HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN ...judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual...
Transcript of HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN ...judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual...
-
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,
INTEGRITAS PRIBADI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Survei pada Lima SMA Di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
OLEH:
HANDYNIETA SOPHIA SWADITRA
NIM: 121334070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,
INTEGRITAS PRIBADI DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Survei pada Lima SMA Di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
OLEH:
HANDYNIETA SOPHIA SWADITRA
NIM: 121334070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
Santa Skolastika. Kedua orang tua ku Bapak Wahyudi Begyo Suntoro
dan Ibu Agustina Sri Kustaria serta adiku Rosa Pijar Cahya Devi.
Keluarga besarku keluarga (Alm) Yohanes Saminoe dan keluarga
(Alm) Ramelan Siswo Sumarto. Untuk teman-teman seangkatan
Pendidikan Akuntansi 2012. Untuk almamaterku Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“You’ll learn, as you get older, that rules are made to be broken. Be bold
enough to live life on your terms, and never, ever apologize for it. Go against the
grain, refuse to conform, take the road less traveled instead of the well-beaten path.
Laugh in the face of adversity, and leap before you look. Dance as though everybody
is watching March to the beat of your own drummer. And stubbornly refuse to fit in.”
–Mandy Hale, The Single Woman: Life, Love, and a Dash of Sass
“When you look closely to the path you have travel on, you will realize that
God was always with you, directing every step you took.” –Lailah Gifty Akita,
Beautiful Quotes
“Life will always have a different plan for you. If you don’t give up, you will
eventually get to your destination. But towards the end of your life, you may look
back and realize that it was never really about the destination; it was the journey that
counted.” –King Samuel Benson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARANKONTEKSTUAL PADA MATERI AKUNTANSI BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 DENGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI,INTEGRITAS PRIBADI, DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
Survei pada Lima SMA di Kota Yogyakarta
Handynieta Sophia SwaditraUniversitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antaratingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkanKurikulum 2013 dengan: 1) keterampilan berkomunikasi, 2) integritaspribadi, 3) minat belajar peserta didik.
Jenis penelitian ini meliputi penelitian deskriptif korelasional.Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII jurusanIIS di Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Jumlahpopulasi dalam penelitian ini berjumlah 566 peserta didik.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Datadianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatifdengan menggunakan PAP II. Teknik pengujian hipotesis dalampenelitian ini menggunakan korelasi Kendall’s Tau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positiftingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materiakuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilanberkomunikasi yang ditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar(+) 0,358 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,000 < α=0,01; 2) ada hubunganpositif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materiakuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan integritas pribadi yangditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar (+) 0,129 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,008 < α=0,01; 3) ada hubungan positif tingkatketerlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansiberdasarkan kurikulum 2013 dengan minat belajar peserta didik yangditunjukkan dengan nilai Kendall’s Tau sebesar (+) 0,363 dan Sig.(1-tailed) sebesar 0,000 < α=0,01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN THE LEVEL FEASIBILITYCONTEXTUAL LEARNING ON ACCOUNTING SUBJECTS BASED ON2013 CURRICULUM AND SKILLS OF COMUNICATING, PERSONAL
INTEGRITY, AND LEARNERS, LEARNING INTERESTA Survey to Five High Schools In Yogyakarta
Handynieta Sophia SwaditraUniversitas Sanata Dharma
2016
The purpose of this research is to find out a correlation about the levelfeasibility contextual learning based on 2013 Curriculum: skills of communicating, 2)personal integrity, 3) and learning interest.
Types of this research are descriptive and correlational researh. Thepopulation in this study are students of the twelfth class Department of IIS inYogyakarta which have implemented Curriculum 2013. The population in thisresearch were 566 students. The collection of data in this study using questionnaire.The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.The technique of hypothesis testing in this study using correlation Kendall's Tau.
The results show that: 1) there is a positive relationship level betweenfeasibility learning contextual on accounting subjects based on 2013 Curriculum andthe skills of communicating. It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.340 andSig (2-tailed) for α = 0.01 < 0.000; 2) there is a positive relationship level betweenfeasibility learning contextual accounting subjects based on 2013 Curriculum andpersonal integrity. It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.129 and Sig (2-tailed) for α = 0.01 < 0.000; 3) there is a positive relationship level feasibility learningcontextual on accounting subjects based on 2013 Curriculum and an learning interest.It is showed by the value of Tau Kendall's (+) 0.363 and Sig (2-tailed) for α = 0.01 <0.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia dan berkat-Nya penulis dapat menyeleseikan proposal penelitian dengan
judul “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Materi
Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan Berkomunikasi,
Integritas Pribadi, dan Minat Belajar Peserta Didik” dengan lancar. Penulisan
proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat terseleseikannya skripsi
yang mana skripsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama
penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini banyak pihak yang telah membantu
terseleseikannya proposal penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing, ibu terima kasih untuk doa, bimbingan, serta bantuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
selama ini. Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan
perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama
proses perkuliahan.
6. Staf Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang
telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan.
7. Kedua Orang Tuaku Bapak Wahyudi Begyo Suntoro dan Ibu Agustina Sri
Kustaria yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan senantiasa
memberikan doa, dukungan, dan perhatian dan kasih sayang dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Adiku Rosa Pijar Cahya Devi yang telah memberikan doa, dukungan dan
kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
9. Almamaterku SD Negeri Condongcatur, SMP Negeri 4 Pakem, dan SMA
Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
10. Sahabat-sahabat terbaikku: Fidel, Angga, Wanda, Iza, Ahmad, Iswar,
Yudha, Boru, Nopi, Lun, Tomo, Yosep, Bruder John, dan Chrismas yang
selalu mendukung, memberi saran dan kritik, perhatian, dan doa atas
penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman satu bimbingan skripsi: Sisca Boru, Nopi, Ella, Helena, Sisil,
Adys, Dilla, Gisela, dan Albeta yang telah menjadi teman diskusi yang baik
saat penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
12. Seluruh pihak SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 2 Yogyakarta,
SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi tempat
dilaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerja sama yang berjalan
dengan baik ini.
13. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas empat tahun yang
luar biasa ini dan dinamika kita yang mendewasakan dimasa perkuliahan.
Sukses untuk kita semua.
14. Bimbingan Belajar Arka Paramita dan murid-muridku yang selalu
memberikan dukungannya.
15. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak
kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran
dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Mei2016
Penulis,
Handynieta Sophia Swaditra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYAATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Batasan Masalah.................................................................................... 7
D. Rumusan Penelitian............................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11
A. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual ............................................ 11
1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual .................... 11
2. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual .......................... 14
3. Karakteristik Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual ................ 15
4. Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
Tradisional menurut Ditjen Dikdasmen ........................................... 21
5. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas ................................... 23
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran CTL ................................ 25
B. Kurikulum .............................................................................................. 26
1. Kurikulum ........................................................................................ 26
2. Kurikulum 2013 ............................................................................... 30
C. Keterampilan Berkomunikasi................................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi......................................... 41
2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi ................................................ 42
3. Tujuh Dasar dalam Komunikasi....................................................... 42
D. Integritas Pribadi .................................................................................... 47
1. Pengertian Integritas Pribadi ............................................................ 47
2. Komponen-komponen Karakter yang Baik...................................... 48
3. Pengertian Jujur................................................................................ 52
4. Penanaman Nilai-nilai Karakter Jujur di Lingkungan Keluarga ...... 54
5. Penanaman Nilai-nilai Karakter Jujur di Lingkungan Sekolah........ 54
E. Minat Belajar Peserta Didik ................................................................... 59
1. Pengertian Minat Belajar Peserta Didik ........................................... 58
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik..... 61
F. Kerangka Berpikir .................................................................................. 63
1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan Berkomunikasi 63
2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Integritas Pribadi ................. 65
3. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Minat Belajar Peserta Didik 66
G. Paradigma Penelitian.............................................................................. 68
H. Hipotesis Penelitian................................................................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 70
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 70
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 71
1. Subjek Penelitian............................................................................... 71
2. Objek Penelitian ................................................................................ 72
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 72
1. Lokasi Penelitian ............................................................................... 72
2. Waktu Penelitian ............................................................................... 72
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 73
1. Populasi Penelitian ............................................................................ 73
2. Sampel Penelitian .............................................................................. 73
3. Teknik Sampling ............................................................................... 76
E. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ............................................. 77
1. Operasionalisasi Variabel.................................................................. 77
2. Pengukuran Variabel ......................................................................... 83
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 83
G. Pengujian Instrumen Penelitian............................................................... 84
1. Validitas Instrumen ........................................................................... 84
2. Reliabilitas Instrumen........................................................................ 95
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 98
1. Analisis Data Deskriptif .................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
2. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 100
3. Pengujian Hipotesis........................................................................... 102
BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 104
A. SMA Negeri 1 Yogyakarta...................................................................... 104
1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Yogyakarta......................................... 104
2. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Yogyakarta ..................................... 106
3. Data Guru SMA Negeri 1 Yogyakarta.............................................. 107
B. SMA Negeri 2 Yogyakarta...................................................................... 108
1. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Yogyakarta......................................... 108
2. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Yogyakarta ..................................... 109
3. Data Guru SMA Negeri 2 Yogyakarta.............................................. 112
C. SMA Negeri 3 Yogyakarta...................................................................... 112
1. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Yogyakarta........................................... 112
2. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Yogyakarta ....................................... 113
3. Data Guru SMA Negeri 2 Yogyakarta................................................ 114
D. SMA Negeri 8 Yogyakarta...................................................................... 114
1. Visi dan Misi SMA Negeri 8 Yogyakarta......................................... 114
2. Sejarah Singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta ..................................... 115
3. Data Guru SMA Negeri 8 Yogyakarta.............................................. 117
E. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ...................................................... 117
1. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ......................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
2. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ...................... 118
3. Data Guru Muhammadiyah 1 Yogyakarta ........................................ 121
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 122
A. Deskripsi Data......................................................................................... 122
1. Deskripsi Responden Penelitian........................................................ 122
2. Deskripsi Variabel Penelitian............................................................ 123
B. Pengujian Prasyarat Analisis................................................................... 126
C. Pengujian Hipotesis................................................................................. 129
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 133
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... 154
A. Kesimpulan ............................................................................................. 154
B. Keterbatasan............................................................................................ 155
C. Saran ....................................................................................................... 156
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 160
LAMPIRAN........................................................................................................ 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Tradisional ...... 21
Tabel 2.2 Kegiatan Belajar Pembentukan Integritas Diri ................................... 57
Tabel 3.1 Nama dan Alamat Lokasi Penelitian................................................... 72
Tabel 3.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 72
Tabel 3.3 Populasi Penelitian............................................................................. 73
Tabel 3.4 Sampel Penelitian................................................................................ 75
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Pembelajaran Kontekstual ........................ 78
Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel Keterampilan Berkomunikasi ................... 80
Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Integritas Pribadi....................................... 81
Tabel 3.8 Operasionalisasi Minat Belajar Peserta Didik .................................... 82
Tabel 3.9 Skor Instrumen.................................................................................... 83
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Kontekstual................................................................. 86
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keterampilan Berkomunikasi... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Ulang I Validitas Variabel Keterampilan
Berkomunikasi .................................................................................. 89
Tabel 3.13 Hasil Pengujian Ulang II Validitas Variabel Keterampilan
Berkomunikasi .................................................................................. 90
Tabel 3.14 Hasil Pengujian Validitas Variabel Integritas Pribadi ...................... 91
Tabel 3.15 Hasil Pengujian Ulang Validitas Variabel Integritas Pribadi............ 93
Tabel 3.16 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Belajar Peserta Didik ..... 94
Tabel 3.17 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Kontekstual................................................................. 96
Tabel 3.18 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Keterampilan
Berkomunikasi .................................................................................. 97
Tabel 3.19 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Integritas Pribadi................... 97
Tabel 3.20 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Minat Belajar Peserta Didik.. 98
Tabel 3.21 Penguasaan Kompetensi ................................................................... 99
Tabel 3.22 Keeratan Koefisien Korelasi ............................................................. 104
Tabel 5.1 Responden Penelitian.......................................................................... 122
Tabel 5.2 Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual ........................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxi
Tabel 5.3 Keterampilan Berkomunikasi ............................................................. 124
Tabel 5.4 Integritas Pribadi ................................................................................. 125
Tabel 5.5 Minat Belajar Peserta Didik................................................................ 125
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan
Keterampilan Berkomunikasi ........................................................... 127
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan
Integritas Pribadi ............................................................................... 128
Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Pembelajaran Kontekstual dan Minat
Belajar Peserta Didik......................................................................... 128
Tabel 5.9 Hasil Uji Hipotesis 1 ........................................................................... 129
Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis 2......................................................................... 131
Tabel 5.11 Hasil Uji Hipotesis 3......................................................................... 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ............................................................................................................. 163
Lampiran 1 Rangkuman Data SMA Kota Yogyakarta ....................................... 164
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian........................................................................ 167
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ...................................................................... 179
Lampiran 4 Tabel R ............................................................................................ 198
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 200
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 209
Lampiran 7 PAP II dan Deskripsi Data............................................................... 212
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 220
Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 222
Lampiran 10 Surat Terkait Penelitian ................................................................. 225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memungkinkan peserta didik untuk memperoleh
kesempatan, harapan dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik.
