ima-mata4
-
Upload
muhammad-ulil-albab -
Category
Documents
-
view
28 -
download
10
Transcript of ima-mata4
Siti Romawati 01.210.6279 1
WANITA 70 TAHUN
PENGLIHATAN KEDUA MATA SEMAKIN KABUR SEJAK 5
TAHUN YANG LALU TIDAK MAMPU MEMBACA DENGAN
BAIK
PENGLIHATAN KEDUA MATA SEMAKIN KABUR SEJAK 5 TAHUN YANG LALU menandakan adanya
penurunan tajam penglihatan (visus) secara perlahan. Oleh karena itu, DD nya adalah sebagai
berikut:
1. Katarak.
Kekeruhan pada lenda dapat disebabkan oleh proses hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa terjadi akibat keduanya. Kekeruhan ini mengakibatkan lensa
tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu.
2. Glaukoma
Pada glaukoma terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang
pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil
saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.
3. Retinopati.
Kelainan retina yang berhubungan dengan penurunan penglihatan seperti retinopati
akibat anemia, diabetes melitus, hipotensi, hipertensi dan retinopati leukimia. Cotton
wool patches merupakan gambaran eksudat pada retin akibat penyumbatan arteri
prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Siti Romawati 01.210.6279 2
TIDAK MAMPU MEMBACA DENGAN BAIK menandakan adanya gangguan fungsi akomodasi
pada usia lanjut akibat:
1. Kelemahan otot akomodasi
2. Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Akibat gangguan akomodasi ini maka pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan
keluhan setelah membaca yaituberupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
Sumber: Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta
Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap
bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan
gangguan penglihatan.
http://books.google.co.id/books?id=u43MTFr7-
m8C&pg=PA508&lpg=PA508&dq=mechanism+occurs+in+the+eye+glare+in+cataract&source=bl
&ots=6ufBA7HVA4&sig=uTZXZrrmOGqoqNIIhL5tdfC3t6k&hl=id&ei=FY7jTYX1PIX4vwPBvNX_Bg&
sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CEAQ6AEwBQ#v=onepage&q=mechanism
%20occurs%20in%20the%20eye%20glare%20in%20cataract&f=false
SILAU (GLARE) DI TEMPAT TERANG
Pada penyakit dengan kekeruhan lensa seperti katarak maupun retinopati terdapat penurunan
fungsi lensa yang sensitivitas terhadap silau dan kontras. Pada glare terjadi penyebaran cahaya
yang masuk yg kemudian tidak dapat ditangkap oleh lensa karena penurunan sensitivitas silau
tersebut sehingga terjadi efek glare.
http://www.lifeextensionvitamins.com/cataracts.html
Siti Romawati 01.210.6279 3
GARIS LURUS TERLIHAT BERKELOK-KELOK, OBJEK
TAMPAK REDUP DI BAGIAN TENGAHNYA
Riwayat penyakit dahulu:
1. DIABETES MELITUS
Penyebab pasti retinopati diabetika belum diketahui secara pasti, namun diduga sebagai
akibat paparan hiperglikemi dalam waktu yang lama. Akibat paparan hiperglikemi yang
lama menyebabkan terjadi berbagai proses biokimiawi dalam sel yang berperan dalam
terjadinya komplikasi DM seperti retinopati diabetika. Hal ini disebabkan karena
peningkatan aktifitas enzim aldosa reduktase (jalur poliol/sorbitol menjadi aktif).
Perubahan vaskuler retina akibat akumulasi sorbitol adalah hilangnya perisit dan
penebalan membran basal. Hilangnya perisit akan menimbulkan mikroaneurisma akibat
adanya daerah yang lemah pada dinding pembuluh darah dan tidak adanya efek
antiproliferatif yang dimiliki perisit.
