Halaman Inti
-
Upload
muhammad-luqman-hakim -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Halaman Inti
1
A. JUDUL
Pemanfaatan Bioetanol dari Limbah Tapioka dengan Agens Biofermentor
Saccharomyces cerevisiae sebagai Sumber Energi Listrik Terbaharukan di Desa
Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
B. LATAR BELAKANG
Industri tapioka merupakan salah satu industri kecil yang berkembang di
Kabupaten Pati. Di Kabupaten Pati sendiri setidaknya terdapat lima desa yang
menjadi sentra penghasil tapioka, salah satunya adalah klaster industi tapioka
Desa Sidomukti (Rachmah, 2008). Selain menghasilkan tepung, industri tapioka
juga menghasilkan hasil samping berupa limbah. Dari proses pengolahan
singkong menjadi tepung tapioka, dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau
sekitar 75% dari bahan mentahnya. Dimana limbah tersebut berupa limbah padat
yang biasa disebut onggok (ampas singkong) dan lindur (Retnowati dan Susanti,
2009).
Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk
padat dan di tepi sungai sehingga onggok yang dibuang disekitar lokasi industri
akan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup yang mendiami daerah
sekitar (Purwanti, 2009). Purwanti (2009) juga menyatakan bahwa limbah cair
sebagian besar langsung dibuang ke sungai sehingga menimbulkan bau yang
tidak sedap.
Dalam keadaan kering onggok mengeluarkan bau tidak sedap, apalagi dalam
keadaan basah saat musim hujan. Bau tidak sedap ini muncul akibat terjadinya
proses pembusukkan onggok yang sangat cepat (Purwanti, 2009). Di sisi lain
limbah cair tapioka sangat mencemari lingkungan, antara lain di Sungai Sat,
Suwatu, tercemar berat oleh BOD, COD, Fenol, total coliform tinja (Kajian
Peruntukan Sungai Kab. Pati, 2004) dalam (Prayitno, 2008). Sungai Pangkalan
yang menjadi muara limbah cair tapioka Desa Sidomukti juga tercemar dengan
COD 13.413 mg/l, BOD 645 mg/l (SLHD Kab. Pati, 2007) dalam (Prayitno,
2008).
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai
bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang
terbarukan (Komariyati dan Kusmailina, 2010). Sumber bioetanol dapat berupa
2
singkong, ubi jalar, tebu, jagung, sorgum biji, sorgum manis, sagu, aren, nipah,
lontar, kelapa dan padi. Sumber bioetanol yang cukup potensial dikembangkan
di Indonesia adalah singkong (Manihot esculenta) (Yakinudin, 2010).
Energi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Energi
menjadi syarat mutlak pemabangunan nasional setiap negara, termasuk di
Indonesia. Pemenuhan kebutuhan energi dunia selama ini sebagian besar
dipasok dari bahan bakar fosil yang tidak terbaharukan sehingga jika terus di
eksploitasi dimungkinkan akan habis dalam setengah abad mendatang. Selain
itu, menurut Komariyati dan Gusmailina (2010) menyatakan bahwa bahan bakar
fosil seperi minyak bumi saat ini harganya semakin meningkat, selain kurang
ramah lingkungan juga termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
Pemanfaatan sumber energi dari tanaman merupakan alternatif untuk
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Segala macam sumber
bioenergi tanaman perlu digali, diteliti dan dikembangkan untuk menjadi sumber
bioenergi bagi masyarakat Indonesia. Bioetanol merupakan salah satu bioenergi
berasal dari tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan industri
serta fasilitas lainnya, menyebabkan semakin besar pula kebutuhan akan energi
listrik, berarti semakin besar subsidi pemerintah yang harus disediakan melalui
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara. Sejak
tahun 2003 kebutuhan listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali pada jam puncak
sama dengan kapasitas terpasang pusat pembangkit listrik yang dimiliki oleh
PLN dan mulai tahun 2004 PLN perlu menambah sumber energi listrik baru
untuk memenuhi kebutuhan listrik pada beban puncak, untuk mencegah krisis
energi listrik (Suhardi, 2008).
