Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home · 2017. 8. 7. · Score of students...
Transcript of Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home · 2017. 8. 7. · Score of students...
-
i
ABSTRAK
Suaibatul Aslamiyah (NIM. 1113018300033). Peningkatan Keterampilan
Menulis Paragraf Melalui Media Pembelajaran Gambar Seri Pada Siswa
Kelas III di MI Attabiiyah Depok.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
paragraf siswa kelas III melalui penggunaan media gambar seri. Metode penelitian
yang digunakan adalah Classroom Action Reasearch (CAR) atau Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di MI Attabiiyah Depok. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas III MI Attabiiyah Tahun Pelajaran 2016/2017,
yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana
dalam setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Desain penelitian yang
digunakan adalah model Hopkins, dengan 4 tahap yaitu perencanaan, observasi,
aksi/tindakan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi belajar siswa dan observasi
aktivitas guru, lembar tes keterampilan menulis, dan foto kegiatan pembelajaran.
Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan triangulasi data. Teknik analisis
data menggunakan rumus rata-rata (Mean).
Hasil penelitian ditunjukkan dengan keterampilan-keterampilan siswa
dalam menulis paragraf melalui soal tes yang diberikan. Berdasarkan hasil dari
observasi aktivitas guru siklus 1 mendapatkan kategori cukup dan siklus 2
mendapatkan kategori baik. Demikian pula dengan hasil observasi aktivitas
belajar siswa. Nilai keterampilan menulis paragraf siswa pada siklus 1 mencapai
dimana siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dan keterampiln menulis paragraf
siswa pada siklus 2 dimana siswa yang tuntas sebanyak 24 orang. Dengan hasil
skor tersebut maka sudah sesuai dengan harapan. Maka dapat disimpulkann
bahwa melalui penggunaan media pembelajaran gambar seri dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf siswa kelas III MI Attabiiyah Depok.
Kata Kunci: Media Pembelajaran Gambar Seri, Keterampilan Menulis
-
ii
ABSTRACT
Suaibatul Aslamiyah (NIM. 1113018300033). Improving The Skill of Writing
Paragraph Through Learning Media Image Series on Third Grade Student in
MI Attabiiyah Depok.
The purpose of this research to increase students skill of writing
paragraph in 3rd
grade through use learning media image series. The method of
research is Classroom Action Research. This research carried out in MI
Attabiiyah Depok. The subject of this research is 3rd
grade MI Attabiiyah at
Academic Year 2016/2017, which has 25 in total of the students. This research is
done in two cycles, each cycle consists of two teaching learning activities. The
research design used was Hopkins model, which consists of four stages of them
planning, observation, action, dan reflction. The instrument used in this research
is the observation sheet of the students and teacher activity in the class, writing
test, and documentation. The research instruments have been used this research
are observation sheets, those are students learning observation sheet, teacher
activities observation sheet, test writing skill sheet, and fotos of learning
activities. Thr examination technique of trust used data trianglation. The result
score of students writing skill isprocessed by formula of Mean.
The results shown by the students skill in writing paragraph through the
test given. Based in the result of teacher observation in first cycles of research
getting enough categories and second cycles of research getting good category,
also with the result of students activities observation. Score of students writing
skill at first cycle reached where the complete student is 6 people and result of
second cycle reached where the complete student is 24 people. By means of those
result score, then accordingly with expectations. In conclusion, use learning
media image series could raise students writing skill in 3rd
grade MI Attabiiyah
Depok.
Keyword: Learning Media Image Series, Writing Skill Paragraph
-
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga penuliis dapat
menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Paragraf Melalui Media Pembelajaran Gambar Seri pada Siswa Kelas III di MI
Attabiiyah Depok”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir kuliah di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa syukur dan terimakasih atas segala bantuan, dukungan, dan
bimbingan serta doa yang telah diberikan oleh segala pihak, yaitu:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku ketua JurusanPendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, nasihat,
motivasi, dan arahan kepada penulis.
5. Lu’luil Maknun, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, dan
arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
-
iv
6. Dindin Ridwanudin, M.Pd, selaku dosen penguji 1 yang bersedia
meluangkan waktunya untuk hadir dan menguji penulis pada sidang
munaqasah.
7. Drs. H. Abd. Shomad, M.A, selaku dosen penguji 2 yang bersedia
meluangkan waktunya untuk menguji penulis pada sidang munaqasah.
8. Kedua orang tuaku. Ayahanda H. Mansur (Alm) dan Ibunda Hj.
Nurmanih yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil.
Segala doa dan usaha dari kalian adalah cahaya kehidupan bagi kami
anak-anakmu. Cinta kalian tak bersyarat. Semoga Allah SWT. selalu
melindungi Ayahanda dan Ibunda.
9. Kakak-kakakku Armani dan R. Alip S., Zulhijah dan Syarif H.,
Fauziah (Alm), Raudatul Farida dan Suaib, Upik Nurul I. dan Teguh
W., serta keponakan-keponakanku Liza Aftriani, M. Daffa Al-Hafizh,
M. Zahran Syahza, M. Khairi Dzamir, Fairuz Dzikra, M. Khildan
Syahza, Siddiq Ar-Rayyan, dan Annisa Nada S., yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis. Semoga penulis juga dapat
menjadi motivasi bagi kalian semua.
10. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membagi ilmunya kepada penulis selama menjadi mahasiswi PGMI.
11. Sarkowi, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Attabiiyah Depok yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian di
sekolah tersebut.
12. Dewan guru khususnya Zulhijah, S.Pd.I, selaku guru kolaborator yang
telah banyak memberikan peran selama pelaksanaan kegiatan
penelitian.
13. Kepada sahabatku Asri Rajabiah, Upi Herawati, dan Nur Lizza
terimakasih atas motivasi dan inspirasi yang telah kalian berikan.
14. Kekasihku Bayu Irawan yang selalu memberikan bantuannya serta
dengan setia selalu mendukung dan memotivasi sampai penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
-
v
15. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
angkatan 2013 khususnya teman-temanku Febriana Eka H., Erfa
Sahnita, Annisa Qurota A., Ulfiyatul Makiyah, Nike Aenun N., Dhea
Novianty C., dan Kharisma Luthfi H., terimakasih atas kebersamaan,
kekompakan, dan persahabatan yang sudah terjalin. Semoga akan terus
terjalin sampai nanti.
16. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung atau tidak
langsung sehingga terselesaikannya laporan penelitian ini yang penulis
tidak dapat sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 25 April 2017
Penulis
Suaibatul Aslamiyah
-
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................... 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti............................... 8
1. Definisi Pembelajaran ........................................................ 8
2. Media Pembelajaran Gambar Seri ...................................... 11
a. Definisi Media Pembelajaran ....................................... 11
b. Definisi Gambar Seri .................................................... 14
c. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media
Gambar Seri .................................................................. 17
3. Keterampilan Menulis ........................................................ 17
4. Paragraf............................................................................... 27
a. Definisi dan Ciri Paragraf ............................................. 27
b. Fungsi Paragraf ............................................................. 30
c. Syarat-syarat Paragraf .................................................. 30
5. Karakteristik Siswa Usia SD/MI ........................................ 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 38
-
vii
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 41
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43
B. Metode Penelitian ..................................................................... 43
C. Rancangan Siklus Penelitian/Desain Penelitian ....................... 46
D. Subjek Penelitian ...................................................................... 49
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Tindakan Penelitian............... 49
F. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 49
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 53
H. Data dan Sumber Data .............................................................. 53
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 53
J. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 54
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ........................................... 55
L. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data .............................. 56
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 58
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA , DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah ....................................................... 60
1. Sejarah Berdirinya MI Attabiiyah ...................................... 60
2. Siswa MI Attabiiyah ........................................................... 61
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Attabiiyah ........... 61
B. Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 62
1. Tempat Penelitan ................................................................ 62
2. Waktu Penelitian ................................................................ 63
C. Deskripsi Data .......................................................................... 63
1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Tindakan ............................... 63
a. Perencanaan .................................................................. 64
b. Aksi/Tindakan .............................................................. 64
c. Observasi ...................................................................... 67
1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 67
2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 69
-
viii
3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Pra
Tindakan ................................................................. 71
d. Refleksi ........................................................................ 73
2. Deskripsi Kondisi Pembelajaran Siklus 1 .......................... 74
a. Perencanaan .................................................................. 75
b. Aksi/Tindakan .............................................................. 75
c. Observasi ...................................................................... 79
1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 80
2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 84
3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf
Siklus 1 ................................................................... 88
d. Refleksi ......................................................................... 90
3. Deskripsi Kondisi Pembelajaran Siklus 2 .......................... 91
a. Perencanaan .................................................................. 91
b. Aksi/Tindakan .............................................................. 92
c. Observasi ..................................................................... 96
1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 97
2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 101
3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf
Siklus 2 ................................................................... 105
d. Refleksi ......................................................................... 107
D. Analisis Data ............................................................................ 108
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 113
F. Pemeriksaan Kepercayaan ........................................................ 114
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 120
B. Saran ......................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap
Komponen ................................................................................... 25
Tabel 2.2 Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen
Model Interval ............................................................................. 25
Tabel 2.3 Klasifikasi Nilai Menulis ............................................................ 27
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 43
Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Menulis Paragraf ............................................. 57
Tabel 4.1 Siswa MI Attabiiyah ................................................................... 61
Tabel 4.2 Keadaan Tenaga Pendidik MI Attabiiyah ................................... 61
Tabel 4.3 Keadaan Tenaga Kependidikan MI Attabiiyah .......................... 62
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pra Tindakan ........... 67
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Tindakan .............. 79
Tabel 4.6 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Pra Tindakan ................. 72
Tabel 4.7 Hasil Refleksi pada Tahap Pra Tindakan .................................... 73
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1 Pertemuan
Pertama ....................................................................................... 80
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1 Pertemuan
Kedua .......................................................................................... 82
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan
Pertama ....................................................................................... 85
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan
Kedua .......................................................................................... 86
Tabel 4.12 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Siklus 1 ......................... 88
Tabel 4.13 Hasil Refleksi pada Siklus 1 ....................................................... 90
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2 Pertemuan
Pertama ....................................................................................... 97
Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2 Pertemuan
Kedua .......................................................................................... 99
-
x
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan
Pertama ....................................................................................... 102
Tabel 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan
Kedua .......................................................................................... 103
Tabel 4.18 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Siklus 2 ......................... 105
Tabel 4.19 Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada
Penggunaan Media Gambar Seri dalam Menulis Paragraf ......... 108
Tabel 4.20 Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menulis Paragraf Siswa ... 109
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir Penelitan Tindakan Kelas ..................... 41
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins .................... 47
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber ..................................................................... 56
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik ...................................................................... 56
Gambar 4.1 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Pra Tindakan ........................ 66
Gambar 4.2 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Siklus 1 ................................. 78
Gambar 4.3 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Siklus 2 ................................. 95
-
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Nilai Tes Pra Tindakan ............................................................... 73
Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus 1 ........................................................................ 89
Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus 2 ........................................................................ 107
Grafik 4.4 Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menulis Paragraf Siswa ... 111
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Pernyataan Karya Sendiri
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 RPP Pra Tindakan
Lampiran 5 RPP Siklus 1 Pertemuan Pertama
Lampiran 6 RPP Siklus 1 Pertemuan Kedua
Lampiran 7 RPP Siklus 2 Pertemuan Pertama
Lampiran 8 RPP Siklua 2 Pertemuan Kedua
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pra Tindakan
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Tindakan
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2
Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Pra Tindakan
Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Siklus 1
Lampiran 17 Lembar Kerja Siswa Siklus 2
Lampiran 18 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf
Lampiran 19 Hasil Lembar Kerja Siswa
Lampiran 20 Foto-foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi
Lampiran 22 Biografi Penulis
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengalaman pembelajaran yang bermakna perlu dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dengan baik, agar proses pembelajaran benar-benar
merupakan pelayanan maksimal bagi peserta didik dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus bisa mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan sesuai dengan lingkungan kehidupan keseharian
peserta didik yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.1 Kreatifnya seorang guru tentu saja bisa
menentukan siswa untuk kreatif pula. Siswa yang kreatif hanya akan lahir di
bawah bimbingan guru yang kreatif dan mampu mengemas pembelajaran
yang bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
materi atau tujuan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari perencanaan pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan begitu, guru dituntut untuk mencari, menemukan, dan
merancang sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada
siswa. Anak-anak usia sekolah khususnya SD/MI memiliki karakteristik yang
berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan
atau melakukan sesuatu secara langsung.2 Guru hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan serta memberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam menguasai materi sehingga kemampuan serta
keterampilan siswa dapat meningkat.
1 Husamah dan Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher). Hal: 164 2 Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Hal: 35
1
-
2
Berdasarkan standar kompetensi kelas III di SD/MI siswa harus
mencapai kompetensi dasar untuk menyusun paragraf yang mendeskripsikan
suatu objek secara mandiri dalam bahasa tulis. Siswa diharapkan dapat
menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan. Namun pada kenyataanya, penelit mengetahui bahwa
masih banyak siswa MI Attabiiyah yang menganggap kegiatan menulis
paragraf merupakan suatu kegiatan yang sulit sehingga berdampak pada nilai
yang diperolehnya.
Proses pembelajaran di sekolah, guru selalu dihadapkan pada masalah
bagaimana meningkatkan nilai belajar siswa. Berdasarkan pengamatan awal
ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan
dalam pembelajaran yang terjadi di kelas III MI Attabiiyah Depok.
Permasalahan yang ditemukan yaitu mengenai keterampilan siswa kelas III
MI Attabiiyah dalam menulis paragraf yang masih rendah.
Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain siswa merasa
jenuh dan bosan belajar di dalam kelas, siswa kurang berminat untuk
mempelajari bagaimana menulis paragraf, siswa merasa kaku dan tegang
dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf, kurangnya pengetahuan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf. Selain faktor tersebut,
juga ditemukan faktor lain dimana guru kurang mengemas proses
pembelajaran agar lebih berkesan dengan menggunakan media pembelajaran
dan kurang membuat siswa aktif serta menjadi pusat kegiatan pembelajaran di
kelas.3 Kondisi ini yang menyebabkan keterampilan siswa untuk menulis
paragraf tidak meningkat, sehingga hasil yang diperoleh siswa dalam menulis
paragraf belum dapat mencapai nilai 70 yang merupakan batas nilai
ketuntasan yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil pengamatan, media pembelajaran yang terdapat di
MI Attabiiyah sudah terbilang cukup dan tersedia. Media yang tersedia di
sekolah tersebut diantaranya proyektor, globe, tape recorder, papan tulis,
peta, rangka tubuh manusia (miniatur), dan masih banyak lagi akan tetapi
3 Hasil data observasi MI Attabiiyah
-
3
tampaknya kurang difungsikan secara maksimal oleh guru dalam
pembelajaran.4 Hal ini nampak dari kenyataan di lapangan mengenai
penggunaan media pada kegiatan menulis paragraf. Guru hanya
mengandalkan gambar yang terdapat dalam buku pegangan guru. Dimana
gambar tersebut berukuran kecil sehingga menyulitkan siswa mengamati
gambar yang akan dituangkan ke dalam tulisan. Selain itu media gambar yang
disedikan guru terbatas jumlahnya sehingga guru harus membentuk kelompok
dimana setiap kelompok hanya mendapatkan satu gambar yang berukuran
kecil.
Dalam kelompok mereka harus bergantian mengamati gambar yang
akan dituangkan ke dalam tulisan sehingga membentuk sebuah paragraf.
Kondisi ini membuat siswa yang menunggu giliran untuk mengamati gambar
jenuh dan memilih untuk mencari kesibukan sendiri dengan berlairan di
dalam kelas bahkan sampai keluar kelas. Aspek penting penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran, tetapi pada kenyataannya
media yang digunakan guru tersebut justru menghambat siswa untuk lebih
jelas mengamati pesan yang terdapat dalam gambar yang kemudian
dituangkan dalam bentuk tulisan berupa paragraf. Kurangnya pembagian
waktu pembelajaran untuk menulis paragraf membuat siswa jarang untuk
berlatih dan tugas untuk menulis paragraf juga jarang diberikan. Situasi
tersebut berdampak pada keterampilan menulis paragraf siswa kurang
memuaskan atau belum mencapai ketuntasan.
Disisi lain, ketika siswa mendapat tugas menulis yang ada dalam
pikiran mereka adalah suatu kegiatan yang membosankan dan sulit. Hal inilah
yang terjadi pada siswa kelas III di MI Attabiiyah Depok. Siswa merasa
kesulitan menuangkan ide atau gagasan, yang dalam hal ini terjadi karena
mereka kurang berlatih untuk menulis. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan peneliti ada beberapa permasalahan yang muncul dalam
pembelajaran menulis paragraf. Selain karena faktor bosan juga adanya faktor
perbedaan intelegensi tiap siswa dan kurangnya orang tua dalam mendidik
4 Hasil data observasi MI Attabiiyah
-
4
anaknya. Selain itu, para siswa kurang berkomunikasi dengan bahasa
indonesia yang baik dan benar sehingga mengakibatkan minimnya kosakata
yang mereka miliki. Dampaknya, siswa kesulitan untuk dapat
mengembangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Di sisi lain, sebagian
besar orang tua siswa kelas III di MI Attabiiyah sibuk dengan pekerjaan
masing-masing dan mengesampingkan perhatian pada anak untuk
membimbingnya belajar di rumah. Ditambah lagi dari siswa yang enggan
untuk berlatih menulis.5
Dalam pemanfaatan media pembelajaran banyak sekali permasalahan
yang dihadapi karena segala sesuatu hal yang bersifat baru pasti terdapat
resiko yang dihadapi, salah satunya adalah pada pendidik itu sendiri.
Banyaknya media pembelajaran tidak menjadikan guru termotivasi untuk
menggunakannya, bahkan semakin berat mental guru karena belum bisa
menggunakannya dalam pembelajaran, sejalan dengan hal tersebut guru juga
enggan untuk mencari jalan keluar. Seperti kurang kreatifnya guru dalam
membuat media pembelajaran yang ia kembangkan sendiri.
Beberapa faktor di atas, ada faktor lain yang tidak kalah penting yakni
kesulitan siswa dalam penggunaan ejaan yang baik dan benar. Di lapangan,
masih ditemukan beberapa siswa yang belum menggunakan ejaan yang tepat,
misalnya ketika menulis kalimat. Pada awal kalimat huruf pertama
menggunakan huruf kapital, namun di tengah-tengah penulisan kalimat
terdapat huruf kapital yang tidak seharusnya digunakan. Adanya kesalahan
penggunaan huruf kapital mengakibatkan kalimat tidak efektif.
Pada kenyataan di lapangan, guru masih menerapkan pola
pembelajaran yang konvensional dimana pembelajaran tersebut lebih
didominasi oleh guru, selain itu teknik serta media pembelajaran yang
digunakan kurang menarik dan maksimal sehingga membosankan siswa
dalam proses menerima materi. Masih banyak guru yang mengandalkan cara
mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa satu-satunya sumber
belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru di
5 Hail data observasi MI Attabiiyah
-
5
Indonesia. Pemanfaatan media pembelajaran dirasakan kurang. Media
pembelajaran yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan juga belum
sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Beranjak dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan di
lapangan peneliti menawarkan sebuah tindakan yang diharapkan dapat
membantu mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan
menerapkan atau melalui penggunaan media pembelajaran yang inovatif,
dimana media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik
siswa dan materi yang akan dipelajari. Adapun media tersebut berupa media
pembelajaran gambar seri. Alasan peneliti memilih media gambar seri karena
media ini dapat menjadi perantara yang digunakan guru untuk menyampaikan
atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan agar sampai
kepada penerima yang dituju. Selain itu, media gambar dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau objek dapat dibawa ke
dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa
tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut.
Dari latar belakang tersebut, penulis tergerak untuk mengadakan
penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Melalui
Media Pembelajaran Gambar Seri Pada Siswa Kelas III di MI Attabiiyah
Depok”. Melalui media gambar seri yang digunakan peneliti, diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas III di MI
Attabiiyah Depok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat
diindentifikasi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan media pembelajaran kurang maksimal sehingga membuat
rendahnya aktivitas belajar siswa dalam menulis paragraf.
2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran menulis
paragraf.
-
6
3. Pola pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional
sehingga pembelajaran kurang menarik dan terasa membosankan bagi
siswa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Untuk menghindari luasnya masalah yang diteliti, maka peneliti
memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Materi yang dibahas pada penelitian ini hanya pada keterampilan siswa
dalam menulis paragraf dengan memperhatikan ejaan yang benar.
2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III di MI Attabiiyah Depok.
3. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran gambar
seri.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf
melalui penggunaan media pembelajaran gambar seri di kelas III MI
Attabiiyah Depok?