Pendidikan dapat menjadi kekuatan untuk melakukan peruabahan agar sebuah
kondisi menjadi lebih baik. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan
yang dapat melibatkan peserta didik untuk aktif belajar dan mengarahkan
terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menempuh
kehidupan.
Pembelajaran adalah bagian dari proses pendidikan. Pembelajaran yang
baik tidak hanya pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik jika guru
hanya terus memberikan materi tanpa pernah memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan materi yang
dipelajari. Peserta didik perlu mengalami pembelajaran sehingga pengalaman
yang mereka alamilah yang akan membekas di diri mereka. Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang hanya menghafal suatu teori maupun rumus
tertentu, pembelajaran yang hanya mengedepankan hafalan akan membuat
peserta didik masuk ke dalam kategori berpikir tingkat rendah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Salah satu tantangan pendidikan di Indonesia adalah bagaimana
mengubah pendidikan yang hanya mengandalkan teori sehingga menjebak
peserta didik di kategori berpikir tingkat rendah. Seperti data yang
diungkapkan oleh TIMMS 2007 (Trends in International Math and Science
Survey), hanya 1% peserta didik di Indonesia yang memiliki kemampuan
berpikir mengolah informasi, membuat generalisasi, menyeleseikan masalah
non rutin, mengambil kesimpulan data yang biasa disebut dengan berpikir
advance. Memprihatinkan karena 78% peserta didik di Indonesia memiliki
kemampuan berpikir tingkat rendah dan di bawah minimal atau lower order
thinking skills.
Proses belajar yang berorientasi hanya melalui metode hafalan, latihan
berulang/drilling, instruksi terstruktur, dan pengajaran satu arah yang selama
ini masih ditemui di wajah pendidikan di Indonesia menyebabkan peserta
didik hanya mengembangkan memori hafalan mereka. Maka dari itu perlu
adanya perubahan yang dilakukan pada pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran yang ada juga perlu dikaitkan dan didekatkan dengan kondisi
alam dan sosial secara nyata. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan
salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan peserta didik.
Salah satu strategi yang disarankan adalah pembelajaran kontekstual sesuai
dengan yang termuat dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Persoalan kontekstual yang terjadi di masyarakat dapat di bahas di kelas
dan peserta didik diberi kesempatan untuk mengupayakan penyeleseiannya
dengan mengembangkan ide-ide kreatif peserta didik. Pembelajaran yang
demikian akan dapat meningkatkan kemampuan mengintegrasikan konsep,
menerapkan pengetahuan, meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap
sesama manusia, dan menyadari dimensi kemanusiaan dalam diri peserta
didik.
Pendidikan pada saat ini seharusnya membentuk peserta didik yang
dapat menghadapi era globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi, komunikasi dan informasi, kemajuan ekonomi, serta dampak dari
kemajuan teknologi. Peserta didik harus memiliki kemampuan berkomunikasi
yang memadai serta menguasai teknologi informasi untuk mempersiapkan
memasuki dunia nyata yang sedang menghadapi tantangan abad ke-21.
Keterampilan berpikir kreatif dan inovatif dibutuhkan dalam upaya
mengembangkan ilmu, teknologi dan seni.
Sejalan dengan perkembangan IPTEKS dan kebutuhan global,
UNESCO menetapkan kompetensi untuk hidup pada abad 21, yaitu kreatifitas
dan inovasi, kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
komunikasi dan kolaborasi, keterampilan sosial dan lintas budaya, penguasaan
informasi. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diubah dari pembelajaran
tradisional yang hanya fokus pada penguasaan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Pada masa mendatang, kita akan menghadapi beberapa tantangan dan
perubahan yang menuntut perubahan paradigma pendidikan tradisional.
Peserta didik pada saat ini harus terbiasa mencari informasi sendiri, mampu
mengidentifikasikan dan merumuskan masalah, mampu bekerja efektif dalam
kelompok dan membangun jaringan, serta memiliki kreatifitas yang tinggi.
Oleh sebab itu, peserta didik harus dibekali dengan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang memadai untuk menghadapi tantangan masa depan. Maka
perlunya diadakan perubahan kurikulum yang ada yaitu dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013 guna mempersiapkan peserta
didik yang memiliki bekal yang memadai dalam menghadapi tantangan masa
depan.
