Info Muria Edisi 11

12
Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012 Perkuat Etos Gusjigang Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMK Cerdas dan Santun ISSN: 2088-2920 www.umk.ac.id FAKULTAS EKONOMI UMK INFO MURIA C u lt u r e U n i v e r s i t y S ektor wirausaha (entrepreneurship) dipercaya menjadi salah satu kunci memecahkan perma- salahan dan menghadapi sistem ekonomi rawan krisis yang kini berlaku. Pasca krisis global yang beru- lang, negara dengan basis wirausaha kuat diketahui memiliki ketahanan lebih atas dampak krisis. Selain itu, wirausaha juga menjadi alternatif mengurai persoalan pengangguran. Hal ini semakin menguatkan tekad Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muria Kudus (UMK) untuk fokus menggarap potensi lokal yang ada di sekitar perguruan tinggi. Pasalnya, etos wirausaha melingkupi perguruan tinggi terbesar di Pantura Timu Jateng ini. Di wilayah ini banyak berkembang usaha konveksi, kretek, bandeng, ukir dan usaha semacam. Bukan hanya berbasis rumahan, beberapa usaha maju hingga menjadi perusahaan besar. Apalagi Kudus sebagai pewaris karakter Gusjigang. Bagus, Ngaji dan Dagang sebagai etos lama yang berhasil membentuk karakter tersendiri pada masyarakat. Tanpa tingginya etos dagang, Kudus tak akan dikenal sebagai kota kretek dan atau kota jenang. Ya, kretek sebagai rokok produk khas lokal dikenal hingga level internasional. Begitu pula jenang sebagai makanan tradisional, kini mulai menyentuh pasar manca negara. Namun begitu, tidak sedikit unit usaha yang dalam pengelolaannya belum tertata. Oleh sebab itu, untuk memacu potensi usaha yang ada, bakat, karakter dan jiwa wirausaha perlu selalu diperkuat dengan khazanah keilmuan terkini. “Agar tidak kalah saing dengan produk-produk asing yang menjangkau hingga pedesaan,” tutur Dekan FE UMK, Drs. Masruri, MM menunjukkan tekad fakultas yang dimpimpinya. Etos wirausaha dan banyaknya usaha berbasis rumahan di Kudus, Jepara dan Pati ditangkap FE UMK sebagai modal besar yang potensial untuk dikembangkan. Apalagi, dari ketiga daerah tersebutlah mayoritas mahasiswa berasal. Bekal Ilmu manajerial dan akuntasi penting dipopulerkan agar sebuah unit usaha mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan. Keduanya menjadi bekal lulusan FE UMK ketika terjun di masyarakat yang kental dengan bidang usaha. “Untuk menjadi besar, sebuah usaha perlu didukung manajerial dan pendataan yang profesional,” terangnya mengenai alasan adanya dua basis keilmuan di FE UMK, Program Studi (Progdi) Akuntansi dan Progdi Manajemen. Melalui ilmu akuntansi, sebuah unit usaha dapat didukung dengan data-data rigid yang disajikan. Sementara ilmu manajerial, keputusan-keputusan penting bisnis dapat lebih tepat dan sejalan dengan orientasi masa depan. “Untuk memperoleh keputusan tepat tentunya harus didukung dengan data-data yang tepat pula,” jelasnya menunjukkan keterkaitan basis ilmu ekonomi yang diajarkan. Bekal keilmuan mahasiswa, tidak hanya sebatas pada tataran teoritis tetapi juga didukung pengalaman aplikatifnya. Pengalaman teoritis didapat melalui aktivitas kuliah di kelas dan laborat. Sementara melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan kunjungan lapangan, mahasiswa didorong untuk memahami ilmu secara aplikatif. Lantaran pentingnya pengalaman aplikatif inilah, kegiatan tersebut biasanya ditempatkan pada perusahaan-perusahaan besar. Pasalnya, di sanalah teori yang diterapkan berbuah kemajuan. Dekan pun yakin kualitas keilmuan yang diperoleh lulusan FE UMK dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pasalnya, dalam transfer ilmu kepada mahasiswa, fakultas didukung sumber daya manusia (SDM) staf pengajar yang secara pendidikan patut dibanggakan. Setidaknya, terdapat sembilan dosen dengan bergelar doktor. Fakultas berharap, lulusannya menjadi enterpreneur handal yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, jeli melihat peluang, kreatif, inovatif dan mampu mengembangkan potensi usaha lokal yang ada. (Farih/ Info Muria) Pojok Bura Efek di Fakultas Ekonomi UMK Farih/Info Muria

description

Perkuat Etos Gusjigang

Transcript of Info Muria Edisi 11

Page 1: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

Perkuat Etos Gusjigang

Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMKCerdas dan Santun ISSN: 2088-2920www.umk.ac.id

fakultas ekonomi umk

INFO MURIACulture Univers

ity

Sektor wirausaha (entrepreneurship) dipercaya menjadi salah satu kunci memecahkan perma-salahan dan menghadapi sistem ekonomi rawan

krisis yang kini berlaku. Pasca krisis global yang beru-lang, negara dengan basis wirausaha kuat diketahui memiliki ketahanan lebih atas dampak krisis. Selain itu, wirausaha juga menjadi alternatif mengurai persoalan pengangguran.

Hal ini semakin menguatkan tekad Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muria Kudus (UMK) untuk fokus menggarap potensi lokal yang ada di sekitar perguruan tinggi. Pasalnya, etos wirausaha melingkupi perguruan tinggi terbesar di Pantura Timu Jateng ini. Di wilayah ini banyak berkembang usaha konveksi, kretek, bandeng, ukir dan usaha semacam. Bukan hanya berbasis rumahan, beberapa usaha maju hingga menjadi perusahaan besar.

Apalagi Kudus sebagai pewaris karakter Gusjigang. Bagus, Ngaji dan Dagang sebagai etos lama yang berhasil membentuk karakter tersendiri pada masyarakat.

Tanpa tingginya etos dagang, Kudus tak akan dikenal sebagai kota kretek dan atau kota jenang. Ya, kretek sebagai rokok produk khas lokal dikenal hingga level internasional. Begitu pula jenang sebagai makanan tradisional, kini mulai menyentuh pasar manca negara.

Namun begitu, tidak sedikit unit usaha yang dalam pengelolaannya belum tertata. Oleh sebab itu, untuk memacu potensi usaha yang ada, bakat, karakter dan jiwa wirausaha perlu selalu diperkuat dengan khazanah keilmuan terkini. “Agar tidak kalah saing dengan produk-produk asing yang menjangkau hingga pedesaan,” tutur Dekan FE UMK, Drs. Masruri, MM menunjukkan tekad fakultas yang dimpimpinya.

Etos wirausaha dan banyaknya usaha berbasis rumahan di Kudus, Jepara dan Pati ditangkap FE UMK sebagai modal besar yang potensial untuk dikembangkan. Apalagi, dari ketiga daerah tersebutlah mayoritas mahasiswa berasal.

BekalIlmu manajerial dan akuntasi penting dipopulerkan agar

sebuah unit usaha mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan. Keduanya menjadi bekal lulusan FE UMK ketika

terjun di masyarakat yang kental dengan bidang usaha. “Untuk menjadi besar, sebuah usaha perlu didukung manajerial dan pendataan yang profesional,” terangnya mengenai alasan adanya dua basis keilmuan di FE UMK, Program Studi (Progdi) Akuntansi dan Progdi Manajemen.

Melalui ilmu akuntansi, sebuah unit usaha dapat didukung dengan data-data rigid yang disajikan. Sementara ilmu manajerial, keputusan-keputusan penting bisnis dapat lebih tepat dan sejalan dengan orientasi masa depan. “Untuk memperoleh keputusan tepat tentunya harus didukung dengan data-data yang tepat pula,” jelasnya menunjukkan keterkaitan basis ilmu ekonomi yang diajarkan.

