Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home · 2017. 8. 7. · Score of students...

230

Transcript of Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home · 2017. 8. 7. · Score of students...

  • i

    ABSTRAK

    Suaibatul Aslamiyah (NIM. 1113018300033). Peningkatan Keterampilan

    Menulis Paragraf Melalui Media Pembelajaran Gambar Seri Pada Siswa

    Kelas III di MI Attabiiyah Depok.

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis

    paragraf siswa kelas III melalui penggunaan media gambar seri. Metode penelitian

    yang digunakan adalah Classroom Action Reasearch (CAR) atau Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di MI Attabiiyah Depok. Subjek

    penelitian ini adalah siswa kelas III MI Attabiiyah Tahun Pelajaran 2016/2017,

    yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana

    dalam setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Desain penelitian yang

    digunakan adalah model Hopkins, dengan 4 tahap yaitu perencanaan, observasi,

    aksi/tindakan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi belajar siswa dan observasi

    aktivitas guru, lembar tes keterampilan menulis, dan foto kegiatan pembelajaran.

    Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan triangulasi data. Teknik analisis

    data menggunakan rumus rata-rata (Mean).

    Hasil penelitian ditunjukkan dengan keterampilan-keterampilan siswa

    dalam menulis paragraf melalui soal tes yang diberikan. Berdasarkan hasil dari

    observasi aktivitas guru siklus 1 mendapatkan kategori cukup dan siklus 2

    mendapatkan kategori baik. Demikian pula dengan hasil observasi aktivitas

    belajar siswa. Nilai keterampilan menulis paragraf siswa pada siklus 1 mencapai

    dimana siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dan keterampiln menulis paragraf

    siswa pada siklus 2 dimana siswa yang tuntas sebanyak 24 orang. Dengan hasil

    skor tersebut maka sudah sesuai dengan harapan. Maka dapat disimpulkann

    bahwa melalui penggunaan media pembelajaran gambar seri dapat meningkatkan

    keterampilan menulis paragraf siswa kelas III MI Attabiiyah Depok.

    Kata Kunci: Media Pembelajaran Gambar Seri, Keterampilan Menulis

  • ii

    ABSTRACT

    Suaibatul Aslamiyah (NIM. 1113018300033). Improving The Skill of Writing

    Paragraph Through Learning Media Image Series on Third Grade Student in

    MI Attabiiyah Depok.

    The purpose of this research to increase students skill of writing

    paragraph in 3rd

    grade through use learning media image series. The method of

    research is Classroom Action Research. This research carried out in MI

    Attabiiyah Depok. The subject of this research is 3rd

    grade MI Attabiiyah at

    Academic Year 2016/2017, which has 25 in total of the students. This research is

    done in two cycles, each cycle consists of two teaching learning activities. The

    research design used was Hopkins model, which consists of four stages of them

    planning, observation, action, dan reflction. The instrument used in this research

    is the observation sheet of the students and teacher activity in the class, writing

    test, and documentation. The research instruments have been used this research

    are observation sheets, those are students learning observation sheet, teacher

    activities observation sheet, test writing skill sheet, and fotos of learning

    activities. Thr examination technique of trust used data trianglation. The result

    score of students writing skill isprocessed by formula of Mean.

    The results shown by the students skill in writing paragraph through the

    test given. Based in the result of teacher observation in first cycles of research

    getting enough categories and second cycles of research getting good category,

    also with the result of students activities observation. Score of students writing

    skill at first cycle reached where the complete student is 6 people and result of

    second cycle reached where the complete student is 24 people. By means of those

    result score, then accordingly with expectations. In conclusion, use learning

    media image series could raise students writing skill in 3rd

    grade MI Attabiiyah

    Depok.

    Keyword: Learning Media Image Series, Writing Skill Paragraph

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu

    tercurahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia

    menuju jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga penuliis dapat

    menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis

    Paragraf Melalui Media Pembelajaran Gambar Seri pada Siswa Kelas III di MI

    Attabiiyah Depok”.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir kuliah di Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan rasa syukur dan terimakasih atas segala bantuan, dukungan, dan

    bimbingan serta doa yang telah diberikan oleh segala pihak, yaitu:

    1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku ketua JurusanPendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah (PGMI).

    3. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

    4. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi, selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, nasihat,

    motivasi, dan arahan kepada penulis.

    5. Lu’luil Maknun, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    meluangkan waktu memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, dan

    arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  • iv

    6. Dindin Ridwanudin, M.Pd, selaku dosen penguji 1 yang bersedia

    meluangkan waktunya untuk hadir dan menguji penulis pada sidang

    munaqasah.

    7. Drs. H. Abd. Shomad, M.A, selaku dosen penguji 2 yang bersedia

    meluangkan waktunya untuk menguji penulis pada sidang munaqasah.

    8. Kedua orang tuaku. Ayahanda H. Mansur (Alm) dan Ibunda Hj.

    Nurmanih yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil.

    Segala doa dan usaha dari kalian adalah cahaya kehidupan bagi kami

    anak-anakmu. Cinta kalian tak bersyarat. Semoga Allah SWT. selalu

    melindungi Ayahanda dan Ibunda.

    9. Kakak-kakakku Armani dan R. Alip S., Zulhijah dan Syarif H.,

    Fauziah (Alm), Raudatul Farida dan Suaib, Upik Nurul I. dan Teguh

    W., serta keponakan-keponakanku Liza Aftriani, M. Daffa Al-Hafizh,

    M. Zahran Syahza, M. Khairi Dzamir, Fairuz Dzikra, M. Khildan

    Syahza, Siddiq Ar-Rayyan, dan Annisa Nada S., yang selalu

    memberikan motivasi kepada penulis. Semoga penulis juga dapat

    menjadi motivasi bagi kalian semua.

    10. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

    membagi ilmunya kepada penulis selama menjadi mahasiswi PGMI.

    11. Sarkowi, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Attabiiyah Depok yang

    telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian di

    sekolah tersebut.

    12. Dewan guru khususnya Zulhijah, S.Pd.I, selaku guru kolaborator yang

    telah banyak memberikan peran selama pelaksanaan kegiatan

    penelitian.

    13. Kepada sahabatku Asri Rajabiah, Upi Herawati, dan Nur Lizza

    terimakasih atas motivasi dan inspirasi yang telah kalian berikan.

    14. Kekasihku Bayu Irawan yang selalu memberikan bantuannya serta

    dengan setia selalu mendukung dan memotivasi sampai penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

  • v

    15. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    angkatan 2013 khususnya teman-temanku Febriana Eka H., Erfa

    Sahnita, Annisa Qurota A., Ulfiyatul Makiyah, Nike Aenun N., Dhea

    Novianty C., dan Kharisma Luthfi H., terimakasih atas kebersamaan,

    kekompakan, dan persahabatan yang sudah terjalin. Semoga akan terus

    terjalin sampai nanti.

