IO Pada Kasus Khusus

31
1 INTERAKSI OBAT KASUS KHUSUS DIABETES MELITUS Disusun oleh : Desita (11334731) Dosen Pembimbing : Dra. Refdanita, MSi, Apt INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

interaksi obat

Transcript of IO Pada Kasus Khusus

Page 1: IO Pada Kasus Khusus

1

INTERAKSI OBAT KASUS KHUSUS

DIABETES MELITUS

Disusun oleh :Desita (11334731)

Dosen Pembimbing :Dra. Refdanita, MSi, Apt

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

2013

Page 2: IO Pada Kasus Khusus

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkah dan rahmat serta

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Interaksi Obat tepat

pada waktunya.

Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan

keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, sehingga kami sangat mengharapkan

masukan, kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini.

Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu

Dra. Refdanita, MSi, Apt selaku dosen mata kuliah Interaksi Obat.

Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya terutama bagi penulis sendiri.

Jakarta, November 2013

Penulis

Page 3: IO Pada Kasus Khusus

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Tujuan...........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2

2.1 Definisi Interaksi Obat..................................................................................2

2.2 Tipe Interaksi Obat.......................................................................................5

2.3 Mekanisme Interaksi Obat............................................................................5

2.3.1 Interaksi farmasetik..........................................................................6

2.3.2 Interaksi Farmakokinetik..................................................................7

2.3.3 Interaksi Farmakodinamik................................................................8

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................9

3 Interaksi Obat Kasus Khusus - Diabetes Melitus......... ............................9

4 Beberapa Contoh Interaksi Obat pada Diabetes..........................................10

5 Beberapa Contoh Interaksi beta Blocker dengan Obat lain.........................12

BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: IO Pada Kasus Khusus

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua

macam obat atau lebih. Interaksi ini dapat menghasilkan efek yang menguntungkan tetapi

sebaliknya juga dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan.

Meningkatnya kejadian interaksi obat dengan efek yang tidak diinginkan adalah akibat

makin banyaknya dan makin seringnya penggunaan apa yang dinamakan

“Polypharmacy" atau “Multiple Drug Therapy”.

Sudah kita maklumi bersama bahwa biasanya penderita menerima resep dari

dokter yang memuat lebih dari dua macam obat. Belum lagi kebiasaan penderita yang

pergi berobat ke beberapa dokter untuk penyakit yang Sama dan mendapat resep obat

yang baru. Kemungkinan lain terjadinya interaksi obat adalah akibat kebiasaan beberapa

penderita untuk mengobati diri sendiri dengan obat-obatan yang dapat dibeli di toko-toko

obat secara bebas.

Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyaii

pengetahuan farmakologi tentang obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah diakui

bahwa pencegahan itu tidaklah semudah yang kita sangka, mengingat jumlah interaksi

yang mungkin terjadi pada orang penderita yang menerima pengobatan polypharmacy

cukup banyak.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa

tentantang interaksi obat terhadap kasus khusus dan cara penangananya.

Page 5: IO Pada Kasus Khusus

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Interaksi obat

Bilamana dua atau lebih obat yang diambil secara bersamaan, ada kemungkinan

akan ada sebuah interaksi di antara obat-obatan tersebut. Interaksi dapat meningkatkan

atau menurunkan efektivitas dan / atau efek samping dari obat. Hal ini juga dapat

mengakibatkan efek samping yang baru, yaitu efek samping yang tidak terlihat dengan

menggunakan salah satu obat itu sendiri. Kemungkinan interaksi obat meningkat sebagai

jumlah obat yang diambil oleh pasien meningkat. Oleh karena itu, orang-orang yang

mengambil beberapa jenis obat untuk pengobatan merupakan resiko besar untuk

interaksi. Interaksi obat berkontribusi pada biaya kesehatan yang disebabkan oleh biaya

perawatan medis yang diperlukan untuk merawat mereka. Interaksi juga dapat

mengakibatkan rasa sakit dan penderitaan yang dapat dihindarkan.

Apa itu interaksi obat? 

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya

yang mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku

untuk interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-

obatan dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.

Bagaimana interaksi obat terjadi?  

Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-obatan lain,

makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau

penurunan dalam:

(1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh;

(2) distribusi obat dalam tubuh;

Page 6: IO Pada Kasus Khusus

6

(3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme) ; dan

(4) penghapusan obat dari badan.

Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan,

metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat

yang sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada

tubuh. Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari

bahan yang biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi ini mengurangi atau

meningkatkan efek obat lain yang sedang diambil. Interaksi obat antara warfarin

(Coumadin) dan vitamin K yang mengandung produk adalah contoh yang baik dari jenis

interaksi. Warfarin bertindak dengan mengurangi konsentrasi bentuk aktif vitamin K

didalam tubuh. Karena itu, bila vitamin K diambil, ia akan mengurangi efek warfarin.  

Apa konsekuensi dari interaksi obat? 

Interaksi obat dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan yang bermanfaat

atau efek merugikan yang diberikan obat-obatan. Bila interaksi obat meningkatkan

manfaat dari administratif obat tanpa meningkatkan efek samping, kedua obat dapat

digabungkan untuk meningkatkan kontrol terhadap kondisi yang sedang dirawat.

Misalnya, obat-obatan yang mengurangi tekanan darah oleh berbagai mekanisme yang

berbeda dapat digabungkan karena efek menurunkan tekanan darah dicapai oleh kedua

obat-obatan mungkin akan lebih baik dibandingkan dengan obat itu sendiri. Penyerapan

beberapa jenis obat meningkat oleh makanan. Oleh karena itu, obat ini diambil dengan

makanan dalam rangka untuk meningkatkan konsentrasi mereka didalam tubuh dan, pada

akhirnya, mereka berpengaruh. Sebaliknya, bila penyerapan obat-obatan berkurang oleh

makanan, maka obat diambil pada waktu perut kosong.

Interaksi obat yang paling banyak dikuatirkan adalah yang mengurangi dari efek

yang diinginkan atau meningkatkan efek merugikan dari obat itu sendiri. Obat yang

mengurangi penyerapan atau meningkatkan metabolisme atau penghapusan obat lainnya

cenderung mengurangi efek dari obat yang lain. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan

terapi atau memerlukan peningkatan dosis obat agar berpengaruh. Sebaliknya, obat-

Page 7: IO Pada Kasus Khusus

7

obatan yang meningkatkan penyerapan atau mengurangi eliminasi atau metabolisme obat

lain yang meningkatkan konsentrasi obat-obatan lain di dalam tubuh dan menyebabkan

lebih banyak efek samping. Terkadang, obat berinteraksi karena mereka menghasilkan

efek samping yang serupa. Oleh karena itu, bila kedua obat yang menghasilkan efek

samping yang sama digabungkan, frekuensi dan kerasnya dari efek samping yang

meningkat.

Seberapa sering terjadi interaksi obat? 

Interaksi obat adalah kompleks dan terutama yang tidak terduga. interaksi yang

dikenal mungkin tidak terjadi di setiap individu. Hal ini dapat dijelaskan karena ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan bahwa terdapat  interaksi yang

dikenal yang akan terjadi. Faktor-faktor tersebut termasuk perbedaan antara individu

dalam fisiologi, usia, gaya hidup (diet, latihan), yang berpenyakit, dosis obat, lamanya

terapi gabungan, dan waktu relatif dari administrasi dua zat. (Terkadang, interaksi dapat

dihindari jika dua obat yang diambil pada waktu yang berbeda.) Namun demikian,

interaksi obat yang signifikan sering terjadi dan mereka menambahkan jutaan dolar untuk

biaya kesehatan. Selain itu, banyak obat telah ditarik dari pasar karena potensi untuk

berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan masalah kesehatan serius.

Bagaimana interaksi obat dapat dihindari?

1. Memberi penyedia layanan kesehatan daftar yang lengkap dari seluruh obat-obatan

yang anda gunakan atau telah digunakan dalam beberapa hari lalu. Ini harus

mencakup pengobatan over-the-counter, vitamin, makanan suplemen, dan herbal

remedies.

2. Memberitahu penyedia layanan kesehatan bila ada obat tambahan atau yang

dihentikan.

