Skripsi Ima

104
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU Oleh Yulaimatul Usybah NIM 4106001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Transcript of Skripsi Ima

Page 1: Skripsi Ima

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA

PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU

OlehYulaimatul Usybah

NIM 4106001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP – PGRI) LUBUKLINGGAU 2010

Page 2: Skripsi Ima

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA

PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratandalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Yulaimatul Usybah

NIM 4106001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP – PGRI) LUBUKLINGGAU 2010

Page 3: Skripsi Ima

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA

PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, 22 Agustus 2010

Penulis,Yulaimatul Usybah

NIM. 4106001

Disetujui dan disyahkan oleh

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Nely Andriani, M.Si. Derty Mulyana, S.Pd.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam,

H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd.

Page 4: Skripsi Ima

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Yulaimatul Usybah NIM. 4106001Telah dipertahankan di depan Tim dan Panitia Penguji

pada Tanggal 04 September 2010

Panitia Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________

Sekretaris : J. Albert Barus, M.Pd. ________________________

Tim Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________

Anggota : 1. J. Albert Barus, M.Pd. ________________________

2. Ahmad Amin, M.Si. ________________________

3. Endang Suswati, S.Pd. ________________________

MengetahuiKetua STKIP-PGRI Lubuklinggau,

H.M. Lukman Nawi, M.Pd.

Page 5: Skripsi Ima

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yulaimatul Usybah

NPM : 4106001

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Judul Karya Ilmiah/Skripsi : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Course

Review Horay terhadap Motivasi Belajar Siswa

pada Materi Listrik Statis di Kelas IX Sekolah

Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas

adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah dan etika keilmuan

yang berlaku secara ilmiah.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang

dijatuhkan kepada saya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

etika keilmuan atau plagiat dalam karya ilmiah ini. Hal ini juga berlaku apabila

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis ini.

Lubuklinggau, 2010

Yang membuat pernyataan,

Yulaimatul UsybahNPM 4106001

Page 6: Skripsi Ima

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Belajar adalah biaya awal yang harus dibayar untuk mencapai

kesuksesan”

“Ni Ching, Ni Wanci Ni Khan, Ni Siang Ni Kunco, Ni Ceto”

Aku Dengar, Aku lupaAku Lihat, Aku IngatAku Kerjakan, Aku Paham

Skripsi ini Kupersembahkan untuk:

Papa dan Mama yang dalam lelapnya tak pernah luput

memanjatkan do’a kepada Sang Pencipta guna

memberikan kesejukan disetiap perjuangan anak-anaknya

dalam pencapaian tujuan hidup

Saudara-saudara terkasihku (Tini, Tiana, Nini, Yeti, ‘Azmi

dan kakak iparku Afrizal) yang senantiasa memotivasi dan

tiada henti memberi dukungannya disetiap saat

Keponakan-keponakanku (Icha, Syadad, dan Fakhri) yang

menginspirasiku dalam canda tawanya

Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbingku

Sahabat-sahabat terbaikku (Mb’Emil, Miptia, Selvie, Wenny,

Elvita, Hesty, Meyumi, Ratnawati, Marya, Mb’Wi, Mb’Rika,

Tri, Elsera, dan Yuk Risma) yang selalu memotivasi dan

memberi kesan terindah dalam hidupku

Untuk (Yuk Jana, Mas Yadi, Mb’Nopri, dan Mas Maman).

Terima kasih telah memberi dukungan dan semangatnya,

semoga tetap kompak

Page 7: Skripsi Ima

Teman-teman seperjuangan fisika ’06 yang harus

memanfaatkan tahun terakhirnya dalam pencapaian

kesuksesan, salut buat semuanya

Almamaterku

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay terhadap Motivasi

Belajar Fisika Siswa pada Materi Listrik Statis di Kelas IX SMP Negeri 9

Lubuklinggau”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.

Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak mendapatkan hambatan

dan kesulitan, akan tetapi semuanya dapat teratasi berkat usaha dan kesabaran

penulis serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku Ketua STKIP-PGRI

Lubuklinggau.

2. Bapak H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan MIPA.

Page 8: Skripsi Ima

3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika sekaligus Pembimbing Akademik.

4. Ibu Nely Andriani, M.Si. selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bantuan dan bimbingannya.

5. Ibu Derty Mulyana, S.Pd. selaku Pembimbing Pembantu yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.

6. Bapak Darmen Jamarin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 9

Lubuklinggau.

7. Guru-guru dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 9 Lubuklinggau.

8. Sahabat-sahabatku dan rekan-rekan seperjuangan program studi

pendidikan fisika angkatan 2006.

9. Bapak dan Ibu serta Kakak dan Adik yang selalu memberikan motivasi

dan dukungan untuk keberhasilanku.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis mohon bimbingan, arahan maupun saran serta

kritikan yang bersifat membangun dari para pembaca. Harapan penulis semoga

skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Lubuklinggau, Agustus 2010

Penulis

Page 9: Skripsi Ima

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay terhadap Motivasi Belajar Fisika Siswa pada Materi Listrik Statis di Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau”. Masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa pada materi listrik statis di kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau? Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan One group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau berjumlah 236 orang. Sampelnya siswa kelas IX.A yang berjumlah 38 orang, Pengunpulan data dilakukan dengan teknik angket untuk mengetahui motivasi siswa dan teknik tes. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase motivasi sebesar 83,67% (sangat termotivasi). Selanjutnya dilakukan analisis data tes rata-rata pretes dan posttes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada taraf kepercayaan α = 0,05 diperoleh thitung = 11,17 dan ttabel = 2,19. Berdasarkan hasil perhitungan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci: Course Review Horay, motivasi.

Page 10: Skripsi Ima

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................ i

HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii

PERSETUJUAN................................................................................... iii

PENGESAHAN.................................................................................... iv

PERNYATAAN .................................................................................. v

PERSEMBAHAN................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................... 1B. Rumusan Masalah ..................................................... 4

Page 11: Skripsi Ima

C. Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 4D. Tujuan Penelitian ...................................................... 4E. Manfaat Penelitian .................................................... 4F. Penjelasan Istilah ...................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 6

A. Deskripsi Teoritik ..................................................... 61. Pengertian Belajar ............................................... 62. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........ 8

a. Faktor-faktor Intern ....................................... 8 b. Faktor-faktor Ekstern .................................... 8

3. Motivasi Belajar .................................................. 9a. Aspek-aspek Motivasi Belajar....................... 11b. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar......... 12c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar......... 15

4. Hasil Belajar ........................................................ 15 5. Hakikat Pembelajaran ......................................... 16 6. Model Pembelajaran Kooperatif ......................... 18 7. Model Pembelajaran Course Review Horay ....... 19 8. Materi Pembelajaran Listrik Statis ...................... 21B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 25C. Hipotesis Penelitian .................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 26

A. Desain Penelitian ...................................................... 26B. Populasi dan Sampel ................................................. 26C. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 28

1. Metode Angket .................................................... 282. Metode Tes .......................................................... 29

D. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................. 291. Uji Validitas Isi Angket ...................................... 292. Uji Validitas Tes ................................................. 303. Uji Reliabilitas Tes ............................................. 324. Taraf Kesukaran .................................................. 335. Daya Pembeda .................................................... 34

E. Teknik Analisis Data ................................................. 371. Analisis Data Angket .......................................... 372. Analisis Data Tes ................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 41

A. Hasil Penelitian ......................................................... 411. Deskripsi Data ..................................................... 412. Pengujian Persyaratan Analisis ........................... 45

Page 12: Skripsi Ima

3. Pengujian Hipotesis ............................................ 45B. Pembahasan ............................................................... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................ 50

A. Simpulan ................................................................... 50B. Saran ......................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 51

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dibidang pendidikan sangat penting dalam upaya

meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia, baik dari aspek

kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.

Dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semakin pesat sekarang ini, bidang pendidikan harus mendapat

penanganan dan prioritas yang utama baik oleh pemerintah, para pengelola

pendidikan maupun masyarakat.

Peningkatan kualitas pendidikan tentu saja tidak terlepas dari proses

belajar mengajar sebagai kegiatan utama di sekolah. Salah satu faktor yang

sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pemilihan model

pembelajaran. Model pembelajaran sendiri terdiri dari berbagai macam yang

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Page 13: Skripsi Ima

Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah masih

banyaknya siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika sebagai pelajaran

yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk

belajar fisika dan hasil belajar yang diperoleh rendah. Hal ini mungkin terjadi

dikarenakan model pembelajaran yang kurang tepat dan penampilan guru yang

kurang simpatik.

Motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.

Motivasi belajar tidak sama kuatnya antara siswa yang satu dengan siswa

lainnya. Motivasi dalam diri seseorang tidak tetap, kadang-kadang kuat,

kadang-kadang lemah, bahkan pada suatu saat motivasi belajar dapat hilang

sama sekali. Untuk itu, guru harus memiliki motivasi dalam membelajarkan

siswa.

Pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat menumbuhkan semangat

belajar dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang telah dipelajari

dengan melibatkan siswa secara aktif didalamnya (Suyatno, 2009:6), karena

dalam pembelajaran fisika banyak kegiatan pemecahan masalah yang

menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang

berorientasi pada pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan adalah Course

Review Horay.

Course Review Horay adalah salah satu model pembelajaran yang

dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Dalam

aplikasinya model pembelajaran Course Review Horay tidak hanya

menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik tetapi juga

Page 14: Skripsi Ima

melatih siswa untuk mencapai hubungan sosial yang akan melahirkan sikap

ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap

perbedaaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar

kelompok.

Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih

banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru

hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing.

Siswa diajak untuk belajar dengan cara yang relatif lebih menyenangkan.

Disini siswa akan diajak lebih aktif untuk mengemukakan jawabannya dan

jika telah menyelesaikan sejumlah soal dengan benar maka siswa

dipersilahkan untuk mengucapkan yel-yel sebagai penyemangat siswa. Yel-yel

yang dipakai dalam strategi ini biasanya bermacam-macam sesuai kebutuhan

dan keinginan siswa. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM) membuat siswa lebih menikmati pelajaran

sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Hal ini dapat memotivasi

siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap

hasil belajar siswa.

Hasil studi pendahuluan awal di SMP Negeri 9 Lubuklinggau

menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran

fisika masih sangat rendah, hampir 50% siswa mendapat nilai dibawah 60.

Nilai ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini

merupakan tugas guru bagaimana cara menumbuhkan motivasi belajar siswa

Page 15: Skripsi Ima

dan berupaya agar siswa tertarik dan meningkatkan rasa ingin tahu mereka

terhadap materi fisika yang diajarkan.

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti terdorong untuk

mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Course Review Horay terhadap Motivasi Belajar Fisika Siswa pada

Materi Listrik Statis di Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka rumusan masalahnya

adalah “Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review

Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa pada materi listrik statis di kelas

IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang ingin

diteliti yaitu ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa melalui

penerapan model pembelajaran Course Review Horay pada materi listrik statis

di kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review

Page 16: Skripsi Ima

Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa di kelas IX SMP Negeri 9

Lubuklinggau.

E. Manfaat Penelitian

Setelah hasil penelitian ini didapatkan, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat:

1. Untuk meningkatkan minat belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh

dapat tercapai secara optimal, serta menumbuhkan kemampuan siswa

untuk saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi

antar sesama teman.

2. Sebagai informasi bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya

dalam menentukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat guna

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi peneliti yang

melakukan penelitian sejenis.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan,

maka perlu adanya penjelasan istilah yang dimaksud. Beberapa istilah yang

perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan setelah

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Course Review Horay

terhadap motivasi belajar siswa.

Page 17: Skripsi Ima

2. Model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu pembelajaran

dengan pengujian pemahaman menggunakan soal, jawaban soal tersebut

dituliskan pada kotak (tabel) yang telah dilengkapi oleh nomor. Setelah itu

jawaban langsung didiskusikan bersama. Apabila jawaban siswa benar

maka akan mendapatkan tanda () dan langsung berteriak horay.

3. Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar

karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari

dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan bagi semua orang. Pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dan

berkembang disebabkan karena belajar. Seseorang dikatakan belajar, bila

dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar

terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian

belajar. Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai belajar, yaitu:

a) Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 1996:84) mengemukakan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

Page 18: Skripsi Ima

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya

yang berulang-ulang dalam suatu situasi.

b) Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

c) R.Gagne (dalam Slameto, 2003:13) memberikan dua definisi belajar,

yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

d) Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan didalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.

Pengertian belajar juga sudah banyak diungkapkan oleh para ahli

psikologi termasuk psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku.

Page 19: Skripsi Ima

Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi

terus menerus dengan lingkungannya. Jika dalam proses belajar tidak

mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat

dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan didalam proses

belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan

faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-faktor Intern

Faktor-faktor intern yang berpengaruh terhadap belajar, yaitu

sebagai berikut:

1. Faktor jasmaniah, terdiri dari:

a) Faktor Kesehatan

b) Cacat Tubuh

2. Faktor psikologis, terdiri dari:

a) Inteligensi

b) Perhatian

c) Minat

Page 20: Skripsi Ima

d) Bakat

e) Motif

f) Kematangan

g) Kesiapan

3. Faktor kelelahan

b. Faktor-faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, yaitu

sebagai berikut:

1. Faktor keluarga, terdiri dari:

a) Cara orang tua mendidik anak

b) Hubungan antar anggota keluarga

c) Keadaan ekonomi keluarga

2. Faktor sekolah, terdiri dari:

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

c) Hubungan guru dengan siswa

d) Hubungan siswa dengan siswa

e) Disiplin sekolah

f) Media pelajaran

g) Sarana dan prasarana

3. Faktor masyarakat, terdiri dari:

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

b) Media massa

Page 21: Skripsi Ima

c) Teman bergaul

d) Bentuk kehidupan masyarakat

3. Motivasi Belajar

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Makin kuat

motivasi seseorang dalam belajar makin optimal dalam melakukan

aktivitas belajar. Dengan kata lain intensitas proses pembelajaran sangat

ditentukan oleh motivasi.

