info maritim edisi 2

16
Edisi II 2016 MELAYANI MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU

Transcript of info maritim edisi 2

Edisi II 2016

Melayani Masyarakat Kepulauan Seribu

2 Edisi II 2016

Media internal direktorat Jenderal Perhubungan laut

SuSunan penguruSpenanggung Jawab

direktur Jenderal Perhubungan lautSekretaris direktorat Jenderal Perhubungan laut

pengarah direktur lalu lintas dan angkutan laut

direktur kepelabuhanandirektur Perkapalan dan kepelautan

direktur kenavigasiandirektur kesatuan Penjagaan laut dan Pantai

redaktur pelaksanakepala bagian organisasi dan hubungan Masyarakat

redakturkepala Sub bagian hubungan Masyarakat

penyunting/editorSilo darmono

Staf redaksiPresti Febrianakandi tri astuti

deni Wisnu anggoroerawati

laura t. ameliaachmad Sopandji

Desain grafis & Fotografertim desain grafis

indi astonoSyahroni

Sekretariatrustam hidayat

alamat redaksigedung karya lt. 14, kementerian PerhubunganJl. Medan Merdeka barat no. 8, Jakarta 10110

telp/Fax. 021. 3450982, 3811308 ext. 5136e-mail : [email protected]

Pemerintahan Presiden Jokow Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya menghadirkan negara di tengah-tengan

masyarakat. Salah satunya melalui sektor transportasi laut. Sehingga pada masa pemerintahan ini banyak prasarana dan sarana transportasi yang dibangun.

Contohnya adalah membangun ratusan kapal dengan berbagai ukuran. Kapal-kapal yang sedang dibangun itu terdiri dari kapal perintis penumpang, kapal perintis barang, kapal ternak, kapal navigasi, dan kapal patroli KPLP. Bahkan dibangun juga kapal-kapal latih dan kapal-kapal simulator.

Sejak akhir bulan Januari hingga Februari 2016, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah banyak melakukan penandatanganan kontrak-kotrak kerja pembangunan kapal . Selain itu, telah sering juga melakukan peresmian pelayaran perdana kapal-kapal perintis.

Pada akhir bulan Januari yang lalu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan didampingi oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan pelayaran perdana pengoperasian kapal perintis KM Sabuk Nusantara 46 bagi masyarakat di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Kapal ini akan melayani rute Pelabuhan Sunda Kelapa – Pulau Untung Jawa – Pulau Pramuka – Pulau Tidung – Pulau Kelapa dan sebaliknya (PP).

Pengoperasian KM Sabuk Nusantara 46 itu sebagai wu jud komitmen Kementerian Perhubungan untuk terus me ning katkan kualitas pelayanan transportasi kepada masyarakat Kepulauan Seribu yang selama ini masih terbatas aksesibilitasnya.

Pada bulan Februari, dilakukan juga keel laying atau peletakan lunas 5 unit kapal khusus ternak. Selain itu, Direktorat Kenavigasian melakukan penandatangan kontrak pembangunan 5 unit kapal kelas 1 kenavigasian.

Sebagai penguatan di bidang SDM kelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melakukan pengukuhan para ahli ukur kapal. Hal ini untuk meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan kapal-kapal pada saat melakukan pelayaran.

Sedangkan dari aspek regulasi, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Keagenan Kapal dan PM 12 tahun 2016 tentang Jasa Pengurusan Transportasi atau JPT.

Melalui PM 11 Tahun 2016 dan PM 12 Tahun 2016 tersebut, Kementerian Perhubungan semakin memudahkan masyarakat dalam berusaha di bidang jasa transportasi.

transportasi Hadirkan negara di tengaH Masyarakat

koloMredaksi

izin Pengusahaan Jasa Pengurusan transportasi berlaku nasional

galangan kapal Pt bbS batam Siap Menerima Pembuatan kapal-kapal negara

direktorat kenavigasianbangun 5 unit kapal kelas i

kemenhub kembali Membangun 5 unit kapal ternak Halaman 6

Halaman 8

Halaman 12

Halaman 16

3Edisi II 2016

Melayani Masyarakat Kepulauan SeribuMenteri Perhubungan Ignasius

Jonan meresmikan pelayaran perdana kapal perintis KM

Sabuk Nusantara 46 di dermaga Pela-buhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis 28 Januari 2016. Kapal perintis ini untuk melayani masyarakat Kepu-lauan Seribu DKI Jakarta. Rute yang ditempuh adalah Pelabuhan Sunda Kelapa – Pulau Untung Jawa – Pulau Pra m uka – Pulau Tidung – Pulau Kelapa dan sebaliknya (PP).

