A@BC'%?@= 3$4'56'7'8+9#/#&':;
Transcript of A@BC'%?@= 3$4'56'7'8+9#/#&':;
-
PAROKI SANTA PERAWAN MARIA SAPTA KEDUKAANSTASI ST. THEODORUS
STASI CARITAS
VOL 59 - FEBRUARI 2015D a r i K i t a U n t u k K i t a
Quiz berhadiahuntuk si kecil
teko ajaib ‘aladin’ dari kalimantan
40th mengabdi
-
BK Berita Kita Februari 20151
DAFTAR ISI
Pst. B. Hendra Kimawan, OSCPst. T. Warhadi Harjasemeru, OSC
Pst. S. Dany Sanusi, OSCPst. H. Tedjoworo, OSC
F. de P. Mammouth KAMDP, OSCPst. Rob Stigter, OSC
Pst. Petrus A. Didi Tarmedi, OSCPst. Yoyo Yohakim, OSCPst. M. A. Yuwono, OSC
Pst. Managamtua Simbolon, SJ
Para Pastor di Biara Pandu
Donasi Klinik Pratama Pandu da-pat diserahkan melalui rekening
atas nama:Pst. Hendra Kimawan, OSC.
BCA KPA PASIRKALIKI No Rek. 0160221500
Sumbangan untuk Gereja Pandu disampaikan langsung kepada
Pastor Paroki Panduatau via Rek BCA 0160204788
a.n Hendra Kimawan, OSC.Sekretariat Paroki :
Sdr. Mulyono setiap hari kerja Kamis s.d. Selasa
(kecuali rabu dan tgl merah nasional) Jam - Pagi:
07.30 - 12.00 & Sore: 16.00-19.00Email: [email protected]
DAFT
AR IS
I
DAFTAR ISI 1EDITORIAL
SEKAPUR SIRIH 2BUAH PIKIRAN
“LAKUKAN SAJA APA YANg DIKATAKAN-NYA” 3KHAZANAH IMAN KATOLIK
YUDAS TERBERKATI? 5DARI KITA UNTUK KITA
ITU YANg SAYA INgINKAN-PERAYAAN ULANg TAHUN PASTOR DIDI 7IBADAT NATAL LINgKUNgAN PAJAJARAN ARUNA ABDURAHMANSALEH 9NATAL LINgKUNgAN MAHMUD DURSASANA 11ACARA NATA LINgKUNgAN ASTINA ATAS – ASTINA BAWAH 12PERAYAAN NATAL DAN TAHUN BARU WKRI PANDU 14MISA 40 TAHUN HIDUP MEMBIARA 16KESAKSIAN SABDA YANg DEKAT, LEMBUT DAN HANgAT 19
LEgIO MARIAE KURIA “BUNDA PENASIHAT YANg BAIK” 21 KEBERSAMAAN DALAM NATALZ 22
100% KATOLIK IBADAT HARIAN: MENgUDUSKAN HARI 24APA KABAR STASI
MAKNA NATAL BAgI KITA 26LOWONgAN KERJA 26
Hai ROMO 29CINTA KITAB SUCI
DIANTARA KUCINg DAN MANUSIA 30UMAT BERBICARA
MULAI MENCINTA 32UMAT MENULIS
SIAPAKAH DIA ITU 34ROHANIWAN BERCERITA
LAIN LADANg LAIN BELALANg....... 36PESAN EKARISTI
PESAN EKARISTI BULAN FEBRUARI 2015 - TAHUN LITURgI B/I 38YANg MUDA YANg BICARA
“COLOURINg THIS WORLD WITH RAINBOW OF LOVE” 40DISEWAKAN 41SEBUAH KISAH TENTANg CINTA 42ACARA NATAL BIR 43
LEMBAR ANAK BELAJAR&BERMAIN 46
POJOK RINgAN KOMIK CEUMAR&KANgPANDU 47
INFORMASI PENANggALAN LITURgI BULAN 49FEBRUARI 2015 49PETUgAS KOOR DAN ORgANIS FEBRUARI 2015 50LAgU BULAN FEBRUARI 2015 50JADWAL ACARA PDPKK PANDU FEBRUARI 2015 51DAFTAR PENDAMPINgAN LINgKUNgAN 52KEgIATAN RUTIN PAROKI PANDU 53KEgIATAN RUTIN STASI ST. THEODORUS 55INFO DSKPP 58INFO BK 59DOA SYUKUR 80 TAHUN 60PAROKI SANTA PERAWAN MARIA SAPTA KEDUKAAN 60gEREJA YANg BERDOA 60
-
2BK Berita Kita Februari 2015
EDITORIAL Penanggung Jawab:Pst Basilius Hendra Kimawan, OSC
Pembimbing:Pst Hadrianus Tedjoworo, OSC
Pemimpin Redaksi:Maria Sugianti
Sekretaris:A.G. Ratnamettha S
Bendahara: Natalia Christianti W.
Editor:M. Y. Eko
Tim Redaksi:Anita Karjo
Dennis KwariaGabriella Anggraini
Irene TjandraNanny Tjahjadi
OliviaV. Waty S. H.
Fotografer:Billy Stephanus Sutianto
DesiRendy Kadirin
Stephanus Wijaya
Artistik:Dicky Wahyu
Layout:Antonius Widjaja
Roger Mulyadi
Distributor :Mulyono / Handy K
Alamat Redaksi:Sekretariat Paroki
Jl. Pandu No. 4 BandungTel. 022-6011138
Email:[email protected]
Twitter:@beritaBKPandu
Website:http://bkpandu.wordpress.com
Facebook:www.facebook.com/beritakita.pandu
Pencetak:Tri Tunggal Karya
Foto-foto di Cover BK diambil dari google™ dengan lisensi bebas pakai.
Desain sampul mukaoleh: Dicky Wahyu
SEKAPUR SIRIHEDIT
ORIA
L
BUAH
PIK
IRAN
Memasuki bulan Februari, bulan di mana sebagian orang masih merayakan Hari Kasih Sayang. Seluruh mall dihiasi nuansa merah jambu, juga acara yang digelar berkaitan dengan Hari Kasih Sayang tersebut. Edisi Februari ini diantaranya berisi renungan dari Pastor H. Tedjoworo, OSC yang mengingatkan kita untuk “mulai mencintai” lagi apapun yang telah kita jalani, liputan Natal dari beberapa lingkungan juga laporan dan himbauan dari bidang pelayanan diantaranya dari Klinik Pratama , PSE, dan DSKPP.
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada...” (Kahlil Gibran)
Tak ada kata terlambat untuk mulai mencintai… selamat merayakan Hari Kasih Sayang yang bagi kita orang Kristiani adalah setiap hari.
Salam
Maria Sugianti
-
Selamat ulang tahun
Pastor Hendra
Selamat ulang tahun
Pastor Hendra
-
BK Berita Kita Februari 20153
BUAH PIKIRANBU
AH P
IKIR
AN “LAKUKAN SAJA APA YANG DIKATAKAN-NYA”
Di salah satu paroki di Bandung, seksi keluarga memprioritaskan bantuan dan konsultasi pada pasangan-pasangan ‘balita’, mereka yang baru menikah di bawah lima tahun. Mengapa? Karena ternyata di kelompok ini banyak terjadi krisis. Aneh. Rasanya baru mulai menikah, kok sudah krisis. Tapi, itu sungguh terjadi. Pasalnya demikian. Selama pacaran itu ternyata orang suka dengan yang manis-manis, bicara yang bagus-bagus tentang diri dan pacarnya, dunia jadi indah, dan pokoknya “sejuta rasanya”. Tentu saja, yang aslinya, watak buruknya, belum kelihatan, ditutup rapat-rapat. Nah, begitu menikah, satu per satu kenyataan itu terbuka, orang mulai “kelihatan aslinya”. Sebagus apapun orang membangun relasi kasih, pasti ada unsur “misteri” yang tak terduga, yang tersembunyi, yang baru muncul kemudian. Kuncinya bukan pada ‘kecocokan’, tapi kesetiaan untuk menjalani yang misterius itu. Jalani dulu dengan percaya. Injil Yohanes 2:1-11 menginspirasi bukan hanya karena kisah perkawinan di Kana, tapi percakapan yang ‘luar biasa’ antara Yesus dan Maria. Awalnya
percakapan itu kelihatan sangat biasa. Maria tidak meminta Yesus untuk melakukan sesuatu. Ia ‘hanya’ menggambarkan situasi yang terjadi, kesulitan yang dialami oleh para pelayan: “Mereka kehabisan anggur.” Hanya itu. Sesudahnya, terucap kunci dari relasi yang langgeng: “Apapun yang dikatakan-
Nya kepadamu, buatlah itu!” Maria mengajari kita arti ketaatan. Ia sendiri menunjukkannya dalam hidupnya. Ia selalu taat kepada kata-kata Putera-Nya Dulu waktu masih
bertugas sebagai pastor di salah satu paroki, suatu saat saya pulang ke Jogja, tapi masuk lewat pintu belakang. Ternyata pintu dapur terkunci, jadi saya berjalan memutar lewat kebun dan masuk dari samping. Tapi saya tertegun dengan sebuah ‘pemandangan’. Sore itu, saya melihat sesuatu yang tak pernah saya saksikan selama dibesarkan di rumah, yakni: bapak dan ibu saya duduk berdua di depan TV, menonton sinteron sambil ngobrol mesra. Saya tidak segera masuk. Saya tertegun dan menikmati keindahan itu dari luar pintu. Sesuatu yang mengharukan dan tidak akan saya
Oleh: Pst. H. Tedjoworo, OSC
“Sekarang mungkin kita baru mengerti apa yang dimaksud dengan
kata-kata “mulai mencintai”. Mencintai tak pernah sekali lalu selesai. Mencintai itu bukanlah ‘tugas’ yang harus diselesaikan.”
-
4BK Berita Kita Februari 2015
BUAH PIKIRAN
KHAZ
ANAH
IMAN
KAT
OLIK
lupakan. Itu ternyata baru terjadi setelah semua anak-anak pergi dari rumah dan mandiri. Itu baru terjadi setelah 40 tahun orangtua saya menikah. Memang benar, ada banyak hal indah yang baru akan terjadi setelah sekian puluh tahun pasangan menikah. Jangan bertanya “kenapa kok baru sekarang?” Sebab, seperti anggur yang baik, yang dinikmati oleh pemimpin pesta pada akhir perjamuan di Kana, demikian pula komitmen yang manis dan membahagiakan, yang sejati dan mendalam, baru akan dirasakan setelah kita “melakukan dahulu apa yang Tuhan katakan”. Anggur yang baik baru bisa dinikmati setelah sekian lama disimpan di ruang bawah tanah, dengan suhu dan kelembaban tertentu, dengan posisi peletakan tertentu. Orang harus sabar dengan waktu, maka jangan terlalu banyak berdebat dahulu. Kalau demikian, kesetiaan dalam relasi hanya bisa dijalani, bukan untuk dibicarakan apalagi diperdebatkan. Kita bisa bicara bagus-bagus tentang kesetiaan, tapi ternyata masih ‘balita’ dalam hal menjalankannya. Anggur yang baik oleh Tuhan dijadikan dari air, dan itu adalah pemberian, hadiah karena perintah kasih Tuhan yang dengan setia kita lakukan. Ketika menerimanya, tentu kita takkan bertanya “Tuhan kenapa baru sekarang?” Adam dan Hawa, dalam Kejadian 2:18-24, sebenarnya menggambarkan kisah tentang relasi antarmanusia, bukan hanya soal laki-laki dan perempuan, atau suami dan istri. Adam (Ibr. ish atau manusia) dibuat tidak lengkap dengan hilangnya salah satu tulang rusuknya. Dengan Hawa (ishah), ia bukan hanya diberi penolong yang sepadan, tapi lebih
lagi diberi ‘kehidupan’. Bahwa Adam dibuat tidur, menunjukkan sisi ‘misteri’ relasi kasih kita dalam keluarga. Pada awalnya mungkin kita tidak mengerti akan kenyataan yang tidak selalu sesuai harapan. Itu justru bagus, supaya kita belajar setia dan memahami lebih dalam lagi, bukan dengan perhitungan, tapi dengan hati. Sekarang mungkin kita baru mengerti apa yang dimaksud dengan kata-kata “mulai mencintai”. Mencintai tak pernah sekali lalu selesai. Mencintai itu bukanlah ‘tugas’ yang harus diselesaikan. Bulan Februari ini mungkin bisa menjadi sebuah pengingat bagi kita, di jalan hidup kita masing-masing, tentang komitmen untuk ‘mulai’ mencintai lagi, entah apapun yang terjadi. Cinta dan salib senantiasa bertautan dalam hidup kita. Dua-duanya adalah alasan yang menjaga agar iman kita selalu nampak dalam perjuangan hidup sehari-hari. Untukv merenung, mari kita ingat, [1] kesetiaan tidak terletak pada kecocokan dengan orang yang kita kasihi, tapi ketaatan melakukan perkataan Tuhan; [2] yang diharapkan hanyalah keberanian untuk menjalankan dulu apa yang Tuhan minta dalam keluarga dan relasi kita; seiring berjalannya waktu, [3] kita akan paham mengapa anggur yang baik baru akan dinikmati kemudian. Renungan ini bukan hanya milik mereka yang menikah dan berkeluarga. Ini adalah renungan untuk kita semua, apapun profesi dan pilihan jalan hidup kita. Dalam banyak hal, lakukan saja apa yang dikatakan Yesus, dan air akan berubah menjadi anggur. Salam kasih!
