Resume IPM respirasi

23
Pneumonia (4A) Anamnesis Identitas: Bp. Andi, usia 55 tahun, pekerjaan: supir, alamat: Condong Catur Keluhan Utama: o Batuk 1 minggu, terus menerus, bertambah parah saat aktivitas. Batuk berdahak, kental, hijau-kekuningan. Agak membaik jika minum yang hangat. Pernah diobati dengan obat Komix, namun tidak berefek. Batuk telah terjadi 1 minggu, masih ada banyak kemungkinan diagnosis penyakit respirasi. Namun, diceritakan bahwa batuknya berdahak dan dahaknya kental berwarna hijau-kekuningan mengarah ke infeksi bakteri. Karena itu, tidak mempan hanya dengan obat batuk biasa. Keluhan Penyerta: o Nafsu makan menurun, namun belum terasa jika BB turun. o Sesak nafas o Terasa panas di dada Tidak ada pilek ataupun gangguan di saluran nafas atas sebelumnya, hal ini berarti penyakit ini tidak masuk dari atas, berarti perkembangannya di bawah (paru). Nafsu makan menurun, belum pasti mengapa terjadi namun ada yang mengatakan penurunan nafsu makan pada penyakit respirasi karena paru bekerja keras untuk bernafas, dan menggunakan banyak energi. Sesak nafas karena bakteri Pneumonia menyempitkan saluran bronkus, sehingga membuat pasien sulit bernafas. Oleh karena hal itu, pernafasan menjadi lebih cepat (takipnea) untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. RPD: o Pernah mengalami hal yang sama 2 tahun yang lalu, sudah sembuh namun kambuh-kambuhan, dan tidak pernah periksa ke dokter.

description

catatan persiapan IPM respirasi

Transcript of Resume IPM respirasi

Page 1: Resume IPM respirasi

Pneumonia (4A)

Anamnesis

Identitas: Bp. Andi, usia 55 tahun, pekerjaan: supir, alamat: Condong Catur Keluhan Utama:

o Batuk 1 minggu, terus menerus, bertambah parah saat aktivitas. Batuk berdahak,

kental, hijau-kekuningan. Agak membaik jika minum yang hangat. Pernah diobati dengan obat Komix, namun tidak berefek.

Batuk telah terjadi 1 minggu, masih ada banyak kemungkinan diagnosis penyakit respirasi. Namun, diceritakan bahwa batuknya berdahak dan dahaknya kental berwarna hijau-kekuningan mengarah ke infeksi bakteri. Karena itu, tidak mempan hanya dengan obat batuk biasa.

Keluhan Penyerta:o Nafsu makan menurun, namun belum terasa jika BB turun.

o Sesak nafas

o Terasa panas di dada

Tidak ada pilek ataupun gangguan di saluran nafas atas sebelumnya, hal ini berarti penyakit ini tidak masuk dari atas, berarti perkembangannya di bawah (paru).

Nafsu makan menurun, belum pasti mengapa terjadi namun ada yang mengatakan penurunan nafsu makan pada penyakit respirasi karena paru bekerja keras untuk bernafas, dan menggunakan banyak energi.

Sesak nafas karena bakteri Pneumonia menyempitkan saluran bronkus, sehingga membuat pasien sulit bernafas. Oleh karena hal itu, pernafasan menjadi lebih cepat (takipnea) untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.

Terasa panas di dada karena infeksi bakteri yang ada dalam parunya.

RPD:o Pernah mengalami hal yang sama 2 tahun yang lalu, sudah sembuh namun

kambuh-kambuhan, dan tidak pernah periksa ke dokter.o Tidak ada riwayat mondok

Hal yang sama pernah terjadi 2 tahun sebelumnya, bisa saja relaps dari penyakit dahulu, dan memungkinkan juga ini adalah gejala TB paru. Namun TB paru sudah tersingkirkan karena dijelaskan bahwa penyakitnya sembuh sendiri tanpa mengkonsumsi obat TB bahkan tanpa memeriksakan diri ke dokter.