Mikroaneurisma akan menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat
sehingga menimbulkan eksudasi. Kerusakan lebih lanjut akan menyebabkan hilangnya
komponen seluler pada pembuluh darah. Kapiler aseluler tersebut apabila berkonfluen
dapat menyebabkan obliterasi arteriol. Daerah nonperfusi tersebut merupakan
patogenesis utama terjadinya neovaskularisasi. Perdarahan retina dan dilatasi
segmental (venous beading) berhubungan dengan banyaknya daerah iskemi. Terjadinya
kerusakan jaringan pada penderita DM melalui mekanisme:
Peningkatan aktifitas aldosa reduktase
Glikosilasi non enzimatik
Pembentukan senyawa dikarbonil
Siti Romawati 01.210.6279 4
Stress oksidatif
Gangguan vaskular
Loss of pericytes
Penebalan membrana basalis
Outpouching berdinding tipis (mikroaneurisma/MA)
Capillary network (venous>>)
Peningkatan permeabilitas terhadap air dan makromolekul
Kebocoran dari MA dan kapilar (difus)
Gangguan hemodinamik
• Abnormalitas eritrosit :
- ¯ kemampuan release oksigen
- ¯ deformabilitas
- rouleaux formation
• Hiperviskositas : protein plasma BM tinggi
• Hiperagregasi
• Hiperkoagulasi
Gondowiarjo TD, Simanjuntak GW, “ Panduan Manajemen Klinis Perdami “, Jakarta,
2006.
2. HIPERTENSI
Hipertensi yang lama menyebabkan penyempitan arteriol seluruh tubuh. Pada
pembuluh darah mata, kelainan ini berhubungan dengan rusaknya inner blood retinal
barrier, ekstravasasi dari plasma dan sel darah merah. penyempitan arteriol ini
menyebabkan perubahan ratio arteri-vena. Apabila penyempitan arteriol disebabkan
oleh spasme dari arteriol, maka bersifat reversibel, tetapi apabila disebabkan oleh
edema atau adanya fibrosis pada dinding pembuluh darah, maka bersifat irreversibel.
Siti Romawati 01.210.6279 5
Akibat hipertensi yang lama juga menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan
aterosklerosis. Arteriosklerosis diawali dengan meningkatnya jaringan elastin pada
lapisan intima, kemudian secara bertahap intima akan digantikan dengan jaringan hialin
dan lapisan otot akan menjadi fibrosis. Dalam keadaan akut rusaknya dinding vaskuler
akan menyebabkan masuknya komponen darah ke dinding vaskuler. Aterosklerosis
merupakan perubahan lapisan intima pembuluh darah yang kalibernya lebih besar dari
arteriol.
Dengan bertambahnya ketebalan dinding vaskuler akan menyebabkan perubahan reflek
cahaya yang ditimbulkan oleh arteriol. Dalam keadaan normal dinding pembuluh darah
tidak tampak, yang terlihat adalah sel darah merah yang berada dalam lumen yang akan
memberikan gambaran garis merah. Bila pembuluh darah tersebut terkena sinar, maka
akan menimbulkan pantulan berupa garis tipis pada daerah vaskuler tersebut. Apabila
terjadi penebalan dinding pembuluh darah, maka pantulan cahaya akan berkurang,
lebih lebar dan difus.ini menandakan awal dari arteriosklerosis.
Dengan semakin bertambahnya ketebalan dari dinding pembuluh darah maka pantulan
cahaya yang diberikan oleh pembuluh darah akan semakin berkurang dan timbul reflek
cahaya reddish brown. Ini dinamakan reflek copper wire. Apabila keadaan ini berlanjut
maka akan terjadi penebalan yang disertai pengecilan lumen vaskuler. Apabila tidak
dapat ditemukan lagi collum of blood walaupun hanya pantulan garis tipis maka
keadaan ini disebut dengan silver wire.
Selain adanya penebalan dinding vaskuler, pada arteriosklerotik timbul pula kelainan
pada arteriolovenous crossing. Arteriol dan venula biasanya berada dalam satu
pembungkus adventisial ditempat penyilangan. Adanya sklerotik pada dinding arteriol
akan dapat menyebabkan kompresi pada venula yang menyebabkan obstruksi pada
venula dan mengakibatkan arteriolovenous nicking. Tanda ini disebut dengan Gunn’s
sign. Selain tanda tersebut dapat pula ditemui Sallu’s sign yaitu defleksi venula ketika
Siti Romawati 01.210.6279 6
bersilangan dengan arteriol. Dalam keadaan normal venula akan bersilangan dengan
arteriol dengan membentuk sudut yang tajam. Dengan adanya sklerotik maka
penyilangan tersebut membentuk sudut yang lebih lebar.
3. MIOPI SEJAK REMAJA
Miopia (Rabun Jauh)
Miopia disebut sebagai rabun jauh, akibat ketidakmampuan untuk melihat jauh, akan
tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopia adalah suatu keadaan mata yang
mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan, sehingga sinar sejajar yang
datang dibiaskan di depan retina.
Miopia disebabkan karena terlalu kuatnya pembiasan sinar di dalam mata untuk
panjangnya bola mata akibat:
- Bola mata terlalu panjang.
