Investasi Bagian Bc

of 85 /85
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS : Rangkuman Kebutuhan Investasi AGRO INOVASI I. PENDAHULUAN Program Revitalisasi Pertanian yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal Juni 2005 dilatarbelakangi oleh fakta empiris bahwa sektor pertanian, perikanan dan perkebunan masih tetap berperan vital dalam mewujudkan tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan umum, namun vitalitas kinerjanya kini cenderung mengalami degradasi sehingga perlu segera direvitalisasi secara sungguh-sungguh. Revitalisasi pertanian merupakan pernyataan politik pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan nasional. Agenda pokok Revitalisasi Pertanian ialah membalik tren penurunan dan mengakselerasi peningkatan produksi dan nilai tambah usaha pertanian. Faktor kunci untuk itu ialah peningkatan dan perluasan kapasitas produksi melalui renovasi, penumbuhkembangan dan restrukturisasi agribisnis, kelembagaan maupun infrastruktur penunjang. Peningkatan dan perluasan kapasitas produksi diwujudkan melalui investasi bisnis maupun investasi infrastruktur. Pada intinya, investasi adalah modal yang digunakan untuk meningkatkan atau memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi. Pemerintah bukanlah pelaku usaha. Usaha ekonomi sebesar- besarnya dilaksanakan oleh swasta, baik perorangan (masyarakat) maupun perusahaan. Oleh karena itu, investasi usaha sepenuhnya dilakukan oleh swasta. Peran pemerintah terutama adalah dalam pembangunan infrastruktur publik, insentif dan regulasi yang esen- sial untuk pertumbuh-kembangan perusahaan swasta. Investasi in- frastruktur yang dilaksanakan pemerintah merupakan komplementer dan fasilitator bagi investasi usaha yang dilaksanakan pengusaha. Tujuan swasta melakukan investasi ialah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Informasi mengenai peluang bidang usaha dan lokasi yang prospektif untuk meraih laba amatlah esensial bagi investor swasta. Termasuk dalam hal ini adalah arah kebijakan peme- rintah yang akan menentukan ketersediaan fasilitasi pendukung, utamanya infrastruktur publik dan insentif berusaha.

Embed Size (px)

Transcript of Investasi Bagian Bc

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

I. PENDAHULUANProgram Revitalisasi Pertanian yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal Juni 2005 dilatarbelakangi oleh fakta empiris bahwa sektor pertanian, perikanan dan perkebunan masih tetap berperan vital dalam mewujudkan tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan umum, namun vitalita s kinerjanya kini cenderung mengalami degradasi sehingga perlu segera direvitalisasi secara sungguh-sungguh. Revitalisasi pertanian merupakan pernyataan politik pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan nasional. Agenda pokok Revitalisasi Pertanian ialah membalik tren penurunan dan mengakselerasi peningkatan produksi dan nilai tambah usaha pertanian. Faktor kunci untuk itu ialah peningkatan dan perluasan kapasitas produksi melalui renovasi, penumbuhkembangan dan restrukturisasi agribisnis, kelembagaan maupun infrastruktur penunjang. Peningkatan dan perluasan kapasitas produksi diwujudkan melalui investasi bisnis maupun investasi infrastruktur. Pada intinya, investasi adalah modal yang digunakan untuk meningkatkan atau memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi. Pemerintah bukanlah pelaku usaha. Usaha ekonomi sebesarbesarnya dilaksanakan oleh swasta, baik perorangan (masyarakat) maupun perusahaan. Oleh karena itu, investasi usaha sepenuhnya dilakukan oleh swasta. Peran pemerintah terutama adalah dalam pembangunan infrastruktur publik, insentif dan regulasi yang esensial untuk pertumbuh-kembangan perusahaan swasta. Investasi infrastruktur yang dilaksanakan pemerintah merupakan komplementer dan fasilitator bagi investasi usaha yang dilaksanakan pengusaha. Tujuan swasta melakukan investasi ialah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Informasi mengenai peluang bidang usaha dan lokasi yang prospektif untuk meraih laba amatlah esensial bagi investor swasta. Termasuk dalam hal ini adalah arah kebijakan pemerintah yang akan menentukan ketersediaan fasilitasi pendukung, utamanya infrastruktur publik dan insentif berusaha.