Hakim (2005:26) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Purwanto

(1996:73) mengatakan motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil

belajar atau tujuan tertentu.

Menurut Santrock (dalam Sunartombs, 2008:2), motivasi adalah

proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,

perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi,

terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2008:82).

Page 22: Skripsi Ima

Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (dalam

Sunartombs, 2008:2) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih

mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk

mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta

mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa

yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang

disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan

menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain

itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar

tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan

untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah

diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa

mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan

siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S.

Lumsden (dalam Sunartombs, 2008:3). Siswa pada dasarnya termotivasi

untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin

mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya

terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam

rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman.

Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar

karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam

Page 23: Skripsi Ima

dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan

kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.

a. Aspek-aspek Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang

dikemukakan oleh Djamarah (2008:149), yaitu:

1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan

sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik

sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan

hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian

untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari

hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana

tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung

informasi tentang penguasaan keahlian.

2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu

demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid

belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran

yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka

diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan

kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung

nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya

guru memberikan pujian kepada siswa.

b. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Page 24: Skripsi Ima

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam

mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu sebagai berikut:

1) Memberi Angka

Angka yang dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil

aktivitas belajar anak didik (Djamarah, 2008:159). Angka yang

diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi, sesuai

dengan apa yang telah mereka peroleh, baik dari hasil ulangan

maupun penilaian guru.

Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan

rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau lebih

meningkatkan prestasi belajarnya. Angka ini biasanya terdapat

dalam buku rapor.

2) Hadiah

Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat

motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang

berprestasi tinggi, dapat berupa penghargaan, uang beasiswa, atau

yang lainnya.

Hadiah berupa uang beasiswa diberikan untuk memotivasi

anak didik agar mempertahankan prestasi belajarnya dalam

berstudi. Pemberian hadiah bisa juga diberikan bukan berbentuk

beasiswa, tetapi berbentuk lain seperti buku-buku tulis, pensil,

pena, dan buku-buku bacaan lainnya yang dikumpulkan dalam

sebuah kotak terbungkus dengan rapi. Pemberian hadiah dengan

Page 25: Skripsi Ima

cara seperti itu, dapat memotivasi anak didik untuk belajar guna

mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai. Dan

tidak menutup kemungkinan akan mendorong anak didik lainnya

untuk ikut berkompetisi dalam belajar.

3) Kompetisi

Persaingan baik dalam bentuk individu maupun kelompok

diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk

menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk

menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang

peranan. Guru bisa membentuk anak didik kedalam beberapa

kelompok belajar di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung, dan

semua anak didik dapat dilibatkan kedalamnya. Kompetensi yang

sehat pun dapat berlangsung dikalangan anak didik.

4) Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik

biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk

menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi

yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat

belajar.

5) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil belajar, anak didik terdorong

untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami

kemajuan, anak didik akan berusaha mempertahankannya atau

Page 26: Skripsi Ima

bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan

prestasi belajar yang lebih baik dikemudian hari atau pada semester

berikutnya.

6) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan

pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan

pekerjaan di sekolah. Dengan pujian yang diberikan akan

membesarkan jiwa anak didik sehingga akan lebih bergairah

belajar bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan.

7) Hukuman

Sanksi berupa hukuman yang diberikan kepada anak didik

yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah dapat menjadi alat

motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar. Asalkan hukuman

yang diberikan bersifat mendidik dan sesuai dengan berat

ringannya pelanggaran.

c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008:169)

ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara

pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu

sebagai berikut:

1) Menggairahkan anak didik

2) Memberikan harapan realistis

Page 27: Skripsi Ima

3) Memberikan insentif

4) Mengarahkan perilaku anak didik

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan

penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar

dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam

upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina

kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun

individu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2004:250) yaitu

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (2008:30) hasil belajar adalah bila seseorang

telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang

Page 28: Skripsi Ima

telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu

lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar

turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai

hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta

menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

5. Hakikat Pembelajaran

Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak bisa

dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. “Pengajaran”

merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum, atau

“pengajaran” ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya

(Munandir, dalam http://library.um.ac.id)

Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran

berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya

orang yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut “guru”.

Pengajaran lebih luas pengertiannya daripada mengajar. Pengajaran

sebagai suatu proses, buah atau hasilnya adalah belajar, yaitu terjadinya

peristiwa belajar di dalam diri siswa. Peristiwa belajar pada siswa ini

menunjukkan adanya sikap, seperti minat, perhatian, perasaan, percaya diri

dan sikap lainnya.

Istilah pembelajaran terkandung makna perbuatan membelajarkan,

artinya menurut Munandir (dalam http://library.um.ac.id) adalah mengacu

ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana

menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut.

Page 29: Skripsi Ima

Menurut Degeng (dalam http://library.um.ac.id) bahwa

pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan

mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil

pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembelajaran pada

hakikatnya ialah pelaksanaan dari kurikulum sekolah untuk

menyampaikan isi atau materi mata pelajaran tertentu kepada siswa

dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat menunjukkan aktivitas

belajar.

6. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi

pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Ibrahim (dalam Fatmawati, 2009:7) mengemukakan bahwa

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok kecil (4-6 orang) yang anggotanya heterogen berdasarkan jenis kelamin, status sosial, dan hasil belajar. Selama pembelajaran akan muncul kerja sama antar siswa dari suatu tingkatan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa bergabung dalam kelompoknya yang telah dibentuk kemudian berdiskusi

Page 30: Skripsi Ima

untuk menyelesaikan soal latihan atau lembar diskusi siswa yang diberikan guru.

Menurut Sanjaya (2007:239) strategi pembelajaran kooperatif atau

pembelajaran kelompok adalah serangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sedangkan menurut Sunal

dan Hans (dalam Isjoni, 2010:12) mengemukakan pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus

dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja

sama selama proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat sebelumnya belajar dengan model

kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani

mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling

memberikan pendapat. Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan

pada latihan-latihan soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu,

pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa

dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang

dihadapinya.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul

dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat

berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama,

dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif

pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap

Page 31: Skripsi Ima

kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi

siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

7. Model Pembelajaran Course Review Horay

Course Review Horay adalah suatu model pembelajaran kooperatif

dengan pengujian pemahaman menggunakan soal, jawaban soal tersebut

dituliskan pada kotak (tabel) yang telah dilengkapi oleh nomor, nomor

tersebut berupa nomor soal yang telah ditentukan oleh guru. Setelah itu

jawaban langsung didiskusikan bersama. Apabila jawaban siswa benar

maka akan mendapatkan tanda () dan langsung berteriak horay

(http://apadefinisinya.blogspot.com).

