Isi Dokumen UKL UPL Pabrik Pupuk

27
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) PEMBANGUNAN PABRIK PUPUK PT. SUMBER SUBUR SEJATI Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang bertanda tangan dibawah ini menyampaikan UKL dan UPL dari rencana usaha dan atau kegiatan dengan benar dan akan mematuhi segala persyaratan dan kewajiban yang telah ditentukan dalam UKL dan UPL serta izin yang diterbitkan oleh pejabat dari instansi yang berwenang dapat diuraikan sebagai berikut : I. IDENTITAS PEMRAKARSA A. Nama perusahaan : PT. Sumber Subur Sejati B. Nama pemrakarsa : Sari Wardana (Direktur) C. Alamat kantor : Jl. P. Diponegoro, RT. 22 Kelurahan Bukuan, Palaran, Samarinda D. Nomor telepon/fax : - II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN A. Nama Rencana Usaha: Pembangunan Pabrik Pupuk B. Lokasi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan : Lokasi rencana pembangunan pabrik pupuk secara administrasi terletak di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dapat dilihat pada Peta Lokasi Kegiatan (Gambar 1). Letak secara geografis pada koordinat-koordinat yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Koordinat Batas IUP Eksplorasi Kopontren Nabil Husein No. Titik Bujur Lintang Derajat Menit Detik BT/BB Derajat Menit Detik LS/LU 1 117 07 00 BT 00 25 30 LS 2 117 07 50 BT 00 25 30 LS 3 117 07 50 BT 00 26 00 LS 4 117 07 30 BT 00 26 00 LS 5 117 07 30 BT 00 26 30 LS 6 117 07 00 BT 00 26 30 LS

Transcript of Isi Dokumen UKL UPL Pabrik Pupuk

  • UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA

    PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

    PEMBANGUNAN PABRIK PUPUK

    PT. SUMBER SUBUR SEJATI

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010

    tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

    Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan

    Lingkungan Hidup, yang bertanda tangan dibawah ini menyampaikan UKL dan UPL

    dari rencana usaha dan atau kegiatan dengan benar dan akan mematuhi segala

    persyaratan dan kewajiban yang telah ditentukan dalam UKL dan UPL serta izin

    yang diterbitkan oleh pejabat dari instansi yang berwenang dapat diuraikan

    sebagai berikut :

    I. IDENTITAS PEMRAKARSA

    A. Nama perusahaan : PT. Sumber Subur Sejati

    B. Nama pemrakarsa : Sari Wardana (Direktur)

    C. Alamat kantor : Jl. P. Diponegoro, RT. 22 Kelurahan Bukuan,

    Palaran, Samarinda

    D. Nomor telepon/fax : -

    II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    A. Nama Rencana Usaha : Pembangunan Pabrik Pupuk

    B. Lokasi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan :

    Lokasi rencana pembangunan pabrik pupuk secara administrasi terletak di

    Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur,

    dapat dilihat pada Peta Lokasi Kegiatan (Gambar 1). Letak secara geografis

    pada koordinat-koordinat yang ditampilkan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Koordinat Batas IUP Eksplorasi Kopontren Nabil Husein

    No.

    Titik

    Bujur Lintang

    Derajat Menit Detik BT/BB Derajat Menit Detik LS/LU

    1 117 07 00 BT 00 25 30 LS

    2 117 07 50 BT 00 25 30 LS

    3 117 07 50 BT 00 26 00 LS

    4 117 07 30 BT 00 26 00 LS

    5 117 07 30 BT 00 26 30 LS

    6 117 07 00 BT 00 26 30 LS

  • Sumber : Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor 545/263/HK-KS/V/2011 Tanggal 18

    Mei 2011

    Lokasi rencana usaha berdasarkan Peta Lampiran Keputusan Menteri

    Kehutanan Nomor : 79/Kpts-II/2001 Tanggal 15 Maret 2001 Tentang

    Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur Skala 1

    : 250.000 berada pada Areal Penggunaan Lain (APL) dapat dilihat pada

    Gambar 2.

  • Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan

  • Gambar 2. Peta Tata Ruang

  • C. Skala Usaha dan/atau Kegiatan

    1. Luas Tapak Proyek

    Luas tanah yang akan dibangun pabrik pupuk di Kelurahan Bukuan

    adalah seluas 2,9 Ha yang diperuntukkan untuk sarana dan prasarana

    pabrik pupuk.

    Rencana alokasi peruntukan lahan penambangan Kopontren Nabil

    Husein ditunjukkan dalam Tabel 2.

    Tabel 2. Rencana Penggunaan Lahan Pertambangan Kopontren Nabil

    Husein.

    No. Jenis peruntukan Luas (Ha)

    1. Areal prospek tambang 33,02

    2. Area spoil dump 29,10

    3. Lokasi perkantoran, base camp, sarana kerja, dll 1,5

    4. Buffer zone 5,40

    5. Jalan angkut tanah pucuk dan tanah penutup dari

    tambang ke spoil dump 1,02

    6 Sisa lahan sebagai lahan cadangan, sebagian dienclave

    karena lahan pemukiman dan pertanian warga, dll 126,96

    Jumlah Total 197.00

    Sumber: Laporan Studi Kelayakan Kopontren Nabil Husein Tahun 2011

    2. Kapasitas Produksi

    Berdasarkan Laporan Eksplorasi, penyebaran Seam dan ketebalan

    batubara pada area yang akan diajukan untuk mendapatkan IUP

    Eksplorasi, ditemukan jumlah sumber daya batubara terukur dengan

    total cadangan batubara adalah 159.177,33 MT dengan perhitungan

    seperti pada tabel 3.