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

Sehubungan dengan itu, sebagai salah satu agenda operasionalisasi Revitalisasi Pertanian, Departemen Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengambil tindakan proaktif menerbitkan buku tentang arah kebijakan dan prospek investasi untuk 7 komoditas pertanian, usaha jasa alat dan mesin pertanian, serta potensi pengembangan lahan pertanian yang dipandang diperlukan oleh swasta dalam merencanakan investasinya. Buku ini merupakan ringkasan dari 20 buku tersebut. Investor yang berminat memperoleh informasi lebih rinci tentang komoditas tertentu dapat membaca buku tentang komoditas tersebut.

2

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

II. VISI, ARAH DAN PETA JALAN PEMBANGUNAN PERTANIANVisi pembangunan pertanian jangka panjang dirumuskan sebagai berikut: Terwujudnya sistem pertanian industrial berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan guna menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian. Tujuan akhir pembangunan pertanian adalah mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera. Oleh karena itu, pembangunan jangka panjang sektor pertanian diorientasikan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat pertanian dengan sasaran sebagai berikut: ). Terwujudnya sistem pertanian industrial yang berdayasaing Sistem pertanian industrial dicirikan oleh usaha pertanian bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dalam satu rantai pasok (supply chain) berdasarkan relasi kemitraan sinergis dan adil dengan bertumpu pada sumberdaya nasional, kearifan lokal serta ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan. Sistem pertanian industrial adalah sosok pertanian ideal yang merupakan keharusan agar usaha pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang secara berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang makin ketat. 2). Mantapnya ketahanan pangan secara mandiri Mantapnya ketahanan pangan secara mandiri berarti terpenuhinya pasokan pangan dan terjaminnya akses pangan sesuai kebutuhan bagi seluruh masyarakat dengan mengandalkan produksi dalam negeri dan kemampuan daya beli masyarakat. Upaya pemantapan ketahanan pangan tidak boleh merugikan, malah harus didasarkan sebagai bagian integral dari upaya peningkatan kesejahteraan petani. ). Terciptanya kesempatan kerja penuh bagi masyarakat pertanian Dalam jangka panjang diharapkan seluruh angkatan kerja pertanian mendapatkan pekerjaan penuh sehingga pengangguran terbuka maupun terselubung tidak lagi terjadi secara permanen. Faktor

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

kunci untuk itu ialah meningkatnya kesempatan kerja di pedesaan dan berkembangnya tekanan penyerapan tenaga kerja di pertanian. ). Terhapusnya masyarakat pertanian dari kemiskinan dan tercapainya pendapatan petani US$ 2500/kapita/tahun. Berkurangnya jumlah masyarakat tani miskin dan meningkatnya pendapatan petani merupakan prasyarat terwujudnya kesejahteraan masyarakat tani yang menjadi sasaran akhir pembangunan pertanian. Ini hanya dapat diwujudkan melalui peningkatan skala usahatani, peningkatan produktivitas dan pengurangan tekanan penduduk pada usaha pertanian. Garis-garis besar kebijakan yang akan dilakukan adalah: ). Membangun basis bagi partisipasi petani Basis partisipasi petani perlu dibangun dengan kuat agar mereka mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan sehingga mampu memperoleh hasil sebesar-besarnya dan terdistribusi secara adil dan merata. Basis partisipasi petani untuk mengakses modal, faktor-faktor produksi serta insentif dan fasilitasi kebijakan pemerintah dibangun agar petani mampu mengaktualisasikan kegiatan usahataninya secara optimal untuk menunjang peningkatan pendapatannya. Untuk itu, peraturan keagrariaan akan digunakan, individu petani akan diberdayakan dan organisasi petani akan ditumbuh-kembangkan. 2). Meningkatkan potensi basis produksi dan skala usaha pertanian Basis usaha pertanian ditingkatkan melalui revitalisasi, ekstensifikasi dan diversifikasi utamanya pembukaan areal baru khususnya di Luar Jawa, dengan memacu investasi swasta baik usaha pertanian rakyat maupun perusahaan besar pertanian yang bermitra dengan usaha pertanian rakyat dengan dukungan fasilitasi komplementer dan insentif dari pemerintah. Peningkatan potensi basis produksi dikembangkan dengan sasaran peningkatan skala usaha, peningkatan dan perluasan kapasitas produksi agregat dan penyeimbangan pemanfaatan lahan antar wilayah di Indonesia. Peningkatan skala usaha pertanian juga dilakukan melalui pengembangan usaha kooperatif,

