Inti Ensiklik

download Inti Ensiklik

of 55

Transcript of Inti Ensiklik

INTI ENSIKLIK

Konteks Rerum NovarumPokoknya Perihal nasib kaum Pekerja. Masalah sosial yang menjadi alasan ensiklik Rerum Novarum ini ialah keadaan di Eropa akibat Industrialisasi & struktur ekonomi yang bersifat liberal. Pada waktu itu, aliran sosialisme (komunis) sangat kuat dan banyak buruh sangat tertarik dengan aliran sosialisme komuni.

Keadaan buruh pada waktu itu sangat memprihatinkan. Rerum Novarum memperingatkan kewajiban semua yang bersangkutan dan membela kaum buruh supaya: diakui martabat mereka sebagai manusia. Empat pokok dari Rerum Novarum masuk dalam sejarah perburuan:

upah yang adil asal bebas. Upah mesti menjamin hidup kaum buruh. Hak buruh untuk berserikat: karena lemah, kaum buruh berhak mencari kekuatan dalam kesatuan. Intervensi negara : negara berhak untuk ikut mengatur hidup masyarakat karena wajib untuk melindungi golongan lemah. Peranan negara adalah subsidier. Anti sosialisme: sebagai sistem kemasyarakatan, sosialisme ditolak karena tidak mengakui hak milik; sosialisme membuat kaum buruh tergantung lagi.Tuntutan

Ensiklik ini menjadi penting karena dengan tegas menekankan keadaan yang sangat memprihatinkan tersebut yang sangat berlawanan dengan martabat manusia dan hak-hak kaum buruh yang merupakan hak-hak azasi manusia. Keadaan sedih itu akibat struktur ekonomi dan masyarakat yang tidak adil. Keadaan yang memprihatinkan nasib buruh tidak dapat diperbaiki dengan cinta kasih dan karya kasih saja.

Yang pertama yang perlu diperhatikan adalah susunan masyarakat yang berdasar pada keadilan. Kaum buruh harus menerima upah yang adil (bukan hanya sekedar derma). Dalam ensiklik sangat ditekankan bahwa struktur ekonomi dan sosial yang buruk merupakan akibat dari sistem liberalism

Konteks sosial Quadragesimo Anno mengakui otonomi ekonomi, tetapi gereja di hadapan segala permasalahan yang menyangkut manusia, merasa memiliki kewajiban untuk mengarahkan agar hidup ekonomi juga diatur demi kebaikan semua orang.

Lima pokok yang dibahas dalam QA: 1. Hak milik. Mengoreksi kolektivisme atau komunisme dan liberalisme/kapitalis/pasar bebas. 2. Hubungan modal dan tenaga kerja. Kaum liberal: hasil kerja adalah hak milik dia yang mempunyai modal. Kaum sosialis: hasil kerja adalah hal milik orang yang mengerjakannya. Menurut Pius XI (QA) hasil kerja adalah milik kedua-duanya.

Modal membutuhkan tenaga kerja dan tenaga kerja membutuhkan modal = majikan membutuhkan buruh dan buruh membutuhkan majikan. Maka pembagian kekayaan yang diciptakan harus diselaraskan dengan kebutuhan-kebutuhan kepentingan umum yang berkeadilan sosial. 3. Pembebasan kaum proletar. Golongan lemah dibebaskan dari ketidaktentuan hidup (kita selalu berasumsi, mereka bodoh, mereka malas, pantaslah...), termasuk di sini adalah negara-negara kolonial yang berada di bawah genggaman kaum kapitalis liberal.