Page 2: Resume IPM respirasi

RPK: Tidak ada Alergi: Tidak ada Life style: Merokok (+) : 1 hari 1 bungkus, Alkohol (-), Olahraga (-)

Merokok juga merupakan salah satu faktor risiko penyakit pneumonia, karena merokok dapat melemahkan bronkus serta mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yaitu mempermudah bertahannya bakteri maupun virus Pneumonia, sehingga merusak jaringan paru. Ditambah dengan kurangnya olah raga, semakin menurunkan imunitas pasien.

Pemeriksaan Fisik:

Vital Sign: o TD 110/80

o Suhu 38,4oC (demam)

o Nadi 110x/menit (takikardi)

o Nafas 24x/menit (takipnea)

Tekanan darah normal; suhunya agak tinggi (demam) dikarenakan infeksi bakteri yang terjadi; takikardi naik dikarenakan kenaikan suhu yang terjadi (setiap kenaikan 1oC meningkatkan nadi sebesar 10x/menit). Takipnea terjadi karena sesak nafas yang diakibatkan penyempitan saluran bronkus akibat bakteri Pneumonia tersebut.

Keadaan Umum: Lemas, gizi cukup, compos mentis Konjungtiva tidak anemis, tidak bernafas dengan cuping hidung

Tidak tampak anemia yang bisa terjadi jika ada perdarahan jika ditemukan anemia, mengarah ke TB, hematotorax, dsb. Ini berarti tidak terjadi perdarahan masif sehingga anemia.Tidak bernafas dengan cuping hidung masih mampu bernafas dengan baik.

Pemeriksaan paru:o Inspeksi : Normal

o Palpasi : Fremitus meningkat pada regio kiri bawah

o Perkusi : Redup pada region kiri bawah

o Auskultasi : Terdengar crackles pada basal paru kiri

Page 3: Resume IPM respirasi

Inspeksi tampak normal, tidak ada ketinggalan gerakan nafas dada, tidak ada tanda penggunaan otot bantu nafas maupun retraksi sela iga yang mungkin terjadi dalam pneumonia yang lebih berat.

Pada bagian bawah dari paru kiri, fremitus meningkat, pada perkusi terdengar redup, dan pada auskultasi terdengar crackles. Ini berarti pada lobus inferior sinistra paru terdapat inflamasi pada jaringan paru. Hal ini dikarenakan peradangan parenkim paru yang disebabkan bakteri.

Bunyi crackles merupakan bunyi abnormal paru non kontinyu yang terjadi akibat pembukaan kembali jalan napas yang menutup, dan terdengar selama inspirasi.(udara melewati cairan)

- Crackles halus: meletup, terpatah-patah. Seperti rambut yang digesekkan. Penyebabnya: udara melewati daerah lembab di alveoli atau bronkiolus.

- Creckes kasar: parau, basah, lemah, kasar, suara gesekan terpotong. Penyebab: aliran udara melewati cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai dengan indikasi adalah: Darah rutin Kultur dahak Rontgen Toraks

Darah rutin ini untuk melihat tanda-tanda infeksi dari peningkatan leukosit Hasilnya terjadi leukositosis yang merupakan tanda dari infeksi bakteri

Kultur dahak perlu dilakukan karena pasien mengeluhkan adanya dahak berwarna hijau kekuningan, yang mengindikasikan adanya infeksi bakteri yang menghasilkan eksudat seperti itu, selain itu dari kultur dahak dokter dapat mengetahui mikroorganisme penyebab penyakit pasien.

Hasilnya ditemukan bakteri S. pneumonia, hal ini menunjukkan bahwa penyebab penyakit ini adalah bakteri S. pneumonia tersebut, menguatkan diagnosis pneumonia.

Rontgen toraks, dilakukan karena adanya keluhan sesak serta dari auskultasi suara paru ditemukan suara crakcles, sehingga terdapat kecurigaan mengarah ke pneumonia karena terdapat cairan di dalam alveolus pasien.