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

serta penyediaan lapangan kerja non-pertanian guna mengurangi tekanan tenaga kerja terhadap pertanian utamanya melalui pengembangan industri di pedesaan. ). Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sumberdaya insani pertanian yang berkualitas Peningkatan kualitas sumberdaya manusia ini difokuskan pada peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, kewirausahaan dan manajemen usaha tani melalui pengembangan sistem pendidikan dan penyuluhan pertanian. Kebijakan ini diimplementasikan dalam bentuk revitalisasi sistem pendidikan dan penyuluhan pertanian guna menciptakan insan pertanian berkualitas yang mampu menguasai dan menerapkan teknologi serta mengelola usahataninya secara efisien. ). Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian Kebutuhan infrastruktur pertanian utamanya sarana irigasi, jalan pertanian dan pedesaan, kelistrikan dan telekomunikasi pedesaan serta pasar pertanian yang bersifat publik dibangun selengkap mungkin oleh pemerintah dengan memberikan kesempatan kepada swasta untuk turut berpartisipasi pada bidang-bidang tertentu yang mungkin diusahakan secara komersial. 5). Mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat guna Sistem pembiayaan pertanian yang sesuai dengan karakteristik petani dibangun dengan menumbuh kembangkan lembaga keuangan khusus yang melayani pertanian, baik berupa bank pertanian maupun lembaga keuangan mikro. Pemerintah akan memberikan dukungan dan insentif mencakup perlakuan khusus dan berbeda, penjaminan kredit dana talangan dan subsidi harga. 6). Mewujudkan sistem inovasi pertanian Sistem inovasi pertanian dibangun dengan lembaga penelitian pemerintah sebagai penggerak utamanya dan lembaga penelitian swasta sebagai komplementaritasnya. Sistem inovasi pertanian mengintegrasikan lembaga penelitian penghasil IPTEK dasar,5

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

lembaga pemerintah atau swasta sebagai pengganda dan penyalur IPTEK, lembaga penyuluhan sebagai fasilitator penerimaan IPTEK tersebut oleh petani. Penguasaan bioteknologi diperlukan dalam rangka membangun sistem produksi yang mampu merespon preferensi konsumen untuk meningkatkan daya saing produk yang bersangkutan. Pada akhir tahun 2025, bioteknologi akan menjadi penggerak utama sistem pertanian industrial. 7). Penyediaan sistem insentif dan perlindungan bagi petani Penyediaan insentif dan perlindungan bagi petani dilakukan untuk merangsang peningkatan produksi, investasi dan efisiensi usaha pertanian melalui kebijakan mikro maupun makro meliputi kebijakan insentif subsidi dan perlindungan harga input dan output, fiskal, moneter dan perdagangan. Kebijakan insentif mencakup pemberian jaminan harga, subsidi dan keringan pajak. Perlindungan bagi petani mencakup pengamanan dari praktek perdagangan yang tidak adil, resiko pasar dan gagal panen akibat anomali iklim. 8).vMewujudkan sistem usahatani bernilai tinggi melalui intensifikasi diversifikasi dan pewilayahan pengembangan komoditas unggulan Usaha pertanian rumah tangga diarahkan untuk mengembangkan sistem usaha intensifikasi diversifikasi atau multi usaha intensif. Regionalisasi pengembangan komoditas unggulan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian dan mendorong investasi baru berdasarkan keunggulan komparatif wilayah. Dalam kaitan dengan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian. Sesuai dengan perubahan struktur perekonomian maka pertanian di Jawa diarahkan untuk pengembangan komoditas bernilai tinggi (high value commodities) seperti hortikultura, sedangkan pengembangan komoditas pangan diarahkan ke Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Pengembangan komoditas perkebunan diarahkan ke Papua dan Maluku. Pengembangan komoditas peternakan berbasis lahan diarahkan ke Bali dan Nusa Tenggara

