Info Muria Edisi 13

12
Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013 Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMK Cerdas dan Santun ISSN: 2088-2920 www.umk.ac.id FAKULTAS TEKNIK UMK INFO MURIA C u lt u r e U n i v e r s i t y P rogram Studi Elektro Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (UMK) telah mengembangkan energi alternatif solar cell (sel surya). Solar cell adalah teknologi mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Kepala Program Studi (Kaprogdi) Elektro Fakultas Teknik (FT) UMK, Ir. Untung Udayana, MKom menuturkan bahwa pihaknya sejak 2011 telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pati dalam pemanfaatan cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi listrik bersumber dari solar cell dengan kapasitas daya 2000 watt telah dimanfaatkan pada tugu di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pati sebagai percontohan. “Agar ditiru masyarakat,” harapnya. Selain itu, teknologi ini juga telah diterapkan di lampu penerangan jalan dan taman di kawasan alun-alun Pati. Di area ini pihaknya mampu menyediakan energi berkapasitas daya sebesar 5000 watt. Nilai plus dari teknologi yang dikembangkan oleh Progdi Elektro FT UMK ini adalah pada modifikasi lampu. Lampu penerangan jalan yang biasanya menggunakan sistem tegangan DC (Direct Current/Arus Searah), oleh pihaknya dimodifikasi dengan tegangan AC (Alternating Current/Arus Bolak Balik). Menurutnya, dengan cara tersebut perawatan akan lebih irit. Selain itu kelebihan menggunakan energi jenis ini adalah pada masa hidup (life time) antara 30 sampai 40 tahun. Penggunaannya pun lebih praktis karena dibuat secara portable. Di Indonesia, teknologi semacam ini belum banyak dimanfaatkan. Padahal, paparan cahaya matahari melimpah menjadi potensi besar. Energi sel surya juga menjadi energi masa depan. Pasalnya, energi berbahan fosil yang tidak ramah lingkungan kian terbatas dan mahal. “Energi surya termasuk green energy, sebab lebih ramah lingkungan dan bebas polusi,” ujarnya. Disamping teknologi tersebut, ungkap Untung, Progdi Elektro juga sedang membuat prototype (bentuk dasar) alat sensor kebakaran hutan yang rencananya akan dimanfaatkan pada hutan-hutan di Kalimantan. Alat ini bisa mengirimkan data digital mengenai suhu, kelembaban, dan kepekatan asap di hutan melalui teknologi radio komunikasi. Pihaknya telah melakukan kerjasama dengan bebrapa instansi terkait. Pengembangan TTG Selain kedua program di atas, saat ini FT telah menyiapkan program untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus. Dekan Fakultas Teknik UMK, Rochmad Winarso, ST MT menyadari akan peran penting yang dapat diberikan oleh fakultas yang dipimpinnya. Untuk menyukseskan program tersebut, Fakultas Teknik, akan membuat peta potensi UMKM di wilayah Kudus dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geografic Information System (GIS). Melalui alat berbasis komputer ini informasi mengenai data UMKM, potensi serta permasalahan akan diketahui di masing-masing kecamatan. “Fakultas siap membantu membuat Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dibutuhkan untuk membantu memajukan UMKM di Kudus,” katanya. Di Fakultas Teknik misalnya telah berhasil dibuat mesin pengering jagung, mesin pengupas serabut kelapa, mesin pengayak tepung, mesin pembuat susu kedelai, mesin pelebur plastik, mesin sistem destilasi etanol, mesin pengepres hasil fermentasi ketela pohon, mesin pengupas kulit kopi dan semacamnya. Untuk membantu promosi, jelas Dekan, pihaknya bersedia untuk membuatkan sistem informasi online berbasis website sehingga produk UMKM dapat diakses secara online. “Tidak hanya untuk UMK, sekolah, puskesmas dan unit semacamnya dapat ikut memanfaatkan sarana ini,” terangnya. (Farih/Info Muria) Kembangkan Listrik Tenaga Matahari Kaprogdi Elektro Fakultas Teknik UMK, Ir. Untung Udayana, MKom memberikan penjelasan salah satu hasil pengembangan teknologi yang dilakukan. Dok. Info Muria

description

Kembangkan Listrik Tenaga Matahari

Transcript of Info Muria Edisi 13

Page 1: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMKCerdas dan Santun ISSN: 2088-2920www.umk.ac.id

fakultas teknik uMk

INFO MURIACulture Univers

ity

Program Studi Elektro Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (UMK) telah mengembangkan energi alternatif solar cell (sel surya). Solar cell adalah teknologi

mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Kepala Program Studi (Kaprogdi) Elektro Fakultas

Teknik (FT) UMK, Ir. Untung Udayana, MKom menuturkan bahwa pihaknya sejak 2011 telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pati dalam pemanfaatan cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi listrik bersumber dari solar cell dengan kapasitas daya 2000 watt telah dimanfaatkan pada tugu di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pati sebagai percontohan. “Agar ditiru masyarakat,” harapnya.

Selain itu, teknologi ini juga telah diterapkan di lampu penerangan jalan dan taman di kawasan alun-alun Pati. Di area ini pihaknya mampu menyediakan energi berkapasitas daya sebesar 5000 watt.

Nilai plus dari teknologi yang dikembangkan oleh Progdi Elektro FT UMK ini adalah pada modifikasi lampu. Lampu penerangan jalan yang biasanya menggunakan sistem tegangan DC (Direct Current/Arus Searah), oleh pihaknya dimodifikasi dengan tegangan AC (Alternating Current/Arus Bolak Balik). Menurutnya, dengan cara tersebut perawatan akan lebih irit.

Selain itu kelebihan menggunakan energi jenis ini adalah pada masa hidup (life time) antara 30 sampai 40 tahun. Penggunaannya pun lebih praktis karena dibuat secara portable.

Di Indonesia, teknologi semacam ini belum banyak dimanfaatkan. Padahal, paparan cahaya matahari melimpah menjadi potensi besar. Energi sel surya juga menjadi energi masa depan. Pasalnya, energi berbahan fosil yang tidak ramah lingkungan kian terbatas dan mahal. “Energi surya termasuk green energy, sebab lebih ramah lingkungan dan bebas polusi,” ujarnya.

Disamping teknologi tersebut, ungkap Untung, Progdi Elektro juga sedang membuat prototype (bentuk dasar) alat sensor kebakaran hutan yang rencananya akan dimanfaatkan

pada hutan-hutan di Kalimantan. Alat ini bisa mengirimkan data digital mengenai suhu, kelembaban, dan kepekatan asap di hutan melalui teknologi radio komunikasi. Pihaknya telah melakukan kerjasama dengan bebrapa instansi terkait.

Pengembangan TTGSelain kedua program di atas, saat ini FT telah menyiapkan

program untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus. Dekan Fakultas Teknik UMK, Rochmad Winarso, ST MT menyadari akan peran penting yang dapat diberikan oleh fakultas yang dipimpinnya.

Untuk menyukseskan program tersebut, Fakultas Teknik, akan membuat peta potensi UMKM di wilayah Kudus dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geografic Information System (GIS). Melalui alat berbasis komputer ini informasi mengenai data UMKM, potensi serta permasalahan akan diketahui di masing-masing kecamatan.

