Inti

10
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah Karbon monoksida (CO), Nikotin, Tar, Hidrogen Sianida/HCN, Hidrogen sulfida, Asam Format dan masih banyak lagi. Asap rokok yang terhirup tidak hanya berbahaya bagi si perokok tapi juga bagi perokok pasif,yaitu orang yang tidak merokok tapi ikut menghirup asap rokok tersebut. Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya.” Februari, 2, 2009 dikutip Teyhirafarm‟s blog. Tidak jarang kita jumpai ruangan yang penuh dengan asap rokok, sehingga ruangan menjadi pengap, bahkan di ruangan yang sebenarnya terdapat larangan untuk merokok. Ada beberapa kemungkinan seseorang tetap merokok di ruangan yang sebenarnya terdapat larangan untuk merokok, antara lain orang tersebut tidak sadar bahwa ruangan itu adalah area bebas asap rokok, sudah mengetahui larangan tersebut tetapi sengaja merokok, tidak ada peringatan atau teguran dari orang- orang di sekitarnya ,dan beberapa kemungkinan lainnya. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat pendeteksi asap rokok di suatu ruangan. Dalam penelitian ini direalisasikan suatu alat pendeteksi asap rokok pada ruangan. Alat ini terdiri dari 3 blok, yaitu blok input, proses dan blok output. Pada blok input digunakan sensor asap rokok AF-30 yang mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas yaitu Hidrogen dan Ethanol yang dianggap mewakili gas-gas yang terkandung dalam asap rokok. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Sedangkan pada blok proses digunakan mikrokontroller AVR-AT Mega 8535 yang digunakan untuk memproses sinyal input dari sensor menjadi dua output. Output pertama dihubungkan dengan relay yang berfunsgi sebagai saklar On/Off alarm, output kedua dihubungkan dengan LCD untuk menampilkan berapa kadar asap rokok yang terukur pada ruangan tersebut.

description

feefee

Transcript of Inti

  • 1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

    bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

    dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau

    tanpa bahan tambahan. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan

    lebih 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan. Zat-zat beracun yang

    terdapat dalam rokok antara lain adalah Karbon monoksida (CO), Nikotin, Tar,

    Hidrogen Sianida/HCN, Hidrogen sulfida, Asam Format dan masih banyak lagi.

    Asap rokok yang terhirup tidak hanya berbahaya bagi si perokok tapi juga bagi

    perokok pasif,yaitu orang yang tidak merokok tapi ikut menghirup asap rokok

    tersebut.

    Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok

    adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga

    mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Februari, 2, 2009 dikutip Teyhirafarms blog.

    Tidak jarang kita jumpai ruangan yang penuh dengan asap rokok, sehingga

    ruangan menjadi pengap, bahkan di ruangan yang sebenarnya terdapat larangan

    untuk merokok. Ada beberapa kemungkinan seseorang tetap merokok di ruangan

    yang sebenarnya terdapat larangan untuk merokok, antara lain orang tersebut tidak

    sadar bahwa ruangan itu adalah area bebas asap rokok, sudah mengetahui

    larangan tersebut tetapi sengaja merokok, tidak ada peringatan atau teguran dari

    orang- orang di sekitarnya ,dan beberapa kemungkinan lainnya.

    Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat pendeteksi asap rokok di suatu

    ruangan. Dalam penelitian ini direalisasikan suatu alat pendeteksi asap rokok pada

    ruangan. Alat ini terdiri dari 3 blok, yaitu blok input, proses dan blok output.

    Pada blok input digunakan sensor asap rokok AF-30 yang mempunyai tingkat

    sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas yaitu Hidrogen dan Ethanol yang

    dianggap mewakili gas-gas yang terkandung dalam asap rokok. Jika sensor

    tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut diudara dengan tingkat

    konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara.

    Sedangkan pada blok proses digunakan mikrokontroller AVR-AT Mega 8535

    yang digunakan untuk memproses sinyal input dari sensor menjadi dua output.

