PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar...

110
i PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED (PBMO) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Hariyanti Darwis NIM 10536 5039 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

Transcript of PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar...

Page 1: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED (PBMO) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 PAMBOANG KABUPATEN MAJENE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruandan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Hariyanti Darwis

NIM 10536 5039 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

Page 2: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

ii

Page 3: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

iii

Page 4: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

iv

Page 5: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

v

Page 6: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ridho orang tua adalah Ridhonya Allah,

berilah mereka sebaik-baik pengabdian.

Sungguh itu adalah kunci kesuksesan.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

dalam mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

vii

ABSTRAK

Hariyanti Darwis, 2019. Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis

Masalah Open-Ended (PBMO) sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten

Majene. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irwan Akib dan

pembimbing II Mutmainnah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

melalui penerapan matematika berbasis masalah Open-Ended pada siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene. Pada semester ganjil tahun

pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I

dan siklus II yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan pembelajaran dan 1

pertemuan tes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal harian dan

tes kemampuan berpikir kritis. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

A sebanyak 29 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan Open

Ended nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I sebesar 72,12

dari skor ideal yaitu 100 dengan nilai terendah 22,91 dan nilai tertinggi 95,83

sedangkan skor rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 86,27 dari skor ideal

yaitu 100 dengan nilai terendah 58,33 dan nilai tertinggi 100. Untuk persentase

aktivitas positif siswa sebesar 68,76% pada siklus I meningkat menjadi 84,94%

pada siklus II. Selain itu, persentase respon positif dengan menggunakan lembar

jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 67,14% menjadi

81,97% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah Open-Ended

(PBMO) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene.

Kata Kunci: pendekatan Open Ended, kemampuan berpikir kritis.

Page 8: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta‟ala yang telah melimpahkan

rahmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended (PBMO)

sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII A

SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene.” Salawat serta salam juga semoga

senantiasa Allah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad sallahu alaihi

wasallam. kepada sahabat, keluarga, serta umat yang istiqamah di jalannya.

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai

salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapan terima kasih kepada kedua

orang tua Darwis, S.Ag. dan Rosita yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu. Demikian

pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada nenek Ummi yang tiada hentinya

memberiku asupan motivasi untuk selalu bekerja keras, serta kepada kakakku

Hardianti Darwis yang selalu memberi masukan setiap ada revisi dan adikku

Muhammad Hidayatulhaq Darwis yang selalu jadi teman main di waktu luang.

Page 9: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

ix

Terima kasih penulis ucapkan dengan segala ketulusan dan kerendahan

hati kepada Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd pembimbing I dan Mutmainnah, S.Pd.,

M.Pd. pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi

sejak awal penyusunan proposal hingga selesaianya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H.

Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Ketua Program

Studi Pendidikan Matematika serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru,

staf SMP Negeri 1 Pamboang, dan ibu Sutriani, S.Pd. selaku guru matematika di

kelas VIII A yang telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat seperjuanganku yang aku

sayangi karena Allah Subhana Wata‟ala yaitu Hamrayani Hamzah, Nuramaliani,

dan Sri Wahyuni yang telah banyak membantu dan mensuport, serta seluruh rekan

mahasiswa Jurusan Pendidika Matematika angkatan 2015 atas kebersamaan,

motivasi, saran dan batuannya kepada penulis yang telah membari warna dalam

hidupku.

Page 10: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

x

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat

menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harapkan karena penulis yakin bahwa

suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Akhir kata

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi

diri pribadi penulis. Amiin.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 11: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang. .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan penelitian .................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 11

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11

1. Belajar Matematika ................................................................. 11

2. Pembelajaran Matematika ....................................................... 12

3. Pembelajaran Berbasis Masalah .............................................. 13

4. Pendekatan Pembelajaran Open-Ended .................................. 15

5. Pembelajarn Berbasis Masalah Open-Ended (Open-Ended

Problem) .................................................................................. 19

6. Berpikir Kritis ......................................................................... 21

B. Penelitian Yang Relavan ................................................................ 25

C. Kerangka Pikir ............................................................................... 27

D. Hipotesis ......................................................................................... 31

Page 12: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32

A. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........................... 32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 36

C. Peran dan Posisi dalam Penelitian........................................................ 36

D. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................... 36

E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................ 40

F. Data dan Sumber Data ......................................................................... 40

G. Defenisi Operasioanal Kemampuan Berpikir Kritis ........................... 41

H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 41

I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43

J. Analisis Data dan Interpretasi Data ..................................................... 45

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 49

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 49

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ................................................ 49

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .............................................. 68

B. Pembahasan ......................................................................................... 82

1. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis ................................................ 82

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................... 85

3. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ............................. 86

4. Respon Siswa (Jurnal Harian) ....................................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 88

1. Kesimpulan ................................................................................... 88

2. Saran .............................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .............................. 15

2.2. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Open-Ended ............................. 18

2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended ................... 21

3.1. Pedoman Penskoran Tes Akhir Siklus ............................................................. 45

3.2. Ilustrasi Pemberian Skor Tes Siklus I dan II .................................................... 46

3.3. Kategori Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 46

3.4. Pedoman Konversi Persentase Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas

Siswa ................................................................................................................. 47

3.5. Kriteria Kemampuan Guru Mengolah Pembelajaran ....................................... 48

4.1. Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada

Siklus I ............................................................................................................. 55

4.2. Statistik Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang ............................................................ 56

4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Siklus I ................................................................... 57

4.4. Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kritis melalui

Pendekatan Pembelajaran Open-Ended pada Siswa Kelas VIII A

SMP Negeri 1 Pamboang pada Tes Akhir Siklus I ........................................... 57

4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene pada Siklus I ..................................................... 59

4.6. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran (Aktivitas

Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran) ....................................... 62

4.7. Rekapitulasi Respon Siswa dari Jurnal Harian Siklus I ................................... 65

4.8. Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

pada Siklus II .................................................................................................... 71

4.9. Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas

VIII A SMP Negeri 1 Pamboang pada Siklus II ............................................... 72

4.10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Siklus II .……………………………………….73

Page 14: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xiv

4.11. Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan

Pembelajaran Open-Ended pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang

pada Tes Akhir Siklus II …………………………………………………. …..73

4.12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene pada Siklus II .................................................. .75

4.13. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

(Aktivitas Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran).……………....78

4.14. Rekapitulasi Respon Siswa dari Jurnal Harian Siklus II.……………...............80

4.15. Perbandingan Rata-Rata dan Persentase Ketercapaian Setiap Indikator

Berpikir Kritis.…………………………………………………………………82

4.16. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus I

dan Siklus II………………………………………………………………........83

Page 15: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Pikir ................................................................................................. 30

3.6. Desain PTK Model Kurt Lewin ....................................................................... 33

3.7. Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................................... 35

4.11. Histogram Pembelajaran Matematika dalam Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Siklus I ....................................................................... 58

4.12. Histogram Pembelajaran Matematika dalam Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Siklus II ................................................................................ 74

Page 16: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lampiran A1 : RPP

Lampiran A2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran A3 : Nama-Nama Kelompok Belajar

Lampiran B Lampiran B1 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I dan

Siklus II

Lampiran B2 : Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I dan Siklus II

Lampiran B3 : Alternatif Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I dan Siklus II

Lampran C Lampiran C1 : Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I

dan Siklus II

Lampiran C2 : Analisis Data Manual Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran C3 : Analisis Data SPSS Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran C4 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Masing-Masing Siswa pada Indikator Berpikir Kritis di Siklus I dan II

Lampran D Lampiran D1 : Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran D2 : Analisis Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran D3 : Data Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Lampiran D4 : Analisis Data Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Lampiran D5 : Data Jurnal Harian Siswa

Lampiran D6 : Analisis Data Jurnal Harian Siswa

Lampiran D7 : Pedoman Wawancara

Page 17: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

xvii

Lampran E Lampiran E1 : Lembar Jawaban Tes Kemampuan Betpikir Kritis Siswa

Siklus I

Lampiran E2 : Lembar Jawaban Tes Kemampuan Betpikir Kritis Siswa Siklus II

Lampiran E3 : Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan II

Lampran F Lampiran F1 : Daftar Hadir Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran F2 : Dokumentasi Siklus I dan II

Lampiran F3 : Validasi

Lampiran F4 : Persuratan

Lampiran F5 : Power Point

Riwayat Hidup

Page 18: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

manusia, hal ini disebabkan karena pendidikan adalah sektor yang dapat

meningkatkan kecerdasan manusia dalam melangsungkan kehidupannya.

Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung

dari kualitas pendidikan. Melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan

kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. Karena

pengaruhnya pada sektor pembangunan sangat luas. Pendidikan sangat berperan

penting untuk penyediaan sumber daya manusia yang mampu berpikir secara

mandiri dan kritis, karena pendidikan modal dasar bagi perkembangan

pembangunan manusia yang berkualitas. Salah satu contoh yang dilakukan

pemerintah untuk menigkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan

profesionalisme para pendidik. Sedangkan untuk perkembangan kurikulum

diketahui bahwa dalam sistem pembelajaran telah dilakukan perubahan kurikulum

selama beberapa kali yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pedidikan dan

pengembangan sistem penilaian hasil belajar dan sebagainya.

Pola pembelajaran yang ditekankan saat ini selain menuntut pembelajaran

yang mengedepankan kemampuan berpikir kritis juga pembelajaran harus

menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan kerangka

Page 19: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

2

ilmiah pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga merupakan pembelajaran yang

mengadopsi langkah-langkah saintis yang membangun pengetahuan melalui

metode ilmiah.

Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai

manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif

dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas

pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi

sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi

fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri

mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif

dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima

gagasan dari orang lain, kreatif dalam mencari solusi dari suatu permasalahan

yang dihadapi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Menurut Suyatno (Kurniati, 2016:2) Guru merupakan faktor utama dan

berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Secara umum, ada tiga tugas guru

sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti meneruskan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa.

Dalam suatu pembelajaran seorang guru memiliki peran penting di

dalamnya, tetapi pengaruh siswa di dalam kelas juga memiliki peran penting.

Setiap siswa memiliki pengetahuan yang beragam, terutama dalam menerima

sejumlah pengalaman belajar, termasuk materi yang harus dikuasainya. Oleh

Page 20: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

3

karena itu, guru hendaknya memahami karakteristik siswa yang berkenaan dengan

kemampuan belajarnya.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan sebuah sistem, artinya

terciptanya sebuah pembelajaran disebabkan adanya berbagai komponen atau

faktor yang berinteraksi. Namun dalam keseluruhan proses pendidikan sekolah,

kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada

bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh peserta didik. Selain itu

keberhasilan seorang guru didalam kelas sangat dipengaruhi oleh proses

pembelajaran yang berlangsung. Pada masa terdahulu guru berperan sebagai satu-

satunya sumber belajar, sehingga terkesan dalam kelas bahwa guru adalah sosok

yang paling pintar. Hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran di kelas searah

dan sangat membosankan sehingga daya serap siswa terhadap materi yang

diberikan sangat rendah. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika selama ini pada umumnya kurang memberikan kesempatan bagi siswa

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka, siswa kurang

termotivasi dalam menerima pelajaran yang mengakibatkan siswa hanya

menghafal saja semua rumus atau konsep tanpa memahami maknanya dan tidak

mampu menerapkannya dalam berbagai situasi aplikatif. Akibatnya hasil belajar

siswa tidak optimal sehingga banyak siswa yang berusaha menghindari mata

pelajaran matematika karena dinilai sebagai mata pelajaran yang sangat berakibat

buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke depan.

Page 21: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

4

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang

pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Tujuan dari pendidikan

matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi segala

bentuk perubahan dan terampil dalam menyikapinya. Dalam memecahkan

masalah atau mengkomunikasikan gagasan pada pembelajaran matematika siswa

dilatih untuk berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan kreatif. Namun pada

kenyataannya, banyak orang yang menilai bahwa matematika adalah pelajaran

yang sulit dan tidak mudah dikuasai.

Salah satu penyebab pelajaran matematika dikatakan sulit karena siswa pada

dasarnya sulit menguasai konsep dan prinsip dalam matematika. Hal ini

mengakibatkan siswa tidak memiliki keterampilan dalam menyelesaikan soal-

soal. Memandang arti penting matematika, maka sudah selayaknya jika setiap

siswa harus memiliki kemampuan untuk menguasai matematika.

Salah satu kemampuan yang perlu ditumbuhkan siswa sejak dini adalah

kemampuan berpikir kritis, karena dengan kemampuan berpikir kritis dapat

meningkatkan pemahaman konsep serta dapat mengembangkan kemampuan

berpikir siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan khususnya dalam

pembelajaran matematika. Pada saat mengerjakan soal matematika siswa tidak

terlepas dari proses berpikir, dimana siswa berusaha mencari cara bagaimana ia

dapat menyelesaikan dan mencari solusi dari permasalahan matematika tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan Nurannisa (Crismasanti, 2017:74) menyatakan

bahwa siswa mempelajari matematika hanya sesuai dengan apa yang diajarkan

oleh guru, yaitu lebih prosedural. Selain itu selama ini kecenderungan para siswa

Page 22: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

5

hanya terfokus pada hafalan rumus, mereka berpikir hanya menghafalkan rumus

bisa menemukan solusi dari permasalahan. Padahal, hal itu belum tentu bisa

terealisasikan. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa tidak

berkembang secara optimal.

