inti laporan

61
1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( P K L ) TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH KELAPA SAWIT MENJADI CPO DAN KERNEL DI PT. NUBIKA JAYA BLOK SONGO, KOTA PINANG LABUHAN BATU SELATAN Oleh : Oking Hasbhi Damanik 06118023 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

Transcript of inti laporan

Page 1: inti laporan

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

( P K L )

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH KELAPA SAWIT MENJADI CPO

DAN KERNEL

DI PT. NUBIKA JAYA BLOK SONGO, KOTA PINANG

LABUHAN BATU SELATAN

Oleh :

Oking Hasbhi Damanik

06118023

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2010

Page 2: inti laporan

2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban

dalam kurikulum Teknik Pertanian. Dalam PKL ini dituntut agar mahasiswa

mampu menyerap dan mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan

kerja praktek dan membandingkan dengan ilmu yang didapat dibangku kuliah.

Dalam PKL ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan dan cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi

khususnya bidang industri.

Demikianlah diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat

diandalkan untuk diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai

dengan latar belakang pendidikan yang didapat dibangku kuliah.

Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan

di PT. Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami

dapat memperdalam pengetahuan, khususnya tentang pengolahan bahan baku,

produksi serta profesi sehingga kami memperoleh pengalaman kerja dibidang

industri khususnya pada pengolahan kelapa sawit.

I.2 Deskripsi Tempat PKL

PT. Nubika Jaya ini terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Labuhan

Batu Selatan, tepatnya di Blok Songo desa Sisumut Kecamatan Kota Pinang.

Pabrik ini mulai berdiri tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002. Pabrik

in memilki empat plant yaitu antara lain pengolahan kelapa sawit (PKS),

pengolahan biji dan inti sawit (KCP), pengolahan refenary jaya (PRJ) dan pabrik

oleo chemichal (PON).

I.3 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan perusahaan ini, untuk mendapatkan tujuan yang maksimal

serta efisiensi kerja yang baik diperlukan mekanisme yang baik pula.

Page 3: inti laporan

3

Struktur organisasi yang diterapkan di PKS PT. Nubika Jaya adalah organisasi

yang fungsional, dimana pabrik dipimpin oleh Mill Manager. Dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa staf sesuai dengan bidangnya.

Uraian dan tanggung jawab personil dari organisasi adalah sebagai berikut:

1. Mill Manager

- Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran belanja tahunan

pabrik.

- Menyusun dan melaksanakan policy umum kebun, sesuai dengan

pedoman dan intruksi kerja dan direksi.

- Mengajukan saran kepada pimpinan perusahaan.

- Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.

2. Asisten Kepala

- Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan.

- Mengkoordinir pekerjaan asisten-asisten proses, maintenance,

elektrik dan labor.

- Bertanggung jawab kepada manager.

- Mengawasi jalannya proses pengolahan.

- Memberikan saran dan masukan kepada manager baik diminta

maupun tidak dalam rangka peningkatan prestasi kerja dan

efisiensi perusahaan.

3. Kepala Tata Usaha

- Bertanggung jawab kepada manager.

- Menyusun rencana anggaran tahunan yang meliputi :

a. Meneliti dan menilai dalam mata uang, semua rencana yang

telah disusun oleh tiap bagian.

b. Membuat perhitungan harga pokok produksi dan tarif unit

kerja.

- Mengawasi pelaksanaan administrasi dan keuangan kebun.

- Menyusun daftar gaji karyawan.

- Mengawasi pemasukan, pengeluaran dan penyediaan barang dari

dan kegudang.

Page 4: inti laporan

4

- Memberikan saran kepada atasan mengenai waktu yang tepat untuk

pengadaan barang.

4. Asisten Proses

- Bertanggung jawab kepada asisten kepala.

- Mempertanggung jawabkan pengolahan pabrik.

- Menyampaikan saran serta usaha perbaikan kepada kepala pabrik.

- Membuat laporan dan pertanggung jawaban terhadap mutu minyak

sawit dan inti sawit.

5. Asisten Bengkel

- Membantu askep menyusun rencana perawatan instalasi pabrik dan

menyusun anggaran belanja bidang teknik.

- Bertanggung jawab kepada Askep.

- Memperbaiki segala kerusakan yang terjadi di pabrik.

- Mempelajari data pengolahan agar dapat mengetahui keadaan

instalasi pabrik.

6. Asisten Laboratorium

- Bertanggung jawab kepada Askep.

- Menganalisis kadar minyak.

Page 5: inti laporan

5

Page 6: inti laporan

6

BAB II

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

II.1 Bahan Baku

Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis

golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal

adalah Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan

penmpang irisan buah yaitu jenis dura memiliki tempurung tebal memiliki biji

besar, jenis psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung tipis sedangkan

tenera yang merupakan hasil penyilangan dura dan psifera menghasilkan buah

yang tempurung tipis dan inti besar.

Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24 – 30 bulan.

Buah yang pertama keluar masih dinyatakan sebagai buah pasir artinya belum

dapat diolah didalam pabrik karena kandungan minyaknya masih rendah.

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan sawit adalah minyak kelapa

sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal

komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit

mulai terbentuk sesudah 100 hari atau setelah dalam buah minyak sudah penuh.

II.2 Proses Pengolahan

A. Jembatan Timbang (Weighting Bridge)

Jembatan ini terbuat dari besi baja dengan ukuran panjang 15 m dan lebar 3 m

berfungsi untuk menimbang atau mengetahui berat janjangan yang akan diolah

dan produksi CPO yang keluar. Prinsip kerjanya sebagai berikut : setiap truk

pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan

timbang (weighting bridge) untuk memperoleh sewaktu berisi (bruto) dan berat

sudah dibongkar (terra). Selisih antara bruto dan tarra adalah jumlah TBS yang

diterima di PMKS (netto). Disamping itu juga untuk menimbang hasil produksi

CPO dan Kernel. Data timbangan ini digunakan untuk menghitung remdemen,

kapasitas olah pabrik dan data produksi tanaman. PT. Nubika Jaya memiliki tiga

unit jembatan timbangan dengan kapasitas maksimum 60 Ton.

Page 7: inti laporan

7

3 m

15 m

Gambar 1: Truk ditimbang

B. Stasiun Penerimaan Buah (Fruits Loading Ramp Station)

Buah sawit hasil pemanenan harus segera diangkut kepabrik, agar segera dapat

diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar

asam lemak bebas yang tinggi. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak

bebas pengolah harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah pemanenan.

Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit diakibatkan oleh kegiatan enzim

lipase yang biasanya terjadinya sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah

kelapa sawit mengandung enzim lipase sangat aktif, yang dapat memecahkan

lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang

tersebut rusak.