3. Memberitahu penyedia layanan kesehatan tentang perubahan gaya hidup.

Page 8: IO Pada Kasus Khusus

8

4. Bertanya kepada penyedia layanan kesehatan anda tentang hal yang paling serius

atau seringnya interaksi obat dengan obat yang anda gunakan.

5. Sejak frekuensi interaksi obat meningkat dengan sejumlah obat, bekerja sama

dengan penyedia layanan kesehatan anda untuk menghilangkan obat yang tidak

diperlukan.

6. Laporan singkat mengenai interaksi obat ini tidak menutup kemungkinan setiap

skenario. Pembaca tidak boleh takut untuk menggunakan obat karena potensi

terjadinya interaksi obat. Sebaliknya, mereka harus menggunakan informasi yang

tersedia bagi mereka untuk meminimalkan resiko interaksi seperti ini dan untuk

meningkatkan keberhasilan terapi mereka.

B. Tipe interaksi obat

Obat dapat mengganggu penyerapan obat lain dalam usus, peredarannya dalam

darah atau penyerapannya oleh sel. Antagonisme (pertentangan) berarti bahwa satu obat

menghambat atau mengurangi dampak obat yang lain.

Bila dua obat bekerja sama terhadap satu sasaran untuk membuat tanggapan yang

lebih besar daripada dampaknya masing-masing, cara kerja dua obat semacam ini disebut

sinergi (1+1=lebih dari 2). Bila satu obat memperkuat dampak obat lain dengan cara

meningkatkan tingkat obat yang lain tersebut dalam darah, hal ini disebut potensiasi

(a+b=lebih banyak b daripada yang biasa). Ini adalah cara kerja ritonavir bila dicampur

dengan saquinavir atau indinavir. Obat juga dapat berinteraksi di dalam tubuh waktu

mereka diproses, atau dimetabolisme.

C. Mekanisme Interaksi Obat

Mekanisme interaksi obat bermacam-macam dan kompleks. Pada dasarnya dapat

digolongkan sebagai berikut:

Interaksi farmasetika/ Inkompabilitas

Interaksi farmakokinetika

Page 9: IO Pada Kasus Khusus

9

Interaksi farmakodinamik

Interaksi farmasetika

Interaksi ini merupakan interaksi fisiko-kimiawi di mana terjadi reaksi fisiko-

kimiawi antara obat-obat sehingga mengubah (menghilangkan) aktifitas farmakologik

obat. Yang sering terjadi misalnya reaksi antara obat-obat yang dicampur dalam cairan

secara bersamaan, misalya dalam infus atau suntikan . Campuran penisilin (atau

antibiotika beta-laktam yang lain) dengan aminoglikosida dalam satu larutan tidak

dianjurkan. Walaupun obat-obat ini pemakaian kliniknya sering bersamaan, jangan

dicampur dalam satu suntikan. Beberapa tindakan hati-hati (precaution) untuk

menghindari interaksi farmasetik ini mencakup:

Jangan memberikan suntikan campuran obat kecuali kalau yakin betul bahwa

tidak ada interaksi antar masing-masing obat.

Dianjurkan sedapat mungkin juga menghindari pemberian obat bersama-sama

lewat infus.

Selalu perhatikan petunjuk pemberian obat dari pembuatnya (manufacturer

leaflet), untuk melihat peringatan-peringatan pada pencampuran dan cara

pemberian obat (terutama untuk obat-obat parenteral misalnya injeksiinfus dan

lain-lain)

Sebelum memakai larutan untuk pemberian infus, intravenosa atau yang lain,

perhatikan bahwa tidak ada perubahan warna, kekeruhan, presipitasi dan lain-lain

dari larutan.

Siapkan larutan hanya kalau diperlukan saja. Jangan menimbun terlalu lama

larutan yang sudah dicampur kecuali untuk obat-obat yang memang sudah

tersedia dalam bentuk larutan seperti metronidazol , lidakoin dan lain-lain.

Botol ifus harus selalu diberi label tentang jenis larutannya, obat-obat yang sudah

dimasukkan, termasuk dosis dan dan waktunya.

Jika harus memberi per infus dua macam obat, berikan lewat 2 jalur infus, kecuali

kalau yakin tidak ada interaksi. Jangan ragu-ragu konsul apoteker rumah sakit.

