Isi fix

download Isi fix

of 22

description

isi

Transcript of Isi fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInkompetensi serviks menggambarkan kelemahan fungsional leher rahim, dengan ketidakmampuan untuk mencapai kehamilan penuh oleh karena defek fungsi maupun struktur pada serviks. Hal ini biasanya terjadi secara akut, dilatasi leher rahim tanpa disertai rasa nyeri, yang dapat menyebabkan keguguran pada pertengahan trimester. Hal ini terjadi pada sampai dengan 2% dari seluruh kehamilan. Kurang dari 30% wanita dengan riwayat keguguran pertengahan trimester akan mengalami keguguran kembali dalam kehamilan berikutnya. 1,2,3Meskipun beberapa kasus inkompetensi serviks melibatkan faktor mekanik seperti hipoplasia serviks kongenital, riwayat operasi serviks, dan trauma serviks yang luas, kebanyakan wanita dengan diagnosis klinis serviks inkompeten memiliki anatomi serviks yang normal. Pematangan serviks yang dini mungkin merupakan hasil akhir dari berbagai proses patofisiologi seperti infeksi, kolonisasi, inflamasi dan predisposisi genetik atau hormonal.3,4

Serviks merupakan barier mekanik yang memisahkan kehamilan dari flora bakteri vagina. Banyak pasien dengan dilatasi serviks pada midtrimester yang asimptomatis memiliki bukti adanya infeksi intrauterin subklinis. Tidak jelas apakah ini merupakan invasi mikroba akibat dilatasi serviks yang prematur. Ketika terjadi pematangan serviks yang prematur, barier mekanik terganggu dan selanjutnya dapat menyebabkan proses patologis (misalnya kolonisasi pada saluran kemih bagian atas) yang berakhir pada kelahiran prematur spontan. Pada inkompetensi serviks yang berhubungan dengan kelainan mekanik, penanganan suportif misalnya cerclage suture dapat mencegah infeksi dan dapat memperpanjang masa kehamilan. Sebaliknya, jika perubahan pada serviks adalah akibat proses non mekanik, maka cerclage menjadi kurang efektif dan bahkan berbahaya dalam beberapa kasus karena kemungkinan adanya komplikasi inflamasi dan infeksi.2,31.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan inkompetensi serviks?

2. Apa penyebab terjadinya inkompetensi serviks?

3. Bagaimana mekanisme terjadinya inkompetensi serviks?

4. Bagaimana cara mendiagnosa inkompetensi serviks?

5. Bagaimana penanganan pasien dengan inkompetensi serviks?

6. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada inkompetensi serviks?7. Bagaimana prognosa pada pasien dengan inkompetensi serviks?1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan inkompetensi serviks2. Mengetahui apa penyebab terjadinya inkompetensi serviks3. Mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya inkompetensi serviks4. Mengetahui bagaimana cara mendiagnosa inkompetensi serviks5. Mengetahui bagaimana penanganan pasien dengan inkompetensi serviks6. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada inkompetensi serviks7. Mengetahui bagaimana prognosa pada pasien dengan inkompetensi serviks1.4 Manfaat

Teoritis

Makalah ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan landasan teori mengenai inkompetensi serviks.

PraktisMakalah ini diharapkan mampu memberikan landasan ilmiah dalam penanganan pada kondisi inkompetensi serviks.BAB II

DATA KASUS

Identitas Pasien

Nama

: Ny. YUmur

: 28 Tahun

Pekerjaan

: buruh pabrikPendidikan

: Lulusan SMA

Agama

: Islam

Alamat

: jl. Karto darmo 004/003 Blitar

Status Perkawinan: Menikah

Suku

: Jawa

Tanggal Periksa/MRS: 24 maret 2015, Jam : 11.45 WIB

ANAMNESA (Auto-Anamnesa)

Keluhan Utama

:

pasien datang dengan maksud ingin melakukan pemasangan sirclage

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien MRS kiriman poli dengan maksud ingin memasang sirclage pada kehamilannya. Keluhan mulas, keluar darah,lendir dan air tidak dirasakan pasien. Sebelumnya pasien mengalami persalinan prematur sebanyak dua kali..Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Penyakit Jantung (-),Riwayat Obstetri