6

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

9). Mewujudkan agroindustri berbasis pertanian domestik di pedesaan Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah disepanjang alur vertikal sistem komoditas pertanian melalui pengembangan produk agroindustri berbasis sumberdaya domestik dan ilmu pengetahuan dan teknologi inovasi serta berlokasi di pedesaan. Dengan terwujudnya agroindustri, maka kontribusi sektor pertanian terhadap nilai tambah dan kesempatan kerja terhadap perekonomian pedesaan makin meningkat. Agroindustri akan menjadi satu pilar sistem pertanian industrial yang akan menjadi pondasi struktur ekonomi nasional pada akhir tahun 2025. 0). Mewujudkan sistem rantai pasok terpadu berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh Pengembangan rantai pasok terpadu komoditas pertanian secara vertikal dibangun berdasarkan sistem kemitraan yang sehat dan adil. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan regulator yang kredibel dan adil untuk mewujudkan pertumbuhan sektor pertanian yang berkelanjutan. Pengembangan rantai pasok tersebut harus berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh sebagai perekat relasi semua komponen di dalam sistem pertanian industrial. Kelembagaan pertanian dibangun berdasarkan prinsip kemitraan setara, sehat dan berkeadilan. ). Menerapkan praktek pertanian dan manufaktur yang baik Praktek pertanian yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan sistem pertanian industrial berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Mutu produk pertanian harus dapat dijamin dan ditelusuri sesuai dengan standar persyaratan internasional. Untuk itu pemerintah akan menyusun protokol teknis dan insentif untuk merangsang penerapannya. 2). Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berpihak kepada petani dan pertanian Pemerintahan yang baik dan bersih mutlak perlu untuk mewujudkan visi pertanian di atas. Cara penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) sangat diperlukan dalam pelaksanaan7

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

pembangunan pertanian, yaitu : bersih (clean), berkemampuan (competent), terpercaya (credible) dan secara publik dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Faktor kunci untuk itu ialah penghayatan dan pengamalan ruh pembangunan pertanian yakni bersih dan peduli. Berdasarkan visi, sasaran dan arah kebijakan di atas maka peta jalan (road map) transformasi usaha menuju sistim pertanian industri dapat digambarkan seperti pada gambar . Sasaran akhir adalah terwujudnya sistem pertanian industrial yang dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: a. Perusahaan besar pertanian terintegrasi (konglomerat pertanian terpadu) b. Perusahaan besar pertanian terkoordinasi c. Rantai pasok terpadu berbasis usaha pertanian kecil/mikro. Pendorong kunci (key driving forces), proses dan lintasan menuju sasaran akhir tersebut tergantung pada kondisi awal dan tahapan.

8

Pengusaha Besar Pertanian

Pengusaha Agro Industri Primer Perorangan Konglomerat Agribisnis Terpadu

Pengusaha Agro Industri Sekunder Terpadu

Skala Pengusaha Agro Industri Primer Terkoordinasi Perusahaan Agro Industri Sekunder Terkoordinasi Perusahaan Agribisnis Terkoordinasi

Integrasi Organisasi

Perusahaan Pertanian Skala Menengah

Usahatani Skala Kecil / Mikro Usahatani Multi Komoditas Usahatani Kooperatif Multi Komoditas

Perusahaan Agro Industri Primer Skala Kecil / Mikro Perusahaan Agro Industri Skala Kecil/ Mikro

Rantai Pasok Komoditas Olah Terpadu

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

Pendorong kunci: ~ Migrasi ke luar ~ Inovasi Teknologi ~ Transformasi ekonomi Proses / mekanisme ~ Perluasan basis produksi ~ Optimalisasi skala usaha Peningkatan niali tambah/pendalaman industri

Rantai Pasok Komoditas Primer Terpadu

Pendorong kunci: ~ Inovasi iptek ~ Revolusi super-hipper market ~ Revolusi ICT ~ Globalisasi