Pemanfaatan bioetanol dari limbah industri tapioka sebagai sumber energi
listrik terbaharukan merupakan solusi cerdas menyelesaikan permasalahan
lingkungan akibat adanya pencemaran lingkungan akibat limbah tapioka di desa
Sidomukti kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati serta merupakan langkah
strategis dalam mengatasi krisis energi yang disebabkan sumber energi berbahan
bakar fosil yang mulai menipis.
3
C. PERUMUSAN MASALAH
Desa Sidomukti yang merupakan salah satu sentra industri tapioka di
Kabupaten Pati yang mampu mengolah singkong hingga 600 ton perhari dan 2/3
dari jumlah tersebut dihasilkan limbah. Limbah industri tapioka yang belum bisa
dimanfaatkan dan dikelola secara optimal berdampak negatif berupa pencemaran
lingkungan. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan
industri menyebabkan semakin besar pula kebutuhan akan energi listrik. Krisis
bahan bakar fosil yang merupakan sumber utama energi listrik menyebabkan
manusia berfikir mencari sumber energi lain yang terbaharukan. Bioetanol
merupakan sumber energi terbarukan berasal dari tumbuhan seperti tebu dan
singkong yang berpotensi sebagai bioenergi alternatif. Masalah yang dibahas
adalah apakah bioetanol dari limbah industri tapioaka bisa dijadikan sumber
energi listrik pengganti bahan bakar fosil di Desa Sidomukti, Kecamatan
Margoyoso, Kabupaten Pati.
D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efesiensi penggunaan bioetanol
dari limbah industri tapioka di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati sebagai sumber energi listrik terbaharukan sebagai pengganti
bahan bakar fosil.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian ini diharapakan bisa menghasilkan bioetanol dari limbah industri
tapioka di Desa Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati untuk
selanjutnya dapat dikembangkan sebagai alternatif sumber energi listrik
terbaharukan.
F. KEGUNAAN
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan dalam pengembangan
bioetanol sebagai sumber energi listrik alternatif terbaharukan sebagai pengganti
bahan bakar fosil.
4
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 Singkong
Menurut Anonim (2012) klasifikasi singkong adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu
sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar
setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling
potensial untuk diolah menjadi tepung (Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2011).
Singkong merupakan bahan nabati mengandung pati yang paling
banyak digunakan sebagai sumber penghasil bioetanol karena harganya
yang relatif murah dan mudah diperoleh (Krismatuti, 2009). Krismatuti
(2009) juga menyatakan bahwa singkong mengandung glukosa sebagai
bentuk penyimpanan kelebihan makananya, sehingga singkong dapat
difermentasi dengan menggunakan enzim tertentu untuk menghasilkan
bioetanol.
G.2 Bioetanol
Bioetanol (etil alkohol) adalah alkohol (etanol atau C2H5OH) yang
dibuat dari sumber daya alam (sumber nabati) yang dapat diperbahrui dan
atau hasil degradasi bagian dari limbah dan ditujukan untuk digunakan
sebagai biofuel (Krismatuti, 2009).
Menurut Aisyah dan Sembiring (2009), bioetanol biasanya diproduksi
secara fermentasi dari bahan yang mengandung glukosa atau polimer
5
glukosa (polisakarida). Pembentukan bioetanol dilakukan dalam kondisi
anaerob oleh Saccharomyces cerevisiae yang merupakan jenis mikroba
fakultatif anaerob (Asngad dan Triyani, 2009).
Bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai agen untuk meningkatkan
angka oktan pada bensin karena angka etanol cukup tinggi (135) sedangkan
oktan premium yang dijual sebagai bahan bakar adalah 98 (Aisyah dan
Sembiring, 2009).
