Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2013 / Human Development Index (HDI) 2013

download Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2013 / Human Development Index (HDI) 2013

of 91

description

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2013 / Human Development Index (HDI) in 2013 is a comparative measure of life expectancy, literacy, education and standard of living in 2013 published by Statistics Lhokseumawe working with the Regional Development Planning Agency City Government Lhokseumawe.HDI is used to classify whether a city is a city forward, growing town or city retarded and also to measure the impact of economic policies on quality of human life in Lhokseumawe.

Transcript of Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2013 / Human Development Index (HDI) 2013

  • PENGHITUNGAN DAN ANALISIS INDEKS PEMBANGUNANMANUSIA KOTA LHOKSEUMAWE 2013

    Katalog BPS : 4102002.1174

    Ukuran Buku : 21 cm x 29 cm

    Jumlah Halaman : 80 + vii halaman

    Naskah :

    Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

    Gambar Kulit :

    Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

    Diterbitkan Oleh :

    Badan Pusat Statistik bekerjasama denganBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lhokseumawe

    Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

  • SAMBUTAN

    Kota Lhokseumawe sebagai daerah yang sedang berkembang

    memerlukan suatu data dan indikator dalam rangka menunjang proses

    perencanaan pembangunan termasuk pembangunan manusia. Salah

    satu indikator keberhasilan pembangunan manusia adalah Indeks

    Pembangunan Manusia (IPM).

    Penyusunan buku Penghitungan dan Analisis Indeks

    Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe Tahun 2012 dapat

    memberikan gambaran tentang indikator keberhasilan pembangunan

    manusia di Kota Lhokseumawe, seperti angka harapan hidup, angka

    melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta tingkat daya beli

    masyarakat. Hasilnya diharapkan sebagai bahan acuan dalam

    perencanaan pembangunan manusia Kota Lhokseumawe di masa

    mendatang.

    Akhirnya, semoga buku Penghitungan dan Analisis Indeks

    Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe Tahun 2013 dapat

    memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, umumnya

    kepada masyarakat luas. Kepada semua pihak yang telah

    berpastisipasi dalam penyusunan buku ini, saya ucapkan terima kasih.

    Lhokseumawe, November 2013

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Kota Lhokseumawe

    Kepala,

    Ir. Azwar, M.Si

  • KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan

    rahmat serta hidayah-Nya, hingga tersusun buku Penghitungan dan

    Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe Tahun

    2012 oleh BPS Kota Lhokseumawe berkerjasama dengan BAPPEDA

    Kota Lhokseumawe. Publikasi ini dapat digunakan untuk mengukur

    kinerja pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe.

    Berbagai kebijakan yang mengarah pada peningkatan kualitas

    manusia telah ditempuh oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe. Data

    yang tersaji pada buku ini kami jadikan sebagai alat pemantauan

    terhadap perkembangan pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe

    serta dapat digunakan sebagai bahan akuntabilitas publik yang

    mengevaluasi kinerja pemerintah.

    Kepada tim penyusun, kami ucapkan terima kasih atas daya dan

    upaya dalam penyusunan buku ini. Akhirnya saran dan kritik sangat

    kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini di masa

    mendatang.

    Lhokseumawe, November 2013

    Badan Pusat Statistik Kota Lhokseumawe

    Kepala,

    Mughlisuddin, SE

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan

    rahmat serta hidayah-Nya, hingga tersusun buku Penghitungan dan

    Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe Tahun

    2012 oleh BPS Kota Lhokseumawe berkerjasama dengan BAPPEDA

    Kota Lhokseumawe. Publikasi ini dapat digunakan untuk mengukur

    kinerja pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe.

    Berbagai kebijakan yang mengarah pada peningkatan kualitas

    manusia telah ditempuh oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe. Data

    yang tersaji pada buku ini kami jadikan sebagai alat pemantauan

    terhadap perkembangan pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe

    serta dapat digunakan sebagai bahan akuntabilitas publik yang

    mengevaluasi kinerja pemerintah.

    Kepada tim penyusun, kami ucapkan terima kasih atas daya dan

    upaya dalam penyusunan buku ini. Akhirnya saran dan kritik sangat

    kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini di masa

    mendatang.

    Lhokseumawe, November 2013

    Badan Pusat Statistik Kota Lhokseumawe

    Kepala,

    Mughlisuddin, SE

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan

    rahmat serta hidayah-Nya, hingga tersusun buku Penghitungan dan

    Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe Tahun

    2012 oleh BPS Kota Lhokseumawe berkerjasama dengan BAPPEDA

    Kota Lhokseumawe. Publikasi ini dapat digunakan untuk mengukur

    kinerja pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe.

    Berbagai kebijakan yang mengarah pada peningkatan kualitas

    manusia telah ditempuh oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe. Data

    yang tersaji pada buku ini kami jadikan sebagai alat pemantauan

    terhadap perkembangan pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe

    serta dapat digunakan sebagai bahan akuntabilitas publik yang

    mengevaluasi kinerja pemerintah.

    Kepada tim penyusun, kami ucapkan terima kasih atas daya dan

    upaya dalam penyusunan buku ini. Akhirnya saran dan kritik sangat

    kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini di masa

    mendatang.

    Lhokseumawe, November 2013

    Badan Pusat Statistik Kota Lhokseumawe

    Kepala,

    Mughlisuddin, SE

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTARSAMBUTAN

    iii

    DAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL vDAFTAR GAMBAR vii

    BAB I PENDAHULUAN 21.1 Latar Belakang1.2 Tujuan1.3 Manfaat1.4 Ruang Lingkup

    2788

    BAB II METODOLOGI 92.1 Metode Pengumpulan Data2.2 Metode Pengolahan Data2.3 Metode Analisis dan Penghitungan IPM

    2.3.1 Rumus Umum IPM2.3.2 Angka Harapan Hidup2.3.3 Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah2.3.4 Purchasing Power Parity (PPP)2.3.5 Perubahan IPM

    2.4 Metode Penyajian

    91112121417192324

    BAB III GAMBARAN UMUM 283.1 Kondisi Geografis3.2 Kondisi Pemerintahan3.3 Kondisi Demografi3.4 Kondisi Ketenagakerjaan3.5 Kondisi Perekonomian

    3.5.1 Struktur Ekonomi3.5.2 Pertumbuhan Ekonomi

    28293236393946

    BAB IV INDIKATOR KESEHATAN 51

    BAB V INDIKATOR PENDIDIKAN 545.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat5.2 Angka Melek Huruf5.3 Rata-rata Lama Sekolah

    555657

    BAB VI INDIKATOR DAYA BELI 606.1 Pengeluaran Konsumsi Per Kapita6.2 Daya Beli Penduduk

    6063

  • iv

    Halaman

    BAB VII PERKEMBANGAN IPM 677.1 Indeks Pembangunan Manusia7.2 Shortfall IPM

    6771

    BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 758.1 Kesimpulan8.2 Implikasi Kebijakan

    8.2.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan8.2.2 Strategi dan Sasaran Pembangunan Manusia

    75767678

  • vDAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Nilai Ekstrim Komponen Indeks Pembangunan Manusia(IPM) yang Digunakan dalam Penghitungan 13

    Tabel 2.2 Jenjang Pendidikan dan Skor yang Digunakan untukMenghitung Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 19

    Tabel 2.3 Klasifikasi IPM 24

    Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Lhokseumawe per Kecamatan 29

    Tabel 3.2 Nama Gampong Berdasarkan Kecamatan dan Kemukimandi Kota Lhokseumawe 30

    Tabel 3.3 Jumlah dan Tingkat Kepadatan Pendudukdi Kota Lhokseumawe Tahun 2013 32

    Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Produktifdi Kota Lhokseumawe Tahun 2013 33

    Tabel 3.5 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang BekerjaBerdasarkan Sektor Pekerjaan Utama di KotaLhokseumawe Tahun 2013 37

    Tabel 3.6 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga BerlakuMenurut Sektor, 2009-2013 Dengan Migas (persen) 40

    Tabel 3.7 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga BerlakuMenurut Sektor, 2009-2013 Tanpa Migas (persen) 44

    Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Dalam PDRB KotaLhokseumawe Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor,2009-2013 Dengan dan Tanpa Migas (persen) 48

    Tabel 6.1 Pendapatan Per Kapita Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2013 (Rp) 62

  • vi

    Tabel 7.1

    Tabel 7.2

    Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Lhokseumawe Tahun2013

    Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Lhokseumawe Tahun2013

    69

    70

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kota Lhokseumawe Tahun 2013 35

    Gambar 3.2 Peranan PDRB Dengan Migas Kota LhokseumaweTahun 2013 43

    Gambar 3.3 Peranan PDRB Tanpa Migas Kota Lhokseumawe Tahun2013 46

    Gambar 4.1 Angka Harapan Hidup di Kota Lhokseumawe Tahun2007 - 2013 52

    Gambar 5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke AtasMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan danJenis Kelamin di Kota Lhokseumawe Tahun 2013 56

    Gambar 5.2 Angka Melek Huruf di Kota Lhokseumawe Tahun 2007 -2013 57

    Gambar 5.3 Rata-rata Lama Sekolah di Kota Lhokseumawe Tahun2007 - 2013 58

    Gambar 6.1 Pengeluaran Per Kapita Sebulan Kota Lhokseumawedan Provinsi Aceh Tahun 2011-2013 61

    Gambar 6.2 Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan KotaLhokseumawe, 2007-2013 (Rp 000) 64

    Gambar 6.3 Indeks Daya Beli Kota Lhokseumawe Tahun 2007-2013 65

    Gambar 7.1 Perkembangan IPM Kota Lhokseumawe dan BeberapaKabupaten/Kota Lainnya di Aceh Tahun 2007 - 2013 67

    Gambar 7.2 Perkembangan Reduksi Shortfall IPM KotaLhokseumawe Tahun 2007 - 2013 72

  • BAB IPENDAHULUAN

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 2

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPembangunan manusia (human development)

    merupakan suatu paradigma yang menempatkan manusiasebagai titik sentral sehingga setiap upaya pembangunanmempunyai ciri dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalamkerangka ini maka pembangunan daerah ditujukan untukmeningkatkan partisipasi penduduk dalam semua prosespembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintahmelakukan upaya peningkatan kualitas penduduk sebagaisumber daya baik dari aspek fisik (kesehatan), intelektualitas(pendidikan), kesejahteraan ekonomi (daya beli) maupunmoralitas (iman dan takwa). Hal ini sesuai dengan tujuanpembangunan yang tercantum dalam UUD 1945, yaitumemajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskankehidupan bangsa yang secara implisit juga mengandungmakna pemberdayaan manusia.

    Dalam perspektif United Nations DevelopmentProgramme (UNDP), pembangunan manusia (humandevelopment) dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagipenduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihatsebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan dansekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut(UNDP, 1990). Pada saat yang sama pembangunan manusia

    I

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 3

    dapat dilihat juga sebagai pembangunan (formation)kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan,pengetahuan dan ketrampilan; sekaligus sebagaipemanfaatan (utilization) kemampuan/ketrampilan merekatersebut.

    Konsep pembangunan di atas jauh lebih luaspengertiannya dibandingkan konsep pembangunan ekonomiyang menekankan pada pertumbuhan (economic growth),kebutuhan dasar (basic needs), kesejahteraan masyarakat(social welfare), atau pembangunan sumber daya manusia(human resource development). Karena konsep pembangunanUNDP mengandung empat unsur, yaitu : produktivitas(productivity), pemerataan (equity), kesinambungan(sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).

    Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisipelaku atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam kaitan iniUNDP melihat pembangunan manusia sebagai semacammodel pembangunan tentang penduduk, untuk penduduk,dan oleh penduduk.

    a. tentang penduduk; berupa investasi di bidangpendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosiallainnya;

    b. untuk penduduk; berupa penciptaan peluangkerja melalui perluasan (pertumbuhan) ekonomidalam negeri; dan

    c. oleh penduduk; berupa upaya pemberdayaan(empowerment) penduduk dalam menentukan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 4

    harkat manusia dengan cara berpartisipasi dalamproses politik dan pembangunan.

    Untuk melihat sejauh mana capaian pembangunanmanusia di suatu daerah, maka kehidupan masyarakat perludipantau perkembangannya. Pemantauan bertujuan untukmengevaluasi kemajuan hasil pembangunan. Selain itu jugasebagai kerangka akuntabilitas publik untuk mengevaluasikinerja pemerintah daerah sebagai penyelenggarapemerintahan di tingkat kabupaten/kota.

    Bidang kehidupan yang perlu dipantau meliputi seluruhaspek kehidupan masyarakat, baik yang berkaitan denganindividu dalam hal kelangsungan hidup secara individu(kebutuhan dasar, kesehatan dan KB), tumbuh kembang(pendidikan, gizi), partisipasi (ketenaga-kerjaan, politik),perlindungan (kesejahteraan sosial, hukum dan ketertiban),maupun yang berkaitan dengan wilayah sepertikependudukan, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi.

    Berbagai indikator dapat digunakan untuk memantaukemajuan pembangunan di suatu daerah, baik indikatorekonomi maupun indikator sosial. Dalam konteksmasyarakat sebagai obyek pembangunan, maka diperlukansuatu indikator untuk mengukur perkembangankehidupan/tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri.Untuk melihat tingkat kesejahteraan dari segi ekonomisecara umum, indikator yang tepat digunakan adalah PDRB.Untuk melihat gambaran tingkat kesejahteraan sosial dalamarti lebih sempit, dapat menggunakan indikator IMH (Indeks

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 5

    Mutu Hidup), karena indikator IMH hanyamempertimbangkan variabel-variabel sosial saja. Sedangkanuntuk melihat gambaran tingkat kesejahteraan sosial danekonomi secara luas, dapat menggunakan indikator IPM(Indeks Pembangunan Manusia), karena IPMmempertimbangkan variabel-variabel sosial dan ekonomi.

    UNDP sejak tahun 1990 menggunakan IndeksPembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index(HDI) untuk mengukur keberhasilan atau kinerja(performence) suatu negara atau daerah dalam bidangpembangunan manusia. Pada tahun 2010 UNDP merubahmetodologi dan direvisi pada tahun 2011. Negara India mulaimengaplikasikan metode ini tahun 2011. Kendati demikianuntuk penyusunan buku IPM Kota Lhokseumawe Tahun2012 ini kami belum menggunakan metode penghitunganterbaru.

    Adapun keunggulan IPM metode baru ini yaitumenggunakan indikator yang lebih tepat dan dapatmembedakan dengan baik. PNB menggantikan PDBdikarenakan lebih menggambarkan pendapatan masyarakat.Angka melek huruf tidak digunakan lagi karena tidak dapatmembedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik,karena angka melek huruf sebagian daerah sudah tinggi.

    Namun ada implikasi dari perubahan metodologi ini,yaitu level IPM menjadi lebih rendah akibat dari perubahanindikator dan metode agregasi. Natinya jika IPM ini berubahsignifikan tentu berdampak pada capaian pemda setempat.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 6

    Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi yang baik agarpihak-pihak terkait dapat memahami perubahan yang terjadiitu diakibatkan perubahan metode penghitungan.

    Konsep pembangunan manusia memiliki dimensi yangsangat luas. Menurut UNDP upaya ke arah perluasanpilihan hanya mungkin dapat direalisasikan jika pendudukpaling tidak memiliki : peluang berumur panjang dan sehat,pengetahuan ketrampilan yang memadai, dan peluang untukmerealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatanyang produktif (misalnya dapat bekerja dan memperolehuang sehingga memiliki daya beli). Dengan kata lain,tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut minimal sudahdapat merefleksikan tingkat keberhasilan pembangunanmanusia suatu negara/daerah.

    Untuk mengukur tingkat pemenuhan ketiga unsur diatas, UNDP menyusun suatu indeks komposit berdasarkanpada 3 (tiga) indikator, yaitu : Angka Harapan Hidup (lifeexpectancy at age o : eo), Angka melek huruf pendudukdewasa (adult literacy rate : Lit), Rata-rata lama sekolah(mean years of schooling : MYS), serta Purchasing PowerParity (merupakan ukuran pendapatan yang sudahdisesuaikan dengan paritas daya beli). Indikator pertamamengukur umur panjang dan sehat, dua indikatorberikutnya mengukur pengetahuan dan ketrampilan,sedangkan indikator terakhir mengukur kemampuan dalammengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Ketiga

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 7

    indikator inilah yang digunakan sebagai komponen dalampenyusunan IPM/HDI.

    Pengukuran tingkat pemenuhan ketiga indikator di atasdilakukan dengan sistem pengukuran yang dipakai olehUNDP dalam menyusun IPM global. Hal ini didorong harapanagar indeks yang dihasilkan terbanding secara nasionalmaupun internasional.

    Bagi daerah-daerah yang relatif baru seperti KotaLhokseumawe, kegiatan penyusunan IPM memiliki peransangat strategis dalam perencanaan pembangunan regionalkhususnya pembangunan manusia. Dalam evaluasipembangunan manusia, IPM ini dapat diamatiperkembangannya setiap periode sehingga dapat diketahuiseberapa besar percepatan pembangunan manusia antarperiode. Di sisi lain, secara cross section IPM juga dapatdigunakan sebagai indikator pembanding antar wilayahuntuk melihat posisi relatif pembangunan manusia suatuwilayah terhadap wilayah lain.

    1.2 TujuanKegiatan perhitungan dan analisis Indeks

    Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe bertujuan untukmelihat kondisi pembangunan manusia dan diharapkanmampu digunakan sebagai pembanding kinerjapembangunan manusia antar waktu dan antar daerah.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 8

    1.3 ManfaatBeberapa manfaat penting yang dapat diperoleh dari

    perhitungan dan analisis Indeks Pembangunan ManusiaKota Lhokseumawe adalah sebagai berikut :

    1. sebagai bahan Laporan Pembangunan Manusia(Human Development Report) di Kota Lhokseumawe,

    2. sebagai alat bantu pemerintah dalam rangkamelakukan perencanaan dan evaluasipembangunan daerah,

    3. sebagai bahan akuntabilitas publik terhadap kinerjapemerintah daerah khususnya dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan

    4. sebagai basis data dan data acuan bagi pihak lainyang berkepentingan.

    1.4 Ruang LingkupRuang lingkup bahasan dalam penyusunan publikasi

    ini adalah wilayah administratif Kota Lhokseumawe.

  • BAB IIMETODOLOGI

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 9

    METODOLOGI

    2.1 Metode Pengumpulan DataMetode penghitungan IPM yang dilakukan pada buku

    ini masih menggunakan metode yang lama. Informasi yangdicakup dalam kegiatan penyusunan Indeks PembangunanManusia (IPM) Kota Lhokseumawe adalah data sekunderyang diperoleh dari lembaga, institusi maupun instansipemerintah yang relevan. Data-data tersebut secara garisbesar adalah sebagai berikut :

    1. Indiktor Kesehatan, yang meliputi angka harapanhidup dan IMR, dengan data dasar adalah jumlahwanita usia subur 15-49 tahun (wus), statusperkawinan wus, jumlah anak lahir hidup maupunanak lahir mati dari wus, dan life table modelwestern dari UN (United Nations).

    2. Indikator Pendidikan, yang meliputi rata-rata lamasekolah (mean years school) dan angka melek huruf(literacy rate), dengan data pokok jumlah pendudukyang bersekolah, pendidikan tertinggi yangditamatkan, dan kemampuan baca tulis penduduk.

    3. Indikator Daya Beli, yang meliputi indeks kemahalandan paritas daya beli yang menggunakan datapokok:

    II

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 10

    a.Pengeluaran konsumsi makanan maupun nonmakanan oleh penduduk

    b.Harga 27 paket komoditi dasar di KotaLhokseumawe dan di Kota Banda Aceh sebagaipembanding.Penggunaan harga-harga komoditi di Kota BandaAceh sebagai angka pembanding dimaksudkanagar dapat terlihat kewajaran harga-harga dari 27komoditi tersebut, mengingat Kota Banda Acehsebagai pusat perekonomian di wilayah PropinsiAceh.Tingkat daya beli penduduk menggambarkankondisi relatif daya beli antar wilayah dan antarwaktu. Sehubungan dengan hal tersebut daya belipenduduk ini harus disesuaikan dengankomponen lain seperti indeks harga dan indekskemahalan melalui formula atkinson. Angka dayabeli yang dihasilkan tidak dapat diinterpretasikanberdasarkan angka nominalnya, melainkan harusdiinterpretasikan secara riil denganmembandingkan antar wilayah dan antar waktu.Harga 27 paket komoditi yang dimaksud di siniadalah komoditi terpilih untuk menghitung paritasdaya beli.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 11

    2.2 Metode Pengolahan DataSetelah tahap pengumpulan data selesai, tahap

    berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan datadilakukan dengan menggunakan cara manual dan denganbantuan komputer atau software.

    - Tahap pertama pengolahan data, metode yangdigunakan adalah secara manual (pra komputer).Pengolahan data secara manual ini terdiri atas tahappemeriksaan (verification) dan penyuntingan-pengkodean (editing coding).

    - Tahap kedua, setelah tahap manual selesai,pengolahan data dilanjutkan dengan bantuankomputer. Pada tahap ini dilakukan perekaman data(entry data) dengan menggunakan paket programSPSS (Statistical Program for Social Science),pengecekan hasil entry (validasi), dan prosestabulasi untuk mempermudah analisis.

    Secara rinci tahapan dalam pengolahan data dalamkegiatan ini adalah:

    1. Pengelompokan data (data batching)2. Pemeriksaan data hasil lapangan (verifikasi)3. Perekaman data (entry)4. Pengecekan konsistensi data (validasi)5. Tabulasi

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 12

    2.3 Metode Analisis dan Penghitungan IPMAnalisis yang dilakukan dalam penyusunan Indeks

    Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe menggunakanmetode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisisdeskriptif ditujukan untuk memperoleh gambaran ataudeskripsi dari angka IPM dan berbagai indikator turunannya.Berbagai data yang ada melalui analisis kuantitatif berupaperhitungan-perhitunagn tertentu sangat diperlukan untukpembentukan indikator kesehatan, indikator pendidikan,dan indikator daya beli sebgai pembentuk angka IPM.

