INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP...

186
INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP EKONOMI SEDEKAH DAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh RESTI MULIANI NIM: 1113015000003 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1439 H

Transcript of INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP...

Page 1: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI

MELALUI KONSEP EKONOMI SEDEKAH DAN KEWIRAUSAHAAN

DI PONDOK PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh

RESTI MULIANI

NIM: 1113015000003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1439 H

Page 2: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 3: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 4: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 5: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Resti Muliani

NIM : 1113015000003

Jurusan : Pendidikan IPS/ Sosiologi

Judul Skripsi : Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui Konsep

Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang di ajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 8 Desember 2017

Resti Muliani

NIM. 1113015000003

Page 6: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 7: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

i

ABSTRAK

Resti Muliani, (NIM: 1113015000003). “Interaksi Sosial Kiai dengan Santri

Melalui Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi”. Skripsi. Program Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk memperoleh gambaran tentang interaksi

sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, (2) untuk memperoleh gambaran

tentang bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, (3) untuk memperoleh gambaran tentang

ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

Populasi dari penelitian ini adalah kiai dan seluruh santri Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Dalam penelitian ini menggunakan sampel

purposive sampling yaitu yang dijadikan sampelnya ialah Kiai sekaligus pendiri

pondok pesantren dan 12 santri yang mengikuti program KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan). Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian lapangan (field research) yang menggunakan data kualitatif. Adapun

instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pertama, interaksi sosial

kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, yaitu melalui beberapa bentuk yang

digolongkan menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Dalam

proses asosiatif ada kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Sedangkan proses

disosiatif adalah persaingan, kontravensi dan pertentangan. Kedua, bentuk

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, adalah kiai sedekah kepada santri dengan ilmu dan

membebaskan biaya kuliah serta biaya hidup sehari-hari di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi. Namun mereka pun harus bersedia bekerja di berbagai

unit usaha yang ada dan bekerjasama dengan pondok pesantren. Ketiga,

ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi adalah produktivitas santri dan kemampuan

mereka bersedekah setelah bekerja, sudah terbukti dengan adanya piagam

penghargaan dalam hal pengentasan kemiskinan, dan cita-cita yang setengah jalan

terwujud.

Kata kunci : Interaksi Sosial, Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan

Page 8: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

ii

ABSTRACT

Resti Muliani, 1113015000003 “Kiyai and Santri Social Interaction Through the

Filantrophic Economic Concept and Entrepreneurship at Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi”. Thesis. Department of Sosial studies education,

Faculty of Education and Teaching Sciences, State Islamic University in Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

This observation is supposed to 1. Get some description of social

interaction between Kiyai (preacher) and Santri (student) through the filantrophic

economic concept and entrepreneurship at Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi 2. Get some description about the applicative form of filantrophic

economic concept and entrepreneurship at Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi 3. Get some description about the success level of the application of the

filantrophic economic concept and entrepreneurship at Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi.

The population of this observation are Kiyai and the whole Santri at

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. In this observation using the

purposive sample which the main sample are Kiyai and 12 Santris who is involved

in KSB2 program (part-time-student-worker). The observation method that being

used is field research which using qualitative data. And the istruments that being

used are observing, interviewing and documentating.

Based on the observation result first, there are social interaction between

Kiyai and Santri through the filantrophic economic concept and entrepreneurship

at Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi through some forms that being

classified into 2; asosiatif and disosiatif process. In the asosiatif process there are

cooperative, acomodative and conflict. Second, the practice form of the

filantrophic economic concept and entrepreneurship at Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi is the Kiyai is the one who doing shodaqo to Santri with

knowledge and freeing the lecturing fee and live cost at Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi. But they are too is have to be well prepared to work in several

units that preserved and cooperative with the Pondok Pesantren. Third, the level

reaching of practice on the filantrophic economic concept and entrepreneurship

at Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, the productivity of Santri and

their ability to charity after work, has been proven by the award plaque in terms

of poverty alleviation, and the ideals that are half-way manifested.

Keywords: Social Interaction, Filantrophic Economic and Entrepreneurship

Page 9: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahman nirrahim

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala kenikmatan, rahmat, taufik dan hidayah dan inayah-Nya.

Sehingga skripsi yang berjudul “Interaksi Sosial Kiai dengan Santri melalui

konsep ekonomi sedekah dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi” dapat terlaksana secara baik.

Penulisan Skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mendapatka gelar

Sarjana Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2017/2018. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik

atas bimbingannya selama penulis menjalani masa perkuliahan

5. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Page 10: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

iv

6. Ibu Neng Sri Nuraini M. Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi

penulis.

8. Seluruh keluarga dari Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian

9. Ayahanda H. Gunawan dan Ibunda Hj. Popon Rusmiati, kedua adikku

Ridwan Dermawan dan Rizqi Agung Raya dan juga seluruh keluarga

besar tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih

sayang dan mendoakan penulis tiada henti serta memberikan

dukungan, motivasi yang sangat besar kalian menjadi inspirasi dan

panutan penulis dalam berjuang di kehidupan nyata dan selama

menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Yang tersayang Basyir Iskandarsyah S.Sos yang selalu menemani,

meluangkan waktu dan memberikan semangat dan doa sehingga kita

dapat menyelesaikan skipsi ini dengan yang kita harapkan.

11. Sahabat yang paling kece penulis yaitu Ira Pitri Handa S.ab dan Putri.

Semoga persahabatan kita langgeng terus sampai kita tua.

12. Sahabat penulis yaitu Mega, Abel, Ka Yanna, Alia, Dwi, Cyntia yang

telah memberikan dukungan dan kenangan yang tidak dapat dilupakan

selama di perantauan.

13. Sahabat perjuangan yaitu Navila, Sharasita, Nurlaili, Ati, Nur Isma,

Hikmah, Diah, dan banyak lagi yang tak dapat disebutkan satu persatu

terimakasih atas kenangan selama ini.

Page 11: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

v

14. Sahabat dari HIQMA (Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa) yaitu

Santi, Lita, Nurul, Fitri, Ka Syufi, Ka Ayi, dan kakak- kakak yang lain

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Banyak meninggalkan

kenangan dari mengerjakan program kerja, ditempa menjadi berpikir

dewasa dan tahan banting, lalu yang paling seru mencari uang dengan

mengamen untuk membuat suatu pertunjukan.

15. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu hingga skripsi ini terselesaikan.

Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Harapan penulis,

semoga penyusunan skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam

penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik-

adik yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.

Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, 30 November 2017

Penulis

Resti Muliani

Page 12: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ................................................................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................. 9

b. Syarat-syarat Interaksi Sosial ......................................................... 10

c. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial .................................................... 13

d. Teori Interaksi Sosial ..................................................................... 22

Page 13: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

vii

2. Ekonomi Sedekah

a. Pengertian Ekonomi Sedekah ........................................................ 30

b. Hukum Sedekah ............................................................................ 32

c. Dampak Ekonomi Sedekah dalam Masyarakat ............................ 32

3. Kewirausahaan

a. Pengertian Kewirausahaan ........................................................... 34

b. Ciri-ciri Kewirausahaan ................................................................. 37

c. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan ............................................. 39

d. Tantangan-tantangan Kewirausahaan ........................................... 41

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren ......................................................... 42

b. Peran Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi .......................... 45

c. Peran Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan ................ 46

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 48

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian .............................................................................. 57

2. Waktu Penelitian ................................................................................ 58

B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 59

C. Metode Penelitian ....................................................................................... 60

D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 61

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 63

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ........................................ 69

G. Analisis Data .............................................................................................. 72

Page 14: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Data Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi .................... 75

2. Visi dan Misi …………………………………………………….. ..... 75

3. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath ..................77

4. Program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) ...............78

5. Profil Kiai ........................................................................... …………78

6. Karya Kiai dalam Literasi ……………………………………… ...... 81

7. Karakteristik Informan .......... .............................................................. 82

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi .................................................................................... 83

2. Hasil Wawancara .......................................................................... ....... 86

C. Pembahasan .......................................................................................... 102

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 117

B. Implikasi ................................................................................................... 118

C. Saran ........................................................................................................ 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

ix

DAFTAR TABEL

Keterangan

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ...........................................................50

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ............................................................................ 55

Tabel 3.2 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data ................60

Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi .............................................................................62

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara ..........................................................................63

Tabel 3.5 Pedoman Dokumentasi ..................................................................... 66

Tabel 4.1 Karakteristik Informan ....................................................................... 80

Tabel 4.2 Hasil Kegiatan Observasi ................................................................... 82

Page 16: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

x

DAFTAR GAMBAR

Keterangan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 54

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Gunung Puyuh ................................................ 55

Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath…… 75

Page 17: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan

Lampiran 1 Lembar Observasi

Lampiran 2 Hasil Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Lembar Uji Referensi

Lampiran 7 Surat-surat

Page 18: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas

penduduknya menganut agama Islam. Salah satu ajarannya, menyambung

tali persaudaraan dengan selalu berinteraksi sosial dengan manusia lainnya

dimana pun dan kapan pun. Di karenakan dapat memperpanjang umur dan

memperlancar rizqi.

Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari

pola-pola perilakelakuan manusia yang berbeda menurut situasi dan

kepentingannya masing-masing yang diwujudkan dalam proses hubungan

sosial.

“Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan

kelompok manusia.”1

Interaksi antara kiai dengan santri pun yang biasanya hanya

sebagai guru dengan muridnya ketika mengaji, pada akhirnya bisa

mengalami perubahan makna dan peran yakni mengarah kepada

perubahan, pengembangan, dan pemberdayaan santri yang diwujudkan

dalam beraneka ragam, termasuk kepedulian terhadap masalah yang

dihadapi khususnya masalah ekonomi.

Sehubungan dengan itu, di Jawa Barat banyak memiliki lembaga

pendidikan, salah satunya adalah pondok pesantren. Di dalam pondok

pesantren pun sistem pembelajarannya berbeda yakni ada pesantren

salafi, pesantren modern, ataupun pesantren salafi dan modern. Semuanya

ini mempunyai ciri khasnya masing-masing.

1 Soerjono Sukanto , Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 55

Page 19: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

2

Salah satunya Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini,

yang mempunyai sistem pembelajaran pesantren salafi dan pesantren

modern yakni pengajaran agama dan kewirausahaan. Kiai sekaligus

pendiri pondok pesantren ini mempunyai konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan sebagai pola pembelajaran. Interaksi sosial kiai dengan

santri tersebut dapat terlihat dengan adanya aktivitas dan tujuan yang jelas.

Kiai dalam hal ini kurang berinteraksi dengan santri-santrinya

karena untuk bertatap muka bisa saja namun tidak setiap hari dan setiap

waktu dikarenakan banyak tamu yang mengunjungi beliau dengan

berbagai keperluan serta aktif di luar pondok pesantren. Maka dari itu

beliau hanya sekedar memantau, tidak langsung untuk terjun langsung

dalam menerapkan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Dengan begitu Kiai tidak ada sikap

terbuka terhadap santri-santrinya jika ada masalah yang menerpa pesantren

ini. Misalnya komplain dari masyarakat atas pengobatan tradisional yang

kurang manjur ataupun dalam segi hal fasilitas yang ada di pesantren ini.2

Sehingga ada hasil penelitian dari Baskoro Studi Agama dan

Pemikiran Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta menyimpulkan bahwa hubungan sosial antara kiai

dan santri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor kontak sosial dan faktor

komunikasi. Dan dalam melakukannya tersebut terwujud dalam tiga

bentuk, yaitu: kerjasama, persaingan, dan pertentangan.3

Lionel Robbins mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu yang

mempelajari perilaku manusia sebagai kaitan antara tujuan (ends) dan

sarana yang langka (scarce means) yang mempunyai banyak alternatif

kegunaan.4

2 Hasil wawancara dengan Nisa (santri), pra penelitian pada 4 Maret 2017

3 Baskoro Adi Nugroho, “Hubungan Sosial Kyai dengan Santri Mukim dan Santri Kalong

di Pondok Pesantren AL-Muth’in Maguwo BangunTapan Bantul”, Skripsi UIN Sunan Kalijogo

Yogyakarta, Yogyakarta, 2010, tidak di publikasikan 4 Alam , Mandiri Ekonomi ,( Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 2

Page 20: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

3

Sedekah berarti sebuah pemberian secara sukarela, baik berupa

uang, barang, jasa, kebaikan, dan lainnya kepada orang yang berhak

menerimanya dengan jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak

dirinya dan diberikan kapan saja dan dimana saja demi mengharap ridha

dan pahala dari Allah SWT.5

Seperti yang dilakukan kiai sekaligus pendiri di pesantren ini,

beliau memberikan materinya untuk keperluan santri dan pesantren. Beliau

mempercayakan semuanya kepada santri yang selanjutnya diserahkan

untuk kebutuhan santri dan pesantren melalui kegiatan usaha-usaha yang

didirikannya dengan sistem bergilir sesuai jadwalnya.

“Seorang ekonom dari Austria, Joseph Schumpeter mendefinisikan

enterpreneurship dengan ”sebuah aktivitas yang inovatif terhadap produk

baru, metode produksi baru, pasar baru, dan bentuk baru dari pengelolaaan

organisasi”.6

Di Indonesia enterpreneurship sering diidentikkan dengan kata

kewirausahaan yang berarti sebuah usaha dengan penuh resiko, inovasi

dan kemampuan manajemen di berbagai elemen.7

Rasulullah SAW juga menerapkan tradisi kewirausahaan untuk

melakukan kegiatan kewirausahaan dalam rangka mencari rezeki Allah

yang halal. Sebagaimana dijelaskan surat al-Jum’ah ayat 10 ditegaskan: “

apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah kamu di muka

bumi dan carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah sebanyak-sebanyaknya

agar kamu beruntung”. Ayat ini menjelaskan ada dua kata kunci yakni

bertebaranlah dan carilah, yang artinya tidak sekadar menyeru untuk

bekerja dan berusaha, tetapi juga agar umat Islam mempergunakan seluruh

potensi dan kemampuan bisnis yang ada sehingga kewirausahaan itu

berhasil dan memberi pesan agar senantiasa menjaga keseimbangan antara

5 Masykur Arif, Sedekah itu Ajib, ( Jogjakarta, Diva Press,2014), hal. 14

6 Nanang Fatchurochman, Pendidikan Madrasah Berbasis Entrepreneurship, (Depok:

Lendean hati pusaka, 2012), hal.50 7 ibid, hal.51

Page 21: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

4

mencari rezeki, melakukan usaha dan mengingat Allah melalui

sembahyang.8

Penulis menyimpulkan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan adalah suatu konsep yang digagas oleh kiai di pesantren ini

terkait cara pemberian secara sukarela dalam berbentuk apapun dengan

ikhlas melalui jumlah yang tidak ditentukan sebagai solusi dari masalah

ekonomi yang ada di masyarakat dengan dibuatkannya beberapa usaha-

usaha.

“Menurut Mastuhu, pesantren adalah lembaga pendidikan

tradisional Islam yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama

sebagai pedoman hidup bermasyarakat.” 9

Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan fungsi pesantren bukan

hanya lembaga agama melainkan lembaga sosial. Artinya bukan hanya

soal- soal agama saja namun soal-soal kemasyaratan pun jadi sesuatu

pilihan yang penting.10

Karena mereka menganggap, hampir seluruh

komponen pesantren mempunyai kaitan fungsional dari masyarakat mulai

dari pengaruh kiai dan para santri yang memberi warna dalam tengah-

tengah masyarakat. Kenyataan ini menggambarkan bahwa kegiatan sosial

pesantren akan seiring bahkan tidak dapat dipisahkan antara pendekatan

agama satu sisi dengan aksi sosial di sisi lain.

Ada juga hasil penelitian lain dari Ebah Suaiybah Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyimpulkan bahwa

pelaksanaan pemberdayaan ekonomi santri di Pondok Pesantren Al-

Ma’muroh untuk memotivasi para santri agar tertarik dalam dunia usaha

mendapat pembinaan baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang

kewirausahaan. Respon santri yang mengikuti penanaman jamur tiram,

8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an, surat al-Jum’ah ayat 10

9 Samsul Nizar, Sejarah Sosial, dan Dinamika Intelektual Islam di Nusantara, ( Jakarta:

Prenada Media Group,2014), hal. 85 10

Ibid, hal. 198

Page 22: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

5

mereka merasa manfaatnya besar baik dari segi ilmu dan keterampilan

yang diberikan.11

Dampak setelah diterapkan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di pesantren belum optimal karena beberapa sebab yaitu

kurang antusiasnya santri-santri menerapkan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath dalam kehidupan

sehari-harinya, pembagian tugas yang tidak sesuai dengan hati, dan ada

rasa malas yang menghantui untuk tidak mengerjakan tugas sesuai dengan

kesukaannya. Serta dengan adanya konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan tersebut masih adanya kekurangan jika disebutkan sebagai

pola pendidikan dari segi pengajaran dan materi yang dibutuhkan. 12

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 4 Maret 2017 ini

diperoleh kesimpulan bahwa kurang efektifnya interaksi antara kiai

dengan santri karena berbagai macam hal baik itu kegiatan ataupun

bertatap muka, kurang berhasilnya konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan karena adanya pembagian kerja tidak sesuai dengan

keahliannya dan belum optimal bila disebutkan sebagai pola pendidikan

untuk konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan karena masih

banyaknya pengajaran dan materi yang belum lengkap yang dibutuhkan

oleh santri.

Adapun penelitian dalam hal ini dilatar belakangi oleh adanya

permasalahan bahwa interaksi sosial merupakan salah satu penentu

keberhasilan dari konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan. Namun

apakah interaksi sosial itu dalam konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan sudah dapat berjalan dengan semestinya, bagaimana bentuk

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan, dan bagaimana

dampak untuk santri setelah menerapkan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini.

11

Ebah Suaiybah, “Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Penanaman Jamur Tiram,

Pengembangan Masyarakat Islam”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2009,

tidak di publikasikan 12

Hasil wawancara dengan Ina (santri) pra penelitian, pada 4 Maret 2017

Page 23: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

6

Berdasarkan data dan latar belakang masalah diatas, maka penulis

tertarik untuk meneliti masalah ini mengenai “Interaksi Sosial Kiai

dengan Santri Melalui Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Kurang efektifnya interaksi antara kiai dan santri dalam kegiatan

ataupun bertatap muka

2. Kurang berhasilnya penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

3. Kurang optimal penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan sebagai pola pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi di atas, untuk lebih memperjelas

dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka

penelitian ini akan dibatasi pada masalah:

1. Kurang efektifnya interaksi antara kiai dan santri mengenai konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi

2. Kurang berhasilnya penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penelitian akan berfokus kepada:

1. Interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

2. Bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

3. Ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Page 24: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapatlah dirumuskan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi?

2. Bagaimanakah penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?

3. Bagaimanakah tolak ukur ketercapaian penerapan tentang konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang interaksi sosial kiai dengan santri

melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

2. untuk memperoleh gambaran tentang bentuk penerapan konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi

3. untuk memperoleh gambaran tentang ketercapaian penerapan konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis yang mungkin akan

dilakukan selanjutnya.

Page 25: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

8

b. Memberikan informasi seputar interaksi sosial kiai dengan santri

melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di pondok

pesantren

c. Bisa memberikan kontribusi bagi yang mau bersedekah dan bisa

digunakan untuk keperluan kewirausahaan dengan sistem islami.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahan referensi bagi peneliti sendiri maupun bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik meneliti interaksi sosial kiai dengan santri

melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

b. Bagi Pondok Pesantren

Diharapkan dapat mengaplikasikan konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan sebagai pola pendidikan karena ini

sangat berguna sekali bagi kehidupan pondok pesantren, santri, dan

orang tua.

c. Bagi santri

Dapat diaplikasikan hasil dan karakter yang di dapat setelah

menggunakan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Bagi Wirausaha

Diharapkan dapat di pertimbangkan agar konsep ekonomi

sedekah dapat diterapkan bagi dunia kewirausahaan untuk bisa

membantu orang-orang yang sedang membutuhkan pekerjaan.

e. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini mendapatkan suatu pengalaman yang

sangat berharga yakni bisa mengetahui langsung dan ikut

merasakan penerapan tentang interaksi sosial kiai dengan santri

melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath.

Page 26: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Macionis dalam buku Manusia dalam kebudayaan dan

Masyarakat, interaksi sosial didefinisikan sebagai proses yang di dalamnya

terdapat aksi dan reaksi antarmanusia sebagai bentuk relasi sesama

manusia. Interaksi sosial terjadi setiap hari, antarindividu dan

antarkelompok, secara tatap muka maupun melalui media perantara, serta

pada berbagai situasi.13

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa: “interaksi sosial adalah

proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik antarpribadi,

kelompok, maupun pribadi dengan kelompok”. Interaksi sosial tersebut

merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. 14

Menurut Kimball Young dan Raymond sebagaimana yang dikutip

Soerjono Sukanto, “interaksi sosial merupakan kunci dari semua

kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada

kehidupan bersama.” 15

.

Definisi tersebut manusia tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa

memerlukan bantuan orang lain, mereka tidak bisa bekerja sama, saling

berbicara, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya untuk

mencapai suatu tujuan bersama.

Maka dari itu, interaksi sosial merupakan kunci utama terhadap

aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial dapat terjadi di antara

13

Eko A. Meinarno dkk, Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2011), hal. 169

14

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 140

15

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal.54

Page 27: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

10

kelompok-kelompok manusia dengan kelompok tersebut sebagai kesatuan

dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Semuanya itu

menimbulkan kesan di alam pikiran seseorang yang kemudian menentukan

tindakan apa yang akan dilakukannya.

Jadi interaksi sosial adalah kunci dari semua proses kehidupan

sosial yang terjadi setiap setiap hari antar individu dan antar kelompok

secara tatap muka maupun melalui media perantara serta pada berbagai

situasi yang membentuk aktivitas-aktivitas sosial dengan mempunyai

tujuan yang sangat jelas.

b. Syarat-syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan bermasyarakat.

Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu

dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus.

Terjadinya interaksi sosial sebagaimana yang dimaksud, karena

adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak

dalam suatu hubungan sosial. 16

Proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila

telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu

adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

1) Kontak Sosial

Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang

artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi,

artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik,

kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. 17

16

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),

hal. 153 17

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2012), hal. 58

Page 28: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

11

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih

melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan

tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.

Kontak sosial terbagi menjadi dua, yakni kontak sosial secara

langsung, yaitu kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap

muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Sedangkan

kontak sosial secara tidak langsung adalah kontak sosial yang

menggunakan alat sebagai perantara; melalui telepon, radio, surat, dan

lain-lain. 18

Paling penting dalam interaksi sosial adalah saling mengerti

antara kedua belah pihak, sedangkan kontak badaniah bukan lagi

merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena hubungan

demikian belum tentu terdapat saling pengertian. Kontak sosial terjadi

tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan tetapi harus

memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari

pihak lain sebagai lawan kontak sosial.

Di dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif

dan hubungan negatif. Kontak sosial positif terjadi apabila hubungan

antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, di samping

menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya

hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat

berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan

kontak sosial negatif terjadi apabila hubungan antara kedua belah

pihak tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan

masing-masing atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu

pertentangan atau perselisihan.19

Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk yakni adanya

orang perorangan, ada orang perorangan dengan suatu kelompok

18

Abdulsyani, op.cit , hal. 154 19

Ibid,

Page 29: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

12

manusia atau sebaliknya dan antara suatu kelompok manusia dengan

kelompok manusia lainnya.20

Pengertian yang sama pun, Soerdjono Soekanto membedakan

kontak sosial menjadi dua macam, yaitu kontak sosial yang primer

dan yang sekunder. Yang primer adalah kontak sosial dalam bentuk

tatap muka, bertemu, jabatan tangan, bercakap-cakap antara pihak-

pihak yang melakukan kontak sosial. Sedangkan yang sekunder

adalah kontak yang tidak langsung, yaitu suatu kontak sosial yang

membutuhkan perantara. Hal ini sama halnya dengan hubungan secara

tidak langsung, misalnya melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain.

2) Komunikasi sosial

Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain daripada proses

sosial. Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa

seseorang memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang

berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-

perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. 21

Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Theodorson dan

Thedorson,“komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai

sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui

simbol-simbol.22

Dari defenisi komunikasi di atas bahwa komunikasi sebagai

satu proses melibatkan pihak yang berkomunikasi, informasi yang

dikomunikasikan, dan alat komunikasi. Komunikasi bisa di maknai

sebagai penyampaian informasi, ide, emosi, nilai dan sikap.

Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu

pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh

pihak orang atau sekelompok orang lain.

20

Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi untuk Universitas, (Bandung: PT Refika Aditama,

2013) hal. 195 21

Abdulsyani, op.cit , hal. 155 22

Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Jakarta: PT. Buku

Kita, 2009), hal. 6

Page 30: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

13

Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial tidak terjadi

komunikasi atau tidak saling memahami maksud masing-masing

pihak, maka dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial.

Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali penafsiran terhadap

perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang

berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai

kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggaan dan lain-

lain.

Dengan demikian, komunikasi memungkinkan kerjasama

antara orang perorangan atau antara kelompok-kelompok manusia

dan memang komunikasi merupakan salah satu terjadinya kerja

sama. Akan tetapi, tidak selalu komunikasi menghasilkan kerja

sama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat

salah paham atau karena masing-masing tidak mau mengalah.23

c. Bentuk- bentuk Interaksi Sosial

Menurut Gillin dan Gillin yang dikutip Soerjono Sukanto,

menggolongkan ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat

adanya interaksi sosial, yaitu sebagai berikut yakni:

1) Proses-proses yang Asosiatif

a) Kerja sama (Cooperation)

Kerja sama yang dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama

antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu

atau beberapa tujuan bersama.24

Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua

kelompok manusia. Kerja sama timbul karena orientasi orang-

perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok

lainnya (yang merupakan out-groupnya).

23

Soerjono Soekanto, op.cit. , hal. 65 24

Gillin dan Gillin, ibid, hal. 66

Page 31: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

14

Kerjasama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya

luar yang mengancam atau tindakan-tindakan luar yang menyinggung

kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di

dalam kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang. Kerja

sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang

lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas.

Betapa pentingya fungsi kerja sama digambarkan oleh Charles

H. Cooley sebagai berikut.

”kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa

mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan

pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya

kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi

merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang

berguna.”25

Beberapa bentuk kerja sama dapat dibedakan lagi menjadi empat

yakni kerja sama spontan (spontaneous cooperation) adalah kerja sama

yang serta-merta. Kerja sama langsung (directed cooperation) adalah hasil

dari perintah atasan atau penguasa. Kerja sama kontrak (contractual

cooperation) adalah kerja sama atas dasar tertentu. Kerja sama tradisional

(traditional cooperation) adalah bentuk kerja sama sebagai bagian atau

unsur dari sistem sosial.26

Ada lima bentuk kerja sama yaitu sebagai berikut. Kerukunan yang

mencakup gotong- royong dan tolong-menolong, bargaining yaitu

pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa

antara dua organisasi atau lebih, kooptasi (cooptation) yakni suatu proses

penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan

politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari

terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan,

koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

25

Charles H.Cooley, ibid, hal. 66 26

ibid, hal. 67

Page 32: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

15

mempunyai tujuan-tujuan yang sama, dan terakhir joint venture, yaitu

kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.27

b) Akomodasi ( Acomodation)

Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk

menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.

Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya sesuatu

keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau

kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma

sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai

suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai

kestabilan.28

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses

dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang

mulanya bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk

mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan

kepribadiannya. 29

Tujuan akomodasi memiliki beberapa tujuan yaitu: Pertama,

mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik, atau permusuhan

antar kelompok seperti suku, ras, dan kelompok kepentingan lain. Kedua,

mencegah terjadinya ledakan konflik yang berupa benturan antar

kelompok seperti perang, perpecahan yang mengarah pada disentegrasi

sosial. Ketiga, menyatukan dua kelompok atau lebih yang terpisah-pisah

untuk mencapai persatuan dan kesatuan. Terakhir, untuk mengupayakan

terjadinya proses pembauran antarsuku, etnis atau ras, antar agama, antar

golongan, dan sebagainya sehingga mengarah pada proses terjadinya

asimilasi.30

27

ibid, 28

Soerjono Soekanto, op.cit, hal. 68 29

Ibid, 30

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia group, 2011), hal. 81

Page 33: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

16

Dengan demikian, akomodasi bagi pihak-pihak tertentu

dirasakan menguntungkan namun agak menekan bagi pihak lain, karena

adanya campur tangan kekuasaan-kekuasaan tertentu dalam masyarakat.

Bentuk-bentuk akomodasi yaitu:

Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya

dilaksanakan oleh karena adanya paksaan, dimana salah

satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila

dibandingkan dengan pihak lawan.

Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak

yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar

tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan

yang ada.

Mediation adalah suatu cara untuk menengahi perselisihan dengan

diundangnya pihak ketiga yang netral dalam soal

perselisihan yang ada.

Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-

keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi

tercapainya suatu persetujuan bersama.

Toleration adalah suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang

formal bentuknya.

Stalemate adalah suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang

bertentangan karena mempunyai kekuatan yang

seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam

melakukan pertentangannya.

Adjudication adalah penyelesaian perkara atau sengketa di

pengadilan.31

Bentuk interaksi sosial menurut jumlah pelakunya: interaksi antara

individu dengan individu, interaksi antara individu dengan kelompok dan

interaksi antara kelompok dengan kelompok.