    Tabel 3. Cadangan Batubara Di Lokasi IUP Kopontren Nabil Husein

    Pit Seam Batubara

    (MT) Ob Sr Tebal (m) Area (Ha)

    1 2 3 4 5 6 7

    1 C 11.737,44 116.967,61 9,97 0,96 1,1

    2 F 5.407,89 54.169,73 10,02 0,54 0,90

    3 H 14.749,49 147.631,08 10,01 0,71 1,87

    1 2 3 4 5 6 7

    4 I 17.716,20 171.914,42 9,70 0,77 2,07

    5 O 24.355,19 242.655,45 9,96 0,83 2,64

    6 P 10.543,69 105.428,70 10,00 0,51 1,86

    7 Q 59.756,91 605.409,42 10,13 1,08 4,98

    8 S 15.405,39 154.292,79 10,02 0,56 2,48

  • Jumlah 159.177,33 1.598.469,20 10,01 17,9

    Sumber: Laporan Studi Kelayakan Kopontren Nabil Husein Tahun 2011

    Berdasarkan analisa kelayakan, maka cadangan yang ekonomis untuk

    di tambang adalah Pit 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan jumlah cadangan

    159.177,33 MT.

    Kualitas batubara Kopontren Nabil Husein dapat dilihat pada Tabel 4

    sebagai berikut :

    Tabel 4. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Batubara Kopontren

    Nabil Husein

    No. Kode

    Sampel

    Kualitas

    TM

    ( % )

    IM

    ( % )

    VM

    ( % )

    FC

    ( % )

    Ash

    ( % )

    TS

    ( % )

    CV

    cal/Kg

    ar adb adb adb adb adb adb

    1 CA-01 12,20 9,20 42,70 44,80 3,00 0,93 6,435

    2 CA-02 10,80 8,60 40,60 46,70 4,10 1,65 6,775

    3 DHA-01 12,70 9,70 40,50 47,10 2,70 1,17 6,482

    4 DHA-02 11,70 8,60 41,30 47,40 2,70 0,92 6,601

    5 DHA-03 7,80 6,30 42,60 46,70 4,80 1,82 6,855

    6 DHA-04 8,20 6,10 43,40 47,40 2,50 1,90 7,124

    7 DHA-05 10,80 8,60 41,50 47,10 2,80 2,74 6,703

    8 DHA-06 9,10 7,00 42,90 48,00 2,10 1,56 7,069

    9 DHA-07 7,40 5,50 42,70 49,60 2,20 1,70 7,282

    10 DHA-08 10,00 7,70 42,20 46,70 1,90 0,53 6,995

    11 DHA-09 10,80 8,60 40,60 46,70 4,10 1,65 6,688

    Sumber: Laporan Studi Kelayakan Kopontren Nabil Husein Tahun 2011

    Endapan batubara yang terdapat pada area rencana penambangan

    Kopontren Nabil Husein secara umum arah perlapisan dari Timur Laut

    ke Barat Daya dengan kemiringan (dip) antara 62o - 79o. Lapisan

    batubara terdiri atas 3 seam/lapisan yang berada pada blok

    penyelidikan, yaitu seam C, F, H, I, O, P, Q dan S dengan ketebalan

    lapisan antara 0,51 1,08 meter.

    3. Sumber Energi / Bahan Bakar

    Sumber energi / bahan bakar yang digunakan dalam kegiatan

    pertambangan adalah bahan bakar minyak (solar dan premium). Untuk

    lebih jelasnya mengenai jumlah penggunaan bahan bakar / sumber

    energi dapat dilihat pada Tabel 5.

  • Penyimpanan bahan bakar oleh Kopontren Nabil Husein akan dilakukan

    di dalam tangki khusus penyimpanan bahan bakar minyak (solar)

    sebanyak 1 unit berukuran 20.000 liter yang ada di lokasi tambang.

    Untuk penyimpanan oli / minyak pelumas akan ditempatkan dalam

    drum-drum yang ditempatkan pada gudang penyimpanan yang

    tertutup yang berlantaikan semen dan sudah dilengkapi dengan oil trap

    mengacu pada keputusan Kepala Bapedal Nomor :

    255/Bapedal/08/1996 Tentang Tata Cara dan Persyaratan

    Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas.

    Tabel 5. Proyeksi Kebutuhan BBM dan Jumlah Peralatan Kopontren

    Nabil Husein

    No. Peralatan Jlh

    Alat

    Produksi

    Alat

    (BCM)

    Target

    produksi

    (BCM)

    BBM (Ton)

    Solar Oli

    I Pengupasan OB

    1 Bulldozer CAT D85 2 348,92 697,84 4.855,03 4,32

    2 Excavator PC 300 4 130,29 260,58 6.456,99 8,50

    3 Dump Truck 6 BCM 20 45,7 914,00 12.029,47 7,669

    II Cool Mining

    1 Excapator CAT 320 B 3 2,5 7,5 2.142,51 6,75

    2 Dump Truck 20 3 20 60 1.415,23 3,834

    III Kegiatan Penunjang

    1 Motor Greder 1 151,2 1,75

    2 Compactor 1 151,2 1,25

    3 Water Truk 1 108 0,38

    4 Mobil BBM 1 108 0,38

    5 Pompa 2 145 0,48

    6 Bus Karyawan 1 40 0,38

    7 Mobil Service 1 15 0,38

    8 Mobil Operasional 4 20 0,38

    9 Genset 50 KWA 2 124 0,38

    10 Chain Saw 1 0,5 0,08

    Jumlah 47 189.056,50 36,843

    Sumber : Laporan Studi Kelayakan Kopontren Nabil Husein Tahun 2011

    4. Sumber Air yang Diperlukan di Lokasi Rencana Kegiatan

    Untuk keperluan akan air bersih terutama untuk keperluan karyawan

    dan domestik / mess diperoleh dari sumur bor dan air sungai, terdapat

    2 (dua) sumur bor dilokasi proyek, yang dalam pemanfaatannya lebih

    lanjut akan di-treatment (diolah) terlebih dahulu. Pembagian air ini

    adalah untuk keperluan karyawan atau pekerja di lokasi tambang

    sebanyak 78 orang, di mana kebutuhan air karyawan tersebut

    diasumsikan 100 liter/Hari (termasuk mandi dan cuci) atau total

    7,8 m3/hari, sedangkan kebutuhan air untuk kantor, kantin dan bengkel

  • diasumsikan sebanyak 10 m3/hari. Sedangkan untuk keperluan

    penyiraman jalanan airnya diperoleh dari Sungai Manggis.

