INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA

3
INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA Petunjuk: 1. Perhatikanlah baik-baik wacana berikut! 2. Berdasarkan wacana tersebut kemudian susunlah sebuah rencana kunjungan ke Pantai Labuhan Haji ! 3. Sambil kalian bermain cobalah amati pemukiman masyarakat di Labuhan Haji! 4. Isilah dan kembangkan daftar pertanyaan di bawah ini apabila tidak ada kecocokan dengan kondisi yang ada. 5. Bacalah wacana berikut! SEJARAH SINGKAT PERAN PANTAI LABUHAN HAJI Pola jaringan perdagangan dan pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan awal terbentuknya ikatan keluarga Nusantara di kepulauan Indonesia. Ikatan kekeluargaan antara satu suku dengan suku lainya, baik secara akulturatif maupun asimilasi. Hal ini nampak hampir di sepanjang pesisir pantai kepulauan Indonesia. Menurut ahli sejarah Ernst Utrecht, Lombok merupakan lumbung makanan bagi para pelaut tradisional (Utrecht, 1932. 211). Pendapat ini diperkuat penamaan beberapa wilayah di Lombok (toponim). Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia tahun 1895 daerah Labuhan Haji (Sisik) telah dikenal sebagai Bandar perdagangan yang ramai dan dijadikan sebagai pusat Pemerintahan berdasarkan staatblad. No. 183 tahun 1895 tanggal 31 Agustus 1895 (Djalenga, 2000). Kemudian dirubah kembali pusat Pemerintahan Lombok Timur dipindahkan ke Selong. Meskipun demikian Labuhan Haji (Sisik) masih tetap ramai sebagai pusat perdagangan. Bangunan dan bekas-bekas aktifitas perdagangan sampai dengan sekarang dapat kita lihat, yaitu berupa bekas gudang beras, reruntuhan pabrik minyak kelapa, reruntuhan benteng Jepang, dan reruntuhan bekas bangunan dermaga. Sampai dengan sekarang masih dapat kita temukan generasi para pekerja pabrik saat itu. Keramaian Labuhan Haji hampir sama dengan Pelabuhan Ampenan. Beberapa aspek yang mendukung Labuhan Haji dikenal sebagai daerah pusat perdagangan adalah (1) Letak Labuhan Haji yang strategis; (2) Labuhan Haji sebagai pelabuhan penghubung antara pulau Sumbawa dan Pulau Lombok; (3) Potensi alam wilayah Labuhan Haji dan sekitarnya sangat mendukung (penghasil beras dan kelapa/kopra). Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang Labuhan Haji masih tetap digunakan oleh masyarakat Cina dan Arab (golongan Timur Asing). Dominasi ekonomi masyarakat Timur Asing sangat menonjol, yaitu sebagian besar pemilik pabrik penggilingan padi dan minyak kelapa adalah golongan etnis Cina (Schrieke, 1960, 56). Tidak hanya bangsa Timur Asing yang melakukan aktivitas perdagangan di

Transcript of INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA

Page 1: INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA

INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA

Petunjuk:1. Perhatikanlah baik-baik wacana berikut!2. Berdasarkan wacana tersebut kemudian susunlah sebuah rencana kunjungan ke Pantai

Labuhan Haji ! 3. Sambil kalian bermain cobalah amati pemukiman masyarakat di Labuhan Haji!4. Isilah dan kembangkan daftar pertanyaan di bawah ini apabila tidak ada kecocokan

dengan kondisi yang ada.5. Bacalah wacana berikut!

SEJARAH SINGKAT PERAN PANTAI LABUHAN HAJI Pola jaringan perdagangan dan pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan awal

terbentuknya ikatan keluarga Nusantara di kepulauan Indonesia. Ikatan kekeluargaan antara satu suku dengan suku lainya, baik secara akulturatif maupun asimilasi. Hal ini nampak hampir di sepanjang pesisir pantai kepulauan Indonesia.

Menurut ahli sejarah Ernst Utrecht, Lombok merupakan lumbung makanan bagi para pelaut tradisional (Utrecht, 1932. 211). Pendapat ini diperkuat penamaan beberapa wilayah di Lombok (toponim). Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia tahun 1895 daerah Labuhan Haji (Sisik) telah dikenal sebagai Bandar perdagangan yang ramai dan dijadikan sebagai pusat Pemerintahan berdasarkan staatblad. No. 183 tahun 1895 tanggal 31 Agustus 1895 (Djalenga, 2000). Kemudian dirubah kembali pusat Pemerintahan Lombok Timur dipindahkan ke Selong. Meskipun demikian Labuhan Haji (Sisik) masih tetap ramai sebagai pusat perdagangan.