Model Pembelajaran ini diharapkan dapat melatih kerjasama siswa

dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok. Selain itu,

dengan adanya keikutsertaan siswa dalam penilaian soal diharapkan dapat

menumbuhkan dan menanamkan kejujuran siswa. Ciri khas yel-yel dalam

model ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dengan

menuliskan jawabannya langsung setelah soal dibacakan oleh guru dapat

menambah keaktifan siswa dan kecepatan dalam berpikir.

Suyatno (2009:126) mengungkapkan bahwa langkah-langkah

dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran

3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

Page 32: Skripsi Ima

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat tempat jawaban.

Tempat jawaban disini berbentuk tabel (kotak), banyaknya kotak

tempat jawaban disesuaikan dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban

diisi dengan angka.

5. Guru membaca soal secara acak sesuai dengan nomor yang telah

disiapkan sebelumnya. Siswa menulis jawaban di dalam kotak yang

nomornya disebutkan guru. Soal yang telah dibacakan langsung

didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda

silang (x).

6. Siswa yang sudah mendapat tanda () vertikal atau horisontal, atau

diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang

diperoleh.

8. Penutup pembahasan. Penutup dari pembahasan ini dapat berupa

penyimpulan dari guru ataupun disimpulkan sendiri oleh siswa

Pada pembelajaran Course Review Horay siswa diajak belajar

dengan cara yang relatif lebih menyenangkan, sehingga siswa tidak bosan

dalam belajar. Namun, dalam pembelajaran fisika tidak semua materi

cocok menggunakan model pembelajaran ini. Pembelajaran Course

Review Horay lebih cocok digunakan pada materi yang bersifat

pemahaman konsep, karena dapat memperkuat daya ingat siswa dan

mengasah kecepatan berpikir siswa.

8. Materi Pembelajaran Listrik Statis

Page 33: Skripsi Ima

1) Pengertian Listrik Statis

Listrik (electricity) berasal dari bahasa Yunani elektron yang

berarti ”amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu. Orang

zaman dahulu telah mengetahui bahwa dengan menggosokkan batang

amber dengan kain, ternyata batang amber tersebut akan menarik

benda-benda ringan, seperti daun-daun kecil, bulu ayam ataupun debu.

Peristiwa tersebut merupakan gejala kelistrikan.

Penggaris plastik yang digosok dengan kain juga menunjukkan

”efek amber” atau sekarang disebut dengan istilah ”statis”. Jadi, dua

benda yang digosok dapat menimbulkan muatan listrik. Kumpulan

muatan listrik pada suatu benda inilah yang disebut listrik statis

(Giancoli, 2001:2).

2) Muatan Listrik

Rutherford dan Neils Bohr menamai elektron sebagai bagian

dari inti atom. Elektron memiliki muatan listrik negatif (-). Karena

pengaruh dari luar misalnya digosok, diputar, atau dipengaruhi

induksi, elektron-elektron dapat meninggalkan atomnya. Atom yang

menerima elektron akan mengalami kelebihan elektron dan dikatakan

bermuatan negatif, sedangkan atom yang ditinggalkan elektron akan

mengalami kekurangan elektron sehingga kelebihan proton dan

dikatakan bermuatan positif.

Bagian atom yang lain adalah inti atom. Inti atom terdiri dari

proton yang bermuatan listrik positif (+) dan neutron yang tidak

Page 34: Skripsi Ima

bermuatan listrik (netral). Atom dikatakan netral apabila jumlah

muatan inti atom sama dengan jumlah muatan seluruh elektron yang

mengelilinginya (jumlah proton = jumlah elektron).

3) Sifat Muatan Listrik

Berdasarkan teori atom, muatan listrik tidak hanya satu jenis,

melainkan dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif. Apa yang

terjadi jika dua benda bermuatan sejenis dan dua benda bermuatan tak

sejenis didekatkan. Untuk mengetahui sifat muatan-muatan ini, dapat

dilakukan dengan melakukan eksperimen berikut (Sudibyo, 2008:136).

a. Jika dua penggaris plastik yang telah digosok dengan kain wool

saling didekatkan, ternyata penggaris plastik tersebut saling tolak-

menolak. Demikian juga dengan dua batang kaca yang telah

digosok dengan kain sutera didekatkan, ternyata juga saling tolak-

menolak.

b. Jika penggaris plastik digosok dengan kain wool didekatkan

dengan batang kaca yang telah digosok dengan kain sutera,

ternyata antara penggaris plastik dengan batang kaca terjadi tarik-

menarik.

(a) (b)

Dari hasil eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa

muatan sejenis akan tolak-menolak dan muatan tidak sejenis akan

Page 35: Skripsi Ima

tarik-menarik. Berdasarkan sifat muatan listrik, dapat pula diartikan

bahwa muatan listrik dapat berpindah dari satu benda ke benda lain

bila dihubungkan.

Berdasarkan daya hantar listrik, maka benda dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu konduktor dan isolator.

a. Konduktor (penghantar) adalah benda yang dapat menghantarkan

arus listrik, misalnya logam, tubuh manusia, kayu basah, dan tanah.

b. Isolator (penyekat) adalah benda-benda yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik, misalnya karet, porselin, udara, dan

lain-lain.

4) Hukum Coulomb

Charles Augustin de Coulomb berhasil menemukan hubungan

antara besar gaya listrik dari dua muatan listrik, besar muatan listrik,

dan jarak antara dua muatan listrik dengan menggunakan neraca

puntir.

Percobaan Coulomb menunjukkan bahwa ”gaya listrik antara

dua benda bermuatan sebanding dengan muatan masing-masing benda

dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dua benda tersebut”.

Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Coulomb (Purjiyanta, 2006:78),

secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

(Sudibyo, 2008:143)

dengan F = gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik (N)

k = konstanta pembanding besarnya 9 x 109 Nm2C-2

Page 36: Skripsi Ima

q1 = besar muatan listrik benda pertama (C)

q2 = besar muatan listrik benda kedua (C)

r = jarak antara dua benda bermuatan (m)

Berdasarkan hukum Coulomb, gaya listrik pada dua benda

makin besar bila muatan listrik keduanya makin besar atau jarak

keduanya makin kecil. Sebaliknya, gaya listrik pada dua benda makin

kecil bila muatan listriknya makin kecil atau jarak keduanya makin

besar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Takmalun, (2008) efektifitas penggunaan metode pembelajaran Course

Review Horay berbantuan alat peraga terhadap minat dan hasil belajar siswa

kelas IX SMP. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode pembelajaran Course Review Horay berbantuan alat dapat

meningkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan

masih perlu dibuktikan kenyataannya. Berdasarkan landasan teori sebelumnya,

maka hipotesis dalam penelitian adalah ”Penerapan model pembelajaran

Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar fisika siswa”.