-
BK Berita Kita Februari 20155
KHAZANAH IMAN KATOLIKKH
AZAN
AH IM
AN K
ATOL
IK
Oleh: Pst. M.A.Juwono, OSC
Berangkat dari Injil Matius 26:1-25, kita membaca bahwa Yudas dicela oleh Yesus, “Celakalah orang yang olehnya Anak Manusia diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” (ay.24). Di ujung hidupnya Yudas dicela Yesus sangat keras, ‘lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan’. Ia sudah tidak bisa disayangi lagi, tidak bisa dicegah supaya tidak mengkhianati martabat Kristianinya, tidak bisa dicegah untuk tidak meninggalkan Yesus, tidak bisa dicegah untuk tidak meninggalkan panggilan rasulnya. Yesus sudah memanggil, memilih, menetapkannya untuk hidup berbahagia mutlak sebagai rasul, tetapi dia mengabaikan. Panggilan hidup ini super mulia, sebab dikehendaki Allah secara langsung. Tetapi di sia-siakan. Padahal tidak semua orang terpilih menjadi rasul. Yesus harus berdoa semalam-malaman untuk memilih para rasul, sebab harus memilah dari ratusan atau ribuan pengikut-Nya (Lk.6:12). Ia dijadikan manusia kepercayaan Tuhan, tetapi hanya dianggap angin lalu. Ia tetap memilih jalan hidupnya sendiri, ia memilih hidup yang kontras dengan kehendak Tuhan, dengan sengaja memilih hidup dalam dosa. Perilaku Yudas itu sama dengan melecehkan yang ilahi, menghinakan yang kudus, merendahkan yang surgawi, menganggap angin lalu yang mahatinggi, menistakan yang sakramental. Akibatnya celaka lahir batin, sebab sama dengan melawan kehendak Allah dengan sadar, sengaja, berterus terang. Yudas
sudah tahu kalau perilakunya salah, sesat, kontras, murtad terhadap Allah, tetapi masih nekat. Kendati demikian, Yudas termasuk orang yang hidupnya pernah diberkati Tuhan, sebab ia tetap termasuk orang yang masih beruntung ketimbang kita, setidaknya ia mengalami hidup bersama Yesus, sedangkan kita sama sekali tidak pernah mengalami apapun yang pernah dialami Yudas secara langsung bersama Yesus dan rasul-rasul lain. Peristiwa nyata hidup bersama Yesus membuatnya sebagai manusia yang beruntung dan terberkati, sehingga tidak bisa hanya dikutuk sebagai pengkhianat Yesus saja. [1] Yudas hidup di zaman Yesus, dapat melihat pekerjaan Yesus dan segala mujizat-Nya, kebiasaan hidup-Nya dan doa-Nya. Ia langsung mendengar pengajaran Yesus tentang Injil-Nya. Ia selalu dapat berbicara langsung dengan Yesus. Ia menyertai Yesus ke mana-mana selama tiga tahun. Ia langsung mengalami hidup bersama Yesus. Ia tinggal bersama Yesus. Ia setiap hari bertemu dengan Yesus. [2] Yudas dipanggil dan dipilih secara khusus oleh Yesus untuk menjadi salah satu dari dua belas rasul-Nya, untuk dijadikan penjala manusia. Suatu anugerah yang luar biasa. [3] Yudas diberi kepercayaan oleh Yesus dan rasul-rasul menjadi bendahara yang memegang kas mereka dan kas untuk menolong orang
YUDAS TERBERKATI?
-
6BK Berita Kita Februari 2015
KHAZANAH IMAN KATOLIK
DARI
KIT
A UN
TUK
KITA
miskin. Ia diberi tanggung jawab, agar punya ikatan emosional dengan komunitas Yesus tsb. [4] Yudas boleh mengalami seluruh kehidupan Yesus secara langsung: pengajaran-Nya, firman-Nya, mujizat-Nya, selalu dekat dengan Yesus. Suatu pengalaman hidup yang spektakuler yang tidak pernah kita alami. [5] Yudas sampai akhir hidupnya disayangi dengan tulus dan penuh cintakasih oleh Yesus. Kendati tidak jujur, ia tidak pernah ditegur Yesus. Ia tidak pernah dipecat sebagai rasul Yesus. Dosanya selalu diampuni Yesus. Ia tetap diterima Yesus seperti apa adanya. Ia tidak dikutuk, tidak didamprat atas perilakunya yang tidak jujur. [6] Yudas dapat ikut perjamuan malam terakhir, Perayaan Ekaristi perdana bersama dengan Yesus. [7] Yudas ketika di perjamuan malam terakhir, dihormati Yesus, boleh duduk dekat dengan Yesus bersama rasul lain. Cintakasih Yesus tidak pernah luntur dan berkurang kepada Yudas, hingga detik-detik terakhir saat akan menyerahkan Yesus. Sampai saat terakhir, Yudas tetap diakui sebagai rasul, dan diterima seperti
apa adanya, tetap disayangi. Mungkin dalam diri tiap orang ada ‘yudas’-nya, tetapi masih perlu dihargai. Yudas adalah seorang pendosa besar, tetapi janganlah hanya menjatuhkan penilaian terburuk sebagai kenyataan terakhir karena dosa besarnya. Sebagaimana dikatakan Santo Josemaria Escriva, berbelaskasihanlah dan jangan lupa bahwa mungkin saja ia bisa menjadi seorang Agustinus (kalau ia bertobat), sementara itu engkau tetap saja seorang yang bersikap setengah-tengah dalam penghayatan iman kepada Yesus. Maka, jangan melihat manusia dari luarnya saja, karena setiap orang ada kekurangannya; selalu ada hal-hal yang pantas dihargai. Yudas sampai ajalnya adalah rasul, tidak pernah dipecat Yesus. Lumpur tidak seluruhnya lumpur, sebab bisa menjadi rumah yang nyaman bagi jenis-jenis tertentu binatang. Semoga kita bisa mulai mengasihi orang yang mungkin seperti ‘yudas’ bagi kita.
-
BK Berita Kita Februari 20157
DARI KITA UNTUK KITADA
RI K
ITA
UNTU
K KI
TA
Pukul setengah sembilan malam pulang badminton dengan perut lapar mampir di warung nasi goreng di awal jalan pandu. Langsung pesan nasi goreng untuk dibungkus. Penjual dengan sedikit berbisik mengatakan bahwa nasi goreng mengandung B2, dijawab “Ya ga apa-apa, yang banyak juga ga apa-apa.” Tapi jawaban itu tidak memuaskan penjual nasi goreng yang sekali lagi menjelaskan bahwa B2 itu adalah daging babi, yang langsung dijawab dengan muka sumringah, “Itu yang saya inginkan.” Maklum saja penjual nasi goreng itu ragu-ragu karena si pembeli adalah Pastor P.A. Didi Tarmedi, OSC yang lebih mirip orang yang mengharamkan daging babi dengan janggut yang dipeliharanya. Tentang janggut itu ternyata tidak sengaja dipelihara. Berawal dari pergi ke Sintang dua tahun yang lalu dan tidak membawa alat cukur sehingga tidak bisa memotong janggutnya, namun setelah diamati dirasa cocok juga, jadilah diteruskan untuk dipelihara. Waktu kelas 4 SD saat selesai Misa natal di Stasi Pugag - Cigugur sambil merangkul pundak Didi kecil, ayahnya mengatakan kepada Pastor Mathias Kuppens, OSC bahwa anaknya ini akan
menjadi pastor, yang langsung disambut dengan pelukan oleh Pastor Kuppens. Entah gurauan atau sungguh-sungguh karena setelah kejadian itu topik tentang mau jadi pastor itu tidak pernah dibicarakan lagi dalam keluarga mereka. Tapi rupanya tanpa disadari benih panggilan mulai tertanam. Waktu berjalan terus, ikut sekolah minggu, dibaptis, menjadi misdinar dan lektor, ikut OMK bahkan jadi ketuanya, tidak pernah terpikirkan lagi wacana ingin menjadi pastor, panggilan itu serasa menghilang. Sampai kelas 2 SMK saat berbincang dengan
teman-teman hendak meneruskan kemana, entah serius atau karena bingung, dijawab oleh Didi Tarmedi bahwa ia ingin menjadi pastor. Pernyataan kedua di depan umum terjadi pada saat retreat Kelompok Siswa Katolik (KSK)Cigugur di Pratista, pada saat doa Taize, dalam doa spontan dengan mantap dikatakan: “Tuhan saya ingin menjadi imam”. Doa itu didengar oleh semua yang hadir disitu, dan Tuhan tersenyum menyaksikannya. Kalau ditelusuri semangat apa yang bisa memantapkan niatnya untuk menjadi imam, Pastor Didi mengungkapkan karena dalam hidupnya beliau mengalami bagaimana rasanya dicintai. Dengan
ITU YANG SAYA INGINKANULASAN PERAYAAN ULANG TAHUN PASTOR DIDI
Oleh: Triawan
-
8BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
senyum menghiasi bibir saat bercerita, Pastor Didi mengenang masa lalunya sambil bercerita bagaimana masa kecilnya hidup dalam dua keluarga. Keluarganya sendiri dengan ayah dan ibu kandung dan keluarga paman dan bibi yang tidak mempunyai anak. Dengan mempunyai dua bapa dan dua ibu, pengalaman dicintai begitu kental dan melimpah dirasakan oleh Pastor Didi. Pengalaman dicintai inilah yang ingin dibagikan kepada sesama dengan menjadikan dirinya berarti bagi yang lain. Ketika ditanya bagaimana kesannya saat tinggal di biara Pandu dan harus berhadapan dengan begitu banyak umat? Jawaban pastor cukup mengejutkan. Saat beliau menjadi pembimbing retreat di Pratista begitu banyak anak muda peserta retreat konseling atau curhat tentang masalah dan luka batin di dalam keluarganya yang menurut Pastor Didi tidak masuk akal (wajar saja sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengalaman dicintai dalam kehidupan Pastor Didi), dan di paroki kenyataan itu menjadi semakin terkuak karena ada banyak keluarga yang walaupun sudah bertahun-tahun menikah atau bahkan di usia emas perkawinannya masih menyatakan mau pisah. Semua itu menjadi keprihatinan pastor sekaligus juga sebagai tantangan karena kadang tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya mendengarkan. Pastor berpesan keharmonisan keluarga tidak hanya mengandalkan cinta, tapi harus dibarengi dengan komitmen. Komitmen
sebagai suami, sebagai istri, sebagai orang tua dan sebagai anak.
Di dalam keluarga Pastor Didi, ulang tahun bukanlah suatu kebiasaan untuk dirayakan, bahkan kadang antara yang satu dengan yang lain tidak ingat kalau hari itu ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun. Orangtua pastor hanya ingat ulang Pastor Didi jatuh
pada Rabu pon di bulan Januari 1980, itulah yang menyebabkan di KTP ulang tahun pastor tertulis 1 Januari 1980, dan setelah ditelusuri ternyata Rabu pon jatuh pada tanggal 2 Januari. Ada satu harapan yang selalu disimpan pastor sampai saat ini yaitu keinginan untuk menjadi misionaris, setidaknya misionaris lokal. Kenapa? Selain karena usia Pastor Didi masih muda, masih penuh dengan jiwa berpetualang juga karena beliau lebih menikmati saat berada dalam lingkungan yang masih alami. “Maklum saya orang kampung yang sehari-hari dekat dengan alam (hutan dan persawahan),” demikian ia mengungkapkan. Keinginan dan harapan boleh saja ada, tapi Pastor Didi lebih mengutamakan ketaatan kepada pimpinan. Ketaatan baginya berada di atas segalanya. Mudah-mudahan suatu ketika keinginan itu bisa berubah menjadi kenyataan, dan Pastor Didi bisa mengatakan: “Terima kasih Tuhan, itu yang saya inginkan.”Selamat ulang tahun Pastor Didi.