- Pembiasan sinar oleh kornea dan lensa terlalu kuat di depan retina.
- Titik fokus sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina.
- Titik jauh (pungtum remotum) terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar,
difokuskan pada bintik kuning.
Gejala miopia:
1. Gejala terpenting adalah melihat jauh buram.
2. Sakit kepala.
3. Kecenderungan terjadinya juling saat melihat jauh.
4. Pasien lebih jelas melihat dekat.
Penatalaksanaan miopia:
Pengobatan pasien dengan miopia adalah akibat lensa sferis negatif atau minus terkecil
yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
Sumber: http://www.surabaya-eye-clinic.com
4. PRESBIOPI SEJAK USIA 4O TAHUN
gangguan fungsi akomodasi pada usia lanjut akibat:
Siti Romawati 01.210.6279 7
1. Kelemahan otot akomodasi
2. Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Akibat gangguan akomodasi ini maka pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan
keluhan setelah membaca yaituberupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
Sumber: Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta
Pemeriksaan:
KEKERUHAN LENSA
Pemeriksaan: uji bayangan iris dengan menggunakan sentolop yang disinarkan pada pupil
dengan membuat sudut 45o dengan dataran iris dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh
semakin sedikit kekeruhan lensa, semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh.
Kemungkinan hasil uji bayangan iris:
- Bayangan jauh lebih besar katarak imatur
- Bayangan kecil dan dekat pupil katarak matur
Sumber: Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta
KELAINAN RETINA DAN VITREUSNYA
kelainan retina kelainan fundus okuli
I. Pemeriksaan fundus okuli adalah sangat mudah bila dipergunakan midriatika
atau siklopegia. Oftalmoskop merupakan alat yang mempunyai sumber cahaya
untuk melihat fundus okuli.
Siti Romawati 01.210.6279 8
Terdapat dua kegunaan oftalmoskop:
1. Memeriksa adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh, seperti kornea,
lensa dan badan kaca
2. Memeriksa fundus okuli terutama retina dan papil saraf optik. Yang dinilai:
- Batasnya tegas bulat atau lonjong kabur?
- Warnanya pucat merah atau merah jambu?
- Ekstravasasinya?
Pembuluh darah retina:
- Ikuti dan lihat bentuk pembuluh darah retina supero temporal, infero temporal,
superonasal, dan inferinasal
- Vena normal, melebar atau kelokannya bertambah
- Arteri normal, spasme, atau terdapat sklerosis coppe-silver wire
- Rasio arteri dan vena
Kemungkinan kelainan:
- Adanya eksudat, perdarahan, atau sikatrik koroid dapat terlihat retina terangkat atau
ablasi
II. Pemeriksaan fundus perifer Dengan meminta pasien melihat ke langit- langit, ke sisi samping dan kebawah
- Makula lutea diperiksa terakhir karena akan merasa silau.
Untuk melihat fungsi retina dilakukan px subektif dan px objektif.
1. Px. Subjektif
- Tajam penglihatan
- Penglihatan warna
- Lapang pandang
Siti Romawati 01.210.6279 9
2. Px. Objektif
- Elektroretinografi (ERG)
- Elektrookulografi (EOG)
- Visual evoked respons (VER)
Sumber: Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta
Kelainan vitreusnya
Kemungkinan kelainan:
- Kekeruhan badan kaca gangguan penglihatan berupa bercak hitam yang mengapung
dan bergerak (muscae volilantes) disebabkan oleh setiap benda yang menutupi
masuknya sinar (jalan sinar) ke dalam bola mata
- Kekeruhan yang lebih tebal keluhan gangguan penglihatan lebih besar terlihat
sebagai pita yang melayang- layang mengganggu lapang penglihatan
- Kekeruhan menutupi seluruh masuknya sinar ke daerah makula penglihatn akan
sangat menurun
Pada px fundus okuli akan terlihat:
- Refleks fundus terlihat merah adalah gambaran normal
- Refleks fundus tidak terlihat akibat kekeruhan darah ata jaringan fibrosis.
Sumber: Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta
KOMPLIKASI DM DAN HIPERTENSI AKIBAT PROSES
PENUAAN?
