ilmu komunikasi

16
BAB 1 Mengapa Kita Berkomunikasi: Fungsi-Fungsi Komunikasi Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi-fungsi komunikasi sebagai berikut : Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. Gordon I. Zimmerman mempunyai beberapa fingsi komunikasi yaitu : 1. Fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas. 2. Fungsi hubungan, yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai 2 fungsi : - Fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. - Fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, Seperti : apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes, dll. Keputusan bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Kecuali bila keputusan itu biasanya melibatkan pemrosesan informasi, berbagi informasi, dan dalam banyak kasus, persuasi, karena kita tidak hanya perlu memperoleh data, namun sering juga untuk memperoleh dukungan atas keputusan kita. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson Komunikasi mempunyai 2 fungsi umum yaitu : - Untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. 1 Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

description

ilmu komunikasi

Transcript of ilmu komunikasi

Page 1: ilmu komunikasi

BAB 1Mengapa Kita Berkomunikasi:

Fungsi-Fungsi Komunikasi

Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi-fungsi komunikasi sebagai berikut :Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk

menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Gordon I. Zimmerman mempunyai beberapa fingsi komunikasi yaitu :1. Fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas.2. Fungsi hubungan, yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.

Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai 2 fungsi :- Fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.- Fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu,Seperti : apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes, dll.Keputusan bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Kecuali bila keputusan itu biasanya melibatkan pemrosesan informasi, berbagi informasi, dan dalam banyak kasus, persuasi, karena kita tidak hanya perlu memperoleh data, namun sering juga untuk memperoleh dukungan atas keputusan kita.

Judy C. Pearson dan Paul E. NelsonKomunikasi mempunyai 2 fungsi umum yaitu :- Untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi.- Untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.

Empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden :1. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural.

1Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 2: ilmu komunikasi

Edward T Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya.”Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horisontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.-          Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan mereka “pengikat waktu” (time binder).Dengan kemampuan tersebut, manusia mampu mengendalikan dan mengubah lingkungan mereka.      Misalnya: Terdapat perbedaan dalam norma-norma komunikasi antara kaum militer dengan kaum sipil,kaum abang dengan kaum santri,dll.

Ø  Pembentukan Konsep DiriKonsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita,dan itu hanya bisa kita

peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga,dan orang-orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat. Mereka itulah yang disebut Significant Others.- Howard F. Stein dan Robert F. Hill menyebutkan inti diri (the core of one’s self),- George De Vos melukiskannya dalam arti sempit sebagai “perasaan sinambung dengan masa lalu, perasaan yang dipupuk sebagai bagian penting definisi diri.- George Herbert Mead, mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi.- Charles H. Cooley, menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass self, yang secara signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain terhadapnya, jadi menekankan pentingnya respon orang lain yang diinterpretasikan secara subyektif sebagai sumber primer data mengenai diri.

Teori Mead tentang konsep diri berlaku bagi pembentukan identitas etnik dalam arti bahwa konsep diri diletakkan dalam konteks keetnikan, sehingga diri dipandang spesifik secara budaya dan berlandaskan keetnikan. Konsep diri kita tidak pernah terisolasi,malainkan bergantung pada reaksi dan respons orang lain.

Ø  Pernyataan Eksistensi diriOrang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis, disebut aktualisasi diri atau lebih

tepat lagi pernyataan eksistensi diri.Ø  Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.

Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosiala yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.- Abraham Maslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar:1. Kebutuhan fisiologis2. Keamanan

2Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 3: ilmu komunikasi

3. Kebutuhan sosial4. Penghargaan diri5. Aktualisasi diriKomunikasi dalam konteks apa pun adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.- Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian : “mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar, ia adalah tempat lahir semua persepsi luar dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas intensional, bagi munculnya kemauan dari kepasifan.

Dalam komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan tenteram dengan diri sendiri dan juga orang lain.

Komunikasi dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita.Komunikasi juga telah dihubungkan bukan hanya dengan kesehatan psikis, tetapi juga kesehatan fisik.