Buah kelapa sawit yang telah matang dan masih segar hanya mengandung 0,1

% asam lemak. Tetapi buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung

asam lemak bebas sampai 50 %, hanya dalam waktu beberapa jam saja. Bahkan

apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam

kandungan asam lemak bebasnya dapat mencapai 67 %. Untuk membatasi

terbentuknya asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus dipanasi dengan suhu

antara 90o sampai 100o C sebelum pelepasan daging buahnya (depulping), dengan

cara ini asam lemak bebas yang terbentuk hanya sedikit saja.

Pada PKS PT. Nubika Jaya, memiliki Loading ramp dengan kapasitas 600

ton yang terdiri dari 14 pintu dengan 28 bay. Pintu ini digerakkan dengan sistim

Hidraulik. Untuk memudahkan pemindahan TBS kedalam lori maka dibuat

miring dengan sudut 35o dan mempunyai kisi-kisi, kisi-kisi ini bertujuan untuk

mengurangi kotoran dan pasir. Di pabrik ini terdapat 50 unit lori. Kapasitas satu

Page 8: inti laporan

8

unit lori adalah 7 - 7,5 Ton, alat yang digunakan untuk menarik/menggerakan lori

adalah capstand. Sedangkan untuk memindahkan lori, antara jalur dengan jalur

lainnya menggunakan transfer carry. Kapasitas pabrik memiliki target olah

30.000 ton sawit/bulannya.

TBS jatuh ke peron

Truk dengan TBS

pintu loading ramp

lori

Gambar 2: Proses Loading Ramp

C. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

Buah beserta lori direbus didalam sterilizer dengan mengalirkan uap panas

selama 80-95 menit kedalam sterilizer tersebut. Suhu yang digunakan antara 100o

– 132o C dengan tekanan 3 Kg/Cm2. Tipe sterilizer yang digunakan pada PKS PT.

Nubika Jaya ini adalah tipe horizontal yang mampu menampung 49 ton TBS yang

berada pada 7 buah lori dalam satu stasiun perebusan. Pabrik memiliki 2 buah

Sterilizer. Masing-masing sterilizer terdapat alat ukur tekanan. Kapasitas rebusan

pabrik ini dengan menggunakan 2 unit sterilizer adalah sebagai berikut :

Kapasitas Rebusan = Jmlh unit rebusan x Jmlh lori dlm rebusan x isian lori x time

Waktu normal perebusan + Buka tutup pintu

= 2 unit x 7 unit x 7,5 ton x 60 menit

90 + 15 menit

= 60 Ton/Jam

Page 9: inti laporan

9

Adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai berikut :

1. Untuk memudahkan pelepasan buah dari tandannya

2. Untuk menonaktifkan enzim penstimulur (lipase dan oksidase)

pembentukan asam lemak bebas

3. Untuk menurunkan kadar air pada TBS agar daging buah menjadi lunak

4. Untuk mengakogulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih

mudah

5. Untuk menambahkan kelembapan dalam daging buah sehingga minyak

lebih mudah dikeluarkan

6. Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.

Sistem perebusan yang digunakan di pabrik PKS PT. Nubika Jaya adalah

sistem tiga puncak. Waktu normal yang digunakan untuk siklus perebusan adalah

90 menit, dengan cara kerja sebagai berikut :

1. Puncak Satu (10 menit)

Setelah lori-lori dimasukkan kedalam rebusan, pintu ditutup. Kran inlet

steam dibuka dan buang kondensat selama 1 menit lalu tutup. Buka kran

inlet steam selama 5 menit untuk mencapai tekanan 1,5 Kg/cm2, lalu kran

kondensat dibuka selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran

kondensat dan exhaust dibuka selama 3 menit.

2. Puncak Dua (15 menit)

Operasionalnya sama dengan puncak satu, kran inlet steam dibuka dan

buang kondensat selama 1 menit lalu tutup kembali. Buka kran inlet steam

selama 7 menit untuk mendapatkan tekanan 2 Kg/cm2, lalu buka lagi kran

kondensat selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran kondensat

dan exhaust dibuka selama 6 menit.

3. Puncak Tiga (65 menit)

Kran inlet steam dibuka selama 14 menit untuk mencapai tekanan 2,5 s/d 3

Kg/cm2, buka kran kondensat selama 1 menit kemudian tutup kembali.

Lalu tahan selama 12 menit, buang kondensat 1 menit, tahan selama 21

menit. Puncak tiga ini ditahan selama 47 menit (keadaan ini disebut

(holding time). Selesai masa tahan inlet steam ditutup, kemudian buka

kran kondensat selama 4 menit. Buka kran kondensat dan kran exhaust

Page 10: inti laporan

10

dibuka selama 6 menit sehingga tekanan menjadi turun menjadi 0 Kg/Cm2.

Setelah tekanan dalam sterilizer turun hingga 0 Kg/Cm2 dan air kondensat

terkuras habis, pintu pengeluaran dapat dibuka dan lori-lori dapat

dikeluarkan untuk proses selanjutnya.

Inlet exaust

STERILIZER lori

Kondensat

Gambar 3 : Stasiun Strerilizer

Tabel 1 : Waktu buka/tutup valve (katup)

Step Waktu (Menit) Valve1 1 52 5 13 1 54 3 65 1 56 7 17 1 58 6 69 1 5

10 14 111 1 512 12 113 1 514 21 115 4 416 6 6

Keterangan :

Valve 1 : Inlet steam buka/masuk, kondensat dan exhaust tutup.

Valve 4 : Kondensat buka, inlet steam dan exhaust tutup.

Page 11: inti laporan

11

Valve 5 : Inlet steam buka/masuk, kondensat buka dan exhaust tutup.

Valve 6 : Inlet steam tutup, kondensat buka dan exhaust buka.

P ( Tekanan)

3 bar

2 bar

1 bar

0 5 15 65 T (Time)

Gambar 4 : grafik sterilizer

Hal – hal yang mempengaruhi perebusan :

Waktu perebusan yang terlalu lama akan menimbulkan warna minyak

yang diperoleh terlalu tua sehingga sulit dipucatkan dan losses minyak

pada air rebusan bertambah

Tekanan dan massa steam yang kurang akan menimbulkan : buah kurang

masak atau perebusan tidak sempurna ((sebagian berondolan tidak lepas

dari janjangan (USB tinggi)), pelumatan pada digester tidak sempurna

sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga losses minyak pada

ampas dan biji bertambah.