Page 37: Skripsi Ima

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan dari sifat permasalahan penelitian ini, maka jenis

penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian

ini menggunakan One group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono

(2010:111) desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Keterangan:

O1 = Nilai pretes

O2 = Nilai posttes

X = Pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Page 38: Skripsi Ima

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 9

Lubuklinggau yang berjumlah 236 siswa, agar lebih jelas dapat dilihat pada

tabel di samping:

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2010/2011

No KelasJumlah Siswa

JumlahLaki-laki Perempuan

1 IX.A 20 18 38

2 IX.B 19 19 38

3 IX.C 17 23 40

4 IX.D 18 22 40

5 IX.E 18 22 40

6 IX.F 23 17 40

Jumlah 115 121 236

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011

2. Sampel

Menurut Sudijono (2007:280) sampel adalah suatu proporsi kecil

populasi yang seharusnya diteliti yang dipilih atau ditetapkan untuk

keperluan analisis. Untuk penelitian ini diambil dua kelas dari seluruh

kelas IX. Teknik pengambilan sampel menggunakan sistem sampel

Page 39: Skripsi Ima

kelompok (cluster sample) karena pengambilan sampel bukan didasarkan

pada individual tetapi lebih kepada kelompok dalam hal ini yaitu kelas.

Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih sebagai sampel adalah kelas

IX.A.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek

penelitian (Arikunto, 2002:104). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat .

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Course Review Horay.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada

materi listrik statis di kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode angket dan tes.

1. Metode Angket

Page 40: Skripsi Ima

Kuisioner (angket) yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

angket langsung tertutup yaitu responden menjawab tentang dirinya

dengan jawaban yang sudah disediakan sehingga responden tinggal

memilih salah satu alternatif jawaban.

Angket yang digunakan adalah angket motivasi siswa yang

tergolong kedalam model ARCS (Keller, 1987:13), yaitu Attention

(perhatian), Relevance (berhubungan), Confidence (percaya diri) dan

Satisfaction (memuaskan).

2. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2002:127). Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil

belajar siswa. Tes ini berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.

D. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi

siswa dan soal tes hasil belajar. Tes yang dilaksanakan adalah pre-test dan

post-test yang diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran sesuai

dengan materi pembelajaran yang diberikan. Agar tes yang digunakan dalam

penelitian ini berkualitas, maka terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang

telah mempelajari materi tes. Kemudian hasil uji coba dilakukan perhitungan

untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

Page 41: Skripsi Ima

Uji coba dilakukan di kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau tahun pelajaran

2010/2011 yang diikuti 32 siswa pada tanggal 15 Juli 2010.

1. Uji Validitas Isi Angket

Menurut Sugiyono (2010:182), pengujian validitas isi dapat

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau

rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian validitas isi

dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi

itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor

butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari

indikator yang kemudian dikonsultasikan dengan tim ahli.

Angket di dalam penelitian ini telah divalidasi oleh tiga orang tim

ahli, yaitu:

a. Linda Kurniawati, M.Pd.

b. Dra. Nurhayati, M.Pd.

c. H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd.

Berdasarkan hasil validasi ketiga tim ahli di atas, dari 45

pernyataan yang diajukan, diperoleh 35 pernyataan yang disetujui untuk

disebarkan.

2. Uji Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Untuk

mengetahui validitas butir soal dilakukan dengan mengkorelasi butir soal

Page 42: Skripsi Ima

dengan skor total yang diperoleh menggunakan rumus korelasi product

moment (Arikunto, 2002:146) yaitu:

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = Banyaknya sampel

X = Skor butir masing-masing responden

Y = Skor total dari keseluruhan butir masing-masing responden

Interprestasi besarnya koefisien korelasi menurut Guilford (dalam

Sukasno, 2006:49) yaitu:

Tidak valid

Validitas sangat rendah

Validitas sangat rendah (kurang)

Validitas sedang (cukup)

Validitas tinggi (baik)

Validitas sangat tinggi (sangat baik)

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, diperlukan

uji-t yang dikemukakan Sudjana (2002:380) dengan rumus:

Page 43: Skripsi Ima

Taraf nyata = , jika thitung < ttabel, maka hipotesis diterima (tidak

signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain

butir soal tersebut dikatakan valid.

Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran B), dapat

dilihat pada tabe1 3.2.

Tabe1 3.2 Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba

No Soal Nilai rxy thitung ttabel Keterangan

1 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang2 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang3 0,44 2,68 2,04 Valid/Sedang4 0,57 3,81 2,04 Valid/Sedang5 -0,12 -0,66 2,04 Tidak valid

No Soal Nilai rxy thitung ttabel Keterangan

6 0,61 4,20 2,04 Valid/Tinggi7 0,51 3,24 2,04 Valid/Sedang8 0,61 4,20 2,04 Valid/Tinggi9 0,62 4,31 2,04 Valid/Tinggi10 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang11 -0,01 -0,05 2,04 Tidak valid12 0,43 2,60 2,04 Valid/Sedang13 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang14 0,50 3,16 2,04 Valid/Sedang15 0,12 0,66 2,04 Tidak valid/Sangat rendah16 0,49 3,07 2,04 Valid/Sedang17 -0,20 -1,12 2,04 Tidak valid18 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang19 0,05 0,27 2,04 Tidak valid/Sangat rendah20 0,51 3,24 2,04 Valid/Sedang21 0,52 3,33 2,04 Valid/Sedang22 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang23 0,44 2,68 2,04 Valid/Sedang24 0,62 4,31 2,04 Valid/Tinggi25 0,46 2,83 2,04 Valid/Sedang26 0,60 4,10 2,04 Valid/Sedang27 0,83 8,16 2,04 Valid/Sangat Tinggi28 0,05 0,27 2,04 Tidak valid/Sangat rendah29 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang30 0,58 3,91 2,04 Valid/Sedang

Page 44: Skripsi Ima

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dari 30 soal yang diuji cobakan hanya 24

soal yang valid karena butir-butir soal tersebut mempunyai rxy lebih besar

dari rtabel.

3. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap

walaupun diberikan pada orang, waktu, dan tempat yang berbeda.

Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus Kuder dan

Richardson (K-R 21), yaitu:

(Arikunto, 2002:164)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

M = Skor rata-rata

Vt = Varians total

Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut

Guilford (dalam Sukasno, 2006:61) yaitu :

r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 < r11 < 0,60 Derajat reliabilitas sedang

0,60 < r11 < 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,80 < r11 < 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Page 45: Skripsi Ima

Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus K-R.21

di atas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,73 (lampiran B) yang

berarti soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga

dapat dipercaya sebagai alat ukur.

4. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal digunakan untuk menetapkan apakah butir

soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Dengan diketahui tingkat

kesukaran suatu soal, maka soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah

dapat direvisi atau diganti. Bilangan yang menunjukkan mudah atau

sulitnya suatu soal disebut indeks kesukaran.

Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(Depdikbud, 1989:51)

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

U = jumlah siswa kelompok pandai yang menjawab benar

L = jumlah siswa kelompok kurang pandai yang menjawab benar

T = jumlah siswa kelompok pandai dan kelompok kurang pandai

Kriteria untuk menentukan tingkat kesukaran menurut Depdikbud

(1989 : 51), yaitu bila TK :

< 0,24 soal sukar

0,25 – 0,75 soal sedang

> 0,76 soal mudah

Page 46: Skripsi Ima

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, dari 30 soal yang

diuji cobakan, didapat 23 soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran

sedang dan 7 soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran sukar.