    16. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung atau tidak

    langsung sehingga terselesaikannya laporan penelitian ini yang penulis

    tidak dapat sebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, semua ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan

    penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

    masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi

    ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Jakarta, 25 April 2017

    Penulis

    Suaibatul Aslamiyah

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ...................................................................................iii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

    DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5

    C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................... 6

    D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 6

    E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

    F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

    BAB II KAJIAN TEORETIS

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti............................... 8

    1. Definisi Pembelajaran ........................................................ 8

    2. Media Pembelajaran Gambar Seri ...................................... 11

    a. Definisi Media Pembelajaran ....................................... 11

    b. Definisi Gambar Seri .................................................... 14

    c. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media

    Gambar Seri .................................................................. 17

    3. Keterampilan Menulis ........................................................ 17

    4. Paragraf............................................................................... 27

    a. Definisi dan Ciri Paragraf ............................................. 27

    b. Fungsi Paragraf ............................................................. 30

    c. Syarat-syarat Paragraf .................................................. 30

    5. Karakteristik Siswa Usia SD/MI ........................................ 36

    B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 38

  • vii

    C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 41

    D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 42

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43

    B. Metode Penelitian ..................................................................... 43

    C. Rancangan Siklus Penelitian/Desain Penelitian ....................... 46

    D. Subjek Penelitian ...................................................................... 49

    E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Tindakan Penelitian............... 49

    F. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 49

    G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 53

    H. Data dan Sumber Data .............................................................. 53

    I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 53

    J. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 54

    K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ........................................... 55

    L. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data .............................. 56

    M. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 58

    BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA , DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Sekolah ....................................................... 60

    1. Sejarah Berdirinya MI Attabiiyah ...................................... 60

    2. Siswa MI Attabiiyah ........................................................... 61

    3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Attabiiyah ........... 61

    B. Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 62

    1. Tempat Penelitan ................................................................ 62

    2. Waktu Penelitian ................................................................ 63

    C. Deskripsi Data .......................................................................... 63

    1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Tindakan ............................... 63

    a. Perencanaan .................................................................. 64

    b. Aksi/Tindakan .............................................................. 64

    c. Observasi ...................................................................... 67

    1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 67

    2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 69

  • viii

    3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Pra

    Tindakan ................................................................. 71

    d. Refleksi ........................................................................ 73

    2. Deskripsi Kondisi Pembelajaran Siklus 1 .......................... 74

    a. Perencanaan .................................................................. 75

    b. Aksi/Tindakan .............................................................. 75

    c. Observasi ...................................................................... 79

    1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 80

    2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 84

    3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf

    Siklus 1 ................................................................... 88

    d. Refleksi ......................................................................... 90

    3. Deskripsi Kondisi Pembelajaran Siklus 2 .......................... 91

    a. Perencanaan .................................................................. 91

    b. Aksi/Tindakan .............................................................. 92

    c. Observasi ..................................................................... 96

    1) Aktivitas Mengajar Guru ........................................ 97

    2) Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 101

    3) Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf

    Siklus 2 ................................................................... 105

    d. Refleksi ......................................................................... 107

    D. Analisis Data ............................................................................ 108

    E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 113

    F. Pemeriksaan Kepercayaan ........................................................ 114

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 120

    B. Saran ......................................................................................... 121

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Contoh Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap

    Komponen ................................................................................... 25

    Tabel 2.2 Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen

    Model Interval ............................................................................. 25

    Tabel 2.3 Klasifikasi Nilai Menulis ............................................................ 27

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 43

    Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Menulis Paragraf ............................................. 57

    Tabel 4.1 Siswa MI Attabiiyah ................................................................... 61

    Tabel 4.2 Keadaan Tenaga Pendidik MI Attabiiyah ................................... 61

    Tabel 4.3 Keadaan Tenaga Kependidikan MI Attabiiyah .......................... 62

    Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pra Tindakan ........... 67

    Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Tindakan .............. 79

    Tabel 4.6 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Pra Tindakan ................. 72

    Tabel 4.7 Hasil Refleksi pada Tahap Pra Tindakan .................................... 73

    Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1 Pertemuan

    Pertama ....................................................................................... 80

    Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1 Pertemuan

    Kedua .......................................................................................... 82

    Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan

    Pertama ....................................................................................... 85

    Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan

    Kedua .......................................................................................... 86

    Tabel 4.12 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Siklus 1 ......................... 88

    Tabel 4.13 Hasil Refleksi pada Siklus 1 ....................................................... 90

    Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2 Pertemuan

    Pertama ....................................................................................... 97

    Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2 Pertemuan

    Kedua .......................................................................................... 99

  • x

    Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan

    Pertama ....................................................................................... 102

    Tabel 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan

    Kedua .......................................................................................... 103

    Tabel 4.18 Perolehan Skor Keterampilan Menulis Siklus 2 ......................... 105

    Tabel 4.19 Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada

    Penggunaan Media Gambar Seri dalam Menulis Paragraf ......... 108

    Tabel 4.20 Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menulis Paragraf Siswa ... 109

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir Penelitan Tindakan Kelas ..................... 41

    Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins .................... 47

    Gambar 3.2 Triangulasi Sumber ..................................................................... 56

    Gambar 3.3 Triangulasi Teknik ...................................................................... 56

    Gambar 4.1 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Pra Tindakan ........................ 66

    Gambar 4.2 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Siklus 1 ................................. 78

    Gambar 4.3 Kegiatan Menulis Paragraf Siswa Siklus 2 ................................. 95

  • xii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Nilai Tes Pra Tindakan ............................................................... 73

    Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus 1 ........................................................................ 89

    Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus 2 ........................................................................ 107

    Grafik 4.4 Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menulis Paragraf Siswa ... 111

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 Surat Pernyataan Karya Sendiri

    Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 4 RPP Pra Tindakan

    Lampiran 5 RPP Siklus 1 Pertemuan Pertama

    Lampiran 6 RPP Siklus 1 Pertemuan Kedua

    Lampiran 7 RPP Siklus 2 Pertemuan Pertama

    Lampiran 8 RPP Siklua 2 Pertemuan Kedua

    Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pra Tindakan

    Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Tindakan

    Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1

    Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

    Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2

    Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2

    Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Pra Tindakan

    Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Siklus 1

    Lampiran 17 Lembar Kerja Siswa Siklus 2

    Lampiran 18 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf

    Lampiran 19 Hasil Lembar Kerja Siswa

    Lampiran 20 Foto-foto Kegiatan Penelitian

    Lampiran 21 Lembar Uji Referensi

    Lampiran 22 Biografi Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pengalaman pembelajaran yang bermakna perlu dirancang dan

    dilaksanakan oleh guru dengan baik, agar proses pembelajaran benar-benar

    merupakan pelayanan maksimal bagi peserta didik dalam pembelajaran. Oleh

    karena itu, guru harus bisa mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif,

    inovatif, dan menyenangkan sesuai dengan lingkungan kehidupan keseharian

    peserta didik yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

    aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan

    suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,

    dan mengemukakan gagasan.1 Kreatifnya seorang guru tentu saja bisa

    menentukan siswa untuk kreatif pula. Siswa yang kreatif hanya akan lahir di

    bawah bimbingan guru yang kreatif dan mampu mengemas pembelajaran

    yang bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

    materi atau tujuan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran inovatif bisa

    mengadaptasi dari perencanaan pembelajaran yang menyenangkan.

    Dengan begitu, guru dituntut untuk mencari, menemukan, dan

    merancang sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada

    siswa. Anak-anak usia sekolah khususnya SD/MI memiliki karakteristik yang

    berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain,

    senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan

    atau melakukan sesuatu secara langsung.2 Guru hendaknya mengembangkan

    pembelajaran yang mengandung unsur permainan serta memberikan

    kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran yang dapat

    membantu siswa dalam menguasai materi sehingga kemampuan serta

    keterampilan siswa dapat meningkat.

    1 Husamah dan Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian

    Kompetensi. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher). Hal: 164 2 Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

    Hal: 35

    1

  • 2

    Berdasarkan standar kompetensi kelas III di SD/MI siswa harus

    mencapai kompetensi dasar untuk menyusun paragraf yang mendeskripsikan

    suatu objek secara mandiri dalam bahasa tulis. Siswa diharapkan dapat

    menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan

    penggunaan ejaan. Namun pada kenyataanya, penelit mengetahui bahwa

    masih banyak siswa MI Attabiiyah yang menganggap kegiatan menulis

    paragraf merupakan suatu kegiatan yang sulit sehingga berdampak pada nilai

    yang diperolehnya.

    Proses pembelajaran di sekolah, guru selalu dihadapkan pada masalah

    bagaimana meningkatkan nilai belajar siswa. Berdasarkan pengamatan awal

    ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan

    dalam pembelajaran yang terjadi di kelas III MI Attabiiyah Depok.

    Permasalahan yang ditemukan yaitu mengenai keterampilan siswa kelas III

    MI Attabiiyah dalam menulis paragraf yang masih rendah.

    Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain siswa merasa

    jenuh dan bosan belajar di dalam kelas, siswa kurang berminat untuk

    mempelajari bagaimana menulis paragraf, siswa merasa kaku dan tegang

    dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf, kurangnya pengetahuan

    siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf. Selain faktor tersebut,

    juga ditemukan faktor lain dimana guru kurang mengemas proses

    pembelajaran agar lebih berkesan dengan menggunakan media pembelajaran

    dan kurang membuat siswa aktif serta menjadi pusat kegiatan pembelajaran di

    kelas.3 Kondisi ini yang menyebabkan keterampilan siswa untuk menulis

    paragraf tidak meningkat, sehingga hasil yang diperoleh siswa dalam menulis

    paragraf belum dapat mencapai nilai 70 yang merupakan batas nilai

    ketuntasan yang telah ditentukan.

    Berdasarkan hasil pengamatan, media pembelajaran yang terdapat di

    MI Attabiiyah sudah terbilang cukup dan tersedia. Media yang tersedia di

    sekolah tersebut diantaranya proyektor, globe, tape recorder, papan tulis,

    peta, rangka tubuh manusia (miniatur), dan masih banyak lagi akan tetapi

    3 Hasil data observasi MI Attabiiyah

  • 3

    tampaknya kurang difungsikan secara maksimal oleh guru dalam

    pembelajaran.4 Hal ini nampak dari kenyataan di lapangan mengenai

    penggunaan media pada kegiatan menulis paragraf. Guru hanya

    mengandalkan gambar yang terdapat dalam buku pegangan guru. Dimana

    gambar tersebut berukuran kecil sehingga menyulitkan siswa mengamati

    gambar yang akan dituangkan ke dalam tulisan. Selain itu media gambar yang

    disedikan guru terbatas jumlahnya sehingga guru harus membentuk kelompok

    dimana setiap kelompok hanya mendapatkan satu gambar yang berukuran

    kecil.

    Dalam kelompok mereka harus bergantian mengamati gambar yang

    akan dituangkan ke dalam tulisan sehingga membentuk sebuah paragraf.

    Kondisi ini membuat siswa yang menunggu giliran untuk mengamati gambar

    jenuh dan memilih untuk mencari kesibukan sendiri dengan berlairan di

    dalam kelas bahkan sampai keluar kelas. Aspek penting penggunaan media

    adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran, tetapi pada kenyataannya

    media yang digunakan guru tersebut justru menghambat siswa untuk lebih

    jelas mengamati pesan yang terdapat dalam gambar yang kemudian

    dituangkan dalam bentuk tulisan berupa paragraf. Kurangnya pembagian

    waktu pembelajaran untuk menulis paragraf membuat siswa jarang untuk

    berlatih dan tugas untuk menulis paragraf juga jarang diberikan. Situasi

    tersebut berdampak pada keterampilan menulis paragraf siswa kurang

    memuaskan atau belum mencapai ketuntasan.

    Disisi lain, ketika siswa mendapat tugas menulis yang ada dalam

    pikiran mereka adalah suatu kegiatan yang membosankan dan sulit. Hal inilah

    yang terjadi pada siswa kelas III di MI Attabiiyah Depok. Siswa merasa

    kesulitan menuangkan ide atau gagasan, yang dalam hal ini terjadi karena

    mereka kurang berlatih untuk menulis. Berdasarkan hasil observasi yang

    dilakukan peneliti ada beberapa permasalahan yang muncul dalam

    pembelajaran menulis paragraf. Selain karena faktor bosan juga adanya faktor

    perbedaan intelegensi tiap siswa dan kurangnya orang tua dalam mendidik

    4 Hasil data observasi MI Attabiiyah

  • 4

    anaknya. Selain itu, para siswa kurang berkomunikasi dengan bahasa

    indonesia yang baik dan benar sehingga mengakibatkan minimnya kosakata

    yang mereka miliki. Dampaknya, siswa kesulitan untuk dapat

    mengembangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Di sisi lain, sebagian

    besar orang tua siswa kelas III di MI Attabiiyah sibuk dengan pekerjaan

    masing-masing dan mengesampingkan perhatian pada anak untuk

    membimbingnya belajar di rumah. Ditambah lagi dari siswa yang enggan

    untuk berlatih menulis.5

    Dalam pemanfaatan media pembelajaran banyak sekali permasalahan

    yang dihadapi karena segala sesuatu hal yang bersifat baru pasti terdapat

    resiko yang dihadapi, salah satunya adalah pada pendidik itu sendiri.

    Banyaknya media pembelajaran tidak menjadikan guru termotivasi untuk

    menggunakannya, bahkan semakin berat mental guru karena belum bisa

    menggunakannya dalam pembelajaran, sejalan dengan hal tersebut guru juga

    enggan untuk mencari jalan keluar. Seperti kurang kreatifnya guru dalam

    membuat media pembelajaran yang ia kembangkan sendiri.

    Beberapa faktor di atas, ada faktor lain yang tidak kalah penting yakni

    kesulitan siswa dalam penggunaan ejaan yang baik dan benar. Di lapangan,

    masih ditemukan beberapa siswa yang belum menggunakan ejaan yang tepat,

    misalnya ketika menulis kalimat. Pada awal kalimat huruf pertama

    menggunakan huruf kapital, namun di tengah-tengah penulisan kalimat

    terdapat huruf kapital yang tidak seharusnya digunakan. Adanya kesalahan

    penggunaan huruf kapital mengakibatkan kalimat tidak efektif.

    Pada kenyataan di lapangan, guru masih menerapkan pola

    pembelajaran yang konvensional dimana pembelajaran tersebut lebih

    didominasi oleh guru, selain itu teknik serta media pembelajaran yang

    digunakan kurang menarik dan maksimal sehingga membosankan siswa

    dalam proses menerima materi. Masih banyak guru yang mengandalkan cara

    mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa satu-satunya sumber

    belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru di

    5 Hail data observasi MI Attabiiyah

  • 5

    Indonesia. Pemanfaatan media pembelajaran dirasakan kurang. Media

    pembelajaran yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan juga belum

    sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

    Beranjak dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan di

    lapangan peneliti menawarkan sebuah tindakan yang diharapkan dapat

    membantu mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan

    menerapkan atau melalui penggunaan media pembelajaran yang inovatif,

    dimana media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik

    siswa dan materi yang akan dipelajari. Adapun media tersebut berupa media

    pembelajaran gambar seri. Alasan peneliti memilih media gambar seri karena

    media ini dapat menjadi perantara yang digunakan guru untuk menyampaikan

    atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan agar sampai

    kepada penerima yang dituju. Selain itu, media gambar dapat mengatasi

    batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau objek dapat dibawa ke

    dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa

    tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut.

    Dari latar belakang tersebut, penulis tergerak untuk mengadakan

    penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Melalui

    Media Pembelajaran Gambar Seri Pada Siswa Kelas III di MI Attabiiyah

    Depok”. Melalui media gambar seri yang digunakan peneliti, diharapkan

    dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas III di MI

    Attabiiyah Depok.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat

    diindentifikasi sebagai berikut:

    1. Pemanfaatan media pembelajaran kurang maksimal sehingga membuat

    rendahnya aktivitas belajar siswa dalam menulis paragraf.

    2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran menulis

    paragraf.

  • 6

    3. Pola pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional

    sehingga pembelajaran kurang menarik dan terasa membosankan bagi

    siswa.

    C. Pembatasan Fokus Penelitian

    Untuk menghindari luasnya masalah yang diteliti, maka peneliti

    memberikan batasan masalah sebagai berikut:

    1. Materi yang dibahas pada penelitian ini hanya pada keterampilan siswa

    dalam menulis paragraf dengan memperhatikan ejaan yang benar.

    2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III di MI Attabiiyah Depok.

    3. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran gambar

    seri.

    D. Perumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan,

    maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf

    melalui penggunaan media pembelajaran gambar seri di kelas III MI

    Attabiiyah Depok?

    E. Tujuan Penelitian

    Peneitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

    1. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf melalui

    penggunaan media pembelajaran gambar seri di kelas III MI Attabiiyah

    Depok.