Pengadaan kapal perintis ini me-rupakan wujud komitmen Kementeri-an Perhubungan untuk terus mening-katkan kualitas pelayanan transportasi kepada masyarakat dan untuk mening-katkan kapasitas sarana transportasi laut di Kepulauan Seribu yang selama

ini masih terbatas aksesibilitasnya. Sa at ini kebutuhan jasa transportasi laut masyarakat di daerah Kepulauan Seribu cukup tinggi, sementara sarana transportasi laut yang melayaninya masih sangat terbatas.

Untuk membiayai pengoperasian trayek kapal perintis tersebut, Ke-menhub telah menganggarkan Public Service Obligation (PSO) se-be sar Rp5,9 miliar ru-piah yang berasal dari DIPA pada Satuan Ker ja Sunda Kelapa, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.

3Edisi II 2016

4 Edisi II 2016

Dengan beroperasi nya KM. Sabuk Nusantara 46 ini, diharap-kan dapat memenuhi kebutuhan dan me ning katkan aksesibilitas masyarakat di daerah Kepulauan Seribu dengan tarif yang terjang-kau, dan tetap memperhatikan aspek keselamatan. Selain itu, diharapkan keberadaanya turut mendongkrak perekonomian ma-syarakat setempat yang ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat perdagang an dan industri di dae-rah tersebut.

Sementara itu, penugasan ke-pada PT. Pelni untuk mengopera-sikan kapal perintis milik Negara sebagaimana diamanatkan Per-aturan Presiden Republik Indone-sia Nomor 2 Tahun 2016 tentang penyelenggaran kegiatan pela-yan an publik kapal perintis milik negara, dilatarbelakangi karena Pelni memiliki pengalaman dalam pengoperasian angkutan laut pe-numpang dan barang dan memi-liki manajemen serta sumber daya yang memadai. PT. Pelni juga me rupakan perusahaan BUMN di bidang angkutan laut nasional dalam negeri baik penumpang ataupun barang yang saat ini me-miliki jaringan terbesar.

Selain itu, PT. Pelni selama ini sudah mempunyai standar pelayanan kepada penumpang

termasuk untuk perawatan kapal-nya. Sehingga diharapkan kuali-tas dan kontinyuitas pelayanan kepada penumpang akan tetap terjaga sepanjang tahun dan tidak mengalami gangguan yang dapat menurunkan pelayanan.

Turut hadir dalam peresmian itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Jen-deral Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit, Direktur

Perkapalan dan Kepelautan Hari Setyobudi, Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro, Syahban-dar Utama Tanjung Priok Capt. Sahattua P Simatupang, MM, MH, Kepala Distrik Navigasi Ke-las I Tanjung Priok Drs. Eko Hadi Rumekso, MBA, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

Dalam sambutannya, Men-hub Ignasius Jonan mengatakan, KM Sabuk Nusantara 46 terse-

SpeSiFiKaSi Kapal perintiS SabuK nuSantara 46

No Uraian Perintis

tipe 200 dwt 1 Panjang Seluruh kapal (loa) 42,00 m 2 Panjang antara garis tegak (lbP) 38,00 m 3 lebar (b) 9.00 m 4 tinggi geladak (h) 4.00 m 5 tinggi Sarat (t) 2,3 m 6 kecepatan Percobaan 12 knot 7 daya Mesin 2 x 500 hP 8 Jumlah Penumpang: - kelas ekonomi 114 org - kelas ii 114 org - kelas i 9 kapasitas ruang Muat 100 ton 10 Jumlah abk: 18 - kadet - komprador 11 kap. Sekoci Penolong 2 x 40 org - inflatable life raft (tipe terbuka) - Per unit 4 unit 25 X 4 = 100 orang 12 Fasilitas lainnya: - klinik - Pendingin ruangan - ruang rapat/Makan - Penumpang kelas

5Edisi II 2016

but sengaja disediakan oleh Kementerian Perhubungan untuk melayani mobilitas masyarakat di Kepulauan Seribu. Adapun tariff yang diberlakukan Rp12.000 per penumpang ditambah asuransi perjalanan sebesar Rp3.000.

Kapal Sabuk Nusantara 46 memiliki kecepatan 12 knot. Sehingga untuk me-layani seluruh rute membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Meskipun demikian Men-hub Ignasius Jonan menyerahkan kepada pemerintah DKI Jakarta untuk mengatur jadwal operasionalnya.

Pada kesempatan itu Menhub juga berpesan agar PT Pelni sebagai perusa-haan yang diberi tugas mengoperasikan KM Sabuk Nusantara 46 untuk tertib dan jangan sampai terjadi kecelakaan.