    2.3.1 Rumus Umum IPMSeperti dikemukakan sebelumnya komponen IPM terdiri

    dari angka harapan hidup (eo), angka melek huruf (Lit), rata-rata lama sekolah (MYS), dan Purchasing Power Parity (PPP).Masing-masing komponen tersebut terlebih dahulu dihitungindeksnya sehingga bernilai antara 0 (keadaan terburuk) dan1 (keadaan terbaik). Lebih lanjut komponen angka melekhuruf dan rata-rata lama sekolah digabung menjadi satusebagai indikator pendidikan dengan perbandingan 2:1.Dalam laporan ini indeks tersebut dinyatakan dalam ratusan(dikalikan 100) untuk mempermudah penafsiran. Teknikpenyusunan indeks tersebut pada dasarnya mengikutirumus sebagai berikut :

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 13

    Xi Xi min Indeks Xi =

    Xi maks Xi min di mana:

    Xi = Indikator ke-i (i=1,2,3)Xi maks = Nilai maksimum XiXi min = Nilai minimum Xi

    Ketiga indeks yang dihitung ini (X1,X2,X3) adalah:1. Indeks Harapan Hidup (Indeks X1)2. Indeks Pendidikan (Indeks X2)3. Indeks Daya Beli (Indeks X3)

    Dengan nilai maksimum dan minimum sebagai berikut :

    Tabel 2.1 Nilai Ekstrim Komponen IPM

    Komponen IPM (Xi) NilaiMaksimumNilai

    MinimumAngka Harapan Hidup (e0) 85 25Angka Melek Huruf (Lit) 100 0Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 15 0Daya Beli (Real Per CapitaExpenditure/Real PPP Adjusted)(Rp 000) 792.720 360.000

    Nilai maksimum dan minimum untuk komponen angkaharapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lamasekolah adalah sama seperti yang digunakan UNDP dalam

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 14

    menyusun IPM global tahun 1994, kecuali untuk nilai realPPP adj telah disesuaikan dengan keadaan negara Indonesia.

    Setelah ketiga angka indeks tersebut dihasilkan, makadapat dihitung IPM secara global:

    X1 + X2 + X33 ;

    di mana :X1 = Indeks Harapan HidupX2 = Indeks Pengetahuan (2/3 Indeks Melek Huruf

    + 1/3 Indeks Lama Sekolah)X3 = Indeks Standar Hidup Layak

    2.3.2 Angka Harapan HidupAngka harapan hidup pada waktu lahir (e0), yaitu rata-

    rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orangyang dilahirkan pada suatu waktu tertentu dengan asumsipola mortalitas untuk setiap kelompok umur pada masayang akan datang tetap.

    Variabel e0 diharapkan mencerminkan lama hidupsekaligus hidup sehat suatu masyarakat. Meskipunsebenarnya angka morbiditas/kesakitan akan lebih validdalam mengukur hidup sehat, akan tetapi hanya sedikitnegara yang memiliki data morbiditas yang dapat dipercaya,maka variabel tersebut tidak digunakan untuk tujuanperbandingan.

    IPM =

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 15

    Penghitungan angka harapan hidup Kota Lhokseumawedilakukan dengan menggunakan bantuan tabel kematian (lifetables) dan software Mortpak-Lite. Angka harapan hidupdihitung dengan metode tidak langsung yaitu : Brass VariantTrussel dan bantuan Life Tables model Western. Data dasaryang digunakan untuk penghitungan metode tidak langsungadalah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anakmasih hidup dari wanita per kelompok umur. Oleh karenaitu, metode penghitungan tersebut memerlukan data-datasebagai berikut :

    1. Jumlah wanita per kelompok usia (15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49)

    2. Anak Lahir Hidup (ALH) dari wanita per kelompokusia (15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49)

    3. Anak Masih Hidup (AMH) dari wanita per kelompokusia (15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49)

    Melalui metode ini secara tidak langsung jugamenghasilkan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR). IMR merupakan suatu indikator kesehatan dankesejahteraan rakyat yang sangat penting. IMR didefinisikansebagai banyaknya atau tingkat kematian bayi sebelummencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada suatudaerah dalam waktu tertentu.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 16

    IMR dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :1. Jika angka IMR < 40 (Hard Rock), berarti tingkat

    kesehatan dan kesejahteraan ibu yang melahirkanbaik, namun pada level ini sangat sulit diupayakanpenurunan angka IMR-nya.

    2. Jika angka IMR antara 40-70 (Intermediate Rock),berarti tingkat kesehatan dan kesejahteraan ibuyang melahirkan sedang (agak baik), namun padalevel ini agak sulit diupayakan penurunan angkaIMR-nya.

    3. Jika angka IMR > 70 (Soft Rock), berarti tingkatkesehatan dan kesejahteraan ibu yang melahirkanburuk, namun pada level ini cukup mudahdiupayakan penurunan angka IMR-nya.

    Adapun tahapan yang dilakukan untuk memperolehAngka Harapan Hidup adalah sebagai berikut:

    1. Cari jumlah wanita per kelompok usia; 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49 (Wi)

    2. Cari jumlah anak lahir hidup dari wanita perkelompok usia; 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39,40-44, 45-49 (ALHi)

    3. Cari jumlah anak masih hidup dari wanita perkelompok usia; 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39,40-44, 45-49 (AMHi)

    4. Cari Pi = ALHi/Wi (i = kelompok umur)5. Cari Si = AMHi/Wi (i = kelompok umur)6. Cari Di = 1- (Si/Pi) (i = kelompok umur)

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 17

    7. Cari xQ0 = Di x Ki (Ki untuk setiap kelompok umurdiperoleh dari tabel Trussel)

    8. Cari IMR dari xQ0 untuk kelompok umur 20-24, 25-29, 30-34 dengan bantuan Life Tables modelWestern

    9. Cari rata-rata ketiga IMR tersebut (=IMR)10.Cari level dari IMR dengan bantuan Life Tables

    model Western11.Dari level yang diperoleh maka akan diperoleh pula

    e0.

    2.3.3 Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama SekolahUntuk mengukur dimensi pengetahuan BPS

    menggunakan kombinasi angka melek huruf dan rata-ratalama sekolah penduduk dewasa (15 tahun ke atas). Keduaindikator pendidikan ini diharapkan mencerminkan tingkatpengetahuan dan ketrampilan penduduk.

    Angka melek huruf didefinisikan sebagai kemampuanmembaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Angkaini diolah dari variabel kemampuan baca tulis dari SurveiSosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor. Pentingnya angkamelek huruf (Lit) sebagai komponen IPM tidak banyakdiperdebatkan. Permasalahannya hanya sebatas kepekaanLit sebagai ukuran dimensi pengetahuan karena dinilaiangkanya sudah cukup tinggi di semua wilayah Indonesia.Dampak kelemahan tersebut berkurang dengandimasukkannya variabel rata-rata lama sekolah (MYS) dalam

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 18

    penghitungan indeks pendidikan (IP) yang menurut UNDPdihitung dengan cara sebagai berikut:

    IP = 2/3 Indeks Lit + 1/3 Indeks MYS

    Rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakandua variabel dasar dalam kuesioner Kor-Susenas, yaitu kelastertinggi yang pernah/sedang diduduki dan pendidikantertinggi yang ditamatkan. Penghitungan MYS dilakukandengan cara penghitungan tidak langsung. Langkah pertamaadalah memberikan bobot variabel pendidikan tertinggi yangditamatkan kemudian langkah selanjutnya menghitungrata-rata tertimbang dari variabel tersebut sesuai bobotnya.Secara sederhana prosedur penghitungan tersebut dapatdirumuskan sebagai berikut:

    10 fi * LSii=1

    MYS =10 fii=1

    di mana:MYS = rata-rata lama sekolahfi = frekuensi penduduk untuk jenjang

    pendidikan iSi = skor untuk masing-masing jenjang

    pendidikan iLSi = 0 (bila tidak/belum pernah sekolah)

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 19

    LSi = Si (bila tamat)LSi = Si + kelas yang diduduki-1 (bila masih

    bersekolah dan pernah tamat)LSi = kelas yang diduduki-1 (bila jenjang yang

    diduduki SD/SR)i = jenjang pendidikan (1,2,3,....,11)

    Tabel 2.2 Jenjang Pendidikan dan Skor Yang Digunakan UntukMenghitung Rata-rata Lama Sekolah (MYS)

    Jenjang Pendidikan Skor(1) (2)

    1. Tidak/belum pernah sekolah2. SD/MI/sederajat3. SLTP/MTs/sederajat/Kejuruan4. SMU/MA/sederajat5. SM Kejuruan6. Diploma I7. Diploma II8. Diploma III/Sarjana Muda9. Diploma IV/S110. S211. S3

    0691212131415161821

    2.3.4 Purchasing Power Parity (PPP)Dengan dimasukkannya variabel PPP sebagai ukuran

    paritas daya beli, IPM secara konseptual jelas lebih lengkapdalam merefleksikan taraf pembangunan manusia daripadaIMH atau PQLI. Karena IMH yang tinggi hanya merefleksikan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 20

    kondisi masyarakat yang memiliki peluang hidup panjang(dan sehat) serta tingkat pendidikan (dan ketrampilan) yangmemadai. Menurut UNDP kondisi tersebut belummemberikan gambaran yang ideal karena belummemasukkan aspek peluang kerja/berusaha yang memadaisehingga memperoleh sejumlah uang yang memiliki dayabeli (purchasing power). Pemenuhan kebutuhan seperti itulahyang dicoba diukur dengan PPP.

    Komponen standar hidup layak dihitung dengan rata-rata konsumsi riil per kapita yang telah disesuaikan denganmetode Atkinson. UNDP dalam menyusun IPM global,menggunakan PDB per kapita untuk mengukur standarhidup layak. Untuk kepentingan penghitungan IPMKabupaten/Kota, BPS tidak menggunakan pendapatan perkapita. Alasannya pendapatan per kapita hanya mengukurproduksi suatu wilayah sehingga tidak mencerminkan dayabeli riil masyarakat yang merupakan fokus perhatian IPM.Sebagai penggantinya BPS menggunakan indikator dasarrata-rata pengeluaran per kapita.

    Data pengeluaran per kapita dihitung dari data SusenasKor yang telah disesuaikan sedemikian rupa sehinggamenjamin keterbandingan antar waktu dan antar wilayah diIndonesia. Dalam tahapan penyesuaian ini dihitung jugaindeks kemahalan dengan tujuan menstandarkan nilai beliatau manfaat rupiah di seluruh Indonesia dan di-discountdengan formula Atkinson. Ilustrasinya adalah bahwakenaikan Rp 50.000,- bagi kabupaten/kota yang memiliki

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 21

    pengeluaran per kapita Rp 100.000,- akan memiliki nilaibeli atau nilai manfaat yang berbeda dengan kenaikanyang sama bagi kabupaten/kota yang memiliki pengeluaranper kapita Rp 500.000,-

    Secara garis besar, proses penyesuaian untukmenghitung angka indeks daya beli adalah sebagai berikut :

    1. Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dariSusenas Kor (=A)

    A =Pengeluaran seluruh penduduk untuk barang dan jasa

    Jumlah seluruh penduduk

    2. Menyesuaikan nilai A (mark-up) dengan data SusenasModul sekitar 20 persen (=B). Penyesuaian inidiperlukan karena data pengeluaran hasil survei,dalam hal ini data konsumsi Susenas Kor, cenderungunder estimate.

    B = 1,2 x A3. Mendeflasikan nilai B dengan IHK/Indeks Harga

    Konsumsen (=C). Bagi daerah yang tidak memilikidata inflasi, IHK bisa didekati dengan IHK ibukotapropinsi (jika dekat) atau inflasi PDRB.

