Skripsi Ima
-
Upload
yelius-jeye-wardane -
Category
Documents
-
view
640 -
download
0
Transcript of Skripsi Ima
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA
PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
OlehYulaimatul Usybah
NIM 4106001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP – PGRI) LUBUKLINGGAU 2010
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA
PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratandalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Yulaimatul Usybah
NIM 4106001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP – PGRI) LUBUKLINGGAU 2010
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA
PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU
Lubuklinggau, 22 Agustus 2010
Penulis,Yulaimatul Usybah
NIM. 4106001
Disetujui dan disyahkan oleh
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Nely Andriani, M.Si. Derty Mulyana, S.Pd.
MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam,
H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Yulaimatul Usybah NIM. 4106001Telah dipertahankan di depan Tim dan Panitia Penguji
pada Tanggal 04 September 2010
Panitia Penguji
Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________
Sekretaris : J. Albert Barus, M.Pd. ________________________
Tim Penguji
Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________
Anggota : 1. J. Albert Barus, M.Pd. ________________________
2. Ahmad Amin, M.Si. ________________________
3. Endang Suswati, S.Pd. ________________________
MengetahuiKetua STKIP-PGRI Lubuklinggau,
H.M. Lukman Nawi, M.Pd.
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yulaimatul Usybah
NPM : 4106001
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Judul Karya Ilmiah/Skripsi : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Course
Review Horay terhadap Motivasi Belajar Siswa
pada Materi Listrik Statis di Kelas IX Sekolah
Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas
adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah dan etika keilmuan
yang berlaku secara ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang
dijatuhkan kepada saya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
etika keilmuan atau plagiat dalam karya ilmiah ini. Hal ini juga berlaku apabila
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis ini.
Lubuklinggau, 2010
Yang membuat pernyataan,
Yulaimatul UsybahNPM 4106001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Belajar adalah biaya awal yang harus dibayar untuk mencapai
kesuksesan”
“Ni Ching, Ni Wanci Ni Khan, Ni Siang Ni Kunco, Ni Ceto”
Aku Dengar, Aku lupaAku Lihat, Aku IngatAku Kerjakan, Aku Paham
Skripsi ini Kupersembahkan untuk:
Papa dan Mama yang dalam lelapnya tak pernah luput
memanjatkan do’a kepada Sang Pencipta guna
memberikan kesejukan disetiap perjuangan anak-anaknya
dalam pencapaian tujuan hidup
Saudara-saudara terkasihku (Tini, Tiana, Nini, Yeti, ‘Azmi
dan kakak iparku Afrizal) yang senantiasa memotivasi dan
tiada henti memberi dukungannya disetiap saat
Keponakan-keponakanku (Icha, Syadad, dan Fakhri) yang
menginspirasiku dalam canda tawanya
Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbingku
Sahabat-sahabat terbaikku (Mb’Emil, Miptia, Selvie, Wenny,
Elvita, Hesty, Meyumi, Ratnawati, Marya, Mb’Wi, Mb’Rika,
Tri, Elsera, dan Yuk Risma) yang selalu memotivasi dan
memberi kesan terindah dalam hidupku
Untuk (Yuk Jana, Mas Yadi, Mb’Nopri, dan Mas Maman).
Terima kasih telah memberi dukungan dan semangatnya,
semoga tetap kompak
Teman-teman seperjuangan fisika ’06 yang harus
memanfaatkan tahun terakhirnya dalam pencapaian
kesuksesan, salut buat semuanya
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay terhadap Motivasi
Belajar Fisika Siswa pada Materi Listrik Statis di Kelas IX SMP Negeri 9
Lubuklinggau”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak mendapatkan hambatan
dan kesulitan, akan tetapi semuanya dapat teratasi berkat usaha dan kesabaran
penulis serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku Ketua STKIP-PGRI
Lubuklinggau.
2. Bapak H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan MIPA.
3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika sekaligus Pembimbing Akademik.
4. Ibu Nely Andriani, M.Si. selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bantuan dan bimbingannya.
5. Ibu Derty Mulyana, S.Pd. selaku Pembimbing Pembantu yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
6. Bapak Darmen Jamarin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 9
Lubuklinggau.
7. Guru-guru dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
8. Sahabat-sahabatku dan rekan-rekan seperjuangan program studi
pendidikan fisika angkatan 2006.
9. Bapak dan Ibu serta Kakak dan Adik yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan untuk keberhasilanku.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mohon bimbingan, arahan maupun saran serta
kritikan yang bersifat membangun dari para pembaca. Harapan penulis semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Lubuklinggau, Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay terhadap Motivasi Belajar Fisika Siswa pada Materi Listrik Statis di Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau”. Masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa pada materi listrik statis di kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau? Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan One group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau berjumlah 236 orang. Sampelnya siswa kelas IX.A yang berjumlah 38 orang, Pengunpulan data dilakukan dengan teknik angket untuk mengetahui motivasi siswa dan teknik tes. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase motivasi sebesar 83,67% (sangat termotivasi). Selanjutnya dilakukan analisis data tes rata-rata pretes dan posttes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada taraf kepercayaan α = 0,05 diperoleh thitung = 11,17 dan ttabel = 2,19. Berdasarkan hasil perhitungan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar.
Kata Kunci: Course Review Horay, motivasi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii
PERSETUJUAN................................................................................... iii
PENGESAHAN.................................................................................... iv
PERNYATAAN .................................................................................. v
PERSEMBAHAN................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1B. Rumusan Masalah ..................................................... 4
C. Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 4D. Tujuan Penelitian ...................................................... 4E. Manfaat Penelitian .................................................... 4F. Penjelasan Istilah ...................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 6
A. Deskripsi Teoritik ..................................................... 61. Pengertian Belajar ............................................... 62. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........ 8
a. Faktor-faktor Intern ....................................... 8 b. Faktor-faktor Ekstern .................................... 8
3. Motivasi Belajar .................................................. 9a. Aspek-aspek Motivasi Belajar....................... 11b. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar......... 12c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar......... 15
4. Hasil Belajar ........................................................ 15 5. Hakikat Pembelajaran ......................................... 16 6. Model Pembelajaran Kooperatif ......................... 18 7. Model Pembelajaran Course Review Horay ....... 19 8. Materi Pembelajaran Listrik Statis ...................... 21B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 25C. Hipotesis Penelitian .................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 26
A. Desain Penelitian ...................................................... 26B. Populasi dan Sampel ................................................. 26C. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 28
1. Metode Angket .................................................... 282. Metode Tes .......................................................... 29
D. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................. 291. Uji Validitas Isi Angket ...................................... 292. Uji Validitas Tes ................................................. 303. Uji Reliabilitas Tes ............................................. 324. Taraf Kesukaran .................................................. 335. Daya Pembeda .................................................... 34
E. Teknik Analisis Data ................................................. 371. Analisis Data Angket .......................................... 372. Analisis Data Tes ................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 41
A. Hasil Penelitian ......................................................... 411. Deskripsi Data ..................................................... 412. Pengujian Persyaratan Analisis ........................... 45
3. Pengujian Hipotesis ............................................ 45B. Pembahasan ............................................................... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................ 50
A. Simpulan ................................................................... 50B. Saran ......................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 51
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang pendidikan sangat penting dalam upaya
meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia, baik dari aspek
kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
Dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat sekarang ini, bidang pendidikan harus mendapat
penanganan dan prioritas yang utama baik oleh pemerintah, para pengelola
pendidikan maupun masyarakat.