Sementara, Direktur Jenderal Per-hubungan Laut Capt. Bobby R Mama-hit dalam laporannya menyatakan bahwa peng operasian KM Sabuk Nusantara 46 di-tu jukan untuk memberikan pelayanan tran-sportasi dengan tarif yang sangat terjangkau kepada masyarakat Kepulauan Seribu.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tja-haja Purnama atau Ahok berterima kasih atas pemberian kapal perintis tersebut. Dia berharap perekonomian masyarakat Kepu-lauan Seribu bisa tumbuh dan lebih maju.

Selama ini tingkat kemiskinan ma-syarakat di Kepulauan Seribu mencapai 25 persen. Pertumbuhan ekonominya le-bih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji akan meningkatkan pelayanan transportasi dan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Seribu. Saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang berupaya untuk membuat setiap warga yang memiliki KTP Kepu-lauan Seribu dapat menikmati layanan transportasi laut secara gratis.

“Kami ingin pemegang KTP Pulau seribu bisa bolak balik ke Jakarta tanpa perlu bayar. Bila perlu Bus Transjakarta juga masuk aja ke Pelabuhan Sunda Ke-lapa, dan gratis juga buat warga yang me-miliki KTP Kepulauan Seribu,” kata Gu-bernur DKI Jakartata.

Gubernur DKI Jakarta juga ber-harap, KM Sabuk Nusantara 46 bisa ikut mendorong pembangunan ekonomi dae-rah serta kesejahteraan masyarakat Ke-pulauan Seribu yang terbagi dalam lima kelurahan itu. Silo

6 Edisi II 2016

Kemenhub Kembali membangun 5 unit Kapal ternaK

D irektorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhu bung-an melakukan peletakan lunas

atau keel laying 5 (lima) kapal ternak di galangan kapal PT Bahtera Bahari Shipyard (BBS), Batam, Senin, 15 Februari 2016.

Hadir pada kesempatan itu Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Hub-la Kemenhub Capt. Hari Setyobudi yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ternak Kementerian Pertanian Fini Murfiani, Direktur Utama PT BBS Batam Budi-man, B.Sc, Direktur Utama PT Adilu-hung Saranasegara Indonesia Anita Puji Utami, Direktur Teknik PT Pelni OM Sodikin, dan pejabat terkait lainnya.

Pembangunan 5 (lima) unit kapal ini merupakan lanjutan dari DIPA ta-hun 2015 sebesar Rp294,89 miliar dan di bangun dengan sistem multiyears se-lama 25 bulan. Meskipun demikian pe-nyelesaiannya digharapkan bisa lebih di-percepat dengan tetap memperhatikan kualitas kapal.

Tujuan pembangunan kapal ternak untuk mendukung program pemerin-

tah dalam distribusi daging sapi/ker-bau dalam usaha mencapai swasembada daging. Juga mengimplementasikan prinsip animal welfare atau kesejahter-aan hewan.

Pembangunan kapal ternak ini mengacu kepada standarisasi dan per-aturan internasional. Kapal ini juga se bagai wujud dari program Tol Laut yang saat ini dicanangkan oleh peme-rintah.

Semua perlatan dan teknologi yang terdapat di dalam kapal ternak terse-but merupakan yang paling mutakhir. Semuanya itu untuk memudahkan ope-ra sional dan perawatan kapal ini.

Kementerian Perhubungan juga melalui Direktorat Jenderal Perhubung-an Laut mengalokasikan dana sebesar Rp24 miliar untuk Public Service Obi-gation (PSO) operasional kapal khusus pengakutan ternak. PSO sebesar itu di berika selama satu tahun kepada PT Pelni yang diberi tugas mengoperasikan kapal ternak tersebut.

Sebelumnya, Kemenhub telah ber-hasil membuat satu kapal khusus ang-kut ternak yaitu KM Camara Nusan-tara 1. Kapal tersebut telah dioperasikan

6 Edisi II 2016

7Edisi II 2016

oleh PT Pelni dan sudah beberapa kali melakukan playaran (voyage) untuk mengangkut ternak dari sentra-sentra ternak di NTT dan NTB. Kementerian perhubungan memberikan subsidi sebesar Rp750 juta hingga Rp800 juta per voyage.

Subsidi sebesar itu berarti Kemen-

hub me nanggung biaya angkut sekitar Rp1,5 juta per ekor. Sebelum biaya angkut sapi dari NTT ke Jakarta sekitar Rp1,8 juta per ekor. Sehinnga peternak atau pembeli sapi hanya cukup membayar sekitar Rp300 ribu per ekor.