Hasilnya corakan bronchovaskular menebal, terlihat infiltrat pada basal paru kiri.Corakan bronchovaskular yang menebal menunjukkan adanya peningkatan aliran darah ke paru paru, sedangkan infiltrat pada basal paru kiri ini merupakan akibat dari kolonisasi bakteri pneumonia yang kemudian menyebabkan banyaknya cairan eksudat hijau kekuningan, fremitus meningkat di daerah basal paru kiri, suara redup pada perkusi dan juga auskultasi yang menunjukkan suara crackles.

Page 4: Resume IPM respirasi

Diagnosis Banding

TB Paru Bronkitis

Diagnosis Kerja:

J18.9 Pneumonia (4A)

Terapi Farmakologis

Terapi yang dapat diberikan pada pasien adalah simptomatik dan juga terapi untuk membunuh bakteri penyebab. Terapi simtomatiknya adalah antipiretik untuk menamgami demam pada pasien dan ekspektoran untuk menangani batuk berdahaknya. Antibiotik yang cocok diberikan pada pasien pneumonia sebagai firstline untuk terapinya adalah amoxicillin.

R/ tab. Amoxicillin 500 mg no. XV ∫ O.8.h. tab I p.c. (habiskan)R/ tab. Paracetamol 500 mg no. X ∫ p.r.n. tab I p.c. (demam)R/ tab. Ambroxol 30 mg no. X ∫ 3.d.d. tab I

Edukasi Menggunakan masker selama masa penyembuhan agar tidak menular pada keluarga dan

orang-orang disekitar. Karena pneumonia disebabkan oleh bakteri pneumonia. Pasien disarankan untuk tidak meludah sembarangan karena juga dapat menjadi sumber

penularan pneumonia. Pasien diharuskan untuk berhenti merokok karena merokok dapat memperlambat

penyembuhan atau menyebabkan kekambuhan. Pasien diminta untuk cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi agar kondisi

fisiknya cukup kuat untuk melawan bakteri yang menginfeksi. Daya tahan yang kuat akan menghindari kita terserang infeksi.

Antibiotik harus dihabiskan dan diminum sesuai aturan agar tidak terjadi resistensi antibiotik.

Diagnosis banding seperti yang disebutkan diatas karena keluhan pada awalnya adalah batuk berdahak, dan adanya riwayat batuk seperti ini sebelumnya kemungkinan TB ParuKarena batuk merupakan salah satu keluhannya, ditambah dengan infeksi bakteri yang bisa mengarah ke bronkitis.

Page 5: Resume IPM respirasi

BRONKITIS (4A)

Anamnesis :1. Identitas : Bp. Bajuri 22 tahun, pekerjaan : mahasiswa, alamat: jl. Kaliurang km 52. Keluhan utama : batuk berdahak sejak seminggu yang lalu. Dahak berwarna kuning

kental. Batuk dirasakan sepanjang hari dan hilang timbul. Tidak disertai dengan sesak nafas dan tidak mengganggu tidur. Batuk baru pertama kali dialami dan disekitarnya tidak ada yang mengalami hal serupa. Sebelumnya pasien pernah demam, bersin, pilek 2 hari pertama.

3. Kelupahan penyerta : nyeri di dada dan otot

4. Riwayat pengobatan : belum berobat hanya minum air hangat5. RPD : belum pernah mengalami kondisi seperti sekarang, mondok (-)6. RPK : -7. Alergi : -8. Life style : merokok (-), alcohol (-), pola makan (baik)

Pemeriksaan fisik :1. Vital sign :

Tekanan darah : 110/70 Nadi : 96 Suhu : 37,5Nafas : 22

Kondisi umum pasien : compos mentis, tidak bernafas dengan cuping hidung

Keluhan yang dirasakan sekarang sejak seminggu yang lalu dapat disebabkan atau diawali dengan pasien terserang influenza oleh infeksi virus yang dapat turun ke saluran pernapasan bawah yaitu bronkus yang dapat disebabkan oleh penurunan system imun dari pasien, sehingga pada dua hari pertama pasien menunjukan gejala-gejala yang mengarah ke influenza yaitu merasakan pilek, demam dan bersin-bersin, karena salah satu etiologi bronchitis adalah infeksi virus (RSV, Parainfluenza, Influenza, Adeno).