    Output pertama dihubungkan dengan relay yang berfunsgi sebagai saklar On/Off

    alarm, output kedua dihubungkan dengan LCD untuk menampilkan berapa kadar

    asap rokok yang terukur pada ruangan tersebut.

  • 2

    Tujuan dan Manfaat

    Adapun tujuan gagasan dibuatnya alat ini adalah :

    1. Dapat merancang sistem pendeteksi asap rokok pada ruangan dengan sensor AF 30 dan mikrokontroler AVR AtMega 8535.

    2. Dapat mengukur konsentarsi asap rokok daalm suatu ruangan. Adapun manfaat dari gagasan ini adalah :

    1. Bagi Individu: i. Meningkatkan kepedulian akan keadaan masyarakat ;

    ii.Membantu mengembangkan keahlian dalam bidang ilmu yang

    dimiliki;

    2. Bagi Kelompok: i.Menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat;

    ii.Meningkatkan kerja sama antar anggota dalam melaksanakan tugas;

    3. Bagi Masyarakat; i.Meningkatkan kepedulain masyarakat akan bahaya asap rokok;

    ii.Meningkatkan kepedulian kesehatan pada masyarakat .

    GAGASAN

    Dalam melakukan gagasan ini, diperlukan pemahaman terhadap beberapa

    telaah pustaka atau teori yang berkaitan, yang antara lain adalah sebagai berikut:

    Kondisi Saat Ini

    Saat ini tidak jarang kita jumpai ruangan yang penuh dengan asap rokok, sehingga ruangan menjadi pengap, bahkan di ruangan yang sebenarnya terdapat

    larangan untuk merokok. Ada beberapa kemungkinan seseorang tetap merokok di

    ruangan yang sebenarnya terdapat larangan untuk merokok, antara lain orang

    tersebut tidak sadar bahwa ruangan itu adalah area bebas asap rokok, sudah

    mengetahui larangan tersebut tetapi sengaja merokok, atau tidak ada peringatan

    atau teguran dari orang- orang di sekitarnya ,dan beberapa kemungkinan lainnya.

    Asap rokok yang terhirup tidak hanya berbahaya bagi si perokok tapi juga bagi

    perokok pasif,yaitu orang-orang, termausk bayi dan anak - anak di sekitar yang

    tidak merokok tapi ikut menghirup asap rokok tersebut.

  • 3

    Gambar 1 Kandungan pada Asap Rokok

    Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok

    adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga

    mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Februari, 2, 2009 dikutip Teyhirafarms blog. Hal ini bisa menjadi salah satu bukti akan bahaya asap rokok yang terhirup oleh tubuh kita.

    Solusi yang Sudah Ada Sebelumnya

    Saat ini solusi yang sering dijumpai adalah adanya ruangan khusus

    perokok Smoking Area di tempat tempat umum, namun tidak jarang masih banyak kita jumpai perokok yang merokok di sembarang tempat seperti di rumah

    sakit, perkantoran dan ruangan ruangan ber-AC lainnya. Papan papan berisi peringatan AREA BEBAS ROKOK, NO SMOKING, dan yang lainnya seolah hanya menjadi slogan saja. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya suatu alat

    yang bisa mendeteksi keberadaan asap rokok pada ruangan secara otomatis

    sekaligus memberikan warning kepada si perokok tersebut.

    Solusi yang Ditawarkan

    Saat ini belum ada suatu alat yang bisa mendeteksi keberadaan asap rokok

    pada suatu ruangan. Dengan adanya alat pendeteksi asap rokok otomatis ini

    diharapkan bisa mengurangi jumlah perokok yang merokok di ruangan bebas

    asap rokok. Alat ini didesain untuk bisa memberikan warning berupa bunyi alarm

    ketika terdeteksi adanya asap rokok di ruangan tersebut. Jadi sistemnya hampir

    sama dengan pendeteksi beban dalam lift, ketika beban didalam lift melewati

    batas maksimum maka akan terdengar suara alarm berbunyi secara otomatis. Alat

    ini nantinya bisa ditempatkan di tempat-tempat umum yang seharusnya bebas

    asap rokok termasuk di ruangan ber-AC.