Perhitungan analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran.

5. Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan suatu butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus

sebagai berikut:

(Depdikbud, 1989:51)

Keterangan :

DP = daya pembeda

U = jumlah siswa kelompok pandai yang menjawab benar

L = jumlah siswa kelompok kurang pandai yang menjawab benar

T = jumlah siswa kelompok pandai dan kelompok kurang pandai

Klasifikasi untuk menginterprestasikan daya pembeda menurut

Depdikbud (1989: 51), yaitu bila DP:

> 0,40 Dapat digunakan

0,20 – 0,39 Diperbaiki/direvisi

< 0,19 Diganti

Page 47: Skripsi Ima

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, dari 30 soal yang

diuji cobakan, diperoleh 20 soal mempunyai kriteria daya pembeda dapat

digunakan dan 10 soal mempunyai kriteria daya pembeda diganti.

Perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba dapat dilihat pada lampiran

B.

Berdasarkan analisis tes uji coba instrumen (lampiran B), maka

rekapitulasi hasil tes uji coba intrumen dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

ValiditasTingkat

KesukaranDaya Pembeda Ket

1 0,55 Sedang 0,43 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai2 0,55 Sedang 0,43 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai3 0,44 Sedang 0,31 Sedang 0,4 Digunakan Dipakai4 0,57 Sedang 0,68 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai 5 -0,12 Tidak valid 0,12 Sukar -0,25 Diganti Dibuang6 0,61 Tinggi 0,2 Sukar 0,4 Digunakan Dipakai7 0,51 Sedang 0,25 Sedang 0,5 Digunakan Dipakai8 0,61 Tinggi 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai9 0,62 Tinggi 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai10 0,55 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai11 -0,01 Tidak valid 0,25 Sedang 0,0 Diganti Dibuang12 0,43 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai13 0,59 Sedang 0,56 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai14 0,50 Sedang 0,06 Sukar 0,12 Diganti Dibuang15 0,12 Sangat rendah 0,12 Sukar 0,0 Diganti Dibuang16 0,49 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai17 -0,20 Tidak valid 0,12 Sukar -0,25 Diganti Dibuang18 0,59 Sedang 0,62 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai19 0,05 Sangat rendah 0,2 Sukar -0,12 Diganti Dibuang20 0,51 Sedang 0,31 Sedang 0,4 Digunakan Dipakai21 0,52 Sedang 0,25 Sedang -0,5 Diganti Dibuang22 0,59 Sedang 0,2 Sukar -0,4 Diganti Dibuang23 0,44 Sedang 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai24 0,62 Kuat 0,43 Sedang 0,87 Digunakan Dipakai

Page 48: Skripsi Ima

25 0,46 Sedang 0,62 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai26 0,60 Kuat 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai27 0,83 Sangat kuat 0,62 Sedang -0,25 Diganti Dibuang28 0,05 Sangat rendah 0,37 Sedang 0,0 Diganti Dibuang29 0,59 Sedang 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai30 0,58 Sedang 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai

Berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba instrumen pada tabel 3.3 di

atas, dari 30 soal yang diuji cobakan hanya 20 soal yang dapat digunakan.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Angket

Untuk menentukan skor pilihan jawaban pada angket digunakan

penilaian yang berdasarkan pada skala Likert, yaitu:

Tabel 3.4Skor Skala Likert sebagai Alat Penilaian Motivasi

Pernyataan

Motivasi

Sangat

Setuju (SS)Setuju (S)

Tidak

Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

(Sugiyono, 2010:135)

Angket diberikan pada akhir proses pembelajaran dengan 35

pernyataan. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus, yaitu:

% (Riduwan, 2005:40)

Keterangan:

Page 49: Skripsi Ima

P = Jumlah persentase yang dicapai pada setiap alternatif jawaban

f = Frekuensi siswa yang memilih suatu alternatif jawaban

Rata-rata persentase setiap aspek yang dinilai ditentukan dengan

cara menentukan jumlah persentase setiap butir aspek dibagi banyaknya

butir yang ditanyakan pada aspek butir tersebut.

Kategori tingkat motivasi siswa dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Motivasi Siswa

No Skor (%) Tingkat Motivasi Siswa1 81 – 100 Sangat termotivasi2 61 – 80 Termotivasi3 41 – 60 Cukup termotivasi4 21 – 40 Kurang termotivasi5 0 – 20 Tidak termotivasi

(Riduwan, 2005:41)

2. Analisis Data Tes

Untuk mengetahui hasil penelitian merupakan hipotesis diterima

atau ditolak maka data diuji dengan menggunakan t-tes. Dalam

menggunakan t-tes ini kedua data baik kelas eksperimen maupun kelas

kontrol harus normal dan mempunyai varians yang homogen, karenanya

sebelum data diuji dengan t-tes maka data diuji dahulu dengan:

a. Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data

dengan menggunakan rumus :

Page 50: Skripsi Ima

(Sudjana, 2002:67)

= Nilai rata-rata sampel

fi = Frekuensi

xi = Titik tengah nilai tes

(Sudjana, 2002: 95)

s = Simpangan baku

xi = Titik tengah nilai tes

= Nilai rata-rata sampel

n = Banyaknya siswa dalam sampel

fi = Frekuensi

b. Menentukan Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok

data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengujinya digunakan

rumus chi-kuadrat (χ2 ) yaitu :

(Sugiyono, 2010:241)

Keterangan :

χ2 = Harga chi-kuadrat yang dicari

fo = Frekuensi hasil pengamatan

fh = Frekuensi hasil harapan

Page 51: Skripsi Ima

Selanjutnya χ2 hitung dibandingkan dengan χ2tabel

dengan derajat

kebebasan (dk) = J - 1, dimana J adalah banyaknya kelas interval.

Adapun kriteria pengujiannya jika χ2hitung < χ2

tabel, maka dapat

dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal (Sugiyono,

2010:243)

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji tes rata-rata.

Uji hipoesis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai awal dan

akhir siswa, maka digunakan rumus:

(Arikunto, 2002:79)

Keterangan :

Md = Rata-rata dari gain antara tes akhir dan tes awal

d = Gain (selisih) skor tes akhir terhadap tes awal setiap subjek

n = Jumlah subjek

Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika < t <

dimana didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n

- 1). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Arikunto, 2002:277).