    C = BIHK4. Menghitung daya beli per unit (=PPP/unit) yang

    disebut dengan indeks kemahalan. Indekskemahalan (PPP/unit) dimaksudkan untukmenstandarkan nilai rupiah di semua wilayahIndonesia. Oleh karena itu, berdasarkan standarbaku penghitungan IPM secara nasional digunakan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 22

    harga-harga pada wilayah Jakarta Selatan sebagaipembanding. Penghitungan PPP/unit dilakukansesuai rumus :

    E(i,j)jPPP/Unit =

    p(9,j) q(i,j)jdi mana :E(i,j) = Total pengeluaran untuk komoditi j di

    kab/kotap(9,j) = Harga komoditi j di Jakarta Selatanq(i,j) = Total komoditi j (unit) yang di konsumsi

    di kab/kota

    5. Membagi nilai C dengan PPP/unit (=D)6. Menyesuaikan (mendiscount) nilai D dengan formula

    Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilaimarginal utility dari D (riil/PPPadj) (=D*). RumusAtkinson yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapatdinyatakan sebagai berikut:

    D(i)* = D(i) jika D(i) Z= Z+2(D(i) Z)(1/2) jika Z

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 23

    Z = threshold atau tingkat pendapatan tertentuyang digunakan sebagai batas kecukupan(biasanya menggunakan garis kemiskinan) yangdalam laporan ini Z ditetapkan sebesarRp 1.500,- per kapita sehari atau Rp 547.500,-per kapita setahun

    2.3.5 Perubahan IPMPencapaian pembangunan manusia dapat dilihat dari

    dua segi, yaitu :1. Kecepatan Perubahan IPM (shortfall)

    Kecepatan perubahan IPM dalam suatu periodedapat dilihat dari angka shortfall. Angka tersebutmengukur rasio pencapaian kesenjangan antarajarak yang sudah ditempuh dengan yang harusditempuh untuk mencapai kondisi yang ideal(IPM=100). Semakin tinggi angka shortfall, semakincepat kenaikan IPM. Secara formulasi reduksisortfall (r) adalah:

    IPM t1 IPM t0R = x100

    IPM ref IPM t0di mana :

    IPM t0 = IPM tahun dasarIPM t1 = IPM tahun terakhirIPM ref = IPM acuan atau ideal yang dalam hal

    ini sama dengan 100

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 24

    2. Meningkatnya status pembangunan manusiaberdasarkan klasifikasi berikut :

    Tabel 2.3 Klasifikasi IPM

    Nilai IPM Status PembangunanManusia< 5050 IPM < 6666 IPM < 80 80

    RendahMenengah bawahMenengah atasTinggi

    2.4 Metode PenyajianPenyajian data merupakan salah satu hal yang sangat

    penting dalam penyusunan publikasi atau buku. Hal iniberkaitan dengan kemudahan para pengguna ataukonsumen publikasi IPM Kota Lhokseumawe. Penyajian datadalam penyusunan IPM ini akan berbentuk tulisan, grafik,dan tabel. Penyajian isi materi akan disajikan secaraterstruktur dengan rincian sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUANPada bagian pertama ini akan dijelaskan tentanglatar belakang, maksud, tujuan, dan ruanglingkup dari penghitungan dan analisis IPM KotaLhokseumawe.

    BAB II METODOLOGIBagian ke dua ini menjelaskan berbagai metodeatau teknik yang digunakan dalam pengumpulan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 25

    data, pengolahan data, berbagai formulasipenghitungan indikator, dan metode analisis.

    BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAHBagian ke tiga ini menjelaskan secara ringkasmengenai kondisi wilayah Kota Lhokseumawe,seperti kondisi geografis, musim, pemerintahan,kependudukan, perekonomian, dan sosialbudaya.

    BAB IV INDIKATOR KESEHATANBagian ke empat ini merupakan bagian awal darisubstansi publikasi IPM. Dalam bagian ini akandijelaskan secara rinci mengenai kondisikesehatan penduduk berdasarkan relevansinyadengan penghitungan IPM, seperti kematian bayidan angka harapan hidup.

    BAB V INDIKATOR PENDIDIKANBagian ini akan menjelaskan secara rincimengenai kondisi pendidikan masyarakatberdasarkan relevansinya dengan penghitunganIPM, seperti tingkat pendidikan penduduk, rata-rata lama sekolah, dan angka melek huruf.

    BAB VI INDIKATOR DAYA BELIBagian ini merupakan bagian terakhir darisubstansi publikasi IPM. Di bagian ini akandijelaskan kondisi daya beli masyarakat

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 26

    berdasarkan relevansinya dengan penghitunganIPM, seperti variabel pengeluaran konsumsipenduduk dan daya beli penduduk.

    BAB VII PERKEMBANGAN IPMBagian ke tujuh ini merupakan bagian pokokkarena di dalamnya akan dijelaskan mengenaikondisi pembangunan manusia di KotaLhokseumawe yang ditunjukkan oleh indikatorIPM beserta kecepatan perubahan pembangunanmanusia (shortfall).

    BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKANBagian penutup ini berisi tentang kesimpulanhasil berbagai penghitungan indikator besertamodel implikasi kebijakan yang akandirekomendasikan kepada Pemerintah KotaLhokseumawe.

  • BAB IIIGAMBARAN UMUM

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 28

    GAMBARAN UMUM

    Kota Lhokseumawe merupakan salah satu daerahotonom baru dalam Provinsi Aceh. Kota Lhokseumawepemekaran dari kabupaten induknya yaitu Kabupaten AcehUtara yang dibentuk dengan Undang-undang No. 2 Tahun2001 tanggal 21 Juni 2001.

    3.1 Kondisi GeografisKota Lhokseumawe adalah salah satu kota setingkat

    kabupaten yang berada di wilayah timur Provinsi Aceh.Terletak pada posisi astronomis 04o54 05o18 Lintang Utaradan 96o20 97o21 Bujur Timur.

    Kota Lhokseumawe secara administratif memiliki batassebagai berikut :

    Curah hujan di Kota Lhokseumawe rata-rata berkisar 1 13 mm pada tahun 2012 setara dengan suhu udara antara21,0 oC 34,6 oC. Wilayah Kota Lhokseumawe berada padaketinggian antara 2 24 meter dpl (di atas permukaan laut).

    Sebelah Utara : Selat Malaka Sebelah Selatan : Kecamatan Kuta Makmur (Aceh

    Utara) Sebelah Barat : Kecamatan Dewantara (Aceh Utara) Sebelah Timur : Kecamatan Syamtalira Bayu (Aceh

    Utara)

    III

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 29

    Luas wilayah Kota Lhokseumawe berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2001 seluas 181,06 Km atau 18.106Ha yang meliputi 3 wilayah kecamatan, yaitu KecamatanBanda Sakti, Kecamatan Blang Mangat, dan KecamatanMuara Dua. Pada tahun 2006 terjadi pemekaran wilayahKecamatan Muara Dua menjadi Kecamatan Muara Dua danKecamatan Muara Satu. Rincian luas wilayah kecamatansebagai berikut :

    Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Lhokseumawe per Kecamatan

    No. Kecamatan Luas WilayahKm Ha

    1. Blang Mangat 56,12 5.612

    2. Muara Dua 57,80 5.780

    3. Muara Satu 55,90 5.590

    4. Banda Sakti 11,24 1.124

    Jumlah 181,06 18.106Sumber : Bappeda Kota Lhokseumawe

    3.2 Kondisi PemerintahanSejak tahun 2006, secara administrasi Kota

    Lhokseumawe terdiri dari:- 4 ( empat ) kecamatan- 9 ( sembilan ) kemukiman- 68 ( enam puluh delapan ) gampong

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 30

    Tabel 3.2 Nama Gampong Berdasarkan Kecamatan danKemukiman di Kota Lhokseumawe

    No. Urut

    I BANDA SAKTII. Mukim Lhokseumawe Selatan 1 Kuta Blang

    2 Kota Lhokseumawe3 Mon Geudong4 Keude Aceh5 Simpang Empat6 Pusong Lhokseumawe7 Lancang Garam8 Pusong Baru9 Kampung Jawa Baru

    II. Mukim Lhokseumawe Utara 10 Kp Jawa Lama11 Hagu Teungoh12 Uteun Bayi13 Ujong Blang14 Hagu Selatan15 Tumpok Teungoh16 Hagu Barat Laut17 Ulee Jalan18 Banda Masen

    II MUARA DUAI. Mukim Kandang 1 Alue Awe

    2 Blang Crum3 Cut Mamplam4 Meunasah Mee5 Cot Girek Kandang6 Meunasah Manyang7 Meunasah Blang

    II. Mukim Cunda 8 Keude Cunda9 Uteunkot10 Lhokmon Puteh11 Meunasah Mesjid12 Panggoi13 Paya Bili14 Meunasah Alue15 Paya Punteut16 Blang Poh Roh17 Paloh Batee

    Nama GampongNama Kecamatan dan Mukim

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 31

    Sumber : Bappeda Kota Lhokseumawe

    No. Urut

    III MUARA SATUI. Mukim Paloh Timur 1 Cot Trieng

    2 Paloh Punti3 Padang Sakti4 Meuria Paloh5 Meunasah Dayah6 Blang Panyang

    II. Mukim Paloh Barat 7 Ujong Pacu8 Blang Pulo9 Blang Naleung Mameh10 Batuphat Timur11 Batuphat Barat

    IV BLANG MANGATI. Mukim Meuraksa 1 Kuala

    2 Blang Cut3 Mesjid Meuraksa4 Jambo Timu5 Tunong6 Blang Teueu7 Teungoh

    II. Mukim Punteut 8 Baloy9 Blang Punteut10 Kumbang Punteut11 Mesjid Punteut12 Ulee Blang Mane13 Keude Punteut14 Mane Kareung15 Asan Kareung

    III. Mukim Mangat Makmu 16 Rayeuk Kareung17 Alue Lim18 Blang Buloh19 Blang Weu Panjou20 Jeulikat21 Blang Weu Baroh22 Seuneubok

    Nama DesaNama Kecamatan dan Mukim

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 32

    3.3 Kondisi DemografiJumlah penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun

    2012 mencapai 179.807 jiwa dengan komposisi penduduklaki-laki sebanyak 89.601 jiwa dan penduduk perempuansebanyak 90.206 jiwa. Jika dibandingkan dengan luaswilayah Kota Lhokseumawe yang seluas 181,06 km2, makakepadatan penduduk di kota ini mencapai 993 jiwa per km2.

    Dari empat kecamatan yang ada di KotaLhokseumawe, Kecamatan Banda Sakti adalah kecamatandengan penduduk terbanyak, mencapai 77.336 jiwa.Kecamatan Blang Mangat merupakan kecamatan denganjumlah penduduk paling sedikit yaitu 22.850 jiwa.Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan

    di Kota Lhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka 2013

    Penduduk(jiwa)

    Luas Wilayah(Km2)

    Kepadatan(jiwa/km2)

    (2) (3) (4)1 22.850 56,12 407

    2 Muara Dua 46.646 57,80 807

    3 Muara Satu 32.975 55,90 590

    4 Banda Sakti 79.336 11,24 6880

    179.807 181,06 993

    Kecamatan(1)

    Blang Mangat

    Jumlah

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 33

    Kecamatan Banda Sakti memiliki tingkat kepadatantertinggi mencapai 6.880 jiwa per km2. Adapun KecamatanBlang Mangat adalah wilayah yang memiliki tingkatkepadatan terendah yaitu 407 jiwa per km2. Pertumbuhanpenduduk Kota Lhokseumawe pada tahun 2012 tercatatsebesar 2,7 persen. Kecamatan Muara Dua merupakankecamatan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi yaknisebesar 3,15 persen sedangkan Kecamatan Muara Satuhanya sebesar 1,62 persen.

    Komposisi penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun2012 untuk kelompok usia 0-14 tahun sebesar 31,39 persen.Kelompok usia 15-64 tahun 66,03 persen dan kelompok usia65 tahun ke atas 2,58 persen. Rasio beban tanggungan(dependency ratio) sebesar 51,45 yang berarti sebanyak 51penduduk usia non produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahunke atas) di Kota Lhokseumawe di tanggung oleh 100penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun). Tingginyaangka tersebut dapat menyebabkan pembangunan manusiadi Kota Lhokseumawe terhambat. Hal ini dikarenakansebagian pendapatan yang diperoleh golongan pendudukusia produktif terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhikebutuhan penduduk usia non produktif.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 34

    Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Usia Produktif diKota Lhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : Badan Pusat Statistik

    Perubahan demografis yang selalu mendapatperhatian dalam analisis kependudukan adalah perubahanstruktur umur. Perubahan struktur umur ini umumnyaakibat dari menurunnya tingkat fertilitas dan mortalitas.Proporsi penduduk yang berumur muda akan mengalamipenurunan, sedangkan proporsi penduduk yang berumurtua akan mengalami peningkatan. Keadaan struktur umurpenduduk akan tampak jelas dengan menggunakan piramidapenduduk.