4. Upah yang adil. Penetapan upah, demi kebutuhan buruh dan keluarga, demi keadaan perusahaan dan demi kepentingan umum. Di sini buruh sudah dilibatkan untuk memikirkan kepentingan bersama. Tentu diharapkan sokongan dari pemerintah juga demi perwujudannya. 5. Sususan masyarakat. Marx mencita-citakan suatu masyarakat tanpa pertentangan atau tanpa kelas-kelas yang saling bertentangan. Dicari suatu penggolongan dalam masyarakat yang memungkinkan kerjasama, untuk mengatasi segala perselisihan antara kelas. Dalam kebersamaan, pribadi diakui. Paguyuban untuk pribadi dan bukan untuk sebaliknya (suatu utopia)

Melalui pokok-pokok ajaran di atas, QA mempengaruhi secara mendalam arah keterlibatan sosial gereja dan orang katolik dengan berdasar pada iman dan moral kristiani yang diyakini sebagai modal dasar dari segala pembaruan

Mater et magistra : sudah banyak perubahan dalam masyarakat sejak Pius XII. Ajaran pokok: bahwa manusia adalah dasar, sebab dan tujuan segala lembaga sosial.

Kerangka besar ajaran Mater et Magistra: 1. Penjelasan lebih lanjut ajaran Rerum Novarum: a. Sosialisasi b. Upah c. Sturktur perusahan d. Milik pribadi

2. Aspek-aspek baru dalam masalah sosial: a. Hubungan antara sektor-sektor produksi terutama pertanian atau pedesaan. Usul peningkatan taraf hidup desa dan orangorang kota. Nasehat agar mereka bersatu dan jadi pelopor kemajuan. b. Bangsa bangsa yang sedang berkembang. Ada ketimpangan dalam distribusi pangan di antara bangsa-bangsa. Karena itu sambil menghormati sifat-sifat khas masing-masing bangsa, perlu perkembangan ekonomi dan sosial yang seimbang.

Kita semua bertanggungjawab terhadap bangsa-bangsa yang berkekurangan pangan. Awas penjajahan sosio-ekonomis. Ensiklik Populorum Progressio, muncul karena latar belakang kemajuan sejati semua bangsa. c) Soal penduduk. Masalah kepadatan penduduk dan barang penghidupan diakui akan mendatangkan persoalan. Namun ini semua mesti dihadapi dengan bijak, tanpa pertentangan dengan martabat manusia. Soal inilah yang melatari munculnya ensiklik Paulus VI Humanae vitae.

d. Kerjasama sedunia: banyak masalah sosial telah menjadi masalah politik bahkan politik internasional. Karena itu diperlukan kesatuan antar bangsa dengan meningkatkan saling mempercayai dan berpegang pada norma-norma etis yang berasal dari Allah. dari latar belakan inilah lahir ensiklik Paus Yohanes XXIII Pacem in terris.

3. Pemulihan Struktur Sosial Asas asas ajaran ini adalah: pemulihan hubungan-hubungan sosial dalam kebenaran, keadilan dan cinta kasih. Usaha manusia zaman ini adalah berupaya menegakkan tata tertib dunia lepas dari Allah. ideologiideologi yang muncul, memandang manusia hanya dalam beberapa aspek tertentu saja, sambil menegasi martabatnya yang luhur karena diciptakan dan menjadi anak Allah. untuk mengemukan kembali asas-asas ajaran sosial inilah dikarang Mater et Magistra dengan inti:

Ajaran sosial: bahwa manusia adalah dasar, sebab dan tujuan segala lembaga sosial. Dari asas pokok ini, gereja kudus lebih-lebih dalam abad ini, dengan bantuan imam-imam dan awam yang berpengalaman, telah mengembangkan suatu ajaran sosial yang jelas guna mengatur hubungan antar manusia menurut norma-norma umum, sesuai baik dengan kodrat manusiadan segi-segi masyarakat manusia maupun ciri-ciri khas masa ini. Maka norma-norma itu dapat diterima oleh siapa pun.

Gaya ajaran sosial: dialog. Untuk melaksanakan ajaran sosial ini diajak bukan hanya putera-puteri gereja di seluruh dunia, tetapi juga sekalian orang yang berkehendak baik. Makna ajaran sosial gereja: ajaran ini merupakan baian integral dari pada seluruh pandangan hidup katolik mengenai manusia. Maka ajaran itu harus dipelajari dan dilaksanakan.

