Ilmu Sesat Profesi Ners Stase Kmb (2)
-
Upload
iim-kausar-kausar -
Category
Documents
-
view
287 -
download
2
description
Transcript of Ilmu Sesat Profesi Ners Stase Kmb (2)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
PERINGATAN KERAS!!
Seluruh Materi Dalam Buku Ini Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan Kebenarannya
Siapa Juga Nyuruh Membaca Buku Ini…..
ILMU SESAT PROFESI NERS STASE KMB
Sebagai Bekal Hidup Dasar Menjalani Profesi Ners
Note :
Hanya untuk kalangan sendiri
Seharusnya semua konsep yang ada dibuku ini sudah di kuasai di luar kepala oleh mahasiswa S1 keperawatan ... Jika masih ada mahasiswa yang menggunakan buku ini sebagai referensi ...
MEMALUKAN !!!
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
DAFTAR ISI
1. Jurus Pertama : Tips dan triks untuk hidup damai bagi mahasiswa profesi ners
2. Jurus Kedua : Kuda-kuda dasar yang harus dikuasai mahasiswa profesi ners
3. Jurus Ketiga : Format pengkajian askep
4. Jurus Keempat : Tehnik dokumentasi asuhan keperawatan
Hak Cipta tidak dilindungi Undang-Undang
All rights not reserved
“Dilarang menyebarkan buku ini ke para CLINICAL INSTRUKTUR (CI) dan CLINICAL
TEACHER (CT), dan orang-orang lain yang tidak berkepentingan. Pelanggaran atas hal ini
dikenakan ancaman sanksi pidana sesuai dengan undang-undang”
Diambil dari berbagai sumber yang tak jelas
Diketik sambil mata mengantuk
Diterbitkan oleh A_R & S_H Corporation ©
Cetakan I: 2012
ISBN 979-498-331-3
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
JURUS PERTAMA
TIPS DAN TRIKS UNTUK HIDUP DAMAI DI TIAP RUANGAN BAGI MAHASISWA PROFESI NERS
Ada beberapa hal yang bisa membuat mahasiswa ners hidup damai dalam menjalani profesi ners........... !!! Ini adalah beberapa tips dan trik untuk selamat di tiap ruangan praktik :
1. Kenali karakteristik serta literatur referensi yang digunakan CI/CT
Setiap pembimbing baik CI maupun CT memiliki buku referensi yang biasa di pakai untuk proses bimbingan, hal ini akan mempermudah kita saat konsultasi, ibarat kata akan menurunkan risiko revisi laporan, hi hi hi ,,,, !
2. Lakukan pendekatan terapeutik dengan kakak ruangan
Staff perawat ruangan atau yang biasa kita panggil kaka saat di ruangan memiliki nilai lebih dari kita meskipun dari sisi akademik masih lulusan SPK atau sederajat, mereka punya pengalaman dan lebih sering terpapar dalam segi keahlian khusus, misalnya di ruang jantung maka perawat di sana ahli dalam bidang EKG, begitu pula di ruangan lainnya memiliki keahlian-keahlian dalam bidang tertentu. Dengan kita dekat dengan kaka ruangan akan memiliki manfaat yang sangat berguna kita akan mendapat ilmu serta bimbingan baik itu ilmu praktik atau dalam segi ilmu teori, ibarat pepatah sambil menyelam minum air biasanya juga kita akan jarang kena semprot jika akrab dengan kaka ruangan (rahasia jangan sampai ketahuan, berbahaya ^_^ !!! ) ,,,
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
3. Jangan pernah malu berteman dengan teman sejawat (DM, Bidan, Gizi, dan adik-adik dari D3 Keperawatan)
Saat berdinas diruangan kita akan bertemu dengan kawan sejawat dari profesi dan fakultas lain, misalnya seperti, analis, gizi, bidan, dan para dokter muda yang lagi koas, saran saya singkirkan perasaan gengsi, jangan pernah malu untuk memulai pembicaraan (mematuhi) dengan kawan-kawan sejawat, dari mereka kita selain bisa mendapat kawan baru kita pula akan mendapat ilmu tambahan, sayang kalau tidak dimanfaatkan kesempatan yang ada. Kali-kali dapat jodoh di sana, wkwkwkw ,,,
4. Saat diruangan bersihkan meja perawat saat dinas pagi dan isi laporan perkembangan asuhan keperawatan
Saat pertama kali dinas kita biasa bingung apa yang harus dikerjakan, selain asuhan keperawatan yang memang kewajiban dari sisi akademik kita juga mempunyai tugas tambahan, seperti saat datang rapikan meja perawat dan mengisi buku catatan perkembangan asuhan keperawatan (jika itu dikerjakan tanpa di suruh, maka anda akan mendapat nilai plus oleh kaka ruangan), Kali-kali di ceritakan ke CI lumayan kan biar dapat nilai tambahan, he he !!!
5. Aplusan
Aplusan adalah penyampaian laporan mengenai informasi keadaan pasien, rencana pengobatan dan terapi saat terjadi pertukaran shiff antar petugas jaga, biasanya hal ini jarang dilakukan oleh para mahasiswa, sebagai mahasiswa Sarjana Keperawatan yang katanya profesional harusnya hal kecil ini perlu kita perhatikan karena dalam kedepannya aplusan ini akan selalu dilaksanakan pada saat kita bekerja, ada beberapa informasi yang biasanya perlu di sampaikan saat aplusan di antaranya : (jumlah klien/pasien, status perawatan klien: total care, minimal care atau parsial care, serta rencana terapi dan hasil dari pemeriksaan penunjang:EKG, USG, CT-scan, Rontgen dst)
6. Skema rutinitas kehidupan mahasiswa profesi
Pada saat Stase Keperawatan Medikal Bedah, kita akan berada atau berdinas di beberapa ruangan keperawatan diantaranya Ruang Paru, Ruang Jantung, Ruang Syaraf, Ruang THT, Ruang PDW, Ruang PDP, Ruang Bedah Umum, Ruang Orthopedi, Poliklinik dan Ruang IBS
Dari akademik kita diharuskan atau diwajibkan membuat laporan dinas setiap minggu di setiap ruangan berupa Laporan Pendahuluan (LP Kasus), Asuhan Keperawatan (Askep), Resume Keperawatan (1 buah/hari), Jurnal Keperawatan Terbaru (sesuai dengan kasus yang di dapat), dan PenKes. Agar selama menjalani rutinitas tugas kita bisa selesai tanpa ada kendala dan keteteran, ini ada beberapa saran dari penulis dalam manajemen waktu pelaksanaannya ...
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Ini adalah skema untuk manajemen waktu saran dari penulis :
Hari Kegiatan Senin Pre Conference LP
Pengkajian Askep Resume
Selasa Revisi LP (kalau ada) Implementasi Askep Resume Persiapan Bahan
Penkes
Rabu Implementasi Askep Resume Konsul SAP
Kamis Implementasi Askep Resume Penkes
Jumat Implementasi Askep Resume (Perampungan semua
tugas tulisan)
Sabtu Post Conference/Responsi
Askep Jurnal Resume Lapor Ruangan Dinas
Berikutnya (Minta Kasus)
Minggu Cari dan nulis LP
Revisi Askep (kalau ada)
Istirahat
7. Atur kekompakan dalam setiap anggota kelompok
Pada saat menjalani profesi kita di bagi dalam beberapa kelompok kecil, yang beranggotakan 6-10 orang. Kekompakan dalam suatu kelompok membantu meringankan beban kita dalam menjalani profesi, seperti dalam melakukan penkes, karena penkes dilakukan satu kali pada setiap ruangan, maka pembagian tugas yang merata pada setiap
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
angota kelompok harus diperhatikan dengan baik. Peran seorang ketua kelompok sangat penting di sini dimana sebagai pengambil kebijakan tertinggi. Sudah lumrah lah yang namanya manusia itu kan berbeda tapi ada beberapa trik yang bisa anda pakai agar pembagian tugas dalam kelompok lumayan bisa merata :
a. Pilih Ketua kelompok yang mempunyai pikiran dewasa dan memiliki pengaruh kuat dalam kelompok
b. Jika anda yang menjadi ketua kelompok, adakan kontrak awal kesepakatan seluruh anggota kelompok (Mis: Kesepakatan untuk pembagian tugas untuk penkes di Rooling setiap minggunya)
c. Atur pembagian tugas untuk penkes, misalnya :
Persiapan/pembuatan bahan untuk penkes (Leaflet/Power Point)
Perlengkapan (LCD, Laptop, dan Setting Tempat Presentasi)
Konsumsi (Snack, air mineral, terserah keputusan kelompok)
Acara ( MC/Moderator, Penyaji)
Cuma sebagai contoh bisa dirubah sesuai kebutuhan !!!
d. Ingatkan anggota kelompok yang lainnya agar menyelesaikan tugas tepat waktu, agar pada saat pre ataupun post konsultasi bisa bersama-sama
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
JURUS KEDUA
KUDA-KUDA DASAR YANG HARUS DIKUASAI MAHASISWA PROFESI NERS
Ini adalah beberapa ilmu dasar yang harus dimiliki seorang mahasiswa ners saat masuk dalam dunia profesi :
1. All About Terapi Cairan
Seperti yang sudah kita ketahui yang namanya perawat saat praktik tidak bakalan jauh dengan yang namanya infus, karena itu adalah bakat lahir kita sebagai perawat. Oleh karena itu bagi mahasiswa profesi ners harus menguasai segala sesuatunya mengenai infus salah satu yang terpenting tapi banyak diantara kita yang tidak menguasainya
Untuk perkenalan mengenai infus, infus atau nama sebenarnya adalah cairan kristaloid merupakan salah satu terapi cairan untuk menunjang pengobatan maupun terapi yang akan diberikan kepada klien
Beberapa jenis dan indikasi pemberian cairan infus :
NaCl : Berdasarkan pengalaman penulis, NaCl biasanya di gunakan pada saat dressing, aplusan buat nebulizer, dan saat sebelum dan sesudah tindakan tranfusi darah, bisa juga digunakan untuk spooling infus yang macet
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Ringer Laktat/Ringer Asetat : RL biasanya digunakan untuk klien/pasien yang membutuhkan tambahan cairan elektrolit/cairan intraseluler.
Untuk terapi mengatasi kehilangan cairan intraseluler abnormal yang akut, komposisi : Aserin (Na+, K+, Cl+, Ca2+, Asetat)
D5 : Untuk terapi kebutuhan kalori klien
Ka-En : Tidak mengandung kalium, untuk suplai air dan elektrolit
Manitol : Gagal ginjal akut, peningkatan tekanan intraokuler, edema otak.
Di atas hanya sebagian kecil jenis dan indikasi pemberian cairan infus, dengan itu kita dapat memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan klien. Selain itu ada beberapa beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai infus, beberapa diantaranya adalah :
a. Perlengkapan alat
Infus set adalah selang infus yang terbagi menjadi 2 jenis, satu untuk cairan infus biasa dan satunya berupa blood set untuk keperluan transfusi. Infus set terbagi 2 macam : 1. Infus set makro, 2. Infus set mikro.