Komplikasi DM
Mekanisme terjadinya komp likasi pada diabetes mellitus dapat diterangkan melalui:
Siti Romawati 01.210.6279 10
1. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase
2. Glikosilasi non enzimatik
3. Pembentukan senyawa dikarbonil
4. Strees oksidatif
1. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase. Akibat hiperglikemia, dalam jaringan
terjadi peningkatan kadar glukosa. Oleh aldosa reduktase, glukosa akan dirubah
menjadi sorbitol, yang berakibat meningkatnya kadar sorbitol didalam sel.
Akumulasi sorbitol akan meningkatkan osmolaritas didalam sel, sehingga terjadi
perubahan fisiologi sel. Sel dengan kadar sorbitol yang tinggi menunjukan
aktivitas penurunan aktivitas protein kinase C dan Na+, K+ - ATPase membran.
2. Glikosilasi non enzimatik. Glukosa adalah suatu aldehid yang bersifat reaktif,
yang dapat bereaksi secara spontan, walaupun lambat dengan protein. Melalui
proses yang disebut dengan glikosilasi non enzimatik, protein mengalami
modifikasi. Gugus aldehid glukosa bereaksi dengan gugus amino yang terdapat
Siti Romawati 01.210.6279 11
pada suatu protein, membentuk produk glikosilasi yang bersifat reversible.
Produk ini mengalami serangkaian reaksi dengan gugus NH2 dari protein dan
mengadakan ikatan silang membentuk advanced glycoliation end-product (AGE).
Akumulasi AGE pada kolagen dapat menurunkan elastisitas jaringan ikat
sehingga menimbulkan perubahan pada pembuluh darah dan membrane basalis.
3. Pembentukan senyawa dikarbonil. Monosakarida seperti glukosa dapat
mengalami oksidasi yang dikatalis oleh Fe dan Cu, membentuk radikal OH, O2,
H2O2 dan senyawa dikarbonil toksik. Senyawa dikarbonil yang terbentuk dapat
bereaksi dengan gugus –NH2 protein membentuk AGE.
4. Strees oksidatif. Strees oksidatif timbul bila pemebentukan reactive oxygen
species (ROS) melebihi kemampuan mekanisme seluler dalam mengatasi yang
melibatkan sejumlah enzim dan vitamin yang bersifat antioksidan. Strees
oksidatif diabetes mellitus dapat disebabkan karena gangguan keseimbangan
redoks akibat perubahan metabolisme karbohidrat dan lipid, peningkatan
reactive oxygen species akibat proses glikosilasi/glikoksidasi lipid dan penurunan
kapasitas antioksidan.
Sumber: perubahan pupil cycle time pada penderita diabetes mellitus oleh novi wulandari
©2003 digitized by usu digital library
TERAPI UNTUK MEMPERTAHANKAN VISUS
PHACEOMULSIFIKASI+IOL
INJEKSI ANTI VEGF (VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR)
LASER FOTOKOAGULASI RETINA
Siti Romawati 01.210.6279 12
FAKTOR RISIKO KATARAK?
Katarak
Definisi
setiap keadaan kekeruhan pada lensa yg dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua2nya.
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Etio
o Bahan toksik khusus (kimia & fisik)
o Keracunan obat (eserin, kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal)
o Kelainan sistemik / metabolic (DM, galaktosemi, dan distrofi miotonik
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
a. Kelainan kongenital/herediter
b. Proses degenerasi
c. Komplikasi penyakit di mata maupun penyakit sistemik
d. Efek samping obat
e. Radiasi: ultraviolet, infrared, X-ray, microwafe
f. Trauma penetrans dan perforans
Siti Romawati 01.210.6279 13
Daniel Vaughan, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva. General Ophthalmology. Fifteenth edition,
Appleton and Lange, San Fransisco, USA. 1999
Klasifikasi
a. Developmental:
o Congenital < 1 tahun
o Juvenil lebih dari 1 tahun
b. Degeneratif/senilis:
o Insipiens
o Immatura
o Matura
o Hypermatura
c. Komplikata: oleh karena penyakit/kelainan di Mata atau tempat lain
o Glaucoma
o Iridocyclitis
o DM, galaktosemia, hipoparatiroid, miotonia distrofi
o Efek samping obat: steroid, amiodaron, miotika antikolinesterase,
klorpromazine, ergot, naftalein, dinitrofenol, triparanol (MER-29)
d. Traumatika.