Dengan pola pemberian PSO kepada pengang-kutan hewan ternak tersebut, diyakini harga dag-

ing sapi bisa lebih murah dari yang sebel-umnya. Ketersediaan daging sapi pun

bisa lebih terkendali. Sehingga dapat menguntungkan

masyarakat. Silo

spesifikasi UMUM kapal ternak Km Camara nuSantara 2 – 6uKuran utamaloa : 69.78 meterlPP : 65.80 meterb : 13.60 meterh : 4.30 metert : 3.50 meterVtr : 13.00 knotsabk : 32 orang muatankapasitas ternak : 500 ekorbarang/kargo : 150 ton

KapaSitaS tangKibahan bakar : 130 tonair tawar : 174 tonPelumas : 380 liter Sewage : 12 ton

SiStem permeSinan Mesin induk : 2 X Yanmar 6eY – 17.Wdaya : 2 X 1100 hP/1.450 rpmMesin bantu : 3 X 140 kva Marine aedaya : 140 kva, 220/380V, 50 hzPropeller : Fix Propeller

peralatan navigaS Dan KomuniKaSi• gMdSS area a-2• MF/hF dSC Watch receiver• VhF radio• gyrocompas + autopilot• automatic identification System (aiS)• Ship Security alert System (SSaS)• global Positioning System (gPS)• two Way Portable radio (ht)

spesifikasi kHUsUs kapal ternak Km Camara nuSantara 2 – 6blower SyStemkapal ini dilengkapi dengan sistem blower/ventilasi dimana sistem tersebut berada pada setiap ruangan ternak deck a, b, C, dan d sebagai ventilator untuk menetralisir gas amoniak yang ditimbulkan oleh kotoran ternak.

Sewage SyStemSistem pembuangan kotoran yang disiapkan pada ujung kandang ternak akan dilokalisir pada tempat pembuangan khusus dimana penampungan pembuangan kotoran maksimal 12 m3.

FeeDing SyStemSistem pakan ini didesain sedemikian rupa dimana sistem pemakaman menggunakan secara manual guna kebutuhan ternak selama perjalanan.

water SyStemdilengkapi secara otomatis yang diletakan di setiap kandang ternak yaitu air keluar dengan sendirinya setelah air yang tersedia habis di tempat moncong sapi apabila air habis. ruang meDiS Dan Karantinadisiapkan ruang medis khusus ternak yang sakit, stress atau depresi dimana petugasnya adalah mantri dan dokter hewan. Sedangkan ruangan khusus karantina untuk ternak yang sakit atau tidak sehat.

7Edisi II 2016

8 Edisi II 2016

Kementerian Perhubungan menerbitkan atur an baru yaitu Peraturan Menteri Per-hubungan Nomor PM 12 Tahun 2016

tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi ( JPT).

Dalam PM 12 Tahun 2016 disebutkan bahwa izin usaha jasa pengurusan transportasi yang di-berikan oleh Gubernur provinsi tempat perusahaan berdomisili akan berlaku secara nasional di seluruh

Indonesia selama perusahaan tersebut masih men-jalankan usahanya.

Peraturan Menteri Nomor PM 12 Tahun 2016 tersebut merupakan penyempurnaan terhadap Per-aturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan Men-teri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015, Per-aturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2015, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2015 yang mengatur tentang Pe-nyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi.

Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forward-ing) adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepenting an pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksanannya pe-ngiriman dan penerimaan barang melalui transpor-

tasi darat, perkeretaapian, laut, dan udara.Untuk mendirikan perusahaan jasa

pengurusan transportasi penanaman mo-dal dalam negeri, harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh Gubernur tempat di mana perusahaan tersebut berada.

Meskipun izin JPT berlaku secara nasi-onal, setiap perusahaan jasa pengurusan trans-portasi penanaman modal dalam negeri yang in-gin melakukan pembukaan kantor cabang, wajib me-laporkan kepada Gubernur Provinsi setempat dengan

ditembuskan ke penyelenggara pelabuhan dan oto-ritas transportasi lainnya bagi wilayah provinsi yang tidak memiliki pelabuhan dan asosiasi logistik.

Sedangkan bagi perusahaan joint venture dan Penanaman Modal Asing yang akan melakukan pembukaan kantor cabang juga harus dilaporkan ke-pada Kepala BKPM dengan ditembuskan ke penye-lenggara pelabuhan dan otoritas transportasi lainnya bagi wilayah provinsi yang tidak memiliki pelabuhan dan asosiasi logistik.

Berdasarkan aturan baru ini izin pengusahaan jasa pengurusan transportasi ( JPT) berlaku secara nasional. Berikut syarat-syarat. administratif izin usaha perusahaan jasa pengurusan transportasi, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) dan joint venture.

izin penguSahaanJaSa penguruSan tranSportaSiberlaKu naSional

9Edisi II 2016

JaSa PeNgUrUSaN traNSPortaSi (Freight Forwarding)

adalaH USaHa yaNg ditUJUkaN UNtUk mewakili kePeNtiNg aN

Pemilik baraNg UNtUk meNgUrUS SemUa kegiataN yaNg diPerlUkaN bagi terlakSaNaNNya PeNgirimaN

daN PeNerimaaN baraNg melalUi traNSPortaSi darat,

PerkeretaaPiaN, laUt, daN Udara.

