IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE...
Transcript of IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE...
IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMA MADANIA BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh
Albert Ferdinand
NIM 1110011000049
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
i
ABSTRAK
Albert Ferdinand (NIM: 1110011000049). Implementasi Strategi Active
Learning dalam Pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor. Skripsi:
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Kata Kunci: Strategi Active Learning, Pembelajaran PAI.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran siswa dalam
mempelajari pendidikan agama Islam (PAI), tujuan pembelajaran PAI yang
diinginkan belum tercapai secara maksimal, strategi active learning masih jarang
digunakan dalam pembelajaran PAI dan guru kurang membekali kemampuan
dalam merencanakan dan melaksanakan strategi active learning.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi active
learning dalam pembelajaran PAI dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung
dan penghambat diterapkannya strategi active learning dalam pembelajaran PAI
di SMA Madania Bogor.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode
penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan:
(1) observasi yaitu untuk mengetahui proses pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, (2) wawancara yaitu untuk
mengetahui berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi
active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, serta
mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat diterapkannya strategi
active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor dan (3)
dokumentasi yaitu untuk memperoleh data berhubungan dengan penerapan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI seperti rencana pembelajaran,
silabus pembelajaran, dokumen kegiatan pembelajaran dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi active learning yang diterapkan
di SMA Madania Bogor diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling
mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media
pembelajaran yang sesuai dengan isi/materi pelajaran serta guru dan siswa.
Komponen-komponen tersebut di rancang agar dalam pelaksanaannya siswa lebih
aktif dalam pembelajaran. Strategi ini diterapkan untuk memberikan kemudahan
kepada siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, dan menerapkan materi
yang di sampaikan guru dalam kehidupan siswa, sehingga tujuan pembelajara PAI
bisa terwujud. Hal ini dibuktikan ketika pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor terwujud dalam tiga metode
active learning yaitu: a) diskusi kelompok dengan metode jigsaw model tim ahli
dan cooperatif script, b) presentasi dan c) simulasi. Dengan pelaksanaan metode
ini siswa tidak hanya aktif secara emosional tetapi perasaan, intelektual,
penginderaannya serta fisiknya.
i
ABSTRACT
Albert Ferdinand (NIM: 1110011000049). Implementation of Active
Learning Strategy in Islamic Education Learning at Madania High School,
Bogor. Thesis: Islamic Education Department. Tarbiya and Teaching Science
Faculty. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Key Words: Active Learning Strategy, Islamic Education Learning.
This research is conducted based on several backgrounds including
student’s lack of awareness on learning Islamic education (PAI), Islamic
Education learning’s objections are not reached, the rare using of active learning
strategy in Islamic Education learning, and the teacher’s lack of capability of
provisioning in planning and implementing the active learning strategy.
This research aims to understand the implementation of active learning
strategy in Islamic Education learning and to find out supporting and inhibiting
factors in implementing the active learning strategy in Islamic Education learning
at Madania High School, Bogor.
This research is classified as qualitative field research with descriptive
research method. The data are collected through: (1) Observation, which aims to
see the process of implementing the active learning strategy in Islamic Education
learning at Madania High School, Bogor, (2) Interview, which objects to collect
information related to the active learning strategy implementation in Islamic
Education learning at Madania High School, Bogor, and to find out the supporting
and inhibiting factors of the active learning strategy implementation in Islamic
Education learning at Madania High School, Bogor, and (3) Documentation,
which to collect data related to the active learning strategy implementation in
Islamic Education learning such as lesson plan, syllabus, learning activity
documentation, and other related stuffs.
The result of this research shows that active learning strategy implemented
at Madania High School, Bogor has been realized in number of interconnected
components, they are learning objections, methods selection, and learning media,
all of which are appropriate to the learning materials, teachers, and students. The
components are designed to make the students to be more active in their learning.
The strategy is applied to help the students in acknowledging, understanding,
comprehending, and implementing the materials they have learned from their
teacher in their daily life, as so the aims of Islamic Education learning can be
reached. This can be seen as the active learning strategy implementation in
Islamic Education learning at Madania High School, Bogor is implemented in
three methods: a) group discussion in experts’ jigsaw model and cooperative
script, b) presentation, and c) simulation. Through these methods, the students are
not only active emotionally, but also active through their feeling, intellectual,
sensory, and physic.
ii
KATA PENGANTAR
Bismiilahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan segala nikmat, taufik dan hidayah-Nya. Kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Implementasi
Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor”.
Shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasul-Nya yang
agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir yang membawa risalah,
penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat bahagia dunia dan akhirat serta
mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah nanti.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran
dan bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Dra. Manerah, Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
iii
7. Bapak/Ibu karyawan Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan selama penyusunan skripsi ini.
8. M. Wahyuni Nafis, M.A, School Director yang telah memberikan izin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di SMA Madania Bogor.
9. Alfi Afifah, S.P, Secondary School Principal yang telah memberikan izin
dalam melakukan penelitian di SMA Madania Bogor.
10. Bapak Adam dan Bapak Harisko Senior Officer Research and Development
yang telah memberikan arahan prosedur penelitian di SMA Madania Bogor.
11. Abdulloh, S. Ag, Koordinator Guru PAI yang telah banyak membantu penulis
dengan memberikan saran, arahan dan informasi dalam melakukan penelitian
di SMA Madania Bogor.
12. Muchammad Furqon, S. Ag, Guru Agama Islam kelas X yang telah
memberikan arahan dan informasi kepada penulis.
13. Rahmat Rizqa, S. Th. I, Guru Agama Islam kelas XI yang telah memberikan
arahan dan informasi kepada penulis.
14. Ninik Ni’matur Rahmaniah, M.Pd.I, Guru Agama Islam kelas XII yang telah
memberikan arahan dan informasi kepada penulis.
15. Siswa siswi SMA Madania Bogor yang mendukung penulis mengumpulkan
data-data untuk penelitian.
16. Orang tua tercinta (Ibu Muliyati dan Bapak Godlied Eridanus Donggala) yang
selalu mendo’akan, memotivasi dan memberikan kasih sayangnya kepada
penulis dalam setiap situasi.
17. Seluruh Keluarga dan sahabat penulis yang senantiasa memberikan do’a dan
motivasi kepada penulis.
18. Bahrissalim, M.Ag, Dosen Perencanaan dan Strategi Pembelajaran PAI yang
telah menginspirasi penulis dalam membuat ide awal, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
19. Keluarga Besar UKM-Bahasa FLAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
tempat menimba ilmu, tempat berbagi dan tempat mencurahkan segala
pembentukan kepribadian penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
20. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2010 pada umumnya dan
Kelas B pada khususnya terima kasih atas semangat, saran-saran, motivasi,
bantuan, dan kebersamaan selama menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis
Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian
dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Alhamdulillaahi Rabbil’aalamin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 17 September 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................... 7
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 7
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ..................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teori ............................................................................. 10
1. Strategi Active Learning ................................................... 10
a. Pengertian Strategi Active Learning ................................ 10
b. Karakteristik Active Learning ........................................ 16
c. Prinsip-Prinsip Strategi Active Learning ........................ 17
d. Kelebihan dan Kelemahan Active Learning ................... 19
e. Metode Active Learning .................................................. 20
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA. 25
a. Pengertian Pembelajaran PAI .......................................... 25
b. Tujuan dan Ruang Lingkup PAI di SMA ....................... 27
c. Fungsi PAI di SMA ......................................................... 29
d. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMA ......... 30
vi
3. Implementasi Strategi Active Learning dalam
Pembelajaran PAI ............................................................ 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40
B. Latar Penelitian ........................................................................ 42
C. Metode Penelitian...................................................................... 42
D. Data dan Sumber Data ............................................................. 42
E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 43
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ....................... 46
G. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Madania Bogor ................................ 48
B. Deskripsi Data ......................................................................... 53
C. Analisis Data ............................................................................ 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 91
B. Saran ........................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 96
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tempat Penelitian SMA Madania Bogor ................................... 40
Gambar 4.1 Metode Reading Aloud ............................................................... 57
Gambar 4.2 Metode Video Critic ................................................................... 57
Gambar 4.3 Metode Cooperatif Script ........................................................... 57
Gambar 4.4 Metode Jigsaw ............................................................................ 57
Gambar 4.5 Simulasi Wakaf ........................................................................... 58
Gambar 4.6 Pembacaan Ikrar ......................................................................... 58
Gambar 4.7 Hasil Mind Map .......................................................................... 59
Gambar 4.8 Metode Presentasi ...................................................................... 59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Time Line Kegiatan Penelitian ................................................... 41
Tabel 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian .............................................. 43
Tabel 3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 45
Tabel 4.1 Data Siswa SMA Madania Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014... 52
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
Lampiran 2 Hasil Wawancara Koordinator Guru PAI
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru PAI
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 5 Hasil Observasi Pembelajaran
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 7 Silabus Pembelajaran
Lampiran 8 Struktur Organisasi 2013-2014
Lampiran 9 Data Guru dan Tendik SMA Madania 2013-2014
Lampiran 10 Data Fasilitas SMA Madania Bogor
Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian di SMA Madania Bogor
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian di SMA Madania Bogor
Lampiran 13 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Berdasarkan Undang-undang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun manusia sempurna
(insan kamil). Salah satu cara untuk membangun bangsa dan jati diri yang utuh,
dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang holistik, serta ditopang
oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik.
Bertolak dari asumsi Lodge dalam bukunya Philoshopy of Education yang
dikutip oleh Muhaimin bahwa life is education and education is life dalam arti,
pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup
dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan maka pendidikan Islam pada
dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup Islami, yang diharapkan
tercermin dalam sikap hidup dan keterampilan hidup orang Islam.2
Pendidikan agama Islam hingga saat ini masih berhadapan dengan kritik-
kritik internal yang kurang menyenangkan diantaranya: pendidikan agama Islam
diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus
dipraktekkan. Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas
1 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5.
2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, h.
39.
2
antara hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat
penekanan dan masih terdapat respon kritis terhadap pendidikan agama.3
Hal tersebut sangat tidak signifikan, karena pendidikan agama Islam
bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.4
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan
dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:
(1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi
pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap
ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang
dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi
pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani,
dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu
menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan,
dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi,
sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta
mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.5
Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 telah
dijelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 menyatakan:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6
Maka PAI sebagai usaha sadar untuk menciptakan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam, mempunyai peranan
yang sangat besar dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut.
3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 131.
4 Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., h. 78.
5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., h. 78.
6 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan ..., h. 8.
3
Di dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Tohirin, disebutkan
bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman.7 Dalam konteks belajar secara umum,
Qardhawi mengutip hadis riwayat Ibnu „Ashim dan Thabrani menyatakan “wahai
sekalian manusia, belajarlah! Karena ilmu pengetahuan hanya didapat melalui
belajar”.8 Seperti disebutkan diatas, dalam perspektif Islam, belajar merupakan
kewajiban bagi setiap individu Muslim-Muslimat dalam rangka memperoleh ilmu
pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Firman Allah dalam surat
al-Mujadalah [58] ayat 11:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadalah: 11).
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian
pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri
siswa yang sedang belajar.9 Oleh karena itu, salah satu faktor penting dalam
7 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), Ed. 1, h. 59.
8 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama ..., h. 55.
9 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
Cet. 24, h. 4.
4
keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah tergantung kepada penggunaan
strategi belajar aktif (active learning strategy).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang
bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio menunjukkan bahwa siswa
dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu
pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Keachie menyebutkan bahwa
dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang
sampai menjadi 20% pada waktu 10 menit terakhir.10
Kondisi tersebut merupakan kondisi umum yang terjadi di lingkungan
sekolah. Hal ini menyebabkan sering terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan
kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan
indra pendengarannya dibanding visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas
tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Confucius:
“apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; apa yang saya
lakukan, saya paham”.11
Ketiga pernyataan ini menekankan pentingnya belajar aktif agar apa yang
dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas
sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi
pelajaran.
Atas dasar lemahnya daya dengar peserta didik, atau tidak adanya peluang
beraktualisasi diri dalam belajar tersebut, Mel Silberman memodifikasi dan
memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan
teori belajar aktif (active learning), yaitu:
“Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat
sedikit. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa teman lain, saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat,
diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa
yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”.12
10 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 3.
11
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1.
12
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1-2.
5
Strategi active learning dikenalkan pertama kali oleh Mel Silberman. Secara
terminologi, istilah active learning bermakna belajar aktif adalah segala bentuk
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik ataupun
peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.13
Madania adalah sekolah Indonesia, yang menghargai perbedaan agama dan
pemikiran, serta menghormati individu dengan kebutuhan pembelajaran yang
beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Madania
memiliki motto Indonesian School with World Class Standard. Didirikan pada
tahun 1996, dan dikelola secara professional oleh Yayasan Pendidikan Madania
Indonesia (YPMI), yang berpengalaman lebih dari 15 tahun sebagai
penyelenggara pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan visinya “A True
Indonesian School for the Next Generation of Leaders”. Madania menggunakan
kurikulum Nasional yang diperkaya oleh kurikulum Internasional dan pendidikan
abad 21.14
Pendidikan di sekolah Madania berusaha memberikan fasilitas dan
bimbingan bagi pertumbuhan inteligensi siswa secara utuh, sehingga ukuran
keberhasilan siswa tidak diukur secara seragam, melainkan sesuai dengan potensi
dan minat masing-masing.15
Proses pembelajaran PAI di SMA Madania tidak hanya ditekankan pada
aspek kognitif yang bersifat hafalan tetapi juga mengembangkan aspek emosional
(afektif) dan psikomotor. Secara umum proses pembelajaran PAI berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, dalam konteks ini
guru mengarahkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga siswa
menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna di kehidupan nanti, selain itu
guru juga mempersiapkan skenario pembelajaran dan mempersiapkan bahan
untuk mengajar yang sesuai dengan materi serta memilih strategi pembelajaran
yang tepat untuk dilaksanakan.
13 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 1, h. 36.
14
Dokumentasi Profil Sekolah Madania, h. 4-8.
15
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 127.
6
Secara lebih khusus penerapan strategi pembelajaran PAI termuat dalam
rencana tindakan (rangkaian suatu kegiatan) yang harus di kerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien. Dalam
setiap pembelajaran PAI strategi yang dikembangkan adalah active learning.
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator guru pendidikan agama
Islam di SMA Madania Indonesian School with World Class Standard Parung-
Bogor yaitu diantara metode-metode yang digunakan untuk mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga ada yang
mempresentasikan, mensimulasikan, dan mendiskusikan yang semua metode-
metode ini terangkum menjadi satu yang dinamakan dengan istilah strategi active
learning.16
Dengan strategi active learning ini diharapkan di samping guru
mengajar, siswa juga belajar. Jadi antara guru dan siswa sama-sama aktif. Dengan
adanya keaktifan dari guru dan siswa tersebut diharapkan potensi yang ada dalam
diri siswa dapat teraktualisasikan sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan agama Islam.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meneliti lebih lanjut mengenai implementasi strategi active learning dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di SMA Madania, sehingga peneliti
mengambil judul skripsi “IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMA MADANIA BOGOR”
16 Wawancara dengan Bapak Abdulloh koordinator guru mata pelajaran pendidikan agama
Islam , Bogor, 21 Mei 2014.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran siswa dalam mempelajari pendidikan agama
Islam.
2. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam yang diinginkan belum
tercapai secara maksimal.
3. Strategi active learning masih jarang digunakan dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam.
4. Guru kurang membekali kemampuan dalam merencanakan dan
melaksanakan strategi active learning.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam
penulisan skripsi ini, peneliti membatasi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam yang dimaksudkan ialah pelaksanaan pembelajaran PAI
dalam tahap pendahuluan, inti dan penutup yang mengacu pada
keaktifan siswa di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014.
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi active
learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA
Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan fokus masalah yang di kemukakan dalam penelitian ini,
rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi strategi active learning dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-
2014?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi
active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA
Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014?
8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi active
learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA
Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014.
b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat
implementasi strategi active learning dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran
2013-2014.
2. Kegunaan Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:
a. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian
yang menggunakan strategi active learning dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam.
b. Memberikan gambaran yang jelas pada stakeholders
(pemangku pendidikan) tentang impelementasi strategi active
learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi:
a. Siswa
Memperkenalkan strategi active learning kepada siswa dalam
proses pembelajaran dan sebagai pengalaman belajar yang
berkesan bagi siswa.
b. Guru
Memberi masukkan dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan bagi guru tentang inovasi pembelajaran dengan
menggunakan strategi active learning khususnya pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
9
c. Sekolah
Memberikan sumbangan dalam rangka penambahan variasi
metode dan sebagai acuan penerapan strategi active learning
demi tercapainya ketuntasan belajar siswa, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan mutu sekolah.
d. Penulis
Menambah wawasan kependidikan serta sebagai bekal
pengetahuan mengenai strategi active learning sebagai metode
yang tepat dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
e. Pembaca
Memberikan gambaran pentingnya penerapan strategi active
learning dalam proses pembelajaran agar suasana belajar
menjadi aktif dan menyenangkan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Strategi Active Learning
a. Pengertian Strategi Active Learning
Kata strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti:
(1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan
damai, (2) ilmu seni memimpin bala tentara untuk
menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang
menguntungkan, (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus, (4) tempat yang baik untuk
siasat perang.1
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi
merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam
mencapai suatu keuntungan.2 Menurut Abin Syamsudin Makmun
strategi didefinisikan sebagai “suatu garis besar haluan bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”.3
Menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey yang dikutip oleh
Martinis, menyebutkan “strategi pembelajaran adalah spesifikasi
untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran".4
Sedangkan secara umum dalam dunia pendidikan strategi
diartikan J.R David dalam Teaching Strategies for College Class
Room, yang dikutip oleh Isjoni, dkk mengemukakan, “A plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular education
goal”.5 Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet.4, h. 1092.
2 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group,
2013), Cet. 1, h.1.
3 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model ..., h. 1.
4 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model ..., h. 2.
5 Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), Cet. 1, h. 2.
11
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Strategi dapat diartikan sebagai a plant of operation achieving
something, “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan
metode ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai
sesuatu”.6 Metode pengajaran termasuk dalam perencanaan kegiatan
atau strategi. Strategi pembelajaran merupakan rancangan dasar bagi
seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya di kelas
secara bertanggung jawab.
Dari pengertian diatas terlihat jelas bahwa awalnya istilah
“strategi” pertama kali hanya dikenal di kalangan militer, khususnya
strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat
seseorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk
memenangkan peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan
(selain kekuatan pasukan perang), semakin besar kemungkinan untuk
menang.7
Seiring berjalannya waktu, istilah “strategi" di dunia militer
tersebut diadopsi ke dalam dunia pendidikan, strategi digunakan untuk
mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Dengan kata
lain, strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai
perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan.8 Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi
suatu strategi.
Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran digunakan metode,
dalam desain pembelajaran metode sangat penting karena metode
inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya di dalam
6 Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner ..., h. 2.
7 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 1, h. 13.
8 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 13.
12
kelas. Jadi strategi pembelajaran berkenaan dengan bagaimana
menyampaikan isi pembelajaran atau memberikan pengalaman belajar
kepada siswa agar siswa tidak bosan dan mudah di pahami untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan menggerakkan
seluruh kemampuan yang dimiliki siswa dengan strategi yang telah
dirancang oleh guru maka diharapkan siswa tidak jenuh dan bosan
belajar di dalam kelas.
Jadi, dapat disimpulkan strategi merupakan perencanaan, langkah,
dan rangkaian untuk mencapai suatu tujuan, maka dalam
pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah
dalam mencapai tujuan. Penerapan strategi pembelajaran di lapangan
akan didukung oleh metode-metode pembelajaran, strategi lebih
bersifat tidak langsung (indirect) atau penerapannya sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dan ia berbeda dengan metode yang
merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran, maka metode
bersifat langsung (direct).
Secara bahasa active learning berasal dari dua kata yaitu
“active”yang berarti aktif, gesit, giat, bersemangat.9 Sedangkan
“learning”yang berarti pengetahuan, belajar.10
Menurut peneliti kata
learn yang mendapat sufiks –ing sehingga memiliki makna yang
berarti pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan active
learning adalah pembelajaran aktif yang di dalamnya terdapat
berbagai macam metode yang membuat peserta didik merasa
bersemangat dan aktif dalam pembelajaran.
Sebagai kata majemuk, secara istilah active learning bermakna
pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan seesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki.
9 John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2006), Cet. 28, h. 9.
10
John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia ..., h. 352.
13
Menurut Hisyam Zaini yang dikutip oleh Isjoni, dkk, active
learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif.11
Strategi active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran,
baik dalam bentuk interaksi antara peserta didik maupun peserta didik
dengan guru dalam proses pembelajaran.12
Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “What is Meant by Active
Learning” karya Ken Petress dikatakan bahwa: “Siswa aktif tidak
sepenuhnya bergantung pada guru; pembelajaran aktif menjadikan
siswa sebagai teman atau (partner) dalam proses pembelajaran. Siswa
aktif biasanya menjadikan gurunya sebagai pemandu untuk proses
pembelajarannya dan sebagai motivator”.13
Selain itu di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Strategies for
Active Learning: an Alternative to Passive Learning” karya
Muhammad Asim Mahmood, Maria Tariq dan Saira Javed dikatakan
bahwa: “Pembelajaran aktif adalah salah satu macam proses
pembelajaran yang didalamnya siswa diajak dalam sebuah aktivitas
yang terpadu dibanding menjadi penonton yang diam dan pasif”.14
Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja
akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit,
dengan mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain
akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dengan
mengajarkan kepada siswa lain akan menguasai.
Active learning pertama diperkenalkan oleh seorang filosop
kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan: “Apa yang saya lihat,
11 Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner ..., h. 3.
12
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 36.
13
Ken Petress, What is Meant by Active Learning, Scholarly Journal of Education, Vol. 128,
2008, h. 1-4.
14
Muhammad Asim Mahmood, dkk, Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive
Learning, Academic Research International, Vol. 1, Nov 2011, h. 1-6.
14
saya lupa, Apa yang saya lihat, saya ingat, Apa yang saya lakukan,
saya paham”.15
Ketiga pernyataan sederhana ini menekankan pada pentingnya
belajar aktif agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi
suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas sekaligus menjawab
permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu
tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Dikarenakan guru mengajar di depan kelas sebagai subjek proses
pembelajaran bukan siswa yang menjadi subjek yang seharusnya aktif
di depan kelas. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan
Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham active learning
yaitu:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan
dengan beberapa teman, saya mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya
memperoleh pengetahuan dan keterampilan
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.16
Berdasarkan hasil modifikasi dan penyempurnaan pernyataan
Confucius di atas, dapat dipahami bahwa konsep active learning Mel
Silberman menghendaki peran serta peserta didik yang tidak hanya
mendengar, melainkan juga melihat supaya lebih paham walaupun
sedikit, mendiskusikannya agar memahami atau mendalami,
melakukannya agar memperoleh pengetahuan, dan mengajarkannya
agar menguasainya.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab
mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka
dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya
perbedaan antara kecepatan berbicara guru dengan tingkat
15 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 1.
16
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2.
15
kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru.
“Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per-menit,
sementara peserta didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per
menitnya, karena peserta didik mendengarkan pembicaraan guru
sambil berfikir”.17
Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan
ingatan dari 14% ke 38%.18
Dengan penambahan visual disamping
auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik
semakin kuat sehinggabertahan lama dibandingkan dengan hanya
menggunakan audio (pendengaran saja). Hal ini disebabkan karena
fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa
yang di dengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang
dilihat dikuatkan oleh pendengaran. Dalam arti kata pembelajaran
seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu
bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran.
Untuk memproses informasi secara efektif, otak the brain
membantu melaksanakan refleksi baik secara eksternal maupun
internal. Jika kita mendiskusikan informasi dengan orang lain, dan
jika kita diminta untuk mempertanyakannya, otak kita dapat
melaksanakan tugas belajar dengan lebih baik. Strategi active learning
merupakan strategi-strategi konkrit yang memungkinkan untuk
diterapkan dalam pembelajaran.
Jadi, strategi active learning adalah sebuah perencanaan untuk
mencapai tujuan dengan cara apapun yang tidak akan membuat
peserta didik jenuh berada di dalam kelas serta memberikan peranan
aktif kepada seluruh peserta didik, dengan demikian guru pun senang
karena strategi yang digunakan tidak monoton dan tidak berpusat pada
guru itu saja. Selain itu juga peserta didik menggunakan seluruh
kemampuan yang dimiliki, yaitu pikiran dan alat indera. Dengan
17 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2.
18
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 3.
16
menggunakan wawasan yang luas siswa dapat menuangkan ide pokok
ke dalam strategi pembelajaran aktif tersebut, sehingga siswa tidak
jenuh dan bosan berada di dalam kelas.
b. Karakteristik Active Learning
Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Active Learning: Creating
Exciement in the Classroom, karya Charles C. Bonwell dikatakan
bahwa: active learning menurut Bonwell memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1) Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada
penyampaian materi oleh guru melainkan pada pengembangan
keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas.
2) Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, dimana
peserta didik harus mempraktikkan bahkan membuktikan teori
yang dipelajari, tidak sekadar diketahui.
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap
berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta
didik berhak menerima materi pelajaran yang dipandang
selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak materi
pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya.
4) Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis
dan melakukan evaluasi daripada sekadar menerima teori dan
menghafalnya.
5) Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan
terjadi pada proses pembelajaran dikarenakan guru yang
mengajarkan materi pembelajaran langsung mendapatkan
feedback dari peserta didik yang aktif.19
Di samping karakterististik di atas, secara umum suatu proses
pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal.
Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menumbuhkan positive interdependence, dimana konsolidasi
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-
sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu
harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan guru harus
mendapatkan penilaian dari peserta didik sehingga terdapat individual
19 Charles C. Bonwell, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, Active
Learning Workshop, May 2000, h. 3, (www. Active-learning-site.com).
17
accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif memerlukan tingkat
kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.20
c. Prinsip-Prinsip Strategi Active Learning
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa
tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk mencapai semua
tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-
sendiri. Begitu juga dengan strategi active learning, prinsip umum
strategi active learning yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya dalam
bukunya Perencanaan dan Sistem Pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting,
sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh
karenanya, efektivitas pengembangan pengalaman belajar
ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2) Aktivitas
Belajar bukanlah hanya sekadar menghafal sejumlah fakta
atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa
beraktivitas melakukan sesuatu.
3) Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
peserta didik. Oleh sebab itu, pengalaman belajar dirancang untuk
setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok
siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah
perubahan prilaku setiap siswa.
4) Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, merancang pengalaman
belajar siswa, harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa secara terintegrasi.21
20 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 37.
21
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008),
Cet. 4, h. 169-171.
18
Disamping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 dikatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.22
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada
beberapa prinsip khusus dalam Active Learning yaitu
1) Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar
bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru ke
siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses
mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Dengan demikian, pengalaman pembelajaran harus
dapat mendorong agar siswa berinteraksi baik antara guru
dan siswa, antara siswa dan siswa; maupun antara siswa
dengan lingkungannya.
2) Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan
sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah
dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat
mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang
siswa untuk berpengalaman mencoba dan mengujinya.
3) Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu
hanya mungkin dapat berkembang manakala mereka
terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu,
perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan
proses yang menyenangkan (enjoyful learning). Proses
pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan melalui
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media
dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan gur
yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
22 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172.
19
4) Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni
merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan
tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan
rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan mencoba-
coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun
yang diberikan dan dilakukan guru harus dapat merangsang
siswa untuk berpikir (learning how to learn) dan melakukan
(learning how to do).
5) Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak
mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan
siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam
rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat
menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar
bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar
bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian,
akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya.23
d. Kelebihan dan Kelemahan Active Learning
1) Kelebihan Strategi Active Learning
Diantara kelebihan strategi active learning tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Peserta didik dapat belajar dengan cara yang sangat
menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak
sempat “mengernyitkan” kening mereka.
b) Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat
meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan
dapat“mengikat”daya ingat pada memori jangka
panjang.
c) Active learning dapat memotivasi peserta didik lebih
maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik
dari sikap malas, mengantuk, melamun dan
sebagainya.24
23 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172-174.
24
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 58-59.
20
2) Kelemahan Strategi Active Learning
Adapun kelemahan yang terdapat di dalam strategi active
learning diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Hiruk-pikuknya kelas akibat dari aktivitas yang
ditimbulkan strategi active learning justru sering kali
dapat mengacaukan suasana pembelajaran, sehingga
standar kompetensi tidak tercapai.
b) Secara rasional memang peserta didik yang belajar
senang hati dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi
daripada belajar dalam tekanan atau target materi.
Namun demikian, keleluasaan dengan penekanan pada
aspek menyenangkan memiliki risiko tinggi, yakni
ketidaksediaan peserta didik untuk belajar lebih keras.