Siti Romawati 01.210.6279 14
Sumber: Daniel Vaughan, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva. General Ophthalmology. Fifteenth
edition, Appleton and Lange, San Fransisco, USA. 1999
Digolongkan dalam katarak:
Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak
polaris
Kartarak lentikular dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nukleus
lensa
Dikenal bentuk-bentuk katrarak kongenital
Katarak piramidalis atau polaris anterior
Katarak piramidalis atau polaris posterior
Katarak zonularis
Katarak pungtata
Tanda dan gejala
Terlihat bercak putih atau leukokoria
Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
Penyulit
Makula lutea yang tidak cukup mendapat rangsang
Nistagmus
Strabismus
Siti Romawati 01.210.6279 15
Tindakan pengobatan
Operasi
Tindakan bedah pada katarak yang umumnya dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi linier,
ekstraksi dengan aspirasi. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak
tampak. Biasanya bila katarak total, operasi dapat dilakukan pada usia 2bln/lebih muda bila
telah dpt dilakukan pembiusan.
Pengobatan katarak tergantung:
Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya
Katarak total unilateral sebaiknya dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau
segera sebelum terjadinya juling,
Katarak total atau kongenital unilateral, dilakukan pembedahan secepat mungkin dan
diberikan kacamata segera dengan latihan bebat mata
Katarak bilateral partial,biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara
dapat dicoba dengan kaca mata. Bila juling segera lakukan pembedahan
Prognosis
Kurang memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak dan mungki sekali pada mata
tersebut telah terjadi ambliopia. Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal
buruk pada katarak kongenital
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
KATARAK JUVENIL
Merupakan lanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit
sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya
Siti Romawati 01.210.6279 16
1. katarak metabolik
a. katarak diabeti dan galaktosemik
b.katarak hipokalsemik
c. katarak defisiensi gizi
d. katarak aminoasidurasia (termasuk sindrom lowe dan hemosistinuria)
e. penyakit wilson
f. katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2.otot
a. distrofi miotorik (umur 20-30 tahun)
3. katarak traumatika
4. katarak komplikata
a. kelainan kongenital dan herediter (siklopia,koloboma,mikroftalmia,anirida,pembuluh
hiolid persisiten,heteroma iridis)
b. katarak degeneratif (dengan miopi dan distrofi vitreorientinal,seperti wagner, dan retinitis
pigmentosa, dan neoplasma)
c. katarak anoksik
d.toksik (kortikosteroid atau
topikal,ergot,naftalein,diditroneol,tripanol,antiholinesterase,klorpomazin,miotik,
klorporamin,busulfan dan besi)
Siti Romawati 01.210.6279 17
e. lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit (sindermatik),tulang
(disotosis,kraniofasial,osterogenesis,imperfekta, khondrodistrofia,kalsifikans kongenital
pungtata) dan kromosom
f. katarak radiasi
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
KATARAK SENIL
penyebab: tidak diketahui secara pasti
konsep penuaan :
teori putaran biologik
jaringan embrio manusia membelah 50 kali mati
imunologis ; dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat imunologik yang
menakibatkan kerusakan sel
teori mutasi mutan
teori ”A free radical”
- free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat
- free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi
- free radical bebas dapat dinetralkan oleh antioksidan dan vit.E
teori ”Across-link”
Ahli biokimia mengatakan peningkatan terjadi bersilang asam nukleat dan molekul protein
sehingga mengganggu fungsi .
Perubahan lensa pada usia lanjut:
Siti Romawati 01.210.6279 18
A.kapsul
Menebal dan kurang elastis
Mulai presbiopi
Bentuk lamel kapsul berkurang
Terlihat bahan granular
B. epitel-makin tipis
Sel epitel pada ekuator bertambah besar dan berat
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
C. serat lensa
Lebih iregular
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus
Korteks tidak berwarna karena:
- Kadar .Askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
- Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
Ada beberapa stadium katarak senil :
Insipien
Intumesen
Imatur
Siti Romawati 01.210.6279 19
Matur
Hipermatur dan morgani
Pengobatan :
Iodium tetes,salep,injeksi dan iontoforesis, tidak jelas efektif, sedang beberapa
pasien puas
Kalsium sistein
Imunisasi dengan yang memperbaiki cacat metabolisme lensa
Dipakai lentokalin dan kataraklosin dari lensa ikan
Vit dosis tinggi
Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Insipien Imatur Matur Hiperatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang ( air + masa
lensa keluar )
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + glaukoma
MANIFESTASI KLINIS UMUM KATARAK
Siti Romawati 01.210.6279 20
Gejala yang sering dikeluhkan penderita katarak adalah penurunan visus tanpa disertai rasa
sakit, silau (glare) terutama saat melihat cahaya, dan perubahan status refraksi. Sedangkan
tanda yang dapat kita jumpai pada mata adalah adanya kekeruhan pada lensa. Letak
kekeruhan yang terjadi dapat nuklear, kortikal, subkapsularis posterior atau kombinasinya.