Paritas

: G3P02000TFU

: 3 jari dibawah pusatHPHT

: 18-12- 2014

HPL

: 25-09- 2015

Usia Kehamilan : 13-14 minggu

Riwayat Persalinan

G3P02000 UK 13-14mggNoJenis KelaminUsia KehamilanJenis PersalinanPenolongBBLKet

1L7bln Spt BBidan1800grMati

2L7blnSpt Bbidan1800grMati

3Hamil ini

Riwayat Menstruasi

Haid Pertama

: Usia 14 tahun

Siklus haid

: Teratur

Lama Haid

: 5 7 hari

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum

: CukupKesadaran

: Compos mentis, GCS: 4,5,6

Tanda Vital

:

BB

: 36 kg

TB

: 136 cm

Tensi: 110/70 mmHg

Nadi: 80x/menit

RR

: 20x/menit

Suhu: 36,7 C

Kepala

1. Bentuk

: Normochepal

2. Posisi

: simetris

Mata

1. Exophthalmus

: Tidak ada

2. Enopthalmus

: Tidak ada

3. Edema kelopak : Tidak ada

4. Konjungtiva anemis: - / -5. Sklera ikterik

: -/-

Telinga

1. Pendengaran

: Baik

2. Darah dan cairan: Tidak terlihatMulut

1. Trismus

: Tidak ada

2. Faring

: Hiperemis3. Lidah

: Normal4. Uvula

: Tidak deviasi

5. Tonsil

: T1-T1 tenangLeher

1. Trakea

: Tidak deviasi

2. Kelenjar tiroid

: Tidak ada pembesaran

3. Kelenjar limfe

: Tidak ada pembesaranParu-paru

1. Inspeksi: Pergerakan dinding dada statis dan dinamis kanan kiri, tidak terdapat luka, sela iga tidak melebar

2. Palpasi: Tidak teraba kelainan dan massa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal statis dan dinamis kanan kiri3. Perkusi

: Terdengar sonor pada seluruh lapang paru

4. Auskultasi

: Suara dasar napas vesicular +/+, tidak terdapat suara nafas tambahan seperti Rhonki - /- atau Wheezing - / -

Jantung

1. Inspeksi

: Iktus cordis tidak tampak, perbandingan diameter anteroposterior 2: 12. Palpasi

: Iktus cordis teraba

3. Perkusi

: Batas jantung normal, batas jantung tidak membesar dan melebar

i. Batas jantung kanan : ICS 5 Linea parasternalis dextra

ii. Batas jantung kiri : ICS 5 Linea midclavicula sinistra

iii. Batas pinggang jantung : ICS 3 Linea parasternalis sinistra

4. Auskultasi

: Bunyi jantung I-II regular, tidak terdapat suara jantung tambahan seperti gallop (-) atau murmur (-)

Abdomen

1. Inspeksi

: Datar

2. Auskultasi

: Bising usus (+) normal

3. Perkusi

: Timpani pada seluruh kuadran

4. Palpasi

: Nyeri tekan ulu hati (-), hepar lien tidak teraba membesar.Ekstremitas

1. Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri

2. Udem tidak ditemukan pada ekstremitas bawah kanan kiri

Pemeriksaan Penunjang

USG

Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium

Hb

: 12,4 g/dL

(n: L 13,5-18 g/dl; P 11,5-16,0 g/dl)

Leukosit: 8.370 cmm

(n: 4000-11000 cmm) LED/BBS: 14-28

(n: L 0-15/jam; P 0-20/jam) Trombosit: 238.000 cmm(n: 150.000-450.000 cmm)

Ht

: 33,2%

(n: L 40-54 %; P 35-47 %)

Eritrosit: 4.180.000 jt/cmm(n: L 4,5-6,5 jt/mm3; P 3-6 jt/cmm)

Hitung Jenis: eos/bas/stab/seg/lim/mon

(n: 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7)

- / - / - / 62 / 19 / 9 HbsAg (Tes Strip) Non Reaktif

HIV (Pack Tes) Non ReaktifDiagnosis

Masuk : G3P02000 hamil 13-14 minggu T/H pro pemasangan sirclage serviks a/i inkompetensi serviks