Bioetanol sebagai sumber energi banyak menarik perhatian seluruh
dunia, ongkos produksinya lebih murah dan proses produksinya lebih
sederhana dari pada bensin (Asngad dan Triyani, 2010).
G.3 Saccharomyces cerevisiae
S. cerevisiae merupakan khamir yang banyak digunakan dalam
industri fermentasi bioetanol sebagai industri modern, khamir tersebut
dalam bioteknologi konvensional telah digunakan untuk memproduksi
beberapa pangan tradisional seperti: bir, anggur, wiski, sake, pengembangan
roti, tempe dan sebagainya (Asngad dan Triana, 2010).
S. cerevisiae merupakan khamir yang paling penting pada fermentasi
utama dan akhir, karena mampu memproduksi alkohol dengan konsentrasi
tinggi dan fermentasi spontan (Suparti, 2011).
G.4 Fermentasi
Fermentasi menurut Suparti (2011) dapat didefinisikan perubahan
kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim yang
berperan dapat dihasilkan oleh makroorganisme. Meidyawati (1997) dalam
Suparti (2011) menyatkan bahwa pada umumnya fermentasi alkohol
melibatkan khamir dari genus Saccharomyces, masing-masing spesies
masih terbagi menjadi beberapa galur yang memiliki sifat berbeda, yaitu
kemampuan dalam fermentasi, serta toleransi terhadap alkohol.
Pada proses fermentasi etanol, khamir terutama akan memetabolisme
glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan reaksi pada
jalur Embden-Meyerhof-Parnas, sedangkan asam piruvat yang dihasilkan
akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang kemudian mengalami
dehidrogenasi menjadi etanol (Amerine et al., 1987) dalam Musanif (T.T).
6
Kriteria pemilihan khamir untuk produksi bioetanol adalah
mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan bioetanol
banyak, tahan terhadap konsentrasi bioetanol dan glukosa tinggi, tahan
terhadap konsentrasi garam tinggi, pH optimum fermentasi rendah,
temperatur optimum fermentasi sekitar 25-30 oC ( Setyawati dan Rahman,
2011).
Proses fermentasi umumnya dipilih Saccharomyces cerevisiae, karena
dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap
alkohol serta mampu menghasilkan alkohol dalam jumlah yang banyak
(Suparti, 2011). Selain itu menurut Setyawati dan Rahman (2011)
Saccharomyces cerevisiae menghasilkan enzim zimase dan invertase. Enzim
zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida (glukosa
dan fruktosa). Enzim invertase selanjutnya mengubah glukosa menjadi
bioetanol (Judoamidjojo dkk, 1992) dalam Setyawati dan Rahman (2011).
Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah bioetanol yang dihasilkan
dari fermentasi adalah mikroorganisme dan media yang digunakan (Astuty,
1991) dalam (Setyawati dan Rahman, 2011). Suhu yang baik untuk proses
fermentasi berkisar antara 25-30 °C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk
proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan
khamir yaitu pH 4,0-4,5 (Setyawati dan Rahman, 2011).
Waktu fermentasi berpengaruh terhadap hasil karena semakin lama
waktu fermentasi akan meningkatkan kadar bioetanol. Namun bila
fermentasi terlalu lama nutrisi dalam substrat akan habis dan khamir
Saccaromyces cerevisiae tidak lagi dapat memfermentasi bahan (Setyawati
dan Rahman, 2011).
G.5 Distilasi
Distilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen
zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan
dengan memanaskan/ menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan
kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor (Anonim, 2010).
Distilasi bioetanol dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer
(sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78oC
7
sedangkan air adalah 100oC (kondisi standar). Krismatutin (2009)
mengatakan bahwa memanaskan pada rentang suhu mengakibatkan
sebagian besar etanol menguap dan melalui unit kondensasi akan bisa
dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.
