Makalah Bab 1 Promkes

23
Pendidikan atau Edukasi Klien dalam Pelayanan Kesehatan serta Discharge Planning KELAS C FOCUS GROUP 2 1. Fitrotul Aeni (1106005616) 2. Ira Rahmawati (1106023070) 3. Mutiara Ayu Larasati (1106053205) 4. Ratna Susiyanti (1106053363) 5. Shifa Sahidatulwafa (1106008776) 6. Yusnita Chandra Oktafiyani (1106002375)

Transcript of Makalah Bab 1 Promkes

Page 1: Makalah Bab 1 Promkes

Pendidikan atau Edukasi Klien dalam Pelayanan Kesehatan serta Discharge Planning

KELAS C

FOCUS GROUP 2

1. Fitrotul Aeni (1106005616)

2. Ira Rahmawati (1106023070)

3. Mutiara Ayu Larasati (1106053205)

4. Ratna Susiyanti (1106053363)

5. Shifa Sahidatulwafa (1106008776)

6. Yusnita Chandra Oktafiyani (1106002375)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Page 2: Makalah Bab 1 Promkes

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuk-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendidikan atau Edukasi Klien

dalam Pelayanan Kesehatan serta Discharge Plannig. Makalah ini disusun berdasarkan data-data

yang telah kami kumpulkan dari berbagai sumber. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi

tugas mata kuliah Promosi Kesehatan.

Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Murtiwi, SKP., MSBiomed

2. Orang tua kami yang senantiasa memotivasi dan mendoakan kami

3. Seluruh teman-teman yang telah membantu

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini sangat penulis

harapkan. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Depok, 08 September 2012

Penulis

Page 3: Makalah Bab 1 Promkes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan / Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang

melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau

kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif

memberikan informasi-informasi atau ide baru (Suliha, 2002). Pendidikan kesehatan

merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

Pendidikan kesehatan terhadap klien tidak hanya membuat klien tetapi juga keluarga klien

untuk berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam

mengambil keputusan tentang asuhan yang diterimanya. Pendidikan klien dapat mencakup

informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut

pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila

dibutuhkan.

Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembelajaran

sehingga dari yang tidak tahu jadi tahu, yang tidak mau jadi mau dan yang tidak mampu

menjadi mampu untuk menjaga dan mempertahankan kesehatannya atau mencegah

terjadinya penyakit dan tingkat keparahan sakit pada dirinya dan proses pemulihan kesehatan

dari sakit untuk mencapai kesehatan yang optimal. Secara operasional, tujuan pendidikan /

edukasi kesehatan yaitu agar klien memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan

(dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya. Kedua, agar klien melakukan

langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit menjadi lebih parah dan mencegah

keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit. Ketiga,

agar klien memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan

sistem dan cara memanfaatkannya dengan efesien dan efektif. Keempat, agar klien

mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu

meminta pertolongan kepada sistem pelayanan formal.

Page 4: Makalah Bab 1 Promkes

Discharge planning atau pendidikan menjelang kepulangan klien juga menjadi sangat

penting karena ketika klien sudah tidak lagi berada di lingkungan rumah sakit, klien tidak

akan selalu tergantung dengan perawat, atau tenaga kesehatan lainnya. Dengan kata lain klien

itu dapat memandirikan dirinya sendiri tanpa tergantung orang lain. Di sini peran perawat

dalam memberikan edukasi / pendidikan kesehatan harus sesuai dan tepat sesuai dengan porsi

masing-masing klien dan tentunya sesuai keadaan klien itu sendiri.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu mendefinisikan pengertian pendidikan/edukasi kesehatan klien

dalam pelayanan kesehatan.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan peran pendidikan/edukasi klien dalam pelayanan

kesehatan.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai discharge planning.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara pendidikan/edukasi klien dan

discharge planning.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan edukasi kesehatan klien?

2. Bagaimana peran edukasi klien dalam pelayanan kesehatan?

3. Apakah yang dimaksud dengan discharge planning?

4. Apa saja manfaat discharge planning?

5. Apa saja prinsip-prinsip discharge planning?

6. Bagaimana hubungan antara edukasi klien dan discharge planning?

1.4 Metode Penulisan

Makalah ini dibuat menggunakan metode study literature dari berbagai sumber terpercaya.

Sumber-sumber yang digunakan yakni buku-buku tentang keperawatan atau komunikasi,

situs yang terpercaya, serta berbagai referensi lain.