Peningkatan kualitas pendidikan tentu saja tidak terlepas dari proses
belajar mengajar sebagai kegiatan utama di sekolah. Salah satu faktor yang
sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pemilihan model
pembelajaran. Model pembelajaran sendiri terdiri dari berbagai macam yang
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah masih
banyaknya siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika sebagai pelajaran
yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk
belajar fisika dan hasil belajar yang diperoleh rendah. Hal ini mungkin terjadi
dikarenakan model pembelajaran yang kurang tepat dan penampilan guru yang
kurang simpatik.
Motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Motivasi belajar tidak sama kuatnya antara siswa yang satu dengan siswa
lainnya. Motivasi dalam diri seseorang tidak tetap, kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah, bahkan pada suatu saat motivasi belajar dapat hilang
sama sekali. Untuk itu, guru harus memiliki motivasi dalam membelajarkan
siswa.
Pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat menumbuhkan semangat
belajar dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang telah dipelajari
dengan melibatkan siswa secara aktif didalamnya (Suyatno, 2009:6), karena
dalam pembelajaran fisika banyak kegiatan pemecahan masalah yang
menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan adalah Course
Review Horay.
Course Review Horay adalah salah satu model pembelajaran yang
dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
aplikasinya model pembelajaran Course Review Horay tidak hanya
menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik tetapi juga
melatih siswa untuk mencapai hubungan sosial yang akan melahirkan sikap
ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap
perbedaaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar
kelompok.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih
banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru
hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing.
Siswa diajak untuk belajar dengan cara yang relatif lebih menyenangkan.
Disini siswa akan diajak lebih aktif untuk mengemukakan jawabannya dan
jika telah menyelesaikan sejumlah soal dengan benar maka siswa
dipersilahkan untuk mengucapkan yel-yel sebagai penyemangat siswa. Yel-yel
yang dipakai dalam strategi ini biasanya bermacam-macam sesuai kebutuhan
dan keinginan siswa. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM) membuat siswa lebih menikmati pelajaran
sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Hal ini dapat memotivasi
siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap
hasil belajar siswa.
Hasil studi pendahuluan awal di SMP Negeri 9 Lubuklinggau
menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran
fisika masih sangat rendah, hampir 50% siswa mendapat nilai dibawah 60.
Nilai ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini
merupakan tugas guru bagaimana cara menumbuhkan motivasi belajar siswa
dan berupaya agar siswa tertarik dan meningkatkan rasa ingin tahu mereka
terhadap materi fisika yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti terdorong untuk
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Course Review Horay terhadap Motivasi Belajar Fisika Siswa pada
Materi Listrik Statis di Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9
Lubuklinggau”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka rumusan masalahnya
adalah “Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review
Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa pada materi listrik statis di kelas
IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Lubuklinggau?”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang ingin
diteliti yaitu ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran Course Review Horay pada materi listrik statis
di kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran Course Review
Horay terhadap motivasi belajar fisika siswa di kelas IX SMP Negeri 9
Lubuklinggau.
E. Manfaat Penelitian
Setelah hasil penelitian ini didapatkan, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat:
1. Untuk meningkatkan minat belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh
dapat tercapai secara optimal, serta menumbuhkan kemampuan siswa
untuk saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi
antar sesama teman.
2. Sebagai informasi bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya
dalam menentukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat guna
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi peneliti yang
melakukan penelitian sejenis.
F. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan,
maka perlu adanya penjelasan istilah yang dimaksud. Beberapa istilah yang
perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan setelah
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Course Review Horay
terhadap motivasi belajar siswa.
2. Model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu pembelajaran
dengan pengujian pemahaman menggunakan soal, jawaban soal tersebut
dituliskan pada kotak (tabel) yang telah dilengkapi oleh nomor. Setelah itu
jawaban langsung didiskusikan bersama. Apabila jawaban siswa benar
maka akan mendapatkan tanda () dan langsung berteriak horay.
3. Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari
dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi semua orang. Pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dan
berkembang disebabkan karena belajar. Seseorang dikatakan belajar, bila
dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar
terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian
belajar. Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai belajar, yaitu:
a) Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 1996:84) mengemukakan bahwa
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
b) Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c) R.Gagne (dalam Slameto, 2003:13) memberikan dua definisi belajar,
yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
d) Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan didalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.
Pengertian belajar juga sudah banyak diungkapkan oleh para ahli
psikologi termasuk psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.
Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungannya. Jika dalam proses belajar tidak
mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat
dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan didalam proses
belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor-faktor Intern
Faktor-faktor intern yang berpengaruh terhadap belajar, yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor jasmaniah, terdiri dari:
a) Faktor Kesehatan
b) Cacat Tubuh
2. Faktor psikologis, terdiri dari:
a) Inteligensi
b) Perhatian
c) Minat
d) Bakat
e) Motif
f) Kematangan
g) Kesiapan
3. Faktor kelelahan
b. Faktor-faktor Ekstern
Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor keluarga, terdiri dari:
a) Cara orang tua mendidik anak
b) Hubungan antar anggota keluarga
c) Keadaan ekonomi keluarga
2. Faktor sekolah, terdiri dari:
a) Metode mengajar
b) Kurikulum
c) Hubungan guru dengan siswa
d) Hubungan siswa dengan siswa
e) Disiplin sekolah
f) Media pelajaran
g) Sarana dan prasarana
3. Faktor masyarakat, terdiri dari:
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
b) Media massa
c) Teman bergaul
d) Bentuk kehidupan masyarakat
3. Motivasi Belajar
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Makin kuat
motivasi seseorang dalam belajar makin optimal dalam melakukan
aktivitas belajar. Dengan kata lain intensitas proses pembelajaran sangat
ditentukan oleh motivasi.