Distilasi bertingkat mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian
maksimum 95,6%, karena pada kemurnian tersebut etanol membentuk
azeotrop dengan air sehingga tidak dapat dipisahkan lagi dengan pemisahan
biasa. Untuk mendapatkan etanol standar bahan bakar, kemurnian 99%
dapat dilakukan dengan menambahkan entrainer, pemisahan dengan
membrane secara evaporasi, ataupun dengan menggunakan moleculer sieve
(Frings, 2006) dalam Aisyah dan Sembiring (2009) .
G.6 Mesin Konversi Energi
Mesin Konversi Energi adalah suatu pesawat yang mengubah suatu
energi menjadi energi yang lain sehingga menghasilkan suatu kerja atau
usaha yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia (Anonim, 2012).
H. METODE PELAKSANAAN
H.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Sample limbah tapioka diambil dari salah satu industri pembuatan
tepung tapioka di Desa Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioproses Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan di Laboratorium
Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Penelitian direncanakan dilakukan selama 5 bulan.
H.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol air mineral
600 ml, gelas plastik, timbangan, gelas arloji, gelas ukur, beaker glass,
thermometer, pengaduk, kompor, panci, pipet tetes, piknometer, kertas pH,
wadah air, labu leher tiga, pendingin liebig, fermentor, erlenmeyer, kompor
listrik, selang, corong pemisah, corong, gelas ukur dan mesin konversi
energi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Lindur
kering, Saccharomyces cerevisiae, enzim α-amilase, enzim Glukoamilase,
8
urea, NPK, aquadest, NaOH, Antifoem, Amonium sulfat, dan Natrium
karbonat.
H.3 Variabel
a. Variabel bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah lama
fermentasi bioetanol dan konsentrasi bioetanol terhadap bensin dalam
menghasilkan listrik.
b. Variabel tetap
Variabel tetap yang digunakan adalah bioetanol yang dihasilkan
dari perbedaan lama fermentasi dan energi listrik yang dihasilkan dari
perbedaan variasi perbandingan bioetanol dengan bahan bakar bensin.
H.4 Cara Kerja
Cara kerja penelitian ini adalah sebagaimana skema dibawah:
9
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
NoURAIAN
KEGIATAN
BULAN
1 2 3 4 5
1.Analisis Situasi
Lapangan
2.Persiapan Alat dan
Bahan
3.Perijinan Tempat
Penelitian
4.Penelitian Produksi
Bioetanol
5.
Penelitian Konversi
Bioetanol Menjadi
Listrik
6. Analisis Data
7.Pembuatan Laporan
Akhir
J. RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program:
1. Bahan habis pakai : Rp. 6.448.000,00
2. Peralatan penunjang PKM : Rp. 4.537.000,00
3. Biaya Kesekretariatan dan dokumentasi : Rp. 95.000,00
4. Biaya perjalanan : Rp. 800.000,00
Jumlah : Rp.11.880.000,00
Tabel 2. Rancangan Biaya
No. Bahan Rincian BiayaJ.1. Bahan Habis Pakaia. Lindur Kering 100 kg x 130.000 Rp. 1.300.000,00b. Saccharomyces Rp. 500.000,00
10
cerevisiaec. Alpha Amilase 10 L x Rp. 100.000 Rp.1.000.000,00d. Gluko Amilase 15 L x Rp. 130.000,00 Rp.1.950.000,00e. NPK 20 kg x Rp. 5.000,00 Rp.100.000,00f. Urea 40 Kg x Rp. 13000,00 Rp. 520.000,00g. NaOH 15 Kg x Rp. 20.000,00 Rp. 300.000,00h Antifoam 3 mL x Rp. 40.000,00 Rp. 120.000,00i Aquades 20 L x Rp. 700,00 Rp. 14.000,00j H2SO4 2 Kg x Rp. 12.000,00 Rp. 24.000,00k Amonium Sulfat 200 g x Rp. 1.000,00 Rp. 200.000,00l Natrium Karbonat 200 g x Rp. 2.100,00 Rp. 420.000,00