Ciri-ciri khusus dari kesemuanya adalah :
Infus set makro : berbentuk biasa, makro terbagi 2 macam berdasarkan faktor tetesan ( faktor tetesan 15 cc/m, dan faktor tetesan 20 cc/m) keduanya tidak bisa di bedakan dengan kasat mata. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya dengan cara melihat pada bungkusannya.
Infus set mikro : berbentuk biasa, tapi memiliki ciri khas berupa jarum kecil yang pada selangnya, untuk infus mikro memiliki faktor tetesan 60 cc/m
Blood set : bentuk blood set seperti biasa, yang membedakan atau yang menjadi ciri khas pada blood set memiliki saringan pada selangnya
b. Cara menghitung jumlah tetesan infus
Harus di ingat !!!
Infus makro : - faktor tetesan 20 cc/m ( jadi pengkali atau pembagi 3 )
- faktor tetesan 15 cc/m ( jadi pengkali atau pembagi 4 )
Infus mikro : - faktor tetesan 60 cc/m ( jadi pengkali atau pembagi 1 )
RUMUS :
N = T x F
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Ket :
N : Jumlah cairan cc/jam
T : Jumlah tetes/m
F : Faktor tetesan
For Your Information :
1 botol infus : 500 ml
Surflu : - Ukuran 24 (bayi atau balita) - Ukuran 22 (anak-anak atau remaja) - Ukuran 18 (dewasa) Example I :
Seorang klien diberikan terapi infus 15 tts/m dengan infus makro (faktor tetesan 20 tts/m), berapa jumlah cc cairan yang masuk dalam tubuh klien selama 1 jam ?
Di ket :
Jumlah tetesan : 15 tts/m
Infus makro : 3 (faktor tetesan 20 tts/m)
Jumlah cairan yang masuk dalam 1 jam ?
Di Jawab :
15 tts/m x 3 = 45 cc/jam
Jadi jumlah cairan yang masuk dalam tubuh klien selama 1 jam adalah sebanyak 45 cc
Example II :
Sesuai advice dokter cairan yang harus masuk untuk klien adalah 500 cc dalam 5 jam, infus set yang di gunakan adalah infus set jenis makro dengan faktor tetesan 15 tts/m, berapa jumlah tesesan yang harus di setting untuk memenuhi kebutuhan cairan klien ?
Di ket :
Jumlah cairan yang masuk dalam 1 jam : 500 cc/5 jam = 100 cc/jam
Infus makro : 4 (faktor tetesan 15 tts/m)
Jumlah tetesan yang di berikan ?
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Di jawab :
N = T x F
T = N / F
T = 100 cc/jam / 4 (faktor tetesan 15 tts/m)
T = 25 tts/m
Jadi jumlah tetesan yang harus di setting untuk memenuhi kebutuhan cairan klien adalah 25 tts/m
c. Tranfusi darah
Tranfusi darah dilakukan jika klien mengalami perdarahan hebat atau pada pasien yang mengalami penurunan Hb atau yang lainnya ...
Kebiasaan menyuruh klien atau keluarga klien untuk menghangatkan kolf darah di ketiak adalah sebuah kekeliruan, menurut referensi terbaru kolf darah yang di hangatkan di badan bisa merusak sebagian komponen darah. Hal yang mesti dilakukan adalah dengan meletakkan/menggantung kolf darah yang masih dingin di tiang infus selama 10 - 15 menit sampai embun yang ada di kolf infus menghilang, jangan lupa sebelum melakukan tranfusi cocokkan no kantung darah dengan kartu pengambilan darah.
Untuk kolf darah tranfusi ada darah lengkap adapula PRC atau dalam artian salah satu komponen dari darah lengkap.
Pada klien yang mengalami penurunan Hb di bawah batas normal, kita bisa memperkirakan banyaknya darah yang di tranfusi untuk klien.
RUMUS !!!
N = (T – H) x BB x JD
Ket :
N : Total darah yang harus di tranfusi (cc)
T : Nilai Hb Normal (g/dl)
H : Nilai Hb berdasarkan hasil lab (g/dl)
BB : Berat badan (Kg)
JD : Jenis darah (PRC/WBC) , PRC x (3), WBC x (6)
For Your Information !
1 kolf darah : 100 cc dan 125 cc
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Example 1
Klien menderita anemia dengan hasil laboratorium Hb 4,5 g/dl, dan berat badan klien 50 kg. Berapa cc darah yang harus di tranfusi kepada klien jika yang diminta jenis PRC ?
Di Ket :
H : 4,5 g/dl
N : 11 g/dl
BB : 50 Kg
PRC : 3
T : ... ?
Di jawab :
N = (T – H) x BB x 3
N = (11-4,5) x 50 x 3
N = 975 cc
Jadi kebutuhan darah yang di butuhkan klien sekitar 975 cc atau 10 kolf darah isi 100 cc
d. Kebutuhan Cairan Tubuh
1) Menghitung kebutuhan cairan/hari
Metode 1:
Kebutuhan cairan/hari= BB x 25-35 mL
*25 mL/kgpasien CHF; 30 mL/kgrata-rata orang dewasa; 35 mL/kgpasien infeksi/ luka
Kebutuhan elektrolit
Sodium (Na) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari
Potassium (K) : 1-2 mEq/100 mL H2O/ hari
Chloride (Cl) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari
Metode 2:
10 kg pertama : kalikan dengan 100 mL cairan
10 kg berikutnya : kalikan dengan 50 mL cairan
Setiap tambahan/ kg : kalikan 15 mL cairan
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Metode 3:
1 mL/kcal intake= ml cairan yang dibutuhkan per hari
Metode 4:
(Kg BB-20) x 15 + 1500=…mL/hari
Metode 5:
Dewasa normal : 30-35 mL/kg BB
Dewasa berusia 55-75 tahun : 30 mL/kg BB
Dewasa berusia > 75 tahun : 25 mL/kg BB
2) Terapi Cairan pada Klien Luka Bakar
The Rule Of Nine (Persentase Luka Bakar)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Perhitungan luas luka bakar :
Rule of nine = kelipatan 9
Dinyatakan dalam %
Dewasa : rule of nine
Kepala, muka, leher 9 %
Dada 9 %
Perut 9 %
Pinggang 9 %
Bokong 9 %
Lengan + tangan kanan 9 %
Lengan + tangan kiri 9 %
Paha kanan 9 %
Paha kiri 9 %
Betis kanan 9 %
Betis kiri 9 %
Kemaluan 1 %
11 x 9 % + 1 % = 100 %
Bayi dan anak-anak
1 Tahun 5 Tahun
Kepala 18 % 14 %
Badan 36 % 36 %
Tangan 9 % – 9 % 9 % – 9 %
Kaki 14 % – 14 % 16 % – 16 %
Telapak tangan seluas 1 %
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Berikut pedoman dan rumus untuk penggantian cairan luka bakar :
Rumus Konsensus
Larutan Ringer Laktat (atau saline lainnya) : 2-4 ml x kg BB x % luas luka bakar. Separuh diberikan dalam 8 jam pertama; sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Rumus Evans
Koloid : 1 ml x kg BB x % luas luka bakar
Elektrolit (salin) : 1 ml x kg BBx % luas luka bakar
Glukosa (5 % dalam air) : 2000 ml untuk kehilangan insensibel
Hari 1 : Separuh diberikan dalam 8 jam pertama; separuh sisanya dalam 16 jam berikutnya
Hari 2 : separuh dari cairan elektrolit dan koloid yang diberikan pada hari sebelumya;seluruh penggantian cairan insensibel.
Maksimum 10.000 ml selama 24 jam. Luka bakar derajat dua dan tiga yang melebihi 50 % luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.
Rumus Brooke Army
Koloid : 0,5 ml x kg berat badan x % luka bakar
Elektrolit ( larutan ringer laktat ): 1,5 ml x kg berat badan x % luas luka bakar
Gukosa 5 % dalam air : 2000ml untuk kehilangan insensibel.
Hari 1 : separuh diberikan dalam 8 jam pertama; separuh sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Hari 2 : separuh dari cairan koloid yang diberikan pada hari sebelumnya; seluruh pengantian cairan insensibel.
Luka bakar derajad dua dan tiga yang melebihi 50 % luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50 % luas permukaan tubuh.
Rumus Parkland/Baxter
Larutan RL : 4 ml x kg BB x % luas luka bakar
Hari 1 : Separuh diberikan dalam 8 jam pertama; separuh dalam 16 jam berikutnya.
Hari 2 : Bervariasi. Ditambahkan koloid
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Larutan salin hipertonik
Larutan pekat natrium klorida ( NaCl ) dan laktat dengan konsentrasi 250-300 mEq natrim per liter yang diberikan pada kecepatan yang cukup untuk mempertahankan volume keluaran urin yang diinginkan. Jangan meningkatkan kecepatan infus selama 8 jam pertama pasca luka bakar. Kadar natrium serum harus dipantau dengan ketat, tujuan : meningkatkan kadar natrium serum dan osmolalitas untuk mengurangi edema dan mencegah komplikasi paru
2. All About Terapi Oksigen
Oksigen atau sering di tulis dengan simbol O2 di gunakan untuk membantu memenuhi asupan O2 bagi tubuh klien. Hal-hal yang perlu di ketahui pada terapi oksigen adalah :
Jumlah persentase O2 yang mampu masuk ke dalam tubuh :
a. Tanpa alat, persentase O2 yang bisa di serap tubuh sebanyak 24%
b. Dengan nasal canul, persentase O2 yang di serap tubuh sebanyak 24 - 60%
c. Dengan masker non rebreathing, persentase O2 yang di serap tubuh sebanyak 60 - 80%
d. Dengan masker rebreathing, persentase O2 yang di serap tubuh sebanyak 80 - 100%
Jumlah persentase pemberian O2 memakai alat bantu nafas :
a. Nasal Canul : 1-5 ltr/m
b. Masker Non Rebreathing : 5-10 ltr/m
c. Masker Rebreathing : 10-15 ltr/m
3. All About Nebulizer
Nebulizer merupakan sebuah alat yang di gunakan untuk pemberian obat, biasa di gunakan pada klien asma atau sesak. Lama pemberian dalam waktu 10-15 menit.Obat nebulizer ada beberapa macam di antaranya memiliki fungsi masing-masing :
Ventolin : Untuk mengencerkan sekret
Ambuvent : Untuk vasodilatasi otot pernafasan
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Langkah-langkah :
a. Siapkan alat nebulizer (hati-hati, perhatikan alat apakah khusus TB atau Non TB)
b. Beriakn dosis obat sesuai indikasi Ventolin/Ambuvent
c. Aplus dengan NaCl sesuai indikasi
d. Letakkan masker pada klien
e. Beberapa alat mempunyai timer, atur waktu terlebih dahulu 10 sampai 15 menit
f. Hidupkan alat/ Start
g. Tunggu sampai waktunya habis atau sampai asap yang keluar tidak ada lagi
4. All About Terapi Obat
Dalam proses pengobatan, pemberian obat merupakan salah satu komponen penting dalam mempercepat proses kesembuhan klien.
a. 5 prisip dalam pemberian obat :
Benar Obat
Benar Dosis
Benar Pasien
Benar Cara
Benar Dokumentasi
b. Cara menghitung pemberian dosis
For Your Information !!!
1 g = 1000 mg
Rumus !!!