Dengan kata lain, konsep belajar aktif menyenangkan
dapat pula membuat peserta didik lebih menekankan
pada pencarian kesenangan dalam belajar, dan
melupakan tugas utamanya untuk belajar.25
e. Metode Active Learning
Menurut Mel Silberman, dalam bukunya yang berjudul Active
Learning terdapat 101 strategi untuk mengaktifkan kegiatan belajar
siswa. Namun dalam penelitian ini dibatasi pada lima metode saja,
yaitu Jigsaw Learning, Mind Maps, Crossword Puzzle, Everyone is
a Teacher Here,and Video Critic. Adapun alasan mengapa metode
ini dipilih karena sering terjadi di sekolah dalam penerapannya.
1) Jigsaw Learning
Jigsaw learning merupakan sebuah metode yang
digunakan secara luas dan memiliki kesamaan dengan metode
“pertukaran dari kelompok ke kelompok” dengan suatu
perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan materi
pelajaran.26
25 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 59.
26
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 168.
21
Adapun prosedur/langkah-langkah dari jigsaw learning ini
sebagai berikut:
a) Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi
beberapa bagian (segment).
b) Hitunglah jumlah bagian belajar dan jumlah peserta
didik. Dengan satu cara yang pantas, bagikan tugas
yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
Contoh: bayangkan sebuah kelas terdiri atas 12 orang
peserta. Anggaplah anda dapat membagi materi
pelajaran dalam tiga bagian, kemudian anda dapat
membentuk kwartet atau “kelompok belajar”
membaca, berdiskusi dan mempelajari materi yang
ditugaskan kepada mereka.
c) Setelah selesai, bentuklah kelompok “jigsaw learning”.
Setiap kelompok mempunyai seseorang wakil dari
masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam
contoh, setiap anggota masing-masing kwartet
menghitung 1, 2, 3 dan 4. Kemudian bentuklah
kelompok peserta didik “jigsaw learning” dengan
jumlah sama. Hasilnya akan terdapat 4 kelompok yang
terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio akan ada
orang yang mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian
2, dan seorang lagi bagian 3.
d) Mintalah anggota kelompok“jigsaw”untuk
mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang
lain.
e) Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk
memberi ulasan dan sisakan pertanyaan guna
memastikan pemahaman yang tepat.27
2) Mind Maps
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik
secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat
pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Dengan
memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta
pikiran, mereka akan menemukan kemudahan untuk
mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka
pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.28
27 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 168-170.
28
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 188.
22
Adapun prosedur/langkah-langkah dari mind maps ini
sebagai berikut:
a) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran.
b) Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana
yang menggunakan warna, khayalan, atau simbol. Satu
contoh berupa berjalan ke toko grosir di mana seorang
belanja. Dari peta pikiran yang mengkategorisasikan
barang-barang yang dibutuhkan menurut toko di mana
semuanya ditemukan. (misalnya, hasil bumi dan
makanan, buatlah dalam peta pikiran anda mendorong
seluruh pikiran otak (versus pikiran otak kanan dan
otak kiri). Ajaklah peserta didik untuk menceritakan
contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari
yang mereka petakan.
c) Berikanlah kertas, pena, dan sumber-sumber yang lain
pada yang anda pikir akan membantu peserta didik
membuat peta pikiran yang berwarna dan indah.
Berilah peserta tugas memetakan pikiran. Tunjukkan
bahwa mereka memulai peta mereka dengan membuat
gambar yang menggambarkan topik atau ide utama.
d) Berikanlah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk
mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah
mereka untuk melihat karya orang lain untuk
menstimulasi ide-ide.
e) Perintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi
peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara
kreatif untuk menggambarkan ide-ide.29
3) Crossword Puzzle
Mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang
keterlibatan dan partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat
diselesaikan secara individu atau secara tim.
Adapun prosedur/langkah-langkah dari crossword puzzle
ini sebagai berikut:
a) Langkah pertama adalah mencurahkan gagasan
(brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci
yang berkaitan dengan pelajaran studi yag telah anda
selesaikan.
29 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 188-189.
23
b) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup
item-item sebanyak yang Anda dapat. Hitamkan kotak-
kotak yang tidak Anda perlukan.
c) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan
diantara macam-macam berikut ini:
(1) Definisi pendek
(2) Kategori yang sesuai dengan item
(3) Contoh
(4) Lawan kata
d) Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara
individual maupun secara tim.
e) Tentukan batasan waktu.30
4) Everyone is a Teacher Here
Ini merupakan sebuah strategi yang mudah guna
memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab
individu. Strategi ini memberikan kesempataa kepada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar”
terhadap peserta didik lain.
Adapun prosedur/langkah-langkah dari everyone is a
teacher here sebagai berikut:
a) Bagikan kartu indeks kepada peserta didik. Mintalah
para peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka
miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari
di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka
diskusikan di kelas.
b) Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap
siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan
atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
c) Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan
keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon.
d) Setelah diberi respon, mintalah yang lain dalam kelas
untuk menambahkan apa yang telah disumbang
sukarelawan.31
30 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 246.
31
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 171-172.
24
5) Video Critic
Strategi video critic merupakan cara aktif untuk membuat
peserta didik terlibat dalam menonton tayangan video. Hal ini
dikarenakan dalam video critic ini peserta didik tidak hanya
menonton tayangan video saja. Akan tetapi peserta didik juga
diminta untuk mengkritisi atas apa yang baru saja diputar. Jadi
dalam video critic ini siswa benar-benar dituntut untuk
memperhatikan tayangan video.
Adapun prosedur/langkah-langkah dari strategi video
critic ini sebagai berikut:
a) Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada
peserta didik.
b) Katakan kepada peserta didik, sebelum menonton video
itu, bahwa anda ingin agar mereka mengulas secara
kritis video itu.
Mintalah mereka untuk melihat beberapa faktor, yang
meliputi:
(1) realisme (para aktor)
(2) relevansi
(3) saat-saat yang tidak bisa dilupakan
(4) organisasi isi
(5) aplikabilitas terhadap kehidupan sehari-hari mereka
(6) tayangkan video.
c) Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut “pojok
kritikus”.
d) Lakukan jajak pendapat terhadap peserta didik dengan
menggunakan semacam sistem yang diurutkan, seperti:
(1) Satu sampai lima binatang
(2) Setuju tidak setuju. 32
32 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 124.
25
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang
banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah
ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik,
yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.33
Menurut Hasibuan dan Moedjiono yang dikutip oleh
Basyirudin Usman, memberikan definisi pembelajaran adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses belajar. Sistem lingkungan tersebut terdiri dari komponen-
komponen yang saling mempengaruhi, antara lain: tujuan, guru,
siswa, materi, jenis kegiatan yang dilakukan, sarana dan prasarana
belajar-mengajar yang tersedia.34
Sedangkan menurut Sa’dun Akbar, “Pembelajaran adalah
upaya fasilitasi yang dilakukan pendidik bagi peserta didik agar
mereka dapat belajar sendiri dengan mudah”.35
Agar peserta didik
dapat belajar dengan mudah, seorang pendidik perlu menempatkan
unsur pembelajaran secara tepat. Unsur pembelajaran itu adalah:
pelajar-peserta didik, pembelajar-guru, tujuan pembelajaran,
penataan situasi pembelajaran-pengelolaan kelas, metode
pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar.
Menurut Muhammad Rahman dan Sofwan Amri,
“Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang
mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu
sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Selaku suatu sistem
33 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 27.
34
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.
20.
35
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 133.
26
pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan,
peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi”.36
Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu sistem
instruksional yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistem
instruksional tersebut termuat di dalam perencanaan pembelajaran
yang meliputi komponen pokok, yaitu komponen tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode, media dan sumber
pembelajaran serta komponen evaluasi. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi sistem pembelajaran, yaitu guru, siswa, sarana dan
prasarana.
Dalam Kurikulum PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama
Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.37
Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid, dkk
pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.38
Sedangkan Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul
Majid, dkk mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan, keterampilan, kepada generasi muda agar kelak
menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.39
36 Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 31.
37
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 130.
38
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130.
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130.
27
Dari berbagai pengertian diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam sebagai pandangan hidup.
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMA
Tujuan Pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan
perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik.40
Pengembangan perilaku dalam bidang
kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan
intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan wawasan dan
penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik.
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah
pengembangan sikap siswa baik pengembangan sikap dalam arti
sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit adalah sikap
siswa terhadap proses pembelajaran; sedangkan dalam arti luas
adalah pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma
masyarakat. Pengembangan keterampilan, adalah pengembangan
kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.
Motorik kasar adalah keterampilan menggunakan otot, misalnya
keterampilan menggunakan alat tertentu; sedangkan keterampilan
motorik halus adalah keterampilan menggunakan potensi otak
misalnya keterampilan memecahkan suatu persoalan.
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
40 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 28.
28
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.41
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang
hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran
pendidikan agama Islam, yaitu:
1) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama
Islam;
2) Dimensi Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual)
serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam;
3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan
peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan
4) Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam
yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau
diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan
motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan,
mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya
dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan
dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.42
Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses
pendidikan agama Islam yang dilalui oleh peserta didik di sekolah
dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman
siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri
siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini
terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan
siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan
pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui
tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi diri
siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam
(tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam
41 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 135.
42
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3,
h. 78.
29
dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang
beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka mata pelajaran
pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup
al-Qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah,
sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama
Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama mausia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun
minallah wa hablun minannas).43
Dari tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama Islam
sebagaimana yang telah dijabarkan peneliti dapat menarik benang
merah bahwa tujuan pendidikan agama Islam membentuk manusia
agar menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT dengan menjauhi larangannya dan mentaati segala
perintahnya sehingga dapat membentuk akhlak yang baik. Dalam
ruang lingkup pendidikan agama Islam juga terdapat 5 aspek yang
sangat penting dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu
al-Qur’an-hadis, Fiqh, Akidah akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam
dan Bahasa Arab.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya
Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, kurikulum
pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah menengah
berfungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya
dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
43 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 131.
30
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan
tersebut dapat berkembang sevara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat
membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan
fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.44
Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliki fungsi
yang sangat signifikan dalam penerapan proses pembelajaran di
sekolah. Pendidikan agama islam tidak hanya membentuk
kecerdasan peserta didik, tetapi membentuk keterampilan dan nilai-
nilai yang sangat berpengaruh bagi pengembangan diri peserta
didik dalam kehidupan dunia dan akhirat.
d. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMA
Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama
menempuh pendidikan di SMA. Kemampuan ini berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan
kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum
44 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 134-135.
31
dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari
kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMA yaitu:
1) Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang
lain dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam
sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi
vertikal maupun horizontal.
2) Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat al-Qur’an
serta mengetahui hukum bacaannnya dan mampu
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntutan
syari’at Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
4) Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah,
sahabat, dan tabi’in serta mampu mengambil hikmah dari
sejarah perkembangan Islam untuk kepentingan hidup
sehari hari masa kini dan masa depan.
5) Mampu mengamalkan sistem muamalat Islam dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.45
3. Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI
Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan
sumber daya.46
Implementasi merupakan unsur penting dalam proses
perencanaan. Untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat
dari implementasinya.
Menurut Wina Sanjaya, “Proses memberikan pengalaman belajar
pada siswa, secara umum terdiri atas tiga tahap, yakni tahap permulaan
(prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap
penilaian/tindak lanjut”.47
Ketiga tahapan tersebut memiliki hubungan erat dengan
pelaksanaan strategi active learning. Oleh karena itu, setiap
penggunaan strategi active learning harus ditempuh pada setiap saat
melaksanakan pembelajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan,
maka pengalaman belajar siswa tidak akan sempurna.
45 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 155.
46
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 25.
47
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 174.
32
a. Tahap Pendahuluan (Prainstruksional)
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru
pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar.48
Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada
tahapan ini:
1) Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa
yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pembelajaran,
dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru
mengajar.
2) Bertanya kepada siswa, sampai di mana pembahasan
pelajaran sebelumnya. Dengan demikian, guru mengetahui
ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri.
Setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari
itu.
3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa
tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di
mana pemahaman materi yang telah diberikan.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan
pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua
bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya (apersepsi).
Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan
dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam
menciptakan kondisi belajar siswa.49
Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya adalah mengungkapkan
kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya,
dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan
pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar
mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olahraga. Kegiatan ini
akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
48 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 175.
49
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 175-176.
33
b. Tahap Pelaksanaan (Instruksional)
Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan pembelajaran atau
tahap inti, yakni tahap memberikan pengalaman belajar pada siswa.
Tahap instruksional akan sangat tergantung pada strategi
pembelajaran yang akan diterapkan, misalnya strategi active
learning, inkuiri, cooperative learning dan lain-lain.50
Secara
umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan yang terjadi dalam
tahap Instruksional sebagai berikut:
1) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus
dicapai siswa.
2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam
pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni:
pertama, pembahasan dimulai dari gambaran umum materi
pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus. Cara
kedua dimulai dari topik khusus menuju topik umum.
4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan
contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus
diberikan pertanyaan atau tugas untuk mengetahui tingkat
pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas
pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-
pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa.
Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa,
bahkan aklau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada
siswa.51
c. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahapan yang ketiga atau yang terakhir dari strategi active
learning adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut
dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini, ialah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua
(instruksional).
50 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 176.
51
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 177.
34
Setelah melalui tahap instruksional, langkah selanjutnya yang
ditempuh guru adalah mengadakan penilaian keberhasilan belajar
siswa dengan melakukan posttest. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan guru dalam tahap ini, antara lain:
1) Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang
telah dibahas.
2) Mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa.
3) Memberi tugas atau pekerjaan rumah pada siswa.
4) Menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.52
Hasil penilaian dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk
melakukan tindak lanjut baik perbaikan maupun pengayaan.
Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas, merupakan satu
rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain.
Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan
kegiatan secara fleksibel. Sehingga ketiga rangkaian tersebut
diterima oleh siswa secara utuh. Disinilah letak keterampilan
professional dari seorang guru dalam memberikan pengalaman
belajar.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, berdasarkan
Panduan Implementasi Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang dikutip oleh Sa’dun Akbar menjelaskan
bahwa “pelaksanaan pembelajaran sering disebut juga sebagai
kegiatan pembelajaran, merupakan implementasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi pengalaman belajar
siswa. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal
(pendahuluan), inti, dan akhir (penutup)”.53
a. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan awal meliputi:
1) Persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
52 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 133-134.
53
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 142.
35
2) Apersepsi.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
4) Menjelaskan cakupan materi.54
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Inti berisi proses pembelajaran atau pengalaman
belajar untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan inti
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Dalam
kegiatan inilah disajikan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Peserta didik mengalami:
a) Mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang dipelajari.
b) Belajar dengan beragam pendekatan, metode,
sumber.
c) Interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan dan sumber belajar lain.
d) Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
e) Melakukan percobaan, misalnya di laboratorium,
studio dan lapangan.55
2) Elaborasi
Peserta didik mengalami:
a) Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas
yang bermakna.
b) Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak dengan tanpa rasa takut.
d) Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e) Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
54 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 143.
55
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138.
36
f) Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
secara individual maupun kelompok.
g) Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang
dihasilkan.
h) Melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.56
3) Konfirmasi
Peserta didik mengalami:
a) Memperoleh umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilannya.
b) Memperoleh konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
c) Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang dilakukan.
d) Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar dari guru. Disini guru,
rekan guru, atau kelompok lain berfungsi sebagai:
(1) Narasumber dan fasilitator menjawab bagi
peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar.
(2) Membantu menyelesaikan masalah.
(3) Memberi acuan agar peserta didik dapat mencek
hasil eksplorasi.
(4) Memberi informasi untuk eksplorasi lebih jauh.
(5) Memberikan motivasi bagi peserta didik yang
belum berpartisipasi secara aktif.57
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Bersama-sama peserta didik merangkum dan
meyimpulkan.
2) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
4) Menyampaikan pesan moral.
5) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
6) Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.58
56 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138.
57
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138-139.
58
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 143-144.
37
Jadi, dapat disimpukan dalam penerapan pembelajaran
aktif (active learning) mengupayakan pengalaman belajar
(pada langkah-langkah pembelajaran) dengan cara melibatkan
peserta didik untuk melakukan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan untuk menggali
(mengamati, membaca, mewawancara, mendengarkan dengan
memperhatikan dan mengerjakan). Kegiatan elaborasi adalah
serangkaian kegiatan memperluas wawasan, pemahaman,
memperdalam, menjabarkan, memerinci lebih detail sehingga
komprehensif untuk memahami dengan melakukan diskusi,
memanfaatkan sumber dan media belajar lain sehingga hasil
eksplorasi memperoleh tambahan masukan dan wawasan lebih
luas. Kegiatan konfirmasi lebih bersifat pemantapan, misalnya
lewat umpan balik, penyimpulan, check and recheck sehingga
peserta didik mampu meyakini untuk dinilai, menemukan
fakta, konsep, dan generalisasi secara mantap.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat keberhasilan
yang diperoleh dengan menggunakan strategi active learning yakni
penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain sebagai berikut:
Zata Yumni Nabilla Rufaida lulusan 2013 di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan telah meneliti Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas XI di SMA
Semesta Bilingual Boarding School Semarang. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa: (1) Implementasi strategi pembelajaran PAI
di kelas XI SMA Semesta Bilingual Boarding School meliputi
persiapan materi pembelajaran, membuat RPP, melaksanakan
strategi active learning dan teknik quantum learning. Materi PAI
kelas XI SMA Semesta yaitu memahami ayat al-Qur’an tentang
perintah menyantuni kaum dhuafa, meningkatkan keimanan kepada
38
Rasul-rasul Allah, membiasakan prilaku terpuji taubat dan raja’,
memahami hukum Islam tentang mu’amalah dan memahami
perkembangan Islam pada abad pertengahan. (2) Pengembangan
strategi pebelajaran PAI di kelas XI SMA Semesta Bilingual
Boarding School mengacu pada penggunaan strategi active
learning dan model pembelajaran dengan teknik quantum learning.
strategi active learning yang digunakan yaitu active knowledge
sharing, information search, the power of two, jigsaw learning dan
question student have. Model dan teknik pembelajaran yang
digunakan pada pembelajaran PAI merupakan implementasi dari
model pembelajaran kontekstual, experience, dan konstruktif.59
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang.
Oleh Siti Qomariyah. Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang 2009. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Hasil Penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Penerapan
model pembelajaran active learning dalam proses pembelajaran
PAI di SMA Negeri 3 Malang khususnya kelas XII akselerasi telah
menggunakan metode atau strategi sosiodrama dan jigsaw. (2)
Kualitas pembelajaran PAI melalui penerapan model pembelajaran
active learning di SMA Negeri 3 Malang khususnya kelas XII
akselerasi memberikan dampak yang positif bagi siswa, guru dan
pihak sekolah.60
Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar PAI siswa SDN 1 Cepogo Boyolali. Oleh Dwi Nur
Sholihah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah.
59 Zata Yumni Nabilla Rufaida, “Strategi Pembelajaran PAI di Kelas XI SMA Semesta
Bilingual Boarding School”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta, 2013), h.
125, tidak dipublikasikan.
60
Siti Qomariyah, “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang”, Skripsi pada UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, (Malang, 2009), h. 111-112, tidak dipublikasikan.
39
Mahasiswa IAIN Walisongo 2009. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Implementasi PAKEM dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar PAI siswa SDN I Cepogo Boyolali sudah berjalan
dengan baik, hal ini terbukti dengan diterapkannya metode-metode
pembelajaran yang menjadikan siswa aktif. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode diskusi kelompok kecil (Small Group
Discussion) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
sehingga pada metode ini potensi yang dimiliki siswa dapat
dikembangkan, karena melalui masing-masing kelompok seorang
siswa dapat dengan bebas menyalurkan pemikiran mereka (2) Hasil
penerapan PAKEM dalam upaya meningkatkan motivasi belajar
PAI siswa SDN I Cepogo Boyolali berdampak terhadap
peningkatan mutu pembelajaran PAI. Adapun indikator
peningkatan mutu tersebut adalah: (a) dengan penerapan PAKEM
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran PAI, (b) siswa dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya dan mengembangkan daya imajinasi secara maksimal,
(c) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendapatkan hasil belajar PAI yang baik dengan cara menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, (d) dengan adanya
PAKEM, hasil belajar PAI lebih meningkat dengan baik dan (e)
guru dapat menciptakan metode-metode yang efektif, sehingga
siswa lebih mudah memahami pelajaran PAI. 61
Dari ketiga penelitian di atas sama-sama meneliti
permasalahan strategi active learning dalam pembelajaran PAI.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan dengan penerapan
atau pelaksanaan dari strategi active learning meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran endidikan
agama Islam di SMA Madania Bogor.
61 Dwi Nur Sholihah, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa SDN Cepogo Boyolali”, Skripsi pada
IAIN Walisongo Semarang, (Semarang, 2009), h. ii, tidak dipublikasikan.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Madania yang terletak di Jln.
Raya Bogor Komplek Perumahan Telaga Kahuripan, Kelurahan Tegal,
Kecamatan Kemang Bogor, Jawa Barat, 16310. Telp. 0251-8602777, Fax.
0251-8604777, Email. [email protected], Website. www.madania.net.1
Adapun untuk tempat penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1
Tempat Penelitian SMA Madania Bogor
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penyerahan revisi proposal penelitian
kepada jurusan pada bulan Desember, kemudian dilanjutkan dengan
pengumuman dosen pembimbing, bimbingan awal dengan dosen
pembimbing dan dilanjutkan dengan studi lapangan. Penelitian lapangan
di SMA Madania Bogor dilaksanakan pada tanggal 19 Mei-6 Juni 2014.
1 Profil Sekolah Madania Bogor, h.1.
41
Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Time Line Kegiatan Penelitian
NO
KEGIATAN
BULAN
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Penyerahan
revisi proposal
ke jurusan dan
pengumuman
dosen
pembimbing
√
2 Bimbingan
awal dengan
dosen
pembimbing
√ √ √
3 Membuat
instrumen
penelitian
√ √
4 Pengajuan
surat izin
penelitian ke
sekolah
√
5 Penelitian di
sekolah
√ √
6 Pengolahan
data dan
penyusunan
skripsi
√ √
42
B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Madania Parung-Bogor. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan melalui
pengamatan langsung ke lokasi yang di jadikan obyek penelitian yang
berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini
menggambarkan proses implementasi strategi active learning yang
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran PAI
di SMA Madania Parung-Bogor.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu dengan
maksud menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada.2 Dari segi pengertian ini, latar alamiah yang
dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena
dan dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah
wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
D. Data dan Sumber Data
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atau temuannya.3
Data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 6.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 10, h. 306.
43
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.4
Data yang digunakan dalam penelitian yakni data yang didapat secara
langsung saat melakukan penelitian yang diperoleh melalui kata-kata dan
perilaku guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAI. Selain itu juga
terdapat data pendukung seperti silabus, RPP, dan juga catatan lapangan
penelitian.
Tabel 3.2
Data dan Sumber Data Penelitian
No Data Sumber Data
1 Aktivitas Pelaksanaan Strategi active
learning dalam pembelajaran PAI
Islamic education
coordinator, Guru PAI dan
Siswa.
2 Program Tahunan, Program Semester,
Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Islamic education
coordinator
E. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam pendidikan, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.5 Selanjutnya bila dilihat dari segi cara dan teknik pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan triangulasi.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
4 Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 308-309.
5 Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 308-309.
44
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta, wawancara
mendalam dan dokumentasi.6
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut:
1. Metode Pengamatan (Observasi)
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode
observasi yang akan digunakan adalah observasi langsung dengan cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan
alat standar lain untuk kepentingan tersebut.7 Dalam hal ini, teknik
yang akan digunakan adalah participant observation dimana peneliti
mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru PAI. Metode
ini digunakan peneliti untuk mengetahui pelaksanaan strategi active
learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Parung-Bogor.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.8
Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang terkait dengan
masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah koordinator mata
pelajaran PAI, guru PAI, dan juga siswa di SMA Madania Bogor.
Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan.9 Metode ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap
hipotesis kerja. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi
6 Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 309.
7 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 66.
8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 186.
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 190.
45
dan ketat. Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam,
dan format itu dinamakan pedoman wawancara yang bersifat terbuka.
Pertanyaan-pertanyaan ini disusun sebelumnya dan didasarkan dalam
rancangan penelitian. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan
diatur secara sangat terstruktur. Lebih spesifik metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI yang ada di SMA Madania Parung-Bogor.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini
adalah sumber yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil
dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat
dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.10
Data yang peneliti peroleh dilapangan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai
pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari
ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain
saling melengkapi.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sebagai acuan
kegiatan pembelajaran diantaranya adalah silabus, RPP, program
tahunan, program semester dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan
di SMA Madania Parung-Bogor.
Untuk lebih jelas peneliti merangkumnya dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
Tabel 3.3
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
No Sumber data Metode Instrumen
1. Peristiwa
berupa kata-kata
dan tindakan
Observasi Pedoman observasi
10 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan ..., h. 67.
46
2. Informan Interview Pedoman wawancara dan tape
recorder
3. Dokumen Dokumentasi Pedoman Dokumentasi dan
Arsip Sekolah
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan teknik yang dikemukakan oleh Lexy J. Moleong, dalam
Metodologi Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya.11
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai
dengan jalan:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
b) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti bagian HRD, R&D, kepala
madrasah, koordinator mata pelajaran, guru, dan juga staf jika
penelitiannya disebuah madrasah/sekolah.
c) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
d) Membandingkan hasil temuan dengan teori.12
Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan tirangulasi, peneliti dapat me-
11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 330.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 331
47
recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai
sumber, metode, atau teori.13
G. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah. Mengolah data
berarti membuat data ringkasan berdasarkan data mentah hasil
pengumpulan data.14
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.15
Menurut Seiidel yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, analisis data
kualitatif proses berjalannya sebagai berikut:
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintensiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan-temuan umum.16
Pada penelitian kualitatif, analisis data dimulai dari reduksi data,
kategorisasi data, sintesis dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai penelitian.
13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 332.
14
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan ..., h. 67.
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 248.
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 248.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Madania Bogor
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Madania Bogor
Nama "Madania" berasal dari bahasa Arab "Madaniah", satu akar kata
dengan Madinah, yang artinya peradaban. Madinah sendiri berarti tempat
peradaban, yang juga sering diartikan kota, yaitu suatu tempat yang dihuni oleh
masyarakat yang berperadaban, penuh ketaatan, disiplin, dan tunduk-patuh
kepada Tuhan. Karena itu, baik "madaniah" maupun "madinah" adalah kata
turunan dari kata dasar daana, yadiinu, diinan, yang artinya taat, tunduk, patuh
dan pasrah. Madaniah dan Madinah juga berasal dari kata dasar madana-
yamdunu, madyinah, yang artinya membangun, yakni membangun peradaban.1
Pada 1995, Yayasan Madania didirikan oleh para penggagasnya antara lain
(alm.) Prof. Dr. Nurcholis Madjid, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, dan Drs. A.
Fuadi. Diawali dengan berdirinya sekolah menengah atas (SMA) Madania
(1996) di Parung, Bogor, kemudian dilanjutkan pada 1998 didirikan sekolah
menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD). Ketiga sekolah ini berada di
satu lokasi seluas kurang lebih tiga setengah hektar, dan terletak di Perumahan
Telaga Kahuripan. Di dalam struktur organisasi sekolah Madania, kepala
sekolah SD, SMP, dan SMA mempertanggung jawabkan tugasnya kepada
school director.
Seiring pertumbuhan sekolah yang terus meningkat, maka pada 2003
Yayasan Madania diubah menjadi PT Kalima Sadamulia yang dimaksudkan
agar lebih rasional, efektif dan dapat lebih meningkatkan pelayanannya kepada
pelanggan (siswa, orang tua, dan masyarakat), serta tercapainya tujuan
organisasi.
1 Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 3.
49
Saat ini, PT Kalima Sadamulia menaungi beberapa lembaga dibawahnya
antara lain sekolah Madania (TK, SD, SMP, SMA) dan Madania Education
Innovation Centre.