E. Tujuan Penelitian
Peneitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf melalui
penggunaan media pembelajaran gambar seri di kelas III MI Attabiiyah
Depok.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan
-
7
dengan masalah peningkatan keterampilan siswa dalam kegiatan menulis
paragraf menggunakan media pembelajaran gambar seri.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini memiliki kegunaan praktis bagi:
a. Bagi Guru
1) Dapat memotivasi guru dalam mengelola pembelajaran dengan
memperhatikan kemampuan awal siswa
2) Dapat memberikan alternatif pada guru dalam memilih media
pembelajaran sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam kegiatan menulis paragraf.
b. Bagi Peneliti
Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa teknik pembelajaran
dan langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui penerapan
media gambar seri pada keterampilan menulis paragraf.
c. Bagi Peserta Didik
Dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis paragraf.
d. Bagi Sekolah
Sekolah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
paragraf.
-
8
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Acuan Teori Area dan Fokus Penelitian
1. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti proses
kompleks dan terjadinya perubahan perilaku pada saat proses belajar
diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian.1
Menurut Purwanto dalam bukunya mengemukakan bahwa belajar dalam
arti luas adalah “semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang
menimbulkan perubahan perilaku”.2 Belajar juga dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningktkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, memperbaiki sikap, dan mengokohkan
kepribadian.3
Setiap ahli psikologi memberi definisi dan batasan yang berbeda-
beda terhadap konsep belajar, akibatnya terdapat keragaman di dalam
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar. Menurut Witherington
seperti yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, dan dimanifestasikan
sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.4 Menurut Syaiful, sesuatu dapat
dikatakan belajar apabila memiliki enam ciri yaitu:
a. perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar b. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman c. perubahan bersifat permanen d. perubahan bersifat positif dan aktif e. perubahan memiliki tujuan yang terarah
1 Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme
Abad 21). (Bandung: Alfabeta). Hal: 123 2 Purwanto. 2014. Evalusasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Hal: 47
3 Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Hal: 9 4 Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Hal: 12
8
-
9
f. perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.5
Berdasarkan beberapa teori belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses untuk mebuat perubahan dalam diri
seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Istilah belajar bergeser pada istilah pembelajaran yang sering
digunakan dewasa ini. Kata pembelajaran adalah terjemahan dari kata
instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika
Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-
wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain
itu, istilah pembelajaran juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu
lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, program televisi,
gambar, audio, dan lain sebagainya.6
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan kepada siswa.7 Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Bogner merangkum pemikiran Dewey tentang pembelajaran
dengan mengatakan "pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang dapat memberi nilai lebih
pada makna pengalaman tersebut dan meningkatkan kemampuan untuk
mengarahkan model pengalaman selanjutnya".8 Sejalan dengan pendapat
di atas Hausstatter dan Nordkvelle mengatakan bahwa "pembelajaran
5 Soeparlan Kasyadi. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. (Tangerang: PT Pustaka Mandiri).
Hal: 4 6 Muhammad Fathurrahman. 2015.Model-model Pembelajaran Inovatif. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media). Hal: 15 7 Ibid., Hal: 16
8 Miftahul Huda. 2014. Mode-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar). Hal: 37
-
10
merefleksikan pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan
memiliki banyak makna yang berbeda-beda”.9 Berikut ini adalah beberapa
konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset dan
studi selama ini:
1. Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran
dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi di dalam
diri manusia secara psikologis. Ketika pula perilakunya stabil,
maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
2. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan
lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis
tidak terlalu banyak tersentuh di sini.
3. Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperintal
seseorang, terkait dengan bagaimana ia merespon lingkungan
tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan pengajaran, dimana
seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.
Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu bentuk pembelajaran adalah
pemrosesan informasi. Hal ini bisa dianalogikan dengan pikiran atau otak
kita yang berperan layaknya komputer dimana ada input dan
penyimpanan informasi di dalamnya. Yang dilakukan oleh otak adalah
bagaimana memperoleh kembali materi informasi tersebut, baik yang
berupa gambar maupun tulisan. Dengan demikian, dalam pembelajaran
seseorang perlu terlibat dalam refleksi dan penggunaan memori untuk
melacak apa saja yang harus ia serap, apa saja yang harus ia simpan
dalam memorinya, dan bagaimana ia menilai informasi yang telah ia
peroleh.10
Rongers mengemukakan saran tentang langkah-langkah
pembelajaran yang perlu dilakukan oleh seorang guru. Saran
pembelajaran tersebut meliputi hal sebagai berikut:
9 Miftahul Huda. 2014. Mode-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar). Hal:5 10
Ibid., Hal: 2
-
11
a. guru memberikan kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar yang terstruktur
b. guru dan siswa membuat kontrak belajar c. guru menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan
(discovery learning)
d. guru menggunakan metode simulasi e. guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu
menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain
f. guru bertindak sebagai fasilitator dalam belajar g. guru menggunakan pengajaran berprogram agar timbulnya
kreativitas pada siswa.11
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah
usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya
proses belajar dalam diri siswa.12
Perubahan dalam kepribadian
ditunjukkan oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Dengan
beberapa definisi menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pebelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru sebagai
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Media Pembelajaran Gambar Seri
a. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara
harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach & Ely
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap.13
Dalam hal ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology/AECT) di
Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.14
Lain halnya
11
Soeparlan Kasyadi. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. (Tangerang: PT Pustaka
Mandiri). Hal: 3 12
Purwanto. 2014. Evalusasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Hal: 48 13
Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Hal: 3 14
Arief S. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
-
12
dengan Gagne yang menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.15
Selain itu, Sadiman mengemukakan bahwa media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.16
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung meteri instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.17
Sejalan dengan pendapat
sebelumnya mengenai definisi media, Hamidjojo memberikan
memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang
digunakan manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan,
atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju.18
Heinich dkk mengemukakan istilah media atau medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.19
Jadi, televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenismya adalah media.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan pada pembelajaran atau mengandung maksud-maksud
pembelajaran, maka media itu disebut sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media
tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga
dapat digunakan dengan tepat. Media pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh
Pemanfaatannya. (Depok: Rajawali Pers). Hal: 6 15
Ibid. 16
Cecep K. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia). Hal: 7 17
Anas Salahudin. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Pustaka Setia). Hal: 119 18
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Hal: 4 19
Ibid.
-
13
psikologis terhadap siswa.20
Menurut para pakar, media pembelajaran
meliputi alat fisikal yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera,
video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer.21
Sanjaya menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi
perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak
yang mengandung pesan.22
Walaupun demikian, media bukan hanya
berupa alat atau bahan melainkan juga hal-hal lain yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi
untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
Apabila media pembelajaran digunakan dalam proses belajar-
mengajar yang melibatkan peserta didik dapat memberikan kekuatan
dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat meningkatkan efektivitas
komunikasi. Jika dirancang dengan baik, terampil, dan efektif
digunakan, maka media pembelajaran tersebut memiliki pengaruh
yang besar pada pengajaran dan pembelajaran karena menghasilkan
dampak seperti menghemat waktu, meningkatkan minat, menarik
perhatian, memperjelas ide, memperkuat konsep-konsep, dll.23
Penggunaan media pembelajaran yang paling umum adalah sebagai
dukungan tambahan pada proses pembelajaran di ruang kelas untuk
meningkatkan pembelajaran.
