HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN ...judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual...

260
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI, INTEGRITAS PRIBADI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK Survei pada Lima SMA Di Kota Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi OLEH: HANDYNIETA SOPHIA SWADITRA NIM: 121334070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN ...judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual...

  • HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

    KONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN

    KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,

    INTEGRITAS PRIBADI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

    Survei pada Lima SMA Di Kota Yogyakarta

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Ekonomi

    Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

    OLEH:

    HANDYNIETA SOPHIA SWADITRA

    NIM: 121334070

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

    BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

    KONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN

    KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,

    INTEGRITAS PRIBADI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

    Survei pada Lima SMA Di Kota Yogyakarta

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Ekonomi

    Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

    OLEH:

    HANDYNIETA SOPHIA SWADITRA

    NIM: 121334070

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

    BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria.

    Santa Skolastika. Kedua orang tua ku Bapak Wahyudi Begyo Suntoro

    dan Ibu Agustina Sri Kustaria serta adiku Rosa Pijar Cahya Devi.

    Keluarga besarku keluarga (Alm) Yohanes Saminoe dan keluarga

    (Alm) Ramelan Siswo Sumarto. Untuk teman-teman seangkatan

    Pendidikan Akuntansi 2012. Untuk almamaterku Universitas Sanata

    Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “You’ll learn, as you get older, that rules are made to be broken. Be bold

    enough to live life on your terms, and never, ever apologize for it. Go against the

    grain, refuse to conform, take the road less traveled instead of the well-beaten path.

    Laugh in the face of adversity, and leap before you look. Dance as though everybody

    is watching March to the beat of your own drummer. And stubbornly refuse to fit in.”

    –Mandy Hale, The Single Woman: Life, Love, and a Dash of Sass

    “When you look closely to the path you have travel on, you will realize that

    God was always with you, directing every step you took.” –Lailah Gifty Akita,

    Beautiful Quotes

    “Life will always have a different plan for you. If you don’t give up, you will

    eventually get to your destination. But towards the end of your life, you may look

    back and realize that it was never really about the destination; it was the journey that

    counted.” –King Samuel Benson

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARANKONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN

    KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,INTEGRITAS PRIBADI, DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

    Survei pada Lima SMA di Kota Yogyakarta

    Handynieta Sophia SwaditraUniversitas Sanata Dharma

    2016

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antaratingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkanKurikulum 2013 dengan: 1) keterampilan berkomunikasi, 2) integritaspribadi, 3) minat belajar peserta didik.

    Jenis penelitian ini meliputi penelitian deskriptif korelasional.Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII jurusanIIS di Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Jumlahpopulasi dalam penelitian ini berjumlah 566 peserta didik.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Datadianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatifdengan menggunakan PAP II. Teknik pengujian hipotesis dalampenelitian ini menggunakan korelasi Kendall’s Tau.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positiftingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materiakuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilanberkomunikasi yang ditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar(+) 0,358 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,000 < α=0,01; 2) ada hubunganpositif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materiakuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan integritas pribadi yangditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar (+) 0,129 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,008 < α=0,01; 3) ada hubungan positif tingkatketerlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansiberdasarkan kurikulum 2013 dengan minat belajar peserta didik yangditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar (+) 0,363 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,000 < α=0,01.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE CORRELATION BETWEEN THE LEVEL FEASIBILITYCONTEXTUAL LEARNING ON ACCOUNTING SUBJECTS BASED ON2013 CURRICULUM AND SKILLS OF COMUNICATING, PERSONAL

    INTEGRITY, AND LEARNERS, LEARNING INTERESTA Survey to Five High Schools In Yogyakarta

    Handynieta Sophia SwaditraUniversitas Sanata Dharma

    2016

    The purpose of this research is to find out a correlation about the levelfeasibility contextual learning based on 2013 Curriculum: skills of communicating, 2)personal integrity, 3) and learning interest.

    Types of this research are descriptive and correlational researh. Thepopulation in this study are students of the twelfth class Department of IIS inYogyakarta which have implemented Curriculum 2013. The population in thisresearch were 566 students. The collection of data in this study using questionnaire.The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.The technique of hypothesis testing in this study using correlation Kendall's Tau.

    The results show that: 1) there is a positive relationship level betweenfeasibility learning contextual on accounting subjects based on 2013 Curriculum andthe skills of communicating. It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.340 andSig (2-tailed) for α = 0.01 < 0.000; 2) there is a positive relationship level betweenfeasibility learning contextual accounting subjects based on 2013 Curriculum andpersonal integrity. It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.129 and Sig (2-tailed) for α = 0.01 < 0.000; 3) there is a positive relationship level feasibility learningcontextual on accounting subjects based on 2013 Curriculum and an learning interest.It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.363 and Sig (2-tailed) for α = 0.01 <0.000.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

    karunia dan berkat-Nya penulis dapat menyeleseikan proposal penelitian dengan

    judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Materi

    Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan Berkomunikasi,

    Integritas Pribadi, dan Minat Belajar Peserta Didik” dengan lancar. Penulisan

    proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat terseleseikannya skripsi

    yang mana skripsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama

    penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini banyak pihak yang telah membantu

    terseleseikannya proposal penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

    Universitas Sanata Dharma.

    4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen

    Pembimbing, ibu terima kasih untuk doa, bimbingan, serta bantuannya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    selama ini. Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan

    perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi

    yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama

    proses perkuliahan.

    6. Staf Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang

    telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan.

    7. Kedua Orang Tuaku Bapak Wahyudi Begyo Suntoro dan Ibu Agustina Sri

    Kustaria yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan senantiasa

    memberikan doa, dukungan, dan perhatian dan kasih sayang dalam

    penyusunan skripsi ini.

    8. Adiku Rosa Pijar Cahya Devi yang telah memberikan doa, dukungan dan

    kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.

    9. Almamaterku SD Negeri Condongcatur, SMP Negeri 4 Pakem, dan SMA

    Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

    10. Sahabat-sahabat terbaikku: Fidel, Angga, Wanda, Iza, Ahmad, Iswar,

    Yudha, Boru, Nopi, Lun, Tomo, Yosep, Bruder John, dan Chrismas yang

    selalu mendukung, memberi saran dan kritik, perhatian, dan doa atas

    penyusunan skripsi ini.

    11. Teman-teman satu bimbingan skripsi: Sisca Boru, Nopi, Ella, Helena, Sisil,

    Adys, Dilla, Gisela, dan Albeta yang telah menjadi teman diskusi yang baik

    saat penyusunan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    12. Seluruh pihak SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 2 Yogyakarta,

    SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta dan SMA

    Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi tempat

    dilaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerja sama yang berjalan

    dengan baik ini.

    13. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 yang

    tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas empat tahun yang

    luar biasa ini dan dinamika kita yang mendewasakan dimasa perkuliahan.

    Sukses untuk kita semua.

    14. Bimbingan Belajar Arka Paramita dan murid-muridku yang selalu

    memberikan dukungannya.