    5. Pengadaan Fasilitas Penunjang

    Pengadaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung

    pertambangan sehingga dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

    Rencana lokasi fasilitas penunjang dikonsentrasikan pada daerah

    tertentu agar memudahkan dalam pengaturan dan pengawasannya.

    Berdasarkan pertimbangan, pembangunan fasilitas penunjang

    direncanakan terdiri dari:

    a. Lokasi penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup di spoil dump

    dengan luas 29,10 Ha

    b. Kolam pengendapan (settling pond).

    Untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan akibat air

    tirisan dan air larian permukaan (run off), maka direncanakan akan

    dibuat kolam-kolam pengendapan (settling pond) di dalam wilayah

    IUP Eksplorasi yaitu di sekitar spoil dump dan di sekitar pit (blok

    tambang).

    Settling pond di lokasi spoil dump akan dibuat dengan 4 buah kolam

    yang dihubungkan secara seri dan ukuran masing-masing kolam 10

    m x 5 m x 3 m atau berkapasitas 150 m3 sehingga total kapasitas 600

    m3, sedangkan untuk air tirisan tambang dibuat sebanyak 3 buah

    dengan masing-masing berukuran 10 m x 10 m x 3 m atau

    berkapasitas 300 m3 sehingga total kapasitas 900 m3.

    c. Sarana pendukung dengan lahan digunakan seluas 15.000 m2 (atau

    1,5 Ha) : yang terdiri dari kantor, kantin, mushalla dan lain-lain.

    d. Sarana Kerja lahan yang digunakan seluas 688 m2 (0,0688 Ha) :

    meliputi workshop, gudang, rumah genset, tanki BBM dll.

    6. Metoda Penambangan

    Dasar pertimbangan utama pemilihan metoda penambangan adalah

    faktor tercapainya biaya produksi yang rendah dan reasonable secara

    jangka panjang dengan tetap mengutamakan kesehatan, keselamatan

    kerja dan kelestarian lingkungan, serta bentuk dan karakteristik

    cadangan batubara yang relatif horizontal atau sedikit miring dan

    kondisi tanah penutupnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka

    pertambangannya menggunakan metoda surface mining (tambang

    terbuka) dengan teknik back filling dan jenis lubang bukaan secara

    open pit. Penggalian dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar

    menuju ke arah bawah, di mana endapan batubara tersebut berada.

  • Model penambangan dengan tahapan sebagai berikut : pada aktivitas

    awal, pembuatan Pre Bench terdiri dari pekerjaaan persiapan

    permukaan kerja yang cukup lebar dan aman serta ramp yang

    menghubungkan antara jenjang permuka kerja dari beberapa elevasi

    sampai keluar dari pit di mana panjang working bench minimal 100 m,

    lebar working bench minimal 60 m, tinggi jenjang kerja 6 m. Sudut

    lereng tunggal 45 dan overall slope 45.

    Selanjutnya galian tanah penutup dari Pit akan dibuang ke luar

    tambang sambil membentuk box cut. Setelah final high wall pada area

    di box cut (ex pit) tersebut terbentuk, galian tanah penutup dari blok

    berikutnya dibuang ke dalamnya sampai mencapai elevasi tertentu

    untuk kemudian direklamasi. Jarak angkut untuk tanah penutup rata-

    rata sekitar 0,5 Km dengan kemiringan jalan maksimum 8%.

    Di beberapa lokasi aliran air dibuat setlling pond sehingga air dari

    tambang dapat ditampung, diendapkan dan dinetralkan terlebih

    dahulu keasamannya agar nilai pH, TSS, Fe dan Mn dapat memenuhi

    baku mutu limbah cair, sehingga tidak mengganggu/ merusak

    lingkungan pada saat mengalir keluar tambang/perairan umum.

  • 7. Kegiatan Lain Di Sekitar

    Hubungan lokasi pertambangan dengan perusahaan lain di sekitarnya

    jika sama-sama beroperasi maka akan menimbulkan dampak komulatif

    antara lain pencemaran air dan udara, serta gangguan terhadap fungsi

    sosial terutama dalam pemenuhan tenaga kerja lokal dalam jumlah

    besar yang berimplikasi pada masuknya para pendatang.

    Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan pertambangan batubara

    Koppontren Nabil Husein yang terletak di Kelurahan Bukit Pinang dan

    Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Ulu dan Samarinda Utara, Kota

    Samarinda adalah :

    a. Kegiatan pertanian masyarakat

    Di sekitar lokasi kegiatan terdapat kegiatan pertanian masyarakat

    seperti kebun dan ladang.

    b. Pemukiman

    Di sekitar wilayah IUP Eksplorasi Kopontren Nabil Husein terdapat

    pemukiman penduduk Kelurahan Air Hitam dan Kelurahan Sempaja

    Utara, Kecamatan Samarinda Utara dan Samarinda Ulu.

    c. Kegiatan Pertambangan

    Kegiatan pertambangan baik yang sudah memperoleh IUP

    Eksplorasi atau IUP Eksploitasi adalah yang ada disekitar lokasi

    adalah CV. Bukit Pinang Bahari, CV. Utia Ilma Jaya dan PT. Mahakam

    Bara Utama.

    Untuk lebih jelasnya tentang gambaran umum kegiatan lain yang

    berada di sekitar Pertambangan Batubara Koppontren Nabil Husein

    dapat dilihat pada Peta Kegiatan Lain Di Sekitar yang ditampilkan

    pada Gambar 3.

  • Gambar 3. Peta Kegiatan Lain Di Sekitar

  • D. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

    1. Tahap Pra Konstruksi

    a. Sosialisasi Rencana Kegiatan

    Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan untuk menjelaskan kepada

    masyarakat, bahwa akan ada rencana kegiatan pertambangan

    batubara yang dilakukan oleh Kopontren Nabil Husein tentang

    tahapan/ rencana kegiatan, manfaat, dampak positif dan dampak

    negatif yang kemungkinan ditimbulkan dari kegiatan eksplorasi atau

    penambangan batubara.

    b. Pembebasan Lahan

    Pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh Kopontren Nabil

    Husein di lokasi tambang rencananya akan dilakukan dengan cara /

    sistem ganti rugi lahan dan tanam tumbuh. Dalam kegiatan ini,

    hanya lahan yang akan terkena kegiatan pertambangan saja yang

    akan mengalami pembebasan lahan.