“Fakultas siap membantu membuat Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dibutuhkan untuk membantu memajukan UMKM di Kudus,” katanya.

Di Fakultas Teknik misalnya telah berhasil dibuat mesin pengering jagung, mesin pengupas serabut kelapa, mesin pengayak tepung, mesin pembuat susu kedelai, mesin pelebur plastik, mesin sistem destilasi etanol, mesin pengepres hasil fermentasi ketela pohon, mesin pengupas kulit kopi dan semacamnya.

Untuk membantu promosi, jelas Dekan, pihaknya bersedia untuk membuatkan sistem informasi online berbasis website sehingga produk UMKM dapat diakses secara online. “Tidak hanya untuk UMK, sekolah, puskesmas dan unit semacamnya dapat ikut memanfaatkan sarana ini,” terangnya. (Farih/Info Muria)

Kembangkan Listrik Tenaga Matahari

Kaprogdi Elektro Fakultas Teknik UMK, Ir. Untung Udayana, MKom memberikan penjelasan salah satu hasil pengembangan teknologi yang dilakukan.

Dok. Info Muria

Page 2: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 20132

Profil

Penanggung Jawab: Rektor UMK, Pengarah: Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor Rektor III, Wakil Rektor IV, Pimpinan Redaksi: Zamhuri, Redaktur Pelaksana: M Widjanarko, Sekretaris Redaksi: Noor Athiyah, Staf Redaksi: Farih Lidinnillah, Much Harun. Diterbitkan oleh Humas Universitas Muria Kudus. Alamat: Gondangmanis PO. Box 53 Bae Kudus 59352 (0291) 438229. Redaksi menerima artikel, foto dan tulisan lainnya dilampiri kartu identitas melalui email: [email protected]. atau [email protected]. Info Muria bisa diunduh di www.umk.ac.id

SuSunan RedaKSi info MuRia

TajukPemanfaatan TTG Bersinergi dengan industri

projas F Teknik

Terbentuknya Unit Program dan Jasa (PROJAS) Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (FT UMK) tidak terlepas dari keberhasilan Program Studi Teknik

Mesin. Projas FT UMK yang baru berdiri 2013 ini mempunyai misi besar untuk bisa bersinergi antara FT UMK dan industri di Kudus. “Kita sudah menyiapkan mesin CNC (Computer Numerical Control ) pada pada tahun ajaran ini,” tambah dekan FT UMK, Rochmad Winarso, ST, MT.

CNC bermanfaat untuk mengukur agar mesin yang dibuat memiliki keakuratan tinggi. “Dulu kita masih konvensional dengan menggunakan hitungan biasa untuk membuat mesin, namun setelah mesin ini ada, maka kita sudah bisa menggunakan nomor melalui komputer untuk membuat mesin (modern),” kata pria kelahiran Kudus ini.

Projas selama ini memberikan bantuan kepada karyawan dan dosen UMK serta masyarakat untuk bisa memanfaatkan teknologi yang di kembangkan di UMK. “Di Program Studi Teknik Mesin UMK telah lama dimanfaatkan oleh karyawan dan dosen UMK pada bidang pengelasan seperti pembuatan tralis, kanopi dan lainnya,” ujar Winarso.

Projas diimplemantasikan melalui setiap progdi dengan target dan sasaran yang berbeda-beda. Untuk Progdi Teknik Mesin misalnya, masih dalam tahap pengelasan. “Ke depan diharapkan sudah bisa mengikuti dengan perkembangan teknologi dengan SDM yang berkualitas dan mesin yang menunjang,” tutur Winarso.

Pihaknya berharap, tahun ini tercipta mesin yang dapat dipakai di industri dengan bantuan mesin yang sudah ada. “Sebenarnya kita sudah mendapatkan pesanan dari beberapa perusahaan di Kudus, namun karena alasan teknis maka kami pending dulu,” tambah Winarso.

Sementara untuk Progdi Sistem Informasi dan Teknik Informasi dipadukan agar saling bersinergi. “Sekarang kita menunjuk salah satu dosen untuk bisa mengembangkan projas pada tingkat progdi,” terangnya.

Program telah jalan dengan melibatkan mahasiswa sebagai salah satu bentuk pembelajaran berupa praktik. “Mahasiswa yang dilibatkan pada program ini tentu tidak gratis mereka mendapatkan pengganti uang lelah selama ikut program ini,” ujarnya menunjukkan salah satu keuntungan dari sisi nonpembelajaran. (Harun/Info Muria)

Keberadaan program studi seperti yang ingin dicapai pada pe-nyusunan usulan perijinan tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan masyarakat. Feasibility study mendorong pendirian program

studi sebagai cerminan dari kebutuhan masyarakat dan program studi mampu mengembangkan peluang yang tercipta di masyarakat.

Sama seperti program studi atau fakultas lain, keberadaan Fakultas Teknik (FT) Universitas Muria Kudus (UMK) memiliki program dan pengembangan unggulan yang ditawarkan kepada masyarakat. Salah satu program yang saat ini dikembangkan FT adalah pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG). Pengembangan dan pemanfaatan TTG tidak terlepas dari kondisi sosial, ekonomi, budaya dan geografis ma-syarakat.

Keberadaan UMK yang terletak pada basis sosial dan budaya ma-syarakat pantai utara (pantura) timur Jawa Tengah yang sebagian besar masyarakat bermata pencaharian petani, pedagang, pekerja, dan pelaku usaha skala kecil dan menengah, sangat berasalan jika pemafaatan TTG dikembangkan. Karena itu, FT UMK perlu memiliki data pemetaan skala prioritas TTG yang cocok dikembangkan oleh masyarakat. Pemetaan ini sangat urgen dilakukan agar TTG bukan sekedar menjadi program ung-gulan bagi FT, tetapi dapat diimplementasikan sebagai sebagai bagian dari proses pengembangan materi ajar bagi mahasiswa.

Program-program riset dan pengabdian diarahkan untuk menjawab problematika masyarakat dengan pengembangan TTG. Sehingga den-gan riset dan pengabdian melalui inovasi TTG, bahan ajar bisa lebih ap-likatif. Hasil ramuan konvergensi antara value university, scientific vision, dan market signal yang pernah digagas oleh universitas masih sangat relevan menjadi landaan pijak dalam pengembangan TTG.

TTG sendiri merupakan teknologi yang disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. TTG yang dikembangkan haruslah merupakan teknologi yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak minim polutif jika dibanding dengan tekonologi pada um-umnya, beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.

Rasanya sangat tepat bila melihat kondisi sosial, budaya dan geo-grafis mayarakat, keberadaan UMK sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki keunggulan dan mengembangkannya sesuai kerarifan alam dan indigenous yang telah diwariskan secara turun temurun. Den-gan instrument TTG ini FT dapat melakukan komunikasi secara produk-tif kepada masyarakat.

Lebih dari itu, dengan berbagai inovasi TTG yang dikembangkan, karya-karya riset dan pengabdian yang dilakukan oleh sivita akademika FT, semakin memperkuat image bulding bagi pengambangan proses pembelajaran di UMK, terutama di FT.