    15. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak

    kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran

    dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

    Yogyakarta, 26 Mei2016

    Penulis,

    Handynieta Sophia Swaditra

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v

    PERNYAATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    ABSTRACT .......................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

    DAFTAR ISI....................................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

    C. Batasan Masalah.................................................................................... 7

    D. Rumusan Penelitian............................................................................... 8

    E. Tujuan Penelitian................................................................................... 8

    F. Manfaat Penelitian................................................................................. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11

    A. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual ............................................ 11

    1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual .................... 11

    2. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual .......................... 14

    3. Karakteristik Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual ................ 15

    4. Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran

    Tradisional menurut Ditjen Dikdasmen ........................................... 21

    5. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas ................................... 23

    6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran CTL ................................ 25

    B. Kurikulum .............................................................................................. 26

    1. Kurikulum ........................................................................................ 26

    2. Kurikulum 2013 ............................................................................... 30

    C. Keterampilan Berkomunikasi................................................................. 41

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi......................................... 41

    2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi ................................................ 42

    3. Tujuh Dasar dalam Komunikasi....................................................... 42

    D. Integritas Pribadi .................................................................................... 47

    1. Pengertian Integritas Pribadi ............................................................ 47

    2. Komponen-komponen Karakter yang Baik...................................... 48

    3. Pengertian Jujur................................................................................ 52

    4. Penanaman Nilai-nilai Karakter Jujur di Lingkungan Keluarga ...... 54

    5. Penanaman Nilai-nilai Karakter Jujur di Lingkungan Sekolah........ 54

    E. Minat Belajar Peserta Didik ................................................................... 59

    1. Pengertian Minat Belajar Peserta Didik ........................................... 58

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik..... 61

    F. Kerangka Berpikir .................................................................................. 63

    1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

    Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan Berkomunikasi 63

    2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

    Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Integritas Pribadi ................. 65

    3. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

    Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Minat Belajar Peserta Didik 66

    G. Paradigma Penelitian.............................................................................. 68

    H. Hipotesis Penelitian................................................................................ 68

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 70

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 70

    B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 71

    1. Subjek Penelitian............................................................................... 71

    2. Objek Penelitian ................................................................................ 72

    C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 72

    1. Lokasi Penelitian ............................................................................... 72

    2. Waktu Penelitian ............................................................................... 72

    D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 73

    1. Populasi Penelitian ............................................................................ 73

    2. Sampel Penelitian .............................................................................. 73

    3. Teknik Sampling ............................................................................... 76

    E. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ............................................. 77

    1. Operasionalisasi Variabel.................................................................. 77

    2. Pengukuran Variabel ......................................................................... 83

    F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 83

    G. Pengujian Instrumen Penelitian............................................................... 84

    1. Validitas Instrumen ........................................................................... 84

    2. Reliabilitas Instrumen........................................................................ 95

    H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 98

    1. Analisis Data Deskriptif .................................................................... 98

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    2. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 100

    3. Pengujian Hipotesis........................................................................... 102

    BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 104

    A. SMA Negeri 1 Yogyakarta...................................................................... 104

    1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Yogyakarta......................................... 104

    2. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Yogyakarta ..................................... 106

    3. Data Guru SMA Negeri 1 Yogyakarta.............................................. 107

    B. SMA Negeri 2 Yogyakarta...................................................................... 108

    1. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Yogyakarta......................................... 108

    2. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Yogyakarta ..................................... 109

    3. Data Guru SMA Negeri 2 Yogyakarta.............................................. 112

    C. SMA Negeri 3 Yogyakarta...................................................................... 112

    1. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Yogyakarta........................................... 112

    2. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Yogyakarta ....................................... 113

    3. Data Guru SMA Negeri 2 Yogyakarta................................................ 114

    D. SMA Negeri 8 Yogyakarta...................................................................... 114

    1. Visi dan Misi SMA Negeri 8 Yogyakarta......................................... 114

    2. Sejarah Singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta ..................................... 115

    3. Data Guru SMA Negeri 8 Yogyakarta.............................................. 117

    E. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ...................................................... 117

    1. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ......................... 117

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    2. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ...................... 118

    3. Data Guru Muhammadiyah 1 Yogyakarta ........................................ 121

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 122

    A. Deskripsi Data......................................................................................... 122

    1. Deskripsi Responden Penelitian........................................................ 122

    2. Deskripsi Variabel Penelitian............................................................ 123

    B. Pengujian Prasyarat Analisis................................................................... 126

    C. Pengujian Hipotesis................................................................................. 129

    D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 133

    BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... 154

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 154

    B. Keterbatasan............................................................................................ 155

    C. Saran ....................................................................................................... 156

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 160

    LAMPIRAN........................................................................................................ 163

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Tradisional ...... 21

    Tabel 2.2 Kegiatan Belajar Pembentukan Integritas Diri ................................... 57

    Tabel 3.1 Nama dan Alamat Lokasi Penelitian................................................... 72

    Tabel 3.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 72

    Tabel 3.3 Populasi Penelitian............................................................................. 73

    Tabel 3.4 Sampel Penelitian................................................................................ 75

    Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Pembelajaran Kontekstual ........................ 78

    Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel Keterampilan Berkomunikasi ................... 80

    Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Integritas Pribadi....................................... 81

    Tabel 3.8 Operasionalisasi Minat Belajar Peserta Didik .................................... 82

    Tabel 3.9 Skor Instrumen.................................................................................... 83

    Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan

    Pembelajaran Kontekstual................................................................. 86

    Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keterampilan Berkomunikasi... 87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    Tabel 3.12 Hasil Pengujian Ulang I Validitas Variabel Keterampilan

    Berkomunikasi .................................................................................. 89

    Tabel 3.13 Hasil Pengujian Ulang II Validitas Variabel Keterampilan

    Berkomunikasi .................................................................................. 90

    Tabel 3.14 Hasil Pengujian Validitas Variabel Integritas Pribadi ...................... 91

    Tabel 3.15 Hasil Pengujian Ulang Validitas Variabel Integritas Pribadi............ 93

    Tabel 3.16 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Belajar Peserta Didik ..... 94

    Tabel 3.17 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan

    Pembelajaran Kontekstual................................................................. 96

    Tabel 3.18 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Keterampilan

    Berkomunikasi .................................................................................. 97

    Tabel 3.19 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Integritas Pribadi................... 97

    Tabel 3.20 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Minat Belajar Peserta Didik.. 98

    Tabel 3.21 Penguasaan Kompetensi ................................................................... 99

    Tabel 3.22 Keeratan Koefisien Korelasi ............................................................. 104

    Tabel 5.1 Responden Penelitian.......................................................................... 122

    Tabel 5.2 Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual ........................... 123

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    Tabel 5.3 Keterampilan Berkomunikasi ............................................................. 124

    Tabel 5.4 Integritas Pribadi ................................................................................. 125

    Tabel 5.5 Minat Belajar Peserta Didik................................................................ 125

    Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan

    Keterampilan Berkomunikasi ........................................................... 127

    Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan

    Integritas Pribadi ............................................................................... 128

    Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan Minat

    Belajar Peserta Didik......................................................................... 128

    Tabel 5.9 Hasil Uji Hipotesis 1 ........................................................................... 129

    Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis 2......................................................................... 131

    Tabel 5.11 Hasil Uji Hipotesis 3......................................................................... 132

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran ............................................................................................................. 163

    Lampiran 1 Rangkuman Data SMA Kota Yogyakarta ....................................... 164

    Lampiran 2 Kuesioner Penelitian........................................................................ 167

    Lampiran 3 Data Induk Penelitian ...................................................................... 179

    Lampiran 4 Tabel R ............................................................................................ 198

    Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 200

    Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 209

    Lampiran 7 PAP II dan Deskripsi Data............................................................... 212

    Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 220

    Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 222

    Lampiran 10 Surat Terkait Penelitian ................................................................. 225

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan memungkinkan peserta didik untuk memperoleh

    kesempatan, harapan dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik.