D. Stasiun Penebahan (Thresing Station)

Page 12: inti laporan

12

Threser adalah suatu drum berputar dengan putaran tertentu yang digerakkan

oleh elektromotor yang terbuat dari baja yang mempunyai kisi-kisi dengan jarak

tertentu sehingga dapat dilewati berondolan yang terlepas dari tandan akibat gaya

putar, gravitasi dan bantingan threser.

Fungsi dari threser adalah sebagai alat pemisah berondolan dengan janjangan

akibat putaran dan bantingan threser terhadap TBS yang direbus dalam bejana

rebusan.

Setelah mengalami perebusan, pengumpulan pada bunch feeder dan

penuangan dengan menggunakan tipler tandan yang direbus akan dihantarkan

bunch conveyor menuju threshing no. 1 untuk memisahkan berondolan dan

janjangan dengan proses pembantingan didalam drum yang berputar. Tandan yang

keluar dari threshing no. 1 akan melewati empty bunch conveyor untuk digiling

dan berondolan menuju bottom cross conveyor, sedangkan tandannya masuk ke

threshing no. 2. Prinsip kerja di threshing no. 2 ini juga sama pada threshing no.

1, yaitu dilakukannya pembantingan lagi. Berondolan akan jatuh melalui kisi-kisi

dan menuju ke under thresing conveyor.

Semua berondolan akan dibawa melalui bottom cross conveyor dan menuju

fruit elevator hingga proses selanjutnya yaitu menuju fruit distribution conveyor

untuk dilakukan proses pengempaan.

Janjangan akan keluar dari threshing drum no. 2. Ini diakibatkan karena

adanya sudu – sudu dalam drum. Selama terjadinya putaran, janjangan akan

terbawa keluar dan menuju horizontal empty bunch (EB) untuk melakukan proses

pengolahan selanjutnya yaitu menuju stasiun pengolahan janjangan kosong, empty

fruit bunch (EFB).

Page 13: inti laporan

13

E. Stasiun Kempa (Pressing Station)

Page 14: inti laporan

14

Stasiun ini adalah stasiun pertama dimulainya proses pengambilan minyak

dari buah dengan jalan melumat dan mengempa. Baik buruknya pengoperasian

alat ini sangat mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak.

1. Proses Pengadukan (Digester)

Digester adalah suatu bejana yang berbentuk silinder dengan letak vertical

yang berfungsi untuk mengaduk dan melumatkan daging buah sehingga terpisah

dari biji. Kecepatan pengadukan 24, 07 rpm dengan kapasitas 3500 liter/unit.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kecepatan pengadukan (digester)

adalah sebagai berikut :

Diketahui :

Putaran Elektro (n1) = 1450 rpm

Ratio Gearbox (i) = 63, 984

Diameter Pully d1 = 21.59 cm

d2 = 20,32 cm

Ditanya : Kecepatan pengadukan (digester) ??

Penyelesain :

n2 = n1 x d1

d2

= 1450 rpm x 21,59 cm

20, 32 cm

= 1540, 625 rpm

n3 = n2

i

= 1540, 625

63, 984

= 24, 07 rpm

Pengadukan didalam digester menggunakan pisau pengaduk (stirring arm).

dan untuk pelempar menggunakan expeller arm. Kedalam digester dimasukkan

uap panas dengan cara injeksi dengan suhu 90-100o C selama 15-20 menit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada digester :

Pelumatan buah harus baik, berarti daging buah dengan sempurna lepas

dari bijinya

Page 15: inti laporan

15

Volume digester harus dijaga penuh minimal ¾ dari kapasitas digester

Dengan volume penuh atau ¾ dari kapasitas digester akan menimbulkan

tekanan didalam digester semakin tinggi terhadap pisau-pisau pengaduk

sehingga pelumatan berjalan sempurna.

2. Proses Pengempaan (Screw Press)

Fungsi pengempaan adalah untuk memeras/mengeluarkan minyak dari daging

buah yang sudah dilumatkan didalam digester. Alat ini terdiri dua buah ulir yang

berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah konus (cones)

berada pada bagian ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara

hidrolis.

Agar proses ekstraksi berjalan sempurna, maka ditambahkan air pengencer

(water dilution) dimana di PT. Nubika Jaya menggunakan rumus 1 : 1 terhadap

rendemen dengan suhu 95- 100o C. dengan kapasitas screw press 15 ton/jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Ampas kempa harus keluar merata disekitar konus (mulut pengeluaran)

Tekanan hidrolik 40 - 50 Kg/Cm2 atau 35 – 40 A

Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus

dikosongkan

Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan inti pecah

bertambah banyak dan kerugian produksi inti bertambah

Bila tekanan kempa yang terlalu rendah akan menyebabkan ampas basah,

losses minyak pada ampas akan bertambah, pemisahan biji atau ampas dan

biji tidak sempurna serta ampas untuk bahan bakar dalam keadaan basah,

sehingga pembakaran dalam dapur tidak sempurna.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pressan adalah :

Kualitas hasil rebusan

Putaran screw press harus sesuai dengan kapasitas pressan sehingga

efisiensi ekstraksi dapat optimal

Page 16: inti laporan

16

Diagram Alir (Flow Chart) Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)

Weighting Bridge

Page 17: inti laporan

17

T.K.S*

Brondolan

Stasiun pengolahan T.K.S

Minyak Kasar (CPO)

TKS : Tandan kosong sawit

atau janjangan.

F. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)

Fruit Loading Ramp

Sterilizer

Tippler

Bunch Feeder

Bunch conveyor

Threser Drum No.1

Empty Bunch Chruser No.1

Tresher Drum No.2

Under Treshing Conveyor

Horizontal EB Conveyor

Bottom Cross Conveyor

Fruit Elevator

Fruit Distribution Conveyor

Digester

Screw Press

Vibrating Screen

Crude Oil Tank

E.F.B

Oil Gutter

Sand Trap Tank

Continous Settling Tank

Page 18: inti laporan

18

Stasiun ini adalah stasiun yang terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak

kasar hasil pengempaan dikirim kestasiun ini untuk diproses lebih lanjut, sehingga

diperoleh minyak produksi/CPO ( Crude Palm Oil).

Stasiun klarifikasi terdiri dari :

1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang

berasal dari screw press. Alat ini bekerja berdasrkan gaya gravitasi, dimana

minyak mempunyai berat jenis yang lebih kecil akan naik keatas, sedangkan pasir

yang berat jenisnya lebih besar akan mengendap kebawah. Untuk memudahkan

pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan

menginjeksi uap panas dengan suhu 90-95o C.