Bagi PMDN, wajib memiliki akte pendirian per-usahaan, Nomor Pokok Waib Pajak (NPWP), surat keterangan domisili perusahaan, memiliki penang-gungjawab, memiliki tenaga ahli Warga Negara Indo-nesia dengan kualifikasi pendidikan tertentu, memiliki surat rekomendasi tertulis dari penyelenggara pela-buhan setempat serta asosiasi di bidang jasa penguru-san transportasi dan logistik.

Selain itu, perusahaan harus memiliki modal dasar paling sedikit Rp25 miliar, dan paling sedikit 25% dari modal dasar tersebut harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau diaudit oleh kantor akuntan publik.

Bagi badan usaha yang memiliki modal lebih ke-cil dari nominal tersebut, wajib memperoleh surat per-nyataan/persetujuan dari asosiasi di bidang Jasa Pengu-rusan Transportasi.

Sementara bagi perusahaan jasa pengurusan trans-portasi yang berstatus joint venture (usaha patungan) dan Penanaman Modal Asing harus memenuhi be-berapa persyaratan administratif, antara lain memiliki akte perusahaan yang disahkan Kementerian Hukum dan HAM, bukti setor dan penyertaan mo dal, No-

mor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Direktorat Jenderal Pajak, keterang-an domisili perusahaan, izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan investasi paling sedikit US$10.000.000,- dan paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penye-toran yang sah atau diaudit oleh kantor akuntan publik.

Kemudian harus memiliki tanda daftar perusahaan dari Kementerian Perdagangan, keterangan izin tinggal terbatas dari Kementerian Hukum dan HAM bagi pe-milik saham, izin mempekerjakan tenaga kerja asing dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tenaga ahli WNI dengan kualifikasi tertentu, serta memiliki surat rekomendasi dari penyelenggara pelabuhan setempat atau asosiasi di bidang logistik yang terdaftar di Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Presti/Pandji

10 Edisi II 2016

D irektorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemen-hub) mengumpulkan puluhan pengusaha

pelayaran yang berdomisili di Sumatera, Bangka Be-litung, dan Kepulauan Riau di Batam. Kegiatan yang digelar pada Selasa (16/2/2016) itu untuk menyosia-lisasikan Peraturan Menteri Perhubungan PM No. 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Dan Pen-gusahaan Keagenan Kapal.

Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Hubla Capt. Hari Setyobudi saat membacakan sam-butan Dirjen Hubla mengatakan bahwa PM No 11 tahun 2016 yang dikeluarkan pada 18 Januari 2015 merupakan amanat Pasal 34, 155, dan 176 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angku-tan di Perairan.

Berdasarkan PM No 11 tahun 2016 tersebut, pe-merintah membatasi penyelenggaraan usaha keagenan kapal, yaitu hanya dikhususkan untuk pelayanan jasa yang dilakukan untuk mewakili perusahaan angkutan laut asing dan/atau perusahaan angkutan laut nasional dalam rangka mengurus kepentingan kapal perusa-haan angkutan mereka selama berada di Indonesia.

Dengan diterbitkannya peraturan ini maka pen-gusahaan keagenan kapal, selain dapat dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut nasional yang me-miliki Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL), juga dapat dilakukan oleh perusahaan na-sional keagenan kapal.

Terkait dengan persyaratan perizinan usaha, dalam PM 11 Tahun 2016 disebutkan bahwa peru-sahaan nasional keagenan kapal wajib memiliki izin usaha yang diberikan oleh Direktur Jenderal jika telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan lain, perusahaan harus memiliki modal usaha berupa moda dasar paling sedikit Rp6 Miliar dan modal disetor paling sedikit Rp1,5 Miliar.

Selanjutnya Ditjen Perhubungan Laut melaku-kan penelitian atas persyaratan permohonan izin us-aha keagenan kapal dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima permohonan se-cara lengkap. Jika berdasarkan hasil penelitian per-syaratan telah terpenuhi, Surat Izin Usaha Perusa-haan Keagenan Kapal (SIUPKK) akan diterbitkan dan berlaku selama perusahaan nasional keagenan kapal masih menjalankan kegiatan usahannya dan dievaluasi setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Dirjen Perhubungan Laut.