    F. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

    1. Kegunaan Teoretis

    Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukan

    dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan

  • 7

    dengan masalah peningkatan keterampilan siswa dalam kegiatan menulis

    paragraf menggunakan media pembelajaran gambar seri.

    2. Kegunaan Praktis

    Penelitian ini memiliki kegunaan praktis bagi:

    a. Bagi Guru

    1) Dapat memotivasi guru dalam mengelola pembelajaran dengan

    memperhatikan kemampuan awal siswa

    2) Dapat memberikan alternatif pada guru dalam memilih media

    pembelajaran sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan

    siswa dalam kegiatan menulis paragraf.

    b. Bagi Peneliti

    Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa teknik pembelajaran

    dan langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui penerapan

    media gambar seri pada keterampilan menulis paragraf.

    c. Bagi Peserta Didik

    Dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

    menulis paragraf.

    d. Bagi Sekolah

    Sekolah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis

    paragraf.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORETIS

    A. Acuan Teori Area dan Fokus Penelitian

    1. Definisi Pembelajaran

    Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti proses

    kompleks dan terjadinya perubahan perilaku pada saat proses belajar

    diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian.1

    Menurut Purwanto dalam bukunya mengemukakan bahwa belajar dalam

    arti luas adalah “semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang

    menimbulkan perubahan perilaku”.2 Belajar juga dapat diartikan sebagai

    suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningktkan keterampilan,

    memperbaiki perilaku, memperbaiki sikap, dan mengokohkan

    kepribadian.3

    Setiap ahli psikologi memberi definisi dan batasan yang berbeda-

    beda terhadap konsep belajar, akibatnya terdapat keragaman di dalam

    menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar. Menurut Witherington

    seperti yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto menyatakan bahwa

    belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, dan dimanifestasikan

    sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,

    kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.4 Menurut Syaiful, sesuatu dapat

    dikatakan belajar apabila memiliki enam ciri yaitu:

    a. perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar b. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman c. perubahan bersifat permanen d. perubahan bersifat positif dan aktif e. perubahan memiliki tujuan yang terarah

    1 Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme

    Abad 21). (Bandung: Alfabeta). Hal: 123 2 Purwanto. 2014. Evalusasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Hal: 47

    3 Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

    Hal: 9 4 Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

    Hal: 12

    8

  • 9

    f. perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.5

    Berdasarkan beberapa teori belajar di atas, dapat disimpulkan

    bahwa belajar adalah proses untuk mebuat perubahan dalam diri

    seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk

    mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

    Istilah belajar bergeser pada istilah pembelajaran yang sering

    digunakan dewasa ini. Kata pembelajaran adalah terjemahan dari kata

    instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika

    Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-

    wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain

    itu, istilah pembelajaran juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi

    yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu

    lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, program televisi,

    gambar, audio, dan lain sebagainya.6

    Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan

    sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

    bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu

    dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

    sikap dan kepercayaan kepada siswa.7 Dengan kata lain, pembelajaran

    adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.

    Bogner merangkum pemikiran Dewey tentang pembelajaran

    dengan mengatakan "pembelajaran dapat didefinisikan sebagai

    rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang dapat memberi nilai lebih

    pada makna pengalaman tersebut dan meningkatkan kemampuan untuk

    mengarahkan model pengalaman selanjutnya".8 Sejalan dengan pendapat

    di atas Hausstatter dan Nordkvelle mengatakan bahwa "pembelajaran

    5 Soeparlan Kasyadi. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. (Tangerang: PT Pustaka Mandiri).

    Hal: 4 6 Muhammad Fathurrahman. 2015.Model-model Pembelajaran Inovatif. (Jogjakarta: Ar-Ruzz

    Media). Hal: 15 7 Ibid., Hal: 16

    8 Miftahul Huda. 2014. Mode-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka

    Belajar). Hal: 37

  • 10

    merefleksikan pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan

    memiliki banyak makna yang berbeda-beda”.9 Berikut ini adalah beberapa

    konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset dan

    studi selama ini:

    1. Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran

    dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi di dalam

    diri manusia secara psikologis. Ketika pula perilakunya stabil,

    maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.

    2. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan

    lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis

    tidak terlalu banyak tersentuh di sini.

    3. Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperintal

    seseorang, terkait dengan bagaimana ia merespon lingkungan

    tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan pengajaran, dimana

    seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.

    Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang

    dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu bentuk pembelajaran adalah

    pemrosesan informasi. Hal ini bisa dianalogikan dengan pikiran atau otak

    kita yang berperan layaknya komputer dimana ada input dan

    penyimpanan informasi di dalamnya. Yang dilakukan oleh otak adalah

    bagaimana memperoleh kembali materi informasi tersebut, baik yang

    berupa gambar maupun tulisan. Dengan demikian, dalam pembelajaran

    seseorang perlu terlibat dalam refleksi dan penggunaan memori untuk

    melacak apa saja yang harus ia serap, apa saja yang harus ia simpan

    dalam memorinya, dan bagaimana ia menilai informasi yang telah ia

    peroleh.10

    Rongers mengemukakan saran tentang langkah-langkah

    pembelajaran yang perlu dilakukan oleh seorang guru. Saran

    pembelajaran tersebut meliputi hal sebagai berikut:

    9 Miftahul Huda. 2014. Mode-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka

    Belajar). Hal:5 10

    Ibid., Hal: 2

  • 11

    a. guru memberikan kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar yang terstruktur

    b. guru dan siswa membuat kontrak belajar c. guru menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan

    (discovery learning)

    d. guru menggunakan metode simulasi e. guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu

    menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain

    f. guru bertindak sebagai fasilitator dalam belajar g. guru menggunakan pengajaran berprogram agar timbulnya

    kreativitas pada siswa.11

    Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah

    usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya

    proses belajar dalam diri siswa.12

    Perubahan dalam kepribadian

    ditunjukkan oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Dengan

    beberapa definisi menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

    bahwa pebelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru sebagai

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

    2. Media Pembelajaran Gambar Seri

    a. Definisi Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara

    harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach & Ely

    mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

    manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

    membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

    sikap.13

    Dalam hal ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah

    merupakan media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

    (Association of Education and Communication Technology/AECT) di

    Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang

    digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.14

    Lain halnya

    11

    Soeparlan Kasyadi. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. (Tangerang: PT Pustaka

    Mandiri). Hal: 3 12

    Purwanto. 2014. Evalusasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Hal: 48 13

    Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Hal: 3 14

    Arief S. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

  • 12

    dengan Gagne yang menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

    komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

    belajar.15

    Selain itu, Sadiman mengemukakan bahwa media adalah

    perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.16

    Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

    mengandung meteri instruksional di lingkungan siswa yang dapat

    merangsang siswa untuk belajar.17

    Sejalan dengan pendapat

    sebelumnya mengenai definisi media, Hamidjojo memberikan

    memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang

    digunakan manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan,

    atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang

    dituju.18

    Heinich dkk mengemukakan istilah media atau medium sebagai

    perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.19

    Jadi, televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang

    diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenismya adalah media.

    Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang

    bertujuan pada pembelajaran atau mengandung maksud-maksud

    pembelajaran, maka media itu disebut sebagai media pembelajaran.

    Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan

    proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media

    tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga

    dapat digunakan dengan tepat. Media pembelajaran dapat

    membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

    motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh

    Pemanfaatannya. (Depok: Rajawali Pers). Hal: 6 15

    Ibid. 16

    Cecep K. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia). Hal: 7 17

    Anas Salahudin. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Pustaka Setia). Hal: 119 18

    Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Hal: 4 19

    Ibid.

