INSTALASI GAWAT DARURAT

66
INSTALASI GAWAT DARURAT A. Pengertian Instalasi Gawat Darurat Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving). Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas. Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit. Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi. IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.

description

Instalasi gawat darurat

Transcript of INSTALASI GAWAT DARURAT

Page 1: INSTALASI GAWAT DARURAT

INSTALASI GAWAT DARURAT

A.    Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari

pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan

kehidupannya (life saving).

Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien

yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang

dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat

Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka

macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit.

Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti

tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk

mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat

modal, padat karya, serta padat teknologi.

IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan

kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang

terorganisir.

Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit terutama dalam hal

kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.

B.     Kegiatan IGD

Instalasi Gawat Darurat yang merupakan suatu bentuk penanganan kegawatdaruratan

memiliki berbagai macam kegiatan. Menurut Flynn (1962) dalam Azrul (1997) kegiatan IGD

secara umum dapat dibedakan sebagai berikut:

a.     Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.

Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD adalah menyelenggarakan pelayanan

gawat darurat. Sayangnya jenis pelayanan kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan.

Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita

Page 2: INSTALASI GAWAT DARURAT

(live saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama

(first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory care)

b.    Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan

rawat inap intensif.

Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan

penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Pada dasarnya pelayanan

ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan merujuk kasus-kasus gawat

darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.

c.     Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.

Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan informasi

medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat

yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical questions).

C.    Disiplin Pelayanan

Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara memilih anggota

antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa digunakan adalah (Subagyo, 1993) :

1. FCFS : First Come-First Served (pertama masuk, pertama dilayani)

2. LCFS : Last Come-First Served (terakhir masuk, pertama dilayani)

3. SIRO : Service In Random Order (pelayanan dengan urutan acak)

4. Emergency First : Kondisi berbahaya yang didahulukan.

Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai urutan

prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna ,yaitu :

a. Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita sangat gawat/ ancaman

nyawa.

b. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat (kondisi stabil /

tidak membahayakan nyawa )

c. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat, tetapi

tidak gawat

d. Hijau   : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk bukan

penderita gawat.

e. Hitam : Meninggal dunia

Page 3: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prioritas dari warna

1. Biru

a)    Henti jantung yang kritis

b)   Henti nafas yang kritis

c)    Trauma kepala yang kritis

d)   Perdarahan yang kritis

2.    Merah

a)    Sumbatan jalan nafas atau distress nafas

b)   Luka tusuk

c)    Penurunan tekanan darah

d)   Perdarahan pembuluh nadi

e)    Problem kejiwaan

f)     Luka bakar derajat II >25 %   tidak mengenai dada dan muka

g)   Diare dengan dehidrasi

h)   Patah tulang

3.    Kuning

a)    Lecet luas

b)   Diare non dehidrasi

c)    Luka bakar derajat I  dan  derajat  II   > 20 %

4.    Hijau

a)    Gegar otak ringan

b)   Luka bakar derajat I

Gawat      : Suatu keadaan yang mengancam nyawa pasien

Darurat     : Suatu keadaan yang segera memerlukan pertolongan

Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu anamnesis untuk

membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang kena penyakit serius

biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang penyakitnya

tidak begitu parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal pasien bisa dirujuk ke Rumah sakit

distabilkan dan dipindahkan ke rumah sakit lain karena berbagai alasan atau dikeluarkan

Page 4: INSTALASI GAWAT DARURAT

Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf yang ada akan lebih

sedikt.

D.    Tujuan ird

1.    Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat

2.    Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien

3.    Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi dalam maupun

diluar rumah sakit

4.    Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan

problem medis akut

E.     Kriteria ird

1.    IRD harus buka 24 jam

2.    IRD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban yang memerlukan

tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh memggangu / mengurangi mutu pelayanan

penderita- penderita gawat darurat.

3.    IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care dilakukan ditempat lain

dengan cara kerjasama yang baik

4.    IRD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan

penderita gawat darurat (PPGD)

5.    IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

sekitarnya.

F.     Kemampuan minimal petugas ird

Menurut Depkes 1990

1.    Membuka dan membebaskan jalan nafas (Airway)

2.    Memberikan ventilasi pulmoner dan oksigenasi (Breathing)

3.    Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar (Circulation)

4.    Menghentikan perdarahan,balut bidai,transportasi,pengenalan dan penanggulangan obat

resusitas,membuat dan membaca rekaman EKG

G.    Kemampuan tenaga perawat ird

Sesuai dengan pedoman kerja perawat,Depkes 1999

1.    Mampu mengenal klasifikasi dan labelisasi pasien

Page 5: INSTALASI GAWAT DARURAT

2.    Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas,gagal jantung,kejang,koma,perdarahan,kolik, status

asthmatikus,nyeri hebat daerah panggul dan kasus ortopedi.