31

Ibid, hal. 79-81

Page 34: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

17

Bentuk interaksi sosial menurut proses terjadinya, dapat

digolongkan sebagai berikut: Imitasi adalah tindakan manusia untuk

meniru cara-cara orang lain. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi

sama dengan orang yang ditirunya. Sugesti dapat diberikan dari seorang

individu kepada kelompok. Motivasi juga diberikan dari seorang individu

kepada kelompok. Simpati bisa juga disampaikan kepada seseorang atau

kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Empati

itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.32

c) Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya

usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-

perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-

usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses

mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan

bersama. Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya

dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.

Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi timbul bila ada

kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, orang-

perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung

dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari

kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling

menyesuaikan diri. 33

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi

antara lain adalah: toleransi, kesempatan-kesempatan yang seimbang di

bidang ekonomi, sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya, sikap

terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, persamaan dalam

unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, adanya musuh bersama

dari luar. 34

32

Ibid, hal. 67-70 33

Koentjaraningrat, op.cit, hal. 73 34

ibid , hal. 75

Page 35: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

18

2) Proses-proses yang Disosiatif

a) Persaingan (competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu

proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia

yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang

kehidupan yang pada suatu masa tertentu dengan cara menarik

perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah

ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.35

Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat

pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang-

perorangan, atau individu secara langsung bersaing untuk, misalnya

memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi. Tipe ini

juga dinamakan rivalry.

Di dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang

langsung bersaing adalah kelompok. Persaingan misalnya dapat

terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk

mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Tipe-tipe tersebut di atas menghasilkan beberapa bentuk

persaingan, yaitu sebagai berikut. Dari segi persaingan ekonomi

timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan

jumlah konsumen, bertujuan untuk mengatur produksi dan

distribusi. Dari segi persaingan kebudayaan, terjadi ketika para

pedagang barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan Jepang

misalnya persaingan di bidang keagamaan, lembaga

kemasyarakatan seperti pendidikan dan seterusnya, dari segi

persaingan kedudukan dan peranan. Dari persaingan ras merupakan

persaingan dibidang tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai

beberapa fungsi yaitu sebagai berikut untuk menyalurkan

keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat

35

Elly M. Setiady dan Usman Kolip, op.cit, hal. 87

Page 36: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

19

kompetitif, sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan, serta

nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian,

tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing, dan sebagai

alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial.36

Hasil suatu persaingan mungkin saja tersebut erat dengan

berbagai faktor berikut, yakni kepribadiaan seseorang, kemajuan

untuk dirinya atau kelompoknya, terbentuknya solidaritas

kelompok yang erat dan tidak akan disorganisasi pasti akan sesuai

dengan jalur organisasi itu untuk mempunyai tujuan bersama.

b) Kontravensi (contravention)

Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang

berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpahaman

mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka

yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap

kepribadian seseorang.

Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese and Howard

Becker, ada lima yaitu:

Pertama, yaitu umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti

penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi,

protes terhadap gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan

mengacaukan rencana pihak lain.

Kedua, yaitu sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di

muka umum, memaki-maki melalui surat-surat selebaran,

memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain dan

seterusnya.

36

Soerjono, op.cit, hal. 84

Page 37: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

20

Ketiga, yaitu intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desas-

desus, mengecewakan pihak-pihak lain.

Keempat, yaitu rahasia umpamanya mengumumkan rahasia pihak

lain, perbuatan khianat.

Kelima taktis, yaitu misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau

membingungkan pihak lain, umpama dalam kampanye partai-partai

politik dalam pemilihan umum.37

c) Pertentangan (pertikaian atau conflict)

Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana

individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman

dan atau kekerasan.

Sebab dari pertentangan antara lain sebagai berikut yakni

perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan,

perbedaan kepentingan serta perubahan sosial. 38

Pertentangan mempunyai bentuk khusus, yaitu sebagai

berikut, pertentangan pribadi, pertentangan rasial, pertentangan

antara kelas-kelas sosial, dan pertentangan politik dan yang

terakhir pertentangan yang bersifat internasional. 39

Akibat-akibat bentuk pertentangan adalah sebagai berikut

tambahnya solidaritas in group, goyah dan retaknya persatuan

kelompok tersebut, perubahan kepribadian para individu,

hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia, dan

akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak 40

Menurut Gerungan, faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya interaksi sosial adalah:

a. Imitasi, mempunyai peran yang sangat penting dalam interaksi

karena mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-

37

Leopold von Wiese and Howard Becker ,ibid, hal. 87 38

ibid , hal. 90 39

Ibid, hal. 93 40

Ibid, hal. 94

Page 38: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

21

nilai yang berlaku namun dapat juga menyebabkan misalnya

yang ditirunya adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan

mematikan daya kreasi seseorang.

b. Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberikan suatu

pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian

diterima oleh pihak lain. Biasanya orang yang memberikan

sugesti orang yang berwibawa atau mungkin yang sifatnya

otoriter.

c. Identifikasi, sifatnya lebih mendalam karena kepribadian

individu dapat terbentuk dengan sendirinya atau disengaja sebab

individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses

kehidupannya.

d. Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa

tertarik pada pihak lain, biasanya yang menjadi dorongan

penting adalah perasaan si individu untuk melakukan

kerjasama.41

Menurut Persell dalam buku Mengerti Sosiologi, tipe-tipe

interaksi sosial ada tiga yakni :

1) Koperasi merupakan usaha bersama antara dua orang untuk

mencapai satu tujuan bersama. Umumnya ini terjadi ketika

individu menilai bahwa kesempatan untuk menang atau

bertahan hidup hanya bisa dilakukan jika bersama orang lain.

Bentuknya yaitu pertukaran adalah sistem kooperasi yang lebih

formal yang individu-individunya bisa menciptakan dan

memperkuat ikatan sosial individu dan kelompok.

2) Konflik merupakan perjuangan dua orang atau lebih untuk

mendapatkan sumber daya yang bernilai. Konflik bisa

berakibat positif seperti semakin terikatnya satu kelompok

karena harus melawan kelompok yang lain. Seperti kompetisi

41

M.Khairul Anwar,” Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada

Perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta,“ skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta, 2016. tidak di publikasikan.

Page 39: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

22

yakni bentuk konflik yang menggunakan aturan-aturan yang

disepakati oleh semua peserta untuk mencapai suatu tujuan

akhir. Negoisasi adalah bentuk kompetisi dua orang,

kelompok, atau lebih untuk mencapai kesepakatan yang

memuaskan masing-masing pihak.

3) Koersif adalah proses agar seseorang mau melakukan sesuatu

dengan menggunakan kekuatan atau tekanan sosial. Koersif

sering kali terjadi dengan menggunakan cara-cara fisik. 42

d. Teori Interaksi Sosial

1) Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik merupakan teori sosiologi yang

dikembangkan oleh George Herbert Mead. Mead mengatakan bahwa

manusia mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan pihak-

pihak lain, dengan perantara simbol-simbol tertentu yang dipunyai

bersama. Dengan perantara simbol-simbol tersebut, maka manusia

memberikan arti pada kegiatan-kegiatannya. Mereka dapat menafsirkan

keadaan dan perilaku dengan mempergunakan simbol-simbol tersebut.

Manusia membentuk perspektif-perspektif tertentu melalui suatu proses

sosial di mana mereka memberi rumusan hal-hal tertentu bagi pihak-

pihak lainnya.

Di dalam diri manusia dorongan biologis memberikan motivasi

bagi perilaku atau tindakannya, dan dorongan-dorongan tersebut

mempunyai sifat sosial yang tinggi di lingkaran realitas sosial mereka

sendiri. Artinya ada faktor-faktor yang bersifat “memengaruhi”

tindakan sosial aktor terutama dalam lingkaran realitas sosial mereka

sendiri.

Menurut Mead dalam buku Interaksionisme simbolik, diri

adalah subjek dari fenomena pengalaman sendiri adalah persepsi,

42

Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi,( Jakarta: UIN Jakarta PRESS,

2006), hal. 55-56

Page 40: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

23

emosi, pikiran. Dalam fenomenologi, hal itu dipahami sebagai suatu

pengalaman, dan tidak ada yang mengalami tanpa mengalaminya

sendiri. Oleh karena itu, diri adalah sebuah “anugrah langsung. 43

Diri sebagai obyek ditunjuknya dengan konsep “Me”, sedangkan

diri sebagai subjek yang bertindak di tunjuknya dengan konsep “I”. “I”

merupakan konsep diri yang bersifat non reflektif. Ia tidak mencakup

ingatan-ingatan dari tindakan-tindakan masa lampau atau antisipasi di

masa yang akan datang. Begitu suatu tindakan dilaksanakan, ingatan

tentang tindakan itu lalu menjadi bagian dari “Me” dalam konsep diri

itu.44

Menurut Mead, tahap-tahap dalam perkembangan konsep diri ada

tiga fase yakni:

a) Tahap bermain dimana individu “memainkan” peran sosial dari

seseorang yang lain.

b) Tahap pertandingan, yakni mereka mampu menjalankan peran dari

beberapa orang lain secara serentak dan mengorganisasikannya

dalam suatu keseluruhan yang lebih besar. Mereka menjangkau

hubungan-hubungannya dengan orang-orang lain hanya sebagai

individu-individu dan menghubungkan mereka dalam rangka

kegiatan bersama dimana mereka semuanya terlibat. Identifikasi

dengan kegiatan bersama ini menjadi mungkin apabila kegiatan

atau peranan tertentu dari masing-masing orang mugkin berbeda

dari kegiatan-kegiatan orang lain, seperti halnya kalau ada

pembagian pekerjaan dalam kelompok itu.

c) Tahap generalized other.

Menurut Mead, sebagaimana yang dikutip oleh Imam B.

Jauhari, “apabila individu mengontrol perilakunya sendiri menurut

peran-peran umum yang bersifat impersonal, maka mereka

mengambil peran yang terdiri dari harapa-harapan dan standar-

standar umum yang dipertentangkan dengan harapan-harapan

43

Umiarso Elbadiansyah, Interaksionisme simbolik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal.

150 44

Imam B. Jauhari, Teori Sosial, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011), hal. 131

Page 41: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

24

individu secara khusus yang menurut harapan-harapan umum itulah

si individu merencanakan dan melaksanakan tindakannya. 45

Jika dikorelasikan dengan pemahaman terhadap makna, maka dari

konsep diri pribadi tersebut akan memunculkan dua sisi varian yakni sisi

pribadi dan sisi sosial. Artinya, diri pibadi tidak hanya menanggapi atau

membuat persepsi tentang orang lain (the other), tetapi juga mempersepsi

dirinya sendiri. Setiap diri pribadi menjadi objek dan subjek sekaligus. 46

Bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang

terhadap orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung

terhadap tindakan orang lain, tetapi didasarkan atas “makna” yang

diberikan terhadap orang lain itu. Interaksi antar individu, diantara oleh

penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dengan saling berusaha untuk

saling memahami maksud dari tindakan masing-masing.

Interaksi simbol adalah dinamika-dinamika interaksi tatap muka,

saling ketergantungan yang erat antar konsep diri individu dan

pengalaman-pengalaman kelompok kecil, negosiasi mengenai norma-

norma bersama dan peran-peran individu, serta proses-proses lainnya yang

mencakupi individu dan pola-pola interaksi dalam skala kecil. 47

Dinamika proses komunikasi yang digambarkan Mead dengan

“percakapan isyarat”. Komunikasi melalui isyarat-isyarat sederhana adalah

bentuk paling sederhana dan yang paling pokok dalam komunikasi. Hal

ini disebabkan karena manusia mampu menjadi objek untuk dirinya

sendiri (dan juga sebagai objek yang bertindak) dan melihat tindakan-

tindakannya seperti orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain manusia

dapat membayangkan dirinya secara sadar dalam perilakunya dari sudut

pandangan orang lain. 48

Simbol tersebut menjadi perantara yang sangat efektif dalam

interaksi yang dilakukan oleh aktor, bahkan simbol merupakan media yang

45

Ibid, hal. 133 46

Umiarso Elbadiansyah, op.cit., hal.150 47

Imam B. Jauhari, op.cit, hal. 125 48

Ibid, hal. 125-126

Page 42: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

25

digunakan oleh aktor untuk menyampaikan pikiran atau perasaan,

maksudnya atau tujuannya kepada orang lain. Simbol sebagai media

primer dalam proses komunikasi dapat berupa bahasa, isyarat, gambar,

warna, dan lain sebagainya. Namun simbol dalam bentuk bahasa yang

paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi. 49

Namun, dalam interaksi sosial melalui komunikasi ini hanya bisa

terjadi apabila terdapat significant symbol yang sama-sama dipahami

antara diri pribadi dan orang lain, antara komunikan dan komunikator.

Dari pola pemikiran George Herbert Mead tersebut tampak bahwa

tindakan sosial terdiri dari varian-varian antara lain: Isyarat awal dari

seorang individu sebagai isyarat kontak sosial, respons terhadap isyarat

dari orang lain.Hal ini merupakan respons dari isyarat (stimulus) yang

diberikan oleh diri pribadi yang pertama Hasil atau makna komunikasi dari

suatu tindakan tersebut. Makna ini nantinya akan menjembatani proses

interaksi sosial antara kedua aktor tersebut. 50

Melalui konsep ini, akan tercipta tindakan sosial sebagai basis dari

proses pengalaman manusia. Dari hal ini, George Herbert Mead

mengklaim, bahwa tanpa ada sistem simbol, tidak mungkin terbentuk

pengalaman dan budaya manusia. Manusia belajar untuk

mengelompokkan orang ke dalam peran sosial yang nantinya mempunyai

pengaruh terhadap diri aktor.

2) Teori DeVito

Teori ini menggambarkan perkembangan dari interaksi yang

sederhana dan kurang intim sampai interaksi yang intens.

Perkembangan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

a) Contact perceptual interactional

Kontak antara dua orang dimulai dengan orang melihat,

mendengar, atau membaur dengan seseorang sehingga dengan

demikian orang yang bersangkutan dapat melihat gambaran

49

Umiarso, op.cit, hal.63 50

Ibid, hal. 153

Page 43: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

26

dari orang yang dipersepsikan. Misalnya tingginya, bagaimana

bentuk tubuhnya, mungkin juga umurnya dan lain-lain.

Setelah itu biasanya orang akan mengadakan kontak

interpersonal yang merupakan tahapan tempat orang saling

bertukar informasi yang memungkinkan adanya hubungan

yang lebih lanjut.

b) Involvement testing intensifying

Tahap ini hubungan keduanya berkembang. Masing-

masing mempelajari lebih dalam lagi keadaan masing-masing.

Dalam permulaan dapat dikatakan masing-masing mengadakan

semacam tes. Misalnya kuliah dimana, bagaimana keadaan

orang tua, kerja dan sebagainya. Apabila ini sesuai dengan

harapannya dan dapat memberikan kepuasan, orang akan

melanjutkan keterlibatannya sehingga hubungannya semakin

intensif.

Proses selanjunya, khususnya selama dalam

keterlibatan, dan permulaan dalam keintiman orang akan

melakukan tes selanjutnya, bagaimana perasaan hubungan dari

pihak si partner.

c) Intimacy, interpersonal commitment, social bonding

Tahapan ini hubungan antara keduanya menjadi lebih

serius sehingga keduanya mempunyai kesepakatan untuk

melanjutkan hubungan. Keintiman (intimacy) ini biasanya

melalui dua tahap, yaitu komitmen interpersonal dan ikatan

sosial, yaitu bahwa komitmen interpersonal tersebut

dipublikasikan, misalnya teman-teman atau keluarga.

d) Deterioration intrapersonal dissatisfaction, interpersonal

dissatisfaction

Perkembangan selanjutnya dapat mengalami

kemunduran dalam hubungannya karena beberapa sebab.

Kemunduran dalam permulaan secara intrapersonal artinya

Page 44: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

27

kemunduran yang dialami oleh orang yang bersangkutan

karena beberapa sebab sehingga orang yang bersangkutan

merasa tidak nyaman lagi, kemudian berkembang menjadi

kekecewaan. Namun, dalam keadaan yang demikian, dapat

mengadakan introspeksi diri mengenai hal-hal yang

menimbulkan ketidaknyamanan tersebut. Masing-masing

mengadakan perbaikan baik secara intrapersonal maupun

secara interpersonal.

e) Dissolution, interpersonal separation, social atau public

separation

Apabila tahap empat tidak terdapat pemecahan di

antara keduanya maka kedua belah pihak harus berniat mencari

pemecahannya.

Tahap ini mempunyai tiga anak panah yakni tahap anak

panah pertama menggambarkan penghentian yang berarti

hubungan tersebut diputuskan. Tahap anak panah kedua

menggambarkan hubungan yang dapat berkembang ke tahapan

berikutnya dan tahap anak panah ketiga menggambarkan

hubungan itu tetap pada tahapan yang bersangkutan. Misalnya

dalam berteman, misalnya dipertahankan sampai menjadi

teman yang abadi. Jadi masing-masing tahapan tertentu, maju

ke tahapan berikutnya (kecuali tahapan kelima), mundur ke

tahapan sebelumnya (kecuali tahapan pertama), dan dapat

keluar dari tahapan tertentu. 51

3) Teori Firo

Teori Firo merupakan teori yang berkaitan dengan perilaku

interpersonal. FIRO adalah singkatan dari Fundamental Interpersonal

Relation Orientation yang dikemukakan oleh Schutz. Teori ini ingin

51

Bimo Walgito, Teori-teori Psikologi Sosial, (Yogyakarta:CV Andi Offset, 2011),

hal. 14-19

Page 45: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

28

menjelaskan mengenai perilaku interpersonal dalam orientasinya

dengan orang lain.

Pola hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi) menurut

teori ini dapat dijelaskan dalam tiga kebutuhan interpersonal, yaitu

a) kebutuhan akan inklusi (keikutsertaan) merupakan kebutuhan

untuk bergabung dengan orang lain dalam suatu aktivitas.

Seseorang akan dapat mengekspresikan dirinya. Namun

demikian, interaksi itu tidak bisa lepas dari masalah belajar

b) kebutuhan kontrol merupakan kebutuhan yang berkaitan

dengan kebutuhan untuk mengontrol pihak lain. Apabila dalam

interaksi seseorang mendominasi pihak lain maka orang

mempunyai kekuatan tinggi biasanya mengadakan perlawanan,

tidak mau dikontrol.

c) Kebutuhan afeksi berkaitan dengan perasaan emosional antara

individu yang satu dengan individu lain. Kebutuhan afeksi

yang tinggi akan membawa ke persahabatan dan menciptakan

hubungan emosional yang lekat. Sebaliknya apabila kebutuhan

afeksi rendah, orang menolak memiliki hubungan yang dekat.

Interaksi ada dua pola perilaku yang mungkin terjadi yaitu

kecocokan atau ketidakcocokan. Apabila cocok, interaksi itu akan

produktif. Sebaliknya apabila tidak cocok interaksi itu tidak

produktif.

Schutz berpendapat bahwa ada tiga macam kompatibilitas

yaitu:

Pertama, Interchange compatibility (kompatibilitas saling tukar)

ini berdasarkan atas ekspresi bersama dari inklusi, kontrol, dan

afeksi. Interchange compatibility akan terjadi apabila dua orang

yang berinteraksi sama dalam bertukar (exchange) dengan

keinginan-keinginannya dan apabila tidak sama ketidakcocokan

akan terjadi. Apabila keduanya menginginkan tinggi atau rendah,

misalnya dalam inklusi, kompatibilitas akan terjadi. Tetapi kalau

Page 46: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

29

yang satu ingin tinggi dan yang lain ingin rendah, ketidakcocokan

akan terjadi. Jadi exchange compatibility tergantung pada tingkatan

dimana keduanya menghendaki adanya interaksi bersama yang

mereka inginkan.

Kedua, Originator compatibility (kompatibilitas pemula) timbul

dari dimensi interaksi pemula-penerima (originator-receiver) akan

terjadi apabila orang ingin mengekspresikan afeksinya dan bertemu

dengan orang yang ingin mendapatkan afeksi. Dalam aspek kontrol

kompatibilitas akan terjadi apabila orang yang ingin mengontrol

atau ingin mendominasi orang lain bertemu dengan orang yang

ingin dikontrol. Dalam aspek inklusi kompatibilitas akan terjadi

apabila orang yang ingin melakukan kegiatan yang membutuhkan

pengikut bertemu dengan orang yang ingin diikutkan dalam

kegiatan tersebut.

Ketiga, Reciprocal compaibility (kompatibilitas timbal balik),

terjadi dimana dua orang saling memuaskan secara timbal balik

satu dengan yang lainnya. 52

4) Teori Pemantauan Diri (Self- Monitoring)

Teori Pemantauan Diri (Self-Monitoring) dikemukakan oleh

Mark Snyder, mengemukakan dua konsekuensi pemantauan diri

dalam keadaan interpersonal yakni:

a) Karena ada perubahan pada orang-orang dengan pemantauan

diri tinggi dalam orientasi sosial pada setiap situasi yang

dihadapinya, mereka akan lebih termotivasi untuk mempunyai

pandangan yang jelas dan teratur dari bermacam-macam

stimuli untuk tujuan perilaku yang efektif. Dalam kaitan ini

diajukan hipotesis “orang-orang dengan pemantauan diri tinggi

lebih suka memersipkan perilaku orang lain dalam arti

disposisi daripada orang-orang dengan pemantauan diri

rendah, menggunakan persepsi tersebut sebagai tanda untuk

52

Ibid, hal 51-54

Page 47: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

30

memantau perilaku mereka terhadap individu-individu

tersebut”.

b) Bidang interpersonal yang membedakan konsekuensi

pemantauan diri rendah dan tinggi merupakan perkembangan

hubungan interpersonal. Synder memberikan pernyataan

bahwa orang-orang dengan pemantauan diri tinggi mempunyai

orientasi keteraturan, membawa ke peran kepemimpinan dalam

interaksi kelompok. 53

2. Ekonomi Sedekah

a. Pengertian Ekonomi Sedekah

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikonomia

artinya manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos dan

nomos. Oikos berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang

berarti peraturan, aturan, atau hukum. Jadi oikonomia adalah aturan

masyarakat sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga

yang baik. 54

Leonel Robins juga menambahkan bahwa ekonomi adalah

ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai kaitan antara

tujuan dan sarana yang langka yang mempunyai banyak alternatif

kegunaan.55

Menurut Paul A.Samuelson menyatakan bahwa ilmu

ekonomi adalah suatu studi tentang cara orang-orang dan

masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan

uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas

tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk

menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu

dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini

atau di masa datang, kepada berbagai orang atau kelompok

dalam masyarakat.56

53

Ibid, hal 105-106 54

Alam, Mandiri Ekonomi untuk SMA dan MA, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 1 55

Ibid, hal.2 56

Ibid.

Page 48: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

31

Ekonomi secara umum adalah sebagai suatu ilmu yang

mempelajari tentang perilaku manusia terkait dengan konsumsi,

produksi, dan distribusi. Ekonomi adalah suatu studi tentang

bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk

memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas.57

Jadi ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang

perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya produksi yang

terbatas untuk dipergunakan sebaik mungkin sehingga tercapai

kesejahteraan material.

Sedekah berasal dari kata “shadaqa” yang secara bahasa

berarti “benar” atau “jujur”. Di sini tersirat makna, bahwa orang

yang bersedekah telah menjalankan agama dengan benar atau

jujur.58

Secara istilah, sedekah berarti sebuah pemberian

secara suka rela, baik berupa uang, barang, jasa, kebaikan,

dan lainnya kepada orang yang berhak menerimanya dengan

jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak dirinya dan

diberikan kapan saja dan dimana saja demi mengharap ridha

dan pahala dari Allah SWT. 59

Menurut Ahmad Athiyatullah mengatakan dalam Qamus

Al-Islami, shadaqah dengan memfathahkan huruf yang pertama

dan kedua adalah apa yang diberikan untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT tanpa paksaan.60

Lain halnya menurut Al-Jurjani, sedekah adalah pemberian yang

diniatkan untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.

Lalu bisa disimpulkan sedekah bermakna memberikan

segala sesuatu yang kita miliki, baik berupa uang, barang, jasa,

57

Sapriya, Susilawati, dan Sadjarudin Nurdin, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press,

2008), hal. 11 58

Masykur Arif, Sedekah itu Ajib, ( Jogjakarta, Diva Press, 2014), hal. 13 59

ibid , hal. 14 60

Ubaidurrahim El-Hamdy, Sedekah Bikin Kaya dan Berkah,(Jakarta:WahyuQolbu,

2015), hal.2

Page 49: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

32

kebaikan, dan lain sebagainya dengan ikhlas untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT.

Jadi ekonomi sedekah adalah suatu konsep yang digagas oleh

kiai di pondok pesantren mengenai perilaku manusia terkait cara

pemberian secara sukarela yang berbentuk apapun dengan ikhlas

melalui jumlah yang tidak ditentukan dengan mengharap ridha

dan pahala dari Allah swt sebagai solusi dari masalah ekonomi

yang ada di masyarakat dengan bermodalkan untuk berwirausaha.

b. Hukum sedekah

Hukum sedekah adalah sunnah mu’akkadah, berdasarkan

sejumlah ayat dan hadits, yang artinya sangat dianjurkan

sebagaimana sering dijelaskan dalam dalil-dalil mengenai sedekah

Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 271 dan 274 yang berbunyi:

ب فىه خ ن ح إ ي و ب ه م ع ى دقبث ف دوا الص ب ن ح إ

ه م م ك ى س ع ف يك م و ك س ل ي ى خ ه اء ف س ق ف ب ال ىه ح ؤ ح و

(٢٧١) يس ب لىن خ م ع ب ح م ب م وللا ك بح ئ ي س

ا بز سس الىه ل و ي بلل م ب ه ال ى م قىن أ ف ى يه ي ر ال

م ه ي ل ف ع ى ل خ م و ه ب د ز ى م ع ه س ج م أ ه ل ت ف ي و ل ع و

وىن (٢٧١) ص م يح ل ه و

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah

baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan

kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka

menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan

menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-

kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan”. (Q.S Al-Baqarah :271)

Page 50: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

33

Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan

di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan,

maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak

ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.”( Q.S Al-Baqarah:274)

Di dalam kedua ayat diatas terdapat pujian atas pemberian

sedekah, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan.

Perbuatan untuk mendapat keridhaan Allah walaupun dilakukan

terang-terangan bukanlah riya. Namun demikian, setiap amalan

khususnya sedekah bila dilakukan secara sembunyi-sembunyi

adalah lebih baik dan lebih aman dari riya. Dan orang yang

menerima sedekah pun terhindar dari kehinaan dan kesusahan.

Ada lagi hikmah bersedekah secara tersembunyi, yaitu walaupun

pada waktu memberi sedekah orang itu selamat dari riya, tetapi

apabila kemudian sedekahnya menjadi terkenal maka ada

kemungkinan timbulnya perasaan sombong. Juga apabila

seseorang menjadi terkenal di kalangan manusia, maka penerima

sedekah akan mengganggu kepadanya dan selalu minta-minta.61

Namun, ia juga bisa menjadi haram jika pemberi sedekah

tahu atau menduga kuat bahwa penerimanya akan membelanjakan

uang hasil sedekah tersebut untuk hal-hal yang jahat, bobrok, dan

maksiat kepada Allah.62

c. Dampak ekonomi sedekah dalam masyarakat

Jika dilihat dari segi orang yang memberi sedekah,

memiliki keuntungan yakni orang yang bersedekah akan disenangi

oleh orang lain, sedekah membuat hati gembira, mempererat

hubungan si fakir dan si kaya, menyembuhkan penyakit-penyakit

61

Departemen Agama, Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 271 dan 274 62

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,Terj.

Dari Al-Wasith Fil Fiqh Ibadah oleh Kamran As’at Irsyady dan Ahsan Taqwim, (Jakarta: Amzah,

2010), cet. 2, hal.426

Page 51: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

34

jasmani dan rohani yang ada di dalam dirinya, menolak bala dari

segala tindak kejahatan dan sarana untuk membersihkan harta.

Selain itu juga,di jamin oleh Allah SWT jika orang

bersedekah mendapat pahala yang berlipat ganda, masuk surga dari

pintu sedekah, di jauhkan diri dari siksa neraka, menjadi penaung

pada hari kiamat dan dapat menghapus dosa dan kesalahan. 63

3. Kewirausahaan

a. Pengertian Kewirausahaan

Dalam bukunya Nanang Fatchurochman, Enterpreneurship

sering disama arti kan dengan “kewirausahaan”, keberadaannya

merupakan simbol penting bagi pencapaian perekonomian dan

kesejahteraaan masyarakat. 64

Enterpreneurship pertama kali dipopulerkan oleh Richard

Cantilon yakni berasal dari bahasa Perancis yaitu enterprendre yang

berarti “berusaha” atau “ melaksanakan”. 65

“Seorang ekonom dari Austria, Joseph Schumpeter

mendefinisikan enterpreneurship dengan ”sebuah aktivitas yang

inovatif terhadap produk baru, metode produksi baru, pasar baru, dan

bentuk baru dari pengelolaaan organisasi”. 66

Di Indonesia enterpreneurship sering diidentikkan dengan

kata“ kewirausahaan”. Kewirausahaan adalah kata yang terdiri dari

dua suku kata “ wira” dan “ usaha” kemudian ada tambahan (ke-an)

yang menunjukkan kata benda. Kata “wira” berarti berani, utama,

atau perkasa. Sedangkan kata “ usaha” berarti kegiatan dengan

mengarahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu

maksud. 67

63

Ubaidurrahim El-Hamdy, op.cit., hal.42-64 64

Nanang Fatchurochman, op.cit, (Depok: Lendean hati pusaka, 2012),hal 49 65

ibid, hal.50 66

Joseph Schumpeter, ibid. 67

Herni Ali dan Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Ciputat:Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), hal. 4

Page 52: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

35

Menurut Samuelson dan Nordhaus, Casson, Abdullah,

konsep kewirausahaan atau enterpreuneur merujuk kepada suatu

sifat keberanian dan keutamaan mengambil resiko dalam kegiatan

inovasi.68

Profesor Yuyun Wirasasmita mendefinisikan

kewirausahaan sebagai proses kemanusiaan yang berkaitan

dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang,

mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang

itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan

laba atau nilai dalam jangka waktu yang lama.69

Dari kata enterpreneur tersebut, muncullah tafsiran yang

beragam seperti merchant (pedagang), pemilik usaha, sampai

petualang.