Perusahaan nasional keagenan kapal bertang-gungjawab terhadap kapal asing dan kapal berben-dera nasional yang diageninya selama berada di Indo-nesia serta berhak menerima pembayaran dari pemi-lik kapal sesuai dengan kesepakatan. Jika perusahaan keagenan kapal dimaksud melanggar ketentuan yang telah disepakati maka dapat dikenai sanksi adminis-tratif yang berupa peringatan tertulis, pembekuan izin, atau pencabutan izin oleh Direktur Jenderal Per-hubungan Laut. Presti

menteri perhubungan ubah izin uSaha Keagenan Kapal

11Edisi II 2016

DitKapel menguKuhKan 60 orang ahli uKur

11

Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut Kementerian Perhubungan mengukuhkan 60 orang ahli pen-gukuran kapal. Kegiatan ini di-laksanakan selama tiga hari, Rabu – Jumat 17-19 Februari 2016) di Hotel Amaroossa, Bekasi, Jawa Barat.

Tujuan dilaksanakannya keg-iatan ini yaitu untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Per-

hubungan nomor PM. 8 Tahun 2013 Tentang Pengukuran Kapal serta untuk mendukung pelaksa-naan verifikasi pengukuran kapal ikan.

irektur Perkapalan dan Ke-pelautan Sugeng Wibowo dalam sambutan pembukaannya men-gatakan, pengukuhan para ahli ukur kapal ini untuk mening-katkan kualitas SDM di bidang pengukuran kapal. Berharap dari kegiatan ini mampu meningkat-

kan kualitas pengukuran kapal yang akhirnya dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna jasa.

Pngukuran adalah untuk menetukan tonasi kotor dan to-nasi bersih sebuah kapal sebelum dioperasikan. Pengukuran ini se-bagai langkah awal kapal untuk memperoleh sertifikasi terkait ke-selamatan, pengawakan, pencema-ran dan perlindungan lingkungan maritime.

Pengukuran kapal juga meru-pakan embrio dari penyeleng-garaan kelaiklautan kapal yang menganut asas publisitas. Artinya setiap pihak dapat meminta infor-masi atas kapal yang telah diukur dan mendapat pengesahan serta terdaftar, baik data fisik maupun status hukum kapal. Sehingga pendokumentasian pun harus di-lakukan dengan baik.

Setiap ahli ukur wajib men-catat semua kegiatan pengukuran kapal pada buku register III pen-gukuran kapal. Kemudian dikirim ke kantor pusat melalui Direk-torat Perkapalan dan Kepelautan. Kegiatan ini juga sekaligus untuk pemutakhiran data base kapal In-donesia. laura

12 Edisi II 2016

D irektorat Kenavigasian Direk-torat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kem-

bali membangun lima unit kapal kelas I kenavigasian. Kontrak pembangunannya ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan kapal ke-navigasian Diitjen Hubla dengan Direk-tur Utama Galangan Kapal PT. Palindo Marine di ruang kerja Direktur Kenavi-gasian pada hari Senin 22 Februari 2016.

Penandatanganan kontrak tersebut disaksikan oleh pelaksana tugas (Plt) Di-rektur Jenderal Perhubungan Laut DR. Umar Aris, SH, MM, MH dan Direktur Kenavigasian Ir. Bambang Wiyanto, MM, dan Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Capt. Hari Setyobudi.

Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal DR. Umar Aris, SH, MM, MH mengatakan, pembangunan kapal ke-

navigasian memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam mendukung terciptanya keselamatan pelayaran. Kapal kenavigasian ini berfungsi untuk melak-sanakan tugas pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) serta melaku-kan pendistribusian perbekalan di seluruh wilayah perairan Indonesia.

Plt. Diteh Hubla DR. Umar Aris, SH, MM, MH meminta agar proyek ini dikerjakan sebaik-baiknya. Jangan ada se-dikitpun niat yang kurang baik. Apalagi sampai menyalahi undang-undang.

Perusahaan pemenang tender harus memperhatikan betul prinsip good quality, good price, dan good delivery sesuai arahan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

“Bapak Menteri Perhubungan Igna-sius Jonan telah berulang kali menekan-kan bahwa kapal-kapal yang dibuat ha-rus berkualitas tinggi dengan memper-

DireKtorat KenavigaSian bangun 5 unit Kapal KelaS i

13Edisi II 2016

hatikan harga serta tenggat waktu pengiriman yang tepat,” ujar Plt. Dirjen Hubla DR. Umar Aris, SH, MM, MH.

Ia meminta jangan mem-buat kapal asal-asalan dan dengan kualitas abal-abal. Semuanya ha-rus memenuhi seluruh persyaratan sesuai regulasi dan kontrak kerja.