Tidak berlebihan bila pengembangan TTG menjadi ujung tombak inovasi proses pembelajaran sekaligus medan riset dan pengabdian bagi sivitas. Inovasi TTG bisa menjadi kohesi antara harapan masyara-kat dan pembengankan ilmu pengetahuan yang berbasis kearifan lokal. Selamat berkarya.***

Page 3: Info Muria Edisi 13

3Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Fokus

Mengabdi dengan TeknologiPenelitian tidak lagi sekadar untuk menemukan masalah, menghubungkan dengan teori, kemudian membahasnya dan menuliskan dalam laporan atau jurnal penelitian tetapi hasil penelitian itu juga idealnya mengarah dan memiliki aksiologi implementatif bagi masyarakat.

Penelitian merupakan aktivitas yang harus dan selalu dilakukan oleh dosen, dengan penelitian seorang dosen bisa selalu belajar untuk memahami persoalan-persoalan

yang terjadi di masyarakat dan menemukan kemanfaatan dari aktivitas ilmiah yang dilakukan serta pengayaan dalam proses pembelajaran dengan mahasiswa.

Buah dari aktivitas penelitian yang dilakukan, Fakultas Teknik telah membantu pembuatan alat pembuatan pupuk kompos. Alat yang mampu mengolah sampak organik menjadi pupuk ini telah dibagikan kepada masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan, salah satunya dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program KKN tidak hanya dilakukan di Kabupaten Kudus tetapi secara bergantian juga dilakukan di Jepara, Pati dan Rembang.

Selain itu, alat pasteorisasi budidaya jamur tiram juga tidak lepas dari peran Fakultas Teknik. Hasil kerjasama dengan Fakultas Pertanian UMK, alat untuk sterilisasi media pengembangbiakan jamur tiram ini menjadi salah satu implementasi perguruan tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat di Jepara.

Penelitian Kompetitif

Awalnya penelitian di Fakultas Teknik dilakukan dengan menggunakan dana dari APBU UMK misalnya, penelitian perseorangan yang dilakukan Eko Darmanto, S.Kom, MCs berjudul Penerapan Metode AHP (Analythic Hierarchy Procers) untuk Menentukan Kualitas Gula Tumbu. Kemudian, penelitian Solekhan, ST, MT berjudul Rancang Bangun Website Sekolah sebagai Media Interaksi yang Lebih Komprehensif antara Sekolah dengan Masyarakat. Adapun penelitian kelompok, diantaranya yang dilakukan Rina Fiati, ST, M.Cs dan Tutik Khotimah, S.Kom dengan judul Pemanfaatan AHP sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Desa Posdaya.

Seiring berjalannya waktu, dana penelitian dari luar UMK-pun akhirnya bisa didapat. Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh dosen Fakultas Teknik, tidak lagi menggunakan dana dari APBU UMK melainkan sumber dana dari DP2M Dikti, misalnya penelitian hibah bersaing pada tahun 2012, yang dilakukan oleh Hera Setiawan, ST, M.Eng bersama kedua rekannya, Sugeng Selamet, ST, MT dan Mohammad Dahlan, ST, MT dengan judul Meningkatkan Sifat Mekanis Produk Cor Propeller pada Nelayan Melalui Proses Pembekuan Searah. Kemudian, Penelitian Hibah Pekerti (Penelitian Kerjasama Perguruan Tinggi) yang dilakukan oleh Budi Gunawan, ST, MT dan Arief Sudarmaji, ST, MT dengan judul Pendektesian

Formalin pada Bahan Pagan dengan Sensor Gas Berbasis Polimer Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan.

“Penelitian ini dilatarbelakangi isu maraknya penyalahgunaan zat berbahaya formalin sebagai pengawet dalam bahan pangan dan kesulitan masyarakat dalam mengidentifikasi ciri keberadaannya secara inderawi membuat masyarakat resah dan dirugikan. Hal ini menuntut dibutuhkannya alat yang dapat mendeteksi secara cepat, akurat dan mudah pengoperasiannya sebagai indikator keberadaan formalin dalam bahan pangan,” kata Budi Gunawan, ST, MT.

Masih di tahun 2012, Sugeng Slamet, ST, MT dan ketiga rekannya Dr M. Edris, MM, Budi Gunawan, ST, MT dan Yelly Prawoto, ST telah lolos dalam penelitian RAPID (Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri) dengan judul Penerapan Teknologi Otomatisasi Pada Mesin Hot Pres Partikel dan Mesin Milling Papan Partikel Berbasis PLC pada Perusahaan Speaker Aktif CV Arofah, Kudus.

Beberapa penelitian di presentasikan, contohnya penelitian Rhoedy Setiawan, S.Kom, M.Kom berjudul Pencarian Data Perpustakaan dengan Tool Protege 3.4 di Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro, Semarang tahun 2012. Kecuali di seminar nasional, penelitian di Fakultas Teknik juga dipresentasikan dalam seminar internasional, misalnya yang dilakukan oleh Arif Setiawan, S.Kom, M.Cs dalam KNASTIK International Conference di Universitas Kristen Duta Wacana di Yogyakarta, 29 Mei 2012 dengan judul Klastering Industri di Kabupaten Kudus Menggunakan Fuzzy C-Means.

Penelitian tidak lagi sekadar untuk menemukan masalah, menghubungkan dengan teori, kemudian membahasnya dan menuliskan dalam laporan atau jurnal penelitian tetapi hasil penelitian itu juga idealnya mengarah dan memiliki aksiologi implementatif bagi masyarakat sehingga visi fakultas yaitu menjadi fakultas yang unggul di bidang rekayasa, penguasaan teknologi dan informasi di tingkat nasional, berdisiplin tinggi, amanah dan berwawasan global bisa tercapai. (Widjanarko/Info Muria)

Page 4: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 20134

Pakar

Merajut Generasi Emas Melalui ICTOleh Rina Fiati

Perkembangan teknologi informasi yang disebut dengan ICT (Information Technology dan

Telecomunications) alias Telematika (Telekomunikasi Media Informatika) dan komputer adalah sebagai alat bantu. Selain di sekolah, rumah juga sebagai sarana penggunaan teknologi informasi dalam proses belajar.

Teknologi informasi dibangun dengan perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah menjelajahi manusia dengan berbagai macam informasi dalam bentuk dan media yang semakin beragam, dan mengharuskan adanya sikap selektif dan hati-hati dalam menerima informasi yang sering kali justru menjerumuskan. Istilah “Informasi” banyak dibicarakan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari terlepas dari tepat atau tidaknya penggunaan kata tersebut. Merupakan suatu keprihatinan yang besar karena kesalahan umum telah terjadi dalam penggunaannya pada saat ini. Informasi akan menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital.

Masa depan pendidikan

Pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, kapan pun dan di manapun. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan

oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, adalah Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), Learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian pembenahan terhadap segala persoalan yang di hadapi. Pembenahan itu dapat berupa pembenahan terhadap kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, demokratis dan mandiri. Perlu diidentifikasi unsur-unsur di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses peningkatan mutu pendidikan selain pemerintah daerah, misalnya kelompok pakar, paguyuban mahasiswa, sanggar belajar dan lainnya.

Perlu diingat, perubahan lingkungan dan perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada manusia, terutama pada anak-anak, seperti menonton TV, bermain komputer, membaca buku.