Prognosis

Ad Vitam

: ad bonam

Ad Fungtionam : ad bonam

Ad sanationam: ad bonamTatalaksana

Pro sirclage Kaltrofen supp II 1/2 jam sebelum tindakanResume

Pasien Ny.Y Pasien MRS kiriman poli dengan maksud ingin memasang sirclage pada kehamilannya. Keluhan mulas, keluar darah,lendir dan air tidak dirasakan pasien. Sebelumnya pasien mengalami persalinan prematur sebanyak dua kali. Hari Pertama Haid Terakhir : 18 12 2014, Hari Perkiraan Lahir : 25 09 2015. Riwayat persalinan yang lalu : Pasien saat ini merupakan kehamilan ke-3, dengan riwayat persalinan prematur pada kehamilan ke-1 dan 2 UK 7 bulan.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan: Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,7 C. Pada palpasi didapatkan Tinggi Fundus Uteri: 3 jari dibawah pusat,ballotement (+) .

Dari pemeriksaan Laboratorium darah lengkap, tes HIV dan HBsAg hasilnya adalah normal (tidak ada peningkatan ataupun penurunan).

Tabel Follow Up Pasien

tanggalSOAP

24/3/2015Pasien kiriman poli dengan G3P02000 UK 13-14minggu pro sirclage a/i inkompetensi serviksKU : cukupVS:

TD: 110/70mmHG

N : 80x/mnt

RR : 20x/mnt

Tax : 36,70C

Palp : TFU 3 jari dibawah pusat, ballotement (+)G3P02000 UK 13-14 minggu + inkompetensi serviks Pro sirclage Kaltrofen supp II 1/2 jam sebelum tindakan

25/3/2015Tidak ada keluhanKU : cukup

VS:

TD: 100/70mmHG

N : 96x/mnt

RR : 22x/mnt

Tax : 36,70C

Palp : TFU 3 jari dibawah pusat, ballotement (+)G3P02000 UK 13-14 minggu + inkompetensi serviks Pro sirclage hari ini Kaltrofen supp II 1/2 jam sebelum tindakan

11.00 WIBTelah dilakukan sirclage, pasang tampon kassa 2 lembarG3P02000 UK 13-14 minggu post sirclage a/i inkompetensi serviks Bed rest P.o cefadroxil 3x1 P.o as.mefenamat 500mg 3x1 P.o kalnex 3x1 Aff tampon 1x24jam

26/3/2015Tidak ada keluhanKU : cukup

VS:

TD: 100/70mmHG

N : 96x/mnt

RR : 22x/mnt

Tax : 36,70C

Palp : TFU 3 jari dibawah pusat, ballotement (+)G3P02000 UK 13-14 minggu post sirclage a/i inkompetensi serviks Bed rest P.o cefadroxil 3x1 P.o as.mefenamat 500mg 3x1 P.o kalnex 3x1

Aff tampon

BLPL

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1.1. DefinisiInkompetensi serviks didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan trimester kedua yang berulang disebabkan oleh faktor intrinsik atau diperoleh kelemahan pada integritas jaringan serviks dimana leher rahim mengalami penipisan dan dilatasi sebelum waktunya tanpa rasa sakit, dengan prolaps dan ballooning membrane ke dalam vagina, diikuti oleh pengeluaran janin belum matang. Inkompetensi serviks terjadi sehingga menyebabkan persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan kelahiran prematur.1,2,3Serviks merupakan barier mekanik yang memisahkan kehamilan dari flora bakteri vagina. Banyak pasien dengan dilatasi serviks pada midtrimester yang asimptomatis memiliki bukti adanya infeksi intrauterin subklinis. Tidak jelas apakah ini merupakan invasi mikroba akibat dilatasi serviks yang prematur. Ketika terjadi pematangan serviks yang prematur, barier mekanik terganggu dan selanjutnya dapat menyebabkan proses patologis (misalnya kolonisasi pada saluran kemih bagian atas) yang berakhir pada kelahiran prematur spontan. Pada inkompetensi serviks yang berhubungan dengan kelainan mekanik, penanganan suportif misalnya cerclage suture dapat mencegah infeksi dan dapat memperpanjang masa kehamilan. Sebaliknya, jika perubahan pada serviks adalah akibat proses non mekanik, maka cerclage menjadi kurang efektif dan bahkan berbahaya dalam beberapa kasus karena kemungkinan adanya komplikasi inflamasi dan infeksi.1,43.1.2. EpidemologiInsiden inkompetensi serviks masih belum diketahui secara pasti karena diagnosisnya ditegakkan secara klinis dan belum ada kriteria objektif yang disetujui secara umum untuk mendiagnosis keadaan tersebut. Secara kasar, suatu studi epidemiologi menunjukkan insiden terjadinya serviks inkompeten adalah sekitar 0,5% pada populasi pasien obstetri secara umum dan 8% pada wanita dengan abortus trimester kedua sebelumnya.1,2Hampir 1.300 wanita dengan sejarah non-klasik dari inkompetensi serviks dipelajari dalam uji coba secara acak sebagai hasil primer persalinan sebelum 33 minggu. Cerclage ditemukan bermanfaat, meskipun sedikit, bahwa 13 persen wanita dalam kelompok cerclage disampaikan sebelum 33 minggu dibandingkan 17 persen pada kelompok noncerclage. Jadi untuk setiap 25 prosedur cerclage, satu kelahiran sebelum 33 minggu adalah dicegah.1,2,3

