Teori Belajar Sosial Albert Bandura

32
TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA Disusun oleh Alfiramita Hertanti (1111040151) Syuhri Ramadhani (1111040169) PENDIDIKAN MATEMATIKA ICP FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 1

description

 

Transcript of Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Page 1: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA

Disusun oleh

Alfiramita Hertanti (1111040151)

Syuhri Ramadhani (1111040169)

PENDIDIKAN MATEMATIKA ICP

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

1

Page 2: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

ABSTRAK

Albert Bandura adalah seorang psikolog terkenal dengan mempelopori munculnya teori belajar sosial (social learning theory) atau teori Observasional. Teori belajar sosial menunjukkan bahwa pentingnya proses mengamati dan meniru prilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain, teori ini telah memberi penekanan tentang bagaimana prilaku manusia di pengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Bertolak dari uraian di atas, tentunya tujuan dari karya ilmiah ini adalah ; mengetahui lebih dalam siapa Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori belajar sosial, apa kekurangan dan kelebihan dari teori belajar sosial, dan seperti apa aplikasi dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran.

Dalam teori belajar sosial, Albert bandura mengemukakan beberapa konsep utama dari teori belajar sosial adalah sebagai berikut; (1). Pemodelan (modeling) (2). Belajar Vicarious (3). Prilaku Diatur-sendiri (Selft Regulated Behaviour). Albert Bandura percaya bahwa aplikasi dari teori belajar sosial sangat terbuka bagi berbagai disiplin ilmu seperti ilmu matematika dan pendidik berperan penting dalam pengaplikasian teori ini. Aplikasi dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran juga memiliki kelemahan dan kelebihan, kelemahan dari teori ini di lihat dari konsep pemodelan atau peniruan tingkah laku sedangkan kelebihan dari teori ini di lihat dari konsep penerapannya yang di nilai kompleks dalam proses pendekatannya.

Kata kunci : Teori Belajar Sosial, Behavior, Kognitif, Observasional

2

Page 3: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

serta izinnyalah sehingga makalah ini selesai tepat pada waktu

pengumpulannya.

Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok yang diberikan

dalam mata kuliah Teaching and Learning Theory dengan judul

Teori Belajar Sosial Albert Bandura.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna,oleh karenanya

kritik membangun dan saran amat sangat kami harapkan dari para

pembaca sekalian, untuk kami dapat membenahi pada makalah-

makalah kami selanjutnya.

Makassar, Desember 2012

Kelompok 9

3

Page 4: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………... 1

Abstrak ……………………………………………………………………………….2

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….3

Daftar Isi ……………………………………………………………………………..4

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………..5

BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………7

A. Biografi Albert Bandura ……………………………………………………..7

B. Teori Belajar Sosial……………………….……………………………….....8

C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial….…………………………14

D. Contoh Aplikasi Teori Belajar Sosial……….……………………………….15

E. Aplikasi Teori Belejar Sosial dalam Pembelajaran Matematika..…………..17

BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………20

DAFTAR PUSATAKA ……………………………………………………………..22

4

Page 5: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan

belajar yang dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mujiono (1996:7) mengemukakan

siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Tiap ahli psikologi

memberi batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara

menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar.Belajar merupakan sesuatu yang sangat

penting sekali dalam rentang perkembangan pada diri seseorang, dengan belajar seseorang

telah mengalami suatu proses menuju kearah yang lebih baik.

Dalam kaitannya dengan belajar ini sangat banyak teori- teori yang membahas

tentang belajar.Dimana teori belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan. Tanpa

teori pembelajaran tidak akan ada suatu kerangka kerja konseptual yang digunakan sebagai

dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak sekali

teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi salah satunya adalah teori belajar

sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura. 

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori belajar sosial ( social learning theory ),

salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif

dari fikiran, pemahaman dan evaluasi terhadap lingkungan. Eksperimen yang sangat

terkenal dalam teori ini adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak

meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) biasa juga disebut pembelajaran

observasional (observational learning), telah memberi penekanan tentang bagaimana

perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitar melalui penguatan (reinforcement)

dan pembelajaran peniruan serta cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga

sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi orang yang ada disekitar dan 5

Page 6: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

menghasilkan penguatan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain

(observational opportunity).

Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain

sebagai model merupakan tindakan belajar.Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia

dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan

pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola

belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana

seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura (1977)

menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada

pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan hubungan yang saling

berpengaruh atau berkaitan (interlocking). Menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku

sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan

personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menjabarkan tentang teori belajar sosial

oleh Albert Bandura. Untuk lebih spesifiknya maka penulis mendeskripsikan siapakah

Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori belajar sosial, apa kelebihan dan

kekurangan teori belajar sosial, dan aplikasi teori belajar sosial. Dengan pendeskripsian

tersebut maka kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai teori belajar sosial Albert

Bandura.

6

Page 7: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Albert Bandura

Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925 di Mundare, kota kecil di Alberta,

Canada. Dia mendapat gelar B.A. dari University of British Columbia, kemudian M.A.

pada 1951, dan Ph.D. pada 1952 dari University of Iowa. Dia ikut magang pascadoktoral di

Wichita Guidance Center pada 1953 dan kemudian bergabung di Stanford University. Pada

1969-1970 dia sempat di Center for the Advanced Study in Behavioral Sciences. Bandura

kini menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi

Universitas Stanford.

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (sosial learning

theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua

APA (American Psychological Association) pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi

penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1975.Pada tahun berikutnya,

7

Page 8: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan

tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang

agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama

mendapat gelar doktor sebagai pekerja di makmalnya. Bagi Bandura, walaupun prinsip

belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus

memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma

behaviorisme.

B. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional

(behavioristik).Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969).Prinsip belajar

menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.Adapun pengertian

dari teori pembelajaran sosial (social learning theory) atau pembelajaran observasional

(observational learning) yaitu :

Pembelajaran observasional merupakan pembelajaran yang dilakukan ketika

seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain (John W.Santrock : 2008).

Pembelajaran observasional merupakan proses dimana informasi diperoleh dengan

memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan (B.R.Hergenhahn dan Matthew

HOlson : 2008.).

Studi Boneka Bobo Klasik

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1965) mengilustrasikan

bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan

sebagai penguat atau penghukum.Dalam eksperimen ini, anak – anak meniru seperti

perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.Eksperimen ini juga mengilustrasikan

perbedaan antara pembelajaran dan kinerja (performance).Sejumlah anak taman kanak-

kanak secara acak ditugaskan utuk melihat tiga film dimana ada seseorang (model) sedang

memukuli boneka plastik seukuran orang dewasa yang dinamakan boneka Bobo.

8

Page 9: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Dalam film pertama, penyerangnya diberi permen, minuman ringan dan dipuji

karena melakukan tindakan agresif.Dalam film kedua, si penyerang ditegur dan ditampar

karena bertindak agresif.Dalam film ketiga, tidak ada konsekuensi atas si penyerang

boneka.Kemudian masing-masing anak dibiarkan sendiri berada di ruangan penuh mainan,

termasuk boneka Bobo.Perilaku anak diamati melalui cermin satu arah.Anak yang

menonton film dimana perilaku penyerang diperkuat atau tidak dihukum apapun lebih

sering meniru tindakan model ketimbang anak yang menyaksikan si penyerang

dihukum.Seperti yang diduga, anak lelaki lebih agresif ketimbang anak perempuan.Namun,

poin penting dalam studi ini adalah bahwa pembelajaran observasional terjadi sama

ekstensifnya baik itu ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat.

Poin penting kedua dalam studi ini difokuskan pada perbedaan antara pembelajaran

dan kinerja.Karena murid tidak melakukan respons bukan berarti mereka tidak

mempelajarinya. Dalam sudi Bandura, saat anak diberi insentif ( dengan stiker atau jus

buah) untuk meniru model, perbedaan dalam perilaku imitatif anak dalam tiga kondisi itu

hilang. Bandura percaya bahwa ketika anak mengamati perilaku tetapi tidak memberikan

respons yang dapat diamati, anak itu mungkin masih mendapatkan respons model dalam

bentuk kognitif.

Studi ini menarik karena ia menunjukkan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh

pengalaman tak lansung atau pengalaman pengganti. Dengan kata lain, apa yang mereka

lihat dilakukan atau dialami orang lain akan mempengaruhi perilaku mereka. Anak-anak di

kelompok pertama mendapatkan penguatan dari pengamatan (vicarious reinforcement) dan

mereka difasilitasi untuk keagresifan mereka. Sedangkan anak-anak di kelompok kedua

mendapatkan ancaman pengamatan (vicarious punishment), dan mereka dihalangi perilaku

agresifnya. Meskipun anak-anak tidak mendapatkan pengalaman penguatan maupun

ancaman secara langsung, mereka memodifikasi perilakunya secara sama (Hergenhahn dan

Olson, 1997).