Kemajuan teknologi merupakan pendorong paling dominan yang mengakibatkan berubahnya masyarakat global ke dalam gagasan dan paradigma baru dalam cara hidup manusia. Kita semua telah memahami bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan mobilitas fisik dan nonfisik, termasuk kebudayaan dan peradaban semakin tinggi. Mobilitasi yang tinggi tersebut memunculkan dominasi peradaban tertentu, benturan antar peradaban atau terbentuknya konvergensi peradaban. Dalam kaitan inilah, peran dunia pendidikan penting dalam membangun peradaban bangsa berdasarkan jati diri dan karakternya.

Bangkitnya Generasi Emas

Pada periode tahun 2010 sampai tahun 2035, bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi upaya menyiapkan generasi 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka.

Pemerintah telah menyiapkan kebijakan sistematis. Mulai tahun 2011 telah dilakukan gerakan pendidikan anak usia dini, penuntasan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar, penyiapan pendidikan menengah universal (PMU). Di samping itu, perluasan akses melalui pendirian perguruan tinggi negeri/swasta di daerah perbatasan dan memberikan akses secara khusus bagi yang berkemampuan akademik namun terbatas secara ekonomi.

Perluasan akses harus diikuti peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan harkat dan martabat serta kesejahteraan. Semua ini tidak lepas dari peranan teknologi informasi sebagai sarana penunjang, sehingga terbentuknya generasi yang cerdas komprehensif produktif dan inovatif.

Pencapaian pendidikan akan lebih baik dengan sarana dan prasarana yang berlandaskan karakter bangsa guna mewujudkan Generasi Emas Indonesia didukung dengan ICT yang up to date.

Siapkah Indonesia melaju dengan pertumbuhan teknologi informasi? Bagaimana negara yang kaya sumber daya alam dan manusia mampu menjawab tantangan itu? Jawabnya adalah mulai dari penciptaan SDM yang kenal dan mampu mengembangkan teknologi informasi.

Penulis adalah Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UMK

Page 5: Info Muria Edisi 13

5Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Fokus

Fakultas Teknik UMK terus melakukan peningkatan kualitas di

berbagai bidang. Diantaranya model, media dan fasilitas pembelajaran serta kurikulum yang digunakan di setiap program studi.

Seperti disampaikan mantan Pembantu Dekan (PD) I Roedy Setyawan, untuk mencapai lulusan berkualitas, serta mengacu kebutuhan perusahaan dan masyarakat sekitar.

Dosen Sistem Informasi ini menyebutkan, pelaksanaan program ini tak lain untuk meningkatkan daya saing output fakultas. Kompetensi output yang mumpuni tersebut harus didukung oleh sarana-prasarana yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa.

Sistem pembelajaran di FT lebih ditekankan pada praktik dibandingkan teori. Oleh karena itu, laboratorium di fakultas tak pernah sepi pengunjung. “Mahasiswa dapat memanfaatkan laborat untuk belajar diluar jam perkuliahan praktik,” imbuhnya.

Sebanyak 31 laboratorium disediakan fakultas teknik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Empat laborat progdi Sistem Informasi (SI) yakni laborat Hardware, Pemrograman, Multimedia, dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).

Demikian juga progdi Teknik Informasi (TI), tersedia tiga lab yang terdiri dari laboratorium Sistem Digital, Pemrograman, dan RPL. Untuk progdi Teknik Elektro (TE), fakultas memfasilitasi tujuh laboratorium, yaitu laboraotirum Elektronika Analog, Pengukuran, Elektronika Digital, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), laboratorium Control, laboratorium Computer, dan Ruang Workshop.

Sementara untuk progdi Teknik

Mesin, ada 17 laboratorium, diantaranya laboratorium Fisika Dasar, Pemesinan, Kerja Bangku dan Plat, CAE (Computer Aidit Enginering), Pengelasan, Teknik Listrik, Penomatik Hidrolik, Metrologi, Termodinamika, Sistem Control, Mekatronik, Pembentukan dan Pelapisan, Pengecoran Logam, Otomotif, Sistem Pendingin, CNC (Computer Numeric Control), dan laboratorium Pengujian.

Untuk mendukung pembelajaran, jelas Roedy, Fakultas Teknik telah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum tersebut dimaksudkan agar mahasiswa semakin aktif dan kreatif sebagai agen pembangun pengetahuannya sendiri. “Di fakultas kami, porsi praktiknya lebih banyak, ” tambah Roedy mengenai aktivitas perkuliahan.

e-Learning

Sementara itu, e-learning juga sedang dikembangkan untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran. Menurut Roedy, sistem ini akan semakin memudahkan mahasiswa dan dosen dalam hal belajar-mengajar. Pasalnya, jarak fisik antar keduanya tak akan mengganggu proses pembelajaran.

Masih menurut Rudy, sistem e-learning yang digunakan sebagai sarana pendukung di Fakultas Teknik menuntut

dosen bersinergi dengan mahasiswa. Selain itu, dosen juga harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Sehingga mahasiswa semakin tertarik untuk belajar, tidak hanya monoton belajar textbook.

Dari berbagai program studi di Fakultas Teknik, Roedy menilai dosen Progdi Teknik Mesin lebih produktif dan kreatif. Hal ini disebabkan, pada progdi tersebut konsep pembelajaran terfokus

pada penyederhanaan teknologi dan peningkatan kadar. “Jadi dosen terus belajar memodifikasi teknologi yang telah ada, apalagi jenjang studinya sekarang menjadi strata satu,” jelasnya.

Senada, Ketua Program Studi (Kaprogdi) Teknik Mesin, Rianto Wibowo mengungkapkan bahwa peningkatan jenjang studi yang semula D3 menjadi S1 dimaksudkan agar mahasiswa selain menguasai hard skill yang selama ini ditanamkan di D3 akan meluas menjadi penguasaan soft skill. “Jadi mahasiswa tidak hanya cakap di bidang teknik mesin secara praktik saja, tapi juga mempunyai pemahaman komprehensif mengenai teori dan pola pikir,” jelasnya.

Dalam pembelajaran di Progdi Teknik Mesin, sambungnya, porsi kegiatan praktik mencapai 60 persen. Pasalnya, proyek akhir berupa pembuatan alat tepat guna mengharuskan mahasiswa menguasai bidang praktik secara detail. “Kemampuan psikomotorik jauh lebih penting daripada kognitif,” tegasnya.

Manfaat model pembelajaran menggunakan e-learning telah dirasakan. Hal tersebut diungkapkan Nanik Arofatun. Mahasiswi Sistem Informasi ini mengaku ilmu yang ditekuninya terus up-date. “Pemanfaatan teknologi ini sangat membantu,” tuturnya. (Ulum/Info Muria)

dilengkapi 31 Laboratorium dan Sistem e-Learning

Page 6: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013�

Fokus

Mandirikan SdM, fT Gandeng Kemenperin

Setiap fakultas tentunya mengharapkan lulusan yang bekompeten dan berkualitas.

Oleh karena itu, Fakultas Teknik (FT) Universitas Muria Kudus (UMK) menggandeng instansi pemerintah untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan berwirausaha.