    Pendidikan dapat menjadi kekuatan untuk melakukan peruabahan agar sebuah

    kondisi menjadi lebih baik. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

    yang dapat melibatkan peserta didik untuk aktif belajar dan mengarahkan

    terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menempuh

    kehidupan.

    Pembelajaran adalah bagian dari proses pendidikan. Pembelajaran yang

    baik tidak hanya pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik jika guru

    hanya terus memberikan materi tanpa pernah memberi kesempatan bagi

    peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan materi yang

    dipelajari. Peserta didik perlu mengalami pembelajaran sehingga pengalaman

    yang mereka alamilah yang akan membekas di diri mereka. Berbeda halnya

    dengan pembelajaran yang hanya menghafal suatu teori maupun rumus

    tertentu, pembelajaran yang hanya mengedepankan hafalan akan membuat

    peserta didik masuk ke dalam kategori berpikir tingkat rendah.

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Salah satu tantangan pendidikan di Indonesia adalah bagaimana

    mengubah pendidikan yang hanya mengandalkan teori sehingga menjebak

    peserta didik di kategori berpikir tingkat rendah. Seperti data yang

    diungkapkan oleh TIMMS 2007 (Trends in International Math and Science

    Survey), hanya 1% peserta didik di Indonesia yang memiliki kemampuan

    berpikir mengolah informasi, membuat generalisasi, menyeleseikan masalah

    non rutin, mengambil kesimpulan data yang biasa disebut dengan berpikir

    advance. Memprihatinkan karena 78% peserta didik di Indonesia memiliki

    kemampuan berpikir tingkat rendah dan di bawah minimal atau lower order

    thinking skills.

    Proses belajar yang berorientasi hanya melalui metode hafalan, latihan

    berulang/drilling, instruksi terstruktur, dan pengajaran satu arah yang selama

    ini masih ditemui di wajah pendidikan di Indonesia menyebabkan peserta

    didik hanya mengembangkan memori hafalan mereka. Maka dari itu perlu

    adanya perubahan yang dilakukan pada pendidikan di Indonesia.

    Pembelajaran yang ada juga perlu dikaitkan dan didekatkan dengan kondisi

    alam dan sosial secara nyata. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan

    salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan peserta didik.

    Salah satu strategi yang disarankan adalah pembelajaran kontekstual sesuai

    dengan yang termuat dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang

    Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Persoalan kontekstual yang terjadi di masyarakat dapat di bahas di kelas

    dan peserta didik diberi kesempatan untuk mengupayakan penyeleseiannya

    dengan mengembangkan ide-ide kreatif peserta didik. Pembelajaran yang

    demikian akan dapat meningkatkan kemampuan mengintegrasikan konsep,

    menerapkan pengetahuan, meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap

    sesama manusia, dan menyadari dimensi kemanusiaan dalam diri peserta

    didik.

    Pendidikan pada saat ini seharusnya membentuk peserta didik yang

    dapat menghadapi era globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan

    teknologi, komunikasi dan informasi, kemajuan ekonomi, serta dampak dari

    kemajuan teknologi. Peserta didik harus memiliki kemampuan berkomunikasi

    yang memadai serta menguasai teknologi informasi untuk mempersiapkan

    memasuki dunia nyata yang sedang menghadapi tantangan abad ke-21.

    Keterampilan berpikir kreatif dan inovatif dibutuhkan dalam upaya

    mengembangkan ilmu, teknologi dan seni.

    Sejalan dengan perkembangan IPTEKS dan kebutuhan global,

    UNESCO menetapkan kompetensi untuk hidup pada abad 21, yaitu kreatifitas

    dan inovasi, kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,

    komunikasi dan kolaborasi, keterampilan sosial dan lintas budaya, penguasaan

    informasi. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diubah dari pembelajaran

    tradisional yang hanya fokus pada penguasaan materi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Pada masa mendatang, kita akan menghadapi beberapa tantangan dan

    perubahan yang menuntut perubahan paradigma pendidikan tradisional.

    Peserta didik pada saat ini harus terbiasa mencari informasi sendiri, mampu

    mengidentifikasikan dan merumuskan masalah, mampu bekerja efektif dalam

    kelompok dan membangun jaringan, serta memiliki kreatifitas yang tinggi.

    Oleh sebab itu, peserta didik harus dibekali dengan pengetahuan, sikap dan

    keterampilan yang memadai untuk menghadapi tantangan masa depan. Maka

    perlunya diadakan perubahan kurikulum yang ada yaitu dari Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013 guna mempersiapkan peserta

    didik yang memiliki bekal yang memadai dalam menghadapi tantangan masa

    depan.

    Pada Kurikulum 2013 terdapat peningkatan keseimbangan aspek

    kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran

    tidak berlangsung di ruang kelas saja melainkan juga di lingkungan dan

    masyarakat. Kurikulum 2013 sendiri memiliki sasaran dalam setiap jenjang.

    Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk pembentukan sikap. Sementara tingkat

    SMP difokuskan untuk mengasah keterampilan dan untuk tingkat SMA

    dimulai membangun pengetahuan.

    Menurut Bapak Muhammad Nuh dalam Sekapur Sirih Forum

    Mangunwijaya VII, proses pendidikan memiliki dua ciri utama, yaitu

    irreversible dan anticipative. Proses irreversible artinya tidak dapat diulang,

    dalam hal ini segala karakter yang dibangun selama proses termasuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    kesalahan-kesalahan dalam proses akan melekat dalam produk dan tidak dapat

    ditarik kembali. Ciri kedua adalah anticipative, artinya pengembangan potensi

    peserta didik harus diarahkan agar mereka mampu menjawab persoalan ke

    depan.