2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)

Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut

pada minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan

akan dikembalikan ketimba buah (fruit elevator) melalui solid conveyor untuk

diproses kembali. Saringan ini terdiri dari dua tingkat yaitu bagian atas memakai

saringan ukuran 20 mesh dan bagian bawah ukuran 40 mesh. Pada saat

penyaringan dilakukan penyiraman air panas dengan temperature 90o C. Hal yang

perlu diperhatikan dalam pengoperasian ini adalah pengenceran dengan air diatur

dengan sedemikian rupa, sehingga cairan dalam tangki mempunyai perbandingan

kira-kira 1 bagian minyak dan 2 bagian air lumpur (sludge).

3. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah

disaring untuk dipompakan kedalam tangki pemisah (continous settling

tank).Pada crude oil tank ini juga diharapkan terjadi pengendapan pasir dan

kotoran minyak kasar.

4. Tangki Pemisah (Continous Settling Tank)

Continous Settling Tank (CST) merupakan tangki untuk menerima minyak

kasar. Pada CST diberikan steam, untk mendapatkan temperatur minyak kasar 90-

95o C. panas yang diberikan menyebabkan viskositas menurun dan perbedaan

berat jenis antara cairan akan semakin besar, sehingga terjadi pemisahan, dimana

lapisan minyak akan naik keatas, sludge (campuran air yang masih minyak dan

Page 19: inti laporan

19

non oil solid) berada ditengah, serta pasir dan kotoran lainnya berada pada bagian

bawah. Minyak yang berada di bagian atas atas dikutip menggunakan talang

minyak (skimmer) dialirkan menuju oil tank, sedangkan sludge yang berada pada

bagian bawah engan menggunakan under flow dialirkan menuju sludge tank.

Secara teratur sludge dan kotoran pada CST yang berada pada bagian dasar

tangki dikeluarkan dengan cara di drain.

5. Oil Tank

Oil tank merupakan tangki penampungan minyak yang telah dikutip dari CST.

Minyak ini masih mengandung air dan kotoran. Minyak tersebut dipompakan

menuju ke oil purifier atau secara langsung menuju vacuum dryer. Pemberian

steam pada oil tank dengan steam coil temperatur 90 – 95 ºC, agar kotoran dan air

mengendap didasar tangki dan dikeluarkan dengan si drain dan ditampung ke

sludge drain. Kadar air dalam minyak diusahakan maksimal 0,2% dan kadar

kotoran maksimal 0,02 %.

6. Oil Purifier

Oil purifier adalah alat untuk pemurnian yang berasal dari oil tank, dimana

masih mengandung air dan kotoran. Oil purifier memurnikan minyak dengan cara

putaran, akibat putaran ini minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak

ke poros dan didorong keluar dari piringan disc, sedangkan kotoran dan air

dengan berat jenis lebih besar akan terdorong kearah dinding bowl.

Air akan keluar, sedangkan padatan akan melekat pada diniding bowl yang

akan dikeluarkan pada akhir pengolahan. Minyak yang keluar dari oil purifier

akan dipompakan ke vacuum dryer untuk pengeringan minyak.

7. Vacuum Dryer

Karena minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka

untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum dryer.

Vacuum dryer merupakan alat yang berfungsi untuk pengeringan minyak dari

kandungan air sehingga kandungan dapat dikurangi. Minyak yang dikeringkan

pada temperatur minimal 75-80°C.

Setelah disemprotkan kedalam vacuum melalui nozzle, minyak tersebut akan

membentuk kabutan sehingga kandungan air akan menguap dan keluar dari

ruangan vacuum terhisap oleh pompa vacuum. Minyak yang telah mengalami

Page 20: inti laporan

20

proses pengeringan akan dikumpulkan pada bagian bawah kamar vacuum dan

dipompakan menuju oil storage tank.

8. Sludge Tank

Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST.

Pemberian steam pada sludge tank dengan temperatur 90 – 95 ºC agar

mempermudah pemisahan antara sludge dengan pasir dan kotoran. Kotoran dan

pasir didalam sludge tank dan mengendap kedasar tangki dan dikeluarkan dan

ditampung di sludge drain tank (merupakan tangki penampungan dan

pengendapan kotoran dari sludge yang berasal dari oil tank dan buffer tank).

Terdapat dua unit pompa sludge dimana satu unit beroperasi sedangkan

satunya lagi sebagai cadangan yang berfungsi menghantarkan sludge dari sludge

tank menuju ke tangki umpan (buffer tank) melalui sand cyclone.

9. Sand Cyclone

Sludge dipompakan. Cairan sludge tersebut akan masuk dengan membentuk

gaya sentifugal didalam sand cyclone, sehingga pasir dan kotoran yang

mempunyai berat jenis yang lebih berat akan jatuh kebawah dan keluar seraca

otomatis berdasarkan interval waktu yang ditentukan. Sludge akan keluar dari atas

sand cyclone menuju buffer tank.

10. Vibrating Screen

Vibration screen merupakan ayakan bergetar yang berfungsi memisahkan

kotoran, pasir dan lumpur yang masih terikut dari sludge tank dengan cara

penyaringan. Dimana sludge bersih dipompakan ke buffer tank dan waste

(endapan) masuk ke fat pit. Mesh yang digunakan ukuran 20/30 mesh. Dengan alas

an nozzle sludge centrifuge yang digunakan ukuran 1,9 mm.

11. Buffer Tank

Buffer tank merupakan tangki umpan sludge yang berfungsi menampung dan

pengumpanan sludge yang telah diproses dari sand cyclone dan vibrating screen.

Dan untuk selanjutnya Sludge tersebut akan masuk dan diproses didalam decanter

atau sludge centrifuge.

12. Decanter

Page 21: inti laporan

21

Decanter merupakan alat pengolah sludge yang berasal dari buffer tank untuk

proses pemisahan. Sludge akan dipisahkan menjadi cairan minyak (light phase),

sludge ( heavy phase ) dan padatan (solid).

Light phase dari poses pemisahan akan ditampung di reclaimed oil tank dan

dipompakan menuju ke CST. Heavy phase akan di alirkan ke sludge collecting pit

sedangkan solid akan masuk ke screw solid conveyor untuk diantarkan menuju ke

solid hopper.

Terdapat satu unit decanter screw solid conveyor horizontal yang berfungsi

untuk menghantarkan solid hasil dari decanter menuju solid hopper melalui screw

solid conveyor inclined.

13. Sludge Centrifuge

Sludge dari buffer tank akan dialirkan menuju ke sludge separator untuk

pemisahan sludge didalam alat sludge centrifuge. Sludge centrifuge merupakan

mesin pemisahan sludge menjadi dua fraksi yaitu light phase dan heavy phase.