Bangunan dan bekas-bekas aktifitas perdagangan sampai dengan sekarang dapat kita lihat, yaitu berupa bekas gudang beras, reruntuhan pabrik minyak kelapa, reruntuhan benteng Jepang, dan reruntuhan bekas bangunan dermaga. Sampai dengan sekarang masih dapat kita temukan generasi para pekerja pabrik saat itu. Keramaian Labuhan Haji hampir sama dengan Pelabuhan Ampenan.

Beberapa aspek yang mendukung Labuhan Haji dikenal sebagai daerah pusat perdagangan adalah (1) Letak Labuhan Haji yang strategis; (2) Labuhan Haji sebagai pelabuhan penghubung antara pulau Sumbawa dan Pulau Lombok; (3) Potensi alam wilayah Labuhan Haji dan sekitarnya sangat mendukung (penghasil beras dan kelapa/kopra).

Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang Labuhan Haji masih tetap digunakan oleh masyarakat Cina dan Arab (golongan Timur Asing). Dominasi ekonomi masyarakat Timur Asing sangat menonjol, yaitu sebagian besar pemilik pabrik penggilingan padi dan minyak kelapa adalah golongan etnis Cina (Schrieke, 1960, 56). Tidak hanya bangsa Timur Asing yang melakukan aktivitas perdagangan di Labuhan Haji, dari masyarakat Nusantara seperti Makassar, Bugis, Jawa, dan Sumbawa.

Kehidupan perdagangan di Labuhan Haji setelah meletusnya peristiwa G30S/PKI, mulai agak meredup. Sehingga isu-isu yang memojokkan yang berbau politik dan sara yang melibatkan salah satu etnis terjadi. Hal tersebut menyebabkan banyak pemilik pabrik terutama dari etnis Cina melarikan diri ke Cakranegara-Mataram. Sehingga pabrik terlantar, yang menyebabkan matinya fungsi dari Labuhan Haji sebagai pelabuhan perdagangan yang besar. Hingga sekarang kondisi Labuhan Haji tidak pernah tersentuh oleh pembangunan. Namun sekarang mulai dirintis ulangan pembangunan Labuhan Haji sebagaiu Labuhan yang bersejarah bagi kawasan KabupatenLombok Timur. Jejak-jejak sejarah sampai dengan sekarang masih dapat kita nikmati berupa rumah berarsitektur Cina, makam Cina, bekas pabrik, benteng Jepang, Goa Jepang, dan kemajemukan masyarakatnya.

Terjadinya konflik akibat kesenjangan ekonomi antar etnis pernah terjadi di Labuhan Haji. Pada dasarnya masyarakat Sasak memiliki sifat yang terbuka dan melakukan asimilasi serta berakulturasi dengan masyarakat pendatang. Beberapa mantan pekerja pabrik yang dikelola etnis Cina menuturkan, pasca konflik masyarakat merasa kehilangan aset ekonominya. Masyarakat kembali melakukan aktifitas ekonominya sebagai nelayan, petani, dan buruh tani.

Ditinjau dari latar sejarah, pasca meletusnya G30S/PKI di Jakarta, di beberapa daerah di Indonesia termasuk Labuhan Haji, dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang melakukan provokasi dengan mengusung isu ekonomi. Sehingga masyarakat terpancing

Page 2: INSTRUMEN PEMBELAJARAN SISWA

dan terjadilah eksodus etnis Cina dari Labuhan Haji ke kota Ampenan (hasil wawancara dengan etnis keluarga etnis Cina yang bermukim di Ampenan).

Daftar Pertanyaan:1. Bagaimanakah pendapat kalian andaikan peristiwa di wacana di atas terjadi lagi pada masa

sekarang ? Jelaskan! 2. Masih adakah bekas-bekas aktifitas perekonomian dulu di Labuhan Haji?3. Lakukanlah wawancara dengan masyarakat sekitar pantai Labuhan Haji (setiap kelompok

minimal 5 orang warga) dengan daftar pertanyaan sebagai berikut:a. Siapakah nama Bapak/Ibu ?b. Dari manakah asal usul leluhur Bapak/Ibu (asli Labuhan Haji atau dari luar Labuhan

Haji) ?c. Termasuk dari suku manakah Bapak/Ibu ?d. Sejak kapankah Bapak/Ibu tinggal di Labuhan Haji ?e. Jika ada acara kematian bagaimanakah tradisi masyarakat menanganinya?f. Jika ada acara pernikahan bagaimanakah tradisi masyarakat menanganinya?g. Jika ada perselisihan dalam kampung bagaimanakah tradisi masyarakat menanganinya?h. Setelah kalian mendapatkan jawaban pertanyaan di atas, apakah perlu tradisi yang ada

dimasyarakat tersebut terus dipertahankan ataukah hancur akibat globalisasi? Buatlah kesimpulan jawabanmu ?