rumah sakit dengan perawatan yang diberikan

setelah klien pulang. Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika

dilanjutkan dengan perawatan di rumah. Namun sampai dengan saat ini

perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum

optimal dilaksanakan, dimana peran perawat terbatas pada kegiatan

rutinitas saja, yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Klien yang

memerlukan perawatan kesehatan di rumah, konseling kesehatan atau

penyuluhan dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dengan

upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke

ruang kedaruratan dengan masalah minor,sering kali diterima kembali

dalam waktu 24 jam sampai 48 jam dan kemudian pulang kembali.

Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang

terkait dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula

disebut dengan perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang

dibutuhkan oleh klien di manapun klien berada. Kegagalan untuk

memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan

beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi

7

Page 8: Isi Makalah Promkes

fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan

terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna

untuk perawatan di rumah.

Discharge planning adalah rencana pemulangan pasien.

Discharge planning dibutuhkan agar pasien ketika pulang nanti dapat

menjalani asuhan secara mandiri di rumah. Discharge planning

dilakukan oleh semua tim kesehatan agar persiapannya berjalan

dengan baik dan tidak ada miskomunikasi. Discharge palnning

ditujukan bagi pasien dan keluarga pasien. Discharge planning sudah

harus dibuat ketika proses perencanaan asuhan kepada pasien.

Discharge planning diberikan beberapa hari sebelum pasien pulang.

Discharge planning tidak hanya berlaku untuk klien akut, tetapi juga

unutk pasien yang lainnya. Rawat jalan tidak membutuhkan discharge

planning, yang membutuhkan discahrge planning hanyalah untuk klien

di rawat inap.

Discharge planning dilakukan pada setiap asuhan keperawatan.

Ketika dimulai discharge planning, maka edukasi klien berorientasi pada

discharge palnning. Discharge planning dapat dilakukan ketika pasien

sedang diberi asuhan, atau perawat meluangkan waktu sebentar untuk

menjelaskan tindakan yang bisa dilakukan di rumah untuk keluarga

pasien. Bahkan pasien dapat diberikan edukasi mandiri dengan cara

tidak memanjakan pasien. Contoh : pasien harus melakukan hal-hal

yang dapat ia lakukan sendiri ketika sudah dapat melakukannya secara

mandiri.

Hubungan antara discharge planning dengan edukasi klien adalah

ketika dischrge planning mulai dilakukan, maka edukasi klien yang

diberikan adalah asuhan mandiri di rumah. Discharge planning

merupakan bagian dari edukasi klien. Ketika perawat memberikan

penjelasan tindakan dan memberikan saran yang terbaik untuk pasien

melakukannya di rumah, itu sudah termasuk discharge planning.

Discharge plannign dan edukasi klien adalah sebuah rangkaian tindakan

tim kesehatan.

8

Page 9: Isi Makalah Promkes

Menurut Neylor (2003), beberapa tindakan keperawatan yang dapat

diberikan pada klien sebelum klien diperbolehkan pulang adalah

sebagai berikut:

1. Pendidikan kesehatan, diharapkan dapat mengurangi angka kambuh

atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan klien serta

keluarga tentang perawatan post-laparatomi. Pendidikan kesehatan

terkait dengan perawatan post-operatif yang perlu diberikan pada

klien dengan post-laparatomi (Long, 1996), meliputi:

a. Kontrol (waktu dan tempat)

b. Lanjutan perawatan (luka operasi, pemasangan gift, dan lain-lain)

c. Diet / nutrisi yang harus dikonsumsi

d. Aktivitas dan istirahat, kontrol

e. Perawatan diri ( kebersihan dan mandi)

2. Program pulang bertahap. Bertujuan untuk melatih klien untuk

kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat, antara lain apa

yang harus dilakukan klien di rumah sakit dan apa yang harus

dilakukan oleh keluarga.

3. Rujukan. Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai

hubungan langsung antara perawat komunitas atau praktik mandiri

dengan perawat rumah sakit sehingga dapat mengetahui

perkembangan klien di rumah.