Dampak penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkat
pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
20
Anas Salahudin. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Pustaka Setia). Hal: 120 21
Ibid., Hal: 120 22
Ibid., Hal: 120 23
Ahsan Akhtar dan Rafaqat Ali. _____. Use of Media for Effective Instruction its Importance. Journal of Elementary Education. Vol. 18 (1-2). Hal: 36
-
14
1) Pemilihan bahan dengan atribut yang sesuai 2) Memperkenalkan bahan untuk belajar dengan
menghubungkannya dengan pembelajaran sebelumnya dan
menunjukkan hubungannya dengan tujuan pembelajaran saat
ini
3) Materi hadir dalam kondisi yang memungkinkan 4) Mendapatkan umpan balik dari siswa 5) Mengevaluasi dampak penggunaan media pembelajaran24
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai media pembelajaran
menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana yang digunakan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan untuk meningkatkan
kegiatan proses belajar mengajar sehingga dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru siswa, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar siswa, serta membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa.
b. Definisi Gambar Seri
Di antara pengelompokan media pembelajaran sederhana salah
satunya adalah media gambar. Media gambar merupakan media visual
yang efektif karena dapat memvisualisasikan objek dengan lebih
konkret, lebih realistis, dan lebih akurat.25
Siswa yang memperhatikan
sebuah gambar mereka akan terdorong membuat hubungan di antara
paradoks dan membangun gagasan-gagasan baru.26
Gambar
merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan
penting sebab media gambar ini dapat mengganti kata verbal,
mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia.27
Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang
diungkapkan oleh kata-kata.
24
Ahsan Akhtar dan Rafaqat Ali. Use of Media for Effective Instruction its Importance. Journal of Elementary Education. Vol. 18 (1-2). Hal: 37 25
Yudhi Munandi. 2013. Media Pembelajaran. (Jakarta: Referensi). Hal: 88 26
Ibid., Hal: 89 27
Ibid.
-
15
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai.
Gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati di mana-mana. Gambar berfungsi untuk menyampaikan
pesan yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-
simbol tersebut perlu dipahami dengan benar agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.28
Selain itu media
gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas
materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan
cepat jika diilustrasikan dengan gambar.29
Beberapa kelebihan media
gambar adalah sebagai berikut:
1) Sifatnya konkret yaitu menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau objek dapat dibawa ke dalam kelas dan
tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa
tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut. Peristiwa di
masa lampau atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang
tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Dengan gambar amat
bermanfaat dalam hal ini
3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat
dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam
bentuk gambar
4) Media gambar mudah di dapat dengan harga yang relatif terjangkau serta mudah untuk digunakan.
30
Salah satu media gambar yang digunakan di dalam
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indoesia adalah
media gambar seri. Media gambar seri menurut Arsyad adalah
kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan
28
Cecep K. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia). Hal: 45 29
Ibid. 30
Arief. S Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Depok: Rajawali Pers). Hal: 29
-
16
untuk dijadikan sebuah berita.31
Sejalan dengan pendapat diatas,
Bambang Sujiono mendefinisikan gambar seri sebagai suatu gambar
yang mempunyai keterkaitan dengan gambar yang lainnya dan dapat
membentuk sebuah cerita utuh.32
Media gambar seri merupakan salah satu alternatif media untuk
melatih keterampilan menulis siswa karena media ini dapat membantu
siswa dalam menemukan suatu ide. Peneliti memilih media gambar
seri sebagai penuntun atau membantu siswa untuk mengembangkan
imajinasi untuk menjalin hubungan antara kejadian satu dengan
kejadian yang lain dan saling berhubungan antara gambar satu dengan
gambar yang lainnya sehingga siswa dapat merangkainya menjadi
sebuah tulisan dalam bentuk paragraf. Penggunaan media gambar seri
dalam proses pembelajaran dapat dapat memfokuskan perhatian siswa
terhadap pembelajaran sehingga tidak membosankan.
Ketentuan-ketentuan gambar seri yang digunakan harus
memenuhi persyaratan antara lain:
1) Ukuran gambar harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua siswa
2) Hubungan antara satu gambar dengan gambar lainnya harus kelihatan jelas
3) Tiap gambar dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui gambar kelanjutannya
4) Gambar menunjukkan satu adegan yang jelas 5) Gambar hendaknya tidak terlalu banyak tambahan sehingga tidak
mengaburkan isi cerita dari gambar tersebut
6) Gambar-gambar tersebut hendaknya diberi warna-warna yang menarik.
33
Dari beberapa pengertian mengenai media gambar seri menurut
para ahli di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa media gambar seri
31
Yossi Idris, dkk. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Dicovery dengan Menggunakan Media Gambar Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia TA 2011/2012 Universitas Ekasakti Padang. Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pembelajaran. Vol. 2. No. 3. Hal: 21 32
Suparjo. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada Anak. Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang. Vol. 2. No. 2. Hal:
93 33
Ibid.
-
17
adalah suatu gambar yang digunakan sebagai perantara dalam
kegiatan pembelajaran yang mempunyai keterkaitan dengan gambar
lainnya yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik
yang disusun secara acak atau berurutan hingga membentuk sebuah
cerita yang utuh.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Gambar
Seri
Menurut Shaoran langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan media gambar seri dapat disusun sebagai berikut:
1) Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
OHP
3) Guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerhatikan atau menganalisis gambar
4) Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya
6) Siswa lain diberi kesempatan memberikan komentar dari hasil diskusi tiap kelompok. Dari hasil komentar dan hasil diskusi guru
mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
7) Membuat kerangka karangan sederhana 8) Membuat karangan dalam bentuk yang sederhana yaitu
paragraf.34
3. Keterampilam Menulis
Menurut H. Dalman, menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada
pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya.35
Selanjutnya, menulis juga didefinisikan sebagai suatu proses
kreatif yang banyak melibatkan berpikir divergen (menyebar) daripada
konvergen (memusat). Dalam hal ini, menulis merupakan proses
penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreatifitas penulisnya
34
Sakila. 2016. Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 15. No. 26. Hal: 57 35
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 3
-
18
dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak
berpusat pada satu pemecahan masalah saja. Dengan demikian, penulis
dapat menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif
dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Menulis juga dapat diartikan
sebagai suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk paparan
bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa (huruf).36
Menurut
Grape dan Kaplain dalam bukunya “Teori dan Praktik Penulisan”
mengeksplorasi makna makna tulisan pada segitiga retorika dalam
menulis, dimana segitiga tersebut terdiri dari pembaca, penulism dan isi
dari tulisan itu sendiri.37
Berikutnya, menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatannya. Menulis dapat
didefinisikan sebagai suatu aktivitas menuangkan pikiran secara
sistematis ke dalam bentuk tulisan atau kegiatan memikirkan, menggali,
dan mengembangkan suatu ide serta menuangkannya ke dalam bentuk
tulisan. Sejalan dengan pendapat di atas, Tarigan mengemukakan bahwa:
menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lamban grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu.38
Gambar atau tulisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna,
tetapi tidak menyampaikan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis juga
merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa. Sejalan dengan pendapat di atas, Marwoto menjelaskan bahwa
menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk
karangan secara leluasa.39
Dalam hal ini, menulis ini membutuhkan
skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan,
36
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).