Page 10: IO Pada Kasus Khusus

10

Interaksi farmakoklnetika

Interaksi ini adalah akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada absorbsi,

metabolisme, distribusi dan ekskresi sesuatu obat oleh obat lain. Dalam kelompok ini

termasuk interaksi dalam hal mempengaruhi absorbsi pada gastrointestinal, mengganggu

ikatan dengan protein plasma, metabolisme dihambat atau dirangsang dan ekskresi

dihalangi atau dipercepat.

1. Perobahan absorbsi pada gastrointestinal

Perobahan absorbsi sesuatu obat oleh obat lain dapat terjadi akibat :

a. Perubahan pH.

b. Gangguan pada sistem transport.

c. Pembentukan suatu kompleks

d. Perubahan aliran darah.

2. Penggeseran ikatannya dengan protein plasma

Suatu interaksi terjadi bila suatu obat menggeser obat lain dari tempat ikatannya dengan

protein plasma sehingga kadar obat yang bebas didalam darah meningkat, akibatnya efek

obat tersebut bertambah.

3. Biotransformasi

Biotransformasi obat terutama terjadi dimikrosoma sel hati. Mikrosoma ini sangat peka

terhadap aksi obat berarti produksi enzim-enzimnya dapat bertambah atau berkurang,

perangsangan mikrosoma mengakibatkan aktivitas obat menurun sedangkan

pengharnbatan menyebabkan aktivitas obat meningkat atau bertahan lama.

4. Perubahan ekskresi

Bila sesuatu obat mempengaruhi ekskresi obat lain melalui ginjaJ, dapat terjadi

perobahan aktivitas dan lama kerja sesuatu obat

Page 11: IO Pada Kasus Khusus

11

lnteraksi farmakodinamik

Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja

fisiologis obat lain. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi :

1. Obat-obat tersebut menghasilkan kerja yang sama padasatu organ(sinergisme).

2. Obat-obat tersebut kerjanya saling bertentangan (antagonisme).

3. Obat-obat tersebut bekerja independen pada dua tempat terpisah (11).

Page 12: IO Pada Kasus Khusus

12

BAB III

PEMBAHASAN

A. Interaksi Obat Kasus Khusus - Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyakit pada orang yang kelenjar pankreasnya gagal

menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau yang tubuhnya tak dapat menggunakan

insulin dengan baik. Insulin adalah hormone yang membawa gula dari darah ke sel tubuh

yang membutuhkannya yang mengubahnya menjadi energi. Insulin dihasilkan oleh

kelenjar pankreas pada tubuh kita, hormone insulin yang diproduksi oleh tubuh kita

dikenal juga sebagai insulin endogen. Namun, ketika kelenjar pancreas mengalami

ganguan sekresi akan terjadi hiperglikemia, di saat inilah tubuh membutuhkan hormone

insulin dari luar tubuh, atau dapat pula obat hipoglikemia oral. Pada penderita diabetes

melitus, gula tetap berada dalam darah lalu keluar melalui urin, dan tidak dibawa ke sel

untuk digunakan. Karena tak ada gula, sel harus membakar lemak dan protein lebih dari

biasanya.

Dalam keadaan normal kadar glukosa darah dapat dikontrol dengan ketat oleh

insulin suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Insulin dapat menurunkan kadar

glukosa darah ketika kadar glukosa darah naik (misalnya setelah makan) maka insulin

dilepaskan dari pankreas untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien diabetes tidak

adanya atau kurangnya produksi insulin menyebabkan hiperglekimia. Diabetes

merupakan suatu kondisi medis yang bersifat kronis artinya meskipun diabetes dapat

dikontrol, diabetes adalah penyakit seumur hidup.

Gejala diabetes adalah rasa lapar yang berlebihan, sering buang air kecil, rasa

haus yang amat sangat, lesu, mudah mengantuk, dan kehilangan berat badan. Dibetes

mellitus dibagi menjadi dua tipe ;

a. Diabetes melitus tipe 1

Terjadi pada usia muda, 80% kasus terjadi pada usia < 40 tahun.