Gereja dan dunia. salahlah pandangan bahwa ada pertentangan antara kesempurnaan pribadi dan kegiatan profran: seakan-akan untuk dapat mencapai kesempurnaan kristiani perlu menarik diri dari kegiatan duniawi; atau seakan-akan orang tidak bisa berkecimpung dalam urusan ini tanpa membahayakan martabatnya sebagai manusia dan orang kristiani. Kalimat terakhir inilah yang kemudian menjadi landasan untuk ajaran sosial dalam Konsili Vatikan II.

Tiga situasi kontemporer yang membingkai secara historis ensiklik ini. Pertama penaklukan ruang, perkembangan campur tangan Negara untuk membagikan kekayaan yang dihasilkan dan menjamin proteksi sosial bagi banyak orang; dekolonisasi yang membangkitkan kesadaran Negara sedang berkembang.

GAUDIUM ET SPESDi sini, konsili mengajak bicara seluruh umat manusia mengenai pelbagai masalah hidup. Konsili hendak mempertemukan gereja dengan dunia, yaitu keseluruhan kenyataan hidup, di mana manusia menemukan diri dan di mana manusia mesti mewujudkan hidupnya secara aktif.

Masalah-masalah sosial yang dibicarakan adalah: a. Masyarakat manusia; b. Kegiatan manusia di seluruh dunia; c. lalu secara khusus dibicarakan juga: soal keluarga, kebudayaan, kehidupan ekonomi, kehidupan dalam masyarakat politik, dan kebersamaan internasional, khususnya soal perdamaian dunia.

a. Masyarakat ManusiaManusia adalah citra Allah. Dan dari dasar hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial. GS mencermati bahwa sosialisasi (manusia yang memasyarakat) merupakan suatu fakta dalam dunia moderen, yg bisa menimbulkan pelbagai tegangan: dalam sistem ekonomi, politik, martabat pribadi (terutama anonimitas manusia di tengah massa). Karena itu konsili mengajarkan bahwa hanya dalam kodrat dan menurut kodrat termasuk sifat sosial rahmat mungkin menjadi hidup dan iman mendapat wujud. Asas-asas hidup sosial adalah dalam rangka

Pelaksanaan hubungan manusia dengan Allah. Maka manusia tak pernah untuk pembangunan masyarakat. Sebaliknya justru kesatuan dan solidaritas antar manusia, adalah medan di mana rencana keselamatan Allah terlaksana. Karena itu, pengembangan sikap, menyumbang kepada kepentingan sesama menurut kemampuan masing-masing agar setiap individu dapat mengembangkan dirinya, adalah suatu awal menuju solidaritas dan subsidiaritas antar manusia.

b. Kegiatan ManusiaAdakah sumbangan iman pada kegiatan manusia? Konsili mengakui otonomi kegiatan manusia, tetapi sekaligus menempatkan kegiatan itu dalam rangka iman. Maka otonomi manusia adalah otonomi relatif, yaitu dalam relasi manusia yang mandiri dengan Allah sebagai Tuhan & Penciptanya. Kerja itu menghubungkan manusia dengan dunia material dan dengan manusia lain. Berkat pengalaman Petera Allah, seluruh dunia, termasuk barang material pun, diangkat dalam sejarah keselamatan Allah dengan manusia

c.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Kemajuan ekonomi harus dikembangkan sesuai dengan metode dan hukum-hukumnya sendiri, tetapi harus untuk melayani kebutuhan manusia (semua orang, kaum petani, buruh dalam industri, negara-negara yang sedang berkembang) Karena itu beberapa prinsip: Kerja: manusia wajib bekerja untuk memperoleh nafkah dan hidup dan oleh karena itu berhak atas kerja, upah, hak milik demi memelihara dan mengembangkan hidup material, sosial, kebudayaan dan spiritual dari diri sendiri dan semua orang yang menjadi tanggungannya.