-
BK Berita Kita Februari 20159
DARI KITA UNTUK KITA
Hari itu dimulai dengan pagi yang berawan disertai hujan tapi menjelang sore cuaca cukup cerah. Untunglah karena pada hari itu lingkungan Pajajaran Aruna Abdurahmansaleh mengadakan Ibadat Natal 2014 dan Tahun Baru 2015. Ibadat dilaksanakan di rumah keluarga Kertadilaga yang selalu setia, dari tahun ke tahun menyediakan tempat bagi acara khusus lingkungan kami tersebut.Ibadat dihadiri oleh Pastor Rob sebagai pastor pendamping lingkungan dan dihadiri juga oleh Bapak Hendra dan Bapak Freddie sebagai ketua bersama untuk wilayah V. Warga lingkungan yang hadir cukup banyak untuk ukuran lingkungan kami, yaitu sekitar 25 orang lebih. Bahkan salah satu warga yaitu Bapak Christian Syahmo, hadir komplit bersama
istri dan keempat anaknya, kekompakan keluarga ini bisa kita jadikan contoh yang dapat kita tiru. Ibadat dimulai dengan nyanyian pembuka, dilanjutkan dengan urutan doa pembuka, bacaan injil, renungan, doa bersama, doa penutup dan nyanyian penutup. Dalam renungannya, Pastor Rob membahas arti damai dan kasih yang sering kita ucapkan pada masa Natal. Damai yang tercipta tidak boleh berupa damai yang dipaksakan oleh penguasa/negara/diktator. Damai seharusnya tumbuh secara alami, damai yang tumbuh dari dalam. Melalui rasa kasih dan tindakan kasih, damai muncul mulai dari diri sendiri, berkembang dalam interaksi masyarakat dan damai dapat dipelihara melalui kebijaksanaan pemerintahan yang baik. Dari rasa damai inilah kasih Allah
IBADAT NATAL LINGKUNGAN PAJAJARAN ARUNA
ABDURAHMANSALEH
-
10BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
dapat semakin dirasakan dan disebarkan. Setelah ibadat selesai, acara dilanjutkan dengan menikmati hidangan makan malam. Hidangan yang disajikan merupakan kumpulan masakan racikan sendiri dan masakan yang dibeli jadi. Sesi foto bersama menutup rangkain acara sebelum pulang ke rumah masing-masing. Malam itu warga lingkungan Pajajaran Aruna Abdurahmansaleh boleh berkomunikasi dengan rasa persaudaraan yang erat. Mudah-mudahan hal ini dapat berlangsung seterusnya agar lingkungan kami dapat tetap bersatu dan tetap semangat dalam hidup menggereja.
-
BK Berita Kita Februari 201511
DARI KITA UNTUK KITA
Senin 5 Jan 2015, Lingkungan Mahmud Dursasana merayakan Natal dan Tahun Baru bersama di rumah Ibu Etty Jl.Sukatenang 5 pukul 18.00. Acara diawali dengan doa pembukaan oleh ketua lingkungan yaitu ibu Neni. Nyanyian dalam ibadah kali ini terasa lebih meriah karena diringi denting gitar oleh Ibu Irene. Acara dilanjutkan dengan renungan natal oleh Pst.Yuwono, OSC. Pst.Yuwono menceritakan keadaan Nazareth di jaman itu dan mengenai kondisi kandang natal dimana Yesus Putra Allah sungguh sederhana dan rendah hati dengan mau hadir di sana. Setelah ibadah yang dihadiri oleh 26 orang ini selesai, kami melakukan beberapa permainan untuk lebih mengakrabkan satu sama lainnya. Permainan dilakukan berpasangan, dengan menutup mata salah satu pasangan, dan berlomba melepaskan jepit jemuran secepat mungkin. Perlombaan berikutnya adalah tebak lagu. Gelak tawa menghangatkan suasana. Para
hadirin ikut berpartisipasi menyanyikan lagu-lagu yang pernah hits di masa lampau, seperti Kemesraan dan Gang Kelinci, walaupun sebagian besar liriknya sudah pada lupa. Ibu Ellen menjadi juara umum karena berhasil menebak lagu paling banyak! Pemberian
kenang-kenangan untuk Pastor Yuwono sebagai pembimbing lingkungan dan Ibu Etty, yang tempatnya sering kami pakai utk pertemuan lingkungan, menyambung acara berikutnya. Sebenarnya masih ada satu buah kenang-kenanganan yang tersisa, yaitu utk ibu Muryani. Namun beliau sedang sakit sehingga tidak dapat hadir. Doa makan dipimpin oleh pak Wice. Dan, kami pun makan bersama. Selain menu utama yg dihadirkan melalui kas lingkungan, buah dan kue tambahan disajikan juga oleh warga lingkungan kami. Makanan yang terlihat cuma sedikit itu pun jadi berlimpah. Mungkin Tuhan memberikan mukjizat juga! Acara ditutup dengan acara tukar kado melalui undian. Lucu juga, karena isinya tidak terduga! Ada yg jahil, ada pula yang romantis, tidak apa-apa, yang penting semua gembira karena kehadiran Tuhan terjadi dalam hal yang sederhana, jika kita mau membuka mata kita.
NATAL LINGKUNGAN MAHMUD DURSASANALAPORAN KEGIATAN WARGA LINGKUNGAN MAHMUD
DURSASANA
-
12BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
Hari Sabtu, 3 Januari 2015 lingkungan Astina atas dan Astina bawah merayakan acara natal dan tahun baru bersama di rumah bapak Untung di jalan Pamoyanan 24, dengan tema “Allah dalam Keluarga”. Acara dimulai pk. 18:30 WIB dan dihadiri sekitar 50 orang, dipimpin oleh saudari Mettha. Diawali dengan doa pembukaan, acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari saudara Anton sebagai ketua lingkungan Astina atas, Ibu Henny sebagai ketua lingkungan Astina bawah dan kata sambutan dari ketua wilayah 2 yaitu Bapak Chandra. Pada kesempatan itu Pak Chandra menyampaikan sedikit pesan natal yang intinya agar Tuhan Yesus Kristus hadir dalam pribadi masing-masing dan keluarga, sehingga kasih Allah terpancar dari kehidupan kita dan kitapun bersyukur atas penyertaan Allah di tahun 2014, serta memohon perlindungan dan berkat Tuhan di tahun 2015. Puji-pujian lagu natal dan renungan natal dari Pst. Yuwono OSC merupakan bagian penting dari perayaan natal dan tahun baru bersama ini. Pada acara ini setiap umat yang hadir diminta menulis wujud doa pribadi, dan sebelum acara berakhir doa tersebut dikumpulkan lalu diberkati oleh Pastor dan kemudian dibakar. Acara natal dan tahun baru bersama ini juga dimeriahkan oleh permainan sulap
oleh Bapak Stefanus dari magic castle dan persembahan beberapa lagu natal oleh anak-anak. Puncak kegembiraan acara ini adalah makan malam bersama. Sekitar 21:30 Wib. acara selesai dan ditutup dengan doa penutup dan berkat oleh Pst. Yuwono OSC. Sebelum pulang tiap warga yang hadir mendapat sedikit kenanga-kenangan berupa bingkisan natal.
ACARA NATAL DAN TAHUN BARU 2015 BERSAMA LINGKUNGAN ASTINA ATAS
– ASTINA BAWAHOleh : Anton dan Chandra
-
BK Berita Kita Februari 201513
DARI KITA UNTUK KITA
-
14BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
PERAYAAN NATAL DAN TAHUN BARU WKRI PANDUoleh: Nanny Tjahjadi
WKRI cabang Pandu merayakan natal dan tahun baru pada hari Senin, 6 Januari 2015. Temanya adalah “Gereja yang Berdoa, Membawa Harapan dan Nyanyian”. Kehadiran anggota dan undangan cukup banyak. Acara dibuka dengan rangkaian nyanyian, doa pembukaan oleh Ibu Christin,
dan sambutan dari ketua panitia yang sekaligus juga ibu ketua WK Pandu, Ibu Henny. Dalam sambutannya Ibu Henny memberikan paparan apa yang telah dikerjakan oleh pengurus WK selama ini telah sesuai dengan tema yang diangkat pada acara tersebut. WKRI Pandu telah memberikan bantuan bagi POSYANDU dari 2 kelurahan, PAUD dan juga anak-anak asuh berupa uang
sekolah. Dijelaskan pula dengan adanya dana lestari dari DPP WKRI Keuskupan Bandung banyak yang merasa terbantu, dan bantuan tersebut sangat berarti dan berguna bagi mereka yang menerimanya. Ibu Henny juga mengajak semua anggota untuk berpartisipasi. Acara dilanjutkan sambutan dari Pastor Hendra , pastor menekankan pentingnya
tentang gereja yang berdoa. Bukan saja doa di rumah, di tempat berkumpul keluarga, atau berdoa dengan diam saja, melainkan doa itu merupakan tindakan nyata dari kita sendiri. Jangan melupakan arti 3S yaitu Senyum, Salam, dan Sapa. Kalau kita melakukan 3 hal tersebut maka kita akan selalu terbuka. Drama Natal yang berjudul “Renungan dari Tetangga” mengisi rangkaian acara
-
BK Berita Kita Februari 201515
DARI KITA UNTUK KITA
selanjutnya. Dikisahkan dalam cerita itu, tentang seorang pemuda yang egois, arogan, kasar bahkan tindangan tidak terpuji terhadap ibunya sendiri. Ibunya bekerja keras sebagai seorang tukang cuci pakaian. Ibunya seorang pendoa, penyabar, dan pengampun. Setelah lulus menjadi seorang sarjana, pemuda ini melamar pekerjaan di suatu perusahaan besar. Sewaktu diwawancarai oleh ibu direktur perusahaan tersebut, ibu itu berkata bahwa pemuda tersebut harus menghormati ibunya sebelum ia bisa menerima pemuda tersebut bekerja di perusahaannya. Dia harus mau merangkul, mencium dan mencuci kaki ibunya. Semula pemuda itu merasa berat untuk melakukannya, akan tetapi kemudian dia sadar atas segala kesalahannya dan melakukan apa yang ibu direktur tersebut pinta. Tentunya ibu sang pemuda merasa heran mengapa anaknya tiba-tiba memeluk bahkan mencuci
kakinya, tetapi sang ibu tetap merasa bergembira dan bersyukur atas kejadian tersebut. Keesokan harinya setelah pemuda tersebut kembali ke perusahaan tersebut untuk wawancara berikutnya dan menceritakan apa yang telah dia lakukan, ibu direktur menerima pemuda tersebut untuk bekerja di perusahaannya. Acara berikutnya diisi dengan berbagai lomba berhadiah seperti lomba joget, menebak lagu dan quiz. Tidak lupa acara doorprize dan lottery yang telah ditunggu-tunggu oleh para hadirin menjadi acara pamungkas. Doa makan malam sekaligus doa penutup dan berkat oleh Pastor Hendra mengawali acara makan malam dengan menu nasi Bali. Acara ditutup pukul 17.30, semua yang hadir menerima bingkisan natal dan tahun baru. Seluruh hadirin merasa gembira dan sukacita. Damai natal membawa berkat dan damai.
-
16BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
“Dengan gembira bersama melangkah…..” demikian sepenggal lirik lagu pembukaan yang dibawakan dengan semangat oleh Kelompok Koor wilayah 1 dan 2. Bertepatan dengan Pesta Pembaptisan Tuhan, misa hari Minggu 11 Januari pukul 17.30 tampak berbeda. Misa dipimpin oleh Pastor L. Tarpin, OSC selaku
provinsial OSC dan seluruh tim pastores Pandu. Misa kali ini juga merayakan 40 tahun hidup membiara Pastor Matheus Antoro Juwono, OSC. Dalam khotbah yang dibawakan oleh Pst Yoyo Yoakim, OSC, 40 tahun yang lalu, Pastor Juwono, OSC menyadari makna panggilan dan memberikan keputusan
untuk menentukan pilihan hidupnya. Beliau berusaha menjalani keputusan yang telah diambil dan setia sampai saat ini. Injil hari itu juga menyadarkan Yesus akan panggilan, dengan mengarahkan diri pada Allah untuk dibaptis. Yesus menempatkan seluruh hidup-Nya dalam rencana Allah. Manusia seharusnya kembali kepada dunia Allah. Hidup dalam identitas sebagai anak Allah. Makna
pembaptisan yaitu : 1. Biarlah kehendak Allah terlaksana dalam hidup kita. Hal ini ditanggap juga oleh Pastor Yuwono, walaupun ada tantangan, suka dan duka namun dengan penuh kesabaran bisa merintangi segala kesulitan. Tidak pernah menolak tugas apapun; 2. Meski tidak berdosa, Yesus mau dibaptis oleh Yohanes.
MISA 40 TAHUN HIDUP MEMBIARA
Oleh: Anita K.