Kenyataan yang terjadi saat ini kemampuan siswa dalam pembelajaran

matematika masih belum optimal. Hal ini dikarenakan siswa hanya mencontoh

apa yang dikerjakan guru, dan dalam menyelesaikan soal siswa beranggapan

cukup dikerjakan seperti apa yang dicontohkan Mina (Crismasanti, 2017:74).

Akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan menyelesaikan soal dengan

alternatif lain. Siswa juga kurang memperoleh kesempatan secara bebas untuk

mengekspresikan dirinya. Padahal kemampuan seperti ini sangat dibutuhkan oleh

siswa untuk meyelesaikan permasalahan-permasalahan yang akan mereka hadapi

dimasa depan. Berdasarkan pendapat tersebut dalam pembelajaran matematika

hendaknya dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berpikir secara

aktif dan kritis, yang salah satunya adalah pembelajaran dengan pemberian soal-

soal open-ended.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (Crismasanti,

2017:74) inferensi analisis yang terlihat masih sangat rendah dalam skripsinya

yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas IX Pada

Materi Kesebangunan”. Berdasarkan hasil analisis data pada sub bab hasil dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMP

Kelas IX masih tergolong rendah. Hal tersebut siswa yang memenuhi masing-

masing indikator kemampuan berpikir kritis masih di bawah 50%.

Page 23: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

6

Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 10 Oktober 2018 pada pembelajaran Matematika terhadap siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene bahwa pada saat proses

pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak antusias dalam belajar. Masih

terdapat beberapa siswa yang berbicara dengan temannya yang lain pada saat guru

bidang studi matematika menjelaskan materi pada pokok pembahasan sistem

persamaan linear dua variabel. Pada saat siswa mengikuti proses belajar mengajar,

siswa lebih banyak pasif dimana ketika guru menjelaskan materi, siswa hanya

menerima apa yang dijelaskan oleh guru tanpa ada respon balik dari siswa itu

sendiri. Ketika siswa diberikan pertanyaan seputar materi pembelajaran

matematika atau latihan soal mengenai pemecahan masalah dan pemahaman

konsep siswa selalu berorientasi pada perolehan jawaban yang benar. Akibatnya

prosedur yang telah dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal latihan sistem

persamaan linear dua variabel tidak dapat perhatian dari guru. Oleh karena itu,

hasil belajar kurang maksimal yaitu hanya berkisar nilai rata-rata 65 menurut guru

bidang studi matematika kelas VIII, sedangkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) untuk mata pelajaran matematika kelas VIII adalah 72. Karena pada

dasarnya cara berpikir seorang itulah yang sangat mempengaruhi suatu hasil, jika

anak tidak bisa berpikir secara kritis pasti hasil belajarnya juga akan kurang. Dari

hal itulah yang mengindikasikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pemecahan masalah berbasis open-ended dan kemampuan siswa untuk

mengemukakan ide-idenya dalam menemukan solusi dikatakan masih rendah.

Page 24: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

7

Salah satu alternatif pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas

serta berpikir kritis siswa yaitu pendekatan pembelajaran open-ended. Open-ended

adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki

peyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan

kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan,

mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Lebih lanjut

keleluasaan berpikir melalui pembelajaran open-ended membawa siswa untuk

lebih memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya, baik dalam

pelajaran matematika maupun dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Soejanto (Kurniati, 2016:3) pendekatan open-ended sebagai salah

satu pendekatan dalam pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran

yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan

minat dan kemampuan masing-masing. Melalui pembelajaran open-ended siswa

dapat menemukan sesuatu yang baru dalam menyelesaikan suatu masalah,

khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka

pembelajaran open-ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dalam

pembelajaran matematika, guru sedapat mungkin jangan memberikan pada

pemecahan tertentu, melainkan membiarkan anak-anak menemukan sendiri teknik

pemecahannya dalam pembelajaran matematika.

Page 25: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

8

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya:

1) Purnamasari (2014) menyimpulkan bahwa penerapan open-ended problem

dengan seting discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

terlihat dari nilai rata-rata siswa yang semula 65,2 menjadi 72,5.

2) Yulianto (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran pendekatan open-

ended problem dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang berimplikasi

pada minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan open-ended problem dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran dilihat dari meningkatnya minat belajar dan

hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas jelas bahwa model pembelajaran sangat mempengaruhi

kegiatan proses belajar mengajar, sehingga guru sebaiknya menggunakan model

pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran dan dapat

memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Hal itulah yang mendorong

penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran

Matematika Berbasis Masalah Open-Ended (PBMO) sebagai Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene ”.

Page 26: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: “Apakah dengan menerapkan pembelajaran matematika

berbasis masalah Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene?”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa melalui penerapan

pembelajaran matematika berbasis masalah Open-Ended kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

guru, sekolah, dan siswa.

1. Bagi peneliti, pengalaman dan temuan-temuan yang inovatif dalam

penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang pemilihan

dan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai demi peningkatan

kualitas pendidikan.

2. Bagi guru, dari penerapan strategi pembelajaran ini melalui penelitian yang

dilakukan diharapkan dapat memberikan suatu alternatif pembelajaran

matematika dimasa yang akan datang.

3. Bagi sekolah, dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan untuk peningkatan

pembelajaran matematika.

Page 27: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

10

4. Bagi siswa, dengan penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah

open-ended ini diharapkan memberikan suatu proses pembelajaran yang

memotivasi siswa untuk mengembangkan ide sebanyak-banyaknya untuk

membangun pengetahuannya sendiri dan dapat melatih kemampuan siswa.

Page 28: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar Matematika

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang yang dilandasi dengan tata

perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan yang ingin dicapai melalui

belajar pada dasarnya adalah perubahan yang diperlihatkan oleh individu dalam

bentuk tingkah laku sebagai akibat atas interaksi individu dengan melalui sesuatu

yang mengarah kepada tujuan.

Wahab (2015:17) mengemukakan bahwa belajar adalah semua aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Cronbach

(Raswindasari, 2016:6) belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan

oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

atau tahapan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif terjadi pada diri

seseorang akibat interaksi dengan lingkungannya.

Terdapat berbagai macam defenisi tentang matematika. Rumusan defenisi

yang berbeda-beda itu timbul dari perbedaan sudut pandang para ahli matematika.

Hamzah (2014:48) matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka

dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas

dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir,

kumpulan sistem, struktur dan alat.

Page 29: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

12

Freudenthal (Wijaya, 2012:20) “ Mathematics is human activity”.

Matematika merupakan kegiatan manusia. Matematika adalah suatu proses yang

dibangun dalam bentuk pikiran siswa, atau memiliki arti matematika tersebut

merupakan pengalaman siswa yang kemudian siswa konstruksikan menjadi

sebuah proses matematisasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika adalah

suatu proses aktif yang dilakukan untuk memahami arti dari struktur-struktur,

hubungan-hubungan, dan simbol-simbol kemudian menerapkan pada situasi nyata

baik secara konseptual maupun secara praktis sehingga menyebabkan perubahan

tingkah laku. Dengan demikian belajar matematika dapat melatih cara berpikir

yang matematis dalam seluruh segi kebutuhan hidup manusia, dari yang paling

sederhana ke yang paling kompleks.

2. Pembelajaran Matematika

Komalasari (2013:3) pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sistem atau

proses pembelajaran subjek didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajaran

dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Hamzah (2014:90) tujuan pembelajaran matematika yaitu siswa terlatih cara

berpikir dan bernalar menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif yang

melibatkan imajinasi intuisi, penemuan dengan mengembangkan pemikiran

divergen orisinil, rasa ingin tahu membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba,

kemampuan memecahkan masalah dan menyampaikan informasi atau

Page 30: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

13

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan

grafik, peta, dan diagram dalam menjelaskan gagasan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses dan upaya yang diatur sedemikian rupa oleh pendidik

untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar matematika secara

aktif sehingga tercipta hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik,

serta peserta didik dengan lingkungan belajarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang akan menyebabkan

berlangsungnya proses belajar. Untuk dapat berlangsung efektif dan efesien,

proses belajar perlu dirancang menjadi sebuah kegiatan pembelajaran.

Suprijono (2012:68) model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan

berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut

adalah belajar penemuan atau Discovery Learning. Pembelajaran ini menekankan

aktivitas penyelidikan.

Pengertian masalah dalam pembelajaran matematika sendiri menurut

Kertayasa (Sunaryo, 2013:11) yaitu “Masalah adalah suatu hambatan, kesulitan,

atau tantangan, atau situasi yang membutuhkan solusi atau pemecahan”.

Ditambahkan oleh Shadiq (2014:17) yang menyatakan bahwa suatu soal atau

pertanyaan dapat merupakan masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan

Page 31: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

14

adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu

prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui si pelaku.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud

dengan pembelajaran berbasis masalah adalah siswa dalam memahami konsep

suatu materi dimulai dari situasi atau masalah yang diberikan pada awal

pembelajaran dan pemecahan masalah dengan cara penyelidikan,

mengintegrasikan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.

Rahmi (2016:43) menjelaskan bahwa berbagai pengembangan pengajaran

berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki

karakteristik sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan terhadap situasi masalah;

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin; 3) Penyelidikan autentik; 4)

Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya; dan 5) Kolaborasi.

Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa pada pelaksanaan model

pembelajaran berbasis masalah, siswa berkelompok dan berdiskusi dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Masalah tersebut

disajikan dalam bahan ajar untuk diselidiki dan diselesaikan sesuai dengan

informasi yang mereka ketahui.

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat 5 tahap utama yang

dimulai dari 1) Orientasi siswa kepada masalah; 2) Mengorganisasikan siswa

untuk belajar; 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 4)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5) Menganalisis dan

menginvestigasi proses pemecahan masalah.

Page 32: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

15

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Fase Ke- Indikator Tingkah laku guru

1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, media yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

Guru mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi yang dipelajari.

2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen.

Guru menyajikan/memberikan masalah. Guru mengarahkan siswa memahami dan

memecahkan masalah.

3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Melalui teknik probing dan scaffolding, guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, memotivasi diskusi dalam memecahkan masalah.

Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator.

4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada waktu perwakilan kelompok siswa menyajikan ke depan dan diskusi, guru mengatur jalannya diskusi.

Guru meluruskan konsep apabila siswa mengalami kekeliruan.

5

Menganalisis dan menginvestigasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang digunakan.

Sumber: Ani Nurmia (2017:107).

Sejalan dengan apa yang telah dikemukakan di atas, Johnson (Sunaryo,

2013:15) mempertegas langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah

yaitu: mengidentifikasi masalah, mengumpulkan solusi-solusi yang

memungkinkan, memilih tiga solusi terbaik, melaksanakan rencana dan

mengevaluasi keefektifan solusi.

4. Pendekatan Pembelajaran Open-Ended

Pendekatan open-ended berasal dari Jepang pada sekitar tahun 1970.

Peneliti Jepang melakukan serangkaian proyek penelitian pengembangan dalam

metode mengevaluasi keterampilan “berpikir tingkat tinggi” dalam pendidikan

Page 33: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

16

matematika dengan menggunakan sries open-ended pada tema tertentu.

Pendekatan ini dimulai dengan melibatkan siswa dalam masalah open-ended yang

mana didesain dengan berbagai jawaban benar.

Purnamasari (2014:14) menyatakan bahwa secara konseptual open-ended

dapat dirumuskan sebagai masalah atau soal-soal matematika yang dirumuskan

sedemikian rupa sehingga memiliki beberapa atau banyak solusi yang benar dan

terdapat banyak cara untuk mencapai soal itu.

Pendekatan pembelajaran open-ended adalah pembelajaran terbuka yaitu

siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan jawaban yang benar,

bahkan siswa bisa memperoleh lebih dari satu jawaban yang benar. Sehingga

open-ended dapat memberi kepercayaan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah

dengan beberapa teknik atau cara tertentu.

Beberapa asumsi yang mendasari open-ended adalah:

a. Konteks dan pengalaman merupakan hal penting untuk dipahami:

pembelajaran akan sangat efektif jika ia melibatkan pengalaman yang kaya

dan konkret yang dengannya siswa bisa menjumpai, membentuk dan

mengubah teori-teorinya secara praktis di lapangan.

b. Pemahaman harus dimediasi secara individual: siswa menilai apa, kapan,

dan bagaimana pembelajaran terjadi.

c. Meningkatkan proses kognitif seringkali lebih penting daripada

menciptakan produk-produk pembelajaran. Untuk itulah, lingkungan yang

open-ended perlu dirancang untuk mendukung skill-skill kognitif tingkat

Page 34: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

17

tinggi, seperti identifikasi dan manipulasi variabel-variabel, interpretasi

data, hipotesis dan eksperimentasi. Proses penelitian ilmiah lebih dihargai

daripada pemeroleh „kebenaran‟ ilmiah itu sendiri.

d. Pemahaman lebih berharga daripada hanya sekitar mengetahui: lingkungan

pembelajaran yang open-ended harus menenggelamkan siswa dalam

pengalaman-pengalaman yang dapat melejitkan pemahaman mereka

melalui eksplorasi, manipulasi, dan kesempatan untuk „memahami‟ suatu

gagasan daripada sekedar melalui pembelajaran langsung.

e. Proses-proses pembelajaran yang berbeda secara kualitatif: open-ended

berfokus pada skill-skill pemecahan masalah dalam konteks yang autentik

serta memberi kesempatan untuk eksplorasi dan pembangunan teori

(Huda, 2017:279).