Partisipasi:

semua orang yang bekerja (buruh majikan) secara aktif diikutsertakan dalam mengarahkan perusahan. Di sini buruh bisa membuat perserikatan buruh dan mengadakan pemogokan. Pemerataan kekayaan dan tata milik. Allah menetapkan bumi dan segala isinya supaya bermanfaat bagi semua manusia dan semua bangsa (orang miskin (juga bangsa-bangsa yang miskin) harus dibantu.

sebagai investasi. Tidak semua kekayaan mesti dibagikan melainkan harus diinvestasi untuk mengindahkan kebutuhan dan kepentingan generasi yang akan datang Hak milik pribadi. Ini harus dipandang sebagai perluasan kebebasan manusia. Menurut kodratnya, hak milik pribadi mempunyai segi sosial, maka harus dipadukan dengan tata milik bersama (tanah di Amerika Latin, dimiliki oleh hanya segelintir orang kaya, tidak dimanfaatkan demi kesejahtraan rakyat).Modal

Laborem Exercens (Yohanes Paulus II, 1981) Sebuah refleksi iman atas manusia yang berkarya di dunia sebagai makhluk sosial, dalam rangka 90 Rerum Novarum. Bagi Paus Yohanes Paulus II, Kerja adalah unsur hakiki dalam hidup manusia sebagai pribadi. Perhatian Paus ini adalah lebih pada manusia yang adalah jalan Allah (Redemptor hominis).

Apa arti kerja bagi manusia? Objektif : untuk memperbaiki kondisi hidup manusia. Subjektif : tingkah laku dan usaha manusia bekerja sendiri, sejauh usaha berpancaran dari inti kepribadian manusiawi. Dengan bekerja manusia menjalankan panggilannya sebagai citra Allah dan melalui bekerja manusia mewujudkan diri sebagai manusia dan dalam arti tertentu makin menjadi manusia (dipertanyakan: pekerjaan yang mengotorkan tangan dan merendahkan orang?)

Konflik kerja dan kapital. Hingga kini masyarakatterpecah dalam pelbagai kelas yang bertentangan satu sama lain sedemikian sehingga orang yang bekerja diperlakukan sebagai barang. LE lalu menyoroti bahwa modal dan kerja sebagai satu kesatuan. Barang-barang dan sarana-sarana merupakan kondisi bagi kerja manusia. Satu-satunya subjek kerja adalah manusia. Kerja berciri pribadi, sedang modal berciri barang. Karena itu dalam hal milik pribadi, YPII, selalu menganjurkan agar partisipasi buruh dalam mengerahkan perusahaan, laba perusahan, sistem perusahaan yang korporatif, sehingga orang yang bekerja ikut dalam menentukan jalannya ekonomi.

Hak-hak orang bekerja. LE mempercayakan hal ini para ahli ekonomi. Yang digarisbawahi adalah bahwa: semua orang yang ingin bekerja supaya mendapat kesempatan kerja. Untuk itu penting membentuk serikat buruh sebagai wadah bagi para buruh untuk memperjuangkan kepentingan mereka melawan kepentingan-kepentingan lain dalam proses ekonomi. Spiritualitas kerja. Pada akhir ensiklik ini, paus menegaskan arti kerja secara baru, bahwa dengan bekerja manusia makin dekat dengan Allah, terlibat dalam usaha keselamatan, semakin menjadi sahabat Kristus dan ambil bagian dalam tugasNya.

MASALAH SOSIAL SELUAS DUNIA:POPULORUM

PROGRESSIO (Paus Paulus VI 1967)Ensiklik ini hendak mendesak gereja agar melaksanakan pandangan konsili vatikan II. Masalah yang sedang dihadapi adalah kesenjangan pembangunan antar negara-negara yang telah mencapai taraf perkembangan sosio-ekonomi dan negaranegara yang baru mencapai kedaulatan politik yang umumnya masih tergantung.