  • 13

    psikologis terhadap siswa.20

    Menurut para pakar, media pembelajaran

    meliputi alat fisikal yang digunakan untuk menyampaikan isi materi

    pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera,

    video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan

    komputer.21

    Sanjaya menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi

    perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak

    yang mengandung pesan.22

    Walaupun demikian, media bukan hanya

    berupa alat atau bahan melainkan juga hal-hal lain yang

    memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Berdasarkan uraian

    tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

    alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi

    untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

    mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

    Apabila media pembelajaran digunakan dalam proses belajar-

    mengajar yang melibatkan peserta didik dapat memberikan kekuatan

    dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat meningkatkan efektivitas

    komunikasi. Jika dirancang dengan baik, terampil, dan efektif

    digunakan, maka media pembelajaran tersebut memiliki pengaruh

    yang besar pada pengajaran dan pembelajaran karena menghasilkan

    dampak seperti menghemat waktu, meningkatkan minat, menarik

    perhatian, memperjelas ide, memperkuat konsep-konsep, dll.23

    Penggunaan media pembelajaran yang paling umum adalah sebagai

    dukungan tambahan pada proses pembelajaran di ruang kelas untuk

    meningkatkan pembelajaran.

    Dampak penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkat

    pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    20

    Anas Salahudin. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Pustaka Setia). Hal: 120 21

    Ibid., Hal: 120 22

    Ibid., Hal: 120 23

    Ahsan Akhtar dan Rafaqat Ali. _____. Use of Media for Effective Instruction its Importance. Journal of Elementary Education. Vol. 18 (1-2). Hal: 36

  • 14

    1) Pemilihan bahan dengan atribut yang sesuai 2) Memperkenalkan bahan untuk belajar dengan

    menghubungkannya dengan pembelajaran sebelumnya dan

    menunjukkan hubungannya dengan tujuan pembelajaran saat

    ini

    3) Materi hadir dalam kondisi yang memungkinkan 4) Mendapatkan umpan balik dari siswa 5) Mengevaluasi dampak penggunaan media pembelajaran24

    Berdasarkan beberapa pengertian mengenai media pembelajaran

    menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media

    pembelajaran adalah sarana yang digunakan sebagai perantara atau

    pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan untuk meningkatkan

    kegiatan proses belajar mengajar sehingga dapat membangkitkan

    keinginan dan minat baru siswa, membangkitkan motivasi dan

    rangsangan kegiatan belajar siswa, serta membawa pengaruh

    psikologis terhadap siswa.

    b. Definisi Gambar Seri

    Di antara pengelompokan media pembelajaran sederhana salah

    satunya adalah media gambar. Media gambar merupakan media visual

    yang efektif karena dapat memvisualisasikan objek dengan lebih

    konkret, lebih realistis, dan lebih akurat.25

    Siswa yang memperhatikan

    sebuah gambar mereka akan terdorong membuat hubungan di antara

    paradoks dan membangun gagasan-gagasan baru.26

    Gambar

    merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan

    penting sebab media gambar ini dapat mengganti kata verbal,

    mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia.27

    Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang

    terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang

    diungkapkan oleh kata-kata.

    24

    Ahsan Akhtar dan Rafaqat Ali. Use of Media for Effective Instruction its Importance. Journal of Elementary Education. Vol. 18 (1-2). Hal: 37 25

    Yudhi Munandi. 2013. Media Pembelajaran. (Jakarta: Referensi). Hal: 88 26

    Ibid., Hal: 89 27

    Ibid.

  • 15

    Media gambar adalah media yang paling umum dipakai.

    Gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan

    dinikmati di mana-mana. Gambar berfungsi untuk menyampaikan

    pesan yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan

    dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-

    simbol tersebut perlu dipahami dengan benar agar proses

    penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.28

    Selain itu media

    gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas

    materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan

    cepat jika diilustrasikan dengan gambar.29

    Beberapa kelebihan media

    gambar adalah sebagai berikut:

    1) Sifatnya konkret yaitu menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata

    2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau objek dapat dibawa ke dalam kelas dan

    tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa

    tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut. Peristiwa di

    masa lampau atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang

    tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Dengan gambar amat

    bermanfaat dalam hal ini

    3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat

    dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam

    bentuk gambar

    4) Media gambar mudah di dapat dengan harga yang relatif terjangkau serta mudah untuk digunakan.

    30

    Salah satu media gambar yang digunakan di dalam

    pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indoesia adalah

    media gambar seri. Media gambar seri menurut Arsyad adalah

    kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian

    atau peristiwa yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan

    28

    Cecep K. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia). Hal: 45 29

    Ibid. 30

    Arief. S Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Depok: Rajawali Pers). Hal: 29

  • 16

    untuk dijadikan sebuah berita.31

    Sejalan dengan pendapat diatas,

    Bambang Sujiono mendefinisikan gambar seri sebagai suatu gambar

    yang mempunyai keterkaitan dengan gambar yang lainnya dan dapat

    membentuk sebuah cerita utuh.32

    Media gambar seri merupakan salah satu alternatif media untuk

    melatih keterampilan menulis siswa karena media ini dapat membantu

    siswa dalam menemukan suatu ide. Peneliti memilih media gambar

    seri sebagai penuntun atau membantu siswa untuk mengembangkan

    imajinasi untuk menjalin hubungan antara kejadian satu dengan

    kejadian yang lain dan saling berhubungan antara gambar satu dengan

    gambar yang lainnya sehingga siswa dapat merangkainya menjadi

    sebuah tulisan dalam bentuk paragraf. Penggunaan media gambar seri

    dalam proses pembelajaran dapat dapat memfokuskan perhatian siswa

    terhadap pembelajaran sehingga tidak membosankan.

    Ketentuan-ketentuan gambar seri yang digunakan harus

    memenuhi persyaratan antara lain:

    1) Ukuran gambar harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua siswa

    2) Hubungan antara satu gambar dengan gambar lainnya harus kelihatan jelas

    3) Tiap gambar dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui gambar kelanjutannya

    4) Gambar menunjukkan satu adegan yang jelas 5) Gambar hendaknya tidak terlalu banyak tambahan sehingga tidak

    mengaburkan isi cerita dari gambar tersebut

    6) Gambar-gambar tersebut hendaknya diberi warna-warna yang menarik.

    33

    Dari beberapa pengertian mengenai media gambar seri menurut

    para ahli di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa media gambar seri

    31

    Yossi Idris, dkk. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Dicovery dengan Menggunakan Media Gambar Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan

    Sastra Indonesia TA 2011/2012 Universitas Ekasakti Padang. Jurnal Bahasa, Sastra, dan

    Pembelajaran. Vol. 2. No. 3. Hal: 21 32

    Suparjo. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada Anak. Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang. Vol. 2. No. 2. Hal:

    93 33

    Ibid.

  • 17

    adalah suatu gambar yang digunakan sebagai perantara dalam

    kegiatan pembelajaran yang mempunyai keterkaitan dengan gambar

    lainnya yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik

    yang disusun secara acak atau berurutan hingga membentuk sebuah

    cerita yang utuh.

    c. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

    Seri

    Menurut Shaoran langkah-langkah pembelajaran dengan

    menggunakan media gambar seri dapat disusun sebagai berikut:

    1) Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

    OHP

    3) Guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerhatikan atau menganalisis gambar

    4) Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi analisis gambar tersebut dicatat pada kertas

    5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya

    6) Siswa lain diberi kesempatan memberikan komentar dari hasil diskusi tiap kelompok. Dari hasil komentar dan hasil diskusi guru

    mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang hendak

    dicapai.