FT bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian telah mengembangkan Incubator Bussines Centre (IBC) sejak 2009 lalu. IBC merupakan hasil kerja sama dari tiga instansi, Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kabupaten Kudus, dan UMK. Beberapa kali FT juga telah mengadakan pelatihan maupun seminar bagi mahasiswa FT mengangkat tema terkait industri. Supriyono, M.Kom selaku pengelola menuturkan bahwa IBC merupakan wadah bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha di bidang IT, programmer misalnya. Dalam sekali angkatan, IBC menerima 20 mahasiswa yang telah diseleksi maupun dipilih oleh dosen pangajar.

Saat ini, Supriyono tengah menyiapkan kerja sama yang lebih luas lagi. Sebagai target, ia melirik Kabupaten Jepara, dan Pati. Tahun ini, pihaknya telah mendapat channel ke Dinas Perindustrian Jawa Tengah untuk mengembangkan kerja sama. “Jadi, kesempatan alumni IBC ini bisa magang di instansi-instansi tersebut jadi lebih besar,” harapnya atas pengembangan kerja sama tersebut.

Selain dengan Kementerian Perindustrian, papar Dekan FT, Rochmad Winarso, ST MT, FT juga menjajaki kerja sama dengan Departemen Komunikasi dan Informatika. Sebagai langkah awal, FT mengadakan kuliah umum dengan narasumber dari Depkominfo pada tahun 2012 lalu. “Selain itu, setiap tahun FT mengirimkan mahasiswa untuk praktik kerja lapangan (PKL) ke depkominfo,” jelasnya.

Kerjasama dengan perguruan

tinggi lain pun dilakukan. FT telah menggandeng universitas lain dalam hal penelitian. Pada tahun 2012 lalu misalnya, FT UMK bekerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang dalam sebuah penelitian. Tahun ini, tambah Winarso, sapaan akrab Rochmad Winarso, FT memiliki target dapat bekerja sama dengan Universitas Islam Indonesia. “Sebelumnya, UII pernah berkunjung ke sini (FT UMK), jadi semoga lebih mudah dalam menjalin kerja sama,” ujarnya.

Meski demikian, FT melalui Rektor sebenarnya telah memiliki MoU dengan banyak perusahaan di Kudus dan beberapa instansi maupun dinas di Kudus dalam hal penempatan mahasiswa PKL. Bahkan, tidak jarang mahasiswa yang sedang PKL langsung ditarik menjadi karyawan karena kinerja maupun sistem yang ditawarkan dirasa bagus.

“Tujuan PKL kami kan menyeluruh. Mulai di perusahaan, kecamatan, kelurahan, hingga jajaran pemda. Kalo kinerjanya bagus, bisa langsung ditarik dan tanda tangan kontrak,” tuturnya.

Dekan juga merencanakan penempatan mahasiswa PKL di Industri

Rumah Tangga di Kudus. Hal ini merupakan salah satu langkah FT yang mendukung program UMK sebagai pusat studi UMKM. “Selain itu, kami juga membuat grup penelitian yang fokus ke pengembangan UMKM. Misalnya pembuatan teknologi tepat guna,” jelasnya.

FT pun telah menjalin kerja sama dengan PT Pura Group dalam hal perekrutan karyawan. “Kebetulan ada alumni kami yang kerja di sana, dan rupanya kinerjanya bagus. Jadi, perusahaan berminat untuk merekrut lulusan-lulsan FT UMK lagi dengan harapan kualitasnya lebih baik lagi.”.

Saat ini, FT memang baru menggandeng pura dalam perekrutan lulusan. Namun, Dekan juga berencana mengandeng perusahaan-perusahaan lain di Kudus untuk menyelenggarakan job fair FT. Misalnya dengan Polytron, Nojorono, dan Djarum.

“Setidaknya di lingkup Kudus dulu. Sebenarnya lulusan juga kooperatif, kalau ada lowongan di tempatnya bekerja langsung mengabari kami,” ungkapnya. (Nabila/Info Muria)

Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus sedang memanfaatkan Laborarotium Pemrograman

Nabila/Info Muria

Page 7: Info Muria Edisi 13

�Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Fokus

Guna menghadapi persaingan di dunia kerja yang kian ketat, Fakultas Teknik (FT) UMK

membekali mahasiswanya dengan kompetensi yang menjadi target utama. Lulusan diharapkan memiliki aktif, kreatif, dan berjiwa entrepreneur.

“Mahasiswa harus aktif dan kreatif dalam menciptakan produk-produk baru di bidang teknologi dan informasi. Sehingga jika tidak bekerja di perusahaan/instansi, mereka bisa berwiraswasta dengan produk-produk kreasi mereka sendiri,” jelas Dekan Fakultas Teknik UMK, Rochmad Winarso, ST MT.

Selain itu, mereka juga dibekali kompetensi khusus sesuai program studi masing-masing.

Kreatif maksudnya, mahasiswa selalu aktif mengikuti perkembangan teknologi. Bukan sekadar tahu, tapi mereka juga mampu mengoperasikan dan mengerti seluk-beluk produk-produk teknologi dan informasi yang berkembang.

“Teknologi itu terus berkembang, kalau mahasiswa pasif dan tidak mau tahu, maka mereka akan kesulitan karena terfokus pada teknologi lama yang sudah tidak efisien lagi,” ujarnya.

Pihak fakultas telah memberikan fasilitas penyediaan informasi. Salah sat-unya adalah melalui media blog Fakultas Teknik. Informasi yang diberikan bera-gam, mulai dari e-library, jurnal, hingga penelitian terbaru. Tugas-tugas yang

diberikan dosen pun mendorong mahasiswa untuk terus mencari tahu tentang perkem-bangan teknologi dan informasi.

Sebagai con-toh, ujar Pak Win, begitu ma-hasiswanya me-

manggil, menjelaskan bahwa lulusan Progdi Sistem Informasi (SI) memiliki kompetensi untuk menganalisa sistem (Analys System), mengelola jaringan komputer di perusahaan (Network Ad-ministrator), membuat program sistem informasi berbasis desktop, web, dan multimedia (Software Developer), serta mengelola basis data perusahaan (Data-base Administrator).

Lulusan SI akan dikomplain oleh perusahaan tempatnya bekerja ketika tidak memanfaatkan software terbaru yang lebih memudahkan untuk mengelola database perusahaan atau untuk jaringan komputer. Pastinya, mereka menuntut software/aplikasi terbaru sebab memudahkan kerja.

Tidak cukup berkarakter aktif, lulusan Fakultas Teknik juga harus kreatif. Apabila mereka hanya menggunakan, maka lulusan Fakultas Teknik tidak ubahnya hanya sebagai user. Lulusan Fakultas Teknik UMK juga dituntut kreatif menciptakan teknologi, program, atau software baru yang sesuai dengan permintaan pasar.

Hal itu penting, utamanya bagi lulusan Teknik Informatika yang memiliki kompetensi analis system, programmer, database administrator, dan web desainer. Dengan kreatif dan mampu membuat program sendiri, mereka dapat menjual dan memperoleh hak paten program buatannya.

Belum lengkap dengan hanya berbekal karakter aktif dan kreatif, jiwa

entrepreneur juga penting. Hal inilah yang menjadi nilai plusnya.

“Tidak hanya bergantung pada perusahaan atau instansi, mereka dapat membuka usaha sendiri. Tentunya sesuai skill yang mereka miliki,” jelasnya.