Tabel 1. Hubungan panjang serviks dengan risiko terjadinya persalinan prematur3.1.3 EtiologiEtiologi sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Diduga 3 faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya inkompetensi serviks, yaitu :1,3a. Faktor kongenital

Akibat perkembangan abnormal jaringan fibromuskular serviks menyebabkan kelemahan serviks tersebut. Kelainan ini jarang ditemukan. Pada primigravida yang tidak pernah mengalami trauma pada serviks jarang menderita kelainan ini.

b. Faktor akuisita

Akibat trauma sebelumnya pada serviks uteri yang mencapai ostium uteri internum, misalnya pada persalinan normal, tindakan cunam yang traumatik, kesulitan ekstraksi bahu, seksio sesaria di daerah serviks yang terlalu rendah, dilatasi dan kuretase berlebihan, amputasi serviks, konisasi ataupun kauterisasi. Kelainan ini lebih sering ditemukan.

c. Faktor fisiologik

Hal ini ditandai dengan pembukaan serviks normal akibat kontraksi uterus yang abnormal. 1,3Dikemukakan bahwa ibu-ibu hamil yang menggunakan dietilstilbestrol akan berakibat janin yang dikandungnya mempunyai resiko tinggi untuk menderita inkompetensi serviks. 3,4

Gambar 1. Kondisi serviks pada keadaan Inkompetensi Serviks3.1.4 Patofisiologi Terjadinya Pelunakan Serviks Prematur

Perubahan patofisiologi jaringan serviks yang dipanggil pelunakan serviks, adalah kompleks dan tidak difahami. Apa yang diketahui adalah serviks adalah struktur anatomi dinamik yang berfungsi selama kehamilan sebagai pertahanan bagi janin dan sekitarnya , dengan vagina dan dunia luar. Pada waktu gestasi ini, ia terdiri dari struktur yang kuat yang terdiri dari kolagen, tetapi ketika tiba masanya persalinan, kolagennya mengalami degradasi dan serviks menjadi lunak dan memulai proses untuk dilatasi. Ini mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam proses ini dan; atau waktu pelunakan yang tidak sesuai waktunya dan menjadikan serviks tidak kompeten lagi sehingga terjadinya kelahiran prematur atau kesulitan dalam persalinan (distosia).2,3 Infeksi dan inflamasi sangat berhubungan dengan kelahiran prematur dan pelunakan serviks. Ini berhubungan dengan sifat serviks, dimana peluang untuk terjadinya persalinan premature berbanding terbalik dengan panjang kanalis servikalis, yang berisi lender yang bersifat antibakteri. Jika sifat mekanik atau antibakteri leher rahim secara antomi atau fungsional terganggu, misalnya dengan paparan dietilstilbestrol intra-uterin atau dengan operasi atau trauma pada serviks, kekuatan serviks mungkin tidak cukup untuk mempertahankan kehamilan.2,3

Gambar 2. Perbedaan dilatasi serviks pada inkompetensi serviks dan pada persalinan normal.3.1.5 Diagnosis