(Semarang:IKIP Semarang Press). Hal: 343 37
Nguyen Than Huy. 2015. Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 At Thong Linh High School. Asian Journal of Educational Research. Vol. 2. No. 2. Hal 54 38
Henry Guntur Tarigan. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa). Hal: 22 39
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4
-
19
serta pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah
pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata
seseorang, semakin mudahlah ia menulis. Selanjutnya, M. Yunus dalam
bukunya mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk
komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis
sebagai mediumnya.40
Tarigan juga menjelaskan definisi lain dari menulis yaitu sebagi
suatu keterampilan berbahasa. Ia mengatakan bahwa menulis adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung tanpa harus bertatap muka dengan orang lain.41
Menurut
Suparmo dan Yunus dalam H. Dalman mengatakan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan tulis sebagai alat atau
medianya.42
Pendapat lain dikemukakan oleh Tarigan, yang
mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.43
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. Selain itu menulis juga dapat menolong kita berpikir
secara kritis sehingga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan
bagi pengalaman. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang sama
pentingnya dengan berbicara, mendengarkan, dan membaca. Sejalan
dengan penjelasan di atas, sebagai suatu kegiatan berbahasa, menulis
memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
40
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 41
Faisal dan Krisna Suwandita. 2013. The Effectiveness of Fresh Technique to Teach Descriptive Paragraph. Journal of Education and Learning. Vol. 7 (4). Hal: 240 42
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4 43
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4
-
20
1) Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat
atau buku harian.
2) Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3) Fungsi instruksional, yaitu menjalin hubungan sosial. 4) Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk
ilmu pengetahuan.
5) Fungsi heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi. 6) Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi
rasa keindahan.44
Pelbagi fungsi dan tujuan tersebut tidak selalu hadir sendiri-sendiri.
Artinya, dalam suatu kegiatan menulis dapat terkandung lebih dari satu
fungsi. Sebagai contoh, ketika kita menulis sebuah artikel tentang
“Pengaruh donor darah bagi pemeliharaan kesehatan pendonor”, maka
tulisan tersebut akan menjelaskan fungsi donor darah bagi si pendonor
(fungsi informatif), pesan agar mendonorkan darah secara rutin (fungsi
instrumental), serta sikap dan pandangan positif penulis terhadap perilaku
donor darah (fungsi personal). Kita semua tahu bahwa menulis itu besar
manfaatnya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Graves salah seorang tokoh yang banyak melakukan penelitian tentang
pembelajaran menulis menyampaikan manfaat menulis sebagai berikut.45
1) Menulis mengembangkan kecerdasan
Menurut para ahli linguistik, menulis merupakan suatu
aktivitas kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada pada
kemampuan mengharmonisasikan berbagai aspek seperti
pengetahuan tentang topik yang dituliskan, kebiasaan menata
isi tulisan secara runtut dan mudah dicerna, wawasan dan
keterampilan meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan
menjadi mudah dan enak untuk dibaca, serta kesanggupan
menyajikan tulisan yang sesuai dengan konvensi atau kaidah
44
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 45
Ibid., Hal: 1.4
-
21
penulisan. Untuk dapat menulis seperti itu, maka seorang calon
penulis diantaranya memerlukan kemampuan sebagai berikut:
a) mendengar, melihat, dan membaca yang baik
b) memilah, memilih, mengolah, mengorganisasikan, dan
menyimpan informasi yang diperolehnya secara kritis
dan sistematis
c) menganalisis sebuah persoalan dari berbagai perspektif
d) memperediksi karakter dan kemampuan pembaca,
serta
e) menata tulisan secara logis, runtut, dan mudah
dipahami
Tumbuh-kembangnya kemampuan tersebut sekaligus
mengasah pula daya pikir dan kecerdasan seseorang yang ingin
belajar menulis.
2) Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Dalam kagiatan membaca, seorang pembaca dapat
menemukan segala hal yang diperlukan. Sebaliknya, dalam
menulis seseorang harus menyiapkan dan menyediakan sendiri
segala sesuatunya seperti isi tulisan, ilustrasi, pembahasan,
serta penyajian tulisan. Agar tulisan menarik dan enak untuk
dibaca, maka yang dituliskan harus ditata sedemikian rupa agar
tidak membosankan. Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti
itu, maka seorang penulis harus memiliki daya inisiatif dan
kreativitas yang tinggi. Ia harus mencari, menemukan, dan
menata sendiri bahasa atau informasi dari berbagai sumber
yang terkait dengan topik yang akan diitulisnya. Berbagai
aktivitas itu, jika terus-menerus dilatih dengan sendirinya akan
dapat memicu tumbuh-kembang daya inisiatif dan kreativitas
menulis seseorang.
3) Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian
-
22
Menulis membutuhkan keberanian. Begitu banyak
kekhawatiran dan bayangan buruk menghinggapi kepala orang
dalam menulis. Misalnya, malu jika hasilnya jelek, khawatir
salah menyampaikan sehingga dapat menyinggung orang lain,
takut tulisannya ditertawakan orang, dan berbagai macam
kecemasan lainnya. Karena menulis memerlukan keberanian,
maka ia harus berani menampilkan pemikirannya, termasuk
perasaan, cara pikir, dan gaya tulis serta menawarkannya
kepada orang lain. Konsekuensinya, ia harus memiliki kesiapan
dan kesanggupan untuk melihat dengan jernih segenap
penilaian dan tanggapan apapun dari pembacanya, baik yang
bersifat positif maupun negatif. Penilaian dari orang lain justru
merupakan masukan atau pupuk bagi penulis untuk dapat
memperbaiki kemampuannya dalam menulis.
4) Menulis mendorong kebiasaan serta memupuk kemampuan
dalam menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan
informasi
Hasil pengamatan dan pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa penyebab orang gagal dalam menulis
ialah kerena ia sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Ia
tidak memiliki informasi yang cukup tentang topik yang akan
ditulis, serta malas mencari informasi yang diperlukannya.
Pada awalnya, seseorang menulis karena ia memiliki ide,
gagasan, pendapat, atau sesuatu yang menurut
pertimbangannya penting untuk disampaikan dan diketahui
oleh orang lain. Tetapi, kerap informasi yang dimiliki tentang
isi tulisan tidak dimiliki dengan cukup. Kondisi tersebut akan
mendorong seseorang untuk mencari, mengumpulkan,
menyerap, dan mempelajari informasi yang diperlukan dari
berbagai sumber.
