interpretasi gravitasi

6
Pengamatan berat jenis (gravitasi) merupakan salah satu pengamatan menggunakan metode geofisika. Ketika gunung api mau meletus maka akan terjadi perubahan densitas (berat jenis) di bawah permukaan karena adanya magma yang menuju ke permukaan tanah. Untuk mengetahui perubahan magma bawah permukaan ini perlu dilakukan pengukuran metode graviti secara berkala pada sebuah gunung api. Permodelan hasil pengukuran gravitasi akan bisa memprediksi volume dapur magma suatu gunung api. Secara teoritis, pengukuran nilai gaya berat dilakukan untuk mengetahui besar gaya gravitasi pada titik-titik pengamatan. Metode gravitasi ini merupakan usaha dalam menggambarkan bentuk struktur bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi yang ditampilkan oleh perbedaan densitas antar batuan. Dengan asumsi nilai mutlak hasil pengukuran tidak terlalu penting, yang terpenting adalah adanya suatu kontras nilai densitas pada suatu daerah. Apabila terdapat anomaly positif pada daerah penelitian, maka diperkirakan bahwa daerah tersebut memiliki batuan dengan densitas yang besar, seperti batuan beku. Namun, metode ini tidak dapat menentukan litologi secara langsung, tetapi harus melihat posisi daerah tersebut secara regional. Anomali Bouger Peta penyebaran anomaly bouger lengkap merupakan tampilan hasil pengolahan data reduksi dengan koreksi densitas bouger atau densitas rata-rata 2.5mGal. Peta penyebaran anomaly bouger ini masih menunjukan gabungan keadaan struktur bawah permukaan dangkal maupun dalam. Terlihat pada gambar berikut, nila peta penyebaran anomaly bouger berkisar antara 64 hingga 90 mGal. Anomaly yang bernilai

description

kjk

Transcript of interpretasi gravitasi

Page 1: interpretasi gravitasi

Pengamatan berat jenis (gravitasi) merupakan salah satu pengamatan menggunakan metode

geofisika. Ketika gunung api mau meletus maka akan terjadi perubahan densitas (berat jenis) di

bawah permukaan karena adanya magma yang menuju ke permukaan tanah. Untuk mengetahui

perubahan magma bawah permukaan ini perlu dilakukan pengukuran metode graviti secara berkala

pada sebuah gunung api. Permodelan hasil pengukuran gravitasi akan bisa memprediksi volume

dapur magma suatu gunung api.

Secara teoritis, pengukuran nilai gaya berat dilakukan untuk mengetahui besar gaya gravitasi

pada titik-titik pengamatan. Metode gravitasi ini merupakan usaha dalam menggambarkan bentuk

struktur bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi yang ditampilkan oleh perbedaan

densitas antar batuan. Dengan asumsi nilai mutlak hasil pengukuran tidak terlalu penting, yang

terpenting adalah adanya suatu kontras nilai densitas pada suatu daerah. Apabila terdapat anomaly

positif pada daerah penelitian, maka diperkirakan bahwa daerah tersebut memiliki batuan dengan

densitas yang besar, seperti batuan beku. Namun, metode ini tidak dapat menentukan litologi secara

langsung, tetapi harus melihat posisi daerah tersebut secara regional.

Anomali Bouger

Peta penyebaran anomaly bouger lengkap merupakan tampilan hasil pengolahan data reduksi

dengan koreksi densitas bouger atau densitas rata-rata 2.5mGal. Peta penyebaran anomaly bouger ini

masih menunjukan gabungan keadaan struktur bawah permukaan dangkal maupun dalam.

Terlihat pada gambar berikut, nila peta penyebaran anomaly bouger berkisar antara 64

hingga 90 mGal. Anomaly yang bernilai lebih rendah (berwarna biru) secara umum terletak pada

bagian selatan, yang menunjukan bahwa kontras densitas bawah permukaan pada zona ini kecil. Nilai

kontras densitas yang lebih tingi ditunjukan pada daerah timur laut dengan nilai anomaly hingga 90

mGal. Nilai anomaly yang tinggi ii dapat digunakan sebagai asumsi awal dari keberadaan sumber

panas daerah penelitian.

Page 2: interpretasi gravitasi

Anomali Regional

Peta ini menunjukan respon anomaly untuk daerah yang lebih dalam/ gravitasi pada lokasi

yang dalam, sehingga pada peta anomaly regional ini dapat diamati anomaly gravitasi secara umum/

regional. Secara umum penyebaran nilainya berbentuk circular, dengan nilai yang semakin tinggi dari

barat daya ke timur laut. Nlai terbesar ditujukan dengan warna merah, yang mencapai 86 mGal.

Sedangkan semakin kea rah barat daya , nilainya mengecil hingga 65 mGal.

Page 3: interpretasi gravitasi

Anomali residual

Anamonali residual ini merupakan hasil dari pengurangan nilai anomaly bouger lengkap

dengan anomaly regional, sehingga hasilnya dapat diamati respon anomaly untuk daerah yang

dangkal. Anomaly residual mencerminkan distribusi gravitasi secara lokal pada suatu daerah. Dari

nilai ini dapat dilakukan interpretasi terhadap kondisi geologi di bawah permukaan, seperti

keberadaan struktur geologi serta keberadaan sumber panas dari suatu system panas bumi.

Pada bagian timur laut peta, penyebaran anomaly positif dan negative memiliki arah oientasi

yang cenderung sama, dengan struktur sesar yang ada. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh/

control struktur sesar terhadapa nilai anomaly residualnya. Sehingga diketahui bahwa daerah

berpotensi sumber panas tersebut, dikontreol oleh struktur geologi yang ada.

Page 4: interpretasi gravitasi

Dari hasil anolai residual dapat diinterpretasikan daerah dengan nilai anomaly tinggi,

merupakan daerah yang berpotensi sebagai sumber panas bumi. Yakni pada daerah timur laut,

tengah dan tenggara.

Penampang 2D

Page 5: interpretasi gravitasi

Dari interpretasi zona potensi sumber panas berdasarkan peta anomaly residual, maka dapat

dibuat model penampang 2D sepanajang A-B-C . pemodelan ini berdasarkan data gravitasi dan di

sesuaikan dengan data geologi yang ada.