Bekal keilmuan mahasiswa, tidak hanya sebatas pada tataran teoritis tetapi juga didukung pengalaman aplikatifnya. Pengalaman teoritis didapat melalui aktivitas kuliah di kelas dan laborat. Sementara melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan kunjungan lapangan, mahasiswa didorong untuk memahami ilmu secara aplikatif. Lantaran pentingnya pengalaman aplikatif inilah, kegiatan tersebut biasanya ditempatkan pada perusahaan-perusahaan besar. Pasalnya, di sanalah teori yang diterapkan berbuah kemajuan.

Dekan pun yakin kualitas keilmuan yang diperoleh lulusan FE UMK dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pasalnya, dalam transfer ilmu kepada mahasiswa, fakultas didukung sumber daya manusia (SDM) staf pengajar yang secara pendidikan patut dibanggakan. Setidaknya, terdapat sembilan dosen dengan bergelar doktor.

Fakultas berharap, lulusannya menjadi enterpreneur handal yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, jeli melihat peluang, kreatif, inovatif dan mampu mengembangkan potensi usaha lokal yang ada. (Farih/Info Muria)

Pojok Bura Efek di Fakultas Ekonomi UMKFarih/Info Muria

Page 2: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 20122

Profil

Penanggung Jawab: Rektor UMK, Pengarah: Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Pimpinan Redaksi: Zamhuri, Redaktur Pelaksana: M Widjanarko, Sekretaris Redaksi: Noor Athiyah, Staf Redaksi: Farih Lidinnillah, Much Harun. Diterbitkan oleh Humas Universitas Muria Kudus. Alamat: Gondangmanis PO. Box 53 Bae Kudus 59352 (0291) 438229. Redaksi menerima artikel, foto dan tulisan lainnya dilampiri kartu identitas melalui email: [email protected]. atau [email protected]. Info Muria bisa diunduh di www.umk.ac.id

SuSunan REdakSi info MuRia

Tajuk

Kedaulatan EkonomiUMK - Globalisasi yang sarat akan perubahan pola ekonomi menuntut sumber daya berkualitas tinggi. Untuk penguatan kualitas kelulusan, program studi yang teakreditasi B ini bekerjasama dengan beberapa dosen dari universitas lain, seperti dari Universitas Diponegoro dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta. Untuk menunjangnya, menurut Ketua Program Studi S2 Manajemen, Dr. Drs. Joko Utomo, M.M., pihaknyaDr. Drs. Joko Utomo, M.M., pihaknya seringkali menggelar kuliah umum.

“Kami sering mengadakan kuliah umum dengan pembicara dari seorang akademisi dan professional. Untuk akademisi kami pernah mengundang Lembaga Penelitian Undip berkaitan dengan penelitian kompetitif serta dari Universitas Brawijaya. Sedangkan untuk professional, kami mengundang seorang pimpinan perusahaan. Beberapa perusahaan yang pernah kami undang ialah Pura Group, PT. Hartono Istana Teknologi, Nojorono, Sukun, Djarum, Jambu Bol. Beberapa waktu lalu kami mengundang seorang pakar dari Holland University untuk memberikan materi terkait manajemen keuangan.” ungkapnya.

Selama kurun waktu empat tahun, program studi dengan dukungan delapan dosen bergelar doktor ini telah meluluskan 156 mahasiswa.

Diharapkan lulusan magister manajemen memiliki kemampuan analitis dan aplikatif. Keunggulan program studi S2 Manajemen dibandingkan perguruan tinggi lain ialah menyisipkan setiap materi kewirausahaan (entrepreneurship) di setiap mata kuliahnya. Baru-baru ini, Program Studi S2 Manajemen memiliki mata kuliah pilihan program, di antaranya flexibility management, dynamic capability, manajemen negoisasi, dan leadreship. Selain itu mahasiswa semester III dipersilahkan memilih mata kuliah konsentrasi wajib, yaitu manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen sekolah, manajemen perbankan syariah, dan manajemen kewirausahaan.

Ada hal terbaru lainnya di prodi S2 Manajemen ini, pada tahun akademik 2012/2013 akan menggunakan kurikulum baru (KBK) yang disusun berdasar kebutuhan pasar. Di tahun ini akan membuka konsentrasi manajemen sekolah, yang diharapkan menghasilkan sumber daya berkualitas dalam hal manajerial sekolah. (Dian/Info Muria)

alumni yang analitis dan aplikatif

Secara politik, Indonesia telah merdeka sejak 67 tahun silam. Namun, kemerdekaan politik tersebut tidak diikuti dengan kedaulatan ekonomi. Kedaulatan perekonomian nasional

seiring dengan berjalannya waktu justru menjauh dari cita-cita kemerdekaan, yakni terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada lingkup domestik, sebagian besar masyarakat Indonesia masih dalam kondisi miksin dan pengangguran masih banyak. Jika mereka memiliki pekerjaan hanya cukup untuk menghidupi secara minimal. Sedangkan dalam level internasional, Indonesia menjadi pasar empuk bagi produk-produk asing, bahkan untuk komoditas pertanian sekalipun. Inilah ironi keberuntungan kemerdekaan yang tidak diikuti oleh kemandirian dan kedaulatan di bidang ekonomi. Coba kita lihat di sekeliling kita.

Ketika bangun tidur, mau minum apa? Sebut misalnya merek Aqua, 74% sahamnya milik Danone, perusahaan dari Perancis. Mau minum teh, ada merek Teh Sariwangi, 100% saham milik Unilever, Inggris. Mau Minum Susu, ada merek susu SGM, milik Sari Husada, 82% sahamnya dikuasai Numico, Belanda.

Kemudian, kita mandi, mau pakai sabun, ada sabun merek Lux produk Unilever dan sikatan, ada pasta gigi Pepsodent produk Unilever. Mau makan pagi, beras yang kita makan, beras impor dari Thailand , BULOG (Badan Urusan Logistik) juga suka impor. Gula yang kita seduh dengan teh atau kopi, juga impor, seperti merk Gulaku. Mau menikmati rokok, sekarang Sampoerna 97% sahamnya milik Philip Morris, Amerika. Bentoel sudah diakuisisi oleh BAT dari Amerika juga.

Mau berangkat kerja, naik kendaraan roda dua atau roda empat, mayoritas motor dan mobil yang kita tumpangi buatan Jepang, Cina, India, Eropa, tinggal pilih.

Sampai di tempat kerja atau kantor, yang ada atau punya AC, merek-merek luar yang diproduksi oleh perusahaan milik Jepang, Korea dan Cina. Mau menghidukan computer telah tersedia merk terkenal dari luar seperti HP, Samsung, Acer, Toshiba dan lain-lain.

Ketika mau berkomunikasi, jasa telekomunikasi yang vital juga tidak lepas dari jerat kuasa bangsa asing, provider Indosat, XL, Telkomsel, telah dimiliki oleh bangsa asing dari Qatar, Singapura, Malaysia.

Mau berbelanja tinggal pilih toko swalayan yang lengkap, mewah, dan nyaman. Bisa di pasar besar seperti di Carrefour (Perancis) atau ke toko swalayan kecil di Alfamart (75% sahamnya milik Carrefour).

Mau nabung di bank, Danamon, BII, Bank Niaga semua sahamnya sudah menjadi milik asing meskipun namanya masih Indonesia. Dan masih banyak lagi kalau kita menyadari bahwa sebetulnya kita ini terjajah secara ekonomi. Lalu, sampai kapan kedaulatan ekonomi kita bisa terwujud? Entahlah. ***

magister manajemen umk

Page 3: Info Muria Edisi 11

3Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

Fokus

Fakultas Ekonomi Universitas Muria

Kudus juga bekerjasama dengan Ikatan Akuntansi

Indonesia, Bursa Efek Indonesia kemudian

Dirjen Pajak dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah.

Telurkan Sarjana Terampil dan Ahli Berwirausaha

Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muria Kudus (UMK) merupakan kelanjutan dari Sekolah Tinggi Ekonomi (STE)

Kudus. Saat ini, memiliki empat program studi (Progdi), yaitu Progdi Akuntansi D3, Progdi Manajemen S1, Progdi Akuntansi S1 dan Progdi Manajemen S2. Progdi Akuntansi D3 di-impassing pada tahun 2010.