-
40 TahunMengabdi
-
BK Berita Kita Februari 201517
DARI KITA UNTUK KITA
Setelah kita dibaptis hendaknya kita juga harus rendah hati mengakui segala kesalahan kecil dengan tulus. Kita diajak untuk membaharui langkah kita untuk menghantar kepada pertobatan sejati; 3. Dibaptis dengan air dan Roh berarti mengalami hidup baru. Kita dipercaya menghadirkan karya Allah dalam kehidupan agar peka menangkap kehendak Allah. Semoga kita dapat hidup sesuai kehendak Allah. Misa pun usai, dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah di Aula Paroki. Suasana cukup akrab, para undangan diantaranya beberapa suster dari Cimahi, para pastor, pengurus lingkungan dan sebagian umat berbaur dalam acara tersebut. Beberapa sambutan pun disampaikan diawali oleh Pst. Yoyo, OSC selaku Kepala Priorat, Pastor L. Tarpin, OSC dan Pst Yuwono, OSC. Beliau menyampaikan kisah perjalanan panggilan menjadi imam. Pastor Yuwono yang saat itu terlihat bahagia berada di tengah umat Paroki Pandu selalu siap ketika para umat ingin berfoto bersama beliau. Acara dilanjutkan dengan memotong tumpeng bersama-sama dengan seluruh pastor sambil diiringi lagu happy birthday. Setelah itu kami pun dipersilakan untuk menikmati makanan yang telah disediakan. Kami sempat berbincang singkat dengan beliau. Pengalaman suka dan duka selama menjalani kehidupan membiara dijalani dengan sukacita; lebih banyak sukanya dan ini menjadi contoh bagi kita semua. Sosok yang terkesan garang dalam menyampaikan homili di Misa pada kenyataannya adalah pribadi yang santun, simpatik dan
-
18BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
Uniform for All Purpose
Penampilan yang menarikakan menunjang segala aktifitas anda
Kami hadir melayani pemesanan segalajenis seragam untuk berbagai keperluan(pria/wanita) dengan harga terjangkau(minimal pemesanan untuk 5 orang)
kalem. Selalu tersenyum dengan ramah jika kita menghampirinya. Menemui Pastor Yuwono pun mudah, setelah Misa biasanya beliau menyapa umat yang berseliweran. Lokasinya di sekitar garasi Biara Pandu. Pastor Yuwono dilahirkan di Jogjakarta, 25 September 1952 sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Orang tuanya almarhum Stefanus Soejena dan Margaretha Suti adalah teladan iman pada awal hidupnya. Ditahbiskan 19 September 1979 di Gereja St. Petrus - Katedral. Teman seangkatannya adalah Pastor Widyo, OSC dan sekarang bertugas di Paroki St. Ignatius Cimahi. Pastor Yuwono merasa bahagia menjalani panggilan perutusannya, ia merasa Tuhan telah memberikan rahmat dalam panggilannya sebagai imam. Di manapun beliau ditugaskan selalu dijalani dengan
penuh semangat kegembiraan. Pasang surut kehidupan membiara selama 40 tahun telah dijalani dengan setia dalam sukacita. Tugasnya di Paroki Pandu juga dilakukan dengan serius, Bahan pengajarannya selalu disiapkan dengan baik lalu diajarkan dengan penuh semangat. Harapan beliau semoga makin banyak umat yang makin mengerti dan menghayati iman Katoliknya sehingga mau terlibat dalam kehidupan menggereja. Selamat untuk Pastor Yuwono kami mendoakan, tetaplah setia sampai akhir. Amin.
-
BK Berita Kita Februari 201519
DARI KITA UNTUK KITA
Pada 15 Januari 2015 lalu, Jelajah Alkitab kembali hadir dengan tema Kesaksian Sabda yang dekat, lembut dan hangat. Dibawakan oleh Pastor H. Tedjoworo, OSC. Malam itu pembicaraan beliau berpusat pada sebuah seruan Paus Fransiskus 2013, yaitu Evangelii Gaudium, Sukacita Injil. Seruan Paus Fransiskus agar hidup dalam semangat injil. Acara dimulai dengan ditayangkannya video mengenai Free Hugs, tawaran pelukan gratis. Orang berdiri dengan sebuah kertas yang bertuliskan Free Hugs. Tidak semua orang menyambut tawaran itu, ada yang curiga dan berpikir buruk. Ada yang dengan antusias saling memeluk walau mereka tidak saling mengenal. Yesus juga menawarkan pelukan, tetapi tidak semua menanggapi dengan baik. Pastor Tedjo berpendapat acara malam ini lebih seperti rekoleksi untuk menyadarkan kita. Evangelii Gaudium mengundang orang untuk peduli, mau menjadi Gereja yang terbuka dan merangkul semua orang. Semua orang harus menjadi pewarta injil, tidak terbatas pada imam saja. Evangelisiasi bukanlah menceritakan kembali kitab suci, tetapi bersaksi tentang pengalaman hidupnya yang dihubungkan dengan kitab suci. Kadang orang tidak berani bersaksi karena bisa jadi yang diceritakan nya itu suatu hal yang memalukan. Namun dalam Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” Konteksnya bahwa
hadapilah setiap reaksi negatif ketika kita bersaksi. Saat ditolak, alami kesulitan, tetaplah melangkah maju! Harus menggerakkan banyak orang, tidak boleh kalah! Motivasi kita menjadi pewarta injil karena kita memilki sukacita. Sukacita yang tidak dibuat-buat. Saya telah menjadi milik Allah dan telah ditebus. Seperti Andreas yang bersukacita karena telah menemukan Mesias. Dia tidak menyimpan sendiri sukacitanya tetapi ingin orang lain juga mengalaminya. Mengapa kita tidak bersukacita? Karena banyak orang Katolik kehilangan perjumpaan dengan Yesus dalam sakramen, lewat peristiwa dan dengan orang lain. Betapa pentingnya relasi itu! Baik relasi dengan Tuhan, maupun dengan sesama. Persaudaraan, persahabatan selalu membuat kehangatan, kedekatan dan sukacita. Perjumpaan adalah segala-galanya dalam misi Gereja. Ia lebih penting daripada sekedar program dan struktur yang sudah biasa dijalankan.Kesaksian bersama orang lain, konkretnya bekerjasama dengan orang lain untuk satu tujuan. Tidak dilakukan sendiri-sendiri. Maka Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya, berdua-dua. Kesaksian kita juga seharusnya seperti seorang ibu yang lembut dan hangat, tidak kasar dan menyakitkan. Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan ke-6 akan diselenggarakan di Paroki Pandu pada 3 Februari 2015 mendatang. Biaya hanya Rp 125.000,- untuk 16
KESAKSIAN SABDA YANG DEKAT, LEMBUT DAN HANGAT
Oleh : Henny Herawati
-
20BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
kali pertemuan. Panitia mengajak saudara-saudara yang telah dibaptis agar bersemangat dalam injil. Tidak menutup diri, lekat pada rasa amannya sendiri, toh aku sudah menemukan Mesias ... Seperti halnya Pak BengBeng yang malam itu kembali menjadi pemandu acara, dan beberapa teman yang bersaksi bahwa mereka mau terlibat dalam berbagai kegiatan di paroki karena memiliki sukacita. Lewat KEP, hati kita akan dibakar hingga membara, penuh dangan Roh kudus. Malam itu umat yang hadir disuguhi sebuah tarian yang panas dan energik. Lompat sana lompat sini dan bertepuk tangan. Rupanya panitia KEP ingin
mengajak umat untuk mengikuti Yesus dengan semangat dan sukacita. Hebohnya kali ini bukan wanitanya saja yang menari; prianya pun tak mau kalah, Bapak Triawan, Bapak Handy, Bapak Budijono dan Bapak Thomas Joshi hahaha...tapi ssstt, jangan bilang-bilang yaa
-
BK Berita Kita Februari 201521
DARI KITA UNTUK KITA
Setiap kegiatan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar pasti ada perencanaan dan evaluasi yang dilakukan, begitu juga dalam Legio Mariae. Maka tidak salah apabila Legio Mariae dikatakan sebagai ‘wajah Gereja Katolik’, karena kedisiplinan, ketaatan dan ketertiban administrasi. Seperti yang terjadi pada hari Minggu 18 Januari 2015 di Aula Rumah Stasi Sukawarna para legioner Kuria Bandung Barat I mengadakan evaluasi dan perencanaan kegiatan. Acara dimulai pukul 09.30 dan dihadiri + 25 perwira , + 10 anggota tamu dari Presidium Bunda Berduka Cita. Usai rapat Kuria, break untuk snack selanjutnya Planning Day. Evaluasi kegiatan, keuangan, keanggotaan dan merencanakan kegiatan sepanjang tahun 2015 yang antara lain Acies (pembaharuan janji sebagai Legioner), Rekoleksi bersama Komisium di Pratista, Pertemuan Tahunan dan Planning Day 2016. Acara dan para koordinator dipersiapkan sehingga acara akan lebih terkoordinasi dengan baik. Acara ditutup dengan Misa yang dipimpin oleh Pst. Tarcisius Warhadi, Hs., OSC. Pada kesempatan ini pula Pst. Warhadi berpamitan kepada para Legioner karena beliau pindah tugas ke Paroki St. Odilia - Cicadas. Para Legioner juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dukungan dan pendampingannya selama ini di Kuria Bandung Barat I yang meliputi Paroki Pandu, Sukajadi dan Cimahi. Semoga beliau selalu sehat dan dalam lindungan Roh Kudus. Usai Misa acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan foto bersama. Semoga para Legioner semakin bersemangat dalam tugas dan karya. Tuhan memberkati.
PLANNING DAY LEGIO MARIAE KURIA
“BUNDA PENASIHAT YANG BAIK”
Oleh : M.Y Eko
-
22BK Berita Kita Februari 2015
DARI KITA UNTUK KITA
Pada hari Sabtu, 03 Januari 2015, wilayah 1 mengadakan Misa dan Perayaan Natal Bersama di rumah salah seorang Ketua Wilayah di Komplek Istana Regensi I. Pada hari tersebut hujan turun terus menerus sepanjang sore. Panitia sempat cemas karena Perayaan kami siapkan untuk sore hari mulai pkl. 17.00. Namun kami merasa lega walaupun cuaca kurang bersahabat, namun antusiasme warga patut kami apresiasi dalam dengan kehadiran pada undangan/ warga yang hampir memenuhi target. Target kami 200 orang dan yang hadir 180 orang termasuk anak dan remaja. Tepat pukul 17.00 Misa dimulai, dipimpin oleh Pastor P.A. Didi Tarmedi OSC, Pastor Moderator wilayah 1. Ada hal yang membuat kami tersenyum dalam hati, karena tempat ganti pakaian Pastor dan Prodiakon berada di lantai 2, sehingga saat Pastor dan para Prodiakon menuju Altar yang berada di lantai 1, turun dari tangga bagaikan turun dari pesawat. Misa diawali dengan lagu “Hai Semua Gembira-lah”, dipimpin oleh Bapak Budiman. Misa berlangsung dengan khidmat dan lancar. Pastor Didi dalam homilinya mengatakan, bahwa Ekaristi merupakan santapan yang menghidupkan, Yesus adalah jalan keselamatan, Ia mengundang kita bersama-sama memuliakan Allah. Datanglah kabar gembira melalui malaikat dan para gembala, ada bayi lahir dan ditempatkan di palungan yang membawa Damai dan Sukacita. Kita wajib menyebarkan kabar sukacita
agar orang-orang disekitar kita datang kepada-Nya dengan cara dan prilaku sehari-hari yang mencerminkan kebaikan Yesus yang mendatangkan keselamatan bagi orang banyak. Misa selesai pada pkl.17.55, lalu dilanjutkan dengan Perayaan Natal bersama. Diawali dengan acara Sing and Share dibawakan oleh lingkungan Pandu dengan baik dan lancar, kemudian drama dari lingkungan Begawan Sempani. Ada yang lucu dan menarik dalam drama ini, yaitu ibu tengah baya berperan sebagai pelayan bernama ‘inem’ beliau memerankan hal itu dengan penuh sukacita serta menjiwai perannya dengan enerjik dan tanpa malu-malu, sehingga mengundang tawa dan tepuk tangan para hadirin, wah.. Semangatnya patut ditiru. Karena sudah cukup malam, maka acara makan malam bersama dimulai sambil beramah tamah, setelah itu dilanjutkan dengan permainan yang dipimpin oleh seorang warga lingkungan Cipedes. Kami berterima kasih kepada Pastor Hendra, Gembala kami, karena demi menyemangati kami umatnya, beliau pun berkenan ikut dalam permainan. Sebagai penutup acara, kami berdoa dipimpin oleh salah seorang ketua wilayah 1, Bpk.Herman Hambali dan mohon berkat Tuhan oleh Pastor.Akhirnya kami berpisah dan pulang dengan perasaan sukacita. Semoga kebersamaan ini mempererat tali persaudaraan diantara kami umat sewilayah dan separoki SPMSK Pandu.