3.    Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan Askep

4.    Mampu berkomunikasi :intern dan ekstern

H.    Sarana dan prasarana fisik ruangan yang diperlukan di ird

     Ketentuan umum fisik bangunan :

1.    Harus mudah dijangkau oleh masyarakat

2.    Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk kendaraan /pasien tidak

sama dengan alur keluar)

3.    Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang terletak antara ruang “triage

“(ruang penerimaan pasien) dengan ruang tindakan

4.    Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu

5.    Ruang triage harus dapat memuat minimal 2 brankar

I.       Prinsip penanggulangan penderita gawat darurat

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem

/ organ seperti :

1.    Susunan saraf pusat

2.    Pernafasan

3.    Kardiovaskuler

4.    Hati

5.    Ginjal

6.    Pancreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/ organ tersebut dapat disebabkan oleh :

1.    Trauma / cedera

2.    Infeksi

3.    Keracunan (polsoning)

4.    Degenerasi (kailure)

5.    Asfiksi

6.    Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water and electrolie)

Page 6: INSTALASI GAWAT DARURAT

Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan kehilangan hipoglikemia

dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). Sedangkan kegagaln sistem /

organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Drngan demikian

keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan

cacat ditentukan oleh :

1.    Kecacatan menemukan penderita gawat darurat

2.    Kecepatan meminta pertolongan

3.    Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :

a)    Ditempat kejadian

b)   Dalam perjalanan kerumah sakit

c)    Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas / Rumah Sakit

  II.     TRIAGE

Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk menempatkan pasien yang

tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi pelayanan  yang tepat. Triage merupakan suatu proses

khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis perawatan

gawat darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang

pengelolaan.

Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal, yaitu:

1. METTAG (Triage tagging system).

Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan.

 Prioritas Nol (Hitam) :

1.    Mati atau jelas cedera fatal.

2.    Tidak mungkin diresusitasi.

 Prioritas Pertama (Merah) :

          Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.

1. gagal nafas,

2. cedera torako-abdominal,

3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,

4. shok atau perdarahan berat,

5. luka bakar berat.

Page 7: INSTALASI GAWAT DARURAT

 Prioritas Kedua (Kuning) :

          Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,

2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,

3. fraktura mayor tanpa shok,

4. cedera kepala / tulang belakang leher,

5. luka bakar ringan.

 Prioritas Ketiga (Hijau) :

          Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :

1. cedera jaringan lunak,

2. fraktura dan dislokasi ekstremitas,

3. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,

4. gawat darurat psikologis.

Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna system tagging yang sejenis, bisa

digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START.

2. Sistim triase Penuntun Lapangan  START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Penuntun Lapangan START memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan

korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan transport

segera.

Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik, meliputi

pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini untuk memastikan kelompok

korban :

     a. perlu transport segera / tidak,      

     b. tidak mungkin diselamatkan,

     c. mati.

A.    Sistem triase

Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu.

Bencana / Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk sebanyak mungkin

pasien

B.     Objektif primer di ird

 1. Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera

Page 8: INSTALASI GAWAT DARURAT

 2. Menentukan area yang layak untuk tindakan

3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak perlu

 4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu

 5. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga

 6. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.

C.    Aturan primer petugas

 1.  Skrining pasien secara cepat.

 2.  Penilaian terfokus.

D.    Sasaran primer dan sekunder triase

 1.  Primer :  Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.

 2.  Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai kegawatannya.

E.     Prinsip umum triase

 1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.

 2. Pertahankan rasa percaya diri pasien.

3. Coba untuk mengamati semua pasien yang datang, bahkan saat mewawancara pasien.

4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area tindakan. Komunikasi

lancar sangat perlu. Bila ada waktu adakan penyuluhan.

5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan triase. Gunakan

sumber daya untuk mempertahankan standar pelayanan memadai.

F.      Pahami juga :

 1.  Struktur pembagian ruangan dengan perangkat  yang sesuai.

 2.  Pemeriksaan fisik singkat dan terfokus.

3. WASPADA atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius potensial terancam hidup atau

anggota badannya harus didahulukan dalam penilaian hingga dapat segera ditindak.