Progdi Manajemen S1, sebagaimana SKSK BAN PT No. 025/BAN-PT/Ak-XIII/S1/XI/2010 ditetapkan tanggal 12 November 2010, meraih akreditasi B.B.. Melalui visi misinya, profil lulusan Progdi Manajemen adalah menjadi manajermanajer yang efektif, visioner, inovatif, kreatif dan adaptif dan wirausaha

Terdapat 18 dosen tetap di Program Studi Manajemen, dua doktor yaitu Dr.Kertati Sumekar, SE, MM dan Dr Supriyono,Dr.Kertati Sumekar, SE, MM dan Dr Supriyono, SE, MM, 3 dosen sedang studi S3 yaitu Dra. Mamik Indaryani,a. Mamik Indaryani, MS, Sutono, SE, MM dan Drs. Ag. Sunarno, MM dan dosenSutono, SE, MM dan Drs. Ag. Sunarno, MM dan dosen tetap lainnya berstatus S2.

“Keunggulan program studi manajemen adalah adanya empat bidang kosentrasi manajemen yaitu manajemen keuangan dan perbankan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia dan manajemen operasional. Selain itu, terdapat mata kuliah kewirausahaan dan ekonomi Islam, kuliah kerja usaha dan kuliah kerja lapangan,“ kata Ketua Program Studi Manajemen, Dian Wismar’ein, SE, MM.

Tidak kalah dengan Progdi Manajemen, Progdi Akuntansi S1 dan Magister Manajemen juga terakerditasi B.

Dosen tetap program studi Akuntansi ada 10, satu orang sedang studi S3 yaitu Dra.Ponny Harsanti, M.Si, Akt. 9 dosen tetap lainnya berstatus S2. Untuk penunjang akademik terdapat 2 orang berstatus laboran

Kompetensi lulusan program studi S1 Akuntansi meliputi 4 bidang keahlian yaitu pertama, kompetensi bidang auditing yang mampu menguasai konsep pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, mampu menyusun laporan hasil pemeriksaan, mampu bekerja dalam teamwork, memiliki keahlian dalam mengembangkan pengetahuan auditing, dan memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi akuntansi.

Kedua, kompetensi akuntan keuangan dan perpajakan

yang mampu memahami, menjelaskan, dan mengembangkan teori dan praktek akuntansi serta perpajakan baik secara manual maupun komputerisasi, dan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan periodik, baik dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, berdasarkan standar akuntansi ke-uangan, pada perusahaan yang berbadan hukum perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan koperasi dalam lingkup perusahaan swasta, BUMN, instansi pemerintah, dan sektor publik

lainnya. Ketiga, kompetensi akuntansi sektor publik yang mampu menyusun laporan keuangan pemerintah, mampu menyusun laporan realisasi anggaran, mampu menyusun sistem keuangan pemerintah, mampu melaksanakan pemeriksaan operasional, mampu melaksanakan penyusunan sistem, memiliki keahlian dalam mengembangkan pengetahuan akuntansi sektor publik, dan memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi informasi.

Keempat, kompetensi sistem informasi akuntansi yang mampu melakukan analisis sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, membuat desain sistem baik sistem akuntansi manual maupun sistem yang terkomputerisasi.

”Mata kuliah desain sistem informasi akuntansi dan praktik sistem akuntansi merupakan salah satu mata kuliah yang menjadi keunggulan, diaplikasikan dalam pembuatan software akuntansi di laboratorium komputer akuntansi, ” kata Ketua Program Studi Akuntansi, Ashari, SE, Akt., M.Si.

Kerjasama

Untuk pengembangan mata kuliah, penelitian dan pengabdian kerjasama yang tercatat dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus adalah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus, Indakop BLK Kabupaten Kudus, Yayasan Damandiri, SMA 1 Pati, SMA 1 Jekulo, SMA 1 Gebog dan beberapa perusahaan besar di Kudus seperti Djarum, Pura dan Polytron serta sentra bordir yang ada di Kabupaten Kudus.

Kecuali itu, Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus juga bekerjasama dengan Ikatan Akuntansi indonesia, Bursa Efek Indonesia kemudian Dirjen Pajak dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah. (Widjanarko/Info Muria)

Page 4: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 20124

Pakar

Ekonomi Syariah, Paradigma Baru Ilmu EkonomiOleh Dr H Mochamad Edris, MM

Beberapa dekade terakhir, dunia perekonomian ramai membin-cangkan hadirnya pemikiran dan

konsep ekonomi yang baru, yang lahir tidak dengan tendensi materalis, tidak muncul secara sporadis reaksi dari nafsu harta dunia, tetapi terlahir berabad-abad silam di zaman khalifah. Konsep tersebut dikenal dengan Sistem Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam.

Sulit dipungkiri bahwa negara-negara barat lebih maju daripada timur, tetapi, saat ini ternyata Barat juga tengah mengalami krisis ekonomi, khususnya Eropa. Dalam 200 tahun terakhir setidaknya siklus krisis ekonomi terjadi 20 tahun sekali, pada tahun 1996 Paul Ormerod pun mewanti-wanti, “ilmu ekonomi sudah mati” Apa penyebabnya? “Karena falsafah ekonominya yang salah”. Kata Dr Mustafa Edwin Nasution, Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universtas Indonesia, sistem ekonomi konvensional yang berkembang sekarang ini telah menimbulkan ketidakadilan dalam ekonomi. Keuntungan hanya dirasakan dan diterima oleh mereka yang memiliki kekuatan modal sehingga menimbulkan jurang ketidakadilan ekonomi yang semakin lebar, yang kaya bertambah kaya yang miskin bertambah miskin.

Permasalahan mendasar dari krisis keuangan yang kemudian berdampak pada krisis ekonomi ini adalah krisis kualitas lembaga-lembaga keuangan yang dipengaruhi oleh penerapan suku bunga sebagai sistem ribawi. Sistem ribawi ini bahkan menjadi trouble maker yang melahirkan tiga macam krisis yaitu krisis keuangan, krisis pasar saham dan krisis perbankan. Sistem ribawi juga berpengaruh terhadap ketidakstabilan ekonomi dunia saat ini.

Umer Chapra, Tokoh Ekonomi Islam mengatakan bahwa tingginya

volatilitas suku bunga mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian dalam pasar, sehingga investor tidak berani melakukan investasi jangka panjang, akibatnya sesuatu serba spekulatif dan itulah penyebab ketidakstabilan perekonomian dunia.

Ilmu Ekonomi Syariah merupakan upaya sistematis mempelajari masalah-masalah ekonomi dan perilaku manusia serta interaksi keduanya. Sehingga Ekonomi syariah meliputi pemahaman teoritis (theoritical understanding), rekayasa institusi yang diperlukan dan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan manusia secara optimal dan ideal. Meskipun batasan ini masih bersifat tentatif tetapi memberikan gambaran yang tegas bahwa ekonomi syariah merupakan

studi tentang masalah-masalah ekonomi dan institusi yang berkaitan dengannya.

Pengembangan ilmu ekonomi syariah berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional. Guru besar Universitas Airlanga Surabaya, Prof Dr Suroso Imam Zadjuli, menilai di dalam merancang bangun ilmu ekonomi Islam hendaknya perlu kembali mengembangkan disiplin ilmu ekonomi syariah yang berke-tauhid-an. Menggunakan realita dan keyakinan dasar dari Umat Islam yang termaktub dalam Alquran dan Sunnah.

Prof Dr Sri Edi Swasono Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, menawarkan paradigma baru ilmu ekonomi yaitu llmu ekonomi yang meninggalkan titik tolak manusia sebagai homo-economicus, menuju homo-ethicus, homo-socious, homo religious, dan homo-humanus. Dengan ini, bangunan ekonomi humanistik dibangun. Salah satu indikasinya, the end of laissez-faire (ekonomi pasar bebas) dan menafikan kompetitivisme sebagai titik-tolak dan memadukannya dengan kooperativisme.

Ketua Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (FSH UIN) Jakarta, Dr. Euis Amalia M.Ag mengatakan, ilmu ekonomi Islam yang akan dikembangkan sebetulnya bukan peta “jalan tengah” antara Kapitalisme dan Sosialisme, juga bukan peta “jalan ketiga” yang mengatasi dikotomi “kiri-kanan” dengan gagasan baru, tetapi peta “jalan lurus”(sirathal mustaqim) yang bertolak dari suatu gagasan tertentu yang bersumber pada Alquran dan Sunnah.