Riwayat alergi perlu digali, untuk menyingkirkan kemungkinanan gejala tersebut mengarah ke asma karena pasien merasakan sesak nafas, sebelum ditegakan dan dipastikan melalui pemeriksaan fisik.

Secara umum kondisi vital dalam keadaan normal, kecuali pada suhu agak sedikit terjadi peningkatan namun masih normal dan pasien juga merasakan tidak demam. Peningkatan frekuensi pernapasan juga terjadi karena pasien merasa sesak nafas akibat adanya dilatasi dinding bronkus dan otot polos bronkus akibat adanya infeksi.

Page 6: Resume IPM respirasi

2. Pemeriksaan ParuInspeksi : normalAuskultasi : ronki dan wheezing pada lapang paru sebelah kiriPalpasi : fremitus sama di kedua lapang paru Perkusi : , sonor kedua lapang paru

Kondisi umum : composmentis, tidak

Pemeriksaan Penunjang: 1. Pemeriksaan darah rutin untuk melihat ada tidaknya leukositosis yang

menandakan adanya infeksi2. Foto rontgen paru, untuk menyingkirkan diagnosis. Di dapati hasil paru - paru

tidak ada kelainan dan hanya di temukan corak bronchovascular ringan di sekitar bronkus akibat dari proses peradangan bronkus.

3. Pemeriksaan sputum (BTA) untuk menyingkirkan TBC

Hasil inspeksi, auskultasi dan perkusi pada kedua lapang paru normal hanya saja pada auskultasi yang tidak normal hal ini menandakan bagian parunya normal dan yang bermasalah adalah dibagian saluran napasnya. Tujuan pemeriksaan auskultasi paru adalah untuk menentukan adanya perubahan dalam saluran napas dan pengembangan paru. Dengan auskultasi dapat didengarkan suara napas, suara tambahan, suara bisik dan suara percakapan. Suara tambahan dari paru adalah suara yang tidak terdengar pada keadaan paru sehat. Suara ini timbul akibat dari adanya secret didalam saluran napas, penyempitan dari lumen saluran napas dan terbukanya acinus/ alveoli yang sebelumnya kolap.  Karena banyaknya istilah suara tambahan, kita pakai saja istilah  “ Ronki” yang dibagi menjadi 2 macam yaitu ronki basah dengan suara terputus- putus dan ronki kering dengan suara tidak terputus.Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang pecah, terdengar pada saluran napas besar bila terisi banyak secret.  Ronki basah sedang seperti suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak mempunyai sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada pneumonia dini.Ronki kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran napasnya menyempit. Ronki kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar mencicit/squacking,  ronki kering akibat ada sumbatan saluran napas kecil disebut wheeze.   Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan sebagaian saluran napas besar disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning.

Page 7: Resume IPM respirasi

Terapi:

1. Beta agonis inhaler (Salbutamol inhaler) sebagai bronkodilator untuk mengurangi bronkospasm. S.P.R.N (sesak nafas) s.u.c

2. cortico steroid inhaler (budesonide) sebagai anti inflamasi untuk mengurangi udem pada bronkus. S.P.R.N (sesak nafas) s.u.c

3. Antibiotik untuk pengobatan causatifBudesonide Salbutamol

Diagnosis banding : 1. Asma bronchial (karena ada ditemukan wheezing dan sesak nafas)2. influenza (karena, ada demam,nyeri otot, batu dan pilek)

Edukasi

Page 8: Resume IPM respirasi

1. Menggunakan masker selama masa penyembuhan agar tidak menular pada keluarga dan orang-orang disekitar. Karena bronchitis yang disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri dapat menular.