Sludge centrifuge bekerja berdasarkan gaya setrifugal. Hasil dari proses pemisahan

tersebut yaitu light phase dan heavy phase akan masuk ke reclaimed oil tank yang

akan dipompakan menuju CST, sedangkan heavy phase akan dialirkan menuju ke

sludge collecting pit.

14. Reclaimed Oil Tank

Reclaimed oil tank merupakan tangki penampungan cairan minyak dari sludge

drain tank dan light phase hasil dari pengolahan di sludge centrifuge maupun dari

decanter untuk dipompakan kembali menuju ke CST.

Terdapat dua unit pompa reclaimed oil tank, satu beroperasi dan lainnya

sebagai cadangan yang berfungsi menghantarkan minyak dari reclaimed oil tank

menuju ke tangki pemisah minyak CST.

Page 22: inti laporan

22

Diagram Alir Proses Klarifikasi Minyak CPO

Page 23: inti laporan

23

CPO

G. Stasiun Kernel (kernel recovery station)

Oil Tank Sludge tank

Continous Settling Tank

Sand Cyclone

Vibrating screen

Buffer Tank

Decanter Sludge Centrifuge

Light PhaseSolid

Oil Recovery Pit

Heavy Phase

Heavy Phase

Oil Recovery Pit

Solid Hooper

Vacuum Dryer

Oil Purifier

Oil Storage Tank

Reclaimed Tank

Refinary

Page 24: inti laporan

24

Stasiun kernel berfungsi untuk mengolah ampas dari screw press (yang

berbentuk fibre and nut), untuk dijadikan kernel atau inti. Pada stasiun ini terdapat

beberapa instalasi untuk mendukung proses pengolahan yaitu :

1. Cake breaker conveyor (CBC)

2. Depericarper

3. Nut polishing drum

4. Grading nut

5. Nut silo

6. Ripple mill

7. Cracked mixed conveyor

8. Pemisah inti dan cangkang secara kering (LTDS 1 dan LTDS 2)

9. Tromol inti dan Claybath

10. Kernel silo

1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Cake breaker conveyor berfungsi untuk memecah ampas yang keluar dari

screw press, mengurangi kadar air fibre sebagai bahan bakar boiler dan untuk

memudahkan kerja blower pada stasiun depericarper.CBC mempunyai pisau-

pisau pemecah (screw blade) yang berputar.

2. Depericarper

Depericarper adalah suatu kolom tegak dan panjang, yang ujungnya terdapat

fan penghisap serta fiber cyclone. Dari cake breaker conveyor, ampas dan biji

jatuh didepericarper dan masuk ke nut polishing drum. Sementara ampas (fibre)

terhisap oleh fan ke fiber cyclone, selanjutnya jatuh ke conveyor fiber&shell

untuk diangkut ke boiler sebagai bahan bakar.

3. Nut Polishing Drum

Nut polishing drum adalah suatu unit drum yang mempunyai plat-plat yang

dipasang miring pada dinding bahagian dalam.

Biji yang terpisah dari ampasnya masuk kedalam nut polishing drum dan

arena putaran drum tersebut, biji-biji akan dipoles untuk melepaskan serat-serat

yang masih tertinggal pada biji. Biji yang telah terpoles akan jatuh melalui

Page 25: inti laporan

25

lobang-lobang pada nut polishing drum akan dibawa melalui nut auger conveyor

dan kemudian akan terangkat melalui nut transport system menuju ke grading nut.

4. Nut grading

Nut grading berfungsi untuk memilah-milah nut berdasarkan ukurannya.

Didalamnya terdapat drum berputar terdiri dari ukuran lubang-lubang yang

berbeda, sehingga akan terpisahkan antara nut yang berukuran kecil, sedang dan

besar.

5. Nut silo

Nut silo berfungsi sebagai penampungan nut-nut yang telah dipilah-pilah di

nut grading berdasarkan ukuranya untuk pengumpanan ke masing-masing unit

ripple mill.

6. Ripple mill

Ripple mill adalah alat pemecah biji dengan cara menggilas biji antara rotor

dengan plat dinding (stator) yang bergerigi. Efisiensi pemecahan ini dipengaruhi

oleh kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan plat

begerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan

sebagai penahan dan pemecah. Selain itu pengumpanan ripple mill (kapasitas

umpan) juga mempengaruhi efisiensi ripple mill. Ripple mill ada tiga ukuran yang

pertama ukuran 38 rotor bar, kedua ukuran 40 bar dan yang ketiga 42 bar. Dengan

tujuan untuk mendapatkan efisiensi yang optimal.

7. Pemisah inti dan cangkang secara kering (LTDS 1A&1B serta LTDS 2)

Light tenera dust separator (LTDS No.1) adalah alat untuk memisahkan

cangkang dengan inti dengan cara hisapan kipas (fan). Campuran inti, cangkang

dan biji utuh utuh masuk kedalam tabung dan dengan gaya berat. Cangkang yang

halus dan abu akan terhisap dan masuk kedalam ke conveyor bahan bakar. Inti

yang berukuran sedang dan cangkang berukuran sedang akan terhisap dan masuk

ke LTDS No. 2. sedangkan inti besar, nut besar dan cangkang berukuran besar

akan jatuh ke tromol inti.

Pada dasarnya LTDS No. 2 ini prinsip kerjanya sama dengan LTDS No. 1 tapi

yang membedakannya adalah inti dan cangkang yang berukuran sedang akan

masuk ke unit claybath. Sedangkan inti dan nut bulat yang berukuran sedang akan

masuk ke tromol inti untuk proses selanjutnya.

Page 26: inti laporan

26

8. Claybath dan Tromol inti

Claybath merupakan bejana yang berbentuk silinder pada bagian atasnya dan

berbentuk kerucut pada bagian bawahnya. Prinsip kerja claybath adalah

berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana berat jenis cangkang 1,15 sedangkan

berat jenis inti 1,10. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang ini

menggunakan larutan air yang ditambahkan dengan kalsium karbonat (CaCO3),

sehingga akan didapat berat jenis larutan yang diinginkan, dimana inti dapat

terapung dan cangkang akan tenggelam kedasar claybath. Pada pemisahan ini inti

akan dicuci dan selanjutnya dimasukkan kedalam kernel silo, sedangkan cangkang

akan dikirim melalui shell conveyor yang digunakan bahan bakar boiler.

Tromol inti merupakan suatu alat berupa drum yang berputar dan terdapatl

lubang-lubang yang berfungsi sebagai pemisah antara inti dengan nut yang

berukuran besar.