Prinsip dari triage :

a.         Triase harus cepat dan tepat

Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang menganca nyawa merupakan

suatu yang sangan penting pada bagian kegawatdaruratan

b.         Pemeriksaan harus adekuat dan akurat

Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element penting pada proses pengkajian

c.          Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan

Page 9: INSTALASI GAWAT DARURAT

Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat direncanakan jika ada informasi yang

adekuat dan data yang akurat

d.         Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi

Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan memeriksa secara akurat

pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai pada pasien, termasuk intervensi terapiutik,

prosedur diagnostic, dan pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan

e.          Kepuasan pasien tercapai

Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk mencapai kepuasan pasien

Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin akan membahayakan kesehatan

pasien atau pasien yang sedang kritis

Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga pasien, atau teman

(Department Emergency Hospital Singapore, 2009)

Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat di ruang gawat

darurat antara lain :

a)      Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga, perawat harus menerapkan prinsip

universal precaution, mencegah penyebaran infeksi dan memberikan asuhan yang nyaman untuk

klien

b)      Cepat dan tepat dalam melakukan triage, menetapkan diagnose keperawatan, tindakan

keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan

c)      Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk mengatasi masalah

biologi dan psikologi klien

d)     Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga diberikan untuk menurunkan

kecemasan dan meningkatkan kerjasama perawat dan klien

e)      System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan

f)       Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat

g)      Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga.

·  

Page 10: INSTALASI GAWAT DARURAT

Tipe Triage :

Ada beberapa Tipe triage, yaitu :

a.      Daily triage

Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada system kegawat daruratan.

Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk

mengenal, mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan dengan tujuan untuk

memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan

pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.

b.      Mass Casualty incident

Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di suatu tempat bencana

menangani banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang

lebih intensif diberikan pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda terlebih

dahulu.

c.       Disaster Triage

Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan intensif sesegera mungkin

ketika korban bencana sangat membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari memberikan

perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah

yang terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang memiliki kesempatan untuk

bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada disaster triage dilakukan

identifikasi korban yang mengalami luka ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko

dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya ditekankan pada

transportasi korban dan perawatan berdasarkan level luka.

d.      Military Triage

Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi disbanding dengan aturan medis

biasanya. Prinsip triage ini tetap mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal

untuk mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan kesejahteraan

populasi yang lebih besar.

e.       Special Condition triage

Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban. Contohnya kejadian yang

berhubungan dengan senjara pemusnah masal dengan radiasi, kontaminasi biologis dan kimia.

Page 11: INSTALASI GAWAT DARURAT

Dekontaminasi dan perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. (Oman,

Kathleen S., 2008;2)

Klasifikasi dan penentuan prioritas pasien!

PEMBAHASAN :

Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi umum yang dipakai :

a)                              Three Categories Triage System

Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan menjadi :

Prioritas utama

Prioritas kedua

Prioritas rendah

Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas dan subjektifitas

dalam pengelompokan dalam setiap grup

b)                              Four Categories Triage System

Terdiri dari :

Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus sesegera mungkin)

Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)

Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus segera dilakukan)

Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)

c)                              Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)

Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya dibutuhkan seseorang dengan

pelatihan medis yang minimal. Pengkajian dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik pada

bagian berikut :

1)      Ventilasi / pernapasan

2)      Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)

3)      Status neurology

Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang mengancam nyawa seperti

obstruksi jalan napas, perdarahan yang massif yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien

diklasifikasikan sebagai berikut :

Page 12: INSTALASI GAWAT DARURAT

  The Walking Wounded

Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada korban, untuk berpindah.

Kemudian penolong yang lain melakukan pengkajian dan mengirim korban ke rumahsakit untuk

mendapat penanganan lebih lanjut

  Critical/ Immediate

Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan keadaan kritis yang

membutuhkan transportasi ke rumahsakit secepatnya, dengan criteria pengkajian :

respirasi >30x/menit

tidak ada denyut nadi

tidak sadar/kesadaran menurun

  Delayed

Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang tidak mempunyai keadaan yang

mengancam jiwa dan yang bisa menunggu untuk beberapa saat untuk mendapatkan perawatan

dan transportasi, dengan criteria

Respirasi <30x/menit

Ada denyut nadi

Sadar/ respon kesadaran normal

  Dead

Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau mengalami luka dan mematikan seperti

luka tembak di kepala (Departement Emergency Hospital Singapore, 2009).

Sistem klasifikasi pasien yang digunakan, diantaranya :

1) Traffic director

Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan memilih antara status

“mendesak” atau “tidak mendesak”. Berdasarkan klasifikasi ini pasien dikirim ke ruang tunggu

atau area perawatan akut. Tidak ada tes diagnostik permulaan yang dilakukan sampai tiba waktu

pemeriksaan.

2) Spot check

Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data subjektif dan objektif

yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga prioritas pengobatan berikut

ini : “gawat darurat,” “mendesak,” atau “ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes diagnostic

Page 13: INSTALASI GAWAT DARURAT

pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area perawatan tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada

evaluasi ulang yang direncanakan sampai dilakukan pengobatan.