Tujuan pembelajaran melalui pembelajaran open-ended yaitu untuk

menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi beberapa

strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan mengelaborasi permasalahan

agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal

dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat

terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari

pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan

interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk

menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran

matematika dengan strategi open-ended bersifat terbuka.

Page 35: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

18

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Open-Ended

Sumber: Ani Nurmia (2018: 20)

Ciri penting dari masalah open-ended adalah terjadinya keleluasaan siswa

untuk memakai sejumlah strategi dan segala kemungkinan yang dianggap paling

Kegiatan Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Open-Ended

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal

1) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait pengetahuan prasyarat dan keterampilan siswa.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberi informasi materi yang akan dipelajari dan informasi kegunaan materi tersebut.

1) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan siswa sebelumnya.

2) Siswa bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan Inti

1) Guru memberi masalah open-ended yang relevan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa mampu untuk memahaminya dan dapat menemukan pendekatan dalam penyelesaiaannya.

2) Mengeksplorasi masalah. 3) Melakukan perekaman terhadap

respon siswa. 4) Guru melakukan pencatatan

setiap respon siswanya. 5) Meringkas pembahasan yang

telah dipelajari.

1) Siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan guru.

2) Siswa mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan alternatif jawaban sendiri.

3) Siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah yang diberikan oleh guru.

4) Siswa melakukan pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat hasil temuan yang dilakukan, siswa mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa melaporkan hasil yang diperoleh.

Kegiatan Akhir

1) Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi selama pembelajaran (jika ada).

2) Guru memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang telah didiskusikan kepada siswanya.

3) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep yang telah didiskusikan.

2) Siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran.

Page 36: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

19

sesuai untuk menyelesaikan masalah. Artinya pertanyaan open-ended diarahkan

untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan guru.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran open-ended, sebagai berikut:

a. Kelebihan Pembelajaran Open-Ended yaitu: 1) Peserta didik berpartisipasi

lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide-ide

mereka; 2) Peserta didik mempunyai kesempatan lebih banyak dalam

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika peserta didik

secara menyeluruh; 3) Peserta didik yang berkemampuan rendah dapat

menyelesaikan permasalahannya dengan cara mereka sendiri; 4) Peserta

didik termotivasi secara intrinsik untuk memberikan pembuktian; 5)

Memberikan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman dalam

upaya menemukan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah

berdasarkan gagasan dari peserta didik yang lain.

b. Kelemahan Pembelajaran Open-Ended yaitu: 1) Membuat dan menyiapkan

masalah matematika yang bermakna bagi peserta didik bukanlah hal yang

mudah; 2) Beberapa peserta didik yang pandai mengalami kecemasan

dengan jawaban mereka; 3) Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan masalah dengan cara tertentu, cenderung merasa tidak puas

meskipun dapat menyelesaikan dengan cara yang lain.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended (Open-Ended Problem)

Masalah yang dipecahkan dalam kegiatan pemecahan masalah adalah

permasalahan atau persoalan otentik. Masalah otentik banyak didefenisikan

sebagai ill-structured problem atau open-ended problem, ialah persoalan yang

Page 37: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

20

tidak hanya mempunyai satu macam solusi, persoalan yang melibatkan berbagai

disiplin ilmu/kajian, dan berupa persoalan yang memancing pemikiran untuk

menemukan alternatif rumusan dan solusisnya (Suwandi dkk, 2016:164).

Penggunaan masalah open-ended dalam pembelajaran sangat bermanfaat bagi

siswa dalam memecahkan masalah dunia nyata (Suwandi dkk, 2016:164).

Setelah guru menyusun masalah open-ended problem, guru perlu

mempertimbangkan 3 hal berikut, sebelum masalah itu ditampilkan di kelas

sebagai awal dari pembelajaran, yaitu: 1) apakah masalah tersebut kaya akan

konsep-konsep matematika; 2) apakah level matematika dari masalah cocok untuk

siswa; dan 3) apakah masalah itu dapat mengembangkan konsep matematika lebih

lanjut.

Masalah dibuat harus dapat mendorong siswa berpikir dalam berbagai

pandangan yang berbeda sehingga masalah tersebut harus kaya dengan konsep-

konsep matematika yang dapat dipecahkan dengan berbagai strategi, sesuai untuk

siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Tingkat kesulitan masalah juga harus

sesuai dengan kemampuan siswa, karena ketika mereka menyelesaikan masalah

open-ended problem mereka harus menggunakan pengetahuan atau keterampilan

yang telah mereka ketahui sebelumnya. Hal ini yang harus dipenuhi adalah

masalah yang dibuat harus memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep

matematika yang lebih tinggi.

Page 38: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

21

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended

Sumber: Raswindasari (2016:19)

6. Berpikir Kritis

a) Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir tidak terlepas dari aktivitas manusia, karena berpikir merupakan

ciri yang membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Berpikir

pada umumnya didefenisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan

pengetahuan. Keterampilan berpikir dikelompokkan menjadi keterampilan

berpikir dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikir mampu

mempersiapkan berpikir pada berbagai disiplin serta dapat dipakai untuk

pemenuhan kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik.

Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended

Kegiatan Guru Apersepsi

Kegiatan Awal

1) Guru melakukan tanya jawab untuk mengecek pengetahuan prasyarat dan keterampilan yang dimiliki siswa.

2) Guru memberi informasi materi yang akan dipelajari dan informasi kegunaan materi tersebut (motivasi).

Pengorganisasian

Kegiatan Inti

1) Guru mengelompokkan siswa kedalam kelompok kecil. 2) Guru memberi masalah open-ended yang relevan dengan materi yang

diajarkan sehingga siswa mampu untuk memahaminya dan dapat menemukan pendekatan dalam penyelesaiaannya.

3) Mengeksplorasi masalah. 4) Melakukan perekaman terhadap dan pencatatan terhadap respon

siswanya. 5) Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,

memotivasi diskusi dalam memecahkan masalah. 6) Meringkas pembahasan yang telah dipelajari.

Refleksi

Kegiatan Akhir

1) Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi selama pembelajaran (jika ada) dan membantu siswa untuk refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran berbasis masalah open-ended.

2) Guru memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang telah didiskusikan kepada siswanya.

3) Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Page 39: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

22

Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap orang untuk menyikapi

permasalahan dalam realita kehidupan yang tak bisa dihindari. Dengan berpikir

kritis, seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah, atau memperbaiki

pikirannya, sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk bertindak lebih tepat.

Ungkapan sejalan mengenai orang yang berpikir kritis dikemukakan oleh Splitter

(Maulana, 2017:5), bahwa orang yang berpikir kritis adalah individu yang

berpikir, bertindak secara normatif, dan siap bernalar tentang kualitas dari apa

yang mereka lihat, dengar atau yang mereka pikirkan.

Harsanto (2005:45) menyatakan bahwa ciri orang yang berpikir kritis

meliputi: (1) Membedakan antara fakta, non fakta dan opini; (2) Membedakan

antara kesimpulan definitive dan sementara; (3) Menguji tingkat kepercayaan; (4)

Membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan; (5) Berpikir kritis atas

materi yang dibacanya; (6) Membuat keputusan; (7) Mempertimbangkan

wawasan lain; (8) Menguji pertanyaan yang dimilikinya.

Sutaryo dkk (2015:422) juga mengungkapkan terdapat 12 indikator

keterampilan berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima kelompok

keterampilan berpikir, yaitu:

a. Memberikan penjelasan sederhana yang meliputi: memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan

tentang sesuatu penjelasan atau tantangan.

b. Membangun keterampilan dasar yang meliputi: mepertimbangkan

kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

observasi.

Page 40: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

23

c. Menyimpulkan, yang meliputi: membuat dedukasi dan

mempertimbangkan hasil dedukasi, membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, membuat keputusan dan

mempertimbangkan hasilnya.

d. Memberikan penjelasan lebih lanjut, yang meliputi: mendefinisikan istilah

dan mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi.

e. Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi: memutuskan suatu tindakan,

berinteraksi dengan orang lain.

b) Berpikir Kritis Matematis

Berpikir kritis dalam matematika didefenisikan oleh Glazer (Mayadiana,

2012:21) sebagai kemampuan dan disposisi matematis untuk menyertakan

pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk

menggenralisasikan, membuktikan atau mengevaluasi situasi-situasi matematik

yang tidak familiar secara reflektif. Situasi yang tidak familiar adalah suatu situasi

yang di mana individu tidak dapat secara langsung memahami konsep matematika

atau mengetahui bagaimana menentukan solusi dari persoalan. Sedangkan berpikir

reflektif melibatkan pengkomunikasian solusi dengan penuh pertimbangan,

membuat makna tentang jawaban atau argumen yang masuk akal, menentukan

alternatif untuk menjelaskan konsep atau memecahkan persoalan, dan atau

membangkitkan perluasan untuk studi selanjutnya.

Page 41: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

24

Dengan demikian, dari apa yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka

kondisi untuk terjadinya proses berpikir kritis matematis harus memuat hal-hal

berikut:

a. Situasi yang tidak familiar. Dalam hal ini, peserta didik tidak dapat secara

langsung mengetahui bagaimana menentukan solusi dari masalah

matematis yang dihadapi.

b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan

pengetahuan awalnya, melakukan penalaran matematis, dan mencoba

strategi kognitif secara fleksibel.

c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

generalisasi, pembuktian, dan evaluasi terhadap situasi matematis dan

proses pencarian solusi yang telah dilakukannya dengan penuh

pertimbangan (reflektif).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wright dan Bar, Sartorelli,

Swartz, dan Park (Hassoubah, 2004:96) terungkap bahwa kemampuan berpikir

kritis seseorang dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain: (1)

membaca dengan kritis; (2) meningkatkan daya analisis; (3) mengembangkan

kemampuan mengamati; (4) meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya

dan refleksi; (5) metakognisi; (6) mengamati „model‟ dalam berpikir kritis; serta

(7) diskusi yang „kaya‟. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam kegiatan

formal dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika,

mengingat bahwa hakekat matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan

sistematis, sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan

Page 42: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

25

generatif, serta sebagai ilmu yang mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif,

dan terbuka, menjadi sangat penting dikuasai oleh peserta didik dalam

menghadapi laju perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

B. Penelitian yang Relevan

1. Sri Hastuti Noer (2011) menyimpulkan bahwa: 1) Kemampuan berpikir

kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah open-ended

lebih tinggi daripada siswa mengikuti pembelajaran konvensional; 2)

Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada

pembelajaran berbasis masalah open-ended terkategori peningkatan

sedang.

2. Nur Azizah Turohmah (2014) menyimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari

peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sebesar

60,86 pada siklus I menjadi 65,5 pada siklus II. Kemampuan berpikir kritis

yang meningkat dengan pendekatan open-ended meliputi memfokuskan

pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Selain itu,

aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended

dari hasil pengamatan, keseluruhan aktivitas siswa mengalami peningkatan

yang menunjukkan rata-rata persentase pada siklus I sebesar 46,6%

menjadi 77,86% pada siklus II. Hal ini juga berdampak pada tiap-tiap

aspek aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari kategori baik

menjadi kategori sangat baik, dan kategori cukup baik menjadi baik.

Page 43: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

26

3. Suryadi (2017) menyimpulkan bahwa pendekatan open-ended dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pelajaran

matematika daripada kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

pendekatan konvensional pada siswa SMPN 4 Banda Aceh, hal ini dapat

dilihat berdasarkan nilai kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas

eksperimen dikategorikan sedang dengan nilai N-gain 0,52 dan

kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas kontrol rendah dengan nilai N-

gain 0,15.

4. Ayu Novia Sari (2016) menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan open-

ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan

hasil perhitungan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen

ditunjukkan dengan nilai rata-rata post-test sebesar 76,5 sedangkan pada

kelas kontrol ditunjukkan dengan rata-rata post-test sebesar 69,8 hasil dari

uji N-gain sebesar 0,60 dengan kriteria sedang. Aktivitas yang dilakukan

ada peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 92,86% dan pertemuan

kedua 93,81%.

5. Lambertus (2013) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan

berpikir kreatif matematik siswa yang signifikan pada kelas yang

pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended, dengan peningkatan

sebesar 0,56 sehingga memiliki kualifikasi sedang.

6. Nenden Faridah (2016) menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan pendekatan open-

ended memiliki gain dengan kategori tinggi sebanyak 4 orang, gain dengan

Page 44: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

27

kategori sedang sebanyak 4 orang, dan kategori rendah sebanyak 4 orang.

Adapun rerata gainnya memiliki kategori sedang.