    Piramida penduduk menggambarkan perkembanganpenduduk pada setiap kelompok umur yang berbeda. Bentukpiramida penduduk dipengaruhi oleh tingkat kelahiran,tingkat kelangsungan hidup setiap kelompok umur, dan olehperpindahan penduduk. Penduduk dengan tingkat kelahiran

    Laki-laki Perempuan(1) (2) (3) (4)

    0 - 14 tahun 29.053 27.385 56.43815 - 64 tahun 58.669 60.057 118.726

    65 + tahun 1.879 2.764 4.643

    Jumlah 89.601 90.206 179.807Angka Ketergantungan 52,72 50,20 51,45

    Kelompok Usia Jenis Kelamin L+P

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 35

    tinggi biasanya ditandai dengan bentuk piramida pendudukyang alasnya besar dan berangsur mengecil hingga puncakpiramida. Tingkat kelahiran rendah ditandai oleh bentukpiramida dengan alas tidak begitu besar dan tidak langsungmengecil hingga puncaknya. Adapun tingkat kelangsunganhidup dan tingkat perpindahan penduduk pada setiapkelompok umur akan mempengaruhi fluktuasi padapiramida.

    Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwapenduduk Kota Lhokseumawe tahun 2012 dapat digolongkanpenduduk muda. Artinya, lebih banyak jumlah pendudukkelompok usia muda.

    Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kota LhokseumaweTahun 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Batang piramida untuk kelompok umur 0-4 tahun dan5-9 tahun masih relatif panjang dari kelompok umur lainnya,kecuali kelompok umur 15-19 tahun. Hal ini berarti fertilitas

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 36

    di Kota Lhokseumawe masih cukup tinggi. Apabiladibandingkan dengan batang piramida kelompok umur 10-14 yang hampir sama, maka dapat ditafsirkan paling tidakdalam 15 tahun terakhir tidak terjadi penurunan kelahiranyang berarti. Bahkan untuk penduduk berjenis kelaminperempuan selama 25 tahun terakhir tidak terjadipenurunan kelahiran yang berarti karena panjang batangpiramida yang hampir sejajar.

    Dengan membandingkan piramida penduduk, dapatdilihat bahwa penduduk yang berumur 70 tahun ke atassebagian besar adalah penduduk perempuan. Angkaharapan didup sebesar 71,47 mengindikasikan bahwapenduduk perempuan memiliki harapan hidup yang lebihpanjang dari penduduk laki-laki di Kota Lhokseumawe.

    3.4 Kondisi KetenagakerjaanPeningkatan jumlah penduduk di Kota Lhokseumawe

    berakibat pada meningkatnya jumlah penduduk usia kerja(tenaga kerja). Dengan demikian jumlah penduduk yangmemasuki angkatan kerja juga akan meningkat. Seiringdengan peningkatan jumlah penduduk yang akan memasukipasar kerja, maka penciptaan dan perluasan lapangan kerjaproduktif diupayakan dapat terlaksana secara mantapseiring dengan pertumbuhan ekonomi yang dicapai.

    Dalam rangka memperluas lapangan kerja produktifdan mengurangi pengangguran, Pemerintah KotaLhokseumawe harus mengupayakan berbagai kegiatan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 37

    melalui beberapa program di bidang ketenagakerjaan.Program-program tersebut diharapkan dapat memperluaslapangan kerja maupun meningkatkan kualitas pekerja.Namun, upaya-upaya tersebut harus dilakukanberkesinambungan karena pertumbuhan tenaga kerja baruyang memasuki pasar kerja ke depan akan semakin tinggi.

    Tabel 3.5 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang BekerjaBerdasarkan Sektor Pekerjaan Utama di KotaLhokseumawe Tahun 2012

    Sektor Klasifikasi Daerah JumlahPedesaan Perkotaan(1) (2) (3) (4)

    PertanianManufaktur

    6.721918

    3.13219.119

    9.8531.603

    Jasa 6.193 22.721 47.348

    Jumlah 13.832 44.972 58.804Sumber: BPS Kota Lhokseumawe

    Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yangbekerja di Kota Lhokseumawe tahun 2012 adalah sebesar58.804 jiwa. Dari sejumlah itu penduduk perkotaan yangbekerja mempunyai persentase sebesar 76,47 persen,sisanya adalah penduduk pedesaan. Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (TPAK) di Kota Lhokseumawe pada tahun2012 adalah 55,34. TPAK merupakan rasio antara angkatankerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Angka ini jugadapat menggambarkan jumlah penduduk yang masuk dalam

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 38

    dunia kerja. Angka TPAK sebesar 55,34 dapat diartikandiantara 100 orang penduduk usia kerja terdapat 55 orangyang bekerja atau mencari pekerjaan. TPAK pendudukpedesaan di Kota Lhokseumawe lebih besar daripadapenduduk perkotaan. Hal ini menunjukkan keadaan bahwapenduduk pedesaan lebih banyak yang bekerja dan aktifmencari pekerjaan dibanding penduduk perkotaan.

    Indikator ketenagakerjaan yang tak kalah pentinguntuk diamati adalah tingkat pengangguran terbuka.Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yangsedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkanusaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karenamerasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan,termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapibelum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasukorang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga,sehingga hanya orang yang temasuk angkatan kerja sajayang merupakan pengangguran terbuka.

    Angka TPT Kota Lhokseumawe untuk wilayahperkotaan adalah 8,68 sedangkan angka TPT untuk wilayahpedesaan lebih tinggi yaitu sebesar 17,37. Penggangguranterbuka sebagian besar adalah pencari kerja, sehingga dapatdisimpulkan bahwa sebagian besar angkatan kerja dipedesaan masih membutuhkan lapangan kerja untukmereka.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 39

    3.5 Kondisi Perekonomian3.5.1 Struktur Ekonomi

    Struktur perekonomian menunjukkan besarnyakontribusi masing-masing sektor ekonomi di suatu daerah.Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampakseberapa besar kekuatan ekonomi suatu negara ataudaerah. Indikator makro semacam ini sangat penting bagipengambilan keputusan untuk menentukan arah dansasaran kebijakan pembangunan di masa yang akan datang.

    Pola kegiatan ekonomi Kota Lhokseumawe sejaktahun 2009 dapat dikatakan sama. Kontribusi terbesarselalu disumbangkan oleh sektor sekunder. Walaupunmengalami penurunan di tiap tahunnya, kontribusi sektorsekunder selalu lebih dari 50 persen. Sektor yangmempunyai peningkatan berarti tiap tahun adalah sektortersier. Sektor primer mempunyai kontribusi terkecil dalamperekonomian Kota Lhokseumawe.

    Apabila dilihat dari sektor-sektor pembentuk sektorsekunder, maka diketahui bahwa selama periode 2009hingga 2012 sektor industri pengolahan mempunyai perananpaling besar, bahkan sangat mendominasi dalam strukturekonomi Kota Lhokseumawe secara keseluruhan. Kendatidemikian, kontribusinya dalam kurun waktu tersebutcenderung mengalami penurunan dengan rata-ratapenurunan 5,8 persen tiap tahunnya. Kontribusi tahun 2009mencapai 56,39 persen dan terus menurun menjadi 45,18persen pada tahun 2012.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 40

    Tabel 3.6 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor, 2009-2012Dengan Migas (persen)

    Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Primer 4,66 4,88 5,12 5,241. Pertanian 4,66 4,88 5,12 5,242. Pertambangan & Penggalian 0,16 0,17 0,18 0,19

    Sekunder 62,12 57,54 54,66 52,243. Industri Pengolahan 56,39 51,15 47,92 45,184. Listrik & Air Minum 0,07 0,08 0,08 0,085. Bangunan/Konstruksi 5,67 6,32 6,66 6,98

    Tersier 33,06 37,40 40,04 42,326. Perdagangan, Hotel & Restoran 23,68 27,19 29,27 30,987. Pengangkutan & Komunikasi 5,14 5,68 6,10 6,428. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan1,27 1,37 1,43 1,54

    9. Jasa-jasa 2,98 3,16 3,24 3,38

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : BPS Kota LhokseumaweKet: *) Angka Revisi

    **) Angka Sementara

    Industri pengolahan menjadi leading sectorperekonomian wilayah Lhokseumawe karena pengaruhbeberapa industri besar terutama industri pengolahan migasyakni PT Arun. Meskipun mengalami penurunan peranandalam perekonomian dikarenakan produksi migas yangmenurun, sektor industri pengolahan migas masih menjadiprimadona dalam perekonomian Kota Lhokseumawe.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 41

    Sementara itu sektor bangunan/konstruksi memberikankontribusi sebesar 6,98 persen pada tahun 2012. Sektor inicenderung mengalami kenaikan sejak tahun 2009 sejalandengan maraknya pembangunan properti seperti perumahandan pertokoan di wilayah kota ini.

    Sektor sekunder mengalami penurunan sejalandengan berkurangnya peranan sektor industri pengolahandalam perekonomian Kota Lhokseumawe. Dua sektor lainnyayakni sektor konstruksi dan sektor listrik, air, dan gas,masing-masing mengalami kenaikan selama empat tahunterakhir. Meskipun demikian kenaikan tersebut tidaksignifikan menaikkan share sektor sekunder karenadominasi sektor industri pengolahan yang cukup besar.

    Secara keseluruhan, kontribusi terbesar kedua padaperekonomian Lhokseumawe selama empat tahun terakhirdiberikan oleh sektor tersier terutama sektor perdagangan,hotel dan restoran. Sektor ini mengalami kenaikan dari sharesebesar 23,68 persen pada tahun 2009 menjadi 30,98 persenpada tahun 2012. Sektor yang mempunyai sumbanganterbesar kedua terhadap sektor tersier adalah sektorpengangkutan dan komunikasi. Sektor ini mengalamikenaikan rata-rata satu persen selama empat tahun terakhir.

    Sektor pendukung sektor tersier rata-rata semuamengalami kenaikan share selama empat tahun terakhir. Halini menyebabkan sektor tersier juga terdukung kenaikannya.Sektor jasa-jasa mengalami kenaikan meskipun cenderungstabil selama empat tahun, sedangkan sektor keuangan,

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 42

    persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai kontribusisebesar 1,27 1,54 persen.

    Sektor pertanian mempunyai andil yang cenderungstabil dalam perekonomian Kota Lhokseumawe denganbesaran 4,66 5,24 persen. Pada tahun 2012 peranan sektorpertanian adalah sebesar 5,24 persen; terbesar kelima dalamperekonomian Kota Lhokseumawe. Konversi lahan pertanianyang terjadi sebagai konsekuensi dari wilayah yang berstatuskota memerlukan perhatian lebih. Konversi lahan yangterjadi harus diusahakan ke sektor-sektor produktif agarperekonomian tetap stabil, bahkan meningkat.

    Berbeda dengan sektor pertanian, kontribusi sektorpertambangan dan penggalian sebagai bagian dari sektorprimer sangat kecil dan juga cenderung stabil. Kontribusiyang diberikan terhadap perekonomian Kota Lhokseumawehanya sebesar 0,16 persen pada tahun 2009 dan empattahun kemudian, yaitu tahun 2012 menunjukkan besaranyang mengalami hanya sedikit kenaikan menjadi 0,19persen.