3) Comprehensive

Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan melibatkan dokter dan perawat

dalam menjalankan peran triase. Data dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan

pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan ojektif. Tes diagnostic

pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang perawatan akut atau ruang tunggu. Jika

pasien ditempatkan di ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit (Rea,

1987).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan Prioritas

Perawatannya, antara lain :

a.      Gawat Darurat (P1)

Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan perlu tindakan segera, misalnya

cardiac arrest, penurunan kesadaran , trauma mayor dengan perdarahan hebat

b.      Gawat Tidak Darurat (P2)

Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan

resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter specialis. Misalnya : pasien kanker tahap lanjut,

fraktur, sickle cell dan lainya.

c.       Darurat Tidak Gawat (P3)

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar, tidak

ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke

poliklinik, misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis media dan lainya.

d.      Tidak Gawat Tidak Darurat

Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan

tanda klinis ringan/asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya (ENA,

2001;Iyer, 2004)

Page 14: INSTALASI GAWAT DARURAT

DAFTAR PUSTAKA

Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-prasarana-fisik-unh-gawat-

darurat

STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-keperawatan-gawat-

darurat.html

http://www.angelfire.com/nc/neurosegery/falsafahgd.html

http://id.wikipedia.org/wiki/unitgawatdarurat

http://www.rsob.online.net.informasi/pengertian-umum

http://vita-insani.co.id/rsjombang/fasilitas.php

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta :

EGC

Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC

Aninomous,1999. Triage officers course.

Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital

Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia. org/wiki/triage,

Diakses pada tgl 21 Maret 2010).

Page 15: INSTALASI GAWAT DARURAT

Pengertian: Alur pelayanan medis bagi pasien yang masuk lewat pintu unit gawat darurat 

Tujuan: Agar pasien dapat ditangani secepat dan seoptimal mungkin 

Kebijakan: Penanganan pasien gawat darurat sesuai standar dan alur layanan yang teratur baik secara medis maupun administratif 

Prosedur: 1. Pasien masuk ruang gawat darurat 2. Pengantar mendaftar ke bagian administrasi (front liner) 3. UGD menerima status pasien dari rekam medik dan map plastik merah 4. Paramedik dan dokter triase memeriksa kondisi pasien 5. Paramedik dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai SPM emergensi 6. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga (informed consent) 7. Bila pasien menolak pemeriksaan dan atau tindakan (medik, penunjang, ranap), pasien/keluarga menandatangani surat penolakan 8. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau paramedis berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang mengancam jiwa pasien 9. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel laboratorium dilakukan di ruang gawat darurat, untuk pemeriksaan rontgen, paramedik mengantarkan pasien ke unit radiologi 10. Dokter mencatat hasil bacaan penunjang medik di dokumen RM dan salinannya tersimpan dalam dokumen RM 11. Dokter triase mencatat hasil pemeriksaan, diagnosis, dan terapi di lembar emergensi dokumen RM, serta menuliskan resep (berwarna merah), bila merupakan kasus kepolisian/kriminal dituliskan juga di lembar visum et repertum atas permintaan penyidik kepolisian 12. Dokter triase menentukan proses tindak lanjut pasien meliputi ralan, ranap, atau rujukan 

http://8qqwwytyc9.wordpress.talkiforum.com/20100623/alur-ugd-45264/

Page 16: INSTALASI GAWAT DARURAT

TRIAGE

http://aceplahudinblog.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa.

Proses triage meliputi tahap pre-hospital / lapangan dan hospital atau pusat pelayanan kesehatan lainnya. Triage lapangan harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Metode yang digunakan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistem triage Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Petugas lapangan memberikan penilaian pasien untuk memastikan kelompok korban seperti yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin diselamatkan, atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan korban dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah memerlukan transport segera, serta melakukan tindakan pertolongan primer dan stabilisasi_darurat.

Pada tahap rumah sakit, triage dapat juga dilakukan walaupun agak berbeda dengan triage lapangan. Dengan tenaga dan peralatan yang lebih memadai, tenaga medis dapat melakukan tindakan sesuai dengan kedaruratan penderita dan berdasarkan etika profesi. Saat menilai pasien, secara bersamaan juga dilakukan tindakan diagnostik, hingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien berkurang.

Simple Triage / Triage Sederhana / Triage inisial

START, sebagai cara triage lapangan yang berprinsip pada sederhana dan kecepatan, dapat dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam memilah pasien, petugas melakukan penilaian

Page 17: INSTALASI GAWAT DARURAT

kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama kurang dari 60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai alat berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi.

§ Hitam : pasien meninggal atau cedera fatal yang tidak memungkinkan untuk resusitasi. Tidak memerlukan perhatian.