Page 52: Skripsi Ima

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Lubuklinggau dari

tanggal 19 Juli 2010 s.d. tanggal 9 Agustus 2010. Penelitian ini

dilaksanakan di kelas IX.A dengan jumlah siswa 38 orang

a. Data Angket

Angket diberikan pada akhir proses pembelajaran. Data yang

didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus:

%

Persentase angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

fisika dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 53: Skripsi Ima

Tabel 4.1 Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa tehadap Kegiatan

Pembelajaran Fisika

No Indikator Jumlah Persentase (%) Kategori1 Mengetahui perhatian

(Attention) dan minat belajar siswa

873 81,95Sangat

termotivasi

2 Melihat hubungan (Relevance) antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik

880 82,70Sangat

termotivasi

No Indikator Jumlah Persentase (%) Kategori3 Membangun

kepercayaan diri (Confidence) siswa untuk berinteraksi secara positif

1147 83,83Sangat

termotivasi

4 Pengembangan diri siswa untuk mencapai tujuan/kepuasan (Satisfaction)

1576 86,23Sangat

termotivasi

Rata-rata 83,67Sangat

termotivasi

Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa siswa sangat termotivasi

dalam belajar. Hal ini dapat terlihat dari hasil persentase rata-rata

sebesar 83,67 % dari semua aspek yang dinilai. Dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Course Review Horay dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

b. Data Tes

1. Pre-Test (Tes Awal)

Page 54: Skripsi Ima

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama

yang diikuti oleh 38 siswa. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan

pada penelitian. Dari hasil pre-test yang terkumpul dibuat

distribusi frekuensi data yang dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test (Tes Awal)

No Kelas Interval Frekuensi (f)1 3 – 4 42 5 – 6 93 7 – 8 114 9 – 10 85 11 – 12 56 13 – 14 1

Jumlah 38

Setelah diperoleh nilai rata-rata dan simpangan baku

(lampiran C), selanjutnya dilakukan uji normalitas yang bertujuan

untuk melihat apakah data yang dianalisis normal atau tidak. Dari

hasil perhitungan (lampiran C) diperoleh data berdistribusi normal.

2. Post-Test (Tes Akhir)

Post-test (tes akhir) berfungsi untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada proses pembelajaran Course Review Horay, setelah

guru (peneliti) menjelaskan materi pelajaran, siswa disuruh

Page 55: Skripsi Ima

membentuk kelompok dan menyiapkan lembar tempat jawaban

yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk menguji pemahaman

mereka, guru memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab

siswa secara cepat. Kelompok yang menjawab benar akan

mendapatkan tanda () dan mengeluarkan yel-yelnya.

Dari hasil post-test yang terkumpul dibuat distribusi

frekuensi data yang dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Post-Test (Tes Akhir)

No Kelas Interval Frekuensi (f)1 8 – 9 32 10 – 11 73 12 – 13 64 14 – 15 95 16 – 17 96 18 – 19 4

Jumlah 38

Dari hasil perhitungan (lampiran C), diperoleh hasil rata-

rata dan simpangan baku dari hasil pre-test dan post-test yang

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-Test dan Post-Test

n s

Pre-Test 38 7,7 2,58

Post-Test 38 13,56 2,98

Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan

kemampuan awal siswa (tabel 4.2), terdapat peningkatan setelah

Page 56: Skripsi Ima

mengikuti pembelajaran. Skor rata-rata tes awal adalah 7,7

sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 13,86 berarti terjadi

peningkatan sebesar 6,16 seperti ditunjukkan pada grafik 4.1.

2. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes

siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data (lampiran C) dengan

taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2hitung < χ2

tabel, maka masing-masing

data berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk

kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test

Kelas χ2hitung dk χ2

tabel Kesimpulan

1. Tes Awal 2. Tes Akhir

0,755,96

55

11,111,1

NormalNormal

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data tes awal

maupun tes akhir lebih kecil daripada χ2tabel. Berdasarkan ketentuan

Page 57: Skripsi Ima

pengujian normalitas dengan menggunakan uji χ2 (chi-kuadrat) dapat

disimpulkan bahwa masing-masing data untuk tes awal maupun tes

akhir berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = 5.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah ”Penerapan model

pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi dan

hasil belajar fisika siswa”. Dari hasil persentase angket yang telah

disebarkan (lampiran C) diperoleh hasil skor rata-ratanya sebesar 83,67 %

(sangat termotivasi) dari semua aspek yang dinilai. Dengan demikian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya,

bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh

terhadap motivasi belajar fisika siswa.

Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir),

maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik.

a. Tes Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas, maka kelompok data tes awal

dan tes akhir adalah normal. Dengan demikian dilakukan tes rata-rata

untuk mengetahui perbedaan nilai awal dan akhir siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan tes rata-rata mengenai

kemampuan akhir siswa (lampiran C) menunjukkan bahwa thitung > ttabel

(11,17 > 2,19). Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan perolehan hasil pre-test dan post-test.

Page 58: Skripsi Ima

Dengan demikian penerapan model pembelajaran Course

Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data post-test dan angket motivasi siswa

(lampiran C) terdapat peningkatan hasil belajar dan siswa termotivasi dalam

belajar. Hal ini disebabkan peneliti menerapkan model pembelajaran Course

Review Horay.

Termotivasinya siswa dalam belajar terlihat dari hasil persentase setiap

aspek kategori. Pada aspek Attention (perhatian) sebesar 81,95%, aspek

Relevansi (relevansi) sebesar 82,70%, aspek Confidence (percaya diri) sebesar

83,83%, dan aspek Satisfaction (kepuasan) sebesar 86,23%. Persentase rata-

rata dari keempat aspek tersebut yaitu 83,67% (sangat termotivasi).

Pada umumnya dalam proses pembelajaran dengan semakin

meningkatnya motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa juga meningkat.

Didalam penelitian ini hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran

meningkat dari 7,7 menjadi 13,86. Dan dari hasil penelitian menunjukkan

ketuntasan hasil belajar fisika siswa pada SMP Negeri 9 Lubuklinggau dengan

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 60 pada adalah 73,68 %.

Tingginya hasil belajar dan motivasi belajar siswa disebabkan

beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran Course Review

Horay , yaitu siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengeluarkan

Page 59: Skripsi Ima

ide, gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan. Siswa juga akan

dibiasakan untuk bertukar pikiran dengan teman sehingga akan terbentuk

suatu pola keterampilan sosial. Disini juga siswa akan diajak lebih aktif untuk

mengemukakan jawabannya dan jika telah menyelesaikan sejumlah soal

dengan benar maka siswa dipersilahkan untuk mengucapkan yel-yel sebagai

penyemangat siswa. Yel-yel yang dipakai dalam strategi ini biasanya

bermacam-macam sesuai kebutuhan dan keinginan siswa. Suasana belajar dan

interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran

sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Hal ini dapat memotivasi

siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap

hasil belajar siswa.

Pembelajaran Course Review Horay juga menuntut siswa aktif di

dalam kelompok, saling bekerja sama, berdiskusi dan menumbuhkan

keberanian untuk mengemukakan jawaban mereka. Sehingga siswa lebih

memahami materi yang telah dipelajari.

Pelaksanaan pembelajaran pada awalnya mengalami sedikit hambatan.

Pembelajaran yang baru bagi guru dan siswa memerlukan waktu untuk

penyesuaian. Kegaduhan yang terjadi pada waktu pelaksanaan pembelajaran

cukup menyita waktu belajar. Pada awalnya siswa merasa malu dan kurang

percaya diri dalam mengeluarkan yel- yel mereka, tapi itu tidak terjadi lama.

Hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama tidak lagi terjadi pada

pertemuan-pertemuan berikutnya karena siswa merasa tertarik dengan

pembelajaran Course Review Horay ini. Siswa merasa senang dalam bersaing

Page 60: Skripsi Ima

dengan kelompok lain untuk memperoleh banyak tanda () dan mengeluarkan

yel-yel mereka.

Pembelajaran Course Review Horay ini sangat cocok terhadap materi

yang bersifat hapalan/pemahaman dan kurang cocok terhadap materi yang

bersifat hitungan (analisis rumus), karena dapat memperkuat daya ingat siswa

dan mengasah kecepatan berpikir siswa. Yel-yel disini juga dapat berfungsi

sebagai penyemangat dan pengingat karena yel-yel tersebut isinya dapat

berupa inti-inti dari materi yang mereka pelajari. Hal ini dapat dilihat pada

pertemuan pertama dan kedua, siswa dapat dengan mudah menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pemahaman, misalkan bagaimana benda

bisa dikatakan netral, bagian atom yang bermuatan listrik negatif disebut,

apabila benda bermuatan posistif dan negatif didekatkan maka akan terjadi,

dan lain sebagainya.

Pada sub materi yang bersifat hitungan, hampir semua siswa tidak

dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain waktu yang diberikan

dalam menjawab cukup singkat, ternyata kemampuan matematika siswa di

sekolah tersebut masih kurang. Hal ini terlihat dari belum dapatnya siswa

disana mengoperasikan perkalian bilangan berpangkat, misalnya ,

. Tetapi secara keseluruhan penerapan model pembelajaran Course

Review Horay pada materi listrik statis ini dapat berpengaruh terhadap

motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 61: Skripsi Ima

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh motivasi dan hasil belajar siswa pada materi listrik statis melalui

penerapan model pembelajaran Course Review Horay di kelas IX SMP Negeri

9 Lubuklinggau.

Hal ini ditunjukkan oleh persentase rata-rata motivasi siswa yaitu

83,67 % (sangat termotivasi), dan juga terjadi peningkatan rata-rata hasil

belajar yaitu pada saat pre-test sebesar 7,7 dan pada saat post-test sebesar

13,86.

B. Saran

1. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan kreativitas permainan dan

penggunaan yel-yel pada pembelajaran Course Review Horay, sehingga

dapat lebih memotivasi belajar siswa.

Page 62: Skripsi Ima

2. Dalam menyampaikan materi, guru hendaknya dapat menentukan model

pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami materi yang

diajarkan

3. Model pembelajaran Course Review Horay perlu terus diterapkan dan

dikembangkan pada materi yang lain agar siswa lebih mudah memahami

materi yang telah dipelajari.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta.

Depdikbud. 1989. Kurikulum SMP Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta:Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta.

Dwijandono, Sri Esti W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia.

Fatmawati, Putri Indah. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA YPBI Tugumulyo. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP PGRI Lubuklinggau.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Http://Apadefinisinya.Blogspot.Com/2008/05/Metode-Pembelajaran-Course-

Page 63: Skripsi Ima

Review-Horay15.html. didownload pada tanggal 2 Februari 2010.

Http://library.um.ac.id/2008/07/Hakekat Pembelajaran. didownload pada tanggal9 Sepetember 2010.

Isjoni. 2010. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:Alfabeta.

Keller, Jhon M. 1987. Motivation By Design. Florida: Florida State University307 Stone Building.

Purjiyanta, Eka, dkk. 2006. IPA Terpadu untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan. 2005. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudibyo, Elok, dkk. 2008. Mari Belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) untuk SMP/MTs Kelas IX. Bogor: PT.Ghalia Indonesia Printing.

Sudijono, A. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau: STKIP PGRILubuklinggau.

Sunartombs. 2008. Motivasi Belajar.[online]./ http://wordpress.com. [25 April 2010].

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi STKIP PGRI

Page 64: Skripsi Ima

Lubuklinggau. 2009. Pedoman Penulisan Makalah dan SkripsiMahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRILubuklinggau.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau ............... 27

Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba ....................................... 31

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen...................................... 36

Tabel 3.4 Skor Skala Likert sebagai Alat Penilaian Motivasi.................... 37

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Motivasi Siswa............................................... 38

Tabel 4.1 Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa terhadap Kegiatan

Page 65: Skripsi Ima

Pembelajaran Fisika.................................................................... 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test (Tes Awal).................................. 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Post-Test (Tes Akhir)................................ 44

Tabel 4.4 Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-Test dan Post-Test. . . 44

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-Test dan Post-Test..................... 45

Page 66: Skripsi Ima

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test................. 44

Page 67: Skripsi Ima

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................... 53

2. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen......................................................... 67

3. Soal Uji Coba Instrumen ....................................................................... 73

4. Soal Pre-Test dan Post-Test................................................................... 76

5. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Fisika.............................................. 78

6. Angket Motivasi Siswa terhadap Pelajaran Fisika................................. 82

LAMPIRAN B

1. Skor Uji Coba Instrumen....................................................................... 86

2. Kelompok Atas dan Bawah Uji Coba Instrumen................................. 87

3. Perhitungan Validitas dan thitung Uji Coba Tes...................................... 88

4. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba tes.................................................. 92

5. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Uji Coba Tes...... 93

LAMPIRAN C

1. Daftar Nilai Tes Awal (Pre-test)............................................................ 94

2. Daftar Nilai Tes Akhir (Post-test).......................................................... 95

3. Daftar Skor Angket................................................................................ 96

4. Perhitungan Angket............................................................................... 97

5. Persentase Rata-rata Hasil Angket Motivasi Belajar siswa................... 102

6. Uji Normalitas Data Tes Awal............................................................... 104

7. Uji Normalitas Data Tes Akhir.............................................................. 106

8. Uji Tes Rata-rata.................................................................................... 107

9. Lembar Jawaban Siswa......................................................................... 109

10. Lembar Jawaban Pre-test...................................................................... 112

Page 68: Skripsi Ima

11. Lembar Jawaban Post-test.................................................................... 115

12. Lembar Angket Siswa........................................................................... 118

13. Foto Siswa............................................................................................. 126

LAMPIRAN D

1. Surat Permohonan Persetujuan Judul/Pembimbing Skripsi................... 127

2. Surat Persetujuan Judul Skripsi............................................................. 128

3. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi................................................... 129

4. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi..................................................... 130

5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STKIP-PGRI Lubuklinggau.... 135

6. Surat Permohonan Izin Uji Coba Instrumen dari STKIP-PGRI

Lubuklinggau......................................................................................... 136

7. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan.......................................... 137

8. Surat Izin Uji Coba Instrumen dari Dinas Pendidikan........................... 138

9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian................................ 139

10.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen................. 140

11.Lembar Validasi Angket........................................................................ 141

12.Surat Keterangan Perbanyakan Skripsi.................................................. 142

Page 69: Skripsi Ima
Page 70: Skripsi Ima