Interpretasi Peta

5
INTERPRETASI PETA A. Fisiografi dan Geologi Regional Lokasi pengamatan berada pada daerah Parakan dan sekitarnya Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah yang berada pada daerah dataran Gunung Sundoro. Secara geografis lokasi pengamatan berada pada koordinat : 110⁰7'23" - 110⁰8'9" BT dan 7⁰16'8" - 7⁰16'55" LS. Morfologi daerah penyelidikan umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi yaitu : 1. Satuan morfologi dataran. 2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang. Satuan morfologi dataran, umumnya terdapat pada bagian selatan, yang menempati sekitar 15% daerah penyelidikan, menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, yaitu disekitar bantaran aliran Sungai Serayu, yang tediri dari endapan aluvial dan undak sungai, umumnya merupakan lahan persawahan dan tempat pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 100 sampai 500 meter dari permukaan laut. Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, umumnya terdapat pada bagian tengah yang menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, menempati sekitar 40% daerah penyelidikan, terletak di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari endapan batuan sedimen dan sebagian endapan batuan gunung api, umumnya berupa lahan perkebunan dan sedikit persawahan serta pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 500 sampai 1000 meter dari permukaan laut. B. Stratigrafi Menurut Thanden dkk. (1996), daerah penelitian tersusun oleh material volkanik Gunung Sundoro berumur Holosen (Qsu) litologi yang menyusun Qsu adalah lava andesit hipersten-augit dan lava basal olivin-augit (Thanden dkk. 1996) dan batuan volkanik Gunungapi Jembangan (Qj) yang terdiri dari breksi hipersten-augit sebagai lahar dan aliran lava yang ditemukan di Gunung Tlerep dan Gunung Butak.

description

asek

Transcript of Interpretasi Peta

Page 1: Interpretasi Peta

INTERPRETASI PETA

A. Fisiografi dan Geologi Regional

Lokasi pengamatan berada pada daerah Parakan dan sekitarnya Kabupaten Magelang ProvinsiJawa Tengah yang berada pada daerah dataran Gunung Sundoro. Secara geografis lokasi pengamatan berada pada koordinat : 110⁰7'23" - 110⁰8'9" BT dan 7⁰16'8" - 7⁰16'55" LS.

Morfologi daerah penyelidikan umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi yaitu :

1. Satuan morfologi dataran.

2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang.

Satuan morfologi dataran, umumnya terdapat pada bagian selatan, yang menempati sekitar 15% daerah penyelidikan, menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, yaitu disekitar bantaran aliran Sungai Serayu, yang tediri dari endapan aluvial dan undak sungai, umumnya merupakan lahan persawahan dan tempat pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 100 sampai 500 meter dari permukaan laut. Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, umumnya terdapat pada bagian tengah yang menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, menempati sekitar 40% daerah penyelidikan, terletak di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari endapan batuan sedimen dan sebagian endapan batuan gunung api, umumnya berupa lahan perkebunan dan sedikit persawahan serta pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 500 sampai 1000 meter dari permukaan laut.

B. Stratigrafi

Menurut Thanden dkk. (1996), daerah penelitian tersusun oleh material volkanik Gunung Sundoro berumur Holosen (Qsu) litologi yang menyusun Qsu adalah lava andesit hipersten-augit dan lava basal olivin-augit (Thanden dkk. 1996) dan batuan volkanik Gunungapi Jembangan (Qj) yang terdiri dari breksi hipersten-augit sebagai lahar dan aliran lava yang ditemukan di Gunung Tlerep dan Gunung Butak.

Batuan produk vulkanisme yang terdapat di Jawa Tengah bagian Barat berumur Pleistosen – Holosen. Adapun susunan stratigrafi batuan gunungapi di tersebut menurut Thanden dkk. (1996) adalah sebagai berikut:

1. Batuan Gunungapi Sundoro Lama (Qos) Batuan gunungapi Sundoro Lama terdiri dari rombakan batuan vulkanik yang sangat lapuk. Batuan tersebut diduga sebagai lahar yang berasal dari Gunung Sundoro.

2. Batuan Gunungapi Sundoro (Qsu)Batuan Gunungapi Sundoro terdiri dari andesit hipersten-augit dan lava basal olivine-augit.

Page 2: Interpretasi Peta

C. StrukturPada lokasi penelitian dijumpai adanya struktur berupa sesar turun yang mengarah dari barat timur.

D. Analisis Citra DEM

Gambar 1 : Citra DEM 3DBerdasarkan citra DEM ( Digital Elevation Model ) daerah peneitian berada pada Parakan

seperti pada gambar diatas serta lokasi pengamatan berada pada morfologi dataran. Daerah penelitian terdiri dari litologi produk gunungapi masa lampau.

Gambar 2 : Citra DEM 2D

Page 3: Interpretasi Peta

Gambar 3 : penampang citra DEM 2D

Dapat dilihat dari penampang tersebut akibat adanya sesar turun, mengakibatkan adanya suatu ketinggian yang hanya pada bagian utara daerah penelitian.

E. Sesumber dan Potensi Banyak sekali potensi dan sesumber atau sumber daya geologi yang bisa dimanfaatkan dari

daerah pengamatan yang berada di daerah pegunungan dengan elevasi yang cukup tinggi (700-1000 mdpl) antara lain : 1. Air

Merupakan komponen sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan semua makhluk hidup. Bagi masyarakat di daerah penelitian, air merupakan kebutuhan primer dalam mendukung aktifitas sehari-hari misalnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti : minum, memasak, mandi, mencuci dan digunakan juga sebagai kebutuhan lain seperti membuat penampungan dan bendungan untuk mengairi lading. 2. Tanah

Tanah adalah hasil dari pelapukan batuan. Tanah dapat terbentuk secara insitu di atas batuan induknya dan dapat pula merupakan hasil rombakan dari batuan di tempat lain. Pada daerah penelitian, tanah yang terbentuk, sebagian besar merupakan hasil pelapukan dan jatuhan piroklastika dari batuan gunung api. Hasil pelapukan ini kemudian terendapkan secara insitu, menutupi batuan tersebut.

F. Sumber Daya Bahan Galian

Bahan galian yang berada di daerah pengamatan termasuk ke dalam golongan C, seperti : pasir dan andesit. Yang dapat digunakan sebagai bahan baku pondasi atau bangunan. Pengalian terus-menerus dari bahan galian ini bila tidak memperhatikan aspek bencan geologi maka akan menjadi bumerang bagi warga sekitar.