D = N / ( T/M )
Keterangan : N = Jumlah yang di aplus dalam obat (cc) T = Total dosis obat dalam (mg) M = Jumlh dosis yg di minta (cc) D = Dosis obat yang di berikan dalam (mg)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Example I :
Ceftriaxone 1 g di aplus dalam 4 cc aquadest, advice dokter untuk pemberian 3 x 250 mg.
Berapa jumlah obat yang harus diberikan dalam cc ?
Di ket :
N : 4 cc
T : 1 g ( 1.000 mg)
M : 250 mg
D : ... ?
Jawab :
D : 4 cc / (1.000 mg/250 mg)
: 1 cc
Jadi jumlah dosis dalam cc yang harus ke pasien adalah 1 cc
Example II :
Antrain 400 mg/ml dalam 2 ml, sesuai advice dokter pemberian antrain 2 x 200 mg.
Berapa jumlah obat yang harus diberikan dalam cc ?
Di ket :
N : 2 cc
T : (1 ml = 400 mg, 2 ml = 800 mg)
M : 200 mg
D : ... ?
Jawab :
D : 2 cc / (800mg/200 mg)
: 0,5 cc
Jadi jumlah dosis dalam cc yang harus ke pasien adalah 0,5 cc
5. All About Perawatan WSD
Water Seal Drainage (WSD) merupakan tindakan medis untuk klien yang terindikasi penumpukan cairan di rongga pleura.
Khusus di ruang paru biasanya banyak klien yang terpasang WSD, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus kita ketahui pada perawatan klien yang terpasang WSD. Ini adalah beberapa hal yang harus kita perhatikan pada klien yang terpasang WSD :
a. Observasi letak ketinggian antara tabung WSD dan tubuh klien
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
R/ Memakai prinsip gravitasi, benda yang di atas akan turun ke bawah, oleh karena itu kita harus memastikan letak tabung WSD harus lebih rendah daripada tubuh klien, agar cairan yang ada di rongga pleura turun ke bawah dan mencegah terjadi aspirasi (cairan yang di tabung naik ke atas)
b. Observasi isi dari cairan yang ada di selang WSD klien
R/ Isi dari cairan dalam selang WSD membantu kita mengidentifikasi dan mendiagnosis penyakit dari klien
c. Observasi letak ujung selang pada cairan di tabung WSD
R/ Pada prinsipnya letak ujung selang pada cairan di tabung WSD sekitar 2-3 cm, jangan kedalaman atau ketinggian di atas cairan. Kalau kedalaman kemungkinan risiko cairan disenfektan atau cairan pada tabung WSD akan naik dan kalau berada tinggi di atas cairan kemungkinan menimbulkan risiko aspirasi, akan ada udara masuk pada selang
d. Observasi tanda-tanda infeksi pada klien
R/ Tindakan WSD merupakan tindakan invasif yang secara tidak langsung menjadi code the entry atau jalan masuk kuman. Maka itu kita harus mengidentifikasi kemungkinan terjadinya infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi 1. Panas, 2. Kemerahan di sekitar luka, 3. Peradangan, 4. Nyeri, dan 5. Perubahan fungsi
e. Catat penambahan cairan pada tabung WSD
R/ Penambahan cairan pada WSD menandakan banyaknya jumlah cairan yang sudah dikeluarkan (Jumlah cairan yang keluar = jumlah cairan sekarang – jumlah cairan awal)
6. All About Pemeriksaan Neurologis
Tingkat Kesadaran
Skor 14 - 15 12 - 13 11 - 12 8 - 10 4 - 7 < 3
Kondisi Kompos
Mentis
Apatis Samnolent Delirium Stupor Koma
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Pemeriksaan GCS pada Dewasa
1 Membuka Mata
(Eye)
Spontan 4 Dengan diajak bicara 3 Dengan rangsangan nyeri 2 Tidak membuka mata 1
2 Respon Verbal
(Verbal)
Sadar dan Orientasi ada 5 Berbicara tanpa kacau 4 Berbicara tanpa arti 3 Hanya mengerang 2 Tidak ada suara 1
3 Respon Motorik
(Motorik)
Sesuai perintah 6 Melokasi nyeri 5 Menghindar dari nyeri 4 Fleksi terhadap nyeri 3 Ekstensi terhadap nyeri 2 Tidak ada gerakan 1
Pemeriksaan GCS pada Pediatric
1 Membuka Mata
(Eye)
Spontan 4 Dengan diajak bicara 3 Dengan rangsangan nyeri 2 Tidak ada reaksi 1
2 Respon Verbal
(Verbal)
Senyum, orientasi terhadap suara, mengikuti obyek
5
Menangis namun tidak jelas 4 Bicara dengan suara yang tidak dapat dimengerti
3
Hanya mengerang 2 Tidak ada suara 1
3 Respon Motorik
(Motorik)
Sesuai perintah 6 Melokasi nyeri 5 Menghindar dari nyeri 4 Fleksi terhadap nyeri 3 Ekstensi terhadap nyeri 2 Tidak ada gerakan 1
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Tingkat Kesadaran
Kompos Mentis
Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekeliling
Apatis
Keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan orang di sekitarnya, sikap seperti acuh tak acuh
Samnolent
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat di bangunkan dengan rangsangan nyeri tetapi jatuh tidur lagi
Delirium
Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak-teriak dan tak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu
Supor/Semikoma
Keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri
Koma
Keadaan kesadaran hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan cara rangsangan nyeri apapun
Pemeriksaan Fungsi Saraf Kranial
Nervus Fungsi Pemeriksaan Saraf
Olfaktorius (N I)
Penciuman Anjurkan klien menutup mata dan uji satu per satu hidung klien kemudian anjurkan klien untuk mengidentifikasi perbedaan bau-bauan yang di berikan
Saraf Optikus (N II)
Penglihatan Dengan Sneilen cart pada jarak 5-6 meter dan pemeriksaan luas lapang pandang dengan cara menjalankan sebuah benda dari samping ke depan (kanan-kiri) dan atas-bawah
Saraf Okulomotoris (N III)
Pergerakan mata melalui otot medial dan lateral
Tatap mata klien dan anjurkan klien menggerakkan mata dari dalam keluar, dan dengan menggunakan lampu senter uji reaksi pupil dengan memberikan rangsangan sinar ke dalamnya
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Saraf Troklearis
(N IV)
Pergerakan bola mata melalui otot obliq superior
Anjurkan klien melihat ke bawah dan ke samping kanan-kiri dengan menggerakkan tangan pemeriksa
Saraf Abdusens
(N VI)
Pergerakan bola mata ke samping melalui otot rectus lateralis
Anjurkan klien melihat ke kanan
Saraf Trigeminus
(N V)
Sensai kulit wajah, kulit kepala, membran mukosa mulut, dan hidung, mengunyah
Cabang dari optalmikus Dengan menggunakan kapas halus, sentuhkan pada kornea klien perhatikan reflek berkedip klien
Cabang dari maksilaris Dengan kapas sentuhkan pada wajah klien, uji kepekaan lidah dan gigi
Cabang dari mandibularis Anjurkan klien untuk menggerakkan rahang atau menggigit
Saraf Fasialis (N VII)
Motorik (otot wajah dan kulit kepala)
Sensorik ( nyeri dan suhu dari area telinga, sensasi muka, rasa dari 2/3 bagian lidah
Parasimpatik (lakrimal, submandibula, dan sublingual kelenjar saliva)
Anjurkan klien tersenyum, mengangkat alis, mengkerutkan dahi. Uji rasa 2/3 lidah dengan menganjurkan klien menutup mata kemudian tempatkan garam/gula pada ujung dan sisi lidah anjurkan klien untuk mengidentifikasi rasa tersebut
Saraf Vestibulokoklearis
(N III)
Pendengaran dan keseimbangan
Tes rine weber dan bisikan, tes keseimbangan dengan cara klien berdiri dengan satu kaki
Saraf Glosofaringeus
(N IX)
Motorik ( reflek menelan)
Sensorik (nyeri dan suhu dari area telinga, rasa adn sensasi dari 1/3 anterior lidah dan faring)
Parasimpatik motor (kelenjar tiroid)
Pengecapan lidah, meringis, mengembangkan mulut, bersiul
Saraf Vagus (N X)
Sensorik (nyeri dan suhu dari area telinga, sensasi dari faring, laring, viscera torak dan abdomen
Lihat N IX
Saraf Asesorius
(N XI)
Otot skeletal faring, laring dan sternokleidomastoideus dan otot trepesius
Anjurkan klien menggerakkan kepala dan bahu
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Saraf Hipoglossus
(N XII)
Otot Sketet lidah Menjulurkan lidah, artikulasi, sikap lidah tremor/mioklonus, kekuatan lidah
Skala Kekuatan Otot
Skala Kekuatan Gerakan
0 0 Paralisis
1 10 Tidak ada gerakan teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 25 Gerakan otot penuh menentang gravitasi dan sokongan
3 50 Gerakan mulai menetang gravitasi
4 75 Gerakan mulai menetang gravitasi dengan sedikit tahanan
5 100 Gerakan bormal penuh menetang gravitasi, dengan tahanan penuh
7. All About Perawatan Luka
Perawat dan perawatan luka mempunyai hubungan yang erat yang tak terpisahkan,
dimana perawatan luka yang yang dilakukan akan mempercepat proses dari kesembuhan
luka itu sendiri, ini beberapa literatur perawatan luka, dari persiapan alat, persiapan pasien
serta langkah-langkah protap perawatan luka, semoga bermanfaat :
MERAWAT LUKA STERIL
MERAWAT
LUKA STERIL
Persiapan Alat
Set ganti balutan
Kasa steril dalam tromol
Korentang steril, larutan
NaCl
Alkohol 70 % dan obat
untuk luka
Plester, kapas
Bengkok, 2 buah kantung
plastik
Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang
tindakan yang akan
dilakukan
Menyiapkan lingkungan
pasien
Mengatur posisi tidur
pasien
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Langkah-langkah :
Perawat mencuci tangan
Membuka balutan dengan kapas yang diberi alkohol
Memasukkan balutan kotor kedalam bengkok/kantung plaStik
Mendekatkan bengkok ketubuh pasien
Membersihkan daerah sekitar luka dengan alkohol 70 % / NaCl
Memberi obat luka
Menutup luka dengan rapat
Merapikan pasien
Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
Mencuci tangan
MENGOMPRES LUKA
MENGOMPRES LUKA
Persiapan Alat
Set ganti balutan
Obat kompres dalam
mangkuk steril
Kasa steril dalam tromol
Korentang steril
Alkohol 70 %, H2O2 3 %,
NaCl 0,9 %
Gunting, plester
Piala ginjal, 2 kantung
plastik