2. Pasien disarankan untuk tidak meludah sembarangan karena juga dapat menjadi sumber penularan.

3. Pasien diminta untuk cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi agar kondisi fisiknya cukup kuat untuk melawan bakteri yang menginfeksi. Daya tahan yang kuat akan menghindari kita terserang infeksi.

4. Antibiotik harus dihabiskan dan diminum sesuai aturan agar tidak terjadi resistensi antibiotik.

ASMA BRONKIAL (4A)

1. Anamnesis

Bapak Bambang (40th) datang dengan keluhan utama, sesak napas. Keluhan mulai sejak tadi

malam. Pasien bercerita sesak sering dirasakan ketika malam hari dan pagi hari ketika cuaca

dingin dan ketika pasien kelelahan. Pada saat sesak pasien sering disertai dengan suara nafas

berbunyi “ngik-ngik” , merasa nafas jadi lebih berat. Dalam seminggu, dapat mengalami

sesak > 1 kali dan dalam sebulan dapat mengalami 3 kali sesak pada malam hari. Keluhan

penyerta, pasien mengalami batuk berdahak warna putih yang timbul bersamaan dengan

sesak napasnya. Untuk memepringan gejala, pasien merasa lebih baikan pada saat istirahat

dengan posisi duduk daripada berbaring, dengan tanpa minum obat atau tanpa diterapi.

Sebelumnya belum pernah pergi ke dokter untuk diperiksa sesaknya. Riwayat penyakit

dahulu, pasien bercerita sering mengalami hal serupa sejak pasien masih muda dan dirasa

bertambah berat akhir- akhir ini. Riwayat penyakit keluarga, tidak ada yang mengalami

gejala yang serupa. Gejala ini membuat pasien merasa terganggu apabila dengan aktivitas

berat, sesak mulai muncul. Tentang gaya hidup, pasien tidak merokok maupun minum

minuman beralkohol,jarang berolahraga. Riwayat alegi, pasien mengalami alergi dingin.

Dan pasien tidak sedang mengalami penyakit yang terkait jantung.

2. Pemeriksaan Fisik

Kondisi umum : sedang, tampak sesak, tidak anemis

Page 9: Resume IPM respirasi

Kesdaran: Compos mentis

Tanda-tanda vital

TD: 120/80

Frek.denyut nadi: 124x/menit, regular

Frek. Napas: 28x/ menit

Suhu: 37,1 C

Pemriksaan Paru

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, bentuk normochest, tidak ada pelebaran sela ig,

penggunan otot-otot bantu pernapasan (+)

Perkusi: fremitus kiri=kanan

Seharusnya melihat bats normal paru (katanya dokternya)

Batas paru-hepar : SIC VI anterior dekstra

Batas paru belakang kanan : Vertebra torakal X

Batas paru belakang kiri: vertebra thorakal XI

Palpasi : Sonor kanan dan kiri

Auskultasi: bronkovesikuler, rhonki (-/-), wheezing (+/+)

3. Pemeriksaan Penunjang

Radiologi : Foto Thoraks (untuk melihat keadaan paru)

Kondisi saat tidak terjadi serangan :

Corakan bronchovaskuler pada kedua paru dalam batas normal

Tidak tampak proses spesifik pada kedua paru

Cor dalam batas normal, diagfragma kesan baik

Tulang-tulang intak

Kesan: normal

Kondisi saat terjadi serangan :

Hiperinflasi paru tampak adanya radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga

intercostalis

diagfragma yang menurun

Laboratorium

Lab darah rutin

Hasil terilhat eosinofil meningkat

Page 10: Resume IPM respirasi

Pemeriksaan sputum

Adanya cristal-cristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal

eosinofil

Pemeriksaan tes kulit : mencari faktor alergi

4. Diagnosis Kerja

Asma bronchial persisten serangan sedang

5. Different diagnosis

PPOK

Bronkitis akut

6. Terapi

Terapi gawat darurat

O2 2L/menit via nasal canul

Page 11: Resume IPM respirasi

Nebulisasi dengan ©Combivent (agonis ß2 ipatropium bromide) selama 60menit

dengan penilaian ulangsetelah 1-2 jam.