Proses: ~ Diversifikasi ~ Industrialisasi ~ Organisasi ~ Koordinasi integrasi

2025

Gambar . Peta jalan proses transformasi menuju sistem pertanian industrial

AGRO INOVASI

9

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

III. POTENSI SUMBER DAYA ALAMA. Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Potensi sumberdaya lahan yang akan dibahas berikut ini adalah hasil analisis terhadap dua peta/data yaitu () peta arahan tata ruang pertanian nasional pada skala :.000.000, dan (2) peta arahan tata ruang pertanian provinsi pada skala :250.000. Provinsi yang telah tersedia peta arahan tata ruang pertaniannya pada skala :250.000 mencakup 20 provinsi, yaitu seluruh Sumatera (9 provinsi), Jawa dan Bali (7 provinsi), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, sedangkan provinsi lainnya masih dalam skala :.000.000. Dengan demikian data potensi sumberdaya lahan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan dapat dipakai untuk perencanaan tingkat regional/provinsi, sedangkan pada provinsi lainnya hanya dapat dipakai untuk perencanaan tingkat nasional. Analisis potensi sumberdaya lahan menggunakan beberapa karakteristik lahan seperti tanah, bahan induk, bentuk wilayah, iklim, dan ketinggian tempat. Lahan yang sesuai untuk budidaya pertanian dikelompokkan berdasarkan jenis tanaman yaitu untuk lahan basah dan lahan kering adalah tanaman semusim dan tanaman tahunan atau tanaman perkebunan. Pengelompokkan lahan secara garis besar ditentukan oleh bentuk wilayah dan kelas lereng. Tanaman pangan diarahkan pengembangannya pada lahan dengan bentuk wilayah datar-bergelombang (lereng 5 juta ha di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Setiap ha kawasan perkebunan atau pertanian sedikitnya mampu menyediakan bahan pakan untuk 2 ekor sapi, sepanjang tahun. Inovasi teknologi memungkinkan untuk mengolah hasil samping dan limbah pertanian maupun agroindustri sebagai pakan murah. Tantangan yang akan dihadapi adalah meningkatkan gairah peternak untuk bersaing karena kecenderungan peningkatan impor daging dan sapi bakalan maupun sapi potong bukan semata-mata disebabkan karena senjang permintaan dan penawaran, tetapi juga karena adanya kemudahan dalam pengadaan produk impor (volume, kredit, transportasi) serta harga produk yang memang relatif murah. Dalam dasawarsa terakhir ini ada kecenderungan impor daging dan sapi hidup jumlahnya terus meningkat, kecuali sesaat setelah krisis tahun 997. Menurut laporan ACIAR (2002), pada tahun 2000 perbandingan impor daging, jerohan dan sapi hidup mendekati ::. Sementara itu pada tahun 2002 impor sapi hidup telah mencapai > 20.000 ekor. Namun akhir-akhir ini telah terjadi perubahan (penurunan impor) yang cukup signifikan. Kondisi ini telah menyebabkan harga daging di dalam negeri sangat baik dan merangsang usaha peternak sapi di pedesaan. Secara nasional populasi sapi potong dari tahun 99-2002 mengalami penurunan sebesar ,% per tahun. Saat ini populasi sapi dan kerbau di Indonesia mencapai jumlah lebih dari ,5 juta ekor. Oleh sebab itu, Arah pengembangan ternak sapi melalui peningkatan populasi ternak dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain: (i) mempercepat umur beranak pertama, dari > ,577