Bantalan kapas
Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang
tindakan yang akan
dilakukan
Menyiapkan lingkungan
pasien
Mengatur posisi tidur
pasien
Langkah-langkah :
Perawat mencuci tangan
Piala ginjal didekatkan ketubuh pasien
Membuka balutan dan plester dengan kapas alkohol
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Memasukkan balutan kotor kedalam piala ginjal/kantung plastik
K/p menekan daerah dekat luka untuk mengeluarkan eksudat/kotoran
Membersihkan luka dengan H2O2 3 % dan dibilasdengan NaCl 0,9 % sekitarnya
dibersihkan dengan alkohol 70 %
Pinset yang telah dipakai dibersihkan dengan alkohol dengan 2 pinset mengambil kasa
kompres
Meletakkan kasa kompres pada luka sesuai kebutuhan
Menutup dengan kasa kering kemudian diberi bantalan kapas dan diplester
Merapikan pasien
Membereskan pasien
Membereskan alat-alat
Membuang kotoran
Mencuci tangan
MELAKUKAN IRIGASI LUKA
MELAKUKAN
IRIGASI LUKA
Persiapan Alat
1 set ganti pembalut
Kasa dan tuffer steril
dalam tromol
Korentang steril
Alkohol 70 %, bensin
Larutan irigasi yang
diperlukan dengan suhu
32,2 C sampai 35 C
Kom berisi larutan
desinfektan
Kapas suntik
Obat yang diperlukan
1 pasang sarung tangan
steril
2 piala ginjal
Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang
tindakan yang akan
dilakukan
Memasang tabir sekeliling
tempat tidur
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Plester dan ginjal
Karet alas
Spuit 10 cc steril/irigator
steril dan standar
K/p kateter nelaton steril
2 kantong balutan kotor
Langkah-langkah :
Mengatur posisi pasien, sehingga luka mudah dirawat. Bila perlu membebaskan pakaian
pada daerah luka
Meletakkan karet alas dibawah daerah luka
Membuka sel balutan steril dan meletakkannya ditempat yang mudah dijangkau
Melepaskan plester dan membersihkan bekas plester dengan kapas bensin
Membuka pembalut lalu memasukkan kedalam kantong-kantong balutan kotor dan
kantong segera ditutup
Daerah sekitar luka dibersihkan dengan tuffer alkohol
Perawat memakai sarung tangan
Memasang irigator yang sudah diisi dengan larutan yang diperlukan dan klem kateter
ditutup
Cairan dialirkan ke luka dengan tekanan rendah sampai rata dan bersih, bila perlu irigasi
ulang
Mengeringkan luka dengan kasa steril
Membersihkan sekitar luka yang dialiri cairan irigasi dengan tuffer alkohol
Memberi obat pada luka dan menutup luka dengan kasa steril kemudian diplester
Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya
Pinset yang telah dipakai direndam dalam larutan desinfektan
Membersihkan alat-alat dan megembalikan pada tempatnya
Perawat mencuci tangan
Menuliskan tindakan yang telah dilakukan pada daftar perawatan khusus
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
MERAWAT LUKA DECUBITUS
MERAWAT LUKA
DECUBITUS
Persiapan Alat
1 set ganti pembalut
1 set necrotomi
Gunting, plester
Kasa/tuffer steril dalam
tromol
Korentang steril
H2O2 3%, NaCl 0.9%
Spuit 10 cc steril
Obat-obatan yang
diperlukan
Kapas suntik
Alkohol 70% dan bensin
cuci
Bantalan kapas
Kantong nalutan kotor
1 pasang sarung tangan
Baju ruangan
Kapas lidi steril
Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi
penjelasan tentang
tindakan yang akan
dilakukan
Memasang tabir
disekeliling tempat tidur
Perawat mencuci tangan
Langkah-langkah :
Perawat memakai skort
Mengatur posisi tidur pasien agar luka mudah dirawat
Membebaskan pakaian pasien didaerah luka
Perawat memakai sarung tangan
Membuka set balutan dan meletakkan didekat pasien
Membuka balutan luka dan segera masukkan ke dalam kantong balutan kotor
Membersihkan bekas plester dengan bensin
Menyemprotkan H2O2 3% kedalam luka sampai bersih
Dibilas dengan NaCl 0,9%
Mengeringkan luka dengan tuffer atau kasa steril
K/p lakukan nekrotomi dan bersihkan dengan NaCl 0,9%
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Membersihkan sekitar luka dengan alkohol 70%
Memberi obat kedalam luka dengan rata
Menutup luka dengan kasa steril dan bila perlu memakai bantalan, lalu diplester
Perawat melepaskan sarung tangan
Merapikan pasien dan lingkungannya
Perawat melepaskan skort
Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
Perawat mencuci tangan
8. All About Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri merupakan salah satu implementasi yang paling sering dilakukan
oleh seorang perawat kepada klien. Ada beberapa manajemen nyeri yang bisa dilakukan
berdasarkan keadaan-keadaan tertentu. Ini adalah beberapa tehnik manajemen nyeri non
farmakologik :
a. Tehnik Distraksi (pengalihan perhatian), biasanya hal ini dilakukan dengan cara
mengajak klien/pasien mengobrol atau melakukan masage (manajemen sentuhan)
sehingga fokus klien tidak tertumpu pada rasa sakit/nyeri.
b. Tehnik Nafas Dalam, nafas dalam dilakukan dengan cara menarik nafas yang dalam dan
dikeluarkan pelan-pelan lewat mulut, hal ini bisa memaksimalkan vaaskularisasi oksigen
dalam darah serta memberikan efek relaksasi sehingga mampu mengurangi rasa nyeri
c. Kompres Hangat atau Dingin, kompres hangat atau dingin mempunyai efek yang
berbeda, kompres hangat mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah sedangan kompres
dingin vasokontriksi pembuluh darah. Penggunaaan kompres dingin atau kompres hangat
disesuaikan dengan sifat dari keduanya. Kompres dingin biasanya digunakan untuk
menghilangakn nyeri (menghambat impuls saraf) pada saat terjadi inflamasi sementara,
selanjutnya di gunakan kompres hangat untuk melancarkan peredaran darah
(vasodilatasi). Kompres hangat tidak di anjurkan pada nyeri luka post operasi, karena di
khawatirkan akan merangsang perdarahan dan terbukanya luka jahitan
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Skala Nyeri ( 0 – 5 ) Penilaian PQRST 0 = Tidak Nyeri
1 = Nyeri Ringan
2 = Nyeri Sedang
3 = Nyeri Berat
4 = Sangat Nyeri
5 = Nyeri Hebat
P (Provokasi) : penyebab nyeri cara : tanyakan apa yang memperburuk nyeri atau ketidaknyamanan ? Q (Quality) : kualitas/jenis dari nyeri Cara : tanyakan bagaimana jenis nyerinya ? apakah seperti di tusuk-tusuk, di sayat, di pukul-pukul, dsb R ( Region) : daerah nyeri Cara : tanyakan daerah mana yang terasa nyeri, apakah nyeri menjalar ? S (Scale) : skala nyeri cara : gunakan perangkat penilaian nyeri seperti skala nyeri T (Time) : waktu dan intensitas nyeri cara : tanyakan berapa lama nyeri berlangsung, dan apakah intensitas nyeri hilang timbul atau terus-menerus
9. All About EKG Dkk
PROSEDUR PEMASANGAN EKG
1. Posisi pasien diatur terlentang datar 2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam
tangan, gelang, logam lain agar dilepas 3. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda 4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda 5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai 6. Memasang arde 7. Menghidupkan monitor EKG 8. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai
pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
Warna merah pada pergelangan tangan kanan Warna hijau pada kaki kiri Warna hitam pada kaki kanan Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
9. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri V3 pada pertengahan V2 dan V1 V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri V5 pada axila sebelah depan kiri V6 pada axila sebelah belakang kiri
10. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik 11. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh
pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula 12. Pasien dibantu merapihkan pakaian 13. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam berkas rekam medik
pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter 14. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas rekam
medik pasien 15. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke dokter yang bersangkutan
INTERPRETASI EKG
KERTAS EKG :
Kertas EKG merupakan kertas grafik dengan jarak 1 mm (disebut kotak kecil), garis yang lebih tebal berjarak 5 mm (disebut kotak sedang)
Garis horisontal menggambarkan waktu, kecepatan kertas 25 mm/detik Maka 1 detik = 25 kotak kecil, 1 menit = 60 x 25 = 1500 kotak kecil = 300 kotak sedang 1 kotak kecil = 1/25 = 0,04 detik 5 kotak kecil = 1 kotak sedang = 0,004 x 5 = 0,2 detik
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 mVolt Kotak EKG
SADAPAN EKG
Sadapan ekstremitas : Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF Sadapan prekordial : Lead V1, V2, V3, V4, V5, V6 Sadapan ekstremitas menggambarkan aktivitas listrik jantung bidang frontal Sadapan prekordial menggambarkan aktifitas listrik jantung bidang horisontal Berdasarkan bidang tersebut, maka lead bisa menggambarkan kondisi jantung : Lokasi jantung anterior : V1 s.d. V6, dengan rincian : Antero septal : V1 - V4 Anterolateral : V5 - V6 Lokasi jantung high lateral : 1, dan AVL Lokasi jantung inferior : II, III, dan AVF (lihat gambar di bawah)
1 mm =
Kotak kecil 5 mm =
Kotak sedang
II= 60o
V3
AVR
III= 120o
AVF= 90o
AVL= -30o
I= 0o
V1 V2
V5
V6
V4
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
KURVA EKG
Gelombang EKG terdiri dari gelombang PQRST
(Ingat, yang digaris dan huruf tebal yang harus diingat!)
