Infeksi Pelvis

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi tersebut juga sangat umum. Satu dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus baru terjadi setiap tahun, demikian menurut Gay Benrubi, M.D., profesor pada Division of Gynegology Oncology, University of Florida di Jacksonville. Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran lainnya: Serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko seorang wanita untuk menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba falopi, mereka dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya (atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim, demikian Dr. Benrubi menerangkan. Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang

description

hhhh

Transcript of Infeksi Pelvis

Page 1: Infeksi Pelvis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah

menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti

rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu

infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi tersebut juga sangat umum. Satu

dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu

juta kasus baru terjadi setiap tahun, demikian menurut Gay Benrubi, M.D., profesor pada

Division of Gynegology Oncology, University of Florida di Jacksonville.

Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk

memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran

lainnya: Serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko seorang wanita untuk

menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba falopi, mereka

dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya

(atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim, demikian Dr.

Benrubi menerangkan. Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang

sedang bergerak melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah

perkiraan yang mengkhawatirkan berikut ini: Setelah satu episode infeksi ini, resiko

seorang wanita untuk menjadi mandul adalah 10%.

Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika wanita ini

mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung menjadi 55%.

Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan, penyakit radang pelvis

menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap tahun.

Kekhawatiran besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini dapat

meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan sebesar

enam kali lipat. Alasannya: karena tuba falopi sering mendapatkan parut (bekas luka)

Page 2: Infeksi Pelvis

yang timbul karena infeksi ini, telur yang turun mungkin akan macet dan hanya tertanam

di dinding tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di luar kandung per tahun dapat

dipastikan disebabkan oleh infeksi seperti ini, demikian kata Dr. Benrubi. Itu masalah

yang serius: Kehamilan di luar kandungan, demikian katanya, "dewasa ini menjadi

penyebab kematian ibu dengan prosentase sebesar 15% dan dengan segera akan menjadi

penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi.

Page 3: Infeksi Pelvis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi

Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada disebelah dorsokaudal terhadap

abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke ekstremitas inferior.

Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dengan caput femoris

kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang

dibentuk oleh tulang, ligamentum, dan otot. Cavitas pelvis yang berbentuk seperti

corong, member tempat kepada vesika urinaria, alat kelamin pelvic, rectum,

pembuluh darah dan limfe, dan saraf.

Pada manusia dewasa, panggul terbentuk di punggung posterior (belakang) oleh

sakrum dan tulang ekor (bagian ekor dari kerangka axial), lateral dan anterior oleh

sepasang tulang pinggul (bagian dari kerangka apendikularis). Pada manusia dewasa,

panggul normal terdiri dari tiga tulang besar dan tulang ekor (3-5 tulang). Namun,

sebelum masa pubertas tulang pinggul terdiri dari tiga tulang yang terpisah yaitu

ilium, ichium, dan pubis. Jadi, sebelum pubertas panggul dapat terdiri dari lebih dari

sepuluh tulang, tergantung pada komposisi tulang ekor.

Pinggul ini dibagi menjadi 2, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri tubuh.

Kedua tulang pinggul yang terdiri dari 3 bagian, ilium, ichium dan pubis. Bagian-

bagian ini digabungkan bersama selama pubertas, yang berarti di masa kanak-kanak

mereka adalah tulang terpisah. Tulang sarcum merupakan penghubung tulang

belakang ke panggul dan juga menjadi tempat yang memungkinkan bagi sepasang

pinggul kita untuk melekat.

Pelvis merupakan cincin cekung berbentuk tulang yang menghubungkan kolom

vertebral ke femurs. Fungsi utamanya untuk menyangga berat tubuh bagian atas

ketika kita sedang duduk, berdiri dan beraktivitas.

Fungsi sekundernya adalah untuk mengandung (pada wanita) ketika hamil dan

melindungi viscera pelvis danabdominopelvic viscera (bagian inferior saluran kemih,

organ reproduksi internal).

Page 4: Infeksi Pelvis

Tulang pinggul saling terhubung satu sama lain pada anterior pubis symphysis ,

dan posterior dengan sacrumpada sendi sacroiliac untuk membentuk cincin panggul.