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

tahun menjadi < ,5 tahun, (ii) memperpendek jarak beranak dari > 8 bulan menjadi sekitar 2- bulan sehingga akan ada tambahan jumlah anak selama masa produksi sekitar 2 ekor/induk, (iii) menekan angka kematian anak dan induk, (iv) mengurangi pemotongan ternak produktif dan ternak kecil/muda, (v) mendorong perkembangan usaha pembibitan penghasil sapi bibit, serta (vi) menambah populasi ternak produktif, melalui impor sapi betina produktif. Pada industri hulu, biaya terbesar untuk menghasilkan sapi bakalan atau daging adalah pakan, yang dapat mencapai 70-80%. Ke depan, arah pengembangan industri hulu ini difokuskan untuk membuat pola integrasi yang berdampak pada pengurangan biaya pakan usaha cow calf operation secara signifikan, sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing yang sangat tinggi. Namun untuk usaha penggemukkan diperlukan dukungan khusus berupa ransum rasional yang berkualitas namun tetap murah. Dalam hal ini yang terpenting adalah biaya ransum untuk meningkatkan pertambahan bobot badan masih ekonomis. Usaha agribisnis hulu lain yang perlu dikembangkan adalah penyediaan calon-calon induk; dan pejantan unggul, baik untuk keperluan IB maupun pejantan untuk kawin alam. Industri hilir yang dapat dikembangkan untuk menunjang usaha sapi potong pada diagram pohon industri agribisnis sapi potong adalah pengolahan bahan mentah utama yang akan dihasilkan seperti daging, susu dan kulit. Fasilitas utama dan pertama yang diperlukan adalah Rumah Potong Hewan (RPH) dan tempat penyimpanan produk yang memadai. Profil usaha penggemukkan sapi skala 000 ekor sapi bakalan setiap siklus dengan siklus per tahun, akan diperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. ,8 miliar dengan R/C rasio ,8 (Tabel 28). Profil usaha cow-calf operation (pembibitan) sapi skala 500 ekor induk untuk menghasilkan 000 ekor sapi bakalan per78

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

tahun, akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,2 miliar dengan R/C rasio ,2. Sedangkan profil usaha pabrik pakan skala 0 ton per hari, akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,5 miliar per tahun dengan R/C rasio ,.Tabel 28. Profil usaha ternak sapi dan pabrik pakan (miliar rupiah)Komponen Skala Usaha Investasi yang diperlukan Modal Kerja Penerimaan Penjualan sapi Penjualan Pupuk Penjualan produk Pengeluaran Pakan Obat-obatan Tenaga Kerja IB Lain-lain Keuntungan R/C ratio Sapi Penggemukkan .000 ekor ,7 ,00 2,5 2,8 0,5 0,75* ,00 0,05 0,25 0, ,78 ,6 Sapi Pembibitan .500 ekor induk 0,6 6,00 2,2 ,8 0,57 ,99** ,86 0.005 0,05 0,0 0,00 0, ,2 Produksi Pakan 0 ton/hari , 0,50 2,0 2,0 ,60 ,00*** 0.50 0.0 0,50 ,

Keterangan: * termasuk pembelian sapi bakalan X periode @ 000 ekor ** tidak termasuk pembelian sapi induk *** pembelian bahan dasar pakan

3. Kambing dan Domba Kambing dan domba (Kado) mempunyai peran yang sangat strategis bagi kehidupan masyarakat pedesaan dan berkembang di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kado mampu berkembang dan bertahan di semua zona agro-ekologi dan hampir tidak terpisahkan79

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

dari sistem usahatani. Pemasaran produk kado sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan warung sate kambing, dan hanya sebagian kecil dipasarkan untuk keperluan konsumsi rumah tangga. Namun hasil ikutannya berupa kulit sangat penting bagi industri kulit skala besar maupun rumah tangga (Gambar 0). Fungsi dan peran terpenting lainnya dari ternak ini adalah untuk kepentingan dalam sistem usahatani, serta sosial budaya seperti: qurban dan akikah, seni ketangkasan domba, dan penghasil susu. Dari populasi 22 juta ekor ternak kado yang tersebar di Indonesia dapat dihasilkan sekitar 0- juta ekor anak per tahun. Produksi ini dapat mencukupi kebutuhan kado di dalam negeri. Dengan adanya tambahan permintaan untuk keperluan konsumsi di dalam negeri, kebutuhan hewan qurban serta untuk keperluan akikah, diperkirakan diperlukan tambahan ternak siap jual sekitar 5 juta ekor/tahun dalam 0 tahun ke depan. Ditinjau dari aspek pasar, pengembangan usaha ternak kado mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri saja diperlukan tidak kurang dari 5,6 juta ekor/tahun. Permintaan dari negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Arab Saudi, mengakibatkan permintaan tersebut semakin sulit untuk dipenuhi. Guna mencukupi pasar Idul Adha saja, setiap tahun Arab Saudi memerlukan 2,5 juta ekor kado dari Indonesia. Sementara itu, Malaysia dan Brunei Darussalam memerlukan 200 ribu ekor kado. Arah pengembangan budidaya ternak kado dapat dilakukan melalui peningkatan populasi dan kualitas ternak karena dalam 0 tahun mendatang diperkirakan ada tambahan permintaan sampai 5 juta ekor kado setiap tahunnya, baik untuk tujuan konsumsi, qurban, akikah ataupun ekspor. Pengembangan ternak tipe perah atau dwiguna diharapkan dapat menjawab permintaan khusus80