Gelombang P
Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium (atrium berkontraksi) Lebar kurang dari 0,12 detik Tinggi kurang dari 0,3 mVolt P selalu positif di lead II P selalu negatif di lead AVR
Gelombang QRS
Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel (ventrikel berkontraksi) Lebar 0,06 – 0,12 detik Tinggi tergantung lead Gel Q merupakan defleksi negatif I dari gel QRS Lebar gel Q kurang dari 0,04 detik Dalamnya gel Q kurang dari 1/3 R Q yang tidak normal adalah Q patologis Gel R merupakan defleksi positif I sesudah Q dari gel QRS Gel S merupakan defleksi negatif sesudah gel R
Gelombang T
Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel
Interval PR
Diukur dari permulaan gel P sampai permulaan gel QRS Normal antara 0,12 – 0,20 detik Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls
melalui berkas his sampai pada permulaan depolarisasi ventrikel Nilai klinis untuk mengetahui apakah hantaran impuls di berkas his normal atau
mengalami gangguan
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
RRkecilkotakjmlfrek
1500RRsedangkotakjml
frek
300
Segmen ST
Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T Nilai klinis untuk mengukur adanya infark atau iskhemik
PENILAIAN EKG
Cara menilai EKG adalah :
1. Tentukan frekwensi jantung 2. Tentukan irama jantung 3. Tentukan aksis jantung 4. Tentukan adanya hipertropi 5. Tentukan adanya tanda iskhemik 6. Tentukan adanya gangguan pembentukan impuls 7. Tentukan adanya gangguan penghantaran impuls 8. Khusus EKG kegawatan, pertama kali yang dilihat, tentukan adakah EKG kegawatan
berupa : Ventrikel takikardi (VT), Ventrikel Vibrilasi (VF), Atrial Fibrilasi (AF) dan Ventrikel ekstra sistole (VES)
Langkah Menentukan Frekwensi Jantung :
Tentukan 2 puncak gelombang R di lead II Hitung berapa jumlah kotak kecil antara 2 puncak gelombang R Hitung frekwensi sesuai dengan rumus :
atau
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Normal 60 – 100 Takikardi bila lebih dari 100 x/menit Bradikardi bila kurang dari 60 x/menit
Langkah Menentukan Irama Jantung
Tentukan irama jantung apakah reguler (jarak R-R sama) atau ireguler Tentukan apakah irama sinus atau tidak, dengan kriteria : Irama reguler/teratur Gel P normal Gel P selalu diikuti gel QRS Gel P selalu positif di lead II dan negatif di lead AVR Interval PR normal Gelombang QRS normal Irama yang tidak memenuhi ketentuan tersebut dinamakan disritmia Penyebab disritmia : (1) gangguan pembentukan impuls dan
(2) gangguan penghantaran impuls
Aksis Jantung
Aksis jantung adalah sudut arah aliran impuls jantung Menghitung dengan QRS di bidang frontal Aksis normal terletak antara -30 s.d. +110 derajat Deviasi aksis ke kiri (LAD) antara -30 s.d. -90 derajat Deviasi aksis ke kanan (RAD) antara + 110 s.d. -180 derajat
Langkah Menentukan Aksis Jantung
Seperti menghitung 2 vektor, yaitu vektor lead I dan vektor lead AVF Tentukan selisih tinggi R dan S di lead I Tentukan selisih tinggi R dan S di lead AVF Tentukan jumlah kedua vektor tersebut
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Langkah Menentukan Tanda-Tanda Hipertrofi
Hipertrofi atrium kanan Ditandai gel P pulmonal : gel P yang lancip dan tinggi, paling jelas di lead I dan II
Hipertrofi atrium kiri Ditandai gel. P mitral : gel P yang lebar dan berlekuk, paling jelas di lead I dan II
Hipertrofi ventrikel kanan Ditandai gel R lebih besar dari gel S pada lead prekordial kanan
Gel S menetap di V5 V6
Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V1-V3
Hipertrofi ventrikel kiri Gel R pada V5 atau V6 lebih dari 27 mm atau gel S di V1 ditambah gel R di V5 atau V6 lebih dari 35 mm. Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V5 V6
Tanda Iskhemik dan Infark
Iskemik : depresi segmen ST atau gel T terbalik Infark akut : elevasi segmen ST, sering disertai dengan gel Q patologis Fase recent/sub akut : gel Q patologis disertai gel T terbalik Infark old (OMI) : gel Q patologis disertai segmen ST dan gel T normal
10. All About Penatalaksanaan Bantuan Hidup Dasar
A. Penanganan Awal Henti Jantung ( Cardiac Arrest )
Empat jenis ritme jantung yang menyebabkan henti jantung yaitu ventricular
fibrilasi (VF), ventricular takikardia yang sangat cepat (VT), pulseless electrical
activity (PEA), dan asistol. Untuk bertahan dari empat ritme ini memerlukan bantuan
hidup dasar/ Basic Life Support dan bantuan hidup lanjutan/ Advanced Cardiovascular
Life Support (ACLS) (American Heart Association (AHA), 2005)
Ventrikel fibrilasi merupakan sebab paling sering yang menyebabkan kematian
mendadak akibat SCA. The American Heart Association (AHA) menggunakan 4 mata
rantai penting untuk mempertahankan hidup korban untuk mengilustrasikan 4 tindakan
penting dalam menolong korban SCA akibat ventrikel fibrilasi. Empat mata rantai
tersebut adalah :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical Service (EMS) atau tenaga medis terdekat
Sesegera mungkin melakukan RJP
Sesegera mungkin melakukan defibrilasi
Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support diikuti oleh perawatan post resusitasi
Sebagaimana kondisi VF, kondisi aritmia lain yang dapat menyebabkan SCA juga
memerlukan tindakan resusitasi jantung dan paru (RJP) yang sebaiknya segera
dilakukan. Adapun algoritma dari RJP yaitu :
Prinsip penangan RJP ada 3 langkah yaitu ABC (Airway/pembebasan jalan
nafas, Breathing/ usaha nafas, Circulation/ membantu memperbaiki sirkulasi). Namun
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
sebelum melakukan 3 prinsip penanganan penting dalam RJP tersebut, penolong harus
melakukan persiapan sebelumnya yaitu memastikan kondisi aman dan memungkinkan
dilakukan RJP. Setelah memastikan kondisi aman, penolong akan menilai respon
korban dengan cara: memanggil korban atau menanyakan kondisi korban secara
langsung, contoh: “kamu tidak apa-apa?”; atau dengan memberikan stimulus nyeri. Jika
pasien merespon tapi lemah atau pasien merespon tetapi terluka atau tidak merespon
sama sekali segera panggil banttuan dengan menelepon nomor emergency terdekat
AIRWAY (Pembebasan jalan nafas)
Persiapan kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan RJP adalah meletakan
korban pada permukaan yang keras dan memposisikan pasien dalam kondisi terlentang.
Beberapa point penting dalam melakukan pembebasan jalan nafas:
Gunakan triple maneuver (head tilt-chin lift maneuver untuk membuka jalan nafas
bagi korban yang tidak memiliki tanda-tanda trauma leher dan kepala)
Apabila terdapat kecurigaan trauma vertebra cervicalis, pembebasan jalan nafas
menggunakan teknik Jaw-thrust tanpa ekstensi leher
Bebaskan jalan nafas dengan membersihkan hal-hal yang menyumbat jalan nafas
dengan finger swab atausuction jika ada
BREATHING (Cek pernafasan)
Setelah memastikan jalan nafas bebas, penolong segera melakukan cek
pernafasan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan cek pernafasan
antara lain :
Cek pernafasan dilakukan dengan cara look (melihat pergerakan pengembangan
dada), listen(mendengarkan nafas), dan feel (merasakan hembusan nafas) selama 10
detik
Apabila dalam 10 detik usaha nafas tidak adekuat (misalnya terjadi
respirasi gasping pada SCA) atau tidak ditemukan tanda-tanda pernafasan, maka
berikan 2 kali nafas buatan (masing-masing 1 detik dengan volume yang cukup
untuk membuat dada mengembang)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Volume tidal paling rendah yang membuat dada terlihat naik harus diberikan, pada
sebagian besar dewasa sekitar 10 ml/kg (700 sampai 1000 ml)
Rekomendasi dalam melakukan nafas buatan ini antara lain :
1. Pada menit awal saat terjadi henti jantung, nafas buatan tidak lebih penting
dibandingkan dengan kompresi dada karena pada menit pertama kadar oksigen
dalam darah masih mencukupi kebutuhan sistemik. Selain itu pada awal terjadi
henti jantung, masalah lebih terletak pada penurunan cardiac output sehingga
kompresi lebih efektif. Oleh karena inilah alasan rekomendasi untuk
meminimalisir interupsi saat kompresi dada
2. Ventilasi dan kompresi menjadi sama-sama penting saat prolonged VF SCA
3. Hindari hiperventilasi (baik pernapasan mulut-mulut/ masker/ ambubag) dengan
memberikan volume pernapasan normal (tidak terlalu kuat dan cepat)
4. Ketika pasien sudah menggunakan alat bantuan nafas (ET. LMA, dll) frekuensi
nafas diberikan 8-10 nafas/menit tanpa usaha mensinkronkan nafas dan
kompresi dada.
Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk memberikan nafas buatan (misalnya
korban memiliki riwayat penyakit tertentu sehingga penolong tidak aman/resiko
tertular) maka lakukan kompresi dada
Setelah pemberian pernafasan buatan, segera lakukan pengecekan sirkulasi dengan
mendeteksi pulsasi arteri carotis (terletak dilateral jakun/tulang krikoid)
Pada pasien dengan sirkulasi spontan (pulsasi teraba) memerlukan ventilasi dengan
rata-rata 10-12 nafas/menit dengan 1 nafas memerlukan 5-6 detik dan setiap kali
nafas harus dapat mengembangkan dada
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
CIRCULATION
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan sirkulasi pada saat
melakukan resusitasi jantung dan paru:
Kompresi yang “efektif” diperlukan untuk mempertahankan aliran darah selama
resusitasi dilakukan
Kompresi akan maksimal jika pasien diletakan terlentang pada alas yang keras dan
penolong berada disisi dada korban
Kompresi yang efektif dapat dilakukan dengan melakukan kompresi yang kuat dan
cepat (untuk dewasa + 100 kali kompresi/menit dengan kedalam kompresi 2
inchi/4-5 cm; berikan waktu untuk dada mengembang sempurna setelah kompresi;
kompresi yang dilakukan sebaiknya ritmik dan rileks)
Kompresi dada yang harus dilakukan bersama dengan ventilasi apabila pernafasan
dan sirkulasi tidak adekuat. Adapun rasio yang digunakan dalam kompresi dada
dengan ventilasi yaitu 30:2 adalah berdasarkan konsensus dari para ahli. Adapun
prinsip kombinasi antara kompresi dada dengan ventilasi antara lain; peningkatan
frekuensi kompresi dada dapat menurunkan hiperventilasi dan lakukan ventilasi
dengan minimal interupsi terhadap kompresi. Sebaiknya lakukan masing-masing
tindakan (kompresi dada dan ventilasi) secara independen dengan kompresi dada
100x/menit dan ventilasi 8-10 kali nafas per menit dan kompresi jangan membuat
ventilasi berhenti dan sebaliknya, hal ini khususnya untuk 2 orang penolong)
Pada pencarian literature ditemukan lima sitation: satu LOE (Level Of Evidence) 4,
dan Empat LOE 6. Frekuensi tinggi (lebih dari 100 kompresi permenit) manual
CPR telah dipelajari sebagai teknik meningkatkan resusitasi dari cardiac arrest.