-
23
Berdasarkan sumber-sumber itu seseorang akan
memperoleh informasi yang diperlukannya dalam menulis.
Menyerap informasi dengan tujuan sekedar dirinya tahu pasti
berbeda dengan menyerap informasi yang bertujuan untuk
diolah dan disampaikan kembali kepada orang lain. Bagi
penulis dan pembicara, informasi yang diperoleh tidak sekedar
untuk dipahami, tetapi juga supaya dapat diingat dan
digunakannya kembali bila diperlukan dalam menulis.
Implikasinya, ia akan menerapkan berbagai strategi agar
informasi yang diperoleh terjaga dan tertata sedemikian rupa
sehingga ketika diperlukan mudah dicari dan dimanfaatkan,
tanpa terus membaca ulang semua bacaan yang pernah
dipelajari sebelumnya. Motif dan perilaku seperti ini akan
mempengaruhi minat, kesungguhan, dan keterampilam
seseorang dalam mengumpulkan data dan mengolah informasi.
Baradja dalam Nurhadi menyebutkan ada lima tahap dalam latihan
menulis, yaitu:
1) mencontoh, yaitu pembelajaran menulis sesuai contoh 2) reproduksi, yaitu pembelajaran menulis tanpa ada model 3) rekombinasi atau transformasi, yaitu pembelajaran mulai
berlatih menggabungkan kalimat-kalimat yang pada mulanya
berdiri sendiri menjadi gabungan beberapa kalimat
4) menulis terpimpin, yaitu pembelajar mulai berkenalan dengan penulisan alinea,
5) menulis, yaitu pembelajar mulai menulis bebas atau mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan yang sebenarnya.
Misalnya menulis laporan, menulis makalah, menulis berita,
dan sebagainya.46
Sebagai proses kreatif, aktivitas menulis melibatkan beberapa
unsur, yaitu: (1) penulis sebagai penyampaian pesan, (2) isi tulisan atau
pesan yang disampaikan oleh penulis, (3) saluran atau medium berupa
46
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).
(Semarang: IKIP Semarang Press). Hal: 343
-
24
lambang-lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf, dan (4) pembaca
yaitu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.47
Billow dalam Nurhadi menyebutkan tipe-tipe tulisan sebagai
berikut:
1) Laporan, yakni biasanya tulisan yang berisi fakta yang berhasil dikumpulkan di lapangan
2) Timbangan, yaitu menulis isi buku berkaitan dengan ide yang dikemukakan penulis, hal-hal yang disetujui dan ditolak
3) Iklan atau publikasi, yaitu tulisan yang berupa penawaran promosi
4) Artikel, yaitu tulisan ilmiah yang membicarakan masalah yang aktual
5) Surat, yaitu tulisan yang merupakan poyeksi personal seseorang untuk orang lain
6) Tulisan kreatif, yaitu tulisan bebas sekehendak penulis, yang biasanya dalam bentuk karangan imajinatif seperti puisi,
cerpen, dan novel. 48
Berdasarkan uraian di atas, jelas bagi kita bahwa kemampuan
menulis tidak datang dengan sendirinya. Hal itu menuntut latihan yang
cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Peck dan Schulz
menjelaskan bahwa biasanya program-program dalam bahasa tulis
direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
1) Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka dengan jalan menciptakan situasi
di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan
menulis
2) Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan
3) Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis
4) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan
sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara
bebas.49
47
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 48
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).
(Semarang: IKIP Semarang Press). Hal: 343 49
Henry Guntur Tarigan. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa). Hal: 9
-
25
Penilaian terhadap hasil menulis siswa sebaiknya juga
menggunakan rubrik penilaian yang mencakup komponen isi dan bahasa
masing-masing dengan subkomponennya. Komponen yang lebih penting
diberi skor yang lebih tinggi, sedangkan komponen yanh kurang penting
diberi lebih rendah. Dengan skala 1-100 pembobotan penilaian tiap
komponen yang dimaksud dicontohkan dalam rubrik di bawah ini:50
Tabel 2.1
Contoh Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen
No. Komponen yang Dinilai Rentang
Skor
Skor yang
diperoleh siswa
1. Isi gagasan yang dikemukakan 13-30
2. Organisasi isi 7-20
3. Tata bahasa 5-25
4. Gaya pilihan struktur dan kosakata 7-15
5. Ejaan dan tata tulis 3-10
Jumlah
Selain contoh model penskoran tersebut, terdapat model lain yang
juga memberi bobot tidak sama untuk setiap komponen, namun lebih rinci
dalam melakukan penyekoran yaitu dengan menggunakan model skala
interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Walaupun
memiliki model yang berbeda, aspek yang dinilai mirip dengan model
yang diatas yaitu sama-sama melibatkan aspek isi dan bahasa. Model
penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Model yang dimaksud ditunjukkan sebagai
berikut:51
Tabel 2.2
Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen Model
Skala Interval
SKOR KRITERIA
27-30
Sangat baik-Sempurna: padat informasi,
substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan
dengan permasalahan dan tuntas.
22-26 Cukup-Baik: informasi cukup, substansi cukup,
pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan
50
Burhan Nurgiantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. (Yogyakarta: PBFE). Hal: 440 51
Ibid.
-
26
I
S
I
masalah tetapi tidak lengkap.
17-21
Sedang-Cukup: informasi terbatas, substansi
kurang, pengembangan tesis tidak cukup dan
permasalahan tidak
13-16
Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi,
tidak ada pengembangan tesis, dan tidak ada
permasalahan.
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
18-20
Sangat baik-Sempurna: ekspresi lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan
baik, urutan logis, dan kohesif.
14-17
Cukup-Baik: kurang lancar, kurang terorganisir
tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas,
dan urutan logis tetapi tidak lengkap.
10-13
Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau,
terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak
logis.
7-9 Sangat Kurang: tidak komunikatif, tidak
terorganisir dan tidak layak nilai.
K
O
S
A
K
A
T
A
18-20
Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata
canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, dan
menguasai pembentukan kata.
14-17
Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak
canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang
kurang tepat tetapi tidak mengganggu.
10-13
Sedang-Cukup: pemanfaataan potensi kata
terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa
kata dan dapat merusak makna.
7-9
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi kata asal-
asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, dan
tidak layak nilai.
P
E
N
G
B
A
H
A
S
A
22-25
Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks
tetapi efektif dan hanya terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan
18-21
Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif,
kesalahan kecil tetapi konstruksi kompleks, dan
terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak
kabur.
11-17
Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat dan makna membingungkan
atau kabur.
5-10
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis,
terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, dan
tak layak nilai.
-
27
M
E
K
A
N
I
K
5
Sangat baik-Sempurna: menguasai aturan
penulisan dan hanya terdapat beberapa kesalahan
ejaan.
4 Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.
3 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan dan
makna membingungkan atau kabur.
2
Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan,
terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak
terbaca, dan tidak layak nilai.