Page 5: Makalah Bab 1 Promkes

A. Peran Pendidikan / Edukasi Klien Dalam Pelayanan Kesehatan

Selain sebagai pemberi asuhan keperawatan, seorang perawat professional juga

mempunyai peran-peran yang lain dalam tugas sehari-harinya yaitu, sebagai pendidik

(edukator), advokasi, dan masih banyak lagi. Dalam hal pemberian edukasi tentang kesehatan

tentunya, seorang perawat dapat memberikan pendidikan atau edukasi kepada klien, baik

kepada klien individual ataupun kepada klien kelompok. Perawat memberikan pendidikan

atau edukasi dalam rangka pelayanan kesehatan dengan berbagai tujuan dan manfaat.

Sebelum membahas tujuan dan manfaat pendidikan atau edukasi kesehatan dalam pelayanan

kesehatan kepada klien atau masyarakat, sebaiknya mengetahui dahulu tentang pendidikan /

edukasi kesehatan. Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang

(UU RI No 2 Th. 1989). Sedangkan pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau

kegiatan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan

kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal.

Pada dasarnya, edukasi kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku individu, keluarga

dan masyarakat yang merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan

membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup sehat. Tujuan

lain yaitu tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam

memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Terdapat pula tujuan lain dari edukasi klien berupa (Potter&Perry, 2009) :

1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan serta pencegahan penyakit

Perawat merupakan sumber informasi yang tampak dan berkompeten bagi klien yang

ingin meningkatkan kondisi fisik dan psikologisnya. Perawat memberikan informasi

dan keterampilan yang dapat mengubah perilaku klien menjadi lebih sehat. Promosi

perilaku sehat melalu edukasi memungkinkan klien mengambil tanggungjawab yang

lebih besar terhadap kesehatannya. Pengetahuan yang lebih banyak akan

menghasilkan kebiasaan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik pula.

Page 6: Makalah Bab 1 Promkes

2. Pemulihan kesehatan

Klien yang sakit atau cedera membutuhkan informasi dan keterampilan yang dapat

membantu mereka mencapai atau memelihara kembali tingkat kesehatannya, karena

klien yang sedang menjalani pemulihan dan sedang beradaptasi dari perubahan akibat

penyakit biasanya mencari informasi tentang kondisinya.

3. Beradaptasi dengan gangguan fungsi

Tidak seluruh klien akan pulih dari penyakit atau cederanya. Banyak dari mereka

yang harus beradaaptasi dengan perubahan dari kesehatan mereka yang permanen, hal

itu karena klien membutuhkan pengetahuan dan keterampilan baru agar dapat

meneruskan aktifitasnya.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan dalam

pelayanan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat,

kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu dari masyarakat. Pendidikan dalam

pelayanan kesehatan mengacu juga pada edukasi pada klien. Klien semakin menyadari

kesehatan dan ingin dilibatkan dalam pemeliharaan kesehatan. Perawat atau tim kesehatan

harus memeberikan edukasi kesehatan pada tempat yang nyaman dan dikenal oleh klien

(Potter&Perry, 2009).

Pelayanan kesehatan preventif dapat mengurangi biaya kesehatan dan menurunkan beban

bagi individu, keluarga, dan komunitas. Yang terpenting, hasil yang diharapkan dalam

edukasi kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap dan perilaku individu, keluarga, dan

masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-

hari demi mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perawat juga bertanggung jawab

mengajarkan informasi yang dibutuhkan klien dan keluarganya. Klien diberitahu bahwa

mereka berhak mendapatkan informasi tentang pelayanan yang akan diterima, menerima

informasi tentang pelayanan yang akan diterima, menerima informasi tentang pelayanan

dalam bahasa yang mereka inginkan, dan mengharapkan bahwa mereka akan didengar dan

diperlakukan dengan hormat (Potter&Perry, 2009).

Page 7: Makalah Bab 1 Promkes

Suatu tujuan pembelajaran akan mendeskripsikan hal yang akan mampu dilakukan

pelajar setelah berhasil menerima intruksi. Oleh karena itu, perawat membutuhkan

komunikasi yang baik agar dalam penyampaian informasi pendidikan kepada klien dapat

tersampaikan dengan baik. Selain itu materi yang disampikan hendaknya disesuaikan dengan

tingkat kebutuhan kesehatan klien sendiri atau dari tingkat individu, kelompok, ataupun

masyarakat. Komunikasi yang efektif serta adanya umpan balik (feedback) antara pemberi

informasi dengan penerima informasi membuat mekanisme evaluasi keberhasilan rencana

pengajaran dan memberikan dorongan yang positif. Komuniaksi dua arah membantu

keberhasilan edukasi kesehatan kepada klien. Tujuan dan manfaat akan tercapai apabila

komunikasi yang baik dan bagus antara pemberi edukasi dengan penerima edukasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa edukasi atau pendidikan merupakan proses pemberian

informasi yang bertujuan untuk merubah perilaku individu, kelompok, atau masyarakat

dalam memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal. Perawat professional ataupun tim kesehatan lainnya harus dapat memberikan

edukasi kesehatan dimanapun dan dengan teknik komunikasi baik sehingga tujuan dari

edukasi itu sendiri tercapai dan terlaksana.