2. Komunikasi EkspresifErat kaitannya dengan Komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat

dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.3. Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi Ekspresif adalah komunikasi ritual, yangbiasanya dilakukan secara kolektif.Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passageKomunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.- Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order ) dalam dunia yang tanpanya kacau balau.-  Ritual juga dapat memberikan rasa nyaman akan keteramalan (a sense of predictability).Ritual akan tetap menjadi kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jati dirinya sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial, dan sebagai salah satu unsur dari alam semesta.4. Komunikasi InstrumentalKomunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum yaitu :

1. Menginformasikan2. Mengajar3. Mendorong4. Mengubah sikap dan keyakinan

5. Mengubah perilaku atau menggerakan tindakan

6. Dan menghibur

Kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).   Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif.

3Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 4: ilmu komunikasi

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka-pendek ataupun tujuan jangka-panjang.

-          Tujuan jangka-pendekmisalnya, untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simatik,empati,dll yang antara lain dapat diraih lewat pengelolaan kesan, yakni taktik-taktik verbal dan non verbal.

-          Tujuan jangka-panjangDapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya, keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing, ataupun keahlian menulis.

BAB 2HAKIKAT , DEFINISI , DAN KONTEKS KOMUNIKASI

            Komunikasi adalah topik yang amat sering diperbincangkan di berbagai kalngan, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang berlainan.            Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Latincommunis yang berarti “sama,”1communico,2communicatio,3 atau communicare4 yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau pesan dianut secara sama.            Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa  komunikasi tidak akn ada komunitas, karena komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan.            Definisi tentang komunikasi, misalnya “komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik,” atau terlalu luas, misalnya “komunikasi adalah interkasi antara dua makhluk hidup atau lebih,” sehingga peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman atau bahkan jin.            Dalam buku ini, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi manusia (human communication).  Sebelumnnya kita bahas komunikasi hewan selintas membandingkan dengan komunikasi manusia.

KOMUNIKASI HEWAN

            Komunikasi antar hewan berbeda dengan komunikasi manusia. Hewan diduga lebih mampu mendeteksi fenomena alam daripada manusia yang biasanya disebut indra keenam. Komunikasi hewan sangat sederhana ditandai dengan tindakan-tindakan bersifat refleks. Mereka

4Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 5: ilmu komunikasi

tidak dapat menafsirkan perilaku hewan lain, karena mereka tidak memiliki dan tidak berbagi isyarat simbolik untuk menyesuaikan diri dengan perilaku hewan lain.            Manusia bukan satu-satunya makhluk yang mampu bekerjasama dengan sesamanya untuk mencapai tujuan bersama, namun mereka adalah satu-satunya makhluk yang berbudaya. Sebagian hewan bekerjasama dengan sesamanya dengan cara elementer. Mereka dilatih lebih baik lagi dalam laboratorium. Kerjasama itu tampaknya mirip komunikasi, meskipun tidak sempurna.            Dalam dunia hewan, serangga-lah yang menampakkan kualitasnya yang terbaik. Semut, rayap dan lebah diberkahi dengan naluri yang membuat perilaku mereka sangat sosial. Serangga melakukan komunikasi antarindividu. Hewan selain serangga di luar manusia tidak menampakkan kemampuan berkomunikasi dengan kecermatan, namun mereka dapat berkomunikasi melalui berbagai jenis suara untuk menyatakan emosi, menarik perhatian, atau memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Komunikasi serangga tidak melibatkan proses belajar.            Pada komunikasi ayam, menurut defleur urutan pematukan, dan tindakan mematuk itu sendiri merupakan contoh klasik bentuk komunikasi, yakni komunikasi dengan tanda alamiah (natural sign). Akan tetapi, isyarat itu tidak sama dengan manusia, karena ayam tidak memiliki proses kognitif yang berhubungan dengan tanda-tanda tersebut.            Menurut DeFleur, tindakan komunikatif di antara hewan yang diperoleh lewat belajar ini dilandasi penggunaan tanda alamiah. Esensi suatu tanda alamiah adalah stimulus baru yang mendahului stimulus lain (yang mampu membangkitkan respons) sedemikian rupa sehingga setelah serangkaian pertukaran stimulus itu terjadi, stimulus baru mampu membangkitkan respons, dengan mengabaikan stimulus semula, sehingga membentuk kebiasaan baru pada individu.            Beberapa hewan berkomunikasi terutama lewat suara mereka, hewan lainnya terutama lewat perilaku mereka, berupa isyarat sederhana, atau kombinasi keduanya. Namun umumnya cara berkomunikasi hewan yang tingkatannya lebih tinggi ini tidak lebih baik daripada komunikasi serangga terutama dalam “komunikasi organisasi”-nya. Organisasi serangga jauh lebih rumit daripada organisasi hewan lain. Alasannya adalah masyarakat bisa eksis berdasarkan naluri dan bahasa. Serangga memiliki yang pertama dan manusia yang kedua, dn hewan lain tidak memiliki keduanya secara memadai.            Tampaknya naluri hewan berbanding terbalik dengan intelegensinya. Semakin tinggi intelegensinya, semakin rendahlah nalurinya. Namun hanya manusia, hewan yang tingkatannya tertinggi, yang mampu menggunakan kombinasi berbagai suara (bahasa) yang rumit untuk berkomunikasi. Penggunaan bahasa inilah, yakni seperangkat simbol yang mewakili suatu objek, peristiwa atau gagasan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dan bahasa ini pula, sebagai suatu sistem lambang yang punya peran terpenting dalam pembentukan, pemeliharaan, atau pengembangan budaya di kalangan manusia. Komunikasi manusia itu unik berkat kemampuan manusia yang istimewa untuk menciptakan dan menggunakan lambang-lambang, sehingga dengan kemampuan ini manusia dapat berbagi pengalaman secara tidak langsung maupun memahami pengalaman orang lain. Yang membedakan komunikasi manusia

5Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 6: ilmu komunikasi

dengan komunikasi hewan (dan tanaman) adalah makna. Komunikasi manusia bermakna (meaningful)-penuh dengan makna. Komunkasi hewan dan tumbuhan tidak demikian.            Setiap makhluk mempunyai bahhasa yang berbeda untuk berkomunikasi, maka sulit bagi makluk hidup yang berbeda untuk berbagi pengalaman secara penuh seperti manusia.

KEANEKARAGAMAN DAN KONTROVERSI DEFINISI KOMUNIKASI

Terdapat ratusan definisi komunikasi yang telah dikemukakan para ahli. Seringkali definisi komunikasi berbeda atau bahkan bertentangan dengan definisi lainnya.

Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adlah tingkat observasi (level of observation) atau derajat keabstrakannya. Dimensi kedua adalah kesengajaan (intentionality). Contoh definisi yang mensyaratkan kesengajaan ini dikemukakan Gerald R. Miller , yakni komunikasi sebagai “situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Sedangkan definisi komunikasi yang mengabaikan kesengajaan adalah definisi yang dinyatakan Alex Gode, yakni “suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang.”

Dimensi ketiga adalah penilaian normatif.PERILAKU PENERIMA

PERILAKU SUMBERPerilaku tidak disengaja

Perilaku disengaja

Simtom Nonverbal Verbal

Tidak diterima 1APerilaku simtomatik tidak dipersepsi

2APesan nonverbal tidak dipersepsi

3APesan verbal tidak dipersepsi

Diterima secra incidental

1BSimtom dipersepsi secara incidental

2BPesan nonverbal insidental

3BPesan verbal insidental

Diperhatikan 1CSimtom diperhatikan

2CPesan nonverbal doperhatikan

3CPesan verbal diperhatikan

 FIGUR 2.3 perilaku yang berhubungan dengan komunikasi

            Dalam Figur 2.3, kolom pertama terdiri dari perilaku sumber yang tidak disengaja. Perilaku ini simtomatik karena dapat ditafsirkan sebagai suatu keadaan sumber seperti kelelahan, kegugupan, atau kemarahan. Kolom kedua terdiri dari perilaku nonverbal yang secara sebgaja dikirimkan kepada orang lain, seperti melambaikan tangan, dsb. Kolom ketiga meliputi tindakan verbal, atau berorientasi-bahasa, seperti menulis surat, bercakap-cakap atau berpidato.

6Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 7: ilmu komunikasi

            Littlejohn menyebutkan, setidaknya terdapat tiga pandangan yang dapat dipertahankan. Pertama, komunikasi harus terbatas pada pesan yang secara sengaja diarahkan kepada orang lain dan diterima oleh mereka. Kedua, komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, baik disengaja atau tidak. Ketiga, komunikasi harus mencakup pesan yang dikirimkan secara sengaja, namun ini sulit ditentukan. Semua pakar komunikasi sepakat bahwa komunikasi mencakup perilaku sengaja yang diterima, namun mereka tidak sepakat perilaku lainnya yang dianggap sebagai komunikasi.            Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli komunikasi tersebut dakam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma ilmiah (objektif, mekanistik, positivistik) yang penelaahannya berorientasi pada efek komunikasi tampak dominan, mengasumsikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab-akibat, yang mencerminkan pengirim pesan atau yang biasa disebut komunikator/pengirim (yang aktif) untuk mengubah pengetahuan, sikap atau perilaku komunikate/penerima yng pasif.            Dalam pendekatan saintifik oarang yang terlibat dalam komunikasi dikategorikan sebagai pengirim pesan dan penerima pesan, dalm pendekatan yang humanistik, mereka disebut peserta komunikasi atau keduanya disebut komunikator.            Tidak semua perilaku manusia adalah komunikasi. Bentuk umum tindakan orang yang terlibat komunikasi, yaitu penciptaan pesan dab penafsiran pesan. Komunikasi manusia melibatkan setidaknya dua orang, meskipun dua orang tersebut tidak bertatap-muka atau bahkan tidak sejaman.            Komunikasi dengan diri sendiri (komunikasi intrapribadi) tidak dibahas dalam ilmu komunikasi, lebih dikenal dalam disiplin psikologi. Komunikasi intrapribadi takkan pernah terjadi bila manusia tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain , karena konsep diri seseorang hanya akan tumbuh lewat komunikasi dengan orang lain.

TIGA KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI

Konseptualisasi komunikasi menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M Bodaken

Komunikasi sebagai tindakan satu-arah            Pemahaman komunikasi sebagi proses searah kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap-muka, namun tidak keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya-jawab dan komunikasi massa (cetak dan elektronik)            Pemahaman komunikasi searah ini oleh Michael Burgoon disebut “definisi berorientasi-sumber”. Ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain.            Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan bersifat instrumental dan persuasif.            Lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber , komunikator , pembicara, atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai

7Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 8: ilmu komunikasi

kebutuhan untuk berkomunikasi. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber verbal atau nonverbal yang mewakili pesan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Penerima sering juga disebut sasaran / tujuan , komunikate atau khalayak, pendengar, penafsir, yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misal terhibur, setuju atau tidak setuju, dsb.            Unsur komunikasi yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan / kendala komunikasi (noise / barriers) dan konteks atau situasi komunikasi.

Komunikasi sebagai interaksi            Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Bila yang satu sebagai pengirim maka yang satunya lagi sebagai penerima, begitu pula sebaliknya.            Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikt lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu-arah. Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan-balik (feed back). Tidak semua respons penerima adalah umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim. Umpan balim juga tidak harus disengaja. Umpan balik itu sendiri sebenarnya bisa berasal dari saluran komunikasi atau daei lingkungan, sejauh digunakan oleh komunikator sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikannya.            Konsep umpan balik dari penerima (pertama) ini sekaligus merupakan pesan penerima (yang berganti peran menjadi pengirim kedua) yang disampaikan kepada pengirim pertama (yang saat itu berganti peran menjadi penerima kedua).