9

Page 10: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Determinisme Resiprokal (Reciprocal Determinism)

Bandura mengembangkan model Determinisme Resiprokalyang terdiri dari tiga

faktor utama, yaitu perilaku, person / kognitif, dan lingkungan. Seperti dalam gambar,

faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran, yakni faktor

lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person

(orang/kognitif) memengaruhi perilaku dan sebagainya.Bandura menggunakan istilah

person, tapi memodifikasi menjadi person (cognitive) karena banyak faktor orang yang

dideskripsikannya adalah faktor kognitif.

Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (1997,2001) pada masa

belakangan ini adalah self-efficiacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai

situasi dan menhasilkan hasil positif. Bandura mengatakan bahwa self-efficiacy

berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, seorang murid yang self-efficiacy-nya

rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena dia tidak

percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal.Adapun konsep utama

dari teori belajar Albert Bandura adalah sebagai berikut :

a. Pemodelan

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial Albert Bandura. Menurut

Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan

mengingat tingkah laku orang lain. (Arends, 1997:67).

Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain

(model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan

10

Page 11: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-mengulang

kembali.Dengan jalan ini memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk

mengekspresikan tingkah laku yang dipelajari.

Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura mengklasifikasi empat fase

belajar dari pemodelan, yaitu :

1. Fase Atensi

Fase pertama dalam belajar pemodelan adalah memberikan perhatian pada

suatu model.Pada umumnya seseorang memberikan perhatian pada model-

model yang menarik, popular atau yang dikagumi.Dalam pembelajaran guru

yang bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa

dapat memberikan perhatian kepada bagan-bagian penting dari pelajaran. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan materi pelajaran secara jelas dan

menarik, memberikan penekanan pada bagian-bagian penting, atau dengan

mendemonstrasikan suatu kegiatan. Di samping itu suatu model harus

memiliki daya tarikn (Woolfolk, 1993).Misalnya untuk menjelaskan bagian-

bagian bola mata guru seharusnya menggunakan gambar model mata, dengan

variasi warna yang bermacam-macam sehingga bagian-bagian mata tersebut

tampak jelas dan siswa termotivasi untuk mempelajarinya.

2. Fase Retensional

Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001:5), fase ini bertanggung jawab atas

pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam

ingatan (memori jangka panjang). Pengkodean adalah proses pengubahan

pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Arti penting dari fase ini

adalah bahwa si pengamat tidak akan dapat memperoleh manfaat dari tingkah

laku yang diamati ketika model tidak hadir, kecuali apabila tingkah laku itu

dikode dan disimpan dalam ingatan untuk digunakan pada waktu kemudian.

Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat menyediakan

waktu pelatihan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru

secara bergiliran, baik secara fisik maupun secara mental.Misalnya mereka

dapat menvisualisasikan sendiri tahap-tahap yang telah didemonstrasikan

11

Page 12: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

dalam menggunakan busur, atau penggaris sebelum benar-benar

melakukannya.

3. Fase Reproduksi

Dalam fase ini kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang

sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat ketelitian yang

tertinggi dalam belajar mengamati adalah apabila tindakan terbuka mengikuti

pengulangan secara mental. Fase reproduksi dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan individu.

Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah komponen-

komponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat

(pebelajar).Pada fase ini juga si model hendaknya memberikan umpan balik

terhadap aspek-aspek yang sudah benar ataupun pada hal-hal yang masih

salah dalam penampilan.

4. Fase Motivasional

Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka

merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh

penguatan. Memerikan penguatan untuk suatu tingkah laku tertentu akan

memotivasi pengamat (pebelajar) untuk berunjuk perbuatan. Aplikasi fase

motivasi di dalam kelas dalam pembelajaran pemodelan sering berupa pujian

atau pemberian nilai.

b. Belajar Vicarious

Sebagian besar belajar observasional termotivasi oleh harapan bahwa meniru model

dengan baik akan menuju pada pada reinforcement. Akan tetapi, akan ada orang yang

belajar dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam

perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar “vicarious”.

Guru-guru dalam kelas selalu menggunakan prinsip belajar vicarious.Bila seorang murid

berkelakuan tidak baik, guru memperhatikan anak-anak yang bekerja dengan baik dan

memuji mereka karena pekerjaan mereka yang baik itu. Anak yang nakal itu melihat

bahwa bekerja memperoleh reinforcement sehingga ia pun kembali.