Terapi rawat jalan

Salbutamol tab 3x2 mg

Ambroxol tab 3x30 mg

Prednison tab 3x5 mg atau dexamethason 3x1 mg

7. Edukasi

Menghindari faktor pencetus

Merencanakan pengobatan jangka panjang dengan pemberian obat-obatan pengontrol

dan pelega serta meminum obat-obatan tersebut secara teratur.

Mengatasi serangan asma dengan tepat dengan mengenal tanda serangan akut

bertambahnya gejala batuk, sesak, dan mengi. Dan tanda perburukan asma

peningkatan asma di malam hari, kebutuhan obat meningkat, aktivitas menurun

Memeriksakan diri dengan teratur guna monitoring perkembangan penyakit

Menjaga kebugaran dan olahraga

Makan makanan yang bergizi.

PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) ----- (3B)

Keluhan utama : Batuk

Sejak kapan ? Apakah batuk berlangsung terus menerus ataukah ada pada waktu waktu khusus

seperti malam hari atau pagi hari ? Apakah batuknya berdahak ? Jika ada dahak bagaimana karakteristik dahaknya ? Baik dari segi warna,

banyaknya dahak, kekentalan Apakah batuk berdarah ? Apakah nyeri saat batuk ? Apakah batuknya sudah pernah di obati ? Jika sudah pernah diobati, diobati dengan apa ? Apakah membaik ? Apakah ada hal yang bisa mengurangi atau meringankan batuknya ? Apakah ada hal yang bisa memperberat batuknya batuknya ? Apakah batuknya mengganggu aktifitas ?

Page 12: Resume IPM respirasi

Apakah nyeri saat batuk ?

Keluhan penyerta: sesak nafas

Sejak kapan ? apakah mulainya bersamaaan dengan batuk ? Apakah sesak nafas berlangsung terus menerus ? Sekali sesak nafas berapa lama onsetnya ? Sesak nafasnya lebih sering terjadi saat kapan ? Saat serangan sesak nafas terjadi, apa yang di lakukan ? Apakah sudah di obati ? Jika ia menggunakan obat apa ? Apakah membaik setelah di beri obat ? Adakah hal hal yang dapat memperberat sesak nafasnya ? Adalah hal hal yang dapat meringankan sesak nafasnya ?

Riwayat penyakit terdahulu

Apakah dulunya sudah pernah mengalami hal seperti ini? Jika ia dulu di obati dengan apa ? Apa diagnosisnya ? Bagimana pengobatannya ? Apakah ada riwayat mondok di rumah sakit ? Berapa lama ? Apakah punya riwayat asma / sesak nafas ?

Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluarga atau orang orang sekitar yang mengalami hal serupa ?

Life style

Apakah merokok ? Jika ia , sejak kapan ? Berapa batang rokok sehari ? Apakah sudah pernah berusaha menghentikanya ? Apakah semenjak sakit ada usaha berhenti merokok? Apakah sering berolohraga ? Berapa kali seminggu ? Olahraga apa yang sering di lakukan ? Sekali olahraga berapa lama ? Apakah makan 3 kali sehari ? Makanan apa yang sering di konsumsi? Apakah sering makan buah dan sayur ?

Page 13: Resume IPM respirasi

Pemeriksaan fisik

Vital sign ( pada kasus PPOK biasanya suhu dan tekanan darah normal tapi nandi dan pernafasan meningkat :

Pemeriksaan head to toe ( lihat keadaan umum pasien, lihat apakah ada konjungtiva anemis ?