7. Chandra Novitar (2017) menyimpulkan bahwa pencapaian kemampuan

berpikir kritis matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan

pendekatan open-ended lebih baik daripada yang menggunakan

pendekatan konvensional, dan kepercayaan diri dalam belajar matematik

siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan berbasis masalah

lebih baik daripada yang menggunakan pendekatan konvensional.

C. Kerangka Pikir

Pada saat ini diketahui bahwa hampir sebagian besar hasil pembelajaran

siswa masih kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

kurangnya kemampuan dasar matematika peserta didik, kurangnya kerjasama

antar peserta didik itu sendiri, kurangnya kemauan belajar atau minat siswa, dan

kurangnya pemahaman konsep dasar dalam pemecahan masalah dan tingkat

berpikir kritis matematika siswa juga kurang.

Tujuan pembelajaran matematika dapat pula dicapai dengan kegiatan

pembelajaran, akan tetapi proses pembelajaran masih kurang efektif. Adapun

upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan pembelajaran

matematika adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa

dapat pula berperan aktif didalamnya.

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilatih dengan mengaitkan dengan

kondisi lingkungan pembelajaran yang menuntut siswa menggunakan pemikiran

kritisnya. Apabila hal tersebut sering dilatih maka pemikiran kritis siswa akan

Page 45: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

28

meningkat. Untuk upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa maka

dipilih Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended

(PBMO). Alasan digunakannya pembelajaran berbasis masalah open-ended ini

karena pada pembelajarannya siswa diberikan terlebih dahulu masalah untuk

diselesaikan dengan berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika

dengan strategi open-ended bersifat terbuka.

Penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended pada

proses pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran dan pengetahuan yang diperolehnya merupakan hasil

eksplorasinya sendiri. Proses pembelajaran dibuat menarik dengan adanya

masalah yang solusinya ditemukan sendiri oleh siswa dengan menggunakan

berbagai strategi yang diketahuinya.

Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat

menumbuhkan motivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kritisnya dalam menyelesaikan suatu masalah yang diberikan, sehingga dapat

mencapai hasil yang maksimal. Begitu juga sebaliknya, proses pembelajaran yang

tidak menarik, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan tidak dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya

dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga tidak dapat mencapai

hasil yang maksimal. Oleh karena itu diasumsikan bahwa terdapat assosiasi atau

hubungan yang cukup kuat antara sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran

matematika berbasis masalah open-ended dengan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa setelah pembelajaran berbasisi masalah diberikan.

Page 46: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

29

Salah satu usaha mengembangkan kemampuan siswa pada mata pelajaran

matematika di sekolah adalah dengan menerapkan pendekatan open-ended.

Dengan menrapkan pendekatan ini, diharapkan hasil belajar dan kemampuan

siswa dapat meningkat naik ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat

dimaksimalkan. Dengan pembelajaran ini, pola pikir matematis siswa dapat

dikembangkan. Keterampilan proses memberi kesempatan siswa berpikir dengan

bebas sesuai dengan kemampuannya. Melatih siswa mendengarkan dan

menghargai pendapat orang lain serta mengembangkan pembelajaran interaktif

dan menyenangkan. Sehingga melalui pendekatan ini, siswa secara individu

membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan

persoalan matematika.

Dengan menerapkan pembelajaran matematika berbasis masalah open-

ended di SMP Negeri 1 Pamboang diharapkan kemampuan berpikir kritis pada

siswa dapat meningkat.

Page 47: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

30

Ket:

: kegiatan

: hasil

: lanjut

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Pembelajaran Matematika

Malasah yang Dihadapi - Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika - Kurangnya respon siswa dalam pembelajaran matematika - Hasil Belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) - Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan permasalahan matematika masih rendah

Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended

SIKLUS II - Menerapkan

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended

- Pelaksanaan tes siklus II

SIKLUS I - Menerapkan

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended

- Pelaksanaan tes siklus I

Melalui penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

Page 48: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

31

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka rumusan

pernyataan hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terjadi peningkatan

kemampuan berpikir kritis pada siswa setelah diterapkan pembelajaran

matematika berbasis masalah open-ended pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene”.

Page 49: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang

biasa dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian

tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek

pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan

tersebut (Turohmah, 2014:23).

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin,

model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian

tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang

pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep

pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting) (Turohmah, 2014:23).

Page 50: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

33

Hubungan keempat komponen tersebut dapat dipandang sebagai siklus

digambar sebagai berikut (Turohmah, 2014:23):

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin

Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat empat

komponen, yaitu:

a. Perencanaan

1. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa,

2. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika,

3. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil wawancara dan

disimpulkan,

4. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal penyebab masalah-

masalah itu dengan menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Page 51: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

34

dan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman observasi

terhadap guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan pendekatan open-

ended. Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan dan dibantu seorang

observer.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas mengajar

dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi. Selain itu, observasi berupa kegiatan mengamati, mencatat dan

mendokumentasikan segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berdasarkan lembar observasi.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan

tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis

bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang

dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.

Page 52: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

35

Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur PenelitianTindakan Kelas

Kemampuan berpikir kritis siswa rendah

Perencanaan Siklus 1

Pelaksanaan Siklus 1 yang melaksanakan pembelajran

Pengamatan Siklus 1

Refleksi Siklus 1

Kemampuan berpikir kritis siswa rendah

Perencanaan Siklus 2

Pelaksanaan Siklus 2 yang melaksanakan pembelajran

Pengamatan Siklus 2

Refleksi Siklus 2

Kemampuan berpikir kritis siswa mencapai keberhasilan

Jika belum mencapai keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 53: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

36

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamboang

2. Subjek Penelitian

Adapun kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan

hasil pengamatan yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan

guru kelas bahwa kemampuan berpikir kritis di kelas tersebut rendah. Partisipasi

yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi matematika,

dan observer.

C. Peran dan Posisi dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana

kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan

pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil

penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh observer

(pengamat).

D. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk

melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa setelah mendapat

tindakan yaitu berupa pendekatan open-ended. Setiap siklus dalam penelitian ini,

peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam setiap tindakan

pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan penilaian terhadap hasil

Page 54: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

37

belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat kekurangan, maka siklus II diarahkan

untuk perbaikan.

Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan

a. Observasi awal ke sekolah

b. Pembuatan surat izin penelitian

c. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas

d. Menentukan subjek penelitian

e. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa

f. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada

g. Membuat instrumen dan perencanaan tindakan

h. Mensosialisasikan hasil observasi kepada guru bidang studi matematika

Observasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamati

keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas. Kemudian

didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai proses pembelajaran

matematika dimana melihat kemampuan awal siswa dalam mengerjakan soal-soal

matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh sebagai acuan dalam melakukan

penelitian ini yang akan membahas mengenai materi yang akan dibahas.

2. Tahap penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Menyiapkan kelas Penelitian

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

Page 55: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

38

4) Menyiapkan ringkasan materi siklus I

5) Membuat latihan soal

6) Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

7) Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

8) Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

9) Menyiapkan soal tes akhir siklus I

10) Menyiapkan alat dokumentasi

b. Tahap Pelaksanaan

1) Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

menggunakan pendekatan open-ended sesuai dengan RPP secara

individual.

2) Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Tahap Pengamatan

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti

mengamati aktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran

berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa

dibantu observer.

d. Tahap Refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended

menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada

siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.

Page 56: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

39

3. Tahap Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan

perbaikan dari siklus I

2) Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan

guru kolaborator

3) Menyiapkan ringkasan materi siklus II

4) Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

5) Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

6) Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi

7) Menyiapkan soal tes akhir siklus II

8) Menyiapkan alat dokumentasi

b. Tahap pelaksanaan

1) Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran

menggunakan pendekatan open-ended sesuai dengan RPP yang telah

dibuat secara kelompok.

2) Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian

yang mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

c. Tahap pengamatan

Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses

jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan

kegiatan siswa.

Page 57: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

40

d. Tahap refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended

menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan

berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.

E. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan berpikir

kritis siswa dengan menggunakan pendekatan open-ended pada pembelajaran

matematika. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menunjukkan rata-rata

nilai kelas diperoleh mencapai 72.

2) Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan

skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%.

3) Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa

memberikan respon positif.

F. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan

data kuantitatif.

1) Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, hasil dokumentasi selama

proses pembelajaran berlangsung, dan hasil jurnal harian siswa.

Page 58: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

41

2) Data kuantitatif

Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis siswa

pada setiap siklus yang dikerjakan siswa. Sumber data dalam penelitian ini

diperoleh dari peneliti, siswa kelas VIII A, dan observer.

G. Defenisi Operasioanal Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah berpikir dengan benar untuk memperoleh

pengetahuan yang relevan. Berpikir kritis merupakan berpikir menggunakan

penalaran, berpikir reflektif, dan bertanggung jawab. Seseorang dikatan berpikir

kritis apabila dapat memperoleh suatu pengetahuan dengan cara hati-hati, tidak

mudah menerima pendapat tetapi mempertimbangkan menggunakan penalaran,

sehingga kesimpulannya terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah kemapuan untuk

menganalisis suatu situasi atau masalah matematika melalui suatu pemeriksaan

yang ketat. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan), clarity (menjelaskan

istilah yang digunakan), inference (membuat simpulan dari penyelesaian suatu

masalah).

H. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen

pengumpul data yang digunakan antara lain:

1) Tes

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu

ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, tes

Page 59: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

42

berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat menunjukan dan

menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang harus dijawab dan

dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran instrumen tes tersebut. Tes

diadakan setelah diterapkan pembelajaran matematika berbasis masalah open-

ended yaitu tes untuk siklus I kemudian apabila dari hasil siklus I tidak diperoleh

peningkatan secara signifikan maka dilanjutkan ketahap pemberian tes siklus II

setelah diterapkannya kembali pembelajaran matematika berbasis masalah open-

ended. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal uraian yang digunakan

untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dengan melihat indikatornya

setelah diberi perlakuan. Agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat terlihat

maka tes dibuat dalam bentuk uraian.

2) Non tes

a) Lembar Observasi

Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan

persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu. Observasi biasanya

digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya, maupun dalam

situasi buatan (Turohmah, 2014:31).

b) Lembar Jurnal Harian

Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa.

Page 60: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

43

c) Pedoman Wawancara

Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan

pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Observasi proses pembelajaran Open-Ended

Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua. Pertama, data observasi

terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Pedoman

observasi pada peneliti digunakan untuk menilai proses mengajar peneliti. Kedua,

data dari hasil observasi proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan

observer, pedoman observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat

kemampuan berpikir kritis pada siswa.

2) Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.

Instrumen yang digunakan adalah lembar soal uraian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan melihat indikatornya

setelah diberi perlakuan. Agar kemampuan berpikir kritis pada siswa dapat terlihat

maka tes dibuat dalam bentuk uraian.

3) Wawancara

Wawancara dilakukan setelah subjek penelitian diberikan tes siklus II.

Wawancara yang dilakukan merupakan jenis wawancara semiterstruktur.

Wawancara semiterstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap

Page 61: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

44

untuk pengumpulan datanya, melainkan aspek-aspek yang akan ditanyakan

berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika. Hal tersebut

dimkasudkan untuk menemukan masalah dengan terbuka artinya subjek

distimulasi untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya dengan jawaban yang

telah ditulis. Selain itu, wawancara juga dilakukan karena tidak semua yang ada

didalam pikiran subjek penelitian tertuang secara tertulis pada lembar jawaban.

Wawancara yang dilakukan juga menjadi tindak lanjut untuk mengkonfirmasi

terhadap jawaban yang ditulisnya.

4) Jurnal harian

Jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap siswa terhadap

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended dan mengetahui

pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa mengisi

jurnal harian pada setiap akhir proses pembelajaran. Setelah lembar jurnal

terkumpul dan dikelompokkan respon siswa yang memiliki kesamaan terhadap

pembelajaran, maka data yang didapat dibuat dalam tabel frekuensi yang

dilengkapi dengan presentase, dalam hal ini menggunakan rumus sebagai berikut:

P

Keterangan:

P = Presentase

F = Frekuensi Jawaban Responden

N = Jumlah Responden

Kriteria yang diterapkan untuk mengatakan bahwa para siswa memiliki

respon positif terhadap kegiatan pembelajaran adalah lebih dari 70% dari mereka

Page 62: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

45

memberi respon positif dari jumlah aspek yang ditanyakan. Respon positif siswa

terhadap pembelajaran dikatakan tercapai apabila kriteria respon positif siswa

untuk kegiatan pembelajaran terpenuhi (Turohmah, 2014:33).

J. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data tersebut.

Berdasarkan lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi yang

dianalisis secara deskriptif. Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan tes

matematika yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dengan melihat

indikatornya.