Pada Kurikulum 2013 terdapat peningkatan keseimbangan aspek
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran
tidak berlangsung di ruang kelas saja melainkan juga di lingkungan dan
masyarakat. Kurikulum 2013 sendiri memiliki sasaran dalam setiap jenjang.
Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk pembentukan sikap. Sementara tingkat
SMP difokuskan untuk mengasah keterampilan dan untuk tingkat SMA
dimulai membangun pengetahuan.
Menurut Bapak Muhammad Nuh dalam Sekapur Sirih Forum
Mangunwijaya VII, proses pendidikan memiliki dua ciri utama, yaitu
irreversible dan anticipative. Proses irreversible artinya tidak dapat diulang,
dalam hal ini segala karakter yang dibangun selama proses termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
kesalahan-kesalahan dalam proses akan melekat dalam produk dan tidak dapat
ditarik kembali. Ciri kedua adalah anticipative, artinya pengembangan potensi
peserta didik harus diarahkan agar mereka mampu menjawab persoalan ke
depan.
Dari ciri yang pertama, peserta didik yang dididik di dalam lingkup
pendidikan bukanlah sebuah barang yang jika mengalami kecacatan maka
dapat di return kepada pabrik pembuat. Jika yang terjadi salah penanaman
karakter terhadap peserta didik maka tidak mungkin peserta didik tersebut
dikembalikan kembali untuk duduk dibangku sekolah. Maka dari itu perlunya
penanaman karakter yang dapat dijadikan fondasi pijakan bagi peserta didik
yang nantinya akan menghadapi dunia nyata. Karakter yang perlu dibangun
adalah kejujuran, kejujuran ini adalah kepribadian yang perlu dimiliki oleh
peserta didik. Banyak anggapan bahwa korupsi yang ada saat ini dapat
dibenahi dengan penanaman karakter yang kuat di diri peserta didik. Dalam
konteks nyata tidak sulit memberikan contoh yang perlu dan tidak perlu
dicontoh didalam bertindak jujur. Di Yogyakarta sendiri belum lama ini
terdapat kasus yang perlu menjadi teladan bagi siapa saja mengenai kebocoran
soal UN, ada pelajar Yogyakarta yang berani untuk memberikan teladan
tindak kejujuran (Sumber;
http://regional.kompas.com/read/2015/04/22/12555461/Tolak.Bocoran.Soal.U
N.Tiga.Siswa.SMAN.3.Yogyakarta.Diberi.Penghargaan.oleh.KPK). Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
tidak salah jika Yogyakarta masuk menjadi salah satu provinsi dengan indeks
kejujuran tertinggi di Indonesia.
Dari ciri yang kedua, peserta didik dalam era saat ini dengan segala
tantangan harus memiliki keterampilan yang perlu dimiliki. Salah satu
keterampilan yang mendasar yang perlu dimiliki menurut SCANS (Sekretaris
Commision on Achieving Necessary Skills) adalah keterampilan
berkomunikasi yakni mengorganisasikan ide dan mengkomunikasikannya
secara lisan.
Peserta didik yang memiliki kepribadian dan karakter jujur dan terampil
berkomunikasi saja belumlah cukup untuk melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan konteksnya berdasarkan Kurikulum 2013, hal lain yang perlu digali
adalah bagaimana minat belajar dari peserta didik tersebut. Minat yang sudah
ada dalam diri peserta didik bisa membangkitkan emosi dan perasaan senang
terhadap mata pelajaran khususnya pada mata pelajaran akuntansi yang
memerlukan kesabaran dan ketelitian. Minat peserta didik untuk belajar
sangat membantu hal tersebut karena dengan mereka sudah timbul minat yang
tinggi maka halangan maupun tantangan yang ada mereka akan bersabar pada
proses. Peserta didik akan dengan suka hati mencari sumber-sumber ilmu
untuk memecahkan kasus-kasus yang telah dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Mereka dengan mudah melewati dan melaksanakan proses pembelajaran 5M
yang ada dalam Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat penelitian tentang “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
Kontekstual pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan
Keterampilan Berkomunikasi, Integritas Pribadi dan Minat Belajar Peserta
Didik”.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Masih terjadinya pembelajaran satu arah dari guru kepada peserta didik
2. Belum berkembangnya kemampuan komunikasi dalam proses
pembelajaran antar guru dan peserta didik
3. Kurangnya pengetahuan tentang ilmu yang dipelajari yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik
C. Batasan Masalah
Hasil belajar pada pembelajaran yang menerapkan Kurikulum 2013
adalah melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dari uraian tersebut maka batasan masalah yang ada dalam penelitian ini
hanya akan melihat tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada
materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2013 pada penguatan hasil
pembelajaran peserta didik di aspek keterampilan hanya pada keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
berkomunikasi, pada aspek sikap hanya pada integritas pribadi peserta didik,
dan pengetahuan melalui minat belajar peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan keterampilan
berkomunikasi?
2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan integritas pribadi?
3. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan minat belajar peserta
didik?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan
keterampilan berkomunikasi.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan integritas
pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan minat
belajar peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang bersangkutan:
1. Bagi Guru
Untuk memberikan gambaran bagi guru mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013
dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar
peserta didik.
2. Bagi Sekolah
Untuk menjadi bahan masukan mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan
keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta
didik.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Untuk dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk menambah
wawasan dalam kegiatan perkuliahan dan dunia pendidikan. Serta sebagai
bahan pengembangan penelitian lebih lanjut bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
4. Bagi Penulis
Untuk mengetahui hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual berdasarkan Kurikulum 2013 dengan keterampilan
berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik.
Sehingga dalam menjalankan tugas seorang guru ke depannya mengetahui
dapat menghadapi dinamika yang ada terkait masalah tersebut dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dapat diurai dari dua
definisi yaitu definisi dari keterlaksanaan dan pembelajaran kontekstual.