    Pembebasan lahan akan dilakukan oleh Pemrakarsa setelah

    mendapatkan IUP Eksplorasi dari Walikota Samarinda, yang

    didahului dengan sosialisasi dan inventarisasi lahan dengan

    melibatkan pemilik lahan, pihak BPN, aparat Pemkot, aparat

    kecamatan dan aparat kelurahan setempat untuk menentukan

    kesepakatan mengenai harga ganti rugi lahan dan tanam tumbuh,

    baru dilanjutkan dengan proses pembayaran.

    c. Mobilisasi Peralatan

    Mobilisasi peralatan akan dilakukan menggunakan mobil

    pengangkut khusus (trailer) dengan melewati jalur darat

    menggunakan akses jalan Samarinda Tenggarong, kemudian

    melewati jalan yang ada menuju lokasi kegiatan.

    Jumlah alat yang digunakan adalah 47 unit (Tabel 5), sementara

    kebutuhan material untuk sarana penunjang disesuaikan dengan

    kebutuhan.

    Mobilisasi peralatan akan dilakukan dengan melewati jalur sungai

    (Sungai Mahakam) / laut (Selat Makassar) dengan menggunakan

    kapal ponton atau LCT, kemudian melewati jalan tambang yang ada

    menuju lokasi kegiatan. Dalam kegiatan ini nantinya Kopontren

    Nabil Husein akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal

    ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, Dinas

    Perhubungan Propinsi Kalimantan Timur, Dinas Perhubungan Kota

    Samarinda serta Pihak Kepolisian.

  • Mobilisasi material untuk sarana penunjang akan diangkut melalui

    jalan darat dari Samarinda yang merupakan kota terdekat untuk

    memperolah material untuk kebutuhan sarana penunjang.

    d. Penerimaan Tenaga Kerja

    Kebutuhan tenaga kerja yang direncanakan oleh Kopontren Nabil

    Husein ditampilkan pada Tabel 6

    Tabel 6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Kopontren Nabil

    Husein.

    No. Tingkat Jabatan Jumlah

    (orang) Tingkat Gaji

    1 Manager Operasional KTT 1 8 - 10 juta

    2 Site Manager 3 5 - 8 juta

    3 Surpervisor 6 3 - 5 juta

    4 Foreman 8 2,5 - 3 juta

    5 Staff 10 2 - 2,5 juta

    6 Karyawan lapangan 30 1,5 2 juta

    7 Tenaga Harian 20 50 ribu/hari

    78

    Sumber : Laporan Studi Kelayakan Kopontren Nabil Husein, 2011.

    Pihak manajemen Kopontren Nabil Husein mempunyai

    kebijaksanaan untuk memprioritaskan masyarakat sekitar lokasi

    minimal 30 % untuk terlibat dalam aktivitas penambangan yang

    disesuaikan dengan kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan

    oleh perusahaan dan prosentase masyarakat lokal terlibat akan

    meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi.

    Rekruitmen tenaga kerja tetap mengutamakan keahlian tenaga

    kerja lokal secara berjenjang dari desa, kecamatan, kabupaten dan

    Provinsi Kalimantan Timur serta dilakukan pelatihan bagi tenaga

    kerja lokal sehingga spesifikasi keahlian terpenuhi.

    Tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek ini dapat dibagi

    dalam dua kategori, yaitu tenaga kerja siap pakai (berpengalaman)

    dan tenaga kerja belum berpengalaman yang kemudian akan

    ditraining secara khusus sesuai dengan jabatannya. Pendataan

    potensi tenaga kerja lokal perlu dilakukan untuk melihat sejauh

    mana potensi (peluang) pekerjaan di proyek ini.

    Struktur organisasi penambangan Kopontren Nabil Husein dapat

    dilihat pada Gambar 4 yang dibuat berdasarkan pertimbangan-

    pertimbangan berikut :

  • 1) Lokasi kegiatan utama dan jadwal kerja di lapangan.

    2) Kemudahan dalam pengendalian aktivitas sehari-hari.

    3) Mempunyai kemampuan merespon kebutuhan saat ini dan

    kemungkinan pengembangan perusahaan di masa yang akan

    datang.

    4) Efisiensi komunikasi.

    5) Adanya alur wewenang dan tanggung jawab yang jelas bagi

    setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya.

    Gambar 4. Struktur Organisasi Penambangan Kopontren Nabil Husein

    PROSES &

    STOCKPILE

    DIREKTUR

    HUMAS

    MANAGER

    KEUANGAN

    HRD MANAGER

    MINE ENGINE

    MINE

    HAULING

    DIREKTUR

    MANAGER OPERASIONAL DAN KTT

    ST

    AF

    F D

    AN

    LA

    PA

    NG

    AN

    MINE MANAGER

    MAINTENANCE

    HSE

  • Dalam pelaksanaannya Kopontren Nabil Husein akan menerapkan

    suatu sistem kerja yang akan diterapkan dan disepakati oleh tenaga

    kerja yaitu :

    1) Tenaga kerja tetap, secara administratif bertanggung jawab atas

    kelancaran kegiatan pertambangan, antara lain Direktur, Kepala

    Bagian, Supervisor, Kasi, Staff serta Keamanan.

    2) Tenaga kerja tidak tetap, yaitu tenaga kerja harian yang direkrut

    sesuai dengan kebutuhan dalam suatu unit-unit proyek

    pekerjaan.

    Dalam pemberian insentif, gaji (upah), akan disesuaikan dengan

    dengan tingkat keterampilan / kemampuan serta tanggung jawab

    terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja. Selain

    itu juga dalam sistim pengupahannya Kopontren Nabil Husein akan

    mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, seperti

    Upah Minimum Sektoral Propinsi (UMSP) khususnya di bidang

    pertambangan.