Pendidikan ekonomi syariah harus mampu mengubah manusia yang tadinya capital oriented menjadi maslahah oriented. Sumber terpenting sistem Ekonomi syariah adalah Alqur’an,

***

Prof Dr Sri Edi Swasono Guru Besar Fakultas Ekonomi UI,

menawarkan paradigma baru ilmu ekonomi yaitu llmu

ekonomi yang meninggalkan titik tolak manusia sebagai homo-economicus, menuju

homo-ethicus, homo-socious, homo religious, dan homo-

humanus. Dengan ini, bangunan ekonomi humanistik dibangun.

Salah satu indikasinya, the end of laissez-faire (ekonomi pasar bebas) dan menafikan kompetitivisme sebagai titik-

tolak dan memadukannya dengan kooperativisme.

***

Page 5: Info Muria Edisi 11

5Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

FokusHadits dan suri tauladan perilaku tindak ekonomi dalam zaman khalifah, namun hingga saat ini belum terdapat satu literatur pun yang mengemukakan tentang Sistim Ekonomi Syariah secara menyeluruh. Yang ada baru merupakan pembahasan secara parsial. Harus ada nilai-nilai kemanfaatan bersama, keadilan, dan pemerataan ekonomi yang harus ditanamkan ke generasi mendatang, tetapi hal ini bukanlah hal yang mudah, karena bangunan ilmu pengetahuan yang dipakai saat ini, bukanlah berdasar Islamic world view.

Pendidikan ilmu ekonomi syariah di dunia, juga di Indonesia, saat ini masih banyak berkonsentrasi pada program studi perbankan syariah dan finansial. Padahal konsentrasi perbankan syariah dan finansial itu hanya 5-7 persen dari ekonomi Islam. Sementara untuk program studi Ilmu Ekonomi syariah masih sangat sedikit dan terdapat

perbedaan yang cukup besar, dimana dari sebagian kurikulum pendidikan masih tampak dominan pengaruh ilmu ekonomi konvensional. Karena itu, diperlukan standarisasi kurikulum untuk program studi llmu Ekonomi Islam untuk S1, S2, maupun S3. Pengembangan kurikulumnya mengacu kepada aneka kegiatan ekonomi yang bermanfaat dan memberi maslahah kepada semua.

Ke depan, solusinya cukup mempergunakan kurikulum ekonomi islam yang sudah ada nomemklaturnya di Kemendiknas dengan jumlah 145 SKS dan melengkapinya dengan beberapa konsentrasi sesuai kebutuhan pasar, seperti lslamic leadership, risk management, Islamic human capital. Pendidikan lebih lanjut dengan tetap berpegang pada pondasi dasar keilmuan yaitu norma Alquran, praktik ekonomi Islam dalam As-Sunnah, serta pengembangan teori Ekonomi

Islam makro dan mikro yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, jika dimungkinkan adalah berdirinya Fakultas Ekonomi Islam secara mandiri yang dibangun berdasarkan pondasi visi dan misi pengembangan ekonomi syariah yang berbeda dengan Fakultas Ekonomi sekarang ini. Implikasinya adalah koherensi dan konsistensi pada visi, misi dan kurikulum program studi dalam sub-sub bidang ekonomi syariah yang dikembangkan, dengan memperbanyak riset dan kajian tentang ekonomi Islam baik yang berskala mikro maupun makro sehingga memperkaya khasanah keilmuan dan literatur ekonomi syariah , sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan penerapan sistem ekonomi syariah di Indonesia.

Dr H Mochamad Edris, MM,

Dosen Fakultas Ekonomi dan Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah

(MES) Kudus.

UMK - Dua proposal karya tim Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus (FE UMK) yang diketuai Dr. M. Zainuri, MM dan Dr. H. M. Edris, MM berhasil lolos dalam penelitian Stategis Nasional (Stranas) dan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada tahun 2012.

“Ini adalah kebangaan tersendiri karena ini adalah tahun pertama FE UMK bisa lolos program ini, “ terang Kepala Lembaga Penelitian UMK yang juga dosen di Fakultas Ekonomi, Drs. Taufik, Ms. MM.

Dalam ajang Stranas tersebut, FE UMK mengangkat tema Penguatan Daya Saing Jepara Melalui Pemberdayaan Pengusaha Mebel di Jepara Jateng. Tujuan dari program ini, menurut Taufik, adalah untuk merumuskan model pemberdayaan pengusaha mebel di Kabupaten Jepara.

“Industri mebel Jepara merupakan salah satu industri terpenting penyangga

Tim fakultas Ekonomi Lolos MP3Ei dan STanaSekonomi di Jepara. Dari Sembilan sektor yang ada dalam pendapatan daerah, sektor industri menyumbang 27,66 % dan menyerap 20,93 % dari kerja sebanyak 142.962 orang pekerja di Jepara,” terang taufik.

Penelitian ini di mulai pada Januari 2012 dan berakhir November 2012 dengan anggota �rs. Taufik, Ms. MM�rs. Taufik, Ms. MM dan Dr. H. M. Edris, MM.

Sedangkan MP3EI yang diketuai Edris mengambil topik pengembangan kluster UMKM Bordir dan konveksi menggunakan pendekatan model Diamond Custer berbasis koperasi di Desa Pandurenan Kabupaten Kudus sebagai pilot project di desa produktif dalam menunjang percepatan ekonomi wilayah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Desa Padurenan sebagai desa produktif sentra bordir dan konveksi dengan jumlah terbesar di Kabupaten Kudus dengan menerapkan

cluster management berbasis koperasi dan menjadi salah satu pilot project desa produktif dalam menunjang percepatan ekonomi wilayah Jawa Tengah.

Penelitian ini beranggotakan, Dra, Mamik Indrayani, MS, Drs. Hendy Hendro, MSi dan Budi Gunawan, ST. MT selama 1 tahun di mulai Januari 2012.

“Kedua penelitian ini mensyaratkan ketuanya adalah seorang doktor dan ini merupakan penelitian multiyear yang kemungkinan bisa dilanjutkan untuk tahun berikutnya, “ jelas Taufik.

Taufik berharap, ke depan penelitian di UMK bisa lebih maju dengan lolos di penelitian-penelitian nasional dan akan mengarah akan adanya guru besar dari UMK. “Setelah penelitian ini, peneliti diharapkan bisa melanjutkan ke program Hibah Kompetisi dan Unggulan Strategi Nasional (Stranas) untuk menjadi seorang expert di bidang tertentu dan ini yang disaratkan untuk menjadi guru besar, “ tambahnya. (Harun/Info Muria)

Page 6: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012�

Fokus

Pa m o r k e b e r a d a a n industri hasil

tembakau (IHT) berupa rokok (kretek) sebagai salah satu industri yang mampu bertahan dalam berbagai gejolak dan resesi ekonomi, telah menjadikan kretek sebagai salah satu industri srategis. Bukan hanya pada kontribusi penerimaan negara berupa cukai dan pajak yang mencapai angka puluhan trilliun, juga pada daya serap tenaga kerja sebagai salah satu katub pengaman sosial dari potensi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Menurut kementrian Perindustrian dan perdagangan, walaupun jumlah industri kretek terus mengalami penurunan secara kuantitatif dari 2.540 perusahaan di tahun 2011, pada tahun 2012 hanya tinggal 1.063 perusahaan. Namun, sebagaimana dilansir oleh Kementrian Keuangan dalam nota keuangan APBN P tahun 2013, dari segi kontribusi terhadap negara terus mengalami peningkatan, pada tahun 2011 besaran nilai cukai yang disetorkan ke nagara sebesar Rp. 73,3 trilluan, pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 79,9 trillian. Sementara itu, penerimaan dari cukai di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Kudus mencapai 18,7 triliun pada tahun 2011.

Sesuai dengan Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Industri Hasil Tembakau (IHT) dan Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009 tentang Roadmap Pengembangan Klaster Industri Hasil Tembakau termasuk salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

kaji kretek Melalui Puskindo

Menurut Kemperin, IHT mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja mencapai 6,1 juta orang terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan sentra-sentra produksi rokok.