B. Hubungan Antara Edukasi Klien dan Discharge Planning

Seluruh asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada klien harus

dikomunikasikan terlebih dahulu kepada klien. Dalam hal ini diperlukan peran perawat dalam

melaksanakan seluruh tindakan asuhan keperawatan. Perawat berperan dalam membantu klien

menghadapi kondisi sakitnya baik secara fisik maupun psikis.

Hal diatas membuktikan bahwa sangat diperlukannya pemberian informasi dan edukasi

kepada klien dan orang-orang didekatnya tentang sakit yang dialami oleh klien. Hal itu juga

penting dilakukan sebelum pemulangan. Klien dan keluarganya harus mengetahui bagaimana

cara memanajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang diharapkan di dalam

memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan karena ketidaksiapan menghadapi

pemulangan dapat meningkatkan risiko komplikasi (Perry & Potter, 2006).

Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang

terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan

Page 8: Makalah Bab 1 Promkes

perawatan yang diberikan setelah klien pulang karena discharge planning keperawatan

merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan atau perawatan berkelanjutan.

Artinya, dibutuhkan klien dimana pun klien berada (Nursalam, 2011). Namun sampai dengan

saat ini perencanaan pulang bagi klien yang dirawat di rumah sakit belum optimal

dilaksanakan, dimana peran perawat terbatas pada kegiatan rutinitas saja, yaitu hanya berupa

informasi kontrol ulang.

1. Pengertian Discharge Planning

Hal yang ditekankan di sini adalah saat pemulangan klien. Untuk mengerti lebih jauh

tentang pemulangan klien dapat ditinjau dari kutipan berikut ini: We are in the

information age and providing patient and family education is the essence of our

practice. As nurse, we have been taught by our discipline and throughout our education

the importance of teaching (Stallings, 2006). Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa

tugas perawat tidak hanya berorientasi pada rumah sakit, namun tugas pokok perawat

adalah memberikan edukasi kepada klien berupa pelayanan kesehatan yang spesifik

sesuai kebutuhan klien mulai dari ia masuk rumah sakit hingga ia keluar dan melanjutkan

perawatan di rumah.

Proses dimana klien mulai mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan

kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam

mempertahankan derajat kesehatannya sampai klien merasa siap untuk kembali ke

lingkungannya itulah yang disebut dengan discharge planning (RCP, 2001).

Definisi discharge planning yang dikemukakan oleh tokoh lain, antara lain: Kozier

(2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan klien untuk

meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang  lain didalam atau diluar suatu agen

pelayanan kesehatan umum. Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge planning

sebagai perencanaan kepulangan klien dan memberikan informasi kepada klien dan

keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan

kondisi penyakitnya. Menurut (Kozier, 2004) discharge planning yang efektif seharusnya

mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif

tentang kebutuhan klien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan,

Page 9: Makalah Bab 1 Promkes

perencanaan untuk memastikan kebutuhan klien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh

pemberi layanan kesehatan.

Pemberian edukasi dalam discharge planning sangat dibutuhkan bagi setiap klien

karena discharge planning merupakan suatu proses yang keefektifannya sangat

bergantung pada intervensi edukasi klien, dimana tim perawatan kesehatan (yang

seringkali beranggotakan para perawat) merencanakan dan mengkoordinasikan pelayanan

dengan tujuan untuk memberikan kesinambungan perawatan bagi klien dan keluarga

mereka di dalam berbagai lingkungan perawatan (Susan Bastable, 2002).

2. Tujuan Discharge Planning

a. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan,

kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang diberlakukan pada pasien di rumah.

b. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di rumah.

c. Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya dibuat

dengan tepat. (Ester, 2005)

3. Manfaat Discharge Planning

Spath (2003) memaparkan bahwa pada hakikatnya discharge planning memiliki

manfaat sebagai berikut.

a. Memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada klien yang telah

dimulai sejak klien masuk rumah sakit.

Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun klien itu sendiri

dapat menggunakan metode ceramah atau demonstrasi. Sebelum pulang, klien harus

mengetahui beberapa hal, yaitu instruksi tentang penyakit yang ia derita, pengobatan

yang harus dijalankan, serta masalah atau komplikasi yang dapat terjadi. Klien juga

sebaiknya diberikan informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di

rumah. Selain itu, perawat diminta menjelaskan masalah yang mungkin muncul dan

cara mengantisipasinya.

Page 10: Makalah Bab 1 Promkes

b. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan klien agar

kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru dapat segera teridentifikasi.

Salah satu tindakan keperawatan yang seharusnya diberikan oleh perawat kepada

klien sebelum klien diperbolehkan pulang adalah edukasi kesehatan. Secara

sederhana, pemberian edukasi kesehatan diharapkan dapat mengurangi angka kambuh

atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan penyakit.

c. Membantu kemandirian dan kesiapan klien dalam melakukan perawatan di rumah.

Edukasi klien merupakan suatu proses pembelajaran menyeluruh yang terjadi

sepanjang waktu. Proses ini memerlukan pengkajian tanpa henti atas pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien. Diharapkan perawat dapat memainkan perannya

sebagai motivator untuk menolong klien agar dapat menolong dirinya sendiri. Hal ini

dapat membuat klien merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan

sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya. Ia akan menyadari

haknya untuk mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan dapat memilih prosedur

perawatan yang membuatnya nyaman.

d. Membantu klien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memperbaiki

serta mempertahankan status kesehatannya.

Proses ini dapat dimulai dengan memberikan informasi, namun nantinya akan

dilengkapi dengan interpretasi dan integrasi dari informasi tersebut dengan perbuatan

dan tindakan yang bermanfaat bagi kesehatan seseorang.

e. Membantu mengembalikan kontrol klien dengan mengurangi perasaan khawatir serta

membangkitkan kemampuan klien untuk mengambil keputusan dalam menata

kesehatannya.

Discharge planning juga bermanfaat bagi perawat. Dengan membuat

perencanaan pemulangan, perawat akan merasakan bahwa keahliannya diterima dan

dapat digunakan. Dengan kata lain, perawat akan menerima informasi setiap waktu.

Pada akhirnya, ia diharapkan mampu memahami perannya dalam sistem. Manfaat

lain yang akan didapatkan oleh perawat adalah kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan dalam prosedur baru dan bekerja dalam setting yang berbeda dan cara

yang berbeda, serta bekerja dalam suatu sistem dengan efektif.

Page 11: Makalah Bab 1 Promkes

4. Prinsip-prinsip Discharge Planning

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam perencanaan pulang adalah sebagai berikut.

a. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan

dari klien perlu dikaji dan dievaluasi.

b. Kebutuhan dari klien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang

mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang

muncul di rumah dapat segera diantisipasi.

c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan

pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.

d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.

Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaiakan dengan

pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.

e. Prosedur discharge planning harus dilakukan secara konsisten dengan kualitas tinggi

pada semua klien.

f. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan ketika

menyusun discharge planning.

Sedangkan menurut Anne. M, Angela. D (2000), prinsip dari discharge planning terdiri dari:

a. Penemuan kasus: Kegiatan yang dilakukan dengan kerja sama antar profesi kesehatan

yang meliputi profesi keperawatan, medis, dan profesi lain untuk mengidentifikasi

faktor resiko yang akan dapat diatasi oleh pasien selama perawatan di rumah.

b. Pengkajian: dimulainya mencari dan mengidentifikasi kebutuhan dari pasien dan

keluarga, serta pemeriksaan fisik dan lingkungan yang dapat membantu untuk

menentukan tingkat ketergantungan dari pasien.

c. Koordinasi: komunikasi dan kerja sama antar tim dari multidisiplin profesi dan ilmu

termasuk kerjasama dengan pasien dan keluarga dalam menyusun dan melaksanakan

discharge planning.

d. Implementasi: pelaksanaan dari rencana pemlangan yang berisi rujukan, pelaksanaan

dan evaluasi diri dari perencanaan pemulangan yang dikerjakan sesuai bidang ilmu

keperawatan.

Page 12: Makalah Bab 1 Promkes

5. Struktur Discharge Planning:

Menurut Mc. Kecnan dan Coulton (1970) yang dikutip oleh Jackson (1994) mengatakan bahwa struktur dari discharge planning terdiri dari struktur formal dan informal. Model informal adalah model tradisional dimana perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau pekerja sosial lain dalam menyusun sebuah perencanaan pemulangan dan belum adanya suatu dokumentasi tertulis dalam pelaksanaannya. Model formal dimana perencanaan pemulangan dibuat secara tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses seleksi, penilaian sistem dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.