    2. Tahap Konstruksi

    a. Pembuatan Jalan Tambang

    Panjang Jalan angkut tanah penutup dan tanah pucuk dari tambang

    hingga spoil dump 0,5 Km. Rencana pembangunan jalan tambang

    berpedoman pada lebar alat angkut terbesar. Dengan asumsi alat

    angkut terbesar adalah dump truck dengan kapasitas angkut tanah

    sebesar 12 Ton dan lebar 4 meter, maka lebar jalan angkut pada

    belokan adalah 15 meter. Kemiringan maksimum 8 %. Di kedua sisi

    jalan angkut dibuat tanggul yang tingginya sekitar 1 meter dengan

    luas lahan yang digunakan ntuk jalan angkut tanah penutup adalah

    seluas 0,75 Ha.

    Gambar 5. Konstruksi Jalan Tambang

  • b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang

    Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang

    (emplasement) disesuaikan dengan kebutuhan proyek, sehingga

    diharapkan fasilitas-fasiltas tersebut sangat berguna untuk

    memperlancar kegiatan operasional tambang.

    Pembersihan lahan (land clearing) akan dilakukan pada saat

    membuka areal penambangan untuk pembangunan prasarana dan

    sarana infrastruktur. Peralatan yang digunakan untuk pembersihan

    lahan adalah parang, kapak, chainsaw dan bulldozer.

    Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang

    (emplasement) ini terbagi menjadi :

    1) Sarana pendukung dengan lahan digunakan seluas 1.5 Ha yang

    meliputi: kantor, base camp key personel, base camp operator,

    musholah, kantin, pos keamanan / satpam security), septic tank

    untuk menampung limbah cair domestik (tinja dan kotoran),

    dan taman.

    2) Sarana kerja, dengan lahan yang digunakan seluas 0,068 Ha

    meliputi sarana bangunan workshop, lapangan parkir, kantor,

    gudang, laboratorium, rumah genset, tangki BBM, water

    treatmen dll.

    Workshop dilengkapi dengan lantai plester semen akan dibuat

    kedap air, sehingga terhindar dari terjadinya rembesan air yang

    berasal dari dalam tanah atau aliran air dari permukaan yang lebih

    tinggi, serta dilengkapi dengan oil trap untuk menampung ceceran

    oli dan minyak pelumas bekas, gudang spare part, rumah genset,

    tangki penyimpanan bahan bakar minyak (solar) dari plat / besi

    sebanyak 1 (satu) unit dengan ukuran 20.000 liter di lokasi tambang.

    Dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaranan

    penunjang akan mengacu pada Standard Operational Procedure

    (SOP) yang telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri

    Pertambangan dan Energi Nomor: Kep-555.K/26/M.PE/1995

    Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum,

    dan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor : 85 Tahun 1999

    Perubahan Nomor : 18 Tahun 1999 Tentang Pengolahan Limbah

    Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3).

    3. Tahap Operasi

    a. Pembersihan Lahan (Land Clearing) Tambang

  • Sebelum kegiatan penambangan dilakukan pembersihan tanaman

    yang dimulai dari penebangan, penyaradan dan pengumpulan.

    Kegiatan pembersihan ini dilakukan secara bertahap mengikuti

    kemajuan tambang agar tanah pucuk tidak mengalami erosi apabila

    dibiarkan terbuka cukup lama. Batang-batang pohon yang

    berukuran kecil dan semak belukar didorong dengan bulldozer dan

    akan ditimbun disuatu tempat, sedangkan pohon yang berukuran

    besar pemotongannya dilakukan dengan menggunakan chainsaw,

    kemudian dikumpulkan disuatu tempat yang cukup rendah dan

    dibiarkan lapuk tanpa pembakaran.

    b. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Pucuk

    Kegiatan ini merupakan pengupasan lapisan tanah permukaan (top

    soil dan sub soil) dilakukan pada musim kemarau, dan tidak akan

    dilakukan pada saat musim penghujan. Hal ini dimaksudkan agar

    unsur hara tanah tetap terjaga dan untuk menghindari terjadinya

    erosi. Tanah pucuk (top soil) merupakan bagian dari tanah penutup

    yang mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh

    tumbuhan (vegetasi) sehingga dalam penanganannya dilakukan

    secara tersendiri, dan penempatannya akan dipisahkan antara top

    soil dan sub soil.

    Tanah pucuk (top soil) setebal 15 cm dan tanah bawah (sub soil)

    setebal 50 cm dikupas, diangkut ke tempat penyimpanan khusus

    dan dilakukan pengelolaan agar tidak terjadi erosi dengan cara

    sistem terasiring atau langsung ditebar di daerah-daerah reklamasi

    yang dilakukan dengan menggunakan backhoe CAT PC 300,

    kapasitas 2,3 m3 dan dump truck Nissan kapasitas 12 Ton.

    Lokasi penimbunan adalah lokasi yang tidak mengandung cadangan

    batubara, tidak mengganggu daerah yang akan ditambang, serta

    topografi permukaannya berupa lembah. Penataan penimbunan

    tanah pucuk baik top soil maupun sub soil ini akan dirancang

    dengan mempertimbangkan aspek-aspek kestabilan lahan, hidrologi

    serta diselaraskan dengan topografi yang berada di sekitarnya.

    Tanah pucuk (top soil dan sub soil) yang dikupas akan disimpan

    untuk sementara di sepanjang pinggir sub crop line batubara,

    sidewall dan belakang garis lereng akhir pertambangan untuk

    memudahkan pengambilan pada saat reklamasi.

    Pihak pemrakarsa akan membangun saluran drainase disekeliling

    lokasi penimbunan tanah pucuk yang berfungsi untuk

    mengendalikan air limpasan yang akan disalurkan ke kolam

    pengendapan (settling pond).

  • c. Penggalian dan Penimbunan Tanah Penutup (Overburden)

    Tahapan ini terdiri dari pembuatan jalan masuk ke tambang, spoil

    dump dan lokasi-lokasi settling pond, aktivitas pekerjaan sipil ini

    memerlukan armada articulated dump truck.