Schumpeter mengatakan para wirausaha adalah penggerak atau

motor ekonomi karena fungsi inovasi yang mereka jalankan

menduduki tempat sentral. Terdapat lima tipe inovasi yang

menonjol:

1) Pengenalan kewirausahaan dapat didefinisikan dengan

semangat, perilaku, kemampuan untuk memberikan tanggapan

yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk

diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan

atau masyarakat dengan selalu berusaha mencari, menciptakan,

dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan

menerapkan cara kerja yang lebih efisien melalui keberanian

mengambil resiko, kreativitas, dan inovasi serta kemampuan

manajemen barang baru atau barang lama dengan mutu lebih

baik.

2) Penemuan metode produksi yang baru

3) Pembukaan pasar yang baru khususnya ekspor

4) Perolehan sumber pasokan bahan baku yang baru

68

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 408 69

Profesor Yuyun Wirasasmita, op.cit, hal.4

Page 53: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

36

5) Penciptaan organisasi industri yang baru 70

Secara tekstual kata kewirausahaan belum ditemukan

padanan dalam bahasa teks Al-Qur’an maupun Hadist. Namun, hal

ini tidak berarti bahwa kewirausahaan tidak mendapatkan tempat

dalam Islam. Misalnya, Islam mengangkat kaum pedagang dengan

memberikannya kehormatan yaitu dengan meletakkan seorang

wirausaha pada posisi pertama sebagai orang yang diwajibkan zakat.

Islam mengajarkan bahwa bekerja dan berusaha termasuk

berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari

kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh

dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah

yang lebih baik.

Rasulullah SAW juga menerapkan tradisi kewirausahaan

untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dalam rangka mencari

rezeki Allah SWT yang halal. Sebagaimana dijelaskan surat al-

Jum’ah ayat 10 ditegaskan:

فئذا قضيج الصلة فبوخشسوا في األزض

ك وابخغىا مه واذكسوا للا ثيسا لعلكم فضل للا

حفلحىن ( ۰۱)

Artinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah

kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT dan

ingatlah Allah sebanyak-sebanyaknya agar kamu

beruntung”. (Q.S Al-Jumuah: 10)

Ayat ini menjelaskan ada dua kata kunci yakni bertebaranlah

dan carilah, yang artinya tidak sekadar menyeru untuk bekerja dan

berusaha, tetapi juga agar umat Islam mempergunakan seluruh

70

Supardan, op.cit, hal. 409

Page 54: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

37

potensi dan kemampuan bisnis yang ada sehingga kewirausahaan itu

berhasil dan memberi pesan agar senantiasa menjaga keseimbangan

antara mencari rezeki, melakukan usaha dan mengingat Allah SWT

melalui sembahyang.71

Dengan disertai niat dan cara yang diridhoi Allah SWT,

menurut Rasulullah SAW. berwirausaha menjadi salah satu bagian

dari ibadat dan mendapat ganjaran pahala di sisi Allah SWT karena

ia menyumbang kepada sumber rezeki individu dan keluarga.

Dengan memenuhi keperluan masyarakat baik dengan barang atau

jasa dianggap sebagai penunaian Fardhu kifayah dengan jalan

memenuhi salah satu barang atau jasa keperluan masyarakat.

Selain itu Allah SWT menjelaskan di dalam surat al-Mulk ayat

15 yang berbunyi:

ىا في ش بم ض ذلىل ف ز م األ ك ل ل ع ى الري ج ه

ىز (٢۱) ه الىش ي ل إ ه و ق ش ه ز ىا م ل ك ب و ه ب بك ى م

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian

dari rezeki-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.72

(Q.S Al-Mulk: 15)

Ayat ini menjelaskan bahwa bekerja (apapun jenis

pekerjaannya) dan bagaimanapun caranya (berjalan di segala penjuru

dan makan sebagian rezekinya), yang harus dipegang dan

ditumbuhkan adalah semua bisnis dan bekerja harus kembali kepada

Allah SWT.

b. Ciri-ciri Kewirausahaan

Menurut Redlich melihat fungsi kewirausahaan ada tiga

tumpuan yakni pemodal, penatalaksana, dan wirausaha. Pemodal

71

Departemen Agama RI, Al-Qur’an, surat al-Jum’ah ayat 10 72

Departemen Agama RI, Al-Qur’an, surat Al- Mulk ayat 15

Page 55: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

38

adalah yang melepaskan modal uang dan modal non manusiawi

lainnya untuk perusahaan, penatalaksana adalah perencana, penemu

ide baru, dan pengambil keputusan akhir dari usaha produksi.

Ciri seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan itu terdapat

dalam rumus: 10-Cs yaitu sebagai berikut.

1) Commitment: memiliki niat yang kuat dan tidak ada kata

menyerah dalam menghadapi tantangan

2) Confidence: percaya diri, mempunyai kepercayaan untuk

mengambil keputusan dan resiko

3) Cooperative: dia terbuka dan mau bekerja sama dalam

mengembangkan dirinya.

4) Care: dia sangat perhatian terhadap segala hal walaupun hal

sangat kecil

5) Creative: tidak puas hanya dengan apa yang ada. Dia selalu

mencari terobosan baru

6) Challenge: dia tidak melihat setiap kendala atau masalah

sebagai hambatan, tetapi melihatnya sebagai persyaratan untuk

maju.

7) Calculation: setiap tindakan atau keputusannya didasarkan

pada perhitungan yang objektif, nalar, dan faktual

8) Communications: dalam upaya mengembangkan usahanya, dia

selalu menjalin komunikasi, mengembangkan jaringan

informasi yang memperbanyak jaringan kerjanya.

9) Competiveness: mereka senang pada kompetisi karena dengan

berkompetisi dia dapat mengetahui posisi usahanya,

mengetahui keadaan pasar, dan sekaligus belajar dari para

pesaing.

Page 56: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

39

10) Change: mereka tidak takut terhadap perubahan bahkan

mereka adalah orang-orang yang senang terhadap perubahan.73

c. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan

Dibawah ini tujuan dari kewirausahaan adalah

1) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas

Wirausaha jika ingin berkualitas maka harus banyak

yang diperbaiki yakni dari segi sumber daya alam manusia,

mesin, dan di tambahkan modal untuk berani mengambil

resiko.

2) Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran

berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

Wirausaha dapat dilihat tangguh dan kuat karena ia

berani mengambil resiko, membuat inovasi-inovasi terbaru

untuk sama-sama bersaing dalam merebut hati pelanggan

dan tidak pantang menyerah.

3) Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

Dibuktikan dengan adanya membuka wirausaha

dapat terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam

perusahaan

4) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang

dikehendaki.

Dengan kerja keras, semangat yang tidak pernah

pantang mundur, berinovasi terus menerus maka tujuan

usaha dapat tercapai. 74

Berikut manfaat dari kewirausahaan antara lain:

a) Menambah daya tampung tenaga kerja

73

Leonita Siwiyanti, Building The Character Of Entrepreneurship For Pre- School

Students Through Science, (Sukabumi:The Progressive and Fun Education Seminar, 2016), hal.

381. dipublikasikan 74

Herni Ali dan Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Ciputat: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010), hal.8

Page 57: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

40

Menurut David McClelland berpendapat “jika di

suatu Negara bisa menjadi makmur bila ada wirausaha

sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya”.75

Ini dapat dikatakan bahwa wirausaha dapat

mengurangi pengangguran dan membuka lowongan kerja

yang sangat banyak tanpa adanya dibatasi oleh suatu

instansi dengan berbagai orang yang kreatif di dalamnya

yang tahan dengan berbagai macam situasi dan kondisi.

b) Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi,

distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan

Secara tidak langsung wirausaha bisa berguna untuk

pribadi dan lingkungannya karena telah membantu dan

mendistribusikan untuk pemeliharaan lingkungan sekitar

dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat.

c) Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun, dan

memiliki pribadi unggul yang patut di teladani

Seseorang bisa menjadi wirausaha karena memiliki

sifat tidak pantang menyerah, teliti, dan memiliki pribadi

yang bisa di tiru oleh orang lain.

d) Mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, tekun,

jujur dalam menghadapi pekerjaan

Jika sudah terbiasa dan terpelajar untuk mempelajari

bidang apa yang ingin di geluti maka sebagai wirausaha

harus berbangga bisa menjadi orang yang berguna bagi

orang lain.

e) Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana.

Tidak semuanya kita harus membeli, setidaknya kita

harus belajar dan sedikit demi sedikit mempelajarinya agar

kelak kita bisa membuat atau membantu hidup seseorang

dengan mandiri berwirausaha.

75

Budiwiyono, Entrepreneurship, 2017,(http://budiwiyono.com)

Page 58: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

41

d. Tantangan-tantangan Kewirausahaan

Untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sukses tidaklah

mudah. Tantangan-tantangan tersebut antara lain adalah:

1) Tantangan bersifat psikologis

Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif

masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi

kewirausahaan antara lain sifat agresif, bersaing, egois, tidak

jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil serta beresiko,

kurang terhormat, pekerjaan rendah, waktu jam kerja panjang

dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian

besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Landasan

filosofi inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak

termotivasi terjun ke dunia bisnis.

2) Tantangan kegagalan

Berdasarkan penelitian, 60% dari semua bisnis baru tidak

mencapai usia enam tahun. Berikut beberapa hal yang

mempengaruhi:

a) Kurang kemampuan manajerial atau pengalaman

Kebanyakan bisnis dimulai oleh orang-orang yang tidak

memiliki pengalaman.

b) Lalai

Setelah pembukaan, biasanya para wirausaha mundur dan

tidak fokus pada bisnisnya. Memulai suatu bisnis

membutuhkan suatu komitmen waktu dan kerja keras yang

sungguh-sungguh.

c) Kurang kontrol

Sistem kontrol membantu para pengusaha memonitor biaya,

tingkat produksi, dan lain-lain.

d) Modal yang tidak cukup

Page 59: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

42

Suatu bisnis harus memiliki cukup modal untuk dapat

bertahan tanpa pemasukan selama enam bulan.

e) Menganggap kendala sebagai sebuah ketidaknyamanan.

f) Tantangan dalam konteks Global

Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan

global. Setiap negara memiliki keunggulan-keunggulannya

masing-masing. Aspek-aspek dalam kehidupan global seperti,

pertambahan penduduk, pengangguran, tanggung jawab sosial,

kemajuan teknologi informasi, kemajemukan dan ilmu

pengetahuan menjadi tantangan ke depan bagi wirausaha.

Ketika dalam menghadapi tantangan, diperlukan sumber

daya yang berkualitas unggulan baik keunggulan komparatif

maupun kompetitif melalui proses yang kreatif dan inovatif.

Sumber daya manusia yang profesional dan terampil ini dicetak

oleh sistem pendidikan kewirausahaan yang baik untuk

membentuk pribadi yang kreatif dan inovatif yang nantinya akan

menghasilkan barang dan jasa yang baru, berbeda, memiliki nilai

tambah, dan berdaya saing.76

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Dalam bahasa arab “Ma’had atau pesantren adalah asrama

tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Istilah

pondok pesantren terdiri dari dua kata yang menunjukkan pada

suatu pengertian yaitu kata pondok dan kata pesantren.

Menurut Djaelani dalam buku kutipan secara etimologi kata

pondok berasal dari kata funduq (arab) yang berarti tempat

bermalam atau penginapan, ruang tidur atau wisma sederhana

76

Herni Ali dan Hamam Faizin, op.cit., hal.77-79

Page 60: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

43

(karena pondok memang tempat penampungan sederhana bagi

pelajar yang jauh dari tempat tinggalnya).77

Secara etomologi, pesantren berasal dari kata santri dengan

awalan “Pe” dan akhiran an berarti “tempat tinggal santri”. Selain

itu, asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata

“sant” (manusia baik) dengan suku kata “ ira” (suka menolong),

sehingga kata pesantren berarti tempat pendidikan manusia baik-

baik.78

Pada awalnya pesantren bukanlah tempat tinggal para santri

melainkan tempat pelatihan bagi santri yang ingin mandiri dan jauh

dari orang tua. Santri itu mencoba untuk tinggal dengan kondisi

dan situasi yang tidak seperti di rumah, banyak yang harus

dikerjakan dengan kedisiplinan yang sangat tinggi.

Menurut Nizar dalam bukunya bahwa” ada dua versi

pendapat mengenai asal usul dan latar belakang pesantren di

Indonesia yakni:

Pertama, Pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yakni

tradisi tarekat. Pendapat ini berdasarkan fakta bahwa penyiaran

Islam di Indonesia banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat.

Hal ini ditandai dengan adanya kelompok- kelompok organisasi

tarekat yang melaksanakan amalan-amalan zikir dan wirid-wirid

tertentu. Pemimpin tarekat itu disebut kiai, khalifah, atau mursyid.

Dalam perkembangan selanjutnya dinamakan pengajian lalu

tumbuh dan berkembang menjadi lembaga pesantren.79

Kedua, Pesantren berasal dari pengambilalihan fungsi dari

sistem pesantren yang diadakan oleh orang-orang Hindu di

Nusantara ke sistem lembaga pesantren yang sekarang. Hal ini

77

Abdulloh Hamid, Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren, (Surabaya: Imtiyaz, 2017),

hal.47 78

Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2013) hal. 87 79

ibid , hal.88

Page 61: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

44

didasarkan pada fakta bahwa sebelum datangnya Islam itu sudah

ada lembaga pesantren dimaksudkan untuk tempat mengajarkan

ajaran-ajaran agama Hindu dan tempat membina kader-kader

penyebar Hindu.80

Menurut Mastuhu, pesantren adalah lembaga pendidikan

tradisional Islam yang bertujuan untuk memahami, menghayati,

dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya

moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat. 81

Berbeda lagi menurut pandangan dari Nurcholis Madjid,

pesantren adalah lembaga yang bukan identik dengan arti

keislaman saja tetapi juga mengandung makna asli Indonesia.82

Di

luar Pulau Jawa lembaga pendidikan pesantren ini biasa disebut

dengan Surau di Sumatera Barat, Rangkang dari Dayah di Aceh,

dan pondok di Jawa dan Madura.

Menurut Muhammad Arifin, pondok pesantren berarti suatu

lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui

masyarakat sekitarnya dengan asrama di mana santri menerima

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya dibawah kedaulatan kepemimpinan seseorang atau

beberapa orang kiai. 83

Abdulloh Hamid mengatakan pondok pesantren merupakan

hasil usaha mandiri kiai yang dibantu santri dan masyarakat

sehingga memiliki beberapa bentuk karena perbedaan selera kiai

dan keadaan sosial budaya maupun sosial geografis yang

mengelilinya.84

Namun dalam perkembangannya pesantren telah

melakukan perubahan yang memungkinkan kehilangan identitas

80

ibid , hal 89 81

Mastuhu, Dinamika Sistem Pesantren, dalam Nizar ( ed), ibid, hal. 85 82

Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, dalam Nizar (ed), ibid, hal.86 83

A. Malik dkk, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Departemen Agama RI) hal.8 84

Abdulloh Hamid, op.cit, hal.47

Page 62: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

45

jika nilai-nilai tradisionalnya tidak dilestarikan. Seperti aspek

kesederhanaan dalam bangunan-bangunan dalam lingkungan

pesantren, kesederhanaan cara hidup para santri, kepatuhan yang

ditujukan santri kepada kiainya dalam beberapa hal serta

mempelajari kitab - kitab Islam klasik.

Jadi pondok pesantren adalah salah satu lembaga

pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya,

dengan sistem asrama dimana santri menerima pendidikan agama

Islam untuk mempunyai kader-kader yang terbaik dan bisa

berperan aktif jika diperlukan dengan bekal ilmu yang diperoleh.

Akhir - akhir ini terdapat kecenderungan fungsi pesantren

bukan hanya lembaga agama melainkan lembaga sosial. Artinya

bukan hanya soal- soal agama saja namun soal-soal kemasyaratan

pun jadi sesuatu pilihan yang penting.85

Karena mereka menganggap, hampir seluruh komponen

pesantren mempunyai kaitan fungsional dari masyarakat mulai

dari pengaruh kiai, ustaz, dan juga para santrinya yang memberi

warna dalam tengah-tengah masyarakat. Seperti pondok pesantren

ini memanfaatkan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

sebagai program untuk mempunyai pengalaman dan pembelajaran

untuk para santri setelah menyelesaikan masa studinya.

Kenyataan ini menggambarkan bahwa kegiatan sosial pesantren

akan seiring bahkan tidak dapat dipisahkan antara pendekatan

agama satu sisi dengan aksi sosial di sisi lain.

b. Peran Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi

Secara garis besar, peran pesantren dalam pengembangan

ekonomi adalah

1) mewujudkan praktik riil dalam aktivitas ekonomi.

85

Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2013), hal. 198

Page 63: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

46

Peran ini sangat strategis mengingat masyarakat melihat

pesantren sebagai contoh dan teladan dalam aktivitas

sehari-hari. Jika pesantren mengembangkan potensinya

dalam ekonomi sedekah dan berhasil tentu hal tersebut

akan diikuti oleh masyarakat. Insya Allah mereka akan

ramai-ramai melakukan migrasi dari sistem kapitalis

menuju ekonomi islam. 86

2) sebagai media untuk masyarakat bisa sejahtera secara

ekonomi karena mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan

rohani.

Peran ini melihat pesantren sebagai media agar bisa

menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani dalam

kehidupan sehari-hari. Dikatakan sejahtera karena

terpenuhinya kebutuhan jasmani berupa kebutuhan primer,

sekunder dan tersier dengan jumlah pendapatannya.

Sedangkan yang dimaksud sejahtera dalam kebutuhan

rohani adalah banyak memiliki pengetahuan dan yang

paling penting ilmu agama. 87

c. Peran Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan

Secara garis besar, peran pesantren dalam pengembangan

kewirausahaan adalah

1) Sebagai lembaga produksi dan konsumsi

Sebagai sebuah “negara kecil” dengan kiai sebagai

“presidennya” dan para santri sebagai “rakyatnya,” maka

sangat memungkinkan bagi pesantren untuk

mengimplementasikan bisnis syariah karena adanya

otoritas yang dimiliki oleh pimpinan pesantren. Jumlah

86

Rusmini, Peran Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi Islam, (Sekolah Tinggi

Ilmu Syariah Miftahul Ulum, 2017, hal. 5. tidak dipublikasikan 87

Achmad Hasyim As’ari, Peran Pondok Pesantren dalam Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat. “ skripsi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon, 2015, hal.106, tidak di publikasikan

Page 64: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

47

santri yang banyak di dalam pesantren, pada satu sisi

merupakan pasar tersendiri yang sangat potensial yang

memungkinkan pesantren untuk membuka bisnis.

2) Pesantren juga dituntut kemandiriannya dari sisi ekonomi

dan finansial.

Dependensi pesantren secara finansial kepada pihak luar

baik yang berupa kekuatan politik, birokrasi maupun

kekuatan yang lain akan menggerus kemandirian

pesantren. Pesantren akan lebih mudah terkooptasi dengan

kepentingan tertentu jika menggantungkan kemampuan

finansialnya kepada pihak lain. Oleh karenanya menjadi

penting bagi pesantren untuk mempunyai unit usaha dan

bisnis yang dapat menjadi sumber pemasukan bagi

pesantren. Pada posisi ini, tentu unit bisnis syariah yang

terbebas dari MAHGRIB (maysir, gharar, riba, risywah

dan bathil) harus menjadi pilihan utama kalangan

pesantren.88

3) Memberikan bekal berbagai macam life skill keterampilan

pada santri sehingga mereka mampu menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. 89

Di dalam kehidupan pesantren berbagai macam life skill

keterampilan yang di ajarkan untuk para santri, biasanya

selalu teori-teori untuk menambah pengetahuan para santri

setelah itu baru praktik untuk mengetahui pemahaman para

santri dan jika sudah keluar dari pesantren tersebut bisa

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

88

Marlina, Potensi Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi Syariah, Jurnal Hukum

Islam Volume 12, No. 1, STAIN Pekalongan, 2014, hal. 131. dipublikasikan 89

Uci Sanusi , Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren, Jurnal Pendidikan Agama

Islam Ta’lim Vol.10 No.2, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, hal.129.dipublikasikan

Page 65: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

48

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dengan pencarian judul dan beberapa kajian pustaka, menemukan

beberapa hasil yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Skripsi milik Ebah Suaiybah (2009), lulusan S1 Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas dakwah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tentang Pemberdayaan Ekonomi

Santri Melalui Penanaman Jamur Tiram (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Al-Ma’muroh Desa Susukan Kecamatan Cipicung

Kabupaten Kuningan Jawa Barat). Metodologi yang digunakan adalah

metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Disimpulkan dari

penelitian ini bahwa pelaksanaan pemberdayaan ekonomi santri di

pondok pesantren Al-Mamuroh untuk memotivasi para santri agar

tertarik dalam dunia wirausaha mendapat pembinaan baik dalam

bidang keagamaan maupun dalam bidang kewirausahaan. Respon

santri yang mengikuti penanaman jamur tiram, mereka merasa

manfaatnya besar baik dari segi ilmu dan keterampilan yang diberikan.

Perbedaan dengan peneliti selanjutnya yakni tidak meneliti mengenai

interaksi sosial kiai dengan santri dan ketercapaian penerapan dalam

konsep tersebut. Sedangkan persamaannya yakni sama-sama meneliti

dengan adanya konsep yang jelas dan terarah.90

2. Skripsi milik Baskoro Adi Nugroho (2010), lulusan S1 Jurusan

Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran

Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian

mengenai Hubungan Sosial Kiyai dan Santri Mukim dan Santri Kalong

di Pondok Pesantren Al-Muthi’in Maguwo Banguntapan Bantul

Yogyakarta. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Disimpulkan dari penelitian ini bahwa pola hubungan sosia kiyai

dengan santri mukim dan santri kalong di Pondok Pesantren Al-

90 Ebah Suaiybah, “Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Penanaman Jamur Tiram

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ma’muroh Desa Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten

Kuningan Jawa Barat)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009,

hal.55, tidak dipublikasikan

Page 66: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

49

Muthi’in Maguwo Banguntapan Bantul Yogyakarta adalah dengan tiga

pola yaitu kerjasama, persaingan, dan pertentangan. Kiyai dalam

menjalin hubungan sosial dengan santri, terdapat perbedaan. Kiyai

ketika menjalin hubungan sosial dengan santri mukim lebih efektif,

sebab kerjasama, persaingan dan pertentangan yang didasari oleh

faktor kontak sosial dan komunikasi berjalan dengan baik. Sedangkan

hubungan sosial kiyai dengan santri kalong hanya berjalan pada

persoalan kerjasama saja. Perbedaan dengan peneliti sebelumnya

adalah meneliti interaksi sosial kiai dengan santri mukim dan santri

kalong. Sedangkan persamaannya meneliti tentang pola interaksi

sosial. 91

3. Skripsi milik Roudlotul Jannah Sofiyana (2013), lulusan S1 Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Tentang Pola Interaksi Sosial Masyarakat dengan

Waria di Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis. Metodologi

yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil yang di

dapat dalam penelitian tersebut adalah didapatkannya gambaran

tentang pola interaksi sosial antara masyarakat dengan waria yaitu

melalui beberapa bentuk-bentuk yang digolongkan menjadi dua yaitu

proses asosiatif dan proses disasosiatif. Dalam proses asosiatif ada

kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan proses disasosiatif ada

persaingan, kontraversi, dan pertentangan. Solusi pemecahan masalah

tentang Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis yaitu dengan

mengadakan musyawarah untuk mencari jalan keluar terhadap

masalah-masalah yang terjadi. Perbedaan dari peneliti sebelumnya

adalah meneliti mengenai interaksi sosial masyarakat waria.

Sedangkan persamaannya meneliti tentang pola interaksi sosial92

91

Baskoro Adi Nugroho, “Hubungan Sosial Kiyai dan Santri Mukim dan Santri Kalong di

Pondok Pesantren Al-Muthi’in Maguwo Banguntapan Bantul Yogyakarta.” Skripsi Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hal.81, tidak dipublikasikan 92

Roudlotul Jannah Sofiyana, “Pola Interaksi Sosial Masyarakat dengan Waria di Pondok

Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis.” Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013,

hal.82, tidak dipublikasikan

Page 67: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

50

4. Skripsi milik Eka Yuniarni (2016), lulusan S1 Jurusan Sosiologi

Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016. Tentang Interaksi

Sosial Santri Pondok Pesantren Al Barokah dengan Masyarakat

Muhammadiyah di Karangwaru, Tegal Rejo, Blunyah Rejo,

Yogyakarta. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif. Hasil yang di peroleh dalam penelitian

tersebut adalah bentuk interaksi sosial antara santri Pondok Pesantren

Al-Barokah dengan masyarakat Muhammadiyah adalah interaksi

Asosiatif. Interaksi sosial yang asosiatif ini meliputi kerjasama,

akomodasi, asimilasi, bentuk interaksi ini yang dapat memperkokoh

integrasi kehidupan antara santri pondok pesantren Al-Barokah dengan

masyarakat Muhammadiyah. Toleransi atas perbedaan paham

keagamaan merupakan dasar bentuknya sebuah kerukunan santri

dengan masyarakat Muhammadiyah Desa Karangwaru. Acara

pengajian merupakan media interaksi santri dan masyarakat

Karangwaru, karena dengan acara ini santri dan masyarakat

bekerjasama serta menunjukkan ketoleransian mereka dengan adanya

perbedaan paham keagamaan. Adapun dampak dari interaksi antara

santri dengan masyarakat Muhammadiyah di Desa Karangwaru

tersebut adalah terbentuknya kerukunan Intern umat beragama,

perubahan gaya hidup, serta perubahan sosial dalam Desa Karangwaru.

Perbedaan dengan peneliti sebelumnya adalah hanya meneliti interaksi

sosial santri dengan masyarakat Muhammadiyah dengan tidak ada

konsep yang jelas. Sedangkan persamaannya meneliti tentang pola

interaksi sosial dan adanya ketercapaian penerapan (dampak) 93

93

Eka Yuniarni, “Interaksi Sosial Santri Pondok Pesantren Al Barokah dengan Masyarakat

Muhammadiyah di Karangwaru Yogyakarta”. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Yogyakarta, 2016, hal. 73 tidak dipublikasikan.

Page 68: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

51

Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Hasil Perbedaan Persamaan

1 Ebah

Suaiybah

(2009)

Pemberdayaan

Ekonomi Santri

Melalui

Penanaman

Jamur Tiram

(Studi Kasus di

Pondok

Pesantren Al-

Ma’muroh Desa

Susukan

Kecamatan

Cipicung

Kabupaten

Kuningan Jawa

Barat)

Disimpulkan dari

penelitian ini bahwa

pelaksanaan

pemberdayaan ekonomi

santri di pondok

pesantren Al-Mamuroh

untuk memotivasi para

santri agar tertarik

dalam dunia wirausaha

mendapat pembinaan

baik dalam bidang

keagamaan maupun

dalam bidang

kewirausahaan. Respon

santri yang mengikuti

penanaman jamur

tiram, mereka merasa

manfaatnya besar baik

dari segi ilmu dan

keterampilan yang

diberikan.

Penelitian

sebelumnya

mengenai

Pemberdayaan

Ekonomi Santri

Melalui

Penanaman

Jamur Tiram,

Tidak ada

meneliti

mengenai

interaksi sosial

kiai dengan

santri dan

ketercapaian

penerapan

Sama-sama

meneliti

menggunakan

konsep yang

jelas

2 Baskoro

Adi

Nugroho

(2010)

Hubungan

Sosial Kiyai dan

Santri Mukim

dan Santri

Kalong di

Pondok

Disimpulkan dari

penelitian ini bahwa

pola hubungan sosial

kiyai dengan santri

mukim dan santri

kalong di Pondok

Meneliti

Interaksi sosial

kiai dengan

santri mukim

dan santri

kalong

Sama-sama

meneliti

tentang pola

Interaksi sosial

kiai dengan

santri

Page 69: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

52

Pesantren Al-

Muthi’in

Maguwo

Banguntapan

Bantul

Yogyakarta

Pesantren Al-Muthi’in

Maguwo Banguntapan

Bantul Yogyakarta

adalah dengan tiga pola

yaitu kerjasama,

persaingan, dan

pertentangan. Kiyai

dalam menjalin

hubungan sosial dengan

santri, terdapat

perbedaan. Kiyai ketika

menjalin hubungan

sosial dengan santri

mukim lebih efektif,

sebab kerjasama,

persaingan dan

pertentangan yang

didasari oleh faktor

kontak sosial dan

komunikasi berjalan

dengan baik.

Sedangkan hubungan

sosial kiyai dengan

santri kalong hanya

berjalan pada persoalan

kerjasama saja.

3 Roudlotul

Jannah

Sofiyana

(2013)

Pola Interaksi

Sosial

Masyarakat

dengan Waria di

Pondok

Hasil yang terjabar

adalah gambaran

tentang pola interaksi

sosial antara

masyarakat dengan

Peneliti

sebelumnya

meneliti

Interaksi sosial

masyarakat

Meneliti

tentang pola

interaksi sosial

Page 70: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

53

Pesantren

Khusus Al-

Fatah Senin

Kamis.

waria yaitu melalui

beberapa bentuk-bentuk

yang digolongkan

menjadi dua yaitu

proses asosiatif dan

proses disasosiatif.