KEBERSAMAAN DALAM NATALOleh : Sienny - Lingkungan Baladewa Atas
-
BK Berita Kita Februari 201523
DARI KITA UNTUK KITA
-
24BK Berita Kita Februari 2015
100% KATOLIK10
0% K
ATOL
IK
Oleh: Pst. P.A. Didi Tarmedi, OSC
Dalam Luk 18:1 Yesus menasihatkan supaya orang berdoa dengan
tidak jemu-jemu. Nasihat ini ditanggapi oleh Gereja dengan setia dan tak henti-hentinya memanjatkan doa serta menganjurkan kepada kita, “Dengan perantaraan Yesus, marilah kita selalu mempersembahkan kurban syukur kepada Allah” (Ibr 13:15). Perintah ini kita patuhi bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, tetapi dengan cara lain juga, yakni Ibadat Harian. “Karya penebusan umat manusia dan kemuliaan Allah secara sempurna (SC 5) dilaksanakan oleh Kristus dalam Roh Kudus melalui Gereja, bukan hanya dalam perayaan Ekaristi dan sakramen-sakramen, tetapi juga dengan cara lain, teristimewa Ibadat Harian (SC 83, 88). Dalam Ibadat Harian, Kristus sendiri hadir, apabila jemaat berkumpul, apabila sabda Allah diwartakan, “apabila Gereja memanjatkan doa-doa dan menyanyikan mazmur” (Pedoman Ibadat Harian/PIH 13). Kekhususan Ibadat Harian terletak pada tujuannya, yaitu menguduskan seluruh hari (SC 88). Hal ini disusun sedemikian rupa sehingga seluruh kurun hari (siang dan malam) disucikan dengan pujian kepada Allah (PIH 10). Pengudusan hari ini harus kita lihat dalam kerangka sejarah keselamatan Allah. Hari atau waktu menunjuk pada peristiwa keselamatan, ketika Kerajaan Allah tampil dan dialami secara historis. Pagi dan sore, siang dan
malam adalah saat dan tanda Allah menyelamatkan. Melalui Ibadat Harian, waktu ditransformasi sebagai peristiwa dan penampakan Kerajaan Allah. Makna ini menunjukkan bahwa dari hari ke hari kita mau menghayati kesatuan dengan Allah, sekaligus menunjukkan bahwa di sepanjang tahun liturgi karya penebusan berlangsung saat demi saat, dari matahari terbit sampai terbenam, dan seterusnya. Menghayati tahun liturgi pada hakikatnya adalah partisipasi aktif dalam misteri Kristus sendiri. Misteri Paskah Kristus terjadi dalam waktu dan sejarah manusia. Maka, waktu chronos (kronologi) ditansformasi menjadi waktu chairos yang menghadirkan keselamatan Kristus. Waktu dunia kita menjadi saat untuk mencicipi keabadian ilahi, untuk memandang keabadian yang ilahi. Hal ini dipahami dalam kerangka bahwa keselamatan Allah dalam Kristus bukanlah tindakan lokal masa lalu, melainkan tindakan temporal yang menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa datang. Liturgi pada umumnya, dan secara khusus liturgi Ibadat Harian, merupakan pengenangan akan masa lalu dan memanggil masa depan untuk hadir di masa kini. Melalui Ibadat Harian, sejarah manusia dipandang sebagai sejarah keselamatan tempat Allah hadir dan berkarya di tengah-tengah manusia. Waktu menjadi saat atau bahkan tempat kehadiran misteri penebusan Kristus sendiri, dan dengan demikian waktu menjadi ruang perjumpaan antara manusia dengan Allah, melalui perantaraan Kristus. Sesuai dengan kisah penciptaan, ketika Allah
IBADAT HARIAN: MENGUDUSKAN HARI
-
BK Berita Kita Februari 201525
100% KATOLIK
melihat bahwa “semuanya itu baik,” (Kej 1:9) Gereja mengimani bahwa tidak ada hari yang buruk. Semua waktu adalah baik sebab Yesus Kristus telah menebus dan menyucikannya (bdk. 2 Kor 6:2). Itulah sebabnya Ibadat Harian menjadi doa pujian dan “saat” akan penebusan Kristus yang telah menyelamatkan kita dan yang kini hadir di tengah kita. Ibadat Harian sebagai ibadat penyucian hari, tidak terlepas dari makna Ibadat Pagi dan Ibadat Sore sebagai dua pilar dasar dalam Ibadat Harian. Ibadat Pagi merupakan penyucian atas permulaan hari untuk mempersiapkan karya-karya Allah bagi hidup manusia sepanjang hari yang bersangkutan, sekaligus untuk mengucap syukur atas segala kebaikan yang telah kita terima – khususnya atas karya penebusan Kristus melalui kebangkitan-Nya – dan untuk mengarahkan hati kita kepada Allah dalam rangka melawan dosa, dan memohon pertolongan-Nya. Sejajar dengan Ibadat Pagi – sebagai kenangan akan kebangkitan Kristus – Ibadat Sore merupakan saat untuk mengenangkan kisah sengsara dan wafat Kristus. Di samping kenangan akan kegelapan sengsara dan wafat Kristus, Ibadat Sore juga merupakan ungkapan syukur atas hari yang baru saja kita lewati. Dengan kata lain, Ibadat Sore merupakan saat mengucap syukur atas rahmat kebangkitan yang disimbolkan oleh terang (siang), sekaligus memohon kepada Allah agar cahaya Kristus, Terang Dunia, tetap menerangi hati dan budi kita, serta melindungi kita terhadap dosa dan kegelapan malam. Makna penyucian hari dalam Ibadat Harian tidak hanya bersifat lokal dalam ruang dan waktu manusia kini, tapi juga memiliki makna eskatologis. Waktu menjadi karya penyelamatan Allah sekaligus ditransformasi menjadi peristiwa (event) yang menampakkan
Kerajaan Allah. Seluruh ciptaan adalah “sakramen kosmik” penyelamatan Allah yang terlaksana dalam Kristus. Hal ini ditanggapi oleh Gereja dengan memberi makna transenden terhadap waktu. Gereja menggunakan simbol alam, khususnya waktu (terang dan gelap), sebagai antisipasi terhadap kepenuhan waktu dalam Kristus. Dalam kegenapan waktu Kristus akan mempersatukan segala sesuatu yang di surga dan yang di bumi (Lih. Ef 1:10). Bagi umat Kristiani, segala sesuatu – termasuk pagi dan sore, siang, dan malam – dapat menjadi sarana untuk berdialog dengan Allah: “Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm 19:1). Ibadat Harian adalah aklamasi yang lahir dari sukacita atas karya penyelamatan Allah. Perbuatan-perbuatan Allah yang Mahakuasa itu (lih. Luk 1:49) oleh Gereja dikenang dan dihadirkan dalam bentuk pujian dan ucapan syukur. Maka, perayaan Ibadat Harian, seperti perayaan liturgi Gereja lainnya, adalah aklamasi eskatologis atas keselamatan yang diperoleh dari Kristus, serta pemuliaan dan ucapan syukur kepada Allah atas rahmat keselamatan tersebut. Ibadat Harian adalah penyucian waktu manusia karena melalui Ibadat Harian ruang dan waktu yang profan dipersatukan dalam Kristus sehingga kekudusan Allah masuk dan melingkupi semuanya. Kita menantikan kepenuhan persatuan ini, sekaligus mulai merasakannya melalui penyucian hari-hari dalam Ibadat Harian.
-
26BK Berita Kita Februari 2015
APA KABAR STASIAP
A KA
BAR
STAS
I
Pertemuan pengurus lingkungan pada Minggu, 30 November 2014 memutuskan perayaan Natal Lingkungan St. Antonius-Cimindi Raya diadakan pada hari Sabtu 03 Januari 2015 pukul 09.00 WIB di Café Bebek Garang di Jl. L.L.R.E. Martadinata No.115. Begitulah akhirnya, pada hari dan tanggal yang telah ditentukan, kami berangkat beriringan menuju lokasi. Dua tamu istimewa kami, Pastor Yoyo Yoakim, OSC dan Pastor Didi Tarmedi, OSC bergabung juga bersama kami. Acara dimulai dengan ibadat Natal singkat dengan renungan Natal yang dibawakan oleh Pastor Yoyo. Lingkungan St. Antonius Cimindi Raya mulai dikenal secara lebih mendalam oleh Pastor Yoyo sebagai lingkungan yang memiliki banyak variasi kegiatan pada saat melakukan safari kuisioner lingkungan. Namun menjadi tugas pengurus untuk bisa menghadirkan umat yang jarang berkumpul agar dapat bergabung pada kegiatan lingkungan seperti ini. Renungan ketiga yang beliau sampaikan adalah apa makna Natal bagi umat yang hadir setelah tiap tahun perayaan serupa diadakan. Pada penutup renungan, Pastor Yoyo mengucapkan terimakasih kepada umat atas partisipasi sebagai donatur rutin kelompok Krosier. Acara permainan dan makan bersama dengan menu pilihan masing-masing menjadi acara yang meriah. Lomba menghias eskrim merupakan acara
penutup yang memancing kreativitas peserta dengan tema eskrim beruang, snow man dan pohon natal. Sebelum berpisah, disampaikan pembagian hadiah bagi pemenang lomba, pemberian kolekte yang kami donasikan kepada kelompok Krosier melalui Pst. Yoyo serta foto bersama. Makna natal bagi kita…. adalah pesan Natal indah yang kami bawa pulang.
MAKNA NATAL BAGI KITAOleh : Natalia – Lingk. St. Antonius - Cimindi Raya
Dibutuhkan Karyawati untuk bekerja di TOKO KAINSebagai Administrasi/Follow Up,
umur: 23 – 27 tahunPendidikan: SLTA/ sederajat, domisili diharapkan di area
Bandung BaratBagi yang berminat hubungi :
0815- 6055-022Paling lambat
tanggal 28 Februari 2015
LOWONGAN KERJA
-
BK Berita Kita Februari 201527
APA KABAR STASI
Gambar searah jarum jam
Gbr 1. Foto BersamaGbr 2. Kolekte untuk
kelompok Krosier Gbr 3. HBD, Pst. Didi
Gbr 4. Kreasi menghias es krim
-
“Berita Kita” DIGITALhttp://bkpandu.wordpress.com
Hadir lebih
cepat,
dengan tam
pilan
FULL COL
OUR!
Dapat di view/download di PC/Mac, atau di SmartPhone/Tablet
-
BK Berita Kita Februari 201529
Hai ROMOHa
i ROM
O
Alexander, Gereja mengajarkan kita boleh menerima komuni dua kali dalam hari yang sama dalam perayaan Ekaristi. Dalam Kitab Hukum Kanonik Kanon 917 ditegaskan: “Yang telah menyambut Ekaristi mahakudus, dapat menerimanya lagi hari itu hanya dalam perayaan Ekaristi yang ia ikuti, dengan tetap berlaku ketentuan Kanon 921 § 2”, yang bunyinya “Meskipun pada hari yang sama telah menerima komuni suci, sangat dianjurkan agar mereka yang berada dalam bahaya maut menerima komuni lagi.” Maksudnya, kita boleh menerima komuni lagi kalau kita ikut misa secara penuh, dari awal sampai akhir. Jadi, kita tidak terlambat datang dalam misanya. Kecuali bagi orang yang berada dalam bahaya maut (misalnya hampir meninggal), kepadanya boleh diberikan komuni di luar misa. Contohnya, pagi hari orang itu ikut misa dan terima komuni, sore harinya kena serangan jantung dan keadaanya kritis. Kepada orang itu, boleh diberikan komuni. Namun harus diingat, bahwa persiapan batin dan kebersihan jiwa tetap harus diperhatikan saat kita menerima komuni. Gereja mengajarkan dalam Kanon 916: “Yang sadar berdosa berat, tanpa sambut sakramen pengakuan sebelumnya, jangan merayakan Misa atau menyambut Tubuh Tuhan, kecuali jika ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mencantum niat untuk mengaku secepat mungkin.” Dengan demikian siapapun yang berdosa berat tidak boleh menerima komuni. Dia harus menerima sakramen tobat terlebih dahulu, kecuali kalau orang tersebut sulit mencari pastor untuk pengakuan dosa. Selain itu, Gereja mengajarkan pula: “Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan.” (Kanon. 919). Namun demikian, bagi mereka yang sakit di rumah atau rumah sakit, bagi para lanjut usia yang harus tinggal di rumah ataupun di panti, dan bagi mereka yang merawat orang-orang tersebut dan tidak mungkin memperhatikan waktu puasa bagi dirinya sendiri, tenggang waktu berpuasa sebelum menyambut Komuni Kudus dikurangi hingga “kurang lebih seperempat jam” (Immensae Caritatis, 1973). Dengan demikian kita harus mempersiapkan batin kita sehingga kita pantas untuk menerima komuni. Jadi Alexander, kita boleh menerima komuni lebih dari satu kali dalam sehari, asalkan ujudnya berbeda. Misalnya pagi hari kamu ikut misa harian, lalu sorenya ada misa requiem. Namun, misa requiemnya harus diikuti penuh dari awal sampai akhir. Jangan sampai terjadi, kamu datangnya pas bacaan Injil atau homili Pastor, kamu nyelonong ikut komuni lagi.
Pastor, pagi hari saya ikut Misa dan menyambut Komuni. Sore harinya saya ikut misa peringatan kematian dan saya terima komuni lagi. Setelah misa selesai, ada umat yang menegur saya karena saya menyambut komuni lagi. Kebetulan yang menegur saya itu ikut misa pagi dan dia tidak menyambut komuni lagi. Dia berkata kita hanya boleh menyambut komuni satu kali dalam sehari. Yang ingin saya tanyakan, bolehkah kita menerima komuni lebih dari satu kali dalam sehari? Kalau saya tidak salah ingat ada Pastor yang berkata bahwa kita boleh menyambut komuni lebih dari satu kali asalkan ujud misanya berbeda. Mana yang benar? Alexander.