  • 4

    Langah-langkah Strategis Implementasi

    Sistem yang akan dirancang merupakan rangkaian yang melibatkan beberapa

    komponen elektronika dengan fungsinya masing-masing. Untuk memperoleh hasil

    rangkaian yang efektif, maka diperlukan pendeteksian dan analisa rangkaian dengan

    membandingkan teori yang ada. Dari data atau informasi atau telaah pustaka yang sudah

    ada didapat data sebagai berikut.

    1. Satu buah IC mikrokontroler AVR ATMega8535 sebagai pengendali utama. 2. Tampilan LCD dengan ukuran 2 x 16. 3. Cigarette smoke sensor type AF30 4. Rangkaian konfigurasi pin-pin sensor 5. Sumber tegangan (Power Supply) 6. Source code dengan bahasa C untuk mikrokontroler AVR ATMega8535 digunakan untuk mengolah data yang didapat dari pendeteksi.

    Catu Daya

    Sensor Af 30 Miktokontroler

    Relay Sirene

    LCD

    Gambar. 2 Blok Diagram Rangkaian

    Prinsip Kerja Sistem

    Prinsip kerja dari alat pendeteksi konsentrasi asap rokok pada ruangan ini

    adalah Cigarette smoke sensor type AF30 mendeteksi keberadaan gas-gas yang

    dianggap mewakili asap rokok, yaitu gas Hydrogen dan Ethanol, tapi dalam

    penelitian ini hanya dirancang untuk mendeteksi gas Hydrogen saja. Ketika sensor

    mendeteksi keberadaan gas maka resistansi elektrik sensor akan turun. Dengan

    memanfaatkan prinsip kerja dari sensor AF-30 ini, kandungan gas dapat diukur.

    Gambar satu adalah grafik tingkat sensitifitas sensor AF-30 terhadap gas tersebut.

  • 5

    Gambar .3 Correlation Between H2 and Cigarette Smoke

    Karena perubahan resistansi sensor sulit untuk diukur maka dibuat

    rangkaian pembagi tegangan,sehingga nilai yang terukur adalah tegangan. Dengan

    rumus pembagi tegangan yaitu

    Vout =

    + Vcc, dimana ;

    Vout = tegangan keluaran sensor yang terukur

    RL = Resistor Variabel (5 K) Vcc = Tegangan catuan (5 Volt)

    R gas = Resistansi sensor (nilai yang dicari)

    maka resistansi sensor dapat diketahui (R gas).

    Nilai R gas kemudian dibandingkan dengan nilai Rair, yaitu nilai resistansi udara

    bersih. Rair ini didapat dari pendeteksian sensor pada waktu pagi hari, antara

    pukul 03.00 04.00. Setelah nilai y (Rgas / Rair) diketahui,maka dengan persamaan Y= - 0,09 In (X) + 0,554, maka konsentrasi gas Hidrogen yang dalam

    hal ini mewakili konsentrasi asap rokok dapat diukur dalam satuan ppm.

    Ketika terdapat asap rokok di suatu ruangan, maka sensor akan mendeteksi

    keberadaan asap rokok tersebut, kemudian sensor akan mengirimkan sinyal

    analog tersebut ke mikrokontroler untuk diolah menjadi data digital. Output dari

    mikrokontroler ini ada dua yang pertama yaitu dihubungkan dengan relay yang

    berfungsi sebagai On/Off pada alarm dan yang kedua dihubungkan ke LCD yang

    akan emnampilakn berapa kadar asap rokok terdeteksi. Jadi setiap kali ada asap

    rokok yang terdeteksi maka alarm akan berbunyi dan kadarnya akan ditampilkan

    melalui LCD.