    Penggalian dan pemuatan tanah penutup dilakukan dengan alat gali

    (backhoe) dan dibantu bulldozer yang dilengkapi dengan ripper

    sebagai alat garu-dorong. Untuk mengangkut tanah penutup ke

    lokasi penimbunan, baik ke lokasi timbunan di luar tambang

    maupun ke lokasi backfilling menggunakan dump truck.

    Gambar 6. Skematis Pengelolaan Tanah Penutup

    Out of pit spoil dump seluas 20 Ha berlokasi di blok tambang masih

    termasuk wilayah prosfek tambang. Rancangan out of pit spoil dump

    untuk jangka pendek terdiri dari tinggi jenjang 6 m, sudut lereng

    45, lebar jenjang 10 m, untuk kondisi lereng permanen, sedang

    untuk kemiringan keseluruhan (overall slope ) lereng timbunan 45,

    tinggi timbunan sekitar 3 m,

    Berdasarkan data penyelidikan umum, diperkirakan sebagian tanah

    penutup bisa digali langsung dengan menggunakan alat gali muat

    backhoe khususnya untuk batuan lapuk dan pasir lepas, sedangkan

    tanah penutup yang berupa batuan sedimen yang masih segar

    seperti batu lempung, batu lanau dan batu pasir memerlukan

    pemberaian terlebih dahulu sebelum digali. Pemberaian bisa

    dilakukan dengan menggunakan ripping & dozing

    Kegiatan pengupasan tanah penutup (overburden) utamanya

    dilakukan dengan cara pemberaian menggunakan sistim ripping dan

    dozing yakni metode penggalian tanah penutup dengan

    menggunakan ripper dan bulldozer.

  • Tanah penutup yang telah dikupas, kemudian didorong dengan

    bulldozer dan dikumpulkan di suatu tempat. Kemudian dengan

    menggunakan excavator, tanah penutup tersebut di muat ke dalam

    dump truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi penimbunan tanah

    penutup (disposal/spoil dump area) ataupun ke lokasi bekas bukaan

    tambang sebagai material penimbunan lubang bekas tambang

    (backfilling).

    Pada tahap awal pembuatan box cut, tanah penutup dibuang ke luar

    pit, setelah terbentuk box cut di dalam pit maka pembuangan tanah

    penutup dilakukan ke dalam box cut tersebut sampai mencapai

    elevasi akhir yang telah ditentukan. Peralatan yang digunakan

    terdiri dari excavator CAT PC 300, dump truck Nissan kapasitas 12

    Ton dan bulldozer CAT D 85.

    Selain itu pula, di sekeliling lokasi penimbunan tanah penutup

    (spoil dump) tersebut akan dilengkapi dengan parit keliling yang

    berukuran lebar atas 1 meter, lebar bawah 0,5 meter dan tinggi

    0,5 meter, serta dilengkapi dengan kolam pengendapan (settling

    pond) sebanyak 4 unit yang masing-masing dihubungkan secara seri

    dan berukuran 10 X 5 X 3 m atau masing-masing berkapasitas = 150

    m3, atau berkapasitas total = 600 m3. Tujuan di buatnya kolam

    pengendapan (settling pond) tersebut adalah untuk mengolah air

    larian permukaan (run off) dari Spoil dump.

    Selanjutnya untuk mempercepat terjadinya proses pengendapan

    (sedimentasi) di settling pond tersebut, maka air larian permukaan

    (run off) dan air tirisan tersebut akan di treatment dengan

    penambahan tawas atau koagulan lainnya yang layak sesuai dengan

    tujuan ramah lingkungan berdasarkan rekomendasi hasil kajian

    ilmiah yang ada dan dilakukan penambahan kapur / gamping untuk

    menaikan pH airnya.

    Pengolahan terhadap air tirisan tambang yang bersifat asam adalah

    dengan proses netralisasi asam. Caranya dengan menampung air

    asam tambang di settling pond kemudian ditambahkan kapur

    gamping untuk menetralkan /menaikkan pH air dengan dosis 15

    gram/m3 air bila diasumsikan volume air 12.600 m3, maka

    ditambahkan 189 Kg kapur gamping dengan siklus waktu

    penetralan setiap 12 Jam. Dan setelah terjadi pengendapan, maka

    air yang bersih pada bagian atas (overflow) akan dialirkan ke kolam

    berikutnya (kolam pengendapan akhir).

    Limbah cair dari kolam pengendapan (settling pond) yang telah

    diolah dan telah memenuhi baku mutu limbah cair (Keputusan

  • Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 113 Tahun 2003 Tentang Baku

    Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan

    Batubara) akan dibuang ke badan perairan. Namun tidak menutup

    kemungkinan jika nantinya air olahan tersebut dipakai sebagai

    bahan baku untuk penyiraman jalan kerja, sehingga diharapkan

    tidak ada limbah cair yang dibuang ke badan perairan.

    Untuk menjaga agar settling pond dapat berfungsi secara optimal,

    maka setiap saat lumpur atau sedimen yang mengendap di dasar

    kolam pengendapan (settling pond) diangkat / dikeruk dan

    dikeringkan. Untuk pengamanan lumpur atau sedimen yang telah

    dikeruk, maka akan dibuat paritan berukuran lebar atas 1 m atas

    dan lebar bawah 0,5 m serta kedalam 0,75 m yang mengalirkan

    kembali lumpur / sedimen terikut saat terjadi hujan ke settling

    pond.

    d. Penambangan Batubara

    Setelah overburden diangkut, pekerjaan selanjutnya adalah

    pembersihan atap (roof) batubara dengan menggunakan excavator.

    Dengan kemiringan lapisan 35 - 45, maka alat pembersihan

    batubara yang dipakai excavator CAT 320 C. Ilustrasi Tahapan

    penambangan batubara dapat dilihat pada Gambar 7.

    Pada penambangan batubara biasanya akan terjadi air tirisan

    tambang, hal ini merupakan konsekuensi logis dari suatu kegiatan

    penambangan karena disatu pihak lokasi tambang dikehendaki

    kering, akan tetapi di lain pihak air tirisan tambang terus mengalir

    baik berasal dari air limpasan permukaan (run off) pada waktu

    hujan maupun dari rembesan air tanah.