    Dari ciri yang pertama, peserta didik yang dididik di dalam lingkup

    pendidikan bukanlah sebuah barang yang jika mengalami kecacatan maka

    dapat di return kepada pabrik pembuat. Jika yang terjadi salah penanaman

    karakter terhadap peserta didik maka tidak mungkin peserta didik tersebut

    dikembalikan kembali untuk duduk dibangku sekolah. Maka dari itu perlunya

    penanaman karakter yang dapat dijadikan fondasi pijakan bagi peserta didik

    yang nantinya akan menghadapi dunia nyata. Karakter yang perlu dibangun

    adalah kejujuran, kejujuran ini adalah kepribadian yang perlu dimiliki oleh

    peserta didik. Banyak anggapan bahwa korupsi yang ada saat ini dapat

    dibenahi dengan penanaman karakter yang kuat di diri peserta didik. Dalam

    konteks nyata tidak sulit memberikan contoh yang perlu dan tidak perlu

    dicontoh didalam bertindak jujur. Di Yogyakarta sendiri belum lama ini

    terdapat kasus yang perlu menjadi teladan bagi siapa saja mengenai kebocoran

    soal UN, ada pelajar Yogyakarta yang berani untuk memberikan teladan

    tindak kejujuran (Sumber;

    http://regional.kompas.com/read/2015/04/22/12555461/Tolak.Bocoran.Soal.U

    N.Tiga.Siswa.SMAN.3.Yogyakarta.Diberi.Penghargaan.oleh.KPK). Maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    tidak salah jika Yogyakarta masuk menjadi salah satu provinsi dengan indeks

    kejujuran tertinggi di Indonesia.

    Dari ciri yang kedua, peserta didik dalam era saat ini dengan segala

    tantangan harus memiliki keterampilan yang perlu dimiliki. Salah satu

    keterampilan yang mendasar yang perlu dimiliki menurut SCANS (Sekretaris

    Commision on Achieving Necessary Skills) adalah keterampilan

    berkomunikasi yakni mengorganisasikan ide dan mengkomunikasikannya

    secara lisan.

    Peserta didik yang memiliki kepribadian dan karakter jujur dan terampil

    berkomunikasi saja belumlah cukup untuk melaksanakan pembelajaran sesuai

    dengan konteksnya berdasarkan Kurikulum 2013, hal lain yang perlu digali

    adalah bagaimana minat belajar dari peserta didik tersebut. Minat yang sudah

    ada dalam diri peserta didik bisa membangkitkan emosi dan perasaan senang

    terhadap mata pelajaran khususnya pada mata pelajaran akuntansi yang

    memerlukan kesabaran dan ketelitian. Minat peserta didik untuk belajar

    sangat membantu hal tersebut karena dengan mereka sudah timbul minat yang

    tinggi maka halangan maupun tantangan yang ada mereka akan bersabar pada

    proses. Peserta didik akan dengan suka hati mencari sumber-sumber ilmu

    untuk memecahkan kasus-kasus yang telah dikaitkan dengan kehidupan nyata.

    Mereka dengan mudah melewati dan melaksanakan proses pembelajaran 5M

    yang ada dalam Kurikulum 2013.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

    membuat penelitian tentang “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran

    Kontekstual pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan

    Keterampilan Berkomunikasi, Integritas Pribadi dan Minat Belajar Peserta

    Didik”.

    B. Indentifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi

    masalahnya adalah sebagai berikut:

    1. Masih terjadinya pembelajaran satu arah dari guru kepada peserta didik

    2. Belum berkembangnya kemampuan komunikasi dalam proses

    pembelajaran antar guru dan peserta didik

    3. Kurangnya pengetahuan tentang ilmu yang dipelajari yang

    mempengaruhi minat belajar peserta didik

    C. Batasan Masalah

    Hasil belajar pada pembelajaran yang menerapkan Kurikulum 2013

    adalah melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

    melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

    Dari uraian tersebut maka batasan masalah yang ada dalam penelitian ini

    hanya akan melihat tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada

    materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2013 pada penguatan hasil

    pembelajaran peserta didik di aspek keterampilan hanya pada keterampilan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    berkomunikasi, pada aspek sikap hanya pada integritas pribadi peserta didik,

    dan pengetahuan melalui minat belajar peserta didik.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

    sebagai berikut:

    1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran

    kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan keterampilan

    berkomunikasi?

    2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran

    kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan integritas pribadi?

    3. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran

    kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan minat belajar peserta

    didik?

    E. Tujuan Penelitian

    Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan

    pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan

    keterampilan berkomunikasi.

    2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan

    pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan integritas

    pribadi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan

    pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan minat

    belajar peserta didik.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

    pihak yang bersangkutan:

    1. Bagi Guru

    Untuk memberikan gambaran bagi guru mengenai tingkat

    keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013

    dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar

    peserta didik.

    2. Bagi Sekolah

    Untuk menjadi bahan masukan mengenai tingkat keterlaksanaan

    pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan

    keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta

    didik.

    3. Bagi Universitas Sanata Dharma

    Untuk dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk menambah

    wawasan dalam kegiatan perkuliahan dan dunia pendidikan. Serta sebagai

    bahan pengembangan penelitian lebih lanjut bagi pembaca.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    4. Bagi Penulis

    Untuk mengetahui hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran

    kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan keterampilan

    berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik.

    Sehingga dalam menjalankan tugas seorang guru ke depannya mengetahui

    dapat menghadapi dinamika yang ada terkait masalah tersebut dengan

    baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

    1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

    Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dapat diurai dari dua

    definisi yaitu definisi dari keterlaksanaan dan pembelajaran kontekstual.

    Keterlaksanaan berasal dari kata terlaksana yang diberi imbuhan ke-an,

    terlaksana menurut KBBI memiliki arti sudah (dapat) dilaksanakan maka

    setelah diberi imbuhan ke-an menjadi suatu keadaan yang sudah dapat

    dilaksanakan. Sementara, pembelajaran kontekstual (Contextual Learning)

    adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta

    didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari

    dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks

    dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks dalam keadaan

    pribadi, sosial dan budaya mereka (Johnson, 2002: 67). Maka dapat

    disimpulkan arti dari keterlaksanaan pembelajaran kontekstual adalah

    suatu keadaan yang sudah dilaksanakan dari sebuah proses pendidikan

    yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalam

    materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

    subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian

    11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    mereka, yaitu dengan konteks dalam keadaan pribadi, sosial dan budaya

    mereka.

    Pengertian pembelajaran dan pengajaran kontekstual menurut

    Blanchard (2001: 1), Bens dan Erickson (2001: 2) (Komalasari, 2011: 6)

    merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan

    antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik

    dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan

    yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

    anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.

    Sementara itu Hull’s dan Sounders (1996:3) (Komalasari, 2011:6)

    mengemukakan pengertian pembelajaran dan pengajaran kontekstual yaitu

    peserta didik menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak

    dengan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. Peserta didik

    menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan

    keterhubungan. Pembelajaran kontekstual menuntut guru mendesain

    lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk

    pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan.

    Menurut Komalasari (2011:7), dia menyimpulkan bahwa pengertian

    pembelajaran dan pengajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran

    yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata

    peserta didik sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan

    makna materi tersebut bagi kehidupannya.