Dorong Mahasiswa

Winarso menuturkan bahwa pihak fakultas telah mendorong mahasiswa untuk selalu aktif, kreatif, dan berjiwa entrepreneur. Salah satunya mendorong mahasiswa mengikuti program kreativitas mahasiswa (PKM).

Fakultas juga memfasilitasi klub-klub yang awalnya digagas mahasiswa. Seperti Pusat Layanan Kajian dan Study Informasi Kreatif (Plastik) yang disahkan melalui SK pada Maret lalu. Plastik sendiri awalnya merupakan klub-klub informal mahasiswa SI dan TI. Klub tersebut dianggap berpotensi untuk dibina lebih lanjut supaya dapat mengikuti lomba-lomba di bidang IT.

Pusat Kajian Pengembangan Robotika dan Kontrol juga akan disahkan.

Untuk mengasah kemampuan di bidang entrepreneur, Fakultas Teknik memiliki Unit Produk dan Jasa. Melaluinya, fakultas menerima kerjasama dengan pihak luar untuk mendapatkan suatu job yang melibatkan mahasiswa dan dosen. Begitu pula melalui program IBC (Incubator Business Center) kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Suntikan motivasi juga diberikan melalui kuliah perdana yang membahas tentang entrepreneur dengan mendatangkan pembicara dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia).

“Dengan memiliki kompetensi aktif, kreatif, dan jiwa entrepreneur, lulusan akan lebih siap berkompetisi di dunia kerja,” harap Dekan. (Anggi/Info Muria)

Cetak Lulusan Kreatif di Bidang iT

Dok. Info Muria

Page 8: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 20138

Kampus

HMJ Si datangkan developer android

Turut serta dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional

(Pimnas) menjadi kesempa-tan langka bagi mahasiswa. Ajang berskala nasional ini merupakan puncak dari Program Kreativitas Maha-siswa (PKM) yang diseleng-garakan Ditlitabmas (Direk-torat Jenderal penelitian

dan Pengabdian pada Masyarakat). PKM yang lolos dan dida-nai kembali diseleksi untuk mengikuti ajang tersebut. Tentu tidak mudah untuk lolos sebab harus bersaing dengan banyak mahasiswa se-Indonesia.

Meski sulit, M Syamsul Arifin, mahasiswa semester VII Program Studi Teknik Informatika Universitas Muria Kudus ini justru dua tahun berturut-turut berkesempatan mengikuti PIMNAS.

Pada Pimnas ke-24 tahun 2011, yang bertempat di Universitas Hasanudin, Makassar, Ia dan timnya mengusung judul “Mengembangkan Gergaji Andang dengan Alat Pengatur Kecepatan Motor Listrik sebagai Alat Produksi Monel”. Meski hanya sebagai anggota tim, saat itu, Ia mengaku bangga bisa turut andil mengharumkan nama UMK.

Tanpa disangka, berangkat dari ide sederhana untuk efisiensi kerja pemotongan monel di daerahnya, Ia dan timnya membuat gergaji andang. Alat ini merupakan gabungan dari tiga alat sederhana, yakni gergaji andang sendiri, mesin jahit dan dinamo. Alat pemotong monel yang sudah ada dimodifikasi. Alat pemotong monel tradisional digerakkan dengan tangan sambil berdiri. Sedangkan inovasinya adalah alat dapat digunakan sambil duduk sehingga dapat memudahkan proses produksi. Mata mesin jahit yang biasanya dipasang jarum diganti dengan mata gergaji. Selain itu, mesin diambil dari dinamo pompa air dan untuk penggeraknya memakai pemutar mesin jahit sehingga daya yang dikeluarkan lebih optimal.

Tak kalah menarik, PKM keduanya yang berjudul “Inovasi Penentuan Pola dan Langkah Pemotongan Kain Berbasis Knowledge Base System pada Perusahaan Acc Collection Jepara” juga berhasil mencuri perhatian reviewer sehingga ia kembali lolos hingga mengikuti Pimnas ke-25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dosen pembimbing juga sangat mendukung karena melihat dari segi kreativitas. Terlebih karya keduanya yang terkait dengan penentuan pola. Jika biasanya penentuan pola secara manual membutuhkan waktu lama, maka dengan bantuan software penentu pola ini efisiensi kerja menjadi meningkat. Proporsi pola dapat tergambar dengan jelas di layar komputer dan penjahit tidak perlu kesulitan dalam menentukan proporsi ukuran tiap pola. (Shofi/Info Muria)

dua Kali Masuk Pimnas Muh. Syamsul Arifin

UMK - Himpunan Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (UMK) menghadirkan Developer Android, Widy Agung Priasmoro untuk menjadi narasumber Kuliah Umum bertajuk “Android Software for Conservation of Culture” di Aula Masjid Darul ‘Ilmi UMK, Senin (18/03).

Salah seorang panitia yang juga Ketua HMJ SI, Rohmat Robani menuturkan, android menjadi pokok bahasan tema sebab akhir-akhir ini android sedang banyak diperbincangkan di kalangan IT Programmer. Bermacam kontes software android untuk mobile phone jura sering digelar pada level lokal maupun internasional. “Kami mencoba memadukan android dengan budaya tradisional,” jelasnya mengenai tema.

Widy Agung Priasmoro dalam penyampaian materi menuturkan, untuk terjun dalam pemrograman android,

seorang harus memahami ide terlebih dahulu, konsep desain, bentuk aplikasi, penjalanan di device (mobile) dan yang terakhir adalah bagaimana cara memasarkannya (mempromosikan).

“Seorang programmer harus jeli menentukan aplikasi yang akan dibuat dalam cakupan durasi yang berbeda sesuai kebutuhan customer,” pesan Developer asal Jogjakarta ini.

Pelantikan

Selain kuliah umum, dalam acara yang dihadiri mahasiswa dan dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik ini juga digelar pelantikan pengurus baru HMJ SI periode 2013-2014.

Usai pelantikan yang dipimpin Pembantu Dekan I, Roedy Setiawan SKom MKom ini, Rohmat Robani secara resmi menjadi Ketua HMJ SI. (Faizal/Info Muria)

Shofi/Info Muria

Page 9: Info Muria Edisi 13

9Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Kampus

Peringkat Website uMK Melonjak

Lomba Blog; HMJ Ti ajak Pelajar angkat LokalitasUMK – Untuk ketiga kalinya, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tehnik Informatika Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar agenda tahunan lomba blog tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat se-Karesidenan Pati. Kali ini, lewat tema “Mengupas Tradisi Kebudayaan lokal melalui Blog”, penyelenggara berharap tradisi-tradisi lama dapat kembali dikenalkan melalui media online, khusunya blog.

Sebanyak 37 peserta mempresentasikan blog karyanya pada Rabu-Kamis (6-7/02) di Gedung Paska Sarjana UMK.

Ketua Panitia, Lilik Nor Cahyono menuturkan, penyelenggara mendatangkan tiga juri untuk menilai karya dari peserta. Ris Andy Kusuma (Redaktur Harian Radar Kudus) menilai dari sisi konten blog baik dari sisi keaslian konten, kualitas bahasa dan kesesuaian wacana. Agus Subhan Akbar menilai dari sisi desain yang meliputi link dan gambar, harmonisasi warna dan keseuaian tema dan widget. Sementara Fahrul Hana (Mahasiswa TI) menilai dari sisi coding meliputi source code dan CSS. “Dengan begitu, penilaian akan semakin terfokus dan komentar-komentar membangun sangat diharapkan dari para dewan juri,” ujarnya.