Kudus yang memiliki slogan Kota Kretek dengan jumlah penduduk 788.264 orang (data 2011) sangat bergantung dengan IHT. Karena menurut data dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) tidak kurang 180 ribu orang bekerja di sektor IHT. Sampai dengan tahun 2012 industri kretek di Kudus tinggal 94 pabrik. Jika 180 ribu dikalikan 2 orang (anggota keluarga yang ditanggung) maka didapat angka 480 ribu, yang berarti lebih dari separoh penduduk Kudus. Karena itu IHT bagi masyarakat Kudus telah menjadi tumpuan dan menunjang perekonomian masyarakat.

Universitas Muria Kudus (UMK) sebagai Perguruan Tinggi (PT) yang berada di wilayah Kudus merasa terpanggil untuk bisa berperan aktif

dalam berkontribusi terhadap keberadaan IHT di Kudus. Karena itu, pada tanggal 31 Maret 2012, UMK secara resmi membentuk Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) yang berada di bawah Magester Manajemen Fakultas Ekonomi UMK. “Ini sebagai bentuk kontribusi UMK secara akademik untuk mengkaji dan meneliti masalah kretek yang menjadi sumber pendapatan masyarakat, sebagai kontribusi UMK kepada masyarakat,” ujar Sekretaris Puskindo,

Zamhuri.

Puskindo, tambah Zamhuri, akan fokus pada kajian dan riset tentang kretek. Apalagi belakangan ini masalah kretek mendapatkan tekanan dari berbagai pihak. Terutama yang menyangkut masalah isu kesehatan dan lingkungan dan tekanan dalam bentuk regulasi yang semakin membatasi keradaan IHT. “Puskindo sebagai wadah untuk mengangkat problem masyarakat menjadi bahan kajian dan penelitian pada masalah IHT atau kretek, “ tambah Zamhuri.

Menurut Zamhuri, Puskindo secara spesifik meneliti masalah kretek dari segi sosial, ekonomi, budaya, hukum dan lain-lain. “Mulai November 2012 sampai April 2013, Puskindo bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajahmada melakukan penelitian mendalam tentang kretek dari aspek historis, “ tambah Zamhuri.

Di masa yang akan datang, Puskindo diharapkan memberi kontribusi dengan menerbitkan buku, artikel, hasil riset di jurnal ilmiah dan juga referensi ilmiah lain. (Harun, Hoery-Info Muria)

Usai deklarasi pendirian Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria KudusPusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus (UMK), dilakukan penandatanganan kerjasama antara Puskindo dengan Masyarakatkerjasama antara Puskindo dengan Masyarakat Bangga Produk Indonesia (MBPI).

Dok. Humas UMK

Page 7: Info Muria Edisi 11

�Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

Profilkreasikan Sirup Parijoto

Meski amanat hak pendidikan dan pengajaran bagi anak

penghuni di LP maupun rutan telah dijalankan, namun pada

praktiknya belum optimal.

***

UMK - Kegiatan bidang lingkungan menarik bagi Fika Mardini, mahasiswamahasiswa Progam Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus (UMK). Aktivitas kuliah tidak menjadi kendala Fika menekuni hobi kegiatanhobi kegiatankegiatan terkait alam.

Berkat hobi tersebut pula Program Kreativitas MahasiswaProgram Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian masyarakat yang berjudul “Pembuatan Sirup Parijoto Produk Lokal Petani Muria di Desa Colo” yang disusunnya berhasil lolos sampai tingkat provinsi. Programnya mendapat pembiayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).

Ide muncul oleh aktivitas observasi lingkungan di kawasan Muria bersama Muria Research Center (MRC) Indonesia yang kerapIndonesia yang kerap

dilakoninya.

Ia melihat belum ada olahan khas dari Colo yang menjadi karakteristik tersendiri daerah wisata tersebut. Padahal, Parijoto sebagai tanaman khas daerah Colo, tumbuh melimpah di pegunungan Muria. Sayang, potensi tersebut

tidak dimanfaatkan dalam bentuk makanan olahan.

“Masyarakat hanya menjual untuk oleh-oleh peziarah. Kemudian saya mencetuskan inovasi baru bahwa buah parijoto ini dapat dimanfaatkan menjadi olahan yang bisa mempunyai nilai jual tinggi,” tuturnya.

Buah bernama latin Medinella speciosa L. ini laku jual tidak lepas dari kepercayaan bahwa jika buah dimakan oleh ibu hamil, kelak bayi

akan berparas cantik atau tampan.

Terlepas dari itu, kandungan flavonoid dan tannin dalam buah diketahui berkhasiat mengobati sariawan dan obat diare. “Jadi, sirup Parijoto juga kaya manfaat,” imbuhnya.

Bersama kedua rekan satu tim, Finaldi Bagus Widianto dan Sulistiyanto beserta dosen pembimbingnya Mochamad Widjanarko, kreasi tersebut juga telah disosialisasikan kepada masyarakat sekitar Colo. Pelatihan yang digelar Mei lalu, mendapat sambutan antiasme ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Biar masyarakat dapat memanfaatkan potensi Parijoto menjadi produk dengan nilai jual tinggi. Akhirnya menambah pendapatan ekonomi,” tuturnya penuh harap. (Ulum/Info Muria)

UMK – Disertasi dengan judul “Membangun Tindakan Berbagai Pengetahuan Afektif Rasional Melalui Modal Sosial dan Pembelajaran Organisasi untuk Meningkatkan Kinejra Bisnis” telah membawa staf pengajarstaf pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UMK, Kertati Sumekar, berhasil meraih gelar doktor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Disertasinya mengambil fokus kajian pada manajemen UKM Bordir dan Konvenksi di Provinsi Jawa Tengah.

Ratusan UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak dan Karanganyar diteliti. Tiga persoalan utama diangkat yaitu pertama, apakah jika pengusaha mengembangkan kepercayaan kepada bawahan,

norma sosial interaksi sosial, dan visi bersama yang merupakan modal sosial perusahaan akan berpengaruh terhadap berbagi pengatahuan afektif rasional dan kinerja bisnis UKM? Kedua, Apakah jika perusahaan mengembangkan pembelajaran organisasi yaitu orientasi pembelajaran yang dimiliki perusahaan maka akan dapat meningkatkan tindakan berbagai pengetahuan dan konerja bisnis UKM? Ketiga, apakah jika perusahaan melakukan tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional maka akan dapat meningkatkan kreativitas hubungan pelanggan dan kinerja bisnis UKM?

Dari hasil penelitian Kertati disimpulkan bahwa dengan uji analisis Structural Equation Modeling (SEM)

bahwa hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh modal sosial dan pembelajaran organisasi yang meliputi kepercayaan kepada bawahan, interaksi sosial, visi bersama, orientasi pembelajaran, tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional, kreativitas hubungan pemasaran dan kinerja bisnis perusahaan didapatkan hasil bahwa 4 (empat) modal sosial dan pembelajaran organisasi dapat meningkatkan kinerja bisnis. Peningkatan kinerja bisnis dapat dilakukan dengan tindakan berbagi pengatahuan afektif rasional melalui peningkatan kepercayaan pada bawahan, interaski sosial, dan pembelajaran organsiasi. (Hoery/Info Muria)

Modal Sosial dapat Tingkatkan kinerja Bisnis

Ulum/Info Muria

Fika Mardini

Page 8: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 20128

Kampus

Bupati Puji keberhasilan Rektor uMk

oktober, uMk Wisuda 719 LulusanUMK – Universitas Muria Kudus (UMK) melantik 719 lulusan pada Rapat Senat Terbuka dengan agenda tunggal wisuda ke 49 pada Rabu (17/10) di Auditorium UMK.