Direktur Kenavigasian Ir. Bambang Wiyanto, MM dalam laporannya me ngatakan bahwa pembangun 5 unit kapal ini meru-pakan lanjutan dari penandatan-ganan kontrak pembangunan ka-pal kenavigasian yang telah dilak-sanakan pada Desember 2015 lalu.

Adapun kelima kapal terse-but masing-masing 3 unit kapal kelas I tahao III Paket A dan 2 unit kapal paket B. Adapun dana pembangunan 5 unit kapal terse-but berasal dari APBN sebesar Rp618,25 miliar. Jangka waktu pembangunannya selama 22 bulan atau multi years.

Direktur Kenavigasian juga berharap agar pembangunan 5 unit kapal navigasi bisa lebih di-percepat yaitu sebelum 22 bulan sudah selesai.

“Tentunya sesuai arahan Bapak Plt. Dirjen Perhubungan Laut yang barusan beliau sampai-kan yaitu kapal yang berkualitas baik,” ujar Direktur Kenavigasian.

Pada kesempatan itu, Direk-tur Kenavigasian juga menyam-paikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan berniat menggan-deng perusahaan asing untuk membangun empat kapal induk kenavigasian. Saat ini prosesnya sudah dimulai dan sedang dibahas di Bappenas.

“Melengkapi armada kapal kenavigasian kami sedang meng-usulkan mencari pendanaan dari luar negeri untuk membangun empat kapal induk,” katanya.

Saat ini perusahaan asing yang telah menyatakan minat mendanai pembangunan kapal induk kenavigasian adalah JICA

( Jepang) dan Damen Shipyard (Belanda).

Selain membangun empat unit kapal induk, tahun 2017 juga direncanakan membangun 16 ka-pal kelas I kenavigasian. Sehingga untuk anggaran 2017 total kapal yang dibangun mencapai 20 unit.

Rencana itu sebagai upaya Kementerian Perhubungan mem-buat 50 kapal lagi selama lima ta-hun ke depan. Pasalnya, saat ini Kemenhub baru memiliki sekitar 63 kapal kenavigasian. Itu pun sebagian besar sudah berusia tua. Bahkan ada yang telah berusia di atas 40 tahun. Sopandji

PembaNgUNaN kaPal keNavigaSiaN memiliki PeraN yaNg

SaNgat PeNtiNg daN StrategiS

dalam meNdUkUNg terciPtaNya keSelamataN PelayaraN.

14 Edisi II 2016

D irektur Jenderal Perhu-bungan Laut Kemen-terian Perhubungan Capt.

Bobby R Mamahit memimpin upacara serah terima jabatan empat pejabat struktural di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan pada Senin, 15 Februari 2016.

Pada kesempatan itu Direk-tur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Bobby R Mamahit meminta agar seluruh pejabat Direktorat Jender-al Perhubungan Laut konsisten menjaga semangat perubahan, se-hingga mampu mempertahankan segala capaian yang telah dilaku-kan selama ini.

Seluruh pembangunan yang dilakukan pun harus mampu mem-berikan dampak dan manfaat bagi masyarakat, dengan tetap mem-prioritaskan 4 (empat) aspek yaitu peningkatan keselamatan dan ke-amanan transportasi, pe ningkatan pelayanan, peningkat an kapasitas, sera tata kelola dan regulasi.

Pada Tahun Anggaran 2016, Ditjen Hubla juga optimis akan mampu mencapai daya serap di atas 90%, caranya adalah dengan melakukan percepatan lelang dan penandatanganan kontrak ke-giatan di awal tahun.

Dirjen Hubla menegaskan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta agar setiap pem-bangunan transportasi, termasuk transportasi laut, mengedepankan aspek kewajaran harga. Sehingga pembangunan tersebut memberi-kan manfaat yang besar bagi ma-syarakat.

Menhub juga memberikan arahan yang harus diperhatikan oleh seluruh pejabat Direkto-rat Jenderal Perhubungan Laut. Arahan Menhub tersebut antara lain pertama, tentang optima-lisasi Unit Penyelenggara Pela-buhan (UPP) terutama yang akan menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Sehingga perlu dilakukan penambahan alat bongkar muat yang diajukan di APBNP 2016.

DirJen hubla pimpin Serah terima Jabatan empat peJabat StruKtural

DR. Umar Aris, SH, MM, MH Ditugaskan Sebagai Plt. Dirjen Perhubungan Laut

Menteri Perhubungan Igna-sius Jonan menugaskan DR. Umar Aris, SH, MM, MH, sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ke-menterian Perhubungan. Penun-jukkan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 201 Tahun 2016 Ten-

tang Pemberian Kuasa Kepada Saudara Umar Aris Selaku Pelak-sana Tugas Direktur Jenderal Per-hubungan Laut.