Cincin ini sangat stabil sehingga menyebabkan sedikitnya mobilitas/pergerakan.

Ligamen yang paling penting dari sendi sacroiliac adalah

ligamen sacrospinousdan sacrotuberous yang menstabilkan tulang pinggul pada

sacrum dan mencegah promonotory dari miring ke depan.

Sendi antara sacrum dan tulang ekor, sacrococcygeal symphysis, diperkuat oleh

serangkaian ligamen. Ligamensacrococcygeal anterior merupakan perpanjangan

dari anterior longitudinal ligament (ALL) yang berjalan di sisi anterior dari badan

vertebra. Serat tidak teratur tersebut menyatu dengan periosteum

Setiap sisi panggul terbentuk sebagai tulang rawan, yang mengeras sebagai tiga

tulang utama yang tinggal terpisah melalui masa kanak-kanak: ilium, ichium, pubis.

Saat kelahiran seluruh sendi pinggul (area acetabulum dan bagian atas femur) masih

terbuat dari tulang dan otot

Gerakkan trunk/batang (bending forward) pada dasarnya adalah sebuah gerakan

dari otot-otot rektus, sementara flexi lateral (bending menyamping) dicapai oleh

kontraksi obliques bersama dengan lumborum kuadratus dan otot punggung intrinsic. 

Dasar panggul memiliki dua fungsi: Salah satunya adalah untuk menutup rongga

panggul dan perut, serta menanggung beban dari organ visceral, yang lain adalah

untuk mengontrol bukaan rektum dan organ urogenital yang menembus dasar panggul

dan membuatnya lebih lemah. Untuk melakukan keduanya, dasar panggul terdiri dari

beberapa lembar otot dan jaringan ikat.

Kerangka pelvis terdiri dari :

Dua os coxae yang masing-masing dibentuk oleh tiga tulang : os ilii, os ischii, dan

os pubis

Os sacrum

Os coccyges

Page 5: Infeksi Pelvis

Gambar 2.1

a. Os sacrum

Os sacrum terdiri dari lima rudimenter yang bersatu membentuk tulang

berbentuk baji yang cekung kearah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri

bersendi dengan vertebra lumbalis V. pinggir inferior yang sempit bersendi

dengan os coccygis. Dilateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae

membentuk articulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis

pertama menonjol kedepan sebagai batas posterior aperture pelvis superior,

disebut promontorium os sacrum yang merupakan bagian penting bagi ahli

kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama

membentuk kanalis sakralis. Kanalis sakralis berisi radiks anterior dan posterior

nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus vilum terminale dan lemak fibrosa.

b. Os coccyges

Os coccyges berartikulasi dengan sacrum di superior tulang ini terdiri dari

empat vertebra rudimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang

basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum. Vertebra coccygea hanya terdiri

atas corpus, namum vertebra pertama mempunyai prosecus tranversus rudimenter

dan kornu coccygeum. Kornu adalah sisa pediculus dan procesus articularis

superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan kornu scrale.

c. Os inominatum tulang panggul

Page 6: Infeksi Pelvis

Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu : ilium, iscium, dan pubis.

Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu seluruhnya pada acetabulum.

Ilium : batas atas tulang ini adalah Krista iliaca.

Krista iliaca berjalan ke belakang dari spina iliaka anterior superior menuju spina

iliaka posterior superior. Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya.

Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah

perlekatan m. gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi

perlekatan glutei ke tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga

membentuk fossa iliaka. Fossa ilika merupakan tempat melekatnya m. iliakus.

Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sacroiliaca

(sendi synovial).

Ligamentum sacroiliaca posterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi

sakroiliaka. Linea iliopectinealis berjalan disebelah anterior permukaan dalam

ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.

Iscium : terdiri dari spina dibagian posterior yang membatasi incisura isciadica

mayor (atas) dan minor (bawah). Tuberositas iscia adalah penebalan bagian bawah

korpus iscium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iscium menonjol

ke depan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis

inferior.

Pubis : terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini

berartikulasi dengan tulang pubis ditiap sisi simfisis pubis. Permukaan superior

dari korpus memiliki Krista pubicum dan tuberkulum pubicum. Foramen

obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan iscium.

d. Pelvis major (panggul besar, pelvis spurium)

Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis).

Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagian

cavitas abdominalis.

Page 7: Infeksi Pelvis

Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ke tiga, membantu

menyokong uterus gravidarum.

Ke arah ventral dibatasi dinding abdomen, ke arah lateral oleh fossa iliaca dextra,

dan fossa iliaca sinistra, dan ke arah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.

e. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)

Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus

pelvis).

Merupakan lokasi fisera pelvis (misalnya vesika urinaria).

Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum dan os coccygis.

Ke bawah dibatasi oleh diafragma pelvis.

Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas. Pelvis

minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses

persalinan.

Ada 4 sendi pelvis, yaitu :

Dua articulation sacroiliaca

Symphisis pubis

Articulation sacrococcygea

a. Dua articulation sacroiliaca

Articulation sacroiliaca kanan dan kiri terletak diantara korpus vertebrae

sacralis ke-1 dan ke-2 dan fascies artikularis ilium pada kedua sisi. Karena berat

tubuh dihantarkan lewat pelvis, maka sendi-sendi ini dapat mengalami tekanan

yang berat. Permukaan sacrum dan ilium mempunyai banyak tonjolan dan

cekungan yang saling mengunci seperti jigsaq puzzle dan dengan demikian

memeberikan kestabilan pada sendi tersebut sesuai dengan kebutuhan, karena

terdapat sedikit gerakan sinovia pada setinggi vertebra sacralis ke-2.

Page 8: Infeksi Pelvis

Ligament sacroiliaca yang kuat mengelilingi sendi ini. Ligament sacrospinosa

dan sacrotuberosa menghubungkan sacrum dan os coxae.

Ligament sacrotuberostum terentang dari tepi bawah sacrum sampai

tuberisciadicum.

Ligament sacrospinosum terentang dari tepi bawah sacrum sampai

spinaisciadicum. Semua ligamentum tersebut secara normal membantu membatasi

gerakan sacrum.

b. Simfisis pubis

Adalah articulation cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4cm.

Fascies artikularis dari corpus ossis pubis ditutupi oleh cartilage hyaline, dan suatu

diskus cartilaginosa yang menggabungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum

pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang

minimum.

c. Articulation saccrococcygea

Merupakan articulation cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bawah

sacrum dan tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum

sacrococcygeu dan dapat melakukan flexi dan ekstensi yang merupakan gerakan

pasif saat defekasi dan melahirkan. Ligamentum poupart juga disebut ligamentum

inguinale terentang antara spinailiaca anterior superior dan corpus osis pubis.

Membrane obturatoria : membrane obturatoria menutup foramen obturatorium

dan padanya terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan

pembuluh limfatika.

Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan

karena terjadi elastisitas (kelenturan) ligment yang memperkuat sendi tersebut

akibat adanya hormone relaxin.

Dinding pelvis dapat dibedakan atas :

Dinding ventral

Dua dinding lateral

Page 9: Infeksi Pelvis

Dinding dorsal

Sebuah dasar pelvis.

a. Dinding pelvis ventral

Dinding pelvis ventral pertama-tama dibentuk oleh kedua corpus ossis pubis

dan ramus ossis pubis serta simfisis pubica.

b. Dinding pelvis lateral

Dinding pelvis lateral memiliki kerangka tulang yang dibentuk oleh bagian-

bagian os coxae, muskulus obturator internus menutupi seluruh dinding-dinding

ini. Medial terhadap muskulus obturator internus terdapat nervus obturatorius dan

pembuluh obturatoria, dan cabang lain dari pembuluh iliaca interna. Masing-

masing musculus obturator internus meninggalkan pelvis melalui foramen

isciadicum minus dan melekat pada femur (os femuris).

c. Dinding pelvis dorsal

Dinding pelvis dorsal dibentuk oleh sacrum, bagian-bagian os iscii yang

berdekatan, dan articulation sacroiliaca serta ligament sacroiliaca. Muskulus

piriformis melapisi dinding ini disebelah lateral. Masing-masing muskulus

piriformis meninggalkan pelvis minor melalui foramen isciadicum (sciaticum)

majus. Medial terhadap muskulus piriformis terdapat saraf-saraf dari pleksus

sacralis dan pembuluh iliaca interna serta cabangnya.

d. Dasar pelvis

Dasar pelvis dibentuk oleh diafragma pelvis yang dibentuk oleh musculus

levator ani dan musculus coccygeus serta fascia-fascia yang menututpi permukaan

cranial dan permukaan caudal otot tersebut. Diafragma pelvis terbentang antara os

pubis disebelah ventral dan os coccyges disebelah dorsal, dan dari dinding-

dinding pelvis lateral yang satu ke dinding-dinding pelvis lateral disberangnya.