6. Hal-hal yang Harus Diketahui Klien Sebelum Pulang

Hal-hal yang harus diketahui sebelum klien pulang adalah sebagai berikut.

a. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan, serta

masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.

b. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah.

c. Masalah yang mungkin muncul dan cara mengantisipasi.

d. Edukasi kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun klien sendiri. Diharapkan

dapat mengurangi angka kambuh atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan

klien serta keluarga.

7. Pemberi Discharge Planning

Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan

multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi

layanan kesehatan kepada klien (Perry & Potter, 2006). Discharge planning tidak hanya

melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan

dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama (Nixon et al, 1998 dalam

The Royal Marsden Hospital, 2004)

Seseorang yang merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan

(continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan

untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan, menyediakan

edukasi kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan dan

mengimplementasikan discharge planning (Discharge Planning Association, 2008). Hanya

Page 13: Makalah Bab 1 Promkes

dokter yang mempunyai kuasa untuk memulangkan klien dari rumah sakit, namun pada kenyataannya

proses discharge planning dapat dilengkapi oleh pekerja sosial, perawat, manajer, atau orang lain.

8. Penerima Discharge Planning

Semua klien memerlukan discharge planning (Discharge Planning Association,

2008). Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan klien beresiko tidak dapat

memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan setelah klien pulang,

seperti klien yang menderita penyakit terminal atau klien dengan kecacatan permanen

(Rice, 1992 dalam Perry & Potter, 2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus

mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio,

2008).

9. Proses Discharge Planning

Proses perencanaan pemlangan mengikuti struktur yang sama dengan proses

perawatan yang meliputi:

a. Pengkajian

Pengkajian perencanaan pemulangan (discharge planning) terdiri dari “apa dan

kapan”. Maksud dari apa adalah apa yang harus dikaji dalam perencanaan pemulangan

dan kapan yang berarti kapan pengkajian tersebut dilaksanakan (Bull & Robert, 2001).

Pengkajian tentang apa meliputi lima area yaitu pengkajian area kognitif,

psikologis, status ekonomi atau financial, akses dan dukungan lingkungan, baik formal

maupun informal, sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian perencanaan

pemulangan dilakukan adalah sejak pasien masuk ke rumah sakit atau pada saat

screening atau control kesehatan. Pada tahap ini diharapkan discharge planning

mengetahui semua kebutuhan pasien (bull & Robert, 2001).

b. Perencanaan

Penyusunan sebuah rencana pemulangan perlu dibentuk sebuah tim dari berbagai

disiplin ilmu yang melibatkan keluarga, sebab keluarga akan membantu proses

pelaksanaan dari perencanaan pemulangan setelah pasien dipulangkan dari rumah

sakit.

Page 14: Makalah Bab 1 Promkes

c. Implementasi

Hubungan yang aktif dan baik antar tim pelaksana dan tersedianya lingkungan

dari semua pihak serta adanya fleksibilitas dari organisasi pelayanan yaitu rumah sakit

dan puskesmas. Hal ini adalah faktor yang berpengaruh pada keberhasilan dalam

rencana pemulangan.

d. Out Come

Evaluasi secara kualitatif akan memberikan gambaran adanya hubungan antara

lamanya hari perawatan dengan besarnya biaya pelayanan yang dikeluarkan dan proses

kepuasan klien terhadap hal tersebut.

e. Dokumentasi

Discharge planning dalam pelaksanaannya perlu adanya standar dalam

dokumentasi. Dokumentasi keperawatan merupakan catatan klien pada proses

keperawatan dan pencatatan ini merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat dari

pelaksana perawatan.

10. Alur Discharge Planning

Menurut Nursalam dan Efendi dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Dalam

Keperawatan” menggambarkan alur discharge planning adalah sebagai berikut.

Page 15: Makalah Bab 1 Promkes

Dengan demikian dapat dilihat bahwa discharge

planning penting untuk dilakukan agar klien memiliki

kepastian tindakan selanjutnya. Klien dan keluarga dapat

mengerti apa yang harus mereka lakukan saat nanti menjalani perawatan di rumah. Dengan hal

itu klien tetap mendapatkan perawatan meskipun sudah tidak berada di rumah sakit. Discharge

planning dapat membantu klien dan keluarga mempersiapkan perawatan secara mandiri.

Perawat

Keadaan klien

1. Klinis dan pemeriksaan penunjang

2. Tingkat ketergantungan klien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi Program health education

- Kontrol dan obat/perawatan- Nutrisi- Aktivasi dan istirahat- Perawatan diri

Monitor (sebagai program service safety)

Oleh: keluarga dan petugas