Dalam proses asosiatif

ada kerjasama,

akomodasi, asimilasi.

Sedangkan proses

disasosiatif ada

persaingan, kontraversi,

dan pertentangan.

Solusi pemecahan

masalah tentang ponpes

khusus al-fatah senin

kamis yaitu dengan

mengadakan

musyawarah untuk

mencari jalan keluar

terhadap masalah-

masalah yang terjadi.

dengan waria

dan ada solusi

atas

permasalahan

tersebut

4 Eka

Yuniarni

(2016)

Interaksi Sosial

Santri Pondok

Pesantren Al

Barokah dengan

Masyarakat

Muhammadiyah

di Karangwaru,

Tegal Rejo,

Blunyah Rejo,

Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan

bentuk interaksi sosial

antara santri pondok

pesantren Al-Barokah

dengan masyarakat

Muhammadiyah adalah

interaksi Asosiatif.

Interaksi sosial yang

Peneliti

sebelumnya

hanya meneliti

Interaksi sosial

santri dengan

masyarakat

muhammadiyah

dengan tidak ada

konsep yang

Meneliti

tentang Pola

interaksi sosial

dan adanya

ketercapaian

penerapan

(dampak)

Page 71: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

54

Yogyakarta. asosiatif ini meliputi

kerjasama, akomodasi,

asimilasi. Adapun

dampak dari interaksi

antara santri dengan

masyarakat

Muhammadiyah di desa

Karangwaru tersebut

adalah terbentuknya

kerukunan Intern umat

beragama, perubahan

gaya hidup, serta

perubahan sosial dalam

Desa Karangwaru.

spesifik

C. Kerangka Berpikir

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang dilakukan oleh

individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan

kelompok. Memiliki dimensi waktu dari pelaku interaksi yang dilakukan dalam

sebuah kegiatan memiliki tujuan-tujuan yang akan di capai oleh pelaku interaksi

sosial untuk memenuhi kebutuhannya.

Di dalam interaksi sosial terdapat syarat-syarat yakni kontak sosial dan

komunikasi sosial. Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih

melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-

masing dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan komunikasi sosial adalah satu

proses yang melibatkan pihak yang berkomunikasi, informasi yang

dikomunikasikan, dan alat komunikasi.

Selain itu bentuk-bentuk interaksi sosial ada dua yakni proses-proses yang

asosiatif dan proses-proses yang disosiatif. Pertama proses-proses asosiatif ada

tiga yakni kerja sama, akomodasi dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha

Page 72: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

55

bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu

atau beberapa tujuan bersama. Akomodasi adalah sesuatu keseimbangan dalam

interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam

kaitannya dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam

masyarakat. Asimilasi adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-

usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental

dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama

Sedangkan yang kedua proses-proses disosiatif yakni persaingan,

kontravensi dan pertikaian. Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu

tau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui

bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian publik atau dengan

mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau

kekerasan. Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara

persaingan dan pertentangan. Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana

individua tau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan cara jalan

menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dana tahu kekerasan.

Konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan adalah salah satu kegiatan

dalam hal berinteraksi kiai dengan santri di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath ini

yang bisa menimbulkan dampak baik untuk kiai, santri, dan pondok pesantren itu

sendiri dalam hal penerapannya.

Bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan terbagi

menjadi dua yakni di bagian jasa dan bagian perdagangan, yang semuanya di

kerjakan oleh santri. Bagian jasa, yang pertama adanya lembaga pendidikan dari

tingkatan terendah sampai tertinggi sudah tersedia yakni Pendidikan Anak Usia

Dini, Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Tinggi Manajemen

Ilmu Komputer . Kedua, pengobatan tradisional, kiai mengikhlaskan tenaga dalam

untuk menyembuhkan penyakit fisik atau non fisik dengan memberikan obat-obat

herbal dan Allah SWT yang memberikan ganjaran. Ketiga, koperasi simpan

pinjam swamitra yakni melayani pelayanan jasa-jasa keuangan yang lebih luas

seperti menabung, peerimaan pembayaran tagihan listrik prabayar dan pasca

Page 73: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

56

bayar, dan lain-lain. Selanjutnya dari bagian perdagangan adanya bidang motoris,

grosir, kantin, dan koperasi. Dari bidang ini semuanya dapat mendapatkan

penghasilan dan laba setiap harinya dengan membuat kreativitas untuk berjualan

apa saja, nanti hasilnya diberikan kepada pondok pesantren.

Setelah santri-santri tersebut menamatkan kuliah dan mondok di Pondok

Pesantren ini maka mereka mendapatkan ilmu mengenai pengetahuan agama,

pengetahuan umum, dan ilmu kewirausahaan. Di lihat dari segi pengalaman,

santri-santri memiliki pengalaman dari mereka mengelola konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan dan keahlian sesuai yang di lakoni selama ini bisa

menjadi salah satu hal untuk meraih hal yang diinginkan contohnya cita-cita yang

sejak kecil diimpikannya.

Berdasarkan keterangan diatas, penulis merumuskan bagan kerangka

berpikir sebagai berikut

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Interaksi Sosial

Syarat-syarat

Interaksi sosial

Bentuk-bentuk

Interaksi sosial

Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan

Bidang Jasa

a. Lembaga

Pendidikan

b. Pengobatan

tradisional

c. Koperasi

simpan

pinjam

swamitra

Bidang

Perdagangan

a. Bidang

Motoris

b. Grosir

c. Kantin

d. Koperasi

Proses-proses

Asosiatif

a. Kerja sama

b. Akomodasi

c. Asimilasi

a. Pengetahuan

b. Keahlian

c. Pengalaman

Proses-proses

Disosiatif

a. Persaingan

b. Kontravensi

c. Pertikaian

a. Kontak

Sosial

b. Komunikasi

Sosial

Bentuk Penerapan

Ketercapaian

Penerapan

Interaksi Sosial Konsep Ekonomi

Sedekah dan

Kewirausahaan

Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui Konsep

Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Page 74: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi yang terletak pada Jalan

Merbabu Komplek Gading Kencana Asri Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan GunungPuyuh Sukabumi. Berdasarkan letak

geografisnya Kecamatan GunungPuyuh memiliki batasan sebagai

beikut:

Sebelah utara : Kelurahan Karamat

Sebelah selatan : Kelurahan Benteng

Sebelah timur : Kelurahan Sriwedari

Sebelah barat : Kelurahan Karang Tengah

Sumber: bagian tata pemerintahan94

Gambar 3.1

Peta Kecamatan GunungPuyuh

94

Moh. Raffasya Shidqi Nawawi, Profil Kelurahan Gunung Puyuh, 2017

Page 75: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

58

Alasan penulis memilih lokasi Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi sebagai tempat penelitian, disebabkan Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi yang menjadi penggagas

pertama kali konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan yang

diterapkan di sebuah pondok pesantren. Penulis melihat suatu

fenomena yang terjadi di pondok pesantren tersebut. Sehingga

penulis ingin mengetahui lebih lanjut dan lebih jauh mengenai

interaksi sosial kiai dengan santri, bentuk penerapan dan

ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan proses bertahap yaitu mulai

dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan

dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian

dan diakhiri dengan laporan penelitian

Adapun waktu penulis gunakan untuk penelitian ini di

perkirakan mulai dari bulan Maret 2017 sampai dengan bulan

November 2017. Berikut rincian kegiatan penelitian.

Tabel 3.1

Kegiatan Penelitian

No

Tahap Penelitian

2017

Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Studi pendahuluan √ √

2 Menyusun rencana penelitian √ √

3 Merumuskan instrumen

penelitian

4 Pengumpulan data penelitian √

a. Kontak

Sosial

b. Komunikasi

Sosial

Page 76: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

59

No

Tahap Penelitian

2017

Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11

5 Pengolahan dan analisis

data penelitian

√ √ √

6 Penyusunan laporan

penelitian

√ √ √

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian

untuk mengumpulkan data agar memperoleh informasi yang dibutuhkan

oleh peneliti. Menurut Hadari Nawawi dalam buku metode penelitian

bidang sosial mengatakan bahwa”populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.95

Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud yaitu kiai sekaligus pendiri

pesantren dan seluruh santri.

Sampel, menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian

mengatakan bahwa ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.”96

.

Teknik penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini berkaitan dengan orang yang

dianggap paling tahu tentang apa penulis inginkan, sehingga mereka akan

mempermudah penulis mendapatkan informasi yang akan diteliti.” 97

Yaitu yang dijadikan sampelnya ialah Kiai sekaligus pendiri pondok

95

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press, 2015), hal. 150 96

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hal.81 97

Ibid, hal.85

Page 77: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

60

pesantren dan 12 santri yang mengikuti program KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) yang terbagi dalam bidang jasa dan bidang

perdagangan.

C. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu tujuan umum penelitian adalah untuk

memecahkan masalah maka langkah-langkah yang ditempuh harus

relevan dengan masalah yang telah dirumuskan.

Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini, metode penelitian

adalah cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif. Sedangkan

menurut Arief Furchan mengungkapkan metode penelitian adalah strategi

umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang

diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. 98

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research) yang menggunakan data kualitatif,

yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan

mendalam terhadap organisasi, lembaga, atau gejala tertentu untuk

membuktikan suatu teori benar atau tidak serta menciptakan suatu teori

yang baru dengan riset lapangan.99

Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku metode penelitian

kualitatif yang dikutip oleh Imam Gunawan, penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati

yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik. 100

98

Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogjakarta:Ar-ruzz media,

2016) hal.43 99

Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito Sosrodiharjo, Metode Penelitian Sosial,

(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009), hal. 12 100

Iman Gunawan, Metode penelitian kualitatif, ed Suryani, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013)hal.82

Page 78: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

61

Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori telah dipaparkan

sebelumnya, untuk mendapatkan data yang akan mengungkapkan dan

menjelaskan permasalahan maka jenis penelitian yang dianggap tepat

adalah penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini

menggunakan metode studi kasus. Metode ini digunakan untuk

mengadakan pengamatan langsung mengenai interaksi sosial kiai dengan

santri, bentuk penerapan dan ketercapaian penerapan melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Menurut Beni Ahmad Saebani dan Kadan Nurjaman bahwa

“pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah karena menurut

Cresswell konteks natural inilah yang menjadi karakteristik utama

penelitian kualitatif. Peran peneliti adalah sebagai instrumen kunci yang

mengumpulkan sendiri data”.101

Data merupakan sebuah hal yang sangat penting dan menjadi dasar

keabsahan atau kevalidan dan kekuatan dalam penelitian. Data

merupakan bahan yang belum diolah atau dapat disebut juga bahan

mentah yang berkaitan dengan fakta. Sumber dan jenis-jenis data terbagi

menjadi:

1. Data primer

Sumber data primer adalah sumber yang memberikan data

langsung dari sumber utama dalam penelitian ini. Adapun yang

dimaksud dengan sumber data primer adalah kiai dan 12 santri yang

mengikuti program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan).

2. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau

penunjang dalam penelitian ini. Adapun sebagai data penunjang

peneliti adalah dokumen atau catatan dan foto dokumetasi kegiatan

101

Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis,

(Yogyakarta:Suaka Media,2015), hal.87

Page 79: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

62

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan, serta studi literatur

yang berkaitan dengan penelitian.

Kedua jenis data yang didapat yakni data primer dan data

sekunder dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data yang

terencana namun hanya berbeda dalam sumber data saja.

Pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan rumusan masalah.

Dalam pengumpulan data yang sangat dibutuhkan hasil penelitian

yang akurat, pengumpulan data juga harus mengikuti prosedur yang

dituntut oleh setiap metode penelitian yang sangat relevan.

Tabel 3.2

Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis data Sumber data Pengumpulan data

1 Interaksi sosial kiai

dengan santri

melalui konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

Kiai dengan santri

di Pondok

Pesantren Dzikir

Al-Fath

Sukabumi

Observasi dan

wawancara

2 Bentuk penerapan

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

Kiai dengan santri

di Pondok

Pesantren Dzikir

Al-Fath

Sukabumi

Observasi,

wawancara,

dokumentasi

3 Ketercapaian

penerapan konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

Kiai dengan santri

di Pondok

Pesantren Dzikir

Al-Fath

Sukabumi

Observasi,

wawancara,

dokumentasi

Page 80: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

63

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan metode yang mampu

mengungkap data sesuai dengan pokok permasalahan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Menurut Poerwandari dalam buku metode penelitian

kualitatif teori dan praktik yang dikutip oleh Imam Gunawan,

observasi adalah metode yang diarahkan pada kegiatan

memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena

tersebut.102

Observasi ini dilakukan berulang kali meliputi tempat

penelitian, orang-orang yang memiliki peran tertentu, dan kegiatan

atau aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini penulis sebagai partisipasi moderat, dimana

dalam observasi itu terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi

orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut

terlibat dalam kegiatan, namun tidak seluruhnya.103

Peneliti mengamati kondisi pondok pesantren yang meliputi

asrama pesantren, kelas atau ruang belajar pondok pesantren, masjid

atau sarana dan prasarana yang lain. Kemudian tempat santri dalam

mengaplikasikan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

seperti: sekolah, ruang pengobatan tradisional, motoris, dan kantin .

Dan peneliti ikut serta dalam mengamati interaksi sosial kiai dengan

santri, bentuk penerapan dan ketercapaian penerapan konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di pesantren ini. Dengan teknik

observasi ini diharapkan akan memperoleh gambaran secara obyektif

dari obyek yang diteliti

102

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), hal.143 103

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.311

Page 81: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

64

Tabel 3.3

Kisi-kisi Observasi

No Aspek yang diamati Objek yang diamati

1. Keadaan pondok pesantren Tempat santri dalam

mengaplikasikan konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan

2. Pelaksanaan pola interaksi Kiai dan santri melalui konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan

3. Bentuk penerapan Kegiatan yang dilakukan kiai

dan santri melalui konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan

4. Ketercapaian penerapan Hasil output setelah konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan

2. Wawancara

Menurut Esterberg mengatakan bahwa “wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu”.104

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang valid

dan akurat. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada:

104

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hal.231

Page 82: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

65

a. Pimpinan pondok pesantren

Wawancara dilakukan langsung kepada pengelola pondok

pesantren untuk mendapatkan data yang valid dan akurat

mengenai interaksi sosial kiai dengan santri, bentuk penerapan

dan ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

b. Santri Pondok pesantren

Wawancara dilakukan kepada 12 santri senior yang

sudah mengikuti atau juga sedang menjabat dalam program KSB2

(kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) untuk mendapatkan

hasil yang valid dan akurat mengenai tanggapan para santri

mengenai interaksi sosial kiai dengan santri, bentuk penerapan, dan

ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

Alasan penulis memilih dua belas santri atau yang sedang menjabat

karena mereka merupakan santri yang sudah pernah merasakan

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

ini sekaligus bisa mendapatkan perbandingan dari tahun ke tahun

perkembangan program ini.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Wawancara

No Fokus Sub Fokus Unsur-unsur No

Item

1. Bentuk

Interaksi Sosial

(Gillin dan

Gillin)

1. Kerjasama

1. Bentuk kerjasama

yang dilakukan oleh

kiai dengan santri

melalui konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

2. Kerjasama yang

dilakukan oleh

5a,9a,

3b

10b

Page 83: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

66

santri dengan santri

melalui konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

3. Pihak-pihak yang

bekerjasama dengan

pondok pesantren

ini melakukan kerja

sama

5a

2. Akomodasi 1. Adaptasi santri

dengan adanya

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

2. Penyelesaian

masalah jika kiai

dengan santri

3. Penyelesaian

masalah jika santri

dan santri

1b,2b

11a,

11b

3. Asimilasi Toleransi antara kiai

dengan santri

12a

4. Persaingan Persaingan antara

santri dengan santri

melalui konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

12b

5. Kontravensi 1. Konflik yang terjadi

antara kiai dengan

santri

13a,

Page 84: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

67

2. Konflik yang terjadi

antara santri dengan

santri

13b

6. Pertentangan Perbedaan pendapat

antara santri dengan

santri

14b

Bentuk

Interaksi Sosial

( Teori Firo)

Perilaku

interpersonal

1. Keikutsertaan dalam

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

2. Tersalurkah hobi

atau menginginkan

profesi yang sesuai

dengan keinginan

3. Di adakan evaluasi

15b

16b

17b

2. Bentuk

Penerapan

(Skripsi Fandi

Fuad Mirza

Pengaruh

perilaku

sedekah

terhadap

perkembangan

usaha)

Konsep Ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

1. Awal terbentuk

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

2. Tujuan konsep

3. Bentuk aplikasi

dalam kehidupan

sehari-hari

4. Pengelola konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

1a,2a,

5b,6b

3a

4a, 10a

6a, 7b,

3 Ketercapaian

penerapan (

Skripsi Ebah

1. Hasil sudah optimal

konsep ekonomi

sedekah dan

7a, 8a,

8b

Page 85: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

68

Suaybah

pemberdayaan

ekonomi santri

melalui

penanaman

jamur tiram)

kewirausahaan

2. Hambatan dan solusi

adanya konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausahaan

3. Prestasi yang di

dapat santri KSB2

6. Lulusan dari konsep

ekonomi sedekah

dan kewirausaaan

11a,

14a,9b

16a

15a

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat yang digunakan

dalam penelitian kualitatif dalam bentuk segala catatan baik

berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik

(softcopy).105

Adapun dokumentasi yang digunakan peneliti dalam

observasi adalah dokumen atau arsip pesantren, menggunakan foto

dalam mengamati interaksi sosial kiai dengan santri, bentuk

penerapan, dan ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di pesantren ini, dan rekaman suara dalam

wawancara.

Tabel 3.5

Pedoman Dokumentasi

No Dokumen yang diperlukan Sumber Data

1 Gambaran umum Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi

Ketua Pondok

2 Profil Kiai (Dr.KH.Fajar Laksana, SE,MM) Kiai dan Buku

Karangan beliau

105

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), hal.61

Page 86: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

69

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat

kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil

penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta

aktual di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang

terpercaya dan valid, menurut Sugiyono ada empat kriteria utama

menjamin keabsahan data meliputi credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

confirmability (obyektivitas).106

1. Credibility (Validitas internal)

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

membercheck.107

a. Perpanjangan pengamatan

Adalah usaha peneliti memperpanjang keikutsertaan

dalam melibatkan diri dalam interaksi sosial kiai dengan santri,

bentuk penerapan dan ketercapaian penerapan melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi. Setelah peneliti memperoleh banyak

informasi tentang data yang diperlukan selama waktu

penelitian, maka peneliti akan menambah waktu keterlibatan

peneliti dalam proses kehidupan keseharian sampai dinyatakan

bahwa data yang telah diperoleh dirasa dapat dipertanggung

jawabkan.

b. Meningkatkan ketekunan

Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

106

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung, Alfabeta,

2009), hal.270 107

Ibid,

Page 87: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

70

data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis. Akhirnya peneliti dapat menemukan mana yang

perlu diamati dan mana yang tidak perlu untuk diamati sejalan

dengan usaha pemerolehan data.

c. Triangulasi

Menurut Wiliam Wiersma, triangulasi adalah

validasi silang kualitatif yang memungkinkan pengolahan data

berdasarkan konvergensi beberapa sumber data atau beberapa

prosedur pengumpulan data. 108

Tujuan triangulasi data dilakukan dalam penelitian

ini adalah untuk mengecek kebenaran data dengan

membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada

berbagai fase penelitian di lapangan.

Triangulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan sumber dan teknik, 109

artinya peneliti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam metode kualitatif. Triangulasi data dengan sumber ini

antara dilakukan dengan cara membandingkan data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dan key

informan. Triangulasi data dilakukan dengan cara, pertama,

membandingkan hasil pengamatan dengan pengamatan

berikutnya. Kedua, membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara. Membandingkan data hasil

wawancara pertama dengan hasil wawancara berikutnya.

Penekanan dari hasil perbandingan ini bukan masalah

kesamaan pendapat, pandangan, pikiran semata-mata. Tetapi

lebih penting lagi adalah bisa mengetahui alasan-alasan

terjadinya perbedaan.

108

Wiliam Wiersma, ibid, hal.273 109

Ibid, hal 274

Page 88: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

71

d. Analisis kasus negatif

Menganalisis kasus negatif adalah mencari

kebenaran dari suatu data yang dikatakan benar oleh suatu

sumber data tetapi ditolak oleh sumber yang lainnya.

e. Menggunakan bahan referensi

Menggunakan bahan referensi sebagai pembanding

dan untuk mempertajam analisis data. Hal ini sangat

diperlukan oleh peneliti sebagai bahan pendukung dalam

penelitian.

f. Mengadakan membercheck

Tujuan mengadakan membercheck adalah agar

informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan dalam

penulisan laporan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh

informan, dan key informan. Untuk itu dalam penelitian ini

membercheck dilakukan setiap akhir wawancara dengan cara

mengulangi secara garis besar jawaban atau pandangan sebagai

data berdasarkan catatan peneliti tentang apa yang telah

dikatakan oleh responden. Tujuan ini dilakukan agar responden

dapat memperbaiki apa yang tidak sesuai menurut mereka,

mengurangi, atau menambahkan apa yang masih kurang.

Membercheck dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian

berlangsung sewaktu wawancara secara formal maupun

informal berjalan.

2. Pengujian transferability (validitas eksternal)

Transferability atau keteralihan dalam penelitian kualitatif

dapat dicapai dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini

peneliti berusaha melaporkan hasil penelitiannya secara rinci.

Uraian laporan diusahakan dapat mengungkapkan secara khusus

segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para pembaca

dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu

sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsirannya

Page 89: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

72

diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan

kejadian-kejadian nyata.

3. Pengujian dependability (reliabilitas)

Dependabilitas atau reliabilitas instrumen adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala

yang sama dengan alat pengukur yang sama. Untuk dapat

mencapai tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan

dengan teknik ulang atau check recheck.

4. Pengujian confirmability (obyektivitas)

Uji konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif mirip dengan

uji dependability sehingga dalam penelitian ini dilakukan

bersama-sama. Perbedaannya, pengauditan konfirmabilitas

digunakan untuk menilai hasil penelitian, sedangkan pengauditan

dependabilitas digunakan untuk menilai proses yang dilalui

peneliti di lapangan.

G. Analisis Data

Setelah semua data yang diinginkan diperoleh, langkah

selanjutnya menggunakan data itu untuk penelitian. Data kemudian

ditelaah dan dianalisis, atau lebih dikenal dengan istilah analisis data.

Analisis data menurut Bogdan adalah “proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”. 110

Analisis data bertujuan untuk menyusun data dengan cara

yang bermakna sehingga dapat dipahami. Penganalisaan data

merupakan suatu proses yang dimulai sejak pengumpulan data di

lapangan, kemudian data yang terkumpul diperiksa kembali dan

110

Ibid, hal. 244

Page 90: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

73

diklasifikasikan sehingga dapat diolah untuk dianalisis. Data yang

dianalisis berdasarkan analisis logika induktif yakni analisis yang

bergerak dari hal-hal yang khusus atau spesifik ke hal-hal yang

bersifat umum. Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan

adalah:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting serta dicari tema

dan polanya. Dengan demikian, data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya jika

diperlukan. Proses reduksi data dalam penelitian ini adalah

merangkum hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sesuai

dengan rumusan masalah, identifikasi masalah, dan pertanyaan

penelitian. Selama proses tersebut berlangsung, peneliti

menentukan hal pokok untuk disajikan melalui proses reduksi

data, maka akan memperlihatkan sebuah data yang jelas dan

terperinci.

2. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart, matriks, dan sejenisnya agar mudah

dipahami.

3. Conclusion Drawing/ verification

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif adalah

penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya.

Page 91: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

74

Glasser dan Strauss mengatakan bahwa

kesimpulan”akhir mungkin tidak terjadi hingga

pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran

korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan,

dan metode-metode perbaikan yang digunakan,

pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang

dana tetapi kesimpulan seing digambarkan sejak awal,

bahkan ketika seseorang peneliti menyatakan telah

memproses secara induktif.” 111

Penarikan kesimpulan pada tahap akhir analisis data

penelitian Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui Konsep

Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini telah melalui dua proses sebelumnya

sehingga kesimpulan tersebut dapat menjawab rumusan masalah

penelitian.

111

Emzir, Analisis Data:Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rajawali Pers, 2010),

hal. 133

Page 92: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Data Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath di dirikan pada tanggal 23 Januari

2010. Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath merupakan wujud dari partisipasi

kiai dalam membantu program daerah yaitu Pemerintah Sukabumi yang

memiliki visi pusat kota jasa di tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan,

dan perdagangan. Dalam bidang pendidikan beliau mendirikan STIE

(Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) dan STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer) PASIM, pembinaan kewirausahaan serta

beasiswa bagi sumber daya manusia yang terkendala biaya kuliah, dalam

hal kesehatan beliau mendirikan terapi dzikir untuk pengobatan rohani dan

di sektor kewirausahaan beliau membuka lembaga- lembaga wirausaha

dan mengelola sumber daya manusia yang siap di salurkan .

Sehingga pada tanggal 4 Mei 2011 Ahmad Heriyawan yang

menjabat sebagai Gubernur Jawa barat saat itu meresmikan Pondok

Pesantren Pesantren Dzikir Al-Fath sebagai Qoriyah Thoyibah

Mubarokah, yaitu dengan melaksanakan sistem pendidikan yang Hoki

dengan MAKAM (Holistik, Komprehensif dan Integratif dengan Masjid,

Alam, Kampus, dan Manusia).112

2. Visi dan Misi,

Visi

“Mencetak sarjana dan ahli madya yang memiliki pengetahuan

dan kemampuan paripurna, ilmu agama, IPTEK (ilmu pengetahuan dan

teknologi), dan akhlakul karimah guna menjawab kebutuhan sumber daya

manusia yang ideal di masa yang akan datang.

112

Profil Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Page 93: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

76

Misi

1) Melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang memiliki keunggulan

kompetitif (5B Competitive Advantage)

2) Menyelenggarakan kurikulum pendidikan terpadu atau holistik

3) Melaksanakan amaliah ibadah secara intensif di dalam kampus

Dengan visi dan misi tersebut maka kemudian pondok pesantren ini

memiliki lima keunggulan kompetitif yakni:

1. Barokah kampus atau Qoryah Thoyibah Mubarokah (QTM)

a. Kampus berdzikir dan kampus shodaqah (gratis untuk yatim piatu)

b. Lingkungan: berjamaah Islam

c. Hasil Pendidikan : Mencetak ulama sarjana, memiliki tiga pakaian

kehidupan

2. Boarding Campus : Pendidikan pengasuhan 24 Jam

3. Bilingual Campus : Bahasa Pengantar Inggris dan Arab

4. Be Entrepreneur and Be Technopreuneur : Mandiri, KSB, PUB

5. Best Quality : The Best Curriculum, Lecturers, Facilities and

Environment

a. The Best Curriculum : Bilingual and Holistic Education, pendidikan

bilingual Terpadu, Quran,Iptek dan Ahlak

b. The Best Lecturers : 3 Kompetensi : Dosen Quran, Dosen Kelas dan

Dosen Bahasa

c. The Best Facilities : Boarding Campus, PAS Budi.

d. The Best Environment : Hoki dengan Makam (Holistik,

Komprehensif dan Integratif, Masjid,

Kampus, Alam dan Manusia)

Page 94: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

77

3. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Gambar 4.1

Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

PIMPINAN UMUM

QTM PPT PASIM AL-FATH

IMAM JAMAAH BSF

MIBA

Majlis Ilmu

Jamaah BSF

Penasihat Pesantren

Dewan Ketua QTM

PPT PASIM AL-FATH

KETUA JAMAAH BSF KETUA/PROGRAM PPT

PASIM AL-FATH

Bidang

Penunjang

Akademik

Bidang

Pelayanan

Akademik

Bagian

Umum

DKM

KOPJAM

BAHTERA

LAZIS BSF

Infokom dan

Peneribitan Buku

MAJLIS DZIKIR

Silat PS. Sang

Meong Bodas

KESOSHUMKAM

Kesejahteraan,

Sosial, Humanitas,

Kematian

Kaderisasi dan

Organisasi

URUT

UDUR

IDB3

KSB

KSB2

P2KP

PERPUS

LAB.KOMPEDP

LABAS

Museum Sejarah Islam Sunda

Seni Nasyid dan

olahraga

MASJID

KAMPUS

AL-FATH

Akademik dan

Kemahasiswaan

Akademik STIE

Akademik STMIK

LP2SSC

PAUD

Keamanan

ADUM

Page 95: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

78

4. Program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan)

KSB2 adalah salah satu program beasiswa unggulan yang

ditawarkan oleh Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi untuk

mahasantri, yang dimana pondok pesantren membebaskan biaya kuliah

dan biaya hidup namun harus di bekerjakan di dalam bisnis pesantren

serta kerjasama penempatan kerja dengan perusahaan sehingga hasil

pekerjaaannya digunakan untuk membiayai pendidikan. Setelah keluar

pondok pesantren dan bekerja harus mengeluarkan zakat infaq sedekah

sebesar 2,5% dari penghasilannya untuk membiayai saudara lainnya yang

tidak mampu.

Program ini memiliki tujuan yakni untuk dididik menjadi manusia

unggulan yaitu manusia produktif berakhlakul karimah, menguasai

IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi), IMTAQ (iman dan taqwa) dan

kewirausahaan menjadi ulama sarjana yang mampu menghadapi

tantangan globalisasi.