Diagnosis serviks inkompeten umumnya ditegakkan berdasarkan riwayat satu atau lebih kegagalan kehamilan pada trimester kedua atau riwayat keguguran berulang pada trimester kedua, dengan kerugian masing-masing terjadi pada usia kehamilan lebih awal dari yang sebelumnya dan kurang kontraksi yang menyakitkan atau peristiwa berkaitan lainnya. Namun, dalam penemuan ultrasonografi terakhir, definisi ini sedang ditantang. Terdapat keraguan bahwa pemeriksaan ultrasonografi, terutama transvaginal, bermanfaat sebagai alat bantu untuk mendiagnosis pemendekan serviks atau pencorongan ostium interna dan mendeteksi secara dini serviks yang inkompeten. Secara umum, panjang serviks sebesar 25mm atau kurang antara 16 dan 18 minggu gestasi dibuktikan secara prediktif untuk kelahiran prematur pada wanita dengan riwayat penghentian kehamilan pada midtrimester.2,3Ultrasonografi transvaginal adalah metode yang aman untuk secara objektif menilai panjang serviks dan lebih unggul berbanding pemeriksaan vagina digital atau USG perut dalam hal ini. Ultrasonografi transvaginal telah menjadi standar emas atau gold standard untuk evaluasi serviks. Leher rahim pada kehamilan mengikuti pola penipisan dimulai ostium servikal internal dan berlangsung dalam cara menyalurkan menuju ostium serviks eksternal. Pada sonogram ini awalnya muncul sebagai beaking atau bentuk mencuih dibentuk dinding samping saluran leher rahim yang berkembang dari Y menjadi ruang berbentuk U. Panjang leher rahim biasanya tetap stabil hingga awal trimester ketiga dan memendek secara progresif setelah itu.2,3

SHAPE \* MERGEFORMAT

Gambar 3. Funneling dari serviks yang membentuk huruf T, Y, V, U (korelasi antara panjang serviks dengan perubahan pada ostium uteri internum)Temuan ultrasonografi :

1. Penyempitan atau funneling serviks yang membentuk huruf T, Y, V, U (hubungannya dengan panjang serviks dengan perubahan pada ostium uteri internum).2. Panjang serviks < 25 mm

3. Protusi membran amnion4. Adanya bagian fetus dalam serviks atau vagina. 1,2

SHAPE \* MERGEFORMAT

Gambar 4. Hasil USG yang menunjukkan gambaran funnelling pada serviks uteri

3.1.6 Penatalaksanaan

Terapi untuk inkompetensi serviks adalah dengan cara bedah dan non-bedah. Pilihan terapi non-bedah dapat mengurangi risiko kelahiran prematur pada wanita dengan inkompetensi serviks. Pengurangan aktivitas atau istirahat total di tempat tidur, menghindari hubungan seksual, dan penghentian penggunaan narkotin atau rokok telah direkomendasikan. Penggunaan indomethasin (100mg sekali, diikuti dengan 50mg setiap 6 jam selama 48jam telah dihubungkan dengan penurunan persalinan sebelum 35 minggu dan penurunan kelahiran prematur sebesar 86% pada wanita dengan pemendekan serviks menjelang usia kehamilan 24 minggu.4,5Penatalaksanaan inkompetensi serviks adalah dengan cara bedah yaitu penguatan serviks yang lemah dengan jahitan yang di sebut cerclage. Perdarahan, kontraksi uterus, atau ruptur membran biasanya merupakan kontraindikasi untuk pembedahan. Terdapat beberapa tehnik cerclage yang pernah dilakukan seperti McDonalds dan modifikasi Shirodkar. Waktu terbaik untuk prosedur cerclage serviks adalah pada bulan ketiga (12-14 minggu) kehamilan . Namun, beberapa wanita mungkin perlu dipasangkan cerclage darurat pada kehamilan lanjut jika terjadi perubahan seperti pembukaan atau pemendekan serviks. Jika sudah ada riwayat pemasangan cerclage darurat, pada kehamilan selanjutnya juga wanita ini akan memerlukan pemasangan cerclage pada serviksnya.5,6