Hakim (2005:26) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu
dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Purwanto
(1996:73) mengatakan motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
belajar atau tujuan tertentu.
Menurut Santrock (dalam Sunartombs, 2008:2), motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2008:82).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (dalam
Sunartombs, 2008:2) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih
mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk
mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta
mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa
yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang
disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain
itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar
tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan
untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah
diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa
mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan
siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S.
Lumsden (dalam Sunartombs, 2008:3). Siswa pada dasarnya termotivasi
untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin
mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya
terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam
rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman.
Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam
dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan
kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
a. Aspek-aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Djamarah (2008:149), yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik
sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan
hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian
untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari
hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana
tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung
informasi tentang penguasaan keahlian.
2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid
belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran
yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka
diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan
kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung
nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya
guru memberikan pujian kepada siswa.
b. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam
mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu sebagai berikut:
1) Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik (Djamarah, 2008:159). Angka yang
diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi, sesuai
dengan apa yang telah mereka peroleh, baik dari hasil ulangan
maupun penilaian guru.
Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan
rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau lebih
meningkatkan prestasi belajarnya. Angka ini biasanya terdapat
dalam buku rapor.
2) Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat
motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang
berprestasi tinggi, dapat berupa penghargaan, uang beasiswa, atau
yang lainnya.
Hadiah berupa uang beasiswa diberikan untuk memotivasi
anak didik agar mempertahankan prestasi belajarnya dalam
berstudi. Pemberian hadiah bisa juga diberikan bukan berbentuk
beasiswa, tetapi berbentuk lain seperti buku-buku tulis, pensil,
pena, dan buku-buku bacaan lainnya yang dikumpulkan dalam
sebuah kotak terbungkus dengan rapi. Pemberian hadiah dengan
cara seperti itu, dapat memotivasi anak didik untuk belajar guna
mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai. Dan
tidak menutup kemungkinan akan mendorong anak didik lainnya
untuk ikut berkompetisi dalam belajar.
3) Kompetisi
Persaingan baik dalam bentuk individu maupun kelompok
diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk
menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang
peranan. Guru bisa membentuk anak didik kedalam beberapa
kelompok belajar di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung, dan
semua anak didik dapat dilibatkan kedalamnya. Kompetensi yang
sehat pun dapat berlangsung dikalangan anak didik.
4) Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik
biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk
menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi
yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat
belajar.
5) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil belajar, anak didik terdorong
untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami
kemajuan, anak didik akan berusaha mempertahankannya atau
bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan
prestasi belajar yang lebih baik dikemudian hari atau pada semester
berikutnya.
6) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan
pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan di sekolah. Dengan pujian yang diberikan akan
membesarkan jiwa anak didik sehingga akan lebih bergairah
belajar bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan.
7) Hukuman
Sanksi berupa hukuman yang diberikan kepada anak didik
yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah dapat menjadi alat
motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar. Asalkan hukuman
yang diberikan bersifat mendidik dan sesuai dengan berat
ringannya pelanggaran.
c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008:169)
ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara
pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu
sebagai berikut:
1) Menggairahkan anak didik
2) Memberikan harapan realistis
3) Memberikan insentif
4) Mengarahkan perilaku anak didik
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar
dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2004:250) yaitu
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Menurut Hamalik (2008:30) hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar
turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai
hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
5. Hakikat Pembelajaran
Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak bisa
dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. “Pengajaran”
merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum, atau
“pengajaran” ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya
(Munandir, dalam http://library.um.ac.id)
Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran
berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya
orang yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut “guru”.
Pengajaran lebih luas pengertiannya daripada mengajar. Pengajaran
sebagai suatu proses, buah atau hasilnya adalah belajar, yaitu terjadinya
peristiwa belajar di dalam diri siswa. Peristiwa belajar pada siswa ini
menunjukkan adanya sikap, seperti minat, perhatian, perasaan, percaya diri
dan sikap lainnya.
Istilah pembelajaran terkandung makna perbuatan membelajarkan,
artinya menurut Munandir (dalam http://library.um.ac.id) adalah mengacu
ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana
menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut.
Menurut Degeng (dalam http://library.um.ac.id) bahwa
pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembelajaran pada
hakikatnya ialah pelaksanaan dari kurikulum sekolah untuk
menyampaikan isi atau materi mata pelajaran tertentu kepada siswa
dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat menunjukkan aktivitas
belajar.
6. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Ibrahim (dalam Fatmawati, 2009:7) mengemukakan bahwa
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok kecil (4-6 orang) yang anggotanya heterogen berdasarkan jenis kelamin, status sosial, dan hasil belajar. Selama pembelajaran akan muncul kerja sama antar siswa dari suatu tingkatan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa bergabung dalam kelompoknya yang telah dibentuk kemudian berdiskusi
untuk menyelesaikan soal latihan atau lembar diskusi siswa yang diberikan guru.
Menurut Sanjaya (2007:239) strategi pembelajaran kooperatif atau
pembelajaran kelompok adalah serangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sedangkan menurut Sunal
dan Hans (dalam Isjoni, 2010:12) mengemukakan pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja
sama selama proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat sebelumnya belajar dengan model
kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
memberikan pendapat. Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan
pada latihan-latihan soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa
dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang
dihadapinya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul
dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama,
dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif
pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi
siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
7. Model Pembelajaran Course Review Horay
Course Review Horay adalah suatu model pembelajaran kooperatif
dengan pengujian pemahaman menggunakan soal, jawaban soal tersebut
dituliskan pada kotak (tabel) yang telah dilengkapi oleh nomor, nomor
tersebut berupa nomor soal yang telah ditentukan oleh guru. Setelah itu
jawaban langsung didiskusikan bersama. Apabila jawaban siswa benar
maka akan mendapatkan tanda () dan langsung berteriak horay
(http://apadefinisinya.blogspot.com).
Model Pembelajaran ini diharapkan dapat melatih kerjasama siswa
dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok. Selain itu,
dengan adanya keikutsertaan siswa dalam penilaian soal diharapkan dapat
menumbuhkan dan menanamkan kejujuran siswa. Ciri khas yel-yel dalam
model ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dengan
menuliskan jawabannya langsung setelah soal dibacakan oleh guru dapat
menambah keaktifan siswa dan kecepatan dalam berpikir.
Suyatno (2009:126) mengungkapkan bahwa langkah-langkah
dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat tempat jawaban.
Tempat jawaban disini berbentuk tabel (kotak), banyaknya kotak
tempat jawaban disesuaikan dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban
diisi dengan angka.