§ Merah : pasien cedera berat atau mengancam jiwa dan memerlukan transport segera. Misalnya :

- gagal nafas

- cedera torako-abdominal

- cedera kepala atau maksilo-fasial berat

- shok atau perdarahan berat

- luka bakar berat

§ Kuning : pasien cedera yang dipastikan tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat. Dapat ditunda hingga beberapa jam. Misalnya :

- cedera abdomen tanpa shok,

- cedera dada tanpa gangguan respirasi,

- fraktura mayor tanpa syok

- cedera kepala atau tulang belakang leher tanpa gangguan kesadaran

- luka bakar ringan

§ Hijau : cedera ringan yang tidak memerlukan stabilisasi segera. Misalnya :

- cedera jaringan lunak,

- fraktura dan dislokasi ekstremitas,

- cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas

- gawat darurat psikologis

Page 18: INSTALASI GAWAT DARURAT

AnharFriday, June 10, 2011

PROTAP UGD

PROSEDUR TETAP PELAYANAN

GAWAT DARURAT

UNIT GAWAT DARURAT

PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA

Page 19: INSTALASI GAWAT DARURAT

TAHUN 2011

 

PUSKESMAS

PARUGA

PELAYANAN PENDERITA

GAWAT DARURATNo.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

1

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 20: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

Penderita datang ke Unit Gawat Darurat dengan berjalan sendiri atau memakai alat transportasi

Petugas menjemput Penderita jika penderita tidak mampu berjalan

Petugas langsung menangani penderita sesuai dengan kegawat daruratan sesuai dengan tupoksi petugas kolaborasi sendiri-sendiri atau pelimpahan wewenang

Petugas melakukan anamnesa (mendaftar Identitas penderita, mencatat keluhan, Tanda-tanda vital, Jam kedatangan, Meninggalkan UGD, Jam Pemberian, Jenis obat serta lain-lain yang berhubungan dengan penderita di Kartu Pemeriksa Pasien)

Setelah mendapat pelayanan penderita/keluarga wajib menyelesaikan Administrasinya sesuai peraturan yang berlaku (status bayar pasien)

Penderita yang ada indikasi Rawat Inap petugas melapor ke Ruang Rawat Inap yang bekerja sama dengan Unit Gawat Darurat untuk mendapat kamar yang sesuai

Penderita dengan Rawat Inap di antar petugas ke Ruang Perawatan sesuai Protap Mengantar Pasien

Penderita dengan indikasi Rawat Jalan dapat dipulangkan dengan dianjurkan control kembali di  Puskesmas atau poliklinik RSU yang terdekat dengan diberikan Kartu/Surat dan petunjuk perawatan.

  PENILAIAN KEGAWATAN PENDERITA DAN UNTUK PEMBERIAN PERTOLONGAN/TERAPI SESUAI

DENGAN DERAJAT KEGAWATAN DAN KEDARURATAN

Page 21: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

2

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 22: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita datang di Unit Gawat Darurat diterima petugas

2. Penderita di bawa masuk ke Ruangan, untuk dipilih dan dipilah berdasarkan tingkat kegawatannya oleh Petugas Jaga UGD.

3. Penderita segera diberikan tindakan pertolongan sesuai prioritas dengan memperhatikan A = Airway, B = Breathing, C = Circulation D = Drug  sesuai Prosedur yang ada

4. Semua tindakan dan obat-obatan dicatat dalam Kartu pasien, tindakan cara pemberian obat dan lain-lain.

5. Penderita yang sudah teratasi kegawatannya ditangani sesuai Protap Pelayanan Pasien Gawat Darurat

6. Penderita yang sudah selesai dirawat yang bisa Rawat Jalan dipulangkan

7. Penderita yang perlu Rawat Nginap dikirim ke Ruangan perawatan

8. Penderita yang memerlukan rujukan langsung  di Rujuk ke RSUD Di antar oleh perawat dengan menggunakan Ambulance

Penderita/Keluarganya menyelesaikan Administrasi sebelum meninggalkan UGD.

 

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 23: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

3

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Prosedur

1. Penderita dirawat di Unit Gawat Darurat di indikasikan Petugas untuk dilakukan Pemeriksaan Laboratorium

2. Petugas mencatat insturksinya pada kartu pemeriksaan pasien

3. Petugas menyiapkan formulir pemeriksaan dan ditanda tangani oleh dokter jaga dan ditulis permintaan apa yang harus dikerjakan

4. Pada Jam kerja :

a. Petugas menghubungi petugas laboratorium untuk datang mengambil sample darah ke penderita di UGD

5. Petugas laboratorium menyerahkan hasil Pemeriksaan Laboratorium dan rincian administrasi  kepada petugas UGD

Page 24: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

OBSERVASI PENDERITA

Page 25: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

4

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 26: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita datang di Unit Gawat Darurat dilakukan pertolongan sesuai dengan protap yang ada (Protap Pelayanan Pasien gawat Darurat)