Komunikasi sebagai transaksi            Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi.            Komunikasi sebagai transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengren disebut komunikasi penuh manusia. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga mengbubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan Anda dan pada gilirannya, mengubah penafsiran Anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunkan  pandangan ini tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi.            Kelebihan konseptualisasi ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati.

8Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 9: ilmu komunikasi

            Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik verbal maupun nonverbal. Pendekatan transaksional menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan.

KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI            Secara luas konteks di sini berarti semua faktor di luar orang yang bekomunikasi yang terdiri dari :

1.      Aspek bersifat fisikSeperti : iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.

2.      Aspek psikologisSeperti : sikap kecenderungan , prasangka dan emosi peserta komunikasi.

3.      Aspek sosialSeperti : norma kelompok, nilai sosial dan karakteristik budaya.

4.      Aspek waktuYakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam )

            Selain istilah konteks yang lazim, juga digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan(setting), arena, jenis (kind), cara (mode), pertemuan (encounter), dan kategori.            Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari : konteks fisik, konteks sosial, konteks historis, konteks psikologis dan konteks kultural. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasar konteksnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah : komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Pendekatan untuk membedakan konteks komunikasi adalah pendekatan situasional (situational approach) yang dikemukakan G. R. Miller.            Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya, komunikasi antarpribadi melibatkan sejumlah komunikator yang relatif kecil, berlangsung dengan jarak fisik yang dekat, bertatap-muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran indrawi, dan umpan balik segera.            Kategorisasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga paling banyak. Terdapat empat tingkat komunikasi yang disepakati para pakar, yaitukomunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan  komunikasi massa. Beberapa pakar lain menambahkan komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik (komunikasi dua-orang) dan komunikasi publik (pidato depan khalayak).

9Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 10: ilmu komunikasi

Komunikasi intrapribadiKomunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks lainnya. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.

Komunikasi antarpribadiKomunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Bentuk khusus komunikasi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, dsb. Ciri komunikasi diadik adalah : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, mengirim dan menerima pesan secara stimulan dan spontan, baik secara verbal atau nonverbal. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya.

Komunikasi kelompokKelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagian dari kelompok tersebut, meskipun mempunyai peran berbeda. Misalnya : keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi, dsb. Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil bersifat tatap-muka. Komunikasi kelompok melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi publikKomunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Atau sering disebut juga pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah kelompok-besar (large-group communication) untuk komunikasi ini.            Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Ciri komunikasi publik adalah : terjadi di tempat umum ( publik ), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah, atau tempat lain yang dihadiri sejumlah besar orang ;merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang tidak terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk menjalankan funfsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dsb. Komunikasi publik serimg bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan atau membujuk.

10Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 11: ilmu komunikasi

Komunikasi organinisasiOrganizational communication terjadi dalam organisasi bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. Komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi sejawat juga gosip.

Komunikasi massaKomunikasi massa (massa commnnication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang besar yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serantak dan selintas (khususnya elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.

Konteks-konteks komunikasi lainnyaKonteks komunikasi dapat dirancang berdasarkan kritris tertentu. Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante membandingkan tiga cara komunikasi antara komunikasi antarpribadi, komunikasi medio, dan komuniaksi media masssa.

Antarpribadi Massa MedioKomunikator Independen Organisasi kompleks Individu atau

organisasiPesan Pribadi atau terbatas Umum Pribadi atau terbatasSaluran Vokal Elektronik dan cetak Vokal dan elektronikKhalayak Individu atau

kelompok kecilMassa Individu kelompok

kecil atau massaUmpan balik Segera Tertunda Segera atau tertundaKontak Primer Sekunder Primer atau

sekunderContoh Diskusi keluarga Berita TV Telepon

FIGUR 2.5  Perbedaan-perbedaan penting dalam cara komunikasi

Konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan bidang, kejuruan atau kekhususan, sehingga menjadi : komunikasi politik, komunikasi kesehatan, komunikasi pertanian, komunikasi bisnis, komunikasi instruksional, komunikasi pembangunan, komunikasi antarbudaya, komunikasi internasional, dan komunikasi antar galaksi.

11Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.