    7) Membuat kerangka karangan sederhana 8) Membuat karangan dalam bentuk yang sederhana yaitu

    paragraf.34

    3. Keterampilam Menulis

    Menurut H. Dalman, menulis merupakan suatu kegiatan

    komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada

    pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

    medianya.35

    Selanjutnya, menulis juga didefinisikan sebagai suatu proses

    kreatif yang banyak melibatkan berpikir divergen (menyebar) daripada

    konvergen (memusat). Dalam hal ini, menulis merupakan proses

    penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreatifitas penulisnya

    34

    Sakila. 2016. Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 15. No. 26. Hal: 57 35

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 3

  • 18

    dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak

    berpusat pada satu pemecahan masalah saja. Dengan demikian, penulis

    dapat menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif

    dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Menulis juga dapat diartikan

    sebagai suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk paparan

    bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa (huruf).36

    Menurut

    Grape dan Kaplain dalam bukunya “Teori dan Praktik Penulisan”

    mengeksplorasi makna makna tulisan pada segitiga retorika dalam

    menulis, dimana segitiga tersebut terdiri dari pembaca, penulism dan isi

    dari tulisan itu sendiri.37

    Berikutnya, menulis merupakan salah satu

    keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatannya. Menulis dapat

    didefinisikan sebagai suatu aktivitas menuangkan pikiran secara

    sistematis ke dalam bentuk tulisan atau kegiatan memikirkan, menggali,

    dan mengembangkan suatu ide serta menuangkannya ke dalam bentuk

    tulisan. Sejalan dengan pendapat di atas, Tarigan mengemukakan bahwa:

    menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

    grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

    seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-

    lamban grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan

    gambaran grafik itu.38

    Gambar atau tulisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna,

    tetapi tidak menyampaikan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis juga

    merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi

    bahasa. Sejalan dengan pendapat di atas, Marwoto menjelaskan bahwa

    menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk

    karangan secara leluasa.39

    Dalam hal ini, menulis ini membutuhkan

    skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan,

    36

    Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).

    (Semarang:IKIP Semarang Press). Hal: 343 37

    Nguyen Than Huy. 2015. Problems Affecting Learning Writing Skill of Grade 11 At Thong Linh High School. Asian Journal of Educational Research. Vol. 2. No. 2. Hal 54 38

    Henry Guntur Tarigan. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:

    Angkasa). Hal: 22 39

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4

  • 19

    serta pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah

    pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata

    seseorang, semakin mudahlah ia menulis. Selanjutnya, M. Yunus dalam

    bukunya mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk

    komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis

    sebagai mediumnya.40

    Tarigan juga menjelaskan definisi lain dari menulis yaitu sebagi

    suatu keterampilan berbahasa. Ia mengatakan bahwa menulis adalah salah

    satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara

    tidak langsung tanpa harus bertatap muka dengan orang lain.41

    Menurut

    Suparmo dan Yunus dalam H. Dalman mengatakan bahwa menulis

    merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan tulis sebagai alat atau

    medianya.42

    Pendapat lain dikemukakan oleh Tarigan, yang

    mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan

    lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami

    oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang

    grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.43

    Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para

    pelajar berpikir. Selain itu menulis juga dapat menolong kita berpikir

    secara kritis sehingga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati

    hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,

    memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan

    bagi pengalaman. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang sama

    pentingnya dengan berbicara, mendengarkan, dan membaca. Sejalan

    dengan penjelasan di atas, sebagai suatu kegiatan berbahasa, menulis

    memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:

    40

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 41

    Faisal dan Krisna Suwandita. 2013. The Effectiveness of Fresh Technique to Teach Descriptive Paragraph. Journal of Education and Learning. Vol. 7 (4). Hal: 240 42

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4 43

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 4

  • 20

    1) Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat

    atau buku harian.

    2) Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

    3) Fungsi instruksional, yaitu menjalin hubungan sosial. 4) Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk

    ilmu pengetahuan.

    5) Fungsi heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi. 6) Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi

    rasa keindahan.44

    Pelbagi fungsi dan tujuan tersebut tidak selalu hadir sendiri-sendiri.

    Artinya, dalam suatu kegiatan menulis dapat terkandung lebih dari satu

    fungsi. Sebagai contoh, ketika kita menulis sebuah artikel tentang

    “Pengaruh donor darah bagi pemeliharaan kesehatan pendonor”, maka

    tulisan tersebut akan menjelaskan fungsi donor darah bagi si pendonor

    (fungsi informatif), pesan agar mendonorkan darah secara rutin (fungsi

    instrumental), serta sikap dan pandangan positif penulis terhadap perilaku

    donor darah (fungsi personal). Kita semua tahu bahwa menulis itu besar

    manfaatnya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang membacanya.

    Graves salah seorang tokoh yang banyak melakukan penelitian tentang

    pembelajaran menulis menyampaikan manfaat menulis sebagai berikut.45

    1) Menulis mengembangkan kecerdasan

    Menurut para ahli linguistik, menulis merupakan suatu

    aktivitas kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada pada

    kemampuan mengharmonisasikan berbagai aspek seperti

    pengetahuan tentang topik yang dituliskan, kebiasaan menata

    isi tulisan secara runtut dan mudah dicerna, wawasan dan

    keterampilan meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan

    menjadi mudah dan enak untuk dibaca, serta kesanggupan

    menyajikan tulisan yang sesuai dengan konvensi atau kaidah

    44

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 45

    Ibid., Hal: 1.4

  • 21

    penulisan. Untuk dapat menulis seperti itu, maka seorang calon

    penulis diantaranya memerlukan kemampuan sebagai berikut:

    a) mendengar, melihat, dan membaca yang baik

    b) memilah, memilih, mengolah, mengorganisasikan, dan

    menyimpan informasi yang diperolehnya secara kritis

    dan sistematis

    c) menganalisis sebuah persoalan dari berbagai perspektif

    d) memperediksi karakter dan kemampuan pembaca,

    serta

    e) menata tulisan secara logis, runtut, dan mudah

    dipahami

    Tumbuh-kembangnya kemampuan tersebut sekaligus

    mengasah pula daya pikir dan kecerdasan seseorang yang ingin

    belajar menulis.

    2) Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas

    Dalam kagiatan membaca, seorang pembaca dapat

    menemukan segala hal yang diperlukan. Sebaliknya, dalam

    menulis seseorang harus menyiapkan dan menyediakan sendiri

    segala sesuatunya seperti isi tulisan, ilustrasi, pembahasan,

    serta penyajian tulisan. Agar tulisan menarik dan enak untuk

    dibaca, maka yang dituliskan harus ditata sedemikian rupa agar

    tidak membosankan. Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti

    itu, maka seorang penulis harus memiliki daya inisiatif dan

    kreativitas yang tinggi. Ia harus mencari, menemukan, dan

    menata sendiri bahasa atau informasi dari berbagai sumber

    yang terkait dengan topik yang akan diitulisnya. Berbagai

    aktivitas itu, jika terus-menerus dilatih dengan sendirinya akan

    dapat memicu tumbuh-kembang daya inisiatif dan kreativitas

    menulis seseorang.

    3) Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian

  • 22

    Menulis membutuhkan keberanian. Begitu banyak

    kekhawatiran dan bayangan buruk menghinggapi kepala orang

    dalam menulis. Misalnya, malu jika hasilnya jelek, khawatir

    salah menyampaikan sehingga dapat menyinggung orang lain,

    takut tulisannya ditertawakan orang, dan berbagai macam

    kecemasan lainnya. Karena menulis memerlukan keberanian,

    maka ia harus berani menampilkan pemikirannya, termasuk

    perasaan, cara pikir, dan gaya tulis serta menawarkannya

    kepada orang lain. Konsekuensinya, ia harus memiliki kesiapan

    dan kesanggupan untuk melihat dengan jernih segenap

    penilaian dan tanggapan apapun dari pembacanya, baik yang

    bersifat positif maupun negatif. Penilaian dari orang lain justru

    merupakan masukan atau pupuk bagi penulis untuk dapat

    memperbaiki kemampuannya dalam menulis.

    4) Menulis mendorong kebiasaan serta memupuk kemampuan

    dalam menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan

    informasi

    Hasil pengamatan dan pengalaman selama ini

    menunjukkan bahwa penyebab orang gagal dalam menulis

    ialah kerena ia sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Ia

    tidak memiliki informasi yang cukup tentang topik yang akan

    ditulis, serta malas mencari informasi yang diperlukannya.

    Pada awalnya, seseorang menulis karena ia memiliki ide,

    gagasan, pendapat, atau sesuatu yang menurut

    pertimbangannya penting untuk disampaikan dan diketahui

    oleh orang lain. Tetapi, kerap informasi yang dimiliki tentang

    isi tulisan tidak dimiliki dengan cukup. Kondisi tersebut akan

    mendorong seseorang untuk mencari, mengumpulkan,

    menyerap, dan mempelajari informasi yang diperlukan dari

    berbagai sumber.