-
30BK Berita Kita Februari 2015
CINTA KITAB SUCICI
NTA
KITA
B SU
CI
Oleh: Nanny Tjahjadi
Tatkala anak-anak masih kecil, sekitar usia 2-4 tahun, mulai senang dan mencintai seekor kucing tetangga. Mereka terus merengek kepada kami, orangtuanya agar dapat memiliki seekor kucing tetangga itu. Sayangnya kucing itu berjenis jantan, sehingga tidak mempunyai anak. Baruntung bagi anak-anak kami, bibi Sherry mempunyai beberapa ekor kucing. Diberikannya seekor anak kucingnya kepada kami. Anak kucing itu berwarna kuning berloreng-loreng putih. Betapa gembiranya anak-anak kami mempunyai seekor anak kucing kecil mungil, sungguh menarik. Agaknya kucing itu baru disapih (dipisahkan) dari induknya. Anak kucing itu dibelai sayang, dipangku dan diiberi makan secukupnya. Kucing itu diberi nama Poppy. Hari demi hari, bulan demi bulan, si Poppy semakin tumbuh besar dan mulai puber (ABG). Dia mulai tidak betah lagi tinggal di rumah. Dari pagi hingga malam dia pergi, sekitar pukul 20.00 WIB baru pulang ke rumah. Setiap kali kami mendengar suara mengeong berarti dia pulang. Begitu kami membukakan pintu rumah, dia langsung meloncat ke pangkuan salah satu dari kami, minta dibelai sayang dan kemudian tidur nyenyak. Suatu hari, anak-anak mulai heran dan bertanya : “Mami, kenapa si poppy itu perutnya semakin membengkak?” sulit bagi penulis untuk menerangkan bahwa dia telah mengandung. Kami hanya menjawab doakan saja agar Poppy selamat.
Kemudian Poppy melahirkan empat ekor anaknya, hitam dan putih pasti seperti pejantannya. Siapa pejantannya itu, tidak tahu dan memang kami tidak bermaksud untuk mengetahui. Setiap hari, sambil berbaring dia senantiasa mencium anak-anaknya. Pada waktu tertentu, dia pasti menyusuinya agar menjadi besar dan puber serta pergi lagi. Setelah disusuinya, diciuminya ibunya seolah-olah berkata: “Terima kasih ibu”. Anak-anak kucing juga kami bagikan bagi mereka yang betul-betul mau memeliharanya. Pada suatu hari Poppy pergi dan tidak kembali. Kami menantikan kepulangannya, namun betul-betul dia tidak pulang. Kami sangat sedih. Ternyata ada kabar dari seseorang yang melihat Poppy tergilas mobil di tepi jalan, Kami datang untuk mengambilnya dan menguburkannya di kebun kami. Anak-anak kami menangis karena kehilangan Poppy kesayangannya. Suatu pertanyaan besar: Siapa mulai memberi cinta pertama, siapa mulai mencinta? Biarlah mereka saling berdialog sendiri. Yang lebih penting kalau kita sebagai umat Allah bersedia untuk berefleksi dan bertanya: “Siapa sebenarnya mulai mencintai?” Dari Allah Bapa di Surga sebagai sumber kasih, damai sejahtera dan Kristus Yesus sebagai Tuhan yang menyertai kita (Flp 1:2) atau manusia dulu yang mulai cinta kepada Allah di Surga, Bapa dan Yesus Kristus seabgai Tuhan? Jawabannya adalah Allah dan Tuhan Yesus yang berperan besar memulai
DI ANTARA KUCING DAN MANUSIA
-
BK Berita Kita Februari 201531
CINTA KITAB SUCI
cinta kepada umat-Nya. Dalam Kitab Kejadian diceritakan, bagaimana Allah sebelum manusia Adam dan Hawa, Ia telah mempersiapkan dengan menciptakan langit dan bumi, dilengkapi dengan berbagai mcam tumbuh-tumbuhan, flora dan fauna, Allah baru menciptakan manusia, bukan bentuk manusia biasa, namun manusia yang diciptakan-Nya menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1:26-27). Namun, apa cinta dan kasih allah itu kepada umat manusia di sini diwakili oleh Adam dan Hawa? Manusia telah berbuat dosa, mengingkari segala janji-janji-Nya. Allah murka dan mengusir mereka dari Taman Eden dengan segala sanksi dan kutukan-Nya (Kej 2:1-19). Dalam Perjanjian Lama sebagai perjanjian antara Allah dan umat manusia yang diwakili oleh umat Yahudi selalu ingkar janji. Orang Yahudi selalu berbuat dosa, mereka menderita di tanah Babylonia sebgai kaum pengungsi, hidup sengsara dan menderita karena dosa (Bdk Mzm 107:137). Banyak nabi di antara Yesaya dan Yehezkiel yang memberi tanda dan peringatan, namun semuanya dianggap angin lalu oleh kaum Yahudi. Perjanjian Lama adalah suatu perjanjian yang tidak kekal, Allah bersifat keras dan pemarah. Namun, kasih Allah tidak berhenti, Ia memperbaharui perjanjian dengan anak-nya. Ia membuat Perjan jian Baru yang kekal dan abadi. Allah di sini adalah penuh kasih, penuh pengampunan, penuh toleransi dengan umat-Nya, yang diwakili oleh Putera Tunggal-Nya yaitu Yesus Kristus. Yesus berarti Yesoa dan Jehosua yang berarti Allah menyelamatkan manusia dan pribadi Allah menjadi manusia. Dalam Injil Yohanes 3:16 disebutkan:
karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Janji Allah ini diwujudkan melalui keluarga Yosef dan Maria. Dalam Injil Lukas 1:35 disebutkan: “Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah”. Tuhan Yesus sesaat sebelum mati di kayu salib dalam kemuliaan-Nya, karena kasih-Nya kepada umat-Nya. Dalam Injil Yohanes 19:26-27 “Ibu, inilah Anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Bahkan sebelum Ia naik ke Surga dan meninggalkan kita semua, Ia bersabda bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita sebagai anak yatim piatu, ia akan mengutus seorang sebagai pengganti-Nya dalam wujud Roh Penghibur, Roh Penolong yaitu Roh Kebenaran dan Roh Penghiburan yaitu Roh Kudus (Bdk Yoh 14:15-26). Semua itu adalah suatu tanda bahwa Allah yang memulai kasih dari permulaan hingga akhir zaman, Alfa dan Omega. Pertanyaan sekarang, apakah kita dapat juga memulai kasih kepada sesamanya. Maukah kita memulai dulu memberi kasih daripada menerima kasih? Bersediakah kita untuk mengampuni daripada menerima pengampunan dari orang lain? Semoga kita dapat mencontoh pribadi Yesus untuk saling mengasihi (Bdk Yoh 15:9-12). Amin.
-
32BK Berita Kita Februari 2015
UMAT BERBICARAUM
AT B
ERBI
CARA
Oleh: Anita Karjo
Seorang bayi yang baru lahir, akan menangis saat dia keluar dari buaian kandungan sang ibunda. Bayi itu akan diam setelah diberi pakaian yang hangat, disusui dan dibuai dalam pelukan itulah momen awal saat seorang mulai belajar tentang kasih. Seiring dengan proses pengalaman hidupnya, sang bayi akan semakin belajar caranya mengasihi dan dikasihi. Selain pengalaman hal yang jasmaniah, seorang manusia juga membutuhkan pengalaman spiritual. Pengalaman spiritual adalah dimana manusia membutuhkan kehadiran Yang Empunya Kehidupan di dalam hatinya yang dalam konteks agama dsebut pengalaman iman, perjumpaan dengan Allah, perjumpaan dengan Yang Ilahi yang akan membentuk karakter seseorang. Pengalaman dicintai Allah yang luar biasa, akan membuat seseorang mudah mencintai, baik dirinya sendiri maupun orang lain atau sesamanya. Cinta itu hidup. Cinta itu selalu bertumbuh, sesuai dengan fasenya. Jika cinta berhenti bertumbuh maka dia akan mati. Cinta itu berproses, makin lama makin dalam dan bermetamorfosis. Cinta itu harus dipupuk agar bertumbuh makin kokoh. Cinta yang diajarkan Tuhan Allah kepada kita adalah cinta yang gratuit, yaitu cinta yang selalu memberi tanpa ingin dibalas kembali. Cinta yang sehabisnya, sehingga rela mati berkorban buat yang dicintai. (Bandingkan dengan Yoh 15:13-14)“Yesus memberikan nyawa-Nya bagi para sahabat-Nya”. Siapakah para sahabat-Nya?
Adalah siapa saja yang memegang perintah Yesus dan melakukannya. Orang-orang yang mengasihi Yesus sebagai Tuhan dan Yesus sebagai penyelamat dari dosa. Saat orang di luar sana merayakan hari kasih sayang, hari Valentine, apakah kita sudah mengenal Dia sang sumber Cinta sejati dan hidup dalam Kasih-sayang yang sesungguhnya? Jika kita belum mengenal-Nya dengan sungguh, ini saat yang tepat buat mengenal-Nya. Orang kudus adalah orang yang menanggapi panggilan Allah dengan antusias dan menjawab panggilan tersebut dengan berbuat kebenaran cinta. Setelah kita mengenal-Nya dengan benar maka kita akan mulai mencintai dengan cara yang baru. Mengubah paradigma berfikir dan juga membentuk karakter baru sesuai dengan panggilan Kristus. Santa Theresia Avila mengatakan dalam otobiografinya, “Doa adalah latihan Cinta. Jika kita ingin belajar tentang cinta, banyak-lah berdoa. Baik doa pribadi maupun doa komunitas. Juga setia dalam Ekaristi”. Semoga hal ini dapat menjadi resolusi kita di 2015.
Berikut adalah pendapat umat tentang “Mulai mencinta “.
(Bapak Sebastian - Lingkungan Maranatha)Saat kita bertemu dengan Tuhan dalam iman , maka kita akan mulai belajar mencintai dengan sesungguhnya.
MULAI MENCINTA
-
BK Berita Kita Februari 201533
UMAT BERBICARA
(Ibu Gayatri - Lingkungan Mulyasari)Belajar mencintai dari awal.(Ibu Lucia - Lingkungan Sepapas)Ketika menghadapi suatu keadaan yang kurang mengenakan hati kita merasa ditegur oleh Tuhan, lalu mulai belajar bahwa Tuhan mencintai kita dengan cara seperti itu agar menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Memulai sesuatu yang berbeda dari pengalaman dicintai menjadi mencintai.
Redaksi menerima sumbangan naskah tulisan dari umat.
Format MS Word 1 spasi 12pt maks 2700 karakter. Foto-foto dikirim dalam format JPg @min 500KB.
Berkas dikirim ke [email protected]
Batas pengumpulan naskah adalah tanggal 5 setiap bulan. Naskah yang telah diseleksi akan di muat di BK edisi bulan berikutnya.