Sekolah Madania mempunyai beberapa program unggulan antara lain:
a. Dua Degrees, yaitu lulusan SMA Madania dapat lulus Ujian Nasional dan
juga mendapatkan sertifikasi kurikulum internasional (Global Assesment
Certificate) yang dapat melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi luar
negeri tanpa harus mengikuti kelas persiapan sebelumnya.
b. Multilingual, pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa kedua pada setiap
kegiatan pembelajaran dan bahasa Jerman, Jepang, Arab, Cina sebagai
salah satu bahasa pilihan yang wajib dipelajari oleh siswa
c. Genuine Active Learning, metode dengan pembelajaran siswa yang aktif,
guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
jumlah maksimal siswa dalam satu kelas hanya 24 siswa, maka akan
sangat kondusif bagi terciptanya pembelajaran siswa yang lebih aktif.
d. Diversity, sekolah Madania mengadakan pembelajaran pendidikan agama
untuk beberapa agama yang ada, seperti Islam, Kristen, Protestan, Hindu,
Budha, dan Saksi Jehova.
e. Fasilitas fisik berupa sarana yang cukup lengkap dan memadai, seperti
kolam renang, lapangan sepak bola, basket, baseball, aula serba guna,
studio musik, studio ensambel, studio art, studio vokal, laboratorium
komputer dengan koneksi internet, laboratorium biologi, fisika, kimia,
kantin dan kendaraan antar siswa.
f. Special Need Education, yaitu pendidikan khusus untuk siswa-siswi yang
mempunyai kebutuhan khusus seperti anak autis dan hiperaktif. 2
2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai SMA Madania Bogor
Sekolah Madania mempunyai visi dan misi yang terus berkembang
menyesuaikan perubahan yang dipengaruhi faktor eksternal maupun internal
sebagai faktor pemicunya.
a. Visi
Perlunya sebuah visi dalam mewujudkan suatu cita-cita mulia dari sebuah
lembaga. Harapannya, semua pihak yang terkait dalam kegiatan pembelajaran
(guru, karyawan, peserta didik, dan wali murid) benar-benar menyadari visi
tersebut untuk selanjutnya memegang komitmen terhadap visi yang telah
disepakati bersama. Adapun visi SMA Madania sebagai berikut:
2 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru; Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori
dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 125-126.
50
“A True Indonesian School for the next generation of leaders”.3
Indikator:
1) Menyiapkan siswa agar mempunyai sikap leadership bagi orang lain
umumnya dan bagi diri sendiri khususnya;
2) Meningkatnya pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan Era
Globalisasi;
3) Meningkatnya proses pembelajaran melalui implementasi model-model
pembelajaran interaktif terkini;
4) Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidikan dan tenaga
kependidikan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan;
5) Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas lulusan dalam bidang
akademik maupun non akademik;
6) Unggul dalam prestasi akademik, non akademik yang bercirikan masyarakat
Madani.
b. Misi
Untuk mencapai visi sebagai sekolah yang terdepan, terbaik, dan
terpercaya, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang
dengan arah yang jelas dan sistematis. Berikut misi SMA Madania yang
dirumuskan berdasarkan visi sekolah:
“Educating towards reviving consciousness of God, Actualizing world class
standards, Living with noble characters, and Respecting Indonesian
Values”.4
Dengan visi-misi ini SMA Madania mempersiapkan siswa menjadi
generasi pemimpin masa depan, yang memiliki kesadaran Tuhan,
berwawasan internasional, berkarakter mulia dan menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan tradisi Indonesia.
c. Nilai-Nilai Madania
1) Truth
Keyakinan adanya kebenaran mutlak yang diekspresikan dalam
bentuk upaya menghilangkan ego (hawa nafsu) sehingga yang ada tinggal
(kehendak) Tuhan.
2) Inclusive
Niat dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang menerima
perbedaan secara ikhlas dalam agama, keyakinan dan kemampuan serta
keunikan diri sendiri dan orang lain.
3 Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 5.
4 Dokumentasi Profil Sekolah ..., h. 5.
51
3) Integrity
Menjalankan niat, pemikiran, perasaan dan perbuatan yang baik dan
benar, serta keberpihakan (komitmen) kepada yang baik dan benar.
4) Care
Niat dan kemampuan peduli dan membantu orang lain demi
melaksanakan pelayanan kepada seluruh umat manusia secara adil, penuh
penghargaan, dan penuh rasa hormat yang diwujudkan dengan teladan
dalam pengabdian dan pelayanan melalui mendidik, mengajar,
menghormati, membimbing, mengarahkan, dan membantu dengan
segenap kasih sayang.5
3. Struktur Organisasi SMA Madania Bogor
Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan aktifitas
sekolah agar semua kegiatan dan proses kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini yang menjadi dasar bagi SMA
Madania Bogor untuk mengatur dan mengkoordinir seluruh elemen dan staf
sekolah agar sesuai dengan job description yang ada dibuatlah struktur
organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.
4. Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Madania Bogor
Guru Madania mendidik dengan hati, yang tidak hanya pandai mengajar,
melainkan juga mampu membimbing, melatih, mengarahkan dengan penuh
perhatian dan kasih-sayang. Guru Madania terus belajar meningkatkan
kemampuan dirinya melalui training, workshop, seminar, dan Iain-Iain, yang
diadakan di dalam maupun di luar sekolah, baik tingkat nasional maupun
internasional.
Guru SMA Madania tergabung dengan guru SMP Madania. Karena
secara administrasi di sekolah madania, SMP dan SMA digabung menjadi
satu lalu dinamakan Secondary School. Adapun daftar nama guru-guru dan
tenaga kependidikan yang ada di Secondary School Madania dapat dilihat
dalam lampiran.
5. Data Siswa SMA Madania Bogor
Jumlah siswa SMA Madania mulai kelas X, XI dan XII adalah sebanyak
293 siswa baik yang beragama Islam maupun non Islam. Terdiri dari 101 siswa
kelas X, 102 siswa kelas XI, dan 90 siswa kelas XII. Jumlah masing-masing
5 Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 6-7.
52
rombongan belajar setiap kelas adalah 5 rombongan belajar. Adapun jumlah
siswa berdasarkan agama dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Siswa SMA Madania Bogor
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Islam Kristen Katolik Hindu Budha Saksi Jehovah Jumlah
X 90 6 2 0 1 2 101
XI 80 11 7 1 2 1 102
XII 77 6 5 0 0 2 90
Jumlah 247 23 14 1 3 5 293
6. Sarana Dan Prasarana SMA Madania Bogor
Madania dibangun di lahan seluas 4 hektar yang asri. Fasilitas sekolah
merupakan salah satu peran yang penting dalam menentukan kesuksesan suatu
pembelajaran.6 Adapun rincian penempatan fasilitas sekolah dapat dilihat
dalam lampiran.
7. Ekstrakurikuler SMA Madania Bogor
SMA Madania memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik
kecerdasan psikomotorik siswa. Ekstrakurikuler tersebut yaitu: basket, futsal,
sepak bola, baseball, renang, floor ball, bulu tangkis, karate, melukis, handy
craft, drama, komik, gamelan, broadcasting, paduan suara, keyboard, dan
menari.
Ekstrakurikuler tersebut diselenggarakan untuk semua tingkatan sekolah,
mulai dari sekolah SD sampai SMA. Jadwal ekstrakurikuler ini dibagi ke
dalam dua hari, yaitu hari Selasa bagi SD dan hari Kamis bagi SMP dan
SMA. Waktu pelaksanaannya mulai pukul 14.10 sampai pukul 15.00. Pada
hari-hari tersebut setiap siswa masuk ke ruang ekstrakurikulernya masing-
masing. Setiap siswa wajib mengikuti satu ekstrakurikuler. Maka pada jam
tersebut, kegiatan siswa dikhususkan untuk mengikuti ekstrakurikuler dan
tidak ada pembelajaran di kelas.
6 Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 25.
53
B. Deskripsi Data
1. Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMA Madania Bogor
Departemen agama Islam mempunyai wewenang penuh terhadap
pelaksanaan pengajaran di sekolah Madania. Pada awal tahun, departemen ini
berdiskusi untuk merancang kurikulum yang akan diterapkan selama satu tahun
pelajaran. Perencanaan tema-tema yang akan diajarkan biasa disebut dengan
pembuatan unit plan yang terdiri dari semester outline dan lesson scheme work
(LSW) atau lebih dikenal dengan silabus dan RPP. Di dalam perancangan
kurikulum ini, dilakukan perumusan materi yang akan diajarkan di setiap
tingkatan kelas. Materi yang diajarkan diolah menggunakan metode yang
sesuai dalam penyampaiannya agar nilai-nilai yang terkandung dapat tertanam
kuat di dalam diri siswa. Metode yang digunakan oleh guru-guru di SMA
Madania adalah metode active learning, yang menuntut siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran. Sehingga aspek yang terbentuk di dalam diri siswa tidak
hanya kognitifnya saja, tetapi afektif dan psikomotoriknya turut terlatih.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis mengenai RPP yang
dibuat dan dijalankan oleh guru untuk membuat siswa aktif dan
memaksimalkan potensi yang dimilikinya secara umum sudah sangat baik dan
sudah mengacu kepada indikator-indikator yang diinginkan. Adapun aspek
penilaian yang diteliti oleh penulis yaitu mengenai; pengembangan indikator,
pengembangan materi, pemilihan metode, pengembangan skenario, pemilihan
media/alat bantu, dan pemilihan alat evaluasi.
a. Pengembangan Indikator
Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai,
pengetahuan, sikap keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan
pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian.7
Indikator merupakan penjabaran KD yang menunjukkan tanda-tanda
7 Sa‟dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 133.
54
perbuatan atau respon peserta didik. Pengembangan indikator hendaknya
memperhatikan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik,
menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasi.
Pengembangan indikator yang dibuat guru sudah sesuai dengan Standar
Kompetensi/Inti dan Kompetensi Dasar serta karakteristik siswa. Materi
ajar yang membahas semangat menuntut Ilmu dan perkembangan Islam
pada masa modern serta praktik wakaf. Indikator yang ingin dicapai pada
pembelajaran ini yaitu agar siswa dapat memahami dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan indikator juga
memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Pada pembahasan mengenai semangat menuntut ilmu, praktik wakaf
dan perkembangan Islam pada masa modern yang dibuat oleh guru
mendorong ranah afektif dan kognitif, terlihat siswa mampu menjelaskan
dan memahami materi serta saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya
dengan cara berdiskusi kelompok, presentasi dan simulasi. Kemudian
indikator yang mengarah pada ranah psikomotorik yaitu adanya kerjasama
tim/kelompok yang saling berinteraksi dan bertanggung jawab dalam
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan kemudian mereka mampu
mempresentasikan hasil yang telah didiskusikannya di depan kelas.
Setelah seluruh siswa melalui rangkaian proses pembelajaran tersebut
diharapkan siswa mampu menerapkan dan mempraktikkan apa yang
dipelajarinya di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengembangan Materi
Materi pelajaran yang dikembangkan oleh guru di dalam RPP maupun
dalam penyampaiannya kepada peserta didik yaitu bersumber dari buku
paket, al-Qur‟an terjemah, dan beberapa buku agama pendukung.
Pengembangan materi sudah sesuai dengan indikator dan relevan dengan
kebutuhan siswa karena materi semangat menuntut ilmu, perkembangan
islam pada masa modern dan praktik wakaf berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan materi ajar dengan
55
penayangan video dan pengetahuan yang dimilikinya agar suasana
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
c. Pemilihan Metode
Pemilihan metode pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dan
materi ajar. Dalam setiap pembelajaran yang direncanakan oleh guru
menuntut siswa agar mandiri dan aktif dalam berdiskusi, presentasi dan
simulasi serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam tiap-tiap
individu maupun kelompok. Metode yang diterapkan sesuai dengan
setting ruang kelas karena pembelajaran model jigsaw dan presentasi
membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk bergerak dan bertukar
tempat. Sedangkan pembelajaran mengenai metode simulasi dilakukan
di luar kelas agar suasana belajar tidak monoton. Pembelajaran tersebut
diadakan di Masjid Raya Telaga Kahuripan dengan perimbangan agar
proses pembelajaran sesuai rencana.
Penggunaan atau pemilihan metode yang diterapkan guru dalam
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dari segi
kemampuan berpikir dan daya tangkap siswa terhadap suatu pelajaran.
Hal tersebut terungkap dari pernyataan guru Pendidikan Agama Islam,
yaitu sebagai berikut:
“Kondisi siswa khususnya kelas X, jika dilihat dari sisi daya tangkap
individu pastinya berbeda-beda dalam hal ini kita kategorikan ada 3
tingkatan mulai dari low, middle dan high. Sedangkan jika dilihat
dari sisi prilaku itu juga sama. Ada anak yang dominan dalam arti
proaktif dalam mengikuti pembelajaran, ada yang mengikuti
pembelajaran seperti biasa sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
guru, dan ada yang tidak peduli atau cuek dalam mengikuti
pembelajaran. Dalam artian bukannya tidak mengikuti aktifitas sama
sekali tetapi dia harus mendapatkan instruksi-instruksi tambahan
sehingga baru bisa mengikuti pembelajaran”.8
8 Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20
Mei 2014.
56
Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat perbedaan dalam
pemilihan metode yang disesuaikan oleh karakteristik siswa
dikarenakan kondisi siswa yang tergolong menjadi 3 tingkatan yakni
low, middle dan high.
d. Pengembangan Skenario
Skenario pembelajaran yang dibuat guru tidak dijelaskan secara
rinci di dalam RPP akan tetapi dalam pengaplikasiannya sudah sesuai
dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal,
inti dan penutup. Adapun dalam skenario metode diskusi kelompok
meliputi jigsaw dan cooperatif script, presentasi, dan simulasi dapat
dilihat dalam tahap pelaksanaanya/implementasinya pada bagian
strategi/metode active learning.
Berikut contoh Pengembangan skenario strategi active learning
dalam pembelajaran PAI harus disesuaikan dengan karakteristik materi
pelajarannya di SMA Madania Bogor:
1) al-Qur’an dan Hadits
Untuk materi pelajaran al-Qur‟an dan Hadits yang berupa membaca,
menulis atau menyalin, mengartikan dan menerjemahkan, serta
menyimpulkan kandungan ayat atau hadits. Metode yang digunakan
adalah reading aloud (membaca keras), penampilan video dan
pembagian tugas baik individual maupun kelompok.
Misalnya: dalam materi memahami QS. at-Taubah: 122 tentang
semangat menuntut ilmu, metode yang digunakan adalah reading aloud.
Dalam pelaksanaannya guru membagikan materi kepada siswa terkait
surat at-Taubah: 122 kemudian guru membacakan surat tersebut dengan
suara keras setelah itu guru menunjuk siswa untuk membaca keras
seperti apa yang dilakukan oleh guru itu sebelumnya. Ketika siswa
sedang membaca guru menghentikan bacaannya untuk menekankan
poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan atau memberi contoh.
57
Gambar 4.1 Gambar 4.2
Metode Reading Aloud Metode Video Critic
2) Akidah Akhlak
Dalam mengajarkan materi akidah dan akhlak guru PAI di SMA
Madania menggunakan tanya jawab, diskusi kelompok dengan jigsaw
dan cooperatif script.
Misalnya: dalam materi prilaku semangat menuntut ilmu/akhlak,
metode yang digunakan adalah cooperatif script. Dalam pelaksanaannya
siswa diminta untuk berpasangan kemudian guru memberikan handout
untuk dibaca dan ringkas setelah itu tiap siswa ada yang berperan
sebagai pembicara untuk membacakan hasil ringkasannya dan ada yang
sebagai pendengar untuk menyimak hasil dari ringkasan tersebut.
Gambar 4.3 Gambar 4.4
Metode Cooperatif Script Metode Jigsaw
58
3) Fiqh
Pada materi Fiqh metode yang digunakan adalah bermain peran
(role play) dan simulasi/praktik langsung.
Misalnya: dalam materi memahami pengelolaan wakaf, metode
yang digunakan adalah praktik langsung dengan mensimulasikan.
Dalam pelaksanaannya secara bergantian setiap siswa menyampaikan
ikrar wakafnya kepada nadzir Masjid, kemudian siswa lainnya
mengamati dengan sungguh-sungguh.
Gambar 4.5 Gambar 4.6
Simulasi Wakaf Pembacaan Ikrar
4) Tarikh/Sejarah Islam
Materi sejarah Islam berisi tentang cerita-cerita sejarah baik yang
kebudayaan, pendidikan, perjuangan dan lain-lain. Maka metode yang
digunakan adalah diskusi kelompok dengan jigsaw, mindmap, dan
presentasi.
Misalnya: dalam materi perkembangan Islam pada masa modern.
Dalam pelaksanaannya siswa diberi kesempatan untuk mencari dan
menggali sendiri materi yang terkait melalui berbagai sumber dan
menyajikan dalam bentuk slide power point kemudian dipresentasikan
di depan kelas.9
9 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI.
59
Gambar 4.7 Gambar 4.8
Hasil Mind Map Metode Presentasi
e. Pemilihan Media/Alat bantu
Media atau alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran
active learning kali ini menggunakan projector, white board,
worksheets, laptop dan speaker agar perhatian peserta didik dalam
belajar menjadi fokus serta apa-apa yang dijelaskan guru dapat
diperhatikan dengan baik. Pemilihan media dalam suatu rencana
pembelajaran harus dipikirkan secara baik dan tepat, hal ini dikarenakan
media mempunyai peranan penting yaitu sebagai alat bantu dalam
tercapainya suatu pembelajaran yang diinginkan.
f. Pemilihan Alat Evaluasi
Inti pokok kegiatan evaluasi adalah upaya untuk mengetahui
penilaian yang dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes,
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan evaluasi
yang dirancang sistematis dan komprehensif akan memberikan hasil
belajar pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dirancang alat evaluasi
proses pembelajaran yang valid, mendidik, berorientasi pada
kompetensi, adil, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan
bermakna.
Alat evaluasi yang ditetapkan guru dalam RPP berupa soal-soal
pertanyaan berbentuk pilihan ganda, isian dan essai untuk mengetes
kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran
60
yang telah dibahas. Adapun teknik penilaian pada saat pembelajaran
berlangsung materi semangat menuntut ilmu dan perkembangan Islam
pada masa Modern yaitu berupa penilaian kinerja/performansi kelompok
yang masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan anggota kelompok yang lain. Selain itu untuk mengukur dari
segi afektif siswa juga diberikan beberapa lembar pertanyaan untuk
menilai afektif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Adapun teknik penilaiannya setiap siswa diberikan beberapa
pertanyaan mengenai materi semnagat menuntut ilmu kemudian dari tiap
siswa untuk menanyakan betapa pentingnya menuntut ilmu kepada guru
yang ada di sekolah Madania. Hal yang didapatkan oleh siswa yaitu
melatih mental siswa ketika mengembangkan kreativitas dalam bertanya
dan pengembangan sikap tentang percaya diri serta tekad yang kuat
untuk selalu menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan pada materi perkembangan Islam pada masa
modern ketika siswa presentasi hal yang dinilai oleh guru mengenai
kreatifitas dalam membuat setiap slide, kelengkapan isi dan penyajian
dalam mempresentasikan hasil diskusinya.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat penulis simpulkan bahwa
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang
guru sudah sangat baik. Terlihat dari pengembangan indikator, skenario
pemilihan metode, materi dan alat evaluasi pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
61
2. Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMA Madania Bogor
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti
lakukan di SMA Madania Bogor, tahun ajaran 2013-2014. Strategi active
learning dalam pembelajaran PAI tertuang dalam lima komponen utama yang
berperan, dan saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran PAI, yakni:
guru-siswa, tujuan pembelajaran, isi/materi, media, dan strategi/metode
pembelajaran.
a. Guru dan Siswa
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi
suatu strategi pembelajaran aktif (active learning). Tanpa adanya guru,
strategi tersebut tidak dapat di implikasikan, karena guru merupakan suatu
pekerjaan profesional, dengan harapan dapat melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik dan secara otomatis akan menghasilkan output yang baik pula.
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model
atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran (manager of learning).10
Dengan demikian, efektifitas proses
pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas/kemampuan guru.
Dalam pembelajaran aktif (active learning) siswa memegang peranan
penting demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang optimal. Hal ini
dikarenakan siswa merupakan faktor utama dalam menciptakan
pembelajaran yang dinamis. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi latar
belakang siswa yang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat
tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana
siswa berasal dan lain-lain, sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa
meliputi kemampuan dasar pengetahuan dan sikap.11
10 Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 4.
11
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan ..., h. 5.
62
Strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam pembelajaran PAI
di SMA Madania lebih menekankan peran aktif dan partisipasi siswa. Hal
ini dimaksudkan untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Seluruh proses pengajaran bertumpu pada dialog, sehingga menuntut para
siswa aktif berpendapat dan menyampaikan apresiasi terhadap berbagai
materi pelajaran dan informasi. Guru di Madania lebih berfungsi sebagai
fasilitator, yang mengajak, merangsang dan memberikan stimulus-stimulus
kepada para siswa untuk menggunakan kecakapan diri secara bebas dan
bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan
para informan mengenai hal tersebut:
Menurut Abdulloh, S.Ag koordinator guru agama Islam mengatakan
bahwa:
“Madania pertama kali dibangun di tahun 2008 mengedepankan
metode active learning yang berusaha semaksimal mungkin membuat
siswa yang aktif bukan guru yang aktif. Guru hanya sebagai fasilitator
yang seharusnya mengarahkan pembelajaran pada siswa untuk
mengeksplorasi, mengobservasi, dan terakhir mengambil kesimpulan
dari apa yang mereka amati. Active learning ragamnya banyak. Pada
intinya dikelompokkan ke dalam 3 yakni: presentasi, simulasi dan
diskusi”.12
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat Rizqa, S.Th.I guru agama
Islam kelas XI bahwa:
“Active learning yang digunakan pada pelajaran agama menggunakan
metode diskusi, berdebat, praktik/simulasi, presentasi, mindmap,
jigsaw dan masih banyak lagi. Hal ini kami upayakan agar siswa
terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang ada. untuk memakai
semua metode-metode active learning yang ada, tentu disesuaikan
dengan kondisi kelas dan materi yang kami ajarkan”.13
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Muchammad Furqon,
S.Ag, guru agama Islam kelas X mengatakan bahwa:
“Metode active learning terus terang kami lebih sering mengacu pada
model-model pembelajaran aktif yang sudah baku meskipun
12 Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei
2014.
13
Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizqa guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei
2014.
63
terkadang poin-poin atau langkah-langkah metode tersebut terkadang
saya suka ubah disesuaikan dengan kondisi siswa. Beberapa metode
yang suka saya lakukan seperti: jigsaw, role playing, cooperatif script,
praktik, presentasi dengan menampilkan slide-slide power point dan
video”.14
Hal ini juga dapat dilihat ketika peneliti mengamati pelaksanaan strategi
pembelajaran aktif (active learning) dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania sebagai berikut:
1) Guru merancang dan mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Guru
melaksanakan kegiatan yang beragam dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan, misalnya:
mengeksplorasi, diskusi kelompok, presentasi, menampilkan video,
mengumpulkan data, menarik kesimpulan, memecahkan masalah dan
menulis laporan.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan melalui diskusi atau
pertanyaan-pertanyaan terbuka dari para siswa.
3) Guru mengaitkan kegiatan belajar mengajar dalam pengalaman siswa
sehari-hari, siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman dirinya,
yaitu dengan menerapkan hal yang dipelajari siswa dalam kehidupan
nyata, guru memantau kerja siswa, kemudian guru memberikan umpan
balik.
4) Guru menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan jumlah
pelajaran PAI dengan melihat semester outline. Dalam hal ini guru
memilih materi yang cocok dimasukkan sesuai dengan tingkat
kesulitannya masing-masing.
5) Keberanian siswa untuk menampilkan minat terhadap materi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dilihat dari sebagian
besar siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal
ini terbukti dalam materi prilaku semangat menuntut ilmu/akhlak di
kelas X untuk mempresentasikan hasil artikel tentang Al-Kindi, Ibnu
Sina, Al-Jazari dan lain-lain yang telah didiskusikan terlebih dahulu
sebelumnya dengan metode jigsaw.
6) Adanya interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara siswa
dengan siswa. Hal ini terbukti dalam materi perkembangan Islam pada
masa modern di kelas XI untuk mempresentasikan hasil para biografi
tokoh beserta pemikirannya seperti Jamaludin al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha dan lain-lain yang telah didiskusikan minggu lalu
dengan media power point.15
14 Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20
Mei 2014.
15
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI.
64
Pada Penerapan strategi active learning tersebut keaktifan dalam
pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga keaktifan siswa di dalam
kelas sangat diutamakan. Oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran perlu dioptimalkan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini mengenai cara
belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dapat dilihat
dari hasil wawancara salah satu siswa kelas X, Bahy Helmi yang
mengatakan bahwa:
“Pak Furqon cara belajarnya inovatif dengan menggunakan slide,
diskusi, sharing, dan tanya jawab. Sudah menarik cara mengajarnya
sehingga membuat kami aktif dalam mengikuti pelajaran”.16
Kondisi yang sama juga diungkapkan oleh Farizal Mulyadi siswa
kelas XI bahwa:
“Pak Rizka sudah cukup baik untuk mengajarkan kita dikelas. Dia
juga selalu menyiapkan slide untuk presentasi, membuat kelompok
untuk berdiskusi kemudian dipresentasikan, dan mempraktikkan
materi yang akan diajarkan seperti waktu itu contohnya materi
dakwah. Jadi, kita ditugaskan untuk berdakwah didepan teman-
teman sekelas dan juga pada saat materi jenazah kita mulai
mempraktikkan mulai dari memandikan, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan”.17
Dengan penerapan strategi active learning tersebut menunjukkan
bahwa keaktifan tidak hanya dari guru akan tetapi juga dari siswa,
sehingga ada keseimbangan antara guru dengan siswa.
Hal tersebut senada juga diungkapkan oleh M. Rizka Fadillah siswa
Kelas XI bahwa:
“Pak Rizka itu mengajarnya bukan ada guru dan ada murid tetapi
lebih kepada diskusi. Jadi, bukan selalu Pak Rizka yang
memberikan materi ke siswanya, sebenarnya kita menambahkan
juga ketika dikelas dan caranya Pak Rizka itu pasti kita juga sudah
mempunyai materi sendiri-sendiri yang berkaitan dengan materi
16 Hasil wawancara dengan Bahy Helmi salah satu siswa kelas X, Selasa, 20 Mei 2014.
17
Hasil wawancara dengan Farizal Mulyadi salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014.
65
yang diberi oleh Pak Rizka. Sehingga dengan cara itu membuat
kelas menjadi aktif yang merujuk kepada pembelajaran”.18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi
active learning dalam pembelajaran PAI dibutuhkan keterlibatan secara
terpadu dan berkesinambungan antara guru dan murid secara aktif agar
tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam
sistem pembelajaran. Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Sesuai standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan
adalah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum 2013. Secara umum
tujuan pembelajaran yang dikembangkan di SMA Madania untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai agama Islam. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh bapak Furqon bahwa:
“Tujuan pembelajaran PAI di Madania seperti halnya disekolah-
sekolah lain secara umum, yakni mengharapkan anak-anak dimana
pun mereka berada memiliki kesadaran berketuhanan selalu
menyertainya. Hal itu bisa dilihat dari prilaku keseharian mereka,
semangat beribadah mereka, gaya bersosialisasi mereka dan tentunya
semua itu harus mencerminkan nilai-nilai keislaman”.19
Penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania meliputi tiga aspek tujuan, yakni sebagai berikut:
1) Di lihat dari segi kognitif tentu tergantung siswa dalam artian masing-
masing siswa itu unik, memiliki tingkat pemahaman yang berbeda
terhadap pembelajaran PAI.
2) Di lihat dari segi afektif tentu apa yang telah dipelajari oleh siswa dapat
terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
3) Di lihat dari segi psikomotor tentu berkaitan dengan praktik-praktik
yang berhubungan dengan ibadah.20
18 Hasil wawancara engan Rizka Fadillah salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014.
19
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20
Mei 2014.
20
Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizka guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei
2014.
66
Pencapaian tujuan PAI di SMA Madania didukung melalui program
pembiasaan yang diaplikasikan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang
ada di sekolah. Adapun beberapa kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
oleh guru-guru agama Islam dan siswa SMA Madania yang sifatnya
mendukung, diaplikasikan dalam bentuk:
a) Kegiatan shalat sunnah Dhuha sebelum pembelajaran di kelas al-
Qur‟an.
b) Kegiatan shalat Dzuhur dan shalat Jum‟at secara berjamaah di Multi
Purpose Hall (MPH) sekolah Madania.
c) Tadarus al-Qur‟an di kelas al-Qur‟an yang berlangsung selama 2 jam
pelajaran dengan durasi waktu satu jam pelajaran 40 menit, jadi setiap
pembelajaran di kelas al-Qur‟an yang siswa jalani selama 80 menit.
d) Kajian keislaman/forum diskusi dilaksanakan setiap hari Jumat pagi
menjelang siang, tepatnya pukul 10.30 WIB. Materi yang dibahas pada
forum diskusi ini adalah tafsir al-Quran dan hadis-hadis nabi
Muhammad SAW. Pemateri di dalam forum ini adalah guru-guru
agama Islam dan beberapa guru bidang studi lainnya yang bersedia
untuk menjadi pemateri.
e) Penyembelihan hewan qurban di sekolah Madania dilakukan setiap
peringatan „Idul Adha. Pelaksanaan kegiatan ini dikoordinir oleh
departemen agama Islam. Penyumbang qurban di sekolah Madania
berasal dari orang tua wali, guru-guru, dan kelas-kelas yang
mengumpulkan uang untuk menyumbangkan hewan qurban.21
c. Isi/Materi Pembelajaran
Unit plan yang dibuat departemen agama Islam dibuat untuk dua
pembelajaran, yaitu pembelajaran materi di kelas materi dan pembelajaran
al-Quran di kelas al-Quran. Materi yang diajarkan di kelas materi
disesuaikan dengan kurikulum dari departemen Pendidikan Nasional
(DIKNAS) dengan beberapa tambahan yang perlu ditambahkan dan
berkaitan dengan materi yang ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi
yang diajarkan di kelas al-Quran adalah materi tambahan di luar materi yang
ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi ini diambil dari potongan-
potongan ayat al-Quran yang disepakati oleh guru-guru pengajar Pendidikan
Agama Islam.