12

Page 13: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

c. Perilaku Diatur-Sendiri (Self-Regulated Behavior)

Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia sebagian besar merupakan perilaku yang

diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated behavior). Manusia belajar suatu standar

performa (performance standards), yang menjadi dasar evaluasi diri. Apabila tindakan

seseorang bisa sesuai atau bahkan melebihi standar performa, maka ia akan dinilai

positif, tetapi sebaliknya, bila dia tidak mampu berperilaku sesuai standar, dengan kata

lain performanya dibawah standar, maka ia akan dinilai negatif.

Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakunya sendiri,

mempertimbangkan perilaku terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian

memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri.Kita semua mengetahui bila

kita berbuat kurang daripada yang sebenarnya.Untuk dapat membuat pertimbangan-

pertimbangan ini, kita harus mempunyai harapan tentang penampilan kita sendiri.

Seorang siswa mungkin sudah merasa senang sekali memperoleh 90% betul dalam suatu

tes, tetapi anak yang lain mungkin masih kecewa.

Hal yang menjadi pertanyaan ialah dimana kita memperoleh kriteria yang kita gunakan

untuk mempertimbangkan penampilan kita?Kadang-kadang pertimbangan-pertimbangan

ini kelihatannya timbul sendiri, seperti seorang pelukis, seorang penulis, atau seorang

guru, bekerja berulang kali untuk memperoleh sebuah lukisan, suatu karangan, atau

suatu pelajaran yang baik.Namun, teori belajar sosial mengemukakan bahwa sebagian

besar dari kriteria yang kita miliki untuk penampilan kita, kita pelajari, seperti banyak

hal-hal yang lain, dari model-model dalam dunia sosial kita.

Kita belajar banyak dengan dihadapkan pada model-model. Bila kita memperhatikan

perilaku model, dan menciptakan kode-kode verbal atau kode-kode khayalan bagi apa

yang telah kita amati, kita akan belajar dari model itu. Baik pengulangan terbuka

maupun pengulangan tertutup menolong kita untuk dapat memiliki perilaku baru yang

kita pelajari.Pada suatu saat kita harus mencoba mereproduksi perilaku model

itu.Umpan balik untuk memperbaiki diberikan jauh sebelum fase reproduksi belajar dari

model-model, memunyai efek yang kuat terhadap perilaku. Reinforcement dan hukuman

yang ditimbulkan sendiri secara lansung dan dialami secara vicarious, menentukan

sejauh mana perilaku yang baru ituakan ditampilkan.

13

Page 14: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Respon-respon kognitif kita terhadap perilaku kita sendiri mengizinkan kita untuk

mengatur perilaku kita sendiri.Dengan mengamati, kita mengumpulkan data tentang

respons-respons kita.Melalui standar-standar penampilan yang sudah diinternalisasi,

kerap kali dipelajari melalui observasi, kita pertimbangkan perilaku kita.Dengan

memberi hadiah atau menghukum kita sendiri, kita dapat mengendalikan perilaku kita

secara efektif.Kita tidak perlu dikendalikan oleh kekuatan lingkungan atau keinginan

yang dating dari dalam.Kita dapat belajar menjadi manusia sosial yang

berkepribadian.Dengan menerapkan gagasan-gagasan teori belajar sosial pada diri kita

sendiri, kita dapat menjadi guru dan siswa yang lebih baik.

Selain itu, anggapan mengenai kecakapan diri (perceived self-efficacy) juga berperan

besar dalam perilaku yang diatur sendiri.Anggapan tentang kecakapan diri ini adalah

keyakinan seseorang bahwa dia mampu untuk melakukan sesuatu.Dari anggapan ini,

muncul motivasi orang untuk berprestasi (apabila anggapannya positif) atau bahkan

dimotivasi untuk melakukan suatu hal (apabila anggapannya negatif).

Terkadang, anggapan mengenai kecakapan diri seseorang tidak sesuai dengan kecakapan

diri sesungguhnya (real self-efficacy).Seseorang terlalu yakin dia dapat melakukan

sesuatu, tetapi pada kenyataannya sebenarnya dia tidak mampu. Bila hal ini terjadi,

maka orang akan merasa frustasi dan rendah diri.

C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

a. Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan

dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah

mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan

pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya

dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu

14

Page 15: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang

negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

b. Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,

karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan

melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia

bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi

yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning

( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar

social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari

perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan

perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

D. CONTOH APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL

Bandura menyatakan bahwa seseorang dapat belajar dari pengalaman tak langsung

atau pengalaman pengganti dan belajar dengan mengamati konsekuensi dari perilakunya

sendiri.Bandura mendefenisikan model sebagai segala sesuatu yang menyampaikan

informasi. Jadi koran, majalah, televisi, dan sebagainya merupakan model. Dan tentu saja

informasi berita yang disampaikan dapat membawa pengaruh positif maupun dapat

memunculkan proses kognitif yang salah pada individu. Bandura menyatakan bahwa anak-

anak dan orang dewasa mendapatkan sikap, emosi tanggapan, dan gaya baru melalui

modeling. 

Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk

mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si anak akan tertarik mengamati para pengendara

sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia anggap kurang

menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda.

15

Page 16: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan bahwa

bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya

(semisal) untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan

pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda

bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk

memberi reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan

tahap motivasi.Beberapa contoh lain dijelaskan dalam poin-poin berikut:

Iklan mie instan, di iklan tersebut diperlihatkan seseorang yang sedang melihat

orang lain makan mie instan dengan nikmatnya, membuatnya pada akhirnya makan

mie instan yang sama.

Melihat kecelakaan di konser sebuah band nasional yang mengakibatkan seseorang

meninggal, seorang pemudi yang tadinya hendak menonton konser band tersebut di

kotanya menggagalkan niatnya.

Iklan sebuah pasta gigi memperlihatkan seorang anak yang meniru kebiasaan

ayahnya makan, ribut sendiri karena menonton bola, dan cara ayahnya menggosok

gigi.

Seorang balita yang kecanduan rokok dan berkata kasar karena lingkungan (orang-

orang dewasa) sekitar terbiasa merokok dan berkata kasar.

Seorang anak melompat dari lantai 4 sebuah rumah susun dengan menggunakan

seprai setelah melihat film superhero.

Sosialisasi penggunaan helm dan mengendarai motor yang baik menggunakan suatu

film pendek yang mengilustrasikan seorang pemuda yang naik motor ugal-ugalan

dan tidak memakai helm, berakibat fatal; kaum muda yang melihatnya

menggunakan helm dan berkendara aman tak hanya untuk menghindari ditilang

polisi, tetapi untuk mengamankan dirinya.

Serangkaian novel yang bercerita tentang percintaan vampir dengan manusia

menjadi bestseller, memacu penulis lain untuk menulis novel-novel yang bercerita

tentang percintaan vampir-manusia.

Seorang selebritis mulai berkecimpung di dunia politik, menambah kesuksesannya,

selebritis lain juga akhirnya banyak yang terjun ke dunia politik.

16

Page 17: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Belakangan ini, ada aktor/aktris yang mencoba peruntungan di dunia tarik suara,

dan cukup sukses. Melihat hal ini banyak aktor/aktris lain yang mulai ikut-ikutan

terjun di dunia tarik suara.

Sinetron-sinetron yang memiliki high rating saat ini adalah bercerita tentang cinta

dan judul sinetronnya adalah nama sang tokoh utama. Banyak sinetron-sinetron

baru yang bermunculan bertema cinta dan judulnya pun adalah nama sang tokoh

utama.

Memenuhi kebutuhan transportasi anak muda, sebuah perusahaan mobil ternama

mendesain sebuah mobil yang berjiwa muda, dengan ciri mobil kecil (untuk 4

orang) dan berbentuk kapsul dengan lekukan-lekukan di bodi mobilnya. Melihat

jumlah penjualannya, kini banyak produsen mobil yang memproduksi mobil dengan

bentuk yang mirip.

Sebuah perusahaan telekomunikasi di sebuah negara yang memiliki jumlah

penduduk terbanyak di Asia memproduksi secara massal ponsel murah dengan

tombol QWERTY. Karena jumlah penjualannya, banyak produsen di negara yang

sama, bahkan Indonesia sendiri memproduksi ponsel dengan bentuk yang sama.

Seorang anak melihat temannya yang terluka karena terkena petasan, anak itu pun

menghindari main petasan.

Seorang pemuda melihat kesuksesan seorang bintang sepak bola dunia, memacunya

untuk berlatih sepak bola sebaik mungkin, berharap bisa mengikuti jejak bintang

sepak bola tersebut.

Seorang remaja melihat sekelompok remaja lain perform dance dengan gemilang,

remaja ini pun mulai belajar dan berlatih dance serupa.

Ada seorang yang kecopetan ponselnya yang dia taruh di tasnya, mengetahui hal

tersebut, seseorang mengindari menaruh ponsel di tas.

Seorang anak melihat ibunya makan bakso, dia juga ingin memakannya dan

meminta pada ibunya. Namun, sang ibu menunjukkan ekspresi kepedasan dan

akhirnya si anak tidak mau memakan bakso tersebut.

E. APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL  TERHADAP PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

17

Page 18: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman

langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung melalui observasi. Bandura juga

percaya bahwa model akan sangat efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki

kehormatan, kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian besar

guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model yang berpengaruh besar.

Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian, strategi pemecahan masalah, kode moral,

standar performa, aturan dan prinsip umum, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi

model

tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi standar evaluasi diri.

Fase belajar observasional diatur oleh empat variabel yang harus diperhatikan oleh

guru. Fase yang pertama yaitu atensional (perhatian), dimana siswa harus menaruh

perhatian terhadap sesuatu yang menurutnya menarik, popular, kompeten, atau dikagumi,

dan proses itu akan bervariasi seiring dengan pendewasaan dan pengalaman belajar

sebelumnya. Yang kedua yaitu retensi, agar dapat meniru perilaku suatu model siswa  harus

mengingat perilaku itu. Pada fase retensi ini, latihan sangat membantu siswa untuk

mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki. Yang ketiga produksi, suatu proses

pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan agar membantu siswa lancer dan ahli

dalam menguasai materi pelajaran. Yang terakhir yaitu motivasi. Suatu cara agar dapat

mendorong kinerja dan mempertahankan tetap dilakukannya keterampilan yang baru

diperoleh dengan memberikan penguatan (bisa berupa nilai dan penghargaan).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran menurut teori sosial

Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang

baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat

memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun

tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan

materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif,  karena pembelajar langsung dapat

memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan.

Namun dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep sehingga

guru harus dapat menghadirkan model yang menarik perhatian dan dapat mudah diingat

oleh si pembelajar. Penulis berusaha memberi suatu contoh dalam pembelajarn

matematika. Misalnya seorang guru akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari

18

Page 19: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

balok. Disini dihadirkan/disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik

sebagai model. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa guru

memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian menentukan rumus

volume balok. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memperhatikan model dan

menirukan bagaimana menentukan rumus volume balok, dan pembelajar harus

mengingatnya. Selanjutnya pembelajar dituntut untuk dapat mampu meniru pemodelan

tersebut. Beberapa proses ini akan lebih berhasil jika ada motivasi yang kuat dari

pembelajar untuk mempelajarinya.

19

Page 20: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

BAB III

PENUTUP

Teori belajar sosial atau teori observasional dikembangkan oleh Albert Bandura

(1969), seorang tokoh psikologi yang menganut aliran Behaviorisme.Bandura kini

menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi

Universitas Stanford.

Teori belajar sosial adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati

dan meniru perilaku orang lain. Dengan kata lain, informasi diperoleh dengan

memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan. Dalam percobaan boneka Bobo,

Bandura mengilustrasikan bagaimana pembelajaran sosial dapat terjadi bahkan dengan

menyaksikan seorang model yang tidak diperkuat atau dihukum.Dalam eksperimen

tersebut, anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa

disekitarnya.Eksperimen tersebut juga menunjukkan perbedaan pembelajaran dan

kinerja.Model determinisme pembelajaran resiprokal Albert Bandura mencakup tiga faktor

utama : person/kognisi, perilaku, dan lingkungannya. Faktor person (kognitif) yang

ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-efficiacy, keyakinan bahwa seseorang bisa

menguasai dan menghasilkan hasil positif.

Konsep utama dari teori belajar Albert Bandura adalah pemodelan, belajar

vicarious, dan perilaku diatur-sendiri.Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar

sosial.Bandura mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitufase atensi yang

merupakan fasememberikan perhatian pada suatu model, faseretensional yang merupakan

fase pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan

(memori jangka panjang), fase reproduksi yang merupakan fase dimana kode-kode dalam

memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati,

dan yang terakhir adalah fase motivasional yang merupakan fase dimana si pengamat akan

termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti

20

Page 21: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

model, mereka akan memperoleh penguatan.Belajar Vicarious, merupakan cara belajar

dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku-

perilaku tertentu.Perilaku diatur-sendiri, Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia

sebagian besar merupakan perilaku yang diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated

behavior).

Teori belajarsosial Albert Bandura memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai

teori belajar. Aplikasi dari teori belajar ini telah banyak contohnya dan utamanya teori

belajar sosial dapat diaplikasikan terhadap pembelajaran Matematika. Dalam proses

pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan

model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar.      

21

Page 22: Teori Belajar Sosial Albert Bandura

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua .Jakarta : Kencana

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar), edisi

ke-7. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

22