    Pembelajaran kontekstual adalah salah satu pendekatan

    pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah

    pengetahuan. Pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman belajar

    yang lebih relevan dan berarti bagi peserta didik dalam membangun

    pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur

    hidup melalui hubungan di dalam dan di luar kelas. Pengetahuan yang

    didapat semakin konkret dengan menyajikan suatu konsep yang

    mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari peserta didik dengan konteks

    materi tersebut tentu akan berbeda hasilnya dengan pengetahuan yang

    didapat secara abstrak.

    Suatu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah proses

    pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta

    didik bekerja dan mengalami kegiatan pembelajarannya. Peserta didik

    menjadi perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat dari kegiatan

    pembelajaran yang dilakukannya, dalam status apa mereka, dan

    bagaimana mencapainya. Hal ini membuat peserta didik sadar bahwa yang

    mereka pelajari berguna bagi kehidupannya dan memiliki potensi untuk

    membuat para peserta didik menumbuhkan minat belajar karena peserta

    didik dapat melihat keterkaitan antara pembelajaran dengan konteks di

    dunia nyata. Dalam kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    guru lebih menggunakan banyak strategi untuk membantu peserta didik

    mencapai tujuan daripada memberi informasi. Tugas guru disini adalah

    mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan

    pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi peserta didik dengan

    peserta didik menemukan sendiri bukan hanya menerima apa kata guru.

    2. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual

    Pembelajaran dan pengajaran kontekstual dapat berhasil terutama

    karena sasaran utamanya untuk mencari makna dengan menghubungkan

    kegiatan akademik dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Johnson

    (Johnson, 2002:69) tiga prinsip utama CTL, dengan memahami prinsip ini

    maka akan memahami mengapa pembelajaran dan pengajaran kontekstual

    memberikan jalan menuju keunggulan akademik yang dapat diikuti semua

    peserta didik:

    a. Prinsip Kesaling-bergantungan (Interdepence)

    Dalam proses pembelajaran, peserta didik berhubungan

    dengan bahan ajar, sumber belajar, media, sarana prasana belajar.

    Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses

    pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga peserta didik

    berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang esensial bagi

    kehidupan di masa datang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    b. Prinsip Perbedaan (Differentiation)

    Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta didik

    menghasilkan keberagaman, perbedaan, dan keunikan. Terciptanya

    kemandirian dalam belajar yang dapat mengkonstruksi minat peserta

    didik untuk belajar mandiri dalam konteks tim dengan

    mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan nyata, dalam rangka

    mencapai tujuan secara penuh makna.

    c. Pengorganisasian Diri (Self Organization)

    Prinsip pengorganisasian diri/pengaturan diri menyatakan

    bahwa proses pembelajaran diatur, dipertahankan, dan disadari oleh

    peserta didik sendiri, dalam rangka merealisasikan seluruh

    potensinya. Prinsip pengorganisasian diri menuntut para peserta

    didik dan para pengajar di sekolah agar mendorong tiap peserta

    didiknya untuk memahami dan merealisasikan semua potensi yang

    dimilikinya secara optimal.

    3. Karakteristik Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual

    Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual mencakup delapan

    komponen utama berikut ini (Johnson, 2002: 65):

    a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna yaitu peserta didik

    dapat mengatur diri sendiri sebagai orang belajar aktif dalam

    mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat

    belajar sambil berbuat.

    b. Melakukan pekerjaan yang berarti, peserta didik membuat hubungan-

    hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam

    kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.

    c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, peserta didik

    melakukan pekerjaan yang signifikan yaitu ada tujuannya, ada

    keterkaitan dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan

    pilihan, dan ada produk/hasilnya yang bersifat nyata. Pada akhirnya,

    peserta didik harus menjadi pelajar sepanjang hayat, hal ini berarti

    peserta didik selalu memiliki keinginan dan dapat mencari, meneliti,

    dan menggunakan informasi dengan kesadaran sendiri tanpa diawasi.

    Dalam hal ini dituntut kesadaran tinggi dari diri peserta didik.

    d. Bekerjasama, peserta didik dapat bekerja sama dalam hal ini guru

    membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok,

    membantu mereka memahami bagaimana mereka saling

    mempengaruhi dan saling berkomunikasi satu sama lain. Belajar

    kelompok, masyarakat belajar adalah untuk berbagi pengetahua,

    memusatkan pada tujuan, dan memberi kesempatan semua anggota

    saling mengajar dan belajar.

    e. Berpikir kritis dan kreatif, peserta didik dapat menggunakan tingkat

    berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif yaitu dengan dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat

    keputusan, dan menggunakan bukti-bukti serta logika yang ada.

    f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, peserta didik

    memelihara pribadinya untuk mengetahui, memberi perhatian,

    memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat

    diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang.

    g. Mencapai standar yang tinggi. Standar unggul menjadikan peserta

    didik menjadi manusia yang kompetitif di masa depan. Maka dari itu

    perlu ditingkatkan kompetensi lulusan yang ada dari waktu ke waktu.

    h. Menggunakan penilaian autentik, peserta didik mengenal dan

    mencapai standar tinggi yaitu mengidentifikasi tujuan dan

    memotivasi peserta didik untuk mencapainya kemudian peserta didik

    menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata

    untuk suatu tujuan yang bermakna bagi dirinya. Penilaian autentik ini

    ditujukan untuk memonitor kemajuan peserta didik dan umpan balik

    terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan dan membimbing

    proses pembelajaran.

    Menurut Nurhadi (Hosnan, 2014: 277), pembelajaran kontekstual

    memiliki karakteristik sebagai berikut:

    a. Terciptanya asas kerja sama

    b. Saling menunjang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    c. Situasi belajar menyenangkan

    d. Belajar dengan bergairah

    e. Pembelajaran terintegrasi

    f. Menggunakan berbagai sumber

    g. Kegiatan belajar peserta didik aktif

    h. Sharing dengan teman

    i. Peserta didik aktif dan guru kreatif

    j. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya peserta

    didik, laporan hasil artikel, humor, dan lain-lain

    k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya peserta

    didik, laporan hasil praktikum, karangan peserta didik, dan lain-lain.

    Pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL menurut Priyatni

    (Hosnan, 2014: 278), memiliki karakteristik sebagai berikut:

    a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya

    pembelajaran diarahkan agar peserta didik memiliki keterampilan

    dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran

    diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in

    real live setting)

    b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

    mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman

    bermakna kepada peserta didik melalui proses mengalami (learning by

    doing)

    d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling

    mengoreksi (learning in a group)

    e. Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara

    mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran

    yang menyenangkan (learning to know each other deeply)

    f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan

    kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together)

    g. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan (learning as

    an enjoy activity)

    Menurut Sounders (Komalasari, 2011: 8) menyatakan bahwa

    pembelajaran kontekstual difokuskan pada REACT. REACT adalah

    singkatan dari R adalah relating yaitu belajar dalam konteks pengalaman

    hidup, E adalah experiencing yaitu belajar dalam konteks pencarian dan

    penemuan, A adalah applying yaitu belajar ketika pengetahuan

    diperkenalkan dalam konteks penggunaanya, C adalah cooperating yaitu

    belajar melalui konteks komunikasi interpersonal dan saling berbagi, T

    adalah transferring belajar penggunaan pengetahuan dalam konteks atau

    siatuasi baru. Penjelasan dari masing-masing prinsip pembelajaran

    kontekstual tersebut adalah sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    a. Keterkaitan, relevansi (Relating)

    Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal

    pengetahuan yang telah ada pada diri peserta didik yaitu relevansi

    antarfaktor internal seperti pengetahuan yang telah dimiliki,

    keterampilan, bakat, minat, dengan faktor seperti ekpose media

    pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar, dan dengan konteks

    pengalaman dalam kehidupan dunia nyata agar memiliki manfaat

    untuk bekal di kemudian hari.

    b. Pengalaman langsung (Experiening)

    Dalam proses pembelajaran, peserta didik perlu mendapatkan

    pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan,

    inventori, investigasi, penelitian dan sebagainya. Proses pembelajaran

    ini memberi kesempatan peserta didik untuk berpatisipasi aktif dan

    untuk mendorong daya tarik dan motivasi belajar peserta didik.

    c. Aplikasi (Applying)

    Peserta didik dapat menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan

    prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain yang

    merupakan pembelajaran tingkat tinggi atau lebih dari sekedar hafalan.

    Kemampuan ini mendorong peserta didik untuk memikirkan karir dan

    pekerjaan di masa depan yang sesuai dengan minat mereka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    d. Kerja Sama (Cooperating)

    Kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh peserta didik dalam

    konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan,

    komunikasi interaktif antar sesama peserta didik, antara peserta didik

    dengan guru, antara peserta didik dengan narasumber, memecahkan

    masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok

    dalam pembelajaran kontekstual.

    e. Alih Pengetahuan (Transferring)

    Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan peserta

    didik untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

    telah dimiliki pada situasi lain. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta

    didik tidak sekedar menghafal pengetahuan tetapi dapat digunakan

    atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.

    4. Perbedaan Pola Pembelajaran Kontektual (CTL) dengan Pembelajaran

    Tradisional menurut Ditjen Dikdasmen (Komalasari, 2010: 18-19).

    Tabel 2.1Perbedaan Pola Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran

    Tradisional

    Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

    Peserta didik secara aktif terlibat

    dalam proses pembelajaran

    Peserta didik adalah penerima

    informasi secara pasif

    Peserta didik belajar dari teman

    melalui kerja kelompok, diskusi,

    dan saling mengoreksi

    Peserta didik belajar secara

    individual

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

    Pembelajaran dikaitkan dengan

    kehidupan nyata dan atau masalah

    yang distimulasikan

    Pembelajaran sangat abstrak dan

    teoritis

    Perilaku dibangun atas kesadaran

    diri

    Perliaku dibangun atas kebiasaan

    Hadiah untuk perilaku baik adalah

    kepuasan

    Hadiah untuk perilaku baik adalah

    pujian atau nilai

    Keterampilan dibangun atas dasar

    pemahaman

    Keterampilan dikembangkan atas

    dasar latihan

    Seseorang tidak melakukan yang

    jelek karena dia sadar hal itu keliru

    dan merugikan

    Seseorang tidak melakukan yang

    jelek karena takut hukuman

    Bahasa yang diajarkan dengan

    pendekatan komunikatif, yakni

    peserta didik diajak menggunakan

    bahasa dalam konteks nyata

    Bahasa diajarkan dengan

    pendekatan struktural, rumus

    diterangkan sampai paham

    kemudian dilatihkan kepada peserta

    didik

    Pemahaman rumus dikembangkan

    atas dasar schemata yang sudah ada

    dalam diri peserta didik

    Rumus itu ada di luar diri peserta

    didik, jadi rumus harus diterangkan,

    diterima, dihafalkan, dan dilatihkan

    Pemahaman rumus itu relatif

    berbeda antar peserta didik yang

    satu dengan peserta didik yang

    lainnya sesuai dengan schemata

    peserta didik

    Rumus adalah kebenaran absolut

    karena hanya ada dua pemahaman

    rumus yaitu rumus yang salah atau

    benar.

    Peserta didik diminta bertanggung

    jawab memonitor dan

    mengembangkan pembelajaran

    mereka masing-masing

    Guru adalah penentu jalannya

    proses pembelajaran

    Penghargaan terhadap pengalaman

    peserta didik sangat diutamakan

    Pembelajaran tidak memperhatikan

    pengalaman peserta didik

    Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar diukur hanya dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

    berbagai cara proses bekerja, hasil

    karya, penampilan, rekaman, tes,

    dll.

    tes

    Pembelajaran terjadi di berbagai

    tempat, konteks dan setting

    Pembelajaran hanya terjadi dalam

    kelas

    Penyesalan adalah hukuman dari

    perilaku jelek

    Sanksi adalah hukuman dari

    perilaku jelek

    Perilaku baik berdasar motivasi

    instrinsik

    Perilaku baik berasal dari motivasi

    ekstrinsik

    Seorang berperilaku baik karena

    yakin itulah yang terbaik dan

    bermanfaat

    Seseorang berperilaku baik karena

    dia terbiasa melakukan begitu.

    Kebiasaan yang ada dibangun

    dengan hadiah yang menyenangkan

    5. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas

    Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme

    dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip

    pembelajaran yang berbasis kompetensi. Menurut Trianto (Hosnan, 2014:

    269) tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni

    konstruktivisme, bertanya, inquiry, masyarakat belajar, pemodelan dan

    penilaian autentik. Secara garis besar, langkah-langkah untuk menerapkan

    ketujuh komponen CTL adalah sebagai berikut.

    a. Konstruktivisme, kontruktivisme adalah proses membangun atau

    menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik

    berdasarkan pengalaman. Kembangkan pemikiran bahwa dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    belajar akan lebih bermakna dengan bekerja, menemukan, dan

    mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

    b. Menemukan/Inqury, artinya proses pembelajaran didasarkan pada

    pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

    Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

    c. Bertanya, menurut Sanjaya (Hosnan, 2014: 271) bertanya dapat

    dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,

    sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan

    seseorang dalam berpikir. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik

    dengan bertanya.

    d. Masyarakat belajar, konsep masyarakat belajar dalam CTL adalah

    hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain,

    teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru.

    e. Pemodelan, pemodelan adalah proses pembelajaran dengan

    memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap

    peserta didik. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

    f. Refleksi, refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

    dipelajari dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau

    peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Lakukan refleksi di

    akhir pertemuan.

    g. Penilaian nyata, melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara

    (tes dan non tes) menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    berlangsung selama proses secara terintegrasi dengan alternative

    bentuk kinerja, observasi, portofolio, dan atau jurnal.

    6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran CTL

    Adapun kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran CTL.

    Kelebihan dari pembelajaran CTL yang pertama adalah pembelajaran

    menjadi lebih riil dan bermakna. Artinya, peserta didik dituntut untuk

    menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

    kehidupan nyata. Kelebihan selanjutnya adalah pembelajran menjadi lebih

    produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta

    didik karena pembelajaran menggunakan konstrutivisme, dimana peserta

    didik dituntun untuk menemukan sendiri pengetahuannya.