Peserta wisuda kali ini terdiri dari 8 sarjana magister (S2), 677 sarjana (S1), dan 34 sarjana muda (D3). Wisudawan/wisudawati yang meraih predikat terbaik pada wisuda kali ini di antaranya; Fakultas Ekonomi, Dian Mardiyanti, MM (IPK 3,73/Program Magister) dan Fathur Rohman, SE (IPK 3,70/S1), Fakultas Hukum, Suwadi (IPK3,57/Magister Ilmu Hukum), Satriya Supanta (IPK 3,59/S1), Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Ika Wahyuningsih, S.Pd (IPK 3,68/Progdi Bimbingan dan Konseling), Ahmad Syukur, S.Pd (IPK 3,95/Progdi Pendidikan Bahasa Inggris). Sedangkan wisudawan terbaik Fakultas Pertanian, Muchammad ‘Alik Muchtarom, SP (IPK 3,77), Fakultas Teknik, Sri Susanti, S.Kom (IPK 3,70/Sistem Informasi) dan Suwito, A. Md (IPK 3,68/Teknik Mesin). Wisudawan terbaik Fakultas Psikologi diraih oleh Selamet Riyadi, S.Psi (IPK 3,45).

Sejak tahun akademik 1984/1985 atau mulai diselenggarakannya Pendidikan Program Sarjana Strata Satu dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 220/P/1985, Universitas Muria Kudus sampai saat ini telah meluluskan 188 sarjana magister

dari dua program studi, 10.509 Sarjana S1 dari delapan Progdi serta 971 sarjana muda dari tiga Progdi Diploma.

Dalam wisuda yang bertepatan dengan momen peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober, selain menyampaikan ucapan selamat kepada peserta wisuda, Rektor UMK, Prof. Dr. dr. Sarjadi, Sp. PA. dalam sambutannya juga berpesan agar lulusan UMK dapat mengembangkan ilmu yang telah diraih hingga menelurkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

“Sekecil apapun karya itu, sungguh akan sangat berharga bagi masyarakat, terlebih bila karya karya kecil ini bisa dirangkai dengan karya karya lain orang, menjadi untaian mutiara pembangunan yang tidak ternilai harganya,” tuturnya mengenai arti sebuah karya.

Hal itu, sambung Prof. Sarjadi, merupakan salah satu satu cara memaknai tentang arti sumpah pemuda sebagai sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia.

Saat ini, kehidupan yang berjalan secara dinamis menuntut alumni UMK untuk selalu menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.”Tetap berada dalam jalur dan jalani dengan cara yang benar,” pesannya untuk menyikapi kehidupan yang sangat dinamis. (Farih/Info Muria)

UMK – Untuk ketiga kalinya, Rektor Universitas Muria Kudus (UMK), Prof. Dr. dr. Sarjadi, Sp. PA. dilantik sebagai Rektor UMK untuk masa jabatan 2012-2016, Sabtu (20/10) di Auditorium UMK. Berdasar Surat Keputusan (SK) Yayasan Pembina (YP) UMK Nomor 05/YM/Kep/D.17.01/X/2012, Prof. Sarjadi resmi kembali menjabat Rektor UMK hingga empat tahun ke depan.

Bupati Kudus, Mustofa dalam sambutan yang disampaikan oleh Asisten I, Drs. Broto Subagyo, MM juga menyampaikan ucapan selamat. Saat ini, menurutnya, citra UMK tidak lepas dari keberhasilan aspek perkembangan kuantitas dan kualitas program studi strategis dan juga sarana prasarana kampus UMK selama dipimpin Prof. Sarjadi.

Pemerintah Kabupaten Kudus, lanjutnya, menaruh harapan akan adanya terobosan-terobosan baru yang diprakarsai oleh universitas kebanggaan masyarakat Kudus sebagai pusat studi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terobosan baru dinilai penting ditempuh sejalan dengan

visi-misi pembangunan Kabupaten Kudus, terutama dengan membuka lebar dan kemudahan bagi calon mahasiswa berprestasi namuan memiliki kendala ekonomi.

Di tengah fenomena kecenderungan penyaluran aspirasi secara tidak terpuji oleh mahasiswa yang terjadi dewasa ini, ungkap Broto, pihaknya berharap UMK dapat menciptakan civitas akademika universitas yang patut menjadi panutan masyarakat.

Ketua YP UMK, �rs. H. �juffan Ahmad, dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Sarjadi atas darma bhakti, dedikasi dan kepemimpinannya dalam mengelola UMK sejak delapan tahun lalu dan empat tahun yang akan datang. Pasalnya, banyak prestasi dan kemajuan telah diraih perguruan tinggi terbesar di wilayah Pantura Timur Jateng ini.

Ia berharap prestasi UMK semakin meningkat dengan didukung etos keilmuan dan budaya akademik yang tinggi sehingga cita-cita dan harapan UMK sebagai center of excellence dapat terwujud. (Farih/Info Muria)

Page 9: Info Muria Edisi 11

9Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

Kampus

FKIP Siapkan Program Magister

UMK – Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus (UMK) bersama Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jateng I telah meresmikan pembentukan “Tax Center” pada acara Penandatangan MoU Tax Center dan seminar bertajuk “Satu Dekade Reformasi Pajak” di Aula Masjid Darul ‘Ilmi UMK, Rabu (31/10). Peresmian dilakukan oleh Bupati Kudus, Mustofa meresmikan pembentukan Tax Center.

Kepala Kanwil DJP Jateng I, Drs. Sakli Anggoro, MPAc,, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama pembentukan tax center dilakukan untuk mengembangkan perpajakan di wilayah Karesidenan Pati. “Universitas sebesar UMK sangat potensial untuk mensosialisasikan dan

meningkatkan kesadaran pajak kepada masyarakat di wilayah tersebut,” ungkapnya mengenai tujuan pembentukan dan alasan pemilihan UMK sebagai pihak yang digandeng.

Kerjasama Tax Center, lanjutnya, diantanya mencakup pendidikan perpajakan kepada mahasiswa dan masyarakat umum, penelitian serta publikasi tentang perpajakan, kajian perundang-undangan dan atau peraturan pajak, penyuluhan perpajakan bagi dosen, mahasiswa dan karyawan UMK serta masyarakat umum dan seminar perpajakan.

Ia pun mengungkapkan mengenai kemungkinan dibukanya pendidikan konsultan pajak di UMK. Pasalnya, aturan mengenai pajak selalu berkembang dan butuh sumberdaya manusia yang kompeten untuk menanganinya.

Selain di UMK, pihaknya juga telah menjalin kerjasama di beberapa perguruan tinggi, diantaranya Universitas Diponegoro, Universitas negeri Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Katolik Soegijapranata, STIE Semarang serta Universitas Pekalongan.

UMK, ungkap Pembantu Rektor I UMK, Drs. Masluri,Pembantu Rektor I UMK, Drs. Masluri, MM, menyambut baik kerjasama tersebut. Perguruan tinggi, menyambut baik kerjasama tersebut. Perguruan tinggi dinilainya memiliki peran penting untuk menjembatani dan membantu agar pemasukan negara melalui pajak dapat mencapai target. “Dengan adanya Tax Center, UMK akan berperan dalam ikut menyosialisasikan dan memberikan bimbingan kepada wajib pajak,” ujarnya. (Farih/Info Muria)

UMK – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) telah menyiapkan pendirian Program Magister (S2) Manajemen Pendidikan. Hal ini terungkap dalam “Workshop Pengembangan FKIP” yang diselenggarakan oleh FKIP UMK kerjasama Djarum Bakti Pendidikan pada Senin (15/10) di Ruang Seminar Lantai IV Gedung Rektorat UMK.

Dekan FKIP, Drs. Susilo Rahadjo, MPd mengungkapkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pendirian program tersebut sejak setahun yang lalu. “Kami targetkan 2015 program tersebut sudah terbentuk,” tuturnya.

FKIP memandang waktu untuk mempersiapkan program tersebut masih panjang. Pasalnya, pemerintah melalui aturan terbaru juga tidak memperbolehkan pendirian progdi baru hingga 2014 mendatang.

Bicara mengenai SDM, lanjutnya, syarat untuk mendirikan program tersebut hampir memenuhi. Dimana setidaknya program dapat berdiri dengan jika didukung enam pengajar bergelar doktor. “Sudah ada empat doktor dan seorang yang hampir meraih,” tuturnya menjelaskan kesiapan SDM.