1. Apa itu Progressio : manusia sekarang bercitacita untuk membuat lebih banyak, mengetahui lebih banyak, dan memiliki lebih banyak untuk dapat menjadi lebih sempurna. Tetapi perkembangan itu tidak merata, dan telah mendatangkan keresahan besar. Maka gereja menawarkan suatu perkembangan integral dan sekaligus perkembangan diri. Karena itu diingatkan juga bahwa: manusia dapat membentuk bumi ini tanpa Allah, - namun tanpa Allah, bumi akan dibentuknya melawan manusia. Humanisme tertutup dalam dirinya sendiri adalah humanisme tidak manusiawi. Tidak ada perkembangan tanpa humanisme yang integral dan transenden. Bumi dimaksudkan agar setiap orang menemukan sarana hidup dan perkembangan nya.

2. Bantuan untuk perkembangan. Paus menyerukan agar dibuat sesuatu untuk membantu ratusan juta orang yang tidak mempunyai makanan yang cukup dan tidak punya tempat tinggal yang manusiawi. Lalu dicarikan fonds bantuan, seperti derma orang kaya kepada orang miskin. Dengan tindakan ini dikesankan seolah-olah masalah perkembangan adalah bagaimana membagi kekayaan dunia yang ada secara merata. Demi solidaritas antar bangsa, dianjurkan agar negaranegara yang lebih kaya mesti memperuntukkan sebagian dari produksinya untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. dikemudian hari dikenang sebagai sebuah utopia. Cakrawala terlalu luas sehingga akhirnya menjadi tidak jelas lagi.

SOLICITUDO

REI SOCIALIS (YOHANES PAULUS II. 1987) Keprihatinannya sama dengan PP Perkembangan bangsa-bangsa yang menderita karena keterbelakangan. Gambaran dunia dewasa ini nampaknya negatif. Keadaan di daerah-daerah miskin lebih jelek dari tahun 1968, dan jurang antara orang kaya dan miskin makin dalam. Segala daya upaya sebelumnya nampaknya gagal karena penindasan dan eksploitasi merajalela hampir di semua bidang: eksospol dan religius, mekanisme-mekanisme ekonomis, finansial dan sosial.

Hal baru dalam ensiklik ini adalah bahwa masalah sosial dan ekonomi tidak lagi dibatasi pada kesejahteraan regional, nasional atau sektoral tetapi lebih mempunyai dimensi mondial.Kendati secara umum memperlihatkan gambaran suram, namun ada pula tanda-tanda harapan. Tumbuhnya penghargaan terhadap hakhak asasi manusia, terutama hak hidup, meluasnya kepekaan baru terhadap lingkungan, pengaruh yang meluas dari organisasi internasional, yang semuanya tidak lain selain memperlihatkan hakikat sejati dari perkembangan bangsabangsa.

Dan akhirnya tugas perkembangan tidak lagi diberikan hanya kepada manusia perorangan melainkan kepada pasangan pria dan wanita. Artinya, tugas perkembangan adalah tugas sosial. Barang-barang dunia dimaksudkan untuk semua orang.

PEMBEBASAN: PEWARTAAN INJIL DAN KETERLIBATAN SOSIALOCTOGESIMA ADVENIENS

(Paulus VI 1971).Kekhususan dokumen ini adalah: bersumber dari kontak langsung paus Paulus VI dengan umat Allah; lalu menganjurkan bahwa adalah tugas jemaatjemaat kristen untuk menganalisa secara objektif situasi negaranya sendiri, menyinarinya dengan terang Injil yang tak pernah berubah dan mengambil bahan pemikiran, norma-norma pertimbangan serta pedoman-pedoman tindakan konkrit dari ajaran sosial gereja.

Jadi mengikuti metode Gaudium er Spes dan pokok eklesiologisnya: Ajaran Sosial Gereja berkembang dalam keterlibatan dan refleksi umat di bawah pimpinan kuasa mengajar gereja. Maka jawaban gereja terhadap masalah sosial berakar dalam iman. Masalah sosial adalah masalah manusia: perlulah menempatkan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perekonomian moderen dalam hubungan yang lebih luas dengan suatu kebudayaan yang baru.

OA menekankan otonomi ilmu pengetahuan, ilmu ekonomi dan sosiologi serta keterlibatan politik. Maka bagi dia, ajaran sosial haruslah berkembang dari kepekaan gereja yang dijiwai oleh keinginan tanpa pamrih untuk mengabdi dan oleh keprihatinan khusu untuk orangorang yang paling miskin. Gereja mesti menerangi pikiran dan juga turut serta dalam tindakan.