Kemampuan peserta dinilai relatif setara oleh Fahrul Hana. Hanya saja, diakuinya bahwa sekolah berbasis bidaang ilmu teknologi informasi memiliki sedikit kelebihan. “SMK jurusan

komputer misalnya. Namun begitu, penilaian tetap dari berbagai macam faktor,” jelasnya.

Pemenang

Melalui keputusan tim juri, pemenang lomba blog 2013 ini diraih oleh Ahmad Syarif (MA NU TBS Kudus) untuk juara pertama, Ilham Alkan (SMA N 1 Jakenan Pati) untuk juara kedua dan Adi Nuris Mazam (MA NU IBTIDAUL FALAH Kudus) untuk juara ketiga.

Selain pemenang berdasar putusan tim juri, panitia juga memutuskan pemenang juara harapan. Abdullah Malik (MA MATHALIBUL HUDA Melonggo Jepara) sebagai peraihnya.

Pemenang mendapatkan hadiah berupa piala bergilir, piala tetap, uang pembinaan dan sertifikat.

Periah juara pertama, Syarif, mengaku puas atas hasil kinerja dan raihannya. “Tidak menyangka bisa meraih gelar juara karena saya lihat persaingan yang sangat ketat dari peserta lain,” komentarnya atas prestasinya.

Selaku penitia, Lilik berharap agar peserta terus mengembangkan bakat dan potensi di bidang TI yang dimilikinya. “Tidak hanya berhenti sampai di kompetisi ini,” ujarnya mewanti-wanti. (Faizal/Info Muria)

UMK – Peringkat website Universitas Muria Kudus (UMK) melalui alamat www.umk.ac.id melonjak di situs pemeringkatan website perguruan tinggi (PT) se-Dunia, www.webometrics.info. Selain itu repositori UMK di alamat www.eprints.umk.ac.id juga untuk pertama kalinya mendapat peringkat kategori repositori perguruan tinggi.Sejak diluncurkan pada 2009, Januari 2013 ini merupakan pertama kali, website UMK masuk dalam peringkat 100 besar. Sebelumnya, setelah hanya terdapat dalam katalog situs webometrics, peringkat website UMK baru menempati peringkat 109 pada Januari 2012 dan 113 (Juli 2012). Saat ini, Website UMK masuk peringkat 12 (Jawa Tengah), 97 (Indonesia), 1950 (Asia) dan 5921 (Dunia).Di tingkat Jawa Tengah (Jateng), posisi website UMK berada di bawah Undip (6), UNS (17), Unnes (22), UMS (23), Udinus (55), Unsoed (34), UKSW (70), Unika (80), Unissula (86), Unimus (87), Unisbank (94). Sementara untuk kategori perguruan tinggi swasta di Jateng, UMK berada di peringkat ke delapan.Lebih lanjut mengenai profil detail penialaian webometrics atas UMK dapat dilihat melaluio http://www.webometrics.

info/en/search/Rankings/muria%20kudus%20university%20type%3Apais atau http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia .Webometrics secara independen dibuat atas inisiatif dari Cybermetrics Lab yang merupakan kelompok riset publik terbesar di Spanyol milik CSIC (Consejo Superior de Investigaciones Científicas).Respositori

Website Repositori Universitas Muria Kudus (UMK) yang beralamat di www. eprints.umk.ac.id mendapatkan ranking 24 se-Indonesia dan 984 dunia untuk kategori repositori sebagaimana dirilis website pemeringkatan dunia, www.webomatrics.info.

Januari 2013 merupakan pertama kalinya, repositori UMK mendapatkan peringkat. Sebagaimana terpampang di alamat http://repositories.webometrics.info/en/Asia/Indonesia , repositori UMK menduduki peringkat empat se- Jawa Tengah (Jateng), yakni di bawah Universitas Diponegoro Semarang (peringkat 2), Universitas Muhammadiyyah Surakarta (4), Universitas Sebelas Maret (19). (Anik/Info Muria)

Page 10: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 201310

kudusan

Padurenan, Gebog Kudus, sejak 25 tahun lalu terkenal akan kerajinan bordir dari. Mayoritas warga desa tersebut berprofesi sebagai pengrajin bordir. Jumlahnya

sekitar 2500 pengrajin.

Awal mula perkembangan Bordir tidak lepas dari kejayaan bordir di Desa Janggalan dan Purwosari, Kecamatan Kota, Kudus. Dulunya, warga Padurenan adalah para pekerja di kedua desa tersebut. Belajar dari situ, mereka akhirnya mengembangkan di desa tempat tinggal.

Sutini (55) merupakan salah satu dari generasi awal yang mengembangkan bordir di Padurenan. Setelah mendapat pengalaman sebagai karyawan usaha konveksi dan bordir di Janggalan dan Purwosari, bersama teman-teman seprofesi, dua lima tahun silam Ia memulai usaha bordir di tempat tinggalnya, Padurenan.

Berbekal pengalaman bekerja di Konveksi dan bordir serta keuletan lama-kelamaan usaha sutini dan rekan-rekannya tersebut semakin berkembang. Sementara di kedua desa centra bordir mengalami kemunduran dan kebrangkutan

Padurenan, Pusat Kerajinan Bordir di Kudussebab banyak ditinggalkan karyawannya yang mayoritas dari luar daerah, sehingga gulung tikar.

“Dulu, saya bersama rekan-rekan juga mendapat pujian dan penghargaan dari pengusaha besar (majikan) karena hasil bordir yang rapi dan halus,” ungkap Sutini mengenai hasil bordirnya.

Iya, hasil yang halus, cepat mengikuti mode motif dan harga terjangkau lah yang menjadi keunggulan bordir karya pengrajin Padurenan. Pasarnya pun sampai luar Jawa.

Dalam pengerjaannya, jelas Sutini, pengrajin menggunakan dua macam teknik, yaitu bordir dengan mesin juki (mesin jahit), dan secara mesin besar (komputer). Perbedaannya pada kecepatan dan banyakknya produksi yang dihasilkan. “Kalau skala kecil biasanya menggunakan mesin juki, kalau pengusaha dengan pesanan banyak biasanya pakai mesin komputer,“ ujar pengrajin yang setiap harinya menghasilkan ratusan bordir ini.

Kini, warga dari desa tetangga pun banyak yang bekerja sebagai karyawan bordir di Padurenan. (Faizal/Info Muria)

Di Bukit Patiayam yang terletak di Desa Terban, Jekulo, Kudus terkuak serpihan sejarah kehidupan berberapa abad silam. Patiayam yang kini berbentuk perbukitan

dahulunya ditengarai merupakan hamparan laut dan selat yang dangkal. Perubahan tersebut akibat dari letusan gunung berapi purba beribu tahun silam.