    Untuk mengimplemetasikan alat ini dipecah menjadi beeberap bagian, yaitu :

    1. Satu buah IC mikrokontroler AVR ATMega8535 sebagai pengendali utama. 2. Tampilan LCD dengan ukuran 2 x 16. 3. Cigarette smoke sensor type AF30 4. Rangkaian konfigurasi pin-pin sensor

  • 6

    5. Sumber tegangan (Power Supply) 6. Source code dengan bahasa C untuk mikrokontroler AVR ATMega8535 digunakan untuk mengolah data yang didapat dari pendeteksi.

    Rangkaian Catu Daya

    Rangkaian catu daya ini terdiri dari:

    a. Trafo 500mA b. Dioda Bridge c. Capasitor (2200uF dan 100uF) dan Resistor (330) d. LM 7805 berfungsi untuk mengubah tegangan DC dari 9 volt menjadi 5 volt DC

    e. Led sebagai indikator

    Gambar .4 Rangkaian Catu Daya

    Rangkaian Konfigurasi Pin Pin Sensor

    Gambar .5 Rangakaian Konfigurasi Pin-Pin Sensor

    Sensor AF 30 memiliki 4 buah pin (kaki), yaitu :

    1. Pin - 1 tersambung ke ground 2. Pin 2 (Vc) tersambung ke Vcc (5 Volt) 3. Pin 3 (Vh = heater Voltage) tersaabung ke Vcc (5 volt)

  • 7

    4. Pin 4 sebagai pin output tersambung ke Resistor variable (RL) 5 k Pin -1 dan pin 3 adalah pin heater. Pada pemakaian awal sensor ini harus dicatu (hetaer) selama kurang lebih 48 jam.

    Rangkaian Mikrokontroler

    Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat kendali dari bagian input,

    output dan pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroler jenis

    ATMega8535 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :

    a. XTAL (11,954 Mhz), yang berfungsi sebagai pembangkit clock. b. C (22pF), pada pin XTAL 1 dan XTAL2. c. C (100nF) dan R (100) pada pin reset. d. Elco (4,7 uF) e. VR (10K) pada pengotrol kontras LCD. f. Push button, sebagai tombol reset. g. Port A.1 digunakan sebagai input dari sensor karena merupakan salah satu pin ADC.

    h. Port C digunakan sebagai pin output ke LCD. i. Port D digunakan sebagai output ke relay

    Skema rangkaian Sistem Minimum mikrokontroler dapat dilihat pada

    gambar berikut:

    Gambar .6 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

    ADC (Analog to Digital Converter)

    Analog to Digital Converter yang digunakan sudah built in pada IC

    microcontroller ATMega8535. ADC (Analog to Digital Converter) adalah sebuah

    interface yang dapat mengubah tegangan analog menjadi pulsa digital. Pada ADC

    8 bit, rentang output yang dihasilkan adalah 28 = 256.

    Dalam penelitian ini digunakan AVcc (tegangan Vcc) sebesar 5 V dengan

    resolusi ADC 8 bit, sehingga perhitungan ketelitian seperti dibawah :

  • 8

    Ketelitian = AVcc / Jumlah bit

    = 5 / 256

    = 0,01953125 volt

    = 19,53125 mV

    Dengan mendapatkan nilai ketelitian, maka akan dapat diketahui berapa

    volt tegangan yang di ukur.

    Tegangan = data ADC * ketelitian

    Misalkan setelah konversi data yang didapat adalah 100 maka tegangan

    yang diukur adalah :

    Tegangan = data ADC * ketelitian

    = 100 * 0.01953125

    = 1.953125 volt

    = 1953.125 mV

    Setelah konversi selesai, proses selanjutnya adalah perhitungan di

    mikrokontroler dan ditampilkan di LCD.

    konversi nilai dalam ppm

    Pada penentuan nilai konversi dari keluaran ADC ke dalam satuan ppm

    dilakukan dengan perbandingan dari grafik correlation between H2 and cigarette

    smoke.