1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Pemberian skor penilaian kemampuan berpikir kritis untuk setiap

indikator pada penelitian ini mulai 0-4. Adapun pedoman penskoran

kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Akhir Siklus Aspek yang

diukur Skor Respon siswa pada masalah

Focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan)

0 Tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan.

1 Menuliskan yang diketahui saja atau yang ditanyakan saja dengan tidak tepat.

2 Menuliskan yang diketahui saja atau yang ditanyakan saja dengan tepat.

3 Menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat dan kurang lengkap.

4 Menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat dan lengkap.

Clarity (menjelaskan istilah yang digunakan)

0 Tidak menuliskan pernyataan maupun simbol matematika.

1 Tidak mengubah pernyataan dalam bentuk simbol matematika.

2 Menuliskan pernyataan secara langsung dalam bentuk simbol tanpa memberi penjelasan.

3 Mengubah pernyataan pada soal ke dalam simbol

Page 63: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

46

matematika dan menjelaskannya dengan benar tetapi kurang lengkap.

4 Mengubah pernyataan pada soal ke dalam simbol matematika dan menjelaskannya secara lengkap dan benar.

Inference (Menarik kesimpulan)

0 Tidak membuat simpulan. 1 Membuat simpulan yang tidak tepat dan tidak

disesuaikan konteks masalah. 2 Membuat simpulan yang tidak tepat meskipun sudah

Disesuaikan dengan konteks masalah. 3 Membuat simpulan dengan benar tetapi tidak sesuai

dengan konteks masalah. 4 Membuat simpulan sesuai dengan konteks masalah

dengan benar. Sumber: Nurina (2011:199)

Ilustrasi untuk pemberian skor pada tes kemampuan berpikir kritis siswa

adalah sebagai beriku:

Tabel 3.2 Ilustrasi Pemberian Skor Tes Siklus I dan II Nomor

Soal Komponen Berpikir Kritis Skor

Maksimal Focus Clarity Inference 1 4 4 4 12 2 4 4 4 12 3 4 4 4 12 4 4 4 4 12

Total Skor 16 16 16 48

Skor Akhir =

Setelah diperoleh data dari skor siswa, maka akan dilakukan pengkategorian.

Pengkategorian kemampuan berpikir kritis siswa sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Ketercapaian Kategori

90% ≤ P Sangat Tinggi

80% ≤ P < 90% Tinggi

65% ≤ P < 80% Sedang

55% ≤ P < 65% Rendah

P < 55% Sangat Rendah

Sumber: Nurina (2011:35)

Page 64: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

47

2. Data Hasil Observasi

a. Data Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

dianalisis dan dideskripsikan. Adapun analisis observasi aktivitas siswa

menggunakan teknik persentase:

Keterangan:

P = Angka Persentase

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number Of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Tabel 3.4 Pedoman Konversi Persentase Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa.

Persentase rata-rata Kategori 81% - 100% Sangat Aktif 61% - 80% Aktif 41% - 60% Cukup Aktif 21% - 40% Kurang Aktif 0% - 20% Tidak Aktif

Sumber: Sri Rahmi (2016:53)

b. Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Untuk menghitung nilai rata-rata kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran pada setiap pertemuan dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

= nilai rata-rata kemampuan guru mengelolah pembelajaran

Nilai total = jumlah nilai yang diperoleh guru dalam mengelolah

pembelajaran

Page 65: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

48

Nilai max = nilai max yang diperoleh guru dalam mengelolah

pembelajaran

Untuk pengkategorian kemampuan guru tersebut digunakan kategori pada

tabel berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran Tingkat Kemampuan Guru (TKG) Kategori

0,00 ≤ tkg< 1,00 Tidak Baik 1,00 ≤ tkg< 2,00 Kurang Baik 2,00 ≤ tkg< 3,00 Cukup Baik 3,00 ≤ tkg< 4,00 Baik

Tkg = 4,00 Sangat Baik Sumber: Sri Rahmi (2016:52)

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan belum

mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan berpikir

kritis pada siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan

selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.

Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria keberhasilan

belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan berkelompok. Penelitian

akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah berhasil diuji degan

penerapan pendekatan open-ended dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

Page 66: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian yang

menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa setelah

pembelajaran berbasis masalah Open-Ended (PBMO) kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene ini diimplementasikan. Adapun yang dianalisis

adalah data tes kemampuan berpikir kritis siswa, data aktivitas siswa, data

keterlaksanaan pembelajaran, dan data jurnal harian siswa mengenai respon siswa

setelah penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah Open-Ended

(PBMO).

Data yang dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil

observasi keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan,

dan data yang diperoleh dari jurnal harian siswa terhadap pembelajaran setiap

pertemuan. Sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif adalah skor akhir

hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh setelah pelaksanaan tes

siklus I dan II. Skor tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif

yaitu skor rata-rata, standar deviasi, median, frekuensi dan persentase nilai

terendah dan tertinggi yang dicapai siswa pada tes tersebut.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Tahap Penelitian Kegiatan Pendahulua.

Pada tanggal 10 Oktober 2018 peneliti melakukan observasi pembelajaran

matematika di kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang. Kegiatan ini merupakan

Page 67: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

50

langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan

kelas. Dalam kegiatan pra penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru

bidang studi matematika, melakukan pengamatan aktivitas belajar mengajar di

kelas, dan mendiskusikan pembelajaran berbasis masalah open-ended yang akan

digunakan dalam penelitian dengan guru bidang studi matematika, serta

melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian

tindakan kelas.

Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas yaitu; 1) metode yang

digunakan guru lebih banyak penugasan, ceramah interaktif dengan menjelaskan

materi yang diajarkan; 2) Siswa masih takut untuk bertanya dan mengajukan

pendapat tentang materi yang dipelajari kepada guru; 3) Dalam penyelesaian tugas

siswa hanya menggunakan strategi yang diajarkan guru sehingga cenderung

menyalin cara dengan berbeda angka; 4) Ekspresi muka siswa menunjukkan

bosan dan bingung ketika pembelajaran matematika sedang berlangsung.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika

untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

matematika. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika bahwa

pembelajaran yang dilakukan sudah menerapkan berbagai metode active learning,

akan tetapi siswa memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah, dikarenakan

pembelajaran yang dilakukan hanya berpacu pada soal dengan satu stretegi

penyelesaian.

Page 68: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

51

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai

berikut:

1) Setelah dilakukan tahap observasi peneliti menyiapkan kelas yang menjadi

subjek penelitian bersama guru bidang studi matematika.

2) Menyusun rencana pengajaran menggunakan pembelajaran matematika

berbasis masalah open-ended untuk setiap pertemuan pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada

rencana pengajaran yang akan disusun berdasarkan format yang berlaku di

sekolah dan telah didiskusikan dengan guru bidang studi matematika.

4) Membuat perangkat pembelajaran berupa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang digunakan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama

sampai ketiga dan pertemuan kelima sampai pertemuan ketujuh.

5) Memebuat lembar observasi untuk pengamatan/pencatatan data mengenai

aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran pada saat kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah open-

ended.

6) Membuat lembar jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

matematika berbasis masalah open-ended.

Page 69: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

52

7) Membuat alat evalusi yang akan digunakan pada akhir siklus I yang terdiri

dari 4 butir soal yang terkait dengan materi yang telah dijelaskan pada

pertemuan sebelumnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun gambaran umum kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

penerapan dari pendekatan open-ended, diantaranya sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (Selasa, 01 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan mengetahui dan membuat

Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV).

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

Page 70: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

53

g) Menarik kesimpulan dan melakukan refleksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

2) Pertemuan kedua (Kamis, 03 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan memahami dan menjelaskan cara

penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV).

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

g) Menarik kesimpulan dan melakukan refleksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

Page 71: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

54

3) Pertemuan ketiga (Selasa, 08 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan menjelaskan dan membuat model

masalah dari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

g) Menarik kesimpulan dan melakukan refleksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

4) Pertemuan keempat (Kamis, 10 Oktober 2019)

Memberi tes siklus I kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

tentang materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang diajarkan

pada pertemuan 1.2, dan 3.

Page 72: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

55

c. Tahap Observasi (pengamatan)

Pada prinsipnya tahap ini dilakukan selama penelitian berlangsung, adapun

kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus I

a) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Setiap Indikator

Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I ditinjau

dari setiap indikatornya yaitu, focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan),

clarity (menjelaskan istilah yang digunakan), dan inference (membuat simpulan

dari penyelesaian suatu masalah). Adapun deskriptif ketercapaian indikator

kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I dapat dilihat pada Table 4.1 sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada siklus I

No.

Indikator

Skor Ideal

Siklus I

Jumlah Skor Siswa

Rata-rata

Persentase (%)

1. focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan)

4 421 3,62 90,5

2. clarity (menjelaskan istilah yang digunakan)

4 336 2,90 72,5

3.

inference (membuat simpulan dari penyelesaian suatu masalah)

4 252 2,17 54,25

Pencapaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I yaitu

pada indikator focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan) mencapai rata-rata

3,62 dengan persentase ketercapaiannya adalah 90,5%, pada indikator clarity

(menjelaskan istilah yang digunakan) rata-rata 2,90 dengan persentase

Page 73: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

56

ketercapaiannya adalah sebesar 72,5% dan pada indikator inference (membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah) rata-rata 2,17 dengan persentase

ketercapaian adalah sebesar 54,25%.

b) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Secara Keseluruhan

Adapun skor kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene melalui penerapan pembelajaran

matematika berbasisi masalah open- ended pada siklus I dapat dilihat pada Tabel

4.2 berikut:

Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel 29

Skor Ideal 100 Skor Tertinggi 95,83 Skor Terendah 22,91 Rentang Skor 72,92 Skor Rata-rata 72,12

Median 79,16 Modus 87,50

Standar Deviasi 20,24 Sumber Data Lampiran C1, C2, dan C3

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh bahwa skor rata-rata hasil tes kemampuan

berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang setelah

pemberian tindakan pada siklus I adalah 72,12 dari skor ideal yang mungkin

dicapai yaitu 100. Skor tertinggi 95,83 dan skor terendah 22,91 dengan standar

deviasi 20,24.

Apabila skor kemampuan berpikir kritis pada siswa tersebut

dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan

persentase skor kemampuan berpikir kritis siswa pada Siklus I, sebagai berikut:

Page 74: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

57

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Kritis Siswa Pada Siklus I

Nilai Ketercapaian Kategori Frekuensi Persentase

90% ≤ P Sangat Tinggi 4 13,80%

80% ≤ P < 90% Tinggi 10 34,48%

65% ≤ P < 80% Sedang 5 17,24%

55% ≤ P < 65% Rendah 5 17,24%

P < 55% Sangat Rendah 5 17,24%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 29 siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang, terdapat 4 siswa atau 13,80% yang kemampuan berpikir

kritis matematikanya dalam kategori sangat tinggi, 10 siswa atau 34,48% yang

kemampuan berpikir kritis matematikanya dalam kategori tinggi, 5 siswa atau

17,24%, dalam kategori sedang, 5 siswa atau 17,24% dalam kategori rendah dan 5

siswa atau 17,24% dalam kategori sangat rendah.

Adapun deskripsi ketuntasan kemampuan berpikir kritis pada siswa melalui

pendekatan open-ended pada tes akhir siklus I ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan Pembelajaran open-ended pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang pada Tes Akhir Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 0-72 Tidak tuntas 10 34,48 2 73-100 Tuntas 19 65,51

Jumlah 29 100

Page 75: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

58

Gambar 4.1 Histogram Pembelajaran Matematika Dalam Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.1 diperoleh bahwa dari 29 siswa

kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang setelah pemberian tindakan pada siklus I

terdapat 10 siswa dikategorikan tidak tuntas atau 34,48% dan 19 orang siswa

dikategorikan tuntasatau 65,51%. Atau dapat disimpul bahwa pada siklus I

indikator keberhasilan yang ingin dicapai belum terpenuhi. Maka dilanjutkan pada

siklus II.

Page 76: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

59

2) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan pembelajaran matematika berbais masalah open-ended.

Berikut uraian hasil dari suatu kegiatan:

a) Observasi aktivitas siswa

Aktivitas siswa yang dilakukan pada siklus I tercatat pada hasil observasi

aktivitas siswa. Adapun hasil observasi aktivitas siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene pada siklus I.

NO Komponen Yang Diamati

Pertemuan Rata-Rata

Persentase Rata-Rata

(%) I II III IV

AKTIVITAS POSITIF

1

Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung

28 29 28 29 28,50 98,27

2

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan siswa sebelumnya

11 13 15

TE

S SIKL

US I

13,00 44,82

3

Siswa bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

22 23 27 24,00 82,75

4

Siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan guru.

13 18 22 17,66 60,91

5

Siswa mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan alternatif jawaban sendiri.

25 28 28 27,00 93,10

6

Siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah yang diberikan oleh guru.

17 18 14 16,33 56,32

Page 77: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

60

7

Siswa melakukan pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat hasil temuan yang dilakukan, siswa mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa melaporkan hasil yang diperoleh.

22 23 27 24,00 82,75

8

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep yang telah didiskusikan.

14 17 18 16,33 56,32

9 Siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran.

11 14 13 12,66 43,67

JUMLAH 618.91 PERSENTASE(%) 68,76

AKTIVITAS NEGATIF

10 Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll)

8 5 5 6,00 20,68

JUMLAH 20,68 PERSENTASE(%) 2,06

Sumber Data Lampiran D2

Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa tersebut dicantumkan kedalam lembar

observasi aktivitas siswa yang dicatat oleh observer. Aktivitas siswa tersebut

diperoleh dari lembar observasis siswa yang tercatat pada setiap pertemuan,

berdasarkan lembar aktivitas siswa pada Tabel 4.5 di atas, maka:

1) Persentase siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran

berlangsung yaitu 98,27% (kategori sangat aktif).