  • 23

    Berdasarkan sumber-sumber itu seseorang akan

    memperoleh informasi yang diperlukannya dalam menulis.

    Menyerap informasi dengan tujuan sekedar dirinya tahu pasti

    berbeda dengan menyerap informasi yang bertujuan untuk

    diolah dan disampaikan kembali kepada orang lain. Bagi

    penulis dan pembicara, informasi yang diperoleh tidak sekedar

    untuk dipahami, tetapi juga supaya dapat diingat dan

    digunakannya kembali bila diperlukan dalam menulis.

    Implikasinya, ia akan menerapkan berbagai strategi agar

    informasi yang diperoleh terjaga dan tertata sedemikian rupa

    sehingga ketika diperlukan mudah dicari dan dimanfaatkan,

    tanpa terus membaca ulang semua bacaan yang pernah

    dipelajari sebelumnya. Motif dan perilaku seperti ini akan

    mempengaruhi minat, kesungguhan, dan keterampilam

    seseorang dalam mengumpulkan data dan mengolah informasi.

    Baradja dalam Nurhadi menyebutkan ada lima tahap dalam latihan

    menulis, yaitu:

    1) mencontoh, yaitu pembelajaran menulis sesuai contoh 2) reproduksi, yaitu pembelajaran menulis tanpa ada model 3) rekombinasi atau transformasi, yaitu pembelajaran mulai

    berlatih menggabungkan kalimat-kalimat yang pada mulanya

    berdiri sendiri menjadi gabungan beberapa kalimat

    4) menulis terpimpin, yaitu pembelajar mulai berkenalan dengan penulisan alinea,

    5) menulis, yaitu pembelajar mulai menulis bebas atau mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan yang sebenarnya.

    Misalnya menulis laporan, menulis makalah, menulis berita,

    dan sebagainya.46

    Sebagai proses kreatif, aktivitas menulis melibatkan beberapa

    unsur, yaitu: (1) penulis sebagai penyampaian pesan, (2) isi tulisan atau

    pesan yang disampaikan oleh penulis, (3) saluran atau medium berupa

    46

    Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).

    (Semarang: IKIP Semarang Press). Hal: 343

  • 24

    lambang-lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf, dan (4) pembaca

    yaitu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.47

    Billow dalam Nurhadi menyebutkan tipe-tipe tulisan sebagai

    berikut:

    1) Laporan, yakni biasanya tulisan yang berisi fakta yang berhasil dikumpulkan di lapangan

    2) Timbangan, yaitu menulis isi buku berkaitan dengan ide yang dikemukakan penulis, hal-hal yang disetujui dan ditolak

    3) Iklan atau publikasi, yaitu tulisan yang berupa penawaran promosi

    4) Artikel, yaitu tulisan ilmiah yang membicarakan masalah yang aktual

    5) Surat, yaitu tulisan yang merupakan poyeksi personal seseorang untuk orang lain

    6) Tulisan kreatif, yaitu tulisan bebas sekehendak penulis, yang biasanya dalam bentuk karangan imajinatif seperti puisi,

    cerpen, dan novel. 48

    Berdasarkan uraian di atas, jelas bagi kita bahwa kemampuan

    menulis tidak datang dengan sendirinya. Hal itu menuntut latihan yang

    cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Peck dan Schulz

    menjelaskan bahwa biasanya program-program dalam bahasa tulis

    direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

    1) Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka dengan jalan menciptakan situasi

    di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan

    menulis

    2) Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan

    3) Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis

    4) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan

    sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara

    bebas.49

    47

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 1.3 48

    Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa).

    (Semarang: IKIP Semarang Press). Hal: 343 49

    Henry Guntur Tarigan. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa). Hal: 9

  • 25

    Penilaian terhadap hasil menulis siswa sebaiknya juga

    menggunakan rubrik penilaian yang mencakup komponen isi dan bahasa

    masing-masing dengan subkomponennya. Komponen yang lebih penting

    diberi skor yang lebih tinggi, sedangkan komponen yanh kurang penting

    diberi lebih rendah. Dengan skala 1-100 pembobotan penilaian tiap

    komponen yang dimaksud dicontohkan dalam rubrik di bawah ini:50

    Tabel 2.1

    Contoh Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen

    No. Komponen yang Dinilai Rentang

    Skor

    Skor yang

    diperoleh siswa

    1. Isi gagasan yang dikemukakan 13-30

    2. Organisasi isi 7-20

    3. Tata bahasa 5-25

    4. Gaya pilihan struktur dan kosakata 7-15

    5. Ejaan dan tata tulis 3-10

    Jumlah

    Selain contoh model penskoran tersebut, terdapat model lain yang

    juga memberi bobot tidak sama untuk setiap komponen, namun lebih rinci

    dalam melakukan penyekoran yaitu dengan menggunakan model skala

    interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Walaupun

    memiliki model yang berbeda, aspek yang dinilai mirip dengan model

    yang diatas yaitu sama-sama melibatkan aspek isi dan bahasa. Model

    penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor dan lebih dapat

    dipertanggungjawabkan. Model yang dimaksud ditunjukkan sebagai

    berikut:51

    Tabel 2.2

    Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen Model

    Skala Interval

    SKOR KRITERIA

    27-30

    Sangat baik-Sempurna: padat informasi,

    substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan

    dengan permasalahan dan tuntas.

    22-26 Cukup-Baik: informasi cukup, substansi cukup,

    pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan

    50

    Burhan Nurgiantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. (Yogyakarta: PBFE). Hal: 440 51

    Ibid.

  • 26

    I

    S

    I

    masalah tetapi tidak lengkap.

    17-21

    Sedang-Cukup: informasi terbatas, substansi

    kurang, pengembangan tesis tidak cukup dan

    permasalahan tidak

    13-16

    Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi,

    tidak ada pengembangan tesis, dan tidak ada

    permasalahan.

    O

    R

    G

    A

    N

    I

    S

    A

    S

    I

    18-20

    Sangat baik-Sempurna: ekspresi lancar, gagasan

    diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan

    baik, urutan logis, dan kohesif.

    14-17

    Cukup-Baik: kurang lancar, kurang terorganisir

    tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas,

    dan urutan logis tetapi tidak lengkap.

    10-13

    Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau,

    terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak

    logis.

    7-9 Sangat Kurang: tidak komunikatif, tidak

    terorganisir dan tidak layak nilai.

    K

    O

    S

    A

    K

    A

    T

    A

    18-20

    Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata

    canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, dan

    menguasai pembentukan kata.

    14-17

    Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak

    canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang

    kurang tepat tetapi tidak mengganggu.

    10-13

    Sedang-Cukup: pemanfaataan potensi kata

    terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa

    kata dan dapat merusak makna.

    7-9

    Sangat Kurang: pemanfaatan potensi kata asal-

    asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, dan

    tidak layak nilai.

    P

    E

    N

    G

    B

    A

    H

    A

    S

    A

    22-25

    Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks

    tetapi efektif dan hanya terjadi sedikit kesalahan

    penggunaan bentuk kebahasaan

    18-21

    Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif,

    kesalahan kecil tetapi konstruksi kompleks, dan

    terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak

    kabur.

    11-17

    Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam

    konstruksi kalimat dan makna membingungkan

    atau kabur.

    5-10

    Sangat Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis,

    terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, dan

    tak layak nilai.

  • 27

    M

    E

    K

    A

    N

    I

    K

    5

    Sangat baik-Sempurna: menguasai aturan

    penulisan dan hanya terdapat beberapa kesalahan

    ejaan.

    4 Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan

    ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

    3 Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan dan

    makna membingungkan atau kabur.

    2

    Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan,

    terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak

    terbaca, dan tidak layak nilai.