21 Hasil Observasi peneliti selama berada di SMA Madania Bogor .
67
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Abdulloh, S.Ag bahwa:
“Kurikulum yang digunakan di Madania secara formal adalah
kurikulum yang di pakai oleh DIKNAS yakni KTSP dan Kurikulum
2013. Untuk kelas IV SD, VII SMP dan X SMA menggunakan
kurikulum 2013. Selain itu juga sekolah Madania ada yang membuat
kurikulum sendiri, biasanya dipertemuan kedua. Teman-teman guru
PAI menyebutnya dengan al-Qur‟an. Kajian dalam kurikulum al-
Qur‟an ini lebih kepada behaviour atau membentuk karakter”.22
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Furqon, S.Ag bahwa:
“Kurikulum yang diterapkan di Madania secara khusus untuk
pembelajaran pendidikan agama Islam masih mengacu kepada 2
model kurikulum yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
dan kurikulum 2013. Adapun yang menggunakan kurikulum 2013
karena ini tahun pertama hanya dilakukan di kelas IV SD, VII SMP
dan X SMA. Sedangkan yang lainnya masih menggunakan kurikulum
yang dipakai oleh diknas yakni KTSP”.23
Materi pembelajaran pendidikan agama Islam diberikan 2 kali
pertemuan dalam satu minggu. Siswa akan mendapatkan 1 kali
pembelajaran materi agama Islam dan 1 kali pembelajaran materi al-Qur‟an
dengan waktu 2 jam pelajaran. Durasi 1 jam pelajaran yaitu 40 menit, jadi
setiap pelajaran di kelas materi ataupun di kelas al-Qur‟an pembelajaran
yang siswa jalani selama 80 menit. Maka dalam satu minggu siswa akan
mempelajari materi agama Islam sebanyak 160 menit.
d. Media Pembelajaran
Pembelajaran PAI di SMA Madania berlangsung di dalam dan di luar
kelas. Pada pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, guru mendesain
kelas sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk bergerak secara
aktif dan memungkinkan guru untuk memantau semua siswa tanpa
terkecuali. Untuk menjaga kedinamisan dalam kelas jumlah siswa ditiap-
tiap kelas dibatasi tidak lebih dari 20 siswa.
22 Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei
2014.
23
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20
Mei 2014.
68
Selain berlangsung di dalam kelas proses pembelajaran PAI juga
berlangsung di luar kelas. Tempat yang biasanya digunakan untuk belajar
biasanya di masjid dekat sekolah, ruang serba guna dan alam terbuka.
Pembelajaran di luar kelas di terapkan agar siswa tidak merasa jenuh dengan
situasi yang ada dan juga disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Dalam setiap kelas di SMA Madania tersedia juga fasilitas seperti meja
dan kursi, AC, white board, display, projector, serta media lain yang
mendukung berupa gambar, maupun audio-visual. Selain media
pembelajaran yang ada di kelas, dibutuhkan juga media belajar yang berisi
informasi yang berhubungan dengan pelajaran. Media tersebut berupa buku-
buku, majalah, surat kabar, hasil karya siswa, perangkat komputer, internet
dan lain sebagainya. Aspek ini penulis amati sudah tersedia di SMA
Madania. Pada pelajaran PAI misalnya berupa buku-buku PAI, ensiklopedi
Islam, serta buku lain penunjang siswa ada dalam jumlah banyak tidak
hanya terdapat di perpustakaan sekolah tetapi juga di perpustakaan ruang
agama Islam.
Penggunaan sarana Internet di SMA Madania tidak hanya sekedar
karena mengikuti perkembangan zaman, tapi sarana internet digunakan
siswa untuk saling berkirim informasi. Guru juga dapat berkomunikasi antar
guru atau dengan murid melalui intranet. Komunikasi ini tidak hanya dalam
bentuk teks, tetapi juga guru atau murid dapat mengirim data melalui
jaringan ini dan dapat diakses selama 24 jam. Berbagai informasi pun sering
diberitahukan melalui intranet. Contohnya; pemberitahuan jadwal mengajar,
jadwal kegiatan, perangkat pembelajaran, jadwal mengawas ujian, dan
berbagai informasi lainnya. Bagi murid, intranet biasanya digunakan untuk
mengirim hasil dari tugas yang diberikan oleh guru. Intranet tak hanya
digunakan untuk saling berkirim informasi, tetapi guru juga dapat
menyediakan materi pembelajaran bagi siswa. Karena di dalamnya terdapat
halaman e-learning. Pada halaman ini, terdapat materi-materi yang telah
diajarkan oleh guru dan dapat diakses oleh murid yang diajarnya. Dalam
pelaksanaannya seorang guru dituntut untuk jeli dan kreatif memanfaatkan
69
media pembelajaran yang ada, agar apa yang akan disampaikan bisa efektif
dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
e. Strategi/Metode Active Learning
Proses pembelajaran PAI di sekolah Madania tidak hanya ditekankan
pada aspek kognitif yang bersifat hafalan tetapi juga mengembangkan aspek
afektif dan psikomotor. Secara umum proses pembelajaran PAI berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, dalam
konteks ini guru mengarahkan potensi dan kemampuan yang dimiliki
sehingga siswa menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna di
kehidupan nanti, selain itu guru juga mempersiapkan skenario pembelajaran
dan mempersiapkan bahan untuk mengajar sesuai dengan materi serta
memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk dilaksanakan.
Dalam setiap pembelajaran PAI strategi yang dikembangkan adalah
active learning, tetapi disini peneliti hanya memaparkan empat contoh
metode yang biasanya dilaksanakan oleh guru PAI di SMA Madania Bogor:
1) Jigsaw Model Tim Ahli
Jigsaw merupakan satu jenis pembelajaran aktif (active learning)
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.24
Jigsaw menggabungkan konsep pembelajaran pada teman sekelompok
atau teman sebaya dalam usaha membantu belajar. Jigsaw pada
hakikatnya adalah metode pembelajaran kooperatif yang berpusat pada
siswa. Dalam hal ini, siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar
dalam pembelajaran. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Tujuan metode jigsaw ini adalah untuk mengembangkan
kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan
secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila
mempelajari materi secara individual. Strategi active learning dalam
24 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 74.
70
pembelajaran PAI pada kelas X yang digunakan metode diskusi
kelompok (Jigsaw) dalam materi akidah akhlak. Seperti yang penulis
observasi ketika pelajaran PAI bab perilaku semangat menuntut ilmu.25
a) Kegiatan Awal
(1) Guru mengkondisikan persiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan mendesain meja dan kursi untuk 2 orang.
(2) Guru menempelkan artikel terkait tokoh-tokoh ilmuwan
muslim di sekitar ruang kelas.
(3) Setiap siswa duduk ditempatnya masing-masing dengan kursi
dan meja yang sudah diatur sebelumnya secara berkelompok.
(4) Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa dengan
memperlihatkan video mengenai keutamaan menuntut ilmu.
(5) Guru menyampaikan strategi pembelajaran terkait materi yang
akan dipelajari.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa dikelompokkan ke dalam 2-3 anggota tim yang terdiri
dari 10 kelompok.
(2) Setiap siswa dalam tim diberi bagian materi berbeda yang
ditempelkan di sekitar ruang kelas terkait biografi ilmuwan
muslim diantaranya Al-Zahrawi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Jabir
Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Ishaq Al-Mausili, Abu Raihan
Al-Biruni, Al-Jazari dan Jamshid Al-Kashi.
(3) Guru memberikan tugas kepada anggota dari tim yang berbeda
dalam kelompok baru (ahli) untuk mencatat dan mempelajari
artikel yang sama.
(4) Setelah selesai mencatat guru meminta kepada siswa kembali
ke kelompok asal untuk mendiskusikan sub bab yang mereka
kuasai dari hasil catatannya tersebut secara bergantian
25 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, 20-21 Mei 2014.
71
mengajar teman satu timnya dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa (tim ahli) untuk
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas secara
general dari banyak materi yang telah didapatkan.
(6) Guru memberikan umpan balik mengenai materi biografi
ilmuwan muslim dengan memberikan penjelasan menuntut
ilmu dalam surat at-Taubah: 122.
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. at Taubah: 122)
c) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman, memberi penguatan dan menyimpulkan tentang
apa yang dilakukan siswa terkait pembelajaran tentang keutamaan
menuntut ilmu.26
2) Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yang sifatnya teoritis dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok
besar.27
Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
26 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, 20-21 Mei 2014.
27
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2010), h. 150.
72
menyajikan atau mengemukakan.28
Jadi, presentasi bisa diartikan
menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan
tujuan bermacam-macam seperti, memberi tahu, mempengaruhi
ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi
juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh
guru maupun siswa. Tujuan dari presentasi dalam proses pembelajaran
bermacam-macam, misalnya untuk memberi informasi, untuk
meyakinkan peserta, menyampaikan pesan dan bahkan untuk
melakukan penilaian.
Strategi active learning dalam pembelajaran PAI pada kelas XI
yang digunakan metode presentasi dalam materi tarikh/sejarah Islam.
Seperti yang penulis observasi ketika pelajaran PAI bab perkembangan
Islam pada masa modern.29
a) Kegiatan awal
(1) Pada pertemuan sebelumnya, guru telah membagi kelas menjadi
beberapa kelompok diskusi dengan materi tokoh yang berbeda
diantaranya Muhammad Abduh, Muhammad bin Abdul Wahab,
Jamaludin al Afghani, Toha Husein, Sayid Qutub, Rasyid Ridha
dan Muhammad Iqbal.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi.
(3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami,
bahwa pada setiap pribadi muslim harus menjadi orang yang
cerdas dengan serius menuntut ilmu.
(4) Guru menyampaikan penilaian yang menjadi acuan ketika siswa
menjadi presenter didepan kelas.
b) Kegiatan inti
28 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet.4, h. 895.
29
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas XI, 19-20 Mei 2014.
73
(1) Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa dan membagikan
handout tentang materi yang berkenaan dengan perkembangan
Islam pada masa modern.
(2) Guru memberikan tugas juga dengan menjelaskan kepada setiap
kelompok untuk membuat hasil ringkasan dalam bentuk
mindmap dari hasil presentasi kelompok lain mengenai biografi
tokoh, pandangan/pemikiran tentang politik, pendidikan dan
agama.
(3) Guru mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan topik yang sudah dibagi dan didiskusikan
minggu lalu sedangkan kelompok lain mengamati dan
mendengarkan siswa yang lain ketika presentasi didepan kelas.
(4) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk
mengevaluasi presentasi teman-teman mereka dan berdiskusi
untuk mencari benang merah kesamaan pemikiran masing-
masing tokoh dan perbedaan masing-masing.
(5) Guru dan siswa berdiskusi tentang pemikiran tokoh yang telah
dipresentasikan oleh siswa.
(6) Guru menambahkan konsep/ide yang belum dijelaskan oleh
siswa pada saat mempresentasikan hasil diskusinya.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan
dari hasil diskusi yang telah dilakukan oleh setiap kelompok
mengenai materi tokoh yang telah dibahas.
(2) Guru melakukan penilaian tentang kreatifitas siswa, kelengkapan
konten dan penyajian materi yang telah dipresentasikan.
(3) Siswa mengumpulkan hasil tugas tentang biografi tokoh,
pandangan/pendapat politik, pendidikan dan agama yang telah
mereka buat dalam bentuk mindmap atau rangkuman ketika
teman-temannya melakukan presentasi.
74
(4) Guru bersama siswa merapikan ruangan kelas, dan menutup
pelajaran dengan membaca do‟a.30
3) Cooperative Script
Cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
dari materi pendidikan agama Islam yang dipelajari. Tujuannya
mendorong siswa untuk terbiasa membuat ringkasan atau resume dari
suatu konsep dan terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun
mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian.31
Strategi ini diterapkan guru PAI dalam pelajaran akidah akhlak Seperti
yang penulis observasi ketika bab perilaku semangat menuntut ilmu.32
a) Kegiatan Awal
(1) Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok untuk duduk
berpasangan.
(2) Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang
keutamaan menuntut ilmu.
(3) Guru membagikan wacana/materi siswa untuk dibaca terkait
materi tokoh ilmuwan muslim.
(4) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta
konsep/mindmap, menggambar ataupun membuat bagan dari
hasil bahan yang telah dibaca.
(5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap-lengkapnya
dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasannya
sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap.
30 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas XI, 19-21 Mei 2014.
31
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
205.
32
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, pada hari selasa, 21 Mei
2014.
75
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk
meringkas dari materi tokoh ilmuwan muslim yang telah
didapatkan dari masing-masing siswa.
(2) Setelah siswa membuat ringkasan kemudian siswa berperan
sebagai pembicara dan pendengar secara bergantian.
(3) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mempresentasikan hasil dari ringkasannya dan menyimpulkan 1
point yang didapatkan dari materi keutamaan menuntut ilmu.
(4) Guru menambahkan penjelasan dengan menayangkan video
tentang menuntut ilmu dan siswa mengkritisi atas penyangan
video tesebut.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk
memberikan hikmah yang didapatkan dari pelajaran tentang
menuntut ilmu.
(2) Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan untuk menjadi komitmen dalam menuntut ilmu.
(3) Siswa mengumpulkan tugas yang telah diringkas dari hasil
laporan yang telah dibuat dalam bentuk peta konsep/mindmap,
menggambar sesuatu ataupun membuat bagan.
(4) Guru membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa.33
4) Simulasi
Menurut John Echols dan Shadily dalam Kamus Inggris-Indonesia
simulation artinya pekerjaan tiruan atau meniru, sedang simulate artinya
menirukan, pura-pura atau berbuat seolah-olah.34
Dengan demikian
simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang bersifat menirukan suatu
peristiwa seolah-olah peristiwa yang sebenarnya. Manfaat metode
33 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, pada hari selasa, 21 Mei
2014.
34
John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2005), Cet. 26, h. 527.
76
simulasi dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap
topik, dan belajar siswa, serta meningkatkan keterlibatan langsung dan
partisispasi aktif siswa dalam belajar kognitif meliputi informasi faktual,
konsep, prinsip dan keterampilan membuat keputusan sehingga belajar
siswa lebih bermakna. Selain itu juga dapat meningkatkan afektif, atau
sikap dan persepsi siswa terhadap isu yang berkembang di masyarakat.
Tujuannya untuk melatih keterampilan motorik maupun sosial yang
dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam menghadapi
keadaaan yang sebenarnya. Metode ini diterapkan guru PAI dalam
pembelajaran Fiqh pada materi pengelolaan wakaf. Adapun
pelaksanannya sebagai berikut:35
a) Kegiatan awal
(1) Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama.
(2) Guru menjelaskan secara singkat yang akan diajarkan dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator yang akan
dicapai.
(3) Guru memberikan arahan tentang pelaksanaan wakaf kepada
para siswa.
(4) Guru dan siswa menuju Masjid Telaga Kahuripan sebagai
tempat praktik berwakaf.
b) Kegiatan inti
(1) Guru menjelaskan kembali tata cara berwakaf dengan tanya
jawab kepada siswa dengan memberikan artikel wakaf dan siswa
mencermati pemaparan yang disampaikan guru.
(2) Secara bergantian siswa mempraktikkan tata cara berwakaf
dengan ketentuan setiap siswa menyampaikan ikrar wakafnya
kepada nadzir di Masjid Raya Telaga Kahuripan.
35 Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 21
Mei 2014.
77
(3) Saat siswa berikrar wakaf, siswa lainnya mengamati secara
sungguh-sungguh dan membuat catatan dari hasil tentang
pengelolaan wakaf.
(4) Secara perwakilan, beberapa siswa diminta untuk menyampaikan
kesan-kesannya setelah praktik berwakaf.
(5) Guru menanyakan kembali tentang kendala-kendala dalam
pengelolaan wakaf yang ada di Masjid Raya Telaga Kahuripan.
c) Kegiatan penutup
(1) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan dari materi
yang telah didapatkan dengan menyebutkan mekanisme tentang
ketentuan pengelolaan wakaf yang sudah dipelajari dengan benar
sebagai penutup pembelajaran.
(2) Guru melakukan refleksi tentang pengalaman belajar siswa.
(3) Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca
hamdalah dan mengucapkan salam.36
f. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
di SMA madania diperlukan adanya penilaian pendidikan dengan cara:
1) Penilaian proses belajar dilakukan setiap pertemuan untuk semua mata
pelajaran pendidikan agama Islam dalam segi kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2) Penilaian hasil belajar dilakukan dengan:
a) Ulangan harian setiap akhir materi pembelajaran sebanyak dua kali
dalam satu semester (formative test)
b) Ulangan mid dan akhir semester (UTS dan UAS)
c) Pembuatan project minimal satu kali dalam satu semester
d) Refleksi diri melalui guru dan siswa setiap akhir pembelajaran.
36 Dokumentasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, Masjid Telaga Kahuripan
Bogor.
78
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Strategi Active
Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
Madania Bogor
a. Faktor Pendukung
Keberlangsungan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di
SMA Madania peneliti amati masih dalam upaya untuk lebih baik lagi ke
depannya. Jika di lihat segi hasil yang telah dicapai selama ini maka dapat
dikatakan bahwa penerapan active learning sudah baik dan sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran aktif. Namun dalam pengamatan peneliti ada
beberapa faktor yang menunjang keberhasilan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor diantaranya adalah:
1) Guru
Profesionalitas guru merupakan salah satu menunjang keberhasilan
penerapan strategi active learning di SMA Madania Bogor.
Profesionalitas ini terwujud dalam penyusunan skenario pembelajaran
yang guru lakukan serta pemilihan metode yang bisa melibatkan siswa
secara aktif. Karena dengan pemilihan metode yang tepat tentunya
tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.
2) Sarana dan Prasarana
Komponen ini meliputi gedung, ruang belajar dan media
pembelajaran yang dimiliki sekolah. Masing-masing komponen tersebut
akan saling mempengaruhi dan mendukung tercapainya strategi active
learning di SMA Madania Bogor.
b. Faktor Penghambat
Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI di SMA Madania antara lain:
1) Guru
Dalam menerapkan strategi active learning faktor yang
mempengaruhi adalah persiapan guru. Hal ini diungkapkan oleh Bapak
Abdulloh, S.Ag. koordinator mata pelajaran PAI mengatakan bahwa:
ketika guru tidak siap maka active learning itu tidak akan berjalan.
79
Jadi dalam menerapkan active learning itu butuh perencanaan yang
matang dari awal. Sehingga di sekolah Madania ada pertemuan setiap
minggu untuk membantu guru mempersiapkan dan merencanakan agar
kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.37
2) Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya
belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing
berbeda setiap siswa. Makin tinggi kemajemukan masyarakat makin
besar pula perbedaan atau variasi yang muncul di dalam kelas. Hal ini
akan memicu tenaga dan pikiran yang ekstra dari guru untuk
menanganinya.
Kurangnya motivasi diri dari siswa itu juga menjadi salah satu
penghambat active learning. Ada beberapa siswa yang bisa
mengadaptasi sistem pembelajaran aktif dan ada juga beberapa siswa
yang hanya menjadi pendengar yang baik. Seperti yang diungkapkan
oleh Pak Rizka bahwa keaktifan siswa itu ketika proses pembelajaran
juga dipengaruhi oleh latar belakang jurusan. Misalnya kemampuan
anak-anak sosial dalam mengeksplor kemampuan berbicara untuk
membahas suatu topik itu terkadang melebihi anak-anak yang dari
sains. Hal ini dikarenakan anak-anak sains lebih kepada mengeksplor
data kemudian eksplorasi bahan–bahan bacaan itu di anak-anak sosial.
Sehingga ketika terjadi perdebatan anak-anak sosial sangat
mengagumkan ternyata alur logika yang lebih dipakai untuk
mengeksplor dan menghubungkan beberapa variabel kemudian
dijadikan sebagai kesimpulan. Sementara anak-anak sains dengan cara
langsung kepada intinya atau street to the poin ketika mencari sebuah
37 Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei
2014.
80
alternatif jawaban. Sehingga disini guru berperan untuk memotivasi
siswa agar mereka terlibat dalam setiap pembelajaran yang ada.38
Dari uraian tentang faktor pendukung maupun penghambat peneliti
berpendapat bahwa strategi active learning sangat efektif untuk
diterapkan dalam pembelajaran PAI. Hal ini dikarenakan dengan
penerapan strategi ini siswa bisa mempunyai pengalaman belajar, siswa
juga memahami dan menguasai materi dengan cepat karena pemilihan
metode yang dilakukan oleh guru memberi kesempatan dan peluang
bagi siswa untuk belajar sambil melakukan. Sehingga dari hasil
pengalaman belajar itulah kemudian siswa belajar untuk menyerap
pengetahuan dan mengambil kesimpulan dari apa yang telah mereka
lakukan.
C. Analisis Data
Dari hasil deskripsi data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan
dokumentasi terkait dengan implementasi strategi active learning dalam
pembelajaran PAI dapat dianalisis sebagai berikut:
Active learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang memiliki
sejumlah cara atau metode untuk dapat mengaktifkan peran siswa dalam proses
pembelajaran. Active learning sebagai strategi pembelajaran yang tidak hanya
menekankan keaktifan dari segi fisik melainkan juga dari segi mental. Active
learning juga tidak hanya sebatas pembelajaran yang hanya melihat pengaturan
tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan intensitas keterlibatan siswa
dalam belajar.
Dalam active learning tampak jelas adanya guru yang aktif mengajar di
satu pihak dan siswa yang aktif belajar di pihak lain. Dalam hal ini aktivitas
siswa merupakan faktor yang dominan dalam proses pembelajaran. Sedangkan
guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Konsep ini
bersumber pada teori Ilmu Jiwa Gestalt bahwa “belajar itu terjadi jika ada
38 Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizqa selaku guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21
Mei 2014.
81
pemahaman (insight)”.39
Dengan demikian, cara belajar menurut Psikologi
Gestalt itu harus dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi
dan motivasi yang dimiliki orang yang belajar agar memperoleh insight
(pemahaman) tentang masalah yang dipelajari.
Active learning pertama diperkenalkan oleh seorang filosop kenamaan
cina, Confucius, dia mengatakan: “Apa yang saya lihat, saya lupa, Apa yang
saya lihat, saya ingat, Apa yang saya lakukan, saya paham”.40
Ketiga pernyataan sederhana ini menekankan pada pentingnya belajar aktif
agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.
Ungkapan diatas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik
terhadap materi pembelajaran. Dikarenakan guru mengajar di depan kelas
sebagai subjek proses pembelajaran bukan siswa yang menjadi subjek yang
seharusnya aktif di depan kelas. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan
Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham active learning yaitu:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa teman, saya mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.41
Melalui konsep tersebut yang dimodifikasi oleh Mel Silberman diketahui
bahwa belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa
menggunakan semua alat indra melalui diri, telinga, mata sekaligus berpikir
mengolah informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu, karena dengan
mendengarkan saja siswa tidak dapat mengingat banyak dan akan mudah lupa.
39 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 72.
40
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 1.
41
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1.
82
Berikut peneliti akan menganalisis contoh pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru PAI di SMA Madania Bogor
Mencermati rencana pelaksanaan pembelajaran atau langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan di SMA Madania Bogor mendukung tercapainya
penerapan active learning. Misalnya sebelum memulai pelajaran guru
melakukan apersepsi yang diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan memberikan
motivasi pada siswa untuk memahami materi yang akan diajarkan sebagai
upaya untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Disinilah pentingnya
sebuah motivasi untuk mendorong siswa agar dapat melakukan kegiatan
belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.
Setelah melakukan apersepsi langkah selanjutnya adalah kegiatan
pembelajaran. Pada langkah ini guru menerapkan strategi active learning yang
meliputi metode yang dapat mengaktifkan siswa dari berbagai aspek dalam
pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor. Hasilnya yaitu bahwa active
learning yang digunakan pada pembelajaran di SMA Madania bisa
mengarahkan siswa untuk mengeksplor pengetahuan, mengamati dan
mengambil kesimpulan dari apa yang telah dipelajari sehingga siswa benar-
benar mendapatkan pengalaman baru dalam hidupnya.
Langkah terakhir dalam pembelajaran PAI adalah penutup. Dengan
menyimpulkan materi pembelajaran dengan menanyakan kembali kepada
siswa tentang inti pembelajaran yang sudah disampaikan serta memberikan
post test berupa test formatif ketika materi yang diajarkan sudah selesai tiap
pertemuannya serta pemberian tugas individu atau kelompok. Untuk tugas
individu biasanya siswa membuat rangkuman mengenai materi yang telah
diajarkan tetapi untuk tugas kelompok biasanya terjadi di kegiatan inti dan
dapat dibuat dirumah ketika tugas tersebut berupa materi yang akan
dipresentasikan sebagai proses pembelajaran selanjutnya dengan membuat
slide, makalah dan lain-lain yang berkenaan dengan materi yang akan
dipelajari.
83
Dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan komponen tarakhir yang
ditempuh oleh guru sebagai upaya mengetahui kemajuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran PAI yang
menggunakan strategi active learning evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana intensitas keaktifan siswa yang diperoleh melalui pelaksanaan
metode active learning yang telah dilaksanakan.
Sistem evaluasi yang digunakan guru PAI dalam proses pembelajaran PAI
di SMA madania Bogor disesuaikan dengan konsep active learning yaitu
evaluasi dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini diungkapkan oleh Bapak
Furqon bahwa evaluasi yang dilakukan siswa di maksudkan untuk memberikan
kesempatan dan mengkaji ulang hasil pembelajaran yang dilakukan.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh guru melakukan
perenungan/berkontemplasi diri dengan menilai pembelajaran yang baru saja
dilakukan olehnya dan melihat segala kekurangan ketika mengajar dimana
letak kesalahannya agar tidak terjadi lagi kesalahan dipertemuan berikutnya.42
Selanjutnya peneliti akan membahas analisis atas metode active learning
yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, sebagai
berikut:
1. Jigsaw Model Tim Ahli
Pada pelaksanaan metode jigsaw, guru terlebih dahulu memilih materi
yang sesuai berguna untuk memudahkan ketika penyampaian materi.
Metode ini diterapkan ketika materi akidah akhlak pada bab perilaku
semangat menuntut ilmu. Setiap kelompok bertanggung jawab atas
penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Secara umum peneliti berpendapat strategi active learning yang
digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor lebih
memperhatikan siswanya dibandingkan guru yang hanya sebagai fasilitator
dan motivator setiap pembelajaran yang telah terjadi. Hal ini terlihat pada
42 Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 21
Mei 2014.
84
interaksi yang terjadi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Selain interaksi, pola komunikasi terjadi secara dua arah, yaitu dari siswa
ke guru atau sebaliknya dari guru ke siswa. Guru sendiri dalam proses
pembelajaran tidak memposisikan siswa sebagai botol kosong yang belum
mempunyai isi, tetapi siswa dipandang sebagai obyek dan subyek
pembelajaran. Obyek pembelajaran maksudnya siswa memliki potensi
yang perlu dibina, diarahkan, dan dikembangkan melalui proses
pembelajaran. Sedangkan subyek pembelajaran adalah siswa dipandang
sedang berkembang, memiliki keinginan, aspirasi, dan motivasi serta
berbagai potensi lainnya. Dengan begitu terjadilah suatu proses saling
bekerjasama dengan bertukar pikiran yang menguntungkan siswa dalam
segala perbuatan belajar dikarenakan dalam active learning siswa tidak
hanya melihat, mendengar serta menghafal apa yang disampaikan guru,
namun lebih dari itu siswa dituntut untuk bisa memikirkan, merasakan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keinginan dan keberanian siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran menjadi indikator penting dalam pengembangan metode ini.