Page 13: IO Pada Kasus Khusus

13

Penyebabnya auto imunitas ( genetik) tdak dapat memproduksi insulin

Terapinya hanya dengan insulin.

b. Diabetes mellitus tipe 2

Terjdi pada usia dewasa ( > 40 tahun)

Penyebabnya : pola makan yang salah, gaya hidup, kegemukan yang

menyebabkan kebutuhan insulin meningkat sementara produksi insulin

berkurang.

Terapinya : mengubah pola makan, olahraga, obat-obatan, dan insulin.

Biasanya penderita diabetes, dalam keadaan berpuasa mempunyai kadar gula

darah diatas 130mg/100ml dan setelah makan kadarnya diatas 170mg/ml. diabetes yang

tak ditangani dengan baik dapat menimbulkan efek merugikan dalam jangka panjang

yaitu efek komplikasi berupa hipertensi, gagal jantung, gagal ginjal, dan menimbulkan

kebutaaan.

Pil atau insulin dapat menurunkan kadar gula darah. Pil bekerja merangsang

pancreas untuk meghasilkan lebih banyak insulin, sementara insulin langsung menutupi

kekurangan insulin dalam tubuh.

B. Beberapa Contoh Interaksi Obat Pada Diabetes

NO Obat Objek Obat Prespirant Efek Keterangan/

mekanisme

Pemecahan

Masalah

1 Obat DM (oral dan

insulin)

Alkohol (bir, anggur,

minuman keras

lainnya)

Efek obat diabetes

dapat bertambah,

sehingga terjadi

hipoglikemia.

Alkohol

dapat ,mengubah

kadar gula darah yg

tak terduga dan

terjadi penurunan

hebat kadar gula dlm

darah.

Tidak diberikan

secara bersamaan

dan Penggunaan

alcohol dibatasi

sekecil mungkin

2 Obat diabetes oral Allopurinol dan

Probenesid

Efek obat diabtea dapat

bertambah, terjadi

hipoglikemia.

Tidak diberikan

secara bersamaan.

Page 14: IO Pada Kasus Khusus

14

3 Obat diabetes oral Antikoagulan 1. efek obat diabetes

dapat bertambah, terjadi

hipoglikemia.

2. efek antikoagulan

dapat bertambah, resiko

pemdarahan dapat naik.

Tidak diberikan

secara bersamaan.

4 Diabetic oral Aspirin Efek obat diabetes

dapat bertambah, terjadi

hipoglikemia

Tidak diberikan

secara bersamaan

5 Obat DM (oral dan

insulin)

Obat jantung pemblok

beta. (atenolol,

propanolol)

Dapat meningkatkan

atau menurunkan efek

obat diabetes.

Tidak diberikan

secara bersamaan.

Selain itu dokter

harus memantau

secara hati-hati

efek obat yg timbul

6 Kloramfenikol Diabetic oral Efek obat diabetes

dapat bertambah, terjadi

hipoglikemia

Dapat pula

menyebabkan depresi

sumsum tulang,

gejalanya; sakit leher,

radang mulut,

kehilangan tenaga.

Tida diberikan

secara bersamaan.

7 Obat asma (epinefrin,

terbutalin)

Obat DM (oral dan

insulin)

Efek obat diabetes

dilawan, terjadi

hiperglikemia.

Tidak diberikan

secara bersamaan.

8 Obat flu / batuk yg

mengandung pelega

hidung.

Obat DM (oral dan

insulin)

Efek obat diabetes

dilawan, terjadi

hiperglikemia.

Obat pelega hidung

dapat diserap

kedalam aliran darah

dan menyebabkan

interaksi

Tidak diberikan

secara bersamaan

dan pilih obat

flu/batuk yg bebas

gula dan alcohol.

9 Diuretika Obat DM (oral dan

insulin)

Efek obat dapat

dilawan, terjadi

hiperglikemia.

Diuretik yang

berinteraksi disebut

diuretic pembuang

Tidak diberikan

secara bersamaan,

atau diberikan

Page 15: IO Pada Kasus Khusus

15

kalium. Lasix dan

asam etakrinat tidak

termasuk diuretic

pembuang kalium,

interaksi yg terjadi

kecil.

diuretik yg dapat

menahan hilangnya

kalium.

10 Insulin Diabetic oral Efek kedua obat dapat

meningkat, akibatnya

hipoglikemia aditif.