Apabila telah diperoleh nilai, kemudian bentuk nilai diberi makna
ke dalam bentuk kualitatif yang dimasukan ke dalam rentang skala angka
yang mengacu pada pendapat Burhan Nurgiyantoro yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.3
Klasifikasai Nilai Menulis
No. Skala Angka Keterangan
1. 85-100 Sangat Baik
2. 70-84 Baik
3. 55-69 Cukup
4. 40-54 Kurang
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan ide atau
informasi dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dibaca orang lain. Oleh
karena itu, menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan
(membahasatuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang
terorganisir sedemikian rupa sehingga terjadi suatu tindakan komunikasi
(antara penulis dengan pembaca).
4. Paragraf
a. Definisi dan Ciri Paragraf
Istilah lain dari paragraf adalah alinea. Paragraf atau alinea
adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam
rangkaian beberapa kalimat.52
Pendapat lain dikemukakan oleh Semi
dan Arifin yang menyatakan bahwa paragraf adalah “seperangkat
52
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 53
-
28
kalimat yang mengacu pada satu topik”.53
Menurut Kuntarto dalam
Dalman yang mengemukakan bahwa paragraf adalah bagian dari
karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan utuh dan
padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.54
Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf
didefinisikan sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru).55
Sejalan dengan pendapat di atas, Zaenal dan S. Amran
mengemukakan bahwa “paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik”.56
Kalimat-kalimat dalam
paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Paragraf
adalah suatu bahasa yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Satuan bahasa itu terdiri atas seperangkat kalimat. paragraf merupakan
inti penuangan buah pikiran dalam karangan. Paragraf juga dapat
dikatakan sebagai karangan yang paling pendek (singkat).57
Paragraf
dapat disebut juga sebagai karangan mini. Dikatakan karangan mini
karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat di dalam
karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-
mengarang dan tulis-menulis terdapat pula dalam sebuah paragraf.
Paragraf hanya ada dalam ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan
tidak pernah mengenal istilah paragraf.
Sejalan dengan pengertian paragraf di atas, Sri Hapsari dkk
mendefinisikan bahwa paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat
53
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.3 54
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 53 55
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 4. (Jakarta: Balai Pustaka). Hal: 828 56
Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
(Jakarta: Akademika Pressindo). Hal: 115 57
Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra
Press). Hal: 85
-
29
yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan atau ide.58
Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih
tinggi dan lebih luas dari kalimat. Paragraf bertindak sebagai sarana
menuangkan gagasan. Maksud dari kata “menuangkan gagasan” ialah
memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan melalui
pikiran kita dan segala sesuatu yang kita rasakan berupa rangkaian
kata yang tertulis dan tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga
gagasan kita itu dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan
mudah oleh orang lain.
Panjang paragraf tidak dibatasi, bergantung pada cara
pengembangannya dan ketuntasan uraian yang berhubungan dengan
gagasan pokok. Sebuah paragraf dapat terdiri atas sebuah kalimat, dua
buah kalimat, atau juga lebih dari dua buah kalimat.59
Pada dasarnya
panjang paragraf yang baik adalah antara 70 kata sampai dengan 150
kata.60
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat
pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik
atau satu tab mesin komputer dan dapat juga memberi jarak yang agak
renggang dari paragraf sebelumnya ke paragraf sesudahnya. Hal ini
dimaksudkan agar lebih memudahkan pembaca melihat permulaan
setiap paragraf dan mengikuti alur pemikiran dari satu tahap ke tahap
berikutnya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
paragraf adalah rangkaian dari beberapa kalimat dan harus memiliki
kesatuan gagasan yang diungkapkan sehingga pembacanya mudah
memahami maksud dari tulisan atau informasi yang ada.
58
Sri Hapsari Wijayanti, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
(Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 97 59
Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
(Jakarta: Akademika Pressindo). Hal: 115 60
Rasyid Sartuni. 2000. Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. (Bogor: Maharani Press). Hal: 111
-
30
b. Fungsi Paragraf
Setelah memahami pengertian paragraf di atas, berikut ini akan
dijelaskan mengenai fungsi paragraf. Menurut Djago Tarigan, fungsi
paragraf adalah sebagai berikut:
1) Penampung dari sebagaian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan
2) Memudahkan pemahaman jalan pemikiran atau ide pokok pengarang
3) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
4) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang
5) Penyampaian pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca
6) Penanda bahwa pikiran baru dimulai 7) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat
berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup
karangan.61
Adapun menurut Irwan Siagian dalam bukunya yang
mengemukakan bahwa fungsi paragraf adalah sebagai berikut:
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memiliki bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang
tersusun secara logis dalam suatu kesatuan
2) Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru karangan 3) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya
4) Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan satuan pikiran yang lebih kecil
5) Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
62
c. Syarat-syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan
(kohesi) paragraf dan kepaduan (koherensi) paragraf.63
. Sedangkan
pendapat berbeda dikemukakan oleh Kuntarto, yang mengemukakan
61
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.4 62
Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra
Press). Hal: 86 63
Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra
Press). Hal: 86
-
31
bahwa paragraf yang baik harus memiliki tiga kriteria yaitu kepaduan
paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf.64
Kesatuan
(kohesi) adalah sebuah paragraf yang hanya mengandung satu
gagasan utama yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau
penjelas.65
Artinya, setiap paragraf hanya mengandung satu pokok
pikiran atau satu gagasan. Sedangkan menurut Irwan Siagian dkk
dalam bukunya mengemukakan bahwa “sebuah paragraf dikatakan
mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya
membicarakan satu ide pokok”66
. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada
satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Jika
ada kalimat yang menyimpang, maka paragraf menjadi tidak
berpautan dan tidak utuh, tidak berkaitan, dan mengganggu
kelancaran pembaca karena terasa sumbang. Untuk itu, kalimat yang
menyimpang harus segera dikeluarkan dari paragraf.
Sedangkan kepaduan (koherensi) paragraf yang dimaksudkan
adalah keserasian hubungan timbal balik antara kalimat dalam sebuah
paragraf. Sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan
kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Koherensi paragraf dapat
diketahui melalui penataan kalimat secara baik, wajar, dan mudah
tanpa kesulitan memahami paragraf itu. Koherensi dalam paragraf
berfungsi membentuk kesatuan yang kompak. Kepaduan paragraf
dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis, dan melalui
ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Agar paragraf
menjadi padu, maka digunakan pengait paragraf yaitu berupa:
1) Pengulangan (repetisi)
Cara pengulangan (repetisi) dalam membentuk
koherensi paragraf adalah pengulangan kata-kata yang
64
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 54 65
M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.10 66
Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra Press). Hal: 86
-
32
dianggap penting dalam paragraf tersebut atau pengulangan
kata-kata kunci.67
Pengulangan merupakan sarana pengait
kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara
mengulang bagian kalimat sebelumnya. Pengulangan dapat
berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu dari
kalimat topik sebagai kata-kata kuncinya. Perhatikan contoh
berikut:
Secara kultural kita terlibat dalam suatu situasi
transformasi yang besar, pesat, dan menyeluruh.
Besar karena ia terjadi secara serentak di hampir
segala penjuru dunia. Pes