Sementara untuk sarana-prasarana, lanjutnya, kerjasama dengan pihak luar dapat dilakukan.

Kegiatan Workshop untuk menyusun program kerja, menurut Susilo, dinilai sebagai langkah awal yang sangat besar guna pengembangan pendidikan di Jawa Tengah, utamanya wilayah Pantura Timur.

Rektor UMK, Prof Dr dr. Sarjadi, Sp PA sebelum membuka workshop tersebut juga memaparkan makalah berjudul “Peran UMK dalam Pembangunan dan Pengembangan Daerah”. Menurutnya perguruan tinggi tidak mungkin dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Pembangunan daerah tidak lepas dari perguruan tinggi. Oleh sebab itu, peran perguruan tinggi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sangat penting untuk senantiasa dikembangkan.

Selain civitas akademika FKIP UMK, workshop untuk menyusun program pengembangan FKIP ini juga melibatkan unsur dari Bappeda, Satuan Pendidikan, Disdikpora, Kementerian Agama, Dewan Pendidikan, DPRD serta PGRI. (Farih/Info Muria)

fE uMk Resmikan “Tax Center”

Foto bersama antara pihak berkepentingan dalam kerjasama pembentukan “Tax Center“ di Universitas Muria Kudus (UMK).

Farih/Info Muria

Page 10: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 201210

KudusanPesan Toleransi dari Sate Kerbau Kudus

Sate Kerbau berbeda dengan kuliner khas Kudus lain, misalnya Soto Kudus dan Lentog Tanjung. Sate Kebo, begitu sebutan dalam Bahasa Jawa-nya, memiliki pesan

arif dalam menghadapi perbedaan.Kudus yang terkenal dengan dengan sebutan kota santri ini

memiliki cerita panjang mengenai sejarah sate kerbau. Kudus yang kala itu menjadi tempat penyebaran agama Islam, oleh Sunan Kudus dilarang menyembelih daging sapi. Larangan tersebut merupakan simbol penghargaan dan toleransi beragama, sebab sapi dinilai sebagai binatang suci oleh ajaran Hindu sebagai agama mayoritas Kudus sebelumnya.

Penghargaan tersebut lestari hingga kini. Sate kerbau sangat popular dengan cerita historisnya. Terlihat banyak deretan warung yang menyajikan menu khas tersebut. Salah satunya Sate Kerbau 57 yang beralamat di Jalan Kenari Kudus. Warung yang berdiri sejak tahun 1976 ini didirikan oleh Kusrin. Hingga sekarang, warung sate kerbau tersebut masih berjalan dan dikelola oleh anak keduanya yakni Siti Rahmah.

Menurut pemilik, keistimewaan sate kerbau, selain karena berbau tradisi, yakni karena di kota lain sulit ditemui sate semacam. Oleh karenanya, warung tersebut bahkan pernah

dikunjungi oleh warga luar daerah seperti Jakarta, bahkan Papua.

Proses pembuatan Sate Kerbau pun terbilang unik. Lain dari sate pada umumnya. Jika sate lain memotong dadu dagingnya, maka lain halnya dengan Sate Kerbau. Daging kerbau pilihan terlebih dahulu digiling halus kemudian baru dibumbui dengan aneka rempah. ”Namun, untuk koyor dan babat tetap dipotong dadu,” Tutur pemilik. Untuk sausnya pun juga berbeda, karena sate kerbau menggunakan saus dari olahan serundeng kelapa.

Karena sulit untuk menemukannya di daerah lain, pengunjung kota Kudus wajib mencoba cita-rasa sate ini. Pasalnya, tidak sedikit warga asli Kudus yang menjadikannya sebagai menu favorit.

Asrofie Istadie, salah satunya. Menurutnya, Sate Kerbau memiliki rasa dan tekstur daging yang unik dan beda dari lainnya. Mengenai rasa pun tidak kalah lezat dari sate ayam atau kambing. “Apalagi kalau masih hangat, benar-benar keluar rasa daging bercampur rempah. Lezat sekali. Mak Nyuss,” ujarnya dengan gaya khas tayangan kuliner Bondan Winarno. Silahkan mencoba. (Nabila/Info Muria)

Masyarakat Jawa, terutama petani, dalam berharmonisasi dengan alam mendoakan keselamatan bumi melalui ‘Sedekah Bumi’.

Bersyukur atas hasil tanam. Di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog, sedekah bumi digelar

setiap Bulan Apit (kalender Jawa) atau Bulan Zulqaidah (Kalender Hijriyah). Tahun ini, hajat tersebut dilangsungkan pada Jum’at Wage atau bertepatan 12-13 Oktober 2012.

Sedekah bumi diikuti oleh seluruh warga desa. Salah satu warga yang hadir dalam acara tersebut, Munfiatun mengungkapkan bahwa selametan dalam sedekah bumi menjadi sarana berdoa dan bersyukur karena tidak terjadi bencana atau malapetaka yang ditimbulkan oleh alam.

Sementara menurut Supriyanto, dirinya menghadiri kegiatan sedekah bumi untuk menghormati kegiatan yang

sudah menjadi adat desa. “Supaya ingat dan bersyukur kepada Sang Pencipta,” ujarnya.

Kepala Desa Rahtawu, Sugiyono menuturkan, rasa syukurSugiyono menuturkan, rasa syukur menuturkan, rasa syukur warga desa diwujudkan dengan menggelar selametan dengan menyembelih kerbau lalu dibagi-bagikan pada masyarakat desa, meliputi dukuh Krajan, dukuh Wetan Kali, dukuh Gingsir (Ngrupuk) dan dukuh Semliro. “Selebihnya daging kerbau diberikan pada kepala desa untuk dinikmati perewang dan tamu,” tuturnya mengenai kegiatan yang berlangsung pada Jumat tersebut. Hiburan tradisional berupa kesenian Tayub juga disajikan pada hari selanjutnya, Sabtu.

Sugiyono dan warga desa setempat mengaku tidak berani mengadakan pertunjukan lain selain tayub. “Kami hanya meneruskan dan mengikuti jejak pendahulu. Sebab sejak sebelum saya lahir sedekah bumi berikut hiburan tayub sudah berjalan,” jelasnya.

Warga tidak berani meninggalkan pagelaran tayub. “Enak yo iku, ora enak yo iku,” tegasnya kaku. Hal ini menurutnya tidak lepas dari pengalaman di masa lalu. Pasalnya, bencana banjir besar pernah terjadi di desa oleh sebab ada salah seorang warga nanggap (memanggungkan) hiburan selain tayub.

Dalam laporan panitia yang diumumkan sebelum Tayub dimainkan, kegiatan sedekah bumi tahun 2012 ini, setidaknya menelan biaya Rp.27.300.000,- yang diperoleh dari iuranRp.27.300.000,- yang diperoleh dari iuran seluruh warga. (Anik/Info Muria)

Sedekah Bumi Desa Rahtawu

Anik/Info Muria

Page 11: Info Muria Edisi 11

11Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 2012

Berbagai cara diguna-kan orang untuk meng-ekspresikan hati dan

keadaan diri mereka. Salah satunya lewat puisi. Puisi banyak

digunakan untuk mengungkapkan suasana hati, gagasan maupun pemikiran seseorang. Namun tidak semua orang bisa mendalami dunia puisi sampai membawa mereka menjadi seorang penyair. Penyair, sebagaimana pandangan RadharRadhar Panca Dahana, adalah seseorang yang ditakdirkan atau yangadalah seseorang yang ditakdirkan atau yang dikutuk menjadi sendiri di tengah keramaian, seseorang yang kesepian ditengah banyak orang.