Gambar 5. Pemasangan Cerclage pada Inkompetensi Serviks

Gambar 6. Tehnik Shirodcar

Gambar 7. Tehnik McDonald

Pemasangan cerclage adalah andalan untuk pencegahan kelahiran prematur pada wanita dengan insufisiensi atau inkompetensi serviks. Pendekatan dan penempatan dari jahitan cerclage ada berbagai macam dan tidak ada tehnik tunggal yang terbukti lebih unggul dari yang lainnya.5,6Pendekatan transvaginal yang paling popular adalah tehnik McDonald, yang menggunakan anestesi local atau regional untuk menempatkan jahitan monofilament (polypropylene) atau tape serat polyester di persimpagan cervicovaginal. Sebuah speculum tertimbang dimasukkan ke dalam vagina, dan Sims retractor digunakan untuk retraksi anterior vagina. Serviks ini digenggam lembut dengan penjepit atau forsep Allis cincin untuk traksi. Dimulai pada posisi jam 12, 4 atau 5 gigitan berurutan yang diambil secara tas-string. Jahitan terikat anterior dan dipangkas.5,6Manakala prosedur Shirodkar melibatkan penempatan jahitan yang sehampir mungkin pada os interna setelah diseksi pada rectum dan kandung kemih dari leher rahim. Setelah jahitan dimasukkan, mukosa ditempatkan diatas simpul jahitan. Prosedur McDonald lebih menjadi favorit berbanding Shirodkar kerana penempatan jahitan yang lebih mudah.5,6Dalam pendekatan transabdominal melalui laparotomi atau laparoskopi, jahitan ditempatkan di wilayah cervicoisthmic setelah pembedahan kandung kemih jauh dari segmen bawah uterus. Prosedur invasif ini mempunyai risiko tinggi terjadinya komplikasi, misalnya perdarahan. Umumnya dijadikan pilihan bagi pasien yang gagal bagi penempatan transvaginal, mempunyai penyakit bawaan dengan serviks hipoplasia, atau memiliki jaringan parut besar dari operasi sebelumnya atau trauma.6,7

Gambar 8. Alur untuk penatalaksanaan inkompetensi serviks dengan cerclage elektif dan cerlage darurat berdadarkan riwayat kelahiran premature dan panjang serviks.Cerclage Darurat dilakukan pada wanita yang datang dengan gejala inkompetensi serviks, misalnya nyeri panggul, keputihan dengan cairan bening, dilatasi serviks dari 2cm atau lebih, tidak adanya kontraksi rahim yang teratur. Pada tahap ini, membrane atau selaput ketuban sering berada pada atau diluar os serviks eksternal. Ada berbagai metode untuk mendorong membrane atau selaput ketuban ini kembali ke rongga intrauterine. Menggunakan sebuah kateter Foley dapat ditempatkan dalam kandung kemih atau os serviks untuk mendorong membrane ke atas. Atau balon dapat disisipkan dibawah pengaruh anestesi epidural dengan pasien dalam posisi Tredelenburg. Amniosentesis untuk analisa gula darah, kultur Gram, dan interleukin harus dipertimbangkan untuk menyingkirkan infeksi intra-amnion subklinis. Amniosentesis transabdominal juga berfungsi untuk mengurangi membrane via amnioreduksi.5,6,73.1.7 Komplikasi

Komplikasi dari tindakan cerclage ini adalah pecahnya ketuban, korioamnionitis, dan perpindahan dari jahitan. Insiden bervariasi dengan prosedur tindakan dan waktu. Pecahnya membrane telah dilaporkan 1-18% dari pemasangan elektif, 3- 65% dari pemasangan cerclage urgensi dan 0- 51% dari penempatan darurat. Korioamnionitis dikembangkan dalam 1-60%, 30-35% dan 9-37% dari prosedur, masing-masing. Perpindahan jahitan terjadi pada 3% sampai 13% dari prosedur pemasangan elektif.3,4,53.1.8 Prognosis

Dengan penatalaksanaan yang tepat, angka keberhasilan untuk mencapai kehamilan aterm tinggi.1,2,3BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus Ny.Y telah terdiagnosis sebagai G3P02000 UK 13-14 minggu dengan inkompetensi serviks, dari anamnesa didapatkan data riwayat persalinan prematur 2 kali kehamilan dengan UK 7 bulan. Data anamnesis memberikan dukungan diagnosis inkompetensi serviks. Pemeriksaan fisik obstetri didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat, teraba ballotemen. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan USG yang didapatkan funneling serviks.Inkompetensi mulut rahim merupakan suatu kondisi dimana serviks atau mulut rahim mengalami pembukaan dan juga penipisan sebelum waktunya sehingga tidak dapat menahan janin dalam kandungan. Akibat dari kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur bahkan keguguran. Masalah Inkompetensi ini biasanya terjadi tanpa disertai dengan rasa nyeri yang pada umumnya terjadi di trimester 2 dan 3masa kehamilan. Ada beberapa faktor yang dipercaya sebagai penyebab terjadinya Inkompetensi mulut rahim atau serviks, diantaranya yaitu :