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

yang cukup potensil. Usaha untuk mendorong pengembangan ternak untuk tujuan ekspor merupakan salah satu alternatif yang harus dilakukan, dengan resiko pasokan kulit di dalam negeri akan berkurang. Di lain pihak pengembangan usaha di hilir seperti industri penyamakan kulit sangat prospektif. Saat ini kapasitas terpasang pabrik industri penyamakan kulit baru terpenuhi 0%.Hewan qurban/ akikah Qurban/akikah EKSPOR

Hewan hidup

PDB / DEVISA

Table food (Sate/steak), susu segar Daging segar/Susu Dendeng, abon, sosis, keju, yoghurt Kulit samak* Kulit segar Kulit Domba* Jerohan (hati, usus) Tulang Kotoran/manure

Kambing Domba

Prod. Fashion Prod. Fashion Table foodKalsium** Pakan

Limbah

Produk suplemen Sumber kalsium dan phosphor Pupuk organik/ pengamanan lingkungan Kerajinan Tangan/ souvenier

Kulit afkir

KrupukKulit samak*

Keterangan: * potensial dan prospektif; ** potensial dan prospektif, teknologi masih perlu, memerlu kan investasi pemerintah untuk riset Gambar 0. Pohon industri kambing dan domba (kado)

Profil usaha ternak kambing dan domba komponennya meliputi penyediaan lahan, kandang, peralatan dan ternak induk. Biaya produksi terdiri dari biaya operasional baik biaya tetap berupa biaya penyusutan dan biaya tidak tetap yang habis dalam satu periode produksi. Komponen penerimaan terdiri dari penjualan anak lepas sapih dan ternak afkir pada periode pembesaran serta ternak bakalan8

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

umur satu tahun pada periode penggemukkan. Nilai B/C yang diperoleh adalah ,7 dan ,9 masing-masing pada usaha pembesaran dan penggemukkan (Tabel 29). Hal ini menunjukkan bahwa usaha peternakan kado cukup memberikan prospek yang baik bagi usaha peternakan rakyat.Tabel 29. Profil usaha ternak kambing dan domba (juta rupiah). Uraian Jumlah Betina Jumlah Jantan Jumlah Ternak Bakalan Investasi/Modal Kerja Total Biaya Penerimaan Pendapatan B/C Pembesaran Kado 90 0 9, 65,8 77, , ,7 2 72,9 6,0 8,7 2,7 ,9 Penggemukkan Kado

82

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

VI. PERKIRAAN KEBUTUHAN INVESTASIA. Kebutuhan Investasi Sektor Pertanian Perkiraan kebutuhan investasi sektor pertanian selama periode 2005-2009 sebesar Rp 96,5 triliun dengan rincian sub sektor tanaman pangan dan hortikultura Rp 2,6 triliun, sub sektor perkebunan Rp ,8 triliun dan sub sektor peternakan Rp 29,0 triliun (Tabel 0).Tabel 0. Perkiraan kebutuhan investasi total sektor pertanian, 2005-2009 (Rp miliar)Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Total Pangan & Hortikultura .090 .75 .70 5.057 5.5 2.67 Perkebunan 6.66 7.660 8.667 9.778 .00 .772 Peternakan .687 5.209 5.766 6.6 7.007 29.0 Pertanian 5.0 7.2 9. 2.99 2.26 96.52