Keterlaksanaan berasal dari kata terlaksana yang diberi imbuhan ke-an,
terlaksana menurut KBBI memiliki arti sudah (dapat) dilaksanakan maka
setelah diberi imbuhan ke-an menjadi suatu keadaan yang sudah dapat
dilaksanakan. Sementara, pembelajaran kontekstual (Contextual Learning)
adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta
didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks
dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks dalam keadaan
pribadi, sosial dan budaya mereka (Johnson, 2002: 67). Maka dapat
disimpulkan arti dari keterlaksanaan pembelajaran kontekstual adalah
suatu keadaan yang sudah dilaksanakan dari sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
mereka, yaitu dengan konteks dalam keadaan pribadi, sosial dan budaya
mereka.
Pengertian pembelajaran dan pengajaran kontekstual menurut
Blanchard (2001: 1), Bens dan Erickson (2001: 2) (Komalasari, 2011: 6)
merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.
Sementara itu Hull’s dan Sounders (1996:3) (Komalasari, 2011:6)
mengemukakan pengertian pembelajaran dan pengajaran kontekstual yaitu
peserta didik menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak
dengan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. Peserta didik
menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan
keterhubungan. Pembelajaran kontekstual menuntut guru mendesain
lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk
pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Komalasari (2011:7), dia menyimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran dan pengajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran
yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata
peserta didik sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan
makna materi tersebut bagi kehidupannya.
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu pendekatan
pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah
pengetahuan. Pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman belajar
yang lebih relevan dan berarti bagi peserta didik dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur
hidup melalui hubungan di dalam dan di luar kelas. Pengetahuan yang
didapat semakin konkret dengan menyajikan suatu konsep yang
mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari peserta didik dengan konteks
materi tersebut tentu akan berbeda hasilnya dengan pengetahuan yang
didapat secara abstrak.
Suatu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah proses
pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta
didik bekerja dan mengalami kegiatan pembelajarannya. Peserta didik
menjadi perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya, dalam status apa mereka, dan
bagaimana mencapainya. Hal ini membuat peserta didik sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi kehidupannya dan memiliki potensi untuk
membuat para peserta didik menumbuhkan minat belajar karena peserta
didik dapat melihat keterkaitan antara pembelajaran dengan konteks di
dunia nyata. Dalam kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
guru lebih menggunakan banyak strategi untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan daripada memberi informasi. Tugas guru disini adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan
pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi peserta didik dengan
peserta didik menemukan sendiri bukan hanya menerima apa kata guru.
2. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual
Pembelajaran dan pengajaran kontekstual dapat berhasil terutama
karena sasaran utamanya untuk mencari makna dengan menghubungkan
kegiatan akademik dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Johnson
(Johnson, 2002:69) tiga prinsip utama CTL, dengan memahami prinsip ini
maka akan memahami mengapa pembelajaran dan pengajaran kontekstual
memberikan jalan menuju keunggulan akademik yang dapat diikuti semua
peserta didik:
a. Prinsip Kesaling-bergantungan (Interdepence)
Dalam proses pembelajaran, peserta didik berhubungan
dengan bahan ajar, sumber belajar, media, sarana prasana belajar.
Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses
pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga peserta didik
berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang esensial bagi
kehidupan di masa datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
b. Prinsip Perbedaan (Differentiation)
Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta didik
menghasilkan keberagaman, perbedaan, dan keunikan. Terciptanya
kemandirian dalam belajar yang dapat mengkonstruksi minat peserta
didik untuk belajar mandiri dalam konteks tim dengan
mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan nyata, dalam rangka
mencapai tujuan secara penuh makna.
c. Pengorganisasian Diri (Self Organization)
Prinsip pengorganisasian diri/pengaturan diri menyatakan
bahwa proses pembelajaran diatur, dipertahankan, dan disadari oleh
peserta didik sendiri, dalam rangka merealisasikan seluruh
potensinya. Prinsip pengorganisasian diri menuntut para peserta
didik dan para pengajar di sekolah agar mendorong tiap peserta
didiknya untuk memahami dan merealisasikan semua potensi yang
dimilikinya secara optimal.
3. Karakteristik Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual
Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual mencakup delapan
komponen utama berikut ini (Johnson, 2002: 65):
a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna yaitu peserta didik
dapat mengatur diri sendiri sebagai orang belajar aktif dalam
mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat
belajar sambil berbuat.
b. Melakukan pekerjaan yang berarti, peserta didik membuat hubungan-
hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam
kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.
c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, peserta didik
melakukan pekerjaan yang signifikan yaitu ada tujuannya, ada
keterkaitan dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan
pilihan, dan ada produk/hasilnya yang bersifat nyata. Pada akhirnya,
peserta didik harus menjadi pelajar sepanjang hayat, hal ini berarti
peserta didik selalu memiliki keinginan dan dapat mencari, meneliti,
dan menggunakan informasi dengan kesadaran sendiri tanpa diawasi.
Dalam hal ini dituntut kesadaran tinggi dari diri peserta didik.
d. Bekerjasama, peserta didik dapat bekerja sama dalam hal ini guru
membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok,
membantu mereka memahami bagaimana mereka saling
mempengaruhi dan saling berkomunikasi satu sama lain. Belajar
kelompok, masyarakat belajar adalah untuk berbagi pengetahua,
memusatkan pada tujuan, dan memberi kesempatan semua anggota
saling mengajar dan belajar.
e. Berpikir kritis dan kreatif, peserta didik dapat menggunakan tingkat
berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif yaitu dengan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat
keputusan, dan menggunakan bukti-bukti serta logika yang ada.
f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, peserta didik
memelihara pribadinya untuk mengetahui, memberi perhatian,
memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat
diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang.
g. Mencapai standar yang tinggi. Standar unggul menjadikan peserta
didik menjadi manusia yang kompetitif di masa depan. Maka dari itu
perlu ditingkatkan kompetensi lulusan yang ada dari waktu ke waktu.
h. Menggunakan penilaian autentik, peserta didik mengenal dan
mencapai standar tinggi yaitu mengidentifikasi tujuan dan
memotivasi peserta didik untuk mencapainya kemudian peserta didik
menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata
untuk suatu tujuan yang bermakna bagi dirinya. Penilaian autentik ini
ditujukan untuk memonitor kemajuan peserta didik dan umpan balik
terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan dan membimbing
proses pembelajaran.