2. Petugas Jaga mendiagnosa dan mengindikasikan penderita perlu dilakukan observasi di Unit Gawat Darurat

3. Penderita di Observasi di ruangan Unit Gawat Darurat

4. Petugas Jaga  melakukan observasi penderita dan mencatat pada kartu pasien: Jam, Tanda Vital, Pemberian obat dan cairan, perjalanan penyakit/keluhan dari penderita

5. Lama observasi sesuai indikasi paling lama  6 jam

6. Setelah Observasi ditentukan apakah pasien Penderita dapat dipulangkan, di rawat  atau dirujuk

7. Penderita yang perlu dirawat Inap segera dikirim ke Ruang perawatan sesuai protapMengantar Pasien dari UGD ke ruang perawatan atau di rujuk Ke RSUD

8. Penderita atau keluarga menyelesaikan Administasi.

Page 27: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PENDERITA MENOLAK

DI RAWAT INAP

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

5

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 28: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita datang di Unit Gawat Darurat sudah diberikan pertolongan terapi sesuai protapPelayanan Pasien Gawat Darurat

2. Petugas UGD  mengindikasikan penderita perlu di Rawat Inap sehubungan penyakitnya

3. Keluarga/Penderita menolak/tidak menyetujuinya

4. Penolakan tersebut hak dari penderita/keluarga penderita, sehingga tanggung jawabPuskesmas  terhadap penderita dikembalikan kepada penderita/keluarga itu sendiri

5. Keluarga menandatangani formulir yang tersedia atau tanda tangan pada kartu/status pasien

6. Penderita atau keluarga menyelesaikan Administrasi sesuai aturan yang berlaku

Penderita diijinkan pulang tanpa infus

Page 29: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

MENGANTAR PENDERITA

DARI UGD KE RUANG PERAWATAN

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

6

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 30: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita dipersiapkan dan sudah menyelesaikan Administrasinya

2. Petugas Unit Gawat Darurat wajib memberitahukan Petugas Ruang Perawatan.

3. Penderita dikirim ke Ruangan Perawatan diantar petugas Unit Gawat Darurat

4. Penderita dikirim ke Ruangan Perawatan mempergunakan alat transportasi (KERETA DORONG PASIEN atau KURSI RODA). Tidak diperkenankan berjalan kaki sendiri.

5. Sampai di Ruangan perawatan penderita diserah terimakan kepada petugas Ruang Perawatan.(pasien, status, obat-obatan dan administarsi jika belum lunas)

Page 31: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PELAYANAN PADA PENDERITA TIDAK DIKENAL

(Mr. X)

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

7

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 32: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita tidak dikenal datang ke unit Gawat Darurat di antar Masyarakat atau petugas kepolisian

2. Penderita diterima oleh petugas UGD sesuai dengan prosedur pelayanan

3. Penderita diberikan pertolongan sesuai dengan protap pelayanan penderita Gawat Darurat

4. Petugas UGD berusaha mencari informasi tentang identitas penderita, bila tidak berhasil penderita dicatat dengan identitas Mr.X pada kartu pemeriksaan/buku register

5. Barang-barang penderita disimpan dan di amankan pada petugas Ruangan Unit Gawat

Darurat dan akan diserahkan kembali

6. Petugas UGD menghubungi keluarga penderita, bila tidak berhasil segera melapor ke Kantor Kepolisian dimana penderita tadi diketemukan

7. Bila korban meninggal setelah diberikan pertolongan maka petugas UGD melakukan perawatan jenazah dan menunggu keluarga korban

8. Jika keluarga belum ada, maka jenajah akan di rujuk ke RSUD setelah ada persetujuan petugas jaga dengan masyarakat atau kepolisian yang membawa korban

9. Bila penderita masih memerlukan perawatan  dikirim ke Ruang perawatan sambil menunggu keluarga diketemukan

10. Petugas melapor ke kepala puskesmas tentang kasus tersebut

Page 33: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

MERUJUK KE RUMAH SAKIT

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

8

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 34: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita dirawat di Unit Gawat Darurat di indikasikan Dokter jaga untuk di rujuk ke Rumah Sakit

2. Dokter jaga dan petugas UGD membantu membuat persiapan penderita dan Administrasi

3. Hal-hal yang perlu persiapkan :

a. Surat-surat:

1) Dokter jaga membuat surat pengantar ke Rumah Sakit yang di tuju

2) Petugas UGD menyiapkan surat rujukan Askes bagi peserta Askes dan Askeskin bagi peserta Askeskin

b. Transportasi:

c. Petugas UGD menyiapkan Ambulance Puskesmas

d. Petugas pengantar:

Petugas UGD dapat menyediakan atau menunjuk perawat lainnya untuk mengantar   pasien bila kondisinya mengharuskan

e. Persiapan penderita:

1) Pertugas UGD menyiapkan penderita agar aman selama perjalanan. Penderita perlu di infus atau tidak

2) Petugas UGD menyiapkan surat rujukan

4. Keluraga Penderita menyelesaikan Administrasi di UGD

5. Penderita boleh berangkat

Page 35: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PENDERITA PESERTA

ASURANSI KESEHATAN

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

9

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 36: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penderita dirawat di UGD adalah peserta Asuransi Kesehatan

2. Penderita wajib menunjuk Kartu Identitas Peserta Asuransi Kesehatan

3. Petugas memeriksa Keabsahannya Kartu Identitas tersebut

4. Penderita peserta Asuransi Kesehatan dibertikan pertolongan dulu persyaratan administrasi di urus kemudian

5. Kartu Asuransi di foto copy sebanyak 2 (dua) lembar atau bila tidak ada foto copy Kartu Asuransi tersebut dapat di tinggal di UGD sebagai jaminan untuk penyelesaian administrasi esok harinya

6. Penderita Asuransi yang tidak dapat menunjukan kartu Identitas diberlakukan tarif umum, sampai dapat menunjukan kartu Identitasnya. Penderita diminta membayar biaya pengobatan seperti penderita umum dan biaya akan dikembalikan bila Kartu Identitas dapat ditunjukkan, selambat-lambatnya 2(tiga) hari

7. Penderita diberikan resep khusus Asuransi Kesehatan, untuk penderita peserta Asuransi Kesehatan diberikan obat maksimal 1 (satu) hari saja, kecuali cairan diresepkan sesuai keperluan

8. Penderita Rawat Jalan dapat dipulangkan dan penderita Rawat Inap di kirim ke Ruang Perawatan sesuai protap mengantar pasien ke ruang perawatan

9. Penderita yang di indikasi rujuk oleh dokter dirujuk ke Rumah Sakit sesuai dengan Protap merujuk pasien

 

RAHASIA MEDIS

Page 37: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

10

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Prosedur

1. Penderita yang di rawat di Unit Gawat Darurat berhak di jaga Rahasia Medisnya meliputi :

a. Diagnosa Penyakitnya

b. Tenaga Medis dan Paramedis yang merawat

2. Petugas Unit Gawat Darurat tidak diperkenankan memberikan keterangan kepada pihak lain segala sesuatu yang berhubungan dengan Rahasia Medis Penderita

3. Yang berhak mengeluarkan pernyataan keterangan adalah Kepala Puskesmas

4. Kepada pihak lain yang ingin mendapat keterangan dapat menghubungi Kepala Puskesmas

Page 38: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

KASUS PERKOSAAN

Page 39: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

11

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Prosedur

1. Penderita korban perkosaan datang di Unit Gawat Darurat

2. Petugas UGD memberikan pertolongan pertama bila diperlukan

3. Penderita dirujuk ke Unit Kebidanan untuk dilakukan pemeriksaan lengkap

4. Visum Et Repertum dapat di keluarkan oleh TU dari data-data yang di hasiklak dari pemeriksaan korban  oleh dokter atas Permintaan Pejabat yang berwenang dari Kepolisian.

5. Keluarga atau penderita menyelesaikan Administrasi

Page 40: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PERMINTAAN PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

12

Page 41: INSTALASI GAWAT DARURAT

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Prosedur

1. Surat Permintaan Pembuatan Visum Et Repertum diantar oleh Petugas kepolisian

2. Surat diterima petugas UGD kemudian petugas UGD menyerahkan data-data visum ke TU

3. TU Puskesmas  membuat  surat hasil  Visum berdasarkan   data-data visum

4. Petugas UGD menerima berkas permintaan Visum tersebut untuk menghubungi Dokter jaga yang menerima dan memeriksa penderita tersebut

5. Dokter jaga yang menangani penderita tersebut wajib membuatkan konsep Visum Et Repertum tersebut

6. Petugas UGD menyerahkan konsep Visum Et Repertum tersebut beserta berkas surat permintaan Visum ke Bagian Umum/Bagian Visum

7. Bagian Umum/Bagian Visum mengetik dan membuat Visum Et Repertum dan sekaligus meminta tanda tangan dokter yang membuat

8. Bagian Umum/Bagian Pembuat Visum mengirimkan Visum kepada yang meminta

9. Petugas UGD mengembalikan kartu pemeriksaan penderita ke Bagian Rekam Medik

10. Administrasi pembuatan Visum Et Repartum diselesaikan di Bagian Umum atau UGDsesuai PERDA

Page 42: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PENANGANAN PASIEN MENINGGAL