    Grafik yang dibuat acuan adalah grafik untuk gas Hidrogen, karena dari beberapa

    sumber referensi sensor ini paling peka terhadap keberadaan gas Hidrogen.

    Dari grafik Hidrogen tersebut dengan cara mengeplot titik titik tertentu, didapat persamaan sebagai berikut:

    Y = - 0,09 In (X) + 0,554

    Dimana :

    Y = Rgas/ Rair

    Nilai R gas akan berubah sesuai dengan kepekatan asap rokok yang terdeteksi.

    Jika ada asap rokok yang terdeteksi oleh sensor, maka resistansi sensor ini akan

    turun. Sedangkan nilai R air konstan.

    X = Gas Concentration (ppm)

    Konversi Nilai dalam PPM

    Pada penentuan nilai konversi dari keluaran ADC ke dalam satuan ppm

    dilakukan dengan perbandingan dari grafik correlation between H2 and cigarette

    smoke.

  • 9

    Grafik yang dibuat acuan adalah grafik untuk gas Hidrogen, karena dari beberapa

    sumber referensi sensor ini paling peka terhadap keberadaan gas Hidrogen.

    Dari grafik Hidrogen tersebut dengan cara mengeplot titik titik tertentu, didapat persamaan sebagai berikut:

    Y = - 0,09 In (X) + 0,554

    Dimana :

    Y = Rgas/ Rair

    Nilai R gas akan berubah sesuai dengan kepekatan asap rokok yang terdeteksi.

    Jika ada asap rokok yang terdeteksi oleh sensor, maka resistansi sensor ini akan

    turun. Sedangkan nilai R air konstan.

    X = Gas Concentration (ppm)

    KESIMPULAN

    Gagasan yang Diajukan

    Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

    bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

    dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau

    tanpa bahan tambahan. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan

    lebih 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan.

    Tidak jarang kita jumpai ruangan yang penuh dengan asap rokok, sehingga

    ruangan menjadi pengap, bahkan di ruangan yang sebenarnya terdapat larangan

    untuk merokok. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat pendeteksi asap rokok di

    suatu ruangan. Dalam penelitian ini direalisasikan suatu alat pendeteksi asap

    rokok pada ruangan.

    Teknik Implementasi

    Alat ini terdiri dari 3 blok, yaitu blok input, proses dan blok output. Pada

    blok input digunakan sensor asap rokok AF-30 yang mempunyai tingkat

    sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas yaitu Hidrogen dan Ethanol yang

    dianggap mewakili gas-gas yang terkandung dalam asap rokok. Sedangkan pada

    blok proses digunakan mikrokontroller AVR-AT Mega 8535 yang digunakan

    untuk memproses sinyal input dari sensor menjadi dua output. Output pertama

    dihubungkan dengan relay yang berfunsgi sebagai saklar On/Off alarm, output

  • 10

    kedua dihubungkan dengan LCD untuk menampilkan berapa kadar asap rokok

    yang terukur pada ruangan tersebut.

    Alat ini bisa ditempatkan pada ruangan-ruangan bebas asap rokok, untuk

    mendeteksi jika tiba tiba terdapat asap rokok di ruang yang seharusnya bebas asap rokok tersebut. Namun, alat ini juga bisa ditempatkan di ruangan khusus

    perokok atau Smooking Area untuk mengetahui seberapa besar kadar asap rokok

    di ruangan tersebut, sehingga dapat di ambil tindakan untuk mengatasi keadaan

    dimana asap di ruanagn tersebut terlalu pekat.

    Prediksi Hasil

    Dengan latar pendidikan anggota kelompok dan tersedianya fasilitas

    laboratorium Fakultas Elektro dan Komunikasi maka akan mendukung hasil yang

    optimal. Selain itu, didukung oleh dosen pembimbing yang dapat membantu

    untuk mengimplementasikan gagasn tertulis ini sehingga gagasan ini bisa

    terealisasi.