-
34BK Berita Kita Februari 2015
UMAT MENULISUM
AT M
ENUL
IS
Mungkin bagi sebagian awam, seorang yang bernama Jorge Mario Bergoglio, masih terasa asing. Seorang penduduk asli dari kota Buenos Aires, Argentina –
Amerika Latin. Ia menjadi seorang pastor pada tahun 1969, kemudian kariernya terus meningkat dari tahun 1973-1993 melayani sebagai Kepala Ordo Yesuit di Argentina. Pada 1988 ia menjadi Uskup Buenos Aires dan tahun 2011 diangkat sebagai Kardinal. Pada 13 Maret 2013 beliau menduduki Tahta Petrus yaitu seorang Paus dengan nama Paus Fransiskus sebagai
penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Asisi. Paus Fransiskus sebagai sosok hamba Tuhan yang sederhana, namun dalam karya utusan-Nya ia adalah seorang yang cerdas dan membuat banyak
kejutan. Terakhir ia mengejutkan dunia yaitu ketika berkunjung ke Turki, pada tanggal 30 November 02014 menyerukan suatu rekonsiliasi antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Ia sempat juga berkunjung ke sebuah mesjid yang terkenal di Turki yang bernama Mesjid Biru. Ia sempat berdoa selama 2 menit, berdiri menghadap ke Mekah. Ia sempat membuat pernyataan bahwa umat Islam
SIAPAKAH DIA ITUOleh: Thomas A. Halim Tjahjadi
-
BK Berita Kita Februari 201535
UMAT MENULIS
itu bukan teror. Malah sebelumnya ia bekerja dengan diam-diam selama 16 bulan, menjadi mediator antara pemerintah Amerika Serikat dan Kuba, dalam usaha pemulihan kembali hubungan diplomatik yang putus sejak masa perang dingin hingga sekarang. Usahanya nampaknya berhasil, tinggal menunggu saat yang tidak lama lagi. Pada saat masih menjadi Uskup Argentina, Paus Fransiskus sering mengadakan sharing dengan seorang Rabbi Yahudi yang bernama Abraham Skorka. Dalam bentuk suatu dialog, tukar pandang di bidang keagamaan, tanggapannya dan menghadapi tantangan dunia pada abad ke-21 ini. Di dalam salah satu dialog dari berbagai dialog yang menyangkut kematian, Paus Fransikus memberi tanggapan sesuai dengan pemikirannya yang dimuat dalam sebuah buku berjudul “On Heaven and Earth”. Di antaranya menyebutkan: Allah itu senantiasa memberi kita suatu kehidupan. Allah member isuatu kehidupan itu kepada kita sekarang dan Ia akan memberi kita pada suatu kehidupan berikutnya. Ia memang Allah kehidupan, bukan Allah kematian. Di dalam bacaan teologis tentang kejahatan, ada suatu kisah tentang dosa. Kejahatan itu memasuki dunia melalui perbuatan yang cerdik dan licik dari setan. Seperti biasa kita mengatakan bahwa setan itu merasa iri hati oleh karena Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna (the most perfect being). Inilah sebab masalahnya bahwa setan itu memasuki dunia ini. Berdasarkan iman Katolik, kematian itu adalah suatu akibat adanya kebebasan yang dimiliki oleh manusia. Kita semua oleh karena dosa-dosa kita, tidak taat akan rencana Allah. Dosa masuk dan dengan dosa itu, kematian.Di dalam buku tersebut, Paus Fransiskus membahas pula tentang Allah sbb:
Allah menjadikan diri-Nya merasakan tinggal di dalam setiap manusia;Allah menghargai setiap budaya dari setiap bangsa;Allah terbuka bagi setiap orang. Ia memanggil setiap insan manusia;Allah menggerakkan setiap orang untuk mencari dan menemukanNya melalui berbagai kreativitasnya;Allah itu senantiasa memberi kehidupan.
Dengan tulisan ini penulis bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, melainkan utnuk memahami apa arti kematian itu. Menurut pandangan Bapak Paus Fransiskus, yang menjadikan kita tidak merasa takut, karena kematian itu untuk menuju kepada suatu kehidupan yang berlanjut (next life). Dalam kehidupan yang berikutnya itu, orang memperoleh segala yang serba baru. Dunia yang lama dengan segala tetek bengeknya (negative) telah berlalu. Allah akan tinggal bersama-sama kita, suasana damai abadi, tidak ada tangisan, rasa kesedihan dan lain-lain. Yang ada hanya kegembiraan yang kekal dan abadi (eternal life). Ini adalah suatu janji Allah kepada umat-Nya, yang senantiasa, konsekuen dan konsisten, Dialah Alfa dan Omega (Bdk. Why 21:18).
-
36BK Berita Kita Februari 2015
ROHANIWAN BERCERITARO
HANI
WAN
BER
CERI
TA
Untuk mereka yang baru mengunjungi Kalimantan (dan mungkin daerah-daerah di mana banyak suku melayu), makan di rumah makan dan bertemu barang seperti teko di setiap meja makan, jangan ge-er dulu dan langsung menganggap ini alat untuk me-refill minuman anda. Kalau Anda sempat berpikir demikian, he-he-he.... siap-siap untuk ditertawakan. Teko alumunium yang mirip lampu ajaib Aladin ini, yang sekarang sudah mulai banyak diganti dengan bahan plastik, berisi air bersih untuk kobokan. Cara menggunakannya, anda tinggal mencuci tangan anda di atas wadah berlubang alas teko tersebut. Rumah Betang, Rumah Panjai, Rumah Lamin adalah nama untuk rumah adat dari masyarakat Dayak di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur. Rumah Lamin adalah identitas masyarakat Dayak di Kalimantan. Rumah
Lamin mempunyai panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah Lamin juga dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dari sambung menyambung. Rumah ini dapat ditinggal oleh belasan, kadang
sampai puluhan keluarga. Dari serambi rumah tersebut kita bisa melihat langsung keluar siapa yang lewat di depan rumah. Dengan keramahannya, tuan rumah kadang menawari
kita untuk berkunjung ke rumah mereka. “Naik lah ke
LAMIN kami”. Jangan ge-er atau salah tingkah dulu kalau anda mendengar tawaran itu he-he-he, itu berarti tuan
rumah menawarkan kita untuk masuk ke rumah mereka.
Penulis berkarya di Sintang – Kalimantan Barat
LAIN LADANG LAIN BELALANG.......
Oleh : Pastor M. Widyatmoko, SMM
-
BK Berita Kita Februari 201537
ROHANIWAN BERCERITA
Rumah Lamin - tampak dalam
Rumah Lamin - tampak luar
-
38BK Berita Kita Februari 2015
PESAN EKARISTI
PESAN EKARISTI BULAN FEBRUARI 2015 - TAHUN LITURGI B/I
Oleh: Diakon F. de. P. Mammouth KAMDP, OSC
PESA
N EK
ARIS
TI
HARI MINGGU BIASA IV (01 Februari 2015)Ul. 18:15-20; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21-28 Yesus mengawali pengajarannya dari Sinagoga. Di situ Ia mulai membuat banyak orang kagum akan diri-Nya, karena Ia menggunakan otoritasnya sebagai Sang Sabda. Sampai roh jahat pun tahu otoritas dan kekudusan Yesus. Kuasa Yesus ini mampu mengusir roh jahat yang menguasai seseorang. Gaya khotbah Yesus tidak seperti para ahli Taurat yang hanya mengutip aturan-aturan dan larangan-larangan, baik dan tidak baik, bagi orang Yahudi. Ajaran Yesus mengajak orang mau bertindak supaya mempunyai dampak pada kebahagiaan hidup dan makin mencintai Allah serta sesama. Kita semua telah mendengar banyak pembicaraan mengenai penginjilan, maksudnya adalah menunjukkan bahwa kenenaran Allah dalam menyertai hidup manusia itu harus diwujudkan, bukan hanya dikabarkan saja! Paus Fransiskus pun memberikan pedoman dalam penginjilan gereja dalam dokumen Evangeli Gaudium, Sukacita Injili. Intinya, seperti yang diajarkan Yesus, ialah mewartakan kebenaran Allah yang mencintai semua manusia supaya mampu menciptakan kebahagiaan hidup.
HARI MINGGU BIASA V (08 Februari 2015)Ayb. 7:1-4,6-7; 1Kor. 9:16-19,22-23; Mrk. 1:29-39 Kesan pertama membaca Injil Markus hari ini adalah Yesus tidak sendirian lagi dalam pewartaanNya. Ia bersama komunitas kecil para murid-Nya siap dan sigap membantu orang lain yang sedang sengsara kapan saja. Suatu rangkaian kisah yang indah dimulai dengan doa keprihatinan para murid yang meminta Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus. Inilah gambaran kisah kehidupan orang-orang di sekitar kita. Penderitaan memang ada di mana saja, hanya kadang tidak terlihat karena mereka yang menderita itu sering tidak dibutuhkan. Lain soal kalau mereka itu orang penting yang dibutuhkan. Kepekaan para murid yang melihat orang yang sengsara nampak dalam ketulusan mereka mendoakan dan meminta Tuhan untuk campur tangan. Kita tahu bahwa orang yang merasa disembuhkan, dilepaskan dari sengsara, adalah orang yang merasa diberkati dan dampaknya ia menjadi pelayan yang baik. Maka, marilah membuka mata hati kita untuk berkarya bersama Tuhan, supaya banyak orang tergerak dengan penuh syukur menjadi pelayan Tuhan dalam membantu sesama menemukan kegembiraan hidup.
-
BK Berita Kita Februari 201539
PESAN EKARISTI
HARI MINGGU BIASA VI (15 Februari 2015)Im. 13:1-2,44-46; 1Kor. 10:31 - 11:1; Mrk. 1:40-45 Injil Markus masih dilanjutkan dengan kisah orang sengsara, yakni orang kusta yang disembuhkan Yesus karena ia memang meminta kepada-Nya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia melenyapkan penyakit kusta itu. Dengan penuh keberanian dan iman, orang kusta itu menyampaikan isi hatinya dan menyatakan dirinya sendiri kepada Yesus. Ia percaya Yesus tidak memandang perbedaan ras apalagi meremehkan kemanusiawian seseorang.Kegembiraan akan pengakuan manusiawi adalah tindakan utama Yesus, bukan hanya perkara manusia ini disembuhkan-Nya. Kegembiraan seperti itu membuat manusia mampu bersaksi dan menjadi pewarta kabar gembira, kabar dari misi cinta kasih Allah kepada semua orang. Kabar Allah yang menjelma menjadi manusia adalah kabar gembira yang mesti disampaikan kepada semua orang. Kita semua diminta untuk berdoa, memuji dan menyadari bahwa Allah peduli pada manusia yang menderita. Pengalaman akan kebaikan dan jamahan kasih Allah menjadikan manusia siap untuk berkarya bersama Allah. Apakah arti pengalaman kebaikan Allah bagi kita? Kita mau menjadi pewarta sebagai tanda terima kasih atau hanya menunggu kebaikan Allah lagi saat dibutuhkan saja?
HARI MINGGU PRAPASKAH I (22 Februari 2015)Kej. 9:8-15; 1Ptr. 3:18-22; Mrk. 1:12-15. Kita diajak bertemu dengan Yesus yang memulai karya pewartaan kabar gembira dari Allah. Yesus menyatakan bahwa Ia mewartakan tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat. Kabar yang berisi Sabda untuk dipercayai sebagai penuntun hidup, karena pewartaan dan karya Yesus ini menunjukkan kepada manusia bahwa Kerajaan Cinta Allah mengunjungi kita. Yesus memanggil para murid, termasuk kita semua, untuk hidup, bekerja, dan mempercayakan diri kepada Allah. Pengalaman akan cinta Allah dapat kita temukan dalam pengalaman kita sendiri. Hanya, soalnya ialah apakah masih ada ruang dan waktu untuk mendengarkan, memutuskan untuk sungguh-sungguh mengubah hidup, dan mengikuti Kristus. Dengan berpuasa dan bermatiraga kita diajak Gereja untuk pergi ke padang gurun, menjalani retret kehidupan supaya mampu menemukan, mendengarkan dan melakukan Sabda Ilahi dalam hidup sehari-hari.