    Untuk menjaga lokasi bukaan tambang batubara tetap kering, maka

    di sekeliling dari lantai bukaan tambang dibuatkan saluran / parit

    keliling dan sumur (sump) untuk menampung air tirisan tambang ;

    lebar parit 1 m dengan kedalaman 0,75 m, bagian dinding parit

    dibuat miring 60o dengan lebar dasar parit 0,5 m, selanjutnya air

    tirisan tersebut di pompakan ke luar tambang dan ditampung di

    settling pond ataupun dengan memanfaatkan lubang bekas bukaan

    tambang yang belum di timbun. Sedangkan untuk menghindari air

    run off dari tanah penutup di atasnya maka tiap jenjang dan lereng

    tanah penutup dibuat saluran drainase.

    Dengan adanya air tirisan, maka fenomena air asam tambang (Acid

    Mine Drainage) dapat terjadi di lokasi pertambangan batubara, di

  • lokasi penimbunan tanah penutup (waste dump area), di lokasi

    penimbunan akhir (stock pile).

    Terbentuknya air asam tambang pada umumnya disebabkan adanya

    kandungan mineral sulfida (FeS2), yang ada di dalam batubara

    (sulfur) dan batuan sekitarnya, adanya zat oksidan berupa oksigen

    (O2) dari udara dan adanya air (H2O), di mana ketiga bahan

    pembentuk asam tersebut saling bereaksi dan akan membentuk

    senyawa ferro sulfat dan asam sulfat yang dapat menyebabkan

    penurunan pH air. Oleh karena itu, pihak pemrakarsa akan

    melakukan treatment terhadap air tirisan yang berada di settling

    pond dengan penambahan kapur guna menaikan pH air.

    Gambar 7. Ilustrasi Bagan Alir Pertambangan Batubara

    Gambar 8. Saluran Trapersium

    60o

    1 m

    0,5 m

    0,7

    5 m 600

    1 m

    0,5 m

    0,7

    5 m 600

    1 m

    0,5 m

    0,7

    5 m 600

  • Gambar 9. Lokasi Saluran Pengaliran Air Tirisan

    e. Pengangkutan Batubara

    Pengangkutan batubara dari lokasi penggalian menuju stockpile

    sementara menggunakan dump truk kapasitas 12 ton. Batubara

    bagian teratas dari dump truk tersebut dipadatkan menggunakan

    excavator untuk menghindari tumpahan atau ceceran di jalan. Dari

    stockpile sementara selanjutnya di angkut ke tempat penimbunan

    dan pengolahan (stockpile dan preparasi).

    f. Aktifitas Perbengkelan dan Genset

    Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan

    kendaraan alat berat seperti ; bulldozer, wheel loader, back hoe /

    excavator, grader dan dump truck dan alat-alat penunjang lainnya

    seperti truck tangki air dan BBM, mobil operasional dan lain-lain.

    Operasional genset merupakan aktivitas penggunaan energi listrik

    untuk memperlancar operasional pertambangan. Pengoperasian

    genset setelah memperoleh ijin Dinas Pertambangan dan Energi

    Kota Samarinda .

    Fasilitas perbengkelan guna perawatan peralatan tambang

    disediakan di daerah tambang, sedangkan fasilitas perbengkelan

    guna perawatan peralatan pengolahan / preparasi batubara berada

    di areal pengolahan / preparasi batubara yang hanya menangani

    perawatan perbaikan mesin dan listrik.

  • Gambar 10. Desain Cerobong dan Ruangan Genset

    Gambar 11. Bak Penampungan Oli (Oil Trap) di Bengkel / Workshop

    g. Aktivitas Perkantoran dan Domestik

    Kegiatan aktivitas perkantoran dan domestik meliputi kegiatan

    perkantoran yang membawahi semua sistem managemen. Aktivitas

    perkantoran meliputi kegiatan admistrasi, SMK3, HSE, Tataniaga dll.

    Dalam aktivitas domestik meliputi kegiatan karyawan diluar jam

    kerja di perumahan (mess) karyawan, aktivitas di kantin, aktivitas

    MCK dll.

    h. Pengembangan Masyarakat (Coorporate Social Responsibility)

    Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan

    kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar wilayah

    Lubang pengambilan sampel emisi gas

  • kegiatan pertambangannya, maka Kopontren Nabil Husein

    menyisihkan dana sebesar (Rp. 500/Ton) dari hasil penjualan

    batubara yang diproduksi setiap tahunnya untuk kegiatan

    pengembangan masyarakat (Coorporate Social Responsibility). CSR

    dibuat terpola yang disesuaikan dengan program pemerintah, agar

    tidak tumpang tindih serta sistem pemberian bantuan yang

    mengarah pada usaha mandiri pasca tambang.

    4. Tahap Pasca Operasi

    a. Reklamasi dan Revegetasi Lahan

    Dalam kegiatan reklamasi lahan tambang bekas penggalian

    batubara dilakukan dengan mengembalikan tanah penutup

    (overburden) dan tanah pucuk (top soil) ke dalam lubang bekas

    tambang (back filling).

    Kegiatan ini direncanakan pada daerah blok penambangan yang

    telah selesai ditambang ditutup / diisi dengan tanah penutup

    (overburden) yang berasal dari kegiatan pengupasan tanah penutup,

    kemudian pada bagian atas timbunan tanah penutup tersebut

    ditebari tanah pucuk (top soil) setebal 50 cm, setelah ditanami

    dengan tanaman yang cepat tumbuh dengan jarak tanaman 3 m x 3

    m.

    Sebelum kegiatan revegetasi dimulai terlebih dahulu lahan yang

    telah direklamasi di treatment terlebih dahulu dengan penambahan

    kapur sebanyak 200 kg/ha, pupuk organik dan pupuk anorganik

    sebanyak 250 kg/ha dengan tujuan untuk meningkatkan

    kesuburan tanah. Setelah dibiarkan 1 (satu) bulan baru ditanami

    dengan jenis tanaman penutup (cover crop) seperti : Centrosema

    pubescens, Callopogonium mucunoides, dan Pueraria javanica,

    sedangkan species untuk pengolahan tanah adalah: Acacia

    mangium, Paraserianthes falcataria, dan Gmelina arborea.