Hal ini terlihat ketika siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk
membahas hasil catatan tentang sub bab yang mereka kuasai. Kemudian
siswa mempresentasikan hasil dari diskusinya dengan teman
sekelompoknya didepan kelas dari materi yang telah didapatkan
sebelumnya. Melalui aktifitas tersebut siswa menjadi lebih terangsang
untuk memberikan umpan balik, hal ini dikarenakan proses pembelajaran
yang telah dilakukan oleh siswa itu sendiri. Siswalah yang menyajikan
materi kemudian siswa lain pula yang memberikan masukan. Guru hanya
sebagai fasilitator memberikan sebuah permasalahan kemudian siswa yang
menyelesaikannya dengan berpikir dan mencari sendiri dari permasalahan
tersebut.
Dengan penerapan metode ini setiap siswa mempunyai kesempatan
untuk mempelajari sesuatu dari materi yang telah dikuasainya kemudian
mengajarkan kepada teman sekelompoknya. Karena pada hakikatnya
85
sebuah mata pelajaran baru benar-benar dikuasai ketika siswa mampu
mengajarkannya pada orang lain. Selanjutnya guru memberikan umpan
balik kepada siswa mengenai materi biografi ilmuwan muslim yang telah
di diskusikan dan di presentasikan dengan memberikan penjelasan
menuntut ilmu dalam surat at-Taubah: 122 yang menyangkut perjuangan
dengan mencari ilmu dan mendalami agama.
Pada kegiatan penutup guru bersama siswa mereview kembali materi
yang telah disampaikan dengan membuat kesimpulan bersama-sama
terkait pembelajaran tentang keutamaan menuntut ilmu. Sebagai tindak
lanjut dari pembelajaran siswa diharapkan dapat mengaktualisasikan ilmu
yang telah didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Presentasi
Pelaksanaan metode presentasi terlebih dahulu di awali dengan
merumuskan masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam diskusi
kelompok kemudian dipresentasikan untuk pertemuan selanjutnya.
Metode ini diterapkan ketika materi tarikh/sejarah Islam pada bab
perkembangan Islam pada masa modern. Penentuan pokok bahasan
sebelum hari pelaksanaan presentasi, dengan harapan siswa dapat terlebih
dahulu mencari referensi tentang masalah yang akan dikaji, melalui
buku-buku di perpustakaan sekolah, ensiklopedia Islam maupun dari
download internet.
Pada metode presentasi ini guru menyampaikan beberapa penilaian
yang menjadi acuan ketika menjadi presenter didepan kelas diantaranya
tentang kreatifitas, kelengkapan konten/isi materi dan cara menyajikan
materinya. Selanjutnya presentasi dimulai dengan mendengarkan terlebih
dahulu penjelasan singkat tentang topik atau materi yang akan dijadikan
bahan presentasi oleh guru. Secara bergiliran tiap kelompok maju
menjadi presenter di depan kelas dan kelompok yang lain
memperhatikan, mendengarkan dan mencatat point-point penting dari
apa yang telah dipresentasikan.
86
Pada saat presentasi berlangsung guru hanya bertugas sebagai
fasilitator sebagai jalannya presentasi. Namun sesekali guru
mengarahkan presenter yang sedang berbicara untuk menyuruh
kelompok lain memberikan pendapatnya atau pertanyaan terkait dari
materi/topik yang telah dibahas. Setelah selesai presentasi guru kemudian
bertindak sebagai evaluator dari argumen-argumen yang telah terkumpul
untuk kemudian mengevaluasi dan merumuskan jawaban menjadi lebih
sempurna terhadap permasalahan bersama-sama dengan siswa.
Pelaksanaan metode presentasi yang ditetapkan guru PAI di SMA
Madania memang telah sesuai dengan teori active learning didesain
supaya presentasi lebih bervariatif dan lebih hidup. Dengan adanya
pengembangan presentasi ke dalam sebuah diskusi diharapkan pertukara
pendapat yang seru, karena setiap siswa terlibat dan juga bertanggung
jawab dengan jalan diskusi.
Menurut peneliti, dengan menerapkan metode ini siswa benar-benar
diposisikan sebagai subyek dalam pembelajaran. Strategi ini memainkan
peran penting dalam pembelajaran aktif karena dengan menyampaikan
pesan, mendengarkan beragam pendapat siswa akan lebih tertantang
untuk berpikir, siswa juga akan belajar saling menghargai pendapat orang
lain, bagaimana menyampaikan ide atau pendapat dengan baik dan
bagaimana mengambil keputusan bersama. Aktifitas tersebut jika
dikembangkan dan diarahkan dengan baik akan membuat siswa
berpartisipasi aktif baik secara individual maupun secara bersama-sama
di dalam kelas.
Tahapan kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas
kembali poin-poin yang dibicarakan siswa dalam presentasi yang
kemudian didiskusikan, baik yang sifatnya mendukung pernyataan yang
disampaikan guru sebelumnya, maupun pandangan-pandangan siswa yang
sifatnya baru dan berbeda. Dari penyampaian materi tersebut, siswa lebih
mendapatkan kejelasan serta pandangan secara menyeluruh, tentang materi
yang dipresentasikan sebelumnya. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil
87
tugas tentang biografi tokoh, pandangan/pendapat politik, pendidikan dan
agama yang telah mereka buat dalam bentuk mindmap atau rangkuman
ketika teman-temannya melakukan presentasi.
3. Cooperatif Script
Salah satu cara yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan
daya ingatnya dengan menggunakan metode cooperatif script yakni
dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas.
Aktivitas ini sangat mendorong siswa untuk terbiasa membuat ringkasan
atau resume dalam suatu konsep, serta mendorong para siswa untuk
terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan
orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian.
Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila
diterapkan pada mata pelajaran PAI yang memerlukan banyak
teori/materi untuk dipelajari contohnya pada topik tarikh/sejarah Islam
dan akidah akhlak. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan
siswa saling bertukar peran terhadap pasangannya yang bertugas sebagai
pembicara dan pendengar. Peran siswa disini sangat dominan dan semua
aktifitas pembelajaran berpusat kepada siswa dikarenakan siswa yang
berperan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA
Madania pelaksanaan metode ini terbukti memberikan dampak yang
positif bagi siswa. Hal ini terlihat ketika pelajaran Aqidah Akhlak di
kelas 10 R, yang diajarkan oleh Bapak Furqon dengan pembahasan
keutamaan menuntut ilmu yang menjadi pembahasan mengenai tokoh-
tokoh ilmuwan muslim diantaranya Al-Zahrawi, Al-Kindi, Ibnu Sina,
Jabir Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Ishaq Al-Mausili, Abu Raihan Al-
Biruni, Al-Jazari dan Jamshid Al-Kashi.
Pada pelaksanaan metode cooperatif script guru terlebih dahulu
membagi siswa untuk berpasangan tiap kelompok. Kemudian guru
88
membagikan materi/wacana tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan. Setelah semua siswa memiliki ringkasannya sendiri, guru
menugasi setiap pasangan, siapa yang berperan sebagai pembaca
membacakan ringkasan selengkap-lengkapnya dengan memasukkan
gagasan-gagasan dalam ringkasannya kemudian bertukar peran, pembaca
menjadi pendengar dan sebaliknya. Setelah itu guru memimpin kelas
untuk membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Setiap siswa
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu menjadi
pembicara dan pendengar yang baik kepada pasangannya.
4. Simulasi
Simulasi merupakan salah satu cara penyajian pengalaman belajar
aktif (active learning) dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
Pada pelaksanaan metode simulasi, guru memberikan penjelasan
tentang topik yang akan dibahas dan memberikan gambaran tentang
simulasi kemudian guru menjelaskan skenario atau jalannya cerita, aturan
main, pemegang peran, membagi peran dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkoordinasi dan berlatih sesuai peran masing-
masing.
Secara umum peneliti berpendapat metode simulasi ini
dikembangkan oleh guru PAI dengan keadaan yang sebenarnya atau
berdasarkan kenyataan, dimana siswa menjadi waqif orang yang
mewakafkan bendanya berupa karpet shalat sedangkan orang masjid
menjadi nadzir yang menerima wakafnya. Simulasi ini dimulai dengan
mendengarkan terlebih dahulu penjelasan secara singkat tentang topik
atau materi yang akan dijadikan simulasi. Kemudian guru dan siswa
bersama-sama menuju tempat praktik wakaf. Secara bergantian siswa
berperan menjadi waqif orang yang mewakafkan karpet shalat dengan
membacakan ikrar wakafnya kepada nadzir orang yang menerima benda
yang diwakafkannya. Pada saat simulasi berlangsung guru hanya
bertugas sebagai pengatur jalannya simulasi. Setelah simulasi selesai
89
guru membuka diskusi dengan meminta kepada siswa untuk
menyampaikan kesan-kesannya setelah praktik wakaf. Selanjutnya guru
dan siswa menyimpulkan tentang pemahaman dalam bersimulasi dengan
materi yang baru saja disampaikan. Dari penyampaian tersebut, siswa
lebih mendapatkan kejelasan pandangan secara menyeluruh, tentang
materi yang telah dipraktikkan sebelumnya.
Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan di SMA
Madania Bogor pelaksanaan metode ini terbukti memberikan dampak
yang positif bagi siswa. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Riza siswa
kelas X mengatakan bahwa pelaksanaan wakaf itu mengenalkan kepada
kita untuk bisa lebih mengetahui dan mengalami sendiri dalam kehidupan
nyata.43
Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila
diterapkan di mata pelajaran PAI dalam topik yang memerlukan praktik
tentang hukum Islam seperti shalat, zakat, haji, wakaf dan lain
sebagainya. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan siswa
untuk mempraktikkan atau mensimulasikan apa yang telah dipelajari.
Selanjutnya peneliti akan menganalisis kelebihan dan kekurangan
dari pelaksanaan strategi active learning yang dikembangkan di SMA
Madania
a. Kelebihan
1) Membantu siswa memahami apa yang mereka alami.
2) Memberikan siswa tantangan yang menuntun kerja keras untuk
mengeksplor, mengamati dan memberikan kesimpulan dari apa
yang mereka pelajari.
3) Membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau
menciptakan semangat kerjasama.
4) Membantu siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
secara aktif.
43 Hasil wawancara dengan Arrifa Elrizal salah satu siswa kelas X, Selasa, 20 Mei 2014.
90
b. Kelemahan
1) Penerapan metode ini akan membutuhkan banyak waktu.
2) Jika guru tidak membantu siswa sebagai fasilitator dan
motivator, siswa akan terfokus pada aktivitas mereka sendiri
sehingga mereka tidak memahami apa yang sebenarnya sedang
dipelajari.
3) Jika guru tidak mendesain pembelajaran dengan baik siswa
menjadi tidak tertarik dan acuh tak acuh.
4) Sistem diskusi kelompok, presentasi dan simulasi menjadi tidak
produktif manakala mereka hanya merasa sedikit kebersamaan
pada permulaan pelajaran dan ketika dalam proses pembelajaran
mereka tidak di tata dan di atur dengan baik sejak awal.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada kelas X dan XI di SMA
Madania Bogor. Hal ini dikarenakan, ketika proses penelitian
berlangsung di kelas XII sudah menghadapi ujian Nasional.
2. Instrumen penelitian yang digunakan tanpa melalui proses validasi
tetapi hanya melalui expert judgment atau penilaian ahli oleh dosen
pembimbing dan bagian Research and Development (R&D) di SMA
Madania Bogor.
3. Penelitian ini hanya dilaksanakan selama 2 minggu. Hal ini
dikarenakan, begitu banyak kegiatan yang ada di SMA Madania.
Seperti Ujian Nasional (UN), Peringatan hari besar Islam dan Nasional,
Ulangan formatif, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS).
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian yang telah tertuang dalam bab-
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi active learning yang diterapkan di SMA Madania Bogor
diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi
yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran
yang sesuai dengan isi/materi pelajaran serta guru dan siswa.
Komponen-komponen tersebut di rancang agar dalam pelaksanaannya
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Strategi ini diterapkan untuk
memberikan kemudahan kepada siswa mengenal, memahami,
menghayati, dan menerapkan materi yang di sampaikan guru dalam
kehidupan siswa, sehingga tujuan pembelajara PAI bisa terwujud. Hal
ini dibuktikan ketika pelaksanaan strategi active learning dalam
pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor terwujud dalam tiga
metode active learning yaitu: a) diskusi kelompok dengan metode
jigsaw model tim ahli dan cooperatif script, b) presentasi dan c)
simulasi. Dengan pelaksanaan metode ini siswa tidak hanya aktif
secara emosional tetapi perasaan, intelektual, penginderaannya serta
fisiknya.
2. Ada dua faktor pendukung terlaksananya strategi active learning
dalam pembelajaran PAI meliputi; profesionalitas guru, sarana dan
prasarana. Sedangkan ada dua faktor pula yang menghambat
terwujudnya strategi active learning dalam pembelajaran PAI, yaitu:
kurangnya persiapan guru dalam merencanakan skenario pembelajaran
dan kurangnya motivasi siswa disebabkan latar belakang yang berbeda,
seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan
ekonomi dan tingkat kecerdasan..
92
B. Saran
Mengingat pentingnya implementasi strategi active learning yang
merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan potensi siswa dalam
belajar. Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut
diantaranya:
1. Strategi pembelajaran PAI yang telah diterapkan di SMA Madania
Bogor lebih dikembangkan dan ditingkatkan lagi dengan
memperhatikan perbedaan karakteristik siswa, sehingga terjadi
kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan tujuan
pembelajaran PAI yang akan dicapai siswa. Selain itu pemilihan
metode dan media pembelajaran yang digunakan menjadi penentu
untuk memperjelas bahan pembelajaran yang dipelajari.
2. Profesionalitas guru PAI perlu ditingkatkan lagi melalui berbagai
training yang diselenggarakan di sekolah ataupun di luar sekolah agar
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI terus
bertambah dan berkembang mengikuti majunya dunia pendidikan.
Sehingga dalam proses pembelajaran PAI guru mampu
mengaktualisasikan situasi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014.
Akbar, Sa’dun, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Bonwell, Charles C., Active Learning: Creating Excitement in the Classroom,
Active Learning Workshop, 2000, dalam www. Active-learning-site.com.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Ed. 3, 2007.
Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor.
Echols, John M. dan Shadly, Hassan, an English-Indonesia Dictionary, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Elrizal, M. Arrifa, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014.
Fadillah Wardhana, M. Rizka, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014.
Furqon, Muchamad, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014.
Hariyanto dan Warsono, Pembelajaran Aktif, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Hartoyo Putra, Bahy Helmi, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014.
Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007.
Mahmood, Muhammad Asim, dkk, Strategies for Active Learning: an Alternative
to Passive Learning, Academic Research International, Vol. 1, 2011.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Mulyadi, Farizal, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2010.
Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011.
94
Nabilla Rufaida, Zata Yumni, “Strategi Pembelajaran PAI di Kelas XI SMA
Semesta Bilingual Boarding School”, Skripsi Pada UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan.
Petress, Ken, What is Meant by Active Learning, Scholarly Journal of Education,
Vol. 128, 2008.
Qomariyah, Siti, “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang”, Skripsi
pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: 2009. tidak dipublikasikan.
Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan, Strategi dan Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas,
Jakarta: Kencana, 2009.
Rizqa, Rahmat, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014.
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2008.
Sholihah, Dwi Nur, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa di
SDN Cepogo Boyolali”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang: 2009.
tidak dipublikasikan.
Silberman, Mel, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Yappendis, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008.
95
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006.
Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Yamin, Martinis, Strategi Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: GP Press
Group, 2013.
96
LAMPIRAN
---
LAMPIRAN
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
A. Pedoman Wawancara
1. Untuk Koordinator Guru PAI
a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania?
b. Apa saja tugas-tugas islamic education coordinator?
c. Bagaimana implementasi strategi active learning yang mengacu pada struktur
dasar dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
d. Metode active learning apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI?
e. Bagaimana tanggapan bapak dengan pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI?
f. Bagaimana kondisi siswa di SMA Madania pada saat berlangsungnya
pembelajaran PAI dalam strategi active learning?
g. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam melaksanakan strategi active
learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
h. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan di SMA Madania pada saat
melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI?
i. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi
active learning dalam pembelajaran PAI?
j. Bagaimana cara bapak dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat
pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania?
2. Untuk Guru PAI
a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI:
1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di
SMA Madania?
2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania?
3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan
dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania?
4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media
pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI?
b. Implementasi Metode pada strategi active learning dalam
pembelajaran PAI:
1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran
PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA
Madania?
2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam
pembelajaran PAI?
3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI?
c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI:
1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan
pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran
PAI di SMA Madania?
3. Untuk Siswa
a. Sikap/tanggapan siswa mengenai strategi active learning dalam
Pembelajaran PAI:
1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan
oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas?
2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam
mengajar PAI dikelas?
b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran PAI dikelas?
c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas?
d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI?
e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam
belajar?
g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran
PAI telah selesai dikelas?
B. Pedoman Observasi
Pelaksanaan strategi active learning meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup dalam pembelajaran PAI di SMA Madania
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah berdiri SMA Madania
2. Keadaan Letak dan Geografis SMA Madania
3. Visi, Misi, dan Struktur Organisasi
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
5. Keadaan Sarana dan Prasarana.
6. Program tahunan, Semester, Silabus dan RPP
7. Foto Kegiatan dengan strategi active learning di SMA Madania
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN
STRATEGI ACTIVE LEARNING
Nama Guru :
Tahun Pelajaran :
Materi :
Kelas/Semester :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia!
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KOMENTAR
I Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Mengkondisikan persiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran.
2. Melakukan pengecekan kehadiran
siswa
3. Melakukan apersepsi
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
6. Menyampaikan cakupan materi
II Kegiatan Inti Pembelajaran
Eksplorasi
1. Mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan,
metode, dan sumber.
3. Interaksi antara peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lain.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
5. Melakukan percobaan, misalnya di
laboratorium, studio dan lapangan.
Elaborasi
1. Membaca dan menulis hal beragam
melalui tugas yang bermakna.
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk
memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis.
3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak dengan tanpa
rasa takut.
4. Berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
5. Pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
6. Membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik secara individual
maupun kelompok.
7. Melakukan pameran, turnamen,
festival produk yang dihasilkan.
8. Melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggan dan rasa
percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
1. Memperoleh umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilannya.
2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
3. Melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang dilakukan.
4. Memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dari guru.
III Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama siswa merangkum dan
menyimpulkan.
2. Melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA DENGAN KOORDINATOR GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama : Abdulloh, S.Ag.
Jabatan : Koordinator Guru PAI
Hari/tanggal : Rabu/ 21 Mei 2014
Tempat : Gedung Australia
Waktu : 16.30-17.00 WIB
a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania?
Jawab: Kurikulum yang digunakan secara formal itu adalah kurikulum yang
dipakai oleh diknas, tetapi untuk tahun ini kelas X menggunakan kurikulum
2013. Selain itu, memang ada kurikulum yang dibuat sendiri, biasanya teman-
teman Guru PAI mengatakan kurikulum itu menyebutnya dengan al-Qur’an.
Sebenarnya tentang akhlak yang di kurikulum khusus Madania yang kedua
itu, lebih ke behaviour bagaimana membentuk karakter.
b. Apa saja tugas-tugas islamic education coordinator?
Jawab: Tentu secara administratif, saya bertugas untuk; (1) memastikan
bahwa teman-teman agama membuat perangkat-perangkat pembelajaran, (2)
memastikan mereka menyelesaikan, mengerjakan tugasnya sesuai apa yang
ditugaskan kepada mereka, (3) hal-hal yang memang harus meningkatkan
SDM mereka dengan coaching dan (4) saya menjembatani juga menejemen
dengan teman-teman agama atau sebaliknya saya menjadi jembatan bagi
teman-teman agama dengan menejemen.
c. Bagaimana implementasi strategi active learning yang mengacu pada struktur
dasar dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Jadi, memang Madania pertama kali dibangun di tahun 2008 itu yang
full day ini, mengedepankan metode active learning berusaha semaksimal
mungkin bagaimana siswa yang aktif bukan guru yang aktif. Jadi, memancing
keingintahuan anak mengarahkan anak untuk eksplorasi, mengarahkan anak
untuk observasi, kemudian terakhirnya mereka mengambil kesimpulan dari
apa yang mereka amati. Guru itu adalah sebagai fasilitator dan terakhir
harusnya sebagai yang mengarahkan pembelajaran itu.
d. Metode active learning apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Banyak ya, mungkin di RPP bisa dilihat. Pada intinya menurut saya,
dikelompokkan kedalam tiga ada yang mempresentasikan, mensimulasikan,
dan yang terakhir itu lebih ke bagaimana mereka berdiskusi ragamnya banyak
active learning itu.
e. Bagaimana tanggapan bapak dengan pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Tanggapan saya positif, artinya saya berharap ke depan itu active
learning menjadi dasarnya, sehingga nanti mencari alternatif-alternatif lain
pembelajaran bagaimana siswa yang aktif jadi tidak lagi nanti guru yang
menjadi aktif tetapi siswa yang aktif. Seperti contoh, nanti ke depan anak-
anak ini kan masih jarang menggunakan fasilitas internet kemudian mereka
bikin blog itu belum ada. Saya ke depan ingin anak-anak itu harus ada
membikin blog sehingga anak-anak bukan hanya dengan text book tapi juga
dengan dunia dia yang sudah memang generasi Z dengan gadget mereka.
Dengan blog ini diharapkan anak-anak bisa membuat suatu komunitas-
komunitas baru di luar sana selain mereka disini.
f. Bagaimana kondisi siswa di SMA Madania pada saat berlangsungnya
pembelajaran PAI dalam strategi active learning?
Jawab: Kalau saya yang dulu pernah ngajar justru ini memancing curiosity
anak, keingintahuan anak itu lebih banyak disini kemudian, ada hal-hal baru
kita terkadang terkaget-kaget dengan penemuan mereka dengan pertanyaan-
pertanyaan mereka. Hal itu, memancing guru juga untuk terus belajar dengan
active learning. Jadi, dengan active learning bukan hanya memaksa siswa tapi
juga memaksa gurunya untuk terus memperbaiki diri, menambah wawasan
keagamaannya semakin bagus, kemudian juga wawasan mengenai informasi
dan teknologinya harus lebih canggih dari mereka.
g. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam melaksanakan strategi active
learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Faktor yang mempengaruhi sebenarnya yang pertama adalah
persiapan guru ketika guru tidak siap maka pembelajaran active learning itu
tidak akan berjalan. Jadi perencanaan itu penting bagi guru kemudian
merangsang bagaimana menejemennya nanti itu penting. Tapi intinya satu
kalau guru tidak punya rencana, tidak siap. Maka active learning itu akan
menghambat, tidak akan terjadi dan terwujud. Jadi, memang untuk active
learning butuh perencanaan yang matang harus direncanakan
pembelajarannya itu dari awal. Maka di Madania ada meeting LSW (RPP),
membuat instrumen itu penting untuk membantu guru mempersiapkan,
merencanakan bagaimana KBM itu berjalan nanti dan kerjanya pun sesuai
dengan harapan kalau tidak siap maka KBM tidak berjalan dengan normal.
h. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan di SMA Madania pada saat
melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Semua yang ada di Madania kita gunakan bahkan di luar madania.
Contoh, kemarin kita tentang jenazah, kita benar-benar meminjam keranda
dari masjid itu, dari luar kita sewa di sini. Sumber daya yang ada di Madania
kita gunakan, umpamanya ada dapur nanti kegiatan tentang makanan halal
dan haram digunakan mereka masak menyembelih sendiri. Mereka
menyembelih ayam, memasak bagaimana memasaknya, mencucinya dari
yang menyembelihnya itu juga menggunakan sarana yang ada di Madania dan
luar Madania. Kemudian ketika umpamanya tentang salat qashar atau shalat di
dalam kendaraan, kita juga benar-benar menggunakan kendaraan sekolah
bagaimana salat dalam kendaraan. Saya meminta kepada teman-teman kalau
bisa dipraktikkan sebaiknya dipraktikkan atau disimulasikan. Karena dengan
hal ini anak bisa menangkap secara riil apa pembelajaran yang sedang
berlangsung itu, apa maknanya juga bisa langsung ketangkap. Jadi kalau bisa
disimulasikan kenapa tidak. Zakat juga disimulasikan kita beli berasnya,
pinjem literannya kemudian shalat jenazah kita punya jenazah-jenazahan
lengkap. Kemudian manasik haji kita undang narasumber kemudian tentang
nikah mensimulasikan pernikahan kemudian shalat berjamaah simulasi shalat
berjamaah kemudian kita wakaf benar-benar satu anak ada yang 1 meter, ada
yang 5 meter kemarin ada 26 rol sumbangan untuk diwakafkan semua di
masjid raya telaga kahuripan sehingga apa yang bisa kita lakukan dengan
praktik kita praktikkan sehingga riil anak-anak dalam belajar.
i. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi
active learning dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Faktor penghambat dari diri guru sendiri, satu yaitu kesiapan.
Pendukungnya banyak di Madania ini, sekolah men-support. Ada kegiatan
narasumber kita panggilkan narasumber, ada kegiatan apa, kita datangkan
media itu, baik media itu berupa keranda, kemudian memandikan mayat kita
panggil narasumber yang biasa memandikan mayat. Kalau pendukung banyak
tetapi kalau penghalang sebenarnya dari gurunya itu siap tidak mengajar,
kalau tidak siap, ya tidak akan berjalan.
j. Bagaimana cara bapak dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat
pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA
Madania?
Jawab: (1) ada coaching itu penting, (2) banyaknya training-training itu agar
guru siap dalam hal ini HRD, dan (3) adanya meeting-meeting seperti meeting
lesson plan dalam rangka menyiapkan guru dalam mengajar.
Bogor, 17 Juni 2014
Interviewee Interviewer
Abdulloh, S.Ag. Albert Ferdinand
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI
Nama : Muchamad Furqon, S.Ag.
Jabatan : Guru PAI Kelas X
Hari/tanggal : Selasa/ 20 Mei 2014
Tempat : Gedung Australia
Waktu : 13.00-13.30 WIB
a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI:
1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di
SMA Madania?
Jawab: Kurikulum yang diterapkan di Madania, khusus untuk
pembelajaran PAI itu masih mengacu pada 2 model kurikulum.
Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Adapun yang menggunakan
kurikulum 2013 sementara ini, karena ini tahun pertama itu hanya
dilakukan di kelas IV SD, VII SMP, dan X SMA. Sisanya itu, masih
menggunakan kurikulum KTSP.
2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Setiap rencana pasti harus ada goalnya, harus ada tujuannya
dan tujuan pembelajaran PAI di Madania seperti halnya di sekolah-
sekolah lain secara umum, bahwa mengharapkan anak-anak itu
memiliki kesadaran berketuhanan. Dimana pun mereka berada,
kesadaran berketuhanan itu selalu menyertainya dan itu bisa dilihat
atau dibuktikan dari prilaku keseharian mereka, semangat beribadah
mereka, gaya bersosialisasi mereka dan semuanya itu harus
mencerminkan nilai-nilai keislaman itu yang tentu dimiliki, yang
ditujukan untuk pembelajaran PAI di Madania dan saya yakin tujuan
itu pun sama dengan sekolah-sekolah lain.
3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan
dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Kebetulan kalau di SMA Madania itu, meskipun
kurikulumnya sudah produk dari departemen terkait di negara ini tapi,
kita masih diberikan kebebasan untuk memilih materi mana yang akan
kita dahulukan dan materi mana yang akan kita akhirkan dan
terkadang ini sudah menjadi budaya di Madania. Kalau ada materi-
materi tertentu, yang terkait dengan hari-hari besar Islam itu, nanti
harus disesuaikan. Misalnya ada materi tentang puasa Ramadhan,
maka materi itu akan disampaikan menjelang bulan Ramadhan tidak
disampaikannya setelah Idul Fitri, dengan harapan menjelang bulan
Ramadhan mereka mendapatkan materi itu, sehingga ketika
mempraktikkan puasa Ramadhan mereka sudah punya ilmunya, itu
satu contoh. Terus ada lagi misalkan zakat. Materi zakat itu kita
sampaikan di bulan Ramadhan. Jadi, menyesuaikan antara materi
dengan waktu yang berkaitan dengan materi tersebut. Kalau misalkan
materi tentang Haji itu disampaikannya pada bulan Haji. Jadi tidak
berurutan seperti yang sudah di plot oleh Departemen terkait dalam
hal ini Departemen Diknas. Tapi seluruh komponen dari isi kurikulum
itu, disampaikan dalam satu tahun ajaran, hanya penyampaiannya saja
yang kita sesuaikan dengan waktu-waktu yang ada.