Interaksi ini terjadi

pada periode silang,

pada saat beralih dari

obat diabetes oral ke

insulin dan

sebaliknya.

Insulin diberikan

dalam jumlah kecil

C. Beberapa Contoh Interaksi Beta-Blocker Dgn Obat-Obat Lain

1. Interaksi beta-blocker dengan anti hipertensi

1.1. Beta-blocker dengan diuretika

Diuretika sering digunakan untuk terapi hipertensi. Tapi kalau diuretika saja maka

hasil terapinya terbatas. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka

Sebaiknya dikombinasikan dengan anti hipertensi lain.

Percobaan di klinik menunjukkan bahwa kombinasi beta-blocker dengan diuretika

diperoleh kerja anti hipertensi yang lebih baik. Dalam hal ini tidak terjadi postural

hipotensi dan tachycardi yang disebabkan oleh diuretika (thiazide). Dan juga

peninggian plasma renin akibat pemberian diuretika akandikurangi oleh beta-

blocker (12).

1.2. Beta-blocker dengan Vasodilator

Kombinasi obat ini akan menghasilkan efek terapi yang lebih baik. Ternyata efek

sampingnya akan berkurang. Pemberian hydralazine yang menimbulkan reflex

tachycardi akan berkurang bila pemberiannya dikombinasikan dengan beta-

blocker (12).

Page 16: IO Pada Kasus Khusus

16

1 .3. Beta-blocker dengan methyldopa

Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan beta-blocker ternyata lebih aman

dibandingkan dengan pemakaiannya secara tunggal. Efek samping dari

methyldopa berupa postural hipotensi akan hilang bila diberikan bersamasama

dengan beta-blocker (7,9).

1.4. Beta-blocker dengan guanethidine

Pengaruh kombinasi ini hampir sama dengan kornbinasi beta-blocker dengan

methyldopa. Efek samping dari guanethidine akan berkurang, terutama postural

hipotensi yang disebabkan guanethidine dan bethadine (9).

2. Interaksi Beta-blocker dengan anti-arrhythmia

2.1. Beta-blocker dengan digitalis.

Pengobatan arrhythmia dengan digitalis dapat menimbulkan paroxysmal

tachycardia. Maka pemberian beta-blocker bersama-sama dengan digitalis dapat

mengontrol tachycardi dengan baik (3.5.12).

2.2. Beta-blocker dengan quinidine.

Quinidine yang digunakan pada arrhythmia jantung dapat rnenimbulkan

ventricular fibrillation. Bila diberikan bersama-sarna dengan beta-blocker maka

efek samping ini berkurang (10).

2.3. Beta-blocker dengan procainamide.

Pemberian procainamide sebagai anti-arrhythmia dapat menimbulkan penurunan

tekanan darah yang sangat cepat terutama bila diberikan secara intravena.

Pemberian bersama-sama dengan beta-blocker akan menyebabkan efek yang

berbahaya karena bekerja sinergistik (5).

Page 17: IO Pada Kasus Khusus

17

3. Interaksi beta-blocker dengan anti-depressan dan antl-psikotik tranguikner

Pemberian anti-depressan misalnya derivat tricyclic dan derivat phenothiazine

dapat menimbulkan dysrhythmia. Maka pemberian beta-blocker akan

menghindarkan efek dysrhythmia akibat pemberian anti-depressan tersebut (1,5,8)

4. Interaksi beta-blocker dengan alfa adrenergik stimulant

Pada percobaan menunjukkan bahwa pemberian beta-blocker bersama-Sama

dengan norepinephrine akan menyebabkan Vasokonstriksi. Akibat yang sangat!

merugikan ialah ganggren. Hal ini timbul karena norepinephrine efeknya dominan

terhadap reseptor alfa (2.4).

5. Interaksi beta-blocker dengan neuromuskular-blocker

Beta-blocker yang dikombinasikan dengan neuromuskular-blocker misalnya :

succinycholine, Decamethonium, d-Tubocurarine, Gallamine, akan menimbulkan

kerja sinergistik (4,5).

6. Interaksi beta-blocker dengan obat hipoglikemik

Gabungan kedua obat ini menghasilkan efek sinergistik. Hal ini terjadi karena

beta-blocker mempengaruhi kerja glikogenolitik dari glukagon dan juga

merangsang pelepasan insulin (5).