Pada kebanyakan studi pada binatang, frekuensi CPR yang tinggi meningkatkan
hemodinamik, dan tanpa meningkatkan trauma (LOE6, Swart 1994, Maier 1984,
Kern 1986). Pada satu tambahan studi pada binatang, CPR frekuensi tinggi tidak
meningkatkan hemodinamik melebihi yang dilakukan CPR standar (cit Tucker,
1994)
Studi klinis dalam pegguaan CPR frekuensi tinggi masih terbatas. Pada sebuah uji
klinis kecil (dengan jumlah sampel 9), CPR frekuensi tinggi meningkatkan
hemodinamik melebihi CPR standar (citSwensen 1988). Lalu, CPR frekuensi tinggi
terlihat lebih menjanjikan untuk peningkatan CPR. Hasildari studi pada manusia
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
diperlukan untuk menentukan keefektifan dari teknik ini dalam manajemen pasien
dengan cardiac arrest
Selain bantuan hidup dasar/ Basic Life Support, dalam penanganan cardiac arrest juga
memerlukan bantuan hidup lanjutan/ Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS)
untuk meningkatkan harapan hidup korban. Adapun algoritma penanganan bantuan
hidup lanjutan/ Advanced Cardiovascular Life Support(ACLS) untuk pulseless arrest :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
12. All About Istilah-istilah medik yang sering digunakan
Istilah-istilah yang sering dipakai dalam dunia kesehatan
Bidang anatomi tubuh :
No Istilah Definisi
1 Anterior Depan
2 Posterior Belakang
3 Midline Garis yang ditarik melewati hidung dan umbilikus
4 Midklavikula Pada bagian klavikula, paralel tehadap garis tengah
5 Midaksilaris Pada bagian tengah aksila, paralel terhadap garis tengah
Istilah pada arah tubuh :
No Istilah Definisi
1 Dextra Sisi kanan klien
2 Sinistra Sisi kiri klien
3 Lateral Menjauhi garis tengah klien
4 Medial Mendekati garis tengah klien
5 Superior Bagian atas
7 Inferior Bagian bawah
8 Posterior Bagian belakang
9 Anterior Bagian Depan
10 Proksimal Mendekati garis tengah (pada ektrimitas, mendekati batang
tubuh)
11 Distal Menjauhi garis tengah (pada ektrimitas, menjauhi batang
tubuh menuju ujung yang bebas)
12 Dorsal Menuju tulang belakang (permukaan posterior tubuh)
13 Ventral Menuju abdomen (permukaan anterior tubuh)
14 Palmar Regio depan dari tangan
15 Plantar Bagian dasar dari kaki
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Istilah pada gerakan anatomi :
No Istilah Definisi
1 Fleksi Gerak menekuk atau membengkokkan
2 Ekstensi Gerakan untuk meluruskan
3 Adduksi Gerakan mendekati tubuh
4 Anduksi Gerakan menjauhi tubuh
5 Elevasi Gerakan mengangkat (Ex : Gerakan membuka mulut)
6 Depresi Gerakan menurunkan (Ex : Gerakan menutup mulut)
7 Inversi Gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh
8 Eversi Gerakan memiringkan telapak kaki ke luar
9 Supinasi Gerakan menengadahkan tangan
10 Pronasi Gerakan menelungkupkan
Istilah-istilah gejala dan makna klinisnya :
No Istilah Deskripsi Makna Klinis
1 Disuria Rasa nyeri/nyeri rasa terbakar saat
berkemih
Infeksi sal kemih
2 Frekuensi Sering berkemih Infeksi, retensi urine,
hiperglikemi, BPH
3 Nokturia Sering terbangun waktu malam
karena berkemih
Diuretik, BPH, Gagal ginjal,
CHF, asupan cairan yang
banyak
4 Hematuria Adanya sel darah merah dalam
urin
Infeksi,
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
5 Hesitansi Sulit mulai berkemih Obstruksi,
6 Poliuria Urin keluar > 3000 ml/24 j Diabetes, gagal ginjal
7 Oliguria Urine keluar < 400 ml/24 j Gagal ginjal, obtruksi, retensi
8 Anuria Urine keluar < 100 ml/24j Gagal ginjal, obtruksi total
9 Urgency
Inkontinensi
Merasa harus berkemih segera Infeksi, obtruksi, penyakit
saraf. Lansia
10 Urine
berbau
Bau urine khas (amoniak)
11 Frothing Urine berbuih Ada protein dalam urin
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
JURUS KETIGA
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Format asuhan keperawatan ini di susun sedemikian rupa untuk mempermudah kita
melakukan pengkajian serta dalam pendokumentasi asuhan keperawatan yang kita laksanakan,
tetapi ini tidaklah sempurna, ya kalau ada yang kurang di tambah sendiri yha ,,, !!!
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN STASE KMB
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku/Bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat :
Tgl masuk :
Diagnosa Medis :
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
II. RIWAYAT PENYAKIT
A. KELUHAN UTAMA
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
C. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Genogram
Ket :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM PASIEN
Penampilan :
Kesadaran : GCS
Vital Sign
Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : x / menit Respirasi : x / mnit Suhu : ° C
TB : cm
BB : kg
B. KEPALA dan RAMBUT
Bentuk kepala simetris ( ), Ketombe ( ) Lesi ( ), Gatal ( ), Kutu ( ), Memar ( ),
Nyeri ( ), Radang ( )
Keadaan rambut = Kering, ( ), Bercabang ( ), Berminyak ( ), Rontok ( ),
Tebal ( ), Tipis ( ), Perubahan Warna ( )
Keramas : Tidak ( ), Ya ( ), Berapa kali seminggu
C. KULIT
Keadaan kulit = Luka ( ), Memar ( ), Gatal ( )
Turgor kembali = < 2s ( ), > 2s ( )
Oedema = Tidak ( ), Ya ( )
Warna = sianosis ( ), Merah ( ), Pucat ( )
Tekstur = Halus/Lentur ( ), Kasar/Tebal ( )
Kelembaban = Kering ( ), Berkeringat ( ), Berminyak ( )
Kepekaan terhadap sentuhan = Baik ( ), Sedang ( ), Jelek ( ), Hipersensitif ( )
Penggunaan obat topikal/ ramuan= Tidak ( ), Ya ( ) Jenis..................
D. PENGLIHATAN
Penggunaan alat bantu = Kaca mata ( ), Lensa kontak ( )
Posisi mata = Enteropian ( ), Elektropian ( ), Triakiasis ( )
Konjungtiva = Merah ( ), Infeksi atau Pus ( ), Anemis ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Skelera = Putih ( ), Ikterik ( )
Kornea = Jernih ( ), Radang atau Keratitis ( ), Edema ( )
Pupil = Isokor ( ), Anisokor ( ), Miosis ( ), Midriasis ( ) Refleks cahaya ( )
Gerakan otot mata = Nistagmus ( ), Strabismus ( ), Normal ( )
Alis mata = Simetris ( ), Asimetris ( )
Penyakit mata yang pernah diderita = Katarak ( ), Glokoma ( ), Trauma ( )
E. PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Keadaan hidung = Lesi ( ), Epistaksis ( ), Gatal ( ), Kemerahan ( ), Polip ( ),
Nyeri tekan ( ), Radang ( ), Normal ( ).
Bentuk atau ukuran hidung = Simetris ( ), Asimetris ( ).
Alergi ( )
Menggunakan obat – obatan nasal = Tidak ( ), Ya ( ), sebutkan ........
Cairan keluar dari hidung = Tidak ( ), Ya ( )
Kalau Ya, sebutkan :
Jumlah : .............. cc
Warna : ..............
Jenis : (Darah, Push, Lendir)
Respon terhadap bau - bauan = Baik ( ), Hiposensitif ( ), Hipersensitif ( )
F. PENDENGARAN/TELINGA
Memakai alat bantu pendengaran = Tidak ( ), Ya ( )
Daun telinga = Normal atau tidak sakit pada saat digerakan ( ), Sakit pada saat
digerakan ( ), Kondisi daun telinga = Lesi ( ), Kemerahan ( ), Nyeri ( ),
Tinitus ( ), radang ( ), gatal ( ), normal ( )
Serumen = Ada ( ), Tidak ada ( )
Vertigo = Ya ( ), Tidak ( )
Riwayat penyakit telinga = Tidak ( ), Ya ( ), sebutkan : .....................
Cairan yang keluar dari telinga = Tidak ( ), Ya ( ), sebutkan : .............
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
G. MULUT
Selera makan = Baik ( ), Mual ( ), Muntah ( )
Hygiene mulut = Bersih ( ), Kurang Bersih ( ), Tidak Bersih ( )
Reflek menelan = Tidak ada gangguan ( ), ada gangguan ( )
Gigi/gusi = Caries ( ), Radang ( ), Perdarahan ( )
Mukosa mulut = Lesi ( ), Radang ( ), Kering ( ), Pecah ( )
Warna : Pucat ( ), Sianosis ( ), Merah ( )
H. LEHER
Benjolan/Massa = Tidak ada ( ), Ada ( ), Kaku Kuduk = Ya ( ), Tidak ( ),
Nyeri Tekan = Ya ( ), Tidak ( )
Pergerakan Leher = Fleksi ( ), Rotasi ( ), Lateral ( ), Hiperekstension ( )
Gangguan bicara = Ada ( ), Tidak Ada ( )
I. DADA dan PERNAFASAN
INSPEKSI
Jalan Nafas = Bersih ( ), Tidak sesak ( ), Dengan Aktivitas ( ), Tanpa
Aktivitas ( )
Menggunakan Otot – Otot Pernafasan = Ya ( ), Tidak ( )
Kedalaman = Dalam ( ), Dangkal ( )
Irama = Teratur ( ), Tidak teratur ( )
Batuk = Ya ( ), Tidak ( ), Produktif ( ), Non Produktif ( )
Sputum = Putih ( ), Kuning ( ), Hijau ( )
Konsistensi = Kental ( ), Encer ( ), Ada Darah ( )
PERKUSI
Sonor ( ), Redup ( ), Pekak ( ), Tympani ( )
PALPASI
Nyeri Tekan : Ada ( ), Tidak ada ( )
AUSKULTASI
Suara nafas = Normal ( ), Ronchi ( ), Wheeze ( ), Krekles ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
J. KARDIOLOGI
Irama = Teratur ( ), Tidak teratur ( )
Denyut = Lemah ( ), Kuat ( )
Distensi vena jugularis = Ya ( ), Tidak ( )
Temperatur kulit = Hangat ( ), Dingin ( )
Edema = Ya ( ), Tidak ( )
Kelainan Bunyi Jantung = Murmur ( ), Gallop ( ), Normal ( )
Sakit dada = Ya ( ), Tidak ( ), Saat Beraktivitas ( ), Tanpa Beraktivitas ( ),
Sifat = .........................
Ictus Cordis = Tidak Teraba ( ), Teraba ( ), Letak : pada intercosta ke ..............
Pembesaran Jantung = Ya ( ), Tidak ( )
Clubbing Finger = Ya ( ), Tidak ( )
K. ABDOMEN
INSPEKSI
Bentuk simetris = Ya ( ), Tidak ( ), Datar = Ya ( ), Tidak ( )
PERKUSI
Tympani ( ), Hypertyimpani ( )
PALPASI
Nyeri tekan pada epigastrik = Ada ( ), Tidak ada ( ), Nyeri tekan pada daerah
suprapubik Ya ( ), Tidak ( ), Teraba Massa = Tidak ada ( ), Ada ( )
Konsistensi = Lembek ( ), Keras ( )
AUSKULTASI
Bising Usus = Tidak ada ( ), Ada ( ), keterangan = Normal ( ), Meningkat ( ),
Menurun ( )
L. SISTEM REPRODUKSI
Jenis kelamin = Laki-laki ( ), Perempuan ( ), Lesi ( ), Siklus Menstruasi =
Teratur ( ), Tidak Teratur ( ), Keluar Cairan ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
M. EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Kesulitan dalam pergerakan = Ya ( ), Tidak ( )
Sakit pada tulang sendi = Ya ( ), Tidak ( )
Fraktur = Ya ( ), Tidak ( )
Kelainan bentuk tulang sendi = Kontraktur ( ), Skoliosis ( ), Lordosis ( ),
Kifosis ( )
Oedem = Ya ( ), Tidak ( ), Varises = Ya ( ), Tidak ( ), Plebitis = Ya ( ),
Tidak ( )
Kelemahan pada tungkai = Ada ( ), Tidak ada ( )
Skala kekuatan otot =
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Atau Dengan Menggunakan Observasi dan Pemeriksaan Fisik Body Of System ( B1-B6)
Tanda-tanda Vital
TD : mmHg, Nadi : x/m, RR : x/m, T : Celsius
Kesadaran : Compos Mentis ( ), Apatis ( ), Somnolent ( ), Stupor ( ), Koma ( )
B1 ( Breathing ) / Pernafasan
a. Bentuk Data : Simetris ( ), Barrel Chest/Funnel Chest/Pgeon Chest ( )
b. Keluhan : Sesak ( ), Nyeri waktu nafas, Lainnya : ............................................