Sasaran program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) terdapat di dalam surat Al-Baqarah ayat 273 yakni

(berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan

Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak

tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-

minta. Kamu kenal mereka dengan sifat-sifatnya, mereka tidak meminta

kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu

nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah maha

mengetahui.113

5. Profil Kiai ( Dr. KH. Fajar Laksana, SE, MM)

Dr. KH. Muhammad Fajar Laksana lahir di Sukabumi pada tanggal

28 November 1969. Beliau memiliki sejarah dengan keturunan Pajajaran

yaitu Prabu Siliwangi, yakni keturunan yang ke-16 secara biologis.

113

Departemen Agama RI, Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 273

Page 96: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

79

Beliau juga mendirikan museum yang diberi nama 'Museum

Sejarah Sunda Prabu Siliwangi' sebagai warisan sejarah yang perlu di

jaga kelestariannya. Saat ini museum tersebut berada di dalam Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Di dalam bangunan ini terdapat

sisa-sisa kerajaan Padjajaran, diantaranya adalah prasasti, pena dan surat-

surat beraksara sunda kuno, kujang, keris, serta pedang yang di yakini

peninggalan sejarah pada kerajaan Prabu Siliwangi.

Selain itu terdapat Al-Qur’an kuno berukuran cukup besar, Al-

Qur’an ini dipercaya merupakan pemberian dari Syekh Quro Karawang

untuk Prabu Siliwangi. Di karenakan museum tersebut memiliki nilai-

nilai bersejarah dan memiliki koleksi yang bernilai dari masa lampau

maka pemerintah Sukabumi menerbitkan izin pendirian dengan Nomor

SK. 556/24/DIAPORABUDPAR/2011.

Sejak tahun 1989 hingga saat ini beliau adalah orang yang

mendalami dan mengamalkan nilai-nilai beragama yang di ajarkan oleh

thareqat Qodiriyah Naqsyabandiyyah, melalui Pondok Pesantren

Suryalaya Tasikmalaya. Hingga saat ini beliau mengamalkan ilmu agama

yang di ajarkan oleh KH. A. Shohibul wafa Tajul Arifin atau yang sering

di sebut Abah Anom.

Sejak muda beliau dikenal sebagai orang yang mengutamakan

pendidikan agama sebagai pondasi hidup. Hal ini dapat terlihat di tahun

1993 sampai 1995 melakukan pendidikan informal dengan belajar

shalawat untuk menambah pengetahuan dan keahlian tentang metode

dakwah dan beliau berguru kepada Al-ustadz Haji Junaedi yang pada saat

itu yang memiliki majelis Sholawat Ciaul Pasir di Sukabumi.

Setelah dua tahun menempuh melakukan pemahaman tentang

shalawat, KH. DR. Muhammad Fajar Laksana melanjutkan

pendidikannya tentang agama di Pondok Pesantren Addawah dan Al-

Ummah. Beliau menempuh pendidikan di pondok pesantren ini selama

lima tahun, yaitu pada tanggal 1995 sampai dengan tahun 2000 masehi.

Page 97: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

80

Pendidikan formal yang beliau tempuh pertama kali pada

tahun 1976 hingga 1982 melalui Sekolah dasar (SD) Pintukisi I

Sukabumi. Hingga saat ini (2017) beliau memiliki gelar kandidat Doktor

Manajemen di Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung. Hal ini di

buktikan dengan keikutsertaan beliau dalam Diklat bergelar Certified

Quality Management (CQM) dari Indonesia Emas Graduate School of

Management, Centre For Business Management pada tahun 1988 dengan

memiliki Kompetensi di bidang Konsultan Quality Management.

Hal ini selaras dengan pendidikan beliau setelah menempuh

pendidikan di SMAN I Sukabumi pada tahun 1988, beliau melanjutkan di

Universitas Nusa (UNINUS) Bandung. Setelah lulus tahun 1993, beliau

melanjutkan S2 di Universitas ARS International Bandung pada tahun

2000.

Dari pendidikan formal yang di jalani beliau, beberapa

penghargaan beliau peroleh karena keikutsertaan dan aktifnya dalam

akademisi dan praktik sosial. Hal ini di awali dari Penerima Beasiswa

Berprestasi Jarum Bakti Pendidikan pada tahun 1992.

Di bidang akademik beliau mendapat predikat Mahasiswa

Berprestasi dari Rektor UNINUS dari Fakultas Ekonomi Bandung tahun

1993. Setelah lulus dari UNINUS dan memiliki cukup pengalaman dalam

bidang akademik, beliau mengabdikan dan mengaplikasikannya melalui

berbagai program sosial kemasyarakatan, oleh sebab itu beliau

mendapatkan penghargaan dari Walikota Sukabumi sebagai pemuda

pelopor Kota Sukabumi Periode 2002/2003 di bidang pemberdayaan, di

sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Pendidikan dan

Kebudayaan.

Peneliti menyadari akan bertambahnya bidang keilmuan atau

prestasi beliau yang tidak tertulis dalam penelitian ini, di karenakan

kehidupan beliau yang aktif di beberapa organisasi seperti Nahdlatul

Ulama serta mengisi berbagai kajian keislaman serta keilmuan dalam

bidang manajemen ekonomi. Beberapa data yang di dapatkan oleh

Page 98: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

81

peneliti terkait beliau, didapatkan dari observasi awal atau deepresearch

tentang obyek penelitian. Hal ini pun perlu di sadari bahwa objek yang di

teliti dalam umur produktif untuk berkarya. Selain itu gagasan beliau dan

terlembaga menjadi hal yang sulit untuk di akses karena melalui prosedur

prosedur yang harus peneliti lewati.

6. Karya Kiai dalam Literasi

Kiai dalam mengapresiasikan pemikiran, beliau melakukan

literasi ilmiah dengan berbagai tema, yakni dari bidang akademisi,

bidang sosial agama, bidang sejarah, dan bidang budaya.

Dari beberapa judul buku di antaranya, Analisis Indikator

Pengukuran Kualitas Pelayanan dan Kebijakan Pemerintah dalam

Pencapaian Visi Kota Sukabumi, yang diterbitkan langsung oleh STIE

(Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) PASIM Bandung dan The Sukabumi

Consulting Group tahun 2000.

Di bidang sosial agama beliau menulis buku tentang Karakter

Dakwah Politik Islam yang diterbitkan oleh Lembaga penelitian dan

pendidikan dakwah Kampus Mesjid Al-Ummah Sekarwangi Cibadak

pada tahun 2002.

Bidang akademisi beliau memiliki berbagai fokus pembahasan di

bidang manajemen, di antaranya pengaruh leverage factor dan return on

investment terhadap return on equity perusahaan asuransi umum di

Indonesia yang di terbitkan oleh STIE PASIM Bandung, tahun 2002.

Selain itu di bidang manajemen syariah beliau menulis tentang

Manajemen Keuangan dan Akuntansi Zakat yang di terbitkan oleh CV

MPU. Pada tahun 2007, sedangkan di bidang praktisi marketing beliau

menulis buku tentang Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis yang di

terbitkan GRAHA ILMU pada tahun 2008.

Di dalam bidang sejarah pun sama beliau mencetak buku

yang berjudul Sasakala Prabu Siliwangi terbitan Jelajah Nusa tahun

2011. Dan tidak ketinggalan dari bidang budaya pun beliau

Page 99: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

82

mengeluarkan buku yang berjudul Ngagotong Lisung dan Maen Bola

Leungeun Seuneu Pajajaran terbitan Jelajah Nusa juga pada tahun 2013.

7. Karakteristik Informan

Tabel 4.1

Karakteristik Informan

No

Nama

Informan

Jenis

Kelamin

Angkatan

KSB2

(tahun)

Bidang Usaha

Jabatan

1 Masrohah Perempuan 6 (2014) Jasa, bidang

Pendidikan

Guru Tahfidz PAUD

MDTA Al-Fath,dan

Bendahara Sedekah

2 Yesi Perempuan 6 (2014) Jasa, bidang

Koperasi

Simpan Pinjam

Swamitra

Bendahara

3. Tita Perempuan 7 (2015) Jasa, bidang

Pengobatan

Tradisional

Admin sekaligus

Peracik Obat Herbal

4 Alfi Perempuan 9 (2017) Jasa, bidang

Pendidikan

Mentor SMP Islam

Tahfidz Qur’an Al-Fath

5 Ressa Perempuan 9 (2017) Jasa, bidang

Pendidikan

Mentor SMP Islam

Tahfidz Qur’an Al-Fath

6 Rosyid Laki-laki 6 (2014) Perdagangan,

bidang Motoris

Manajer

7 Khomsah Perempuan 6 (2014) Perdagangan, Penjaga Counter HP

8

Aisyah

Perempuan

9 (2017)

Jasa, bantu

rumah kiai

Pengasuh anak kiai

Page 100: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

83

No Nama

Informan

Jenis

Kelamin

Angkatan

KSB2

(tahun)

Bidang Usaha Jabatan

9 Livia Perempuan 6 (2014) Jasa, bidang

Koperasi

Simpan pinjam

swamitra

Sekertaris

10 Ani Perempuan 7 (2015) Perdagangan,

kantin

Penjaga Kantin

11 Ikbal Laki-laki 5 (2013) Jasa, bidang

Pendidikan

Marketing SMP Tahfidz

Qur’an Al-Fath

12 Maryam Perempuan 9 (2017) Jasa, bantu

rumah kiai

Pengasuh anak kiai

Sumber: Olahan Peneliti

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath adalah pondok pesantren yang

mempunyai konsentrasi dalam bidang ekonomi. Di sini santri hanya di

ajarkan 20% teori yang didapatkan melalui belajar di kelas, 20% Dzikrullah,

pengajian Al-Qur’an dan hadits serta 60% bekerja di berbagai unit usaha

yang di miliki pondok pesantren. Walaupun, pondok pesantren ini baru

berumur tujuh tahun sudah bisa membuktikan eksistensinya di nasional

ataupun internasional.

Pondok Pesantren ini pun bisa sebagai contoh bagi pondok pesantren

lainnya karena bisa membuat santri dan orang tua bahagia. Dengan adanya

program beasiswa konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan untuk santri

KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) dapat menambah ilmu

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Page 101: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

84

Tabel 4.2

Hasil Kegiatan Observasi

Waktu Kegiatan Keterangan

Sabtu, 23

September

2017

Melihat keadaan

pondok pesantren

Tempat untuk praktik konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan kondusif karena

sudah sesuai dengan bidang unit usaha yang

ada di pondok pesantren ini. Di lihat dengan

tersedia sekolah dari tingkat terendah

sampai tertinggi, serambi masjid yang di

jadikan perkumpulan, tempat pengobatan

tradisional, motor untuk bidang motoris,

dan kantin

Melihat interaksi

kiai dengan santri

setelah mengikuti

kegiatan sholat

berjamaah

Sholat Isha berjamaah di mulai setelah

adzan berkumandang tepat pukul 19.00 wib.

Setelah itu, pengajian di mulai pada jam

22.00 wib karena kiai selalu di datangi

banyak tamu, membahas mengenai isi

kandungan Al-Qur’an. Santri yang datang

saat itu lumayan banyak dan antusias

mendengarkan ceramah.

Minggu, 24

September

2017

Mengikuti jalannya

berbagai bidang

usaha

Jam 06.30 wib, bidang usaha perdagangan

yakni bidang motoris melakukan persiapan

untuk berjualan ke daerah yang terpencil di

Sukabumi, di mulai dengan menyiapkan

dagangannya berupa garuda food, nabati,

yupi, teh gelas dan lain-lain.

Jam 10.0 wib bidang usaha perdagangan

yakni kantin, penjaga kantin menjaga

kantinnya, membuat gorengan untuk di jual,

dan melayani si pembeli. Kebanyakan

Page 102: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

85

pembelinya pasien yang ingin berobat ke

kiai jika hari minggu.

Jam 12.00 wib, melihat banyak pasien yang

ingin berobat ke kiai.

Jam 13.30 wib pengobatan tradisional di

mulai hingga pukul 22.00 wib. Ada santri

yang bertugas untuk memanggil si pasien

melihat dari kartu pasien, ada yang meracik

obat dan admin daftar pengobatan

tradisional. Tempatnya pun walaupun di

dekat serambi masjid, keterangan data

mengenai penyakit, wilayah kota asal

pasien, dan laporan penerimaan dan

pengelolaan infaq sedekah sudah jelas

tertera untuk menjelaskan kepada pasien

Senin, 25

September

2017

Melihat jalannya

bidang usaha lain

Jam 07.30 wib melihat ruangan kepala

sekolah dan guru PAUD-MDA Al-Fath

yang ada hanya satu guru yang sedang

menunggu bel masuk jam 08.00 wib. Di

ruangan tersebut ada buku pelajaran, arsip

surat masuk dan surat keluar, data siswa dan

lain-lain. Selanjutnya melihat ruangan kelas

dan mengajar guru tersebut.

Selasa, 26

September

2017

Melihat interaksi

sosial kiai dengan

santri melalui

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan

Setelah sholat subuh, kiai memberikan

pengumuman bahwa besok akan ada tamu

penting dan mohon di persiapkan untuk

menyambut tamu tersebut dengan pencak

silat. Dan nanti setelah ini, langsung latihan

bersama kiai. Kebanyakan yang jadi

pemainnya, santri yang masih di Sekolah

Page 103: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

86

Menengah Pertama dan senior-senior yang

lain dengan di iringi dengan suara

karawitan. Terlihat santri mengobrol dengan

kiai dengan santai dan seperti kepada orang

tuanya menceritakan keluhan dengan

bertanya dan berkomunikasi langsung

kepada kiai untuk meminta saran yang

terbaik untuk dirinya.

Melihat arsip

mengenai

ketercapaian

penerapan konsep

ekonomi sedekah

Jam 09.00 wib, memasuki museum sejarah

sunda prabu siliwangi yang berada di

pondok pesantren ini. Tidak hanya arca,

pedang, keris, keramik cina, dan lain-lain

namun di pasang juga piala dan sertifikat

serta piagam pemenang pemangku

ketahanan pangan dalam mengurangi

kemiskinan di Jawa Barat dari gubernur.

Selain itu, tokoh nasional, saluran televisi

dan radio banyak juga yang sering datang

ke pondok pesantren ini dengan adanya

banyak foto yang di pasang.

Sumber: Olahan Peneliti

2. Hasil Wawancara

a) Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui Konsep Ekonomi

Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip

wawancara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

narasumber terkait dengan interaksi sosial kiai dengan santri melalui

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi.

Page 104: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

87

Interaksi sosial dapat di analisis setelah adanya kontak sosial

dan komunikasi antara kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan). Interaksi tersebut terjadi melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan yang di terapkan pada Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Menurut kiai sesuai dengan hasil

wawancara sebagai berikut:

“Interaksi sosial kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) sangat baik, bapak menganggap santri

itu seperti anak sendiri dan tidak pernah membeda-bedakannya.

Bapak sangat menerima kritik dan saran dari semua santri. Hal

ini bapak buktikan dengan adanya kerjasama, toleransi,

persaingan dan pertentangan. Misalnya saja bapak

menginginkan jika semua unit-unit usaha yang ada di dalam

ataupun di luar pondok pesantren ini bisa bekerjasama dengan

baik. Bapak pun sangat toleransi kepada santri KSB2 (kuliah

santri sambil bekerja berkelanjutan) jika ingin pindah unit

usaha dengan beberapa alasan. Dalam hal ini persaingan tidak

dapat di hindari karena bisa membuat santri itu berpikir kreatif

agar bisa mencapai target yang di harapkan. Pertikaian yang

terjadi antara kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) belum pernah terjadi sama sekali.

Pertentangan yang terjadi antara kiai dengan santri KSB2

(kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) tidak pernah

terjadi, tetapi kalau perbedaan pendapat sering terjadi dan itu

wajar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diselesaikan

secara kekeluargaan yaitu melalui sharing. Hal ini di lakukan

dengan menyampaikan pendapat dan maksud tujuan secara

langsung serta di selesaikan dengan kesepahaman.”114

Interaksi sosial yang terjadi lainnya yang di ungkapkan oleh

Rosyid selaku santri Pondok Pesantren Dikir Al-Fath Sukabumi

sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Alhamdulillah pak kiai cukup dekat dengan santri dan

menganggap kita sebagai anaknya sendiri, interaksi juga

gampang dan kalau ada apa-apa tinggal kita konsultasi aja.

Khususnya saya sangat mudah sekali interaksinya. Kerjasama

yang dilakukan antara kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) selain harus mensukseskan

program ini harus sering bertanya dan berkomunikasi langsung

114

Hasil wawancara dengan Kiai, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017

Page 105: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

88

kepada kiai untuk memberikan informasi mengenai beberapa

unit usaha yang di punyai lembaga ini. Misalnya saya selaku

manajer di bidang motoris, saya selalu berkomunikasi dan

memberikan laporan setiap bulannya kepada kiai menggunakan

catatan laporan keuangan, dalam hal berapa mendapatkan

pendapatan atau pun margin, selain itu juga saya sering

mendapatkan masukan dari kiai bagaimana jika target tidak

sesuai dengan rencana, dan banyak hal yang lainnya. Kiai

sangat terbuka menerima keluhan dari kita sebagai anaknya

sendiri, tidak pandang bulu tanpa tidak pernah melihat pun dari

jabatan sebagai apa kita di unit usaha. Dalam bidang motoris,

persaingan itu pasti ada dan saya sangat menyukai itu karena

bisa membuat memotivasi anggota agar terus berfikir kreatif

dalam mendapatkan target pemasaran dalam daerah

tersebut”.115

Interaksi sosial yang terjadi lainnya yang di ungkapkan oleh

Masrohah selaku santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“dalam hal ini interaksi kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) sangat baik ya, bapak

menganggap kita sebagai anaknya sendiri. Saya juga kebetulan

dengan istrinya kiai, bisa dikatakan saya kepercayaannya kiai

dan istrinya, saya juga dekat dengan anak-anaknya kiai.

Intensitas dalam interaksi sangat mudah alhamdulillah”.116

Interaksi sosial yang terjadi lainnya yang di ungkapkan oleh

Tita selaku santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi sesuai

dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Bentuk kerjasama kiai dengan pengobatan tradisional

misalnya kita diajarkan bagaimana cara meramu obat

tradisional untuk seorang pasien dan membantu tugas kiai, jika

ada yang menanyakan mengapa penyakit ini sebabnya bisa

terjawab dan jika di tanya tentang pengetahuan mengenai obat

tradisional untuk penyakit jantung misalnya sudah bisa jawab,

karena kiai menyuruh untuk membaca kartu berobat pasien

ketika belum ada pasien.”117

115

Hasil wawancara dengan Rosyid, santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

25 September 2017 116

Hasil wawancara dengan Masruroh, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 23

September 2017 117

Hasil wawancara dengan Tita Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 106: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

89

Interaksi sosial yang terjadi lainnya yang di ungkapkan oleh

Ikbal selaku santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi sesuai

dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Alhamdulillah santri yang lain juga kita dekat mungkin kita

terpisah oleh job training misalkan karena tempatnya jauh tapi

kita disatukan kumpul di mesjid pada saat pengajian, pelatihan

dan kegiatan seminar. Biasanya interaksi hari sabtu minggu

karena pada pulang yang job training nya di luar pondok. Jadi

terjadi interaksi lagi seperti biasa. Kita melakukan kerjasama

untuk kemajuan yayasan ya yang pasti, tapi sesuai job

trainingnya misal jika di pendidikan bagaimana caranya banyak

siswa dan misal di motoris bagaimana cara menarik pelanggan

untuk bisa membeli barang dari kita lalu menghasilkan banyak

lingkungan. Kadang nih kantin di suply oleh kanvas motor, klo

ada yang mau menabung bisa di Swamitra. “118

Selanjutnya peneliti bertanya kembali terhadap Khomsah selaku

santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi sesuai dengan hasil

wawancara sebagai berikut:

“kami santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan)

pun tidak ada hambatan dalam berinteraksi dengan kiai, karena

kiai sangat terbuka dengan kita. Paling kalau ada hambatan

interaksi sosial kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) dalam suatu unit usaha. Terkadang

misscomunication sering terjadi, yang di suruh apa yang di

kerjakan apa. Jadi solusinya, kita langsung tangani langsung

dengan orang tersebut dan menyamakan persepsi agar target

yang kita akan capai sesuai hasilnya.”119

Berbeda dengan Ressa dan Alfi selaku santri di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Mereka mengungkapkan

walaupun kita masih santri baru, tapi kita di sini sudah nyaman dan

sudah bisa bekerjasama dengan santri senior dalam menjalankan

berbagai unit usaha yang ada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath.

118

Hasil wawancara dengan Ikbal, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 23

September 2017 119

Hasil wawancara dengan Khomsah, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 23

September 2017

Page 107: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

90

Bapak sangat baik, bapak sangat memperhatikan keperluan kita

selama tinggal di pondok pesantren ini. 120

Jika menurut pendapat Yesi dan Livia mengenai interaksi sosial

sesuai wawancara tersebut adalah kita sudah hampir tiga tahun di

sini merasa betah walaupun jauh dari orang tua. Bapak menganggap

kita sebagai anaknya sendiri. Kita kan satu kerjaan di unit usaha

Koperasi Simpan Pinjam Swamitra banyak melakukan kerjasama

untuk mencapai target yang telah di tetapkan.121

Sedangkan menurut Ani mengenai interaksi sosial sesuai

wawancara tersebut adalah bapak adalah orang tua untuk kita di sini,

bapak sangat baik. Jika ada masalah di dalam unit usaha contoh

kantin, bapak selalu mendengarkan dan langsung memberikan

masukan untuk ke depannya agar lebih baik lagi.122

Berdasarkan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa

interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

adalah sangat baik, kiai sangat terbuka dan menganggap santri

seperti anak kandungnya sendiri. Dalam hal kerjasama kiai sangat

menginginkan semua unit usaha bisa saling membantu, toleransi

yang sangat di perbolehkan, persaingan yang sehat bisa

meningkatkan kreativitas santri dalam berwirausaha tanpa tidak

dilupakan adanya selalu perbedaan pendapat yang menyertainya.

Semuanya itu di lakukan agar interaksi kiai dengan santri melalui

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan semakin harmonis dan

nyaman untuk menjalankan unit usaha dengan target pada bidang

masing-masing.

120

Hasil wawancara dengan Ressa dan Alfi, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

23 September 2017 121

Hasil wawancara dengan Yesi dan Livia, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

23 September 2017 122

Hasil wawancara dengan Ani, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 108: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

91

b) Bentuk Penerapan Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip

wawancara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

narasumber mengenai bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath.

Konsep sedekah yang diterapkan pada KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) ialah berderma tidak hanya melalui uang. Motivasi

yang ditanamkan pada konsep ini adalah, dengan mengeluarkan sedekah

maka uang yang kita keluarkan akan berlipat ganda. Bentuk penerapan

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan adalah menurut Kiai melalui

hasil wawancara sebagai berikut:

“Prinsip ekonomi sedekah itu adalah mengeluarkan uang sebanyak

mungkin, maka akan menghasilkan penerimaan yang berlipat ganda.

Karena itulah di pondok ini menggunakan program KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan). KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) itu beasiswa yang diberikan kepada santri yang tidak

mampu berapapun banyaknya tidak jadi masalah karena pendekatannya

bukan mencari uang dari santri tapi ingin mendidik santri. Tapi bukan

kita juga tidak bisa menerima penerimaan, ternyata beasiswa yang kita

lakukan itu setelah lulus dari sini, alumni santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) mereka diwajibkan dan emang ada

kesepakatan untuk memberikan ke lembaga 2,5% dari gajinya untuk

lembaga dan adik-adik santrinya yang baru. Sistemnya kita sedekah

kepada santri itu gratis total tidak bayar sampai kuliah D3, tapi mereka

pun ikut bekerja di perusahaan kita lalu mendapatkan penghasilan.

Setelah mendapatkan gajinya itu buat penerimaan pesantren dengan

membuka unit-unit usaha, pegawainya tidak di gaji karena penerimaan

untuk lembaga, kemudian santri tidak membayar karena mereka bekerja

Page 109: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

92

ke kita.hasilnya untuk membiayai lagi, santri memberikan sedekah

tenaga kita.”123

Secara garis besar, pondok pesantren ini membagi unit-unit usaha

(wirausaha) dalam dua bidang yakni:

a. Bidang Jasa

1) Lembaga Pendidikan

Di dalam lembaga pendidikan, dari tingkatan yang terendah

sampai tertinggi sudah tersedia di sini yakni PAUD (Pendidikan

anak usia dini), SD Islam Tahfidz Qur’an Al-Fajr, Madrasah

Diniyah, SMP Islam Tahfidz Qur’an Al-Fath, SMA AL-Fath, MA

Al-Irsyad, SMK Islam Teknologi Al-Fath, dan STMIK PASIM

Sukabumi.

Pondok pesantren hanya menyediakan sekolah dan siswa-

siswa. Semua kebutuhan itu dikelola oleh santri sesuai dengan

keahliannya. Ada yang menjadi kepala sekolah, bendahara, wakil

kurikulum, guru kelas, guru bidang studi, mentor, admin, dan staf.

Mereka semua diberikan teori dan praktik langsung secara turun

temurun oleh santri yang senior, sebelum menjalankan berbagai

unit usaha yang telah di pilih dan di tuntut untuk bekerja secara

profesional. Caranya bersedekah melalui ilmu yang telah di

sampaikan kepada muridnya. Santri bersedekah lewat tenaga dan

tidak di gaji sama sekali dengan uang, semuanya masuk ke pondok

pesantren untuk keperluan santri lagi.

Hal ini pun sama di ungkapkan dengan Ressa dan Alfi yang

mengurusi bidang pendidikan yakni menjadi mentor dari

perkembangan anak-anak dari tahsin, tajwid kita juga membimbing

namun kita harus piket dulu khusus nya, seperti mengasuh untuk

tingkatan Sekolah Menengah Lanjutan Pertama.124

123

Hasil wawancara dengan Kiai, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017 124

Hasil wawancara dengan Ressa dan Alfi, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

23 September 2017

Page 110: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

93

2) Pengobatan Tradisional

Cara bersedekahnya ialah kiai melakukan pengobatan

tradisional itu gratis, tetapi si pasien di sadarkan untuk bersedekah.

Biasanya kiai yang pimpin langsung untuk pengobatan tradisional

memberikan sedekah dari sisi terapi pengobatan dan pasien pun

bukan bayar sedekah kepada lembaga yang memiliki delapan asnaf

yakni aamilin. Ekonomi sedekah itu tidak ada jual beli dan tidak

mencari keuntungan. Akadnya kepada Allah SWT, kiai

mengikhlaskan untuk memberikan terapi pengobatan ikhlas karena

Allah dengan memberikan obat-obat herbal dan Allah yang

memberikan ganjaran. Si pasien jika ingin sembuh harus

bersedekah niatnya ibadah Allah. 125

Jadwal pengobatan herbal seminggu dua kali pada hari rabu

dan hari minggu. Cara pendaftarannya sehari sebelum pengobatan,

kalau pendaftaran biasanya ada 63 orang, tetapi setelah di mulai

paling yang hadir ada 55 orang karena bosan menunggu lama.

Jenis obat herbal yang sering digunakan dalam pengobatan

yaitu sirih, daun mahkota dewa, kunyit putih, kunyit kuning, daun

alpukat, dan jambu biji. Jika persediaan obat herbal habis, misal

buat hari rabu biasanya anak SMK membuka keropak infaq dari

pasien untuk belanja ke pasar, lalu izin dulu untuk belanja ke pasar

karena sekolahnya berada di luar pondok pesantren. Biasanya kalau

kunyit kuning dan kunyit putih membeli ke pasar karena jumlahnya

banyak, kalau daun-daunan mencari ekspedisi ke rumah-rumah

atau ke daerah lain tapi hanya satu bulan sekali. Daunnya

kebanyakan diberi karena tidak begitu di pakai.

Cara pengolahannya kalau kunyit di cuci lalu di giling

sampai mengeluarkan airnya, di peras jangan terlalu lembek lalu

di tumbuk dan di simpan dalam loyang, di oven jangan terlalu

125

Hasil wawancara dengan Tita, santri , Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017

Page 111: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

94

kering apalagi gosong nanti khasiatnya berkurang. Kalau daun

hanya di cuci di keringkan lalu di potong kecil-kecil biar nanti

mudah menumbuknya sehingga menjadi serbuk. Jika mahkota

dewa karena bentuknya kecil jadi tidak usah di gunting.

Berikut obat-obat herbal juga mempunyai pasangan dan

kegunaan yakni sirih dengan mahkota dewa, sirih itu anti biotik

mahkota dewa sebenarnya sejenis racun, makanya di padukan

dengan daun sirih. Lalu kunyit kuning untuk merapatkan luka dari

dalam dengan kunyit putih untuk mengencerkan. Daun alpukat

untuk pendingin dengan daun jambu biji melembekkan. Dan jika

tidak ada salah satu obat herbal yang dari pasangan tersebut, lebih

baik jangan di pakai. Misal jika mahkota dewa tidak ada, sirih pun

tidak boleh di pakai.

Cara peramuan obat herbalnya, misalnya untuk penyakit

flu. Secara biologis, penyakit flu itu disebabkan dari panas dalam

yang tinggi jadi naik ke atas dan setiap manusia ada silinder yang

mencair, lalu tubuhnya juga ikut demam. Obat racikannya

menggunakan mahkota dewa ambil delapan dan tambahan yang

peneliti tadi sebutkan di atas.

Proses penyembuhannya yakni: keyakinan kepada Allah

bahwa pasien akan sembuh atas izinnya, pasiennya harus rutin

datang setiap hari rabu dan minggu, dan harus melakukan

pantrangan dari makanan. Kalau tiga menjalani itu insya Allah

sembuh.