9. Kernel silo

Kernel silo adalah tempat untuk mengeringkan atau mengurangi kadar air

hingga mencapai 7 %. Pengeringan dilakukan dengan cara pehembusan udara

panas dari heater pemanas. Suhu pengeringan adalah 80-90o C.

Inti yang sudah kering dikeluarkan dan turun ke conveyor, inti kering untuk

selanjutnya dimasukkan ke kernel reception storage lalu dimasukkan kernel

crusher plant.

Page 27: inti laporan

27

Page 28: inti laporan

28

Diagram Alir Proses Pengolahan Kernell Palm Oil (KPO)

cangkang

cangkang

inti inti cangkang

LTDS : Light Tenera Dust Separator

CMSS : Cracked Mixture Separating System

Screw Press

Cake Break Conveyor

Nut Auger Conveyor

Depericarper

Nut Polishing Drum

Nut Transport Fan

Nut Grading

Nut Silo

Ripple Mill

Cracked Mixed Conveyor

LTDS No.1a/1b CMSS No.1*

LTDS No.2/CMSS No.2*

Tromol Inti Claybath

Wet Kernel conveyor Shell Conveyor

Kernell Silo

Kernell reception Storage Kernell Crusher Plan

Fiber

BOILER

CaCo3

Page 29: inti laporan

29

H. Kehilangan (Losses) Minyak Sawit Selama Proses Pengolahan

Kehilangan (losses) minyak yang terjadi pada saat proses pengolahan kelapa

sawit terbagi dua :

1. Losses terhitung

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya losses terhitung, antara lain

sebagai berikut :

a. Pada stasiun perebusan yaitu keluaran air kondesat masih terdapatnya

kandungan minyak 18 % ODM (oil dry moisture/minyak terhadap sampel

kering)

b. Pada stasiun threshing yaitu empty bunch stalk dan USB. Empty bunch

stalk (janjangan kosong), kemudian dijadikan sebagi bahan bakar boiler.

Sedangkan USB (unstrip bunch) masih terdapat adanya berondolan yang

tertinggal pada janjangan sehingga menghasilkan oil losses.

c. Pada stasiun kempa yaitu fibre press. Ini diakibatkan karena daya tekanan

yang diberikan rendah sehingga kandungan minyak masih ada, terbuang

dan dijadikan sebagi bahan bakar.

d. Pada stasiun klarifikasi yaitu heavy phase, solid, final effluent dan

underflow recovery. Heavy phase dihasilkan setelah melalui proses di

decanter. Losses ini kemudian di kirim ke reclaimed tank untuk diproses

lagi. Solid merupakan losses yang tidak bisa dikutip lagi. Final effluent

merupakan oil losses yang tidak bisa dikutip lagi yang kemudian akan

dijadikan bahan baku biogas dengan menjaga Ph 4-5.

e. Pada stasiun kernel yaitu USB, fruit losses, fibre cyclone, LTDS IA/IB,

LTDS 2 dan claybath. Fibre cyclone merupakan fibre losses yang masih

mengandung minyak terbuang di dericarper dan akan menuju boiler.

2. Losses tidak terhitung

Losses yang tak terhitung, antara lain :

a. Loading ramp : pada saat jatuhnya TBS ke peron dan diakibatkan

bantingan yang keras menghasilkan banyaknya buah rusak sehingga

menghasilkan losses.

Page 30: inti laporan

30

b. Auto feeder : setelah melalui perebusan dan dilakukan penuangan di tipler.

Pada bunch feeder buah hasil rebusan ditampung. penampungan buah ini

lah terjadinya oil losses.

c. Presan : terjadinya losses diakibatkan keluaran kalor yang over flow.

Tabel 2 : Norma Proses (Quality Control) Oil Loss

No UraianIndeks Maks (%)

Wet Dry Buah dalam janjangan kosong 0,8 USB 3 Oil Loss Sterilizer Condensat 1 18 Jenjangan kosong 3 6,5 Fibre press 4 7 Biji press 0,5 0,9 Light phase Heavy phase 1 18 Solid phase 3 15 Slude centrifurgal 1 18 Umpan decanter 6 40 Final effluent 1 18 Press Station Moisture 38 Inti pecah 2 Biji pecah 7 Ampas press/nut 50/50 After Vacuum Dryer FFA 3,5 Mouisture 0,1 Dirty 0,013 Rendemen Oil 21 MPD Brondolan 80 Calix Leaves 8 Parthenocarpi 7 Mouisture 20 Kernell Loss Fibre cyclone 1,5 Dust cyclone/LTDS 1,5 Claybath 1,25 Kernell Produksi Moisture 7 Dirty 8 s/d 10

Page 31: inti laporan

31

I. Pengolahan Limbah

Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh

minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, penebahan,

pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan dan

penimbunan.

Pemrosesan diatas akan menghasilkan produk sampingan yang bersifat

polutan seperti limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila

dibuang sembarangan.

a. Pengolahan limbah padat

Limbah padat berupa janjangan kosong, ampas (fibre), cangkang dan solid.

Janjangan kosong hasil penebahan pada threser akan jatuh ke Horizontal EFB

Conveyor yang kemudian diolah di empty fruits bunch (EFB) yang kemudian

diangkut ke stasiun boiler digunakan sebagai bahan bakar. Ampas (fibre)

merupakan hasil dari pengolahan screw press kemudian jatuh di depericarper dan

terhisap oleh fan ke fibre cyclone, selanjutnya jatuh ke conveyor fibre&shell

untuk diangkut ke boiler sebagai bahan bakar.

Proses dari LTDS 1 dan LTDS 2 serta claybath menghasilkan sampingan

berupa cangkang yang digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan solid

digunakan sebagai pakan ternak dan juga untuk pupuk tanaman sawit pada tanah

yang berpasir.

b. Pengolahan limbah cair

Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari stasiun perebusan, klafifikasi

minyak, hydrocyclone, air pendingin boiler, air cucian pabrik dan air buangan

laboratorium. Kualitas limbah tersebut berbeda-beda. Air buangan yang masih

mengandung minyak dialirkan ke kolam 1, yang kemudian dikutip dan

dipompakan kedalam reclaimed tank atau COT dengan kapasitas pompa limbah

30 Ton/jam. Upaya pengutipan manual ini dilakukan untuk memperbaiki mutu

limbah cair dan menambah hasil rendemen.