4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media
pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Media pembelajaran hanya sebuah komponen untuk
memudahkan siswa agar dapat memahami materi yang diajarkan dan
biasanya yang saya lakukan untuk menyampaikan slide-slide power
point untuk presentasi dengan tampilan-tampilan. Menurut pribadi,
secara tampilan menarik dan juga secara isi cukup sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Terus pernah juga media-media lain yang kita
munculkan misalkan kemarin waktu di wakaf kita juga tampilkan
medianya, sarana wakafnya, benda wakafnya dan itu semua
terorganisir dengan anak-anak, artinya begini kita ada program wakaf,
benda wakaf yang kita sepakati adalah karpet masjid lalu kita cari
informasi kira-kira harga per meter karpet masjid berapa? lalu anak-
anak kita tawarkan anda mau berwakaf berapa meter? kalau
semeternya harga 50 misalkan ingin 2 meter berarti anda harus
mengeluarkan uang 100 ribu dan alhamdulillah itu berjalan kemarin
dari materi sampai ke praktiknya. Itu media-media yang pernah dan
sering muncul dalam pembelajaran. Memang terus terang kalau saya
pribadi, saya lebih seringnya kalau media itu lebih kepada
memperlihatkan artikel atau slide-slide power point yang didalamnya
terkadang ada materi tertulis ada juga video-video terkait.
b. Implementasi Metode pada strategi active learning dalam
pembelajaran PAI:
1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran
PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA
Madania?
Jawab: Pernah ada seorang pimpinan mengatakan anda jangan pernah
mengajar kalau anda belum membuat RPP. RRP dijadikan sebagai
tolak ukur kesiapan seorang guru ketika akan mengajar. Idealnya
adalah apa yang tertuang dalam lembar RPP itulah yang nantinya akan
disampaikan pada siswa didiknya. Tapi, pada kenyataanya terkadang
skenario-skenario yang sudah dibuat sedemikian rupa, oleh guru yang
bersangkutan terkadang tidak tersampaikan semua dan itu biasanya
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu. Misalnya, ketika seseorang
ingin menerapkan suatu metode pembelajaran active learning, dia
sudah desain sedemikian rupa, referensi active learning juga sudah dia
pelajari segala macam. Tapi, ketika melihat kondisi siswanya saat itu,
sebelumnya mungkin ada pelajaran olahraga atau ada pelajaran yang
lain sehingga secara fisik mereka lemah, cape dan sebagainya.
Sehingga metode itu terkadang bisa jadi tidak tersampaikan. Akhirnya,
disini sang guru dituntut untuk bisa memutar skenarionya, mencari
skenario baru yang cocok dengan kondisi yang semacam itu dan
kondisi lainnya juga bisa berpengaruh kepada jumlah siswa. Ada
kalanya pada jumlah tertentu, metode itu bisa diterapkan dan jumlah
yang lain terkadang metode tersebut tidak bisa diterapkan. Sementara
kita pahami bahwa setiap kelas itu kan terdiri dari macam-macam
jumlah siswa dan kemampuan mereka, sehingga kerap kali metode
yang ini cocok di kelas A, metode ini tidak cocok di kelas B, sehingga
harus dimunculkan metode yang cocok lainnya seorang guru dituntut
tentang hal itu. Sedangkan kalau yang tertulis di RPP itu memang
menurut saya sangat idealis sekali, misalnya dalam pendahuluan
diawali dengan membuka pertemuan dengan mengucap salam, doa
bersama, kemudian juga mengaitkan materi yang akan disampaikan
dengan materi sebelumnya, kemudian sang guru juga kadang
menyodorkan beberapa bahan ajar, artikel-artikel terkait dengan materi
yang akan diajarkan. Hingga pada akhirnya sang guru menanyakan
tentang pemahaman siswa, sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi yang akan diajarkan itu, biasanya terjadi diawal-awal
pertemuan dalam hal ini pendahuluan. Setelah itu, tergali semua
masuk kepada tahap kedua yaitu inti, disini kegiatan inti menjadi
aktifitas utama yang akan dilakukan oleh semua orang yang ada dalam
lingkaran pembelajaran itu, yaitu guru dan siswa. Dalam kegiatan inti
tujuannya siswa untuk memahami materi, kegiatannya di desain
sedemikian rupa sehingga anak bisa mengikuti secara maksimal dan
materi yang diajarkan pun dapat tercapai dengan baik. Kegiatan-
kegiatan inti ini, banyak modelnya ada kalanya sang guru itu
memancing siswa untuk mau berkomentar tentang topik yang sedang
diajarkan, kemudian dari situ berlanjut kepada ranah diskusi, sehingga
setiap peserta didik punya hak untuk berpendapat, menyanggah
pendapat ataupun bertanya dan menjawab pertanyaan. Semua kegiatan
inti itu banyak langkah-langkahnya, sehingga nanti di akhir dalam
tahap ketiga dengan penutup. Penutup biasa dilakukan dengan model
bisa tanya jawab, dari pelajaran yang sudah diajarkan sejauh mana
daya tangkap siswa, pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja
diajarkan, biasanya itu termasuk dalam lingkaran penutup, yang sering
saya lakukan. Kesimpulan itu biasanya, dalam bentuk menanyakan
kembali pada siswa tentang inti pembelajarannya yang sudah
disampaikan. Dari situ, kita bisa tahu sejauh mana pemahaman
mereka, kemudian juga masih terbuka celah diskusi dipertemuan
berikutnya atau ada hal-hal lain yang tidak bisa disampaikan pada saat
itu karena terbatas oleh waktu, sehingga bisa disampaikan di
pertemuan berikutnya, dan evaluasi terakhir juga perlu. Evaluasi ini,
sering saya melakukannya yang pertama, melalui tugas siswa yang
diberikan ketika ada di kelompok kegiatan inti, kemudian di sisi lain
saya juga suka berkontemplasi diri, saya coba menilai cara saya
menyampaikan dikelas tadi bagaimana, kemudian respon anak
bagaimana, hal-hal yang kurangnya itu di bagian mananya sehingga
ketika saya berada di kelas berikutnya saya tidak mengurangi
kesalahan yang sama, itu barangkali beberapa langkah-langkah yang
saya laksanakan.
2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam
pembelajaran PAI?
Jawab: Kalau metode active learning terus terang saya lebih sering
mengacu pada model-model pembelajaran aktif yang sudah baku
meskipun terkadang poin-poin atau langkah-langkah metode tersebut
kadang suka saya ubah disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Beberapa metode yang suka saya lakukan misalnya seperti di jigsaw,
model tim ahli, kita bentuk satu kelompok yang terdiri dari beberapa
anggota kemudian tiap anggota mencari informasi ditempat-tempat
tertentu, pada waktunya mereka akan kumpul kembali dengan
kelompok intinya dan menyampaikan hasil penemuannya. Ada lagi
metode lainnya misalnya seperti gallery walk, hampir mirip dengan
jigsaw juga, jadi siswa ini nanti dia akan mencari informasi tapi
informasi yang dia dapat itu nanti bisa jadi dia disampaikan ke teman
kelompoknya atau teman yang lainnya dan dia sifatnya lebih bebas
dibandingkan jigsaw yang sudah dipatenkan artinya dari awal sudah
ada kelompok dengan misalkan lima anggota maka dia akan kembali
lagi ke kelompok itu bedanya itu saja lebih ketat. Ada lagi misalnya
metode role playing (bermain peran) itu juga bisa diterapkan
disesuaikan juga dengan materinya biasanya hal-hal semacam itu
terkait dengan materi akhlak misalnya adab bertamu atau adab
perjalanan, atau adab makan dan sebagainya. itu bisa dibuat
pembelajarannya dengan metode role playing. Ada lagi misalkan
dengan model cooperatif script, siswa diminta oleh gurunya untuk
membuat semacam tulisan catatan-catatan itu dan dikerjakannya
secara bersama dalam satu tim kelompok. Hasil dari yang mereka buat
itu nanti dilaporkan di depan kelas dan disimak oleh teman-teman
lainnya dan guru nanti menambahkan bilamana penyampaian atau
meteri yang disampaikan itu belum lengkap atau yang tidak
tersampaikan. Banyak dan masih banyak lagi metode-metode lainnya
yang bisa diterapkan, tapi paling tidak beberapa diantaranya yang
seperti itu kadang saya pakai.
3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Kondisi siswa khususnya kelas X, kalau dilihat dari sisi daya
tangkap individu pastinya berbeda-beda dalam hal ini kita kategorikan
ada 3 tingkatan mulai dari yang low, middle sama high. Kemudian,
kalau dari sisi prilaku itu juga sama, ada anak yang dominan dalam
artian proaktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, ada yang
mengalir begitu saja sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru,
bahkan ada yang tidak peduli atau cuek-cuek saja meskipun cuek
disini dalam artian bukan dia tidak mengikuti aktifitas sama sekali, dia
tetap mengikuti tapi maksudnya dia harus mendapatkan instruksi-
instruksi tambahan sehingga dia baru mau melakukan aktifitas itu.
Kondisi-kondisi tiap kelas atau tiap tingkatan secara garis besar
pastinya akan muncul ketiga macam hal itu.
c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI:
1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Faktor pendukung sebetulnya disini alhamdulillah Madania
sarana pembelajarannya sudah dibilang cukup lengkap tinggal guru
yang bersangkutan sejauh mana mau memanfaatkan sarana
pembelajaran tersebut misalkan kalau dilihat dari cara IT nya tiap
kelas itu sudah dilengkapi dengan satu unit komputer, sudah
dilengkapi pula dengan satu unit LCD. Sehingga seorang guru
Madania itu, dia bisa memanfaatkan sarana pendukung untuk
mendukung pembelajaran active learning mereka. Disisi lain juga
referensi-referensi terkait juga cukup lengkap, kemudian juga desain
kursi yang satu kursi satu siswa ini juga memberikan kemudahan
kepada guru untuk mengatur ketika misalkan dia ingin
mengelompokkan siswa, ketika dia ingin memisahkan siswa itu
dengan satu kursi satu siswa sangat mudah sekali untuk dibentuknya.
Jadi, secara faktor pendukung untuk pembelajaran active learning di
Madania sudah mendukung sekali. Namun demikian pasti juga ada
hambatan, hambatan ini terkadang lebih bersifat internal, pertama
kepada individu dari pengajar itu sendiri kerap kali pengajar dengan
kesibukan-kesibukannya di Madania ini tidak hanya sebatas seorang
guru itu mengajar, tapi dia juga terkadang mendapat tugas lain yang
bukan menjadi tugas utamanya sebagai guru, keterbatasan waktu
katakan demikian untuk menerapkan pembelajaran active learning
kadang suka tidak maksimal juga, karena harus menyiapkan media
pembelajaran, harus menyediakan perangkat-perangkat pelajaran
pendukung lainnya, karena keterbatasan waktu terkadang hal itu tidak
maksimal dimunculkan dalam pembelajaran oleh guru yang
bersangkutan kemudian disisi lain juga dari faktor siswa sendiri,
kadang guru sudah bersemangat ingin mengajar katakanlah
semangatnya sudah 90% tapi ketika itu misalkan siswanya baru
mengikuti pelajaran olahraga dengan kondisi yang lelah, berkeringat,
dan sebagainya terkadang strategi-strategi pelajaran yang kita sudah
harus berikan sempurna, kesiapan guru yang sudah 90% dengan
kondisi anak yang seperti tadi itu terkadang kesiapan mereka
menerima ilmu tidak sebanding dengan persiapan guru untuk
menyampaikan ilmu bisa jadi mereka hanya 40% kesiapannya untuk
mengikuti pelajaran sehingga dari sini daya tangkapnya, kemudian
juga daya keaktifannya itu menjadi tidak maksimal karena sudah lelah
di pembelajaran sebelumnya. Ini barangkali beberapa kendala dari
pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada active learning.
2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan
pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran
PAI di SMA Madania?
Jawab: Kalau yang saya lakukan kadang begini, saya berpegang pada
satu prinsip bahwa tujuan pembelajaran ini harus tercapai. Ada istilah
banyak jalan menuju Roma. Maka strategi-strategi yang kita sudah
buat, yang kita akan terapkan misalkan pada saat pembelajaran dan
saat itu misalkan strategi itu tidak sesuai dengan kondisi kelas maka
saya suka melakukan menukar strategi dan itu terkadang juga tidak
tercatat dalam RPP. Bagi saya pribadi itu tidak masalah karena RPP
itu hanya sebatas kerangka skenario pembelajaran yang bisa
digunakan oleh guru yang bersangkutan, lebih-lebih bila guru yang
bersangkutan tidak hadir maka guru pengganti tidak kebingungan
harus ngapain apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan
adanya RPP itu menjadi panduan dia dalam melaksanakan
pembelajaran tapi bagi guru yang membuat RPP itu sendiri yang
bersangkutan itu bisa jadi dengan melihat kondisi anak yang
barangkali strategi ini tidak cocok dikelas ini, maka secara otomatis
sang guru mengubah strategi pembelajarannya. Jadi itulah barangkali
hal-hal yang juga sering saya alami, saya lakukan sama anak-anak.
Bogor, 17 Juni 2014
Interviewee Interviewer
Muchamad Furqon, S.Ag. Albert Ferdinand
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI
Nama : Rahmat Rizqa, S.Th.I
Jabatan : Guru PAI Kelas XI
Hari/tanggal : Rabu/ 21 Mei 2014
Tempat : Gedung Australia
Waktu : 10.00-10.20 WIB
a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI:
1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di
SMA Madania?
Jawab: Kurikulum yang digunakan KTSP, ini adalah produk lama
menghabiskan kelas XI yang akan naik ke kelas XII bukan kurikulum
2013.
2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Kalau dari segi
kognitif tentu tergantung siswa dalam arti kata, masing-masing siswa
itu unik, masing-masing siswa itu memiliki tingkat pemahaman
tertentu terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, bagaimana tercapai
atau tidak? kalau tercapai atau tidak dilihat dari sisi tes nilainya bagus
tapi kalau dilihat dari segi afektifnya apakah apa yang telah dipelajari
itu kemudian terwujud dalam kehidupan sehari-hari nah mungkin ini
ceritanya agak panjang. Tentu tidak banyak, kita harus melakukan
penelitian lebih jauh lagi bahwa yang telah dipelajari secara afektif itu
berhasil tercapai atau tidak. Psikomotorik untuk pelajaran agama,
kalau praktik-praktik yang berhubungan dengan ibadah oke yah
shalat, kalau untuk kelas XI praktik yang berhubungan jenazah, kita
betul-betul mempraktikan, ada dokumentasinya bahwa anak-anak
praktik langsung tentu kita berikan teorinya dulu kemudian setelah
teori mereka mempraktikkan dengan boneka seterlah kemudian
mereka mempraktikkan dengan orang, memandikan, mengkafani,
shalat dan menguburkan, kalau untuk itu saya kira mereka paham,
minimal walaupun mereka tidak bisa mastering dalam arti kata
mengerjakan sebagaimana layaknya ustat. Para tokoh ulama yang
telah berpengalaman dengan itu, tetapi minimal ketika ada orang
meninggal satu secara urutan mereka tahu, ini harus dimandikan, ini
harus dikafani, ini harus dishalatkan, dan ini harus dikuburkan.
Kemudian kalau untuk memandikan mereka juga tahu langkah-
langkah yang harus dilakukan seperti apa, oh ini harus dibagian
sebelah kanan lebih diutamakan, membasahi, kemudian mengurut dan
diberikan wangi-wangian kemudian menggosok. Saya kira itunya
paham, tapi implementasinya kalau dihadapkan jenazah beneran teori
ketika berhadapan dengan praktiknya tentu, mungkin teori yang 100%
itu ketika berhadapan dengan praktik mungkin hanya 50% sesuai
dengan teorinya.
3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan
dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Tentu kita melihat pada semester outline, dimana nih materi-
materi yang cocok dimasukkan sesuai dengan tingkat kesulitannya
masing-masing. Kalau tingat kesulitannya tinggi kita beri spare waktu
yang agak panjang, jadi biasanya di Madania itu tidak semua materi
satu topik itu selesai satu hari, satu kali pertemuan bisa saja satu
materi tiga minggu tergantung dari seberapa susah, seberapa sukar,
seberapa dalam pembahasan yang ingin kita lakukan kemudian
melakukan project-project tertentu untuk materi itu sendiri seperti
jenazah itu sampai tiga minggu pembelajarannya pertama teori
kemudian praktik dengan boneka, dan praktik dengan orang beneran.
Jadi, yang dilakukan oleh guru berdasarkan pengalaman tentunya akan
melihat berapa tingkat kesulitan dan tingkat kepemahaman siswa
dalam materi ini. Kalau satu materi itu hanya membutuhkan waktu
yang singkat bagi siswa untuk memahaminya ya gak perlu panjang-
panjang waktunya cukup mungkin satu kali pertemuan saja. Tetapi
kalau tingkatnya ini banyak hal-hal yang harus kita sampaikan berarti
kita membutuhkan waktu yang lebih panjang, bisa tiga kali pertemuan
bahkan bisa empat kali pertemuan.
4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media
pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Untuk media, kita mencoba mencari media yang paling se- up
to date mungkin yang paling mendekati dengan realitas sebenarnya
kalau contoh jenazah tadi selama ini orang praktik pakai boneka, tapi
kita memakai orang betulan dari salah satu siswa yang menjadi
volunteer sebagai mayat dia dimandikan, dia dikafani kemudian dia
dishalatkan dan kemudian dia dikuburkan. Kita bahkan punya
membuat kuburan sendiri disana. Jadi, sekolah koordinasi dengan
sekolah membuat kuburan sendiri kemudian kita kuburkan, itu untuk
jenazah. Kalau untuk yang lain mungkin kita mencari dalam bentuk
video, atau juga dalam bentuk display-display, presentasi, kemudian
bisa juga kita menghadirkan sebagai narasumber membahas tentang
ekonomi Islam, media apa yang kita lakukan, kita kadang-kadang
pernah bekerjasama dengan bank muamalat sehingga anak-anak bisa
secara langsung mengetahui ke sumbernya, kalau saya bisa dibilang
tidak berkecimbung ke dunia perbankan, maka apa yang saya ketahui
tentang dunia perbankan belum tentu seperti itu praktiknya. Maka kita
hadirkan bankir yang sumbernya dari bank Muamalat.
b. Implementasi Metode pada strategi active learning dalam
pembelajaran PAI:
1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran
PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA
Madania?
Jawab: Saya kira sesuai apa yang diinginkan oleh diknas ya, bahwa
ketika pertama, kita tentu tidak serta merta terjun, tentu ada apersepsi
dulu, membangun pemahaman anak-anak, menggali seberapa jauh
anak-anak memahami tentang konsep pembelajaran. Intinya adalah
bagaimana membuat anak-anak terlibat secara aktif, anak-anak terlibat
secara kreatif dalam proses pembelajaran itu sehingga membedakan
dengan pembelajaran yang tidak memakai sistem active learning,
dimana guru sebagai center pembelajaran, active learning yang kita
ketahui bahwa yang menjadi subjek pembelajaran itu sendiri adalah
siswa. Mereka yang aktif, mereka yang mencari, ya berbagai macam
yang kita mesti lakukan, yang pertama kita mencoba untuk
membangun pemahaman, mengetahui mereka sejauh mana mereka
memahami dari topik yang akan dibahas kemudian ditengah kita
sebarkan beberapa hal. Intinya adalah bagaimana membuat anak-anak
selalu aktif selalu terlibat dalam pembelajaran itu. Kegiatan penutup
seperti biasa ada feedback contohnya pemahaman mereka hari ini
terhadap pembelajaran seperti apa? kemudian, seharusnya anak-anak
akan memberikan feedback, memberikan masukan, ataupun
memberikan pemahaman-pemahaman mereka sejauh mana mereka
memahami materi atau bisa juga mereka memberikan masukan-
masukan yang mungkin saja belum sempat tersinggung pada saat
pembelajaran.
2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam
pembelajaran PAI?
Jawab: Kalau untuk metode-metode berbagai macam ya, bisa teknik
diskusi, kita juga dulu pernah berdebat, kemudian presentasi,
kemudian juga jigsaw, bisa juga tim ahli dan kita semuanya mencoba
untuk memakai semua metode-metode active learning yang ada, tentu
disesuaikan dengan kondisi kelas kemudian materi yang akan kita
ajarkan. Misalnya, materi yang tidak cocok dengan debat, saya pernah
mengajarkan debat tentang pembajakan itu saya bagi menjadi dua
kelompok satu pro satu kontra saya kasih guide linenya seperti ini,
saya kasih bahannya seperti ini, ya sudah anda pro atau tidak tentang
pembajakan. Kalau yang pro anda silahkan berdiskusi pronya karena
apa alasan-alasannya apa. lihat alasannya itu dari segi agama,
kebudayaan, moralitas, politik, ekonomi, dan sebagainya kalau kontra
apa. Jadi, intinya kita yang di Madania, mencoba untuk memakai
semua metode-metode pembelajaran untuk active learning yang
disesuaikan dengan kondisi kelas serta materi yang akan kita ajarkan.
3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI?
Jawab: Macam-macam, ada beberapa siswa yang sangat aktif, ada
beberapa siswa yang bisa mengadaktif sistem pembelajaran seperti ini,
yang saya lihat adalah kalau berhadapan dengan anak-anak sosial
kemampuan mereka berbicara, kemampuan mereka aktif untuk suatu
topik itu terkadang melebihi anak-anak yang dari IPA kalau IPA
mungkin mereka lebih banyak eksplorasi data kemudian eksplorasi
bahan-bahan bacaan itu terkadang di anak-anak sosial,. Jadi anak-anak
sosial itu saya dalam pembelajaran tertentu saya melihat ini anak ribut
melulu tetapi ketika kita berdebat ternyata alur logika yang dia pakai
itu mengagumkan sementara kalau anak-anak IPA mereka itu singkat-
singkat saja street to the point langsung kepada pointnya, sementara
anak-anak IPS mereka itu bisa mengeksplor, menghubungkan
beberapa variabel-variabel kemudian mereka jadikan sebagai sebuah
kesimpulan. Kalau ditanya bagaimana reaksinya, tentu ada yang
senang dengan metode active learning dan ada juga yang merasa
nyaman kalau hanya sebagai pendengar yang baik, tetapi tentu yang
biasa kita lakukan disini adalah kita akan selalu memotivasi siswa agar
mereka terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang ada.
c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning
dalam pembelajaran PAI:
1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan
strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
Jawab: Kalau untuk faktor pendukung saya kira sangat luar biasa di
Madania ya, semua fasilitas memungkinkan. Jadi, tidak banyak
masalah untuk itu, semuanya mendukung kita punya resources yang
ok, kita punya koneksi internet yang ok, anak-anak bisa saja dalam
saat belajar itu mereka saling berkelompok langsung connect to
internet, mereka saling berdiskusi. Kemudian kalau untuk faktor
penghambat saya kira lebih banyak kepada siswanya mau atau tidak
terlibat karena tidak setiap anak itu memiliki kemampuan karakter
yang senang bicara, senang terlibat. Ada juga anak-anak yang lebih
nyaman dengan diam, ada anak-anak yang tidak suka terlibat secara
aktif mereka lebih senang nunggu saya kira itu saja sebab
penghambat.
2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan
pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran
PAI di SMA Madania?
Jawab: Kalau yang kita lakukan adalah ya tentu saja, guru
memotivasi memberikan banyak kesempatan kepada anak-anak yang
memang membutuhkan perhatian lebih. Jadi yang kita lakukan, kalau
untuk seperti itu adalah kalau anak-anaknya pendiam, nah ini yang
lebih banyak kita perhatikan, kalau anak-anak yang sudah bisa jalan
dengan sendirinya, mengemukakan pendapat dengan sendirinya, itu
tidak terlalu kita inikan lagi karena dia sudah bisa, tetapi anak-anak
yang masih memerlukan bimbingan, anak-anak yang masih
memerlukan dorongan, nah ini yang kita berikan. Makanya kadang-
kadang perlu kejelihan guru untuk memilih metode active learning
yang cocok. Kalau berdebat tidak semuanya mau berdebat untuk
topik-topik tertentu. Makanya kita mencari, kita betul-betul
mengetahui kondisi psikologis dikelas, seperti apa kira-kira metode
yang cocok untuk kelas ini. Kalau anaknya rata-rata pendiam, maka
kita akan pakai metode yang seperti ini kalau anak-anaknya pada aktif
semua kita akan pakai metode yang seperti ini.
Bogor, 17 Juni 2014
Interviewee Interviewer
Rahmat Rizqa, S.Th.I Albert Ferdinand
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama : Bahy Helmi Hartoyo Putra
Jabatan : Siswa Kelas 10 E
Hari/tanggal : Selasa/ 20 Mei 2014
Tempat : Gedung Australia
Waktu : 12.45-13.00 WIB
a. Sikap/tanggapan siswa mengenai strategi active learning dalam
Pembelajaran PAI:
1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan
oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas?
Jawab: Cara belajarnya lumayan inovatif, Pak Furqon itu ngajarnya
gak yang cuma kita dikasih slide terus suruh nyatet, tapi kadang kita
ada di bagi kelompok saling sharing antar kelompok terus kita juga
kadang di suruh buat slide kemudian presentasi itu udah lumayan
menariklah cara mengajarnya.
2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam
mengajar PAI dikelas?
Jawab: Kemampuannya sudah sangat baik, menguasai materi dengan
baik terus kalau ada sesi tanya jawab pasti kita dapat jawaban yang
kita inginkan.
b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran PAI dikelas?
Jawab: Banyak sih ya, salah satu contohnya kita dibagi untuk
berkelompok-kelompok terus kelompok-kelompok itu dikasih satu-satu
materi entah itu kita keliling atau bagaimana yang jelas nanti kita ada sesi
untuk sharing antar kelompok dan juga tadi kita mendapatkan giliran
setiap minggu untuk membuat slide dan dipresentasiin.
c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas?
Jawab: Berjalan lumayan lancar ya, walaupun kadang-kadang suka ada
hambatan juga contohnya kayak yang tadi presentasi, ada ajah yang gak
bawa slidenya atau kadang sesi sharing itu kadang kurang optimal karena
waktunya sudah habis kita belum sempat sharing.
d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI?
Jawab: Sejauh ini sih gak terlalu banyak kesulitannya bahkan hampir gak
ada cuman kadang-kadang susah nyari sourcenya ajah gitu kalau misalnya
dikelas dikasih pelajaran tentang malaikat kadang di buku gak selengkap
yang diajarin dikelas jadi harus nyari-nyari source sendiri.
e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Jawab: Dengan belajar sendiri otodidak cari-cari sendiri materinya di
internet atau hubungi Pak Furqon bisa langsung atau lewat sosial media.
f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam
belajar?
Jawab: Guru agama Pak Furqon atau guru-guru lain di Madania juga
sebenarnya sangat gampang untuk dihubungi ya, kalau kita kesulitan dia
siap setiap jam istirahat dikunjungi gitu untuk nanya materi pasti bakal
selalu dilayani.
g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran
PAI telah selesai dikelas?
Jawab: Tindak lanjutnya, ya biasanya untuk mengevaluasi siswa gimana
udah ngerti apa gak, guru memberikan tugas seperti membuat slide atau
yang terakhir ini membuat sebuah artikel kayak makalah gitu tentang
materi yang udah diajarin.
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama : Farizal Mulyadi
Jabatan : Siswa Kelas 11 D
Hari/tanggal : Rabu/ 21 Mei 2014
Tempat : Gedung Australia
Waktu : 13.20-13.45 WIB
a. Sikap/tanggapan siswa mengenai strategi active learning dalam
Pembelajaran PAI:
1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan
oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas?
Jawab: Pak Rizka sudah cukup baik untuk mengajarkan kita dikelas,
dia juga selalu menyiapkan slide-slide. Jadi sebelum pembelajaran itu
dimulai, dia udah menyiapkan materi-materi yang akan diajarkan. Jadi,
semuanya sudah tersusun dengan baik.
2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam
mengajar PAI dikelas?
Jawab: Menurut saya, Pak Rizka sudah cukup memiliki pengetahuan
yang banyak tentang materi-materi yang akan disampaikan kepada
anak muridnya. Jadi, sehingga ketika ada pertanyaan apapun dari anak
muridnya Pak Rizka akan bisa menjawabnya atas dasar-dasar yang
telah dari sesuai al-Qur’an atau hadist. Jadi tidak hanya menjawab,
atas opininya sendiri tetapi juga didasari oleh dasar yang sudah pasti.
b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran PAI dikelas?
Jawab: Metode yang sering dipakai oleh Pak Rizka yaitu metode kerja
kelompok. Jadi kita dibuat kelompok untuk berdiskusi. Tapi, sebelum
kerja kelompok dibagi yang per kelas itu kita biasanya diskusi secara
general satu kelas. Jadi belajarnya itu lebih kepada diskusi. Selain metode
kerja kelompok itu sendiri juga Pak Rizka biasanya untuk kita
mempraktikkan materi yang diajarkan seperti waktu itu contohnya materi
dakwah. Jadi, kita ditugaskan untuk berdakwah didepan teman-teman
kelas kita sendiri dan juga pada saat materi jenazah kita mempraktikkan
dengan teman-teman sekelas bagaimana tata cara pemandian jenazah,
penguburan, mengkafani. Jadi dari awal proses jenazah sampai akhir kita
praktikkan semua.
c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas?