    Terdapat pula kelemahan dari pembelajaran CTL. Kelemahannya

    yang pertama adalah guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi,

    tugas guru dalam pembelajaran CTL ini adalah membimbing peserta didik

    agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

    Kelemahan kedua adalah guru hanya memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan

    mengajak peserta didik agar menyadari dan dengan sadar menggunakan

    strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Hosnan, 2014:279).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    B. Kurikulum

    1. Kurikulum

    Pengertian kurikulum menurut para ahli (Widyastono, 2014) adalah

    sebagai berikut.

    1) Zais (1976), a racecourse of subject matters to be mastered.

    2) Johnson (1977), a structured series of intended learning outcomes.

    3) Taba (1962), a curriculum is a plan for learning; therefore, what is

    known about the learning process and the development of the

    individual has bearing on the shaping of curriculum.

    4) Schurbet (1986), kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran, program

    kegiatan pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang

    diharapkan, reproduksi kebudayaan, dan pengembangan kecakapan

    hidup.

    5) Hasan (2011), mengelompokan pengertian kurikulum ke dalam empat

    dimensi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: (1) kurikulum

    sebagai suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana

    tertulis, yang sebenarnya merupakan suatu perwujudan dari kurikulum

    sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan/aktivitas, yang

    sering disebut pula dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau

    implementasi kurikulum, yang sebenarnya merupakan pelaksanaan

    dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan (4) kurikulum

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    sebagai suatu hasil, yang merupakan konsekuensi dari kurikulum

    sebagai suatu kegiatan.

    6) Olivia (1997), curriculum it self is construct or concept, a

    verbalization of an extremely complex idea or set of ideas.

    Dari pengertian para ahli maka pemerintah merumuskan pengertian

    seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan kurikulum

    adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

    bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

    pendidikan tertentu.

    Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan

    sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka

    dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting,

    yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluative, dan peranan

    kreatif. Ketiganya memiliki peranan sangat penting dan perlu dilaksanakan

    secara seimbang.

    1. Peranan Konservatif. Menurut Sanjaya (2008: 10) peranan konservatif

    kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan

    masa lalu. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku peserta didik sesuai

    dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan

    dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.

    2. Peranan Kritis atau Evaluasi. Menurut Hamalik (2009: 12) dalam hal

    ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam control sosial dan

    memberi penekanan pada unsur berpikir kritis.

    3. Peranan Kreatif. Menurut Wiryokusumo (1988: 7) dalam hal ini,

    kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan

    konstruktif, dalam arti harus menyusun atau mendesain pengalaman

    belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata

    pelajaran yang akan disajikan pada peserta didik. Dengan demikian,

    kurikulum diharapkan akan dapat membawa peserta didik menuju

    masyarakat yang berbudaya.

    Ketiga peranan kurikulum di atas harus sejalan secara berimbang

    dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan dan perubahan yang

    ada. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab

    semua pihak-pihak yang terkait yakni guru, sekolah, orang tua dan

    masyarakat.

    Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan.

    Menurut Sanjaya (Widyastono: 2014) kurikulum memiliki berbagai fungsi

    yaitu bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas,

    kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau

    pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman

    dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,

    kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi

    terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi peserta didik sendiri,

    kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.

    Berdasarkan dengan fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai

    subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis

    (Widyastono: 2014), yaitu:

    1) Fungsi penyesuaian, fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan

    peserta didik agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu

    menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik

    maupun lingkungan sosial.

    2) Fungsi integrasi, fungsi integrasi mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan

    pribadi-pribadi yang utuh.

    3) Fungsi diferensiasi, fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan

    pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    4) Fungsi persiapan, fungsi persiapan mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan

    peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan

    berikutnya.

    5) Fungsi pemilihan, fungsi pemilihan mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan

    kesempatan kepada peserta didik untuk memilih program-program

    belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

    6) Fungsi diagnostik, fungsi diagnostic mengandung makna bahwa

    kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan

    mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami dan menerima

    kekuatan/potensi dan kelemahan yang dimilikinya.

    2. Kurikulum 2013

    a. Karakteristik kurikulum 2013 adalah (Kemendikbud:2012):

    1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam

    bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke

    dalam Kompetensi Dasar (KD).

    2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial

    mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu

    jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

    3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari

    peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,

    keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan

    pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu

    mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian

    utama kurikulum.

    5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan

    konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan

    “disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.

    6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip

    akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata

    pelajaran.

    7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi

    pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik

    konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat

    tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah

    kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan

    sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit

    dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak

    langsung.

    8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat

    formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial

    untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat

    memuaskan).

    b. Menurut Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran

    Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pembelajaran pada

    Kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:

    1) Interaktif dan inspiratif

    2) Menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

    berpartisipasi aktif

    3) Kontekstual dan kolaboratif

    4) Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan

    kemandirian peserta didik, dan

    5) Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik

    serta psikologis peserta didik

    c. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013

    adalah menggunakan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses

    keilmuan seperti yang termuat dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun

    2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

    Menengah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik menurut

    Daryanto (2014: 53):

    a. Berpusat pada peserta didik

    b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi

    konsep, hukum atau prinsip

    c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam

    merangsang perkembangan intelek, khusunya keterampilan

    berpikir tingkat tinggi peserta didik

    d. Dapat mengembangkan karakter peserta didik

    Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut

    Daryanto (2014: 54):

    1) Untuk meningkatkan kemapuan intelek, khususnya kemampuan

    berpikir tingkat tinggi peserta didik.

    2) Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyeleseikan

    suatu masalah secara sistematik

    3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa

    bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan

    4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi

    5) Untuk melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide

    6) Untuk mengembangkan karakter peserta didik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Beberapa prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan

    saintifik dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014:37)

    adalah sebagai berikut.

    1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik

    2) Pembelajaran berpusat students self concept

    3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme

    4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

    mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

    5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

    berpikir peserta didik

    6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan

    motivasi mengajar guru

    7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih

    kemampuan dalam komunikasi

    8) Adanya proses validasi terhadap, konsep, hukum, dan prinsip yang

    dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya

    Pendekatan saintifik mempunyai kriteria proses pembelajaran

    sebagai berikut menurut Shoimin (2014:164):

    1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

    diperjelas dengan logika atau penalaran tertentu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    2) Penjelasan guru, respon peserta didik, interaksi edukatif guru-guru

    terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau

    penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis

    3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,

    analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

    memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran

    4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

    hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu

    sama lain dari materi pembelajaran

    5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

    menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

    objektif dalam merespon materi pembelajaran

    6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

    dipertanggungjawabkan

    7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,

    namun menarik sistem penyajiannya

    Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu

    attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, dan skill/keterampilan:

    1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar

    agar peserta didik “tahu mengapa”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    2) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi

    ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”

    3) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi

    ajar agar peserta didik “tahu apa”

    4) Hasil akhirnya adalah peningkatan keseimbangan antara

    kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan

    manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup

    secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek

    kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

    5) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,

    inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan

    pengetahuan yang terintegrasi.

    d. Langkah-langkah Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan menggunakan

    Pendekatan Saintifik

    Langkah-langkah pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan

    pendekatan pembelajaran saintifik/pendekatan berbasis keilmuan

    sebagaimana yang tertera dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun

    2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

    Menengah. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan saintifik

    adalah sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    1) Mengamati (Observasi)

    Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada

    langkah pembelajaran mengamati/observing. Metode observasi

    adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan

    pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka

    membelajarkan peserta didik yang mengutamakan kebermaknaan

    proses belajar. Dengan metode observasi, peserta didik akan

    tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang

    fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Menurut

    Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, kegiatan belajar yang

    dilakukan dalam mengamati adalah membaca, mendengar,

    menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) dan kompetensi yang

    dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari

    informasi.