Di pabrik PT. Nubika Jaya terdapat 8 kolam penampungan limbah cair, antara

lain :

1. Kolam 1 merupakan tempat penampungan limbah buangan pabrik pengolahan

Page 32: inti laporan

32

2. Kolam 2 digunakan untuk bahan baku biogas dan Ph-nya disesuaikan untuk

kebutuhan biogas (Ph 4-5)

3. Kolam 3 dengan Ph 4-5 digunakan juga untuk biogas, yang menghasilkan gas

methan (CH4) untuk pengolahan Oleo chemical plant

4. Kolam 4 merupakan penampung limbah dari hasil pengolahan biogas

5. Kolam 5 merupakan kolam anaerob yang digunakan untuk menguraikan

senyawa-senyawa organik dengan bantuan bakteri anaerob

6. Kolam 6 terjadinya proses aerasi/aerob dengan cara dipompakannya oksigen

(O2)

7. Kolam 7 sama prosesnya dengan kolam 6

8. Kolam 8 merupakan kolam sedimentasi dengan batas COD < 250 Ppm dan

BOD < 250 Ppm baru setelah itu dialirkan ke lingkungan.

Page 33: inti laporan

33

Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair

Cooling Poll (Ph 4-5)

Cooling Poll (Ph 4-5)

Over flow Cooling Poll (Ph 4-5)

CH4

Kolam Anaerob (Ph 6-7)

Gas CH4 Kolam Anaerob (Ph 6-7)

Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

Kolam sedimentasi

COD* < 250 Ppm BOD* < 100 Ppm

COD : Chemical Oxygen Demand BOD : Biological Oxygen Demand

PKS

KOLAM 1

KOLAM 2

KOLAM 3

KOLAM 4

KOLAM 5

KOLAM 6

KOLAM 7

KOLAM 8

LINGKUNGAN

OLEO

CHEMICAL

BIOGAS

HYDRO

CHEMICAL

Page 34: inti laporan

34

BAB III

SISTIM PEMBANGKIT TENAGA

Pusat pembangkit tenaga listrik adalah stasiun tenaga listrik dan uap. Tenaga

listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang mempergunakan bahan

bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Untuk turbin pabrik kelapa sawit

banyak digunakan tenaga uap, karena :

- Bahan bakar diperoleh dari buangan pabrik (ampas dan cangkang)

- Semua stasiun pengolahan memerlukan uap sebagai sumber panas.

Dengan demikian pusat pembangkit tenaga merupakan stasiun utama pada

pabrik. Adapun bagian-bagian dari sistim pembangkit tenaga ini adalah :

A. Ketel Uap (Boiler)

Untuk kebutuhan uap pengolahan dan pembangkit tenaga listrik, dibutuhkan

boiler sebagai sumber energi. Di pabrik PT. Nubika Jaya memiliki dua tipe boiler

yang digunakan untuk pembangkit listrik, yang pertama boiler dengan merek

Mackenzie (pembangkit baru). Bahan bakar digunakan adalah cangkang sebanyak

160 ton/24 jam ditambah dengan fibre dan janjangan kosong (EFB), dengan

perbandingan 60 % fibre, 30 % EFB dan 10 % cangkang, serta bahan bakunya air

sebanyak 1200 Ton air (Ph 9-10) selama 24 jam dengan suhu sebesar 410o C untuk

dapat menghasilkan 68-70 TonUap/jam. Pabrik ini memiliki 2 unit boiler

Mackenzie. Sedangkan untuk pembangkit listrik yang lama yaitu boiler dengan

merek Vickers yang bahan bakunya air sebanyak 600 Ton air (Ph 10-11) selama

24 jam dengan suhu sebesar 410o C menghasilkan kapasitas 35 Ton uap/jam dan

memiliki tekanan kerja 30 bar, dipabrik ini memiliki 3 unit boiler Vickers.

B. Turbin Uap

Turbin uap adalah pembangkit listrik tenaga uap yang digerakkan oleh tenaga

uap dari boiler. Untuk boiler mackenzie dialirkan ke turbin sandong, yang terbagi

dua tipe yaitu turbin back pressure dan condensing dengan tekanan kerja 68-70

bar untuk menggerakkan sudu-sudu dengan kecepatan 3000 rpm dan

menghasilkan daya sebesar 7,5 MW untuk setiap masing-masing unit turbin

tersebut. Kemudian daya tersebut dialirkan ke PKS sebesar 1 MW, KCP 3 MW,

Page 35: inti laporan

35

PRJ 1 MW, Oleo Chemichal 5-6 MW dan rencananya kelebihan daya akan dijual ke

PLN.

Sedangkan untuk boiler Vickers dialirkan ke turbin elliot ebara (2 unit), dresser rand

dan sinko. Masing-masing memilki daya sebesar 2,3 MW untuk elliot ebara, 2,8 MW

untuk dresser rand dan untuk turbin sinko 2,1 MW. Yang juga dialirkan kemasing-masing

plant.

C. Diesel Genset

Disamping listrik pembangkit tenaga uap, dibutuhkan juga pembangkit listrik

tenaga diesel. Penggunaan mesin ini terutama dipakai pada waktu turbin tidak

beroperasi dan apabila tenaga lisrik dari turbin tidak cukup untuk proses

pengolahan. Di PT. Nubika Jaya ini terdapat 3 unit genset, dengan merk genset

man dengan masing daya 200 kw, 395 kw dan 395 kw.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Tekanan dan level minyak pelumas

- Temperatur mesin dan air pendingin

- Putaran dari mesin

- Beban dari mesin

Page 36: inti laporan

36

Page 37: inti laporan

37

Diagram Alir Pembangkit Listrik

Pembangkit Baru Kapasitas : 70 Ton Uap/jam

Tekanan Kerja : @70 Bar/Unit

Tekanan kerja : 68-70 Bar

Daya : @7,5 MW/Unit

Kapasitas : 35 Ton Uap/jam

Pembangkit Lama Tekanan Kerja : @30 Bar/Unit

BOILER MACKENZIE

(2 UNIT)

TURBIN SANDONG

TURBIN BACK PRESSURE

TURBIN CONDENSING

PKS

( 1 MW)

KCP

(3.5 MW)

PRJ

( 1 MW)

OLEO

CHEMICAL

(5-6 MW)

( 1 MW)

PLN

GENSET :

Genset Man : 200 Kw

Genset Man : 395 Kw

Genset Man : 395 Kw

BOILER VICKERS

(3 UNIT)

TURBIN

TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)

TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)

TURBIN DRESSER RAND (2,8 MW)

TURBIN SINKO (2,1 MW)

PKS KCP PRJ OLEO

CHEMICAL

Page 38: inti laporan

38

Diagram Alir Pendistribusian Uap Panas (Steam)

BOILER MACKENZIE

HIGHT PRESSURE STEAM

( 65 BAR)

OLEO CHEMICALPRJ

MEDIUM PRESSURE STEAM

( 16 BAR)