Jawab: Untuk pelaksanaan diskusi itu biasanya Pak Rizka membagi kita
ke dalam 4 kelompok. Jadi didalam 4 kelompok itu kita diberikan materi.
Misalnya materi A, dimateri A itu ada sub-topiknya, disetiap kelompok
kecil itu membahas satu sub-topik itu sendiri, jadi bisa lebih rinci lagi. Jadi
kita membahas sub-topiknya berdasarkan kelompok-kelompok kecil itu.
Setelah kita bahas, materi yang sub-topiknya itu akan kita sampaikan di
depan teman-teman semua. Jadi, kita presentasikan setelah diskusi
didalam kelompok kecil itu.
d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI?
Jawab: Kesulitan yang saya hadapi selama ini palin apabila menghafal
surat-surat yang panjang.
e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Jawab: Cara mengatasinya, saya biasanya baca surat itu berulang-ulang
kali sampai saya sudah terbiasa dengan bacaan itu dan sehingga diotak
saya secara otomatis sudah terbayang sendiri kalimat-kalimat ayatnya itu
sendiri.
f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam
belajar?
Jawab: Biasanya Pak Rizka memberi tahu mana bacaan yang seharusnya,
tajwidnya seperti apa? Jadi, kadang kan kita bacanya juga masih tersendat-
sendat. Jadi, pak Rizka membantu kita untuk melancarkan bacaan itu
sendiri.
g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran
PAI telah selesai dikelas?
Jawab: Biasanya Pak Rizka mengajak kita untuk duduk kembali,
mereview semua yang udah kita pelajari selama pelajaran itu dan diakhir
kelas kita biasanya membaca hamdalah secara bersama-sama.
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN
STRATEGI ACTIVE LEARNING
Nama Guru : Muchamad Furqon, S.Ag.
Tahun Pelajaran : 2013-2014
Materi : Semangat Menuntut Ilmu
Kelas/Semester : 10/II
Tanggal : 20 Mei-21 Mei 2014
Waktu /Tempat : 07.40-14.20 WIB/Asia 204
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia!
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KOMENTAR
I Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Mengkondisikan persiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran. √ Tempat duduk telah diatur sebelum
siswa masuk ke dalam kelas dan
berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2. Melakukan pengecekan kehadiran
siswa √ Guru menanyakan siswa yang tidak
hadir ketika pembelajaran
berlangsung.
3. Melakukan apersepsi √ Guru mengaitkan materi yang lalu
dengan materi yang ingin
disampaikan dengan tanya jawab
seputar hal yang telah siswa alami.
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
(motivasi) √ Guru mengajukan sebuah
pertanyaan tentang materi yang
akan disampaikan dengan
memberikan tayangan video.
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dengan pencapaian
yang akan diperoleh siswa meliputi
pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
6. Menyampaikan cakupan materi √ Guru menjelaskan secara umum
materi yang akan dipelajari dan
langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa ketika
kegiatan belajar dimulai.
II Kegiatan Inti Pembelajaran
Eksplorasi
1. Mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang dipelajari. √ Siswa mencari melalui buku,
ensiklopedia Islam, internet dan
lain-lain tentang materi yang akan
dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan,
metode, dan sumber. √ Siswa belajar dengan metode
diskusi dengan Jigsaw model tim
ahli cooperatif script, presentasi
dan simulasi dengan praktik
langsung.
3. Interaksi antara peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lain.
√ Siswa berinteraksi dengan guru
maupun dengan siswa lainnya saat
ada hal yang ingin dan siswa sangat
antusias serta berperan aktif
terhadap materi yang sedang
dipelajari.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran. √ Siswa melakukan diskusi,
presentasi, membuat peta
konsep/mindmap tentang materi
yang dipelajari
5. Melakukan percobaan, misalnya di
laboratorium, studio dan lapangan. √ Siswa melakukan simulasi dengan
menanyakan kepada guru mengenai
jenjang pendidikannya pada saat
ini.
Elaborasi
1. Membaca dan menulis hal beragam
melalui tugas yang bermakna. √ Siswa membuat peta konsep dari
artikel/bahan materi yang diberikan
oleh guru.
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk
memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis.
√ Siswa melakukan diskusi setelah
membuat peta konsep dari materi
yang telah dicatat kemudian
mempresentasikan hasilnya dengan
teman kelompoknya.
3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak dengan tanpa
rasa takut.
√ Setiap siswa dalam kelompoknya
maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan materi yang
telah dikuasainya.
4. Berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar. √ Siswa melakukan presentasi dengan
penguasaan materi dilihat dari
kelengkapan konten dan kreativitas
dalam menyajikannya.
5. Pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif. √ Siswa melakukan kerjasama
dengan saling bertukar pengetahuan
dengan metode jigsaw dan
cooperatif script.
6. Membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik secara individual √ Siswa membuat ringkasan dari hasil
diskusinya.
maupun kelompok.
7. Melakukan pameran, turnamen,
festival produk yang dihasilkan. √ Siswa menempelkan hasil karyanya
berupa gambar/tulisan di
display/mading kelas PAI.
8. Melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggan dan rasa
percaya diri peserta didik.
√ Siswa maju kedepan kelas tanpa
rasa takut ketika melakukan
presentasi didepan kelas.
Konfirmasi
1. Memperoleh umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilannya.
√ Guru memberikan penjelasan
didasarkan pada al-Qur’an dan
hadits.
2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
√ Siswa bertanya jawab tentang hal
yang masih belum di mengerti
tentang materi yang disampaikan.
3. Melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang dilakukan. √ Siswa melakukan refleksi tentang
pengalaman yang didapatkan
melalui kekurangan dan kelebihan
dalam kegiatan pembelajarn yang
telah dilakukan.
4. Memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dari guru.
√ Guru sebagai narasumber dan
fasilitator dalam setiap proses
pembelajaran.
III Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama siswa merangkum dan
menyimpulkan. √ Guru memberi penguatan dan
menyimpulkan materi yang
disampaikan yang terkait dengan
aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
2. Melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
√ Guru melakukan refleksi diri
dengan cara mengajar yang baru
saja disampaikan dan
merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedial, program pengayaan dan
memberikan tugas secara individu
ataupun kelompok.
3. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran. √ Memberikan dalam bentuk lisan
untuk memotivasi siswa dalam
belajar serta menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN
STRATEGI ACTIVE LEARNING
Nama Guru : Rahmat Rizqa S. Th.I
Tahun Pelajaran : 2013-2014
Materi : Perkembangan Islam pada Masa Modern
Kelas/Semester : 11/II
Tanggal : 19-20 Mei 2014
Waktu /Tempat : 07.40-14.20 WIB/Asia 204
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia!
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KOMENTAR
I Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Mengkondisikan persiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran.
√ Tempat duduk telah diatur sebelum
siswa masuk ke dalam kelas dan
berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2. Melakukan pengecekan kehadiran
siswa
√ Guru menanyakan siswa yang tidak
hadir ketika pembelajaran
berlangsung.
3. Melakukan apersepsi √ Guru mengaitkan materi yang lalu
dengan materi yang ingin
disampaikan dengan tanya jawab
seputar hal yang telah siswa alami.
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
√ Guru mengajukan sebuah
pertanyaan tentang materi yang
akan disampaikan ketika siswa
akan melakukan presentasi.
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dengan pencapaian
yang akan diperoleh siswa meliputi
pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
6. Menyampaikan cakupan materi √ Guru menjelaskan secara umum
materi yang akan dipelajari dan
langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh siswa ketika
kegiatan belajar dimulai.
II Kegiatan Inti Pembelajaran
Eksplorasi
1. Mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang dipelajari.
√ Siswa mencari melalui buku,
ensiklopedia Islam, internet dan
lain-lain tentang materi yang akan
dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan,
metode, dan sumber.
√ Siswa belajar dengan metode
presentasi.
3. Interaksi antara peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lain.
√ Siswa berinteraksi dengan guru
maupun dengan siswa lainnya saat
ada hal yang ingin dan siswa sangat
antusias serta berperan aktif
terhadap materi yang sedang
dipelajari.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
√ Siswa melakukan diskusi,
presentasi, membuat peta
konsep/mindmap tentang materi
yang dipelajari
5. Melakukan percobaan, misalnya di
laboratorium, studio dan lapangan.
√ Siswa melakukan presentasi di
depan kelas dengan menayangkan
sebuah slide yang telah dibuat dan
diskusikan oleh teman
kelompoknya.
Elaborasi
1. Membaca dan menulis hal beragam
melalui tugas yang bermakna.
√ Siswa membuat peta konsep dari
artikel/bahan materi yang diberikan
oleh guru.
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk
memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis.
√ Siswa melakukan diskusi setelah
membuat peta konsep dari materi
yang telah dicatat kemudian
mempresentasikan hasilnya dengan
teman kelompoknya.
3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak dengan tanpa
rasa takut.
√ Setiap siswa dalam kelompoknya
maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan materi yang
telah dikuasainya.
4. Berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
√ Siswa melakukan presentasi dengan
penguasaan materi dilihat dari
kelengkapan konten dan kreativitas
dalam menyajikannya.
5. Pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
√ Siswa melakukan kerjasama
dengan saling bertukar pengetahuan
dengan bertanya mengenai hal yang
belum dipahami ketika teman yang
lain melakukan presentasi.
6. Membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik secara individual
maupun kelompok.
√ Siswa membuat ringkasan dari hasil
presentasi.
7. Melakukan pameran, turnamen,
festival produk yang dihasilkan.
√ Siswa menempelkan hasil karyanya
berupa gambar/tulisan di
display/mading kelas PAI.
8. Melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggan dan rasa
percaya diri peserta didik.
√ Siswa maju kedepan kelas tanpa
rasa takut ketika melakukan
presentasi degan menyajikan
slide/bahan materi dengan
kreativitas yang dimilikinya.
Konfirmasi
1. Memperoleh umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilannya.
√ Guru memberikan penjelasan
didasarkan pada al-Qur’an dan
hadits.
2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
√ Siswa bertanya jawab tentang hal
yang masih belum di mengerti
tentang materi yang disampaikan.
3. Melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang dilakukan.
√ Siswa melakukan refleksi tentang
pengalaman yang didapatkan
melalui kekurangan dan kelebihan
dalam kegiatan pembelajarn yang
telah dilakukan.
4. Memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dari guru.
√ Guru sebagai narasumber dan
fasilitator dalam setiap proses
pembelajaran.
III Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama siswa merangkum dan
menyimpulkan.
√ Guru memberi penguatan dan
menyimpulkan materi yang
disampaikan yang terkait dengan
aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
2. Melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
√ Guru melakukan refleksi diri
dengan cara mengajar yang baru
saja disampaikan dan
merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedial, program pengayaan dan
memberikan tugas secara individu
ataupun kelompok.
3. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
√ Memberikan dalam bentuk lisan
untuk memotivasi siswa dalam
belajar serta menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 1 dari 16
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah SMA Madania
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014
Minggu ke-21
Materi Pembelajaran/Topik:
Perilaku semangat menuntut ilmu/Akhlak
Alokasi Waktu:
4 Jam Pelajaran
Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti:
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru ,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dan
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar:
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu
C. Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.5.1
4.5.2
4.5.3
Menceritakan kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam mencari ilmu
Menceritakan kisah BJ. Habibi dalam mencari ilmu
Menceritakan karya dari tokoh tokoh teladan dalam menuntut ilmu
D. Tujuan Pembelajaran:
1.
2.
3.
Sikap;
Terlibat aktif dalam pembelajaran
Pengetahuan;
1. Menjelaskan pentingnya menjadi pribadi yang berilmu pengetahuan
Keterampilan;
Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran:
Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu
F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
:
: COOPERATIVE SCRIPT
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca
dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 2 dari 16
Metoda Pembelajaran
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Siswa menyimpulkan pembahasan bersama-sama dengan
Guru
: Diskusi, tanya jawab, roleplay
G. Rencana Pembelajaran
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit)
a. Pendahuluan: (20 menit)
1. Apersepsi:
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian
berdoa bersama.
b. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang.
d. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang keutamaan berilmu
pengetahuan
e. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan
sumber belajar
f. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
2. Motivasi:
Memotivasi siswa untuk bersemangat menuntut ilmu
3. Pengetahuan Prasyarat:
Perilaku semangat menuntut ilmu merupakan akhlak mulia
b. Kegiatan Inti: (50 menit)
Model Pembelajaran Interaktif: COOPERATIVE SCRIPT
Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut.
a. Mengamati
- Mencermati kisah-kisah teladan beberapa tokoh dalam semangat mencari ilmu
- Menyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya.
b. Mendemonstrasikan
- Mendemonstrasikan salah satu tokoh yang memiliki semangat menuntut ilmu
c. Menanya
- Mengapa BJ Habibie ditawarkan untuk menjadi warga negara Jerman?
- Bagaimana semangat beliau dalam belajar?
d. Mengumpulkan data/eksplorasi
- Peserta didik mendiskusikan sikap semangat yang dimiliki oleh para ilmuan
- Guru mengamati contoh perilaku semangat menuntut ilmu di sekolah
e. Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu yang dimiliki oleh BJ Habibie dan
Ibnu Hajar al-Atsqalani
f. Mengkomunikasikan:
- Mendeskripsikan contoh perilaku semangat menuntut ilmu seperti yang dimiliki oleh para
ilmuan
- Mengevaluasi perilaku harian terkait dengan perilaku semangat menuntut ilmu
- Menyampaikan catatan hasil diskusi
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 3 dari 16
c. Penutup: (10 menit)
a. Pendidik meminta agar para peserta didik menyampaikan hasil dari pembelajaran tentang
contoh perilaku semangat menuntut ilmu yang dimiliki oleh para ilmuan sebagai penutup
materi pembelajaran
b. Pendidik mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran secara global
c. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa
d. Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta
didik menjawab salam.
e. Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa
H. Refleksi
I. Alat Bantu Pengajaran
a. LCD
b. Laptop
c. HP
d. Spidol
e. Whiteboard
f. Worksheets
J. Sumber Pembelajaran
Al Quran al Karim
Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006
K. Penilaian
No Aspek Penilaian
Penilaian
Teknik Waktu Bentuk
Instrumen Sampel Instrumen
1. Sikap
a) Terlibat aktif
dalam
pembelajaran
b) Bekerjasama
dalam kegiatan
kelompok
c) Toleran terhadap
proses
pemecahan
masalah yang
berbeda dan
kreatif
Pengamatan Selama
pembelajaran
dan saat
diskusi
Non tes:
1. Tugas
2. Observasi
- Tugas Mengumpulkan
data (gambar, berita,
artikel) tentang
pengalaman orang-
orang yang berperilaku
semangat menuntut
ilmu
- Observasi Mengamati
perilaku orang-orang
yang memiliki
semangat menuntut
ilmu
2. Pengetahuan
a) Menjelaskan
kembali
pentingnya
syariat dalam
kehidupan
b) Menyatakan
kembali
pentingnya
mempelajari dan
mengamalkan al-
Pengamatan
dan tes
Penyelesaian
tugas
kelompok
Tes tertulis 1. Akankah kamu menjadi
seorang yang berilmu
pengetahuan?
2. Sudahkah kamu
mempersiapkan segala
sesuatunya untuk
menjadi seorang ilmuan?
Apa indikasinya?
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 4 dari 16
Qur`an secara
tepat dan kreatif
3. Keterampilan
Terampil
menerapkan
konsep/prinsip dan
menjalani kehidupan
yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
Pengamatan Penyelesaian
tugas
kelompok
tugas:
Tugas
kelompok
Memaparkan hasil
pengamatan tentang hasil
yang diraih bagi orang-
orang yang berperilaku
semangat menuntut ilmu
Memeriksa dan Menyetujui: Bogor, 22 Mei 2014
Secondary School Principal Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P Muchamad Furqon, S.Ag.
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 5 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah SMA Madania
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014
Minggu ke-20
Materi Pembelajaran/Topik:
Perilaku semangat menuntut ilmu/Akhlak
Alokasi Waktu:
4 Jam Pelajaran
Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti:
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru ,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dan
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar:
3.7 Memahami QS. At-Taubah: 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama
C. Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.7.4
Menganalisis ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122
Menganalisis hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan
menyampaikannya kepada sesama
Menjelaskan inti ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122
Menjelaskan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan
menyampaikan nya kepada sesama
D. Tujuan Pembelajaran:
1.
2.
3.
Sikap;
Terlibat aktif dalam pembelajaran
Pengetahuan;
1. Menjelaskan pentingnya menjadi pribadi yang berilmu pengetahuan
2. Menjelaskan hikmah menuntut ilmu
Keterampilan;
Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran:
Memahami QS. At-Taubah: 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
menerapkan dan menyampaikannya kepada sesame
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 6 dari 16
F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran
:
: JIGSAW (Model Tim Ahli)
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 2-3 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali
ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim
mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
6. Guru memberi evaluasi
7. Penutup
: Diskusi, tanya jawab, Presentasi
G. Rencana Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit)
a. Pendahuluan: (20 menit)
1. Apersepsi:
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian
berdoa bersama.
b. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 2-3 orang.
d. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang semangat menuntut ilmu
e. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan
sumber belajar
f. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
2. Motivasi:
Memotivasi siswa untuk bersemangat menuntut ilmu
3. Pengetahuan Prasyarat:
Perilaku semangat menuntut ilmu merupakan akhlak mulia
b. Kegiatan Inti: (50 menit)
Model Pembelajaran Interaktif: Role Playing
Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut.
a. Mengamati
- Mencermati bacaan teks tentang Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang
semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama
- Menyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya.
b. Mendemonstrasikan
- Mendemonstrasikan salah satu contoh sikap semangat menuntut ilmu
c. Menanya
- Mengapa harus menuntut ilmu?
- Bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada sesama?
d. Mengumpulkan data/eksplorasi
- Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan
dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi pemahaman kandungan
Q.S. at-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait.
- Guru mengamati perilaku contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan
menyampaikannya kepada sesama melalui lembar pengamatan di sekolah.
e. Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada
sesama
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 7 dari 16
f. Mengkomunikasikan:
- Mendeskripsikan contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
- Mengevaluasi perilaku harian terkait dengan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru
- Menyampaikan catatan hasil diskusi
c. Penutup: (10 menit)
a. Pendidik meminta agar para peserta didik menyampaikan hasil dari pembelajaran tentang
perilaku semangat menuntut ilmu sebagai penutup materi pembelajaran
b. Pendidik mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran secara global
c. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa
d. Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta
didik menjawab salam.
e. Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa
H. Refleksi
I. Alat Bantu Pengajaran
a. LCD
b. Laptop
c. HP
d. Spidol
e. Whiteboard
f. Worksheets
J. Sumber Pembelajaran
Al Quran al Karim
Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006
K. Penilaian
No Aspek Penilaian
Penilaian
Teknik Waktu Bentuk
Instrumen Sampel Instrumen
1. Sikap
a) Terlibat aktif
dalam
pembelajaran
b) Bekerjasama
dalam kegiatan
kelompok
c) Toleran terhadap
proses
pemecahan
masalah yang
berbeda dan
kreatif
Pengamatan Selama
pembelajaran
dan saat
diskusi
Non tes:
1. Tugas
2. Observasi
- Tugas Mengumpulkan
data (gambar, berita,
artikel) tentang
pengalaman orang-
orang yang berperilaku
semangat menuntut
ilmu dan
menyampaikannya
kepada sesama
- Observasi Mengamati
perilaku orang-orang
yang memiliki
semangat menuntut
ilmu
2. Pengetahuan
a) Menjelaskan
kembali
pentingnya
syariat dalam
kehidupan
b) Menyatakan
Pengamatan
dan tes
Penyelesaian
tugas
kelompok
Tes tertulis 1. Analisalah ajaran yang
terdapat dalam Q.S. At-
Taubah (9) : 122!
2. Analisalah hadits terkait
tentang semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikannya
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 8 dari 16
kembali
pentingnya
mempelajari dan
mengamalkan al-
Qur`an secara
tepat dan kreatif
kepada sesama!
3. Jelaskan Q.S. At-Taubah
(9) : 122!
4. Jelaskan hadits terkait
tentang semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikan nya
kepada sesama!
3. Keterampilan
Terampil
menerapkan
konsep/prinsip dan
menjalani kehidupan
yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
Pengamatan Penyelesaian
tugas
kelompok
tugas:
Tugas
kelompok
Memaparkan hasil
pengamatan tentang hasil
yang diraih bagi orang-
orang yang berperilaku
semangat menuntut ilmu
Memeriksa dan Menyetujui: Bogor, 16 Mei 2014
Secondary School Principal Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P Muchamad Furqon, S.Ag.
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 9 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah SMA Madania
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014
Minggu ke-17
Materi Pembelajaran/Topik:
Hukum Islam/Fiqih
Alokasi Waktu:
4 Jam Pelajaran
Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti:
1.
2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam, dan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar:
4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf
C. Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.7.2.1
4.7.2.2
4.7.2.3
Mempraktikkan wakaf
Mengevaluasi pelaksanaan praktik wakaf
Menjelaskan kewajiban orang/lembaga penerima wakaf
D. Tujuan Pembelajaran:
1.
2.
3.
Sikap;
Terlibat aktif dalam pembelajaran
Pengetahuan;
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan wakaf dan hadits terkait
4. Menyebutkan satu contoh pengelolaan wakaf
Keterampilan;
Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran:
Ketentuan wakaf
F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
:
: COOPERATIVE SCRIPT
1. Guru memberikan arahan tentang pelaksanaan wakaf
kepada para peserta didik
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 10 dari 16
Metoda Pembelajaran
2. Guru dan siswa menuju Masjid Telaga Kahuripan sebagai
tempat praktik berwakaf
3. Guru menjelaskan kembali tata cara berwakaf melalui
metode bertanya
4. Secara bergantian, tiap-tiap siswa menyampaikan ikrar
wakafnya kepada nadzir Masjid Raya Telaga Kahuripan
5. Saat siswa berikrar wakaf, siswa lainnya mengamati secara
sungguh-sungguh
6. Secara perwakilan, beberapa siswa diminta untuk
menyampaikan kesan-kesannya setelah praktik berwakaf
5. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
6. Penutup
: Praktik
G. Rencana Pembelajaran
Pertemuan 4 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit)
d. Pendahuluan: (20 menit)
1. Apersepsi:
g. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian
berdoa bersama.
h. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai.
i. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 2 orang.
j. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang wakaf
k. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan
sumber belajar
l. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
2. Motivasi:
Memotivasi siswa untuk selalu menjalankan ajaran al-Qur`an melalui kisah-kisah teladan
3. Pengetahuan Prasyarat:
Keinginan mematuhi ajaran Al-Qur`an
e. Kegiatan Inti: (50 menit)
Model Pembelajaran Interaktif: COOPERATIVE SCRIPT
Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut.
g. Mengamati
- Mencermati artikel wakaf yang diberikan
- Mencermati pemaparan yang disampaikan oleh guru
h. Mendemonstrasikan
- Mempraktikkan tata cara berwakaf di Masjid Raya Telaga Kahuripan
i. Menanya
- Menanyakan tentang kendala-kendala dalam pengelolaan wakaf yang ada di Masjid
Raya Telaga Kahuripan
j. Mengumpulkan data/eksplorasi
- Menggali informasi tentang pengelolaan wakaf di Masjid Raya Telaga Kahuripan
k. Mengasosiasi
- Setiap kelompok membuat catatan hasil tentang pengelolaan wakaf
l. Mengkomunikasikan:
- Mempresentasikan hasil diskusi
- Mendeskripsikan mekanisme pengelolaan wakaf - Menyampaikan catatan hasil simulasi
f. Penutup: (10 menit)
f. Pendidik meminta agar para peserta didik menyebutkan mekanisme tentang ketentuan
pengelolaan wakaf yang sudah dipelajari dengan benar sebagai penutup materi
pembelajaran
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 11 dari 16
g. Pendidik mengevaluasi tentang penghimpunan dana wakaf secara berkelompok
h. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa
i. Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan
peserta didik menjawab salam.
j. Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa
H. Refleksi
L. Alat Bantu Pengajaran
a. LCD
b. Laptop
c. HP
d. Spidol
e. Whiteboard
f. Worksheets
M. Sumber Pembelajaran
a. Tafsir al-Qur’an dan buku-buku hadits
b. Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006
c. Ensiklopedi Hukum Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta. Jilid 6 Hal. 1905-1911
d. www.kemenag.go.id/file/.../UU4104.pdf e. Buku lain yang terkait
N. Penilaian
No Aspek Penilaian
Penilaian
Teknik Waktu Bentuk
Instrumen Sampel Instrumen
1. Sikap
d) Terlibat aktif
dalam
pembelajaran
e) Bekerjasama
dalam kegiatan
kelompok
f) Toleran terhadap
proses
pemecahan
masalah yang
berbeda dan
kreatif
Pengamatan Selama
pembelajaran
dan saat
diskusi
Non tes:
1. Tugas
2. Observasi
- Tugas menyebutkan
tata cara pengelolaan
wakaf
- Observasi mencari
sumber-sumber
tentang tata cara
pengelolaan wakaf di
Indonesia
2. Pengetahuan
c) Menjelaskan
kembali
pentingnya
syariat dalam
kehidupan
d) Menyatakan
kembali
pentingnya
mempelajari dan
mengamalkan al-
Qur`an secara
tepat dan kreatif
Pengamatan
dan tes
Penyelesaian
tugas individu
dan
kelompok
Tes tertulis 1. Analisalah
mekanisme
pelaksanaan
wakaf
berdasarkan
perundang-
undangan wakaf
di Indonesia!
2. Sebutkan contoh-
contoh
pengelolaan
wakaf!
3. Simulasikan
pelaksanaan
wakaf yang
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 12 dari 16
benar!
4. Jelaskan
kewajiban
orang/lembaga
penerima wakaf!
3. Keterampilan
Terampil
menerapkan
konsep/prinsip dan
menjalani kehidupan
yang sesuai dengan
ajaran Agama Islam
Pengamatan Penyelesaian
tugas
kelompok
Tes Tertulis:
kelompok
Apakah simulasi
pelaksanaan wakaf yang
kamu lakukan sudah
benar? Apa indikasinya?
Memeriksa dan Menyetujui: Bogor, 28 April 2014
Secondary School Principal Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P Muchamad Furqon, S.Ag.
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 13 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah SMA Madania
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas 11 - Semester 2 - 2013/2014
Minggu ke- 19
Materi Pembelajaran/Topik:
Sejarah
Alokasi Waktu:
2 Jam Pelajaran (3 Pertemuan)
Hasil Yang Diharapkan
Standar Kompetensi:
13
Memahami perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)
Kompetensi Dasar:
13.1
Menjelaskan perkembangan pada masa modern
Indikator:
13.1.1
13.1.2
13.1.3
13.1.4
13.1.5
Menjelaskan pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab kontribusinya terhadap
perkembangan Islam abad modern
Menjelaskan pemikiran Jamaluddin al Afghani dan kontribusinya terhadap perkembangan
Islam abad modern
Menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh dan kontribusinya terhadap perkembangan
Islam abad modernh
Menjelaskan pemikiran Rasyid Ridha dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad
modern
Menjelaskan dampak pemikiran para tokoh-tokoh pembaharu terhadap perkembangan
Islam abad modern
Metode Pembelajaran:
5. Presentasi
Rencana Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit)
g. Pendahuluan: (50 menit)
1. Apersepsi:
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 14 dari 16
Guru memberi salam dan mendata kehadiran siswa;
Guru mengucapkan basmalah, kemudian berdo’a bersama;
Guru menayangkan tujuan pembelajaran;
Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang telah lalu
2. Motivasi: Guru memotivasi siswa untuk memahami, bahwa setiap pribadi muslim harus
menjadi orang yang cerdas dengan serius menunut ilmu
3. Pengetahuan Prasyarat: Mengetahui sejarah awal perkembangan Islam Abad Modern
h. Kegiatan Inti: (60 menit)
Model Pembelajaran Interaktif: Presentasi
1. Guru mempersilakan siswa untuk mempresentasikan topik yang sudah dibagi dan didiskusikan
minggu lalu.
2. Guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk mengevaluasi presentasi teman-teman
mereka dan berdiskusi untuk mencari benang merah kesamaan pemikiran masing-masing
tokoh dan perbedaan mereka masing-masing
3. Guru dan siswa akan berdisikusi tentang pemikiran empat tokoh yang dibahas Guru
4. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
i. Penutup: (15 menit)
1. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan, dan penyimpulan
2. Guru bersama siswa merapikan ruangan kelas, dan menutup pelajaran dengan membaca
do’a.