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan sinar celah
Funduskopi pada kedua mata
Tonometer
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
PENATALAKSANAAN
Pembedahan
Setelah pembedahan diganti dengan kacamata afaksia, lensa kontak atau lensa tanam
intraokular
Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Meskipun ada beberapa obat yang dapat menghambat progresivitas katarak, belum ada
satupun yang dapat menjernihkan lensa yang sudah terlanjur keruh, sehingga operasi tetap
diperlukan.
Secara umum dikenal dua macam teknik operasi katarak yaitu EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra
Kapsular) dan EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular).
Siti Romawati 01.210.6279 21
EKEK merupakan teknik operasi katarak dengan cara membuka kapsul anterior lensa untuk
mengeluarkan masa lensa (kortek dan nukleus) dan meninggalkan kapsul posterior.
Pengembangan dari teknik ini adalah PHACOEMULSIFIKASI dengan memanfaatkan energi
ultrasonik untuk menghancurkan masa lensa. Pada kantong kapsul lensa selanjutnya dipasang
lensa intra okuler (IOL)
EKIK merupakan teknik operasi katarak dimana seluruh masa lensa dikeluarkan bersama
kapsulnya. Teknik ini memerlukan irisan kornea yang lebih besar dan jahitan lebih banyak. Saat
ini hanya dipakai pada keadaan khusus seperti luksasi lensa.
www.klikdokter.com
Retinopati
Definisi
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Etiologi
Ablasio retina
DM
Hipertensi
Siti Romawati 01.210.6279 22
Klasifikasi
Retinopati anemia
Terlihat adanya perubahan perdarahan dalam dan superficial, ada edema papil
gejalanya diakibatkan karna adanya anoksia berat infark pd retina di periksa bercak
putih seperti kapas (cotton wool exudate).
Semakin berat anemi maka semakin berat retinopati.
RETINOPATI DIABETIK
Definisi
Kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita DM. Suatu mikroangiopati progresif
yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh – pembuluh halus.
Etiologi
Penderita DM lama (>15tahun)
Klasifikasi
1. RETINOPATI DIABETIK NON PROLIFERATIF
Minimal: ada >= 1 tanda berupa dilatasivena, mikroaneurisma, perdarahan intra
retina yg kecil atau eksudat keras
Siti Romawati 01.210.6279 23
Ringan smp sedang: ada >= 1 tanda berupa dilatasi vena derajat ringan, perdarahan,
eksudat lunak atau IRMA, eksudat keras
Berat: ada >= 1 tanda berua perdarahan dan mikroaneurisma pd 4 kuadran retina,
dilatasi vena pd 2 kuadran, atau IRMA pd 1 kuardran
Sangat berat: ditemukan >= 2 tanda
2. RETINOPATI DIABETIK PROLIFERATI
Ringan: ditemukan adanya neovaskularisasi pd discus ygmencakup < ¼ dr daerah
discus tanpa disertai perdarahan praretina / vitreus
Tinggi: bila ditemukan 3 atau 4 dr factor risiko sbb : neovaskularisasi di mana saja di
retina, neovaskularisasi di dkt discus opticus, neovaskularisasi sedang atau berat yg
mencakup > ¼ daerah discus, perdarahan vitreus
Patofisiologi
Penyebab pasti retinopati diabetika belum diketahui secara pasti, Menurut proses biokimiawi :
1. Jalur Poliol
Hiperglikemia lama Produksi dan akumulasi poliol tidak dapat melewati membrane basal
menumpuk atau tertimbun dalam jumlah yang banyak dalam sel meningkatkan tekanan
osmotic menimbulkan gangguan morfologi atau fungsional sel.
2. Glikasi non enzimatik
DM lama glikasi non enzimatik terhadap protein dan DNA menghambat aktivitas enzim
dan keutuhan DNA protein yang terglikosilasi membentuk radikal bebas menyebabkan
perubahan fungsi sel meningkatkan permeabilitas
Siti Romawati 01.210.6279 24
3. Protein kinase C
Pengaruh (permeabilitas vascular, kontraktilitas, sintesis membrane basalis dan proliverasi sel
vascular)
Hiperglikemia Atifitas PCK di retina dan sel endotel meningkat namun diduga sebagai akibat
paparan hiperglikemi dalam waktu yang lama.