  • b. Rasionalisasi Tenaga Kerja

    Dengan berakhirnya kegiatan pertambangan maka rasionalisasi

    tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak dapat

    dihindari. Dalam kegiatan ini, pihak perusahaan akan mengacu pada

    peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku serta disesuaikan

    dengan kondisi perusahaan.

    c. Demobilisasi Peralatan

    Dengan berakhirnya kegiatan pertambangan pada tahap pasca

    operasi maka kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dari

    lokasi proyek ke luar lokasi proyek dilakukan melewati jalan darat

    dan sungai dengan menggunakan kapal ponton atau LCT, sedangkan

    yang melalui jalan darat diangkut dengan menggunakan mobil

    pengangkut khusus (trailer) yang melewati ruas jalan raya yang ada.

    d. Pengembalian Lahan / Penyerahan Lahan

    Pada akhir kegiatan tahap pasca operasi pertambangan ini, sejalan

    dengan tingkat keberhasilan kegiatan reklamasi dan revegetasi

    lahan, maka areal bekas tambang yang telah di reklamasi dan di

    revegetasi terlebih dahulu di evaluasi oleh Tim Pemerintah Kota

    Samarinda dengan jangka waktu evaluasi lahan yang telah di

    reklamasi dan direvegetasi tersebut diperkirakan sekitar 3 - 5

    Tahun setelah pasca tambang. Setelah dinyatakan berhasil (seperti

    atau mendekati rona awal), baru lahan tersebut dikembalikan

    kepada Negara melalui Pemerintah Kota Samarinda.

    Jadwal rencana kegiatan Pertambangan Batubara Kopontren Nabil

    Husein dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

  • Tabel 7. Jadwal Rencana Kegiatan Penambangan Batubara Kopontren Nabil

    Husein

    No KOMPONEN KEGIATAN Tahun Penambangan

    1 2 3 4 5-8

    A. TAHAP PRA KONSTRUKSI

    1 Sosialisasi Rencana Kegiatan

    2 Pembebasan Lahan

    3 Mobilisasi Peralatan

    4 Penerimaan Tenaga Kerja

    B. TAHAP KONSTRUKSI

    1 Pembangunan Jalan Tambang

    2 Pembangunan Sarana dan

    Prasarana Penunjang

    C. TAHAP OPERASI

    1 Pembersihan lahan (land clearing)

    tambang

    2 Pengupasan dan Penimbunan

    Tanah Pucuk

    3 Penggalian dan Penimbunan Tanah

    Penutup (Overburden)

    4 Penambangan Batubara

    5 Pengangkutan Batubara

    6 Aktifitas Perbengkelan dan Genset

    7 Aktivitas Perkantoran dan

    Domestik

    8 Pengembangan Masyarakat (CSR)

    D. TAHAP PASCA OPERASI

    1 Reklamasi dan Revegetasi Lahan

    2 Rasionalisasi Tenaga Kerja

    3 Demobilisasi Peralatan

    4 Pengembalian Lahan

    Sumber : Rencana Kerja Kopontren Nabil Husein, 2011.

  • A. Nama Rencana Usaha : Pertambangan Batubara ........................................................................ 1 B. Lokasi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan : ............................................................................... 1 C. Skala Usaha dan/atau Kegiatan .................................................................................................. 5 D. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................................................... 12

    1. Luas Tapak Proyek ...................................................................................................... 5

    2. Kapasitas Produksi...................................................................................................... 5

    3. Sumber Energi / Bahan Bakar .................................................................................... 6

    4. Sumber Air yang Diperlukan di Lokasi Rencana Kegiatan .......................................... 7

    5. Pengadaan Fasilitas Penunjang .................................................................................. 8

    6. Metoda Penambangan ............................................................................................... 8

    7. Kegiatan Lain Di Sekitar ............................................................................................ 10

    1. Tahap Pra Konstruksi ................................................................................................ 12

    2. Tahap Konstruksi ...................................................................................................... 15

    3. Tahap Operasi .......................................................................................................... 16

    4. Tahap Pasca Operasi ................................................................................................ 24

    Tabel 1. Koordinat Batas IUP Eksplorasi Kopontren Nabil Husein ............................................... 1 Tabel 2. Rencana Penggunaan Lahan Pertambangan Kopontren Nabil Husein. .......................... 5 Tabel 3. Cadangan Batubara Di Lokasi IUP Kopontren Nabil Husein ........................................... 5 Tabel 4. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Batubara Kopontren Nabil Husein ........................ 6 Tabel 5. Proyeksi Kebutuhan BBM dan Jumlah Peralatan Kopontren Nabil Husein ................... 7 Tabel 6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Kopontren Nabil Husein. ..................................... 13 Tabel 7. Jadwal Rencana Kegiatan Penambangan Batubara Kopontren Nabil Husein .............. 26

    Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan ....................................................................................................... 3 Gambar 2. Peta Fungsi Kawasan ...................................................................................................... 4 Gambar 3. Peta Kegiatan Lain Di Sekitar ........................................................................................ 11 Gambar 4. Struktur Organisasi Penambangan Kopontren Nabil Husein ........................................ 14 Gambar 5. Konstruksi Jalan Tambang ............................................................................................ 15 Gambar 6. Skematis Pengelolaan Tanah Penutup ......................................................................... 18 Gambar 7. Ilustrasi Bagan Alir Pertambangan Batubara ............................................................... 21 Gambar 8. Saluran Trapersium ....................................................................................................... 21 Gambar 9. Lokasi Saluran Pengaliran Air Tirisan ............................................................................ 22 Gambar 10. Desain Cerobong dan Ruangan Genset .................................................................... 23 Gambar 11. Bak Penampungan Oli (Oil Trap) di Bengkel / Workshop ......................................... 23