IUSTITIA IN MUNDO: SINODE USKUPUSKUP SEDUNIA (1971)

Menurut maksud awal, dokumen ini berbicara tentang tugas, hidup dan pendidikan para imam akan dikomentari Paus pada akhir sinode. Tetapi beliau tidak seluruhnya setuju dengan dokumen di atas. Sinode ini memberi cukup perhatian sehubungan dengan keselamatan dari Allah dan iman dengan keadaan dan tugas hidup manusia yang duniawi. Muncul keprihatinan: jangan sampai gereja hanya mengajar dan menggurui umatnya dan bahkan menasihati orang bukan kristen, tanpa berkotor tangan sendiri dan tanpa melakukan sendiri apa yang terus menerus diajarkannya.

Sinode ini melihat: - program pembebasan melalui perkembangan gagal; why? Antara lain: jumlah penduduk meningkat pesat, daerah-daerah agraris kurang ikut berkembang, landreform gagal, migrasi ke dalam pusat-pusat industri. Juga karena mereka yang menjadi korban perkembangan tidak dapat menyuarakan kepentingan mereka sendiri. Karena itu, hak untuk menentukan diri sendiri dan berpartisipasi secara aktif dalam ekonomi dan politik cukup ditekankan dalam dokumen ini. dahulu dalam badannya sendiri. Juga ditekankan bahwa Pewartaan kristiani tentang kasih dan keadilan baru mendapat kredibilitas bagi orang dewasa ini, kalau ternyata efektif dalam keterlibatan bagi keadilan di dunia.

Karena itu, gereja yang mewartakan cinta kasih dan keadilan mesti mewujudkan kasih dan keadilan terlebih Dua permasalahan yang muncul dari dokumen ini: manakah pokok dan inti dari karya penyelamatan dan bagaimana karya penyelamatan itu berkaitan dengan pembebasan politis, ekonomis dan kultural? Manakah peranan gereja dalam usaha untuk memajukan pelbagai bentuk pembebasan itu? Tiga tahun sesudahnya, ketika diadakan kembali sinode para uskup, mereka tidak lagi berbicara mengenai keadilan tetapi mengenai evangelisasi.

EVANGELII NUNTIANDI (Surat apostolik Paulus VI 1975) Pembebasan bukan menjadi tema utama dokumen ini, tetapi menempati pusat surat apostolik ini yakni pada bab III. Dikatakan, Kabar Gembira adalah kabar pembebasan. Namun pewartaan pembebasan tidak lengkap kalau tidak disertai pewartaan keselamatan dalam Kristus.

1. Tugas gereja adalah memberi kesaksian kabar gembira dan kewajiban gereja demi pembebasan begitu banyak orang. Di satu pihak pembebasan dihubungkan dengan kemajuan manusia dan perkembangan; di lain pihak, maklumat pembebasan serta keterlibatan gereja demi pembebasan manusia secara menyeluruh.

2. EN menegaskan : usaha pembebasan berkaitan dengan pewartaan Injil. Injil diwartakan kepada manusia yang bergulat dengan masalah sosial. Artinya, Penebusan (tata rahmat) tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk memulihkan keadilan dalam dunia ciptaan Allah. Originalitas keterlibatan gereja, pertama-tama mesti dipandang dalam rangka pewartaan keselamatan yang transenden: jadi bukan sebagai pemenuhan kebutuhan melainkan sebagai pengarahan pada Allah yang semakin besar. Manakah peranan gereja dalam usaha pembebasan yang injili? Gereja berusaha untuk membina makin banyak orang kristen yang melibatkan diri bagi pembebasan sesama.