Dalam buku yang ditulis oleh Teater Aura Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK), sebuah komunitas teater yang beranggotakan 24 mahasiswa Fakultas Psikologi UMK, terdapat 84 puisi karya mahasiswa–mahasiswa yang tergabung

Resensi

Rajut Generasi Emas Lewat Pendidikan Perspektif Masa depan

Semangat Warnai kehidupan dengan kataJudul Buku : Antologi Puisi ; Kata Untuk kehidupanPenulis : Teater Aura Fakultas Psikologi UMKEditor : Mukti Sutarman EspePenerbit : Badan Penerbit Universitas Muria Kudus 2012Tebal buku : 98 HalamanISBN : 978-602-99614-3-0

Dok. Info Muria

Dok. Info Muria

Menteri pendidikan dan kebudayaan pada

sambutan peringatan Hari Pendiddikan Nasioanal (Hardiknas) pada 20 Mei lalu menyatakan bahwa tema Hardiknas 2012 adalah “Bangkitnya Generasi Emas Indonesia “ karena pada periode tahun 2012-2035 bangsa kita dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumber daya manusia berupa populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa. Dikatakan Generasi Emas Indonesia, karena generasi penerus bangsa yang pada periode tersebut sangat produktif, berharga dan bernilai, sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas insan yang berbakat, cerdas dan kompetitif, serta menjadi bonus demografi.

Menyiapkan generasi emas dilakukan dengan cara

pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan. Keberhasilan dalam memberikan pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Yang mencakup

berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Buku Prosiding Seminar Nasional “Merajut Generasi Emas Indonesia” ini menjelaskan mengenai aplikasi konsepsi Ki Hadjar Dewantara dalam menyiapkan generasi emas Indonesia (Hal 19). Generasi emas Indonesia harus dipersiapkan dari sekarang. Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dinilai sangat cocok diaplikasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Membaca buku prosiding ini, pembaca akan diperlihatkan mewujudkan genari emas indonesia dengan pengembangan pendidikan prespektif masa depan. (Retno/Info Muria)

Judul Buku : Prosiding - Seminar Nasional “Merajut Generasi Emas Indonesia“Penulis : Drs. Susilo Raharjo, MPd dkkPenerbit : Badan Penerbit UMKKudusTahun terbit : 2012Tebal buku : 102 hlmISBN : 978-602-18835-0-1

dalamnya. Beragam tema dan isi disajikan dalam buku kumpulan puisi ini mulai dari kisah kehidupan, percintaan, sosial, nasionalisme sampai dengan sebuah kemarahan diri terhadap keadaan.

Beberapa diantara puisi tersebut adalah Jiwaku Adalah Kamu, penulis mencoba mengungkapkan isi hatinya ketika sebuah kesadaran hati akhirnya ditemukan penulis tentang hadirnya seseorang yang selalu ada dalam waktunya, memberi warna dalam suka dan duka, serta mendengar setiap kata yang terucap.

Dasi Dosa, sebuah puisi yang sangat dalam maknanya tentang kehidupan sosial. Curahan hati penulis dari sebuah kemarahan terhadap tingkah laku para birokrat yang menyimpang tanpa mempedulikan akibat sosial yang timbul.

Lahirnya puisi–puisi yang ditulis oleh mahasiswa yang tergabung dalam teater dalam buku ini memperkaya hasil karya sastra di Indonesia dan memberi warna terhadap karya puisi yang sudah ada. Sebuah karya yang patut untuk dibaca, ditelaah dan dihayati untuk melahirkan karya–karya lain yang lebih beragam. (Rizky/Info Muria)

Page 12: Info Muria Edisi 11

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 201212

UMK – Pemimpin dengan tipe pejuang dinilai menjadi kunci terciptanya kemajuan, baik organisasi ataupun bangsa. Apalagi di tengah makin memburuknya budaya bangsa, misalnya korupsi.

“Budaya bangsa yang berkembang cenderung jelek, hal ini menjadi kendala untuk meraih kemajuan. Sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang harus diperintah dan diawasi, sehingga menyulitkan untuk membangun dan memajukan perusahaan. Padahal, untuk memajukan perusahaan, birokrasi atau organisasi apapun dibutuhkan SDM yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif,” ujar Production Director PT. Dua Kelinci, Ir Djuli Murtadho dalam Seminar Nasional “Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi” yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) bekerjasama Djarum Bakti Pendidikan di Ruang Seminar Gedung Rektorat UMK, Senin (05/10). Selain Murtadho, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Djamaludin Ancok, PhD juga menjadi narasumbernya.

Di tengah kultur negatif yang berkembang tersebut, menurut Murtadho, untuk mengembangkan budaya kerja yang baik dibutuhkan sosok pemimpin pejuang sebagai faktor sentral. “Pilihlah pemimpin bermental pejuang, maka sistem yang terbangun akan menjadi lebih bagus,” ujarnya menunjukkan karakter pemimpin yang harus dipilih.

Menurutnya, pemimpin dengan karakter tersebut akan menjadi teladan dalam sebuah organisasi atau lembaga. “Baru orang lain atau mereka yang menjabat posisi di bawahnya akan terbangun akhlaknya. Karena dalam pembentukan karakter penting adanya sosok pimpinan teladan,” jelasnya.

Tanpa meninggalkan latarbelakang profesinya, Murtadho juga menyinggung mengenai adanya perkembangan orientasi dalam dunia usaha. Berbeda, dahulu perusahaan sekedar berorientasi pada pengembangan produk. “Tak sekadar produk, kini, market menjadi orientasi utamanya. Soal mutu produk wajib berkualitas,” katanya.

Orientasi industri juga tidak semata mencari uang. Hal ini tampak dari aktivitas kepedulian sosial melalui Corporate

Social Responsibility (CSR) yang berjalan. Kegiatan peduli yatim piatu, donor darah, peduli gempa, seminar misalnya, secara informal merupakan wujud gerakan membangun karakter luhur. “Sepele tapi bermanfaat besar,” ujarnya menjelaskan maksud kegiatan kepedulian sosial yang dijalankan perusahaannya.

Selain itu, perusahaan yang berpusat di Kabupaten Pati tersebut juga mementingkan pembangunan karakter tenaga kerja melalui kegiatan-kegiatan yang menekankan pada pengembangan emosional dan spiritual. “Keduanya penting untuk mewujudkan institusi yang kuat. Semua karyawan kami wajib

mengikuti pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient),” jelas Murtadho atas materi berjudul “Sekilas Budaya Kerja di Kampus Dua Kelinci” yang disampaikannya.

Sementara Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D, melalui makalah presentasi berjudul “Membangun Budaya Organisasi yang Hidup (Living Culture)” menjelaskan bahwa seperangkat nilai-nilai, keyakinan, sikap, dan tradisi bersama yang mengikat anggota organisasi sebagai aturan berinteraksi perlu untuk dikembangkan dalam organisasi. Budaya organisasi yang terbangun melalui kebiasan kerja dinilainya memiliki kekuatan untuk menggiring anggota ke arah pencapaian tujuan organisasi, individu bahkan lingkungan kerja.

Budaya organisasi yang terkandung dalam visi, misi, falsafah dan tata nilai perilaku selain bermanfaat bagi perekat sosial antaranggota, menurutnya, untuk mengembangkannya perlu didukung oleh sistem.

Budaya organisasi bangsa Indonesia dinilainya belum kuat. Hal ini dinilainya terlihat dari banyak orang pintar tetapi ketika masuk birokrasi tidak bisa menjalankan tugas sebagaimana seharusnya. “Biasanya mereka menunggu arahan,” tuturnya menunjukkan contoh budaya di Indonesia.

Bangsa Indonesia perlu menggali nilai-nilai budaya lokal. “Kita sering mengadopsi budaya barat tanpa peduli sesuai atau tidaknya dengan karakter lokal,” ujarnya mengkritik.

Cerita rakyat dan lagu-lagu lokal misalnya menjadi modal sosial untuk mengembangkan budaya luhur dalam berorganisasi. Sayangnya, modal sosial dimaksud tidak dilestarikan. “Lagu gundul-gundul pacul dan dhandanggula misalnya mengandung filosofi karakter lokal, tetapi malah tidak diajarkan,” ujarnya menyayangkan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya mengajarkan pendidik agar memiliki dedikasi dalam pendidikan karakter dan budaya. “Bukan malah membuat orientasi mereka menjadi material. Indonesia butuh pendidik dan pemimpin yang berbasis budaya,” tuturnya. (Farih/Info Muria)

Kampus

Butuh Pemimpin Bermental Pejuang untuk Maju

Info Muria / Edisi XI/ Oktober-November 201212

Farih/Info Muria