DI UNIT GAWAT DARURAT

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

13

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 43: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Petugas UGD memeriksa dan menyatakan penderita sudah meninggal

2. Petugas UGD mencatat Jam tiba penderita, data-data dan identitas penderita, jam meninggal pada kartu pemeriksaan

3. Petugas UGD melakukan pemeriksaan luar dan dicatat pada kartu pemeriksaan

4. Petugas UGD melakukan perawatan jenazah sesuai protap perawatan jenajah

1. Petugas UGD menyerahkan status pasien ke ruang TU untuk dibuatkan surat kematianjika di perlukan

2. Jenajah di serahkan kepada keluarga untuk di pulangkan

3. Jenajah di pulangkan dengan menggunakan ambulance atau mobil sendiri

4. Keluarga menyelesaikan Administrasi ambulan  sesuai aturan yang berlaku

 

PERAWATAN JENAZAH

Page 44: INSTALASI GAWAT DARURAT

PUSKESMAS

PARUGA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

14

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 45: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Jenazah di Unit Gawat Darurat

2. Petugas UGD membersihkan Jenazah bila ada luka dilakukan perawatan

3. Posisi jenazah diatur disesuaikan dengan Agama dan Kepercayaannya:

:  Posisi kedua tangan bersedekap (tangan diletakkan di atas dada dengan tangan di atas tangan kiri.

  Posisi kedua tangan lurus disamping tubuh

 Posisi kedua tangan bersedekap di atas tubuh.

4. Bila mulut terbuka diusahakan ditutup dengan cara melilitkan Verban panjang dari kepala sampai rahang bawah

5. Bila mata terbuka maka ditutup dengan  kain kasa

6. Rapatkan kaki dengan cara dengan cara melilitkan verban panjang pada ibu jari kaki

7. Tutup jenajah dengan sarung atau kain yang panjang

8. Perawatan selesai dan jenajah di serahkan kepada keluraga

9. Antar jenajah dengan menggunakan ambulance

10. Keluaga menyelesaikan Administasi sesuai perda

Page 46: INSTALASI GAWAT DARURAT

 

PUSKESMAS

PARUGA

PENULISAN RESEP NARKOTIKA

No.Dokumen:

440/001/PKM/III/2011

No.Revisi : - Halaman:

15

Tim penyusun:

1. Agus Dwi Pitono,MARS

2. Staf UGD PKM Paruga

Tgl diterbitkan :

01-03-2011

Tanggal revisi:

Ditetapkan di : Bima, 01 – 03-2011

Kepala Puskesmas Paruga

Agus Dwi Pitono,MARS

Nip. 19680808 200202 1 002

Revisi ke:

Page 47: INSTALASI GAWAT DARURAT

Prosedur

1. Penulisan Resep Narkotika harus oleh dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat

2. Penulisan Resep Narkotika harus tertera :

a. Nama lengklap Dokter

b. Nama lengkap penderita

c. Alamat lengkap dan jelas penderita

d. Tanggap penulisan resep

e. Umur dan jenis kelamin

Tanda tangan dokter

3. Penulisan resep Narkotika kepada penderita setelah dilakukan pemeriksaan terhadap penderita sesuai protap yang ada

4. Resep ditulis dengan nama obat Generik

5. Penulisan resep penderita umum memakai resep umum

6. Penulisan resep penderita peserta ASKES memakai resep ASKES

Page 48: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 49: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 50: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 51: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 52: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 53: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 54: INSTALASI GAWAT DARURAT
Page 55: INSTALASI GAWAT DARURAT

Jika tertahan jangan dipaksa

Setelah kateter maasuk, isi balon dengan cairan Aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta menarik napas dalam

Sambung kaateter dengan kantung penampung dan fiksasi ke arah atas paha / abdomen

Rapikan alat

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Catat prosedur dan respon pasien

Unit terkait Internal:

Petugas UGD

Pertugas Rawat inap

External: -

Dokumen

Dokumen Keperwatan pada tindakan Kegawatdaruratan

Laporan

1.Kateterisasi berhasil apabila keluar urine

2.Catat dalam rekam medik pasien hasil kateterisasi ,efek sampingnya

3.Apabila gagal rujuk.

Kaitan dengan prosedur lain

-

Lampiran

-

Referensi

Hand Book Surgery by Himelton Belley

Page 56: INSTALASI GAWAT DARURAT

Posted by anhar.antun   at 12:29 AM 

Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Pinterest

No comments:Post a Comment

Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

FollowersBlog Archive

▼     2011  (3)

o ▼     June  (3)

PROTAP UGD

<!--more-->

About Me

anhar.antunView my complete profile

Awesome Inc. template. Powered by Blogger.

Page 57: INSTALASI GAWAT DARURAT