Pemeriksaan fisik paru Inspeksi : bentuk dada barrel chest (bentuk dada seperti tong ), hipertrofi

otot otot bantu nafas Palpasi : sela iga melebar . Fremitus melemah Auskultasi : suara paru vesikuler melemah atau normal Perkusi : hipersonor

Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan faal paru contohnya dengan sirometri Pemeriksaan daah rutin : biasanya dalam batas normal Pemeriksaan radiologi foto toraks

Diagnosis banding

Asma Pneumotoraks Bronkiektasis

Pengobatan

Kurangi gejala Obat batuk berdahak : R/ ambroksol 30 mg no XV

S3dd tab 1 pc

Obar asma : R/ nebulizer salbutamol

SIMM

Edukasi :

Berhenti / kurangi merokok Makan makanan bernutrisi Olahraga yang cukup Hindari udara yang berbahaya

Page 14: Resume IPM respirasi

TUBERKULOSIS PARUKompetensi : 4A

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.Indonesia merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar dari 22 negara di dunia dengan beban TB. Kontribusi TB di Indonesia sebesar 5,8%. Saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan TB, yaitu TB Resisten Obat (Multi Drug Resistance/ MDR).

Hasil Anamnesis Keluhan Pasien datang dengan batuk berdahak ≥ 2 minggu.Batuk disertai dahak, dapat

bercampur darah atau batuk darah. Keluhan dapat disertai sesak napas, nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan pleura), badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari 1 bulan.

Pemeriksaan Fisik Demam (pada umumnya subfebris, walaupun bisa juga tinggi sekali), respirasi

meningkat, berat badan menurun (BMI pada umumnya <18,5). Pada auskultasi terdengar suara napas bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara napas melemah, fremitus meningkat di apex paru, tergantung luas lesi dan kondisi pasien. Pemeriksaan Penunjang a. Darah: limfositosis/ monositosis, LED meningkat, Hb turun. b. Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (Bakteri Tahan Asam/ BTA) atau kultur kuman dari specimen sputum/ dahak sewaktu-pagi-sewaktu. c. Tes tuberkulin (Mantoux test). Pemeriksaan ini merupakan penunjang utama untuk membantu menegakkan Diagnosis TB pada anak. d. Pembacaan hasil uji tuberkulin yang dilakukan dengan cara Mantoux (intrakutan) dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dengan mengukur diameter transversal. Uji tuberkulin dinyatakan positif yaitu: 1. Pada kelompok anak dengan imunokompeten termasuk anak dengan riwayat imunisasi BCG diameter indurasinya > 10 mm. 2. Pada kelompok anak dengan imunokompromais (HIV, gizi buruk, keganasan dan lainnya) diameter indurasinya > 5mm. e. Radiologi dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik. Pada TB, umumnya di apeks paru terdapat gambaran bercak-bercak awan dengan batas yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas membentuk tuberkuloma. Gambaran lain yang dapat menyertai yaitu, kavitas (bayangan berupa cincin berdinding tipis), pleuritis (penebalan pleura), efusi pleura (sudut kostrofrenikus tumpul).Contoh gambaran TB paru dilihat dari gambaran radiologi :

Page 15: Resume IPM respirasi

Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis pasti TB Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (sputum untuk dewasa, tes tuberkulin pada anak). Kriteria Diagnosis Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care (ISTC) Standar Diagnosis a. Semua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsung selama ≥ 2 minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus dievaluasi untuk TB. b. Semua pasien (dewasa, dewasa muda, dan anak yang mampu mengeluarkan dahak) yang diduga menderita TB, harus diperiksa mikroskopis spesimen sputum/ dahak 3 kali salah satu diantaranya adalah spesimen pagi. c. Semua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka TB, harus diperiksa mikrobiologi dahak. d. Diagnosis dapat ditegakkan walaupun apus dahak negatif berdasarkan kriteria berikut: 1. Minimal 3 kali hasil pemeriksaan dahak negatif (termasuk pemeriksaan sputum pagi hari), sementara gambaran foto toraks sesuai TB. 2. Kurangnya respon terhadap terapi antibiotik spektrum luas (periksa kultur sputum jika memungkinkan), atau pasien diduga terinfeksi HIV (evaluasi Diagnosis tuberkulosis harus dipercepat). e. Diagnosis TB intratorasik (seperti TB paru, pleura, dan kelenjar limfe mediastinal atau hilar) pada anak: 1. Keadaan klinis (+), walaupun apus sputum (-). 2. Foto toraks sesuai gambaran TB. 3. Riwayat paparan terhadap kasus infeksi TB. 4. Bukti adanya infeksi TB (tes tuberkulin positif > 10 mm setelah 48-72 jam).