Batuk : Produktif ( ), Tidak Produktif ( )
Sekret : Konsistensi :
Warna : Bau :
c. Irama Nafas : Teratur ( ), Tidak Teratur ( )
d. Frek Nafas : x/m, SPO2 : %
e. Jenis : Dispneu ( ), Kusmaul ( ), Ceyne Stokes ( ), Lainnya : .................
f. Suara Nafas :
Normal Vesikuler ( ), Lokasi : .......................................................................
Bronchial ( ), Lokasi : ......................................................................
Bronkovesikuler ( ), Lokasi : ............................................................
Abnormal Stridor ( ), Lokasi : ...........................................................................
Wheezing ( ), Lokasi : ......................................................................
Rales ( ), Lokasi : .............................................................................
Rhonkhi ( ), Lokasi : ........................................................................
Krepitasi ( ), Lokasi : .......................................................................
Pleural Rap ( ), Lokasi : ...................................................................
g. Pergerakan Dada : Interkostal ( ), Supra Klavikula ( ), Tracheal Tag ( ), Substernal ( )
Suprasternal ( ), Flail Chest ( ), Lainnya : ..................................
h. Premitus Vokal : Meningkat ( ), Lokasi : ..................................................................
Menurun ( ), Lokasi : ....................................................................
i. Clubbing Finger : Ya ( ), Tidak ( )
j. Alat Bantu Nafas : Tidak ( ), Ya ( ) Jenis : Nasal ( ), Masker ( ), Bag and Mask ( )
Respirator ( ), Trakeostomi ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
B2 ( Bleeding ) / Kardiovaskular
a. Nadi/HR : x/m
b. Irama Jantung :Reguler ( ), Irreguler ( )
S1/S2 tunggal : Ya ( ), Tidak ( )
c. Tekanan Darah : mmHg
d. Letak Jantung : Ictus Cordis teraba pada ...........................................................
e. Pembesaran Jantung : Ya ( ), Tidak ( )
f. Keluhan Nyeri Dada : Ya ( ), Tidak ( )
g. Bunyi Jantung : Normal ( ), Murmur ( ), Gallop ( ), Lainnya : .....................
h. CRT : < 3 detik ( ), > 3 detik ( )
i. Akral : Hangat ( ), Panas ( ), Dingin Kering ( ), Dingin Basah ( )
j. JVP : Normal ( ), Meningkat ( ), Menurun ( )
k. CVP : mmH2O
l. Lainnya : .........................................................................................................................
B3 ( Brain ) / Persyarafan
a. GCS : E: V: M:
b. Reflek Fisiologis : Patella ( ), Triceps ( ), Biceps ( )
c. Refleks Patologis : Babinsky ( ), Burdzinsky ( ), Kernig ( )
d. Keluhan Pusing : Ya ( ), Tidak ( )
e. Kejang : Ya ( ), Tidak ( )
f. Pupil : Isokor ( ), Anisokor ( )
g. Tanda PTIK : Muntah Proyektil ( ), Nyeri Kepala Hebat ( )
h. Gangguan Pandangan : Ya ( ), Tidak ( ), Jelaskan : .......................................................
i. Gangguan Pendengaran : Ya ( ), Tidak ( ), Jelaskan : .......................................................
j. Gangguan Penciuman : Ya ( ), Tidak ( ), Jelaskan : .......................................................
k. Istirahat/Tidur : Jam/hari, Gangguan Tidur : ............................................................
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
B4 ( Bladder ) / Perkemihan
a. Kebersihan : Bersih ( ), Kotor ( )
b. Keluhan Kencing : Nokturia ( ), Inkontinensia ( ), Gross Hematuria ( ), Poliuria ( ),
Dissuria ( ), Oliguria ( ), Retensi ( ), Hesistensi ( ), Anuria ( )
c. Produksi Urine : ml/hari
d. Kandung Kemih : Membesar : Ya ( ), Tidak ( )
Nyeri Tekan : Ya ( ), Tidak ( )
e. Intake Cairan : Oral : cc/hari, Parental : cc/hari
f. Alat Bantu Berkemih : Ya ( ), Tidak ( )
Jenis : ..................................... Sejak Tanggal : .................................
B5 ( Bowel ) / Pencernaan
a. Nafsu Makan : Baik ( ), Menurun ( ), Frekuensi : x/hari
b. Porsi Makan : Habis ( ), Tidak ( ), ket : .........................................................................
c. Diet : Padat ( ), Lunak ( ), Cair ( )
d. Mulut : Bersih ( ), Kotor ( ), Berbau ( )
e. Mukosa : Lembab ( ), Kering ( ), Stomatitis ( )
f. Tenggorokan : Sakit menelan/Nyeri tekan ( ), Kesulitan menelan ( )
Pembesaran tonsil ( ), Lainnya : ................................................................
g. Abdomen : Tegang ( ), Kembung ( ), Asites ( )
Nyeri Tekan : Ya ( ), Tidak ( )
Luka Operasi : Ada ( ), Tidak ada ( ), Tanggal operasi :
Jenis Operasi : Lokasi :
Keadaan Luka Operasi : Drain : Ada ( ), Tidak ada ( )
Bising Usus : Ya ( ), Tidak ( ), Frekuensi : x/menit
h. BAB : x/hari, Teratur ( ), Tidak Teratur ( )
Konsistensi : Keras ( ), Lunak ( ), Cair ( ), Lendir/Darah ( )
Pemakaian Pencahar : Ya ( ), Tidak ( ), Sebutkan : .............................................................
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
B6 ( Bone ) / Muskuloskletal dan Integrumen
a. Pergerakan Sendi : Bebas ( ), Terbatas ( )
b. Kekuatan Otot :
c. Kelainan Ekstrimitas : Ada ( ), Tidak ada ( )
d. Kelainan Tulang Belakang : Ada ( ), Tidak ada ( ), Sebutkan : Lordosis ( ),Skoliosis ( )
Kiposis ( ), Lainnya : ................................................................
e. Fraktur : Ada ( ), Tidak ada ( ), Lokasi : ..............................................
f. Traksi/Spalk/Gips : Ada ( ), Tidak ada ( ), Lokasi : ..............................................
g. Kompartemen Sindrom : Ada ( ), Tidak ada ( ), Lokasi : ..............................................
h. Kulit : Ikterus ( ), Sianosis ( ), Kemerahan ( ), Pucat ( )
i. Turgor : < 2 detik ( ), > 2 detik ( )
j. Oedema : Ada ( ), Tidak ada ( ), Lokasi : ..............................................
k. Luka : Ada ( ), Tidak ada ( ), Lokasi : ..............................................
Jenis : Luas : Keadaan luka : Bersih ( ), Kotor ( )
Sistem Endokrin
a. Pembesaran Kelenjar Tiroid : Ya ( ), Tidak ( )
b. Pembesaran Kelenjar Getah Bening : Ya ( ), Tidak ( )
c. Hiperglikemia : Ya ( ), Tidak ( )
d. Hipoglikemia : Ya ( ), Tidak ( )
e. Luka Gangren : Ya ( ), Tidak ( )
Penginderaan
a. Penglihatan (Mata)
Bentuk : Normal ( ), Eksoptalmus ( ), Enoptalmus ( ), Lainnya : .............
Visus : ............................................................................................................
Pupil : Isokor ( ), Anisokor ( ), Reflek Cahaya : ......................................
Sklera : Jernih ( ), Keruh ( ), Lainnya : .......................................................
Gerak Bola Mata : Normal ( ), Abnormal ( ), Keterangan : .........................................
Buta Warna : Ya, Jenis : ...........................................................................................
Tekanan Intra Okuler : Meningkat ( ), Tidak ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
b. Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal ( ), Deviasi ( )
Gangguan Penciuman : Ya ( ), Tidak ( )
c. Pendengaran (Telinga)
Aurikel : Normal ( ), Anomali ( ), Keterangan : ...........................................
Membran Tymphani : Terang ( ), Intake ( ), Keruh ( ), Perforasi ( ), Kemerahan ( )
Otorrehoea : Ya, Jenis : ...........................................................................................
Gangguan Pendengaran : Ya ( ), Tidak ( )
Tinitus : Ya ( ), Tidak ( )
d. Perasa : Normal ( ), Tremor ( ), Parese ( ), Lainnya : ................................
e. Peraba : Normal ( ), Kelainan ( ), Sebutkan : ..............................................
Reproduksi
a. Laki-laki
Kelamin (Bentuk) : Normal ( ), Anomali ( ), Sebutkan : .....................................................
Kebersihan : Bersih ( ), Tidak Bersih ( ), Keterangan : ............................................
Gangguan Fungsi : ..................................................................................................................
b. Perempuan
Payudara
Bentuk : Simetris ( ), Tidak Simetris ( )
Benjolan : Ya ( ), Tidak ( )
Kelamin
Bentuk : Normal ( ), Tidak Normal ( )
Keputihan : Ya ( ), Tidak ( ), Keterangan : ..............................................................
Siklus Haid : Teratur ( ), Tidak Teratur ( ), Lama : hari
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL, SPIRITUAL
A. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Di Rumah dan Di RS
Tidur Siang = Tidak ada ( ), Ada ( ), berapa lama : ......................
Tidur malam mulai jam berapa sampai jam berapa : ........................
Kebiasaan sebelum tidur = Tidak ada ( ), Ada ( ), sebutkan : .......
Susah Tidur = Ya ( ), Tidak ( )
Kebiasaan saat tidur = Ngorok ( ), Ngigau ( ), Sering Terbangun ( ), berapa kali : ................
B. PERSONAL HYGIENE
Di Rumah dan Di RS
Penampilan = Rapi ( ), Tidak Rapi ( )
Mandi = Tidak ( ), Ya ( ), Berapa kali : ...................../ hari
Keramas = Tidak ( ), Ya ( ), Berapa kali : ................../hari
Sikat Gigi = Tidak ( ), Ya ( ), Berapa kali : ................/hari
Bau Badan = Wangi ( ), Bau ( )
C. NUTRISI
Di Rumah dan Di RS
Makan = Tidak ( ), Ya ( ), Berapa kali : ...................../ hari
Nafsu makan = Baik ( ), Menurun ( )
Makanan Kesukaan, sebutkan : ......................
Makanan Pantangan, sebutkan : .....................
Terpasang Infus = Tidak ( ), Ya ( ), sebutkan : (NaCl, Rl, D5, dst)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
D. ELIMINASI
Di Rumah dan Di RS
Frekuensi BAB, berapa kali : ............................./hari
Konsistensi = Keras ( ), Lembek ( ), Cair ( ), Bercampur darah ( )
Warna = Kuning ( ), Kecoklatan ( ), Hitam ( )
Frekuensi BAK, berapa kali : ............................./hari
Warna = Kuning ( ), Jernih ( ), Bercampur darah ( )
Perubahan pola berkemih = Retensi ( ), Urgensi ( ), Hesistensi ( )
Distensi kandung kencing = Ya ( ), Tidak ( )
Keluhan sakit pinggang = Ya ( ), Tidak ( )
Pembesaran kelenjar prostat = Ya ( ), Tidak ( )
E. SEKSUALITAS
Status Pernikahan = Menikah ( ), Lajang ( ), Janda/Duda ( )
Pernikahan yang = I ( ), II ( ), III ( ), IV ( )
Lama pernikahan, sebutkan : ................... tahun
Jumlah anak, sebutkan : ...........................