-
40BK Berita Kita Februari 2015
YANg MUDA YANg BICARA
Oleh: V. Waty S.Halim
YANg
MUD
A YA
Ng B
ICAR
A
“Kek, aku datang........”Tubuh tua itu bergerak lalu mata tua itu membuka dengan tatapan kososng.“Ini kesukaan Kakek.... Pisang... Dimakan ya...”Tubuh tua itu beringsut lalu mencoba bangkit.... mencoba meraih pisang tapi tangannya terlalu lemah... Mulutnya membuka dan pisang yang disodorkan mulat digigit dikunyah... menyusul suapan berikutnya ... sampai habis...Bertahun-tahun, setiap hari seorang Nenek mengunjungi seorang Kakek. Pisang –sebagai oleh-oleh- selalu disantap. Tetapi Sang Kakek tidak pernah mengenali Nenek tua yang menyuapinya.. sampai helaan dan hembusan nafas terakhirnya.Sang Nenek kemudian menjalani hari-harinya bersama anak, cucu dan cicit-cicitnya....Nenek itu memulai hari-hari panjangnya sejak dilamar seorang pemuda yang belum pernah dikenalnya ketika ia baru ABG 15 tahun. Calon mertuanya datang berkunjung dan ia diminta menyuguhkan teh. Rupanya calon suaminya mengintip dari balik tirai, dan setuju untuk menikahinya...“Bulan depan kau menikah.” Vonis itu meluncur dari mulut Paman dan Bibi tempatnya bergantung sejak ia menjadi yatim piatu di usia 8 tahun. Ia tak mengenal orang lain lagi... Hanya Paman, Bibi, dan sepupunya. Ia hanya bergerak dari halaman depan sampai halaman belakang rumah Paman dan Bibi. Hari-hari sarat
tugas sejak pagi buta. Mulai dari memasak untuk seluruh keluarga ketika seisi rumah masih tidur, lalu membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika, semua menjadi tanggung jawabnya.Tak pernah mengenali calon suami sebelumnya, tetapi kemudian mereka dikaruniai 10 anak, 23 cucu, 24 cicit. Dan ia mencintai suami –Sang Kakek yang tak pernah mengenalinya lagi di hari-hari akhir hidupnya- dan juga anak-anaknya. Ia tetap bertahan dan memelihara cintanya sampai helaan dan hembusan nafasnya yang terakhir... So sweet!Aku mengenali Sang Nenek... sebagai Nenek dari Mamaku. Aku ingin belajar mencintai seperti Nenek Buyutku... Remaja terkasih, dari kisah nyata ini kita bisa belajar untuk berani mencintai orang lain. Kalau kita posisikan diri kita sendiri yang mengalaminya... OMG! Help....Dalam hidup sehari-hari kita sering tidak menyadari mungkin kita memliki pengalaman mencintai dan juga dicintai. Kita diciptakan oleh Tuhan dan tumbuh dalam rahim ibu kita, karena cinta. Ibu kita berjuang ketika melahirkan kita ke dunia ini lalu merawat kita hingga kita tumbuh dan menjadi diri kita hari ini juga karena cinta.Yesus sendiri mau turun ke dunia ini, lahir dan kemudian mengalami kehidupan sebagai manusia, karena cintaNya kepada manusia yang berdosa. Ia rela mengalami sengsara, lalu menyerahkan nyawaNya
“COLOURING THIS WORLD WITH RAINBOW OF LOVE”
-
BK Berita Kita Februari 201541
YANg MUDA YANg BICARA
untuk menebus dosa manusia yang ingin Ia selamatkan karena cintaNya. Ia memberi teladan untuk mencintai lewat cara hidupnya. Sebagai remaja pengikut Kristus kita diajak untuk merenungkan dan mempraktekkan cara hidup seperti yang Ia ajarkan, yaitu mencintai Tuhan dan sesama (bdk Luk 10:27) Kita tidak dapat mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama. Praktek mengasihi sesama dapat dimulai dengan cara-cara yang paling sederhana. Kita tujukan kepada orang-orang di sekitar kita. Kasih yang kita bagikan kepada sesama tidak harus berbentuk materi, tetapi juga dapat berbentuk perhatian, doa, dukungan semangat, dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membagikan kasih kepada sesama. Bentuk kasih yang paling mudah kita bagikan adalah senyum, salam dan sapa (3S). Kita tidak perlu persiapan atau pelatihan khusus. Hanya memerlukan sebuah hati yang penuh kasih
yang siap untuk membagikannya kepada sesama yang dijumpai. 3 S ini mungkin hal kecil tapi bisa jadi obat mujarab buat sesama kita yang sedang down atau merasa kehidupan ini tanpa warna kasih... Mereka mungkin akan merasa terhibur dan dikuatkan....“inilah yang kubutuhkan ketika aku galau...” Yesus sendiri jelas mengajarkan golden rule ini kepada kita untuk melakukannya “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (bdk Mat 7:12) Sobatku remaja yang dikasihi Tuhan, yuk, kita bagikan terus kasih yang sudah kita terima, bahkan kepada orang yang menyakiti bahkan membenci kita. Dunia akan menjadi tempat yang lebih indah bagi lebih banyak orang karena semakin banyak orang merasakan dirinya dikasihi dan tergerak untuk meneruskan kasih itu kepada sesama. Yuk, penuhi dunia ini dengan warna-warni cinta...
“... segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini. Kamu
telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40b)
REGINA’S HOMEDisewakan - (Harian / mingguan)
Guest house, fully furnished, 3+1 KT ; 2+1 KMLokasi strategis, dalam komplek, dekat
tol pasteur dan bandara husein
Info. : 085-22222-8300Pin bb : 263A3F6B
DISEWAKAN
-
42BK Berita Kita Februari 2015
YANg MUDA YANg BICARA
Ada dua orang bersaudara tinggal bersama di sebuah rumah. Yang seorang berkeluarga, dan yang lain hidup sendiri. Kedua saudara itu mengerjakan tanah yang sama dan membagi hasilnya sama rata. Suatu malam yang seorang terjaga di tengah malam dan berpikir “Aku ini hidup sendiri, sedangkan saudaraku punya istri dan anak untuk ditanggungnya. Maka tidak adil bila hasil panen kami bagi sama rata. Saudaraku itu mesti mendapat bagian lebih besar!” Maka ia menyelinap ke lumbungnya untuk memindahkan sebagian hasil panen bagiannya ke lumbung saudaranya. Pada saat yang bersamaan saudaranya juga terjaga dan berpikir, “Aku ini punya keluarga, sedangkan saudaraku itu hidup sendiri. Di masa tua nanti aku ada yang merawat, bagaimana dengan saudaraku? Maka tidak adil bila hasil panen kami bagi sama rata. Saudaraku
itu mesti mendapat bagian lebih besar!” Maka ia juga menyelinap ke lumbungnya sendiri untuk memindahkan sebagian hasil panen bagiannya ke lumbung saudaranya. Karena malam itu gelap dan mereka berlari dengan arah yang berlawanan, mereka pun bertabrakan, masing-masing memanggul
hasil panen. Bertahun-tahun kemudian, setelah mereka mati, kisah ini mengemuka kembali. Maka ketika warga memilih tempat untuk membangun kapel, mereka tidak bisa memikirkan tempat lain, yang lebih suci daripada tempat kedua bersaudara tadi bertabrakan.Perbedaan penting dalam agama itu bukan antara yang beribadah dan mereka yang tidak beribadah, tetapi antara mereka yang mencinta dan yang tidak. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi
kamu” (Yoh 15:12)Dikutip dengan perubahan dari Doa Sang Katak 1, A. D. Mello
SEBUAH KISAH TENTANG CINTA
oleh: Dennis Kwaria
-
BK Berita Kita Februari 201543
YANg MUDA YANg BICARA
Minggu pagi, 3 Januari 2015 yang lalu menjadi hari spesial karena Bina Iman Remaja (BIR) Paroki Pandu merayakan Natal bersama. Acara tersebut diisi dengan acara tukar kado dengan games. Di dalam kado yg dipertukarakan tersebut ditulis request-request yang boleh ditulisi bebas (misalnya request untuk nyanyi, baca atau menghafalkan ayat-ayat Kitab Suci, dll). Pada acara ini juga sekaligus dirayakan ulang tahun anggota (Bintang) dan pendamping BIR (Pak Paulus) yang kebetulan berulang tahun di bulan Desember. Acara tiup lilin dan potong kue dilakukan oleh mereka berdua. Di penghujung acara ada doorprize yang dimenangkan oleh Ronald (anggota BIR). Temans, rame banget lhoo di BIR ~ ikutan yuk! segera ya! Mari kita bertumbuh bersama! Pertemuan kami tiap Minggu jam 8 pagi di SD Pandu. Di BIR banyak teman kok. Percayalah. Eh, percaya sama Tuhan. Bukan sama saya. He-he-he
oleh: Bintang Dwi Pamungkas – BIR Pandu
ACARA NATAL BIR
Acara tukar kado dengan request
Penyerahan doorprize oleh Sanjaya penanggung jawab acara Natal bersama
-
44BK Berita Kita Februari 2015
YANg MUDA YANg BICARA
Tiup lilin
Potongan kue pertama buat best friend dong
Potongan kue pertama buat Jancen yang rumahnya
paling jauh Kiaracondong
-
BK Berita Kita Februari 201545
LEMBAR ANAK
BELAJAR&
BERmAiN
LEM
BAR
ANAK Belajar&bermain Asuhan Kak Lenny Mulyadix
“Bagaimana? Apa sudah ketemu anak-mu?”, tanya orang-orang itu pada Pak
Yusuf dan Ibu Maria, orang tua Yesus. Pak Yusuf menggelengkan kepalanya
dengan wajah sedih, sedangkan Bu Maria terlihat pucat dan cemas. “Kami
sudah mencari Yesus kemana-mana” kata bu Maria sambil terisak-
isak, “tapi hik hik…. belum ketemu juga, kami kira Yesus ada bersama-sama dengan
kalian…”. “Waktu perjalan berangkat tempo hari sih memang kami berjalan bersama
Yesus, bahkan kami bergurau dengan dia di sepanjang jalan…. tapi saat pulang ini, kami
juga sama sekali tidak melihat Dia.” Lalu ada yang berkata “Coba berjalan lagi ke
belakang dan bertanya pada orang-orang yang ada di barisan belakang…..”. “Baiklah”
Kata Pak Yusuf sambil mencoba menenangkan diri.
Mereka terus berjalan-berjalan dan berjalan sampai dua hari, ke arah Yerusalem.
Yerusalem adalah tempat dimana Yesus , Pak Yusuf dan Ibu Maria berdoa bersama
dan merayakan Paskah. Karena Pak Yusuf dan Ibu Maria sangat menyayangi Yesus,
mereka cemas, mereka kawatir, mereka kebingungan, saat Yesus tidak mereka
temukan. “Bagaimana kalau Yesus hilang Pak…?” Tanya Bu Maria dengan cemas. “Tidak
mungkin Yesus hilang Bu, kita pelan-pelan mencari Dia, pasti Dia akan kita temukan”
begitulah Pak Yusuf menghibur Bu Maria.
Akhirnya, mereka pun sampai di Bait Allah, tempat mereka berbakti pada Tuhan
di hari paskah yang lalu, dan ternyata Yesus ada di situ sedang bercakap-cakap
dengan orang-orang yang pandai di situ. “Pak…Pak…! Itu Yesus….Itu Yesus….!” Ibu
Maria berlari-lari kecil sambil menunjuk ke arah Yesus yang sedang duduk di tengah
kerumunan orang-orang pandai itu. Aduuuuuh, betapa leganya hati Pak Yusuf dan
Ibu Maria setelah menemukan Yesus.
Akhirnya Yesus pun pulang bersama Pak Yusuf dan Ibu Maria kembali ke Nasaret,
dengan taat. Nah adik-adik… Pak Yusuf dan Ibu Maria merasa cemas dan kawatir
akan Yesus, saat Yesus belum ditemukan, mereka menangis dan tidak mau pulang
sebelum menemukan Yesus.
Seperti itu juga papa dan mama kita, mereka sangat mengasihi kita, mereka selalu
berdoa bagi kita dan mereka selalu menjaga dan merawat kita dengan baik. Saat kita
sakit, mereka terkadang terlihat kawatir, karena mereka menyayangi kita. Saat kita
bermain yang membahayakan, terkadang mereka melarang, karena mereka sayang
pada kita. Saat kita membutuhkan sesuatu, mereka dengan sukacita membelikan
buat kita, bekerja keras buat kita.
-
46BK Berita Kita Februari 2015
LEMBAR ANAK
Pernahkah kalian bersyukur pada TUHAN dan berdoa seperti ini ”Terima kasih
Tuhan, karna Kau berikan papa dan mama yang menyayangi aku….!” dan pernahkah
kalian berdoa untuk papa dan mama?
Nah adik-adik, cerita di atas berdasarkan alkitab Lukas 2: 41-52
Sekarang di bawah ini ada beberapa ayat alkitab.. coba adik-adik jodohkan ayat-
ayat di bawah ini dengan isi nya
Hai anak-anak, taatilah
orang tuamu di dalam Tuhan
karena haruslah demikian.
Mengucap syukurlah
dalam segala hal.
Kita tahu sekarang bahwa
Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah
Saudara-saudaraku yang
kekasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu
berasal dari Allah, dan setiap
orang yang mengasihi, lahir
dari Allah dan mengenal Allah
Kita mengasihi, karena Allah
lebih dahulu mengasihi kita
Roma 8:28 1 Yohanes 4:19 Efesus 6:1 Tesalonika 5:18Ulangan 6:5
1 2 3 4 5
Setelah diisi, silahkan adik-adik gunting jawabannya, lalu berikan pada
guru BINA IMAN di sekolah PANDU/Stasi untuk ditukarkan dengan HADIAH.
-
BK Berita Kita Februari 201547
POJOK RINgANKomik CeuMar&KangPandu™ ©Billy StephanusPO
JOK
RINg
AN
KoMiK CeuMar&KangPandu
“KaSiHiLaH SeSaMaMu ManuSia SePerTi diriMu Sendiri”(MaTiuS 22:39)
1 Korintus 13
-
48BK Berita Kita Februari 2015
INFORMASIIN
FORM
ASI
UJUD DOA BULAN FEBRUARI 2015
UNIVERSAL:Orang-orang di penjara – Semoga orang-orang yang di penjara, terutama
yang berusia muda, dapat membangun kembali martabat hidupnya.
EVANgELISASI:Pasangan suami istri yang bercerai – Semoga pasangan suami istri yang bercerai memperoleh dukungan dan diterima dalam komunitas Kristiani.
gEREJA INDONESIA:Kepemimpinan Kristiani – Semoga gereja mampu menemukan dan menyediakan
media yang relevan untuk pembinaan kaum muda dalam bidang kepemimpinan Kristiani.
Visi dan Misi Paroki St. Perawan Maria Sapta KedukaanMengembangkan Umat Paroki Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan Menjadi gereja yang Lebih Mandiri, Terbuka, Terlibat, Solider, dan Tangguh. Dimana Semua Unsurnya
Berperan dan Bertanggung Jawab Secara Aktif dalam Memuwujudkan Komunitas Basis Sebagai Cara Baru Menggereja
gEREJA SANTA PERAWAN MARIA SAPTA KEDUKAAN - BMV 7 DOL - PANDUJL. PANDU NO. 4, BANDUNg 40173
TELP. 022-60-111-38 / FAX.022-603-02-30
Pastor Moderator Wilayah:1. Wil