    Berdasarkan struktur perekonomian yang terbentuksepanjang periode 2009 hingga 2012, masih mengukuhkanKota Lhokseumawe sebagai kota indutri migas terbesar diAceh, dengan kontribusi kelompok sektor sekundermencapai lebih dari 50 persen terhadap perekonomian KotaLhokseumawe sendiri. Kontribusi yang telah diberikan olehmasing-masing kelompok sektor tentunya harus lebihdioptimalkan, meskipun nantinya optimalisasi kontribusi ini

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 43

    tentunya akan sangat tergantung pada kinerja ekonomimasing-masing sektor di tahun-tahun yang akan datang.Gambar 3.2 Peranan PDRB Dengan Migas Kota

    Lhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Sementara itu jika sektor migas dikeluarkan dariperanannya terhadap perekonomian Kota Lhokseumawe,akan terlihat bahwa PDRB tahun 2012 didominasi olehkelompok tersier. Share sebesar 75,29 persen diberikan olehsektor tersier. Besaran share sektor tersier terhadapperekonomian Kota Lhokseumawe tanpa migas, sangatmendominasi karena jauh diatas 50 persen.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 44

    Tabel 3.7 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor, 2009-2012Tanpa Migas (persen)

    Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Primer 10,75 10,08 9,92 9,671. Pertanian 10,40 9,75 9,58 9,322. Pertambangan & Penggalian 0,35 0,34 0,34 0,34

    Sekunder 15,46 15,28 15,12 15,043. Industri Pengolahan 2,67 2,52 2,51 2,484. Listrik & Air Minum 0,15 0,15 0,15 0,155. Bangunan/Konstruksi 12,64 12,61 12,47 12,42

    Tersier 73,79 74,64 74,96 75,296. Perdagangan, Hotel & Restoran 52,85 54,26 54,79 55,117. Pengangkutan & Komunikasi 11,48 11,33 11,43 11,438. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan2,82 2,74 2,68 2,73

    9. Jasa-jasa 6,64 6,31 6,06 6,02

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : BPS Kota LhokseumaweKet: *) Angka Revisi

    **) Angka Sementara

    Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikankontribusi terbesar dari total PDRB tanpa migas danmerupakan leading sector dari sektor tersier. Sektor ini terusmeningkat dari tahun ke tahun, walaupun kenaikannyacenderung stabil. Sektor pengangkutan & komunikasi sertasektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan jugacenderung stabil dalam kurun waktu 2009-2012 dengan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 45

    peningkatan yang relatif kecil. Sektor jasa-jasa mengalamipenurunan share selama kurun waktu empat tahun, dari6,64 persen pada 2009 menjadi 6,02 persen pada 2012.

    Yang berada di posisi kedua adalah kelompoksekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektorlistrik dan air bersih serta sektor konstruksi. Kelompoksekunder ini lebih didominasi oleh sektor konstruksi yangmemberikan kontribusi sebesar 12,42 persen pada tahun2012. Sektor konstruksi juga menunjukkan kecenderunganmenurun peranannya setiap tahun.

    Kelompok primer berada pada posisi terakhirperanannya dalam pembentukan PDRB Kota Lhokseumawe.Pada tahun 2012 kelompok primer ini memberikankontribusi sebesar 9,67 persen. Namun, kontribusi yangdiberikan cenderung menurun setiap tahunnya. Misalnyasaja pada tahun 2009 kontribusi kelompok ini mencapaiangka 10,75 persen dan menjadi 9,67 persen pada tahun2012. Sektor yang dominan pada kelompok primer adalahsektor pertanian dimana pada tahun 2012 memberikankontribusi sebesar 9,32 persen. Sementara itu peranansektor pertambangan dan penggalian menyumbang tidaklebih dari setengah persen sejak periode 2009-2012.

    Sementara itu sektor industri pengolahanmemberikan kontribusi sebesar 2,48 persen pada tahun2012. Sedangkan sektor listrik dan air bersih kontribusinyamasih sangat kecil baru mencapai 0,15 persen terhadappembentukan PDRB Kota Lhokseumawe non-migas tahun

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 46

    2012. Sektor ini juga merupakan sektor yang paling kecilkontribusinya terhadap nilai PDRB.

    Gambar 3.3 Peranan PDRB Tanpa Migas KotaLhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    3.5.2 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah

    satu ukuran kinerja pembangunan daerah khususnya dibidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini dapatdilihat dari laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan,yaitu dengan menghilangkan faktor perubahan harga (inflasi)dan menggunakan faktor pengali harga konstan (at constantprice inflation factor) sehingga diperoleh gambaranpeningkatan produksi secara makro.

    Sesuai dengan panduan dari The System of NationalAccounts 1993 (SNA), pembagian nilai pertumbuhan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 47

    ekonomi untuk negara Indonesia dibagi ke dalam duabagian, yaitu pertumbuhan PDRB Dengan Migas dan TanpaMigas. Nilai pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawe dengandan tanpa migas adalah tidak sama karena kegiatan subsektor pertambangan dan industri pengolahan migasterdapat di kota ini, bahkan menjadi leading sector.

    Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe sangatdipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri, terutamaindustri minyak dan gas. Selama kurun waktu 2008 hingga2011, pertumbuhan ekonomi menunjukkan kecenderunganyang menurun seiring dengan menurunnya pertumbuhansektor industri pengolahan di Kota Lhokseumawe yangdidominasi industri gas alam cair oleh PT Arun, NGL. Namunpada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi sedikit meningkatdengan seiring semakin baiknya pertumbuhan sektor tersierterutama pada sektor perdagangan. Ekonomi tumbuhsebesar 0,12 persen pada tahun 2012.

    Tanpa faktor minyak dan gas, sektor perdagangan,hotel, dan restoran adalah sektor dengan pertumbuhanterbesar. Sektor-sektor yang lain cenderung mengalamifluktuasi naik dan turun sejak tahun 2009 menuju tahun2012, sedangkan sektor industri pengolahan migas tetaptumbuh minus, hanya saja semakin kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penurunanproduksi Gas Alam pada tahun 2012 tidak begitu drastisdibanding tahun-tahun sebelumnya.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 48

    Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Dalam PDRBKota Lhokseumawe Atas Dasar Harga BerlakuMenurut Sektor, 2009-2012 Dengan dan TanpaMigas (persen)

    Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 1,54 2,22 3,65 1,762. Pertambangan & Penggalian 3,29 5,26 4,48 4,503a. Industri Pengolahan (15,59) (13,44) (11,72) (6,75)3b. Industri Pengolahan 2,35 2,29 4,38 3,384. Listrik & Air Minum 10,76 5,89 5,91 2,385. Bangunan/Konstruksi 4,29 4,41 3,91 4,766. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,94 8,07 6,54 6,437. Pengangkutan & Komunikasi 4,58 5,02 4,59 4,788. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan5,51 6,67 5,14 7,18

    9. Jasa-jasa 3,51 2,85 2,76 4,22

    PDRB Dengan Migas (6,57) (4,17) (2,72) 0,12PDRB Tanpa Migas 5,66 5,88 5,26 5,22

    Sumber : BPS Kota LhokseumaweKet: *) Angka Revisi

    **) Angka Sementara

    Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe tanpamemasukkan unsur minyak dan gas tahun 2012 sebesar5,22 persen yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atasdasar harga konstan tahun 2000. Secara sektoral di tahun2012 seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhanpositif dan pertumbuhan tertinggi secara berturut-turutdialami oleh sektor keuangan, real estate dan jasaperusahaan sebesar 7,18 persen; sektor perdagangan, hoteldan restoran sebesar 6,43 persen; sektor pengangkutan dan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 49

    komunikasi sebesar 4,78 persen; sektor konstruksi 4,76persen; sektor pertambangan dan penggalian 4,50 persen;sektor jasa-jasa 4,22 persen; sektor industri pengolahan non-migas 3,38 persen; sektor listrik, gas dan air bersih 2,38persen; serta sektor pertanian tumbuh terkecil yaitu sekitar1,76 persen.

  • BAB IVINDIKATOR KESEHATAN

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 51

    INDIKATORKESEHATAN

    Kondisi kesehatan penduduk merupakan salah satumodal bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Hal inidikarenakan aspek kesehatan sangat berpengaruh terhadapkualitas sumber daya manusia sebagai pelakupembangunan. Kondisi kesehatan penduduk dapat ditinjaudari dua sisi, yaitu sisi derajat kesehatan dan dari sisi statuskesehatan. Derajat kesehatan penduduk dapat diukurmelalui angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)dan Angka Harapan Hidup (Life Expectancy at Birth). Duaukuran ini merupakan indikator penting dalampenghitungan IPM.

    Angka harapan hidup memberikan banyak arti dalamkaitannya dengan berbagai faktor kehidupan masyarakat.Angka harapan hidup atau yang dikenal dengan istilah LifeExpectancy at Birth merupakan rata-rata peluang hiduppenduduk. Dari angka harapan hidup tersebut tercermintingkat kesejahteraan masyarakat khususnya kualitaskesehatan penduduk di suatu wilayah.

    Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi,maka angka harapan hidup penduduk di Kota Lhokseumawepun mengalami peningkatan. Secara perlahan peluang hiduppenduduk di Kota Lhokseumawe menunjukkan perbaikanpada tahun 2012. Angka harapan hidup penduduk kota inipada tahun 2012 mencapai 71,47 tahun, sedikit lebih baik

    IV

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 52

    dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 71,17 tahun.Hal ini berarti pada tahun tersebut penduduk KotaLhokseumawe memiliki harapan hidup sekitar 71 tahun.

    Gambar 4.1 Angka Harapan Hidup di Kota LhokseumaweTahun 2007 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

  • BAB VINDIKATORPENDIDIKAN

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 54

    INDIKATORPENDIDIKAN

    Pada era globalisasi saat ini keberhasilan suatu bangsadi ajang internasional tidak lagi hanya ditentukan olehkeunggulan komparatif, seperti kekayaan sumber daya alamyang dimiliki. Akan tetapi, akan lebih ditentukan olehkeunggulan kompetitif yang dalam hal ini berkaitan dengankualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitassumberdaya manusia bertitik tolak pada upayapembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu,pendidikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi instrumenyang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan akanterbentuk SDM berkualitas dan berdaya guna bagipembangunan.

    Bagi pemerintah keuntungan yang akan diperoleh dariinvestasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikanmerupakan salah satu cara memerangi kemiskinan,mengurangi ketimpangan pendapatan, dan meningkatkanproduktivitas tenaga kerja. Adapun bagi masyarakat,pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalammemperebutkan kesempatan kerja sehingga pada akhirnyaakan meningkatkan pendapatan mereka.

    Untuk mengetahui perkembangan pembangunanpendidikan di Kota Lhokseumawe akan dijelaskan mengenaikondisi pendidikan penduduk melalui pendekatan indikatorturunan dari IPM.

    V

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 55

    5.1 Tingkat Pendidikan MasyarakatKualitas sumber daya manusia secara spesifik dapat

    digambarkan dari tingkat pendidikan penduduk. Komposisipenduduk menurut pendidikan yang ditamatkanmemberikan gambaran tentang kualitas sumberdayamanusia. Kebutuhan akan tenaga kerja berpendidikan tinggidirasakan sangat penting bagi kepentingan pembangunan.Hal ini berkaitan dengan daya saing SDM antar daerahdalam menghadapi era kompetisi global di masa mendatang.