Discharge Planning (DP) merupakan proses perencanaan

sistematik yang dipersiapkan bagi pasien untuk meninggalkan instansi

perawatan (rumah sakit). Pada akhir tahun 1970-an, pengajaran klien

menyaksikan pergeseran dan daftar memperluas priorites. Tidak lagi

adalah perawat baru dididik hanya untuk rumah sakit berbasis praktik.

Praktek dalam perawatan rawat jalan, perawatan jangka panjang, dan

pengaturan rumah perawatan membantu perawat mendapatkan

penghargaan yang lebih besar untuk link penting antara pendidikan

klien, perencanaan pulang, dan kontinuitas perawatan, Pasien

dipulangkan dari rumah sakit untuk pengaturan lain sakit dan lebih

cepat.

9

Page 10: Isi Makalah Promkes

Perencanaan pulang dimulai pada hari masuk, ini adalah aturan

emas diajarkan kepada semua siswa keperawatan. Sampai dekade

terakhir, bagaimanapun, jumlah hari pasien tinggal di rumah sakit

adalah fleksibel dan sering dapat diperpanjang untuk mempersiapkan

pasien dan keluarga untuk menganggap perawatan diri. Sebagai biaya

kesehatan terus meningkat, rumah sakit disalahkan karena inefisiensi

dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk merawat pasien. Industri

Amerika dan lembaga pemerintah ditekan untuk penukaran dalam

penggantian kesehatan yang akan membangun insentif untuk efisiensi

dan penahanan biaya untuk pihak ketiga wajib.

Medicare mulai menggunakan sistem pembayaran prospektif

yang disebut diagnosis yang berhubungan dengan kelompok (DRGs).

Kecenderungan utama dalam penggantian menjadi undang-undang

pada tahun 1983. Dengan DRGs, pembayaran tidak lagi dibuat ke

rumah sakit berdasarkan biaya pelayanan atau jumlah hari perawatan

diberikan kepada pasien. Sebaliknya, pembayaran yang telah

ditetapkan ditugaskan berarti lama tinggal (yaitu, jumlah hari Medicare

akan membayar untuk layanan). Sebuah cutoff outlier (yaitu, jumlah

max-Imum hari yang sakit dapat RUU Medicare) didirikan. Untuk

menegosiasikan pembayaran, rumah sakit harus membuktikan bahwa

kondisi klien yang rumit. Analis Banyak dokter memperkirakan bahwa

perusahaan asuransi besar akan mengadopsi sistem pembayaran

serupa calon-harga (Vestal, 1995; Malloy 7 Hartshorn, 1989). Sejak itu,

industri asuransi kesehatan telah memperkenalkan perubahan besar,

dan aliansi baru untuk perawatan kesehatan dikelola berkembang

setiap hari. Biaya dan kualitas merupakan komponen kunci dari

perawatan kesehatan dikelola.

Dengan munculnya DRGs, perencanaan debit diasumsikan makna

baru. Insentif keuangan diikat dengan tanggal debit, karena rumah sakit

yang diganti jumlah tetap didasarkan pada DRGs. Strategi yang

dikembangkan untuk mengelola fiskal rangkaian perawatan pasien dari

pendekatan baru untuk skrining preadmission untuk manajemen kasus

rawat inap, dan dari klinik rawat jalan khusus untuk teknologi tinggi

10

Page 11: Isi Makalah Promkes

perawatan di rumah. Sistem perawatan kesehatan muncul,

menghubungkan penyedia di sebuah kontinum pengaturan perawatan

kesehatan. Manajemen kasus yang terlibat menjamin kelangsungan

layanan perawatan pasien, memaksimalkan kualitas pelayanan, dan

meminimalkan biaya. Dengan munculnya setiap pendekatan baru,

pendidikan klien telah mengambil tengah panggung.

Fokus utama dari pendidikan klien pada 1980-an bergeser dari

hasil penyedia untuk hasil pasien dan keluarga. pendidikan klien yang

sukses tidak dapat dijamin hanya berdasarkan pada kemampuan dan

kemauan dari penyedia layanan kesehatan untuk memberikan informasi

dimengerti tentang diagnosis, pengobatan dan prognosis. tujuan untuk

pendidikan dari semua pasien harus mencakup belajar keterampilan

bertahan hidup, mengakui masalah setelah kepulangan dan membuat

keputusan yang berkontribusi terhadap manajemen perawatan diri.