Menurut Nurhadi (Hosnan, 2014: 277), pembelajaran kontekstual
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terciptanya asas kerja sama
b. Saling menunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
c. Situasi belajar menyenangkan
d. Belajar dengan bergairah
e. Pembelajaran terintegrasi
f. Menggunakan berbagai sumber
g. Kegiatan belajar peserta didik aktif
h. Sharing dengan teman
i. Peserta didik aktif dan guru kreatif
j. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya peserta
didik, laporan hasil artikel, humor, dan lain-lain
k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya peserta
didik, laporan hasil praktikum, karangan peserta didik, dan lain-lain.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL menurut Priyatni
(Hosnan, 2014: 278), memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya
pembelajaran diarahkan agar peserta didik memiliki keterampilan
dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran
diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in
real live setting)
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik melalui proses mengalami (learning by
doing)
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi (learning in a group)
e. Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan (learning to know each other deeply)
f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan
kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together)
g. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan (learning as
an enjoy activity)
Menurut Sounders (Komalasari, 2011: 8) menyatakan bahwa
pembelajaran kontekstual difokuskan pada REACT. REACT adalah
singkatan dari R adalah relating yaitu belajar dalam konteks pengalaman
hidup, E adalah experiencing yaitu belajar dalam konteks pencarian dan
penemuan, A adalah applying yaitu belajar ketika pengetahuan
diperkenalkan dalam konteks penggunaanya, C adalah cooperating yaitu
belajar melalui konteks komunikasi interpersonal dan saling berbagi, T
adalah transferring belajar penggunaan pengetahuan dalam konteks atau
siatuasi baru. Penjelasan dari masing-masing prinsip pembelajaran
kontekstual tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
a. Keterkaitan, relevansi (Relating)
Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal
pengetahuan yang telah ada pada diri peserta didik yaitu relevansi
antarfaktor internal seperti pengetahuan yang telah dimiliki,
keterampilan, bakat, minat, dengan faktor seperti ekpose media
pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar, dan dengan konteks
pengalaman dalam kehidupan dunia nyata agar memiliki manfaat
untuk bekal di kemudian hari.
b. Pengalaman langsung (Experiening)
Dalam proses pembelajaran, peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan,
inventori, investigasi, penelitian dan sebagainya. Proses pembelajaran
ini memberi kesempatan peserta didik untuk berpatisipasi aktif dan
untuk mendorong daya tarik dan motivasi belajar peserta didik.
c. Aplikasi (Applying)
Peserta didik dapat menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain yang
merupakan pembelajaran tingkat tinggi atau lebih dari sekedar hafalan.
Kemampuan ini mendorong peserta didik untuk memikirkan karir dan
pekerjaan di masa depan yang sesuai dengan minat mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
d. Kerja Sama (Cooperating)
Kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh peserta didik dalam
konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan,
komunikasi interaktif antar sesama peserta didik, antara peserta didik
dengan guru, antara peserta didik dengan narasumber, memecahkan
masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok
dalam pembelajaran kontekstual.
e. Alih Pengetahuan (Transferring)
Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan peserta
didik untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
telah dimiliki pada situasi lain. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta
didik tidak sekedar menghafal pengetahuan tetapi dapat digunakan
atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.
4. Perbedaan Pola Pembelajaran Kontektual (CTL) dengan Pembelajaran
Tradisional menurut Ditjen Dikdasmen (Komalasari, 2010: 18-19).
Tabel 2.1Perbedaan Pola Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran
Tradisional
Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional
Peserta didik secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran
Peserta didik adalah penerima
informasi secara pasif
Peserta didik belajar dari teman
melalui kerja kelompok, diskusi,
dan saling mengoreksi
Peserta didik belajar secara
individual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional
Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau masalah
yang distimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
Perilaku dibangun atas kesadaran
diri
Perliaku dibangun atas kebiasaan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
pujian atau nilai
Keterampilan dibangun atas dasar
pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu keliru
dan merugikan
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena takut hukuman
Bahasa yang diajarkan dengan
pendekatan komunikatif, yakni
peserta didik diajak menggunakan
bahasa dalam konteks nyata
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktural, rumus
diterangkan sampai paham
kemudian dilatihkan kepada peserta
didik
Pemahaman rumus dikembangkan
atas dasar schemata yang sudah ada
dalam diri peserta didik
Rumus itu ada di luar diri peserta
didik, jadi rumus harus diterangkan,
diterima, dihafalkan, dan dilatihkan
Pemahaman rumus itu relatif
berbeda antar peserta didik yang
satu dengan peserta didik yang
lainnya sesuai dengan schemata
peserta didik
Rumus adalah kebenaran absolut
karena hanya ada dua pemahaman
rumus yaitu rumus yang salah atau
benar.
Peserta didik diminta bertanggung
jawab memonitor dan
mengembangkan pembelajaran
mereka masing-masing
Guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran
Penghargaan terhadap pengalaman
peserta didik sangat diutamakan
Pembelajaran tidak memperhatikan
pengalaman peserta didik
Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar diukur hanya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional
berbagai cara proses bekerja, hasil
karya, penampilan, rekaman, tes,
dll.
tes
Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek
Perilaku baik berdasar motivasi
instrinsik
Perilaku baik berasal dari motivasi
ekstrinsik
Seorang berperilaku baik karena
yakin itulah yang terbaik dan
bermanfaat
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu.