Subtotal Rp. 6.448.000,00J.2. Peralatan Penunjanga. Laboratorium
Bioproses Teknik Kimia Undip
Rp. 500.000,00
b. Laboratorium Konversi Energi Teknik Elektro Undip
Rp. 500.000,00
c. Drum Air 3 x Rp. 200.000,00 Rp. 600.000,00d. Dandang Besar 4 x Rp. 100.000,00 Rp.400.000,00e. Selang 10 m x Rp. 10.000,00 Rp.100.000,00f. Gayung 4 x Rp. 10.000,00 Rp. 40.000,00g. Sarung Tangan 4 x Rp. 10.000,00 Rp. 40.000,00h. Masker 20 x Rp. 10.000,00 Rp. 200.000,00i. Kapas 1 Kg x Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00l. Sikat 4 x Rp. 5.000,00 Rp. 20.000,00m. Spiritus 1 L x Rp. 85.000,00 Rp. 85.000,00n. Alkohol 76 % 1 L x Rp. 42.000,00 Rp. 42.000,00i Mesin Konversi 1x Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000,00
Subtotal Rp. 4.537.000,00J.3 Kesekretariatan dan Dokumentasia. Print proposal 3 x Rp. 10.000,00 Rp.30.000,00b. Penjilidan Proposal 3 x Rp. 5000,00 Rp. 15.000,00c. Dokumentasi Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00 Subtotal Rp. 95.000,00J.4. Biaya Perjalanana. Transportasi
Semarang-Pati4 x Rp. 100.000,00 Rp. 400.000,00
b. Transportasi Angkut Sampel Pati-Semarang
Rp. 300.000,00 Rp. 300.000,00
c. Lain-lain Rp. 100.000,00 Subtotal Rp. 800.000,00
Total Biaya Rp.11.880.000,00
11
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Distilasi Uap.
http://lifechemicals.blogspot.com/2010/12/destilasi-uap.html. Diakses 16
Oktober 2012.
Anonim. 2012. Mesin Konversi Energi. novrizalbinmuslim.files.wordpress.com.
Diakses 21 Oktober 2012.
Anonim. 2012. Informasi Spesies. http://www.plantamor.com/index.php?
plant=815. Diakses 16 Oktober 2012.
Asngad, A dan Triyani. 2010. Kadar Bioetanol Limbah Tapioka Padat Kering
Dengan Penambahan Ragi Dan H2SO4 Pada Lama Fermentasi Yang
Berbeda. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi.11(2): 156-166.
Komariyati, S. dan Gusmailina. 2010. Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti
Minyak Tanah. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Bogor.
Krismatuti, F.S.H. 2009. Sumber Penghasil Energi Alternatif Bioetanol. Berita
IPTEK LIPI.
Pawirohaesono, Suyanto. 2007. Potensi Pengembangan Industri dan
Bioekonomi Berbasis Makanan Fermentasi Tradisional. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia.5(2): 85-91: Semarang
Prayitno, H.T. 2008. Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka
Dengan Teknologi Membran Sebagai Upaya pemanfaatn Dan
Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro: Semarang
Purwanti. 2009. Kualitas Bioetanol Limbah padat Basah Tapioka Dengan
Penambahan Ragi Dan Waktu Fermentasi Yang Berbeda. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
12
Retnowati, D dan Susanti, R. Pemanfaatan Limbah Padat Ampas Singkong Dan
Lindur Sebagai Bahan Baku Pembuat Etanol. Makalah Penelitian
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro di
Semarang.
Sari, R. P. P. 2009. Pembuatan Bioetnaol dari Limbah Sorgum dengan Proses
Fermentasi. Seminar Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro di Semarang.
Setyawati, H dan Rahmana, N.A. 2011. Bioetnaol dari Kulit Nanas dengan
Variasi Massa Saccharomtces cerevisiae dan waktu Fermentasi. Teknik
Kimia ITN: Malang.
Yakinudin, Andal. 2010. Bioetanol Singkong Sebagai Sumber Bahan Bakar
Terbaharukan dan Solusi Untuk Meningkatkan Penghasilan Petani
Singkong. IPB.