    2) Bertanya (Questioning)

    Kegiatan selanjutnya adalah menanya/questioning. Menurut

    Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, kegiatan belajarnya adalah

    mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami

    dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

    informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari

    pertanyaan faktual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik).

    Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan

    untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan

    belajar sepanjang hayat.

    3) Mengumpulkan Informasi

    Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari

    tindakan bertanya, kegiatan ini bertujuan menggali dan

    mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai

    cara. Dalam permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, aktivitas

    mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca

    sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas

    wawancara dengan nara sumber, dan sebagainya. Kompetensi yang

    diharapkan dalam melakukan kegiatan mengumpulkan informasi

    adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai

    pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

    kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang

    dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

    sepanjang hayat.

    4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating)

    Langkah ke-empat adalah associating

    (mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar). Kegiatan ini

    untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan

    pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah

    proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris

    yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

    pengetahuan. Dalam Permendikbud Nomor 81A tahun 2013

    kegiatan belajar dalam kegiatan associating adalah mengolah

    informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil

    kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan

    mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, pengolahan

    informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah

    keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi

    yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki

    pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Dari

    kegiatan belajar tersebut kompetensi yang dikembangkan dari

    kegiatan associating adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,

    disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur

    dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

    menyimpulkan.

    5) Mengkomunikasikan Pembelajaran

    Pada pendekatan saintifik peserta didik diberi kesempatan

    untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka dapat baik

    secara individu maupun kelompok atas proses pembelajaran yang

    telah mereka lalui mulai dari mengamati hingga mengasosiasikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    materi. Pada tahap ini, kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh

    peserta didik adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

    berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

    Dari kegiatan ini peserta didik dapat mengembangkan

    kompetensinya sebagai berikut mengembangkan sikap jujur, teliti,

    toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

    pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

    kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

    6) Membentuk Jaringan (Networking)

    Langkah ke lima pada scientific approach adalah

    membentuk jaringan/networking. Networking adalah kegiatan

    peserta didik untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan

    belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

    berdasarkan hasil analisa secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

    Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap

    jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

    mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

    mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

    Pada tahapan ini, peserta didik mempresentasikan kemampuan

    mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara peserta didik

    lain menanggapi. Tanggapan peserta didik lain bisa berupa

    pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    C. Keterampilan Berkomunikasi

    1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi

    Keterampilan menurut KBBI adalah kecakapan seseorang untuk

    memakai bahasa dan menulis, membaca, menyimak, atau berbicara;

    kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus

    lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat,

    menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya.

    Berkomunikasi menurut KBBI adalah mengadakan komunikasi. Maka,

    keterampilan berkomunikasi adalah kecakapan seseorang untuk memakai

    bahasa dan menulis, membaca, menyimak, atau berbicara untuk

    menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola

    gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke

    bahasa lain untuk mengadakan komunikasi.

    Dalam melaksanakan pembelajaran dan pengajaran baik sebagai

    guru maupun sebagai peserta didik membutuhkan dan dibutuhkan

    keterampilan berkomunikasi yang baik sehingga pembelajaran dan

    pengajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Menurut

    Supratiknya (1995:30) pengertian komunikasi secara luas adalah setiap

    bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang

    ditanggapi oleh orang lain. Sedangkan pengertian secara sempitnya adalah

    sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima

    dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    2. Keterampilan dasar berkomunikasi menurut Johnson (Supratiknya, 2000: 10),

    antara lain:

    a. Kemampuan saling memahami yang mana kemampuan ini mencakup

    beberapa subkemampuan yaitu sikap percaya, pembukaan diri, dan

    penerimaan diri.

    b. Kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat

    dan jelas yang harus juga disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat

    dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan

    menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita.

    c. Kemampuan saling menerima dan saling memberikan dukungan atau

    saling menolong.

    d. Kemampuan memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah

    antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan

    orang lain, melalui cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan

    lawan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita semakin tumbuh

    dan berkembang.

    3. Komunikasi memiliki tujuh unsur dasar yaitu:

    1) Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada

    dalam diri pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya yakni

    mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi tertentu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    2) Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan,

    perasaan dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat

    dikirimkan.

    3) Proses pengiriman pesan kepada penerima

    4) Adanya saluran atau media

    5) Proses dekodiffikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan

    atau menafsirkan makna pesan

    6) Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang

    makna pesan yang ditangkap

    7) Kemungkinan adanya hambatan tertentu

    Keterampilan dasar berkomunikasi agar dapat memulai,

    mengembangkan, dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat dan

    produktif dengan orang lain, diperlukan memiliki sejumlah keterampilan

    dasar berkomunikasi. Menurut Johnson (1981) (Supratiknya, 1995: 10-12),

    beberapa keterampilan dasar berkomunikasi yaitu mampu saling memahami,

    mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas,

    mampu saling menerima dan memberikan dukungan atau saling menolong,

    mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain

    yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Menurut Santrock (2009: 273) terdapat tiga aspek utama dari

    komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan

    komunikasi non verbal.

    1) Keterampilan Berbicara

    Berbicara di depan kelas yang dilakukan oleh guru maupun

    dilakukan oleh peserta didik, hal yang harus diingat adalah untuk dengan

    jelas mengkomunikasikan informasi.

    Beberapa strategi yang bagus untuk berbicara secara jelas meliputi

    hal-hal sebagai berikut:

    a) Menggunakan tata bahasa yang benar

    b) Memilih kosa kata yang bisa dimengerti dan sesuai untuk level yang

    diajak berbicara

    c) Menerapkan strategi guna meningkatkan kemampuan lawan bicara

    untuk memahami apa yang Anda katakana

    d) Berbicara pada kecepatan yang sesuai

    e) Benar dalam komunikasi Anda dan menghindari sesuatu yang tidak

    jelas

    f) Menggunakan perencanaan dan keterampilan berpikir logis yang baik

    sebagai fondasi berbicara secara jelas

    Pesan Anda dan Saya. Pesan Anda menghentikan percakapan

    dengan penilaian orang lain. Pesan s