Siklus Menstruasi = Teratur ( ), Tidak Teratur ( ),
Nyeri Haid = Ya ( ), Tidak ( ), Keputihan = Ya ( ), Tidak ( )
Aktivitas Seksual = Teratur ( ), Tidak ( )
F. PSIKOSOSIAL
Di Rumah dan Di RS
Pola komunikasi = Verbal ( ), Non Verbal ( ), Kombinasi ( )
Orang terdekat klien = Orang Tua ( ), Suami/Istri ( ), Anak ( ), Saudara ( ),
Sahabat ( )
Interaksi dengan lingkungan (orang/tempat/waktu) = Baik ( ), Buruk ( )
Hubungan dengan keluarga = Baik ( ), Buruk ( )
Penyakit / perawatan di RS yang mengancam pekerjaan klien = Tidak ada ( ),
Ada ( ), sebutkan : ...........................
Kepatuhan terhadap terapi yang ada = Patuh ( ), Tidak Patuh ( )
Respon terhadap penyakit = Cemas ( ), Stres ( ), Tidak peduli ( ), Tenang ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
G. SPIRITUAL
Di Rumah/Di RS
Ketaatan dalam beribadah : Berkurang ( ), Tetap ( ), Meningkat ( )
Hambatan dalam beribadah = Tidak ada ( ), Ada ( ), sebutkan : ...........
Gangguan dalam beribadah = Tidak ada ( ), Ada ( ), sebutkan : ...........
Penerimaan atas penyakit = Menerima ( ), Menolak ( )
Ekpresi wajah = Cemas ( ), Gelisah ( ), Sedih ( ), Depresi ( )
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hasil Laboratorium
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL SATUAN
HEMATOLOGI Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit RDW-CV
MCV, MCH, MCHC MCV MCH MCHC
HITUNG JENIS Gran% Limposit% MID% Gran# Limposit# MID#
KIMIA Gula Darah - GDS - Gula darah puasa - Gula darah 2 jam PP Hati - SGOT - SGPT - Albumin - Bilirubin Direk - Bilirubin total Ginjal - Ureum - Kreatinin Elektrolit - Natrium - Kalium - Chlorida
HEMATOLOGI (12,00 - 16,00) (4,0 – 10,5) (3,90 – 5,50) (37,00 – 47,00) (150 – 450) (11,5 – 14,7) MCV, MCH, MCHC (80,0 – 97,0) (27,0 – 32,0) (32,0 – 38,0) HITUNG JENIS (50.0 - 70.0) (25.0 - 40.0) (4.0- 11.0) (2.50 - 7.00) (1.25 – 4.0) 1 KIMIA Gula Darah ( < 200 ) ( < 126 ) ( < 140 ) Hati (0 – 46) (0 – 45) (3,2 – 3,5) ( 0,25) ( 1,00) Ginjal (10 – 50) (0,6 – 1,2) Elektrolit (135 – 146) (3,4 – 5,4) (95 – 100)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Lemak Cholesterol Total Trigliserida Total lipid HDL Cholesterol LDL Cholesterol
FAAL HEMOSTASIS Waktu perdarahan Waktu pembekuan PPT KPPT
GAS DARAH ANALISA
PH PO2 PCO2 HCO3 BE O2 Sat
Lemak ( < 200 ) ( < 200 ) ( > 35 ) ( < 130 ) Faal Hemostasis 1 – 5 menit 5 – 11 menit Beda dengan kontrol 2s Beda dengan kontrol 7s Gas Darah Analisa (7,35 – 7,45) (80 – 100) (35 – 45) (22 – 26) (- 2,5 - + 2,5) (100%)
B. Rontgen
C. USG
D. CT Scan
E. EKG, dll
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1
DS :
DO :
2 Faktor-Faktor Risiko :
Prioritas Masalah :
1.
2.
3.
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
INTERVENSI KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. T
Nama Klien : Diagnosa Medis :
No RMK : Ruangan :
Hari/tanggal :
No Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
I
DS : DO :
II
DS : DO :
III
Faktor Risiko :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. T
Nama Klien : Diagnosa Medis :
No RMK : Ruangan :
Hari/tanggal :
No Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi Paraf
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. T
Nama Klien : Diagnosa Medis :
No RMK : Ruangan :
Hari/tanggal :
No Dx Hari Tanggal Jam Evaluasi
S : O : A : P : I : E : S : O : A : P :
S : O : A : P : I : E : S : O : A : P :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
FORMAT RESUME KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : NPM : Ruangan/Stase :
II. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
III. PENGKAJIAN
Keluhan Utama : Data Fokus Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Data Tambahan Keluhan Klien :
TTV :
Antropometri :
Hasil Lab :
Terapi yang didapat :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
IV. ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi DS :
DO:
Faktor-faktor Risiko
V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DX Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
VI. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. R/
2. R/
3. R/
4. R/
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
VII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Jam No Intervensi Implementasi Paraf
VIII. EVALUASI KEPERAWATAN
S :
O :
A :
P :
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
JURUS KEEMPAT
TEHNIK DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab ini berisi beberapa hal yang perlu kita ketahui dan penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan mengenai pendokumentasian dalam asuhan keperawatan.
Simaklah baik-baik, karena ini jurus pamungkas kita dalam menjalani profesi, ibarat perang kita sudah punya senjata (Format Askep), nah ini adalah penjelasan bagaimana cara menggunakan senjata.
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
5 MACAM DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat di identifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan
Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi
Keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama
Diagnosa keperawatan kemungkinan
Diagnosa kemungkinan adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan
Diagnosa keperawatan sejahtera
Diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik
Diagnosa keperawatan sindroma
Terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diduga akan tampak karena situasi tertentu.
Komponen Diagnosa Keperawatan
Masalah (problem) + Etiologi (penyebab)
Masalah (problem) + Etiologi (penyebab) + Sing/Symptom (Tanda/Gejala)
Masalah (problem) adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab) adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah)
Sign/Symptom adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Beberapa Penjelasan Cara Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang menjadi alasan seorang pasien/klien
datang berobat
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang adalah riwayat penyakit dari gejala pertama
(tanggal/hari), karakteristik gejala, gejala tambahan, tindakan pengobatan yang pernah
dilakukan, sampai di hari masuk pertama rumah sakit (tanggal/hari) sampai keadaan
pasien/klien sekarang
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit terdahulu adalah riwayat penyakit yang pernah di derita
klien di masa lalu (3 bulan yang lalu)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga adalah riwayat penyakit keluarga yang pernah di
derita oleh keluarga klien, hal ini membantu mendiagnosis adanya faktor keturunan
atau terjadinya kemungkinan infeksius
Genogram = Susunan keluarga 3 generasi ke atas ( Kakek-nenek >>> Orang Tua
(Ayah-Ibu >>> Saudara (kakak-adik) >>> Klien)
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi 1
DS :
Data subjektif yang di dapat dari
klien, keluarga, perawat ruangan atau
teman sejawat
DO :
Data objektif, berupa data yang di
dapat dari hasil pengamatan, dari
keadaan umum, gejala dan masalah,
faktor risiko, hasil dari pengkajian,
tanda-tanda vital, hasil lab, dan
pemeriksaan penunjang
Example :
Nyeri Akut
Agen Cedera (Fisik, Biologis, Psikologis)
2 FAKTOR-FAKTOR RISIKO : Jika dalam pengangkatan masalah
belum termasuk masalah yang aktual,
data yang di tulis berupa faktor-faktor
risiko yang bermasalah pada klien
Example :
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
_
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Prioritas Masalah Keperawatan :
Masalah-masalah yang di analis dari data di atas, di susun berdasarkan prioritas
untuk menentukan susunan intervensi dan implementasi pada klien. Salah satu cara acuan
dalam penentuan masalah yang menjadi prioritas adalah :
1. Mengancam Jiwa
2. Mengancam Kesehatan
3. Mengancam Perilaku Kesehatan
Atau penentuan prioritas masalah keperawatan berdasarkan maslow :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
3. Kebutuhan Dicintai dan Mencintai
4. Kebutuhan Harga Diri
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
I
Diagnosa
Aktual/Risiko
Tujuan : Sasaran yang ingin di capai dalam pemberian intervensi (jangka pendek dan jangka panjang) Penentuan tujuan berdasarkan SMART : Spesific Measurable Achievable Reality Time Singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur, dapat dinilai, realistis, berdasarkan diagnosis keperawatan dan kriteria waktu tertentu Kriteria Hasil : Sebagai patokan atau dasar penentuan keberhasilan dari hasil implementasi yang sudah dilaksanakan Ciri-ciri keberhasilan : Berhubungan dengan
tujuan Bersifat khusus dan
konkrit Hasil dapat dilihat, di
dengar, diraba dan di ukur oleh orang lain
Dinyatakan dengan istilah yang positif
Hal atau usaha yang dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi masalah yang yang terjadi pada klien atau pasien Berdasarkan Diagnosa Keperawatan Susunan Intervensi : Observasi Kaji Lakukan Anjurkan Kolaborasi Pantau
Penjelasan ilmiah dari kegunaan setiap intervensi
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN WAKTU IMPLEMENTASI PARAF
Hari, tanggal, serta jam tindakan dilaksanakan
Intervensi yang telah dilaksanakan pada klien
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX HARI TANGGAL JAM EVALUASI
S : Data Subjektif O : Data Objektif A : Assesment (di isi diagnosa keperawatan lengkap) P : Planning (intervensi keperawatan) I : Implementasi (intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan beserta hasil) E : Evaluasi dari hasil implementasi untuk mengetahui keberhasilan dari intervensi berdasarkan kriteria hasil S : Subjektif O : Objektif A : Teratasi (semua kriteria hasil terpenuhi) terasi sebagian (sebagian dari kriteria terpenuhi) belum teratasi (tidak ada kriteria yang terpenuhi) P : Intervensi dihentikan Intervensi dilanjutkan Sebutkan apa-apa saja intervensi yang di
lanjutkan
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
Secara Skematis Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dapat Di Susun Seperti Ini :
Dari pengkajian kita akan menemukan masalah-masalah atau faktor risiko pada
klien, masalah yang kita dapat kita Analisis berdasarkan DS dan DO serta Faktor-faktor risiko,
dari analisis data tersebut kita dapat membuat sebuah diagnosa keperawatan, untuk tujuan
dan kriteria hasil di sesuaikan berdasarkan daftar keluhan atau masalah yang terjadi pada
setiap diagnosa yang di angkat, sedangkan untuk intervensi di dapat dan disusun sesuai dengan
diagnosa yang diangkat (ada dalam buku diagnosa keperawatan), evaluasi di dapat
berdasarakan hasil dari implementasi (SOAPIE) yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil
sebagai acuan untuk keberhasilan dari tujuan
PENGKAJIAN MASALAH
ANALISIS DATA
DS dan DO
FAKTOR RISIKO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
KEPERAWATAN EVALUASI IMPLEMENTASI
CATATAN KELABU HIDUP SEORANG MAHASISWA DALAM MENJALANI PROFESI NERS 2011/2012
SELAMAT BERJUANG KAWAN
Do The Best For Our Parent