1. Riwayat Inkompetensi mulut rahim atau serviks sebelumnya

2. Trauma atau suatu riwayat prosedur melalui mulut rahim

3. Konisasi atau biopsi pada mulut rahim

4. Kelainan anatomis pada mulut rahimDiagnosis dibuat dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan USG. Setelah didiagnosis, kondisi ini dapat diobati melalui prosedur pembedahan yang disebut sirclage (jahitan menutup leher rahim). Satu atau lebih jahitan ditempatkan di sekitar atau melalui leher rahim agar tetap tertutup rapat.Pada pasien ini memenuhi syarat untuk dilakukan pemasangan circlage karena pada hasil usg tampak janin, dan usia kehamilan 13 minggu. Hal ini sesuai dengan waktu pemasangan circlage. Pada pasien juga terdapat indikasi pemasangan yaitu riwayat persalinan prematur berulang yang terjadi pada usia kandungan 7 bulan. Pasien dilakukan pemasangan sirclage untuk memperkuat kehamilan. Pasien dilakukan tindakan pemasangan sirclage dengan metode jahitan McDonald dan shirodcar.BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan dan SaranInkompetensi serviks adalah satu kondisi dimana mulut rahim (serviks) mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya, sehingga tidak bisa menahan janin, dan mengakibatkan terjadinya keguguran atau kelahiran prematur. Kasus ini biasa terjadi tanpa disertai rasa nyeri, dan umumnya terjadi pada trimester 2 dan 3 kehamilan.

Ketika seorang wanita hamil mengalami kasus ini, ada kemungkinan kasus ini dapat berulang di kehamilan berikutnya. Itu sebabnya perlu untuk dilakukan diagnosis secara pasti oleh dokter kandungan. Biasanya dokter akan memasang cerclage (setelah usia kehamilan 14 minggu), untuk menahan mulut rahim tidak membuka dan melebar (dilatasi). Kadang juga ditambah dengan dijahit di sekitar daerah mulut rahim. Jahitan akan dibuka sekitar usia kehamilan 37 minggu untuk persiapan persalinan.

Beberapa faktor risiko yang dipercaya merupakan penyebab terjadinya kondisi inkompetensi serviks tersebut, diantaranya : riwayat inkompetensi serviks sebelumnya antara lain trauma atau riwayat prosedur melalui mulut rahim, Konisasi atau biopsi mulut rahim, dan kelainan anatomis mulut rahim. DAFTAR PUSTAKA1. Cunningham, F.G., Mac.Donald, P.C., Gant, N.F.Williams Obstetri 24th edition.

2. Alexander D. Kofinas, MD Director, Kofinas Perinatal Associate Professor, Clinical Obstetrics and Gynecology Cornell University, College of Medicine. Cervical insufficiency preterm labor continuum Available at

http://www.kofinasperinatal.org/files/dmfile/Cervicalinsufficiencypretermlaborcontinuum.pdf diakses tanggal 18 November 2014

3. Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam: Wiknjosastro dkk, ed. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2010.4. American pregnancy association. Incompetent Cervix : Weakened Cervix Available at http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/incompetent-cervix/ diakses tanggal 18 November 2014.

5. Melamed, Nir MD; Hiersch, Liran MD; Domniz, Noam MD; Maresky, Akiva; Bardin, Ron MD; Yogev, Yariv MD, Predictive Value of Cervical Length in Women With Threatened Preterm Labor. Available at

6. http://journals.lww.com/greenjournal/pages/articleviewer.aspx?year=2013&issue=12000&article=00019&type dikases tanggal 18 November 2014.

7. MoonDragon's Womens Health Information Incompetent cervix, (Available at http://www.moondragon.org/obgyn/disorders/incompetentcervix.html diakses tanggal 18 November 2014.

23