5. Guru membaca soal secara acak sesuai dengan nomor yang telah
disiapkan sebelumnya. Siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru. Soal yang telah dibacakan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda
silang (x).
6. Siswa yang sudah mendapat tanda () vertikal atau horisontal, atau
diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang
diperoleh.
8. Penutup pembahasan. Penutup dari pembahasan ini dapat berupa
penyimpulan dari guru ataupun disimpulkan sendiri oleh siswa
Pada pembelajaran Course Review Horay siswa diajak belajar
dengan cara yang relatif lebih menyenangkan, sehingga siswa tidak bosan
dalam belajar. Namun, dalam pembelajaran fisika tidak semua materi
cocok menggunakan model pembelajaran ini. Pembelajaran Course
Review Horay lebih cocok digunakan pada materi yang bersifat
pemahaman konsep, karena dapat memperkuat daya ingat siswa dan
mengasah kecepatan berpikir siswa.
8. Materi Pembelajaran Listrik Statis
1) Pengertian Listrik Statis
Listrik (electricity) berasal dari bahasa Yunani elektron yang
berarti ”amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu. Orang
zaman dahulu telah mengetahui bahwa dengan menggosokkan batang
amber dengan kain, ternyata batang amber tersebut akan menarik
benda-benda ringan, seperti daun-daun kecil, bulu ayam ataupun debu.
Peristiwa tersebut merupakan gejala kelistrikan.
Penggaris plastik yang digosok dengan kain juga menunjukkan
”efek amber” atau sekarang disebut dengan istilah ”statis”. Jadi, dua
benda yang digosok dapat menimbulkan muatan listrik. Kumpulan
muatan listrik pada suatu benda inilah yang disebut listrik statis
(Giancoli, 2001:2).
2) Muatan Listrik
Rutherford dan Neils Bohr menamai elektron sebagai bagian
dari inti atom. Elektron memiliki muatan listrik negatif (-). Karena
pengaruh dari luar misalnya digosok, diputar, atau dipengaruhi
induksi, elektron-elektron dapat meninggalkan atomnya. Atom yang
menerima elektron akan mengalami kelebihan elektron dan dikatakan
bermuatan negatif, sedangkan atom yang ditinggalkan elektron akan
mengalami kekurangan elektron sehingga kelebihan proton dan
dikatakan bermuatan positif.
Bagian atom yang lain adalah inti atom. Inti atom terdiri dari
proton yang bermuatan listrik positif (+) dan neutron yang tidak
bermuatan listrik (netral). Atom dikatakan netral apabila jumlah
muatan inti atom sama dengan jumlah muatan seluruh elektron yang
mengelilinginya (jumlah proton = jumlah elektron).
3) Sifat Muatan Listrik
Berdasarkan teori atom, muatan listrik tidak hanya satu jenis,
melainkan dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif. Apa yang
terjadi jika dua benda bermuatan sejenis dan dua benda bermuatan tak
sejenis didekatkan. Untuk mengetahui sifat muatan-muatan ini, dapat
dilakukan dengan melakukan eksperimen berikut (Sudibyo, 2008:136).
a. Jika dua penggaris plastik yang telah digosok dengan kain wool
saling didekatkan, ternyata penggaris plastik tersebut saling tolak-
menolak. Demikian juga dengan dua batang kaca yang telah
digosok dengan kain sutera didekatkan, ternyata juga saling tolak-
menolak.
b. Jika penggaris plastik digosok dengan kain wool didekatkan
dengan batang kaca yang telah digosok dengan kain sutera,
ternyata antara penggaris plastik dengan batang kaca terjadi tarik-
menarik.
(a) (b)
Dari hasil eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa
muatan sejenis akan tolak-menolak dan muatan tidak sejenis akan
tarik-menarik. Berdasarkan sifat muatan listrik, dapat pula diartikan
bahwa muatan listrik dapat berpindah dari satu benda ke benda lain
bila dihubungkan.
Berdasarkan daya hantar listrik, maka benda dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu konduktor dan isolator.
a. Konduktor (penghantar) adalah benda yang dapat menghantarkan
arus listrik, misalnya logam, tubuh manusia, kayu basah, dan tanah.
b. Isolator (penyekat) adalah benda-benda yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, misalnya karet, porselin, udara, dan
lain-lain.
4) Hukum Coulomb
Charles Augustin de Coulomb berhasil menemukan hubungan
antara besar gaya listrik dari dua muatan listrik, besar muatan listrik,
dan jarak antara dua muatan listrik dengan menggunakan neraca
puntir.
Percobaan Coulomb menunjukkan bahwa ”gaya listrik antara
dua benda bermuatan sebanding dengan muatan masing-masing benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dua benda tersebut”.
Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Coulomb (Purjiyanta, 2006:78),
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
(Sudibyo, 2008:143)
dengan F = gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik (N)
k = konstanta pembanding besarnya 9 x 109 Nm2C-2
q1 = besar muatan listrik benda pertama (C)
q2 = besar muatan listrik benda kedua (C)
r = jarak antara dua benda bermuatan (m)
Berdasarkan hukum Coulomb, gaya listrik pada dua benda
makin besar bila muatan listrik keduanya makin besar atau jarak
keduanya makin kecil. Sebaliknya, gaya listrik pada dua benda makin
kecil bila muatan listriknya makin kecil atau jarak keduanya makin
besar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Takmalun, (2008) efektifitas penggunaan metode pembelajaran Course
Review Horay berbantuan alat peraga terhadap minat dan hasil belajar siswa
kelas IX SMP. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode pembelajaran Course Review Horay berbantuan alat dapat
meningkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan
masih perlu dibuktikan kenyataannya. Berdasarkan landasan teori sebelumnya,
maka hipotesis dalam penelitian adalah ”Penerapan model pembelajaran
Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar fisika siswa”.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan dari sifat permasalahan penelitian ini, maka jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian
ini menggunakan One group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono
(2010:111) desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2
Keterangan:
O1 = Nilai pretes
O2 = Nilai posttes
X = Pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 9
Lubuklinggau yang berjumlah 236 siswa, agar lebih jelas dapat dilihat pada
tabel di samping:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2010/2011
No KelasJumlah Siswa
JumlahLaki-laki Perempuan
1 IX.A 20 18 38
2 IX.B 19 19 38
3 IX.C 17 23 40
4 IX.D 18 22 40
5 IX.E 18 22 40
6 IX.F 23 17 40
Jumlah 115 121 236
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011
2. Sampel
Menurut Sudijono (2007:280) sampel adalah suatu proporsi kecil
populasi yang seharusnya diteliti yang dipilih atau ditetapkan untuk
keperluan analisis. Untuk penelitian ini diambil dua kelas dari seluruh
kelas IX. Teknik pengambilan sampel menggunakan sistem sampel
kelompok (cluster sample) karena pengambilan sampel bukan didasarkan
pada individual tetapi lebih kepada kelompok dalam hal ini yaitu kelas.
Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih sebagai sampel adalah kelas
IX.A.
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek
penelitian (Arikunto, 2002:104). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat .
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Course Review Horay.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada
materi listrik statis di kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode angket dan tes.
1. Metode Angket
Kuisioner (angket) yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
angket langsung tertutup yaitu responden menjawab tentang dirinya
dengan jawaban yang sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih salah satu alternatif jawaban.
Angket yang digunakan adalah angket motivasi siswa yang
tergolong kedalam model ARCS (Keller, 1987:13), yaitu Attention
(perhatian), Relevance (berhubungan), Confidence (percaya diri) dan
Satisfaction (memuaskan).
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2002:127). Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar siswa. Tes ini berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.
D. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi
siswa dan soal tes hasil belajar. Tes yang dilaksanakan adalah pre-test dan
post-test yang diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran yang diberikan. Agar tes yang digunakan dalam
penelitian ini berkualitas, maka terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang
telah mempelajari materi tes. Kemudian hasil uji coba dilakukan perhitungan
untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
Uji coba dilakukan di kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau tahun pelajaran
2010/2011 yang diikuti 32 siswa pada tanggal 15 Juli 2010.
1. Uji Validitas Isi Angket
Menurut Sugiyono (2010:182), pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau
rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian validitas isi
dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi
itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor
butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator yang kemudian dikonsultasikan dengan tim ahli.
Angket di dalam penelitian ini telah divalidasi oleh tiga orang tim
ahli, yaitu:
a. Linda Kurniawati, M.Pd.
b. Dra. Nurhayati, M.Pd.
c. H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd.
Berdasarkan hasil validasi ketiga tim ahli di atas, dari 45
pernyataan yang diajukan, diperoleh 35 pernyataan yang disetujui untuk
disebarkan.
2. Uji Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Untuk
mengetahui validitas butir soal dilakukan dengan mengkorelasi butir soal
dengan skor total yang diperoleh menggunakan rumus korelasi product
moment (Arikunto, 2002:146) yaitu:
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = Banyaknya sampel
X = Skor butir masing-masing responden
Y = Skor total dari keseluruhan butir masing-masing responden
Interprestasi besarnya koefisien korelasi menurut Guilford (dalam
Sukasno, 2006:49) yaitu:
Tidak valid
Validitas sangat rendah
Validitas sangat rendah (kurang)
Validitas sedang (cukup)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, diperlukan
uji-t yang dikemukakan Sudjana (2002:380) dengan rumus:
Taraf nyata = , jika thitung < ttabel, maka hipotesis diterima (tidak
signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain
butir soal tersebut dikatakan valid.
Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran B), dapat
dilihat pada tabe1 3.2.
Tabe1 3.2 Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba
No Soal Nilai rxy thitung ttabel Keterangan
1 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang2 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang3 0,44 2,68 2,04 Valid/Sedang4 0,57 3,81 2,04 Valid/Sedang5 -0,12 -0,66 2,04 Tidak valid
No Soal Nilai rxy thitung ttabel Keterangan
6 0,61 4,20 2,04 Valid/Tinggi7 0,51 3,24 2,04 Valid/Sedang8 0,61 4,20 2,04 Valid/Tinggi9 0,62 4,31 2,04 Valid/Tinggi10 0,55 3,59 2,04 Valid/Sedang11 -0,01 -0,05 2,04 Tidak valid12 0,43 2,60 2,04 Valid/Sedang13 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang14 0,50 3,16 2,04 Valid/Sedang15 0,12 0,66 2,04 Tidak valid/Sangat rendah16 0,49 3,07 2,04 Valid/Sedang17 -0,20 -1,12 2,04 Tidak valid18 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang19 0,05 0,27 2,04 Tidak valid/Sangat rendah20 0,51 3,24 2,04 Valid/Sedang21 0,52 3,33 2,04 Valid/Sedang22 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang23 0,44 2,68 2,04 Valid/Sedang24 0,62 4,31 2,04 Valid/Tinggi25 0,46 2,83 2,04 Valid/Sedang26 0,60 4,10 2,04 Valid/Sedang27 0,83 8,16 2,04 Valid/Sangat Tinggi28 0,05 0,27 2,04 Tidak valid/Sangat rendah29 0,59 4,006 2,04 Valid/Sedang30 0,58 3,91 2,04 Valid/Sedang
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dari 30 soal yang diuji cobakan hanya 24
soal yang valid karena butir-butir soal tersebut mempunyai rxy lebih besar
dari rtabel.
3. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
walaupun diberikan pada orang, waktu, dan tempat yang berbeda.
Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus Kuder dan
Richardson (K-R 21), yaitu:
(Arikunto, 2002:164)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
Vt = Varians total
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut
Guilford (dalam Sukasno, 2006:61) yaitu :
r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 < r11 < 0,60 Derajat reliabilitas sedang
0,60 < r11 < 0,80 Derajat reliabilitas tinggi
0,80 < r11 < 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus K-R.21
di atas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,73 (lampiran B) yang
berarti soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga
dapat dipercaya sebagai alat ukur.
4. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk menetapkan apakah butir
soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Dengan diketahui tingkat
kesukaran suatu soal, maka soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah
dapat direvisi atau diganti. Bilangan yang menunjukkan mudah atau
sulitnya suatu soal disebut indeks kesukaran.
Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(Depdikbud, 1989:51)
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
U = jumlah siswa kelompok pandai yang menjawab benar
L = jumlah siswa kelompok kurang pandai yang menjawab benar
T = jumlah siswa kelompok pandai dan kelompok kurang pandai
Kriteria untuk menentukan tingkat kesukaran menurut Depdikbud
(1989 : 51), yaitu bila TK :
< 0,24 soal sukar
0,25 – 0,75 soal sedang
> 0,76 soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, dari 30 soal yang
diuji cobakan, didapat 23 soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran
sedang dan 7 soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran sukar.
Perhitungan analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran.
5. Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan suatu butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus
sebagai berikut:
(Depdikbud, 1989:51)
Keterangan :
DP = daya pembeda
U = jumlah siswa kelompok pandai yang menjawab benar
L = jumlah siswa kelompok kurang pandai yang menjawab benar
T = jumlah siswa kelompok pandai dan kelompok kurang pandai
Klasifikasi untuk menginterprestasikan daya pembeda menurut
Depdikbud (1989: 51), yaitu bila DP:
> 0,40 Dapat digunakan
0,20 – 0,39 Diperbaiki/direvisi
< 0,19 Diganti
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, dari 30 soal yang
diuji cobakan, diperoleh 20 soal mempunyai kriteria daya pembeda dapat
digunakan dan 10 soal mempunyai kriteria daya pembeda diganti.
Perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba dapat dilihat pada lampiran
B.
Berdasarkan analisis tes uji coba instrumen (lampiran B), maka
rekapitulasi hasil tes uji coba intrumen dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No Soal
ValiditasTingkat
KesukaranDaya Pembeda Ket
1 0,55 Sedang 0,43 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai2 0,55 Sedang 0,43 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai3 0,44 Sedang 0,31 Sedang 0,4 Digunakan Dipakai4 0,57 Sedang 0,68 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai 5 -0,12 Tidak valid 0,12 Sukar -0,25 Diganti Dibuang6 0,61 Tinggi 0,2 Sukar 0,4 Digunakan Dipakai7 0,51 Sedang 0,25 Sedang 0,5 Digunakan Dipakai8 0,61 Tinggi 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai9 0,62 Tinggi 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai10 0,55 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai11 -0,01 Tidak valid 0,25 Sedang 0,0 Diganti Dibuang12 0,43 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai13 0,59 Sedang 0,56 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai14 0,50 Sedang 0,06 Sukar 0,12 Diganti Dibuang15 0,12 Sangat rendah 0,12 Sukar 0,0 Diganti Dibuang16 0,49 Sedang 0,5 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai17 -0,20 Tidak valid 0,12 Sukar -0,25 Diganti Dibuang18 0,59 Sedang 0,62 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai19 0,05 Sangat rendah 0,2 Sukar -0,12 Diganti Dibuang20 0,51 Sedang 0,31 Sedang 0,4 Digunakan Dipakai21 0,52 Sedang 0,25 Sedang -0,5 Diganti Dibuang22 0,59 Sedang 0,2 Sukar -0,4 Diganti Dibuang23 0,44 Sedang 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai24 0,62 Kuat 0,43 Sedang 0,87 Digunakan Dipakai
25 0,46 Sedang 0,62 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai26 0,60 Kuat 0,37 Sedang 0,75 Digunakan Dipakai27 0,83 Sangat kuat 0,62 Sedang -0,25 Diganti Dibuang28 0,05 Sangat rendah 0,37 Sedang 0,0 Diganti Dibuang29 0,59 Sedang 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai30 0,58 Sedang 0,31 Sedang 0,62 Digunakan Dipakai
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba instrumen pada tabel 3.3 di
atas, dari 30 soal yang diuji cobakan hanya 20 soal yang dapat digunakan.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Angket
Untuk menentukan skor pilihan jawaban pada angket digunakan
penilaian yang berdasarkan pada skala Likert, yaitu:
Tabel 3.4Skor Skala Likert sebagai Alat Penilaian Motivasi
Pernyataan
Motivasi
Sangat
Setuju (SS)Setuju (S)
Tidak
Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
(Sugiyono, 2010:135)
Angket diberikan pada akhir proses pembelajaran dengan 35
pernyataan. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus, yaitu:
% (Riduwan, 2005:40)
Keterangan:
P = Jumlah persentase yang dicapai pada setiap alternatif jawaban
f = Frekuensi siswa yang memilih suatu alternatif jawaban
Rata-rata persentase setiap aspek yang dinilai ditentukan dengan
cara menentukan jumlah persentase setiap butir aspek dibagi banyaknya
butir yang ditanyakan pada aspek butir tersebut.
Kategori tingkat motivasi siswa dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Motivasi Siswa
No Skor (%) Tingkat Motivasi Siswa1 81 – 100 Sangat termotivasi2 61 – 80 Termotivasi3 41 – 60 Cukup termotivasi4 21 – 40 Kurang termotivasi5 0 – 20 Tidak termotivasi
(Riduwan, 2005:41)
2. Analisis Data Tes
Untuk mengetahui hasil penelitian merupakan hipotesis diterima
atau ditolak maka data diuji dengan menggunakan t-tes. Dalam
menggunakan t-tes ini kedua data baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol harus normal dan mempunyai varians yang homogen, karenanya
sebelum data diuji dengan t-tes maka data diuji dahulu dengan:
a. Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data
dengan menggunakan rumus :
(Sudjana, 2002:67)
= Nilai rata-rata sampel
fi = Frekuensi
xi = Titik tengah nilai tes
(Sudjana, 2002: 95)
s = Simpangan baku
xi = Titik tengah nilai tes
= Nilai rata-rata sampel
n = Banyaknya siswa dalam sampel
fi = Frekuensi
b. Menentukan Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok
data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengujinya digunakan
rumus chi-kuadrat (χ2 ) yaitu :
(Sugiyono, 2010:241)
Keterangan :
χ2 = Harga chi-kuadrat yang dicari
fo = Frekuensi hasil pengamatan
fh = Frekuensi hasil harapan
Selanjutnya χ2 hitung dibandingkan dengan χ2tabel
dengan derajat
kebebasan (dk) = J - 1, dimana J adalah banyaknya kelas interval.
Adapun kriteria pengujiannya jika χ2hitung < χ2
tabel, maka dapat
dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal (Sugiyono,
2010:243)
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji tes rata-rata.
Uji hipoesis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai awal dan
akhir siswa, maka digunakan rumus:
(Arikunto, 2002:79)
Keterangan :
Md = Rata-rata dari gain antara tes akhir dan tes awal
d = Gain (selisih) skor tes akhir terhadap tes awal setiap subjek
n = Jumlah subjek
Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika < t <
dimana didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n
- 1). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Arikunto, 2002:277).