2) Persentase siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan

pengetahuan siswa sebelumnya yaitu 44,82% (kategori cukup aktif).

3) Persentase siswa bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru yaitu 82,75% (kategori sangat aktif).

Page 78: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

61

4) Persentase Siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan

guru yaitu 60,91% (kategori aktif).

5) Persentase siswa mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan

alternatif jawaban sendiri yaitu 93,10% (kategori sangat aktif).

6) Persentase siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah yang

diberikan oleh guru 56,32% (kategori cukup aktif).

7) Persentase siswa melakukan pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat

hasil temuan yang dilakukan, siswa mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa

melaporkan hasil yang diperoleh yaitu 82,75% (kategori sangat aktif).

8) Persentase siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep yang telah

didiskusikan yaitu 56,32% (kategori cukup aktif).

9) Persentase Siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran yaitu 43,67%

(kategori cukup aktif).

10) Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll) yaitu 20,68%

(kategori kurang aktif).

b) Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran dengan pengimplementasian Pembelajaran

Matematika Berbasis Masalah Open-Ended dapat dilihat dari lembar observasi

aktivitas kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang dilaksanakan

guru mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan mengacu pada RPP.

Page 79: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

62

Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada Tabel

4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran (Aktivitas Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran).

NO ASPEK YANG

DIAMATI PENILAIAN RATA-RATA KATEGORI

AKTIVITAS GURU I II III A. Kegiatan Awal

1.

Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a dan

mengecek kehadiran siswa

4 4 4 4 Sangat Baik

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4 4 3 3,66 Baik

3.

Melalui tanya jawab peserta didik diingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya

3 4 4 3,66 Baik

4.

Guru memberi arahan agar peserta didik lebih aktif dalam proses belajar serta mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan apa yang mereka pelajari

3 3 4 3,33 Baik

5.

Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari

3 4 4 3,66 Baik

B. Kegiatan Inti: Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open-ended 1. Guru memberi masalah

open-ended yang relevan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa mampu untuk memahaminya dan dapat menemukan pendekatan dalam penyelesaiaannya

4 4 4 4 Sangat Baik

2. Mengeksplorasi masalah 4 4 3 3,66 Baik 3. Melakukan perekaman

terhadap respon siswa

4 4 4 4 Sangat Baik

Page 80: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

63

4. Guru melakukan pencatatan setiap respon siswanya

4 4 4 4 Sangat Baik

5. Meringkas pembahasan yang telah dipelajari

3 3 4 3,33 Baik

C. Kegiatan Akhir

1.

Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi selama pembelajaran (jika ada)

3 3 4 3,33 Baik

2.

Guru memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang telah didiskusikan kepada siswanya

4 4 4 4 Sangat Baik

3.

Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

4 4 4 4 Sangat Baik

Total Penilaian Aktivitas Guru 47 49 50 48,63 Baik Rata-Rata Penilaian Aktivitas

Guru 3,61 3,76 3,84 3,74

Sumber Data Lampiran D4

Dari analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 dan berdasar yang ditetapkan,

maka dapat dideskripsikan bahwa:

1) Pertemuan pertama menunjukkan bahwa observasi keterlaksanan

pembelajaran dengan nilai rata-rata 3,61. Ini menunjukkan bahwa pada pertemuan

awal berada pada kategori baik. Adupun aspek yang memerlukan peningkatan

dalam pelaksanaannya antara lain: (1) Melalui tanya jawab peserta didik

diingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, (2) Guru memberi

arahan agar peserta didik lebih aktif dalam proses belajar serta mampu

mengkomunikasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan apa yang mereka

pelajari, (3) Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang

pentingnya mempelajari materi ini dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, (4)

Page 81: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

64

Meringkas pembahasan yang telah dipelajari, (5) Guru meluruskan miskonsepsi

yang terjadi selama pembelajaran (jika ada).

2) Pertemuan kedua dengan skor rata-rata 3,76 termasuk dalam kategori

baik. Tetapi masih ada beberapa aspek yang kurang yaitu (1) Guru memberi

arahan agar peserta didik lebih aktif dalam proses belajar serta mampu

mengkomunikasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan apa yang mereka

pelajari, (2) Meringkas pembahasan yang telah dipelajari, (3) Guru meluruskan

miskonsepsi yang terjadi selama pembelajaran (jika ada).

3) Pada pertemuan ketiga skor rata-rata dari keteksanaan pembelajaran

mencapai 3,84. Tetapi masih ada beberapa aspek yang kurang yaitu (1) Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (2) Mengeksplorasi

masalah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pada siklus I,

menunjukkan observasi keterlaksanaan pembelajaran secara keseluruhan dengan

rata-rata 3,74 berada pada kategori baik.

3) Hasil Analisis Jurnal Harian

Pengolahan data jurnal harian siswa bertujuan untuk melihat tanggapan

siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended,

dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa sehingga akhirnya siswa dapat menyelesaikan

soal-soal. Lembar jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada

siswa.

Page 82: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

65

Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus I ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.7 Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siklus I

KOMENTAR ALTERNATIF PERTEMUAN KE- RATA-

RATA I II III

Positif Seru dan

Menyenangkan 28,57% 17,24% 32,14% 25,98%

Menarik 39,28% 41,37% 42,85% 41,16% Jumalah 67,14%

Negatif Sulit dan Ribet 10,71% 10,34% 10,71% 10,58%

Kurang Asik dan Tidak Seru

0 13,79% 0 4,59%

Jumlah 15,71% Netral Biasa Saja 21,42% 17,24% 14,28% 17,64%

Jumlah 17,64% Sumber Data Lampiran D6

Dari Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa dalam siklus I yang dilakukan

dalam tiga kali pertemuan diperoleh tanggapan siswa yang diberikan, diantaranya

tanggapan positif sebanyak 67,14%, tanggapan negatif sebanyak 15,71%, dan

tanggapan netral sebanyak 17,64%. Tanggapan ini masih belum mencapai kriteria

indikator yang diharapkan yaitu tanggapan positif siswa diatas 70%, hal ini

menunjukkan bahwa siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan

open-ended masih perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses

pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended sehingga kemampuan

berpikir kritis siswa meningkat.

d. Refleksi Siklus I

Pada siklus I, pembelajaran melalui penerapan pembelajaran matematika

berbasis masalah open-ended dilakukan dengan menggunakan metode diskusi

kelompok, tanya jawab dan penugasan. Pada pertemuan pertama umumnya siswa

telah menunjukkan antusias belajar yang positif, hal ini terlihat dari semangat

Page 83: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

66

siswa dalam mencatat hal-hal penting dari materi yang diberikan guru. Selain itu

pada awal pertemuan siswa masih malu-malu untuk menjelaskan materi yang

telah dipelajari didepan teman kelasnya. Siswa masih merasa kaku dan tegang

untuk mengungkapkan pendapatnya atau pertanyaannya, sehingga guru sesering

mungkin memberikan penguatan kepada siswa. Peneliti lebih banyak

membimbing siswa dalam kegiatan kelompok.

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua, menyikapi proses

pembelajaran tersebut, bentuk refleksi lebih ditekankan pada bagaimana

pengelolaan kelas yang lebih baik untuk pertemuan berikutnya dan memotivasi

siswa untuk lebih giat belajar.

Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus I, peneliti berusaha

memberikan motivasi dan umpan balik terhadap hasil refleksi pada siklus I, dan

peneliti juga sebagai contoh menunjukkan bahwa guru itu sebagai fasilitator,

sehingga siswa harus lebih banyak bertanya yang mengantarkan siswa untuk dapat

menjelaskan materi yang dipelajari dan mengerjakan LKPD sehingga dapat

menemukan sendiri pengetahuannya dan mengerjakan tugas dengan pemikirannya

sendiri. Namun untuk membimbing setiap siswa dengan kemampuan yang

heterogen dan tergolong rendah ini, proses pembelajaran akan membutuhkan

banyak waktu. Untuk itu, bentuk refleksi lebih ditekankan pada pengelolaan

waktu agar proses pembelajaran selesai tepat pada waktunya dan tujuan

pembelajaran tercapai.

Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa, pada awal pertemuan siklus I

siswa belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang diberikan. Namun

Page 84: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

67

pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa sudah mulai terbiasa dan tertarik

dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya

siswa yang tidak hadir pada saat mata pelajaran matematika berlangsung.

Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberikan tes untuk menguji

kemampuan mereka atas materi yang telah dibahas selama pembelajaran disiklus

I. Mereka menunjukkan kesiapan dalam ujian, hal ini terlihat pada persiapan alat

tulis menulis dan pengaturan tempat duduk dan meja yang terlihat rapi. Selain itu

mereka terlihat semangat untuk ujian. Setelah tes kemampuan berpikir kritis siklus

I dibagikan mereka cukup tenang dalam mengerjakan soal, walaupun masih ada

bebrapa yang sulit untuk mereka kerjakan karena faktor tidak belajar dan lain hal.

Pada akhir siklus I dapat dikemukakan bahwa kegiatan penelitian telah

sesuai dengan yang dikehendaki, meskipun disadari bahwa apa yang dicapai pada

siklus ini masih jauh dari yang diinginkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan

mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada siklus

II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:

a) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan .

b) Lebih mengintensifkan meminta kepada setiap siswa mempersentasikan

hasil kerja kelompoknya.

c) Lebih mengintensifkan membimbing siswa yang nilainya belum mencapai

standar nilai (khusus kemampuan berpikir kritis).

d) Memberikan perlakuan khusus bagi siswa yang selalu membuat keributan

di kelas.

Page 85: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

68

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan hasil observasi serta masalah-

masalah yang muncul pada siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Siklus II ini pada dasarnya mengulang langkah-langkah pada siklus I,

namun yang berbeda adalah siklus II dilakukan penyempurnaan dan perbaikan

terhadap kendala yang muncul pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan kelima (Selasa, 15 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

Page 86: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

69

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

g) Menarik kesimpulan dan melakukan releksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

2) Pertemuan keenam (Kamis, 17 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan memahami penyelesaian dan

menyelesaikan masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

dengan menggunakan grafik dan substitusi.

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

Page 87: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

70

g) Menarik kesimpulan dan melakukan releksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

3) Pertemuan ketujuh (Selasa, 22 Oktober 2019)

a) Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan siswa agar

lebih aktif, dan memotivasi peserta didik.

b) Penyajian materi dengan pokok bahasan memahami penyelesaian dan

menyelesaikan masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

dengan menggunakan eliminasi.

c) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan contoh

menyelesaikan masalah matematika sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended.

d) Siswa menyelesaikan soal di LKPD berupa masalah matematika yang

ditentukan oleh guru dengan prosedur: 1) merumuskan pokok-pokok

permasalahan, 2) menjelaskan istilah yang digunakan, dan 3) membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyelesaikan soal

LKPD.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersentasikan hasil jawaban dalam

diskusi kelompok mereka.

g) Menarik kesimpulan dan melakukan releksi terkait dengan materi yang

telah dijelaskan.

Page 88: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

71

4) Pertemuan kedelapan (Kamis, 24 Oktober 2019)

Memberi tes siklus II kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

tentang materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang diajarkan

pada pertemuan 5, 6, dan 7

c. . Tahap Observasi

Pada prinsipnya tahap ini dilakukan selama penelitian berlangsung, adapun

kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus II

a) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Setiap Indikator

Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II

ditinjau dari setiap indikatornya yaitu, focus (merumuskan pokok-pokok

permasalahan), clarity (menjelaskan istilah yang digunakan), dan inference

(membuat simpulan dari penyelesaian suatu masalah). Adapun deskriptif

ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II dapat

dilihat pada Table 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematika pada siklus II

No.

Indikator

Skor Ideal

Siklus II

Jumlah Skor Siswa

Rata-rata

Persentase (%)

1. focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan)

4 458 3,94 98,5

2. clarity (menjelaskan istilah yang digunakan)

4 421 3,62 90,5

3.

inference (membuat simpulan dari penyelesaian suatu masalah)

4 319 2,75 68,75

Page 89: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

72

Pencapaian indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II yaitu

pada indikator focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan) mencapai rata-rata

3,94 dengan persentase ketercapaiannya adalah 98,5%, pada indikator clarity

(menjelaskan istilah yang digunakan) rata-rata 3,62 dengan persentase

ketercapaiannya adalah sebesar 90,5% dan pada indikator inference (membuat

simpulan dari penyelesaian suatu masalah) rata-rata 2,75 dengan persentase

ketercapaian adalah sebesar 68,75%.

b) Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Secara Keseluruhan

Adapun skor kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene melalui penerapan pembelajaran

matematika berbasisi masalah open- ended pada siklus II dapat dilihat pada Tabel

4.9 berikut:

Tabel 4.9 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel 29

Skor Ideal 100 Skor Tertinggi 100 Skor Terendah 58,33 Rentang Skor 41,67 Skor Rata-rata 86,27

Median 87,50 Modus 87,50

Standar Deviasi 8,76 Sumber Data Lampiran C1, C2, dan C3

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh bahwa skor rata-rata hasil tes kemampuan

berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang setelah

pemberian tindakan pada siklus II adalah 86,27 dari skor ideal yang mungkin

Page 90: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

73

dicapai yaitu 100. Skor tertinggi 100 dan skor terendah 58,33 dengan standar

deviasi 76,24.