Mikroaneurisme terjadi akibat vasoproliferatif yg dihasilkan endotel, kelemahan dinding kapiler
akibat berkurangnya sel perisit dan memningkatnya tekanan intra luminal kapiler.
Akibat paparan hiperglikemi yang lama menyebabkan terjadi berbagai proses biokimiawi dalam
sel yang berperan dalam terjadinya komplikasi DM seperti retinopati diabetika. Hal ini
disebabkan karena peningkatan aktifitas enzim aldosa reduktase (jalur poliol/sorbitol menjadi
aktif). Perubahan vaskuler retina akibat akumulasi sorbitol adalah hilangnya perisit dan
penebalan membran basal. Hilangnya perisit akan menimbulkan mikroaneurisma akibat adanya
daerah yang lemah pada dinding pembuluh darah dan tidak adanya efek antiproliferatif yang
dimiliki perisit.
Mikroaneurisma akan menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat sehingga
menimbulkan eksudasi. Kerusakan lebih lanjut akan menyebabkan hilangnya komponen seluler
pada pembuluh darah. Kapiler aseluler tersebut apabila berkonfluen dapat menyebabkan
obliterasi arteriol. Daerah nonperfusi tersebut merupakan patogenesis utama terjadinya
neovaskularisasi. Perdarahan retina dan dilatasi segmental (venous beading) berhubungan
dengan banyaknya daerah iskemik.
Tjdnya kerusakan jaringan pada penderita DM melalui mekanisme:
1. Peningkatan aktifitas aldosa reduktase
2. Glikosilasi non enzimatik
Siti Romawati 01.210.6279 25
3. Pembentukan senyawa dikarbonil
4. Stress oksidatif
Manifestai Klinis
Mikroaneurisma penonjolan dinding kapiler, terutama daerah vena dengan bentuk
berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior
Perdarahan
Dilatasi vena
Hard exudate
Diagnosis
1. RETINOPATI DIABETIK NON PROLIFERATIF
Gejala: timbul kelainan penglihatan biru-kuning khas dan diskriminasi corak warna terganggu
Pemeriksaan lapangan pandang, adanya skotoma relatif yang sesuai dengan daerah edema dan
iskemia
Funduskopi: iskemiaperdarahan retina gelap besar dan adanya arteriol macula halus mirip
benang
Gambaran paling khascotton wool/ bercak pd vena retina dan pelebaran segmental ireguler
jarring kapiler retina
2. RETINOPATI DIABETIK PROLIFERATIF
Terjadi neovaskularisasi yg sering teletak di permukaan discus dan di tepi posterior zona perifer
(non perfusi/iskemia)
Siti Romawati 01.210.6279 26
Neovaskularisasi pecah perdarahan corpus vitreum massif penurunan visus mendadak
Penatalaksanaan
1. Kontrol hipertensi
2. Kontrol Lipid
3. Kontrol Gula Darah
4. Fotokoagulasi Laser
5. Vitrektomi
6. Triamsinolon asetonid intravitreal
7. Anti angiogenesis
8. Lain-lain : mis. aspirin, PKC inhibitor, aldosa reduktase inhibitor
Fotokoagulasi laser
- Masih merupakan mainstay terapi DM
- Mengurangi risiko kebutaan 50% pada sight threatening retinopathy
- Indikasi:
Absolut PDR
Relatif Severe – very severe NPDR
Katarak
keadaan umum tidak stabi
tidak dapat di-follow up
Vitrektomi
Siti Romawati 01.210.6279 27
Indikasi:
Non-clearing vitreous hemorrhage
Vitreoretinal traction
TRD ( tractional retinal detachment )
Proliferasi fibrovaskular progresif
Gabungan TRD & RRD (Rhegmatogen RD)
Perdarahan pre-makula (subhialoid)
Diabetic Macular Edema
Triamsinolon Asetonid Intravitreal
Indikasi:
Macular Edema : DR, CRVO/BRVO, CME
Mengurangi permeabilitas tight junction
Meningkatkan resorbsi exudasi
Menekan jaringan pembentuk VEGF
Mengurangi penebalan macula
Perlu diulang
Komplikasi: glaukoma, endoftalmitis, katarak
Anti-Angiogenesis
Macugen ( pegaptanib sodium )
Lucentis ( ranibizumab )
RETINOPATI DIABETIK NON PROLIFERATIF
Apabila terdapat titik-titik kebocoran retinadilakukan laser argon fokal
Siti Romawati 01.210.6279 28
Mata dgn edem macula diabetes yg scra klinis tdk bermakna hanya dipantau secara ketat
tanpa terapi laser
RETINOPATI DIABETIK PROLIFERATIF
Dilakukan fotokoagulasi panretina laser argonmenurunkan kemungkinan perdarahan masif
corpus vitreum dan pelepasan retina dgn menimbulkan regresi
Prognosis
Mata yg mengalami edem macula dan iskemik yg bermakna mengalami prognosis
penglihatanyg lebih jelek-dengan atau tanpa terapi laser
Komplikasi
RETINOPATI HIPERTENSI
Definisi
suatu keadaan dimana terdapat kelainan- kelainan vaskuler yang berhubungan dengan
hipertensi sistemik.