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Lubuklinggau dari
tanggal 19 Juli 2010 s.d. tanggal 9 Agustus 2010. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas IX.A dengan jumlah siswa 38 orang
a. Data Angket
Angket diberikan pada akhir proses pembelajaran. Data yang
didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus:
%
Persentase angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
fisika dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa tehadap Kegiatan
Pembelajaran Fisika
No Indikator Jumlah Persentase (%) Kategori1 Mengetahui perhatian
(Attention) dan minat belajar siswa
873 81,95Sangat
termotivasi
2 Melihat hubungan (Relevance) antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik
880 82,70Sangat
termotivasi
No Indikator Jumlah Persentase (%) Kategori3 Membangun
kepercayaan diri (Confidence) siswa untuk berinteraksi secara positif
1147 83,83Sangat
termotivasi
4 Pengembangan diri siswa untuk mencapai tujuan/kepuasan (Satisfaction)
1576 86,23Sangat
termotivasi
Rata-rata 83,67Sangat
termotivasi
Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa siswa sangat termotivasi
dalam belajar. Hal ini dapat terlihat dari hasil persentase rata-rata
sebesar 83,67 % dari semua aspek yang dinilai. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Course Review Horay dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b. Data Tes
1. Pre-Test (Tes Awal)
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama
yang diikuti oleh 38 siswa. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan
pada penelitian. Dari hasil pre-test yang terkumpul dibuat
distribusi frekuensi data yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test (Tes Awal)
No Kelas Interval Frekuensi (f)1 3 – 4 42 5 – 6 93 7 – 8 114 9 – 10 85 11 – 12 56 13 – 14 1
Jumlah 38
Setelah diperoleh nilai rata-rata dan simpangan baku
(lampiran C), selanjutnya dilakukan uji normalitas yang bertujuan
untuk melihat apakah data yang dianalisis normal atau tidak. Dari
hasil perhitungan (lampiran C) diperoleh data berdistribusi normal.
2. Post-Test (Tes Akhir)
Post-test (tes akhir) berfungsi untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada proses pembelajaran Course Review Horay, setelah
guru (peneliti) menjelaskan materi pelajaran, siswa disuruh
membentuk kelompok dan menyiapkan lembar tempat jawaban
yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk menguji pemahaman
mereka, guru memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab
siswa secara cepat. Kelompok yang menjawab benar akan
mendapatkan tanda () dan mengeluarkan yel-yelnya.
Dari hasil post-test yang terkumpul dibuat distribusi
frekuensi data yang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Post-Test (Tes Akhir)
No Kelas Interval Frekuensi (f)1 8 – 9 32 10 – 11 73 12 – 13 64 14 – 15 95 16 – 17 96 18 – 19 4
Jumlah 38
Dari hasil perhitungan (lampiran C), diperoleh hasil rata-
rata dan simpangan baku dari hasil pre-test dan post-test yang
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-Test dan Post-Test
n s
Pre-Test 38 7,7 2,58
Post-Test 38 13,56 2,98
Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan
kemampuan awal siswa (tabel 4.2), terdapat peningkatan setelah
mengikuti pembelajaran. Skor rata-rata tes awal adalah 7,7
sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 13,86 berarti terjadi
peningkatan sebesar 6,16 seperti ditunjukkan pada grafik 4.1.
2. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes
siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan
perhitungan statistik mengenai uji normalitas data (lampiran C) dengan
taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2hitung < χ2
tabel, maka masing-masing
data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk
kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test
Kelas χ2hitung dk χ2
tabel Kesimpulan
1. Tes Awal 2. Tes Akhir
0,755,96
55
11,111,1
NormalNormal
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data tes awal
maupun tes akhir lebih kecil daripada χ2tabel. Berdasarkan ketentuan
pengujian normalitas dengan menggunakan uji χ2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa masing-masing data untuk tes awal maupun tes
akhir berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 5.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan penulis adalah ”Penerapan model
pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap motivasi dan
hasil belajar fisika siswa”. Dari hasil persentase angket yang telah
disebarkan (lampiran C) diperoleh hasil skor rata-ratanya sebesar 83,67 %
(sangat termotivasi) dari semua aspek yang dinilai. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya,
bahwa penerapan model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh
terhadap motivasi belajar fisika siswa.
Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir),
maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik.
a. Tes Rata-Rata
Berdasarkan hasil uji normalitas, maka kelompok data tes awal
dan tes akhir adalah normal. Dengan demikian dilakukan tes rata-rata
untuk mengetahui perbedaan nilai awal dan akhir siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan tes rata-rata mengenai
kemampuan akhir siswa (lampiran C) menunjukkan bahwa thitung > ttabel
(11,17 > 2,19). Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan perolehan hasil pre-test dan post-test.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Course
Review Horay berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis data post-test dan angket motivasi siswa
(lampiran C) terdapat peningkatan hasil belajar dan siswa termotivasi dalam
belajar. Hal ini disebabkan peneliti menerapkan model pembelajaran Course
Review Horay.
Termotivasinya siswa dalam belajar terlihat dari hasil persentase setiap
aspek kategori. Pada aspek Attention (perhatian) sebesar 81,95%, aspek
Relevansi (relevansi) sebesar 82,70%, aspek Confidence (percaya diri) sebesar
83,83%, dan aspek Satisfaction (kepuasan) sebesar 86,23%. Persentase rata-
rata dari keempat aspek tersebut yaitu 83,67% (sangat termotivasi).
Pada umumnya dalam proses pembelajaran dengan semakin
meningkatnya motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa juga meningkat.
Didalam penelitian ini hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran
meningkat dari 7,7 menjadi 13,86. Dan dari hasil penelitian menunjukkan
ketuntasan hasil belajar fisika siswa pada SMP Negeri 9 Lubuklinggau dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 60 pada adalah 73,68 %.
Tingginya hasil belajar dan motivasi belajar siswa disebabkan
beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran Course Review
Horay , yaitu siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengeluarkan
ide, gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan. Siswa juga akan
dibiasakan untuk bertukar pikiran dengan teman sehingga akan terbentuk
suatu pola keterampilan sosial. Disini juga siswa akan diajak lebih aktif untuk
mengemukakan jawabannya dan jika telah menyelesaikan sejumlah soal
dengan benar maka siswa dipersilahkan untuk mengucapkan yel-yel sebagai
penyemangat siswa. Yel-yel yang dipakai dalam strategi ini biasanya
bermacam-macam sesuai kebutuhan dan keinginan siswa. Suasana belajar dan
interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran
sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Hal ini dapat memotivasi
siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap
hasil belajar siswa.
Pembelajaran Course Review Horay juga menuntut siswa aktif di
dalam kelompok, saling bekerja sama, berdiskusi dan menumbuhkan
keberanian untuk mengemukakan jawaban mereka. Sehingga siswa lebih
memahami materi yang telah dipelajari.
Pelaksanaan pembelajaran pada awalnya mengalami sedikit hambatan.
Pembelajaran yang baru bagi guru dan siswa memerlukan waktu untuk
penyesuaian. Kegaduhan yang terjadi pada waktu pelaksanaan pembelajaran
cukup menyita waktu belajar. Pada awalnya siswa merasa malu dan kurang
percaya diri dalam mengeluarkan yel- yel mereka, tapi itu tidak terjadi lama.
Hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama tidak lagi terjadi pada
pertemuan-pertemuan berikutnya karena siswa merasa tertarik dengan
pembelajaran Course Review Horay ini. Siswa merasa senang dalam bersaing
dengan kelompok lain untuk memperoleh banyak tanda () dan mengeluarkan
yel-yel mereka.
Pembelajaran Course Review Horay ini sangat cocok terhadap materi
yang bersifat hapalan/pemahaman dan kurang cocok terhadap materi yang
bersifat hitungan (analisis rumus), karena dapat memperkuat daya ingat siswa
dan mengasah kecepatan berpikir siswa. Yel-yel disini juga dapat berfungsi
sebagai penyemangat dan pengingat karena yel-yel tersebut isinya dapat
berupa inti-inti dari materi yang mereka pelajari. Hal ini dapat dilihat pada
pertemuan pertama dan kedua, siswa dapat dengan mudah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pemahaman, misalkan bagaimana benda
bisa dikatakan netral, bagian atom yang bermuatan listrik negatif disebut,
apabila benda bermuatan posistif dan negatif didekatkan maka akan terjadi,
dan lain sebagainya.
Pada sub materi yang bersifat hitungan, hampir semua siswa tidak
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain waktu yang diberikan
dalam menjawab cukup singkat, ternyata kemampuan matematika siswa di
sekolah tersebut masih kurang. Hal ini terlihat dari belum dapatnya siswa
disana mengoperasikan perkalian bilangan berpangkat, misalnya ,
. Tetapi secara keseluruhan penerapan model pembelajaran Course
Review Horay pada materi listrik statis ini dapat berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi dan hasil belajar siswa pada materi listrik statis melalui
penerapan model pembelajaran Course Review Horay di kelas IX SMP Negeri
9 Lubuklinggau.
Hal ini ditunjukkan oleh persentase rata-rata motivasi siswa yaitu
83,67 % (sangat termotivasi), dan juga terjadi peningkatan rata-rata hasil
belajar yaitu pada saat pre-test sebesar 7,7 dan pada saat post-test sebesar
13,86.
B. Saran
1. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan kreativitas permainan dan
penggunaan yel-yel pada pembelajaran Course Review Horay, sehingga
dapat lebih memotivasi belajar siswa.
2. Dalam menyampaikan materi, guru hendaknya dapat menentukan model
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami materi yang
diajarkan
3. Model pembelajaran Course Review Horay perlu terus diterapkan dan
dikembangkan pada materi yang lain agar siswa lebih mudah memahami
materi yang telah dipelajari.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta.
Depdikbud. 1989. Kurikulum SMP Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta:Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta.
Dwijandono, Sri Esti W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia.
Fatmawati, Putri Indah. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA YPBI Tugumulyo. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP PGRI Lubuklinggau.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Http://Apadefinisinya.Blogspot.Com/2008/05/Metode-Pembelajaran-Course-
Review-Horay15.html. didownload pada tanggal 2 Februari 2010.
Http://library.um.ac.id/2008/07/Hakekat Pembelajaran. didownload pada tanggal9 Sepetember 2010.
Isjoni. 2010. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:Alfabeta.
Keller, Jhon M. 1987. Motivation By Design. Florida: Florida State University307 Stone Building.
Purjiyanta, Eka, dkk. 2006. IPA Terpadu untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Riduwan. 2005. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudibyo, Elok, dkk. 2008. Mari Belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) untuk SMP/MTs Kelas IX. Bogor: PT.Ghalia Indonesia Printing.
Sudijono, A. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau: STKIP PGRILubuklinggau.
Sunartombs. 2008. Motivasi Belajar.[online]./ http://wordpress.com. [25 April 2010].
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi STKIP PGRI
Lubuklinggau. 2009. Pedoman Penulisan Makalah dan SkripsiMahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRILubuklinggau.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Lubuklinggau ............... 27
Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba ....................................... 31
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen...................................... 36
Tabel 3.4 Skor Skala Likert sebagai Alat Penilaian Motivasi.................... 37
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Motivasi Siswa............................................... 38
Tabel 4.1 Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran Fisika.................................................................... 41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test (Tes Awal).................................. 43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Post-Test (Tes Akhir)................................ 44
Tabel 4.4 Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-Test dan Post-Test. . . 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-Test dan Post-Test..................... 45
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test................. 44
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................... 53
2. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen......................................................... 67
3. Soal Uji Coba Instrumen ....................................................................... 73
4. Soal Pre-Test dan Post-Test................................................................... 76
5. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Fisika.............................................. 78
6. Angket Motivasi Siswa terhadap Pelajaran Fisika................................. 82
LAMPIRAN B
1. Skor Uji Coba Instrumen....................................................................... 86
2. Kelompok Atas dan Bawah Uji Coba Instrumen................................. 87
3. Perhitungan Validitas dan thitung Uji Coba Tes...................................... 88
4. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba tes.................................................. 92
5. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Uji Coba Tes...... 93
LAMPIRAN C
1. Daftar Nilai Tes Awal (Pre-test)............................................................ 94
2. Daftar Nilai Tes Akhir (Post-test).......................................................... 95
3. Daftar Skor Angket................................................................................ 96
4. Perhitungan Angket............................................................................... 97
5. Persentase Rata-rata Hasil Angket Motivasi Belajar siswa................... 102
6. Uji Normalitas Data Tes Awal............................................................... 104
7. Uji Normalitas Data Tes Akhir.............................................................. 106
8. Uji Tes Rata-rata.................................................................................... 107
9. Lembar Jawaban Siswa......................................................................... 109
10. Lembar Jawaban Pre-test...................................................................... 112
11. Lembar Jawaban Post-test.................................................................... 115
12. Lembar Angket Siswa........................................................................... 118
13. Foto Siswa............................................................................................. 126
LAMPIRAN D
1. Surat Permohonan Persetujuan Judul/Pembimbing Skripsi................... 127
2. Surat Persetujuan Judul Skripsi............................................................. 128
3. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi................................................... 129
4. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi..................................................... 130
5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STKIP-PGRI Lubuklinggau.... 135
6. Surat Permohonan Izin Uji Coba Instrumen dari STKIP-PGRI
Lubuklinggau......................................................................................... 136
7. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan.......................................... 137
8. Surat Izin Uji Coba Instrumen dari Dinas Pendidikan........................... 138
9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian................................ 139
10.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen................. 140
11.Lembar Validasi Angket........................................................................ 141
12.Surat Keterangan Perbanyakan Skripsi.................................................. 142