B. Kebutuhan Investasi Komoditas Unggulan Kebutuhan investasi revitalisasi pertanian untuk 7 komoditi yang menjadi prioritas pembangunan pertanian lima tahun mendatang (periode 2005200) diperkirakan mencapai Rp. 5,8 triliun. Sebagian besar kebutuhan investasi tersebut berasal dari pihak swasta yang mencapai Rp. 79,5 triliun atau sebesar 5,5 persen, diikuti kebutuhan investasi publik/masyarakat dan pemerintah masing-masing sebesar Rp. 52,9 triliun (6,2 persen) dan Rp. ,5 triliun (9, %) (Tabel ). Kebutuhan investasi komoditas perkebunan merupakan yang terbesar yaitu mencapai Rp. 68, triliun, diikuti peternakan Rp. 5, triliun, tanaman pangan Rp. 8,6 triliun dan hortikultura Rp. 7,8 triliun. Kebutuhan investasi komoditas perkebunan, peternakan dan hortikultura sebagian besar berasal dari kebutuhan investasi pihak swasta, sementara untuk komoditas tanaman pangan kebutuhan investasi terbesarnya berasal dari investasi publik.8

AGRO INOVASI

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

Tiga komoditas yang membutuhkan investasi terbesar adalah kelapa sawit, unggas dan tanaman obat masing-masing diperkirakan mencapai Rp. 27, triliun, Rp. 2,5 triliun dan Rp. 2,7 triliun. Sementara untuk komoditas padi, jagung, kedelai dan tebu, total kebutuhan investasi masing-masing komoditas sebesar Rp. ,7 triliun, Rp. ,0 triliun, Rp. 2,6 triliun dan Rp. 8,2 triliun.

8

ProsPek dan arah Pengembangan agribisnis : rangkuman kebutuhan investasi

AGRO INOVASI

Tabel . Nilai investasi pengembangan agribisnis komoditas pertanian 2005 200Komoditas Sektor Investasi Publik () 2.22.859 2.22.859 6.00.000 .80.000 .00.000 7.078.859 Perkiraan Kebutuhan Investasi (Rp) Tahun 2005 - 200 Pemerintah Swasta Total (2) () ()+(2)+() 66.600.000 66.600.000 20.000.000 20.000.000 8.000.000 8.000.000 9.00.000 5.706.000 6.05.000 .075.8.000 .82.66 .82.66 7.000 7.000 20.000.000 0.000.000 50.000.000 5.295.66 2.50.000.000 2.500.000.000 650.000.000 5.600.000.000.000 9..000.000 .0.000.000 7.600.000 .7.600.000 5.200.000 98.500.000 99.700.000 587.90.000 ,0.000.000 50.000.000 2.77.90.000 5.00.000.000 9.50.000.000 5.00.000.000 7.99.25.000 9.520.000 .500.000 .020.000 5.998.502 .086.829.558 .087.89.000 .20.67.060 .8.000 .500.000 6..000 97.2.000 7.560.000 0.79.000 .89.79.060 .050.000.000 8.000.000.000 00.000.000 22.50.000.000 0.250.600.000 .0.000.000 7.600.000 .76.200.000 68.2.859 98.500.000 .082.92.859 905.90.000 .0.000.000 50.000.000 2.695.90.000 0.200.000 9.020.000 20.050.000 8.6.58.859 2.9.50 .500.000 8..50 .955.809.866 .087.07.96 .09.825.8 6.7.682.66 9.77.000 .500.000 96.27.000 .22.859 97.2.000 7.560.000 578.07.859 7.800.60.655 2.500.000.000 2.000.000.000 2.800.000.000 5.00.000.000

Tanaman Pangan Padi Primer Olahan Infrastruktur Total Primer Olahan Infrastruktur Total Primer Olahan Infrastruktur Total Total Total Total

Jagung

Kedelai

Padi Hibirda Gandum Kc. Tanah Hortikultura Pisang

Total Tanaman Pangan

Jeruk

Bawang Merah

Anggrek

Primer 5.2.50 Olahan Infrastruktur Total 5.2.50 Primer .809.8.6 Olahan 27.88 Infrastruktur .8.720 Total ,8,2,922 Primer 909.2.000 Olahan Infrastruktur Total 909.2.000 Primer 2.22.859 Olahan Infrastruktur Total 2.22.859 2.75.27.9 Total Total Total 8.000.000.000 .500.000.000 .750.000.000 2.250.000.000

Total Hortikultura Peternakan Unggas Sapi Kado Total Peternakan

85