Apabila skor kemampuan berpikir kritis pada siswa tersebut dikelompokkan

kedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor

kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II, sebagai berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus II

Nilai Ketercapaian Kategori Frekuensi Persentase

90% ≤ P Sangat Tinggi 9 31,03%

80% ≤ P < 90% Tinggi 14 48,28%

65% ≤ P < 80% Sedang 5 17,24%

55% ≤ P < 65% Rendah 1 3,45%

P < 55% Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh bahwa dari 29 siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Pamboang, terdapat 9 siswa atau 31,03% yang kemampuan berpikir

kritis matematikanya dalam kategori sangat tinggi, 14 siswa atau 48,28% yang

kemampuan berpikir kritis matematikanya dalam kategori tinggi, 5 siswa atau

17,24% dalam kategori sedang, 1 siswa atau 3,44% dalam kategori rendah dan 0

siswa atau 0,00% dalam kategori sangat rendah.

Adapun deskripsi ketuntasan kemampuan berpikir kritis pada siswa melalui

pendekatan open-ended pada tes akhir siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan Pembelajaran open-ended Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang pada Tes Akhir Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 0-72 Tidak tuntas 2 6,90 2 73-100 Tuntas 27 93,10

Jumlah 29 100

Page 91: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

74

Gambar 4.2 Histogram Pembelajaran Matematika Dalam Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus II

Dilihat dari data pada siklus I yakni 34,48% siswa dari jumlah siswa yang

tidak tuntas maka kemampuan berpikir kritis menjadi sangat rendah sedangkan

data yang diperoleh dari siklus II, dimana dari 29 siswa kelas VIII A SMP Negeri

1 Pamboang, 93,10% dikategorikan mencapai nilai tuntas, dan sekitar 6,90%

dikategorikan tidak tuntas. Jadi pada siklus II kemampuan berpikir kritis pada

siswa menjadi meningkat.

Page 92: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

75

2) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan pembelajaran matematika berbais masalah open-ended.

Berikut uraian hasil dari suatu kegiatan:

a) Observasi aktivitas siswa

Aktivitas siswa yang dilakukan pada siklus II tercatat pada hasil observasi

aktivitas siswa. Adapun hasil observasi aktivitas siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang Kabupaten Majene pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene pada siklus II.

NO Komponen Yang Diamati

Pertemuan Rata-Rata

Persentase Rata-Rata

(%) V VI VII VIII

AKTIVITAS POSITIF

1

Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung

29 28 29 29 28,75 99,13

2

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan siswa sebelumnya

20 23 26

TE

S SIKL

US II

23,00 79,31

3

Siswa bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

26 26 25 25,66 88,48

4

Siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan guru

25 27 22 24,66 85,03

5

Siswa mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan alternatif jawaban sendiri

27 28 26 27,00 93,10

6

Siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah yang diberikan oleh guru

23 23 25 23,66 81,58

Page 93: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

76

7

Siswa melakukan pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat hasil temuan yang dilakukan, siswa mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa melaporkan hasil yang diperoleh

26 26 25 25,66 88,48

8

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep yang telah didiskusikan

23 25 23 23,66 81,58

9 Siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran

13 22 24 19,66 67,79

JUMLAH 764.48 PERSENTASE(%)

84,94

AKTIVITAS NEGATIF

10 Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll)

4 4 3 3,66 12,62

JUMLAH 12,62 PERSENTASE(%) 1,26

Sumber Data Lampiran D2

Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa tersebut dicantumkan kedalam lembar

observasi aktivitas siswa yang dicatat oleh observer. Aktivitas siswa tersebut

diperoleh dari lembar observasis siswa yang tercatat pada setiap pertemuan,

berdasarkan lembar aktivitas siswa pada Tabel 4.12 di atas, maka:

1) Persentase siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran

berlangsung yaitu 99,13% (kategori sangat aktif).

2) Persentase siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan

pengetahuan siswa sebelumnya yaitu 79,31% (kategori aktif).

3) Persentase Siswa bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru yaitu 88,48% (kategori sangat aktif).

Page 94: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

77

4) Persentase siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan

guru yaitu 85,03% (kategori sangat aktif).

5) Persentase siswa mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan

alternatif jawaban sendiri yaitu 93,10% (kategori sangat aktif).

6) Persentase siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah yang

diberikan oleh guru yaitu 81,58% (kategori sangat aktif).

7) Persentase siswa melakukan pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat

hasil temuan yang dilakukan, siswa mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa

melaporkan hasil yang diperoleh yaitu 88,48% (kategori sangat aktif).

8) Persentase siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep yang telah

didiskusikan yaitu 81,58% (kategori sangat aktif).

9) Persentase siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran yaitu 67,79%

(kategori aktif).

10) Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll) yaitu

12,62% (kategori tidak aktif).

b) Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran dengan pengimplementasian Pembelajaran

Matematika Berbasis Masalah Open-Ended dapat dilihat dari lembar observasi

aktivitas kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang dilaksanakan

guru mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan mengacu pada RPP.

Page 95: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

78

Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada Tabel

4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran (Aktivitas Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran).

NO ASPEK YANG

DIAMATI PENILAIAN RATA-RATA KATEGORI

AKTIVITAS GURU V VI VII A. Kegiatan Awal

1.

Guru memberikan salam pembuka, berdo‟a dan

mengecek kehadiran siswa

4 4 4 4 Sangat Baik

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4 4 4 4 Sangat Baik

3.

Melalui tanya jawab peserta didik diingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya

3 4 4 3,66 Baik

4.

Guru memberi arahan agar peserta didik lebih aktif dalam proses belajar serta mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan apa yang mereka pelajari

4 4 4 4 Sangat Baik

5.

Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari

4 4 4 4 Sangat Baik

B. Kegiatan Inti: Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open-ended 1. Guru memberi masalah

open-ended yang relevan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa mampu untuk memahaminya dan dapat menemukan pendekatan dalam penyelesaiaannya

4 4 4 4 Sangat Baik

2. Mengeksplorasi masalah 4 3 3 3,33 Baik 3. Melakukan perekaman

terhadap respon siswa

4 4 4 4 Sangat Baik

Page 96: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

79

4. Guru melakukan pencatatan setiap respon siswanya

4 4 4 4 Sangat Baik

5. Meringkas pembahasan yang telah dipelajari

4 4 4 4 Sangat Baik

C. Kegiatan Akhir

1.

Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi selama pembelajaran (jika ada)

4 4 4 4 Sangat Baik

2.

Guru memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang telah didiskusikan kepada siswanya

3 3 4 3,33 Baik

3.

Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

4 4 4 4 Sangat Baik

Total Penilaian Aktivitas Guru 50 50 51 50,32 Baik Rata-Rata Penilaian Aktivitas

Guru 3,84 3,84 3,92 3,87

Sumber Data Lampiran D4

Dari analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan berdasar yang

ditetapkan, maka dapat dideskripsikan bahwa:

1) Pertemuan kelima menunjukkan bahwa observasi keterlaksanan

pembelajaran dengan nilai rata-rata 3,84. Ini menunjukkan bahwa pada pertemuan

awal berada pada kategori baik. Adupun aspek yang memerlukan peningkatan

dalam pelaksanaannya antara lain: (1) Melalui tanya jawab peserta didik

diingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, (2) Guru

memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang telah didiskusikan

kepada siswanya

2) Pertemuan keenam dengan skor rata-rata 3,84 termasuk dalam kategori

baik. Tetapi masih ada beberapa aspek yang kurang yaitu (1) Mengeksplorasi

Page 97: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

80

masalah, (2) Guru memberikan perluasan tentang wawasan terkait konsep yang

telah didiskusikan kepada siswanya .

3) Pada pertemuan ketujuh skor rata-rata dari keteksanaan pembelajaran

mencapai 3,92. Tetapi masih ada aspek yang kurang yaitu mengeksplorasi

masalah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pada siklus II,

menunjukkan observasi keterlaksanaan pembelajaran secara keseluruhan dengan

rata-rata 3,87 berada pada kategori baik.

3) Hasil Analisis Jurnal Harian

Pengolahan data jurnal harian siswa bertujuan untuk melihat tanggapan

siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended,

dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada siswa sehingga akhirnya siswa dapat

menyelesaikan soal-soal. Lembar jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir

pertemuan kepada siswa. Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus II

ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siklus II

KOMENTAR ALTERNATIF PERTEMUAN KE- RATA-

RATA V VI VII

Positif Seru dan

Menyenangkan 34,48% 35,71% 34,48% 34,89%

Menarik 55,55% 42,85% 42,85% 47,08% Jumalah 81,97%

Negatif Sulit dan Ribet 0 0 3,57% 1,19%

Kurang Asik dan Tidak Seru

3,70% 0 7,14% 3,61%

Jumlah 4,80% Netral Biasa Saja 11,11% 21,42% 14,28% 15,60%

Jumlah 15,60% Sumber Data Lampiran D6

Page 98: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

81

Dari 29 siswa yang menuliskan respon pada jurnal harian yang diberikan,

sebagian besar siswa menunjukkan tanggapan maupun respon positif terhadap

pembelajarn menggunakan pendekatan open-ended dengan peningkatan rata-rata

persentasi respon jawaban positif siswa 81,97%. Tanggapan ini sudah mencapai

kriteria indikator yang diharapkan yaitu tanggapan positif siswa diatas 70%

Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan mulai terbiasa menggunakan

pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

d. Releksi Siklus II

Pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I hanya saja pada siklus

II terlihat banyak siswa yang memperhatikan materi mengalami peningkatan,

sedangkan siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran

berlangsung sudah berkurang, dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran terlebih pada saat siswa diberikan soal berupa masalah matematika.

Berdasarkan hasil penelitian mulai dari siklus I sampai siklus II siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Pamboang Kabupaten Majene mencapai indikator

keberhasilan sebanyak 27 siswa atau 93,10% siswa telah tuntas belajar

matematika dan sebanyak 2 siswa atau 6,90% siswa belum tuntas belajar

matematika. Pada siklus II kegiatan keterlaksanaan pembelajaran (kemampuan

guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa) meningkat pada kategori yang

sama yaitu dalam kategori baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penelitian pada siklus II telah

mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, maka peneliti memutuskan

bahwa penelitian ini hanya sampai pada siklus II.

Page 99: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

82

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian secara umum berupa

hasil analisis kuantitatif dan kualitatif yang dapat memberikan gambaran

mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran setelah

diterapkannnya pembelajaran matematika berbasis masah open-ended (PBMO).

1. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis

a. Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa untuk Setiap Indikator

Dalam hasil tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat perbandingan rata-

rata dan persentase ketercapaian siswa pada Tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Perbandingan Rata-Rata dan Persentase Ketercapaian Setiap Indikator Berpikir Kritis

Siklus Rata-rata Persentase

Focus Clarity Inference Focus Clarity Inference

I 3,62 2,90 2,17 90,5% 72,5% 54,25%

II 3,94 3,62 2,75 98,5% 90,5% 68,75%

Dari tabel diatas diunjukkan bahwa setiap indikator meningkat dari siklus I

ke siklus II. Indikator focus (merumuskan pokok-pokok permasalahan) meningkat

dari rata-rata 3,62 disiklus I hingga mencapai rata-rata 3,94 disiklus II, pada

indikator clarity (menjelaskan istilah yang digunakan) meningkat dari rata-rata

2,90 disiklus I hingga mencapai rata-rata 3,62 disiklus II dan pada indikator

inference (membuat simpulan dari penyelesaian suatu masalah) meningkat dari

rata-rata 2,17 disiklus I hingga mencapai rata-rata 2,75 disiklus II.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis pada siswa untuk

setiap indikatornya yaitu focus, clarity dan inference mengalami peningkatan dari

siklus I ke siklus II. Untuk indikator focus peningkatan rata-rata skor sebesar

Page 100: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

83

0,32, untuk indikator clarity peningkatan rata-rata skor sebesar 0,72 dan untuk

indikator inference peningkatan rata-rata skor sebesar 0,58.

b. Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa secara Keseluruhan

Berdasarkan hasil dari penelitian maka dapat dikatakan bahwa dengan

menerapkan pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis pada siswa, serta meningkatkan aktivitas siswa. Peningkatan yang terjadi

dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata St Dev

I 22,91 95,83 72,12 20,24

II 58,33 100 86,27 8,76

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa rata-rata skor kemampuan

berpikir kritis siswa pada siklus I adalah 72,12 sedangkan rata-rata skor

kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II adalah 86,27 dari skor ideal yang

mungkin dicapai yaitu 100. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata

skor sebesar 14,15 sehingga secara kuantitatif diperoleh bahwa telah terjadi

peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang setelah menerapkan pendekatan open-ended. Dan apabila

dikategorikan berdasarkan standar nilai maka dari 29 siswa yang mengikuti tes

pada siklus I hanya 34,48% siswa dalam kategori tidak mencapai nilai standar dan

65,51% yang dalam kategori mencapai nilai standar. Sedangkan pada siklus II,

telah mengalami peningkatan dari 29 siswa yang mengikuti tes diperoleh bahwa

93,10% dalam kategori mencapai nilai standar dan 6,90% siswa dalam kategori

Page 101: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

84

tidak mencapai nilai standar, sedangkan standar deviasinya mengalami penurunan

dari 20,24 pada siklus I menjadi 8,76 pada siklus II.