Kebiasaan yang ada dibangun
dengan hadiah yang menyenangkan
5. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas
Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme
dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip
pembelajaran yang berbasis kompetensi. Menurut Trianto (Hosnan, 2014:
269) tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni
konstruktivisme, bertanya, inquiry, masyarakat belajar, pemodelan dan
penilaian autentik. Secara garis besar, langkah-langkah untuk menerapkan
ketujuh komponen CTL adalah sebagai berikut.
a. Konstruktivisme, kontruktivisme adalah proses membangun atau
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik
berdasarkan pengalaman. Kembangkan pemikiran bahwa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
belajar akan lebih bermakna dengan bekerja, menemukan, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Menemukan/Inqury, artinya proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
c. Bertanya, menurut Sanjaya (Hosnan, 2014: 271) bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik
dengan bertanya.
d. Masyarakat belajar, konsep masyarakat belajar dalam CTL adalah
hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain,
teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru.
e. Pemodelan, pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap
peserta didik. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Refleksi, refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Lakukan refleksi di
akhir pertemuan.
g. Penilaian nyata, melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara
(tes dan non tes) menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
berlangsung selama proses secara terintegrasi dengan alternative
bentuk kinerja, observasi, portofolio, dan atau jurnal.
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran CTL
Adapun kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran CTL.
Kelebihan dari pembelajaran CTL yang pertama adalah pembelajaran
menjadi lebih riil dan bermakna. Artinya, peserta didik dituntut untuk
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Kelebihan selanjutnya adalah pembelajran menjadi lebih
produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta
didik karena pembelajaran menggunakan konstrutivisme, dimana peserta
didik dituntun untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Terdapat pula kelemahan dari pembelajaran CTL. Kelemahannya
yang pertama adalah guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi,
tugas guru dalam pembelajaran CTL ini adalah membimbing peserta didik
agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Kelemahan kedua adalah guru hanya memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan
mengajak peserta didik agar menyadari dan dengan sadar menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Hosnan, 2014:279).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
B. Kurikulum
1. Kurikulum
Pengertian kurikulum menurut para ahli (Widyastono, 2014) adalah
sebagai berikut.
1) Zais (1976), a racecourse of subject matters to be mastered.
2) Johnson (1977), a structured series of intended learning outcomes.
3) Taba (1962), a curriculum is a plan for learning; therefore, what is
known about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of curriculum.
4) Schurbet (1986), kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran, program
kegiatan pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang
diharapkan, reproduksi kebudayaan, dan pengembangan kecakapan
hidup.
5) Hasan (2011), mengelompokan pengertian kurikulum ke dalam empat
dimensi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: (1) kurikulum
sebagai suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis, yang sebenarnya merupakan suatu perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan/aktivitas, yang
sering disebut pula dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau
implementasi kurikulum, yang sebenarnya merupakan pelaksanaan
dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan (4) kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
sebagai suatu hasil, yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
6) Olivia (1997), curriculum it self is construct or concept, a
verbalization of an extremely complex idea or set of ideas.
Dari pengertian para ahli maka pemerintah merumuskan pengertian
seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan
sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka
dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting,
yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluative, dan peranan
kreatif. Ketiganya memiliki peranan sangat penting dan perlu dilaksanakan
secara seimbang.
1. Peranan Konservatif. Menurut Sanjaya (2008: 10) peranan konservatif
kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan
masa lalu. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku peserta didik sesuai
dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan
dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.
2. Peranan Kritis atau Evaluasi. Menurut Hamalik (2009: 12) dalam hal
ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam control sosial dan
memberi penekanan pada unsur berpikir kritis.
3. Peranan Kreatif. Menurut Wiryokusumo (1988: 7) dalam hal ini,
kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam arti harus menyusun atau mendesain pengalaman
belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata
pelajaran yang akan disajikan pada peserta didik. Dengan demikian,
kurikulum diharapkan akan dapat membawa peserta didik menuju
masyarakat yang berbudaya.
Ketiga peranan kurikulum di atas harus sejalan secara berimbang
dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan dan perubahan yang
ada. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab
semua pihak-pihak yang terkait yakni guru, sekolah, orang tua dan
masyarakat.
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan.
Menurut Sanjaya (Widyastono: 2014) kurikulum memiliki berbagai fungsi
yaitu bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi peserta didik sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berdasarkan dengan fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai
subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis
(Widyastono: 2014), yaitu:
1) Fungsi penyesuaian, fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan
peserta didik agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
2) Fungsi integrasi, fungsi integrasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh.
3) Fungsi diferensiasi, fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
4) Fungsi persiapan, fungsi persiapan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan
peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya.
5) Fungsi pemilihan, fungsi pemilihan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memilih program-program
belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6) Fungsi diagnostik, fungsi diagnostic mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan/potensi dan kelemahan yang dimilikinya.
2. Kurikulum 2013
a. Karakteristik kurikulum 2013 adalah (Kemendikbud:2012):
1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke
dalam Kompetensi Dasar (KD).
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan
pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu
mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian
utama kurikulum.
5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.
6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata
pelajaran.
7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik
konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan
sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
(Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).
b. Menurut Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pembelajaran pada
Kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:
1) Interaktif dan inspiratif
2) Menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif
3) Kontekstual dan kolaboratif
4) Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian peserta didik, dan
5) Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik
c. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013
adalah menggunakan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan seperti yang termuat dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik menurut
Daryanto (2014: 53):
a. Berpusat pada peserta didik
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khusunya keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik
d. Dapat mengembangkan karakter peserta didik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut
Daryanto (2014: 54):
1) Untuk meningkatkan kemapuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.
2) Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyeleseikan
suatu masalah secara sistematik
3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi
5) Untuk melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide
6) Untuk mengembangkan karakter peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Beberapa prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014:37)
adalah sebagai berikut.