    Penduduk Kota Lhokseumawe yang berumur 10 tahunke atas pada tahun 2012 yang berijazah (pendidikan tertinggiyang ditamatkan) SMA sederajat sebesar 31,98 persen;berijazah SMP sederajat sebanyak 17,95 persen; SDsederajat sebanyak 23,12 persen; dan perguruan tinggisebanyak 12,84 persen. Sementara itu persentase pendudukberumur 10 tahun ke atas yang belum/tidak tamat SDadalah 14,10 persen.

    Berdasarkan fakta bahwa sebagaian besar pendudukberpendidikan SMA sederajat, maka pembangunan sumberdaya manusia di bidang pendidikan di Kota Lhokseumawedapat dikatakan telah berlangsung dengan baik karenasebagian besar penduduk telah melampaui Program WajibBelajar 9 Tahun. Hal ini berkaitan dengan daya saing dengansumber daya manusia daerah lain dalam menghadapi erakompetisi global di masa mendatang. Dengan kualifikasipenduduk di bidang pendidikan yang cukup, diharapkanKota Lhokseumawe mampu menghadapi persaingan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 56

    tersebut. Penduduk yang berpendidikan akan menambahpeluang partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

    Gambar 5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keAtas Menurut Pendidikan Tertinggi yangDitamatkan dan Jenis Kelamin di KotaLhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    5.2 Angka Melek HurufPada tingkat makro ukuran yang sangat mendasar dari

    pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk.Minimal penduduk harus mempunyai kemampuan membacadan menulis agar dapat menerima informasi secara tertulis,dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan, dandapat menikmati hasil-hasil pembangunan secara wajar.Dengan kata lain, kemampuan baca tulis merupakanketerampilan minimum yang dibutuhkan penduduk untukdapat menuju hidup sejahtera. Dalam penghitungan IPM,kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis dilihat

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 57

    dari angka melek huruf (literacy rate) penduduk umur 15tahun ke atas.

    Pada tahun 2012 angka melek huruf penduduk KotaLhokseumawe umur 15 tahun ke atas mencapai 99,65persen. Dengan kata lain, sebesar 0,35 persen pendudukumur 15 tahun ke atas di kota ini belum atau tidak dapatmembaca dan menulis. Namun, dapat dimaklumi karenapada umumnya penduduk yang belum atau tidak membacadan menulis tersebut terkonsentrasi pada pendudukkelompok umur tua.

    Gambar 5.2 Angka Melek Huruf di Kota LhokseumaweTahun 2007 - 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    5.3 Rata-rata Lama SekolahUkuran lain dari pendidikan adalah rata-rata lama

    sekolah (mean years school). Secara umum indikator inimenunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai olehpenduduk dewasa (15 tahun ke atas). Semakin tinggi angka

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 58

    rata-rata lama sekolah penduduk, berarti semakin baiktingkat pendidikan tersebut.

    Gambar 5.3 Rata-rata Lama Sekolah di Kota LhokseumaweTahun 2007 - 2012

    Sumber: BPS Kota LhokseumawePada tahun 2012 rata-rata lama sekolah penduduk

    umur 15 tahun ke atas di Kota Lhokseumawe mencapai10,38 tahun. Artinya, mayoritas penduduk dewasa di kota inipernah mengenyam pendidikan formal hingga 10 tahun.Kondisi ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk KotaLhokseumawe umur 15 tahun ke atas telah mengenyampendidikan sampai kelas 1 SMA. Dari perhitungan tersebutdapat disimpulkan bahwa Program Wajib Belajar sembilantahun yang dicanangkan oleh pemerintah telah terwujud.

  • BAB VIINDIKATOR DAYA

    BELIhttp://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 60

    INDIKATORDAYA BELI

    Daya beli masyarakat merupakan variabel yangmencerminkan kemampuan masyarakat dalam membelibarang-barang dan jasa. Tingkat daya beli masyarakatdipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain pendapatan,pengeluaran konsumsi, indeks harga konsumen, dan indekskemahalan. Oleh karena itu, pendapatan yang tinggi tidakmenjamin daya beli masyarakat yang tinggi pula. Faktorinflasi merupakan salah satu faktor utama yang menentukanseberapa riil nilai uang yang dimilki masyarakat. Artinya,seberapa mampu masyarakat belanja dengan uang yangdipegangnya.

    Jika dilihat kemampuan membeli barang dan jasa(daya beli) antar wilayah, maka daya beli itu sendirimerupakan sesuatu yang relatif. Artinya, pertanyaanApakah daya beli masyarakat suatu wilayah lebih baik daridaya beli masyarakat di wilayah lain, maka faktor relatif-nyadaya beli tersebut melatarbelakangi penghitungan indekskemahalan.

    6.1 Pengeluaran Konsumsi Per KapitaPengeluaran konsumsi merupakan variabel yang

    memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk DomestikRegional Bruto (PDRB). Oleh karena itu, pengeluaran

    VI

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 61

    konsumsi per kapita adalah variabel yang cukup pentingsebagai alat pemantau perkembangan standar hiduppenduduk di suatu wilayah. Sebagai contoh, penentuanjumlah penduduk miskin di suatu wilayah ditentukanberdasarkan pengeluaran konsumsi per kapita penduduk.Selain itu, pengeluaran konsumsi per kapita ini jugamerupakan perkiraan pendapatan per kapita penduduksuatu wilayah. Bagi penduduk dengan pendapatanmenengah ke bawah penggunaan uang untuk pengeluarankonsumsi merupakan pengeluaran terbesar di bandingpengeluaran non konsumsi.

    Gambar 6.1 Pengeluaran Per Kapita SebulanKota Lhokseumawe dan Provinsi AcehTahun 2011-2012 (Rp)

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Nilai pengeluaran konsumsi masyarakat diperoleh darikegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Darigrafik terlihat bahwa pengeluaran rata-rata per bulan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 62

    masyarakat untuk non-makanan persentasenya lebih besardaripada pengeluaran makanan. Nilai pengeluaran per kapitaper bulan masyarakat Kota Lhokseumawe lebih tinggidaripada rata-rata pengeluaran untuk Provinsi Aceh.

    Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakatsalah satunya dapat menggunakan indikator pendapatan perkapita. Indikator ini didapatkan dari besaran nilai PDRB perkapita. Pendapaten per kapita merupakan nilai perkiraanpendapatan per jumlah penduduk selama satu tahun.Perkembangan pendapatan per kapita Kota Lhokseumaweatas dasar harga berlaku tahun 2008-2012 dengan atautanpa migas dapat dilihat pada tabel 6.1

    Tabel 6.1 Pendapatan Per Kapita Kota LhokseumaweTahun 2008-2012 (Rp)

    Tahun ADHB ADHK 2000Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas(1) (2) (3) (4) (5)

    2008 62.281.175 24.370.660 28.176.716 11.958.9012009 60.702.103 27.197.815 25.801.508 12.384.4902010 60.399.351 30.268.366 24.278.742 12.875.4452011 60.335.570 32.233.618 23.090.040 13.249.0002012 58.942.120 33.133.599 22.510.741 13.574.774

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Untuk melihat seberapa besar tingkat pertumbuhanper kapita secara riil akibat peningkatan output adalahdengan memperhatikan perkembangan pendapatan perkapita atas dasar harga konstan. Atas dasar harga konstan

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 63

    tahun 2000, pendapatan per kapita penduduk KotaLhokseumawe selama kurun waktu 2008 sampai 2012 tanpamigas meningkat 11,90 persen. Tahun 2008 pendapatan perkapita tersebut sebesar Rp 11.958.901 dan meningkatmenjadi Rp 13.574.774 pada tahun 2012. Jadi, secara rata-rata hanya mengalami peningkatan 2,38 persen per tahun.

    Pengaruh sektor migas terhadap pendapatanpenduduk cukup besar. Kendati demikian pengaruh sektorini memberikan dampak penurunan terhadap pendapatanper kapita penduduk karena produktivitas ataupun outputdari sektor ini mengalami penurunan tiap tahunnya. Baikberdasarkan harga berlaku maupun harga konstan,pendapatan per kapita dengan memasukkan nilai sektormigas akan mengalami penurunan.

    Pendapatan per kapita penduduk Kota Lhokseumaweatas dasar harga berlaku pada tahun 2012 tanpa sektormigas adalah sebesar Rp 33.133.599. Nilai ini mengalamipeningkatan sebesar 35,95 persen dari tahun 2008. Dengandemikian nilai pertumbuhan pendapatan per tahunnyaadalah sebesar sekitar 7,19 persen.

    6.2 Daya Beli PendudukBerdasarkan data pengeluaran per kapita penduduk,

    maka dapat dilihat bagaimana tingkat daya beli penduduk diKota Lhokseumawe. Tingkat daya beli penduduk inimenggambarkan kondisi relatif daya beli antar wilayah danantar waktu. Pada penghitungan IPM, daya beli penduduk

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 64

    disesuaikan dengan komponen lain, seperti indeks harga danindeks kemahalan melalui formula Atkinson. Oleh karenaitu, angka daya beli yang dihasilkan tidak dapatdiinterpretasikan berdasarkan angka nominal, melainkanharus diinterpretasikan secara riil dengan membandingkanantar wilayah dan antar waktu. Angka daya beli ini dibacasebagai nilai pada kondisi tahun 2000.Gambar 6.2 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan

    Kota Lhokseumawe Tahun 20072012(Rp 000)

    Sumber: BPS Kota Lhokseumawe

    Perkembangan daya beli masyarakat KotaLhokseumawe berangsur menunjukkan peningkatan. Setelahditimbang dengan indeks harga konsumen, indekskemahalan, dan disesuaikan dengan formula Atkinson,maka daya beli penduduk Kota Lhokseumawe tahun 2012mencapai 64,72. Artinya, karena daya beli telah ditimbangdengan faktor indeks harga (tahun dasar 2000), makakemampuan penduduk membeli barang dan jasa selama

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 65

    satu tahun tersebut setara dengan nilai uang sebesar Rp640.070 di tahun 2000.

    Nilai indeks daya beli Kota Lhokseumawe tahun 2012adalah sebesar 64,72. Indeks ini mengalami kenaikan setiaptahun, dari tahun 2007 sebesar 62,00; tahun 2008 sebesar62,57; tahun 2009 sebesar 62,77; tahun 2010 sebesar 63,34;dan tahun 2011 sebesar 64,35.

    Gambar 6.3 Indeks Daya Beli Kota LhokseumaweTahun 20072012

    Sumber: BPS Kota Lhokseumawe

  • BAB VIIPERKEMBANGAN IPM

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 67

    PERKEMBANGAN IPM

    7.1 Indeks Pembangunan ManusiaBerdasarkan empat variabel yaitu angka harapan

    hidup, tingkat melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan dayabeli masyarakat diperoleh indeks harapan hidup, indekspengetahuan, dan indeks standar hidup layak. Dari ketigaindeks ini dihasilkan indeks pembangunan manusia (IPM)Kota Lhokseumawe.

    Gambar 7.1 Perkembangan IPM Kota Lhokseumawe danBeberapa Kabupaten/Kota Lainnya di AcehTahun 2007 - 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    VII

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 68

    Apabila dibandingkan antar kabupaten/kota di Aceh,kondisi pembangunan manusia di Kota Lhokseumawe beradadi peringkat kedua di bawah Kota Banda Aceh. Jikadibandingkan dengan IPM rata-rata Aceh, IPM KotaLhokseumawe berada di atas rata-rata pembangunanmanusia di Aceh. Kondisi ini disebabkan pembangunanmanusia di seluruh aspek, bidang kesehatan yangdicerminkan oleh angka harapan hidup, bidang pendidikanyang dicerminkan oleh rata-rata lama sekolah dan angkamelek huruf, serta bidang ekonomi yang dicerminkan olehdaya beli masyarakat, berada di atas rata-rata Aceh.