.
13
L. LAMPIRAN
Biodata Singkat Ketua Program dan Anggota
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Mohamad Ridwan Tsanitya
Tempat/ tanggal lahir : Purbalingga/ 25 Mei 1994
Alamat : Jl. Angsana Raya No. 99 Teluk Purwokerto
Waktu kegiatan : 10 jam/ minggu
Riwayat Pendidikan :
2012-sekarang Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2009-2012 SMA N 5 Purwokerto
Pengalaman Organisasi :
2010-2011 Sekretaris I ROHIS SMA N 5 Purwokerto
Semarang, 15 Oktober 2012
(Mohamad Ridwan Tsanitya)
21060112130073
2. Anggota Pelaksana Kegiatan 1
Nama : Khoirul Huda
Tempat/ tanggal lahir : Pati/ 2 Mei 1992
Alamat : Desa Suwaduk RT 07/RW 03 Wesarijaksa Pati
Waktu kegiatan : 8 jam/ minggu
Riwayat Pendidikan :
2010-sekarang Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Diponegoro
2007-2010 MA Raudlatul Ulum
Pengalaman Organisasi :
2011-Sekarang Ketua Kelompok Mahasiswa Peduli Lingkungan
Biologi
Semarang, 15 Oktober 2012
(Khoirul Huda)
24020110130060
14
3. Anggota Pelaksana Kegiatan 2
Nama : Didi Romadi
Tempat/ tanggal lahir : Demak/ 30 Agustus 1992
Alamat : Desa Wilalung RT 07/RW 03 Kec. Gajah Kab.
Demak
Waktu kegiatan : 8 jam/ minggu
Riwayat Pendidikan :
2010-sekarang Mahasiswa D3 Teknik Kimia Universitas Diponegoro
2007-2010 MAN 2 Kudus
Pengalaman Organisasi :
2007-2008 Anggota Sie. Keagamaan OSIS MAN 2 Kudus
Semarang, 15 Oktober 2012
(Didi Romadi)
21030110060042
4. Anggota Pelaksana Kegiatan 3
Nama : Muhammad Luqman Hakim
Tempat/ tanggal lahir : Jepara/ 11 Januari 1994
Alamat : Welahan, RT 04/ RW 02, Kec. Welahan, Jepara
Waktu kegiatan : 8 jam/ minggu
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Diponegoro
2008-2011 SMA N 1 Welahan
Pengalaman Organisasi :
2008-2010 OSIS SMA N 1 Welahan
Semarang, 15 Oktober 2012
(Muhammad Luqman Hakim)
24020111130036
15
Biodata Dosen Pendamping
Nama : Dr. Aris Triwiyatno, ST. MT
Tempat/tanggal lahir : Rembang / 8 September 1975
Alamat : Desa Warugung RT 06/RW 02 Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 3 Sale di Rembang lulus tahun 1987
2. SMP N 1 Lasem di Rembang lulus tahun 1990
3. SMA Taruna Nusantara lulus tahun 1993
4. ITS Program Sarjana Teknik Elektro 1998
5. ITS Program Magister Teknik Elektro 2005
6. ITS Program Doktor Teknik Elektro 2011
Pengalaman Penelitian :
1. Fuel Saving Strategy in Spark Ignition Engine Using Fuzzy Logic
Engine Torque Control, Makara, Teknologi, Vol. 16, No. 1, April 2012:
35-42.
2. Optimal Fuzzy Control Design: Case Study of Engine Torque Control of
Spark Ignition Engine, Proceeding of International Conference on
Informatics for Development – ICID 2011, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 26 Nopember 2011.
3. Perancangan Simulasi Supervisory Control and Data Acquisition pada
Prototipe Sistem Listrik Redundant, Transmisi, Vol. 14, No. 1, Januari
2012.
Semarang, 15 Oktober 2012
(Dr. Aris Triwiyatno, ST., MT)
NIDN. 0008097504