Karena itu, diafragma pelvis menyerupai sebuah corong yang tergantung pada

tempat perlekatan tadi.

Klasifikasi jenis pelvis normal yang dipakai adalah klasifikasi dari CALD WELL dan

MOLLOY. Ada 4 kelompok utama :

Page 10: Infeksi Pelvis

a. Ginekoid

Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Mempunyai pintu

masuk berbentuk bulat dan pintu keluarnya mempunyai spina isciadica yang

tumpul (bulat), dan tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus pubis memiliki sudut

yang membulat. Pelvis jenis ini memiliki efek yang menguntungkan pada saat

persalinan, karena pelvis bulat didepan, maka fetus akan memberikan presentasi

kepala sehingga jalannya persalinan akan lebih mudah.

b. Android

Pelvis android mempunyai pintu masuk yang berbentuk jantung,

menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit. Mempunyai kurvatura yang

buruk. Pintu keluar membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan

mempersempit ruangan. Spina isciadica tajam dan membelok. Pelvis jenis ini

membuat persalinan cenderung lebih lama tetapi berlangsung normal.

c. Platipeloid

Pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh factor perkembangan, rakhitis atau

factor herediter. Pintu masuknya berbentuk ginjal. Pintu keluarnya cukup luas

karena arcus pubisnya sangat besar. Pada pelvis platipeloid proses persalinannya

cukup sulit karena kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu

masuk pelvis.

d. Anthropoid

Pintu masuknya berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang

panjang, tetapi diameter transversa yang lebih pendek. Cavitas pelvisnya cukup

memadai pada semua diameternya tetapi agak dalam. Pintu keluarnya juga cukup

memadai pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar. Pelvis ini

mempunyai pintu masuk yang paling mudah dilalui kepala fetus. Lebih sering

occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah ke anterior.

Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang sama, dan lahir dengan posisi

occipitoposterior yang tidak mengalami reduksi dan bukannya muka yang

menghadap perineum.

Page 11: Infeksi Pelvis

Gambar 2.2

2.1 Definisi

Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit

tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung

telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang

panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini

hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius

pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita

penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas

(gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah

menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti

rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu

infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa.

Page 12: Infeksi Pelvis

2.2 Etiologi

Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital

bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan

hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri

penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang

menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai

bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini

adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi

karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari

rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah

menstruasi).

Page 13: Infeksi Pelvis

Faktor Risiko

Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk

mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda

berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan

seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan

dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat

melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda

dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi

masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:

1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya

2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30

hari

3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS

4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan

5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.

Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah

pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi

sebelumnya.

2.3 Patofisiologi

Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital atas

endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina (salpingitis), ovarium

(ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina (parametritis) dan peritoneum pelvis

(peritonitis). Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari

lima cara.

1. Interlumen

Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%) terjadi

akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri. Infeksi

kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke ruang

peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan mekanisme ini adalah N.

gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus agalatiae, sitomegalovirus dan virus

herpes simpleks.

Page 14: Infeksi Pelvis

2. Limfatik

Infeksi purpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan denngan

IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non purpuralis.

3. Hematogen

Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu (misalnya

tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.

4. Intraperitoneum

Infeksi intraabdomen (misalnya apndisitis, divertikulitis) dan kecelakaan intra

abdomen (misalnya virkus atau ulkus denganperforasi) dapat menyebabkan infeksi

yang mengenai sistem genetalia interna.

5. Kontak langsung

Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi setempat dari

daerah infeksi dan nekrosis jaringan.

Terjadinya radang panggul di pengaruhi beberapa faktor yang memegang

peranan, yaitu:

1. Terganggunya barier fisiologik

Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna,

akan mengalami hambatan.

a. Diostium uteri internum

b. Di kornu tuba

c. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi

endometrium maka kuman – kuman pada endometrium turut terbuang.