    Nilai IPM Kota Lhokseumawe berselisih tipis denganKota Sabang yang menempati peringkat ketiga di Aceh.Peringkat berikutnya yaitu Kota Langsa kemudianKabupaten Aceh Tengah. Sementara kabupaten induk AcehUtara menduduki peringkat ke delapan se-Aceh. PropinsiAceh sendiri menempati peringkat ke-16 IPM secaranasional.

    Pada tahun 2012 angka IPM Kota Lhokseumawemencapai 77,23. Selama kurun waktu 2007 sampai 2012angka IPM kota ini menunjukkan peningkatan yang cukupberarti. Selain itu, selama lima tahun terakhir statuspembangunan manusia di Kota Lhokseumawe masuk dalamkategori menengah atas. Hal ini ditunjukkan dari angka IPMyang selalu berada di atas angka 66.

    Pada tahun 2012 indeks pendidikan (pengetahuan)sebesar 89,49 diatas indeks harapan hidup sebesar 77,45

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 69

    dan indeks daya beli (standar hidup layak) sebesar 64,72.Hal ini menunjukkan bahwa hasil pencapaian pembangunanmanusia di bidang pendidikan relatif lebih baik jikadibandingkan dengan bidang kesehatan dan ekonomi.Tingginya nilai indeks pendidikan ini sangat dipengaruhioleh keberadaan berbagai perguruan tinggi, meningkatnyajumlah sarana pendidikan, dan berkurangnya angka putussekolah.

    Lhokseumawe merupakan kota terbesar kedua diPropinsi Aceh dimana keadaan fasilitas penunjangpembangunan manusia seperti pendidikan dan kesehatantelah cukup memadai. Tabel 7.1 dan 7.2 menunjukkanbanyaknya sarana pendidikan (sekolah) dan saranakesehatan pada tahun 2012 di Kota Lhokseumawe, baiknegeri maupun swasta.Tabel 7.1 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota

    Lhokseumawe Tahun 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    1 Blang Mangat 13 7 2 2

    2 Muara Dua 19 8 7 5

    3 Muara Satu 10 8 6 0

    4 Banda Sakti 29 12 12 3

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Jumlah 71 35 27 10

    Kecamatan Jenjang Pendidikan UmumSD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Akademi/ PT

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 70

    Jumlah sarana pendidikan yang memadaimemberikan kesempatan kepada masyarakat untukmeneruskan pendidikan sampai ke jenjang yang diinginkan,tidak hanya sampai pada level pendidikan dasar danmenengah namun juga sampai ke level perguruan tinggi.Lokasi akademi atau perguruan tinggi yang berada dikawasan Kota Lhokseumawe menambah iklim pendidikanmenjadi lebih maju karena akses terhadap saranapendidikan menjadi semakin mudah. Selain itu kemajuansector pendidikan dapat meningkatkan indeks pendidikanmelalui persentase melek huruf dan rata-rata lamanyabersekolah.

    Tabel 7.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota LhokseumaweTahun 2012

    PraktekDokter

    Puskesmas Pustu Pusling

    Posyandu

    Polindes &Poskesdes

    TokoObat

    (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1 Blang Mangat 0 2 7 2 29 12 4

    2 Muara Dua 10 1 4 1 24 8 4

    3 Muara Satu 0 1 2 1 15 10 5

    4 Banda Sakti 26 2 8 2 32 4 12

    36 6 21 6 100 34 25

    No Kecamatan

    Sarana Kesehatan Dasar

    (2)

    Jumlah

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 71

    Meskipun letak Rumah Sakit Umum Daerah yangagak jauh dari pusat kota, tidak menjadi penyebabmasyarakat yang bertempat tinggal di pusat kota kesulitanmendapatkan pelayanan kesehatan. Terdapat praktek dokterdan rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan kepadamasyarakat umum. Dengan adanya sarana kesehatan yangmencukupi juga dapat menekan angka kematian bayi dankematian maternal. Secara tidak langsung hal ini dapatmeningkatkan angka harapan hidup bagi masyarakat KotaLhokseumawe.

    7.2 Shortfall IPMAngka shortfall diilustrasikan sebagai rasio

    pencapaian kesenjangan antara jarak yang sudah ditempuhterhadap jarak yang harus ditempuh untuk mencapaikondisi ideal (IPM=100). Jadi, semakin besar nilai shortfall,maka semakin cepat waktu yang akan ditempuh untukmenuju kondisi pembangunan manusia yang diharapkan.Nilai shortfall ini sangat erat kaitannya dengan evaluasipercepatan pembangunan manusia di suatu daerah.Berdasarkan angka IPM yang disajikan pada gambar 7.2diketahui bahwa nilai shortfall (r) tahun 2012 sebesar 2,35.Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2011sebesar 2,44. Hal ini berarti pada tahun 2012 terjadi sedikitperlambatan dalam pencapaian kondisi ideal dibandingtahun sebelumnya.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 72

    Gambar 7.2 Perkembangan Reduksi Shortfall IPM KotaLhokseumawe Tahun 2007 - 2012

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Untuk mencapai kondisi IPM ideal bukan merupakanhal yang mudah. Berbagai faktor harus diperhatikan olehpihak pemerintah baik pusat maupun daerah. Pertama,masalah kesehatan, akses ke sarana kesehatan dan fasilitaskesehatan, seperti puskesmas, bidan desa, dan tenagakesehatan yang lain harus cukup. Selain itu, programimunisasi bayi dan penyuluhan bagi masyarakat maupunibu hamil dan menyusui harus terus digalakkan.

    Kedua, masalah pendidikan, jumlah dan dayatampung sekolah, kualitas sekolah, kualitas pengajar, rasiomurid guru yang ideal serta akses ke sarana pendidikan baiktingkat SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi sudahharus ada dan memadai. Hal ini dikarenakan sebagai salahsatu syarat kondisi ideal pembangunan manusia adalahpendidikan yang ditamatkan tiap penduduk minimalsetingkat sarjana muda (MYS=15).

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 73

    Selain aspek kesehatan dan pendidikan, hal pentinglainnya adalah masalah perekonomian penduduk. Tingkatperekonomian masyarakat yang berhasil tidak cukup hanyadiukur dari tingginya PAD (Pendapatan Asli Daerah) danPDRB (Produk Domestik Regional Bruto), namun harus lebihmenyentuh ke masyarakat, yaitu dengan tingginya daya beli.Diharapkan dengan pendapatan per kapita yang tinggidisertai inflasi yang rendah dan relatif stabil akanmeningkatkan daya beli masyarakat.

    Pada dasarnya dalam pembangunan manusia tidakhanya pihak pemerintah saja yang berperan. Masyarakatdituntut berpartisipasi aktif, sedangkan pihak pemerintahhanya sebagai fasilitator. Dengan kata lain, masyarakattidak hanya sebagai obyek pembangunan, tetapi sekaligussebagai subyek pembangunan.

    Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatandan pendidikan dapat membantu meningkatkanpembangunan manusia. Dengan kesehatan yang terjamindan pendidikan yang tinggi masyarakat dapat dengan lancarberaktivitas menggali potensi-potensi yang ada denganbekerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal iniberdampak pada tingginya pendapatan yang diperoleh.Pendapatan yang tinggi tentu akan mendongkrak daya belimasyarakat sehingga perekonomian dapat berjalan stabil.

  • BAB VIIIKESIMPULAN

    http://www.bappedalhokseumawe.web.id

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 75

    KESIMPULANDAN

    IMPLIKASI KEBIJAKAN

    8.1 KesimpulanBerdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan

    sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagaiberikut:

    1. Angka harapan hidup di Kota Lhokseumawemencapai 71,47 tahun yang berarti rata-rata usiahidup setiap penduduk Kota Lhokseumawemencapai usia 71 tahun.

    2. Angka melek huruf di Kota Lhokseumawe sebesar99,65 menunjukkan masih ada 0,35 persenpenduduk usia 15 tahun ke atas masih belum bisabaca tulis.

    3. Rata-rata lama sekolah penduduk di KotaLhokseumawe sebesar 10,38 menunjukkan rata-rata lama sekolah penduduk kota ini sekitar 10tahun atau setara dengan kelas 1 SMA. Hal inimenunjukkan program wajib belajar 9 tahun sudahterwujud.

    4. Daya beli penduduk tahun 2012 yangdirepresentasikan dari angka rata-rata pengeluaranriil per kapita di Kota Lhokseumawe mencapai Rp640.070,-.

    VIII

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 76

    5. IPM Kota Lhokseumawe pada tahun 2012 mencapai77,23; berarti tingkat pencapaian pembangunanmanusia di Kota Lhokseumawe sudah di atas ratarata tingkat pencapaian pembangunan manusia diPropinsi Aceh (72,49).

    6. Shortfall IPM di Kota Lhokseumawe pada tahun2012 sebesar 2,35 menunjukkan tingkat percepatanpembangunan manusia di Kota Lhokseumawetermasuk tinggi dibandingkan beberapakabupaten/kota lain di Propinsi Aceh.

    8.2 Implikasi Kebijakan8.2.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan

    Permasalahan-permasalahan pokok pembangunanmanusia yang dapat diidentifikasi sebagai penyebabrendahnya indikator IPM antara lain meliputi :

    1. Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi,2. Rendahnya pendapatan per kapita,3. Semakin bertambahnya angka pengangguran,4. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia

    dari sisi kesehatan dan pendidikan, serta5. Adanya kenaikan beberapa harga barang-barang

    kebutuhan pokok yang dirasakan berat olehmasyarakat sehingga mengurangi tingkat daya beli.

    Permasalahan dan tantangan pembangunan manusiayang dihadapi ini akan menentukan agenda, sasaran, serta

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 77

    program pembangunan manusia yang juga harus bersifatlintas sektoral dan lintas koordinasi. Permasalahan-permasalahn ini harus dicari penyelesaiannya secara tepatsasaran dan berangsur. Rendahnya pertumbuhan ekonomidan pendapatan per kapita mengakibatkan rendah sertamenurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapatmenimbulkan berbagai masalah sosial yang mendasar.Kesejahteraan masyarakat sangat dipengaruhi olehkemampuan ekonomi untuk meningkatkan pendapatansecara adil dan merata.

    Luasnya cakupan pembangunan manusia, makapeningkatan IPM sebagai manifestasi pembangunan manusiadapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam meningkatkankemampuan dalam mempeluas pilihan-pilihan (enlarging thechoices of people). Untuk meningkatkan IPM, tidak hanyasemata tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Agarpertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunanmanusia, maka petumbuhan ekonomi harus disertai dengansyarat cukup, yaitu pemerataan pembangunan.

    Pemerataan pembangunan diperlukan untukmenjamin semua penduduk dapat menikmati hasil-hasilpembangunan. Diketahui beberapa faktor penting dari hasilpembangunan yang sangat efektif bagi pembangunanmanusia adalah pendidikan dan kesehatan. Dua faktorpenting ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perludimiliki agar mampu meningkatkan potensinya.

  • Perhitungan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kota Lhokseumawe 2012 78

    Umumnya semakin tinggi kapabilitas dasar yangdimiliki suatu daerah, semakin tinggi peluang untukmeningkatkan potensi wilayah tersebut. Ada dua hal pokokyang harus diperhatikan untuk mempercepat pembangunanmanusia, yaitu (1) distribusi pendapatan yang merata dan (2)alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dankesehatan.

    8.2.2 Strategi dan Sasaran Pembangunan ManusiaBerdasarkan nilai masing-masing indikator IPM dan

    beberapa identifikasi penyebabnya seperti telah diuraikanpada bab-bab sebelumnya, maka Pemerintah KotaLhokse