3) Koperasi Simpan Pinjam Swamitra

SWAMITRA Koperasi Sukabumi Study Center (SSC)

adalah nama dari suatu bentuk kerjasama atau kemitraan antara

Bank Bukopin dan Koperasi SSC, untuk memodernisasikan usaha

Simpan Pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network)

dan dukungan sistem manajemen profesional sehingga memiliki

kemampuan pelayanan jasa-jasa keuangan yang lebih luas. Selain

Page 112: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

95

Simpan Pinjam Swamitra SSC juga dapat memberikan pelayanan

jasa penerimaan payment point, seperti penerimaan pembayaran

tagihan listrik prabayar dan pasca bayar, telepon, speedy, televisi,

pulsa dan multi finance, serta membuat Program-program yang

bekerjasama dengan unit bisnis Al-Fath yang lain.

Cara bersedekahnya hampir sama dengan yang lain yakni

dengan tenaga. Santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) ada yang bekerja sebagai sekretaris alias admin dan

bendahara yang peneliti temui. Mereka bekerja setiap hari senin

sampai dengan hari jum’at dan pulang bekerja jam 16.00 wib.

Tugasnya seperti yang orang bekerja di bank di tuntut

profesional.126

b. Bidang Perdagangan

1) Bidang Motoris

Cara bersedekahnya dengan tenaga pun bisa membantu ke

pondok pesantren. Di sini ngampas motor dengan berjualan

hasilnya memberi ke lembaga untuk seluruh santrinya. Kalau

bidang motoris selalu dapat penghasilan, perputaran tiap hari

ada saja. 127

Pengalaman pertama, dilatih dan di beri ilmu satu bulan

dari perusahaan-perusahaan orang lain seperti Garuda food dan

Mayora, langsung di datangkan ahli untuk mendidik santri yang

mau berwirausaha. Setelah satu bulan itu, langsung terjun atau

survivor yang mana belum tahu jalurnya untuk mengirim barang

dagangan itu warung mana selama dua bulan untuk memastikan

jalur mana yang mau di ambil. Karena motoris-motoris yang

baru ini semuanya dari nol, tidak ada pengalaman sendiri

126

Hasil wawancara dengan Yesi dan Livia, santri , Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath,

Sukabumi, 24 September 2017 127

Hasil wawancara dengan Rosyid , Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 113: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

96

mereka di suruh jualan. Kalau misalnya pendapatan kecil, tapi

laba tidak terlalu dipikirkan yang penting istiqamah dulu aja

untuk berjualan.

Misal dari hari senin ke daerah ini, kalau bagus harus ke

sana lagi dengan membawa barang dagangan yang sama, tetapi

soal target sudah di tentukan. Biasanya satu motoris, satu ada 6

daerah dan 40 hari setiap harinya. Bekerja setiap hari kecuali

hari jum’at, dari jam 07.30 wib – 16.00 wib. Jika sudah sesuai

dengan target, karena efektif nya 10 atau 20 warung, boleh

pulang jam berapa pun. Struktur kepengurusan bidang motoris,

menggunakan manajemen dari manajer, bendahara, kepala

gudang, dan admin.

Selain yang ada di pondok pesantren, ada juga

outsourching. Sistemnya santri KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan), kita kerja di luar pondok pesantren,

modal dari mereka, untung buat mereka kita cuman dapat gaji

namun semuanya ke lembaga. Itu semuanya di dapatkan dari

kepala outsourching yang mencari lowongan kerja untuk adik-

adiknya di pondok. Sistemnya motoris yang kita datangi orang

lain.

Biasanya kita membawa modal di motor sebanyak Rp

1.500.000. Jika butuh barang kita yang ke sana untuk yang di

Cibadak, yakni Garuda food. Biasanya untuk modal mengambil

sekitar Rp 15.000.000, untuk pelengkap nabati Rp 6.000.000,

yupi, teh gelas, dan lain-lain. Cara jual kita, cepat dan lebih

menguntungkan ke warung. Kita tidak memikirkan untung

walaupun kecil yang penting istiqamah. Kalau makanan

biasanya kita ambil untung hanya Rp 2.000-Rp 3.000, jika

minuman biasanya di bawah Rp 1.000, tetapi alhamdulillah soal

laba jika sudah Rp 1.000.000 jarang menurun sampai Rp

200.000, paling juga turun sedikit jadi Rp 800.000. Kita biasa

Page 114: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

97

menargetkan dalam satu hari untuk ngampas motor yaitu 40

warung, waktu efektifnya 4 jam. Selanjutnya jika sudah 10 atau

20 warung dan sudah mendapatkan Rp 1.000.000 boleh pulang

ke pondok pesantren. Jadi semua di amulasikan satu hari Rp

1.000.000, jika satu bulan Rp 25.000.000 pendapatan yang kita

dapatkan. Jika ada motoris yang besar pendapatannya, manajer

selalu memberi bonus tergantung kebutuhan dia.

2) Kantin

Cara bersedekahnya melalui tenaga juga, ada staf yang

berjaga seperti biasa melayani pembeli. Biasanya menjual

dagangan makanan dan minuman, dari yang panas sampai yang

dingin. Tugasnya tidak hanya berjualan, tapi di tuntut juga untuk

bisa menulis catatan laporan keuangan dan ramah kepada

pembeli. 128

3) Grosir

Cara bersedekahnya melalui tenaga juga, ada staf yang

berjaga seperti biasa melayani pembeli. Biasanya menjual

dagangan makanan dan minuman, dari yang panas sampai yang

dingin. Bedanya sasaran aja, jika dari bidang motoris mereka

yang mendatangi warung-warung kecil itu, tapi grosir itu orang-

orang atau warung-warung kecil yang mendatangi kita.

Tugasnya tidak hanya berjualan, tapi di tuntut juga untuk bisa

menulis catatan laporan keuangan dan ramah kepada pembeli.

Hasilnya semua pendapatan di serahkan ke pondok pesantren.

4) Koperasi Al-Zumar

Seperti biasa koperasi, menyediakan berbagai peralatan

yang akan di jual. Namun di pondok ini menjual buku karangan

dari kiai sendiri, tasbih, kerudung, mukena, aksesoris

perempuan, dan lain-lain. Semua ini di kelola oleh santri dari

128

Hasil wawancara dengan Rosyid , Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 115: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

98

sistem manajemennya, dan hasilnya semua di setorkan kepada

lembaga. Karena mereka sudah mendapatkan gratis untuk biaya

sehari-hari dan biaya kuliah.129

Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara dan observasi

peneliti dengan kiai dan santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) mengenai bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

dapat di simpulkan secara umum bahwa setiap bidang unit usaha

memiliki program kerja, cara bersedekah, tujuan, dan targetnya yang

berbeda-beda dari setiap bidang unit usaha yang ada di miliki

pondok pesantren ini. Untuk program kerja dari bidang jasa yakni

lembaga pendidikan dan koperasi simpan pinjam swamitra rutin

bekerja pada setiap hari yakni dari hari senin sampai hari jum’at

namun untuk pengobatan tradisional hanya di buka hari rabu dan hari

minggu saja. Sedangkan untuk bidang perdagangan semuanya

bekerja setiap hari sesuai bidang unit usaha masing-masing. Di

dalam bidang jasa ataupun perdagangan mempunyai kebijakan yang

sama yakni adanya hari libur dalam seminggu untuk tidak bekerja di

unit usaha tersebut, dan hari sabtu biasanya selalu di adakan evaluasi

dengan kiai mengenai kendala yang di hadapi atau target yang telah

di capai.

c) Ketercapaian Penerapan Konsep Ekonomi Sedekah dan

Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip

wawancara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

narasumber mengenai ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

129

Hasil wawancara dengan Alfi, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017

Page 116: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

99

Kaitannya dengan ketercapaian penerapan konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan, Kiai mengatakan bahwa:

“Pondok pesantren ini didirikan tahun 2010 dan di tahun 2012, saya

membuat program mengenai konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan untuk membantu program daerah yaitu pemerintah

Sukabumi dalam tiga bidang yakni pendidikan, kesehatan, dan

perdagangan. Kita melakukan ini baru 5 tahun, itu baru satu

angkatan dari lulusan aja Rp 20.000.000/ bulan, kalau begitu kita

tidak perlu lagi membayar biaya kuliah. Indikator tidak hanya teori

dan sudah mencetak sarjana kurang lebih 60 orang sarjana per

angkatan kemudian mereka sudah mengeluarkan zakat infaq

sedekah. Dan ini sudah berhasil dan sudah dibuktikan dengan

beberapa tahun. Dari tahun 2012 ekonomi sedekah di mulainya,

dengan memberikan job training ketika lulus si santri harus

menyumbangkan 2,5% gajinya untuk para santri yang baru,

menitipkan unit-unit usaha dengan bekerja secara profesional”.130

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Ressa mengenai

ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan yang

sudah di jalankan ini seperti ini:

“walaupun saya baru beberapa bulan di sini namun saya bisa faham

apa yang di maksud dengan bentuk penerapan konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan, di sini lebih di ajarkan praktik daripada

teori. Beda jika kita kuliah kalau bukan di sini, pelajaran yang di

ajarkan hanya untuk di ketahui bukan untuk di terapkan

langsung.”131

Lalu Masruroh juga mengungkapkan mengenai ketercapaian

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan adalah:

“alhamdulillah semua santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) di sini sudah mengerti. Sedekah itu banyak bentuknya,

mau uang, mau sayuran, senyum pun sedekah semuanya di kelola

santri ketika ada orang yang bersedekah. Karena santri ini termasuk

aamilin, yang delapan asnaf itu. Semuanya di kelola santri nanti di

salurkan kembali ke santri lagi. Jadi kita biasanya menyebut dari

santri, oleh santri untuk santri.” 132

130

Hasil wawancara dengan Kiai, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017 131

Hasil wawancara dengan Ressa, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017 132

Hasil wawancara dengan Maryam, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 117: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

100

Kemudian Aisyah menambahkan mengenai ketercapaian

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausaahaan adalah:

“alhamdulillah mengerti bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan yakni semua hal yang diberikan termasuk

sedekah, lalu oleh santri di kelola melalui unit-unit usaha yang di

miliki pondok pesantren nanti di salurkan ke lembaga dan akhirnya

untuk santri. Dan ketika sudah lulus, kita wajib memberikan sedekah

2,5% dari gaji kita untuk pondok pesantren ini.”133

Dengan adanya hasil yang optimal, maka ada harapan-harapan atau

yang bisa di jadikan profesi setelah yang ingin santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) tercapai sesuai bidangnya masing-masing.

Peneliti mewawancarai Ikbal, ia berpendapat:

“Sesuai hobi sih kerjanya, berharap bisa jadi manajer marketing yang

profesional bisa mengisi seminar karena kita mendapatkan ilmu

seperti motivator, kalau dari designer punya percetakan gitu

tambahnya.”134

Hal ini sependapat dengan Rosyid,ia mengungkapkan:

“jika dari bidang motoris, saya berharap setelah ini saya bisa

membuka grosir, tidak ingin bekerja di orang lain dan ingin ada

motorisnya juga agar bisa mempermudah warung-warung kecil. “135

Berbeda lagi dengan yang bekerja di Koperasi Simpan Pinjam

Swamitra, Livia. Menurutnya, ingin langsung melanjutkan kerja di bank

saja, soalnya sudah pernah berpengalaman dan tahu-tahu sedikit ilmu nya,

yang pasti tidak mau melamar pekerjaan ke sana ke mari. 136

Tita pun mengungkapkan hal yang sama, inspirasinya kita harus

bermanfaat bagi orang lain. Setidaknya saya bisa mengerti cara meracik

obat tradisional yang baik dan mengetahui kegunaannya.137

133

Hasil wawancara dengan Aisyah, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017 134

Hasil wawancara dengan Ikbal, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 23

September 2017 135

Hasil wawancara dengan Rosyid, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017 136

Hasil wawancara dengan Livia, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, 24

September 2017 137

Hasil wawancara dengan Tita, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 118: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

101

Kemudian, konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan sudah

hampir berjalan lima tahun dan sudah menghasilkan lulusan per angkatan

60 orang. Dan sudah banyak mendapatkan piala dari Gubernur Jawa Barat.

Menurut pemaparan kiai yang telah di wawancarai oleh peneliti bahwa:

“alhamdulillah, sudah menghasilkan 60 orang/ angkatan santri

KSB2 walaupun di dalam perjalanannya masih ada yang harus

dibenahi namun setidaknya sudah bisa membuktikan bahwa

banyak sedekah itu bukan memiskinkan malah menambah pahala

dan menyuburkan orang yang bersedekah tersebut. Alhamdulillah

juga, sudah pernah mendapatkan piala Peringkat II sebagai

Pemangku Ketahanan Pangan dalam rangka peringatan Hari

Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2013

dan Piagam penghargaan dari gubernur Jawa Barat sebagai

Pemangku Ketahanan Pangan dalam rangka Peringatan Hari

Pangan Sedunia ke 32 Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2012.”138

Berdasarkan kesimpulan secara umum mengenai ketercapaian

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi adalah sudah bisa membantu santri

yang tidak mampu dengan adanya beasiswa pendidikan yang dimana

santri dibebaskan oleh pondok pesantren, santri bekerja di bidang unit

usaha yang dimiliki pondok pesantren. Pondok pesantren dalam hal ini

kiai bersedekah dengan membebaskan biaya hidup dan kuliah termasuk

memberikan ilmu, santri bersedekah dengan tenaga saja. Selanjutnya santri

banyak memiliki kemampuan dan keahlian setelah mengikuti konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi yang sejalan mempunyai harapan dan profesi yang di inginkan

sejak kecil.

138

Hasil wawancara dengan Kiai, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 119: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

102

C. Pembahasan

1. Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui Konsep Ekonomi Sedekah

dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Interaksi sosial adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan

manusia. Jika tidak terjadi interaksi, maka tidak akan tercipta suatu

masyarakat di dunia, baik interaksi langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

beberapa narasumber, peneliti menemukan terjadinya interaksi sosial kiai

dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi adalah bahwa kiai menganggap

para santri sebagai anaknya sendiri. Beliau memberikan ilmu dan

membebaskan semua biaya dan santri hanya memberikan tenaganya untuk

bekerja secara profesional dalam bekerja di berbagai unit usaha yang di

miliki oleh pondok pesantren. Intensitas untuk bertemu dan berinteraksi

sangat enak, kiai mudah untuk ditemui walaupun beliau sibuk di luar tidak

hanya di pondok pesantren.

Menurut Soerjono Soekanto yang dikutip oleh Hamid Hasan, interaksi

sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik

antarpribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok”. Interaksi sosial

tersebut merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.139

Syarat-syarat dalam terjadi interaksi sosial apabila adanya kontak

sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk

yakni adanya orang perorangan, ada orang perorangan dengan suatu

kelompok manusia atau sebaliknya dan antara suatu kelompok manusia

dengan kelompok manusia lainnya.140

Sedangkan komunikasi sosial yang

dikemukakan oleh Theodorson dan Thedorson,“komunikasi adalah

139 Hamid Hasan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 140

140 Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi untuk Universitas, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2013) hal. 195

Page 120: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

103

penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang

kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.141

Kontak sosial tersebut dapat terjadi karena adanya perorangan yang di

maksud dalam hal ini kiai, ada orang perorangan dengan suatu kelompok

manusia yakni kiai dengan santri-santrinya, dan yang terakhir antara suatu

kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya yakni santri dengan

santri lain. Semuanya dapat berinteraksi jika ada sesuatu hal yang dapat di

kerjakan seperti pondok pesantren ini berinteraksi karena adanya program

KSB2 (kuliah santri sambil bekerja dan berkelanjutan) yang bisa

merekatkan di antara mereka dan kiai.

Menurut Gillin dan Gillin yang dikutip Soerjono Sukanto,

menggolongkan ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat

adanya interaksi sosial, yaitu sebagai berikut yakni:

a) Proses-proses yang Asosiatif

1) Kerja sama (Cooperation)

Kerja sama yang dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama

antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan bersama.142

Betapa pentingya fungsi kerja sama digambarkan oleh

Charles H. Cooley sebagai berikut.

”kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat

yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian

terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan

tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang

sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerja sama yang berguna.”143

141

Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Jakarta: PT. Buku

Kita, 2009), hal. 6 142

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2012), hal., hal. 65 143

Ibid, 66

Page 121: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

104

2) Akomodasi (Acomodation)

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses

dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang

mulanya bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk

mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan

kepribadiannya. 144

Tujuan akomodasi memiliki beberapa tujuan yaitu: Pertama,

mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik, atau

permusuhan antar kelompok seperti suku, ras, dan kelompok

kepentingan lain. Kedua, mencegah terjadinya ledakan konflik yang

berupa benturan antar kelompok seperti perang, perpecahan yang

mengarah pada disentegrasi sosial. Ketiga, menyatukan dua

kelompok atau lebih yang terpisah-pisah untuk mencapai persatuan

dan kesatuan. Terakhir, untuk mengupayakan terjadinya proses

pembauran antarsuku, etnis atau ras, antar agama, antar golongan,

dan sebagainya sehingga mengarah pada proses terjadinya

asimilasi.145

3) Asimilasi (Assimilation)

Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi timbul bila ada

kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, orang-

perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara

langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-

kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-

masing berubah dan saling menyesuaikan diri. 146

b) Proses-proses yang Disosiatif

1) Persaingan (competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu

proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia

144

Ibid , hal. 68 145

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia group, 2011), hal. 81 146

Soerjono, op.cit, hal. 73

Page 122: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

105

yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang

kehidupan yang pada suatu masa tertentu dengan cara menarik

perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah

ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.147

2) Kontravensi (contravention)

Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang

berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpahaman

mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka

yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap

kepribadian seseorang.

Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese and Howard

Becker, ada lima yaitu:

Pertama, yaitu umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti

penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi,

protes terhadap gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan

mengacaukan rencana pihak lain.

Kedua, yaitu sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di

muka umum, memaki-maki melalui surat-surat selebaran,

memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain dan

seterusnya.

Ketiga, yaitu intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desas-

desus, mengecewakan pihak-pihak lain.

Keempat, yaitu rahasia umpamanya mengumumkan rahasia pihak

lain, perbuatan khianat.

Kelima taktis, yaitu misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau

membingungkan pihak lain, umpama dalam kampanye partai-partai

politik dalam pemilihan umum.148

3) Pertentangan (pertikaian atau conflict)

147

ibid, hal. 82 148

Ibid, hal. 87

Page 123: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

106

Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana

individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman

dan atau kekerasan.

Sebab dari pertentangan antara lain sebagai berikut yakni

perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan,

perbedaan kepentingan serta perubahan sosial.149

Interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

tergolong dalam bentuk interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin yang

dikutip oleh Soerjono Sukanto. Di dalam interaksi tersebut terbagi menjadi

dua proses yakni proses-proses asosiatif dan proses-proses disosiatif.

Proses-proses asosiatif yang pertama, yaitu kerjasama yang

dilakukan oleh kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath adalah kesepakatan

awal kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan)

agar mengikuti semua peraturan yang telah ditentukan agar konsep ini

berjalan dengan lancar. Di samping itu, dalam konsep ini pun semua

berbagai unit usaha dapat bekerjasama sesuai dengan tugasnya masing-

masing.

Kedua, akomodasi yang dilakukan oleh kiai dengan santri melalui

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath adalah proses yang terus dilakukan oleh kiai agar santri KSB2

(kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) dalam pengelolaan konsep ini

berjalan dengan semestinya, karena di konsep ini yang mengelola adalah

santri, kiai hanya mengontrol saja.

Ketiga, asimilasi yang dilakukan oleh kiai dengan santri melalui

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di pondok pesantren Dzikir

Al-Fath adalah hasil yang akan di dapatkan oleh santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) setelah mengikuti konsep ataupun sedang

149

ibid , hal. 90

Page 124: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

107

melakukan konsep tersebut berupa kiai sedekah melalui ilmu dan

membebaskan semua biaya sedangkan santri hanya sedekah tenaga saja

dengan bekerja di berbagai unit usaha yang di miliki pondok pesantren ini.

Sedangkan proses-proses disosiatif yang terjadi dalam interaksi

kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi sebagai berikut:

Pertama, persaingan yang terjadi di dalam interaksi sosial kiai

dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath tidak pernah terjadi. Jika persaingan

antar santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) sering

terjadi terlihat di dalam observasi dan wawancara peneliti ketika berada di

lapangan, persaingan karena ingin mendapatkan laba yang banyak jika di

dalam lembaga perdagangan. Sedangkan jika di dalam lembaga jasa setiap

bidang usaha melakukan hal yang kreatif agar menarik perhatian orang

sekitarnya. Persaingan yang terlihat tidak hanya unit usaha saja namun

persaingan antar pribadi pun juga terlihat.

Kedua, kontravensi menimbulkan ketidakpahaman namun peneliti

lebih spesifik ke konflik dan perbedaan pendapat. Namun Alhamdulillah,

di pondok pesantren ini tidak pernah terjadi konflik dan perbedaan

pendapat. Kalaupun ada, itu hanya masalah yang kecil dan dapat di

selesaikan langsung tanpa harus ke manajer, ke kepala pondok pesantren,

atau pun ke kiai langsung. Konflik dan perbedaan pendapat diselesaikan

secara kekeluargaan yaitu melalui sharing. Hal ini di lakukan dengan

menyampaikan pendapat dan maksud tujuan secara langsung serta di

selesaikan dengan kesepahaman.

Ketiga, pertentangan yang terjadi di dalam interaksi sosial kiai

dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan adalah

toleransinya kiai dengan santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) dengan di bolehkannya pindah unit usaha jika tidak cocok

ataupun tidak mampu dengan syarat bilang ke manajer dulu baru ke kiai.

Page 125: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

108

Namun sebelum itu, biasanya selalu diberi nasehat ataupun motivasi agar

bisa kembali semangat bekerja.

Ini sesuai dengan peneliti terdahulu yakni Roudlotul Jannah

Sofiyana, tahun 2013 dengan judul penelitian Pola Interaksi Sosial

Masyarakat dengan Waria di Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin

Kamis. Hasil penelitian menunjukkan pola interaksi sosial antara

masyarakat dengan waria yaitu melalui beberapa bentuk-bentuk yang

digolongkan menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disasosiatif.

Dalam proses asosiatif ada kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan

proses disasosiatif ada persaingan, kontraversi, dan pertentangan.150

Di dalam interaksi sosial, simbol menjadi perantara yang sangat

efektif yang dilakukan oleh aktor, bahkan simbol merupakan media yang

digunakan oleh aktor untuk menyampaikan pikiran atau perasaan,

maksudnya atau tujuannya kepada orang lain. Simbol sebagai media

primer dalam proses komunikasi dapat berupa bahasa, isyarat, gambar,

warna, dan lain sebagainya. Namun simbol dalam bentuk bahasa yang

paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi.151

Jika dalam hal ini, kiai dengan santri melakukan interaksi simbolik,

dimana mereka memaknai suatu simbol yang ada dalam dirinya (kiai) saat

akan membuat konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan untuk

program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) yang dimana

membebaskan biaya kuliah dan biaya sehari-hari namun tetap bisa di

kuliahkan seminggu dua kali dengan menggunakan kelas karyawan dan

paginya mereka bekerja di berbagai unit usaha yang ada di pondok

pesantren ini. Para santri biasanya merasa ingin pulang, jenuh dan

mengeluh namun mengingat untuk bekal masa depan dan membanggakan

kedua orang tua yaitu memunculkan pemaknaan simbolik yang ada dalam

diri santri yaitu bekerja keras dan mencintai pekerjaannya. Saat itulah,

150

Roudlotul Jannah Sofiyana, “Pola Interaksi Sosial Masyarakat dengan Waria di Pondok

Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis.” Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2013, hal.68,

tidak dipublikasikan 151

Umiarso Elbadiansyah, Interaksionisme simbolik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 63

Page 126: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

109

santri merasa lebih kuat dan percaya diri dan siap untuk menerima

tantangan dari pekerjaan di dalam unit-unit usaha lainnya.

Di jelaskan oleh teori Firo merupakan teori yang berkaitan dengan

perilaku interpersonal. FIRO adalah singkatan dari Fundamental

Interpersonal Relation Orientation yang dikemukakan oleh Schutz. Teori

ini ingin menjelaskan mengenai perilaku interpersonal dalam orientasinya

dengan orang lain. 152

Pola hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi) menurut teori

ini dapat dijelaskan dalam tiga kebutuhan interpersonal, yaitu

1) kebutuhan akan inklusi (keikutsertaan) merupakan kebutuhan untuk

bergabung dengan orang lain dalam suatu aktivitas. Seseorang akan

dapat mengekspresikan dirinya. Namun demikian, interaksi itu

tidak bisa lepas dari masalah belajar.

2) kebutuhan kontrol merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan

kebutuhan untuk mengontrol pihak lain. Apabila dalam interaksi

seseorang mendominasi pihak lain maka orang mempunyai

kekuatan tinggi biasanya mengadakan perlawanan, tidak mau

dikontrol.

3) Kebutuhan afeksi berkaitan dengan perasaan emosional antara

individu yang satu dengan individu lain. Kebutuhan afeksi yang

tinggi akan membawa ke persahabatan dan menciptakan hubungan

emosional yang lekat. Sebaliknya apabila kebutuhan afeksi rendah,

orang menolak memiliki hubungan yang dekat.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan peneliti, peneliti

menemukan fakta pola hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi),

yang pertama bahwa santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) sangat senang dan merasakan keseruan bisa bekerja di unit-

unit usaha yang ada di pondok pesantren ini. Biasanya ini bergabung

karena adanya perekrutan atau di tunjuk langsung oleh kiai utuk

152 Bimo Walgito, Teori-teori Psikologi Sosial, (Yogyakarta:CV Andi Offset, 2011), hal. 51-

54

Page 127: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

110

bergabung memajukan salah satu unit usaha yang mempunyai pondok

pesantren ini. Misalnya saja yang suka mengajar di salurkan menjadi

kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi untuk mengajar di lembaga

pendidikan yang ada di pondok pesantren ini. Di sana mereka bisa

mengekspresikan dirinya sesuai kemampuan untuk diajarkan kepada

murid-muridnya. Tak lain sebelum melakukan itu semua, para mentor atau

pun guru bidang studi melewati proses belajar terlebih dahulu.

Kedua, di pondok pesantren ini tidak ada yang ingin mendominasi,

tetapi melainkan saling mengontrol sesama unit-unit usaha dibawah

langsung pengawasan kiai, melainkan saling membantu. Misalnya saja

unit usaha di bidang grosir bisa melakukan kerjasama dengan bidang

motoris nanti motoris yang menyalurkan kembali ke kantin, lalu dari

kantin pun bisa mendapatkan penghasilan dari orang yang berobat karena

adanya pengobatan tradisional dan tidak tertutup kemungkinan

mendapakan banyak siswa dari melihat tempatnya langsung atau promosi

dari santri.

Ketiga, kalau di pondok pesantren ini, kebutuhan afeksinya sudah

sangat tinggi karena kiai menganggap santrinya sebagai anaknya sendiri,

membiayai semua dari biaya sehari-hari sampai biaya kuliah. Dan tidak

ada yang namanya hutang dengan orang tua yang bisa kita lakukan hanya

pengabdian.

2. Bentuk Penerapan Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Prinsip ekonomi sedekah itu adalah mengeluarkan uang sebanyak

mungkin akan menghasilkan penerimaan yang berlipat ganda. Karena

itulah melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan, kiai

mengadakan program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan).

KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) adalah beasiswa

yang diberikan kepada santri yang tidak mampu yang di haruskan santri

sambil bekerja di berbagai unit usaha. Setelah lulus, mereka diwajibkan

Page 128: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

111

memberikan sebesar 2,5% dari gajinya untuk kebutuhan di pondok

pesantren.

Menurut Paul A.Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah

suatu studi tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan,

dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan sumber

daya produksi yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai

cara untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke

waktu dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini atau

di masa datang, kepada berbagai orang atau kelompok dalam

masyarakat.153

Secara istilah, sedekah berarti sebuah pemberian secara suka rela,

baik berupa uang, barang, jasa, kebaikan, dan lainnya kepada

orang yang berhak menerimanya dengan jumlah yang tidak

ditentukan atau sekehendak dirinya dan diberikan kapan saja dan

dimana saja demi mengharap ridha dan pahala dari Allah

SWT.154

Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti menyimpulkan

bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan adalah

membebaskan biaya kuliah D3 dan biaya hidup sehari-hari tetapi mereka

pun wajib ikut bekerja di unit usaha yang di miliki pondok pesantren ini.

Lalu ketika mereka mendapatkan penghasilan, gajinya itu untuk pondok

pesantren. Hasilnya untuk membiayai lagi, santri memberikan sedekah

tenaga, pondok pesantren (kiai) memberikan ilmu dan setelah lulus santri

mengeluarkan zakat infaq sedekah. Jadi dari santri, oleh santri, untuk

santri.

Untuk pengelolaannya menggunakan sistem manajemen namun

perbedaannya tidak ada gaji untuk dibayar ke pegawai, jadi mereka

bekerja bersedekah dengan tenaga, kiai bersedekah dengan membebaskan

biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari. Kiai bukan tidak memberikan

gaji, namun kiai memberikan santri-santri dengan gratis makan, gratis

pendidikan, pokoknya kehidupan sehari-hari mereka dijamin oleh kiai dan

pondok pesantren sehingga sistemnya seperti anak dengan orang tua. Anak

yang bekerja dengan orang tua tidak ada diberikan gaji.