Pada ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman

dihambat secara : mekanik, biokemik dan imunologik.

Pada keadaan tertentu, barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada

saat persalinan, abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR):

Page 15: Infeksi Pelvis

1. Adanya organisme yang berperang sebagai

vector.

Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak

sampai tuba fallopi. Beberapa kuman pathogen misalnya E coli dapat melekat

pada trikomonas vaginalis yang berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai

tuba fallopi dan menimbulkan peradangan di tempat tersebut. Spermatozoa

juga terbukti berperan sebagai vektor untuk kuman – kuman N gonerea,

ureaplasma ureolitik, C trakomatis dan banyak kuman – kuman aerobik dan

anaerobik lainnya.

2. Aktivitas seksual

Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi

utrerus yang dapat menarik spermatozoa dan kuman – kuman memasuki

kanalis servikalis.

3. Peristiwa Haid

Radang panggul akibat N gonorea mempunyai hubungan dengan siklus

haid. Peristiwa haid yang siklik, berperan pentig dalam terjadinya radang

panggul gonore.

Periode yang paling rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu

pertama setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat

baik untuk tumbuhnya kuman – kuman N gonore. Pada saat itu penderita akan

mengalami gejala – gejala salpingitis akut disertai panas badan. Oleh karena itu gejala ini

sering juga disebut sebagai ”Febril Menses”.

2.4 Tanda dan gejala

Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini

umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi

terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang

panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang

tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih,

perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam

Page 16: Infeksi Pelvis

tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu makan berkurang, nyeri perut bagian bawah dan

daerah panggul, dan sekret vagina yang purulen.

Biasanya infeksi akan menyambut tuba fallopi. Tuba yang tersumbat biasa

membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan

menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke strukstur di

sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang

abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

Di dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses

(penimbunan nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul,

gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh

lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

Bakteri N. Gonorrhoae & Chlamydia trachomatis

Proses Menstruasi Aktivitas seksual dibawah usia 25 tahun

Hilangnya lapisan endometrium Kerusakan jaringan Berganti-ganti

pasangan seksual

Pertahanan rahim Invasi bakteri dari vagina dan leher rahim Lendir

servikal tipis

Proteksi terhadap bakteri

Pertumbuhan bakteri

Infeksi Pelvis

Page 17: Infeksi Pelvis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang

menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk

mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen

(perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya.

Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi adalah

prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut

untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.

Terapi

Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat

mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi

Terganggunya barier fisiologik

Masuknya bakteri

Pelepasan endotoksin

Aliran darah

Hipotalamus

Suhu tubuh

Hipertermi

Sepsis

Sistem imun

Sitokin teraktivasi

TNF

Kontraktilitas miokardium

Vasodilatasi

Cardiac Output

Penurunan perfusi jaringan

Tekanan darah

Anemia

Interlumen

Kuman patogen

Serviks

Tuba uterina

Abses (nanah)

Pembengkakan tuba

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

Kesehatan

Aktivitas seksual

Disfungsi seksual

HDR

Semangat hidup

Kunjungan ke pelayanan kesehatan

Kurangnya informasi masalah kesehatan

Kurang pengetahuan

TIK

Nyeri kepala

Page 18: Infeksi Pelvis

kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri

penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan

untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.

Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul

mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat

menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun

tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali,

maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.

Komplikasi

Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan

seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat

menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan

menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan

sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan

ektopik.

Pencegahan

Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari

penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi

kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah

maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian

atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi.

BAB IV

Page 19: Infeksi Pelvis

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna,

yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba,

ovarium parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan

organ sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.

Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk

melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID

disebabkan oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual

(misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).

Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan

nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau

muntah.

Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa

membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,

perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke

struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan

fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

1.2 Saran

Jauhi free seks karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita

sendiri karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.

Page 20: Infeksi Pelvis

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Bandung.

Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.

Glasier, Anna, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC, 2005.

Rustam, 1976. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Scott, R. James, Danford, Buku Saku Obstetri dan Genetalia. Jkarta : Widya Medika, 2002.