OLEO CHEMICAL

TURBIN SANDONG

TURBIN BACK PRESSURE

TURBIN CONDENSING

LOW PRESSURE STEAM

( 3 BAR)

PKS KCP OLEO

CHEMICAL

PRJ

BOILER VICKERS

TURBIN

TURBIN ELLIOT EBARA

TURBIN ELLIOT EBARA

TURBIN DRESSER RAND

TURBIN SINKO

LOW PRESSURE STEAM

( 3 BAR)

PKS KCP OLEO

CHEMICAL

PRJ

Page 39: inti laporan

39

BAB IV

STASIUN PEMELIHARAAN AIR / WATER TREATMENT PLANT

(WTP)

1. Air Sungai

Air bersumber dari sungai yang berjarak 2 km dari pabrik. Dari

sungai, air ini akan dipompakan ke waduk dengan sistim langsung dan

sistim estafet, yang mana sistim estafetnya air sungai dipompakan ke bak

Boster Pump kemudian dipompakan ke waduk agar mendapatkan flow

atau kapasitas air sesuai dengan kebutuhan pabrik. Air yang dipompakan

ini belum mengalami proses apa pun.

2. Waduk

Dari sungai ke waduk. Air yang ditampung di waduk ini akan di

pompakan ke tangki tower yang berkapasitas 150 ton air. Secara gravitasi

air ini turun melalui pipa. Di dalam pipa ini dimasukkan cairan kimia

dengan cara dipompakan melalui selang yang berukuran kecil. Campuran

kimia yang di masukkan antara lain :

a. Coustic soda sebanyak 2 liter/ 200 liter air. Coustic soda berfungsi

untuk menaikkan pH. Proses ini berlangsung selama 12 jam.

b. Alum sebanyak 75 Kg/liter air, dimana alum ini berfungsi sebagai

pembentuk pulp.

c. B20P sebanyak 600 ml/ 600 liter air dan proses ini berlansung selama

12 jam. B20P ini berfungsi untuk mengikat pulp.

3. Clarifier

Dari tangki tower menuju clarifier. Clarifier merupakan tempat

penyaringan dan penampungan air sementara yang akan dialirkan menuju

water basin.

4. Water Basin

Water basin merupakan tempat penampung air dari clarifier,

dimana warna air ini sudah agak jernih.

Page 40: inti laporan

40

5. Multimedia

Multimedia adalah tempat penyaring dan penetralan kadar air

dengan hasilan pH nya normal. Hasil dari penyaringan ini ditampung di

tangki tower air bersih dan akan dialirkan ke perumahan.

6. Reverse Osmosis (RO)

Dari proses multimedia, air ini selanjutnya akan ditampung ke RO.

Air yang ditampung di RO ini dialirkan dan ditampung lagi di tangki

tower reject dan akan dialirkan ke PKS.

7. Misbed

8. Feed Tank

Feed tank dengan kapasitas 450 ton air. Air tersebut akan

dipompakan ke decorator.

9. Decorator

Proses yang terjadi pada decorator ini, terjadinya pencampuran bahan

kimia. Bahan ini dimasukkan melalui selang kedalam pipa. Bahan kimia

ini antara lain :

a. Untuk bolier Meckenzie.

- Larutan N7208 sebanyak 1 kg/200 liter air yang berfungsi untuk

mencegah tejadinya korosi.

- Larutan N2556 sebanyak 9,2 kg/200 liter air.

- Larutan Surgat 1700 sebanyak 15 kg/100 liter air yang berfungsi

untuk menaiikan pH 9-10.

b. Untuk boiler Vickers dengan pH

- Larutan Alpatrol sebanyak 6 kg dan Alpaplek 4 kg kedalam 400

liter air.

- Larutan Alsperse sebanyak 5,5 kg dan Alpacor 3 kg kedalam 400

liter air.

Page 41: inti laporan

41

Diagram Alir Water Treatment Plant (WTP)

Ph normal

AIR SUNGAI (RIVER WATER)

WADUK

CLARIFIER

WATER BASIN

MULTIMEDIA

TOWER AIR BERSIH

REVERSE OSMOSIS

MISBED

FEED TANK

DECERATOR

BOILER

DOMESTIK/

PERUMAHANTOWER REJECT

PKS

Pembersihan Pabrik

TOWER TANK

Page 42: inti laporan

42

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Produksi utama yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya PHG

adalah :

a. Crude Palm Oil (CPO) = 21 %

b. Inti sawit (Palm Kernell) = 5,6 %

2. Kapasitas olah pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya adalah sebesar 45 Ton

Sawit/jam

3. Kapasitas rebusan (sterilizer) di PT. Nubika Jaya adalah sebesar 60 Ton

Sawit/jam dengan suhu 100 - 132o C dan tekanan 2,8 - 3 Bar.

4. Bahan baku kelapa sawit yang diolah oleh PKS PT. Nubika Jaya berasal

dari kebun sendiri 20 % dan dari masyarakat 80 %.

5. Kesejahteraan para karyawan di PKS PT. Nubika Jaya tetap terjaga,

diantaranya pembagian ekstra pudding setiap hari dan tambahan gaji

berupa premi.

B. Saran

1. Buah kelapa kelapa sawit yang dipanen harus segera diangkut ke pabrik

untuk diolah, paling lambat jangka waktunya 8 jam setelah panen.

2. Efisiensi pada alat/mesin harus tetap dijaga dan diawasi sebaik mungkin

karena besar kecilnya losses minyak tergantung pada efisiensi dari kerja

alat/mesin.

3. Asap hitam yang keluar dari cerobong asap hendaknya dikurangi dengan

melakukan perbaikan-perbaikan pada alat yang rusak, sehingga

pencemaran udara dapat ditekan.

4. Segala peraturan-peraturan yang berlaku dipabrik hendaknya dipatuhi oleh

setiap karyawan untuk menjaga keselamatan dan kelancaran dalam

bekerja.

5. Hendaknya perusahaan menjalin kerjasama baik dibidang ilmu

pengetahuan maupun penelitian dengan lembaga pendidikan tinggi.

Page 43: inti laporan

43

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pengolahan Kelapa Sawit, Standar Analisa Laboratorium Dan

Limbah PKS, PT. NUBIKA JAYA, Blok Songo, Labuhan Batu Selatan.

Tambunan, Ir. Rudial. 2005. Laporan Kerja Praktek Di PT. Permata

Hijau Sawit PMH. Hutalombang Tapanuli Selatan. ITM.

Medan.

Pinem S.Tp, Budi. 2007. Teknologi Pengolahan Tandan Buah Segar

Menjadi CPO dan Kernel. Universitas Andalas. Padang.

Page 44: inti laporan

44

LAMPIRAN