153

Alam, Mandiri Ekonomi untuk SMA dan MA, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 2 154

Masykur Arif, Sedekah itu Ajib, ( Jogjakarta, Diva Press, 2014), hal. 14

Page 129: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

112

Di pondok pesantren ini, semua unit usaha bisa bekerjasama

untuk mencapai tujuan bersama contoh sebuah unit usaha di bidang

motoris, mereka kan lebih bisa mendistribusikan barang dagangan kepada

pedagang kecil namun sebelumnya mengambil dulu ke grosir baru di

distribusikan barang dagangannya tersebut ke kantin. Nah setiap rabu dan

minggu biasanya membuka pengobatan tradisional, Alhamdulillah

pasiennya selalu banyak. Di samping itu juga pondok pesantren ini

mempunyai lembaga pendidikan dari pendidikan anak usia dini, sekolah

dasar, madrasah, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan

STMIK. Itu semua bisa jadi promosi dari beberapa pasien yang ingin

bersekolah atau berkuliah di sana.

Ciri seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan itu terdapat

dalam rumus: 10-Cs yaitu sebagai berikut.

1) Commitment: memiliki niat yang kuat dan tidak ada kata menyerah

dalam menghadapi tantangan

2) Confidence: percaya diri, mempunyai kepercayaan untuk

mengambil keputusan dan resiko

3) Cooperative: dia terbuka dan mau bekerja sama dalam

mengembangkan dirinya.

4) Care: dia sangat perhatian terhadap segala hal walaupun hal sangat

kecil.

5) Creative: tidak puas hanya dengan apa yang ada. Dia selalu mencari

terobosan baru

6) Challenge: dia tidak melihat setiap kendala atau masalah sebagai

hambatan, tetapi melihatnya sebagai persyaratan untuk maju.

7) Calculation: setiap tindakan atau keputusannya didasarkan pada

perhitungan yang objektif, nalar, dan factual.

8) Communications: dalam upaya mengembangkan usahanya, dia

selalu menjalin komunikasi, mengembangkan jaringan informasi

yang memperbanyak jaringan kerjanya.

Page 130: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

113

9) Competiveness: mereka senang pada kompetisi karena dengan

berkompetisi dia dapat mengetahui posisi usahanya, mengetahui

keadaan pasar, dan sekaligus belajar dari para pesaing.

10) Change: mereka tidak takut terhadap perubahan bahkan mereka

adalah orang-orang yang senang terhadap perubahan.155

Dalam ke sepuluh hal ini, santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) mempunyai semuanya, mereka semua memiliki jiwa yang

berwirausaha dari mulai niat yang tulus mau di tempatkan dimana saja

mereka ikhlas, bisa bekerjasama, membuat target yang harus di capai,

berfikir kreatif, mampu bersaing, selalu mengembangkan usaha dan

mereka siap untuk berubah jika harus ada yang di ubah dan di beri

masukan.

3. Ketercapaian Penerapan Konsep Ekonomi Sedekah dan

Kewirausahaan

Secara umum, ketercapaian penerapan yang dilakukan oleh santri

KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) telah berjalan dengan

baik dan dilaksanakan sesuai harapan. Dengan cara observasi dan juga

wawancara peneliti dengan narasumber, ketercapaian penerapan konsep

ekonomi sedekah dapat di simpulkan sebagai berikut:

a. Produktivitas santri dan kemampuan mereka bersedekah setelah

bekerja

Produktivitas adalah suatu sikap mental, menciptakan hari ini yang

lebih baik dari kemarin dan mengusahakan hari esok yang lebih baik

dari hari ini. Ini sesuai dengan setelah santri membiasakan untuk

bersedekah dengan tenaga ketika menjadi santri KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) dengan bekerja di berbagai unit usaha

yang di miliki pondok pesantren. Jika mereka lulus dari pondok

155

Leonita Siwiyanti, Building The Character Of Entrepreneurship For Pre- School

Students Through Science, (Sukabumi:The Progressive and Fun Education Seminar, 2016), hal.

381. dipublikasikan

Page 131: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

114

pesantren ini dan sudah bekerja di wajibkan untuk mengeluarkan

sedekahnya sebanyak 2,5% dari penghasilannya untuk keperluan

pondok pesantren ini setiap bulannya.

Sejalan dengan itu, dalam penelitian Fandi Fuad Mirza

mengenai Pengaruh Perilaku Sedekah Terhadap Perkembangan Usaha

mengatakan bahwa menumbuhkan jiwa kederwanan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan sedekah.

Seseorang yang memiliki jiwa kederwanan dalam hati dan

tindakannya selalu ingin membantu orang lain, tanpa mengharap

balasan dari siapa pun, hanya menyerahkan kepada Allah SWT. 156

Peneliti juga menemukan bentuk sedekah yang di maksud

yakni pondok pesantren dalam hal ini kiai bersedekah dengan

memberikan ilmu dan membebaskan biaya hidup dan kuliah.

Sedangkan santri KSB2 yang sudah lulus (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) memberikan pengetahuan, pengalaman dan keahlian

turunan untuk santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) yang junior.

b. Sudah terbukti dengan adanya piagam penghargaan dalam hal

pengentasan kemiskinan

Konsep yang sudah berjalan dengan maksimal akan

menghasilkan hal yang terbaik. Seperti halnya konsep ekonomi

sedekah sudah bisa membuktikan mendapatkan piala Peringkat II

sebagai Pemangku Ketahanan Pangan dalam rangka peringatan Hari

Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2013 dan

Piagam penghargaan dari gubernur Jawa Barat sebagai Pemangku

Ketahanan Pangan dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia ke

32 Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2012.

156

Fandi Fuad Mirza, “Pengaruh Perilaku Sedekah Terhadap Perkembangan Usaha”.

Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2013, hal.77, tidak dipublikasikan.

Page 132: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

115

Ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Benedictus Ricky

Gumawang Jati mengenai pengaruh reward (penghargaan) terhadap

kinerja dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi.157

Hasilnya adalah semakin tinggi dan semakin karyawan mampu

memaknai serta merasakan adanya reward (penghargaan) tersebut

maka kinerja karyawan akan semakin meningkat bagi organisasi.

Sehubungan dengan itu, akan adanya keberlanjutan Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi untuk melanjutkan konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan dalam program KSB2 (kuliah santri

sambil bekerja berkelanjutan) karena hasil terbaik yang telah di

dapatkan.

c. Cita-cita yang setengah jalan terwujud

Cita-cita adalah sebuah harapan seseorang untuk merubah

nasib untuk masa depan. Itu bisa di wujudkan ketika seseorang

mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang sesuai

dengan keinginan hatinya. Seperti halnya dalam pondok pesantren

ini, cita-cita dari santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja

berkelanjutan) setengah jalan akan terwujud. Misalnya ada yang

bekerja di perbankan karena setelah lulus dari sini itu tidak usah

mencari kerja kemana-mana Bank Bukopin sudah siap menerima

mereka dan bisa langsung jadi pegawai tetap ataupun di perusahaan

garuda food sudah siap juga menampung mereka jika di bidang

motoris.

Ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Ebah Suaiybah,

dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Penanaman

Jamur Tiram (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ma’muroh Desa

Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan Jawa Barat).

Hasil penelitiannya adalah bahwa pelaksanaan pemberdayaan

157

Benedictus Ricky Gumawang Jati, “Pengaruh Reward (Penghargaan) Terhadap

Kinerja dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi”. Skripsi Universitas Lampung,

Lampung, 2017, hal. 95 tidak di publikasikan

Page 133: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

116

ekonomi santri di Pondok Pesantren Al-Mamuroh untuk memotivasi

para santri agar tertarik dalam dunia wirausaha mendapat pembinaan

baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang kewirausahaan.

Respon santri yang mengikuti penanaman jamur tiram, mereka

merasa manfaatnya besar baik dari segi ilmu dan keterampilan yang

diberikan. Di dalam pondok pesantren ini pun sama, respon yang di

tunjukkan dari santri melalui konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan, merasa manfaatnya besar baik dari segi ilmu dan

keterampilan yang diberikan untuk bekal bekerja di masa depan. 158

Maka dari itu, ketercapaian penerapan konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan sudah berhasil di jalankan oleh santri

KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) dan kiai yang

mempunyai program tersebut. Sehingga konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan tersebut dapat di rasakan oleh orang banyak tidak

hanya di Sukabumi tetapi juga di seluruh Indonesia.

158

Ebah Suaiybah, “Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Penanaman Jamur Tiram

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ma’muroh Desa Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten

Kuningan Jawa Barat)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009,

hal.55, tidak dipublikasikan

Page 134: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

117

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di

sampaikan di atas dapat di simpulkan:

Interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan yaitu melalui beberapa bentuk yang digolongkan

menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Dalam proses

asosiatif ada kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Sedangkan proses

disosiatif adalah persaingan, kontravensi dan pertentangan. Dalam

pelaksanannya di lapangan, interaksi sosial yang terjadi antara kiai dengan

santri sudah begitu baik. Dilihat dari kiai yang menganggap santrinya

sebagai anaknya sendiri. Intensitas untuk bertemu dengan kiai pun sangat

mudah.

Bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

adalah kiai sedekah kepada santri itu dengan ilmu dan membebaskan biaya

kuliah dan biaya hidup, dengan syarat harus bekerja di berbagai unit usaha

di pondok pesantren atau perusahaan yang bermitra dengan pondok

pesantren. Pegawainya dalam hal ini santri KSB2 (kuliah santri bekerja

berkelanjutan) tidak di gaji karena penerimaan untuk pondok pesantren,

Hasilnya untuk membiayai lagi, santri memberikan sedekah dengan

tenaga, kiai memberikan ilmu dan setelah lulus santri mengeluarkan zakat

infaq sedekah ke lembaga untuk membiayai adik-adik santrinya lagi. Jadi

dari santri, oleh santri, untuk santri.

Ketercapaian penerapan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi adalah

produktivitas santri dan kemampuan mereka bersedekah setelah bekerja,

sudah terbukti dengan adanya piagam penghargaan dalam hal pengentasan

kemiskinan, dan cita-cita yang setengah jalan terwujud. Misalnya ada yang

Page 135: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

118

bekerja di perbankan, karena setelah lulus dari pondok pesantren itu tidak

usah mencari kerja kemana-mana bank bukopin sudah siap menerima

mereka dan bisa langsung jadi pegawai tetap ataupun di perusahaan garuda

food sudah siap juga menampung mereka jika di bidang motoris. Lalu ada

juga yang berharap bisa jadi manajer marketing yang profesional, bisa

mengisi seminar karena kita mendapatkan ilmu seperti motivator, kalau

dari designer punya percetakan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya

bahwa interaksi sosial kiai dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi.

Penelitian ini dapat diimplikasikan dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, interaksi kiai

dengan santri sudah berjalan dengan baik apalagi di adakannya

program KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) semakin

jelas arahannya dan hasil yang di dapatkan pun sesuai dengan

prosesnya. Pondok Pesantren dapat terkontrol dengan baik maka

dengan menghasilkan banyak lulusan yang mempunyai pengetahuan,

kemampuan yang mumpuni dan bisa membuka lowongan pekerjaan

untuk membantu orang banyak

2. Bagi Wirausaha, konsep ekonomi sedekah yang di dalamnya

terdapat interaksi sosial dapat diterapkan bagi dunia kewirausahaan

untuk bisa membantu orang-orang yang sedang membutuhkan

pekerjaan dan membantu kemampuan seseorang dalam berhubungan

dengan orang lain.

3. Bagi warga sekitar, dengan adanya konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang di tujukkan untuk mahasantri yang tidak

mampu dapat membantu perekonomian dan membebaskan calon

Page 136: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

119

mahasiswa untuk mondok di Pondok Pesantren ini dan

membebaskan biaya kuliah.

C. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka penulis sampaikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi, mengenai interaksi

sosial kiai dengan santri sudah baik, tetap menjaga sebagaimana yang

sudah berjalan dan tetap solidaritas antara kiai dengan santri untuk

selalu mengingatkan bahwa bersedekah itu wajib dan banyak

pahalanya

2. Bagi Pondok Pesantren lain, bisa di contoh dalam hal interaksi sosial

kiai dengan santri dengan adanya konsep yang bisa mendekatkan kiai

dengan santri- santrinya.

3. Bagi wirausaha, jika berkenan bisa bermitra dengan unit-unit usaha

yang berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath untuk menambah

relasi dan menjajakkan barang dagangannya oleh santri KSB (kuliah

santri sambil bekerja berkelanjutan).

Page 137: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh

Ibadah,Terj. Dari Al-Wasith Fil Fiqh Ibadah oleh Kamran As’at

Irsyady dan Ahsan Taqwim. Jakarta: Amzah, 2010.

Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012.

Alam. Mandiri Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2013.

Ali, Herni dan Hamam Faizin. Teologi Entrepreneurship. Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

A. Malik dkk. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Departemen Agama RI, 2007.

Anwar, Yesmil dan Adang, Sosiologi untuk Universitas. Bandung: PT Refika

Aditama, 2013

Arif, Masykur. Sedekah itu Ajib. Jogjakarta: Diva Press, 2014

Departemen Agama RI, Al-Qur’an

Elbadiansyah, Umiarso. Interaksionisme simbolik. Jakarta: Rajawali Pers, 2014

El-Hamdy, Ubaidurrahim. Sedekah Bikin Kaya dan Berkah. Jakarta:Wahyu

Qolbu, 2015.

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pers,

2010

Fatchurochman, Nanang. Pendidikan Madrasah Berbasis Entrepreneurship,.

Depok: Lendean hati pusaka, 2012

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013

Hamid, Abdulloh. Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren. Surabaya: Imtiyaz.

2017.

Hasan, Hamid. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2007

Jauhari, Imam B. Teori Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011.

Page 138: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Meinarno, Eko A. Dkk. Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat. Jakarta:

Salemba Humanika, 2011.

Nawawi, emzirHadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2015

Nizar,Samsul. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara. Jakarta: Prenada Media Grup, 2013

Nurdin, Amin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi. Jakarta: UIN Jakarta

PRESS, 2006

Prastowo. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogjakarta: Ar-ruzz media,

]2006.

Sapriya, Susilawati, dan Sadjarudin Nurdin. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI

Press, 2008

Sarosa,Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks, 2012

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana

Prenadamedia group, 2011.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Soedjito Sosrodiharjo. Metode Penelitian

Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009.

Soerjono Sukanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis,

Yogyakarta: Suaka Media, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung,

Alfabeta, 2009

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Jakarta: PT.

Buku Kita, 2009

Walgito, Bimo. Teori-teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011.

Page 139: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Skripsi:

Anwar, M.Khairul. ” Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial

pada Perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta, “ Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta

As’ari, Achmad Hasyim. Peran Pondok Pesantren dalam Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat.“ Skripsi. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.

tidak di publikasikan.

Gumawang Jati, Benedictus Ricky. “Pengaruh Reward (Penghargaan)

Terhadap Kinerja dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel

Moderasi”. Skripsi Universitas Lampung, Lampung, 2017, hal. 95 tidak di

publikasikan

Mirza, Fandi Fuad. “Pengaruh Perilaku Sedekah Terhadap Perkembangan

Usaha”. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang,

2013, hal.92, tidak dipublikasikan.

Nugroho, Baskoro Adi. “Hubungan Sosial Kiyai dan Santri Mukim dan Santri

Kalong di Pondok Pesantren Al-Muthi’in Maguwo Banguntapan Bantul

Yogyakarta.” Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Yogyakarta, 2010. tidak di publikasikan

Sofiyana, Roudlotul Jannah. “Pola Interaksi Sosial Masyarakat dengan Waria di

Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis.” Skripsi Universitas

Negeri Semarang, 2013, hal.68, tidak dipublikasikan

Suaiybah, Ebah. “Pemberdayaan Ekonomi Santri Melalui Penanaman Jamur

Tiram (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ma’muroh Desa Susukan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan Jawa Barat)”. Skripsi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2009.

tidak di publikasikan

Yuniarni, Eka. “Interaksi Sosial Santri Pondok Pesantren Al Barokah dengan

Masyarakat Muhammadiyah di Karangwaru Yogyakarta”. Skripsi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2016, tidak dipublikasikan.

Page 140: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Jurnal:

Leonita Siwiyanti, Building The Character Of Entrepreneurship For Pre- School

Students Through Science, (Sukabumi:The Progressive and Fun Education

Seminar, 2016)

Marlina, Potensi Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi Syariah, Jurnal

Hukum Islam Volume 12, No. 1, STAIN Pekalongan, 2014

Sanusi, Uci. Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren, Jurnal Pendidikan

Agama Islam Ta’lim Vol.10 No.2, Universitas Pendidikan Indonesia,

2012

Rusmini, Peran Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi Islam, (Sekolah

Tinggi Ilmu Syariah Miftahul Ulum, 2017

Internet:

Budiwiyono, Entrepreneurship, 2017, (http://budiwiyono.com)

Nawawi, Moh. Raffasya Shidqi, Profil Kelurahan Gunung Puyuh, 2017 (ku-

sukabumi-gunung-puyuh.blogspot.co.id)

Lain-Lain:

Profil Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

Hasil wawancara dengan Nisa, pra penelitian pada 4 Maret 2017

Hasil wawancara dengan Ina, pra penelitian pada 4 Maret 2017

Hasil wawancara dengan Kiai, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 25

September 2017

Hasil wawancara dengan Rosyid, santri Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath,

Sukabumi, 25 September 2017

Hasil wawancara dengan Masruroh, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

23 September 2017

Hasil wawancara dengan Tita, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 141: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Hasil wawancara dengan Ikbal, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 23

September 2017

Hasil wawancara dengan Khomsah, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

23 September 2017

Hasil wawancara dengan Ressa dan Alfi, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath,

Sukabumi, 23 September 2017

Hasil wawancara dengan Yesi dan Livia, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath,

Sukabumi, 23 September 2017

Hasil wawancara dengan Ani, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Hasil wawancara dengan Maryam, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi,

24 September 2017

Hasil wawancara dengan Aisyah, Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi, 24

September 2017

Page 142: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

A. Identitas Subyek

1. Hari/tanggal observasi:

2. Waktu:

B. Sasaran

Interaksi Kiai dengan Santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

C. Pokok-pokok yang di amati

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Kondusif Tidak

Kondusif

1. Keadaan pondok pesantren

(tempat santri dalam

mengaplikasikan konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan)

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Baik Tidak Baik

2. Interaksi Kiai dengan santri

KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan)

Page 143: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Maksimal Belum

Maksimal

3. Bentuk penerapan konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi

4. Ketercapaian penerapan

konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi

Page 144: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Lampiran 2

HASIL OBSERVASI

A. Identitas Subyek

1. Hari/tanggal observasi: Sabtu, 24 September 2017

2. Waktu: 14.00

B. Sasaran

Interaksi Kiai dengan Santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

C. Pokok-pokok yang di amati

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Kondusif Tidak

Kondusif

1. Keadaan pondok

pesantren (tempat santri

dalam mengaplikasikan

konsep ekonomi

sedekah dan

kewirausahaan)

Karena tempat dan fasilitas sudah

cukup tersedia yang dibutuhkan oleh

santri KSB2 (Kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) untuk bekerja

di unit-unit usaha yang ada di

Pondok Pesantren Dzikir Al-fath

Sukabumi dalam mencapai target

yang sesuai tinggal santri saja yang

harus terus semangat.

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Baik Tidak Baik

2. Interaksi Kiai dengan santri

KSB2 (kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan)

Sudah terlihat dengan adanya

kerjasama antara kiai dengan

santri melalui konsep ekonomi

sedekah dan kewirausahaan,

selain itu bebas bercerita dan

bertanya dengan kiai mengenai

Page 145: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

apapun dan kiai sangat senang

jika santrinya mendekatinya.

Kiai sangat terbuka dengan siapa

pun, walaupun kiai sedang santai

di depan rumahnya pun bisa

langsung di temui, Padahal kiai

di pondok pesantren ini sangat

sibuk di luar pondok pesantren

dan termasuk orang yang

berpengaruh di kota Sukabumi.

No

Hal yang di amati

Indikator

Keterangan Maksimal Belum

Maksimal

3. Bentuk penerapan konsep

ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi

Sudah banyak mengerti santri

KSB2 (Kuliah santri sambil

bekerja berkelanjutan) cara

kerja berbagai cara unit usaha

yang ada di pondok pesantren

ini karena di tuntut bekerja

professional di dalam

bidangnya masing-masing.

4. Ketercapaian penerapan

konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi

sudah sesuai dengan tujuan

dan harapan kiai dengan

santri, agar bisa membantu

orang tidak mampu untuk

kuliah dan merasakan bekerja

di unit usaha yang ada di

pondok pesantren ini untuk

bekal di masa depan dan

menjadikan pengalaman yang

sangat berharga

Page 146: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KIAI

Hari/tanggal:

Interview:

Jabatan:

Waktu:

Tempat:

Pokok pembicaraan

1. Apa yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

menggunakan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan?

…………………………………………………………………………………………

2. Makna sebenarnya ekonomi sedekah itu dan kewirausahaan itu apa?

…………………………………………………………………………………………

3. Tujuan apa yang diharapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini dalam

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan?

…………………………………………………………………………………………

4. Bentuk aplikasi konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini seperti apa?

…………………………………………………………………………………………

5. Dengan pihak-pihak mana saja pondok pesantren ini melakukan kerja sama? Dalam

bidang apa saja kerja sama itu dilakukan?

………………………………………………………………………………………

6. Bagaimana cara kiai untuk mengelola konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?

…………………………………………………………………………………………

6. Dengan cara apa biasanya kiai mengetahui perkembangan konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di pondok pesantren ini?

…………………………………………………………………………………………

7. Dalam menggunakan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini, apakah hasil yang di dapat sudah optimal

yang diharapkan oleh kiai?

…………………………………………………………………………………………

Page 147: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

8. Bentuk-bentuk kerjasama yang seperti apa yang sering dilakukan oleh kiai dengan

santri KSB2 ?

………………………………………………………………………………………

9. Ada berapa macam job training yang ada di dalam konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan untuk santri KSB2?

…………………………………………………………………………………………

10. Jika di dalam salah satu bidang usaha ada masalah, bagaimana kiai untuk

menyelesaikannya?

…………………………………………………………………………………………

11. Apakah kiai sangat toleransi terhadap santri KSB2 jika ada salah satu manager atau

anggota menceritakan kesulitan atau hambatan bidang usaha yang mereka hadapi?

…………………………………………………………………………………………

12. Apakah di dalam konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini sering terjadi konflik? Bagaimana cara

penyelesaiannya?

…………………………………………………………………………………………

13. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

…………………………………………………………………………………………

14. Sudah berapa banyak lulusan dari Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?

……………………………………………………………………………………

15. Adakah prestasi-prestasi yang diraih oleh santri KSB2 di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi?

………………………………………………………………………………………...

Page 148: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI KSB2

Hari/tanggal:

Interview:

Angkatan:

Jabatan:

Bidang Usaha:

Waktu:

Tempat:

Pokok pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?

……………………………………………………………………………………………

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

……………………………………………………………………………………………

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai?

……………………………………………………………………………………………

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi?

……………………………………………………………………………………………

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

……………………………………………………………………………………………

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

……………………………………………………………………………………………

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

……………………………………………………………………………………………

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi ini?

……………………………………………………………………………………………..

Page 149: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

8. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana?

……………………………………………………………………………………………

9. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini

seperti apa?

……………………………………………………………………………………………

10. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

…………………………………………………………………………………………….

11. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini?

……………………………………………………………………………………………

12. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa?

……………………………………………………………………………………………

13. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat antara

santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

…………………………………………………………………………………………….

14. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini?

…………………………………………………………………………………………….

15. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana?

……………………………………………………………………………………………..

16. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha?

…………………………………………………………………………………………..

Page 150: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA DENGAN KIAI

Hari/tanggal : Selasa, 26 September 2017

Interview : KH.DR. Fajar Laksana, SE. MM

Jabatan : Pimpinan Pondok

Pokok pembicaraan

1. Apa yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

menggunakan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan? Konsep ekonomi

sedekah itu adalah konsep ekonomi yang diajarkan dari Al-Qur’an bukan dilihat

dari sisi penerimaan tapi dari sisi pengeluaran dalam surat Al-Baqarah soal infaq

dari usaha yang baik-baik. Pengeluaran itu dengan kata lain zakat, infak, sedekah.

2. Makna sebenarnya ekonomi sedekah itu dan kewirausahaan itu apa? Sedekah itu

menyuburkan, pendekatannya dari pengeluaran. Pendekatan dari ekonomi sedekah

itu bermula dari kegiatan tuk melaksanakan program sehingga bisa disebut ekonomi

produktif.dari segi penerimaan berarti menyimpan uang, sedangkan ini dari segi

pengeluaran berarti uang tidak boleh di simpan terlalu lama harus dikeluarkan

terusnya makanya dari ekonomi sedekah bukan dari penerimaan dan pengeluaran

tapi pengeluaran melipatkan penerimaan. Makanya prinsip ekonomi sedekah itu

adalah mengeluarkan uang sebanyak mungkin akan menghasilkan penerimaan yang

berlipat ganda. Karena itulah di pondok ini menggunakan program Ksb2 (kuliah

santri sambil bekerja berkelanjutan). Ksb2 itu beasiswa yang diberikan kepada

santri yang tidak mampu berapapun banyaknya tidak jadi masalah karena

pendekatannya bukan mencari uang dari santri tapi ingin membelanjakan

melainkan ingin melakukan kegiatan untuk mendidik santri dengan pendekatan

pengeluaran maka tidak memperhatikan sisi penerimaan melainkan sisi berapa

banyak karya yang bisa kita lakukan. Tapi bukan kita juga tidak bisa menerima

penerimaan ternyata beasiswa yang kita lakukan itu sambil bekerja setelah lulus

mereka diwajibkan dan emang ada kesepakatan untuk memberikan ke lembaga

2,5% dari gajinya untuk adik-adik santrinya yang baru. Pendekatan kita

mengeluarkan biaya untuk membiayai para santri tapi santrinya diarahkan tuk

bekerja sehingga hasil yang bekerja menghasilkan penerimaan. Dan penerimaan itu

ternyata bisa menutup biaya yang kita keluarkan sehingga ada kesamaan atau

Page 151: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

equivalent antara biaya yang kita keluarkan untuk para santri berapun banyaknya

karena kita bekerja di lembaga usaha kita

3. Tujuan apa yang diharapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini dalam

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan? Yang pertama tujuannya

mengamalkan AL-Quran ada yang halal riba yang halal dagang tapi ada yang lebih

tinggi dibandingkan dagang yaitu sedekah. Bagaimana cara kita mengamalkan Al-

Quran, tidak hanya membaca dan mengetahuinya saja. Tujuan kedua ekonomi

sedekah akan menyuburkan bukan memiskinkan maka teori ekonomi sedekah sangat

berjauh berbeda dengan ekonomi kapitalis lebih kepada pendapatan penerimaan

ataupun ekonomi sosialis lebih kepada pemerataan sama rata sama rasa, tidak

membedakan mana yang orang kerja keras, yang tidak kerja keras karena semuanya

milik negara maka tidak terjadi yang namanya kompetisi yang baik dan keperluan

pribadi itu bertentangan dengan konsep Al-Qur’an. Konsep islam itu adalah

ekonomi sedekah.

4. Bentuk aplikasi konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini seperti apa?Kita sedekah kepada santri itu gratis total

tidak bayar sampai kuliah S1 tapi mereka pun ikut bekerja di perusahaan kita lalu

mendapatkan penghasilan lalu gajinya itu buat penerimaan pesantren dengan

membuka unit-unit usaha, pegawainya tidak di gaji karena penerimaan untuk

lembaga, kemudian santri tidak membayar karena mereka bekerja ke kita.hasilnya

untuk membiayai lagi, santri memberikan sedekah tenaga kita memberikan ilmu dan

setelah lulus santri mengeluarkan zakat infaq sedekah.

5. Dengan pihak-pihak mana saja pondok pesantren ini melakukan kerja sama?

Kerjasama dua kelinci, teh sosro, garuda food yang berjalan. Sistemnya kita

pelajari kalau mereka berdagang kalau kita bersedekah

6. Bagaimana cara kiai untuk mengelola konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi? Dengan sistem manajemen ya

seperti biasa, perbedaannya tidak ada gaji untuk dibayar ke orang jadi mereka

bekerja bersedekah dengan tenaga, bapak bersedekah dengan bebas biaya kuliah.

Bapak bukan tidak memberikan gaji bapak memberikan mereka makan, pendidikan,

kehidupan sehari-hari mereka dijamin oleh kita sehingga sistemnya seperti anak

dengan orang tua. Anak yang bekerja dengan orang tua tidak ada diberikan gaji.

7. Dengan cara apa biasanya kiai mengetahui perkembangan konsep ekonomi sedekah

dan kewirausahaan di pondok pesantren ini?Kita melakukan ini baru 5 tahun, itu

Page 152: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

baru satu angkatan dari lulusan aja Rp 20.000.000/ bulan kalau 5 angkatan kalau

lulus bisa Rp 100.000.000 kalau begitu kita tidak perlu lagi membayar biaya kuliah

8. Dalam menggunakan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini, apakah hasil yang di dapat sudah optimal

yang diharapkan oleh kiai? Indikator tidak hanya teori dan sudah mencetak sarjana

kurang lbih 60 orang sarjana kemudian mereka sudah mengeluarkan zakat infaq

sedekah. Dan ini sudah berhasil dan sudah dibuktikan dengan beberapa tahun. Dari

tahun 2012 ekonomi sedekah di mulainya

9. Bentuk-bentuk kerjasama yang seperti apa yang sering dilakukan oleh kiai dengan

santri KSB2? dengan memberikan job training ketika lulus si santri harus

menyumbangkan 2,5% gajinya untuk para santri yang baru, menitipkan unit-unit

usaha dengan bekerja secara profesional,

10. Ada berapa macam job training yang ada di dalam konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan untuk santri KSB2? Dari sektor lembaga jasa (pendidikan: mentor,

pengobatan tradisional, perbankan), dari lembaga perdagangan (distributor, mini

market, grosir,sales motoris, koperasi al zumar. Kita melakukan pengobatan

tradisional itu gratis tapi si pasien di sadarkan untuk bersedekah jadi bapak yang

pimpin sendiri tuk pengobatan tradisional memberikan sedekah dari sisi terapi

pengobatan dan pasien pun bukan bayar sedekah kepada lembaga yang memiliki 8

asnaf. Ekonomi sedekah itu tidak ada jual beli dan tidak mencari keuntungan.