Sejak 1979 lalu, warga setempat mulai menemukan bongkahan fosil baik kecil maupun besar di area bukit. Fosil-fosil itu di antaranya ialah gading gajah purba Stegodon trigonocephalus dan Molar Elephas Sp. Adapula fosil Bovidae (kelompok binatang bertanduk) yang termasuk di dalamnya ialah banteng, kerbau, dan sapi. Di samping itu juga terdapat fosil laut, yaitu berbagai jenis kerang serta ikan. Fosil-fosil oleh ilmuan diperkiraan telah berumur ratusan ribu tahun.

Temuan terakhir, ungkap salah seorang juru pelihara situs Patiayam, Ari Mustaqim, ditemukan tulang belakang Bovidae

serta kepala banteng dan kerbau pada Januari 2013 lalu. Meskipun untuk identifikasi fosil masih menunggu pihak Balai Arkeologi (Balar) dari Yogyakarta, namun para juru pelihara situs telah memiliki bekal untuk merawat fosil yang ditemukan, seperti menyambung fosil yang hampir patah.

Berbagai temuan fosil di Patiayam telah menarik banyak minat dari para peneliti. Salah satunya Institut Teknologi Bandung (ITB). “Seringkali diadakan penggalian di bukit tersebut dalam rangka menemukan rangkaian fosil di masa lampau,” ungkapnya mengenai aktivitas pencarian fosil oleh ilmuan bekerjasama dengan warga.

Selain ahli arkeologi, pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi juga sering melakukan kunjungan di tempat ruang pamer fosil di komplek Balai Desa Terban. Bukit dan tempat fosil gajah purba juga menjadi salah satu tujuan kunjungan.

Mustaqim berharap, Situs Patiayam tidak hanya dipandang sebagai alternatif liburan dan merupakan ajang pertunjukan. Namun lebih kepada kajian sejarah untuk mengungkap secuil kisah di masa lampau.Rumah Fosil

Pemerintah juga menyiapkan gedung baru untuk menyimpan fosil-fosil yang telah ditemukan. Sumber daya manusia untuk mengelolanya pun disiapkan. Ke depan, jelas Ari, menurut rencana akan diberlakukan tiket untuk dapat masuk di Rumah Fosil. (Dian/Info Muria)

Menggali Sejarah dari Patiayam

Gedung “Rumah Fosil“ baru untuk menyimpan fosil -fosil.

Dian/Info Muria

Page 11: Info Muria Edisi 13

11Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 2013

Resensi

Sukses usaha dengan Teori Stratejik

Membentuk Karakter PendidikJudul Buku : Prosiding Seminar Nasional, Peran Guru Profesional dan Berkarakter dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia di Era GlobalEditor : Dr. Sri Utaminingsih, MPd, dkk.Penerbit : Badan Penerbit Universitas Muria KudusCetakan : Maret 2013ISBN : 978-602-18835-8-7

Dok. Info Muria

Dok. Info Muria

Judul Buku : Strategi Membangun Keunggulan Bersaing BerkesinambunganPenulis : B Karno BudiprasetyoPenerbit : Badan Penerbit UMKTahun terbit : 2013ISBN : 978-602-18835-7-0

Persaingan usaha telah menjadi momok bagi para penguasa. Namun hal itu tidak harus

menjadi beban tapi harus dihadapi, diantisipasi, dan dipersiapkan dalam

bentuk rumusan strategi tertentu untuk membuat perusahaan dapat menguasai pasar ataupun tetap dapat berkembang secara berkesinambungan.

Persaingan ini menuntut pengusaha untuk berpikir ekstra (out of the box), untuk melepaskan diri dari persaingan harga yang cenderung saling menghancurkan dan membangun pola kompetisi yang lebih baik dan lebih aman (impregnable).

Buku “Strategi Membangun Keunggulan Bersaing Berkesinambungan” kaya dosen Universitas Muria Kudus, Benedictus Karno Budiprasetyo memberikan gambaran dan stategi bagaimana seorang pengusaha bisa survive dalam memberjuangkan usahanya.

Karno memberikan gambaran tentang teori berpikir secara stratejik. Konsep ini dikembangkan berdasarkan pengalaman

para pengelola bisnis yang secara praktis menerapkan berbagai konsep manajemen secara praktis. Pengembangan ini secara sistematis membentuk suatu pattern of thought yang kemudian oleh para teoritisi dikemukakan sebagai suatu bagian dari manajemen.

Biasanya, para manajer yang memiliki pengalaman empirik di perusahaan terlalu sentris pada persoalan-persoalan internal perusahaan dan terlalu sentris juga menghadapi persoalan-persoalan fungsional manajemen yang dihadapinya. Kebiasaan tersebut membentuk pola yang fungsional sentris, yang semestinya tidak terjadi lagi pada masyarakat bisnis yang sudah mengglobal (halaman 1).

Buku ini memberikan gambaran secara lengkap tentang konsep stratejik dengan beberapa teori ekonomi yang dipakai oleh banyak pengusaha di dunia. Selain itu, Karno juga memberikan banyak contoh cara analisis usaha agar usaha bisa berkembang dan bisa bertahan dengan persaingan yang begitu berat. Terlebih pasar bebas dan keberadaan China yang sangat mempengarui ekonomi global.

Buku karya dosen Magister Manajemen ini, pantas untuk dimiliki pengusaha yang ingin membangun usahanya secara kuat. Pengusaha tidak hanya mengandalkan faktor luck atau analisis apa adanya, namun butuh lebih banyak teori yang sudah dipraktikkan dan diuji dengan baik. (Harun/Info Muria)

“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Taat pada peribahasa tersebut,

usaha membentuk dan meningkatkan kompetensi guru demi lahirnya generasi unggulan adalah keharusan. Ide peningkatan tersebut tertuang dalam prosiding seminar nasional ini.

Terdapat 19 artikel. Buku menuangkan ide para akademisi dari hasil kajian ilmiah mereka mengenai besarnya peranan guru dalam pembentukan SDM. Buku ini memiliki beragam tema, diantaranya (1) peningkatan kepribadian positif guru (artikel 4, 7, 11 Dan 13), (2) peningkatan profesionalisme guru (artikel 2, 3, 14 Dan 15), (3) metode pengajaran mapel tertentu (artikel 5, 6, Dan 10), mendidik calon guru (artikel 8

dan 16) sampai dengan (4) pemanfaatan nilai kearifan lokal (artikel 1, 9, Dan 12).

Pada buku ini, pembaca akan menemukan semangat bersama mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi tunas bangsa. Sifat pembuktian ilmiah

pada tulisan-tulisannya menjamin bahwa metode-metode yang ditawarkan siap dikembangkan atau diimplemetasikan. Secara keseluruhan, buku ini membuat Kita percaya bahwa masih banyak usaha yang bisa dan akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak bangsa.

Untuk menjadi lebih baik, tidak mungkin para guru hanya berpuas pada statusquo-nya (Utomo, artikel ke 11). Setiap pribadi guru bertanggungjawab untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mendidik. Prosiding ini layak menjadi buku wajib baca. Baik bagi para mahasiswa calon guru, para guru, dan para dosen pencetak guru. Selain wawasan bertambah buku ini juga bermanfaat dalam meningkatkan proses pembelajaran. (Noor Athiyah/Info Muria)

Page 12: Info Muria Edisi 13

Info Muria / Edisi XIII/ Februari-April 201312