Pada siklus I masih ada beberapa siswa yang tidak menyelesaikan tes

kemampuan berpikir kritis dengan pemikirannya sendiri (menyontek) ketika

mengerjakan tes tersebut namun berdasarkan wawancara semistruktur yang

dilakukan dari beberapa siswa pada siklus II maka diperoleh bahwa:

1. Memahami Masalah

Wawancara peneliti dengan subjek YA untuk jawaban pada soal nomor 1,

bahwa subjek YA mampu memahami masalah dengan baik. Subjek YA mampu

menyebutkan hal yang diketahui dari soal dan menuliskannya, yaitu diketahui

Harga 3 jilbab dan 2 rok seharga Rp.280.000,00 dan harga 1 jilbab dan 3 rok

seharga Rp.210.000,00. Subjek YA juga mampu menuliskan dan menyebutkan

hal yang ditanyakan, yaitu ditanyakan tentukanlah harga sebuah jilbab tersebut?.

2. Merencanakan Pemecahan Masalah dan Melaksanakan Rencana Penyelesian

Wawancara yang dilakukan dengan subjek YA diperoleh bahwa subjek YA

dalam merencanakan pemecahan masalah, mampu menyebutkan konsep yang

digunakan yaitu dengan metode campuran (eliminasi dan substitusi). Pertama –

tama subjek YA melakukan pemisal dimana jilbab dimisalkan dengan x dan rok

dimisalkan dengan y, kemudian subjek YA mengeliminasi variabel x untuk

memperoleh nilai dari variabel y yaitu Rp.50.000,00. Setelah diperoleh nilai dari

variabel y subjek YA kemudian mensubstitusikan nilai y tersebut ke salah satu

persamaan sehingga subjek YA memperoleh nilai dari variabel x (harga sebuah

jilbab) yaitu Rp.60.000,00. Setelah itu, subjek YA dapat menggunakan alternatif

Page 102: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

85

lain yaitu dengan menggunakan metode eliminasi saja dimana subjek YA

mengeliminasi variabel yang tidak dintayakan yaitu variabel y. Selanjutnya

subjek YA memperoleh nilai dari variabel x (harga sebuah jilbab) dengan harga

yang sama yaitu Rp.60.000,00 dengan langkah dan hasil yang benar. Sehingga

disimpulkan subjek YA mampu merencanakan pemecahan masalah,

melaksanakan rencana penyelesaian dan dapat menemukan strategi lain yang

dimana hasil akhirnya memperoleh nilai yang sama (open-ended).

3. Melihat Kembali Proses dan Hasil

Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan dengan subjek YA

diperoleh bahwa subjek YA memeriksa kembali proses dan hasil yang telah

diperoleh. Subjek YA hanya menyebutkan cara untuk memeriksa total harga yaitu

dengan mensubtitusi nilai variabel x (harga sebuah jilbab) dan nilai variabel y ke

salah satu persamaan. Namun, subjek YA tidak menuliskannya pada lembar

jawaban. Subjek YA menyimpulkan pada hasil jawaban yang diperoleh bahwa

nilai x (harga sebuah jilbab) yaitu Rp.60.000,00.

Berdasarkan wawancara semistruktur yang dilakukan dari siswa YA pada

siklus II maka diperoleh bahwa YA mampu menjelaskan maksud dari tes soal

nomor 1 pada siklus II dan menyelesaikannya dengan pemikirannya sendiri tanpa

menyontek. Hal ini terlihat bahwa terjadi peningkatan pada siswa ketika

mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis.

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa kelas VIII A SMP Negeri 1

Pamboang diperoleh bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa. Jika dibandingkan

Page 103: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

86

hasil observasi siklus I dan siklus II, persentase rata-rata siswa yang hadir tepat

waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung meningkat dari 98,27% menjadi

99,13%, siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan

pengetahuan siswa sebelumnya meningkat dari 44,82% menjadi 79,31%, siswa

bersiap-siap menerima pelajaran dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru

meningkat dari 82,75% menjadi 88,48%, siswa menemukan sendiri jawaban dari

permasalahan yang diberikan guru meningkat dari 60,91% menjadi 85,03%, siswa

mengamati, menyelidiki, menganalisis dan menemukan alternatif jawaban sendiri dari

93,10% tetap 93,10%, siswa memberikan respon mengenai pembelajaran dari masalah

yang diberikan oleh guru meningkat dari 56,32% menjadi 81,58%, siswa melakukan

pembelajaran terbuka (open-ended), siswa mencatat hasil temuan yang dilakukan, siswa

mendiskusikan hasil jawaban mereka, siswa melaporkan hasil yang diperoleh meningkat

dari 82,75% menjadi 88,48%, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep

yang telah didiskusikan meningkat dari 56,32% menjadi 81,58%, siswa

menyimpulkan hasil dari pembelajaran meningkat dari 43,67% menjadi 67,79%,

siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll) menurun dari 20,68%

menjadi 12,62%.

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

pada siswa.

3. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran (kemampuan guru dalam mengelolah kelas)

juga sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Adapun hasil

Page 104: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

87

observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan

pembelajaran open-ended pada siklus I dari pertemuan pertama sampai dengan

pertemuan ketiga adalah dengan rata-rata 3,74 berada pada kategori baik dan hasil

observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan

pembelajaran open-ended pada siklus II dari pertemuan kelima sampai dengan

ketujuh adalah dengan skor rata-rata 3,87 dengan kategori baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan.

Dengan demikian, meningkatnya aktivitas tersebut maka kemampuan berpikir

kritis pada siswa dari siklus I ke siklus II pada kemampuan guru dapat dikatakan

mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,13.

4. Respon siswa

Adapun hasil respon siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang terhadap

pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran matematika berbasis

masalah open-ended (PBMO) diperoleh rata-rata persentase siswa yang merespon

positif terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan open-

ended adalah 67,14% pada siklus I kemudian meningkat menjadi 81,97% pada

siklus II, sedangkan siswa yang merespon negatif sebesar 15,71% pada siklus I

kemudian menurun menjadi 4,80% pada siklus II dan siswa yang merespon netral

sebesar 17,64% pada siklus I kemudian menurun menjadi 15,60% pada siklus II,

sehingga respon siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang terhadap

pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan open-ended dapat

dikategorikan sangat baik karena memenuhi kriteria respon siswa dengan respon

positif mencapai diatas 70%.

Page 105: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berlangsung selama dua siklus maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika berbasis masalah open-

ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan subjek

29 siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang. Hal ini terlihat dari peningkatan

skor hasil tes dari siklus I sebesar 72,12 menjadi 86,27 pada siklus II. Rata-rata

persentase aktivitas siswa dari petemuan pertama sampai pertemuan kedelapan

telah menunjukkan bahwa aktivitas dalam pendekatan pembelajaran matematika

berbasisi masalah open-ended pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) sesuai yang diharapkan.

Adapun rata-rata observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika

dengan pendekatan pembelajaran open-ended pada siklus I dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan ketiga adalah dengan rata-rata 3,74 berada

pada kategori baik dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika

dengan pendekatan pembelajaran open-ended pada siklus II dari pertemuan

kelima sampai dengan ketujuh adalah dengan skor rata-rata 3,87 dengan kategori

baik. Sehingga aktivitas guru yang dilakukan pada saat proses pembelajaran

mengalami peningkatan. Respon siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamboang

terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan open-ended

dapat dikategorikan sangat baik karena memenuhi kriteria respon siswa dengan

respon positif mencapai diatas 70%.

Page 106: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

89

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ditemukan saran-saran

sebagai beikut:

1. Disarankan untuk diterapkannya pendekatan pembelajaran matematika

berbasisi masalah open-ended sebagai pendekatan pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa, khususnya

pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

2. Sebaiknya ketika diterapkannya pendekatan pembelajaran matematika

berbasisi masalah open-ended hendaknya guru tidak hanya siswa yang

pandai diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau

gagasannya tetapi semua siswa yang ada didalam kelas.

3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya

pendidikan matematika supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang model

pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam mempelajari matematika serta mencari cara atau strategi lain yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.

Page 107: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arini, W & Fikri, J. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Fisika untuk Pokok Bahasan Vektor Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Jurnal Berkala Fisika Indonesia (Online), Vol.10, No.1, (http://journal.uad.ac.id, diakses 10 Juli 2019).

Crismasanti, Y & Yunianta, T.N. 2017. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika melalui Tipe Soal Open-Ended pada Materi Pecahan. Jurnal Pendidikan Matematika (Online), Vol.33, No.1, (https://doi.org/10.24246/j.sw.2017, diakses 19 Juni 2019).

Faridah, N dkk. 2016. Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Pena Ilmiah (Online), Vol.1, No.1, (http://ejournal.upi.edu, diakses 21 Agustus 2019).

Happy, N. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreati Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan Bantul pada Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), (Online), (https://eprints.uny.ac.id, diakses 31 November 2019).

Harsanto, R. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hassoubah, Z. I. 2004. Develoving Creative & Critical Thinking Skilss (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

https://anekamodelpembelajaran.blogspot.com/2017/03/model-pembelajaran-open-ended.html. Diakses tanggal 26 Januari 2019.

https://www.google.com/amp/s/deyakartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalah-model-pembelajaran-open-ended/amp/. Diakses tanggal 26 Januari 2019.

Hamzah dkk. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Huda, M. 2017. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johar, R & Latifah, H. 2016. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Page 108: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

Kadarawati, A & Ibadullah, M. 2017. Pembelajaran Tematik : Konsep dan Aplikasi. Jawa Timur: CV AE MEDIA GRAFIKA.

Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekastual. Bandung: PT. Refika Aditima

Kurniati, R & Astuti, M. 2016. Penerapan Strategi Pembelajaran Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pelajaran Matematika Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palembang. Jurnal Ilmiah PGMI (Online), Vol.2, No.1, (http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jip, diakses 24 April 2019).

Lambertus dkk. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika (Online), Vol.4, No.1, (http://scholar.google.co.id, diakses 21 Agustus 2019).

Maulana. 2017. Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis-Kreatif. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Mayadiana, D. 2012. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Habits Of Mind Mahasiswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif, (Online), Vol.17, No.1, (https://ejournal.iainpurwokerto.ac.id, diakses 20 Desember 2019)

Noer, S.H. 2011. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Jurnal Pendidikan Matematika (Online), Vol.5, No.1, (https://ejurnal.unsri.ac.id, diakses 20 Juni 2019).

Novtiar, C & Usman, A. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kepercayaan diri siswa SMP melalui Pendekatan Open-Ended. Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana (Online), Vol.VI, No.2, (http://jurnal.unsur.ac.id, diakses 21 Agustus 2019).

Nurmia, A. 2018. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Open Ended Problem Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah Limbung. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.

Purnamasari. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Materi Segi Empat melalui Pendekatan Open Ended pada Siswa Kelas VII Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Institut Agama Islam Tulungagung.

Putri, A. 2017. Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Open Ended (PTK pada Siswa Kelas XI AK-PM SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun 2016/2017). Jurnal Pendidikan Matematika (Online), Vol.11, No.3, (https://publikasiilmiah.ums.ac.id, diakses 26 April 2019).

Page 109: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

Rahmi, S. 2016. Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.

Raswindasari. 2016. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Open Ended Problem pada Siswa Kelas VIII6 SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shadiq, Fadjar. 2014. Pembelajaran Matematika : Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siswanto, T.Y. 2018. Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sunaryo, Y. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa SMA di Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan (Online), Vol.1, No.2, (http://repository.ut.ac.id/id/eprint/1075, diakses 21 Juni 2019).

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryadi. 2017. Penerapan Pendekatan Open Ended pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di Kelas VII SMPN 4 Banda Aceh, (Online), (http://library.ar-raniry.ac.id, diakses 18 Juni 2019).

Sutaryo dkk. 2015. Membangun Kedaulatan. Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila UGM.

Suwandi, T dkk. 2016. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. Jurnal Pendidikan Progresif (Online), Vol.VI, No.2, (http://jurnal.fkip.unila.ac.id, diakses 20 Juni 2019).

Turohmah, N.A. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui Penerapan Pendekatan Open Ended, (Online), (https://respository.uinjkt.ac.id, diakses 26 April 2019).

Wahab, Rohmalina. 2015. Prisikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistic Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 110: PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS … · Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas siswa dan aktivitas guru), jurnal

Yulianto, H. 2011. Optimalisasi Hasil Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Segi Empat melalui Pendekatan Open Ended Problem. Skripsi tidak diterbitkan. Klaten.