Akadnya kepada Allah, bapak mengikhlaskan tuk memberikan terapi pengobatan

ikhlas karena Allah dengan memberikan obat-obat herbal dan Allah yang

memberikan ganjaran. Si pasien jika ingin sembuh harus bersedekah niatnya ibadah

Allah kepada amilin.

11. Jika di dalam salah satu bidang usaha ada masalah, bagaimana kiai untuk

menyelesaikannya? Biasanya manajer yang memberi tahu jika ada masalah atau

juga santri yang bekerja di luar yang tidak sesuai dengan kriteria kerjasama dengan

kita

12. Apakah kiai sangat toleransi terhadap santri KSB2 jika ada salah satu manager atau

anggota menceritakan kesulitan atau hambatan bidang usaha yang mereka hadapi?

Sangat toleransi, santri saya anggap seperti anak saya sendiri. orang tua tidak akan

meminta ganti karena si anak tidak akan bisa mengganti apa yang diberikan orang

tuanya.

Page 153: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

13. Apakah di dalam konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini sering terjadi konflik? Bagaimana cara

penyelesaiannya? Kalau konflik secara bidang usaha alhamdulillah tidak ada

karena mereka sudah dewasa, mereka lebih sering memberi masukan atau pendapat

mengenai masalah yang ada di suatu unit usaha

14. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Kendala

biasanya dari luar, santri yang bekerja yang mengeluh tidak sesuai dengan

kesepakatan awal seperti di counter hp. Ada juga beberapa yang tutup unit usaha.

Namun tidak membuat saya kecewa melainkan saya membuka jalur lain untuk

membuka unit usaha yang lain

15. Sudah berapa banyak lulusan dari Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi? Ada

60

16. Adakah prestasi-prestasi yang diraih oleh santri KSB2 di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi? Prestasinya juara ke 3 kelompok masyarakat, juara terbaik di

jawa barat dalam program kewirausahaan dan program kemiskinan.

HASIL WAWANCARA DENGAN SANTRI KSB2

(Kuliah Santri Sambil Bekerja Berkelanjutan)

a. Wawancara dengan Marketing SMP Islam Tahfidz Al-Qur’an Al-Fath

Hari/ Tanggal : Sabtu, 23 September 2017

Interview : Ikbal Maulana

Bidang Usaha : Jasa (Lembaga Pendidikan)

Pokok pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi? Sudah dari 2013,

sudah empat tahun berarti di hitung dari sekarang

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Tahu

pondok pesantren ini dari saudara tapi berjauhan rumahnya menginformasikan bahwa

kalau ada pondok pesantren kuliah sambil jadi santri sambil juga ada job training.

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai?Alhamdulillah pak kiai cukup

dekat dengan pak kiai dan menganggap kita sebagai anaknya sendiri , interaksi juga

Page 154: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

gampang dan kalau ada apa-apa tinggal kita konsultasi aja. Khususnya saya sangat

mudah sekali interaksinya.

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi?Alhamdulillah santri yang lain

juga kita dekat mungkin kita terpisah oleh job training misalkan karena tempatnya jauh

tapi kita disatukan kumpul di mesjid pada saat pengajian, pelatihan dan kegiatan

seminar. Biasanya interaksi hari sabtu minggu karena pada pulang jadi terjadi

interaksi lagi seperti biasa

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Ini kan program beasiswa dari pondok

pesantren agar mengetahui gimana kewirausahaan itu dan semuanya . hasil dari

konsep ini kembali ke lembaga, dari lembaga kembali lagi ke santri untuk makan,

tempat tinggal, jika santri tidak punya ongkos itu dikasih juga dari sana dan istilahnya

dari santri oleh santri untuk santri. Lembaga pun berputar santri mengerjakan job

training keuntungannya ke lembaga di kembalikan lagi ke santri.

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?ini kan kuliah santri sambil bekerja, di

kuliahkan gratis oleh pondok, kuliahnya gratis tempat tinggal gratis, makan, uang jajan

pun dikasih lalu kita terkena pelatihan (job training) kita harus mengelola perusahaan

dan itu wajib. Tujuan agar kita mengetahui bagaimana kewirausahaan itu tapi kerjanya

itu secara profesional. Banyak macamnya ada yang kerja di bank, di marketing,

distributor. Untuk pelatihan kerja kita saja, mendapatkan wawasan, menambah relasi.

Contohnya garuda food yang di cibadak, bekerjasama dengan bukopin, dan dengan

distributor-distributor yang lainnya.

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini?Mungkin karena beliau pakar manajemen kadang top down kadang juga bottom up

artinya beliau memberikan arahan sama santri dilaksanakan, terkadang juga dari

santri kita usulkan kepada beliau kalau beliau menyetujui bisa dilaksanakan juga.

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi ini?Kalau hasil lulusan alhamdulillah ya banyak sekali manfaatnya bagi

santri-santri selain mendapat pengalaman bekerja,mendapat pengetahuan tentang

perusahaan dia juga membantu tuk membuat jaringan pekerjaan yang baru misalkan

Page 155: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

ada yang kerja di perbankan karena setelah lulus dari sini tuh tidak usah mencari kerja

kemana-mana bank bukopin sudah siap menerima mereka dan bisa langsung jadi

pegawai tetap ataupun di perusahaan garuda food sudah siap juga menampung mereka

9. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana?Jika kemampuan seorang santri tidak mampu melakukan job training itu

bisa dipindahkan dan solusinya nanti ada manajer yang mencari siapa yang lagi

menganggur dan biasanya langsung ditanyakan kepada kiai santri tersebut dipindahkan

kemana lagi

10. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini

seperti apa?Untuk kemajuan yayasan ya yang pasti, tapi sesuai job trainingnya misal

jika di pendidikan bagaimana caranya banyak siswa dan misal di motoris bagaimana

cara menarik pelanggan untuk bisa membeli barang dari kita lalu menghasilkan banyak

lingkungan. Kadang nih kantin di suply oleh kanvas motor, klo ada yang mau

menabung bisa di swamitra

11. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Misal dari sikap tergantung dari manajernya ya cara

penyelesaian masalahnya biasanya ada pendekatan personal ditanya dulu kenapa

masalahnya baru setelah itu ada solusi, kalau tidak pakai musyawarah aja gimana

baiknya.

12. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini?Kalau kompetisi itu pasti kita kan punnya beban nih, kalau persaingan secara

positif mah pasti udah ada misal jika barang kita belum laku gimana caranya biar laku

agar target tercapai.

13. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa?Jarang terlihat karena kita sudah dewasa, kalau ada konflik biasanya

kita cerita ke manajer kalau masih engga bisa ke kepala boarding baru ke kiai.

14. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat antara

santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Kita saling menghargai, selalu di adakan

sharing ataupun pelatihan

Page 156: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

15. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini?Lebih mengerti insya Allah

16. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana?Sesuai hobi

berharap bisa jadi manajer marketing yang professional bisa ngisi seminar , kalau dari

designer punya percetakan gitu

17. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha?Seminggu sekali

hari sabtu biasanya di masjid

b. Wawancara dengan Manajer Bidang Motoris

Hari/ Tanggal : Minggu, 24 September 2017

Interview : Abdul Rosyid

Bidang Usaha : Manajer Bidang Motoris

Pokok Pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?Sudah dari 2014,

angkatan 6 udah hampir 3,5 tahun di sini

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Tahu

pondok ini dari teman pas ada pelatihan pekerja lalu ngajakin bahwa di sukabumi ada

kuliah, biaya gratis lalu saya survei ke sini

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai? Alhamdulillah pak kiai cukup

baik dengan saya selaku santrinya

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi? Alhamdulillah santri yang

lain juga kita dekat mungkin kita terpisah oleh job training misalkan karena tempatnya

jauh tapi kita disatukan kumpul di mesjid pada saat pengajian, pelatihan dan kegiatan

seminar. Biasanya interaksi hari sabtu minggu karena pada pulang jadi terjadi

interaksi lagi seperti biasa

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Sedekah itu jihad bisa dari harta tapi

bisa juga dengan tenaga seperti yang kita lakukan karena jangan sampai berpikiran

bukan tuk pribadi melainkan tuk membantu pesantren tuk membantu agama Allah.

Page 157: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Maka dari itu kita komitmen semuanya di sini harus bisa bersedekah dengan tenaga

seperti kita dagang karena kita ada perputaran uang untuk bisa membantu lembaga

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Kalau saya langsung di bagian motoris

dari perusahaan lain, kalau yang junior bisa langsung di didik oleh seniornya. Kalau

sekarang ada programnya namanya out sourching jadi bekerja di luar pondok misal di

garuda food . motoris yang mengantarkan dagangan otomatis si pedagang tidak usah

repot-repot.

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

Caranya kita menggunakan catatan keuangan berapa pendapatannya, berapa laba

yang kita dapatkan lalu kita setorkan kepada lembaga dan sebagian untuk kebutuhan

motoris

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi ini? Optimal , tergantung semangat santrinya adanya juga bekerja tuk

orang lain dan kalau buat sistemnya sudah bagus kita harus mementingkan orang lain

bukan diri sendiri.

9. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana? Paling hambatannya cari jalur survei sendiri misal ke daerah yang

berbeda setiap harinya, lalu kalau setiap hari ini daerah sukanya pilus kita harus kasih

itu juga. Lalu kita belum bisa profesional dalam satu minggu itu karena ada acara di

pondok. Dan solusinya harus sering banyak bertanya kepada senior agar kita tidak rugi

untuk mengambil barang dagangan tersebut

10. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini

seperti apa? untuk membuat pendapatan dan laba sebanyak-banyaknya tapi yangs

sekarang dilakukan istiqamah terlebih dahulu. Seorang manajer yang bekerja keras

anggota gimana dari 7 motoris untuk dapat target sebanyak-banyaknya

11. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Saya lewat pendekatan pribadi biasanya saya sambil

makan sambil mengobrol.

Page 158: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

12. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini? Bagus sih untuk menambah target

13. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa? Alhamdulillah tidak ada

14. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat antara

santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Saya sangat terbuka sebagai manajer jika ada

masukan dari bawahan

15. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini? Lebih faham

16. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana? Minimal saya

ingin membuka grosir karena saya tau bagaimana cara menghitung bagaimana berapa

modal, pendapatan, untung, atau rugi

17. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha? Biasanya kita

briefing satu minggu sekali pada hari sabtu, kita mengontrol keuntungan dari satu

minggu sebelumnya dan buat target untuk satu minggu ke depan.

c. Wawancara dengan Bendahara Koperasi Simpan Pinjam Swamitra

Hari/tanggal : Sabtu, 23 September 2017

Interview : Yesi

Bidang Usaha : Koperasi Simpan Pinjam Swamitra

Pokok pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?Dari sejak bulan

mei 2014

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Ada

tawaran beasiswa, ada juga promosi dari kakak kelas programnya ksb ikut test lalu ada

kabar sebulan lalu diterima

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai? Alhamdulillah baik, bapak

menganggap kita sebagai anaknya sendiri cuman ada batasan

Page 159: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi? Baik juga karena kita saudara

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Salah satu kewajiban bagi umat islam

kan ada zakat infaq shadaqah. Nah di dalam rizqi kita tuh harus ada yang di keluarkan

dan apalagi kalau udah alumni sedekahnya itu ke lembaga. Kita juga sebelum lulus

hanya bisa mengsedekahkan tenaga dari yang kita kerjakan di dalam job training.

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?dari di didik job training di luar

pondok. Ada yang di selamat jadi sales, motoris, supir, kalau yang ksb keluar hanya

seminggu sekali pulangnya ke sini.

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Sudah

baik, Ada yang mengelola konsep ini, buat surat terus kita minta persetujuan ke

manajer lalu ke bapak. Di rinci buat jajan berapa, ongkos berapa. Sekarang

programnya semuanya ke kependidikan

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi ini? Belum optimal masih proses hanya bisa memberikan yang terbaik.

Kalau misalnya kita keluar kita bisa memperlihatkan ke masyarakat

9. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana? Cari nasabah tuk bisa menabung di kita, paling kalau lagi engga stabil

paling banyak tunggakan, solusinya banyak-banyak menjaring jaringan dan di kasih

surat peringatan tergantung beberapa bulan

10. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini

seperti apa? Biasanya santri di sini menabung tuk salah satu cara memajukan koperasi

ini. Misal ada seminar, ada piket juga beberapa angkatan dari job training

11. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Tergantung permasalahannya aja, jika masalah di gurfah

ya kan ada yang di ketuain jadi lebih mencari masukan ke yang dituakan, kalau masih

tidak bisa baru ke kepala boarding, masih tidak bisa juga barulah ke kiai

Page 160: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

12. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini? Harus pendekatan dulu dan punya al-fath dalam promosinya

13. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa? Kesadaran sendiri paling kita kesiangan

14. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat antara

santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Itu pasti ada tinggal musyawarah aja buat

gimana baiknya

15. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini? Insya Allah lebih faham

16. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana? Iya berharap

ingin menjadi kerja di bank tinggal melanjutkan yang sudah sering dikerjakan

17. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha? Setiap pagi setiap

sebelum melakukan pekerjaan, diingatkan kembali job masing-masing dan targetnya.

d. Wawancara dengan Admin Pengobatan Tradisional

Hari/tanggal : Senin, 25 September 2017

Interview : Tita

Bidang Usaha : Pengobatan Tradisional

Pokok pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi?Dari 2016

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?Dari

kakak kelas, katanya ada program kuliah trus dari mondok, jajan sampai makan

gratis kita mah tinggal kerja aja

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai? Alhamdulillah baik

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi? Baik juga

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Lembaga kita kan sedekah melalui

pasien pake tenaga dalam bapak, pasiennya juga di wajibkan sedekah

Page 161: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Saya kan sebagai admin pengobatan

tradisional setidaknya saya bisa mengetahui bagaimana obat tradisional itu di racik

misal untuk penyakit jantung

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini?

Sudah baik ya bapak merelakan tenaga dalemnya tuk mengobati pasien kalau dari

pengobatan tradisional

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath Sukabumi ini? Sangat optimal karena kita sedekah dengan tenaga dan ada

bayaran sepeser pun

9. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana? Pasti ada paling dari segi pasien jika obatnya lama marah-marah, atau

banyaklah ekspresi yang lain

10. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui

konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi ini seperti apa? Biasanya kalau ada acara

11. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Bisa diselesaikan dengan pendekatan dari hati ke hati

misal habis racikan obatnya kalau misalnya kita bilangnya baik-baik insya Allah si

pasien menerima

12. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini? Kalau disini mah tidak ada persaingan semuanya bekerja di dalam hati kalau di

pengobatan tradisional

13. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa? tidak terjadi

14. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat

antara santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Iya pasti ada tapi bisa diselesaikan

dengan baik

Page 162: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

15. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini? Lebih faham

16. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana?

Alhamdulillah saya merasa nyaman bekerja di job training ini, inspirasinya kita

harus bermanfaat bagi orang lain

17. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha? Biasanya sehari

sebelum pengobatan

e. Wawancara dengan Mentor SMP Islam Tahfidz Al-Qur’an Al Fath

Hari/tanggal : Selasa, 26 September 2017

Interview :Alfi

Angkatan : 2017

Jabatan : Mentor SMP Islam Tahfidz Al-Qur’an Al-Fath

Bidang Usaha : Jasa (Lembaga Pendidikan)

Pokok pembicaraan

1. Sejak kapan anda berada Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi? Sejak mei 2017

2. Mengapa anda bisa berada di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Dari

saudara ada program beasiswa gratis semuanya cuman kita harus job training

3. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan kiai? Baik seperti dengan anak

sendirinya namun batasan

4. Bagaimana hubungan interaksi sosial anda dengan santri ksb lain? Adakah simbol-

simbol yang digunakan sebagai ciri khas dalam interaksi? Baik juga

5. Apa yang anda ketahui mengenai konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Kita kan punya rezeki harus

dikeluarkan kita hanya bisa tenaga

6. Seperti apakah bentuk penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Menjadi mentor dari perkembangan

anak-anak dari tahsin, tajwid kita juga membimbing namun kita harus piket dulu khusu

nya, seperti mengasuh untuk tingkatan SMP.

Page 163: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

7. Bagaimana menurut anda cara kiai mengelola konsep ekonomi sedekah dan

kewirausahaan yang diterapkan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Sudah

baik

8. Menurut anda apakah sudah optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

penerapan konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi ini? Sejauh ini sih alhamdulillah sudah

9. Dalam menjalankan salah satu bidang usaha apakah ada hambatan? Mencari solusinya

bagaimana? Paling hambatannya kalau anak-anak belum hafal bagaimana caranya si

anak itu cara menghafal. Kita dekatkan diri aja

10. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan oleh santri dengan santri ksb2 melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini

seperti apa? Kalau santri baru tuh piket dulu aja, piket nyapu, beres-beres rumah ibu

pengasuh pondok, cuci piring dan lain-lain

11. Bagaimana cara menyelesikan masalah jika ada permasalahan santri dengan santri

lainnya melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Bilang langsung jika tidak tahan diri saja daripada ada

konflik

12. Bagaimana cara santri menghadapi persaingan dengan santri yang lain melalui konsep

ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi

ini? Kalau sekarang tidak ada karena sekarang masih fokus ke piket selama setahun

13. Konflik yang sering terjadi dalam salah satu bidang usaha antara santri dengan santri

biasanya soal apa? jarang terjadi

14. Jika di dalam memutuskan sebuah pendapat, apakah banyak perbedaan pendapat antara

santri dengan santri melalui konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ini? Pasti ada dalam perbedaan namun tak jauh

akhirnya pasti musyawarah

15. Setelah mengikuti konsep ekonomi sedekah dan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, apakah anda menjadi lebih mengerti bagaimana maksud

pengajaran ini? Belum terlalu ya, karena masih baru

16. Apakah di dalam mengikuti konsep ini, tersalurkah hobi anda atau anda mengharap

mempunyai profesi seperti yang dilakukan sekarang ini, apa bagaimana?

Sejauh ini sesuai yang diinginkan

17. Apakah sebulan sekali selalu diadakan evaluasi dalam bidang usaha?

Biasanya hari sabt

Page 164: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Lampiran 5 Dokumentasi

- Tempat santri KSB2 (kuliah santri sambil bekerja berkelanjutan) dalam

mengaplikasikan Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan

a. Pengobatan Tradisional

b. Kantin c. Gudang Stock Barang Grosir

Bidang Motoris

d.Bidang Motoris

c. Lembaga Pendidikan

Page 165: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

e.Lembaga Pendidikan

f. Koperasi Al-Zumar

f. Koperasi Al-Zumar

g.Koperasi Simpan Pinjam Swamitra

g. Koperasi Simpan Pinjam Swamitra

Page 166: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Bukti Foto seusai wawancara

Page 167: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 168: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 169: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 170: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

STRUKTUR ORGANISASI PPT PASIM AL-FATH

Pimpinan Pesantren : Ustd.DR.,cd.,M.Fajar Laksana.,SE.,Cqm.,MM

Keuangan : Siti Aminah, S.Pd si

Nurul Makiyah, Sei

Akademik dan Kemahasantrian : Ustadz Dede, SE

Habib Murry

Akademik STIE Pasim : Ustadz DR. Beni Kurniawan, Sag, MM

Akademik STMIK Pasim : Ustadz E. Zaenal Abidin S.Kom, MM

Bahasa : Ustadz Iqbal, Sei, MM

Dosen Tetap Pesantren : Ustadz H. Jaya Sukmana, LC. MA

Ustadz M. Lisandin Ramdhani, SS, M.Pd

Ustadz Munstain, Ss

Ustadz Abu Hasan

Ustadzah Tety Sufianti, S.ag, MM

Dosen Materi Khusus : Ustadz E. Zaenal Abidin S.Kom, MM

Ustadz H. Supomo

Ustadz Sunarto

Koord. Santriwati : Inneu Ariefianty

Staf Akademik : Eman Sulaeman

Ramdan

Yadi

Murry

EDP/ Komputer : Gunawan

Yepi

Perpustakaan : Mahasantri

Adum : Asep Suryana

PR/ Pemasaran : Devi Meiati

Maulana, SE, MM

Rumah Tangga/ Ndalem

(URUT) KGSB2/IDB3 : Uwen Suwendi

Musa

Page 171: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

Andi

Dadang

DAPUR (UDUR) : Hendrik

DKM Al-Fath : Ustadz Herman

Hardi Sunarto

Keamanan : Toni Sukawinata

Mentor/ seksi umum : Mahasantri KSB PUB Bekel senior

Integratif Al-Farm Farm : Suwendi

Iwan

Andi Encang

Museum Prabu Siliwangi : Ki Muhidin, Wawan, Ssn

Sanggar seni Al-Fath :M. Yusuf, mahasantri

Page 172: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

PROGRAM BEASISWA UNGGULAN

PONDOK PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI

Beberapa program beasiswa unggulan, adalah program memberikan beasiswa

kepada mahasantri, yatim, piatu, dan tidak mampu di didik menjadi manusia unggulan

yaitu, manusia produktif berakhlakul karimah, menguasai IPTEK (ilmu dan

teknologi), IMTAQ (iman dan taqwa) dan kewirausahaan menjadi ulama sarjana yang

mampu menghadapi tantangan globalisasi, meliputi:

a. Program KSB2

1. Kuliah sambil bekerja berkelanjutan adalah program kuliah gratis bagi

mahasantri, yatim, piatu, atau dhuafa, di karyakan atau bekerja di dalam

bisnis pesantren sehingga hasil pekerjaannya di gunakan untuk membiayai

pendidikan. Setelah keluar pesantren dan bekerja harus mengeluarkan ZIS

(zakat infaq sedekah) sebesar 20% selama 3 tahun kepada pesantren untuk

membiayai saudara yang lainnya yang tidak mampu

2. Kuliah sambil beternak berkelanjutan adalah program kuliah gratis bagi

mahasantri bisa pesantren dan kuliah sambil beternak memelihara domba

atau sapi di pesantren dan hasil pekerjaannya digunakan untuk membiayai

pendidikan, selanjutnya setelah keluar pesantren dan bekerja harus

mengeluarkan ZIS (zakat infaq sedekah) kepada pesantren untuk

membiayai saudara yang lainnya yang tidak mampu

b. Program IDB3 ( Investasi Domba Berqurban, Beternak Berkelanjutan)

Program mencari investor untuk membeli lima domba (Rp 5.000.0000)

maka setiap tahun investor diberi satu hewan qurban buat investor, hewan yang

diberikan ke pesantren dan di pelihara oleh mahasantri yang tidak mampu,

setiap mahasantri memelihara domba maka dapat gratis kuliah di pesantren.

c. Program T2D (Tebar Ternak Domba)

1. Beasiswa diberikan kepada siswa kelas 3 SMA/SMK berdasarkan hasil

seleksi, orang tuanya dan siswanya diberi modal enam domba untuk di

pelihara selama satu tahun. Hasil anak dombanya setelah satu tahun

Page 173: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

kurang lebih 12 anak domba dibawa ke pesantren yang menyebabkan

siswa mendapat beasiswa penuh kuliah dan pesantren di STI/STMIK

Pasim

2. Beasiswa diberikan kepada mahasiswa baru dimana orang tuanya diberi

modal enam domba untuk di pelihara di rumahnya maka setiap tahun hasil

dari anak domba di serahkan ke pesantren untuk membiayai anaknya

kuliah dan pesantren.

d. Program KP3 (Pesantren, Pelatihan, dan Penempatan kerja)

Mahasantri setelah lulus kuliah maka dilakukan penempatan kerja di

perusahaan yang di miliki yayasan atau di perusahaan mitra dari pesantren

e. Program SATRIA (Santri Wirausaha)

Program santri yang di didik di bidang usaha sales distribusi barang,

mendapatkan beasiswa penuh, dan ikut latihan wirausaha dengan pekerjaan

yang nyata dan langsung bekerja sebagai sales motor

Page 174: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

SERTIFIKAT/PIAGAM PENGHARGAAN DAN

PRESTASI PESANTREN DAN KIAI

1. Piagam Juara 1 Pemuda Pelopor Kota Sukabumi dari Wali Kota Sukabumi tahun

2002

2. Piagam Peresmian Pesantren Dzikir Al-Fath pada tanggal 23 Januari 2010 oleh

Wali Kota Sukabumi dan KH.Ir.Solehadin Wahid (Gus Sholah) dan Letjen (Purn)

Ir.H.Azwar Anas

3. Piagam Peresmian Museum Sejarah Islam Sunda Prabu Siliwangi tanggal 28

November 2010/ 21 Dzulhijjah 1431H, Diresmikan oleh Mantan Pangdam III

Siliwangi Mayjend (Purn) Iwan Sulandjana dan Wakil Wali Kota Sukabumi,

DR.H.Mulyono.

4. Piagam Peresmian Benda Museum Prabu Siliwangi Tgl, 2 Maret 2011, Oleh Wali

Kota Sukabumi Muslikh Abdusyukur dan Kadis Sejarah TNI AD, Brigjen Marsono

5. Piagam Peresmian Wisata Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath dan

Museum Sejarah Islam Sunda Prabu Siliwangi Tanggal 4 Mei 2011 Oleh Gubernur

Jawa Barat, sekaligus program Gubernur Saba Lembur dan Diklat Kilat 14

Kejuruan oleh Disnakertrand Provinsi Jabar

6.Piagam Penghargaan Peserta Pasang Giri Reog Tingkat Kota Sukabumi dan menjadi

Juara 1 Favorit, tanggal 19 Juni 2011 dari Disporabudpar Kota Sukabumi

7. Juara 1 Pawai/Kirab Seni Budaya daerah tanggal 31 Maret 2011 tingkat Kota

Sukabumi, Piagam Penghargaan Peserta Seni Heleran Tingkat Kota Sukabumi dari

Disporabudpar Kota Sukabumi

8.Juara I Pawai/Kirab Seni Budaya daerah Kota SMI Tahun 2012

9. Piala Juara 1 Festival Olahraga Tradisional, Seni dan Budaya tanggal 22 Mei 2012

tingkat Jawa Barat

10. Mendapat Sukabumi Award tgl 28 Desember 2011 dari Kumpulan Insan Seni

Budaya dan Pelestarian Lingkungan

11. Piagam Peresmian Waruka Sakabumi Pajajaran oleh Ir.Aburizal Bakrie, tanggal

29 Februari 2012

12.Piagam Peresmian Integratif Al-Fath Farm dari Prabowo Subiyanto Tahun 2012

13. Piagam Juara 1 Intensifikasi Pekarangan Terbaik dari Wali Kota Sukabumi

tanggal 15 November 2012 Tingkat Kota Sukabumi

14.Piagam Penghargaan Walikota Sukabumi sebagai Praktisi Kebudayaan Tahun

Page 175: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

2012

15.Piagam Penghargaan Walikota Sukabumi sebagai Pembina Olahraga Masyarakat

tahun 2012

16.Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Walikota Sukabumi tahun 2012

17.Piagam Kerjasama IDB3 (Investasi Domba Berqurban Beramal Berkelanjutan)

dengan Bank Syariah Mandiri dan Koperasi Riung Mukti tanggal 12 Februari 2012

18.Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Juara I Pemangku Ketahanan

Pangan Jabar tahun 2012

19.Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Juara 2 Pemangku Ketahanan

Pangan Jabar Tahun 2013

20.Piagam Penghargaan Gubernur Jawa Barat Juara I Ternak Domba Al-Fath 2013

Page 176: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 177: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 178: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 179: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 180: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 181: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 182: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 183: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 184: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 185: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
Page 186: INTERAKSI SOSIAL KIAI DENGAN SANTRI MELALUI KONSEP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37481/1/RESTI MULIANI-FITK.pdf · Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

BIODATA PENULIS

Resti Muliani, 1113015000003, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Sosiologi

Antropologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

H. Gunawan dan Ibu Hj. Popon Rusmiati. Penulis lahir di

Sukabumi 23 Agustus 1995, bertempat tinggal di gang Saderek

No.23 Rt 02/04 Desa Nagrak Selatan Kecamatan Nagrak

Sukabumi Jawa Barat.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SDN 2 Nagrak tahun 2000-2006, SMP

Negeri 2 Cibadak tahun 2007-2009, Madrasah Aliyah Negeri Cibadak tahun 2010-2013 dan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013-2017 pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi

Sosiologi Antropologi.

Penulis selama kuliah di sini mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa selama tiga tahun,

yakni HIQMA (Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa). Di UKM ini penulis banyak

mendapatkan ilmu baik dari segi pengetahuan dan manajemen ketika ada acara, pengalaman,

banyak sahabat dan dambaan hati. Alhamdulilllah…

Skripsi yang penulis buat berjudul “Interaksi Sosial Kiai dengan Santri Melalui

Konsep Ekonomi Sedekah dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi.” Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Dr.

Muhamad Arif, M.Pd dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd.

g