SERATUS TAHUN RERUM NOVARUM CENTESIMUS ANNUS (YOHANES PAULUS II)

Masalah sosial yang dihadapi: sama yakni modal kerja dan tanggungjawab politik. Melampaui RN, ensiklik ini muncul sebagai tanggapan atas runtuhnya sosialisme dan menatap tata sosio-politik setelah itu. Paus prihatin, jangan sampai orang beriman belum cukup meyadari, betapa mendesaklah tanggungjawab sosial.

Ad(a).

Peristiwa baru. Hal baru yang mengemuka saat ini adalah runtuhnya sosialisme sebagai sistem politik negara. Why? Karena tidak mampu menyelesaikan masalah sosial. Sosialisme memperlakukan pribadi manusia semata-mata sebagai alat dan molekul dalam organisme sosial, sehingga kesejahteraan manusia seluruhnya diabdikan kepada mekanisme ekonomis dan sosial. Sosialisme juga yakin seolah kesejahteraan itu tercapai, lepas dari tanggungjawab pribadi, tanggungjawab moral dan keterbukaan kepada yg transenden.

Padahal bila Allah disangkal, maka martabat dan tanggungjawab manusia pun disangkal juga. Selain runtuhnya sosialisme, di banyak belahan dunia, kondisi hidup kaum buruh makin baik (berkat ajaran sosial gereja?), ekonomi pasar yang sosial (berkat gerakan kaum buruh), meningkatkan kesejahtaraan dan keadilan, di mana-mana orang makin peka bagi hormat terhadap pribadi manusia dan akan pemerkosaan hak-hak azasi manusia.

Ad

(b). Perubahan. Menurut analisis CA, perubahan ini dicapai dengan keterlibatan tanpa kekerasan oleh mereka yang terus menerus menolak untuk tunduk pada kuasa kekerasan dan langkah demi langkah menemukan cara efektif untuk memberikan kesaksian akan kebenaran. Perkembangan ini telah menantang semua orang untuk melibatkan diri dalam gerakan perdamaian seluas dunia dan dalam usaha untuk perkembangan negaranegara yang kini memperoleh kemerdekaan baru dari penindasan komunis.

Ad

(c). Milik pribadi dan modal produksi. Makin jelaslah dewasa ini bahwa kerja dari setiap orang sambung menyambung dengan kerja semua orang lain dan terjalin ke dalamnya. Kerja berarti kerja bersama orang lain dan kerja bagi orang lain. Kerja berarti membuat sesuatu untuk orang lain.

Paus menekankan bahwa sumber kekayaan untuk hidup adalah kerja manusia, yang terarah dan kreatif yang mencakup pula inisiatif dalam ekonomi dari para usahawan.

Beliau juga mengemukakan masalah bahwa banyak orang, bahkan mayoritas paling besar, tidak punya sarana (pengangguran) untuk masuk dalam suatu sistem perusahan dan ekonomi, di mana kerja main peranan sentral. CN menilai positif suatu ekonomi perusahaan, yang menghargai peranan dasar dan positif dari perusahaan, dari pasaran, dari milik pribadi dan tanggungjawab atas alat-alat produksi dan yang menghargai kreativitas bebas manusia dalam bidang ekonomi;

Ad

(d). Peranan negara.

CN mengungkapkan penghargaan gereja terhadap demokrasi melawan totalitarisme, mengingatkan tugas negara untuk memperhatikan hak-hak azasi. Totalitarisme gagal karena ateis dan menyangkal Allah dan memandang manusia sebagai sistem kebutuhan dan kegunaan semata-mata. Apa makna ajaran sosial gereja bagi CN? Bagi CN, ajaran sosial gereja adalah partisipasi gereja dalam pelaksanaan rencana Allah untuk setiap manusia.

Ia mesti dimengerti sebagai partisipasi gereja dalam pergumulan begitu banyak orang untuk menyelesaikan masalah-masalah nasional dan internasional dalam ekonomi & tata hukum dan tata masyarakat. Masalahmasalah itu hanya dapat dipecahkan dalam kebersamaan dan sumbangan gereja bagi usaha bersama itu kejelasan nilai-nilai moral dan religius seperti perubahan sikap, kelakuan dan struktur. ASG dalam CN adalah a call to action