Stadium retinopati hipertensi
stadium ( Keith-Wagener / KW ) :
. Stadium 1 : konstriksi fokal pemb drh arteri
copper wire / silver wire pd arteri
. Stadium 2 : konstriksi fokal & difus pd arteri
Siti Romawati 01.210.6279 29
crossing phenomene pd persilangan A & V
. Stadium 3 : std 2 + cotton wool exudate & perdrhan
. Stadium 4 : std 3 + edema papil, macular star figure
Patofisiologi
Hipertensi yang lama menyebabkan penyempitan arteriol seluruh tubuh. Pada pembuluh darah
mata, kelainan ini berhubungan dengan rusaknya inner blood retinal barrier, ekstravasasi dari
plasma dan sel darah merah. penyempitan arteriol ini menyebabkan perubahan ratio arteri-
vena. Apabila penyempitan arteriol disebabkan oleh spasme dari arteriol, maka bersifat
reversibel, tetapi apabila disebabkan oleh edema atau adanya fibrosis pada dinding pembuluh
darah, maka bersifat irreversibel.
Akibat hipertensi yang lama juga menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan aterosklerosis.
Arteriosklerosis diawali dengan meningkatnya jaringan elastin pada lapisan intima, kemudian
secara bertahap intima akan digantikan dengan jaringan hialin dan lapisan otot akan menjadi
fibrosis. Dalam keadaan akut rusaknya dinding vaskuler akan menyebabkan masuknya
komponen darah ke dinding vaskuler. Aterosklerosis merupakan perubahan lapisan intima
pembuluh darah yang kalibernya lebih besar dari arteriol.
Dengan bertambahnya ketebalan dinding vaskuler akan menyebabkan
perubahan reflek cahaya yang ditimbulkan oleh arteriol. Dalam keadaan normal dinding
pembuluh darah tidak tampak, yang terlihat adalah sel darah merah yang berada dalam lumen
yang akan memberikan gambaran garis merah. Bila pembuluh darah tersebut terkena sinar,
maka akan menimbulkan pantulan berupa garis tipis pada daerah vaskuler tersebut. Apabila
Siti Romawati 01.210.6279 30
terjadi penebalan dinding pembuluh darah, maka pantulan cahaya akan berkurang, lebih lebar
dan difus.ini menandakan awal dari arteriosklerosis.
Dengan semakin bertambahnya ketebalan dari dinding pembuluh darah maka
pantulan cahaya yang diberikan oleh pembuluh darah akan semakin berkurang dan timbul
reflek cahaya reddish brown. Ini dinamakan reflek copper wire. Apabila keadaan ini berlanjut
maka akan terjadi penebalan yang disertai pengecilan lumen vaskuler. Apabila tidak dapat
ditemukan lagi collum of blood walaupun hanya pantulan garis tipis maka keadaan ini disebut
dengan silver wire.
Selain adanya penebalan dinding vaskuler, pada arteriosklerotik timbul pula
kelainan pada arteriolovenous crossing. Arteriol dan venula biasanya berada dalam satu
pembungkus adventisial ditempat penyilangan. Adanya sklerotik pada dinding arteriol akan
dapat menyebabkan kompresi pada venula yang menyebabkan obstruksi pada venula dan
mengakibatkan arteriolovenous nicking. Tanda ini disebut dengan Gunn’s sign. Selain tanda
tersebut dapat pula ditemui Sallu’s sign yaitu defleksi venula ketika bersilangan dengan arteriol.
Dalam keadaan normal venula akan bersilangan dengan arteriol dengan membentuk sudut
yang tajam. Dengan adanya sklerotik maka penyilangan tersebut membentuk sudut yang lebih
lebar.