Page 16: Resume IPM respirasi

Anak dinyatakan probable TB jika skoring mencapai nilai 6 atau lebih. Namun demikian, jika anak yang kontak dengan pasien BTA positif dan uji tuberkulinnya positif namun tidak didapatkan gejala, maka anak cukup diberikan profilaksis INH terutama anak balita Catatan: a. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1 bulan. b. Demam (> 2 minggu) dan batuk (> 3 minggu) yang tidak membaik setelah diberikan pengobatan sesuai baku terapi di Puskesmas c. Gambaran foto toraks mengarah ke TB berupa: pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental/lobar, milier, kalsifikasi dengan infiltrat, tuberkuloma. d. Semua bayi dengan reaksi cepat (< 2 minggu) saat imunisasi BCG harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.

Differential Diagnosis- Pneumonia- Abses Paru- Bronkitis Kronis

Komplikasi a. Komplikasi paru: atelektasis, hemoptisis, fibrosis, bronkiektasis, pneumotoraks, gagal napas. b. TB ekstraparu: pleuritis, efusi pleura, perikarditis, peritonitis, TB kelenjar limfe. c. Kor Pulmonal

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)Prinsip-prinsip terapi a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan sampai terapi selesai.

Page 17: Resume IPM respirasi

b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB (OAT) lini pertama sesuai ISTC (Tabel 2). 1. Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol. 2. Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan Rifampisin 3. Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi rekomendasi internasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet (INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB).

Tabel 2. Dosis Obat TB Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB

Obat Harian 3x seminggu

INH* 5(4-6) max 300mg/hr 10(8-12) max 900 mg/dosis

RIF 10 (8-12) max 600 mg/hr 10 (8-12) max 600 mg/dosis

PZA 25 (20-30) max 1600 mg/hr 35 (30-40) max 2400 mg/dosis

EMB 15 (15-20) max 1600 mg/hr 30 (25-35) max 2400 mg/dosis

Atau dapat menggunakan kombinasi dosis FDC untuk TB kategori 1 berdasar berat badan :

R/ FDC no XXX

S 1 dd tab III

Untuk pasien dewasa :

< 38 kg = 2 tab/hari

38-54 kg = 3 tab/hari

55-70 kg = 4 tab/hari

> 70 kg = 5 tab/hari

Untuk pasien anak :

5-9 kg = 1 tab/hari

10-14 kg = 2 tab/hari

15-19 kg = 3 tab/hari

20-32 = 4 tab/hari

c. Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan prinsip pengobatan dengan: 1. Sistem Patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk obat, cara pemberian cara mendapatkan obat serta kontrol pasien sesuai dengan cara yang paling mampu laksana bagi pasien.

2. Pengawasan Langsung menelan obat (DOT/direct observed therapy)

Page 18: Resume IPM respirasi

d. Semua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik adalah follow-up mikroskopis dahak (2 spesimen) pada saat: 1. Akhir fase awal (setelah 2 bulan terapi), 2. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi. 3. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum akhir terapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi modifikasi yang sesuai. 4. Evaluasi dengan foto toraks bukan merupakan pemeriksaan prioritas dalam follow up TB paru. e. Catatan tertulis harus ada mengenai: 1. Semua pengobatan yang telah diberikan, 2. Respon hasil mikrobiologi 3. Kondisi fisik pasien 4. Efek samping obat

Rujuk pada keadaan :- TB dengan komplikasi, seperti pada ODHA, TB dengan komorbid penyakit metabolik,

TB anak dengan BB ≥ 33 kg, bayi dengan BB < 5 kg.- Suspek MDR.