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik
2) Pembelajaran berpusat students self concept
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir peserta didik
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan
motivasi mengajar guru
7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi
8) Adanya proses validasi terhadap, konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya
Pendekatan saintifik mempunyai kriteria proses pembelajaran
sebagai berikut menurut Shoimin (2014:164):
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
diperjelas dengan logika atau penalaran tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
2) Penjelasan guru, respon peserta didik, interaksi edukatif guru-guru
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran
4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
sama lain dari materi pembelajaran
5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya
Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu
attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, dan skill/keterampilan:
1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu mengapa”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
2) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”
3) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu apa”
4) Hasil akhirnya adalah peningkatan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan menggunakan
Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik/pendekatan berbasis keilmuan
sebagaimana yang tertera dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan saintifik
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
1) Mengamati (Observasi)
Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada
langkah pembelajaran mengamati/observing. Metode observasi
adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka
membelajarkan peserta didik yang mengutamakan kebermaknaan
proses belajar. Dengan metode observasi, peserta didik akan
tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang
fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Menurut
Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, kegiatan belajar yang
dilakukan dalam mengamati adalah membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) dan kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
2) Bertanya (Questioning)
Kegiatan selanjutnya adalah menanya/questioning. Menurut
Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, kegiatan belajarnya adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
3) Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari
tindakan bertanya, kegiatan ini bertujuan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai
cara. Dalam permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas
wawancara dengan nara sumber, dan sebagainya. Kompetensi yang
diharapkan dalam melakukan kegiatan mengumpulkan informasi
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating)
Langkah ke-empat adalah associating
(mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar). Kegiatan ini
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan
pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah
proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Dalam Permendikbud Nomor 81A tahun 2013
kegiatan belajar dalam kegiatan associating adalah mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Dari
kegiatan belajar tersebut kompetensi yang dikembangkan dari
kegiatan associating adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
5) Mengkomunikasikan Pembelajaran
Pada pendekatan saintifik peserta didik diberi kesempatan
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka dapat baik
secara individu maupun kelompok atas proses pembelajaran yang
telah mereka lalui mulai dari mengamati hingga mengasosiasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
materi. Pada tahap ini, kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh
peserta didik adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Dari kegiatan ini peserta didik dapat mengembangkan
kompetensinya sebagai berikut mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
6) Membentuk Jaringan (Networking)
Langkah ke lima pada scientific approach adalah
membentuk jaringan/networking. Networking adalah kegiatan
peserta didik untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan
belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisa secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Pada tahapan ini, peserta didik mempresentasikan kemampuan
mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara peserta didik
lain menanggapi. Tanggapan peserta didik lain bisa berupa
pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
C. Keterampilan Berkomunikasi
1. Pengertian Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan menurut KBBI adalah kecakapan seseorang untuk
memakai bahasa dan menulis, membaca, menyimak, atau berbicara;
kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus
lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat,
menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya.
Berkomunikasi menurut KBBI adalah mengadakan komunikasi. Maka,
keterampilan berkomunikasi adalah kecakapan seseorang untuk memakai
bahasa dan menulis, membaca, menyimak, atau berbicara untuk
menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola
gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke
bahasa lain untuk mengadakan komunikasi.
Dalam melaksanakan pembelajaran dan pengajaran baik sebagai
guru maupun sebagai peserta didik membutuhkan dan dibutuhkan
keterampilan berkomunikasi yang baik sehingga pembelajaran dan
pengajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Menurut
Supratiknya (1995:30) pengertian komunikasi secara luas adalah setiap
bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang
ditanggapi oleh orang lain. Sedangkan pengertian secara sempitnya adalah
sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima
dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
2. Keterampilan dasar berkomunikasi menurut Johnson (Supratiknya, 2000: 10),
antara lain:
a. Kemampuan saling memahami yang mana kemampuan ini mencakup
beberapa subkemampuan yaitu sikap percaya, pembukaan diri, dan
penerimaan diri.
b. Kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat
dan jelas yang harus juga disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat
dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan
menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita.
c. Kemampuan saling menerima dan saling memberikan dukungan atau
saling menolong.
d. Kemampuan memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah
antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan
orang lain, melalui cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan
lawan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita semakin tumbuh
dan berkembang.
3. Komunikasi memiliki tujuh unsur dasar yaitu:
1) Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada
dalam diri pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya yakni
mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
2) Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan,
perasaan dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat
dikirimkan.
3) Proses pengiriman pesan kepada penerima
4) Adanya saluran atau media
5) Proses dekodiffikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan
atau menafsirkan makna pesan
6) Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang
makna pesan yang ditangkap
7) Kemungkinan adanya hambatan tertentu
Keterampilan dasar berkomunikasi agar dapat memulai,
mengembangkan, dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat dan
produktif dengan orang lain, diperlukan memiliki sejumlah keterampilan
dasar berkomunikasi. Menurut Johnson (1981) (Supratiknya, 1995: 10-12),
beberapa keterampilan dasar berkomunikasi yaitu mampu saling memahami,
mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas,
mampu saling menerima dan memberikan dukungan atau saling menolong,
mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain
yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Menurut Santrock (2009: 273) terdapat tiga aspek utama dari
komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan
komunikasi non verbal.
1) Keterampilan Berbicara
Berbicara di depan kelas yang dilakukan oleh guru maupun
dilakukan oleh peserta didik, hal yang harus diingat adalah untuk dengan
jelas mengkomunikasikan informasi.
Beberapa strategi yang bagus untuk berbicara secara jelas meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Menggunakan tata bahasa yang benar
b) Memilih kosa kata yang bisa dimengerti dan sesuai untuk level yang
diajak berbicara
c) Menerapkan strategi guna meningkatkan kemampuan lawan bicara
untuk memahami apa yang Anda katakana
d) Berbicara pada kecepatan yang sesuai
e) Benar dalam komunikasi Anda dan menghindari sesuatu yang tidak
jelas
f) Menggunakan perencanaan dan keterampilan berpikir logis yang baik
sebagai fondasi berbicara secara jelas
Pesan Anda dan Saya. Pesan Anda menghentikan percakapan
dengan penilaian orang lain. Pesan s