BAB III

3.1 Kesimpulan

Nursing’s Agenda for Health Care Reform dari American Nurses Association

(ANA) (1991) merekomendasikan perubahan struktur sistem pelayanan kesehatan, dimana

11

Page 12: Isi Makalah Promkes

pelayanan lebih berfokus pada kesehatan dan perawatan kesehatan daripada penyakit dan

penyembuhan. Pada dasarnya yang ingin dicapai adalah mempertahankan status kesehatan.

Klien saat ini mengetahui lebih banyak tentang kesehatan dan ingin lebih dilibatkan dalam

upaya mempertahankan kesehatan. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan

sehingga klien menerima informasi tentang perawatan kesehatan dengan cara yang lebih

menyenangkan dan dilakukan di tempat yang tidak asing baginya (ANA, 1991).

Pendidikan klien yang komprehensif meliputi tiga tujuan yaitu pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, perbaikan kesehatan, dan koping

terhadap gangguan fungsi. Perawat belajar untuk mengidentifikasi keinginan klien untuk

belajar dan membantu memotivasi minatnya. Keluarga berperan penting dalam

penyembuhan pasien, oleh karena itu perawat perlu mengkaji hubungan klien-keluarga.

Pendidikan kesehatan memiliki tiga tujuan, primer, sekunder dan tersier. Pendidikan atau

edukasi klien dalam pelayanan kesehatan berperan untuk mengubah pasien menjadi lebih

mandiri dan disiplin, mencegah kondisi pasien menurun, mencegah penyebaran penyakit,

merubah gaya hidup pasien menjadi lebih baik, menjaga lingkungan agar tetap sehat,

mengembangkan pengetahuan bagi perawat dan peran yang paling besar adalah

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.

Perencanaan pulang (discharge planning) adalah rencana pemulangan pasien.

Discharge planning dibutuhkan agar pasien ketika pulang nanti dapat menjalani asuhan

secara mandiri di rumah. Discharge planning dilakukan oleh semua tim kesehatan agar

persiapannya berjalan dengan baik dan tidak ada miskomunikasi. Hubungan antara

discharge planning dengan edukasi klien adalah ketika dischrge planning mulai

dilakukan, maka edukasi klien yang diberikan adalah asuhan mandiri di rumah. Discharge

planning merupakan bagian dari edukasi klien. Ketika perawat memberikan penjelasan

tindakan dan memberikan saran yang terbaik untuk pasien melakukannya di rumah, itu

sudah termasuk discharge planning. Discharge plannign dan edukasi klien adalah sebuah

rangkaian tindakan tim kesehatan.

3.2 Saran

- Perlunya pendidikan kesehatan yang mendalam terhadap perawat dan klien,

sehingga tindakan atau informasi tentang perawatan kesehatan lebih di pahami

12

Page 13: Isi Makalah Promkes

- Perawat perlu belajar lebih banyak agar memiliki bekal untuk dapat memberikan

informasi yang maksimal pada saat melakukan edukasi terhadap pasien. Perawat

juga perlu mengasah ilmu yang dimiliki agar dapat meningkatkan mutu pendidikan

dan berperilaku sehat karena perawat merupakan sumber yang nyata dan memiliki

kompetensi dalam usaha meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis klien

- Kolaborasi antara tim kesehatan sangatlah penting, hal tersbut sebaiknya lebih di

perhatikan dan diterapkan pada tiap tim kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental Keperawatan. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Redman, Barbara Klug. (1993). The Process of Patient Education. 7th Ed. St. Louis: Mosby Year Book.

13

Page 14: Isi Makalah Promkes

Rankin, Sally H. & Stallings, Karen Duffy. (2001). Patient Education: Principles & Practice. 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wikins.

Nursalam.2008.Pendidikan dalam keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts Process, and Practice. 6th Ed. St Louis, Ml : Elseiver Mosby.

14