    Apabila telah diperoleh nilai, kemudian bentuk nilai diberi makna

    ke dalam bentuk kualitatif yang dimasukan ke dalam rentang skala angka

    yang mengacu pada pendapat Burhan Nurgiyantoro yang dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini:

    Tabel 2.3

    Klasifikasai Nilai Menulis

    No. Skala Angka Keterangan

    1. 85-100 Sangat Baik

    2. 70-84 Baik

    3. 55-69 Cukup

    4. 40-54 Kurang

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    pengertian menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan ide atau

    informasi dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dibaca orang lain. Oleh

    karena itu, menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan

    (membahasatuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang

    terorganisir sedemikian rupa sehingga terjadi suatu tindakan komunikasi

    (antara penulis dengan pembaca).

    4. Paragraf

    a. Definisi dan Ciri Paragraf

    Istilah lain dari paragraf adalah alinea. Paragraf atau alinea

    adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam

    rangkaian beberapa kalimat.52

    Pendapat lain dikemukakan oleh Semi

    dan Arifin yang menyatakan bahwa paragraf adalah “seperangkat

    52

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 53

  • 28

    kalimat yang mengacu pada satu topik”.53

    Menurut Kuntarto dalam

    Dalman yang mengemukakan bahwa paragraf adalah bagian dari

    karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan utuh dan

    padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.54

    Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf

    didefinisikan sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya

    mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis

    baru).55

    Sejalan dengan pendapat di atas, Zaenal dan S. Amran

    mengemukakan bahwa “paragraf adalah seperangkat kalimat yang

    membicarakan suatu gagasan atau topik”.56

    Kalimat-kalimat dalam

    paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai

    keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Paragraf

    adalah suatu bahasa yang membicarakan suatu gagasan atau topik.

    Satuan bahasa itu terdiri atas seperangkat kalimat. paragraf merupakan

    inti penuangan buah pikiran dalam karangan. Paragraf juga dapat

    dikatakan sebagai karangan yang paling pendek (singkat).57

    Paragraf

    dapat disebut juga sebagai karangan mini. Dikatakan karangan mini

    karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat di dalam

    karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-

    mengarang dan tulis-menulis terdapat pula dalam sebuah paragraf.

    Paragraf hanya ada dalam ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan

    tidak pernah mengenal istilah paragraf.

    Sejalan dengan pengertian paragraf di atas, Sri Hapsari dkk

    mendefinisikan bahwa paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat

    53

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.3 54

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 53 55

    Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 4. (Jakarta: Balai Pustaka). Hal: 828 56

    Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.

    (Jakarta: Akademika Pressindo). Hal: 115 57

    Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra

    Press). Hal: 85

  • 29

    yang saling bertalian untuk membentuk sebuah gagasan atau ide.58

    Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih

    tinggi dan lebih luas dari kalimat. Paragraf bertindak sebagai sarana

    menuangkan gagasan. Maksud dari kata “menuangkan gagasan” ialah

    memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan melalui

    pikiran kita dan segala sesuatu yang kita rasakan berupa rangkaian

    kata yang tertulis dan tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga

    gagasan kita itu dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan

    mudah oleh orang lain.

    Panjang paragraf tidak dibatasi, bergantung pada cara

    pengembangannya dan ketuntasan uraian yang berhubungan dengan

    gagasan pokok. Sebuah paragraf dapat terdiri atas sebuah kalimat, dua

    buah kalimat, atau juga lebih dari dua buah kalimat.59

    Pada dasarnya

    panjang paragraf yang baik adalah antara 70 kata sampai dengan 150

    kata.60

    Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat

    pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik

    atau satu tab mesin komputer dan dapat juga memberi jarak yang agak

    renggang dari paragraf sebelumnya ke paragraf sesudahnya. Hal ini

    dimaksudkan agar lebih memudahkan pembaca melihat permulaan

    setiap paragraf dan mengikuti alur pemikiran dari satu tahap ke tahap

    berikutnya.

    Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    paragraf adalah rangkaian dari beberapa kalimat dan harus memiliki

    kesatuan gagasan yang diungkapkan sehingga pembacanya mudah

    memahami maksud dari tulisan atau informasi yang ada.

    58

    Sri Hapsari Wijayanti, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.

    (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 97 59

    Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.

    (Jakarta: Akademika Pressindo). Hal: 115 60

    Rasyid Sartuni. 2000. Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. (Bogor: Maharani Press). Hal: 111

  • 30

    b. Fungsi Paragraf

    Setelah memahami pengertian paragraf di atas, berikut ini akan

    dijelaskan mengenai fungsi paragraf. Menurut Djago Tarigan, fungsi

    paragraf adalah sebagai berikut:

    1) Penampung dari sebagaian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan

    2) Memudahkan pemahaman jalan pemikiran atau ide pokok pengarang

    3) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis

    4) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang

    5) Penyampaian pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca

    6) Penanda bahwa pikiran baru dimulai 7) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat

    berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup

    karangan.61

    Adapun menurut Irwan Siagian dalam bukunya yang

    mengemukakan bahwa fungsi paragraf adalah sebagai berikut:

    1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memiliki bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang

    tersusun secara logis dalam suatu kesatuan

    2) Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru karangan 3) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan

    memudahkan pemahaman bagi pembacanya

    4) Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan satuan pikiran yang lebih kecil

    5) Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

    62

    c. Syarat-syarat Paragraf

    Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan

    (kohesi) paragraf dan kepaduan (koherensi) paragraf.63

    . Sedangkan

    pendapat berbeda dikemukakan oleh Kuntarto, yang mengemukakan

    61

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.4 62

    Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra

    Press). Hal: 86 63

    Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra

    Press). Hal: 86

  • 31

    bahwa paragraf yang baik harus memiliki tiga kriteria yaitu kepaduan

    paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf.64

    Kesatuan

    (kohesi) adalah sebuah paragraf yang hanya mengandung satu

    gagasan utama yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau

    penjelas.65

    Artinya, setiap paragraf hanya mengandung satu pokok

    pikiran atau satu gagasan. Sedangkan menurut Irwan Siagian dkk

    dalam bukunya mengemukakan bahwa “sebuah paragraf dikatakan

    mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya

    membicarakan satu ide pokok”66

    . Oleh sebab itu, kalimat-kalimat

    yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada

    satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Jika

    ada kalimat yang menyimpang, maka paragraf menjadi tidak

    berpautan dan tidak utuh, tidak berkaitan, dan mengganggu

    kelancaran pembaca karena terasa sumbang. Untuk itu, kalimat yang

    menyimpang harus segera dikeluarkan dari paragraf.

    Sedangkan kepaduan (koherensi) paragraf yang dimaksudkan

    adalah keserasian hubungan timbal balik antara kalimat dalam sebuah

    paragraf. Sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan

    kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Koherensi paragraf dapat

    diketahui melalui penataan kalimat secara baik, wajar, dan mudah

    tanpa kesulitan memahami paragraf itu. Koherensi dalam paragraf

    berfungsi membentuk kesatuan yang kompak. Kepaduan paragraf

    dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis, dan melalui

    ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Agar paragraf

    menjadi padu, maka digunakan pengait paragraf yaitu berupa:

    1) Pengulangan (repetisi)

    Cara pengulangan (repetisi) dalam membentuk

    koherensi paragraf adalah pengulangan kata-kata yang

    64

    H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. (Jakarta: Rajawali Pers). Hal: 54 65

    M. Yunus. 2014. Keterampilan Menulis.(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka). Hal: 3.10 66

    Irwan Siagian, dkk. 2015. Bahasa Indonesia Program Studi Matematika. (Jakarta: Unindra Press). Hal: 86

  • 32

    dianggap penting dalam paragraf tersebut atau pengulangan

    kata-kata kunci.67

    Pengulangan merupakan sarana pengait

    kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara

    mengulang bagian kalimat sebelumnya. Pengulangan dapat

    berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu dari

    kalimat topik sebagai kata-kata kuncinya. Perhatikan contoh

    berikut:

    Secara kultural kita terlibat dalam suatu situasi

    transformasi yang besar, pesat, dan menyeluruh.

    Besar karena ia terjadi secara serentak di hampir

    segala penjuru dunia. Pes