Refleksi
Sumber Belajar dan Alat Bantu Pengajaran
a) Sumber Belajar:
b) Syamil Al-Qur`an, Syamil Internasional, Bandung, 2006
c) Anwar, Junaidi, Latigah, dan Margiono, 2007, Pendidikan Agama Islam 2, Jakarta: Yudhistira
d) Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern
O. Alat Bantu Pengajaran:
a) Whiteboard
b) Marker
c) Laptop
d) Proyektor
e) Slide presentasi
f) Lembar kerja
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 15 dari 16
Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Sampel Instrumen
1. Menjelaskan pemikiran
Muhammad bin Abdul
Wahab kontribusinya
terhadap perkembangan
Islam abad modern
Eksplorasi
bahan
ajar/referensi
Tes lisan Apakah kontribusi pemikiran Muhammad
bin abdul Wahab terhadap
perkembangan Islam?
2. Menjelaskan pemikiran
Jamaluddin al Afghani
kontribusinya terhadap
perkembangan Islam abad
modern
Eksplorasi
bahan
ajar/referensi
Tes lisan Bagaimanakah Pandangan Al-Afghani
tentang Modernisme?
3. Menjelaskan pemikiran
Abduh kontribusinya
terhadap perkembangan
Islam abad modern
Eksplorasi
bahan
ajar/referensi
Tes lisan Apa solusi yang di kemukan oleh
Muhammad Abduh terhadap
ketertinggalan umat Islam dari barat?
4. Menjelaskan pemikiran Toha
Husein kontribusinya
terhadap perkembangan
Islam abad modern
Eksplorasi
bahan
ajar/referensi
Tes lisan Jelaskan pandangan Toha Husein tentang
kemunduran umat Islam!
Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN DISKUSI
No. Nama
Siswa
Aspek Yang Dinilai
Jumlah
Skor Keaktifan Kerjasama Presentasi Bertanya Menjawab
1 - 4 1 - 5 1 - 5 1 – 3 1 - 4
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107 Hal 16 dari 16
RUBRIK PENILAIAN TUGAS
No. Nama
Siswa/kelompok
Aspek Yang Dinilai
Jumlah
Skor
Ketepatan
Isi
Kelengkapan
Isi
Design&Keindahan Gambar
& video
1 – 4 1 - 5 1 – 4 1 - 5
Memeriksa dan Menyetujui: Bogor, 21 Mei 2014
Secondary School Principal Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P Rahmat Rizqa, S. Th.I
1 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
Lampiran 7
Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas 10
Semester 2 2013 – 2014
Muchamad Furqon
I. Kerangka Pembelajaran
1. Al-Qur`an QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2
Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari
norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini cenderung
banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama remaja. Islam
dengan Al Qur’an dan sunah telah memasang bingkai bagi
kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah dan bersih
dari kerusakan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan
rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan
erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang
bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti shalat dan puasa, namun
juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti
hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Dalam agama, pergaulan bebas dan perzinaan sangat besar
dosanya.
Materi ini akan disampaikan melalui kajian ayat-ayat al-Quran, diskusi,
dan pemutaran film.
2. Hukum Islam tentang wakaf.
Wakaf adalah memberikan harta yang bersifat kekal (tahan lama)
dan bermanfaat untuk kepentingan umum di jalan Allah. Misalnya
memberikan sebidang tanah untuk pembangunan sebuah Masjid,
Musholla, Madrasah, Panti Asuhan, Pondok Pesantren, Jalan-jalan
untuk kepentingan umum dan lain-lain.Hukum wakaf adalah Sunnah,
yaitu berpahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi
yang tidak melakukannya. Diantara dalil-dalil yang mendasari ibadah
wakaf adalah :
• Firman Allah SWT :
”Kamu sekali-sekali tidak sampai pada kebaktian (yang sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” (QS. Ali Imron : 92)
Wakaf merupakan salah satu ibadah yang pahalanya tidak akan
putus selama manfaat harta yang di wakafkan itu masih bisa diambil,
2 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
meskipun si pelaku wakaf sudah meninggal dunia. Oleh karena itulah
wakaf tergolong kedalam kelompok amal jariyah (yang mengalir).
Materi ini akan disampaikan melalui googling, diskusi, presentasi, dan
praktek langsung.
3. Iman Kepada Malaikat
Islam mengajarkan untuk beriman kepada malaikat-malaikat Allah,
yang berarti percaya sepenuh hati bahwa malaikat adalah makhluk
gaib yang diciptakan Allah dan terbuat dari cahaya. Mereka
mempunyai akal namun tidak mempunyai nafsu, sehingga
senantiasa patuh kepada Allah (Qs.Al-Anbiyaa: 19-20). Malaikat juga
sangat istimewa dibanding makhluk lainnya karena kepatuhannya
kepada Allah (Qs. At-Tahrim : 6 dan Qs An-Nahl : 49-50).
Perintah beriman kepada malaikat ini terdapat dalam ayat-ayat al-
Qur’an dan hadis Rasulullah.
4. Sejarah dakwah Rasul periode Madinah
Dakwah Rasulullah periode Madinah merupakan garis besar
perjuangannya dalam mensyiarkan Islam. Diawali dengan hijrah yang
merupakan titik tolak dari kesabarannya dengan sahabatnya
menghadapi kafir Quraisy.
Pada periode Madinah ini, Rasul banyak mendapatkan wahyu
mengenai ibadah dan akidah yang diajarkan kepada kaum muslim.
Dalam periode ini pula beliau melakukan perjanjian Hudaibiyah
dengan Yahudi Madinah serta banyak mengalami peperangan
besar dalam rangka membela dakwah Islam.
Materi ini akan disampaikan melalui library research, diskusi, dan
presentasi. Pada akhir pelajaran, siswa akan membuat timeline
tentang perkembangan strategi dakwah rasul dan peperangan di
Madinah.
5. Perilaku Terpuji
Islam mendidik umatnya untuk senantiasa belajar dan giat menuntut
ilmu. Hal ini terbukti dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi
Muhammad SAW berupa perintah untuk membaca. Salah satu
rangkaian dari proses belajar atau menuntut ilmu adalah dengan
sarana bacaan. Dengan dasar itulah maka kita harus senantiasa
menuntut ilmu sampai akhir zaman. Sebab orang yang berilmu
adalah orang yang memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat untuk
terus berubah menuju kebaikan.
Materi ini akan disampaikan melalui diskusi, eksplorasi, simulasi, kisah-
kisah teladan, dan refleksi.
3 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
II. Tujuan Pembelajaran
1. Al-Qur`an QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2
Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
melafalkan hukum bacaan Mad Thobi’I pada QS. Al-Isra: 32
dengan benar
melafalkan hukum bacaan Idghom pada QS. Al-Isra: 32 dengan
benar
melafalkan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil pada QS. Al-Isra:
32 dengan benar
melafalkan hukum bacaan Mad ‘Iwad pada QS. Al-Isra: 32
dengan benar
melafalkan hukum bacaan ikhfa pada QS. An-Nuur: 2 dengan
benar
melafalkan hukum bacaan lam Tarqiq pada QS. An-Nuur: 2
dengan benar
melafalkan hukum bacaan Mad ‘Aridh lis Sukun pada QS. An-
Nuur: 2 dengan benar
mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra: 32 dengan benar
mengevaluasi hafalan QS. Al-Isra: 32 dengan benar
mendemonstrasikan hafalan QS. An-Nuur: 2 dengan benar
mengevaluasi hafalan QS. An-Nuur: 2 dengan benar
menyebutkan arti Q.S. Isra’ (17) : 32 tentang larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina.
menyebutkan arti Q.S. An-Nur (24) : 2 tentang larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina.
menyebutkan arti hadits tentang larangan pergaulan bebas
dan perbuatan zina.
menjelaskan kandungan Q.S. Isra’ (17) : 32
menjelaskan kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2
menjelaskan hadits tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina
2. Hukum Islam tentang wakaf.
Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan Q.S Ali Imran: 92 tentang wakaf
menjelaskan hadits Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan
oleh Abu Daud tentang wakaf
menganalisa tayangan video/artikel tentang keajaiban memberi menjelaskan definisi wakaf
menjelaskan syarat wakaf
menjelaskan rukun wakaf
menyebutkan ketentuan harta yang dapat diwakafkan menjelaskan ketentuan wakaf di Indonesia
4 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
menganalisa mekanisme pelaksanaan wakaf berdasarkan
perundang-undangan wakaf di Indonesia
menyebutkan hikmah wakaf mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan
peruntukannya
mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan
penggunaan harta wakaf
mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan jangka
waktunya
mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan jenis harta
yang diberikan sebagai wakaf
menyebutkan contoh-contoh pengelolaan wakaf mempraktikkan wakaf
mengevaluasi pelaksanaan praktik wakaf
menjelaskan kewajiban orang/lembaga penerima wakaf
3. Iman kepada Malaikat
Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat
menjelaskan karekteristik malaikat
menjelaskan bukti adanya malaikat melalui dalil-dalil naqli
menganalisa hikmah beriman kepada malaikat menunjukkan sikap mengimani malaikat Jibril melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Mikail melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Ijrail melalui perilaku
sehari-hari
menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat Izrail, Israfil,
Raqib dan Atid
menjelaskan contoh sikap beriman kepada malaikat Izrail, Israfil,
Raqib dan Atid
menunjukkan sikap mengimani malaikat Izrail melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Israfil melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Raqib melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Atid melalui perilaku
sehari-hari
menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat Munkar,
Nakir, Malik dan Ridlwan
menjelaskan contoh sikap beriman kepada malaikat Munkar,
Nakir, Malik dan Ridlwan
menunjukkan sikap mengimani malaikat Munkar dan Nakir
melalui perilaku sehari-hari
5 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
menunjukkan sikap mengimani malaikat Malik melalui perilaku
sehari-hari
menunjukkan sikap mengimani malaikat Ridlwan melalui perilaku
sehari-hari
4. Sejarah dan dakwah Rasul periode Madinah
Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi hijrah Rasulullah
ke Madinah
menganalisa tujuan-tujuan hijrah Rasulullah ke Madinah
menceritakan proses hijrah Rasulullah ke Madinah
menjelaskan kondisi masyarakat Madinah sebelum hijrahnya
Rasulullah
menjelaskan substansi dan strategi dakwah Rasulullah periode
Madinah.
meneladani strategi dakwah Rasulullah periode Madinah.
menjelaskan keberhasilan yang diperoleh Rasulullah dakwahnya
pada periode Madinah
menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah
meneladani strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah.
mengidentifikasi faktor-faktor ketertarikan masyarakat Madinah
terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. periode
Madinah
5. Menuntut Ilmu
menganalisis ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) :
122
menganalisis hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama
menjelaskan inti ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) :
122
menjelaskan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama
menceritakan kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam mencari ilmu
menceritakan kisah BJ. Habibi dalam mencari ilmu
menceritakan karya dari tokoh tokoh teladan dalam menuntut
ilmu
menjelaskan hikmah memiliki semangat menuntut ilmu
menjelaskan hikmah mengajarkan ilmu kepada sesama
menampilkan sikap semangat dalam menuntut ilmu
III. Rencana Pembelajaran Mingguan
Week Topics Syllabus/materials
1 Re-Orientasi PAI
2 QS. Al-Isra: 32
dan
Membaca QS. Al-Isra: 32 dan
QS. An-Nuur: 2 sesuai kaidah
6 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
QS. An-Nuur: 2 Tajwid
3
Mendemonstrasikan hafalan
QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur:
2
Menganalisis QS. Al-Isra: 32 dan
QS. An-Nuur: 2 serta hadits
tentang larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina
4 Perilaku Terpuji
Memahami manfaat dan
hikmah larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina
5 Wakaf Menyampaikan dalil tentang
wakaf
6 Ulangan Harian 1
7
Wakaf
Meyakini kebenaran hukum
Islam memahami pengelolaan
wakaf
8 Memahami pengelolaan
wakaf
9 Menyajikan pengelolaan
wakaf
10 UTS
11 Special Event/Report/PTC
12
Iman kepada
malaikat-malaikat
Allah swt.
Menghayati nilai-nilai
keimanan kepada malaikat-
malaikat Allah swt.
Memahami makna beriman
kepada malaikat-malaikat
Allah swt.
13
Berperilaku yang
mencerminkan kesadaran
beriman kepada malaikat-
malaikat Allah swt.
14 Ulangan Harian 2
15 Ekskursi
16
Iman kepada
malaikat-malaikat
Allah swt.
Berperilaku yang
mencerminkan kesadaran
beriman kepada malaikat-
malaikat Allah swt.
17 Sejarah dakwah
Rasulullah saw.
periode Madinah
Memahami substansi dan
strategi dakwah Rasulullah
periode Madinah
18
Mendiskripsikan substansi dan
strategi dakwah Rasulullah
periode Madinah
19 Perilaku Terpuji
Memahami QS. At-Taubah: 122
dan hadits terkait tentang
semangat menuntut ilmu,
7 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
menerapkan dan
menyampaikannya kepada
sesama
20
Menceritakan tokoh-tokoh
teladan dalam semangat
mencari ilmu
21 Reinforcement
22 UAS
I. Sasaran Pencapaian
Siswa diharuskan membawa Al-Qur’an
Siswa diharuskan hadir tepat waktu dan mengikuti pelajaran
dengan penuh tanggung jawab.
Siswa diharuskan mempersiapkan seluruh bahan yang
diperlukan dalam kegiatan individu, kelompok, dan seluruh
kelas.
Siswa diharuskan aktif mengikuti diskusi tentang pelajaran,
serta menghargai pendapat orang lain.
Siswa diharuskan untuk menyelesaikan seluruh tugas yang
diberikan di kelas, baik individu maupun kelompok.
Nilai siswa dapat dikurangi jika tidak menyelesaikan tugas,
tidak menyerahkan tepat waktu, atau tidak mengerjakan
secara sungguh-sungguh.
Siswa diharuskan membaca bahan pelajaran terlebih dulu
sebelum mengikuti pelajaran.
II. Perlengkapan
Kelas agama Islam akan membutuhkan perlengkapan
pembelajaran sebagai berikut:
- Al-Qur`an
- buku-buku referensi
- film
- buku paket
- buku tulis
- kertas
- worksheet
- LCD
- Laboratorium Komputer
- Laptop
III. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian Semester 2 tahun pelajaran 2013 – 2014 terdiri
dari nilai pengetahuan, keterampilan, dan aspek spiritual dan
sosial. Persentasinya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan 100%
Formative Test 20 %
UTS 10 %
8 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
UAS 10 %
Quiz 20 %
Written assignment 40 %
2. Keterampilan 100%
Project 40%
Performent assignment 40%
Portofolio 20%
3. Aspek Spiritual dan sosial 100%
Teacher Evaluation 60%
Peers Evaluation 20%
Self Reflection 20%
IV. Sumber Pembelajaran
- Al-Qur`an dan terjemahnya, Penerbit DEPAG
- Tafsir al-Mishbah, Quraisy Shihab Penerbit Lentera Hati
- Ensiklopedi Hukum Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve
- Ensiklopedi Nurcholis Madjid, Penerbit Mizan
- Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve
- Fiqh Sunah, Karangan Sayyid Sabiq, Penerbit Al Maarif
Bandung
- Buku Paket Agama Islam1, Kelas 10, Penerbit Yudhistira
- VCD Islam
- Websites Islam
- dll.
V. Informasi
Silahkan hubungi Muchamad Furqon.:
- HP. 0857-1696-2151
Salam,
Muchamad Furqon
9 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Al-Qur’an Kelas 11
Akidah
Kelas 11
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.
Meningkatkan keimanan kepada
al-Quran.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. Muhammad: 24.
Menjelaskan makna QS.Muhammad:
24.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Isra: 41.
Menjelaskan makna QS. al-Isra: 41.
Mengidentifikasi ciri-ciri, fungsi, dan
perilaku keimanan yang benar
terhadap kitab suci al-Qur’an.
2.
Meningkatkan keimanan kepada
para rasul.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS.al-Isra: 95.
Menjelaskan makna QS. al-Isra: 95.
Mengidentifikasi kualitas-kualitas
kenabian yang harus ditiru oleh
manusia.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. Ali Imran: 164.
Menjelaskan makna QS. Ali Imran:
164.
Membuktikan kembali urgensi
pengutusan para rasul bagi manusia.
Akhlak
Kelas 11
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.
Meningkatkan kualitas Ulul
Albab.
3.1
3.2
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Maidah: 100.
Menjelaskan makna QS. al-Maidah:
100.
10 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
3.3
3.4
3.5
3.6
Membaca dan mengartikan
QS. al-A’raf: 179.
Menjelaskan makna QS. al-A’raf: 179.
Merumuskan ciri-ciri Ulul Albab.
Membuat model cara pandang Ulul
Albab dalam menyikapi berbagai
keadaan dalam kehidupan.
4.
Membiasakan diri berperilaku
objektif.
4.1
4.2
4.3
4.4
Membaca dan mengartikan
QS. al-Maidah: 8 dan surat al-Hujurat:
6.
Menjelaskan makna QS. al-Maidah: 8
dan surat al-Hujurat: 6.
Mengidentifikasi pengaruh positif
dalam kehidupan sehari-hari.
Membiasakan perilaku objektif.
5.
Membiasakan diri berperilaku
kritis.
5.1
5.2
5.3
5.4
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Baqarah: 170.
Menjelaskan makna
QS. al-Baqarah: 170.
Mengkritisi adat dan tradisi yang
berlaku di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Mengembangkan perilaku kritis.
6.
Membiasakan diri berperilaku
optimis.
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. Yusuf: 87.
Menjelaskan makna QS. Yusuf: 87.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal Hadis Qudsi tentang
berprasangka baik kepada Allah swt.
Menjelaskan makna Hadis Qudsi
tentang berprasangka baik kepada
Allah swt.
Merekonstruksi konsep diri sesuai
makna QS. Yusuf: 87 dan Hadis Qudsi
tentang berprasangka baik kepada
Allah swt.
Membiasakan berprasangka baik
kepada Allah swt.
7.
Memahami konsep
multikulturalisme.
7.1
7.2
7.3
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Maidah: 48.
Menjelaskan makna QS. al-Maidah:
48.
Mengidentifikasi potensi komunitas
untuk meningkatkan peran dan
kontribusi bagi lingkungan.
11 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net [email protected]
7.4
Merumuskan prinsip-prinsip
kebersamaan antar beragam
komunitas di Indonesia.
8.
Membiasakan diri berperilaku
menutup aib.
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Hujurat: 12.
Menjelaskan makna QS. al-Hujurat:
12.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal Hadis Nabi tentang
perintah menutup aib sendiri dan
orang lain.
Menjelaskan makna Hadis Nabi
tentang perintah menutup aib sendiri
dan orang lain.
Mengembangkan perilaku menutup
aib.
9.
Membiasakan diri berperilaku
mendamaikan.
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Hujurat: 10.
Menjelaskan makna
QS. al-Hujurat:10.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal Hadis Nabi tentang etika
menghadapi perselisihan.
Menjelaskan makna Hadis Nabi
tentang etika menghadapi
perselisihan.
Merumuskan nilai-nilai yang
mendukung perdamaian.
Mencegah dan menjauhkan diri dari
sikap permusuhan.
10.
Menghindari perilaku thulul amal.
10.1
10.2
10.3
Membaca dan mengartikan
QS. al-Baqarah: 214.
Menjelaskan makna QS. al-Baqarah:
214.
Membedakan thulul amal dengan
merancang cita-cita.
11.
Membiasakan perilaku ihsan.
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
Membaca, mengartikan, dan
menghafal QS. al-Qashash: 77.
Menjelaskan makna QS. al-Qashash:
77.
Membaca, mengartikan, dan
menghafal Hadis Nabi tentang ihsan.
Menjelaskan makna Hadis Nabi
tentang ihsan.
Membiasakan diri berperilaku ihsan.
Catatan:
SK1-11: Madania.
Lampiran 9
Data Guru & Tendik SMA Madania Bogor 2013-2014
No. Nama Jabatan/Tugas Pend.
1 Alfi Afifah Secondary School Principal S1
2 Misbahul Huda Coord. Base Teacher Grade 10-12 S1
3 Irfan Wahyudi Coord. Base Teacher Grade 7-9 S1
4 Yulianti Yulius Natural Science Coord. Grade 7-12 S2
5 Rita Puspitasari Deputy Head Academic S1
6 Sri Purwati R. D. Math & ICT Coord Grade 7-12 S1
7 Titin Indri Yastuti Social Subject Coord. Grade 7-12 S2
8 Anggraita Nurul I. Language Coord. Grade 7-12 S1
9 Tita Lesvidiani Deputy Head Education Support S2
10 Abdul Hakim A. Coord. Special Education Needs (SEN-U) S1
11 Abdulloh Coord. Agama Islam S1
12 Sutarno Coord Physical Education (PHE) S1
13 Yuli Priyanto Coord MAT S1
14 Valentina Warni Coord Religion Other Islam (ROI) S1
15 Lukei Prasetiawti Fisika Grade 10-11 S1
16 Sri Maryanti Fisika Grade 12 S1
17 Kartika Asril D. Kimia Grade 10 S1
18 Paulina Kimia Grade 12 S1
19 Nur Afiatri Pulungan Biologi Grade 7-8 S1
20 Devi Haryani Kusuma Biologi Grade 11-12 S1
21 Dini Damayanti Biologi Grade 9 S1
22 Dina Krisanti Biologi Grade 10 S1
23 Rifki Irawan Fisika Grade 8 S1
24 Wahyu Darmawan Fisika Grade 9 S2
25 Sharif Maulana Kimia Grade 11 S1
26 Umi Kurniahati Matematika Grade 11-12 S1
27 Ruri Rahmawati Matematika Grade 12 D3
28 Konrnelius A. Matematika Grade 8 dan 10 S2
29 Rahmansyah D. Matematika Grade 9 S1
30 Taufan Warmana P. Matematika Grade 11-12 S1
31 Moh. Wartaka Matematika Grade 8, 11 dan 12 S2
32 Lisa Budi Rahayu Matematika Grade 7 S1
33 Ahmad Gunawan Matematika Grade 10 S1
34 Handoko Setiyono Komputer Grade 7, 9 dan 10 S1
35 Ari Kurniasari Sejarah dan Antropologi S1
36 Abdul Wahab Sosiology Grade 10-12 S1
37 Rahmi Fitrika Geografi Grade 10-12 S1
38 Ari Winarko PKn Grade 10 & Student Service S1
39 Zaenal Abidin PKn Grade 10-12 S1
40 Rici Widyaningsih Akuntansi Grade 10-12 S1
41 Nurdin Mufty Sejarah Grade 7 dan 10 S1
42 Nunik P. Pkn Grade 8 -9 S1
43 Diah Agung N. Sosiologi dan Ekonomi S2
44 Dinda Nauli N. Social Studies S1
45 Mirna Muhardina Bahasa Jepang Grade 10-12 S1
46 Yuyun Wachyuniah Bahasa Inggris Grade12 S1
47 Dian Pulumahuny Bahasa Inggris Grade 11-12 S1
48 Kusworo Rini Bahasa Indonesia Grade 8- 9 S1
49 Adam Hermawan Bahasa dan Sastra Grade 11-12 S1
50 Wahyo H. Bahasa Indonesia Grade 12 S1
51 Ujang Mulyana Bahasa Arab Grade 9-12 S1
52 Evi Sofiawati Bahasa Inggris Grade 10 S1
53 Nina Kartini Bahasa Indonesia Grade 7-8 S1
54 Aldika Restu Pramuli Bahasa dan Sastra Indonesia Grade 10 S1
55 Diah Indriati Bahasa Inggris Grade 7 S1
56 Raithah Bahasa Jepang Grade 7-9 S1
57 Irma Yaumi A. Bahasa Mandarin D3
58 Sentot Ario Nugroho Bahasa Mandarin Grade 11-12 S1
59 Jusufi Samsuhari Bahasa Inggris Grade 8 S1
60 Hilma Angreni Bahasa Jerman Grade 10-12 S1
61 Maman Suparman Bahasa Jerman Grade 9-12 S1
62 Ario Pratomo Bahasa Inggris Grade 9 S1
63 Nurur Rokhmah Bahasa Jerman Grade 7-8 S1
64 Deky Wahyudi PHE Grade 7, 8 dan 10 S1
65 Sahadi Anwarudin PHE Grade 10-11 S1
66 Rahmat PHE Grade 9 S1
67 Rochmat PHE Grade 10 D3
68 Deni Afriansyah PHE Grade 10 S1
69 M. Drajat PHE Grade 10 S1
70 Rahmat Rizqa Agama Islam Grade 11 S1
71 M. Furqon Agama Islam Grade 10 S1
72 Ninik NR Agama Islam Grade 12 S2
73 Yusuf Helmi Agama Islam Grade 9 S1
74 Sabit Kolbi K Agama Islam Grade 7 S1
75 M. Nafis Antala’lai Agama Islam Grade 8 S1
76 Dicky Gunawan Agama Buddha S1
77 Laksmi Kusumadewi Agama Katolik Grade 7-11 S1
78 Rainyetha Agama Protestan S1
79 Gusti Ayu Kade S. Agama Hindu & PKn Grade 7 S1
80 Maria Elisabeth Agama Katolik S1
81 Iwan Soetarman Agama Saksi Jehova S1
82 Nono Permana Fisika Grade 9 S1
83 Deni Herman P. SEN-U S1
84 Emillia Rosa SEN-U S1
85 A. Pujianto SEN-U S1
86 Chahyo Kurniawan SEN-U S1
87 Yanti Cahya Wulan SEN-U S1
Lampiran 10
Data Fasilitas SMA Madania Bogor
Indoor Outdoor
1) Ruang kelas
2) Ruang agama (Islam, Katolik,
Protestan, Hindu, Buddha,
Yehuwa);
3) UKS
4) Ruang Bimbingan Konseling;
5) Student Service;
6) Laboratorium (Computer);
7) Dapur;
8) Perpustakaan;
9) Audio visual;
10) Ruang Music Art Teathre (art,
band, vocal, violin, traditional
ensemble, theatre);
11) Ruang serba guna
12) Ruang Kepala Sekolah
13) Ruang guru
14) Ruang Training dan rapat
15) Research & Development;
16) Ruang Administration (Finance,
Student Administration,
Personnel Dept, and ICT);
17) Ruang perwakilan (POMG)
18) Gudang
19) Green House
20) Kebun Bibit Sekolah
21) Lingkungan yang hijau dan asri
22) Lapangan Olahraga (basketball,
soccer, baseball, and catching box)
23) Kolam renang dan tribun
24) Taman Bermain
25) Kantin
Lampiran 11
Lampiran 13
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Jakarta, 01 Agustus 1992 sebagai
anak pertama dari dua bersaudara, keluarga Bapak
Godlied Eridanus Donggala dan Ibu Muliyati yang
beralamat di Jln. Kramat Jaya Komp. Deperla Blok
A/1 Rt. 004 Rw. 014 Kel. Tugu Utara Kec. Koja
Jakarta Utara, 14260.
Penulis menyelesaikan pendidikan di tempat
kelahirannya yaitu SD Barunawati I Jakarta lulus
tahun 2004, SMP Negeri 114 Jakarta lulus tahun 2007,
SMA Negeri 92 Jakarta lulus tahun 2010 kemudian melanjutkan di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) angkatan 2010.
Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif di UKM Bahasa-Foreign
Languages Association (FLAT) UIN Jakarta dan pernah tercatat sebagai pengurus
dari tahun 2011-2014. Pengalaman organisasi di mulai dari tahun 2010 ketika
menjadi peserta Foreign Languages Orientation (FLO) yang diadakan oleh UKM
Bahasa-FLAT dan pelatihan Micro Hypno Teaching (MHT) yang dilaksanakan
oleh Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI). Pada tahun 2012
pengalaman penulis bertambah mengikuti kegiatan SAIL MOROTAI dengan rute
pelayaran di mulai dari Jakarta, Ambon, Ternate, Sorong, Raja Ampat, Morotai
dan Makassar. Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) dalam acara Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari/Kapal
Pemuda Nusantara (LNRPB/KPN). Penulis mewakili dari Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) serta diamanati sebagai ketua dari kementerian tersebut.
Pengalaman kerja juga pernah di jalani penulis selama menjadi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengalaman tersebut di mulai sejak tahun 2012-
2014 ketika dipercaya menjadi Guru Bimbel Ujian Nasional di Bina Nusantara
(Binus) International School Simprug tingkat SD dan SMP. Selain itu pada tahun
2013 penulis juga mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di Madania
Indonesian School with World Class Standard dalam Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT) tingkat SMA. Penulis sekarang bekerja sebagai Tutor Komunitas
di Home Schooling Kak Seto (HSKS) tingkat SMP.
Demikianlah biodata penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Untuk
informasi lebih lanjut bisa melalui email: [email protected] atau
melalui nomor HP: 08998828564.