7. Interaksi beta-blocker dengan anti-inflammasi

Beta-blocker menghambat efek anti-inflammasi dari obat-obat Natrium salisilat,

Aminopirin, Fenilbutazon, Hidrokortison. Hal ini disebabkan karena kompetisi

langsung antara kedua obat ini pada reseptor yang sama (5).

8. Interaksi beta-blocker dengan anti-angina

Gabungan kedua obat ini menghasilkan sinergisme. Beta-blocker mengurangi

kerja jantung dengan mengurangi heart rate. Demikian pula Nitrat berbuat hal

Page 18: IO Pada Kasus Khusus

18

yang sama dengan mengurangi Venous return dan volume serta tekanan dalam

ventrikell kiri (5,13).

9. Interaksi beta-blocker dengan atropin

Gabungan kedua obat ini dapat memperbaiki sinus tachycardia yang terjadi

karena pernberian dosis besar atropin pada pengobatan keracunan insektisida

organofosfat. Sebaliknya kejadian bradikardi akibat kelebihan dosis beta-blocker

dapat diatasii dengan pemberian atropin (8)

10. Interaksi beta-blocker dengan tembakau

Pada mereka yang banyak merokok pemakaian beta-blocker akan memerlukan

dosis yang iebih besar. sebab tembakau bekerja antagonistik dengan beta-blocker

(5).

11. Tambahan

Pada penderita penyakit-penyakit yang tersebut dibawah ini, sebaiknya dosis

beta-blocker dikurangi, yaitu pada penderita Rheimatoid arthritis, Colitis ulcerosa,

Staphylococcal pneumonia dan Chron's disease (6).

Page 19: IO Pada Kasus Khusus

19

KESIMPULAN

Terdapat beberapa garis besar mengenai interaksi obat terkait dengan kasus diabetes:

Setiap pemberian obat ke dalam tubuh akan menimbulkan interaksi obat tersebut,

baik dengan makanan, zat kimia yamg masuk ke dalam tubuh ataupun dengan obat-

obat lain yang digunakan.

Interaksi obat yang terjadi dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.

Menguntungkan bila meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping,

merugikan bila menimbulkan efek toksik bagi tubuh.

Mekanisme interaksi obat dibadakan atas 3 yakni; inkompabilitas, interaksi

farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik.

Penyakit diabetes melitus dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek komplikasi,

sehingga penderita diabetes dengan komplikasi akan mengkonsumsi obat lebih dari

satu jenis obat, yang pada akhirnya akan terjadi interaksi obat.

Dari semua pengobatan dengan kombinasi obat, pada penderita diabetes yang terbaik

adalah dengan tetap mengontrol pola makan dan olah raga yang teratur.

Telah dibicarakan tentang interaksi obat beta-blocker dengan obat-obat lain. Dari

pembicaraan ini diperoleh hasil bahwa interaksi obat tersebut ada yang menguntungkan

tetapi ada pula yang merugikan. Dengan mengetahui interaksi betablocker dengan

berbagai obat, maka menjadi kewajiban kita untuk berhati –hati dalam penggunaanya.

Page 20: IO Pada Kasus Khusus

20

DAFTAR PUSTAKA

C.A.S. Wink; Report on the symposium Beta-blocker and the Central Nervous

System; Asian Medical Journal, Vol 19.hal 71, 1976.

C.de B. Whita, PhD.; Peripheral ganggren complicating Beta-blockade; The Lancet,

Vol. II, Hal.664, 1977.

Frederick H. Meyers,M.D.; Ernest Jawetz,PhD,M.D., Alan Goldfien, M.D; Review of

Medical Pharmacology, Edisi 5, 1976.

Ganiswara, G. Sulis, Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Departemen Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteraan UI, 1995, Edisi IV

Harkness, Richard, R.PH, Interaksi Obat, Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1989.

Hasil makalah dr.Soetiona Gafar, FK – USU pada perkuliahan Farmakologi

Hendrika J Wall- Manning; Hypertension, Edisi 5, 1976.

Ivan Stockley, B. Pharm,PhD,MPS.; Drug Interactions and their mechanisms; First

Published in the Phannaceutical Journal, 1974.