Hari ini Menteri Perhubun-gan telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang pemberhen-tian sementara Capt. Bobby R Mamahit sebagai Direktur Jen-

deral Perhubungan Laut dan menunjuk DR. Umar Aris, SH, MM, MH sebagai pelaksana tu-gas Direktur Jenderal Perhubun-gan Laut,” kata Kepala Biro Ko-munikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata di Jakarta, Rabu, 17 Feb-ruari 2016.

15Edisi II 2016

Beberapa tugas didelegasikan kepada DR. Umar Aris, SH, MM, MH sebagai pelaksana tugas Di-rektur Jenderal Perhubungan Laut diantaranya adalah memimpin dan melakukan rapat-rapat kerja, menandatangani dokumen ren-cana kerja dan anggaran, dan keg-iatan administratif lainnya seperti administrasi pembangunan kapak dan sebagainya. Sedangkan un-tuk hal-hal yang sifatnya strategis, harus dilakukan berdasarkan hasil konsultasi terlebih dahulu kepada

Menteri perhubugan. DR. Umar Aris, SH, MM,

MH saat ini masih menjabat se-ba gai Staf Ahli Menteri Perhu-bungan Bidang Hukum dan Re-formasi Birokrasi Kementerian Per hubungan. Sebelumnya ia juga sempat menjabat se bagai Kepala Bagian Hu kum Direktorat Jen deral Perhubungan La ut dan Kepala Biro Hu kum Kemente ri an Perhubungan. deni

Kemudian Menhub juga ber-pesan agar pembangunan kapal patroli tahun ini dilakukan secara maksimal dan ditempatkan di dae-rah-daerah yang luas wilayah per-airannya dengan efektif dan fokus kepada tujuan, bukan fokus kepada penghamburan uang ope rasi.

“Perbaikan dan pemeliharaan peralatan navigasi untuk pening-katan keselamatan, bukan semata-

mata pemerataan proyek,” ujarnya.Terkait empat pejabat baru di

lingkungan Ditjen Hubla adalah KSOP Kelas III Kupang NTT Capt. Frederick H. Roinwom-an, KSOP Kelas II Kijang Capt. Sanggam Marihot, SE, MM, KSOP Kelas I Sorong Amiruddin, MM, dan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Belawan Capt. Gajah Rooseno. erawati

16 Edisi II 2016

galangan Kapal pt bbS batam Siap menerima pembuatan

Kapal-Kapal negaraD irektur Utama PT Bahtera Bahari Ship-

yard (BBS) Batam Selamat Budiman,B.Sc. optimistis mampu menyelesaikan

pembangunan tiga unit kapal khusus pengang-kut ternak sesuai target yang diminta oleh Ke-menterian Perhubungan yaitu Desember 2017.

Optimisme diungkap Selamat Budiman ketika peletakan keel laying atau lunas 5 unit kapal khusus pengangkut ternak oleh Direktur Lalu Lintas Ang-kutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementeri-an Perhubungan Capt. Hari Setyobudi di galangan PT BBS Batam, Senin 15 Februari 2016.

Selamat Budiman ya-kin penye-le saian pe-kerjaan bisa lebih diper-cepat lagi bila semua bahan baku yang di-bu tuhkan su-dah tersedia. Sebab saat ini sekitar 40% bahan baku kapal masih harus impor, terutama un-tuk mesin utama dan peralatan safety kapal seperti alat-alat navigasi dan yang lainnya.

Adapun bahan baku berupa besi baja sudah dapat terpenuhi oleh perusahaan dalam negeri yaitu PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten.

Budiman menyatakan

terima kasih kepada Kementerian Perhubung-an, khususnya Direktorat Jenderal Perhubung-an Laut yang telah memberikan kesempatan kepada perusahaan galangan nasional untuk turut serta menyukseskan program Nawa Cita yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, khususnya Nawa Cita di sektor transportasi laut yang dikenal dengan konsep tol laut.

Menurutnya, hal ini merupakan ke-sempatan yang sangat luar biasa bagi para pengusaha ga langan nasional karena dili-batkan langsung dalam pem-buatan ratusan kapal Negara. Ia berjanji kesempatan bagus ini tidak akan disia-siakan de-ngan cara membuat produk

yang berkualitas, dan efektif serta efisien.

Selain itu, de-ngan pengalaman se bagai galangan ka-pal yang telah men-capai puluhan tahun serta ditunjang oleh

perlengkapan produksi mutakhir dan SDM yang mumpuni, Budiman me-ngaku siap menerima berapa pun per-mintaan pembuatan kapal.

PT Bahtera Bahari Shipyard saat ini memiliki galangan yang

berdiri di atas lahan seluas 53 hektare. Galangan ini mampu membuat 20 ka-pal tug boat dalam waktu bersamaan. Silo